Enviro HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK LINGKUNGAN ITB PRESENTS:
Tidak untuk diperjualbelikan
15th edition/2015
the green guide
Highlight: Green Building: Solusi Masalah Global Warming Kilas Lingkungan: Kenyamanan dan Keindahan Visual Green Roof Around the World: The Best Green Cities in the World Lifestyle: Ecohouse: Harus Banyak Tanaman?
GREEN CITIES
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
g e ty o u r d a i l ye c o p r o d u c t s .
CHE CKOUTOURCOLLE CTI ONS:
ENVs t or e
ENV_ HMTL
ENVHMTLI TB
Dim
H as
aryo Adi P r
rida N. Yusria Fa
oso ak
i andini Za usf h
ra
M
CREWS sha Flore Kay n
ni Person In Charge
as
Ye
Public Relation Manager
yu ica A ningti ss
Supervisor
Finance Manager
dia Risky Pu Na
i ew
Wu
tri
Purnama D lan
Layout Director Finance Staff
a Kusumad rtik
Finance Staff
i ew
Ka
ri
hnia Qintha Ag
.
viani Ima W No Layouter Layouter Layouter
Editor’s Letter
Eugenia Agni Dwi H. Editor in Chief Enviro edisi 15
Sejak era 1970-an, perhatian dunia mulai tertuju kepada masalah kerusakan lingkungan. Pembangunan di berbagai sektor dan perkembangan teknologi yang semakin kompleks menyebabkan krisis energi dan lingkungan di dunia. Jadi, apa yang bisa kita lakukan demi lingkungan? Bagaimana cara mencapai citacita pembangunan berkelanjutan? Berdasarkan isu tersebut, ‘Greencities’ menjadi tema utama dalam Enviro edisi 15, yang mana juga merupakan tema kampanye Earth Day mulai tahun 2014 lalu. Enviro edisi 15 akan memperluas wawasan kita tentang berbagai elemen dari kota hijau dan memberikan pengetahuan tentang bagaimana kita dapat mendukung kampanye Greencities tersebut dengan cara yang sederhana. Selamat membaca! Get the green guide, think and do the green lifestyle!
Agu n
ia Kurniawa
P ika
d mma Andh ha
Mu
ti
lv Sy
usumaward gK
na ha
i an
R
ata Mahar en
.
Managing Editor
Ak
zy Fadhila Me
Reporter Director
any Dew it Silv
Senior Editor
nida Feran An i
R.
Reporter
at Abima n khm
yu
Ra
Reporter
P & D Staff
a
ni ba
r Syahid Rab ba
Production & Distribution
Editor Editor
designed by freepik
Dear Enviro alan jadi lebih Dengan baca Enviro kita bak h sala -ma alah mas sih aja tau apa a kerusakan lingkungan sekarang ini. Kay ingkat, hutan, polusi udara yang men menurun. ketersediaan air bersih yang apa aja yang Dan juga di kasih solusi-soliso an. ung lingk t bua in dapat kita laku sekarang aku, Yuk, baca enviro! Dan mulai lingkungan, uli ped ua sem kita dan kamu, hidup yang an ung lingk kan untuk mewujud bersih dan sehat. UK LINDUNGI SUMBER AIR UNT PADA KEHIDUPAN, BUANG SAMPAH TEMPATNYA, STIK GUNAKAN KANTONG PLA , GKIN MUN AL INIM SEM AKDAN TANAM POHON SEBANY BANYAKNYA. SAVE EARTH !!
Gilang STF ITB 2011
Setelah mem ba oleh HMTL IT ca majalah Enviro yang di tu B supply and sa yaitu edisi 13 tentang "w lis ater nitation" dan edisi 14 tentan pollutIion" sang g "air at isi yang ditulis lah menarik menurut sa ya. dari merupakan se untuk kita se su atu yg pentin ba mengetahuin gai mahasiswa teknik lingk g ya. Cukup be risi informasi-in ungan yang menam form ba yang sangat h wawasan kita. Salah satu asi men isi kelangkaan em arik bagi saya adalah hig hligh untuk menyu as biru. Dari situ memancin t arak g bahwa kita ha an dan mengkampanyek kita ru an daya air. Kem s melakukan konservasi sumber ud memberi saya ian dari sisi sanitasi cukup ta ternyata di Ind mbahan wawasan karena onesia masih sangatlah jauh kata baik, da n saya yakin bahwa siapapu dari membaca m n ajalah ini jikala u didalam ha yg tertanam jiw ti dia a se tergerak hatin orang environman mak a ak ya SDGs yaitu 10 dalam mewujudkan prog an 0-0-100. ram
Miftah Ketua IMTLI
Enviro sudah memberi pengetahuan tentang permasalahan lingkungan yang terjadi dan bagaimana metode yang baik untuk mengatasinya. Semoga ke depannya bisa membahas keterkaitan teknik lingkungan dengan geospasial untuk mengatasi permasalahan yang ada di Indonesia.
Hudan Asharyanto GD ITB 2011
a sangat Enviro bagus banget isiny anak-anak menginspirasi apalagi buat juga di TL, ga cuma di ITB aja tapi depanya ke oga sem ya. lainn tas universi buat si rma info na sara jadi Enviro bisa ia. nes Indo h luru anak anak TL dise sukses terus buat Enviro!
Vava TL UI 2012
6
an kini merupak Posisi media Enviro yang akan n inspirator da kita, menanamkan si menginspira lian untuk du i. benih kepe tetap lestar hidup agar lingkungan
llah Irfan Nas11ru TL ITB 20 Enviro sangat inspiratif karena ya di menyajikan hal-hal yang sebenarn n yang sekitar kita ditambah dengan desig masinya. menarik jadi mudah diserap infor Saran untuk Enviro supaya lebih infonya menyebar banyak cetak supaya makin luas tersebar.
Priyanka Planologi ITB 2012
Mau kirim saran, komentar atau kritik ke Majalah Enviro ? kirim e-mail kamu ke : enviro.hmtl@gmail.com
DAFTAR ISI ROUTINE
EVENT
4 Crew
12 Eco project 2015
5 Editor’s Letter
22 Earth Day 2014: Kampanye
6 Dear Enviro
Green Cities
46 Fotografi 64 Tentang TL 65 Tentang RIL 66 Tentang HMTL
HIGHLIGHT 18 Green Cities 24 Green Building: Solusi
Masalah Global Warming
56
Kontributor Artikel: Fazlur Rahman H., S.T. (TL 2006) Ervisa Mahditiara, S.T. (TL 2010) Anindya Dwi Wulandari, S.T. (TL 2010) M. Adi Septiono (TL 2010) Sitti Fatimah Azzahra (TL 2011) Muhadjadi Bastian (TL 2011) Swietenia Puspa Lestari (TL 2012) Reza Eka Putra (TL 2012)
Freelance:
Nadhira Afina W. TL 2012 (fotografer)
Handayani N. TL 2011 (cover)
Cover Enviro edisi kali ini menggambarkan suatu kota dengan analogi permainan puzzle. Suatu kota akan menjadi kota ramah lingkungan yang utuh jika kota tersebut telah menerapkan unsur-unsur ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga angin, solar cell, dan jalur hijau.
T H I S E DI T
IO N
KILAS LINGKUNGAN 40
Mengurangi Limpasan Air Hujan dengan Teknologi Low Impact Development
42
Kenyamanan dan Keindahan Visual Green Roof
THIS EDITION 10 Kalender Lingkungan
12
28 Did You Know 30 Profil: Ir. Yuniati Zevi, M.T., M.Sc., Ph.D. 32 Ngulik: Green Cities di indonesia 35 Around The World: The Best Green Cities in The World 39 You Say So 44 Lifestyle: Eco House 52 Rekomendasi: Interstellar 54 Did You Know
35
56 Riset/Teknologi: Waste to Energy 59 Tips 60 Rekomendasi: Sarongge 63 Surf The Net
18
42
10
11
e ve n t
ECO PROJECT 2015 Conserve Water, Preserve Life
Hari Sabtu lalu (24/01/15) Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) ITB menggelar acara Eco Project 2015 di kampus ITB Ganesha. Eco Project 2015 sendiri merupakan suatu konsep grand event yang terdiri dari Desa Mitra, Paper Competition, Mini Seminar, Focus Group Discussion (FGD) dan Exhibition. Eco Project 2015 mengusung tema “Air Bersih dan Sanitasi� sebagai topik utama. Hal ini
12
dikarenakan air, sumber daya air, dan pencemarannya sedang menjadi sebuah isu yang sering dibahas di kalangan masyarakat, namun kesadaran akan pentingnya isu ini masih rendah. Eco Project 2015 juga bertujuan untuk mendukung suksesnya program Kementerian Pekerjaan Umum dalam mewujudkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Desa mitra Desa Mitra yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB setiap tahunnya, merupakan bentuk pengabdian masyarakat yang mengaplikasikan keprofesian teknik lingkungan untuk menyelesaikan isu di suatu desa. Desa Mitra HMTL kali ini dilaksanakan di Desa Cimanggu, Kabupaten Bandung Barat. Tujuan diadakannya kegiatan Desa Mitra adalah sebagai solusi permasalahan lingkungan yang ada di masyarakat. Kegiatan Desa Mitra yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB ini dilaksanakan selama 3 hari, yaitu pada tanggal 15-17 Januari 2015. Kegiatan Desa Mitra meliputi pembangunan MCK, pembagian sembako, recycling, membantu warga desa bekerja, mengajar anak-anak di PAUD, memayet,
membuat rujak, games memilah sampah, dan hari terakhir ditutup dengan acara bermain games 17-an bersama warga. Berbagai kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, khususnya sebagai mahasiswa dalam berinteraksi dan memahami kebutuhan masyarakat. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah pembangunan MCK. Pembangunan MCK yang sudah dimulai pada tanggal 8 Januari 2015 dilaksanakan oleh HMTL dan masyarakat Desa Cimanggu merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah sanitasi di Desa Cimanggu. Masyarakat dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pembangunan ini, seperti dalam pembuatan rancangan sampai dengan peresmian bangunan MCK. Hal tersebut dimaksudkan agar fasilitas ini mudah diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Secara tidak langsung, kepekaan dan pemahaman masyarakat Desa Cimanggu terhadap sanitasi lingkungan dapat meningkat. Selain itu, manfaat pembangunan MCK yang melibatkan masyarakat ini adalah untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap fasilitas yang ada di Desa Cimanggu. Sementara, manfaat bagi mahasiswa teknik lingkungan sendiri terhadap kegiatan Desa Mitra ini salah satunya adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam memahami kebutuhan masyarakat agar dapat menciptakan teknologi tepat guna.
