Tabloid Mahasiswa Washilah Edisi 93 September 2015

Page 1


02

DAPUR REDAKSI

Kerja Ekstra, Berusaha Maksimal Assalamu alaikum Wr. Wb. Pekerjaan jurnalis memang butuh usaha keras demi menyenangkan para pembaca. Meski boleh dibilang, tim redaksi kami dapat dihitung jari, namun semangat untuk tetap mengabarkan makin membara kala mengingat banyaknya yang menanti pemberitaan ini yang diusahakan dapat terbit tiap bulan. Bukan hanya sumber daya yang sedikit, biaya produksi yang mencekik pun hingga membuat penerbitan molor. Tapi kita tetap berusaha maksimal demi kebutuhan mahasiswa dan pemberitaan yang lebih baik. Seperti biasa UKM LIMA sebagai lembaga penerbitan kampus menyediakan beragam informasi seputar UIN Alauddin Makassar. Berita terhangat yang kami sajikan khusus sivitas akademika baik itu di media ce-

tak maupun di media elektronik UKM LIMA tetap konsisten mengabarkan. Terbitan kali ini, di bulan September bertepatan dengan penyambutan Mahasiswa Baru 2015, yang merupakan edisi spesial tahunan membahas tentang kondisi lembaga kemahasiswaan yang saat ini bernama Senat Mahasiswa (Sema) dan Dewan Mahasiswa (Dema). Mengulas tentang Sema sebagai lembaga non struktural yang butuh solusi dalam menjalankan tugas-tugasnya. Selain itu, kami juga menghadirkan ungkapan-ungkapan para sivitas akademika, baik Mahasiswa maupun testimoni pimpinan universitas untuk menyambut Mahasiswa Baru. Ada pula penampakan profil UKM yang ada di UIN Alauddin sebagai pengenalan awal bagi Maba memasuki dunia kampus. Tidak hanya itu, pembangunan

Rumah Sakit Pendidikan (RSP), Pascasarjana, dan Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) yang diharapkan para pimpinan kampus dan mahasiswa dapat selesai secepatnya dibahas lebih detail. Meski masih di tingkatan kampus, penerbitan tabloid ini tidak bisa dikatakan mudah dan berjalan mulus saja. Berbagai hambatan bak kerikil-kerikil kecil tetap dilalui meski itu harus menguras waktu dan tenaga kami. Oleh karena itu, berbagai kesalahan baik disengaja maupun tidak kami berharap dapat dimaklumi. Karena seperti kata pepatah, tiada gading yang tak retak, tiada hasil yang sempurna. Terakhir, tim Redaksi UKM LIMA mengucapkan Selamat datang kepada Mahasiswa Baru di Kampus Peradaban UIN Alauddin Makassar dan selamat membaca sajian kami. Foto: Muhaimin

Anggota UKM LIMA UIN Alauddin berfoto bersama sesaat setelah melakukan rapat redaksi bulanan.

Editorial

Agar si Anak Bermanfaat Sejak Maret 2015 lalu, UIN Alauddin menambah satu lembaga kemahasiswaan. Meski sebenarnya lembaga ini bisa dikata bukan anak baru, karena dulu pernah ada, meski kemudian dihapus. Dan tahun ini, Lembaga Senat Mahasiswa (Sema) ini dilahirkan kembali. Seperti kebanyakan proses kelahiran, orang-orang disekitarnya banyak yang tegang dan was-was menanti kehadirannya. Hanya saja Sema sedikit berbeda, kehadirannya diwarnai diskusi alot nan panjang antara pengurus lembaga kemahasiswaan dan birokrasi. Kebanyakan menolak, meski ada juga yang menerima. Dengan alasan lembaga ini sudah ada di buku saku. Singkat cerita, Sema akhirnya dilahirkan. Mereka yang terlibat di dalam lembaga ini ditunjuk dan diikutkan dalam proses demokrasi, dan dipilih dengan sistem keterwakilan. Namun belakangan, setelah euforia pesta demokrasi tujuh bulan silam, lembaga ini mengaku seperti anak yang ditelantarkan. Tidak adanya bimbingan, dan arahan yang seharusnya didapatkan menjadi alasan. Sejumlah pengurus Sema pun menyebut UIN Alauddin tidak siap memiliki lembaga ini.

“Tidak ada anggaran untuk beraktivitas,� pun menjadi alasan vokal yang paling sering disuarakan pengurus lembaga ini. Padahal, fungsi lembaga ini cukup masif dalam sebuah roda organisasi. Pasalnya, Sema merupakan lembaga legislatif yang mengemban tugas untuk jadi pengawas lembaga eksekutif intra kampus. Layaknya seorang anak, Sema seharusnya dibina, dibimbing untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Tidak serta merta dilepas begitu saja. Faktanya, birokrasi yang kala itu menjabat ketika sistem ini diterapkan mengakui ada segelumit permasalahan yang membuat lembaga ini seolah hanya nama, beberapa diantaranya seperti tidak adanya anggaran dan gagalnya komunikasi dua arah. Belakangan, usulan untuk menghapus lembaga ini kian santer terdengar kalau saja sampai akhir kepengurusan tidak menunjukkan progress sama sekali. Meski sebenarnya, Sema hanya menuntut adanya forum khusus, untuk berdialog dengan stakeholder. Berbicara tentang arah tujuan mereka, dan kewenangannya. Agar tidak hanya sekadar nama. Dan punya manfaat di Kampus eks IAIN Alauddin ini.

Diterbitkan sesuai SK Rektor UIN Alauddin Makassar No. 104 tahun 2015 | Pelindung dan Penasehat: Rektor UIN Alauddin Makassar | Penanggung Jawab: Wakil Rektor III UIN Alauddin Makassar | Dewan Pembina: Wakil Dekan III sejajaran UIN Alauddin Makassar, Waspada Santing, Muhammad Yusuf AR, Muh Sabri AR, Arum Spink, Sopian Asy’ari, Muh. Arif Saleh, Muh. Hasbi Assiddieqy Muddin Wael, Rokiah M Lehu, Irfan Wahab, Muh. Ruslan, Syaiful Syafar, Edy, Hamjan el-Barkah, Hasbi Zainuddin, Agus, Islamuddin Dini, M Srahlin Rifaid | Dewan Pakar: Luqman Zainuddin, Asrul, Ahmad Safrudin, Alfathriawan, Fathuddin. Pimpinan Umum: Junaiddin | Sekretaris Umum: Muh Saifuddin| Bendahara: Esy Sartiah S | Direktur Pemberitaan: Nurfadhilah Bahar | Direktur Litbang: Rahmawati Idrus | Direktur Operasional: Astrid Rosalina | Direktur Artistik: Asrullah | Direktur Sirkulasi dan Periklanan: Haerani M | Divisi Cetak: Kartika | Divisi Online: Andriani| Divisi Fotografi : Indra Ahmad F | Divisi Vidiografi: Fadli Al Kamal | Divisi Riset: Baiq Niqte Anniza Khaliq | Divisi Grafis dan Layout: Saefullah | Reporter: Zulfina Eka Putri, Andi Sahi Al-Qadri, Muhaimin, Afril Cahya Putri, Ridha Amalia, Nur Zahra Fadhilah Aziz, Muhaimin, Azhari Prawira Negara, Siti Hasnah, Sri Wahyu Diastuti, | Alamat Redaksi: Jln. Sultan Alauddin samata No. 63, Ged. PKM Lt. 3 | Layanan Informasi: 085396015781/085255209087 |

Ilustrasi: M Saifuddin


LAPORAN UTAMA

03

Sema, Hanya Sekadar Nama

Tujuh bulan sudah Senat Mahasiswa (Sema) Fakultas menjadi subsistem kelembagaan non-struktural di UIN Alauddin. Hanya saja eksistensinya masih dipertanyakan. Lantaran kinerja lembaga ini tidak terlihat. Tidak terjalinnya komunikasi dua arah mejadi penyebab tidak adanya kinerja lembaga ini.

P

adahal, Sema punya peranan penting sebagai lembaga legislatif di tingkat fakultas. Merencanakan dan membuat kebijakan Lembaga Kemahasiswaan (LK) di tingkat fakultas dan jurusan merupakan salah satu fungsinya. Tidak hanya itu, sebagai pengawas, Sema bertanggung jawab penuh atas seluruh kegiatan yang dilaksanakan LK. Tentang tugas, Sema pun seharusnya merumuskan norma yang berlaku di lingkungan lembaga kemahasiswaan. Beberapa tugas dan wewenang lainnya pun merupakan hal yang sangat penting untuk dilaksanakan (lihat grafis). Namun jauh panggang dari api, praktik di lapangan tidak sesuai dengan tugas yang sudah digariskan. Kurangnya komunikasi antar pimpinan Universitas dan pengurus LK disebut-sebut menjadi biang keladinya. “Sampai sekarang kalau dikatakan kinerja itu belum ada. Karena memang komunikasi dari pimpinan di Rektorat sampai ke Sema itu kan tidak terjalin dengan baik. Akibatnya sampai sekarang untuk berbicara masalah posisi Sema di Fakultas itu tidak jelas,” kata Ketua Sema Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Ahmad Ardiansyah Putra. Rabu (26/08) Menanggapi perihal posisi Sema, Wakil Dekan bidang kemahasiswan FDK Dr Usman Jasad menilai kalau pengurus LK seharusnya bersikap progresif proaktif. Dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan seperti yang tercantum di buku saku. Menurutnya, Sema tidak seharusnya menunggu perintah. Kendati demikian, Ketua Sema Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Ismail Hamid punya pandangan berbeda. Ia menilai apa yang ada di buku saku hanya menjelaskan secara umum mengenai Sema, tidak secara teknis. Makanya butuh petunjuk teknis (Juknis). “Itu sangat penting

Fungsi Penyalur aspirasi mahasiswa tingkat fakultas Perencana dan pembuat kebijakan organisasi kemahasiswaan tingkat fakultas/jurusan Perencana dan pembuat kebijakan organisasi kemahasiswaan tingkat fakultas/jurusan

