Tabloid Edisi 106

Page 1

Untuk Peningkatan Perilaku Islami, Penggalakan Kualitas Ilmiah dan Pembobotan

Hal 3

Profil Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

RINTANGAN MENUJU

AKREDITASI


2

DAPUR REDAKSI

Edisi 106 | Muharram 1439 Hijriyah | September 2018 Masehi

www.

washilah .com

TAJUK KERJA SAMA TUNTASKAN AKREDITASI

PULIHKAN SEMANGAT

A

ssalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, semoga setiap dari kita senantiasa diberikan rahmat dan hidayah oleh Allah SWT. Sebuah kesyukuran bagi kami segenap anggota UKM LIMA hingga akhirnya kembali dapat menghadirkan Tabloid Washilah yang ketiga dalam kepengurusan periode 2018. Demi memenuhi kebutuhan informasi yang mendalam bagi seluruh civitas akademika UIN Alauddin Makassar, kami kemudian menyajikan sejumlah topik hangat yang menarik untuk diperbincangkan dan juga tulisan sastra yang dikemas secara gamblang dalam Tabloid edidi ke 106 spesial Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). Perjalanan panjang dalam disiplin jurnalisme selalu menemani setiap langkah dari diterbitkannya tabloid ini. Rintangan yang dihadapi oleh reporter kami di lapangan seperti menembus narasumber ataupun sekadar membagi waktu liputan dengan kewajiban diri sebagai seorang

mahasiswa tidaklah mudah, belum lagi urusan pribadi di luar kampus. Namun berbagai sikap heroik akan tanggung jawab coba dipatuhi oleh segenap reporter, meskipun harus rela tidak mencicipi waktu liburan bersama keluarga dan handai tolan di kampung halaman. Semuanya itu tidak lain hanya ditujukan sebagai bentuk keprofesionalitasan seorang Reporter Washilah, terhadap kecintaannya akan dunia Pers. Dalam edisi PBAK ini kami menampilkan sebuah topik utama yang membahas tentang upaya pihak universitas dalam meraih akreditasi A, setelah sebelumnya rektor yang bertugas sekarang ini, Prof Musafir Pababbari mulai memasuki masa akhir jabatannya pada tahun 2019 mendatang. UIN Alauddin Makassar saat ini masih mengantongi akreditasi B, bersama dengan ratusan perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Berbagai bentuk persyaratan untuk meningkatkan akreditasi pun dirilis oleh Badan Akreditasi Nasional

Perguruan Tinggi (BAN-PT) seperti: kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), kualitas manajemen, kualitas kegiatan mahasiswa dan kualitas penelitian serta publikasi. Proses uji kompetensi tersebut pun harus memakan waktu hingga 100 hari lamanya. Pada Rubrik Sorot mengulas tentang terbengkalainya fasilitas taman di kampus, hal inipun mengundang tanda tanya mengingat bahwa pihak birokrasi sekarang ini tengah gencar-gencarnya melakukan pembangunan di bidang infrastruktur serta pemugaran sejumlah gedung. Universitas yang terletak di Kelurahan Samata, Kecamatan Somba Opu, Gowa inipun memang dikenal memiliki cuaca yang cukup panas, apalagi saat musim kemarau tiba. Tentunya kebutuhan akan fasilitas taman pada instansi-instansi pendidikan seperti ini sangatlah penting keberadaannya. Karena selain bagian dari keindahan, taman juga bisa berfungsi sebagai sumber oksigen bagi civitas akademika saat memasuki waktu-waktu istrahat.

Kemudian dalam Rubrik Lintas menyajikan tentang kisah perjalanan dua anggota UKM LIMA dalam mengarungi Pelatihan Jurnalistik Tingkat Nasional (PJTLN) di Kota Padang. Tentunya ada banyak cerita dan keseruan di dalamnya, Hal apa saja yang membuat mereka lebih memilih Padang sebagai tempat memperkaya ilmu kejurnalistikannya?, seperti apa keragamanan Kabupaten Agam yang dikenal memiliki rumah-rumah yang bernuansa arsitektur Belanda serta cuaca yang sangat dingin tersebut, bagaimana kultur dan pandangan masyarakat di Ranah Minang?, dan seperti apa kengerian yang mereka rasakan saat turun meliput perburuan babi sambil ditemani sekawanan anjing. Rubrik ini tentunya sayang jika anda lewatkan. Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam setiap proses pembuatan tabloid ini. Selamat datang mahasiswa baru dan selamat

Target Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Musafir Pababbari terkait peningkatan akreditasi jurusan hingga kini belum ada penambahan. Terlebih posisi jurusan dengan akreditasi A. Bukan hanya jurusan, karya ilmiah dosen dan mahasiswa juga menjadi syarat yang harus dipenuhi oleh birokrasi agar peningkatan itu terpenuhi. Belum lagi dengan desakan Kementrian Agama agar akreditasi institusi berubah. Bila tidak bergerak cepat, harapan peningkatan mutu tidak terwujud, dan tetap akan menjadi Pekerjaan Rumah. Akreditasi menjadi tolok ukur penilaian mutu calon mahasiswa baru juga institusi lain sebagai bahan perbandingan. Semakin baik akreditasi institusi, maka makin baik pula brand image di masyarakat. Tak hanya pimpinan, diperlukan kerja sama yang baik antara jurusan dan seluruh elemen kampus demi menuntaskan akreditasi. Persoalan yang masih tumpang tindih butuh penyelesaian bersama. Jangan sampai, isu akreditasi ibarat bola pimpong yang berpindah satu pimpinan ke pimpinan berikut, dari satu program ke program selanjutnya. Perlu ada sokongan kekuatan dari bawah atau umpan balik di setiap elemen civitas kampus. Dalam sebuah pencapaian tujuan akan berjalan sulit jika hanya mengandalkan sistem dan kuantitas yang ada. Dalam sebuah jurnal yang dimiliki oleh Che Guevara dijelaskan bahwa sumber kesuksesan itu bisa datang dari mana saja, menurutnya semangat perang yang dimiliki oleh prajurit itu adalah Facktor X yang selalu membantunya dalam merebut kota. Semangat atau kesadaran dari semua pihak yang ada di UIN Alauddin dalam mengejar akreditasi, sebenarnya merupakan atau Faktor X yang akan menentukan realistis tidaknya sebuah target.

Untuk Peningkatan Perilaku Islami, Penggalakan Kualitas Ilmiah dan Pembobotan

Hal 3

Profil Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

RINTANGAN MENUJU

AKREDITASI

Ilustrasi: Aldy Raenaldi


washilah .com

3

TOPIK UTAMA

www.

Edisi 106 | Muharram 1439 Hijriyah | September 2018 Masehi

RINTANGAN MENUJU AKREDITASI P

eringkat dan penilaian mutu sering digunakan para calon mahasiswa untuk membandingkan perguruan tinggi sebelum memilih bergabung. Salah satunya dengan sistem penilaian berdasarkan capaian menurut berbagai lembaga penilaian mutu perguruan tinggi. Berdasarkan data Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), dari 1.131 perguruan tinggi yang terakreditasi, UIN Aauddin Makassar masih mengantongi akreditasi B bersama 344 perguruan tinggi lainnya. Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, UIN Alauddin Makassar tengah berupaya meningkatkan akreditasi dari B ke A. Hal itu dibenarkan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Dr Mardan MAg. Ia mengatakan reakreditasi institusi merupakan program wajib yang dilakukan sampai periode jabatan berakhir. Pengumpulan data dilakukan sejak bulan Januari 2018 lalu untuk kemudian diserahkan ke BAN-PT melalui Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi Online (SAPTO). Rabu (15/08/2018) “Kami telah memenuhi seluruh standar dengan mengirimkan data-data fisik, seperti jumlah dosen yang mengajar harus sesuai dengan pangkalan data dikti. Selain itu, rasio dosen dengan mahasiswa juga harus normal, yaitu satu orang dosen banding 35 mahasiswa, di kampus kita rasionya termasuk sehat,” jelasnya. Kendala Reakreditasi Dari 54 jurusan yang ada di UIN Alauddin Makassar, tujuh jurusan terakreditasi A, tiga dari

Riset: Muhammad Irwan (Sumber: Wakil Rektor I Bidang Akademik) Infografis: Muh Nur Alif

Rektor UIN Alauddin Makassar menargetkan akreditasi A pada 2019 mendatang, sayangnya langkah itu menemui sejumlah kendala.

S1 dan empat dari Pascasarjana, 43 akreditasi B dan empat jurusan akreditasi C. Salah satu kendala jurusan dengan akreditasi C adalah kurangnya tenaga pengajar untuk mata kuliah umum, seperti yang terjadi di jurusan Teknik Arsitektur, Fisika, dan Teknk Informatika dan Sistem Informasi. Pihak kampus bahkan masih mengontrak dosen-dosen dari Unhas, Universitas Gajah Mada serta Universitas Indonesia. Sementara itu, hadirnya jurusan baru seperti Manajemen Haji dan Umroh (MHU), Kesejahteraan Sosial (Kessos), dan Hubungan Internasional (HI) adalah salah

satu upaya untuk meningkatkan akreditasi sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat. Namun ketiga jurusan baru ini juga belum terdaftar sebagai jurusan resmi di UIN Alauddin Makassar. Dari segi infrastruktur, meski telah memiliki tiga gedung kuliah terpadu, dua gedung dosen, dan gedung bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, keberadaan gedung rumah sakit di kampus I serta gedung pascasarjana pembangunannya masih tersandung anggaran. Padahal infrastruktur menjadi salah satu instrumen penting dalam standar akreditasi. Hal ini mengingat target akredi-

tasi A pada 2019 mendatang. Sedang untuk kualitas SDM, UIN Alauddin Makassar memiliki dosen berjumlah lebih kurang 700 dosen, 39 adalah guru besar, 247 doktor, sisanya adalah magister. Prof Mardan mengakui, bahwa kondisi ini tidak baik bagi kampus. “Kami hanya bisa meminta para magister untuk mengambil S3, dan yang doktor segera menyelesaikan guru besarnya. Tapi ini nihil bila pihak universitas tidak mengusahakan biaya pendidikan bagi para dosen. Belum seminarnya, belum risetnya, dan masih banyak lagi,” terangnya.