13
PAPER COMPETITION Paper Competition merupakan sebuah ajang lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Tingkat SMA/MA/Sederajat Se-Indonesia yang mengusung tema “Teknologi Tepat Guna dalam Penyediaan Air dan Sanitasi yang Berkelanjutan”. Paper competition mengajak siswasiswi Indonesia berpikir kreatif dan solutif berkelanjutan untuk menciptakan teknologi tepat guna. Finalis yang terpilih, diundang ke ITB untuk mempresentasikan karyanya dan akan ditampilkan di exhibition bersama dengan karya-karya HMTL dan stakeholder yang terkait bidang air dan sanitasi.
Finalis yang diundang untuk mempresentasikan karyanya di ITB pada tanggal 23 Januari 2015 adalah dua tim dari SMK Mitra Industri, satu tim dari SMAN 38 Jakarta, satu tim SMAK Bogor, dan satu tim dari SMAN 6 Banjarmasin. Namun hanya tiga tim terbaik akan diundang di acara Mini Seminar Eco Project 2015 pada tanggal 24 Januari 2015 untuk mempresentasikan kembali karyanya. Pada Paper Competition ini, SMAN 6 Banjarmasin berhasil menjadi juara pertama dengan judul paper “Teknologi
14
Sederhana Penetralisir Air Asam Gambut di Kalimantan Selatan”. Teknologi yang dibuat mampu mengubah air asam dengan pH 3,5 menjadi air yang memiliki pH 7,9. Cara kerjanya adalah dengan mengalirkan air pada media filter yang tersusun dari ijuk enau, pasir, ijuk enau, abu gosok, ijuk enau, arang alaban, ijuk enau, dan lapisan paling atas adalah kapur. Teknologi tersebut hanya menghabiskan biaya enam puluh tuju ribu rupiah karena bahan-bahan yang mereka gunakan adalah bahan-bahan yang berasal dari Sungai Martapura dan kawasan gambut di Marabahan, Barito Kuala. Cara kerja yang sederhana dengan bahan yang mudah diperoleh dari alam, membuat teknologi ini mampu diterapkan secara mudah dan ekonomis. Teknologi ini sangat berguna bagi masyarakat Kalimantan Selatan untuk mengatasi masalah air asam yang berasal dari lahan gambut.
MINI SEMINAR Acara Mini Seminar yang diadakan di ruangan ALSI gedung teknik sipil ITB pada tanggal 24 Januari 2015 ini mengusung tema “Upaya Peningkatan Akses Air dan Sanitasi Indonesia”. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan peserta mengenai air bersih dan sanitasi nasional serta memberikan pemahaman kepada peserta mengenai kebijakan pemerintah terkait target peningkatan akses air minum dan sanitasi nasional serta memberikan gambaran mengenai upaya-upaya terapan yang dapat dilakukan oleh institusi berbasis komunitas atau masyarakat dalam meningkatkan akses air minum dan sanitasi nasional. Mini Seminar ini dibagi ke dalam 3 sesi, sesi pertama mengenai “Kebijakan Pemerintah dan Upaya Terkait Strategi Optimalisasi Pemanfaatan, Pemakaian, dan Penyediaan Sumber Daya Air” dengan pembicara Ir. Mochammad Natsir, M.Sc (Direktur Pengembangan Air Minum, Kementerian Pekerjaan Umum). Sesi kedua mengenai “Kebijakan Pemerintah dan Inovasi Pengembangan Sistem Penyediaan Sanitasi” dengan pembicara Ir. Maliki Moersid, MC (Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Kementerian Pekerjaan Umum) dan Ir. Sri Bebassari, M.SI (Ketua Indonesia Solid Waste Association). Pada kegiatan seminar ini juga dipaparkan mengenai kesepakatan antar mahasiswa jurusan teknik lingkungan di berbagai universitas yang mengikuti Focus Group Discussion mengenai langkah dalam keikutsertaan dalam mencapai target 100-0-100 ( 100% akses air minum, 0% permukiman kumuh, 100% sanitasi layak).
15
fgd
FGD (Focus Group Discussion) merupakan salah satu acara yang dilaksanakan pada Eco Project 2015. FGD dilaksanakan dengan harapan terbentuknya kesepakatan dari mahasiswa Teknik Lingkungan dari berbagai universitas di Indonesia. Hal ini merupakan salah satu langkah nyata untuk ikut serta dalam usaha pencapaian target RPJMN. RPJMN sendiri adalah target pembangunan yang dilakukan pemerintah sehingga bisa mencapai target 100% akses air minum, 0% pemukiman kumuh dan 100% sanitasi layak pada tahun 2019 nanti. Kesepakatan dan solusi yang dihasilkan dari FGD adalah output nyata dari kegiatan FGD tersebut. FGD sendiri diadakan setelah acara mini seminar Eco Project 2015 dilaksanakan. Tema FGD Eco Project 2015 adalah “Solusi Aplikatif terhadap Penyediaan Air Minum dan Sanitasi. Peserta dari FGD ini yaitu mahasiswa teknik lingkungan dari Institut Teknologi Surabaya (ITS), Universitas Indonesia (UI), Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Pasundan (Unpas), Surya University dan Universitas Trisakti. Dengan adanya FGD pada Eco Project 2015 ini, diharapkan mahasiswa teknik lingkungan di seluruh Indonesia semakin memiliki semangat dan kemauan untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur yang terencana dan berkelanjutan di masa yang akan datang.
16
exhibition Exhibition merupakan salah satu rangkaian acara besar Eco project yang diadakan pada tanggal 24 Januari 2015 di Lapangan Cinta ITB. Acara ini berisikan pameran karya mahasiswa Teknik Lingkungan ITB, karya finalis paper competition, dan stakeholder yang terkait dengan bidang air dan sanitasi, yaitu IMTLI (Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia), Greeneration, dan UGREEN. Selain itu, di exhibition ini juga terdapat wahana-wahana interaktif menarik yang bisa dikunjungi. Seperti peta Bandung 3D, permainan where is my water, dan garden gate. Salah satu karya yang ditampilkan adalah peta hijau bandung 3D. Peta hijau bandung tersebut menjelaskan fakta-fakta air yang ada di Bandung. Di exhibition ini juga menampilkan vocal group maupun band dari himpunan dan unit kegiatan mahasiswa, yaitu Envoice, Band HMT (Minecoustic), Band of Patra, dan Red Carpet dari unit Apres. Acara Ecoproject HMTL 2015 ditutup dengan flashmob dari panitia dan sambutan dari ketua acara, Ajeng Khrisnasari. Diharapkan acara ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk peduli terhadap lingkungan. ECOPROJECT HMTL 2015: Conserve Water, Preserve Life.
17
hi g h li g ht
Green CITIES
Oleh: Sitti Fatimah Azzahra TL 2011 18
â€œâ€Śkonsep green cities dapat diinterpretasikan sebagai metafora untuk mencapai pembangunan berkelanjutan tingkat kota. Secara sederhana, konsep ini sebenarnya merupakan ajang mempromosikan konsep ramah lingkungan yang dapat menyeimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan dimensi-dimensi lingkungan sebagai tonggak pondasi untuk mencapai pemerintahan kota yang sinergis.â€? New York City (sumber: ajklijs.wordpress.com)
I
su yang sedang melekat dan banyak diperbincangkan belakangan ini adalah sustainability development (pembangunan yang berekelanjutan). Sebenarnya terminologi ini sudah diperkenalkan sejak tahun 1987 oleh World Commission on Environment and Development dengan maksud pembangunan yang mempertimbangkan hal-hal untuk saat ini dan tetap mengedepankan hal-hal yang menjadi kebutuhan masa depan. Terminologi ini akhirnya banyak dipakai di dalam pembangunan di manapun dan hangat diperbincangkan dalam forum lokal maupun internasional. Salah satu hal yang paling nyata dalam pembangunan berkelanjutan adalah banyaknya orang yang berlomba-lomba membangun infrastruktur yang mengedepankan aspek lingkungan atau green building. Berangkat dari isu ini pula belakangan sudah banyak kota-kota besar di dunia yang ingin mencoba mengimplementasikan eco/green sebagai basis dari pergerakan dan pembangunannya. Dari sini terciptalah konsep green cities. Berkembangnya isu global warming, fluktuasi harga bahan bakar, serta marak dan cepatnya laju pembangunan untuk menjawab kebutuhan zaman turut melatarbelakangi terciptanya konsep green cities.
Apa saja yang menjadi concern dalam konsep pembangunan green cities? Dalam pembangunan green cities, Waren Karlenzig dalam ‘How Green Is Your City’ mengatakan bahwa terdapat siklus perencanaan dalam mewujudkan pembangunan green cities sebagai langkah strategis yang berkelanjutan. Formulasi siklus perencanaan green cities dituangkan ke dalam 8 atribut yang tidak dapat berdiri sendiri dan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang terintegrasi.