Tugas Penyalur aspirasi mahasiswa tingkat fakultas Perencana dan pembuat kebijakan organisasi kemahasiswaan tingkat fakultas/jurusan

karena kita berjalan melalui peraturanperaturan itu, sama saja dengan pihak BEM. BEM itu berjalan dengan juknis,” kata dia. Wakil Rektor bidang kemahasiswaan dan kerjasama yang menjabat saat pemberlakuan sistem ini, Prof Dr Natsir Siola turut mengamini kalau persoalan ini dikarenakan komunikasi yang tidak berjalan baik. Padahal komunikasi timbal balik seharusnya tetap dijalankan. Mengingat ini adalah tugas pihak rektorat untuk mengawasi. Putusnya komunikasi menjadi akar permasalahannya. Tidak Ada Anggaran Bukan soal komunikasi saja yang disebut menjadi penghambat untuk melaksanakan kinerja tapi juga karena tidak adanya anggaran. Padahal idealnya, lembaga kemahasiswaan intra kampus seharusnya disiapkan anggaran untuk melakukan kegiatannya. Alasan ketiadaan anggaran untuk Sema kata Prof Natsir Siola, lantaran lembaga ini baru. Bukan hanya pada namanya, namun juga pada sistem pengambilan keputusan dari pihak pimpinan untuk pemberian dana yang belum direncanakan. Ia mengakui kalau Sema tidak akan berjalan tanpa adanya anggaran, untuk itulah awalnya dana Sema disepakati untuk diambil dari dana kelembagaan di Fakultas.. “Nanti diteknisi, apakah itu dana dari Dema, HMJ, atau diambil dari dana Fakultas. Itu tergantung kebijakan dari pimpinan Fakultas sendiri,” jelasnya. Tidak adanya anggaran yang disiapkan membuat pengurus Sema berasumsi kalau

Pernah saya tanyakan ke pihak Fakultas (Tarbiyah dan Keguruan), katanya tidak tahu. Ini sudah kentara, Sema ini tidak jelas Ismail Hamid

pimpinan tidak siap membangun sistem baru. “Meskipun senat itu bukan sebagai pelaksana di lapangan, seharusnya ada anggaran yang disiapkan. Jadi saya katakan rektorat sebagai pihak tertinggi belum siap untuk mengadakan lembaga ini,” sesal Ketua Sema FDK Ahmad Ardiansyah Putra. Senada, Ketua Sema FTK, Ismail Hamid juga berpandangan demikian. Notabenenya kata dia, semua organisasi intra kampus ada jatah anggarannya. “Pernah saya tanyakan ke pihak Fakultas (Tarbiyah dan Keguruan), katanya tidak tahu. Ini sudah kentara, Sema ini tidak jelas,” Katanya. Langkah Konkrit Melihat kenyataan ini, tidak sedikit yang mengusulkan untuk menghapus lembaga ini Jika saja Sema tidak menjalankan fungsi dan tugasnya. Salah seorang yang mengusulkan itu adalah Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) FEBI Sahiruddin Ali. Meski begitu ada juga yang mengusulkan untuk melakukan evaluasi. Seperti yang diungkapkan Ketua Sema Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) Saugi Hadi Lukita. Sebab lain dari masalah ini menurutnya, Sema belum ada legitimasi yang kuat dari pimpinan. Makanya diusulkan untuk melakukan regulasi bagaimana senat di legitimasi kembali. Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Prof Dr Aisyah Kara PhD akan segera menindaklanjuti masalah tersebut. Saat ini ia masih belum begitu memahami sistem baru yang dijalankan Universitas. Sedianya akan

Wewenang Menyelenggarakan musyawarah organisasi Mengontrol Kinerja Dema-F dan HMJ dalam melaksakan kebijakan organisasi Meminta progress report Dema-F dan HMJ Menyelenggarakan persidangan terkait dengan fungsi legislasi

Pertanggungjawaban Bertanggungjwab kepada mahasiswa dalam sidang paripurna Mekanisme sidang paripurna diatur lebih lanjut oleh peraturan sema-F dan disetujui melalui keputusan dekan Bertanggungjawab kepada dekan melalui WD bidang kemahasiswaan

ada pertemuan yang membahas ini meski masih di tingkat universitas. “Setelah itu perwakilan, atau kita kunjungi dengan wakil dekan di setiap fakultas. Saya kira akan ada komunikasi ke depan,” terangnya. “Jika secara komprehensif hal ini bisa direalisasikan, tentu saja prosedur-prosedur kelembagaan akan semakin baik,” beber Ketua Sema Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Rama Kanyang Pandika. Sabtu (29/08). Sementara itu, Prof Natsir Siola berharap agar sema tidak hanya sekadar menjadi organisasi yang independen. Tidak berafiliasi pada satu lembaga intra yang ada di kampus namun memosisikan diri sebagai lembaga kemahasiswaan yang memantau sekaligus mengevaluasi kinerja. *Nurfadhilah Bahar/Asrullah

FACEBOOK Dedy Mizwar Kembalikan saja sistem BEM (badan eksekutif mahasiswa).

Saddam HuZain saya sepakt adanya sema jika dana sepenuhnya diberikan kepada sema, supaya mereka yang bisa mengtur anggaran, sesuai rapat senat masing fakultas. senat baru dapat membrikan anggaran kepada dewan mahsiswa atau hmj jiak sesui dengn prosedur,

Sardin Alkabim Sya rasa itu bukan persoalan siapa pemegang anggaran dana ,dan juga pada persoalan wewenang tpi ini kekeliruan dan kelemhan dri pemangku kebijakan yg menetapkan sistem dan pada persoalan ini pihak birokrasi juga tidak jeli dlam memahami fungsional lembaga kemahasiswaan,adanya lembaga kemahasiswaan bukan sebgai ajang perebutan jabatan serta pengakumulasian dana ,sehingga kemandekan dlam lembaga kemahasiswaan terjadi hanya pada persoalan dana,dan adanya lembaga kemahasiswaan dislah fungsikan bahkan tidak memiliki konsep perkaderan yg jelas. lembaaga kemahsiswaan kerap dijadikan alat2 kekuatan paara politikus2 kampus yg memperluas rute kekuasaan nya dengan membentuk berbagai macam lembaga yg tidak jelas arah pengkaderannya....jadi birokrasi kampus harus mengevaluasi dan menganalisa kembali apa yang menjadi keputusannya............. terimakasih.


LINTAS

04

Belajar Investigasi di Pulau Dewata Serius- Peserta Bali Journalis Week serius menyimak paparan materi dari Redaktur Eksekutif Majalah Tempo, Lestantya R. Baskoro

Foto bersama- Peserta dan Panitia Bali Journalis Week foto bersama di Pantai Pandawa Bali. Jum`at (14/8). BJW di ikut 15 peserta dari se-Indonesia.

Oleh

Nurfadilah Bahar

B

ali merupakan salah satu daerah agrowisata paling banyak diminati orang-orang lokal maupun mancanegara ini, menjadi salah satu tujuan perjalanan anggota UKM LIMA Washilah dalam menimba ilmu jurnalistik. Penulis melakukan perjalanan ke Pulau Dewata tersebut bukan hanya untuk berwisata tetapi menimba ilmu jurnalistik investigasi. Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN) Bali Journalist Week (BJW) 2015 yang digelar dua tahun sekali oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Akademika Universitas Udayana (Unud) Bali ini mengundang LPM seluruh Indonesia. BJW 2015 ini berlangsung sejak 10-14 Agustus 2015 dengan tajuk, Jurnalisme Investigasi: Jelajah Kausa Menguak Faktualitas. Selama seminggu di Bali rasanya pergantian siang malam terlalu singkat bagi kami. Belajar jurnalistik sambil menikmati panorama Bali memang sangat menyenangkan. Bukan hanya diperkenalkan berbagai macam wisata, namun adat dan budaya serta makanan khas orang bali juga suatu pengetahuan baru

bagi yang pertama kali menginjakkan kaki di kota ini. Apalagi Bali terkenal dengan budaya Hindu yang kental. Modal Nekat dan Percaya Diri Bermodal nekat dan percaya diri, penulis berangkat sendiri lintas provinsi. Rasa takut dan was-was menyelimuti selama perjalanan, betapa tidak ini merupakan kunjungan luar provinsi pertama dan penerbangan pertama yang penulis lalui. Sesampainya di Bandara Ngurah Rai Bali, waktu menunjukkan pukul 19.35 WITA. Perjalanan menuju Student Center Unud yang terletak di kota Denpasar begitu penulis nikmati. Atmosfir malam di Bali terasa lebih berbeda dengan Kota Makassar daerah asal penulis. Jalan raya tak terlalu padat. Nuansa Bali terlihat dari lampionlampion yang menggantung di beberapa bangunan-bangunan tinggi dan rumah-rumah. Hiasan penjor galungan yang dipasang sepanjang jalan di depan rumah-rumah penduduk. Penjor galungan adalah deretan bambu melengkung berisi hiasan yang dipasang sehari sebelum hari raya Galungan (salah satu hari raya umat Hindu). BJW 2015 Dibuka dengan Tarian Sekar Jagat Senin (10/08) sekitar pukul

13.00 pembukaan BJW 2015 dibuka dengan salah satu tarian penyambutan tamu khas budaya Bali, Sekar Jagat, serta pemukulan gong secara resmi oleh Pembantu Rektor III Unud dilanjutkan dengan acara talkshow. Tari sekar ini ditarikan oleh sekelompok penari putri yang masing-masing membawa canangsari. Canangsari ini semacam perlengkapan keagamaan umat Hindu di Bali untuk persembahan tiap harinya. Setelah acara pembukaan dan talkshow selesai, para peserta pun dibawa ke penginapan di Balai Pengembangan Keterampilan Khusus Tenaga Kesehatan (BPKKTK) Pemerintah Provinsi Bali sekitar 19.20 WITA. Wisma ini berdekatan dengan Pantai Padang Galak, sehingga santap makan malam di gazebo saat itu diiringi dengan semilir angin dan nyanyian ombak. Suasana yang dingin nan sejuk membuat kami betah berada di tempat itu, apalagi saat malam hari. Belajar Jurnalisme Investigasi Bangun pagi, diiringi musik tradisional Bali menambah nuansa budaya Bali. Seni Bali mulai dari dekorasi ruangannya sampai dengan alunan musik memang menarik. Setelah sarapan pagi, sekitar pukul 08.00 WITA materi pun dimulai

dengan menghadirkan penulis lepas Pindai, Fahri Salam yang membahas tentang pengenalan Reportase Investigasi. Setelah itu, dilanjut L.R Baskoro Selaku Redaktur Eksekutif Tempo yang membahas lebih lanjut mengenai “Rekam Jejak Investigasi�. Lalu setiap malam, diisi diskusi-diskusi ringan ala Pers Mahasiswa. Seperti di hari kedua, hari ketiga masih diisi dengan materi yang membahas tentang bagaimana meliput dan menginvestigasi kasus Pelanggaran HAM di Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan materi Kekerasan Atas Nama Agama. Liputan Investigasi di Desa Budaya Kertalangu Liputan lapangan, kami dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama di Desa Budaya Kertalangu dan kelompok kedua di Daerah Nusa Dua Bali. Penulis berada di kelompok pertama. Desa Kertalangu ini terletak di jalan By Pass Ngurah Rai, Kesiman, Denpasar. Tak seperti yang dibayangkan, desa ini sepi penduduk. Bahkan tak ada satu pun rumah yang berdiri di daerah tersebut, melainkan terdapat lahan seluas 80 hektar terdiri dari bangunan yang dikelilingi sawah-sawah dan perkebunan. Meski narasumber yang kami temui berada jauh dari lokasi awal yang dituju (sekitar 2 km), hingga jam lima sore kami berhasil mendapatkan informasi dari tiga narasumber, yakni Kepala Desa, Warga Desa, dan seorang pengamat. Selain itu, desa ini memiliki tempat wisata tersembunyi dimana terdapat Gong Perdamaian Dunia yang dihiasi 200 lebih bendera negara-negara independen serta patung-patung tokoh keagamaan di dunia. Hasil dari liputan tersebut kemudian dipersentasekan dan didiskusikan pada malam harinya. Hari terakhir, Melancong ke Pantai Pandawa