Selain masalah dosen, jurnal yang dimiliki pun masih sangat sedikit, yakni 69 jurnal, dan hanya 13 telah terakreditasi secara nasional. “Kabar baiknya adalah 13 jurnal itu terakreditasi tahun ini, sementara kabar buruknya, penelitian itu masih jauh dari kata cukup bila ingin meraih akreditasi A,” ungkap Prof Mardan. Ia juga mengatakan, bulan Agustus standar jurnal untuk akreditasi hanya 7, namun pada bulan September naik jadi 9. Sementara yang mengetahui kesembilan standar itu adalah tim asesor, sebab aturannya masih


4 baru. Syarat Penilian Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lema “akreditasi� diartikan sebagai “Pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang diberikan oleh badan yang berwenang setelah dinilai bahwa lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau kriteria tertentu.� Alur proses akreditasi setiap perguruan tinggi dan program studi harus melalui proses yang cukup panjang dan memakan waktu total 100 hari kerja. Berdasarkan klasifikasi dan pemeringkatan perguruan tinggi Indonesia tahun 2015 yang dipublikasikan melalui laman ristekdikti.go.id (PDF), ada beberapa hal yang menjadi variabel dalam membuat rangking perguruan tinggi, yaitu kualitas SDM, kualitas manajemen, kualitas kegiatan

TOPIK UTAMA

www.

Edisi 106 | Muharram 1439 Hijriyah | September 2018 Masehi

mahasiswa, dan kualitas penelitian serta publikasi. Kualitas perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri, umumnya dapat dikenali dari capaiannya menurut berbagai lembaga penilaian mutu perguruan tinggi. Hal itu menjadi acuan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan. Kategori pertama, yang disebut sebagai kriteria inti, terdiri dari mutu pengajaran, karier lulusan (employability), penelitian, dan internasionalisasi. Selain itu, universitas bukan hanya penelitian dan pengajaran, maka penilaian juga dilihat dari kualitas lingkungan belajar atau learning environment yang seringkali menjadi pokok kehidupan para mahasiswa. Dalam kategori ini, kampus dinilai berdasarkan kelengkapan fasilitas, mulai dari fasilitas olahraga, perpustakaan, teknologi informasi, kesehatan,

Kabar baiknya adalah 13 jurnal itu terakreditasi tahun ini, sementara kabar buruknya, penelitian itu masih jauh dari kata cukup bila ingin meraih Prof Mardan M Ag

hingga ketersediaan komunitas mahasiswa. Kriteria selanjutnya ialah keunggulan dalam bidang ilmu tertentu (specialist) yang ditandai dengan raihan akreditasi nasional

maupun internasional programprogram studi secara khusus, sebab kampus-kampus spesialis pun berhak mendapatkan pengakuan. Kriteria ketiga disebut kriteria lanjutan (advanced). Pada kriteria ini, perguruan tinggi berhak memilih untuk dinilai berdasarkan dua dari kategori-kategori berikut: fasilitas dan kegiatan seni-budaya, inovasi, tanggung jawab sosial, dan keterbukaan (inclusiveness). Sistem penilaian mutu perguruan tinggi adalah rujukan yang objektif dan terukur atas mutu suatu perguruan tinggi. demikian pula penilaian mutu di tingkat nasional oleh badan akreditasi Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Sayangnya, tidak ada nama UIN Alauddin Makassar pada hasil klasterisasi 100 perguruan tinggi non-vokasi tahun 2018 yang rilis di laman risetkdikti.go.id.

washilah .com

Agar bisa setara dengan berbagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia bahkan dunia, persiapan yang dilakukan tentu tidak sebentar. UIN Alauddin Makassar harus mampu menyiapkan infrastruktur berkelas dunia serta mendorong para mahasiswa dan dosen untuk mengikuti kegiatankegiatan bertaraf internasional. Perguruan tinggi juga sebaiknya mengantongi banyak penghargaan melalui karya dan jurnal ilmiah yang bersertifikat. Sehingga kampus bisa memperluas branding dan visibility untuk dapat menjangkau banyak mahasiswa, menonjolkan keunggulan-keunggulannya, serta menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan kinerja. *Penulis : Devi Fitriani/Rahmania *Editor: Desy Monoarfa

Riset: Muhammad Irwan dan Fahrul Iras (Sumber: Wakil Rektor I Bidang Akademik)/Infografis: Muh Nur Alif


5

UKM

www.

washilah .com

Edisi 106 | Muharram 1439 Hijriyah | September 2018 Masehi

UKM Pramuka,

Ikhlas Bakti Budi Bawah Laksana

UKM RITMA, Pusat Intelektual dengan Mengedepankan Nilai-nilai Islami

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Riset Keilmuan dan Kementrian Masyarakat (Ritma) merupakan wajah baru UKM yang di bentuk tahun 2018. Sebelum menjadi UKM, Ritma awalnya merupakan sebuah lembaga bernama LPPM (Lembaga Penelitian dan Penalaran Mahasiswa) Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) dan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) yang kemudian menjadi LPPM AlKindi dan pada tanggal 18 Desember 2017 berganti menjadi Ritma sesuai dengan keputusan hasil musyawarah bersama dan persetujuan Wakil Rektor III

Prof St Aisyah. Didirikan sebagai wadah penelitian, pengembangan keilmuan dan pengabdian masyarakat. Ritma diharapkan lebih memperkuat perencanaan, pengamatan, dan pengembangan kemampuan dalam merealisasikan salah satu poin Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu penelitian serta menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing dalam dunia akademik. Dalam merealisasikan hal tersebut akhirnya berdasarkan keputusan Rektor UIN Alauddin Makassar Nomor: 38 A Tahun

perkembangan zaman, dengan orientasi bahwa mahasiswa bisa lebih mengenal dekat kegiatan Pramuka. UKM Pramuka kerap berperan dalam berbagai kegiatan Universitas, seperti kegiatan upacara 17 agustus. dengan semboyan “Ikhlas Bakti Budi Bawah Laksana” yang artinya ikhlas berbakti untuk berguna di masyarakat. Selain itu, pramuka juga be-

2018 UKM RITMA resmi masuk dalam daftar UKM Kampus dengan visi dan misi lembaga yang diterapkan sebagai acuan roda organisasi. Visi : Pusat intelektual serta professionalism dalam bidang keilmuan, penelitian, penulisan ilmiah, dan kemitraan masyarakat yang berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengedepankan nilainilai islam. Misi : 1.Membina mahasiswa mampu berfikir ilmiah, kritis, beretika, berjiwa kepemimpinan serta berkarakter. 2.Melaksanakan pengkajian, penelitian, penulisan ilmiah dan pengabdian masyarakat dalam berbagai disiplin ilmu melalui pendekatan multidisipliner. Adapun prestasi yang telah diperoleh Ritma yakni, Top 20th Global Idea Preneur Week Malaysia, juara III lomba Karya Tulis Ilmiah UGM, Penghargaan publikasi paper di BIMIKI, Top 10 LKTIN INO (Indonesian Nursing Olympiad), Awardee International Islmaic Cultural Connet Malaysia, juara 1 LKTIN dalam rangka Munas HMGI, Delegate Indonesian Leader Youth Forum, dan Delegate Lombok Youth Camp For Peace Leader.

UKM Koperasi Mahasiswa

UKM Black Panther Mencetak Karateka Yang Berkarakter

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Black Panther merupakan salah satu seni beladiri yang digagas oleh Drs H Gazali Sayuti wakil rektor III bidang kemahasiswaan pada masa itu sejak tangggal 20 Maret 1978. Dengan slogan “Dari Pada Saya, Lebih Baik Kamu.” Bela diri ini sendiri berasal dari negara Jepang dan masuk ke Indonesia pada tahun 1960 dan dipimpin oleh Prof Dr Tengku Wahidin Syahrir. Visi dan Misi utama UKM Black Panther tidak terlepas dari Tri Darma Perguruan Tinggi dengan terus mencoba mencetak karateka yang berkarakter dengan tujuan untuk mengembangkan

serta meningkatkan penalaran keilmuan yang relavan, serta membentuk fisik dan mental yang lebih kuat. Sejak didirikan, UKM Black Panther terus memperlihatkan eksistensinya dengan terus berla-

berapa kali meraih prestasi salah satunya juara I petugas terbaik pada parade senja prasetya dalam pelaksanaan upacara penurunan bendera sang saka merah putih. Sementara, perekrutan anggota untuk tahun ini akan dilakukan perekrutan akhir tahun 2108, karena keikutsertaan anggota dalam lomba yang mecakup Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

Praja muda karana atau lebih dikenal Pramuka merupakan lembaga yang didirikan di UIN Alauddin Makassar sejak 28 tahun silam dengan nomor Gugus Depan (Gudep) 10.073 – 10.074 Diprakarsai Drs Gazali Suyuti yang saat ini menjabat sebagai ketua LP2M. Adapun tujuan utama Pramuka yakni, membentuk karakter pemuda yang baik sesuai

tih dalam menyesuaikan kemampuan untuk mengikuti turnamenturnamen nasional. Tidak hanya itu, UKM Black Panther saat ini tengah mempersiapkan diri dalam mengadakan kejuaraan tingkat Indonesia Timur.