Dalam 48th ISOCARP Congress 2012, konsep green cities dapat diinterpretasikan sebagai metafora untuk mencapai pembangunan berkelanjutan tingkat kota. Secara sederhana, konsep ini sebenarnya merupakan ajang mempromosikan konsep ramah lingkungan yang dapat menyeimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan dimensi-dimensi lingkungan sebagai tonggak pondasi untuk mencapai pemerintahan kota yang sinergis. Dalam beberapa tahun terakhir pemerintah Indonesia telah mempertimbangkan konsep green cities sebagai suatu inovasi yang dapat mengukur dan mengatasi permasalahan kota secara paralel terhadap hal-hal yang tidak diharapkan akibat cepatnya laju urbanisasi. Untuk itu pada tahun 2011 Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah mengenalkan program yang khusus mendesain orientasi pergeseran kota menjadi lebih nyaman untuk ditinggali dan tanggap dalam ancaman perubahan iklim. Program ini secara bertahap akan mengubah pendekatan pembangunan kota yang sarat berorientasi pada pertumbuhan ekonomi menuju orientasi keseimbangan efisiensi ekonomi, pelestarian ekologi, dan keadilan sosial. Program ini dikenal dengan nama Green City Development Program (GCDP).
Green Plannning Design Green Community
Green Building
Green Open Space
8 atribut Green cities
Green Waste
Green Transportation
Green Energy Green Water
19
konsep green cities di indonesia Sejak tahun 2011, terdapat 60 dari 491 kabupaten dan kota besar di Indonesia yang telah menyetujui dan berkomitmen untuk mengikuti program pembangunan green cities. Kabupaten dan kota besar ini bertemu dan mendeklarasikan keikutsertaan mereka serta memaparkan hal-hal yang akan mereka lakukan untuk mengimplementasikan konsep green cities. Agar menjadi pergerakan yang efektif, pemerintah kota yang telah setuju ikut serta dalam pembangunan konsep green cities melakukan konsolidasi lebih dalam untuk mempersiapkan perencaanan ‘green city action plan’ yang bertujuan untuk membangun masterplan dan mendesain ‘detailed engineering design’ yang digunakan untuk membangun ruang terbuka hijau (green open space), membuat peta hijau dalam skala wilayah dalam kota (green map), bekerja sama dengan green community dalam kampanye publik, dan mengimplementasikan proyek percontohan dengan rencana tata ruang lokal sebagai landasannya.
Sebagaimana kita tahu bahwa laju pertumbuhan urbanisasi cepat dan tidak terelakkan, namun kita tidak bisa menghentikannya. Lebih baik untuk mencoba dan beradaptasi dengan kedinamisan tersebut. Ya, dengan hanya merencanakan konsep untuk mengatasi rapid urbanization yang sedang marak, hal ini masih sangat jauh untuk mencapai penanganan. Dalam hal ini, konsep green cities merupakan manifestasi dari reformasi perencanaan di Indonesia. Konsep green cities juga merupakan dedikasi untuk membuat jaringan kuat antar komponen kebijakan, perencanaan, desain, dan implementasi. Sebagai alat responsif, konsep green cities menjamin pembuatan wilayah dan tempat dengan basis ramah lingkungan. Proficiat!
20
Dalam implementasinya, konsep green cities tak ayal dengan berbagai kendala. Mungkin terlalu dini mengatakan bahwa konsep ini kurang efektif sebagai tantangan kota karena penilaian performa dan dampak sosial dari program ini juga masih dilakukan. Namun, beberapa poin yang terkendala dapat dilihat sejak perencanaan dan tahap awal dari implementasi konsep ini. Pertama, orang yang mengerti dengan konsep ini tidak mudah melakukan pendekatan yang tepat untuk memahamkan konsep ini kepada orang-orang yang memiliki pengaruh (key actors) di level lokal maupun nasional. Kedua, integrasi antara perencanaan, desain, dan implementasi merupakan kombinasi yang sulit yang harus diakali dengan pendekatan-pendekatan yang berkemasyarakatan. Dan terakhir, komitmen serta kapasitas untuk melaksanakan program masih kurang awam di beberapa kota dan tidak terpenuhinya dari aspek anggaran daerah, kurang terpenuhinya dalam hal pembebasan lahan, dan pengaturan dari kelembagaan yang kurang mumpuni.
Green transportation (sumber: cincinnatitransforum.org)
SUMBER: BESTSOCIOLOGYPROGRAMS.COM
e ve nt
Earth Day 2014:
Kampanye
green cities Saat ini, lebih dari setengah populasi dunia tinggal di perkotaan. Pertumbuhan populasi perkotaan dan buruknya efek dari perubahan iklim, maka perkotaan kita harus berkembang. Ini waktunya kita untuk investasi dalam efisiensi energi dan energi terbaharui, membangun ulang perkotaan kita, dan memulai untuk memecahkan krisis iklim. Sampai dua tahun ke depan, dengan fokus pada Earth Day 2014, kampanye Green Cities akan membawa pergerakan global untuk mempercepat masa transisi ini. Join us in calling for new era of green cities.- Earth Day Network
E
arth Day atau Hari Bumi diperingati setiap tanggal 22 April. Hari Bumi pertama kali diselenggarakan pada 22 April 1970 di Amerika Serikat. Penggagasnya adalah Gaylord Nelson, seorang senator Amerika Serikat dari Wiscosin yang juga pengajar lingkungan hidup. Hari Bumi merupakan kampanye untuk mengajak orang peduli terhadap lingkungan hidup, meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia ini yaitu bumi. Pelaksanaannya diatur oleh Earth Day Network’s, sebuah organisasi beranggotakan LSM seluruh dunia. Setiap periodenya, Hari Bumi memiliki tema kampanye yang berbeda-beda. Pada tahun 2014 lalu Earth Day memiliki tema kampanye Green Cities atau Kota Hijau untuk membantu kota-kota di seluruh dunia menjadi berkelanjutan (sustainable) dan mengurangi produksi karbon (carbon footprint). Tiga fokus utama dalam kampanye Green Cities ini yaitu bangunan, energi, dan transportasi yang bertujuan untuk mempercepat kota-kota dalam transisi menuju masa depan yang lebih bersih, sehat, dan ekonomis melalui perkembangan dalam efisiensi, investasi teknologi terbaharui, dan amandemen kebijakan. 22
Energi Sebagian besar wilayah di seluruh dunia masih mengandalkan pembangkit listrik yang tidak efisien dan kotor. Untuk membantu kota-kota menjadi lebih sustainable , perlu didesain ulang sistem yang ada dengan menggunakan sumber energi terbaharukan dan mengimplementasikan solusi abad ke-21. Bangunan Hijau Bangunan menyumbang 1/3 dari total emisi gas greenhouse. Melalui perkembangan sederhana desain dan efisiensi bangunan, emisi tersebut dapat dikurangi secara drastis. Untuk itu, kota-kota perlu memperbaharui tata cara, merubah undang-undang performa bangunan, dan meningkatkan pendanaan. Transportasi Transportasi merupakan sumber dari emisi gas greenhouse dengan pertumbuhan tercepat di seluruh dunia, ž nya berasal dari transportasi darat. Untuk mengurangi emisi dan smog yang dihasilkan, perlu ditingkatkan standar, menaikkan transportasi umum, membuat transportasi alternatif, dan mengembangkan kota berbasis pejalan kaki dan pesepeda.
Melalui website yang informatif dan serangkaian toolkit, kampanye ini akan mendidik masyarakat tentang setiap elemen dari Green Cities dan memacu individu untuk mengambil tindakan dengan menandatangani petisi, mengirim pesan, dan mengorganisir acara. Selain itu, Earth Day Network akan bekerja dengan mitra di kota-kota yang ditempatkan secara strategis untuk mengatur upaya peningkatan kode lokal, tata cara, dan kebijakan yang akan membantu kota-kota menjadi model kota hijau. (sumber: www.earthday.org/greencities/)
Beragam kegiatan untuk mendukung kampanye Green Cities diadakan di berbagai kota di dunia. Contohnya seperti perkumpulan teknik kimia di Kuwait yang menjadi tuan rumah dalam acara “beach clean-up�. Dalam acara tersebut terdapat kontes membuat proyek seni dari limbah. Acara tersebut akan mendorong gerakan recycling dengan menyediakan tempat sampah untuk pakaian, plastik, dan alat elektronik tua. Di Indonesia, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB bekerja sama dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) Nasional mengadakan kegiatan Olimpiade Geografi dan Geosains tingkat nasional untuk pelajar SMA untuk memperingati Hari Bumi 2014. Acara tersebut bertujuan untuk mengajak seluruh sivitas akademika ITB dan juga msyarakat sekitar agar memahami kewajiban manusia untuk peduli terhadap bumi.
