Edisi 31 Juli 2016 | Balipost.com

Page 1

20 HALAMAN NOMOR 333 TAHUN KE 68 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

balipost (144 rb Like) http://facebook.com/balipost

MINGGU PAING, 31 JULI 2016

Pengemban Pengamal Pancasila

@balipostcom (4.295 Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipostcom http://instagram.com/balipostcom

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418

Persembahan Ribuan Babi Guling Amlapura (Bali Post) Umat Hindu di Desa Adat Timbrah, Karangasem, kembali melaksanakan Aci Usaba Sumbu. Dalam Aci Usaba Sumbu Kaja, Sabtu (30/7) malam kemarin, warga setempat masih menjaga tradisi leluhur dengan mempersembahkan ribuan babi guling ke Pura Panti Kaler. Persembahan babi guling ini sebagai wujud yadnya tulus ikhlas warga setempat kepada Ida Batara, atas karuniaNya menjaga keseimbangan alam buana agung beserta isinya, sehingga umat manusia dapat hidup tenteram dan damai. Hal. 19 Tergolong Unik BABI GULING - Ribuan babi guling dihaturkan warga Desa Adat Timbrah, Karangasem, saat Usaba Sumbu Kaja, Sabtu (30/7) malam kemarin. BPM/kmb31

Kerusuhan di Tanjungbalai Berbau SARA

Kapolri dan Wapres Turun Tangan Medan (Bali Post) Kerusuhan terjadi di Tanjungbalai, Sumatera Utara, Jumat (29/7) malam. Kerusuhan ini berbau SARA karena massa merusak delapan tempat ibadah dan bangunan yayasan sosial, selain membakar beberapa kendaraan. Kapolri dan Wapres Jusuf Kalla, Sabtu (30/7) kemarin, ikut turun tangan dengan meminta warga tetap tenang dan menyerahkan kasus ini pada kepolisian. Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian bersumpah untuk memburu penyebar isu negatif di media sosial (medsos) yang menjadi biang keladi kerusuhan berbau SARA di Tanjungbalai. Tito juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai isu-isu negatif melalui media social yang dapat memancing kerusuhan sosial serupa dengan yang terjadi di Tanjungbalai. “Kerusuhan di Tanjungbalai itu adalah kesalahpahaman antara tetangga semata,” sambung Tito usai berdialog dengan

tokoh agama dan Forum Kerukunan Umat Beragama di Mapolda Sumut di Medan, Sabtu kemarin. Namun, kesalahpahaman itu diposting di medsos dengan dibumbui isu negatif yang menyulut kerusuhan. Tito kemudian meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi, terutama dengan isu-isu negatif dari medsos. Tito juga bersumpah untuk mencari orang yang menyebarkan isu negatif melalui medsos yang diduga menjadi pemicu kerusuhan di Tanjungbalai.

Mari Hidup Berdampingan Medan (Bali Post) Aksi pembakaram tempat ibadah di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara, berlanjut pada aksi penjarahan. Aparat Kepolisian menangkap tujuh orang terkait kerusuhan dan pembakaran delapan tempat ibadah. Mereka menjarah barang-barang di tempat ibadah yang dibakar massa. “Terdapat tujuh orang yang diamankan karena melakukan penjarahan pada saat

Ketika dipertanyakan soal kelompok yang diduga memprovokasi atau bertanggung jawab dalam kerusuhan itu, Tito justru meminta masyarakat tidak berspekulasi tentang isu negatif. Ia juga menegaskan bahwa pemerintah daerah, Polri, TNI, dan tokoh agama di daerah lain telah sepakat untuk menenangkan masyarakat, termasuk melokalisasi masalah itu agar tidak merembet ke daerah lain. Hal. 19 Serahkan Polisi

terjadi (aksi massa) anarki (membakar vihara),” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Komisaris Besar Polisi Rina Sari Ginting, Sabtu (30/7) kemarin. Polisi telah mengamankan M (perempuan, 41 tahun), warga setempat yang ditengarai pemicu kerusuhan itu, dan keluarganya. Hal. 19 Diamankan

Calonarang Keluar dari Pakem Drama tari calonarang menjadi salah satu lakon seni pertunjukan yang paling banyak digemari masyarakat Bali. Hal ini terbukti dari tingginya antusias masyarakat untuk menyaksikan setiap pementasan seni pertunjukan calonarang. SELAIN digelar di desa atau banjar saat wali atau piodalan di pura, pertunjukan calonarang yang banyak menampilkan unsur magis tersebut kini juga kerap dipentaskan dalam kegiatan event budaya. Bahkan, ada yang mementaskan untuk konsumsi wisatawan. Jadinya rancu unsur sakral dan profannya. Padahal, banyak di antaranya yang menggunakan sarana banten dan mempergunkan rangda dan barong duwe pura atau perkumpulan. Seniman calonarang asal Desa Sulahan, Bangli, I Dewa Gede Bakti, mengatakan, pementasan calonarang di Bali selama ini berkembang cukup pesat. Hampir semua desa/banjar menampilkan pementasan calonarang saat ada kegiatan agama

tertentu di pura. Tak hanya itu pementasan calonarang juga mulai banyak ditampilkan sebagai hiburan dalam event budaya. Dewa Bakti mengatakan, pementasan calonarang bisa ditampilkan sebagai pertunjukan seni sakral namun juga nonsakral tergantung sarana dan tempat dalam pementasan. Pementasan calonarang ditampilkan sebagai seni pertunjukan sakral apabila sarana yang digunakan dalam pementasannya seperti rangda, barong dan lainnya adalah sungsungan/duwe yang disucikan masyarakat di sebuah pura. Hal. 19 Tempat Pementasan

Barong dan Rangda dalam Calonarang KETIKA berbicara tentang calonarang, pikiran kita selalu terbawa kepada dua fenomena menarik yang selalu tampak terjadi dalam kehidupan ini yaitu rwa bhinneda (dua hal berbeda). Dua unsur yang berbeda ini disimbolkan dengan kehadiran dua tokoh penting dalam pertunjukan calonarang yaitu barong dan rangda. Barong dihubungkan dengan ilmu putih dan rangda ilmu hitam. Dua hal yang berbeda dan sesungguhnya berpasangan (barong/purusa dan rangda/pradana) dalam pertunjukan seni calonarang dibuat bertentangan. Tampaknya hal itulah yang menyebabkan ketika mereka

BARONG-RANGDA Barong dan rangda, dua tokoh di dramatari calonarang.