Berwisata seringkali mengingatkan kita, betapa indahnya ciptaan Tuhan. Di hari terakhir pelatihan ini, kami menghabiskan waktu setengah hari refreshing di Pantai Pandawa Kutuh. Pantai pasir putih favorit wisatawan domestik saat liburan ke Bali. Pantai Pandawa tak kalah indah dari pantai-pantai lainnya di Bali. Pasir pantai putih bersih, ombak yang tenang, serta bebas dari polusi. Untuk memasuki kawasan pantai ini, kita harus melewati sebuah jalan yang diapit oleh dua tebing batu yang terjal. Di tebing terjal ini terdapat patung pandawa (seperti yang diceritakan dalam serial film Mahabharata), oleh karenanya pantai itu disebut Pantai Pandawa. Sayangnya, waktu yang singkat mengharuskan kami menghentikan perjalanan wisata. Awalnya kami merencanakan perjalanan ke Bukit Do’a. Namun karena ada sedikit perbaikan jalan menuju tempat tersebut, hingga akhirnya perjalanan pun berakhir di sebuah toko yang di dalamnya berdiri patung Krisna dengan gaya khasnya memainkan seruling. Sehingga toko itu disebut toko Krisna, tempat belanja oleh-oleh khas Bali. Nah, itu sedikit dari perjalanan penulis di pulau Dewata dalam menimba ilmu jurnalistik. Merupakan perjalanan jauh yang paling mengesankan. Selain mempelajari ilmu-ilmu jurnalistik dan bertemu dengan LPM se-Indonesia, perjalanan ini membuat penulis sadar bahwa seberapa pun sulitnya, jika kita sudah berencana dan mau berusaha, pasti selalu ada jalan yang diberikan Tuhan untuk mewujudkan impian itu. *Penulis adalah Direktur Pemberitaan UKM LIMA Washilah


LIPUTAN KHUSUS

Beasiswa hanya sekedar pancingan saja,

Jurusan Non Favorit

Butuh Lebih Dari Sekadar Beasiswa

Washilah-- UIN Alauddin menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam favorit yang ada di kawasan Indonesia Timur. Bahkan pada salah satu jalur penerimaan mahasiswa, kampus eks IAIN Alauddin ini menempati peringkat pertama yang paling diminati di seluruh Indonesia, mengalahkan 55 kampus keagamaan Islam lainnya.

Jalur tersebut yakni Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UMPTKIN). Pada jalur tersebut, peminat UIN Alauddin mencapai 20.217. Meski begitu pada hampir semua jalur masuk masih menunjukkan lemahnya minat pendaftar pada jurusan keagamaan. Kepala Biro Administrasi

Akademik Dra Nuraeni Gani MM membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan bahwa terkhusus FUF memang memiliki banyak prodi yang lemah peminatnya. “Yang ada di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Ada beberapa prodi. Ilmu aqidah, Ilmu Al-quran/Tafsir, Perbandingan Agama, Filsafat Agama,” ungkapnya. Meski ada tren peningkatan pendaftar, namun tidak semeriah jurusan umum. Dari data yang diperoleh Washilah, salah satu jurusan bahkan hanya punya 5 orang pendaftar saja pada

Prof Dr Mardan MA 2012, sebelum akhirnya meningkat menjadi 19 pendaftar di tahun berikutnya. Kondisi tidak jauh beda dialami beberapa jurusan yang tergolong non favorit. Selain di FUF, beberapa jurusan non favorit juga berada di fakultas lain, seperti FDK. Kondisi ini, kata Dekan FUF Prof Dr Natsir Siola MA punya kaitan erat dengan lapangan kerja. Kata dia, masyarakat cenderung melihat orientasi bursa kerja. Kebanyakan masyarakat berfikir pasar kerja setelah mendapatkan gelar sarjana. Peluang kerja menjadi tujuan utama saat memilih jurusan yang ada di Universitas. “Secara umum masyarakat tidak paham dengan jurusan itu. Salah satu faktor yang membuat peminat melemah,” tutur salah satu alumni jurusan Ilmu Aqidah ini. Jum’at (28/08) Untuk mendongkrak minat pendaftar, pihak rektorat melakukan langkah pemberian beasiswa. Kebijakan ini telah berlangsung selama empat tahun dan dianggap sebagai senjata ampuh. Beasiswa ini diperuntukkan kepada 15 pendaftar ulang pertama prodi kurang peminat. Selain untuk meningkatkan minat pendaftar, beasiswa ini juga ditujukan untuk mahasiswa baru yang lemah dari segi ekonomi. Mengenai penyaluran beasiswa ini, pihak Akademik telah menyerahkan secara utuh kepada fakultas terkait. “Beasiswa hanya sekedar pancingan saja,”

05 tutur Wakil Rektor bidang Akademik Prof Dr Mardan MA. Prof Mardan mengatakan untuk mendongkrak peminat calon Maba, bukan hanya dengan beasiswa namun seharusnya juga disertai pemberian motivasi yang lebih terhadap mahasiswa dalam pengembangan jurusan. Ini dilakukan agar mampu lebih efektif menarik minat pendaftar di jurusan tersebut. Menurutnya, dengan adanya motivasi, masyarakat akan lebih mengenal semua jurusan yang di UIN Alauddin. “Seharusnya pimpinan, dosen, jurusan harus lebih dekat dengan mahasiswa, sehingga mereka yang mempromosikan jurusan mereka keluar,” jelas Wakil Rektor II UIN bagian akademik. Langkah lain yang dilakukan juga dengan melakukan sosialisasi. Meski, langkah ini diakui belum maksimal. Makanya kata Nuraeni Gani, perlu adanya sosialisasi yang lebih aktif. Serta perlu kiat-kiat dari fakultas bagi prodi lemah peminat. “Perlu mungkin ada kiat-kiat dari fakultas untuk mensosialisasikan prodi yang lemah peminat. Intinya perlu sosialisasi yang lebih aktif lagi di sekolah-sekolah agama, terutama pesantren,” ujarnya. Melihat hasil yang telah dicapai dari program beasiswa ini, Prof Mardan mengharapkan program tersebut lebih ditingkatkan lagi. Dia juga berharap kepada pimpinan untuk selalu memotivasi mahasiwa. “Semua yang dilakukan saat ini harus lebih proaktif lagi dari sebelumnya,” tandasnya. *Sri Wahyudi Astuti/Nur Zahra

DANA PERIBADI

Tiga tukang dan seorang mahasiswa memperbaiki lapangan futsal UIN Alauddin Makassar, Senin (31/08)Inisiatif perbaikan dilakukan oleh UKM Olahraga dengan biaya pribadi. Foto: Muhaimin


06

SAMBUTAN

Euforia Penyambutan Mahasiswa Baru

Gubernur dan Pangdam Hadiri Opak Washilah -- Penyambutan dan penerimaan Mahasiswa baru tahun akademik 2015-2016 secara resmi dibuka Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Dr Musafir M Si. Kegiatan yang berlangsung di gedung Auditorium ini dihadiri Gubernur Sulawesi Selatan dan Pangdam VII Wirabuana Mayor Jendral Bahtiar. Selasa (01/09) Gubernur Sulawesi Selatan, Dr Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa Sains, pengetahuan, riset dan teknologi merupakan jawaban kedepan untuk Negeri. “Disinilah pentingnya sebuah Universitas sebagai pengembangan Negara dan menangani krisis dalam sebuah pandangan yang lebih luas lagi,” kata dia. Bagi orang Bugis-Makassar kata dia, cerdas adalah dimana pengetahuan dan isi kepalanya sesuai dengan hati nuraninya. Jumlah keseluruhan Mahasiswa baru dan Mahasiswa Pasca sarjana yang diterima sebanyak 4.701 Orang. Banyak harap dari civitas akademika untuk keluarga baru UIN Alauddin ini. Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Dr Musafir MA misalnya. Ia berharap mahasiswa baru

menyelesaikan kuliahnya dengan baik dan mendapatkan prestasi yang baik juga dibarengi dengan intergrasi keilmuan, sains dan agama. Selain itu, mereka diharap mampu menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap UIN Alauddin. hal ini kata WR II, Prof Dr Mardan M Ag dilakukan untuk memajukan lembaga. Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan Prof Dr H Lomba Sultan berpesan agar mereka tidak mudah terprovokasi. Agar tidak terjadi konflik Mereka Menyambut Pengurus Dewan Mahasiswa pun tidak mau ketinggalan mereka punya ucapannya sendiri untuk keluarga baru, berikut petikannya *Afrilian Cahaya/ Zulfina/ Saefullah/Riani Andriani Selamat datang calon manusia di Fakultas Humanisasi, Adab dan Humaniora. Dimana kita ingin memanusiakan manusia.

Andi Muhammad Nasrullah (Fak Adab dan Humaniora)

Anda Sekarang sudah memasuki fase baru. Keadaan yang jauh berbeda dari sebelumnya. Dari kandang partikelir menuju Universal. Karena itu rencenakan dengan baik, catat citacita dan keinginan

Misbah Al-Mubarak (Fak Ushuluddin) Kami berharap adek-adek mampu berproses dan bisa menggali potensi diri dengan sebaik-baiknya.