23
hi g h li g ht
GREEN
BUILDING
Oleh: Swietenia Puspa Lestari TL 2012
SOLUSI MASALAH GLOBAL WARMING
24
Green Building S Widjojo Center (Sumber : www.indoplaces.con)
“Green building atau bangunan ramah lingkungan adalah gedung yang dibangun dan dioperasikan dengan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang rendah. “
G
lobal warming merupakan isu yang sangat panas di seluruh dunia. Berbagai usaha dan ide dilakukan untuk mengurangi dampak yang terjadi akibat pemanasan global tersebut. Tahukah kamu bahwa konsep ‘green building’ merupakan salah satu solusinya? Green building atau bangunan ramah lingkungan adalah gedung yang dibangun dan dioperasikan dengan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang rendah. Selain itu, green building juga memperhatikan kesehatan, kesejahteraan, serta kualitas hidup orang-orang yang bekerja di dalamnya. Istilah green building merupakan upaya untuk menghasilkan bangunan dengan menggunakan proses-proses yang ramah lingkungan, penggunaan sumber daya secara efisien selama daur hidup bangunan sejak perencanaan, pembangunan, operasional, pemeliharaan, renovasi bahkan hingga pembongkaran. Sebenarnya bagaimana aplikasi konsep green building? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita dapat berangkat dari tujuan utamanya dalam mengurangi dampak lingkungan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan alam sekitarnya. Kita dapat menggarisbawahi 3 faktor utama berikut:
1 2 3
Menggunakan energi, air, dan sumber daya lain secara efisien Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas karyawan Mengurangi limbah, degradasi lingkungan
polusi
dan
Dari ketiga faktor utama tersebut, kita baru dapat menerjemahkannya ke dalam 4 aspek aplikasi pembangunan green building yang harus diperhatikan yaitu material, energi, air, dan kesehatan. Dari keempat aspek tersebut, dapat dikatakan bahwa manfaat pembangunan green building dapat menjadi salah satu solusi untuk isu global waming. Tidak heran bila Green Building Council menyarankan konsep green building untuk pembangunan perkotaan. Selain bersifat berkelanjutan dapat pula memberikan keuntungan lebih dari 50% dibanding bangunan yang tidak ramah lingkungan bahkan dalam 5 tahun awal setelah pembangunan. Namun, hal ini juga tergantung masing-masing karakteristik bangunan dan daerahnya. Manfaat green building secara umum antara lain misalnya manfaat dalam bidang lingkungan yaitu meningkatkan dan melindungi keragaman ekosistem, memperbaiki kualitas udara, serta mereduksi limbah. Ada pula manfaat dalam bidang ekonomi seperti mereduksi biaya operasional, menciptakan dan memperluas pasar bagi produk, dan mengoptimalkan kinerja daur hidup ekonomi. Green building juga dapat dirasakan manfaatnya dalam bidang sosial. Penerapan green building akan meningkatkan kesehatan dan kenyamanan penghuni, meningkatkan kualitas estetika, mereduksi masalah dengan infrastruktur lokal, dan meningkatkan kualitas hidup manusia.
25
Walau konsep green building ini telah berkembang sejak tahun 1970, sudut pandang pesimis akan biaya yang dikeluarkan untuk tekonologi maju menjamur di seluruh dunia. Memang sekarang bisa dikatakan Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara serumpun seperti Singapura. Mayoritas alasan terhambatnya adalah modal awal yang lebih besar 5% untuk green building dibanding pembangunan yang tidak ramah lingkungan. Namun, konsep aplikasi green building di Indonesia yang belum menggunakan teknologi canggih telah dilaksanakan sejak tahun 1978. Gedung S. Widjojo Center merupakan bangunan pertama yang menerapkan konsep green building di Indonesia tepatnya di kawasan Senayan, Jakarta Selatan. Jendelajendela kaca pada gedung ini diselubungi lapisan GRC (Glass Reinforced Cement) sehingga gedung tidak langsung tersinari oleh matahari.
69 kW photovoltaic Existing building array supports carbon slabs were preserved neutrality as efforts and reused as sideas ASU walk pavers
Dengan demikian, suhu dalam ruangan gedung bisa diturunkan dan juga dapat meminimalisir penggunaan pendingin udara. Ketika teknologi yang canggih belum diterapkan saat itu, akibatnya pemandangan dari dalam ke luar tidak bisa maksimal atau sedikit terhalang. Di dunia, menurut The Best Green Building 2014 by Architectural Digest konsep Green Building terbaik dimiliki Arizona State University Student Health Services, Amerika Serikat. Pada prinsipnya konsep green building yang diterapkan mengacu pada fasilitas ramah lingkungan, diantaranya adalah teknologi daur ulang air dengan memanfaatkan air hujan dan air limbah yang berasal dari pemakaian bangunan dengan memperhatikan keempat aspek konsep green building material, energi, air, dan kesehatan. Bangunan terkenal lainnya yang telah menganut konsep green building adalah London’s Gherkin Building atau salah satu bangunan di Nanyang Technology University yang memiliki green roof.
Semi - private healing garden serve as wating areas for patients
Large overhangs allow daylight, reduce heat gain
Native landscape replaces 10, 000 sq.ft of turf grass
Rain chains and cisterns capture rain water
26
ARIZONA STATE UNIVERSITY, STUDENT HEALTH SERVICES
(Sumber: www.architecturaldigest.com)
Sumber : www.eai.in
HOW TO MAKE YOUR BUILDING GREEN Rainwater harvesting system in the roof can collect water to be used to flush toilets
Solar panels can heat bath water Wind turbines on the roof can be used to generate electricity
Consider your home’s orientation to the sun to harness energy or to shield it from heat
Use compact fluorescent lightbulbs which use 20% less energy than incandescent bulbs
Rainwater channelled into water butts can be used to water plant or wash car
Use composting to reduce waste and help your garden at the same time. Most food scarps and biodegradable produce nutrient rich fertiliser
Non-toxic paints should be used on the wall. These use water-rather than petroleum-based solvent and do not emit smg -producing pollutants
A rain garden can help reduce storm water runoff Native landscaping requires less irrigation and maintenane
High efficiency insulated glass Motion detectors windows reduce can be used to switch off light if energy use there is no one in the room
FIGURE CONSCIOUS
Energy savings in green buildings could range from 20 per cent to 30 per cent ; water savings from 30 per cent to 50 per cent
Energy efficient appliances reduce power use
Duals-flush toilets help conserve water with controlled water outlet options.
Use grey waters from bath sinks , kitchens and washing machines to flush lavatories
A green building can cost between 5 and 10 per cent more to build than a regular building, but these costs can be recovered in just 2 years in power and water savings
Di Indonesia, selain Gedung S. Widjodjo Center di masa silam, di tahun 2014 berdasarkan kategori Sertifikat Greenship Bangunan Baru (New Building-NB) dari Green Building Council Indonesia (GBCI) sudah ada delapan bangunan yang telah dikategorikan masuk sebagai bangunan ramah lingkungan atau green building di Indonesia yang ditinjau dari enam aspek yaitu tepat guna lahan, efisiensi dan konservasi energi, konservasi air, sumber dan siklus material, serta kualitas udara dan kenyamanan ruang. Kedelapan green building tersebut adalah: Gedung Kantor Manajemen Pusat (KAMPUS), PT. Dahana (Persero)
1 2 Institut Teknologi Sains Bandung (ITSB) 3 Gedung Kementerian PU, Jakarta 4 Kantor Bank Indonesia, Solo, Jawa Tengah 5 Menara BCA PT Grand Indonesia, Jakarta Sampoerna Strategic Square, PT. Bua6 Gedung na Sakti, Jakarta 7 German Centre Indonesia, Tangerang
Gedung Kementrian Pekerjaan Umum (Sumber : www.rumah.com)
27
28
29
pro f i l
30
Keilmuan teknik lingkungan memiliki peran tersendiri dalam pembangunan suatu kota. Banyaknya masalah lingkungan hidup yang terjadi di perkotaan menjadikan green city sebagai tujuan pembangunan yang sangat ingin dicapai oleh pemerintah kota, terlebih lagi di Negara maju. Manajemen air dalam suatu kota dapat dijadikan upaya untuk mewujudkan green city. Prinsip green cities terkait dengan manajemen air adalah reuse dan juga recharge. Reuse dapat diterapkan pada air limbah sedangkan recharge diterapkan pada limpasan air hujan Ibu Yuniati sebagai salah seorang dosen teknik lingkungan ITB dengan keahlian air bersih telah melakukan beberapa penelitian tentang water recharging di daerah perkotaan untuk mengurangi limpasan air hujan sehingga limpasan tersebut tidak langsung masuk ke sistem drainase perkotaan namun dapat diresapkan kembali ke tanah sehingga dapat menjadi air tanah lagi. Apa saja penelitian tersebut?
1
Rain Garden
Rain garden merupakan salah satu cara untuk mengurangi limpasan air hujan yang masuk ke sistem drainase perkotaaan dengan menampung dahulu air hujan yang berasal dari setiap atap bangunan kemudian barulah air tersebut diresapkan kembali ke tanah. Dengan ini limpasan yang masuk ke sistem drainase perkotaan dapat dikurangi sebanyak 88% bahkan jika hujan yang terjadi tidak deras maka pengurangan tersebut dapat 100%.
2 Bioretention
Prinsipnya tetap sama dengan rain garden, hanya saja untuk bioretension ini penerapannya dapat dilakukan dimana saja seperti di sepanjang jalan raya.
3 Kolam retensi dan waduk Pada prinsipnya, kedua hal di atas adalah sama yaitu menampung air. Namun dari segi ukuran dan fungsi terdapat perbedaan antara kolam retensi dan waduk. Waduk biasanya berukuran lebih besar. Contohnya waduk di Jatinangor yang berukuran 1 hektar. Waduk ini dibendung dalam suatu kemiringan sehingga air yang mengalir dari hulu dapat ditampung dan mencegah terjadinya banjir di wilayah hilir Jatinangor.
Untuk fungsi kolam retensi adalah meresapkan air yang sudah ditampung sebelumnya. Sedangkan pada waduk berfungsi sebagai sumber air baku saja.
