Enviro HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK LINGKUNGAN PRESENTS:
Tidak untuk diperjualbelikan
13th edition / 2014
the green guide
Highlight: Pencemaran Air Tanah
WATER SUPPLY
&
SANITATION
Kilas Lingkungan: Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi di Indonesia Around the World: Global Water Supply Ngulik: Desa Mundu Pesisir, Sanitasi Lingkungan di Daerah Pesisir
Disponsori oleh:
1
1
Editor’s Letter
CREWS
Masalah sanitasi dan penyediaan air bersih merupakan salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi oleh setiap negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut data yang dipublikasikan PBB pada tahun 2013 lalu, 63 juta penduduk Indonesia tidak memiliki akses air bersih dan sanitasi, bahkan banyak masyarakat Indonesia yang masih melakukan praktik BABS (Buang Air Besar Sembarangan). Dengan kata lain, Indonesia memiliki sistem sanitasi dan penyediaan air bersih yang sangat minim.
PUBLIC RELATION M
Fazani A
Bagi masyarakat yang memiliki pasokan air bersih yang berlimpah dan sistem sanitasi yang baik, mungkin hal ini terdengar sulit dipercaya, karena pada dasarnya Indonesia merupakan negara dengan pendapatan menengah ke atas. Namun perlu teman-teman ketahui, masalah seputar sanitasi dan penyediaan air bersih di berbagai daerah di Indonesia maupun negara berkembang lainnya ternyata cukup parah.
SUPERVISOR
Ervisa Mahditiara
REPORTER
Aldila Maretta
Oleh karena itu, Enviro edisi 13 ini akan menyajikan artikel-artikel terkait isu “Water Supply and Sanitation� dengan harapan teman-teman akan menyadari urgensi dari permasalahan sanitasi dan penyediaan air bersih yang ada saat ini.
REPORTER
Selamat membaca!
Euge
LAYOUTER
Amiranti Sarah Maudita Editor in Chief Enviro edisi 13
Martina So
LAYOUT DIRECTOR
Yuniki Mediayati
FINANCE STAFF
Annisa Anindita
4
FINANCE STAFF
Louisa Anci
PERSON IN CHARGE
Irfan Nurhadi
REPORTER DIRECTOR
MANAGER
Annida Ferani
Az-Zahra
MANAGING EDITOR
Astryd Viandila Dahlan
SENIOR EDITOR
Dwi Purwaningsih
EDITOR
enia Agni
FINANCE MANAGER
olya Difica
illa Aristya
Liska Listiani Sari
Tara Tatiana Rahmadi
LAYOUTER
Aghnia Qinthari
PRODUCTION & DISTRIBUTION
Kaysha Floren
5
P&D STAFF
Rangga Santoso
Dear
Enviro Enviro magazine adalah pelita majalah keprofesian bidang teknik lingkungan di KM-ITB. Semoga Enviro bisa terus menginspirasi mahasiswa-mahasiswa Indonesia lainnya untuk peduli dan paham tentang isu-isu lingkungan dan keteknikannya. Jaya terus Enviro Magazine HMTL ITB!
Enviro 12 kemarin isinya padat dan fokus! Tapi, karena terlalu padat, jadinya space istirahat bagi pembaca agak kurang. Terus, sasaran Enviro kan masyarakat umum, jadi buat judul tulisan yang membuat mereka tertarik dan hindari istilah khusus, karena gak semua orang ngerti dan langsung tertarik. Terus aku suka ada infografiknya (dipertahankan ya!), soalnya orang cenderung baca yang simpel dan menarik mata bukan tulisan melulu. Semoga Enviro 13 lebih bagus dan oke, ya!
Nyoman Anjani, Presiden KM-ITB 2013/2014 Di tengah isu lingkungan yang melelahkan, Enviro hadir mencerahkan. Banyak wawasan baru yang disajikan. Memanjakan pembaca, hingga ingin terus menjaga lingkungan bersama.
Idham Padmaya Mahatma, Kimia 2011, Pemimpin Umum Boulevard ITB
Friska Navisa, Biologi 2010, Ketua Divisi Kominfo NYMPHAEA ITB 2013/2014
Enviro sudah bagus cara penyajiannya. Mungkin saran buat Enviro, isu yang diangkat kalau bisa itu isu lingkungan terbaru yang masih hangat seperti permasalahan PLTSa Bandung. Kalau tahun lalu itu ada kasus bioermediasi di salah satu perusahaan oil and gas terkemuka yang ada di Indonesia, jadi bisa sekaligus pencerdasan, paling tidak untuk skala kampus. Semangat buat Enviro.
Menurutku Enviro ini bagus. Memberikan pencerdasan tentang info-info yang dekat dengan kita seputar lingkungan, seperti jenisjenis plastik yang ada di sekitar kita. Bahasanya ringan dan mudah diterima oleh massa lain. Lanjutkan, ya!
Fauzi Ahmad Nugraha, Ketua HMF ITB
Irfan Nasrullah, TL 2011, Pimpinan Umum Majalah Ganesha 2013/2014
Enviro itu salah satu majalah yang edukatif. Selain menambah wawasan kita tentang lingkungan, Enviro juga memperkenalkan keprofesian teknik lingkungan kepada masyarakat luas. Yang lebih menarik lagi, mayoritas penulisnya langsung dari mahasiswa teknik lingkungan, dosen, dan bahkan guru besar ITB. Nah, berarti informasi yang disampaikan dijamin gak abal-abal. Jadi, gak ada alasan kan buat gak baca Enviro? Sukses dan jaya selalu, Enviro!