Kembangkan Potensi Mahasiswa di Bidang Kewirausahaan

Kiprah Unit Kegiatan Kampus (UKM) dibentuk sesuai porsi kebutuhan di antara para mahasiswa, khususnya UKM Koperasi Mahasiswa (Kopma). Didirikan sejak tahun 1984 oleh salah satu pegawai UIN Alauddin Makassar Drs Ashabul Kahfi Jamal yang memberikan ide perlunya pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan bersama diantara mahasiswa terutama dalam kegiatan proses belajar mengajar. Maka dibentuklah tim pendiri Kopma Sultan Alauddin yang terdiri dari Drs Muh.Danial Alwi, Hairun Patty Bachaler, Muh Anshar Ilyas dan Lina Sandol. Dengan bekal semangat dan idealisme yang tinggi pada tim penggalang tersebut, maka diselenggarakan Rapat Pembentukan pada tanggal 25 Oktober 1984. Dengan tujuan untuk mengembangkan potensi mahasiswa di bidang kewirausahaan dan sebagai wadah pembelajaran perkoperasian. Kopma sendiri pernah mengikuti berbagai kegiatan koperasi baik di dalam maupun di luar kampus, diantaranya mengikuti kegiatan Indonesia Youth Coop Summit & General Assembly XXXVII di Jakarta dan Pelatihan Pemandu Dasar I yang diadakan oleh Lembaga Pendidikan

Koperasi Nasional di Makassar. Selain mengikuti kegiatan di luar kampus, Kopma juga mengadakan pelatihan Technopreneur bersama Google Gapura Digital Makassar. Adapun dalam hal ini diterapkan visi utamanya adalah sebagai basis gerakan Koperasi Mahasiswa yang unggul dan dikelola oleh sumber daya manusia berkualitas, mencerminkan keadilan, kesejahteraan, kejujuran, kesetiakawanan dan kemandirian sehingga mampu memperjuangkan dan mewujudkan demokrasi ekonomi. Dan beberapa penerapan misi, diantaranya: 1.Sebagai gerakan Koperasi Mahasiswa berskala nasional yang terdepan dalam prestasi dengan memenuhi kepentingan organisasi, anggota dan konsumen. 2.Sebagai gerakan koperasi yang sanggup dijadikan mitra organisasi dan usaha yang handal dan terpercaya bagi anggota, masyarakat dan mitra usaha guna menunjang pembangunan nasional. 3.Sebagai tempat bagi setiap insan untuk berprestasi, berkreasi, dan mengembangkan jiwa kewirakoperasian bagi setiap anggota dan SDM yang profesional.



SOROT

www.

washilah .com

Edisi 106 | Muharram 1439 Hijriyah | September 2018 Masehi

Taman Kampus Terbengkalai

Foto:Ardi

Mahasiswi kelahiran Toraja itu juga berpesan agar pihak birokrasi bisa mewujudkan taman yang layak, tutupnya.

Tampak taman dan kolam pancuran yang terletak di sebelah barat Gedung Rektorat tidak terpelihara dengan baik. Sabtu (01/09/2018)

Taman di UIN Alauddin Makassar tidak lagi terpelihara, padahal fasilitas tersebut dibutuhkan oleh civitas akademika

S

elain sebagai tempat mengenyam pendidikan. Kampus atau perguruan tinggi juga seyogyanya memiliki fasilitas umum yang menunjang kondusifitas kegiatan mahasiswa baik di luar kelas. Seperti ketersediaan sebuah taman. UIN Alauddin Makassar sendiri saat ini hanya memiliki sepersekian persen lahan saja yang dimanfaatkan menjadi taman, padahal kondisi di Kampus II tersebut tengah gencarnya membangun fasilitas gedung baru. Kurangnya perhatian dari birokrasi pun ditengarai menjadi penyebab sejumlah taman di kampus terbengkalai. Tidak Kondusif Kondisi begitu memprihatinkan terlihat jelas di dua lokasi taman utama UIN Alauddin Makassar saat ini, yang pertama terletak di sebelah barat gedung Rektorat dan satunya lagi di arah barat masjid kampus, keduanya hanya sempat diurus selama dua tahun saja setelah Kampus II baru didirikan. Jauh dari kata asri, kondisi taman dari tahun ke tahun semakin memprihatinkan, areal taman yang harusnya bersih

malah ditumbuhi rumput liar dan tampak tidak terawat, bahkan tidak begitu kondusif ditempati. Aktivitas mahasiswa di taman juga sangat jarang terlihat. Salah seorang Kepala Jurusan (Kajur) Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Jamaluddin Majid mengungkapkan bahwa sebuah universitas sepantasnya merawat dengan baik taman yang dimiliki, karena menurutnya itu adalah fasilitas penunjang bagi civitas akademika di lingkungan kampus. “Supaya keasrian di dalam kampus nantinya bisa dinikmati semua kalangan, baik itu di luar maupun di dalam kampus, itu juga sebagai tolak ukur bahwa UIN Alauddin memperhatikan lingkungannya dengan sebaik mungkin,” ujarnya. Sosok yang juga mempelopori berdirinya Ikatan Alumni Akuntansi pada 15 November 2014 silam itu, menambahkan bahwa mengenai lingkungan, dalam akuntansi sendiri memiliki sebuah istilah yang disebut Green Acounting. Istilah itu menggambarkan tentang bagaimana setiap

individu melakukan tanggung jawab penghijauan secara mandiri di lingkungannya masing-masing, di mana setiap satu pohon yang ditanam, akan berarti bagi sepuluh orang untuk menghirup udara segar. Iapun berharap agar kedepannya petinggi universitas dapat melakukan peremajaan terhadap taman secara merata. “Karena potensi UIN Alauddin sendiri sebenarnya sangat besar, saya berharap mudah-mudahan kedepanya pimimpin birokrasi dapat menghijaukan kampus supaya tidak lagi gersang,” tutupnya saat ditemui di ruangnya. Rabu (15/08/2018) Salah seorang Mahasiswi Teknik Arsitektur angkatan 2013 yang akrab dipanggil Esti, menerangkan bahwa setiap tahun jumlah mahasiswa di UIN Alauddin terus meningkat beriringan dengan pembangunan gedung, namun menurutnya upaya birokrasi dalam mewujudkan taman yang kondusif tidak nampak. “Mahasiswa butuh tempat terbuka (taman) dan suasana nyaman untuk berdiskusi atau sekedar melepas rasa penat,” curhatnya.

Taman di Fakultas Dampak dari terbengkalainya taman umum di kampus, membuat sejumlah pihak fakultas berinisiatif untuk membangun taman kecil secara mandiri di sekitaran gedung. Sebagaimana yang dilakukan oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK). Seperti yang disampaikan oleh Dekan FTK, Dr Muhammad Amri bahwa dengan keadaan universitas yang terbilang memiliki udara panas, ia kemudian memutuskan untuk melakukan pertemuan dengan para pimpinan FTK dari hasil tersebut mereka mulai mengadakan Rencana Strategi (Renstra) dan memutuskan untuk membangun taman kecil di lingkup fakultas. Meskipun begitu, ia mengaku butuh waktu hingga satu atau dua tahun lamanya baru bisa dinikmati. “Saat itu tiga tahun yang lalu, tepatnya di bulan Agustus. Kita mengadakan pertemuan dengan pimpinan yang ada serta wakil dekan untuk merancang Renstra fakultas, dengan hasil rapat kita memutuskan untuk melakukan penghijauan mengingat kondisi kampus hawanya agak panas. Akhirnya kita sepakat untuk membangun taman dengan kemampuan yang ada,” kenangnya. Rabu (15/08/2018) Dekan yang dulunya pernah nyantri di Pondok Pesantren Modern IMMIM tersebut, menambahkan agar taman tetap terpelihara itu dilakukan perawatan secara rutin dengan bergotong royong setiap memasuki jumat bersih. Untuk Biaya pembangunan taman itu sendiri berasal dari dana hibah civitas akademika, baik dari pejabat fakultas dan dosen, sedangkan dari mahasiswa sendiri biasanya membawa tanaman hias untuk ditanam. “Program jumat bersih melibatkan semua Jurusan dan elemen masyarakat FTK. Biaya pembangunan dari hibah rekan-rekan pimpinan, atau mahasiswa yang membawa. Itulah yang kemudian kita tanam,” tutupnya.

7

Senada dengan itu. Dekan FDK, Dr Abd Rasyid Masri juga banyak membawa perubahan khususnya dalam bidang infrastruktur di fakultasnya, hal itu ditandai dengan dibangunnya taman dengan fasilitas gazebo, tempat duduk, kolam ikan hingga ayunan. Rerimbunan pohon serta beragam tanaman hias juga tampak menghiasi taman yang dikenal dengan sebutan Taman Belanda, diambil dari singkatan Belakang Dakwah. Pemeliharannya tetap dengan bergotong royong dan secara intensif dilakukan oleh pimpinan, dosen serta staf fakultas. Abd Rasyid Masri sendiri mengaku terinspirasi dari beberapa kampus dalam negeri dan luar negeri yang pernah ia datangi. Iapun berpesan kepada birokrasi di tingkat universitas agar lebih memperhatikan pentingnya peran taman bagi kampus II UIN Alauddin Makassar. “Menanam pohon bukan dengan setengah-setengah perlu adanya pengawasan, bukan habis menanam lalu ditingalkan begitu saja. kalau bisa, Harusnya ada unit kerja yang menangani kebersihan, yang bertugas untuk mengkordinir anggotanya untuk mengontrol di saat pagi dan sore hari untuk seluruh taman di UIN,” ungkapnya. Menanggapi hal tersebut Wakil Rektor (WR) III, Prof Lomba Sultan secara serius mengatakan bahwa memang dirinya tidak terlalu memprioritaskan pengadaan taman-taman universitas dikarenakan ada yang lebih diutamakan pembangunnya. Iapun menerangkan bahwa rencanaya pihak birokrasi akan segera merenovasi taman dan merealisasikannya pada tahun 2019 nanti. “Pembangunan taman-taman bersamaan dengan pembangunan gedung-gedung yang dimulai sejak tahun 2010. Tetapi kita tidak terlalu memprioritaskan, karena di satu sisi kita dituntut untuk menambah gedung perkuliahan. Rencananya kita akan memperbaiki taman kampus dengan baik di tahun 2019 nanti,” tutupnya. Selasa (14/08/2018) *Penulis: Ardi *Editor: Muh Anugrah Ramadhan


8

UKM

www.

washilah

Edisi 106 | Muharram 1439 Hijriyah | September 2018 Masehi

UKM LDK Al Jami’,

Bersama Dalam Mengembangkan Ilmu Keagamaan

Berawal dari kemerosotan pemahaman agama di kalangan mahasiswa UIN Alauddin Makassar, sebuah lembaga dakwah di UIN Alauddin yang bergerak di bidang kerohanian pun didirikan. Tepat pada tanggal 16 April 2006 Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al Jami’ resmi dibentuk dengan semboyan “Mengayun Zikir Menantang Fikir,” yang artinya menyampaikan dan menyebarkan kebaikan dengan membangun relasi kepada seluruh masyarakat kampus, sehingga

UKM Olahraga,

Raih Kemenangan Dengan Terus Berlatih Resmi didirikan sejak tanggal 8 Mei 2013, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Olahraga bergerak pada pengembangan bakat dan minat mahasiswa pada cabang olahraga Futsal, Sepak Bola, Sepak Takraw, Voli, Bulu tangkis, Basket, Tenis Meja, dan Catur. Dengan tujuan bukan hanya sekedar berlatih melainkan untuk mengembangkan potensi dalam berkompetisi baik di dalam maupun di luar kampus. Sejak didirikan, UKM Olahraga telah meraih prestasi di berbagai cabang olahraga salah satunya sepak bola di tahun 2017 yang berhasil meraih medali perunggu di ajang HIPMI, juara II di liga Ramadan dan di Parang Loe, untuk Voli meraih juara I antar UKM se-kota Makassar, Voli putri juara III di Unismuh Competition dan juara I di YPUPK.