4
Sumur resapan
Sumur resapan juga dapat digunakan untuk meresapkan limpasan air hujan dan dapat dibangun disetiap rumah dengan ukuran yang relatif kecil, biasanya 1x1 meter. Sumur resapan dibangun berbentuk lubang dengan kedalaman tertentu lalu diisikan dengan kerikil atau dapat menggunakan bahan lain yang lebih berpori yang mana bagian atas sumur tersebut dibuat seperti taman, sehingga orang akan menyangka bahwa sumur resapan tersebut adalah taman biasa saja. Dalam pembangunan sumur resapan juga harus dipertimbangkan letak septic tank di wilayah tersebut agar air teresapkan tidak terkontaminasi oleh septic tank. Bandung sebagai salah satu kota besar yang ada di Indonesia telah mulai membuat contohcontoh teknologi yang dapat membuat Bandung menjadi Green City. Lahan-lahan hijau yang dipertahankan bahkan selalu ditambah, perbaikan sistem drainase, dan pembuatan kolam retensi di taman kota. Namun manfaatnya belum bisa dirasakan sepenuhnya karena pembangunan-pembangunan tersebut masih berupa contoh dan tidak dilakukan secara menyeluruh se-Kota Bandung. Banjir yang masih sering terjadi di wilayah Bandung Selatan juga menjadi hambatan kota Bandung untuk menjadi Green City. Selain memang Bandung Selatan berada di suatu cekungan yang membuat air dengan mudah tergenang, terdapat pula masalah lingkungan seperti alih fungsi lahan di hulu sungai menjadi pertanian palawija, bantaran sungai yang beralih fungsi menjadi permukiman penduduk, dan sampah yang menumpuk di sungai yang menyebabkan terjadinya banjir. Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat, agar masyarakat dapat turut membantu dalam manajemen air sehingga masalah seperti banjir tersebut dapat dikurangi, bahkan dapat mengembalikan fungsi sungai menjadi normal seperti semula. 31
ng u li k
Oleh: Reza Eka Putra TL 2012
32
33
34
ar ound the wor ld
35
Oleh: Anindya Dwi Wulandari, S.T. TL 2010
Vauban Freiburg Germany (foto:eco-question.com)
Reykjavik (foto: ec.europa.eu)
36
North Harbour Copenhagen (foto: ec.europa.eu)
37
Songdo Waste Treatment Plant (foto: earthday.org)
Songdo City (foto: dosomething.org)
38
Vaxjo (foto: greencitytimes.com)
green cities impian ?
Muhammad Juffalyono Environmental Engineering Kassel University, Germany
you s ay s o
Kota yang berwawasan lingkungan berarti kota yang dapat menjadikan lingkungan sebagai faktor paling berpengaruh dalam keseimbangan kehidupan di suatu kota, terutama pada kesadaran masyarakat kota tersebut dan juga pada sarana umum yg perlu dipenuhi seperti kebutuhan air bersih, pengolahan limbah dan pengolahan sampah, baik itu sampah organik maupun anorganik. Butuh ketegasan dan dukungan pemerintah serta kerja sama yang baik dari masyarakat untuk mewujudkan kota yang berwawasan lingkungan. Selain itu dibutuhkan pula pembangunan ruang terbuka hijau yang cukup sehingga polusi udara dalam suatu kota bisa diminimalisir.
Greencities impian saya adalah kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, dimana terdapat efisiensi tinggi untuk setiap sistem di dalamnya, baik transportasi, bangunan, energi, maupun perilaku penduduknya. Chalisha Dwiriastya Planologi ITB 2011
Luthfan Nur Azhim Teknik Perminyakan ITB 2011
Sebenarnya bukan hanya suatu kota yang hijau, tapi lebih ke penanaman konsep mengenai usaha untuk melestarikan lingkungan dengan mengembangkan dan memanfaatkan lingkungan dari kota itu sendiri untuk mencapai kenyamanan dalam aktivitas dan produktivitas manusia di dalamnya. Maka dari itu, sebenar-nya greencities itu dapat dilaksanakan dengan baik jika manusia yang ada di dalamnya mengerti dan sadar mengenai pentingnya keberadaan alam di sekitarnya.
39
k i las li n g k u n g a n
Mengurangi Limpasan Air Hujan dengan Teknologi Low Impact Development “Secara umum, LID didefinisikan sebagai teknologi pengelolaan air hujan yang berfungsi untuk mengurangi dampak dari peningkatan polusi dan jumlah volume air limpasan hujan dengan mengelola air pada titik terdekat turunnya air hujan tersebut.�
P
ertumbuhan urbanisasi telah meningkat secara signifikan dalam beberapa abad ini. Laporan dari PBB menyatakan bahwa pada tahun 1950 30% dari populasi dunia berada pada daerah perkotaan. Pada tahun 2014, populasi urban dunia mencapai 54% dan diproyeksikan akan terus meningkat hingga mencapai 66% pada tahun 2050. Urbanisasi memberikan dampak positif bagi ekonomi nasional dengan mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
40
Oleh: Fazlur Rahman Hassan, S.T. TL 2006
Namun sebaliknya, urbanisasi juga memberikan dampak negatif dan tantangan tersendiri dalam hal pengelolaan air hujan. Studi menunjukkan bahwa pembangunan lahan kota akibat urbanisasi akan meningkatkan volume limpasan air hujan. Air hujan yang semula dapat dengan mudah terinfiltrasi ke dalam tanah sekarang terhalangi oleh jalan aspal dan bangunan kongkrit. Meningkatnya volume limpasan air hujan ini dapat menyebabkan erosi, banjir, degradasi kualitas air, dan kesehatan ekosistem.
Salah satu solusi dari permasalahan-permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan Low Impact Development (LID) teknologi. Terminologi LID biasa digunakan di Serikat dan Kanada, namun LID dapat disebut juga sebagai sustainable urban drainage systems di Inggris dan water sensitive urban design di Australia. Secara umum, LID didefinisikan sebagai teknologi pengelolaan air hujan yang berfungsi untuk mengurangi dampak dari peningkatan polusi dan jumlah volume air limpasan hujan dengan mengelola air pada titik terdekat turunnya air hujan tersebut. Green roof, rain barrel, vegetated swale, permeable pavement dan rain garden adalah beberapa contoh aplikasi LID. Teknologi LID seperti green roof dan rain garden menggunakan vegetasi tanaman dalam desainnya. Hal ini memberikan beberapa manfaat lainnya seperti meningkatkan kualitas udara bersih, mengurangi panas perkotaan, mengurangi dampak perubahan iklim, meningkatkan nilai property, dan meningkatkan estetika perkotaan.
Contoh sukses implementasi LID dalam mereduksi limpasan air hujan diperlihatkan oleh Sekolah Green Glade Sr. di Mississauga, Kanada. Sekolah ini mentransformasi sebagian lahannya menjadi rain garden. Instalasi rain garden ini berhasil mengelola 320 m2 limpasan air hujan dari atap bangunan dan lahan parkir. Terlebih lagi, infiltrasi air hujan terjadi dalam kurun waktu 24 jam sehingga mengurangi risiko bersarangnya nyamuk. Sekolah ini hanya salah satu dari puluhan cerita sukses aplikasi teknologi LID di Kanada. Melihat hal ini, sepertinya teknologi LID menawarkan solusi nyata untuk mengurangi masalah banjir pada kota-kota di Indonesia bukan?
Rain Garden (taman hijau) merupakan teknologi dari aplikasi LID yang membangun taman terbuka hijau pada lokasi halaman suatu perumahan.
Vegetasi swale merupakan teknologi aplikasi LID yang didesain untuk dapat menyerapkan air ke dalam tanah melalui infiltrasi alami melalui suatu saluran drainase, di mana saluran tersebut terbuat dari tanah.
Rain barrel merupakan teknologi dan aplikasi LID untuk membuat tabung yang digunakan untuk menampung air hujan untuk dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari di rumah tangga, seperti menyiram tanaman, mencuci mobil, dan sebagainya.
Green Roof merupakan area vegetasi yang merupakan bagian dari atap sebuah bangunan gedung. Teknologi initerdiri atas media pertumbuhan tanaman, layer penyaring/filtrasi. layer drainase, lapisan kedap air dan vegetasi.
Permeable Pavement merupakan teknologi dan aplikasi LID untuk membangun suatu perkerasan jalan yang dapat diterapkan di suatu trotoar, jalan, dan area parkir di dalam dan luar ruma, yang dibangun dengan pori-pori seluas area yang ingin dibangun untuk dapat menyerapkan air ke dalam tanah di bawahnya.
41
k i las li n g k u n g a n
32
42
Oleh: Muhadjadi Bastian TL 2011
43
l i f e s t yle
Oleh: M. Adi Septiono TL 2010
1
Eco-house looks magnificent, or even better, they are also environmentally friendly. Don’t you wanna have one?
Meringankan beban untuk pendinginan
Pada daerah tropis, seperti Indonesia, sumber panas adalah salah satu beban yang harus didinginkan. Masalah ini yang paling banyak dialami oleh rumahrumah, yang biasanya masyarakat menggunakan AC sebagai solusinya. Salah satu cara paling efektif adalah membentuk atap rumah yang sesuai, sehingga rumah tidak cepat panas.
Rumah Walikota Bandung, RidwanKamil (sumber: Movalino, Accery. 2014. Presentation Slide: Konsep Eco House – RumahBotolRidwanKamil)
ECOHOUSE
Bentuk Atap (sumber: www.rrcap.ait.asia)
2
44
pemanfaatan air hujan
Pemanfaatan air hujan atau biasa dikenal dengan istilah rain water harvesting sangat berguna dalam efisiensi penggunaan air. Konsep ini sangat efektif untuk diimplementasikan pada lokasi yang frekuensi hujannya tinggi. Contohnya adalah pada salah satu rumah di India yang memaksimalkan penggunaan air hujan dengan desain atap yang sedemikian rupa, sehingga air hujan dapat dimanfaatkan untuk sistem flushing toilet, penyiraman tanaman, dan aktivitas mencuci.
Efisiensi Bentuk Atap untuk Rainwater Harvesting dan Sirkulasi Udara (sumber: www.archdaily.com)
5
Memaksimalkan sinar matahari sebagai penerangan dan penggunaan barang bekas sebagai material pembangun maupun aksesoris
Beberapa rumah menggunakan jendela dengan luas yang cukup besar untuk memaksimalkan penetrasi matahari ke dalam rumah. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan lampu, yang akan menggunakan energi listrik. Ada pula yang mengkombinasikannya dengan material lain, contohnya rumah Walikota Bandung, Ridwan Kamil.