Oleh Dr. A.A. Gede Raka, M.Si. berdua bertempur, tidak pernah ada yang kalah. Bila salah satu di antaranya tidak ada (kalah), berarti keseimbangan dan keharmonisan tidak akan pernah ada di dunia ini, baik di dunia makro (bhuwana agung) maupun dunia mikro (bhuwana alit). Dengan demikian, bahwa barong dan rangda sebagai simbol dua unsur berbeda yang harus ada dan harus dijaga keseimbangannya baik dalam hal penciptaan maupun dalam upaya mencapai kebahagiaan. Hal. 19 Memberi Berkah

BPM/ist

Tektekan Calonarang Baturiti, Kerambitan

Dikomodifikasi untuk Pariwisata Tanpa Desakralisasi Calonarang yang dimodifikasi membuat seorang mahasiswa S-3 PPS Unud, I Ketut Sariada, meneliti khusus keberadaan sekaa Tektekan Calonarang Desa Baturiti, Kerambitan, Tabanan. Hasil penelitiannya ‘’Komodifikasi Tektekan Calonarang di Desa Baturiti, Kerambitan ini menghantarkannya meraih gelar doktor ilmu kajian budaya. Inilah hasilnya?

MASYARAKAT Desa Baturiti, Kerambitan, Tabanan memandang bahwa barong dan rangda sakral itu harus selalu masolah, menari agar kekuatan yang terdapat pada benda sakral sungsungan, dipuja tersebut dapat melindungi diri dan kehidupan mereka. Oleh sebab itu, untuk kenyamanan serta kedamaian hidupnya tradisi nyolahang, menarikan barong dan rangda itu harus terus mereka lakukan. Masyarakat di Desa Baturiti, Kerambitan, Tabanan menggunakan barong dan rangda sakral untuk pariwisata mereka memaknai hal itu sebagai tindakan penghormatan dan identitas

pertunjukan Desa Baturiti, Kerambitan, Tabanan. Eksistensi Tektekan Calonarang yang dibentuknya itu pun diyakini akan mampu bertahan dan berkelanjutan. Agar dapat memberi pemahaman jelas terhadap ideologi di balik terjadinya komodifikasi Tektekan Calonarang Desa Baturiti, Kerambitan, Tabanan yang menggunakan barong dan rangda sakral tersebut digunakan teori Praktik dari Bourdeu dan teori Relasi Kuasa dan Pengetahuan dari Foucault secara eklektik. Hal. 19 Ideologi Pasar

BPM/ist

TUSUK - Para patih menusuk rangda di Tektekan Baturiti, Kerambitan.


DAERAH

2

Minggu Paing, 31 Juli 2016

Diduga Gangguan Jiwa Kambuh

FIGUR Untuk Anak Kurang Mampu DINAS Pendidikan Kabupaten Buleleng meningkatkan perhatian terhadap anak-anak kurang mampu yang sedang mengenyam pendidikan di Bali Utara. Salah satu kemudahan digagas lewat penyediaan sarana prasarana bus sekolah. Pemerintah mencegah angka putus sekolah dengan memberi fasilitas layanan terhadap anak dari keluarga kurang mampu. Menurut Kadisdik Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd., kebutuhan pendidikan dasar diperlukan setiap anak untuk mendorong kemajuan dunia pendidikan. Pertimbangan luas wilayah terhadap jarak tempuh ke sekolah disoroti pemerintah. Maka itu, penyediaan bus sekolah merupakan solusi terbaik. “Kami berupaya mendekatkan diri dengan mengklasifikasi anak di pedesaan. Pertama terhadap anak yang benar-benar berniat sekolah, mengalami kendala cacat fisik, faktor ekonomi, hingga jarak sekolah. Kalau jarak sekolah di Desa Tinga-tinga Kecamatan Gerokgak, sedang kami tawarkan 15 anak. Mereka terkendala jarak jauh sekolah. Solusi kami dengan penyiapan bus sekolah,” ujarnya belum lama ini kepada Bali Post. Mantan Kepala Bappeda Buleleng ini menambahkan, bus sekolah teknisnya mengumpulkan anak-anak dalam lokasi titik tertentu di Desa Tinga-tinga dan berikutnya diantarkan ke SMP dituju. “Mereka bisa berkumpul dalam titik ditentukan nantinya. Bus sekolah bergerak sampai tempat tujuan di SMP tertentu,” tambahnya. (dgk)

Meninggal di Got Depan Rumah

BPM/kmb42

JAMPASNAS - Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, menyerahkan piala juara umum Jambore Pasraman Nasional (Jampasnas) pada perwakilan kontingen Bali.

Bali Juara Umum Jampasnas IV Yogyakarta (Bali Post)Bali Juara Umum Jambore Pasraman Nasional (Jampasnas) IV yang diadakan dari tanggal 25-30 Juli. Dari delapan lomba yang ada, Bali meraih beberapa juara di antaranya, juara I lomba Mantra Tri Sandhya, juara II lomba Kramaning Sembah, juara I lomba pelafalan doa sehari-hari, juara II lomba lagu kreasi Keagamaan Hindu, juara I lomba cipta dan baca puisi Keagamaan Hindu, juara I lomba bercerita Keagamaan Hindu, juara I lomba yoga asanas putra, juara I lomba yoga asanas putri. Jampasnas IV diikuti 649 peserta dari 32 provinsi di seluruh Indonesia kecuali Maluku Utara dan Kalimantan Utara. Made Subawa, S.E., M.Pd., Kasi Sistem Informasi Bidang Pendidikan Agama Hindu Kanwil Provinsi Bali, mengatakan, Bali meraih 6 juara I dari 8 lomba yang dilombakan. Dari 4 kali penyelenggaraan Jampasnas, Provinsi Bali meraih 3 kali juara umum kecuali pada jampasnas III yang saat itu diraih DIY. Dari segala persiapan yang dilakukan, pihaknya merasa puas namun diakui bukan kemenangan yang utama. “Yang utama kita bisa bersilaturahmi, berkumpul bersama-sama dengan pasramanpasraman yang ada di Indonesia, mereka (peserta) bisa bertemu dari

masing-masing provinsi sehingga ajang ini semakin mengakrabkan kita,” ujarnya Jumat (29/7) pada acara penutupan Jampasnas IV di Sheraton Hotel, Yogyakarta. Mengingat Bali meraih juara umum I, maka untuk pelaksanaan Jampasnas V kemungkinan akan dilaksanakan di Bali. Untuk itu, pihaknya mengatakan siap menjadi tuan rumah (penyelenggara) jika memang benar ditunjuk sebagai tuan rumah. Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin, mengatakan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama sangat mengapresiasi kegiatan rutin setiap 2 tahun sekali,