Selamat datang Mahasiswa new generation yang totalitas, universal dan akademis

Sahiruddin Ali (Fak Ekonomi) Jadilah mahasiswa dai yang berintelektual, kreatif, dan inovatif Taufiqurrahman Rasyid (Fak Dakwah)

Selamat datang mahasiswa baruJangan bosan-bosan mencari ilmu pengetahuan. Jangan terbatas hanya di Fakultas. Tetap mencari iman pun anda berada selama jendela pengetahuan itu ada Rusman (Fak Ekonomi)

Dirga Tri Setia Muchtar (Fak Kesehatan) Jadikanlah kehidupan Kampus tetap dinamis

IlhamAzhari Said (Fak Sains) Selamat datang di miniatur “peradaban” Semoga menjadi pribadi yang kehadirannya di harapkan. Ahmad Zaky Malik (Fak Tarbiyah)

Groufie. Salah seorang mahasiswa baru (Maba) mengajak rektor berfoto bersama saat rombongan berkeliling. (Muhaimin)


Kampus Peradaban Oleh: Prof. Dr. Ahmad M Sewang

Kampus peradaban kampus yang asri Memasuki pintu gerbangnya Sudah di sambut salam “ahlan wasahlan” Satpam pun penuh ramah menawarkan “apa yang bisa di bantu?” Para mahasiswapun berjalan di atas aspal mulus Kiri kanan terhampar rumput menghijau Berjalan di bawah naungan pepohonan rindang Hati senang memandang parkiran teratur rapi Suasana segar memasuki ruangan full-AC Dilayani petugas penuh hormat Di from offiice WC mengkilat bersih tanpa tercium bau pesing Kampus peradaban kampus Ilmiyah Iklan akademika tesebar di banyak tempat Seminar, workshop, dan bedah buku jadi menu utama Perbincangan akademik mewarnai kehidupan Tidak terdengar gossip muraahan apalagi hembusan fitnah Kampus peradaban kampus akademik Academic atmosphere terasakan Academic freedom sungguh di hargai Perbedaan pemikiran mandapat tempat terhormat Pemasungan pendapat tak memiliki tempat Kampu peradaban kampus akademik Jauh dari polusi limbah politik praktis Bebas dari selera kepentingan sesaat Warga terbaik tampil pemeran utama Mengedepankan prestasi dari prestise Mereka tercerahkan dengan akhlak karimah Perpustakaan penuh buku tertata rapi Mahasiswa dapat membaca tenang Tanpa gangguan suara berisik Apalagi suara geduh menggelisahkan Tidak pula mempersoalkan tetek bengek Kampus perdaban itulah yang di lukiskan tuhan “tidakakan pernah terdengar perkataan sia-sia Apalagi dosa Kecuali damai dan damai

Benih Hibrida yang Terlupakan Oleh: Muhammad Galang Pratama

Negeri abadi pemilik khatulistiwa Kini ironi karena ulah manusia Nestapa dan problema kian merajalela Karena perilaku -nyaman- dalam dosa Nalar dan pikiran terus beradu domba Koyak segala potensi dalam jiwa Nekat mempertaruhkan yang dusta Kala jalan tuk menang sudah tiada Negeri sang pencetus intelek dunia Kemana cendekiawan yang dulu dijaga Negeri melihatnya di tukar kesana Kembalinya tak pelak lagi berkarya Negeri ber-tabiat pemilik watak budaya Karsa dalam rasa di eksplorasi saja Niatkan dengan sirat lahirkan benih hibrida karena jika tidak, semua kan terlupakan percuma Di ambil orang luar lalu dijual di pasar luak yang penuh dengan muak dari para perusak moral, akhlak dan jiwa sejati sang Nusantara *Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum

MIMBAR Jangan Gondrong! Jika Tak Cukup Sabar Muh. Kurniadi Asmi Ketahuilah, bahwa merawat rambut jauh lebih susah dibanding merawat nilai semester Aku bolak balik mengurus nilai jika panas terik menghampiriku saat itu tak usah topi, cukup dengan rambut yang tebal dan panjang jadi pelindungku

Harga shampo sebenarnya 400rupiah/ sachet dan 100 rupiahnya untuk cukai dengan seperti itu orang gondrong yang rajin pakai shampo juga ikut menyumbang terhadap pembangunan bangsa Saat ini, dengan rambut gondrong saya mengerti kenapa para pahlawan yang tak takut mati itu juga gondrong karena ternyata orang gondrong lebih takut terhadap gunting dibanding peluru westerling

Jika orang bilang bahwa berambut panjang itu gerah dan panas maka lebih dulu tanyakan kepada perempuan

Di kelas studi, saya disuruh tutup pintu dari luar oleh dosen Saya pun melakukannya karena bagiku, ketika tidak mendapat kehadiran kelas setidaknya saya menuruti perintah dosen karena dengan itu, berkah juga dapat menghampiriku suatu saat Karena berambut panjang bagi mahasiswa itu dilarang maka saya pakai wike, dan saya dipersilahkan masukdari situ saya mengerti bahwa hidup memang butuh kebohongan Jika kalian melihat mahasiswa gondrong yang mendapat nilai eror ataupun tunda jangan katakan mereka bodoh dan malas sebab kau tidak melihat usahanya untuk masuk kelas tapi tetap saja diusir dan mendapat absen di daftar hadir Gondrong itu romantis terhadap pasangan hidupnya rambutnya saja di rawat, apalagi kamu Pada helaian rambutku yang melambai aku cantumkan keindahan sebab tak ada ciptaan Tuhan yang sia-sia tapi banyak orang tak paham soal itu

gondrong kebanyakan dari laki-laki lanjut usia itu disebabkan mereka iri, karena kepalanya sudah tak mau tumbuh rambut lebat Wahai para perempuan jangan takut jika jalan bersama orang gondrong sebab ia akan menjagamu sampai titik darah penghabisan jika tidak, dia akan malu karena argument masyarakat umum mengatakan “tidak ada orang gondrong yang jadi pengecut” Apakah kau tahu, kenapa koruptor itu kebanyakan berkepala botak dan berambut pendek? karena cream penumbuh rambut lebih mahal dibanding shampo Kepada rektor baru yang terhormat bagaimana kalau aturan tentang gondrong itu di ganti sebagai mahasiswa hukum, saya punya usulan “Mahasiswa diperbolehkan berambut panjang (Gondrong) jika IPK tidak kurang dari 2.30”

Dengan rambut panjang bagi mahasiswa sepertiku aku seringkali dicaci, dicuekin, dan diusir setidaknya dengan keadaan seperti itu aku lebih melatih rohani untuk bersabar Sebagian orang bilang “Gondrong itu tak rapi” tak mengapa, karena tujuan gondrong memang bukan untuk dikatakan tak rapi

07

Suatu hari dikelas, saya dapati dosen yang istiqamah dia mengusirku karena rambut panjang lalu saya bertanya, kenapa laki-laki berambut panjang itu dilarang, tapi kalau perempuan tidak? Dia jawab “karena rambut panjang bagi perempuan adalah kodratnya” saya tanya lagi, tapi kenapa jika berambut pendek ia tak dipermasalahkan? dia bilang “itu fasion” saya tanya lagi, kalau saya gonrong karena fasion? bagaimana? Dia hanya bilang “kau melawan aturan, keluar!” saya berikan jempol pada dosenku itu karena dia tetap istiqamah pada aturan pemerintahnya Pernahkah kau mendapati koruptor yang gondrong? jika tidak Alhamdulillah, berarti kami orangorang gondrong bukan koruptor Jika narapidana di sel-sel menakutkan itu rata-rata dihuni oleh orang botak lalu, kenapa gondrong dikatakan kriminal? Melihat mahasiswa gondrong, preman botak kadang menangis haru karena mereka paham, bahwa betapa berharganya rambut bagi kaum botak Kau tahu, kenapa penentang

Dengan cara itu pandangan masyarakat akan berubah terhadap mahasiswa gondrong, akan dikatakan bahwa orang gondrong bukan orang bodoh karena IPK-nya di atas 2.30, Selain itu bapak akan membantu mahasiswa gondrong agar lebih giat belajar, sebab untuk mempertahankan rambutnya ia mesti mendapat nilai yang cukup, yaitu IPK tidak kurang dari 2.30 Lembaga pendidikan berhasil menjalankan tugasnya yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa” dan mahasiwa berhasil mendapat nilai cukup baik untuk mempertahankan rambutnya Hukum yang tak ada dirugikan, dengan aturan itu akan cukup adilkan? *Penulis adalah mahasiswa Ilmu Hukum, saat ini aktif di sastra SB eSA Redaksi menerima tulisan berupa artikel, opini, essai, puisi dan cerpen. tulisan. Naskah dikirim ke email: washilahonline@gmail.com, atau diantarkan langsung ke redaksi. Redaksi berhak mengedit tanpa mengubah substansi


SOROT

08

RSP Terkendala Anggaran

Fakultas Kedokteran Ikut Terhambat Washilah--Proses pembangunan Rumah Sakit Pendidikan (RSP) UIN Alauddin Makassar sudah berjalan tidak kurang dari tiga tahun. Namun tanda-tanda bangunan tersebut akan rampung pengerjaannya tidak terlihat.

C

ivitas akademika Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) pun harus bersabar menunggu untuk menggunakan nama Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK). Pasalnya, Surat Keputusan (SK) yang menjelaskan mengenai perubahan nama harus menunggu penyelesaian RSP UIN Alauddin Makassar. Seandainya saja RSP sudah rampung pembangunannya dan telah beroperasi maka pendirian Fakultas Kedokteran yang sudah lama dinantikan bisa dibuka. Sebab RSP menjadi prasarat utama dibukanya Jurusan Ilmu Kedokteran. Namun, hingga saat ini anggaran yang tersedia belum mencukupi untuk menutupi biaya pembangunan RSP UIN Alauddin Makassar. “Ada tiga persyaratan

pendirian jurusan Kedokteran salah satunya adalah harus ada RSP tetapi karena anggaran untuk menyelesaikan pembanguan secepatnya belum ada jadi tahun ini (2015) kita belum bisa dirikan jurusan tersebut,” jelas Dekan FIK, Dr dr Andi Armyn Nurdin. Disisi lain, penyebab lambannya pembangungan RSP ini karena bukan program tuntas. Akan tetapi, program RSP ini dilakukan secara bertahap. Kepala bagian perencanaan Drs Fathur Rahman MM mengatakan bahwa penyebab lambatnya pembangunan RSP dikarenakan sumber anggaran yakni dari Kemenag itu terbatas karena juga membiayai banyak proyek diberbagai universitas yang ada di bawah naungan Kemenag. “Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) kita defisit, ditambah lagi Kementerian Agama (Kemenag) bukan hanya mengurusi UIN Alauddin saja, tapi ada 55 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia yang tentunya juga membutuhkan anggaran,” ungkap pria murah senyum itu kepada Washilah. Selasa (25/08). Senanada dengan Fathur, Wakil Rektor Bidang Administrasi dan Keuangan, Prof Dr Lomba Sultan MA menginginkan pembangunan RSP ini dikerjakan dengan program tuntas, namun tetap bergantung pada APBN. “Maunya kita itu program tuntas. Tapikan kita bergantung pada APBN. Berapa banyak yang kita terima dari Kemenag lewat Direktur Jendral (Dirjen) Pendidikan Islam (Pendis) ya itu yang kita laksanakan,” jelasnya. Kamis (27/08). Selain menunggu APBN melalui Kemenag, Prof Lomba Sultan bersama Rektor UIN Alauddin Makassar melakukan

beberapa cara dalam mendapatkan bantuan anggaran salah satunya dengan melakukan lobi kepada salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) komisi VIII bidang keagamaan. “Siapa tahu perjuangan ini berhasil, semoga Allah menggerakan hati Dirjen Pendis untuk menggelontorkan anggaran demi penyelesaian pembanguan RSP itu.” Harap Prof Lomba Sultan. Meski tahun depan RSP belum selesai ia yakin bahwa jurusan Kedokteran akan dibuka. “Untuk jurusan Ilmu Kedokteran tahun depan (2016) Insya Allah akan dibuka,” terang Prof Lomba. Ia juga menambahkan Meskipun RSP nantinya belum selesai, UIN Alauddin Makassar akan membuka jurusan Ilmu Kedokteran pada tahun 2016 karena pihak UIN Alauddin Makassar sudah menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit Haji untuk menjadi RSP sementara bagi UIN Alauddin Makassar. *Ridha Amaliyah