4
konsep rain garden
Rain garden adalah area taman di sekitar rumah yang ditanami tumbuhan dengan tujuan mengurangi air hujan langsung masuk ke saluran air (got) sehingga mengurangi air limpasan dan meminimalisir terjadinya banjir. Rain garden merupakan salah satu teknologi dari konsep drainase berkelanjutan.
HARUS BANYAK TANAMAN?
G
reen Building atau bangunan ramah lingkungan adalah sebuah struktur yang mengaplikasikan banyak tujuan, seperti efisiensi penggunaan energi, dan penggunaan material dan sumber daya secara tepat. Konsep besar ini juga yang diimplementasikan pada eco-house. Rumah yang menggunakan konsep ramah lingkungan tidak melulu harus berarti banyak tanaman dan pohon untuk “menghijaukan� area rumah. Berikut adalah beberapa konsep-konsep yang dapat diimplementasikan pada ecohouse.
Rain Garden (sumber: vault.sierraclub.org)
3
memaksimalkan sinar matahari sebagai energi dengan atap sel surya Ada rumah yang mengimplementasikan konsep ecohouse dengan menggunakan atap sel surya, namun konstruksinya dibangun sebagaimana rumah biasa. Energi yang dihasilkan dapat digunakan untuk memanaskan air (water heater), sistem pemanas ruangan, untuk menerangi lampu, dan lain-lain.
Rumah dengan Atap Sel Surya (sumber: www.ecohousesinfo.com)
45
f o t o g ra f i
46
“Pit-Pitan” Agung Kusumawardhana
47
fotografi
“Help Me” Nadhira Afina W.
48
“Atap Kita” Aghnia Qinthari
“Karya Manusia” Renata Maharani
49
fotografi
“Pagi Sehat” Aghnia Qinthari
“Drainase Ce Kaysha Flo
50
erdas” oren
“Corner of My City” Nadhira Afina W.
51
r e ko m e n d a s i
52
INTERSTELLAR SUDAH SIAPKAH KITA PERGI DARI BUMI INI? “Manusia lahir di bumi. Tetapi, manusia tidak ditakdirkan untuk mati di sana.� (Cooper, Interstellar)
C
ooper (Matthew McConaughey), seorang petani, insinyur, sekaligus pilot yang mengemban tugas berat untuk menyelamatkan umat manusia dari kiamat. Kiamat yang dimaksud adalah wabah hama yang menyerang sumber daya alam manusia. Akibat wabah itu, gagal panen terjadi dimana-mana, memaksa manusia bertahan dengan makanan pokok seadanya. Skenario terburuk adalah dalam beberapa dekade mungkin tak ada lagi sumber daya alam yang bisa dikonsumsi oleh manusia.
Cooper awalnya menolak misi tersebut. Ia takut gagal kembali ke bumi karena NASA belum memahami betul situasi dan kondisi pada galaksi di balik wormhole Saturnus. Apalagi, NASA menyiapkan dua rencana baginya yang harus dipilih berdasarkan situasi di galaksi baru, temukan planet dan kembali ke bumi atau tinggalkan bumi dan bentuk koloni baru. Namun, karena kala itu tak ada cara lain untuk menyelamatkan umat manusia, Cooper akhirnya meninggalkan keluarganya untuk melakukan interstellar. Pada akhir cerita kita akan disajikan berbagai peristiwa menarik yang didasari oleh perhitungan astrofisika yang akurat karena dibuat oleh seorang ahli astrofisika bernama Kip Thorne.
Melihat kecilnya kemungkinan untuk menyelamatkan bumi, NASA menyusun misi penjelajahan antargalaksi (interstellar) untuk mencari bumi baru. Caranya dengan mengirim pesawat ulang-alik ke dalam wormhole, lubang yang memampatkan jarak antargalaksi, yang tiba-tiba muncul di dekat Saturnus. Cooper ditunjuk sebagai pilot, menemani sejumlah ilmuwan yang dipimpin oleh Brand (Anne Hathaway).
Interstellar adalah proyek terbaru sutradara Christopher Nolan yang terkenal lewat karya-karyanya seperti Inception, Memento, dan The Dark Knight Trilogy. Bersama adiknya, Jonathan Nolan, Chris mengajak penonton mencicipi seperti apa rasanya menjelajahi luar angkasa via fenomena bernama wormhole dan blackhole. Melalui film ini kita diajak untuk merenung, apakah kita sudah siap untuk pergi dari bumi yang kita cintai ini suatu saat nanti?
53
54
55
ri s e t / t e k n ol og i
Oleh: Ervisa Mahditiara, S.T. TL 2010
WASTE TO
Energy Foto: http://www.elp.com
Banyak orang mengatakan bahwa sampah itu ya sampah, tidak berguna. Tapi siapa yang tahu juga jika sebenarnya sampah itu bisa diubah menjadi energi? Teknologi pengubahan ini disebut sebagai Waste to Energy.
T
eknologi waste to energy merupakan salah satu jenis teknologi pengolahan limbah padat yang menghasilkan energi listrik atau panas melalui proses pembakaran limbah itu sendiri. Teknologi waste to energy sudah banyak diterapkan di banyak negara-negara maju seperti Jepang, Amerika, Cina, ataupun negara-negara di benua Eropa, dan dikatakan mampu mereduksi jumlah limbah padat pada proses pembakaran hingga 90%. Selain manfaatnya dalam mengurangi sampah dalam jumlah yang signifikan, teknologi ini juga menghasilkan energi panas/uap/listrik yang sangat bermanfaat untuk kebutuhan kota. Menurut artikel yang ditulis oleh Stringfellow dan Witherell pada tahun 2014, Waste to energy mencakup beberapa teknologi seperti teknologi thermal dan non-thermal. Teknologi thermal diantaranya yaitu Combustion, Gasification, dan Pyrolisis, sedangkan salah satu jenis teknologi non-thermal yang paling terkenal adalah Anaerobic Disgestion.
56
1. Combustion
Combustion (pembakaran) sudah sejak lama diterapkan di berbagai negara. Di Amerika terdapat fasilitas combustion lebih dari 100, sedangkan di Eropa dan Asia lebih banyak lagi. Prinsip kerja combustion adalah membakar seluruh sampah hingga menghasilkan materi yang sudah tak dapat dibakar lagi pada suhu sekitar 850째 C. Awalnya sampah dikumpulkan terlebih dahulu kemudian dipisahkan untuk dibakar di dalam ruang bakar. Panas yang dihasilkan dari proses pembakaran digunakan untuk mengonversi air menjadi uap, dan uap yang dihasilkan dialirkan menuju ke generator untuk menciptakan listrik. Setelah proses combustion, biasanya volume sampah berkurang hingga 90% dengan sisa berupa abu dan logam. Abu dan logam yang tersisa biasanya dilanjutkan ke landfill, akan tetapi abu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku batako atau bahan paving jalan.
Coke limestone
2. Gasification
Gasifikasi merupakan sistem pengolahan limbah padat, termasuk biomassanya, yang menggunakan suhu tinggi (540째C - 1540째C) dalam lingkungan yang minim oksigen dengan hasil berupa gas sintesis, tar, minyak, dan padatan seperti abu. Pada proses gasifikasi tidak terjadi pembakaran seperti pada combustion, melainkan menggunakan sebagian kecil dari oksigen yang ada untuk menciptakan sejenis gas untuk memanaskan. Bahan bakar gasifier berupa bahan bakar fosil dan mulai dikembangkan dengan menggunakan bahan bakar yang lebih beragam, termasuk limbah.
3. Pyrolisis
Merupakan teknologi yang kerjanya mirip dengan gasifikasi, akan tetapi pada pirolisis tidak terdapat oksigen sama sekali. Suhu yang digunakan diatas 400째C dengan proses termokimia dan dari proses ini dihasikan syn-gas, abu, dan juga minyak yang nantinya dapat dipakai kembali sebagai bahan bakar pirolis. Syn-gas yang diproduksi bisanya terkonversi menjadi hidrokarbon seperti biodiesel, sedangkan produk sampingan dari proses berupa karbon, abu, atau arang.
Refuse
Combustion gases
Free board (Gas reforming zone)
Tertiary tuyure
Partial Fluidized layer (Drying and Pyrolysis zone) Moving bed (High temp, combustion and melting zone)
Sub-tuyure
Coke bed (Molten slag & metal separation zone, Molten metal basin)
Main tuyure
Slag and metal
JFE
JFE-Waste to energy technology
57
Banyak negara-negara yang sudah menerapkan teknologi waste to energy untuk mengurangi jumlah limbah yang harus mereka timbun di landfill dan untuk digunakan sebagai suplai energi cadangan. Salah satu negara dengan teknologi waste to energy terbaik adalah Jepang.
Jepang
Jepang merupakan negara dengan penggunaan teknologi waste to energy terbesar di dunia dengan teknologi yang mayoritas digunakan adalah gasifikasi. Di Jepang sendiri terdapat sekitar 310 unit pengolahan sampah berbasis waste to energy dengan total listrik yang dihasilkan sebesar 1.673 MW pada tahun 2009. Berdasarkan jurnal yang diterbitkan pada tahun 2013 oleh Themelis dan Mussche, 84% sampah di Jepang berhasil mereka ubah menjadi dalam bentuk energi (listrik) yaitu sekitar 40 juta ton sampah per tahun, kemudian sisanya dilakukan recycling dan dimasukkan ke landfill dalam jumlah yang sangat sedikit.
Keuntungan
58
WTE Plant in Japan
Kerugian
Berkurangnya volume sampah lebih dari 90%, sehingga lahan yang digunakan untuk landfill juga berkurang.
Menimbulkan gambaran negatif pada masyarakat karena terdapat emisi gas yang beracun.