Mau kirim saran, komentar, atau kritik ke Majalah Enviro? Kirim e-mail kamu ke:
enviro.hmtl@gmail.com
Denisa Diviana, TL ITB 2010
6
1
Contents routine
36
4
Editor’s Letter
4
Crews
6
Dear Enviro
11
Kalender Lingkungan
46
Fotografi
61
Teknik Lingkungan ITB
62
HMTL ITB
events 12
Petroviro
14
KSAN 2013
16
Envoria: Belajar Eco-Lifestyle
19
Desa Mitra
28
highlight 22
Global Water Demand
25
Desalinasi
28
Waterborne Disease
30
Pencemaran Air Tanah
32
Kelangkaan Emas Biru
THI S EDI TI O N Cover Enviro edisi kali ini menceritakan bahwa di satu waktu yang sama, terdapat dua dunia yang kondisi penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungannya bertolak belakang. Gambar anak-anak yang bermain di kolam renang menggambarkan orangorang yang memiliki cukup persediaan air bersih. Sedangkan gambar wanita di bawah dengan tangan menengadah untuk menampung setetes air menggambarkan orang-orang yang masih kesulitan untuk memperoleh air bersih, dan gambar tanah kering mengartikan seberapa parahnya masalah kekurangan air di daerah tersebut.
kilas lingkungan Kasus Fukushima: Ancaman Kontaminasi Air Akibat Zat Radioaktif MDGs dan Air Bersih
42
Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi di Indonesia
36
43
this edition
22 25
Desa Mundu Pesisir: Sanitasi Lingkungan di Daerah Pesisir
34
Around the World: Global Water Supply
39
Lifestyle: Recycling Water
44
Profil: Dr. Ir. Tresna Dermawan Kunaefi
50
Turbin Angin Berkompresor
52
Rekomendasi: WALL-E
54
34 Kontributor artikel: Anggi Pertiwi Putri (TL 2009) Gamma Rais Rizani (TL 2010) Tito Ariwibowo Darmawan (TL 2010) Mentari Khairita Utami (TL 2010) Aulia Fajar Rahmani (TL 2010) Bellia Bizarani (TL 2010) Dewi Nurhasanah (TL 2010) Pranandya Wijayanti (TL 2010) Desy Natalia Manik (TL 2010) Nur Septiani Hayati (TL 2010) Astrid Tiara Bening (TL 2011) Eduardo Rotama (TL 2010)
Tips
56
You Say So
57
Did You Know
58
Surf the Net
60
Freelance:
Tammya Ayu Purnomo (Cover)
Eduardo Rotama (Layouter artikel Did You Know)
Anindya Dwi Wulandari (Photographer)
Afifa Zahiya (Photographer)
11
eve nt s
12
e ve nt s
14
e ve nt s
16
17
18
events
Permasalahan sanitasi, sampah, dan air bersih merupakan masalah yang sering ditemui di Indonesia baik di perkotaan maupun di pedesaan. Bila permasalahan ini terus dibiarkan, maka akan mengakibatkan kerugian pada masyarakat Indonesia juga. Untuk itu, diperlukan solusi yang sesuai dengan permasalahn yang terjadi di masyarakat.
20
21
hi g h li ght highlight
Oleh: Desy Natalia Manik TL 2010
22
23
24
highlight
Oleh: Gamma Rais Rizani TL 2010
Teknologi desalinasi sendiri diyakini pertama kali diterapkan di Amerika Serikat untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi awak kapal yang sedang berlayar. Hal ini dibuktikan dari laporan teknus Thomas Jefferson (Presiden Amerika Serikat ketiga yang pada saat itu menjabat sebagai Sekretaris Negara pada tahun 1791), yang mencantumkan proses sederhana desalinasi dengan teknik distilasi pada laporan-laporan kapal, sebagai cara untuk memproduksi air minum pada keadaan darurat. Melalui proses ini air yang sebelumnya asin, dapat diubah menjadi air dengan kemurnian tinggi yang layak untuk dikonsumsi,
Proses Desalinasi
Proses desalinasi secara umum dilakukan dengan tiga cara, yaitu proses distilasi, Reverse Osmosis (RO), dan Ion Exchange. 1. Distilasi Proses distilasi merupakan perubahan fase pada air, dari fase cair menjadi fase uap. Pada proses ini, air laut diuapkan dengan cara dipanaskan. Sebelum dipanaskan, tekanan diturunkan agar titik didih air laut tersebut menurun. Karena perbedaan titik didih antara air dengan garam, garam dan mineral akan tertinggal di dasar ketika air tersebut menguap. Uap air diembunkan kembali menjadi fase cair dan menghasilkan air murni.
Interior Hadera Desalination Plant, Israel
berpindah ke bagian yang mempunyai konsentrasi lebih rendah, yaitu air murni. Sedangkan garam dan mineral dari air laut lainnya tertahan oleh lapisan semipermeabel tersebut. 3. Ion Exchange Secara prinsip, ion exchange ini bekerja dengan menukar ion garam dan mineral dalam air laut dengan ion H+ dan OH- sehingga kedua ion ini bertemu dan menghasilkan air murni (H2O). Pada proses ini digunakan dua jenis resin, yaitu resin Kation dan resin Anion. Resin Kation akan menukar semua ion positif dalam air laut (contohnya Natrium, Kalsium, Magnesium) dengan ion H+. Sedangkan resin Anion menukar semua ion negatif dalam air laut (contohnya Klorida, Sulfat, Nitrat) dengan ion OH-. Ketika ion H+ dan OHbertemu, keduanya akan membentuk H2O, yang biasa kita sebut dengan air murni.
Perbandingan air desalinasi (kiri) dan air laut (kanan)
2. Reverse Osmosis (RO) Reverse Osmosis merupakan metode penyaringan yang dapat menyaring molekul-molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberikan tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi lapisan penyaring. Metode ini mempunyai prinsip kebalikan dari osmosis. Pada proses ini, bagian yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi, yaitu air laut, diberi tekanan sehingga molekul air dari air laut tersebut
Desalinasi Saat Ini
Saat ini, teknologi desalinasi telah diterapkan di penjuru dunia, khususnya pada daerah pesisir laut yang memiliki keterbatasan penyediaan air bersih. Salah satu contohnya adalah di Fujairah, Uni Emirat Arab. Di negara yang sulit ditemukan sumber air bersih ini, air laut merupakan sumber air bersih yang paling memungkinkan untuk dijangkau. Maka dari itu, Fujairah Power and 26
Desalination Plant dibangun di Qidfa’, Uni Emirat Arab pada tahun 2004 dengan biaya konstruksi sekitar US$ 1,2 miliar.
(MIT) mengembangkan teknologi desalinasi yang bertenagakan surya (solar cell) untuk mengatasi kebutuhan energi teknologi desalinasi. Dengan perkembangan teknologi tersebut, desalinasi dapat menjadi alternatif pengolahan air bersih terbaik di masa yang akan datang dan dapat mengatasi masalah pencemaran pada badan air.