Jampasnas, karena melalui ajang Jampasnas, maka seluruh siswa pasraman tidak hanya terlatih lebih mendalami kesenian dan kebudayaan masing-masing dari setiap daerah tapi juga yang tidak kalah penting mendalami nilai-nilai Agama Hindu melalui sejumlah lomba yang dilombakan. “Sehingga semakin terinternalisasi pada diri setiap anak-anak kita, dan ini penting karena Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang religius, agamais sehingga penanaman nilai-nilai agama sejak usia dini itu sangat penting dan Jampasnas adalah event untuk melakukan itu,” jelasnya. Ketua Panitia Jampasnas IV, Drs. I.B. Gede Subawa, mengatakan, Jampasnas adalah wahana untuk meningkatkan solidaritas, kebersamaan, kekompakan, menggali budaya kemudian di-share sehingga terbentuk suatu hubungan di dalam membangun kualitas SDM. Pembangunan kualitas SDM tersebut tentu mengarah pada terwujudnya SDM yang mempunyai inteligensi yang memadai, berbudaya dan berkarakter untuk dapat bersaing di era global menuju generasi muda emas tahun 2045. (kmb42)

Pembangunan ’’Shortcut’’ Sepenuhnya Dibiayai Pusat

BPM/kmb34

DIALOG INTERAKTIF - Senator DPD RI Gede Pasek Suardika, melakukan dialog interaktif di Radio Singaraja 92.0 FM, mengenai persiapan penyelanggara menghadapi Pilkada Buleleng, Jumat (29/7) lalu.

Dorong Persiapan Matang Penyelenggara Pilkada Singaraja (Bali Post) Mendekati pesta demokrasi di Bali Utara, ruangan Panwaslih Buleleng mendapat perhatian dan dinilai belum representatif berdasarkan Undang-undang Pilkada. Senator DPD RI Gede Pasek Suardika menyatakan, persiapan matang penyelenggara akan berpengaruh besar terhadap kualitas demokrasi Pilkada Buleleng. Dia menilai, sisa waktu beberapa bulan ke depan, pemerintah diminta mencari ruangan lebih representatif merujuk UU Pilkada. Senator yang tumbuh besar di Kota Singaraja ini mengharapkan Pilkada 2017 menjadi ajang pembelajaran demokrasi terhadap masyarakat di Buleleng. Maka masukan diberikan terhadap persoalan yang ada harus disikapi segera. “Jelang Pilkada Buleleng diharapkan penyelenggara mempersiapkan kesiapan secara matang. Ketika nanti mendapat pengaduan suatu masalah, sistem dibuat sudah harus siap. Di sana, masyarakat akan memberi apresiasi dan kepercayaan tinggi,” ujarnya dalam interaktif di Radio Singaraja 92.0 FM, Jumat (29/7) lalu. Pasek berharap komunikasi terstruktur wajib dijalin pemerintah dan penyelenggara Pilkada. Kondisi ruangan yang digunakan masih memakai gedung pramuka. Hal itu mesti dicarikan solusi ulang. “Seluruh ruangan di Panwaslih, baru bisa dipakai untuk press room. Tapi, secara keseluruhan ruangan Panwaslih tidak representatif menurut UU Pilkada,” paparnya. Selain itu, kebutuhan rakyat di Pilbup mendatang, untuk mengakses informasi atau mengajukan keluhan di Panwaslih belum terakomodasi tempat pertemuannya. Tidak sebatas ruang pengaduan, ruang bekerja komisioner Panwaslih juga tidak tampak tersedia. “Ruang rapat sampai tempat penyimpanan barang bukti di mana? Mau menaruh dokumen alat bukti juga di mana? Saya beri masukan supaya segera dibenahi. Baik Panwaslih dan pemerintah, supaya segera mencari jalan keluar terbaik,” paparnya. (kmb34)

Badung (Bali Post) Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta, menegaskan pembangunan empat shortcut di ruas jalan Mengwitani - Singaraja sepenuhnya akan dibiayai oleh pemerintah pusat. Hal ini mengingat status ruas jalan tersebut merupakan jalan nasional. “Kita sudah dapat 4 shortcut, 2 di Buleleng, 2 di Tabanan. Sudah menjadi kewajiban dari pemerintah pusat untuk lahan karena itu merupakan program jalan pusat, nasional. Tidak ada sharing. Jadi, semuanya murni dari pusat,” ujarnya usai menghadiri pembukaan Seminar Internasional ke-5 Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia di

Kuta, Sabtu (30/7) kemarin. Sudikerta menambahkan, pembangunan shortcut nantinya dilakukan secara bertahap. Untuk tahun ini sedang dilakukan proses Detail Engineering Design (DED) dan kajian lingkungan. Menurutnya, pembangunan jalan salah satunya shortcut memang harus dilakukan untuk mempercepat akses ke kabupaten di luar Bali Selatan. Dengan demikian, iklim investasi juga dapat hidup di wilayah tersebut. “Dengan kita membangun jalanjalan menuju ke wilayah kabupaten itu maka orang-orang pemodal itu pasti akan lari ke sana untuk menginvestasikan modalnya di berbagai aspek pembangunan, apakah di

bidang pariwisata, atau di bidang lainnya,” jelasnya. Menurut Sudikerta, penyediaan infrastruktur untuk menggeliatkan perekonomian memang sudah menjadi tanggung jawab pemerintah baik di pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota. Jalan merupakan infrastruktur yang menjadi prioritas utama, disusul air dan listrik. Oleh karena itu, pihaknya juga menggencarkan perbaikan jalan yang sudah ada selain membangun yang baru. “Perbaikan jalan yang sudah ada akibat kelebihan tonase yang merusak badan jalan itu, sekarang juga sudah berjalan,” tandasnya. (kmb32)