Sedangkan pada cabang olahraga Bulu tangkis, UKM ini telah meraih juara III di Kejurnas Rektor UIN CUP 2017 dan untuk cabang olahraga Futsal meraih juara I pada pionir yang dilaksanakan di Aceh 2017. Selain mengikuti turnamen, di tahun 2019 UKM Olahraga akan melaksanakan pekan olahraga Alauddin dan merupakan ajang seleksi Pionir Malam 2019 di cabang olahraga. Sementara itu, pada tahun 2020 UKM Olahraga akan tampil di ajang pekan olahraga nasional di Papua. Adapun untuk perekrutan anggota di tahun ini akan diadakan sebanyak dua kali dengan melalui beberapa proses yakni tahapan indoor dan outdoor dan proses pentingnya seperti diklatsar. Hal tersebut sebagai penekanan untuk calon anggota agar dalam mengikuti proses tidak mudah menyerah.

UKM Tapak Suci,

Wujudkan Pribadi, Pesilat Berakhlak Mandiri Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tapak Suci merupakan salah satu unit lembaga di bidang seni bela diri yang didirikan sejak tahun 1963 tepat pada 10 rabiulawal 1383 Hijriah, dan dibangun oleh dua pemuda di wilayah Yogjakarta. Dan hadir di UIN Alauddin Makassar pada woleh Drs Arham dengan slogan “Dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat tanpa iman dan

ahlak saya menjadi lemah.” Visi utama Tapak suci adalah mewujudkan pribadi pesilat tapak suci yang berakhlak mandiri, berkualitas serta berprestasi dan menjunjung tinggi martabat UIN Alauddin Makassar. Sampai saat ini UKM Tapak suci sukses berdiri dan bertahan dengan prestasi yang telah mereka raih. Diantaranya juara umum di Universitas Hasanudin

manfaatnya dapat dirasakan secara universal. Selain itu, Al Jami’ juga sebagai wadah terjadinya perubahan yang selaras dengan cita-cita gerakan dakwah. Al Jami’ sendiri merupakan pemberian nama dari rektor UIN Alauddin Makassar yang menjabat kala itu, Prof Dr Azhar Arsyad MA. Al Jami’ bisa diartikan sebagai “kebersamaan,” artinya bersama-sama dalam mengembangkan ilmu keagamaan dalam berdakwah. Selain aktif mengadakan

kajian, Al Jami kerap rutin mengikuti kegiatan forum silahturahmi dakwah kampus, serta aktif dalam kegiatan sosial, seperti mengadakan gerakan peduli Lombok dan kegiatan sosial lainnya berupa penggalangan dana untuk korban bencana alam. Pada periode tahun 2018, Al Jami memiliki 16 orang pengurus inti dan 13 onggota yang melakukan perekrutan anggota sebanyak dua kali selama satu tahun tepatnya pada awal kepengurusan dan akhir kepengurusan. Sementara, tahun ini akan kembali melakukan perekrutan anggota baru pada bulan Oktober mendatang.

UKM Taekwondo,

Latihan Fisik Untuk Menjadi Atlet Profesional Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo di seni bela diri yang berasal dari negara Korea. Dan hanya memainkan gerakan tangan dan kaki sesuai aturan-aturan main yang di terapkan. Terlebih dalam ajang pertarungan, oleh karenanya selain bela diri UKM ini dapat melatih fisik sebagai atlet profesional. Taekwondo hadir sejak tanggal 4 maret 1986 dan diprakarsai oleh Almarhum Sebeum Syahrir, dan resmi menjadi UKM pada Januari 1995, dengan semboyan ‘’Speed power technique.’’ Visi utamanya yakni menjadi salah satu tempat pembinaan minat, bakat, dan mental mahasiswa dan atlet dari segi bela diri, prestasi dan organisasi yang menyelenggarakan proses pembinaannya melalui latihan secara fisik dan

(Unhas) tingkat nasional, juara satu umum dalam kegiatan di Pionir Aceh dan Solo, juara III dalam kompetisi sekampus PTKIN, meraih satu medali perak dan tiga perunggu dalam pertandingan tapak suci tingkat nasional di Bogor dan meraih juara satu umum pada Rektor UIN CUP. UKM Tapak Suci berorientasi agar pemuda atau mahasiswa bisa selalu melestarikan budaya di bidang seni bela diri pencak silat, dan mampu mengharumkan nama kampus melalui pencasilat.

Adapun keistimewaan dalam bidang seni bela diri, yakni dengan mengedepankan gerak yang lembut namun mematikan seperti tarian yang dikembangkan dalam bela diri.

berbagai kegiatan lainnya. Sementara misinya ialah mengemban dan membentuk peran serta mahasiswa yang tergabung di dalamnya untuk dibina menjadi atlet-atlet profesional dan berakhlak untuk berprestasi dalam taraf lokal, regional, nasional, hingga ke taraf Internasional Hal tersebut dibuktikan dengan meraih beberapa prestasi yakni: Meraih satu emas, lima perak dan tiga perunggu pada kejuaraan smunel cup VII se Indonesia Timur, menjadi atlet terbaik senior putra di kejurnas Universitas Bosowa dengan memperoleh VI emas, IV perak, I perunggu, dan menjadi peserta terbaik putra junior pada turnamen Dandim cup I se-Indonesia Timur dengan memperoleh IV emas, II perak, V perunggu.


UKM

www.

washilah .com

Edisi 106 | Muharram 1439 Hijriyah | September 2018 Masehi

UKM LIMA, Media Penyampai Didirikan sejak tanggal 25 Mei 1985 oleh tiga mahasiswa yakni Waspada Santing, Laode Arumahi dan Almarhum Hasanuddin, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Informasi Mahasiswa Alauddin (LIMA) dengan media Washilah merupakan salah satu lembaga penyampai aspirasi sekaligus penyampai informasi bagi seluruh civitas akademika UIN Alauddin Makassar dengan menjunjung tinggi asas kewartawanan yang islami yakni peningkatan perilaku islami, penggalakan kualitas ilmiah, dan pembobotan idealisme. Washilah sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya penyampai. Adapun tujuan UKM LIMA ialah terbinanya insan pers yang islami dan bertanggung

9

jawab dalam mewujudkan masyarakat demokratis yang di ridhoi Allah SWT. Tahun ini, di usianya yang ke 33 tahun, UKM LIMA terus membuktikan eksistensinya, selain meraih prestasi pada lomba foto dan karya tulis ilmiah. Akan diadakan pula kegiatan “Washilah Goes To School” dimana para kader akan berbagi ilmu jurnalistik di sekolah yang telah ditetukan. Tahap perekrutan UKM LIMA melalui proses In House Training Journalistic (IHTJ) dimana para kader dibina dan dibimbing menjadi jurnalis kampus yang berkompeten, adapun bidang peminatan yakni, desain dan layout, fotografi dan videografi.

UKM KSR PMI Unit 107, Noy Siamo Tutty Fratelly

UKM Menwa

Wujud Generasi Muda Berjiwa Nasionalisme Didirikan sejak tahun 1977 yang diprakarsai oleh Prof Dr H Bahaking Rama, Batalyon tiga IAIN Alauddin Makassar yang saat ini menjadi Resimen Mahasiswa (Menwa) Satuan 703 UIN Alauddin Makassar menjadi salah satu lembaga yang bergerak di bidang peminatan bakat keprajuritan, dengan semboyan “Castrena Dharma Siddha,” berasal dari bahasa sansekerta yang artinya penyempurnaan pengabdian dengan ilmu pengetahun dan ilmu keprajuritan.

Menwa hadir sebagai komponen cadangan pertahanan Negara dengan pelatihan ilmu militer. Dengan visi utamanya adalah membentuk organisasi komando Menwa Satuan 703 UIN Alauddin yang maju berkembang, berprestasi dan mandiri, serta mengharumkan nama organisasi UKM Komando 703 UIN Alauddin dan Universitas di kegiatan

regional maupun nasional dengan segala prestasi.