Pabrik desalinasi Fujairah ini menggabungkan dua teknologi desalinasi. Sekitar 284.000 m3/hari air diproduksi menggunakan teknologi MultiStage Flash Distillation (MSF), dan 171.000 m3/ hari diproduksi menggunakan teknologi Reverse Osmosis (RO).
Kelebihan dan Kekurangan Desalinasi
Kelebihan: - Sumber air baku yang mudah dijangkau dalam jumlah yang sangat besar. - Banyak kota-kota besar yang berlokasi di pesisir. - Untuk beberapa negara, air laut merupakan sumber air bersih yang paling memungkinkan. - Migrasi akibat kurangnya ketersediaan air bersih dapat dikurangi.
Di Indonesia, pabrik desalinasi juga telah dibangun di beberapa lokasi, contohnya di Ancol, Jakarta Utara dengan investasi sekitar 20 miliar rupiah. Teknologi desalinasi yang diterapkan adalah Reverse Osmosis (RO), dengan mengolah air laut sebesar 7.000 m3/hari menjadi 5.000 m3/ hari air bersih.
Desalinasi di Masa Depan
Kekurangan: - Membutuhkan energi yang sangat besar. - Biaya investasi dan operasional yang sangat tinggi. - Menghasilkan gas rumah kaca dalam jumlah yang besar. - Sisa pengolahan berupa air garam dalam kosentrasi tinggi yang dibuang, dapat berpengaruh ke lingkungan hidup.
Pada saat yang akan datang, tidak dipungkiri bahwa akan terjadi krisis air bersih, di mana ketersediaan air bersih tidak mencukupi kebutuhan air bersih akibat populasi yang terus meningkat. Maka desalinasi akan menjadi teknologi pengolah air bersih utama. Namun, desalinasi membutuhkan investasi yang sangat besar. Oleh karena itu, berbagai ilmuwan di beberapa institusi, contohnya Massachusetts Institute of Technology 27
hi g h li ght
WATERBORNE DISEASE
Waterborne Disease mungkin tidak familiar didengar, tetapi jika disebut penyakit disentris, kolera, diare, thypus, atau demam berdarah tentunya tidak asing. Nah, itulah yang termasuk penyakit bawaan air. Oleh: Anggi Pertiwi Putri TL 2010
Mengenal waterborne disease Waterborne disease atau penyakit bawaan air merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, parasit, protozoa, dan virus ataupun zat yang ditularkan melalui air terkontaminasi. Infeksi penyakit ini umumnya terjadi saat mandi, mencuci, minum, memasak, atau mengonsumsi makanan. Merebaknya waterborne disease erat kaitannya dengan kualitas air bersih dan kebersihan sanitasi. Menurut WHO, sekitar 1,1 milyar orang di dunia tidak memiliki akses terhadap sumber air bersih sedangkan 2,4 miliar orang tidak memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang baik. Kasus minimnya air bersih dan fasilitas sanitasi yang baik umumnya terjadi pada negara miskin dan berkembang yang hidup dalam kondisi ekstrim kemiskinan, termasuk Indonesia.
Waterborne disease di dunia WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2008 penyakit diare telah merenggut 2,5 juta nyawa. Bahkan untuk anak di bawah lima tahun, beban ini lebih besar dari beban gabungan dari malaria dan HIV/AIDS. Sebanyak 58 negara melaporkan 589.854 kasus penyakit kolera pada tahun 2011, meningkat sebesar 85% dari 2010. Wabah demam berdarah telah meningkat empat kali lipat sejak tahun 1995, dengan 2,5 miliar orang yang berisiko.
Seorang anak dari Sudan sedang meminum air Sungai Akuem (sumber: http://unicef.org)
28
Waterborne disease di Indonesia
-------------------------------------
Meminum air langsung dari kran tanpa dimasak dahulu (sumber: http://niras.com)
Berdasarkan laporan WHO tentang Indonesia health profile yang diupdate pada Mei 2013, penyebab 5% kematian anak pada usia dibawah lima tahun adalah diare dan sebanyak 2% disebabkan oleh malaria. Selain malaria dan diare, penyakit waterborne disease lainnya yang umum terjadi di Indonesia adalah demam berdarah, kolera, dan demam typhoid.
1
Diare
2
Demam typhoid atau tipus disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Air bersih dan sanitasi yang baik dapat mencegah penyebaran tipus. Prosesnya, setelah bakteri masuk ke dalam tubuh seseorang, bakteri tersebut berkembang biak dan menyebar dari usus hingga ke dalam aliran darah. Gejala yang terjadi dapat ringan atau berat seperti demam, sakit kepala, diare, dan kulit bintik-bintik. Kasus tipus diperkirakan mencapai sekitar 17 juta kasus di seluruh dunia setiap tahunnya.
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa Plasmodium sp.. Bibit penyakit atau protozoa ini dibawa oleh nyamuk Anopheles sp.. Penyakit ini menyebabkan penderita menjadi lemah dan kekurangan sel darah merah. Gejala malaria berupa demam, menggigil, nyeri otot, mual, diare, dan penyakit kuning.
3
Demam Berdarah
5
Demam Typhoid
Kolera merupakan penyakit yang disebabkan oleh Vibrio cholerae. Wabah kolera dapat terjadi akibat pasokan air, sanitasi, pangan dan kebersihan tidak memadai. Tempat tinggal yang terlalu padat dengan sanitasi yang buruk dan pasokan air minum yang tidak bersih menjadi tempat kegemaran penyakit ini. Kolera adalah infeksi akut usus yang dimulai secara tiba-tiba dengan diare akut, mual dan muntah. Beberapa kasus kematian dapat terjadi dalam 12-18 jam.
Diare merupakan suatu penyakit ditandai dengan adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja yang umumnya disebabkan oleh air yang terkontaminasi bakteri Escherichia coli. Sampai saat ini penyakit diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama dari masyarakat Indonesia. Diare akut rentan mengancam nyawa karena menyebabkan kehilangan banyak cairan, kekurangan gizi dan menganggu imunitas.
Malaria
4
Kolera
Upaya yang dilakukan
Upaya penekanan angka waterborne disease telah diupayakan oleh PBB melalui program Millenium Development Goals (MDGs). Target 7C MDGs adalah pengurangan setengah proporsi penduduk tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum yang aman serta sanitasi pada tahun 2015.