Memiliki adaptabilitas yang baik untuk mengolah berbagai jenis sampah.
Biayanya lebih mahal dibanding dengan pengelolaan menggunakan landfill.
Dengan adanya plus dan minus dari teknologi-teknologi tersebut, hendaknya kita juga dapat berpikir dan memilih, apakah teknologi tersebut pantas dan layak dikembangkan di negara kita atau tidak. Kenyataannya, di Indonesia sendiri sudah terdapat teknologi gasifikasi di beberapa lokasi TPA, namun belum dalam jumlah yang masif.
Permasalahan sampah bukan hanya masalah bagi pemerintah atau swasta, melainkan semua elemen masyarakat yang terlibat dalam bertambahnya jumlah sampah. Mungkin memang ada baiknya apabila sampah dikelola terlebih dahulu dari sumber utama yaitu kita, sebelum masuk ke tahap pengolahan lebih lanjut dengan dana dan dampak yang besar, dan itu semua kembali lagi kepada kita. Mau bergerak ke arah manakah kita?
tips
HOW TO MAKE GREENROOFS
G
reenroofs cocok dibangun pada atap yang datar atau memiliki kemiringan yang rendah.
Langkah-langkah dalam mendesain extensive greenroofs yaitu dengan cara melapisi atap dengan beberapa layer, diantaranya:
1
Atap harus dibangun agar dapat menahan beban lebih sesuai dengan standar. Perhatikan juga spesifikasi standar atap seperti beban struktural, waterproofing, dan drainase.
2
Pasang penahan pada atap yang akan dijadikan greenroofs. Penahan dipasang sebelum lapisan awal maupun pada sisi-sisi greenroofs. Penahan ini dapat berupa papan kayu yang memiliki ketebalan sekitar 5 cm.
3
Tambahkan lapisan waterproof
pada atap yang berfungsi untuk menahan rembesan air agar tidak masuk ke dalam struktur atap. Lapisan ini dapat berupa layer aspal, single–ply rubber membrane (contohnya EPDM rubber), ataupun regular PVC rolls dengan ketebalan minimum 1mm.
4
Lapisan penopang akar juga perlu dibuat agar akar yang akan terbentuk tidak merusak lapisan waterproof. Lapisan penopang akar berupa beton atau cellular glass. Apabila lapisan waterproof sudah menggunakan EPDM rubber, lapisan penopang akar tidak perlu dibuat.
5
Drain mat,
lapisan yang berguna untuk ruang pergerakan air yang terserap oleh tanaman pada greenroofs. Dapat berupa lapisan kerikil yang memiliki porositas tinggi sehingga air dapat mengalir.
Filter cloth, yaitu lapisan untuk memisahkan media penopang dan media tumbuh tanaman. Filter yang digunakan sangat tipis namun kuat dan berdaya serap tinggi sehingga aliran air dari media tumbuh dapat masuk ke sistem drainase.
7
6
Growing medium. Lapisan tempat tumbuhnya tanaman. Dapat berupa kom-
posisi tanah yang dicampur pasir, pupuk, tanah liat, bahan organik, dan batuan. Tebal lapisan ini hanya sekitar 2 cm. Tanaman, dapat berjenis
tanaman lumut, rumput-rumputan.
8
Greenroofs dibangun sama seperti atap-atap pada umumnya, namun lebih ramah lingkungan, tahan lama, dan bernilai. Beberapa manfaat greenroofs: 1.Mengurangi penyerapan panas ke dalam bangunan 2.Mengurangi level gas rumah kaca 3.Berkontribusi terhadap manajemen air hujan 4.Memaksimalkan penggunaan ruang terbuka (Gambar: greenestate.co.uk) Sumber: http://environmentaltopics.net/green-roofs-bringing-nature-to-your-doorstep/ http://architectaria.com/mewujudkan-green-roofing-untuk-rumah-yang-asri.html http://greenroofindonesia.com/gri/mengenal-atap-hijau/kerangka-instalasi-atap-hijau/jenis-tanaman/ http://www.archsd.gov.hk/media/11630/green_roof_study_final_report.pdf
59
r e ko m en d a si b uk u
CERITA TENTANG HUTAN, MANUSIA DAN CINTANYA
60 Sumber : www.goodreads.com
“Hujan deras menderas, memekar bunga di tepi hutan. Puncak Gede masih biru menjulang. Kabut datang dan pergi, setiap hari. Namun tak lagi sama. Karena di sana kulihat wajahmu juga tersimpan hangat tawamu. Apakah kita sedang jatuh cinta?”
B
egitulah kutipan salah satu puisi yang terdapat dalam novel ini. Sarongge judulnya. Ditulis oleh Tosca Santoso, seorang jurnalis sekaligus aktivis HAM dan lingkungan yang kini dikenal sebagai pendiri Kantor Berita Radio 68H (KBR68H) dan Green Radio. Sarongge sejatinya adalah sebuah desa di kaki Gunung Gede, Jawa Barat. Terletak di ketinggian 1500 mdpl, Sarongge masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung GedePangrango. Di tempat inilah, Karen Hidayati, seorang aktivis lingkungan di organisasi Ksatria Pelangi, bertemu kembali dengan Husin, sahabat lamanya saat mereka kuliah dahulu. Di Sarongge, mereka kembali merajut cerita, dan mulai memupuk cinta. Sarongge. Namanya begitu sederhana. Namun ia menyimpan sejuta kisah pelik. Dari kemiskinan masyarakat yang kian turun-temurun, ledakan penduduk yang menerobos hingga lereng pegunungan, perjuangan petani kecil melawan para penguasa, hingga harapan mengembalikan hutan Jawa Barat seperti sediakala. Semuanya mengisi hari-hari Karen dan Husin, yang kerap menghabiskan waktu berdua berkeliling hutan Sarongge. Dan pelan-pelan, menanam benih cinta di hati masing-masing. Karen, seorang wanita pemberani, setengah hidupnya telah ia habiskan bersama Ksatria Pelangi. Menjelajah Kampar hingga Papua untuk melawan kapitalisme yang terus menggerogoti lingkungan dan masyarakat yang hidup darinya. Karen telah mengabdikan seluruh jiwa dan raganya untuk membela bumi ini. Sementara Husin, dengan segala kerendahan hatinya, memilih untuk tinggal di Sarongge, berjuang bersama masyarakat kampungnya demi penghidupan yang layak dan hutan yang kembali hijau.
Novel ini tidak hanya menawarkan kisah cinta yang unik, namun juga beragam realita yang dihadapi bumi dewasa ini. Lewat sajak lembut Husin dan surat yang dikirimkan Karen kala mereka saling rindu, Sarongge membuka mata, hati dan telinga kita tentang apa-apa yang telah merenggut keindahan keanekaragaman hayati negeri ini. Perjuangan bukan hanya tentang Karen yang rela bertahan berjam-jam di atas buldoser demi menggagalkan perusakan hutan gambut, atau Husin yang dengan berbagai cara berusaha meyakinkan petani kampungnya untuk beralih ke pertanian organik yang ramah lingkungan. Perjuangan adalah bagaimana Karen dan Husin bertahan dari badai rindu kala mereka terpisah jauh, sambil mewujudkan mimpi atas pilihan mereka masing-masing. Perjuangan, karena satu: cinta. Seperti yang ditulis Husin dalam sebuah sajaknya: “Mencintaimu adalah liku menyusuri kali di pegunungan, kian lama kian sempit dan sunyi. Tapi tak pernah kulepas harapan” Membaca buku ini, sejenak akan mengalihkan pikiran kita dari hiruk-pikuk perkotaan, menelusuri hutan Sarongge di bawah guguran bunga Ki Hujan. Di antara pepohonan Puspa yang daunnya mulai memerah, di sanalah kita akan meretas janji. Menjaga hutan dan seluruh isinya. Demi kita, demi anak cucu kita. Seperti yang telah dilakukan Karen dan Husin. Ingin mencoba menjadi pahlawan lingkungan seperti Karen dan Husin?
“Sebab, hutan yang hilang tak pernah punah sendiri. Ia juga membawa punah beberapa satwa asli, seperti harimau jawa.” — Bab 1: Sarongge, Tentang hutan di Jawa
Karen dan Husin. Mereka adalah lambang keberanian dan kesederhanaan. Sajak dan surat menyurat, menjadi pilihan ungkapan cinta mereka ketika jarak memisahkan. 61
mau tau lebih banyak tentang HMTL? v i s i t / F o l l o w
u s :
http://hmtl.tl.itb.ac.id
@HMTL_ITB @HMTL_ITB medkominfo hmtlitb
SURF THE NET http://greenroofindonesia.com Pernah denger kan soal greenroof? Di web ini tersedia berbagai informasi tentang apa saja yang berkaitan dengan greenroof. Tertarik membuat greenroof di rumahmu? Web inilah yang wajib dikunjungi!
http://www.greenpeace.org Greenpeace adalah suatu organisasi internasional yang berlandasan prinsip dan nilai-nilai dasar yang tercermin dalam aksi kampanye lingkungan. Web ini menyediakan isu-isu tentang lingkungan di dunia dan negara kita serta mewadahi kita untuk berkontribusi secara nyata membela lingkungan.
http://thegreencity.com Haus inovasi? Di web inilah jawabannya. Inovasi-inovasi mengenai produk maupun topik yang berkaitan dengan greencities terkumpul di web ini. Web ini juga berisi link web inovatif dari seluruh penjuru dunia. Tunggu apalagi?