Resmi didirikan di UIN Alauddin Makassar pada tanggal 2 April 1997, KSR (Korps Suka Rela) PMI (Palang Merah Indonesia) Unit 107 merupakan salah satu lembaga yang membentuk kadernya menjadi seorang relawan yang baik dan menjadi tenaga sukarela, dengan semboyan “Noy Siamo Tutty Fratelly” yang berarti kita semua sama dan bersaudara. Selain menjadi relawan, KSR PMI juga telah menorehkan berbagai prestasi yakni menjadi pelopor tembak se-Indonesia, menjadi tuan rumah pertama kegiatan Temu Bakti Nasional, dan sukses menyelenggarakan kegiatan Volunter Camp yang merupakan ajang silaturahmi KSR PMI se-kota Makassar. Adapun visi KSR PMI ialah, menjadi Organisasi kemanu-

siaan yang mampu menyediakan pelayanan kepelangmerahan yang efektif dan efisien, terutama kepada mereka yang membutuhkan, dalam semangat kemandirian serta kenetralan. Sementara

Sementara misinya ialah terciptanya organisasi UKM Komando Menwa 703 UIN Alauddin Makassar ditunjang dengan kegiatan-kegiatan baik regional maupun nasional, sebagai wujud generasi muda yang berjiwa nasionalisme, berkepribadian luhur, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Adapun prestasi yang diraih yaitu, juara I lomba Lintas Medan Nasional, juara umum I lomba Halang Rintang Nasional, juara umum III lomba Lintas Medan Wisata di Bone dan juara III lomba lintas Medan wisata Nasional di Bantaeng. Sementara prestasi di bidang pendidikaan yakni mengikuti Pendidikan Kursus Pelatih Nasional Angkatan XXIX di Pusdik Kesenjataan Arhanud Malang, Jawa timur dan Pendidikan Kursus Kader Pimpinan di Markas Group III Kopassus.

*Penulis:Tantri,Agung ,Dwinta,dan Lina *Editor: St. Nirmalasari

UKM Seni Budaya eSA,

Penggerak Keterampilan dalam Seni Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Budaya eSA sebagai wadah penggerak dalam peningkatan pemahaman dan keterampilan dalam aspek seni budaya khususnya bagi mahasiswa UIN Alauddin. Digagas

oleh Zulfahmi Alwi, Hamdan, Ilham Darma Putra pada tanggal 29 Juli 1993 dengan semboyan “setelah ini, esok apslsgi.” Berawal dari pemikiran delapan orang mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang bercita-cita me-

misinya yakni menyebarluaskan dan mengembangkan aplikasi prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah dalam masyarakat UIN Alauddin Makassar. nyatukan proses berkesenian di UIN Alauddin Makassar setelah melihat minat seni yang hadir di beberapa fakultas yang ada di Kampus. Untuk menaungi beberapa apresiasi kesenian dibeberapa fakultas tersebut, maka dibentuklah UKM Seni Budaya Esa yang pada awalnya bernama UKKSSA, dengan memiliki delapan cabang seni Teater, Musik, Sastra, Tari, Rupa, Tilawah, Sinematografi dan Vokal. Adapun tahap penerimaan anggota yang sering disebut Eksibanat yaitu, pendaftaran, screening, lacak bakat, indoor, outdoor hingga proses pementasan perdana yang disebut eksibisi. Sementara untuk menjadi anggota tetap di eSA sendiri, anggota baru atau anggota lama harus melakukan ESCAPE yaitu setelah menjadi anggota harus melakukan karya kembali dan mempertanggungjawabkan karyanya. Proses penyelesaian karyanyapun bisa memakan waktu tiga sampai lima bulan untuk sebuah karya.


10

LIPSUS

www.

Edisi 106 | Muharram 1439 Hijriyah | September 2018 Masehi

washilah .com

PMI dan Kessos Pasca Berpisah kehadiran Jurusan Kessos itu bukan berarti terjadi pemisahan antara Jurusan PMI dan Kessos secara mutlak. Tetapi ia mengklaim bahwa hal itu merupakan peningkatan, yang di mana sebelumya status Kessos hanya sebatas konsentrasi. “Jadi sebenarnya saya mau meluruskan bahwa dengan adanya Jurusan Kessos ini bukan berarti adanya pemisahan antara PMI dengan Kessos, tetapi naik kelas, yang tadinya konsentrasi menjadi Prodi Kessos,” ungkapnya. Berbeda Naungan Abd Rasyid Masri kembali menjelaskan bahwa dilihat dari segi kedudukan, kedua jurusan ini berada pada naungan berbeda. Jurusan PMI berada pada Kemenag diikuti Jurusan KPI, MD, BPI, dan MHU sedangkan Jurusan Kessos berada pada Kemenristekdikti sejajar dengan Ikom dan Jurnalistik. Hal ini membuat keduanya berada dalam kerangka unsur kursus pendidikan (Silabus) yang berbeda. “Silabusnya ada materimateri perkuliahan dan mata kuliah itu beda. Kalau ini Kessos bersifat umum, kalau PMI berkaitan dengan pengembangan masyarakat yang islami. Bagaimana kiat-kiat menata sistem masyarakat islam, terkait dengan kehidupan organisasi islam, dan lain-lain,” pungkasnya. Menanggapi hal itu, Kajur Kessos terpilih Dr Syamsuddin mengatakan meskipun Jurusan Kessos di bawah naungan Kemenristekdiktik, tugas operasional tetap pada Kemenag. “Dinaungi Kemenristekdikti tetapi operasional itu tetap dari Kemenag. Jadi SK dari Kemenristekdikti, yang menjalankan tugas-tugas ini, tetap dalam naungan Kemenag,” ujarnya. Untuk penerimaan Mahasiswa Baru (Maba) Jurusan PMI tahun akademik 2018, yang telah melakukan verifikasi Uang Kuliah Tunggal/Biaya Kuliah Tunggal (UKT/BKT) untuk jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Ujian Masuk Mandiri (UMM) sebanyak 50 orang. Kemudian yang lulus pada jalur Ujian Masuk Khusus (UMK) sekitar 70 orang lebih. Jumlah tersebut melampaui batas kuota yang telah disediakan. Dra St Aisyah menganggap selama ini masyarakat kampus lebih mengenal Jurusan PMI

Ilustrasi: Muh Anugrah Ramadhan

Kehadiran Jurusan Kessos, menambah daftar jumlah jurusan di FDK menjadi delapan, diantaranya,ialah Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Manajemen Dakwah (MD), Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI), Manajemen Haji dan Umrah (MHU), Ilmu Komunikasi (Ikom), Jurnalistik dan terakhir Kessos. Dekan FDK, Dr Abd Rasyid Masri mengungkapkan bahwa saat itu Jurusan PMI mengalami penurunan peminatan. Semenjak persoalan itu maka dibentuklah satu konsentrasi yakni Kesejahteraan Sosial. “PMI ini semakin hari dulu semakin berkurang peminatnya. Malah pernah satu kelas empat orang saja, sudah mau habis. Jadi kemudian tahun 1998 atau 1996 ya. Itu dibentuklah satu namanya konsentrasi Kessos tetapi Kemenag belum merestui, akhirnya rektor yang mengeluarkan Surat Keputusan (SK),” tuturnya. Kamis (16/08/2018). Ia menambahkan, setelah Kessos masuk menjadi konsentrasi di Jurusan PMI pada tahun 2007 dengan nama baru PMI konsentrasi Kessos (PMI Kessos), maka secara perlahan jumlah peminatnya mulai meningkat hingga akhirnya setara dengan perolehan pendaftar di jurusan lainnya yang ada di FDK. Sebelumnya ada empat Dekan FDK yang berusaha mejadikan konsentrasi Kessos berdiri sendiri menjadi jurusan atau Program Studi (Prodi), diantaranya. Prof Sattu Alang, Prof Abustan Ilyas, Prof Muliyati Amin dan terakhir barulah di masa jabatan Abd Rasyid Masri, konsentrasi Kessos mendapatkan SK dari Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). “SK bukan lagi dari Kemenag tapi berhasil di Kemenristekdikti,” Pungkasnya. Menurutnya, Jumlah anggaran yang telah dihabiskan untuk menjadikan konsentrasi Kessos sebagai sebuah jurusan itu memakan biaya seratus juta rupiah. “Kalau ini lebih seratus juta, khususnya. Kalau membuka (jurusan) tidak seberapa, paling 10 atau 15 juta sudah bisa. Tapi prosesnya itu bolak balik ke Jakarta naik pesawat itu berapa ongkosnya kiri kanan. Ya, seratus untuk Prodi Kessos itu,” Selain itu, Ketua Jurusan (Kajur) PMI, Dra St Aisyah menerangkan bahwa dengan

Washilah - Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar telah resmi menjadikan konsentrasi Kesejahteraan Sosial (Kessos) sebagai salah satu jurusan baru di tahun 2018 setelah sebelumnya berada di bawah naungan Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Hal itu menjadi pencapaian tersendiri bagi FDK di tahun ini, mengingat di tahun sebelumnya juga berhasil memunculkan satu jurusan baru.

sebagai Kessos. Ia menduga civitas academica belum mengenal secara baik seperti apa bentuk Jurusan PMI dalam sistem,sehingga berdampak pada minimnya jumlah peminatan. “Kan mereka mengenal PMI selama ini Kessos. Jadi di sistem itu tertulis PMI. Kessos hanya dibuka di jalur UMM dan UMK. Maka secara otomatis mungkin karena bingung di mana Kessosnya. Akhirnya, saya memprediksi bukan berarti bahwa tidak ada peminat. Namun ada kesalahpahaman mengenai persepsi orang terhadap Kessos,” terangnya. Untuk mahasiswa Jurusan PMI angkatan 2017 ke atas, masih tetap menggunakan nama PMI Kessos dan kurikulum-

nya tidak ada yang berubah, mahasiswanya tetap mengikuti kurikulum yang telah berjalan. Dosen Jurusan PMI saat ini juga berjumlah tujuh orang. Namun tetap dibantu oleh dosen FDK secara keseluruhan. Kajur PMI mengakui telah rutin melakukan sosialisasi kepada mahasiswanya tentang konsentrasi Kessos yang di tahun ini sudah menjadi jurusan. “Kami sudah melakukan (sosialisasi) di jurusan kami, selalu ada pertemuan dengan mahasiswa perangkatan dan di pertemuan itu selalu kami menyampaikan,” ungkapnya saat ditemui di ruangannya. Hal ini juga dibenarkan oleh Ketua Himpunan Mahasiswa