Demam berdarah (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit DBD menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan darah. Nyamuk Aedes ini sangat menggemari genangan air bersih yang digunakannya sebagai sarang untuk bertelur. Metode yang paling efektif dalam pencegahan DBD adalah menghindari adanya genangan air bersih. Menurut WHO, secara global terdapat sekitar 50-100 juta kasus demam berdarah.
Pentingnya peranan air serta risiko penyakit yang dapat ditularkan melalui media tersebut menuntut manusia untuk bersikap lebih bijak dalam penggunaan air. Upaya paling mudah yang bisa kita lakukan adalah menjaga kebersihan air dan fasilitas sanitasi publik. Yuk, berkontribusi mengurangi angka waterborne disease di Indonesia!
29
hi g h li ght
Oleh: Mentari Khairita Utami TL 2010
30
31
hi g h li ght
KELANGKAAN
EMAS BIRU Manusia bisa bertahan tanpa makanan hingga satu bulan, namun hanya bisa bertahan satu minggu tanpa air. Bayangkan saja, jika terjadi kelangkaan air, apa yang akan terjadi pada dunia?
32
Oleh: Aulia Fajar Rahmani TL 2010
33
n g u li k Limbah kerang yang banyak ditemukan di sekitar lokasi yang akan dibangung MCK++
Desa Mundu Pesisir:
Sanitasi Lingkungan di Pemukiman Para Nelayan
Desa Mundu Pesisir merupakan daerah pantai dan pemukiman nelayan dengan dominasi dataran dan pantai yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Lokasi yang menjadi salah satu objek Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) 2013 Pemprov Jawa Barat ini terletak di sebelah timur Kabupaten Cirebon dengan jarak 20 kilometer dari Kota Cirebon dan berjarak 5 kilometer dari Kantor Kecamatan. Mata pencaharian penduduk di Blok Kr Rembang RT. 01 RW. 05 Desa Mundu Pesisir ini sebagian besar sebagai nelayan.
Laporan Bank Dunia menyatakan pelayanan sanitasi di Indonesia masih buruk (www.tempo.co). Hanya 5 persen lumpur tinja dan 1 persen air limbah yang dihasilkan masyarakat yang dikumpulkan dan diolah dengan benar. Oleh: Nur Septiani Hayati TL 2010
Berdasarkan data survey dan penelusuran Tim Fasilitator Proram Sanimas Provinsi Jawa Barat, hanya sedikit masyarakat yang membuang air besar di WC. Sebagian besar masyarakat masih melakukan kegiatan BABS (Buang Air Besar Sembarangan) dikarenakan masyarakat masih belum mempunyai WC yang memadai. 34
Berdasarkan perhitungan Tim Fasilitator Program Sanimas Pemprov Jawa Barat, limbah yang dihasilkan warga adalah sekitar 18,20 m3 per hari yang bersumber dari 680 orang. Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan sehingga dapat menurunkan kualitas air baku dan berdampak terhadap tingkat kesehatan masyarakat.
Karakteristik lokasi cubluk buatan warga yang sangat dekat dengan pantai tersebut juga memiliki resiko sebagai penyebab wabah penyakit. Resiko tersebut dapat diperburuk dengan kondisi apabila air laut pasang. Pada saat air laut pasang, terdapat dua peristiwa yang berpotensi menambah kerusakan lingkungan warga. Pertama, lumpur di pesisir akan kembali bertambah jumlahnya karena hadirnya lumpur yang terbawa air laut pasang. Semakin banyak air pasang yang membawa lumpur, maka area bawah cubluk akan semakin dangkal dengan adanya penambahan lumpur. Kedua adalah kotoran tinja manusia yang menumpuk di area bawah cubluk akan mencemari lingkungan dengan lebih luas lagi akibat terbawa air pasang. Peristiwa kedua ini pun dapat meningkatkan pencemaran tanah dan air tanah sekitar. Pencemaran tersebut tentu berpotensi untuk meningkatkan angka penyakit warga akibat diare, muntaber atau penyakit menular lainya disebabkan pencemaran air tanah.
Di sisi lain, septic tank yang telah digunakan pun sudah tidak memenuhi syarat pembangunan yang ada. Hal tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang sanitasi. Warga di daerah tersebut pun belum pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan lingkungan tentang bahayanya penyakit yang diakibatkan oleh BABS. Data Survey Dinas Cipta Karya Kabupaten Cirebon Tahun 2013 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Blok Kr Rembang RT. 04 RW.03 Desa Mundu Pesisir, berjumlah 680 orang atau 197 KK. Jumlah rumah yang memiliki WC dengan septic tank hanya sebesar 15%, sedangkan warga yang mempunyai kamar mandi hanya berkisar 30%. Untuk kebutuhan sehari-hari seperti cuci dan mandi sebagian besar warga menggunakan air yang bersumber dari sumur gali dan sumur bor serta sebagian besar masyarakat membuang air besar di pantai.
Pantai yang berada di dekat lokasi ubluk warga yang lama
Fakta lain yang cukup memprihatinkan adalah warga telah mendirikan cubluk di dekat area pantai namun tidak saniter dan higienis. Cubluk yang dipasang sejajar tersebut hanya terdiri dari rangkaian kayu-kayu besar yang dibuat sedemikian sehingga menyerupai WC. Padahal, bau tidak sedap kerap kali muncul. Namun, sebagian warga tidak memprmasalahkannya dalam jangka waktu yang sangat lama. Cubluk di tempat tersebut pun tidak dilengkapi dengan fasilitas air bersih, sehingga area bawah cubluk tampak kotor dengan tinja manusia yang hanya ditimbun dengan lumpur pantai seadanya.
Alasan yang diungkapkan oleh masyarakat berkaitan dengan kondisi sanitasi tersebut antara lain adalah masyarakat tidak mampu (secara ekonomi) membuat sendiri sarana sanitasi, kesadaran untuk meningkatkan kondisi sanitasi masih rendah, membuang tinja di tempat terbuka sudah menjadi kebiasaan selama ini, serta MCK umum belum tersedia.