Penganggaran Berdasarkan data yang diperoleh dari WR II mengenai tahapan realisasi nilai kontrak: Realisasi tahap I (2012) Rp45.228.000.000 Realisasi tahap II (2012) Rp13.958.190.000 Realisasi tahap III (2013) Rp18.684.435.000 Realisasi tahap IV (2014) Rp10.755.000.000 Realisasi tahap V (2015) Rp22.040.181.000 Selanjutnya, sisa pekerjaan fisik untuk Tahun Akademik 2016 dan seterusnya untuk pekerjaan sipil struktur senilai Rp. 250.000.000.00, pekerjaan arsitektur senilai Rp. 39.419.080.000.00, pekerjaan mekanikal dan elektrikal senilai Rp 63.428.491.542.02, pekerjaan furniture dan interior senilai Rp 10.000.000.000.00 dan untuk pekerjaan site development senilai Rp 17.922.897.080.00


INSPIRASI

09

Prof Dr Musafir Pababbari MSi

Merintis Karir Panjang, Berjenjang dan Tak Gampang Laporan

Nurfadilah Bahar dan Junaiddin

T

ak ada yang menyangkal dengan polemik Pemilihan Rektor (Pilrek) yang begitu panjang dan berliku-liku, Prof Dr Musafir Pabbabari MSi pria yang baru saja melepaskan jabatan sebagai Wakil Rektor II ini menjadi orang nomor satu di UIN Alauddin Makassar. Jabatan yang tak terlalu digilainya, namun kini bisa menduduki kursi empuk Rektor. “Saya tidak tergila-gila dengan jabatan, tetapi saya sangat bersyukur Allah selalu membukakan jalan,” terang Rektor UIN Alauddin Makassar Periode 2015-2019 saat ditemui diruangannya. Senin (15/07). Tak gampang menjadi pemimpin, apalagi yang dipimpin adalah sebuah Universitas. Namun, ia merasa dalam mengemban amanah menjadi Rektor tak terlalu sulit sebab dia punya

pengalaman dan modal kuat yang dirintis sejak menjadi sekretaris jurusan perbandingan agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (sekarang: FUF) UIN Alauddin 2004 silam. Selain itu, ia juga pernah menjadi pegawai di Kantor Departemen Agama pada 1986 di Sulawesi Tenggara selama setahun. “Meski hanya setahun menjadi pegawai, karena waktu itu saya ingin pulang kampung dan meminta ditempatkan di UIN Alauddin Makassar. Namun, pengalaman ini menjadi modal untuk saya meniti karier berikutnya,” tutur pria kelahiran 17 Juli 1956 ini. Tak merasa puas dengan ilmu yang dimiliki, ia melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi hingga menyelesaikan program master dan doktoral lebih cepat dari biasanya. Kendati demikian, ia diberikan kepercayaan untuk menjadi Sekretaris Jurusan perbandingan agama, Wakil Dekan II FUF, dan bahkan menjadi Dekan di

Fakultas tersebut pada 2006 silam. Guru Besar Sosiologi Agama ini selalu diberikan kemudahan dalam merintis kariernya. Bahkan, setelah menjabat sebagai Dekan, ia pun diangkat menjadi Wakil Rektor bidang administrasi umum, perencanaan dan keuangan. Hingga jenjang karirnya di UIN Alauddin ini semakin lengkap ketika dilantik menjadi Rektor. Dalam kepemimpinannya di kampus peradaban, ia mengatakan akan tetap melanjutkan kebijakan-kebijakan yang belum sempat dirampungkan Prof Qadir Gassing Rektor sebelumnya. “Itulah kelemahannya saat ini, setiap pergantian pimpinan, berganti lagi programnya. Kalau saya tidak, saya akan melanjutkan disamping menyempurnakan yang kurang sempurna,” pungkas Bapak tiga anak ini. Meski begitu, ia akan tetap menelurkan inovasi-inovasi baru untuk mengembangkan kampus yang kondusif. “Mis-

alkan, Gerakan Seribu Buku (GSB), ya harus ditingkatkan. Pembangunan Rumah Sakit yang belum selesai, harus segera diselesaikan. Fakultas Kedokteran juga. Kemudian infrastruktur masih perlu dibenahi,” jelasnya. Ia juga teringat pesan Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin, untuk selalu menjaga kondusifitas kampus. “Pak Menteri berpesan pada saya, ‘jaga kondusifitas kampus. Karena kalau kampus itu tidak kondusif, akan mengganggu proses akademik yang ada di kampus,” paparnya. Terakhir, rasa syukur yang begitu melimpah sebab dengan dilantiknya ia sebagai rektor, umurnya di tanggal 17 Juli pun bertambah, serta di hari tersebut bertepatan

dengan Hari Raya Idul Fitri 1643 H. “saya anggap ini sebagai hadiah ulang tahun saya. Dan tepat tanggal itu pula, saya berulang tahun dan akan dirayakan di seluruh dunia,” ujarnya samb i l tersenyum.


CIVITAS

10

Menanti Realisasi SKPI Menjawab Tantangan Dunia Kerja

Washilah--Banyaknya jebolan universitas yang kesulitan mencari pekerjaan lantaran persaingan di dunia kerja yang sangat ketat. Ditambah tidak adanya keahlian khusus, melatari terbitnya Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) nomor 81 tahun 2014 mengenai SKPI, kedepan diharapkan menjadi solusi dari sulitnya mendapatkan pekerjaan. Sesuai dengan peraturan nomor 81 tahun 2014 yang dikeluarkan oleh Mendikbud Republik Indonesia tentang ijazah, sertifikat kompetensi, sertifikat kompetensi pendidikan tinggi atau sertifikat profesi dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) yang diberlakukan kepada seluruh perguruan tinggi Indonesia. UIN Alauddin Makassar menyambut baik peraturan . Serta akan melaksanakan dengan baik demi menghasilkan alumni yang siap kerja dengan keterampilan dan keakhlian dimilikinya melalui SKPI. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Prof Dr Mardan Mag mengatakan bahwa terkhusus di UIN Alauddin, SKPI akan mulai diberlakukan pada tahun ajaran baru 2015. “SKPI mulai diberlakukan pada tahun ajaran baru, bulan September,” terangnya SKPI berupa sertifikat sebagai bukti dari seluruh kegiatan-kegiatan yang pernah diikuti dan dilakukan mahasiswa dari semester awal hingga akhir sesuai dengan bidang yang dikuasai. Soft skill bukan hanya keahlian tapi keterampilan lain

baik pada bidang yang dipilihnya maupun diluar bidang atau profesi yang dibuktikan dengan sertifikat. Semenjak peraturan tersebut dikeluarkan, SKPI wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa terutama untuk mahasiswa baru. SKPI ini sangat membantu universitas dalam memperlihatkan kemampuan mahasiswanya sebab pihak instansi sendiri sudah bisa melihat dengan jelas di lembar SKPI bersangkutan. SKPI sebagai pengakuan resmi berguna bagi mahasiswa untuk mencari pekerjaan nantinya. Meski belum dilaksanakan tetapi telah disosialisasikan ke seluruh fakultas dan jurusan yang ada di bawah naungan UIN Alauddin Makassar sejak tahun 2014 lalu, Prof Mardan mencontohkan bahwa salah satu fakultas yakni Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) telah menggiatkan pertemuan regional, dan pertemuan nasional antar dosen dan dekan dimana dalam pertemuannya membahas kurikulum Perguruan Tinggi Negeri berbasis KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) sesuai dengan Permendikbud nomor 73 tahun 2013.

“Akan malu sendiri fakultas dan jurusan yang bersangkutan jika mempunyai alumni yang isi SKPI nya kosong melompong,” tandasnya. Sehingga ia berharap agar Fakultas dan jurusan lebih serius menanggapi pengeluaran SKPI ini. Menanggapi Permendikbud dan pernyataan Prof Mardan tersebut, Ketua Jurusan Jurnalistik Dr Firdaus Muhammad bergerak cepat dan telah menyiapkan secara baik keperluan administrasi untuk kebutuhan SKPI. Bahkan pihaknya dalam waktu dekat akan mengadakan pelatihan sesuai dengan minat yang dipilih oleh mahasiswa lewat form SKPI yang telah dibagikan. “Pelatihan ini bukan lagi sekedar wacana, karena konsepnya sudah ada tinggal pelaksanaannya,” ungkapnya. Pelatihan yang dilakukan terkhusus kepada mahasiswa baru Jurnalistik bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa. “Kan malu juga kalau anak jurnalistik tidak bisa menulis berita. Makanya pelatihan ini perlu untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan jurnalistiknya,” ujarnya mantap. Pada pelatihan pengembangan kemampuan ini juga akan bekerjasama dengan jurnalisjurnalis luar yang handal. “Dalam pelatihan, mereka akan langsung ditangani oleh jurnalis-jurnalis yang kompeten di bidangnya. Seperti biasa kami akan bekerjasama den-

gan AJI karena kita tidak ingin setengah-setengah,” tambah pria murah senyum ini. SKPI Aman, Tergantung Pengawasan Prosedur SKPI berupa dokumen legal yang di dalamnya terdapat sertifikat dari kegiatan pengembangan diri selama menjadi mahasiswa di Perguruan Tinggi terkait. Namun apakah SKPI yang kemungkinan bisa dipalsukan dapat dinilai keabsahannya. Prof Mardan menuturkan walaupun rawan kecurangan namun hal tersebut tak mungkin terjadi sebab terkait dengan prosedur-prosedur pembuktian kelegalan sertifikat,

pengujian dilakukan langsung di tempat ketika mendaftar kerja pada instansi terkait. “Semuanya dipertanyakan kembali mulai dari berapa lama kegiatan tersebut, siapa pelaksananya, dimana tempatnya, rentetan kegiatan untuk memperoleh sertifikat. Sulit sekali untuk berbohong sebab diuji ditempat,” jelasnya. Sulit melakukan kecurangan sebab aturan-aturan sudah dimuat jelas dalam buku pintar yang nanti akan diberikan kepada mahasiswa baru. Dalam buku pintar telah dibahas mengenai SKPI, “Nanti kegiatan-kegiatan yang tertera dalam SKPI harus terbukti konkret lewat surat tugas dan surat keterangan dari dekan,” ungkapnya lagi. Sementara itu, bagi mahasiswa lama yang sudah semester empat ketika peraturan dari Kemendikbud ini keluar dan diberlakukan, dia boleh tidak mendapat SKPI. “Jika melihat kondisi, untuk semester tujuh sudah mustahil mendapat SKPI,” tambah Prof Mardan. Namun, apabila sistem SKPI diberlakukan bagi semester lima ke bawah, maka pengisian SKPI akan mengalami kendala. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa yang bersangkutan jarang atau bahkan tidak pernah mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan diri/soft skill yang tercantum pada form SKPI. *Zulfina Eka Putri