Jurusan (HMJ) PMI, Sugiana tetapi menurutnya sosialisasi yang dilakukan belum menyentuh ke semua lapisan mahasiswa PMI Kessos. “Sosialisasi dalam bentuk pertemuan perangkatan memang benar, cuman belum menyeluruh ke setiap angkatan,” ujarnya. Dari keterangan yang diberikan Kajur Kessos terpilih, Dr Syamsuddin menyatakan mengenai spesifik visi Jurusan Kessos tentunya berorientasi kepada pekerjaan sosial dengan mengedepankan nilai ajaran islam. Ia juga menambahkan, calon Maba angkatan pertama Jurusan Kessos juga akan dididik sebagai konselor psikologi


11

LIPSUS

www.

washilah .com

Edisi 106 | Muharram 1439 Hijriyah | September 2018 Masehi

sosial, Pendamping Keluarga Harapan (PKH), Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos), dan juga Corporate Social Responsibility (CRS). Selain daripada itu, juga sebagai analisis kebijakan sosial yang selalu melihat bagaimana perkembangan kebijakan yang dilakukan pemerintah dari aspek kesejahteraan sosial, dan juga menyangkut tentang lembaga kemanusiaan serta senantiasa melihat bagaimana aspek penelitian sosial. Untuk meningkatkan kapabilitas kurikulum dan mahasiswa Jurusan Kessos, Dr Syamsuddin telah melakukan kerjasama dengan Jurusan Kesejahteraan Sosial di lingkup nasional, seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Ar raniry Banda Aceh, Universitas Sumatra Utara, Universitas Jember, dan Universitas Candradimuka Palembang. “Kita itu sudah melakukan kerjasama antar Prodi Kesejahteraan sosial dengan kampus luar dalam cakupan nasional,” jawabnya. Jurusan Kessos yang telah mendapakan SK dari Kemenristekdikti pada 29 Maret 2018 lalu. Pada tahun akademik ini, hanya masuk dalam daftar jalur pendaftaran UMM dan UMK saja karena di jalur SBMPTN lebih dulu dilaksanakan sebelum Jurusan Kessos mendapat terbitan SK. Pada jalur UMM peminat Jurusan Kes-

karena ini Prodi baru, dan sudah aturan, nanti ke depan itu sudah masuk jalur nasional,” terang mantan Sekjur PMI tersebut. Selasa (21/08/2018). Dr Syamsuddin juga berharap ke depannya Jurusan Kessos secara keilmuan, akan tetap selalu mengacu secara dinamis terhadap pekembangan-perkembangan yang terkait dengan pekerja profesi kesejahteraan sosial. “Ilmu-ilmu ini yang akan menjadi landasan filosofis agar mereka bisa bekerja nanti khususnya di dinas sosial,” tutup, dosen yang juga penulis buku Pengantar Sosiologi Dakwah. SK bukan lagi dari Kemenag tapi berhasil di Kemenristek dikti, Prof ABD RASYID

sos sebanyak 125 pendaftar dan yang berhasil lulus hanya 16 orang saja. Sedangkan di jalur UMK peminatnya menyentuh angka 600 pendaftar dan yang dinyatakan lulus tersisa 33 orang. Sehingga jumlah keseluruhan Maba angkatan pertama Jurusan Kessos berjumlah 49 orang. Sesuai aturan yang ada, angkatan ini hanya akan mengisi satu kelas saja. “Kita hanya menerima satu kelas saja

Diambil Alih Sema Angkatan pertama Jurusan Kessos akan disambut melalui Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) pada 03 september, bersama jurusan lainnya di UIN, selain itu Maba Kessos sementara akan diambil alih oleh Senat Mahasiswa (Sema) FDK. Hal ini dibenarkan oleh Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Bunda Anci (sapaan akrabnya) mengatakan bahwa langkah itu sudah tepat dan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. “Langsung diambil alih oleh Sema, aturannya memang begitu karena Jurusan Kessos belum ada HMJnya, sementara untuk HMJ PMI Konsentrasi Kessos

tetap menangani Maba Jurusan PMI saja,” tegasnya melalui sambugan telepon. Kamis (23/08/2018). Namun ketua HMJ PMI Konsentrasi Kessos, Sugiana mengaku sangat menyayangkan keputusan tersebut, karena menurutnya angkatan pertama Jurusan Kessos itu masih berada dalam tanggung jawabnya. Meskipun begitu ia tetap mematuhi langkah yang telah diambil birokrasi. “Sebenarnya kami di pihak HMJ tidak ingin melepas (Pengawalan Maba) Kessos, tapi karena aturan, apa boleh buat, di dalam buku saku juga setiap ada Prodi baru atau jurusan baru itu diambil alih oleh Sema,” Curhatnya kepada Reporter Washilah. Ia juga berharap, semoga Jurusan PMI dan Jurusan Kessos ke depannya bisa saling bersinergi, karena ia mengklaim bahwa secara sistem keilmuan itu hampir sama. “Harapannya ya, semoga bisa bersatu karena PMI Kessos ini tidak pernah pisah, karena persoalan sistem keilmuan itu hampir sama saja,” tutup mahasiswi yang duduk di bangku semester VII tersebut. *Penulis : Ahmad Nur Iqbal Yusuf *Editor: Muh Anugrah Ramadhan

Sepasang Malaikat HABRIADI

M

encintai seseorang memberi kita kekuatan dan keberanian, dicintai seseorang memberi kita harapan”. Sepasang malaikat yang telah Tuhan utus untuk menjagaku di dunia telah memberikan cinta yang paling ikhlas untuku, cinta itu telah diberikanya bermula sejak aku masih di dalam kandunganya, vitamin, karbohidrat, dan lain-lain diberikanya dengan tulus, hingga aku lahir pun mereka masih dengan tulus dan hati-hati merawat dan mengasihi hingga aku tumbuh besar. “Hmm... jika teringat pengorbanan mereka, air mata turut pula bercerita”, malam yang berselimut gelap kini di elus oleh angin sepoi yang membuat kudukku gemetar kkedinginan. Tiba-tiba ibu memanggil dari balik pintu rumah. “Zal, jangan duduk di luar Nak, angin malam tak terlalu bagus untuk kesehatan” “Iyya Bu”. Aku pun beranjak dari lamunanku malam

itu di depan rumah, dengan menenten buku berjalan masuk dan menutup pintu. Di atas kursi aku rebahkan badanku dengan memegang buku Abhee Antara dengan judul “Teori konspirasi (peristiwa, kasus, isu politik indonesia dan dunia)”. Pelan-pelan aku membuka dan membaca daftar isi buku itu. “Gempa dan tsunami di Aceh akibat ledakan Nuklir”, sesaat aku mengernyitkan dahi membaca sub ketiga pembahasan buku itu, dalam buku itu di sebutkan bahwa gempa yang terjadi di Aceh tanggal 26 Desember 2004, adalah akibat dari ledakan di bawah Tanah atau di bawah permukaan laut akibat senjata nuklir, persis seperti yang pernah terjadi di Alaska beberapa tahun silam. “Dalam hati, saya tertawa sedikit tak percaya”. Kejanggalan pertama bahwa NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) mengumumkan data magnitude dan posisi episentrum gempa yang berubahubah, dari 8,0 sr menjadi 8,5, kemudian 8,9, dan terakhir 9,0. Juga tidak ada peringatan pada seismograf akan adanya gempa, lukas Abhee dalam bukunya itu. Fakta lain, bahwa sebagian besar mayat lorban Tsubami terbujur kaku dengan kulit berwarna hitam pekat seperti mayat-mayat korban bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Dan juga ditemukan sampah nuklir di wilayah Somalia yang di duga berasal dari samudera hindia, dua bulan setelah Tsu-

nami. Fakta ini di ungkap United Nations Environment Programme (UNEP). “Zal... Gazali...” Tiba-tiba saja ibu memanggil dari dalam dapur, rasanya baru semenit saya membaca. “Iyya ibu” “Kemarilah nak, kita makan dulu baru kau lanjut baca bukumu”. “Siap Bu, tunggu sekejap” Aku pun menyimpan buku di atas meja, bergegas memenuhi ajakan ibunda tercinta. “Bagiku, ini adalah ajakan makan malam yang luar biasa, hahaha”. “Hisyam kemana Bu? Dia tidak ikutan ?” “Adekmu sedang belajar Zal, katanya dia makan duluan tadi sore”. “Wah, mantap itu, ternyata rajin juga ia belajar bu ya?, haha”. “Kalau pelajar tidak belajar, belumlah ia menjadi pelajar sejati Zal”. “Hahaha, siap ibundaku, super sekali”. Kataku sambil mengangkat dua jempolku kepada ibu. “Ahh, kau itu Zal, bercanda mulu, makanlah cepat, dan jangan banyak ngomong ketika sedang makan, itu pesan Nabiullah”. “Siap Bu, laksanakan, sembari mengankat tangan menghormat pada Ibu dengan sedikit menyunggingkan senyum tanda sebagai candaan’. “Untunglah saya tidak makan sambil bicara”. Tiba-tiba Ayahku ikutan menimpali sambil mengunyah makananya. Seketika aku dan ibu pun tertawa terbahak melihat Ayah yang bicara sok polos.

CERPEN

“Itu, kan Ayah bicara sambil makan” kata ibuku sambil tertawa”. “Hmm, oh ya, Zal, besok kamu sudah mau balik ke Makassar kan ? “Iyya Bu, emangnya kenapa?” “kalau begitu lekaslah makan Nak, selepas itu istirahat yang cukup untuk perjalananmu besok” Kata ibu dengan nada yang pelan. “Iyya ibu”, aku pun mengiyakan perintah ibu dengan nada cukup pelan. Pagi hari, saat surya mengelus lembut wajah Desa yang di hiasi kicau burung yang bersahut-sahutan. Tepat jam 8 pagi, aku berangkat, ibu menyertai sampai ke tepi jalan depan Rumah. “Zal, jangan lupa, berkabar jika sudah tiba ya Nak !, hati-hati di jalan semoga selamat sampai tujuan”. “Iyya ibu, saya pasti berkabar, Assalamu alaikum Bu”, aku pun pamit dengan mencium tangan Ayah dan ibu, dua sosok malaikat utusan Tuhan untuk menjagaku di dunia. Ibu yang berdiri di seberang jalan pun tampak melambai kepadaku, dan seketika membuat hatiku berdebar, jika kembali mengingat kasih sayang ayah ibu, rupanya air mata juga ikut berbicara. “Semoga Allah membalas semua kebaikan kalian, Ayah dan Ibu” Amiiiinn..... *Penulis adalah mahasiswa faultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah semester VII


12

OPINI

www.