Cubluk yang digunakan oleh warga sebelum dibangun MCK++
Selain masalah fasilitas yang belum memadai untuk sanitasi lingkungan yang baik, hal yang tak kalah penting adalah menyadarkan warga untuk menghilangkan perilaku BABS yang telah lama dilakukan serta peduli terhadap sanitasi di lingkungannya sendiri. Dengan demikian, warga akan mampu mengelola sanitasi lingkungannya secara berkelanjutan. 35
ki la s li n g k u n g a n
Oleh: Pranandya Wijayanti TL 2010
36
Sanimas Sidoarjo
Pamsimas Desa Tedunan Demak
38
ar ound the wor ld
Oleh: Tito Ariwibowo Darmawan TL 2010
39
40
41
ki la s li n g k u n g a n
KASUS FUKUSHIMA:
ANCAMAN KONTAMINASI AIR OLEH ZAT RADIOAKTIF Bencana alam merupakan hal yang sulit untuk diprediksi dan dihindari. Kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana alam dapat berdampak hingga pasca-bencana.Tidak hanya kerusakan bangunan dan korban jiwa, terkadang bencana pun membawa dampak bagi sumber daya alam, salah satunya air.
Oleh: Dewi Nurhasanah TL 2010
Kiri: Usaha pemadaman saat terjadi ledakan di salah satu reaktor Kanan: Kondisi kompleks PLTN Fukushima saat terjadi tsunami
Salah satu bencana yang menyebabkan kontaminasi pada air terjadi di Jepang. Tsunami dan gempa yang melanda negara tersebut 2011 silam, mengakibatkan kegagalan pada sistem pendingin di PLTN Fukushima sehingga menyebabkan ledakan. Pengelola reaktor, Tepco, berupaya menstabilkan reaktor dengan cara mengisi ruang penampungan dengan air. Namun, terdapat kebocoran pada tangki sehingga menyebabkan sekitar 300 ton air yang terkontaminasi zat radioaktif berupa cesium dan iodine merembes masuk ke dalam tanah. Awal Oktober 2013, setelah terjadi hujan lebat diperkirakan 4 ton air hujan yang mengandung 160 becquerels-satuan pengukuran zat radioaktifper liter radiasi terserap ke dalam tanah. Air tanah yang tekontaminasi sebagian mengalir ke laut.
yang mengandung kedua senyawa tersebut juga akan terpapar. Pada bulan Juli 2013, berdasarkan pengujian kandungan cesium pada ikan kakap yang hidup di perairan dekat Fukushima, terdapat 1000 becquerels Cesium, per kilogram makanan, lebih tinggi 10 kali dari batas yang ditetapkan yaitu 100 becquerels per kilogram makanan. Makanan atau air yang terkontaminasi radioaktif jika dikonsumsi oleh manusia memberikan efek jangka panjang. Artinya, efek dari radiasi baru akan terasa setelah beberapa tahun. Iodine yang masuk ke dalam tubuh akan terkumpul pada kelenjar gondok dan beresiko menimbulkan kanker kelenjar gondok, terutama pada anak-anak. Sementara cesium dapat menyebabkan kejang. Sejauh ini pemerintah Jepang dan pihak Tepco terus berupaya untuk menghentikan kebocoran dan mencegah air yang terkontaminasi masuk ke laut agar radiasi tidak semakin luas, walaupun menurut WHO, resiko kanker akibat bencana ini tergolong rendah.
Cesium dan Iodine dalam air akan menempel pada permukaan tanaman berdaun lebar seperti bayam dan kubis sehingga berpotensi membahayakan kesehatan makhluk hidup yang memakan tanaman tersebut. Ikan yang hidup dalam air 42
kilas lingkungan
MDGs dan Air Bersih
Ketersediaan air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi mayarakat dan mempengaruhi tingkat kesejahteraan suatu bangsa. Hal tersebut mendorong negaranegara di dunia untuk bekerjasama dalam membentuk konsep pembangungan, termasuk Indonesia. Millennium Development Goals (MDGs) merupakan konsep pembangunan global yang disepakati oleh 192 negara pada tahun 2000 di New York. Negaranegara yang hadir, berkomitmen untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menangani penyelesaian terkait isu-isu yang sangat mendasar dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. Di dalam MDGs, terdapat delapan tujuan utama.Setiap tujuan menetapkan satu atau lebih target dan indikator yang akan diukur tingkat pencapaiannya pada 2015. Menurut United Nation Development Program, di Indonesia terdapat 5 buah tujuan MDGs yang bergerak lambat, salah satunya adalah tujuan 7 yaitu mengenai kelestarian lingkungan hidup. Pada tujuan 7 MDGs tersebut terdapat target-target yang memastikan terjaminnya akses air bersih dan sanitasi, pengurangan emisi karbon, perbaikan pada pemukiman daerah kumuh, serta keragaman hayati. Salah satu target tersebut berbunyi penurunan sebesar separuh proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada 2015. Berdasarkan publikasi UNDP, Report on the Achievement of the MDGs Goal in Indonesia yang disusun oleh BAPPENAS, pada tahun 1993, masyarakat yang mendapatkan akses air bersih
43
Oleh: Bellia Bizarani TL 2010
baru sebesar 37.73% dan naik hingga 47.79 % pada tahun 2009. Namun, pada laporan terakhir yang dikeluarkan pada tahun 2011, angka tersebut menurun hingga 42.76%. Ini berarti, perjalananIndonesia untuk mencapai kerataan akses sanitasi dan air bersih masih jauh dari yang ditargetkan, yaitu 68.87%. Akses ke air bersih yang aman dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti kualitas, kuantitas, kontinuitas, serta realibilitasnya yang ditinjau dari segi harga dan jarak. Masih rendahnya akses air minum disebabkan oleh rendahnya komitmen Pemerintah maupun Pemerintah Daerah dalam pembangunan sarana dan prasarana air minum, rendahnya kemampuan teknis-keuangan-manajemen PDAM, dan ketidakjelasan pengaturan investasi air minum. Ketidakjelasan pengaturan investasi terseut menyebakan rendahnya keterlibatan masyarakat dan swasta dalam pembangunan air minum. Kondisi di atas semakin rumit dengan tidak tersedianya data yang akurat dan penetapan kebijakan menjadi tidak optimal karena belum disepakati semua pihak. Solusi? Kebijakan pembangunan air minum diarahkan pada peningkatan cakupan pelayanan dalam upaya memenuhi kebutuhan air minum masyarakat. Peningkatan cakupan pelayanan dicapai melalui peningkatan peran serta seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), pembenahan kinerja PDAM, regionalisasi pengelolaan air minum, pembenahan peraturan perundang-undangan. Selain itu juga dilakukan pembangunan sarana dan prasarana air minum perdesaan yang berbasis partisipasi masyarakat.
li f e s t yle
recycling water
Oleh: Eduardo Rotama TL 2010
Pernahkah terpikirkan, bagaimana jumlah air di bumi tidak pernah berkurang meski terdapat milyaran orang yang mengonsumsi air? Ternyata, air yang selama ini kita gunakan sehari-hari merupakan hasil daur ulang yang dilakukan oleh alam.