Singaraja (Bali Post) – Warga Banjar Dinas Lebah Siung Desa Panji Anom Kecamatan Sukasada Sabtu (30/7) kemarin, mendadak heboh. Sesosok mayat ditemukan di sekitar got di depan rumah salah seorang warga. Setelah diselidiki, mayat itu diketahui bernama Gede Sukrawan alias Pagu (30), Warga Banjar Dinas Lebah Siung. Diduga, korban meninggal dunia karena kambuhnya penyakit gangguan jiwa yang pernah dideritanya. Informasi yang dikumpulkan di lapangan menyebutkan, mayat korban ditemukan pertama kali oleh saksi Putu Juniawan (20) warga setempat. Korban ditemukan mengenakan baju kemeja putih dan kain batik dengan posisi tertelungkup di got dengan rumah korban. Pada baju korban ditemukan bercak darah. Saksi kemudian memanggil rekannya, Made Yasa (45), juga warga setempat. Saat bersamaan, warga pun ramai mendatangi lokasi kejadian. Tidak berselang lama, polisi bersama petugas medis mendatangi lokasi kejadian. Mayat korban kemudian dievakuasi untuk menjalani pemeriksaan luar di RSUD Buleleng. Polisi terpaksa merujuk mayat korban ke RSUD, lantaran petugas

medis di Puskemas Sukasada sedang tidak ada di tempat. Kapolsek Sukasada Kompol I Gede Arya Wibawa seizin Kapolres Buleleng AKBP Made Sukawijaya membenarkan telah terjadi penemuan mayat. Lebih jauh, Kompol Arya mengatakan, dari pemeriksaan anggotanya bersama tim medis tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Sementara bercak darah, diduga karena sebelum kejadian korban sempat terjatuh dan tubuhnya membentur benda tumpul di sekitar lokasi kejadian, hingga muncul bercak darah. Selain itu, dari keterangan kedua orang tuanya, korban diketahui memiliki gangguan jiwa hingga sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli. Diduga penyakit itu kambuh dan korban tidak sadarkan diri. “Saat kita olah TKP dan petugas medis menyebut kalau dugaan korban meninggal karena penyakit gangguan jiwanya kambuh dan korban jatuh hingga berbenturan dengan benda tumpul di TKP,” katanya. Jenazah kemudian disemayamkan di rumah duka untuk diupacarai menurut kepercayaan warga di Banjar Dinas Lebah Siung Desa Panji Anom. (kmb38)

Rumah Tak Layak Huni Ditarget Tuntas Swadaya Singaraja (Bali Post) Pengerjaan bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni diupayakan pemerintah melalui Dinas Sosial Kabupaten Buleleng. Pemerintah pusat menargetkan tuntas secara swadaya di lingkungan masyarakat para penerima bantuan. “Kebijakan Kementerian PU-Pera, di pusat mengenai masalah bantuan rumah harus tuntas. Baik rehab atau bedah rumah. Misalnya ada rumah tidak layak huni di desa, jika diberi 300 bantuan bedah rumah ya harus diselesaikan segitu,” ujar Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng, Drs. Gede Komang, M.Si., Sabtu (30/7) kemarin. Ia mengatakan, unit bantuan digelontor pemerintah kepada kabupaten paling utara di Bali ini, dinilai tidak sedikit. Gede Komang menyebutkan, Desa Patas Kecamatan Gerokgak dan Desa Tejakula Kecamatan Tejakula, tercatat memperoleh ratusan unit rumah dari pusat. “Sekarang di Desa Patas, dijadikan pilot project. Pada awal, Desa Patas diberi 311 bantuan rumah dan tahun 2013 lalu ditambah 51 rumah menjadi 362 rumah. Ini menjadi perconto-

han bantuan rumah tuntas untuk Pemprov Bali yang ada di Buleleng,” katanya. Sedangkan di Desa Tejakula, mendapat dua kali tahapan bantuan rumah. Dia memastikan setiap penerima berdasarkan hasil survei lapangan dan benar berasal dari kalangan warga kurang mampu. “Bantuan kepada Desa Tejakula di awal 2013 memperoleh 250 unit rumah. Nah sekarang, mereka kembali memperoleh bantuan 245, mencapai totalnya 495 unit rumah. Selama dua tahapan itu harus tuntas dikerjakan,” imbuhnya. Gede Komang menyatakan, Kabupaten Buleleng mendapat apresiasi dari kementerian pusat sebagai salah satu pelaksana terbaik rehabilitasi rumah tidak layak huni di Indonesia. Dia menekankan terhadap kebijakan pusat sampai di daerah jangan malah diubah. Sebab, seluruhnya merupakan program tuntas dan wajib diselesaikan. “Nilai bantuan rumah rusak berat digelontor Rp 15 juta per unit, kalau bedah rumah Rp 30 juta per unit. Seluruhnya harus berswadaya dikerjakan melalui gotong royong di masyarakat,” paparnya. (kmb34)

CTRIP’S Digital Marketing Workshop for Hospitality Industries

Strategi Promosi Pariwisata Indonesia dalam Pencapaian Target Wisman KEMENTERIAN Pariwisata Republik Indonesia bersama CTRIP’S (sebuah online travel agent terbesar di Tiongkok) menggelar kegiatan bertajuk “CTRIP’S Digital Marketing Workshop for Hospitality Industries”. Workshop ini diselenggarakan pada Jumat (29/7), bertempat di Hotel Sofitel Nusa Dua Beach Resort. Kegiatan workshop ini merupakan salah satu komitmen kerja sama Kementerian Pariwisata dengan CTRIP, yang diselenggarakan di dua tempat yaitu Bali dan Jakarta. Outcome kerja sama dengan CTRIP adalah mendatangkan 200.000 wisatawan Tiongkok ke Indonesia. Salah satu strategi promosi pariwisata Indonesia dalam pencapaian target wisman (wisatawan mancanegara) Pasar Tiongkok yang jumlahnya 1.700.000 di tahun 2016 adalah melakukan kerja sama dengan CTRIP. Dengan harapan secara khusus, wisatawan asal Tiongkok yang berkunjung ke Bali akan terus meningkat ke depannya. Hadir dalam acara workshop ini adalah anggota Komisi X DPR RI yang membidangi Pariwisata yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, Dr. Ir. Wayan Koster, M.M. yang memberi sambutan sekaligus membuka workshop tersebut. Dari Kementerian Pariwisata hadir Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Ibu Ratna Suranti.

Dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali diwakili oleh Bapak I Ketut Astra. Dari CTRIP hadir Marketing Manager Ms. Jey Hua, dan Global Ad Sales Manager CTRIP, Ms. Cindy Dai, perwakilan dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bali, Ibu Diah Sastri, dan Ketua Bali Tourism Promotion Board, Ida Bagus Parta Adnyana. Workshop kali ini diikuti 118 orang yang merupakan perwakilan pelaku industri pariwisata di Bali yang terdiri dari ASITA, PHRI, hoteliers, travel agent, instansi pariwisata, dan media. Dalam sambutannya, Dr. Ir. Wayan Koster, M.M. menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu strategi Komisi X DPR RI dan Kementerian Pariwisata dalam menggerakkan pembangunan pariwisata di seluruh Indonesia. DPR RI bersama pemerintah telah merancang suatu kebijakan yang dipayungi dengan Peraturan Perundang-undangan yang sudah cukup memadai. Dari segi kebijakan baik itu pengembangan destinasi pariwisata, pengembangan pemasaran, produk, dan juga infrastruktur pendukung pariwisata, telah dirancang secara komprehensif dalam setiap Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN). “Kami telah mendorong pemerintah untuk mengubah cara pandang dalam mengelola

kebijakan kepariwisataan. Hal ini sejalan dengan meningkatnya peran dan partisipasi masyarakat. Maka pemerintah sekarang harus mengubah cara pandang dari suatu regulator dan suatu operator yang dari dulu bersifat sentralistik, di mana yang membuat regulasi adalah pemerintah dan yang melaksanakan regulasi tersebut juga pemerintah, sehingga lembaga-lembaga yang ada di masyarakat yang juga mempunyai tanggung jawab, mempunyai kemampuan untuk membangun dunia pariwisata, tidak diajak untuk bekerja sama, bermitra, dan bersinergi untuk membangun dunia pariwisata ini. Sekarang, Kami telah lebih mengintensifkan suatu pola agar pemerintah mengurangi peran dan fungsi sebagai operator. Tugas pemerintah adalah menempatkan diri sebagai regulator, dan fasilitator, di dalam mengoperasikan kebijakan serta mampu melihat potensi yang ada di masyarakat yang bisa diajak bersinergi, tidak sebatas antarsesama Kementerian dan dengan Pemerintah Daerah, tetapi juga dengan lembaga-lembaga yang ada di masyarakat, seperti PHRI, Badan Promosi Pariwisata Daerah, dan Asosiasi Jasa Pariwisata Daerah”, ujar Koster. Bali harus mengembangkan konsep yang menyeluruh untuk melakukan pembenahan untuk meningkatkan kualitas termasuk

keamanan dan kenyamanan. “Kita bisa lihat, di sejumlah titik saat hujan turun terjadi banjir, pantai kotor, perkelahian, bahkan pembunuhan sehingga citra pariwisata Bali tidak lagi nyaman. Jika dibiarkan tetap seperti ini, maka kita akan kalah bersaing dengan negara-negara lain. Jangan pernah kita bermimpi untuk bisa mengalahkan Thailand, jangan pernah kita bermimpi untuk bisa mengalahkan Spanyol. Padahal, sebenarnya Indonesia memiliki anugerah yang jauh lebih kaya, jauh lebih unik, dibandingkan dengan negara-negara lain. Untuk itu harus ada komitmen yang kuat

dengan para pihak, sehingga kita bisa bersaing dengan negara lain di dunia,” imbuh Koster. Dunia pariwisata adalah dunia yang paling nyata, yang paling konkret untuk membangun sesuatu untuk menyejahterakan masyarakat. Apalagi pariwisata alam dan pariwisata budaya seperti kita di Bali ini tidak akan pernah habis, asal kita punya arah kebijakan yang jelas untuk memelihara, untuk mengembangkan, dan untuk memberdayakannya. Ini adalah soal komitmen politik, dan itu harus diwujudkan dalam bentuk regulasi dan anggaran. (r)

SAMBUTAN - Dr. Ir. Wayan Koster, M.M. yang memberi sambutan sekaligus membuka workshop CTRIP’S Digital Marketing Workshop for Hospitality Industries.

z Perintis : K.Nadha, z Pemimpin Umum: ABG Satria Naradha zPemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Wirata zRedaktur Pelaksana : Made Sueca, Dira Arsana zSekretaris Redaksi: Sugiartha zRedaktur Eksekutif: Parwata zRedaksi: Daniel Fajry, Mawa, Yudi Winanto, Subrata, Diah Dewi, Giriana Saputra zAnggota Redaksi Denpasar: Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Sumatika, Asmara Putra, Dedy Sumartana, Yudi Karnaedi, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Parwata, Rindra, Agustoni, Ngurah Kertanegara, Komang Suryawan, Made Miasa, Agung Dharmada. Bangli: IA Swasrina, Sosiawan, Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta. Gianyar: Manik Astajaya, . Karangasem: Budana, Bagiarta, Klungkung: Dewa Dedy Farendra, Negara: IB Surya Dharma, Tabanan: Dewi Puspawati,Wira Sanjiwani. Jakarta: Nikson, Hardianto, Ade Irawan. NTB: Agus Talino, Izzul Khairi, Raka Akriyani. Surabaya: Bambang Wiliarto. Banyuwangi: Budi Wiriyanto zKantor Redaksi: Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon (0361)225764, Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001. Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602, Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Manajer Sirkulasi: Budiarta, Manajer Percetakan: Tri Iriana, Marketing/Pengaduan Pelanggan: K. Budiarta, zAlamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A, Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00, Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Tarif Iklan : Iklan Mini: minimal 2 baris maksimal 10 baris, Minggu s.d. Jumat Rp 49.500,- per baris, Sabtu Rp 64.350,- per baris Iklan Umum: < 100 mmk Rp 50.000 per mmk, >100 mmk Rp 55.000 per mmk. Iklan Keluarga/Duka Cita: Rp 40.000 per mmk. Advertorial Rp 25.000 per mmk. Iklan Warna: 2 warna Rp 55.000, 4 warna Rp 75.000 per mmk. Pembayaran di muka, iklan mendesak untuk dimuat besok dapat diterima sampai pukul 18.00. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jl.Kepundung 67A Denpasar 80232 Tel: 225764, Facsimile: 227418. Harga Langganan: Rp 90.000 sebulan, Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 4.000. Terbit 7 kali seminggu. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers: SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP, Penerbit: PT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an Pt.Bali Post. Sumbangan untuk orang sakit Rek. BPD Capem Kamboja, Denpasar No. 037.02.02.00016-8 A/n Simpati Anda,BCA Cabang Denpasar No.040.3555000 A/n Simpati Anda, Dana Punia Pura Rek.BPD Capem Kamboja, Denpasar No. 037.02.02.00017-1 A/n Dana Punia Pura, BCA Cabang Denpasar No. 040.3966000 A/n Dana Punia Pura, BCA Cabang Denpasar No. 040.3277000 A/n Dompet Beasiswa, BCA Cabang Denpasar No. 040.3688000 A/n Dompet Lingkungan. WARTAWAN BALI POST SELALU MEMBAWA TANDA PENGENAL, DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI NARA SUMBER


DAERAH

Minggu Paing, 31 Juli 2016

3

PSDP STPBI-SPB 2016

Ditutup dengan Penyiraman Air Suci

CERAMAH - Acara ceramah yang digelar Yasta dalam rangka HUT ke-55 SMAN 1 Tabanan.