Edisi 106 | Muharram 1439 Hijriyah | September 2018 Masehi

Kampus dan Radikalisme Agama D

MUHAMMAD ANUGRAH RAMADHAN

namun yang menjadi masalah ketika para Mujahidin dari bekas perang dingin tersebut, mulai membawa semangat jihad itu ke tempat “damai” yang praktis membentuk bibitbibit radikal kepada masyarakat global.

i era dewasa ini radikalisme dan terorisme bak hal yang sangat lumrah terjadi, maraknya penyanderaan-penyanderaan yang dilakukan oleh kelompok ekstrimis, meningkatnya intensitas pengeboman di jalanjalan kota di : Irak, Pakistan, Turki, Prancis dll, perang saudara di suriah serta konflik tak berkesudahan di Palestina, hingga kekerasan dihampir seluruh dataran Mediterania wilayah timur tengah. Seakan dunia mendemonstrasikan kepada ummat manusia bahwa ada yang salah dalam memahami agama (Islam) ini. Masih teringat jelas. Pada saat itu saya masih semester I, dan dalam suatu acara seminar yang diadakan di Auditorium kampus pagi itu, sesaat sebelum acara dimulai, setiap orang yang hadir di dalam ruangan diminta berdiri untuk menghormati lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, ketika lagu kebangsaan ciptaan Wage Rudolf Soepratman itu mulai berkumandang, saya tercengang, saat melihat seorang pemuda berpakaian Gamis putih dan celana kain hitam dengan setelan Isbal (Menggantung), hanya duduk santai tepat didepan saya dengan gestur tubuh yang sinis terhadap penghormatan lagu kebangsaan Indonesia Raya tersebut. Hal ini kemudian membuat saya begitu kebingungan, bagaimana mungkin seorang yang terlihat agamis (berada dalam ajaran damai) bisa menjadi arogan dan congkak terhadap pluralisme yang dianut oleh Pancasila dan sudah diakui secara hukum berbangsa di tanah air Indonesia ini. Sebenarnya peristiwa seperti yang saya alami ini, adalah hal yang biasa terjadi di dunia modern saat ini, dimana orang yang menganggap apa yang ia ikuti itu adalah jalan yang benar, kemudian ia mendiskriminasi apa-apa yang tidak se-linear dengannya, atau bisa kita sebut dengan “Radikalisme Agama”, dimana kondisi seseorang yang

menafikan segala sesuatu yang bertentangan dengannya. Jika kita ingin melihat kepada sejarah, sesungguhnya wajah fundamentalis yang terjadi di agama islam dalam beberapa dekade terakhir ini adalah tidak lain banyak diwarnai dari buntut masa kelam runtuhnya khilafah terakhir islam, yakni Khilafah Utsmaniyah (Ottoman/Turki), pada akhir perang dunia pertama. Dimana khilafah islam yang terbentang dari benua Afrika sampai Asia besar itu terpecah dan terbagi menjadi Negaranegara kecil yang secara De Jure dan De Facto membuat ummat islam saat itu sudah dipastikan pecah kekuatan dan tidak terintegrasi lagi. Parahnya, ditahun-tahun berikutnya beberapa negara-negara yang didominasi kaum muslimin itu terus-menerus disudutkan. Sampai akhirnya kaum Kolonialis mulai melakukan pembataian terhadap ummat islam yang berada dalam kondisi lemah, seperti yang terjadi di Aljazair oleh Prancis. Hingga Genosida atau eksekusi-eksekusi brutal yang dilancarkan rezim yugoslavia terhadap penduduk muslim eropa di wilayah Balkan, serta pembantaian tidak berakhir di Palestina yang hanya dianggap sebagai konflik saja oleh dunia Internasional. Sejarah kelam inilah yang kemudian menjadi luka besar yang masih terasa hingga disanubari setiap sebagian hati ummat Islam hari ini, dan pada akhirnya inilah sebab yang melahirkan semangat kebencian terhadap Barat (Amerika, Israel dan Sekutunya). dan memaksa ummat islam dihampir seluruh belahan dunia yang masih dibawah pengaruh barat untuk melakukan aksi Gerilya terhadap antek-antek Kolonialisme dan Neo-Kolonialisme barat. Di awal tahun 2000-an perang dingin Amerika dan Russia yang banyak melibatkan negara -negara mayoritas muslim seperti Afghanistan, Irak dll. adalah hal yang wajar-wajar saja bagi

ummat muslim melakukan aksi geryilia (perang) untuk mengusir penjajah, namun yang menjadi masalah ketika para Mujahidin dari bekas perang dingin tersebut, mulai membawa semangat jihad itu ke tempat “damai” yang praktis membentuk bibit-bibit radikal kepada masyarakat global. Inilah yang dikemudian hari menjadi kontroversi, bersamaan dengan munculnya istilah muslim “garis keras” yang menolak perbedaan dan “muslim moderat” yang menerima perbedaan Dalam kondisi yang begitu kompleks, Institut-institut Pendidikan seperti Kampus diharapakan mampu menghambat arus Radikalisasi yang terus terjadi ditengah-tengah masyarakat Islam, bahwa agama sebenarnya bukan suatu alat untuk mengesahkan perang, seperti yang dikatakan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)pada tahun 2014 lalu saat masih menjabat Presiden Republik Indonesia (RI) kala itu, ia mengatakan bahwa Huru-hara yang terjadi di Timur Tengah, tidaklah murni karena persoalan Agama saja. Kampus sebagai institut pendidikan yang paling tinggi, dalam pelaksanaannya selalu menjadi poros paling kuat dalam memilah-milah arus globalisasi, termasuk terorisme global yang belakangan menjadi tren dikalangan agamawan, banyak paham ataupun aliran yang hidup bebas disetiap kampus. namun untuk setuju terhadap kekerasan, saya yakin tidak ada seorangpun yang mengamini itu. Upaya deradikalisasi serta Undang-undang Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme yang diterapkan oleh pemerintah kepada pelaku-pelaku teroris juga selalalu dianggap gagal oleh beberapa kalangan, dan masih jadi perdebatan sampai detik ini. hal ini praktis terjadi, karena pemerintah kurang jeli melihat penanganan terorisme, bahwa munculnya gerakan yang bersifat radikal dalam agama itu

washilah

merupakan “paham”, dan paham tidak mungkin bisa dikontrol dengan menindaki pelakunya saja tetapi juga harus mematikan gerakaannya, pahamnya. dalam arti menangani isu-isu terorisme itu harus langsung ke akarnya. Penanganan melalui komunikasi massa yang efektif pernah dilakukan secara tidak langsung beberapa tahun lalu, dimana para Dai atau pendakwah muslim seantero nusantara menyalurkan argumentasinya kepada masyarakat luas tentang menolak bahaya paham gerakan radikal ISIS saat menyampaikan khotbahnya atau dalam kajiankajian pencerahan di masjidmasjid yang ada di indonesia, saat isu gerakan ekstrim ISIS mulai muncul di Indonesia. Dalam arti yang sebenarnya peran para tokoh agama dan civitas akademika kampus bisa menjadi panggung utama deradikalisasi, atau menangkal arus terorisme global di masyarakat, karena membasmi radikalisme tidak hanya sekedar mendata dan menghitung tetapi bagaimana terjun langsung dan mengsosialisasikan kepada khalayak luas tentang pemahaman agama yang baik dan sebagaimana mestinya. Sentralnya peran para tokoh agama dalam menanamkan nilainilai moral yang baik menjadi perhatian yang sangat strategis. Mentri Agama Lukman Hakim Saifuddin menekankan bahwa seorang yang akan menjalankan aktivitas dakwah keagamaan di rumah-rumah Ibadah harusnya memiliki kompetensi untuk menyampaikan dan menanamkan nilai-nilai positif serta esensi tentang agama yang sebenarnya kepada publik. bukan sebaliknya, dengan merendahkan atau menjelekkan suatu kepercayaan tertentu yang sewaktu-waktu bisa memecah kehidupan beragama ditanah air. Kampus sebagai simbol pendidikan tentu memegang peran penting dimana para alumninya sebisa mungkin bisa membawa kemurnian esensi agama yang sebenarnya ditengah-tengah masyarakat yang selalu labil dan skeptis dalam memandang keberlangsungan kehidupan beragama yang begitu dinamis. Kampus juga diharapkan bukan menjadi bagian dari masalah tapi bagian dari solusi. Karenanya kampus sebagai aktor harusnya mampu berada pada garis utama dan tampil sebagai garda terdepan dalam melawan arus kejahatan terorisme nasional maupun internasional. *Penulis adalah mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Jurusan Jurnalistik


Pimpinan dan Civitas Akademika Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Mengucapkan

Selamat Datang Mahasiswa Baru Tahun 2018 Jurusan Akuntansi Tingkatkan Kualitas Akademik Washilah – Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam didirikan sejak tanggal 1 November 2007 berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Diktis No.Dj.I/425/2007 dan pada tanggal 8 Juni 2012 terakreditasi C. Sementara, untuk memperoleh akreditasi B dilakukan pada tahun 2015 oleh BAN-PT No.251/SK/BAN-PT/ Akred/S/IV/2015 di bawah kepemimpinan ketua Jurusan Jamaluddin M SE M Si dan Sekretaris Jurusan Memen Suwandi SE M Si. Dalam perkembangannya, Jurusan Akuntansi terus menunjukkan potensi besar terhadap nilai-nilai keilmuan yang diperolehnya dan terus meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran serta kualitas penelitian itu sendiri.