44
Siklus hidrologi yang terjadi di bumi merupakan salah satu cara daur ulang air yang dilakukan oleh alam dengan waktu yang tidak sebentar. Daur ulang air merupakan salah satu langkah menggunakan kembali air limbah yang telah diolah untuk berbagai macam kegiatan. Proses daur ulang air oleh manusia menggunakan konsep yang sama dengan daur ulang air oleh alam dengan waktu yang dipersingkat. Pada umumnya, hasil dari proses daur ulang air tidak bertujuan untuk dikonsumsi. Air daur ulang sebagian besar dimanfaatkan untuk keperluan proses industri, menyiram tanaman, irigasi, air bilas di dalam toilet, aktivitas konstruksi, dan ditampung untuk mengisi air tanah kembali. Namun, ada juga beberapa negara yang mendaur ulang air untuk dikonsumsi. Hal yang membedakan pemanfaatan dari air daur ulang tersebut adalah proses pengolahannya. Proses pengolahan air limbah menjadi air yang dapat digunakan kembali umumnya terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu pengolahan primer, pengolahan sekunder, dan pengolahan tersier.
Microfiltration Air hasil pengolahan akan dialirkan pada sebuah material plastik atau polimer yang terdiri dari jutaan pori-pori kecil. Filtrasi terjadi karena pori-pori membran masih dapat dilalui oleh air tetapi terlalu kecil untuk beberapa partikel dan organisme patogen. Sebagai perbandingan, ukuran diameter rambut manusia masih 300 kali lebih besar daripada pori-pori yang ada pada microfiltration.
Pengolahan Primer Pengolahan primer bertujuan untuk menyingkirkan padatan organik dan anorganik yang dapat mengendap dan material yang akan mengapung di dalam air limbah. Padatan tersebut akan diendapkan di dalam bak sedimentasi. Sedangkan, material terapung yang umumnya berupa minyak dan lemak akan dilakukan skimming atau penyendokan di atas permukaan air limbah.
Reverse Osmosis Proses ini dilakukan dengan memberikan tekanan tinggi pada air yang dialirkan melalui membran semipermeabel. Air akan melalui pori-pori mikroskopis pada membran tersebut, sedangkan kontaminan kimia lain, bakteri, dan virus yang memiliki ukuran yang lebih besar tidak dapat lolos melalui pori tersebut.
Pengolahan Sekunder Pengolahan sekunder merupakan pengolahan secara biologis dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme akan ditambahkan pada air limbah untuk memakan senyawa organik yang ada. Pengolahan Tersier Pengolahan tersier dilakukan dengan filtrasi ataupun proses kimia seperti koagulasi-flokulasi. Pengolahan ini bertujuan untuk menyisihkan parameter pencemar tertentu yang lebih spesifik. Setelah melewati tahap ini, umumnya air telah dapat dimanfaatkan kembali, tetapi masih belum dapat dikonsumsi. Apabila air hasil pengolahan limbah ingin dikonsumsi, maka air tersebut harus diolah lebih lanjut. Pengolahannya biasanya dapat dilakukan dengan 3 tahap, yaitu microfiltration, reverse osmosis, dan advanced oxidation.
Advanced Oxidation Air yang telah melalui microfiltration dan reverse osmosis akan dialirkan melewati sinar UV, yaitu sinar yang 100 kali lebih kuat dari sinar matahari. Sinar UV akan menghancurkan sisa-sisa pencemar yang tidak diinginkan. Proses desinfeksi dan sterilisasi terjadi pada tahap ini. Setelah melalui semua proses di atas, maka kita telah mendapatkan air yang 100% murni dan aman untuk dikonsumsi. 45
fo t o g r a f i
Belum semua penduduk Indonesia merasakan sanitasi yang baik. Ibu ini harus menghabiskan harinya di sekitaran sampah. Bahkan untuk minum pun beliau tidak memikirkan sanitasi lingkungan sekitarnya.
AFIFA ZAHIYA 46
Gambar ini menunjukkan rendahnya sanitasi di Indonesia. Selain terjadi pencemaran pada air sungai, kesehatan masyarakat pun terancam.
ANNISA ANINDITA
Bahkan untuk bermainpun mereka harus berada di sekitar sungai yang kotor dan terancam terpapar penyakit bawaan air.
ANNISA ANINDITA
47
j
fo t o g r a f i
Lubang ini biasa disebut manhole dan biasa digunakan untuk mengontrol aliran air buangan yang berada di bawahnya. Bila tidak ada benda kecil ini, permasalahan terkait sanitasi di perkotaan tentu akan lebih sulit teratasi.
ANINDYA DWI WULANDARI
48
Seorang pemilah sampah yang sedang bekerja tanpa menggunakan sarung tangan. Salah satu masalah sanitasi adalah sampah, dan penyakit bisa menular tidak hanya melalui vektor tetapi apabila berkontak langsung dengan sampah itu sendiri dengan tangan kosong.
ERVISA MAHDITIARA
49
pr o f i l
Dr. Ir. Tresna Dermawan Kunaefi, yang akrab dipanggil Pak Iwan merupakan salah satu dosen Teknik Lingkungan. Pak Iwan, banyak mengajar mata kuliah yang berhubungan dengan infrastruktur dan pemberdayaan di Teknik Lingkungan selama 30 tahun. Misalnya saja untuk program studi S1 Beliau mengajar mata kuliah infrastruktur dan sanitasi serta Keselamatan Lingkungan Kerja. Namun, Pak Iwan lebih tertarik pada pemberdayaan masyarakat. Menurutnya, infrastruktur hanya sebagai jalannya, yang lebih utama adalah bagaimana suatu desain infrastruktur dapat digunakan oleh mesyarakat.