Plan UIN Alauddin sedang berada di Jakarta pada saat itu. Ketua Ikatan Mahasiswa Perencanaan untuk wilayah Indonesia Timur Febrianto menjelaskan bahwa untuk Site Plan UIN sendiri ia rasa sudah bagus, namun dirinya berpendapat bahwa alangkah lebih baik jika sebelum mendirikan bangunan baru, bangunan atau fasilitas yang ada saat ini diefektifkan terlebih dulu. Salah satu contohnya adalah lahan parkir di belakang Fakultas Sains dan Teknologi (FST) yang terkesan mubazir karena jarang dipergunakan oleh mahasiswa. “Pintu belakang Saintek itu tidak

terbuka, sedangkan di belakang itu ada parkiran. Jadinya kan orang tidak mau parkir di situ karena terlalu jauh. Jadi harus efektif dulu dong,” paparnya. Masalah air yang sering tidak mengalir serta fasilitas kampus seperti toilet dan yang lainnya juga harus lebih dulu dibenahi. Ia pun menyarankan, agar sebelum membangun fisik sebuah kampus, pihak universitas harus lebih dulu membenahi fasilitas kampus yang ada agar apa yang menjadi kebutuhan tiap-tiap jurusan dapat diperhitungkan sejak awal . *Baiq Nicte/Haerani Mustawan

Pelatihan ini bukan lagi sekadar wacana, karena konsepnya sudah ada tinggal pelaksanaannya, Dr Firdaus Muhammad

Geliat Pembangunan Mahasiswa Minta Benahi Fasilitas Dulu Washilah--Pembangunan di UIN Alauddin tengah digenjot. Beberapa struktur bangunan untuk sudah mulai terlihat. Seperti bangunan Gedung Pascasarjana di sebelah timur Gedung Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M). Serta Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) di samping gedung Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF).

S

edianya bangunan penunjang perkuliahan ini akan dibangun secara bertahap. Disesuaikan dengan anggaran yang ada. Untuk tahap awal, hanya ada dana Rp10 milyar yang cair untuk dua bangunan ini. Padahal secara keseluruhan dana yang dibutuhkan sekitar 50 Miliyar. “Kalo dana, sumbernya itu ya dari APBN (Ang-

garan Pendapatan dan Belanja Negara),” kata kepala Bagian Perencanaan Drs Faturrahman. Ia menjelaskan, kalau gedung-gedung tersebut dibangun agar proses perkuliahan dapat berlangsung dengan nyaman. Gedung Pascasarjana yang awalnya berada di kampus satu kini dipindahkan ke Gedung baru Fakultas Tarbi-

yah dan Keguruan (FTK). Sedangkan Mahasiswa FEBI saat ini masih menempati gedung lama yang dianggap tidak layak dalam menunjang kelancaran proses perkuliahan. “Rencananya gedung Pascasarjana akan dibangun 7 lantai, kalau Gedung FEBI itu akan dibangun 4 lantai”, jelas Fathur Rahman. Membahas mengenai pembangunan tentu tak lepas dari Site Plan (Rencana Tapak) yakni gambaran/peta rencana peletakan bangunan/kavling. Sayangnya, Ketua Tim Ikatan Ahli Perencanaan Jamaluddin Jahid ST Msi yang merancang Site


AKADEMIKA

11

Menjawab Tantangan Era Digital Washilah--Perkembangan teknologi khususnya gadget dan Smartphone kian manjakan hidup manusia khususnya pada sektor informasi. Dengan mudah informasi yang dibutuhkan dapat diakses kapan dan dimanapun.

B

agi kebanyakan penyedia informasi fisik seperti cetak, menghadirkan informasi secara elektronik untuk jangkauan yang lebih luas akan memberikan keuntungan lebih. Tidak sampai disitu saja, ekspansi dunia elektronik pun sudah mulai menjangkau keberadaan buku cetak yang sekarang sudah bisa dibaca secara online. Kondisi ini menjadi tantangan nyata perpustakaan yang menyediakan buku secara cetak. Bukan hal yang tidak mungkin, perpustakaan dikemudian hari beralih menjadi perpustakaan digital. Hal ini diamini Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan Muh Quraisy Mathar S Sos M Hum. Menurutnya semua bisa berubah menjadi digital. Mengingat, dengan memiliki satu gadget, orang mampu membawa banyak buku sehingga memudahkan untuk membacanya. “Dengan menenteng satu gedget bisa membaca ribuan buku

yang dibawa. Minat tidak brubah hanya peralihan model baca,” katanya. Dengan perpustakaan digital kata dia, akan memudahkan pembaca meminjam buku secara online, dimana saja dan kapan saja. Perkembangan bukan untuk menurunkan minat baca melainkan meningkatkan minat baca yang selalu bisa diakses tiap waktu. Secara tidak langsung hal ini hanyalah peralihan media. Dengan inovasi seperti ini, perpustakaan harus mampu mempertahankan konten tetapi hanya konteks yang berubah. “Jika perpustakaan masih berfikir bertahan dengan cara pengelolahan yang lama maka secara tidak sadar akan menjadi museum buku,” lanjut pria tiga anak ini. Dia juga menambahkan bahwa secara umum, perpustakaan menghitung pengunjung yang hadir pada saat itu. Tetapi dengan

Jika perpustakaan masih berfikir bertahan dengan cara pengelolahan yang lama maka secara tidak sadar akan menjadi museum buku Drs Quraisy Mathar S Sos M Hum

pekembangan ini pengunjung dapat diketahui dengan adanya pinjaman buku walau dengan jarak yang jauh. Quraisy menyarankan agar perpustakaan lebih responsif lagi. Sekarang ini perpustakaan harus membuat pola layanan dimana perpustakaan yang mengunjungi masyarakat bukan lagi masyarakat kunjungi perpustakaan. Hal ini ditanggapi oleh Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Himayah SS MIMS. Ia mengatakan setiap pengadaan buku, UIN Alauddin menyurati masing-masing ketua jurusan untuk mengusulkan judul buku yang menjadi keperluan wajib mahasiswa. Tetapi hal tersebut kini mulai tidak efektif dengan munculnya e-book yang bisa di-

baca kapan saja. "Kalau di UIN itu sendiri tidak terlalu terasa masalah seperti ini, karena dosen setiap mata kuliah menawarkan beberapa judul buku yang wajib bagi mahasiswa. Itupun sedikit menurun karena buku yang ada disini juga ada dalam bentuk e-book tetapi tidak terlalu signifikan," tuturnya. Rabu (26/08). Kendati demikian, buku-buku yang ada di perpustakaan oleh be-

berapa mahasiswa masih dianggap kurang. Terutama buku wajib untuk perkuliahan. “Bukunya masih sangat kurang. Karena biasanya saya mencari buku tetapi buku itu tidak ada,” ungkap salah seorang mahasiswa Ilmu Politik, Sahid. *Sri Wahyu Diastuti/Nur Zahra


PROFIL UKM

12

UKM Koperasi Mahasiswa Gerakan Ekonomi Mahasiswa Dokumen peribadi

Reporter

Muhaimin Afrilian Cahaya Putri

D

i dalam dunia kampus, tak lengkap jika tak ada sebuah ruang untuk memenuhi kebutuhan di antara para mahasiswa terutama dalam kegiatan proses belajar mengajar. Maka dari itulah, Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Alauddin dilahirkan. Drs. Ashabul Kahfi Jamal, pegawai UIN Alauddin Makassar, bersama rekan-rekannya memulai gagasan tersebut guna memberikan kesejahteraan kepada

Pengabdian dengan Ilmu Pengetahuan dan Keprajuritan

semangat kemandirian yang tinggi tidak melemahkan tekad pengembangan kopma sampai saat ini. Adapun visi UKM Kopma adalah menjadi basic gerakan koperasi mahasiswa yang unggul dan dikelola oleh sumber daya manusia berkualitas, mencerminkan keadilan, kesejahteraan, kejujuran, kesetiakawanan dan kemandirian sehingga mampu memperjuangkan dan mewujudkan demokrasi ekonomi. Loyalitas dan kebersamaan yang terjalin antar sesama anggota adalah salah satu kekuatan pendukung berkembangnya Kopma UIN. Hal itulah yang membuat perjalanan Kopma dari tahun ke tahun memberikan banyak perubahan. Begitu banyak pula prestasi-prestasi yang ditorehkan para pengurus Kopma sehingga tak jarang UKM ini mendapat banyak perhatian dari pejabat kampus. Sejak tahun 1987, Kopma mulai membuka usaha dan membangun mitra usaha di dalam kampus. Hingga melakukan perluasan gedung sesuai dengan pengembangan usaha yang bersifat kemitraan. Tidak hanya itu, di tahun 2012 Kopma mulai menjalankan proyek pelayanan online bagi calon mahasiswa baru, menambahkan kopma percetakan, dan kopma grafika. Dokumen peribadi

Washilah-- Berawal dari keinginan beberapa mahasiswa untuk menyalurkan minat dan bakat kepramukaan, serta belum adanya wadah di bidang kepramukaan menjadi cikal bakal berdirinya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka UIN Alauddin Makassar. Berdirinya UKM ini tentunya dipelopori oleh tokoh-tokoh hebat yang senantiasa berjasa mendirikannya, antara lain: Rektor IAIN Alauddin masa itu Letkol (Purn) CAJ H A Moerad Usman, Drs Muhammad Ahmad, Gazali Suyuti, M Rusdy Tahir, M Saleh Abdullah, Mukhtar Tanete, Usman Kadir, Hartini Tahir, dan Kafrawi Aman. UKM yang identik dengan warna cokelat ini memiliki dua jenis kegiatan yakni kegiatan pokok dan kegiatan penunjang. Kegiatan pokok merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap tahun seperti, Latihan Kepemimpinan dan Keterampilan Pramuka Mahasiswa (LKKPM), Kursus Pembina Mahir Tingkat Dasar (KMD), Kursus Pembina Mahir Tingkat Lanjutan (KML), dan Almaida Crativity Event (Active). Sementara untuk kegiatan penunjang merupakan

masyarakat kampus. Tim pendiri Kopma terdiri dari Drs. Muh. Denial Alwi, Hairun Patty Bachaker, Muh. Anshar Ilyas, Lina SandolBerkat tim penggalang tersebut, rapat pembentukan yang dihadiri oleh pejabat kampus dan beberapa orang mahasiswa yang sekaligus menjadi anggota pertama berhasil ditetapkan pada tanggal 14 Oktober 1985. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kopma yang resmi menjadi badan hukum sejak tanggal 18 Maret 1988 dengan nomor 4795/BH/IV/1988 ini menjalankan roda kepengurusan periode pertama yang penuh rintangan dan hambatan hingga pada akhir kepengurusan. Walaupun demikian

UKM Resimen Mahasiswa

UKM Pramuka Almaida

Didik Karakter Mahasiswa kegiatan yang dilakukan di sela-sela kegiatan pokok seperti, melakukan pendakian gunung bagi anggota yang ingin lebih dekat dengan alam. Adapun visi dan tujuan Gerakan Pramuka UIN Alauddin yakni mendidik mahasiswa dalam bidang karakter seperti kedisiplinan dan kerapihan. Proses ini dilalui dengan melaksanakan kegiatan pokok dan penunjang. Sekaligus mensosialisasikan bahwa di kampus eks IAIN Alauddin ini terdapat UKM Pramuka.