Adapun proses untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mahasiswa yakni, memberikan motivasi bagaimana mahasiswa dapat meningkat nilai akademik secara internal maupun eksternal, diantaranya: 1. Sistem akademik yang disiplin oleh dosen akuntansi.w 2. Praktikum selama kurang lebih tiga bulan yang diajarkan dari berbagai dosen terkait bidang keilmuan akuntansi sendiri. 3. Memberikan seminar keilmuan. 4. Ikut lomba akuntansi nasional maupun internasioanal. Sementara untuk reakreditasi di targetkan tahun 2020 mendatang, dengan meningkatkan pengembangan akademik dan Sumber Daya Manusia (SDM).


14

LENSA

www.

Edisi 106| Muharram 1439 Hijriyah | September 2018 Masehi

Mahasiswa Baru sedang duduk melantai menunggu antrian tes kesehatan di Poliklinik Kampus II UIN Alauddin Makassar. Senin (13/08/2018).

Sekretaris Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi, Marwati S T M T sedang mewawancarai salah satu mahasiswa baru Teknik Arsitektur terkait kategori UKT-BKT di gedung Auditorium UIN Alauddin Makassar. Kamis (16/08/2018).

Mahasiswa Baru Fakultas Syariah dan Hukum menunggu giliran wawancara terkait kategori UKT-BKT jalur UMM di Sekretariat Penerimaan Mahasiswa Baru. Kamis (16/08/2018).

washilah .com

Antrian Mahasiswa Baru Lulus jalur Ujian Masuk Khusus (UMK). yang akan melaksanakan Tes Kesehatan, di Poliklinik Kampus II UIN Alauddin Makassar. Senin (13/08/2018).

Salah satu mahasiswa baru sedang mengisi surat pernyataan kebenaran data yang dibagikan sebelum tes wawancara UKT-BKT Jalur UMM pada setiap jurusan masing-masing, bertempat di gedung Auditorium UIN Alauddin Makassar. Kamis (16/08/2018)

Proses wawancara UKT-BKT Jalur UMM Mahasiswa Baru dan di temani orang tua wali oleh salah satu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di gedung Auditorium UIN Alauddin Makassar. Kamis (16/08/2018).


washilah .com

Edisi 106 | Muharram 1439 Hijriyah | September 2018 Masehi

Foto bersama panitia dan peeserta PJTLN Janang 2018, di Balai Penyimpanan Barang dan Alat Tradisonal Sumatera Barat. Rabu (11/07/2018)

Rekam Jejak Kenangan di Ranah Minang

Melalui perjalanan, seseorang telah memperluas pikiran, memperpanjang percakapan serta membuat lebih kaya. -Anonim-

T

epatnya bulan Juli 2018 lalu, untuk kali pertama kami melawat di kota yang menjadi Gerbang negara-negara di kawasan Samudra Hindia, Padang, Suatera Barat. Tempat dimana kisah legendaris Siti Nurbaya populer. Perjalanan kami dalam rangka mengikuti Pelatihan Jurnaalistik Tingkat lanjut Nasional (PJTLN) yang diadakan oleh

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Suara Kampus UIN Imam Bonjol. Dengan tema Mobile Video Journalism, kami menambah wawasan seputar video dengan kamera Smartphone. LPM Washilah UIN Alauddin, sebagai rumah yang menaungi kami mengirim dua delegasi, saya Muhammad Irwan dan Junaedi. Di sana, kami berkumpul dan bertemu dengan

DESY MONOARFA

A

15

LINTAS

www.

ku masih saja terjebak di antara senyum dan air mata. Aku tak ingin pergi, meski semesta telah menjauhkan kita berulang kali. Padahal berulang kali aku belajar bagaimana manisnya ketidakadilan, dan sakitnya menjaga rasa ini sendiri. Aku tahu rindu adalah cara terindah me-

masing-masing utusan LPM seIndonesia. Pemateri yang mengisi PJTLN antara lain Dandhy Dwi Laksono, pendiri rumah produksi audio visual Watchdoc dan Donal Chaniago, reporter TV One koresponden Sumatera Barat. Kami mempersiapkan keberangkatan dengan sangat matang. Jumat 06 Juli 2018, kami

menggunakan transportasi udara menuju Padang. Waktu tempuh selama hampir empat jam, karena pesawat yang kami tumpangi harus transit terlebih dahulu di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta. Sampai di Bandara Minangkabau, Padang, kami bertemu dengan Jessi Arsi dan Safa Shekar Indirwan, delegasi dari LPM Neraca Politeknik Medan. Kami telah berkenalan lebih dahulu di media sosial. Kami bercakap-cakap sembari menunggu panitia yang menjemput tiba di bandara. Karena telat sehari, sesampainya diredaksi LPM Suara Kampus kami tidak menemukan keberadaan peserta PJTLN lain. Mereka keluar untuk menikmati keindahan Kota Padang. Bukan menjadi rahasia umum bila kendala bahasa menjadi persoalan ketika mengunjungi tempat baru. Itulah yang kami rasakan ketika memperhatikan teman-teman kami bicara dengan tempo yang cepat. Butuh waktu bagi kami untuk menyesuaikan pembicaraan. Saya dan teman saya hanya bicara seperlunya, sampai kami benarbenar siap untuk meladeni mereka bicara dengan cepat. Jangan Panik! Masalah krusial dari setiap perjalanan adalah uang. Barangkali itu bukan sekadar lagu lama, tapi benar-benar nyata di kehidupan kita. Kami hampir-hampir pusing tujuh keliling mencari tambahan biaya ke alumni dan birokrasi kampus. Berbekal proposal dan les-lesan, kami memperoleh selembar dua lembar, itu pun hanya cukup untuk keberangkatan saja. Sehari di Agam Lokasi pelatihan kami sampai di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, sekita 134 kilometer dari kota Padang. Samapi di Agam,

Nelangsa Rindu nyapa tanpa bersuara. Sementara doa menjadi obrolan tanpa lelahku dengan pemilik semesta. Termasuk pertemuan kita. Cukup begini bagi kita. Aku tidak bisa membenci kenangan, karena aku sendiri adalah bagian dari masa lalu. Mungkin yang aku butuhkan bukan membenci, melainkan nafas panjang untuk sedikit melegakan hati. Aku mungkin mencoba menerima dengan segala keikhlasan. Bahwa rindu hilang setelah bertemu adalah dusta. Karena yang aku rasa setelahnya justru makin berlipat ganda. Rindu itu sunyi, Cuma kamu yang bisa meramalkannya. Rindu itu api, Cuma kamu yang mampu memadamkannya. Rindu itu semena-mena, begitu terantuk di matamu, tak mau lari kemana-mana. Masa lalu selalu memiliki momen tersendiri untuk

membayangimu, lalu mengingatkanmu pada waktu yang kurang tepat. Antara aku, kamu dan jarak. Antara bandar dan udara. Ada banyak cinta yang menerangi jalan kehidupanmu. Aku bisa apa jika cintaku berat padamu? Kamu tahu pasti sakit dan pedihnya pengorbananku, saat mengikhlaskan. Aku adalah kebodohan yang kau tertawakan, sementara kamu adalah kenalan yang aku perjuangkan. Siapa pun bisa berjanji, siapa pun bisa mencinta. Namun hanya yang benar-benar cinta akan membuktikan janjinya. Tak peduli seberapa lemah getar itu menyisir kalam batinku. Aku hanya tahu, ada rindu yang ku jaga untukmu. Dulu aku terlalu merindukanmu. Sesekali aku dihantui ketakutan akan kehilan-

kami merasa suhu dingin menusuk sampai ke tulang rusuk. Untung saja pemandangan alamnya indah, jadi kami bisa sesekali keluar penginapan untuk menikmatinya. Agam memang dikenal sebagai wilayah yang punya bentang alam yang indah, rumah-rumah bernuansa arsitektur Belanda yang kental. Saat mentari menyingsing di ufuk Barat, materi dilanjutkan dengan teknik pemgambilan gambar oleh Dandhy Dwi laksono, pendiri Watchdoc. Materinya bagus dan sangat mudah. Meski udara diatas rata-rata, kami tetap semangat menerima materi. Liputan di Perburuan Babi Saya dan Irwan terpisah saat pembagian kelompok. Saya bergabung degan kelompok Lima. Kabar buruknya adalah, kami harus mengambil video di lokasi perburuan Babi. Tempat yang menyeramkan untuk kelas pemula seperti saya. Belum lagi dengan hadirnya puluha anjing dalam perburuan. Sungguh, saya diselimuti rasa takut untuk mengeluarkan smartphone, apalagi bila harus mengambil gambar. Tak jauh dari lokasi kami di Nagari Koto Gadang, pemateri yang akan memeriksa hasil liputan kami telah menunggu. Ia adalah Donal Chaniago, Reporter TV One juga koresponden Sumatera Barat. Hasilnya, kelompok Lima menjadi kelompok yang memperoleh hasil terburuk dari semua kelompok. Kami diberitahu bahwa rasa takut dan tak tenang akan mempengaruhi kualitas pegambilan gambar. Dibutuhkan ketenangan saat proses pengambilan video berlangsung. *Penulis: Muhammad Junaedi/Muhammad Irwan *Editor: Muh Anugrah Ramdhan

SASTRA

gan kamu yang berlebihan. Aku sadar bahwa rindu yang tak terkendali bisa saja melukai hati. Bisa saja menjadi penyebab kesalahpahaman. Itulah mengapa, saat aku merindukanmu, aku ingin mengatakan secepatnya. Dengan begitu, setidaknya perasaanku jauh lebih tenang. Meski rindu juga tak berkurang. Saat rindu semakin terasa bergelora, aku hanya bisa mengabarimu. Atau memendam perasaanku sendiri. Serahkan semua kepada Maha Cinta. karena hanya itu yang bisa kita lakukan saat jarak tak mampu dibunuh seketika. *Penulis merupakan mahasiswi jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) semester VII



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.