Dr.Ir.Tresna
Dermawan
Kunaefi 50
“Untuk masyarakat kelas atas, secanggih apapun teknologi dalam pembangunan suatu infrastruktur tentunya tidak menjadi masalah. Lain halnya dengan masyarakat yang menengah ke bawah, infrastruktur yang berteknologi canggih belum tentu mau digunakan. Oleh karena itu, dalam
merancang, seorang engineer harus mampu mendimiliki, mencintai pekerjaan, serta memberikan erapkan TLTG (Teknologi Lingkungan Tepat Guna) yang terbaik. yang bertujuan agar suatu rancangan infrastrukBeliau berpesan kepada mahasiswa untuk tur dapat digunakan sepanjang masa dan juga aktif di kegiatan-kegiatan kampus, misalnya mau digunakan oleh masyarakatnya,” ujar Beliau, di himpunan dan UKM (Unit Kegiatan Mahayang sekarang menjabat menjadi tim KBK siswa). Karena hal tersebut akan mengajarkan (Kurikulum Berpara mahasiswa basis Kompetensi) “Membangun manusia itulah tujuan saya mengajar untuk bersodisini, bukan hanya mencerdaskan otak saja tetapi sialisasi dan dalam pendidikan karakter. belajar hidup membentuk mahasiswa yang berkarakter baik” di lingkungan Teknologi secanggih apapun jika tidak memorang-orang yang memiliki kesamaan profesi perhatikan keadaan sosial masyarakat pasti maupun kesamaan minat. Karena, seyogyanya akan gagal. “Contohnya saja kegagalan dalam ilmu yang kita miliki harus digunakan untuk membuat Pembangkit Listrik Tenaga Sampah melayani kebutuhan masyarakat. karena sosialisasinya tidak berjalan. Ketika kita mempelajari lingkungan, hal yang harus diingat adalah lingkungan itu tidak hanya fisik, tetapi juga termasuk di dalamnya adalah kebudayaan masyarakat yang harus dipahami oleh seorang engineer. Inilah yang jarang dibahas di kuliah,” tambahnya. Profesi menjadi seorang dosen dijalani Pak Iwan atas dorongan dari ayahnya yang merupakan mantan Gubernur Jawa Barat, alm. Letjen (Purn.) H. Aang Kunaefi. Namun, bukan hanya di bidang mengajar saja, beliau pernah menjadi Koordinator Kopertis IV wilayah Jawa Barat dan Banten serta Penyerahan Credential Letter ‘surat kepercayaan’ kepada DirGen Unesco – Mr. Matsuura, sebagai Duta Besar Indonesia untuk Unesco
Biodata Nama : Tresna Dermawan Kunaefi Tanggal Lahir : Cirebon, 18 December1950 Alamat Rumah : Jalan Sari Endah Baru I no. 1 Sukrasa, Sukasari
Berjuang untuk Angklung sebagai World Intangible Cultural Heritage, Abudja – Nigeria Direktur Akdemik, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pada tahun 2009 Pak Iwan diangkat sebagai Indonesian Ambassador for Unesco-Paris. Beliau sukses menjadikan angklung, batik, dan tari saman untuk mendapat pengakuan di dunia sebagai budaya warisan nenek moyang dari Indonesia. Beliau juga mengajarkan bahwa untuk sukses dalam pekerjaan, ada tiga hal yang harus diterapkan, yaitu bangga akan pekerjaan yang
Email : itdk@itb.ac.id
51
Riwayat Pendidikan : (1988) Docteur Ingenieur (DR-ing) of Chimie de la Pollution, Universite Paris VII, France. (1983) Certificate d’Etudes Superieur (CES) of Genie de L’Environnement et Eco developement Ecole Nationale des Travaux Publics de l’Etat, Lyon France. (1978) Engineer of Environmental Engineering, Institute of Technology Bandung, Indonesia.
52
Tahap 2 : Pengambilan Udara (Ambient Air Intake) Sebagian udara yang masuk celah turbin mengalami penyaringan oleh protection shutters agar partikel berukuran besar tertahan. Selanjutnya udara dialirkan melewati cooling compressor dan terjadi pelepasan kalor ke lingkungan, sehingga uap akan mengembun dan berubah fasa menjadi cair. Cairan dari proses pendinginan di tampung ke tempat penampungan sementara.
Sebuah perusahaan Eole Water asal Prancis telah menepis anggapan bahwa turbin angin tidak hanya sebagai pembangkit listrik namun juga mampu menyediaan air minum dengan inovasi kompresor WMS100. Ide kompresor terinspirasi dari proses pengumpulan air pada AC, yang mampu mendinginkan dan memberikan tekanan pada udara yang masuk. Secara keseluruhan, turbin didesain untuk memaksimalkan produksi air dan energi mandiri sekaligus kemudahan dalam pemeliharaan dan bebas emisi CO2.
Tahap 3 : Kelembaban udara (Humid Air Condensation) Cairan di tempat penampungan sementara mengalami ekstraksi kelembaban dan perpindahan panas dari medium satu ke medium lain. Pada tahap ketiga terdapat unit humidity condensor untuk menjaga suhu titik embun supaya tidak berada di bawah suhu permukaan yang sebenarnya dan proses kondensasi tetap terjadi. Perpindahan panas juga terjadi pada tahap ini melalui heat exchanger. Heat exchanger dirancang untuk memaksimalkan luas permukaan dinding antara dua cairan dan meminimalkan resistensi terhadap aliran fluida.
Berdasarkan penelitian US, kompresor WMS100 mampu memenuhi kebutuhan 885 juta orang yang kekurangan akses air bersih seperti di daerah Afrika, Amerika Selatan, India dan Indonesia. Teknologi ini dapat memproduksi 1000 liter air minum setiap hari dari penyaringan dan pengumpulan kelembaban udara. Diperkirakan satu turbin angin dapat menyediakan air untuk desa sebanyak 2000-3000 orang setiap hari selama harapan hidup 20 tahun yang akan datang Bagaimanakah turbin angin beroperasi ? Tahap 1 : Produksi Tenaga Turbin (Power Production) Udara berperan sebagai bahan baku utama dalam operasi sistem untuk memutar kincir dan lainnya masuk ke celah diantara depan kincir. Ketika terjadi perputaran, poros generator juga berputar sehingga akan terjadi perubahan fluks dan menghasilkan tegangan serta arus listrik tertentu. Kemudian, tegangan dan arus listrik disalurkan melalui kabel jaringan dan digunakan dalam proses keseluruhan sertai suplai energi.