HUT Ke-55 SMAN 1 Tabanan

Yasta Gelar Acara Temu Alumni Tabanan (Bali Post) Yayasan Alumni SMAN 1 Tabanan (Yasta) menyelenggarakan acara temu alumni SMAN 1 Tabanan, yang merupakan rangkaian kegiatan dalam memperingati HUT ke-55 SMAN 1 Tabanan. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari dimulai, Sabtu (30/7) kemarin salah satunya dengan menggelar acara ceramah umum yang melibatkan dua pembicara, yaitu Prof. Dr. I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, MSc., alumni SMAN 1 Tabanan 1982 yang saat ini menjadi Dirjen Minyak Gas Bumi Kementerian ESDM, dan Dr. Ir. Komang Anggayana, MS. alumni 1977 yang saat ini menjadi Ketua Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri ITB. Ketua Yasta, dr. Wayan Panca memaparkan tujuan kegiatan temu alumni adalah untuk mempererat hubungan antar alumni dan berbagi pengalaman dan memberikan motivasi kepada siswa saat ini, pemutakhiran

data alumni dan meningkatkan kebanggaan terhadap sekolah. Lanjut Panca, program yang sudah dijalankan Yasta antara lain, memberikan beasiswa pada siswa baru dan melakukan pendampingan pada siswa dalam memberikan informasi untuk memilih perguruan tinggi yang tepat dan mendorong motivasi saat mengikuti lomba. Sementara itu, salah satu narasumber dalam kuliah umum yang digelar, Sabtu (30/7) kemarin yaitu Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan, pihaknya memberikan ceramah mengenai Kedaulatan Energi untuk Bangsa. Dalam ceramah tersebut, ia mengajak seluruh angkatan SMAN 1 Tabanan untuk melakukan penghematan energi dan terjun menjadi SDM andal dalam bidang energy, di mana Indonesia masih mengalami ketergantungan pada tenaga kerja asing. “Untuk itu saya berharap agar SDM dalam hal pengelolaan energi bisa datang dari SMAN 1 Tabanan,” ujarnya. (san/K200)

Denpasar (Bali Post) – Sebanyak 1.200 mahasiswa baru Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Internasional dan Sekolah Perhotelan Bali (STPBI-SPB) telah mengikuti Pembinaan Sikap Dasar Profesi (PSDP) selama lima hari. Dan Sabtu (30/7) kemarin, PSDP 2016 ditutup secara resmi oleh Ketua STPBI I GM Sudjana, S.E., MM.,CHT.,CHA., dan dihadiri oleh seluruh panitia civitas akademika STPBI-SPB Denpasar, serta pembina mental, disiplin dan fisik dari Brimob Polda Bali. Penutupan PSDP ditutup dengan penanggalan kartu peserta PSDP 2016, dan penyiraman air suci kepada mahasiswa baru sebagai tanda resminya calon mahasiswa baru menjadi mahasiswa di kampus STPBI-SPB Denpasar. Ketua STPBI-SPB Denpasar, IGM Sudjana, S.E., MM., CHT., CHA., mengatakan tujuan dari PSDP adalah untuk merubah mind-set mental, disiplin dan fisik mahasiswa, sehingga menjadi tangguh dalam dunia hospitality. Apalagi dikatakan dalam dunia kerja di era sekarang ini (MEA), SDM yang memiliki kekuatan mental dan disiplin yang tinggi serta fisik yang kuatlah yang mampu bersaing di dunia kerja. “Persaingan di dunia pariwisata ke depannya tidak hanya berlaku di Indonesia atau se-Asia saja, tetapi berlaku untuk seluruh dunia. Sehingga kami di STPBI-SPB

harus dan selalu menyiapkan SDM yang mampu bersaing dalam dunia global. Dengan tujuan mampu merebut semua peluang kerja yang ada,” ujar Sudjana, Sabtu (30/7) kemarin. Untuk itu, Sudjana mengatakan setiap awal penerimaan mahasiswa baru STPBI-SPB mengadakan kegiatan PSDP untuk melatih kesiapan mental, disiplin dan fisik yang kuat, yang bekerja sama dengan pihak Brimob Polda Bali. Pihaknya pun berharap, dengan pembinaan yang telah didapatkan selama kegiatan PSDP diharapkan bisa dibawa dalam menempuh pendidikan selama belajar di kampus STPBI-SPB. Sehingga kedisiplinan, kejujuran, dan mental serta fisik mereka yang kuat dapat dijadikan modal untuk meraih kesuksesan ke depannya. Sementara itu, Ketua Panitia PSDP 2016, I Gusti Made Suka Arnawa, S.E., mengatakan jumlah mahasiswa/mahasiswi di STPBISPB Denpasar tahun 2016 yang mengikuti PSDP berjumlah 1.200 orang. Selama PSDP berlangsung, dikatakan sudah hampir 90 persen mengikutinya dengan baik. Sementara untuk menentukan kelulusan mahasiswa baru lulus atau tidaknya dalam kegiatan PSDP 2016, ditentukan oleh kehadiran. Dengan rincian, mahasiswa peserta PSDP harus hadir minimal 80 persen selama

Dewan Dorong Denpasar Pasang PJU Pintar

Soal Pengunduran Diri Penyuluh Bahasa Bali

Gubernur Tak Habis Pikir Denpasar (Bali Post) Mundurnya 65 penyuluh bahasa Bali pascaproses seleksi menjadi salah satu isu yang mencuat dalam Simakrama Gubernur Bali di Wantilan DPRD Bali, Sabtu (30/1) kemarin. Salah seorang peserta simakrama dari Bangli, Ketut Marja Abas mengutarakan kekecewaannya atas pengunduran diri para penyuluh bahasa Bali tersebut. “Mengapa mereka tiba-tiba mengundurkan diri, padahal telah mengikuti proses seleksi yang cukup ketat,” ujarnya. Setali tiga uang, Gubernur Bali Made Mangku Pastika juga turut menyesalkan pengunduran diri puluhan penyuluh itu. Mengingat sebelumnya, para sarjana bahasa Bali banyak yang ribut dan menyuarakan tentang pentingnya upaya pelestarian bahasa Bali. Ketika sudah ada kebijakan yang menjawab aspirasi mereka, justru ada kejadian seperti ini. “Selain membuka lapangan pekerjaan bagi para lulusan Sarjana Bahasa Bali, kebijakan ini juga berkaitan erat dengan upaya pelestarian Bahasa Bali karena banyak yang ribut dan menyuarakan tentang pentingnya upaya tersebut. Makanya kita buat kebijakan merekrut mereka menjadi penyuluh,” ujarnya. Pastika menyebut, proses seleksi sudah dilaksanakan sesuai standar dan prosedur yang berlaku. Dari proses seleksi dan penilaian yang cukup ketat, 716 orang dinyatakan lolos. Hanya saja persoalan muncul dalam proses penempatan, karena ada yang mengundurkan diri ketika ditempatkan di luar daerah asal mereka. Namun demikian, pihaknya akan kembali melakukan pengecekan untuk mengetahui secara pasti alasan para penyuluh mengundurkan diri. “Tak ada yang salah dalam proses seleksi. Bahkan mereka sudah menandatangani surat pernyataan siap