Prestasi gemilang yang dicatat oleh UKM Pramuka UIN Alauddin sendiri ialah sebagai pelopor Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Agama Islam se-Indonesia. Kegiatan ini telah ditetapkan sebagai salah satu kegiatan IAIN yang berskala nasional dan dilaksanakan setiap satu kali dalam dua tahun. Selain itu, Pramuka UIN Alauddin ini pernah mengutus kadernya untuk mengikuti Pelayaran Nusantara (Pelantara) yang mulai berlayar dari Makassar-Papua-Makassar selama satu bulan.

Washilah-- Resimen Mahasiswa (Menwa) lebih dikenal pada tahun 1963. Legitimasi keabsahannya adalah keputusan bersama menteri pertama bidang pertahanan keamanan dan menteri perguruan tinggi dan ilmu pengetahuan. Sesuai dengan nomor: M/A/165/1965 tentang organisasi dan prosedur Menwa sesuai dengan undangundang Pertahanan Negara Republik Indonesia No.29 Tahun 1954 yang berlaku waktu itu Panglima Teritorium III/ Siliwangi(TT III/ SLW) Kolonel R.A Kokasih mengeluarkan kebijakan mengadakan latihan keprajuritan Mahasiswa Bandung. UKM yang berdiri tahun 1980 ini pertama kali dibentuk oleh jendral Besar A. Nasution pada pemerintahan orde lama dengan nama batalyon tiga Insitute Agama Islam Negeri. Misi dan tujuan dari pembentukan resimen mahasiswa terutama untuk membendung penyebaran paham komunis dalam kampus. Visi Membentuk organisasi

komando Menwa Satuan 703 UIN Alauddin yang maju berkembang, berprestasi dan mandiri, serta mengharumkan nama organisasi UKM Komando 703 UIN Alauddin dan Universitas di kegiatan regional maupun nasional dengan segala prestasi. Misi Terciptanya organisasi UKM Komando Menwa 703 UIN Alauddin Makassar ditunjang dengan kegiatan-kegiatan baik regional maupun nasional, sebagai wujud generasi muda yang berjiwa nasionalisme, berkepribadian luhur, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbagai kegiatan Menwa yang berlangsung di UIN yaitu upacara bendera, wisuda, hingga pengenalan akademik kepada Mahasiswa Baru. UKM ini bersemboyan “Widya Çastrena Dharma Siddha”, yang berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “Penyempurnaan Pengabdian dengan Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Keprajuritan.”

UKM Olahraga,

Seumur Jagung, Pencatat Prestasi

Washilah--Begitu banyak turnamen tingkat uiversitas yang diselenggarakan oleh berbagai pihak namun di UIN Alauddin Makassar belum ada wadah resmi yang mewadahi para mahasiswa untuk menyalurkan bakat ini. Dari persoalan tersebut, beberapa mahasiswa yang memiliki minat tinggi mengikuti turnamen dalam bidang olahraga berinisiatif untuk membentuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Sekaligus sebagai wadah bagi mahasiswa untuk menuangkan hobinya di kampus peradaban ini. Setelah melalui beberapa proses, akhirnya UKM Olahraga UIN Alauddin Makassar resmi dibentuk pada tanggal 12 Mei 2012.Dalam tiga tahun ini UKM Olahraga telah membuka delapan Cabang Olahraga (Cabor) diantaranya, Sepak Bola, Futsal, Basket, Catur, Tenis Meja, Voli, dan Sepak Takraw. Meskipun terbilang baru, UKM yang beranggotakan sampai 170 orang ini telah men-

catat prestasi bergengsi. Seperti pada Pelaksanaan Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni, dan Riset (Pionir) VII di Bengkulu, UKM Olahraga menyabet juara 1 untuk Cabor Catur single, juara 3 untuk Cabor Catur beregu, juara 2 untuk Cabor Tenis Meja single dan beregu, serta juara 2 Sepak Takraw. Visi- Menanamkan semangat dan jiwa sportifitas, serta membangun iklim kompetisi yang islami dalam dinamika kemahsiswaan Misi 1.Sebagai wadh untk menampung mengembngkn dan melaksankan mint dan bakat mahsiswa khuss.a dlm bidang olahraga. 2.Sebagai wadah untk mengash, membina dan meningktkn kapasits dan mental mahasiswa dalm bidang olahraga 3.Sebagai pusat penanman semangat dan nilai2 sportifits mahasiswa dalam perkmbngan dunia olahraga.


PROFIL UKM UKM Black Panther

Adapun Tujuan utama di bentuknya UKM beladiri yang bermotto “Daripada Saya Lebih Baik Kamu” ini tidak lain adalah untuk mampu melahirkan kader-kader yang islami, dan memiliki semangat patriot, jujur, kritis, dan bermoral akhlak yang positif. Dalam perjalanannya dari awal terbentuk hingga sekarang, UKM Black Panther mampu memperlihatkan eksistensi mereka dengan menggaet beberapa prestasi gemilang yang tidak kalah dengan UKM lain di UIN Alauddin Makassar. Salahsatunya adalah pernah mendapat kejuaraan dalam pertandingan bela diri di Kabupaten Bone sehingga meraih 8 medali, 2 emas, 1 perunggu, dan 5 perak.

Dokumen peribadi

UKM Taekwondo, Seni Memainkan Tangan dan Kaki

Siap Cetak Mahasiswa Berkompeten dan Bermoral Washilah-- Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Internasional Black Panther Karate hadir meramaikan dan turut menjadi salah satu wadah kreatifitas mahasiswa UIN Alauddin Makassar pada tanggal 20 Maret 1978. Kemunculan UKM Black Panther sendiri digagas oleh Drs. Gazali Suyuti, Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama pada masa jabatannya. UKM bela diri yang berasal dari negara Jepang ini memiliki visi utama yang tidak terlepas dari Tri Dharma UIN Alauddin Makassar antara lain meletakkan landasan fundamental untuk mencapai etos integritas, intelektualitas dan profesionalisme pada lembaga UKM Black Panther Karate khususnya Mahasiswa UIN Alauddin pada umumnya.

13

Dokumen peribadi

Washilah-- Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tae Kwon Do UIN Alauddin Makassar awalnya adalah sebuah komunitas yang digagas oleh salah seorang pendiri bernama Sebeum Syahrir utuh (Alm) pada tanggal 4 Maret 1986. Komunitas ini akhirnya resmi menjadi UKM UIN dan terdaftar di PBTI pada bulan Januari 1995. UKM bela diri yang berasal dari negara Korea ini hanya memainkan tangan dan kaki dalam pertarungan. Sehingga selain bela diri, UKM ini dapat melatih fisik untuk menjadi atlet-atlet professional. Adapun visi UKM Tae Kwon Do antara lain, UKM Tae Kwon Do merupakan lembaga intra kampus yang menjadi salah satu tempat pembinaan minat, bakat, dan mental Mahasiswa dan atlet dari segi beladiri, pretasi dan organisasi yang menyelenggarakan proses pembinaannya melalui latihan secara fisik dan berbagai kegiatan lainnya.

UKM Tapak Suci

Sementara misi yakni Mengemban dan membentuk peran serta mahasiswa yang tergabung di dalamnya untuk dibina menjadi atlet-atlet professional dan berakhlak untuk berprestasi dalam taraf local, regional, nasional, hingga ke taraf Internasional. Selain itu, tujuan UKM Tae Kwon Do adalah untuk : 1. Mempersiapkan anggota UKM untuk menjadi atlet yang berprestasi di bidang olahraga seni beladiri secara professional. 2. Membentuk atlet-atlet yang professional yang memiliki jiwa sportifitas tinggi. Dalam merekrut anggota, UKM Tae Kwon Do yang bermotto ”Speed Power Technique” ini melakukan kegiatan Indoor dan outdoor. Dalam menuai prestasi salah satunya UKM Tae Kwon Do pernah mendapat juara 2 se-Indonesia Timur.

Perguruan untuk Perjuangan Agama, Bangsa, dan Negara

P

eguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci didirikan pada tanggal 10 Rabiul Awal 1383 Hijriyah atau bertepatan dengan 31 Juli 1963 Miladiyah oleh pendekar besar Ahmad Damiyati dan Muhammad Wahid di kampung Kauman Yogyakarta. Sementara Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tapak Suci berdiri di lingkungan kampus UIN pada tahun 1991 oleh pendekar Drs. Arkam. Tapak Suci menampilkan beladiri dalam bentuk seni pencak silat. Selain sebagai pelestari budaya bangsa, Tapak Suci mendorong anggotanya untuk melestarikan seni dan budaya nasional yang berjiwa luhur, berwatak serta berkepribadian Indonesia, bersih dari ilmu sesat dan

syirik, menjadikan perguruan untuk perjuangan agama, bangsa, dan Negara. UKM yang identik dengan merah kuning ini didirikan untuk membina bakat dan minat mahasiswa dalam olahraga Beladiri Pencak Silat. Perguruan Tapak Suci melakukan pengajaran keilmuan pencak silat melalui bentuk Metode Gerak Tertulis (methodis dinamis). Dengan demikian keilmuan tapak suci akan selalu berkembang berlandaskan tradisional murni sehingga tidak kehilangan kejiwaan sebagai budaya bangsa. Sejak lahirnya UKM Tapak Suci di UIN, hingga saat ini meraih banyak prestasi yang membanggakan meski kendala dalam menjalankan roda organisasi

tidak selalu berjalan mulus. Adapun prestasi yang pernah diraih diantaranya, Juara I pada kejuaraan Pencak Silat Se-Asia, Tingkat Mahasiswa; Juara Umum II pada kejuaraan pencak silat se- Sulsel; Juara III kelas A dan Juara kelas C pada kejuaraan nasional pencak silat antar perguruan tinggi; Juara Umum II dalam tournament Pencak Silat tahun 2013 dan masih banyak lagi prestasi-prestasi yang ditorehkan lainnya. UKM yang bermotto “Dengan Iman dan Akhlak saya menjadi kuat, tanpa Iman dan Akhlak saya menjadi lemah” ini menerima anggota baru dengan syarat bersedia mengikuti aturan yang berlaku di UKM Tapak Suci.