Tahap 4 : Unit Filtrasi Air Kehilangan panas akibat kerja heat exchanger disisihkan melewati air exit booster fan (saluran pada belakang kincir) sedangkan cairan yang terbentuk dialirkan menuju filter. Prinsip filter pada tahap ini memiliki kemiripan seperti filter di instalasi pengolahan air minum secara umum, fungsinya memurnikan air. Tahap 5 : Air Siap Minum Setelah melalui proses pemurnian air, teknologi wind to water dinyatakan memenuhi standar kualitas air minum berdasarkan WHO dan air siap diminum.
53
re ko m en d a s i
54
55
57
58
60
teknik lingkungan INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Teknik lingkungan merupakan bidang keilmuan yang mempelajari tentang tindakan kuratif dan preventif yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan hidup yang terdiri dari air, tanah, udara, dan kesehatan lingkungan melalui pendekatan rekayasa teknik. Teknik Lingkungan dijabarkan sebagai pemikiran dan atau aplikasi yang memanfaatkan prinsip-prinsip serta praktekpraktek rekayasa dan manajemen untuk memelihara dan melindungi kesehatan dan keselamatan manusia, khususnya lingkungan binaan manusia. Tugas seorang insinyur Teknik Lingkungan adalah untuk menyederhanakan permasalahan yang ada dan menjadi penghubung antara pemerintah dan masyarakat karena seorang sarjana Teknik Lingkungan dilatarbelakangi secara kuat dengan pemahaman terhadap bagaimana upaya proteksi lingkungan hidup akibat kegiatan manusia, serta pemahaman proteksi kesehatan dan keselamatan manusia akibat penyakit serta cemaran-cemaran kimia yang terpapar melalui media tanah, air dan udara melalui pendekatan rekayasa. Dalam pelaksanaan ilmunya, Teknik Lingkungan ITB dibagi dalam tiga Kelompok Keahlian atau KK sebagai berikut. 61
1.
Rekayasa Air dan Limbah Cair Program penelitian KK ini mencakup berbagai topik seperti rekayasa penye-diaan air bersih, rekayasa limbah cair, sewerage dan drainase, dan bioteknologi lingkungan.
2.
Pengelolaan Udara dan Limbah KK ini terbagi menjadi 4 sub KK, yaitu: pengelolaan limbah padat dan B3, teknologi limbah padat dan B3, pengelolaan kualitas udara, dan teknik pe-ngendalian pencemaran udara.
3.
Teknologi Pengelolaan Lingkungan Program penelitian utama KK ini yaitu: pemodelan dan analisis sistem lingkungan, kualitas lingkungan, pengelolaan dan konservasi air, kesehatan dan keselamatan kerja, pelibatan dan pengembangan komunitas, serta toksikologi lingkungan dan assessment resiko.
Himpunan mahasiswa
teknik lingkungan
hmtl itb
H
impunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB (HMTL ITB) didirikan bersamaan dengan kelahiran jurusan Teknik Penyehatan (HMTP) pada 10 November 1962. Seiring dengan bergantinya nama Teknik Penyehatan menjadi Teknik Lingkungan, himpunan yang awalnya bernama Himpunan Mahasiswa Teknik Penyehatan (HMTP) ini pun turut berganti nama menjadi Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) pada 10 November 1988. HMTL merupakan organisasi kemahasiswaan yang berfungsi sebagai wadah mahasiswa Teknik Lingkungan untuk berkarya, belajar, dan mengembangkan potensi yang ada sejalan dengan pendidikan formal di Program Studi Teknik Lingkungan ITB. Makna lambang HMTL yaitu pohon kalpataru melambangkan lingkungan hidup. Garis hitam tebal di atas dan di bawah melambangkan huruf T dan L. Lima garis di kiri dan di kanan menggambarkan sub jurusan yang ada yaitu air, udara, pengelolaan lingkungan, kesehatan, dan buangan padat. Gelombang berwarna biru melambangkan air. Gambar Ganesha di pojok kiri bawah melambangkan ITB.
Envoria 2013
Pembangunan pipa pembuangan, Desmit 2013
Pada kepengurusan kali ini, HMTL memiliki beberapa program kerja, diantaranya adalah Desa Mitra dan Envoria. Di tahun 2013 ini Desa Mitra kembali dilaksanakan yang sebelumnya pernah dilaksanakan pada tahun 2010 dan 2012. Tema Desa Mitra kali ini adalah sanitasi dan persampahan. Kegiatan ini akan dilaksanakan di Desa Cimanggu, Kab. Bandung Barat. Desa Mitra ini merupakan kegiatan HMTL yang berbentuk pengabdian masyarakat dan juga sarana untuk mengaplikasikan keilmuan teknik lingkungan. Selain itu, HMTL juga memiliki program kerja yang bernama Envoria atau Environment Euphoria. Acara yang berbasis keprofesian Teknik Lingkungan ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, diantaranya adalah membekali pengetahuan keprofesian kepada massa HMTL dan memperkenalkan keprofesian yang dimiliki HMTL kepihak luar. Diharapkan, event ini akan menjadi pembekalan bagi massa HMTL sebelum program Desa Mitra. Rangkaian acara ini yaitu lomba fotografi dan lomba eco-jingle. Selain itu juga diadakan pameran pada puncak acara, yang mana acara ini sudah dilaksanakan dan berjalan sukses pada tanggal 16 November 2013 lalu.
62
Potluck Jalan H. Wasid No. 31 Bandung
Warung Pasta Jalan Ganeca No. 3 Bandung Ngopi Doeloe Jalan Hasanudin No. 7 Bandung
Toko Coklat Jalan Cimanuk No. 5 Bandung
ZoE Jalan Pager Gunung No. 3 Bandung
Rumah Buku Jalan W.R. Supratman No. 96 Bandung
Tree House Jalan Hasanudin No. 5 Bandung
Pitimoss Jalan Banda No. 12 Bandung Reading Lights Jalan Siliwangi No. 16 Bandung
d’Lumboenk Cafe Jalan Ciumbuleuit No. 42 Bandung
Omuniuum Jalan Sultan Tirtayasa No. 26 Bandung
Dicetak oleh:
AA Offset Jalan Pagarsih No. 54 Bandung