ditempatkan di mana saja. Saya tidak habis pikir dengan sikap mereka, mana fighting spiritnya, mana militansinya, mana sikap jengah-nya,” tudingnya. Sebelumnya diberitakan sebanyak 65 dari 716 penyuluh bahasa Bali yang telah lulus seleksi memilih untuk mengundurkan diri. Padahal mereka telah ditetapkan sebagai tenaga kontrak Provinsi Bali lewat surat keputusan yang diterbitkan gubernur. Kepala Dinas Kebudayaan Bali Dewa Putu Beratha mengatakan, 65 penyuluh diketahui mundur lantaran tidak datang untuk menandatangani kontrak kerja. Sebagian besar adalah penyuluh yang ditempatkan di Buleleng sebanyak 20 orang, serta Tabanan dan Jembrana masing-masing 15 orang. Sisanya di Gianyar 5 orang, Bangli 3 orang, Klungkung 3 orang, Denpasar 2 orang, dan Badung 2 orang. Pihaknya menduga para penyuluh memilih mundur lantaran sudah ada ikatan kerja di tempat lain atau memang tidak berani keluar kandang. “Artinya, sesungguhnya ini kan baru di Bali belum di luar Bali, untuk di Bali pun mereka tidak berani, kan begitu. Ini sesungguhnya kan tidak ada jiwa ingin melestarikan bahasa Bali. Kalau tidak orang-orang tamatan bahasa Bali, kan tidak mungkin orang luar kesini mengisi,” keluhnya. Beratha menambahkan, pihaknya telah mengupayakan agar para penyuluh ditempatkan sesuai asal daerahnya. Namun jumlah pelamar yang lulus seleksi tidak sesuai dengan kebutuhan di masing-masing kabupaten/kota. Oleh karena itu, ada penyuluh yang berasal dari satu kabupaten terpaksa ditempatkan di kabupaten lain. Penyuluh yang ditempatkan di luar daerah asalnya itupun dipilih yang masih bujangan. (kmb32)

PSDP - Penyiraman air suci oleh Ketua STPBI-SPB, I GM Sudjana, S.E., MM., CHT., CHA., kepada perwakilan calon mahasiswa baru dalam penutupan PSDP 2016, Sabtu (30/7) kemarin. PSDP berlangsung. disiplin yang tinggi dan fisik Arwana berharap, setelah yang kuat. Sehingga mereka mahasiswa baru mendapat nanti bisa di terima di inpembinaan mental, disiplin dustry, tidak hanya di Bali dan fisik, diharapkan men- tetapi di luar Bali, bahkan tal, disiplin dan fisik mereka di luar negeri. Sebab kampus dapat berubah menjadi lebih kami satu-satunya kampus kuat. Sehingga mahasiswa pariwisata yang ada di Bali baru siap ditugaskan di mana yang mempunyai izin lisensi saja saat mengikuti train- untuk training di luar negeri. ing nanti. “Saya berharap Karena kita sudah bekerja dengan kegiatan PSDP ini, sama dengan Internatioamahasiswa baru nantinya nal Trainning Networking,” mempunyai bekal mental, pungkasnya. (ad2010)

BPM/dgk

BERSAMA - Camat Sukasada I Made Dwi Adnyana (tengah pakai udeng) bersama personel Motifora dan Poleng Band di panggung utama Gasebu, Jumat (29/7) lalu.

Warga Sukasada Nikmati Hiburan Motifora Singaraja (Bali Post)Sebagai grup band yang sedang dipuncak popularitas, Motifora berkesempatan menghibur penggemarnya di acara Gelar Seni Budaya (Gasebu) digelar Kecamatan Sukasada. Selain Motifora, masyarakat turut dihibur band pendatang baru, Poleng Band. Acara Gasebu merupakan hajatan terbesar dan untuk pertama kalinya di Kecamatan Sukasada. Tunick vokalis Motifora mengatakan, kehadiran penonton yang membludak itu menandakan jika Motifora masih menjadi idola di hati masyarakat Sukasada. “Ini sangat luar biasa. Penontonnya sangat antusias dan membuat saya merasa seperti di konser tunggal. Apalagi penataan panggung dan kesiapan panitia juga sangat luar biasa. Secara tidak langsung memberi hiburan spektakuler kepada masyarakatnya,” ujar Tunick, Jumat (29/7) lalu. Selain Tunick, Yudix mengatakan hal yang sama. Gitaris Poleng Band ini sangat berterima kasih kepada panitia yang sudah memberikan kesempatan kepada Poleng Band untuk menghibur masyarakat Sukasada. Ia mengapresiasi antusias penonton yang memadati panggung utama Gasebu. “Wah ini acaranya sangat luar biasa. Dekorasi panggung dan juga antusias penonton sangat luar biasa. Saya sangat berterima kasih bisa dilibatkan diacara ini,” imbuh Yudix mewakili rekan lainnya di Poleng Band. Camat Sukasada I Made Dwi Adnyana, mengapresiasi antusias masyarakat Sukasada yang meramaikan Gasebu Kecamatan Sukasada. Hal itu menjadi motivasi bagi pemerintah kecamatan makin membuat karya lebih berkualitas ke depannya. “Masyarakat sangat antusias dengan acara Gasebu yang kita laksanakan. Ini bisa menjadi motivasi, ke depannya bisa menggelar acara seperti ini. Warga masyarakat bisa mendapatkan hiburan yang positif dan berkualitas,” tandasnya. (dgk/kmb)