14

PROFIL UKM

UKM LIMA Lestarikan Budaya Tutur Melalui Tulisan Dokumen peribadi

S

iapa yang menguasai media, maka dia menguasai dunia. Itulah salah satu jargon lama bagi seorang yang bergelut dalam bidang kejurnalistikan. Dalam mengasah minat dan bakat mahasiswa dalam dunia tulis menu-

lis, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Informatika Mahasiswa Alauddin (LIMA) Washilah hadir mewadahi hal tersebut. UKM LIMA merupakan unit kegiatan mahasiswa dilingkup UIN Alauddin Makas-

sar yang didirikan pada 25 Mei 1985 di Ujung Pandang. Pengembangan kreativitas ini dilakukan dengan media tabloid yang bernama Washilah. Washilah berasal dari bahasa Arab, yang berarti penyampai. Lembaga ini awalnya

didirikan oleh tiga orang mahasiswa lepasan pelatihan jurnalistik tingkat nasional oleh IAIN di Nusantara, yakni Waspada Santing, Laode Arumahi, dan Hasanuddin, yang pada saat itu hanya bergerak pada bidang kepenulisan. Dalam usianya yang ke-30 tahun, kini UKM LIMA telah membuktikan eksistensi wujud nyata dari pelestarian budaya tulis dan budaya tutur dikalangan mahasiswa sebagai generasi muda calon pemimpin dan pembaharu. Perbincangan tentang pers dan jurnalistik, memang tak lekang oleh sejarah dan beragam sermin fenomena sosial yang terjadi. Pers memotret beragam sejarah, fakta sosial menarik dan layak dicerna oleh masyarakat dengan tetap berada dalam standar etik yang disepakati dalam wilayah tempat tumbuh dan berkembang. UKM LIMA yang hadir dengan bermodalkan ikhlas, berusaha semampunya menguraikan dan memberikan gam-

baran tentang fenomena yang terkait dengan kampus UIN Alauddin Makassar. Sebagai media mahasiswa yang bergerak di bidang penerbitan, UKM LIMA selalu berusaha untuk tetap menjunjung nilai-nilai islam sebagaimana visi dan misi yang telah diemban, yakni peningkatan perilaku islami, penggalakan kualitas ilmiah, dan pembobotan idealism. UKM sang penyebar informasi kepada masyarakat UIN ini memiliki tujuan, yakni terbinanya insan pers yang islami, dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat demokratis yang diridhoi Allah SWT. Para pekerja pers menjadi sesuatu yang sangat bernilai, utamanya untuk mereka yang ingin populer, kesohor, yang tentu saja untuk keperluan tertentu. Fenomena ini membuat media bukan hanya sebagai sebuah wadah untuk berkreatifitas dan berkarya semata, tetapi juga untuk mendapatkan penghasilan yang menguntungkan.


PROFIL UKM Dokumen peribadi

UKM LDK Al-Jami’

Ajak Mahasiswa Berkreasi di Bidang Keagamaan Washilah--Kala itu sehabis melaksanakan salat subuh di Kampus I UIN Alauddin, beberapa mahasiswa tahun 2006 berdiskusi membicarakan eksistensi ilmu keagamaan bagi mahasiswa. Dari kacamata mereka, kepribadian islami mahasiswa dari kampus yang berbasis keagamaan ini telah jauh dari diri para mahasiswa. Jika dibiarkan terus menerus, tidak dipungkiri mahasiswa akan jauh dari ilmu keagamaan. Berangkat dari persoalan itu, beberapa mahasiswa ini sepakat untuk membentuk sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang keagamaan. Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Jami’ kemudian resmi dibentuk pada tanggal 10 April 2006. Al-Jami’ sendiri merupakan pemberian nama dari Prof Dr Azhar Arsyad MA, rektor yang menjabat kala itu. Al-Jami’ bisa diartikan sebagai “kebersamaan”. Artinya bersama-sama dalam mengembangkan ilmu keagamaan dalam berdakwah.

UKM yang mengajak mahasiswa untuk kreatif untuk mengembangkan ilmu keagamaan ini memiliki semboyan “Mengayung dzikir menantang fikir”. Artinya kader LDK Al-Jami’ harus bisa menyeimbangkan antara ibadah dan intelektualnya. Adapun visi UKM LDK ini adalah menegakkan kalimat tauhid di muka bumi. Dan tiga misi yang diemban, adalah: 1.Mewujudkan Masyarakat Kampus yang Rabbani 2.Melahirkan kader-kader muslim yang intelek 3.Menerjemahkan Tri Dharma perguruan tinggi ke dalam metodologi dakwah islamiyah Untuk kegiatannya sendiri, khusus dalam kampus, LDK Al-Jami’ sering melaksanakan kegiatan berupa seminar, lomba ceramah, sharing bersama organisasi lain. Sementara kegiatan di luar kampus, LDK sudah memiliki beberapa dusun dan desa binaan yang terletak di berbagai kecamatan.

15

KSR PMI 107 UIN Alauddin Wadah Tenaga Sukarela Washilah--Sejarah berdirinya KSR Palang Merah Indonesia (PMI) UIN Alauddin berawal dari inisiatif KSR PMI Universitas Negeri Makassar (UNM) untuk membentuk wadah tersendiri bagi mahasiswa di kampus eks IAIN Alauddin ini. Langkah awal yang dilakukan oleh KSR PMI UNM yakni melakukan sosialisasi serta mengajak mahasiswa UIN Alauddin untuk belajar mengetahui dunia kepalangmerahan. Setelah beberapa lama terbentuk, mereka berinisiatif untuk menjadikan wadah ini sebagai sebuah Unit Kegiatan Makasiswa (UKM). Pada tanggal 18 Juli 1996 dikeluarkanlah surat rekomendasi di bawah naungan Senat Mahasiswa Institut (SMI). Kemudian pada tanggal 02 April 1997 surat keputusan rektor keluar sekaligus resmi terbentuknya UKM KSR PMI IAIN Alauddin Makassar. Sejak terbentuk 19 tahun silam, berbagai kegiatan dan prestasi telah diraih. Diantaranya melaksanakan kegiatan Lintas Makassar Bersih pada ta-

hun 2007. Selain mengadakan perlombaan, kegiatan ini mengajak semua UKM yang bernaung di UIN Alauddin Makassar untuk berpartisipasi dalam membersihkan Kota Makassar. Prestasi yang paling berkesan yakni menjadi tuan rumah Temu Bakti Relawan se-Indonesia. Adapun Misi UKM KSR PMI ialah sebuah organisasi kemanusiaan yang mampu menyediakan pelayanan kepalang merahan yang efek- tif dan efisien, terutama kepada mereka yang pal-

ing membutuhkan, dalam semangat kenetralan dan kemandirian. Misi yang diemban UKM ini ialah menyebarluaskan dan mengembangkan aplikasi prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah dalam masyarakat, khususnya mahasiswa UIN Alauddin Makassar. UKM KSR yang bermotto Noy Siamo Tutty Fratelly (kita semua sama dan bersaudara) ini, merekrut anggota baru yang akan dibuka setiap semest e r g e nap.

UKM Seni Budaya eSA Berkarya Seni Berlandaskan Nilai-nilai Islam. saja menjadi sumber inspirasi dan motivasi tapi sekaligus menjadi tujuan yang hendak diwujudkan. Sebagai organisasi yang bergerak dalam dunia kesenian, eSA menjadi wadah untuk semua insan seni khususnya mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang ingin menyalurkan minat dan bakatnya dalam hal kesenian dengan melalui proses pengkaderan yang disebut Seleksi Bakat Minat (Eksibanat). Eksibanat menggiring calon kader untuk berkarya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapainya. yakni “Berkarya dengan berlandaskan nilai-nilai Islam.” Sederet prestasi pun setiap tahun mereka raih sebagai wujud penghargaan mereka terhadap berbagai proses yang mereka lalui selama berada di eSA. Di tahun ini ada beragam karya yang lahir, diantanya: -Talk Show Kesenian dan Pementasan Tari Kompas TV

Makassar dalam program I Love Makassar Bedah Buku Kuntum Sapatu Dea dan Pagelaran Seni di Auditorium -Juara II Festival Tari Tradisional Se-Makassar -Pelatihan Kesenian terhadap sekolah menengah atas, Tari Paddupa Siswa SMA Parangloe -Pelatihan Cinematografi Kepada Sineas Muda Kab. Wajo, Pelatihan Cinematography kepada Mahasiswa IKOM UIN angkatan 2011 -Workshop 7 Cabang Seni -Milad XXI (Work Shop, Seminar Budaya, Pementasan 7 Cabang Seni) -Pentas Karya Makassar Art Kolaborasi di Benteng Fort Rotterdam -PESIMINAS di Palangkaraya 2014 -Pentas Karya Escape, dll. Belum lama ini Seni Budaya eSA juga mengadakan kegiatan

Dzikir bersama dan haflah Alquran, pameran dan Ngumbar rupa, bedah buku Asdar Muis “Menuju tepi tak Berujung,” dan tadarus sastra XI di Balai Diklat Keagamaan Syech yusuf. Tentunya masih banyak segudang prestasi dan karya lainnya. Seiring berjalannya waktu, Seni Budaya eSA pun mengalami beberapa pola perubahan dalam cabang seni nya. Salah satunya

yaitu cabang seni yang dulunya menggabungkan antara cabang seni musik dan vokal, sekarang menjadi cabang seni musik dan cabang seni vokal. Selain cabang seni musik dan cabang seni vokal, masih ada beberapa cabang seni yang terdapat di Seni Budaya eSA antara lain; seni teater, seni rupa, seni sastra, seni cinematografi, seni tilawah dan seni tari. Dokumen peribadi

Washilah-- Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Budaya eSA dibentuk sejak 18 Juli 1993. UKM yang awalnya diberi nama Unit Kegiatan Kemahasiswaan (UKK) Sanggar Seni Alauddin (SSA) ini di usung oleh beberapa jiwa kreatif diantaranya, Zulfahmi Alwi, M. Yasir Karim, Abd. Halim Rimamba, Zulfikar Yunus, Khaeruddin, Muhammad Ikhsan AR, Ilham Dharma Putera, dan Hamdan. UKM Seni Budaya eSA dibentuk dari sebuah pertemuan kecil-kecilan, sehingga muncullah gagasan oleh sejumlah mahasiswa di atas untuk menyatukan seluruh potensi yang ada melalui pembentukan sebuah wadah insan seni. Sebagai organisasi yang hidup dalam Institusi Islam, setiap gerak langkahnya senantiasa di lafasi oleh nilai-nilai keislaman baik dalam kehidupan organisasi maupun dalam setiap pola pikir, sikap dan tingkah laku. Sehingga bukan



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.