63
TEKNIK LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
T
Teknik lingkungan sebagai salah satu bagian dari ilmu keteknikan, merupakan bidang keilmuan yang mempelajari tindakan kuratif dan preventif yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan hidup yang terdiri dari air, tanah, udara, dan kesehatan lingkungan melalui pendekatan rekayasa teknik.
eknik Lingkungan dilatarbelakangi oleh pemahaman terhadap upaya untuk melin dungi lingkungan hidup akibat kegiatan manusia, serta melindungi kesehatan dan keselamatan manusia akibat penyakit serta polutan kimia yang terpapar melalui media tanah, air, dan udara melalui pendekatan rekayasa. Lalu apa saja yang akan dipelajari oleh seorang calon insinyur teknik lingkungan? 1. REKAYASA AIR MINUM AN AIR BERSIH Sarjana teknik lingkungan belajar bagaimana mendesain Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM), proses apa saja yang terjadi di sana, sampai bagaimana menyalurkan air sesuai kebutuhan masyarakat. 2. REKAYASA AIR BUANGAN DOMESTIK Pada aspek ini, akan dipelajari proses dan desain unit-unit pengolahan air buangan seperti septic tank dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) serta desain saluran penyalur air hujan (drainase), yang fungsinya penting untuk mencegah banjir. 3. REKAYASA AIR BUANGAN INDUSTRI Di jurusan ini akan diberikan ilmu untuk mendesain IPAL untuk industri dan proses apa saja yang harus ditempuh pada pengolahan air limbah industri sampai mencapai kadar aman untuk dibuang ke lingkungan. 4. PENGELOLAAN LIMBAH B3 Bahan yang bersifat berbahaya dan beracun yang banyak digunakan dalam industri akan keluar sebagai limbah yang pastinya sangat berbahaya bagi lingkungan sekitar dan kesehatan manusia. Sarjana teknik lingkungan mempelajari bagaimana limbah B3 ini agar tidak mencemari lingkungan sekitar. 5. PENGELOLAAN SAMPAH Cara mengelola sampah perkotaan yang baik, mulai dari pemilahan di sumber sampai mendesain landfill atau tempat pembuangan akhir yang optimal juga akan dipelajari di jurusan teknik lingkungan.
64
6. KESEHATAN DAN TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN Topik ini mengandung elemen-elemen lingkungan seperti hidrosfer, atmosfer, dan lainlain, penyakit dan jalur penyebarannya dan bagaimaan mengukur kadar toksisitas limbah, bagaimana tingkat bahayanya bagi lingkungan hidup. 7. SANITASI MASYARAKAT Pada topik pembahasan ini, calon insinyur teknik lingkungan akan mempelajari bagaimana menyediakan infrastruktur sanitasi dan air minum yang tepat sesuai dengan karakter masyarakat di daerah tersebut. 8. PENGENDALIAN DAN PENGELELOLAAN PENCEMARAN UDARA Di jurusan teknik lingkungan juga akan dipelajari tentang udara, mulai dari persebaran emisi dari cerobong di industri sampai mengukur kadar polutan di suatu kota serta bagaimana mendesain unit-unit pengendali pencemaran udara agar polutan-polutan dari industri tidak mencemari kota tempat tinggal kita. 9. PENGELOLAAN LINGUNGAN Pada pengelolaan lingkungan jakan dipelajari pemodelan kasus terkait masalah lingkungan, analisis dampak lingkungan dari suatu aktivitas manusia, penerapan sistem manajemen lingkungan dalam suatu industri maupun organisasi, kesehatan lingkungan kerja, dan lain-lain. 10. TEKNOLOGI BERSIH Pada topik yang satu ini akan dipelajari tentang aplikasi 3R di industri. Tidak hanya mengurangi timbulan limbah, prinsip teknologi bersih juga bisa menghasilkan keuntungan berlebih karena hasil produksi yang meningkat atau mengurangi konsumsi bahan baku baru.
RRekayasa IL
Apakah Misi Program Studi RIL? Menyiapkan lulusan sarjana teknik yang handal dalam menangani berbagai masalah lingkungan bidang keteknikan, khususnya lingkungan binaan manusia di wilayah perkotaan dan pedesaan, dan dapat memadukannya dengan pemahaman manajemen lingkungan.
infratruktur
lingkungan
Menyiapkan tenaga sarjana teknik yang mampu secara profesional memecahkan masalah kerekayasaan terkait penyediaan air bersih dan sanitasi yang ditemui baik yang ada di Indonesia maupun yang ada di luar Indonesia.
Apa dasar pemikiran dibentuknya program studi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan?
.
1
Pengembangan bidang infrastruktur lingkungan saat ini dirasakan masih kurang mendapat dukungan.
2
Kebutuhan Sarjana engineering bidang infrastruktur Air Bersih dan Sanitasi sangatlah mendesak dalam mencapai target MDG.
3
Penyelenggarakan program Pendidikan Sarjana Teknik bidang Infrastruktur Air Bersih dan Sanitasi sangat dibutuhkan di Indonesia saat ini.
Profil sarjana Teknik Lingkungan saat ini yang lebih cenderung terjun di dunia industri membuat pelayanan masyarakat lebih tertinggal. Hal inilah yang semakin memperkuat jurusan RIL sangat perlu untuk segera dibentuk dan dijalankan.
Apakah Visi Program Studi RIL?
P
rodi RIL yang memiliki keunggulan kompetitif dan handal serta bermartabat di tingkat global dalam bidang rekayasa lingkungan binaan, terutama bidang penyediaan air bersih dan sanitasi, di lingkungan permukiman, perkotaan dan pedesaan, yang bersama dengan unit-unit lain di ITB dan lembaga terkemuka bangsa menghantarkan masyarakat Indonesia menjadi bangsa yang bersatu, berdaulat dan sejahtera.
Menyiapkan tenaga ahli dan profesional yang men-titik-berat-kan pada pengembangan IPTEK yang relevan dengan masalah lingkungan, khususnya yang relevan dengan kondisi Indonesia. Menyiapkan tenaga professional dalam bidang air bersih dan sanitasi dalam pemenuhan kebuthan dasar manusia dan meningkatkan kinerja sarana dan prasarana sesuai dengan kriteria standar yang berlaku.
Apa perbedaan utama antara jurusan Teknik Lingkungan dan jurusan RIL?
•
Program Sarjana Teknik Lingkungan (Environmental Engineering Program): lebih mengkonsentrasikan kurikulumnya untuk mencetak Sarjana Teknik dengan kompetensi lulusan pengelolaan dan pengendalian pencemaran Lingkungan, dengan target pasar utama adalah industri Program Sarjana Rekayasa Infrastruktur Lingkungan (Environmental Infrastructure Engineering): lebih mengkonsentrasikan kurikulumnya untuk mencetak Sarjana Teknik dengan kompetensi lulusan bidang kerekayasaan air minum, limbah, dan sanitasi (water-waste and sanitation engineering), dengan target utama pasar yang terkait dengan public utility.
65
hmtl itb H
impunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB (HMTL ITB) didirikan bersamaan dengan kelahiran jurusan Teknik Penyehatan (HMTP) pada 10 November 1962. Seiring dengan bergantinya nama Teknik Penyehatan menjadi Teknik Ling- kungan, himpunan yang bernama Himpunan Mahasiswa Teknik Penyehatan (HMTP) ini pun turut berganti nama menjadi Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) pada 10 November 1988. HMTL merupakan organisasi kemahasiswaan yang berfungsi sebagai wadah mahasiswa Teknik Lingkungan untuk berkarya, belajar, dan mengembangkan potensi yang ada sejalan dengan pendidikan formal di Program Studi Teknik LIngkungan ITB. HMTL memilki lambang yang pada lambang tersebut terdapat makna tertentu terkait dengan keilmuan Teknik Lingkungan. Pohon kalpataru pada lambang tersebut melambangkan lingkungan hidup. Garis hitam tebal di atas dan dibawah me-lambangkan T dan L. Lima garis di kiri dan di kanan menggambarkan sub jurusan yang ada yaitu air, udara, pengelolaan lingkungan, kesehatan, dan buangan padat. Gelombang berwarna biru melambangkan air. Gambar Ganesha di pojok kiri bawah melambangkan ITB.
66
Setiap tahunnya HMTL ITB memiliki program kerja yang bertemakan lingkungan dan karya keprofesian teknik lingkungan. Pada kepengerususan kali ini program kerja tersebut adalah Eco Project. Eco Project merupakan suatu konsep grand event yang terdiri dari Desa Mitra, Paper Competition, Mini Seminar, dan Exhibition.
Eco Project 2015 mengusung “Air Bersih dan Sanitasi� sebagai topik utama karena isu air, sumber daya air, dan pencemarannya sedang marak namun kesadaran akan pentingnya isu ini di dalam masyarakat masih rendah. Acara ini turut mendukung suksesnya program Kementrian Pekerjaan Umum, yaitu 100% masyarakat tersalurkan air bersih, 100% masyarakat terfasilitasi akses sanitasi yang layak, dan 0% daerah kumuh di Indonesia.
ENVIRO
AVAILABLE AT
issuu.com/envirohmtlitb Sarana Umum ITB Perpustakaan pusat Koperasi
SMA
SMAN 1 Bandung SMAN 2 Bandung SMAN 3 Bandung SMAN 4 Bandung SMAN 5 Bandung SMAN 6 Bandung SMAN 8 Bandung SMAN 9 Bandung SMAN 20 Bandung SMA St. Aloysus SMA St. Angela SMA Darul Hikam SMAI Al Azhar 4 Bekasi SMA Marsudirini Bekasi SMAN 2 Tangerang Selatan SMAN 81 Jakarta SMAN 8 Jakarta SMAN 1 Denpasar SMAN 4 Denpasar
Perguruan Tinggi
UNPAD UNISBA ITHB UNIKOM UNPAS MARANATHA UPI ITENAS UI BINUS UNIBRAW UNTAR UGM IPB UNSRI UNUND 18 perguruan tinggi kota besar lainnya
Pick up point Toko Coklat Ngopi Doeloe Warung Pasta Rumah Buku Omuniuum
ZoE
Pitimoss
Reading Lights Tree House
dicetak oleh
aa offset