Denpasar (Bali Post) Guna mewujudkan kota yang terang di malam hari, kalangan anggota Dewan mendorong agar Pemkot Denpasar melakukan inovasi dalam pemasangan penerangan jalan umum (PJU). Dewan berharap agar ke depan di Kota Denpasar dipasang PJU pintar atau smart street lighting system. Itu disampaikan Ketua Komisi III DPRD Kota Denpasar, Eko Supriadi dan anggotanya I Wayan Suadi Putra, Jumat (29/7) lalu. Dikatakan saat ini Pemkot punya program pergantian lampu dengan LED (ligh emitting diode). ‘’Ke depan kami harapkan dijajaki pemasangan PJU pintar. Selain mendukung smart city, juga untuk menghemat energi dan lebih mudah dalam pengawasan,’’ katanya. Terkait dengan pergantian lampu menggunakan LED yang tahun ini dirancang 92 titik, Eko Supriadi berharap agar penempatannya dikelompokkan. Sedangkan lampu lama yang kondisinya masih bagus, dialihkan ke kawasan lain yang memang membutuhkan. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Denpasar I Ketut Wisada, ketika diminta tanggapannya mengatakan pihaknya memang sudah menjajaki pemasangan PJU pintar. Bahkan saat ini sudah terpasang di dua titik, yakni di simpang Benoa dan di Jalan Gatot Subroto. Lampu itu merupakan hibah dari Balitbang Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Diakui, PJU pintar memang memiliki banyak kelebihan. Misalnya, memberikan kendali penuh terhadap lampu-lampu jalan mulai dari memonitoring kondisi lampu jalan secara real time hingga mengendalikan pemakaian daya. Sistem akan memberikan notifikasi secara

otomatis kepada petugas lapangan melalui short message service (SMS) saat terjadi kerusakan. Hal ini akan mengurangi waktu dan biaya dibandingkan skema saat ini, yaitu mewajibkan petugas lapangan keliling melihat kondisi lampu setiap harinya atau menunggu laporan warga. Selain itu, tambah Wisada saat kondisi jalan sepi, sistem mampu meredupkan tingkat cahayanya, sehingga pemakaian daya listrik akan berkurang. ‘’Bagi pemerintah, sistem ini akan merupakan solusi yang paling baik untuk konservasi energi di PJU. Karena rata-rata berkontribusi terhadap 4,95 persen beban puncak dan 2,85 persen konsumsi listrik,’’ ujarnya, didampingi Kabid Pertamanan IB Eka Jayana. Menurut Wisada, untuk pemasangan PJU pintar ini tentu memerlukan anggaran lebih tinggi. Karena investasi yang dibutuhkan sebesar Rp 1,7 juta per unit, dengan syarat PJU sudah menggunakan lampu ballast elektronik. ‘’Pergantian lampu PJU sebenarnya sudah mengadopsi sistem ini. Kalau pun nanti dipasang PJU pintar sudah bisa,’’ katanya. Kelebihan lainnya, lanjut Wisada, juga mampu mendeteksi pencurian listrik di jaringan PJU. Smart kWh meter yang dipasang di sistem utama dan di setiap tiang lampu akan melaporkan pemakaian energinya secara real time. Pada saat terjadi perbedaan data yang diterima sistem utama dengan penjumlahan data dari setiap tiang lampu, maka sistem PJU melaporkan lokasi kebocoran listrik pada petugas. ‘’Sistem ini dapat dimanfaatkan juga diintergasikan dengan webcam untuk menjaga keamanan lingkungan atau sekadar memantau kondisi lalu lintas,’’ paparnya. (kmb)

Antisipasi Kemacetan Lalin

Dewan Dorong Dilakukan Kajian Komprehensif Denpasar (Bali Post) Meningkatnya volume kendaraan yang tidak diimbangi dengan penambahan ruas jalan, mengakibatkan terjadi kemacetan lalu lintas (Lalin) di beberapa ruas jalan di Kota Denpasar. Berkenaan dengan hal itu, Fraksi Gerindra DPRD Kota Denpasar mendorong Pemkot Denpasar melakukan kajian secara komprehensif terkait persoalan lalu lintas. Selain itu, juga menempatkan petugas pengatur lalu lintas, baik dari Dinas Perhubungan atau kepolisian. Itu terungkap dalam pendapat akhir Fraksi Gerindra yang dibacakan Drs. Umar Dany dalam sidang paripurna terkait Ranperda Perubahan APBD 2016, belum lama ini. ‘’Ada beberapa ruas jalan di Denpasar rawan macet, seperti di Jalan Tukad Yeh Aya, Renon, kawasan Kampung Bugis dan Suwung Batan Kendal, serta jalan menuju SMA Negeri 8 Denpasar,’’ katanya. Di samping masalah kemacetan, Fraksi Gerindra juga minta Pemkot Denpasar mengantisipasi kemungkinan terjadi genangan air dan banjir di beberapa ruas jalan di seputaran Kota Denpasar menjelang datangnya musim hujan. Berkenaan proyek penataan infrastruktur, kata Umar Dany, Pemkot Denpasar perlu mengadakan koordinasi dengan pemerintah provinsi maupun pusat. Melalui koordinasi itu, diharapkan proyek-proyek tersebut tidak berjalan setengah-setengah, seperti penataan trotoar dan drainase yang dikerjakan

sekarang ini. ‘’Saran tambahan, kami minta Pemkot Denpasar membantu pembangunan kantor desa Tegal Kertha. Pasalnya, pembangunan kantor desa itu sudah tiga tahun, namun hingga kini belum selesai,’’ ujarnya. Dalam sidang paripurna yang dipimpin Ketua DPRD Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gede, dan dihadiri Wali Kota Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra, pendapat akhir juga disampaikan Fraksi PDI Perjuangan, Demokrat, Golkar dan Hanura. Fraksi Hanura dalam pedapat akhir yang dibacakan I.B. Ketut Kiana, S.H., banyak menyoroti masalah penanganan kebersihan, pertamanan dan pendidikan. Terkait masalah sampah, Fraksi Hanura mendukung diterapkannya konsep penangan sampah berbasis desa. Karena dengan pola ini, sampah akan langsung ditangani oleh desa/kelurahan, lalu kecamatan akan bertanggung jawab terhadap penanganan sampah di TPS. Sedangkan DKP menangani pengangkutan sampah dari TPS ke TPA. ‘’Dengan pola ini, ke depan diharapkan tak perlu lagi ada truk keliling di jalanan, sehingga memancing masyarakat untuk kembali menaruh sampah di pinggir jalan,’’ kata Kiana. ‘’Tekait pertamanan kami menyarankan agar pemeliharaan ditingkatkan. Salah satunya memperbanyak pemasangan kran-kran air di taman, guna mempermudah penyiraman,’’ ujar Kiana. (kmb12)

Bali Post/ara

JALAN - Suasana lengang arus lalu lintas di Jalan Gajah Mada, Denpasar akibat adanya pengalihan arus lalulintas, beberapa waktu lalu. Biasanya jalur ini selalu padat kendaraan.


4

Minggu Paing, 31 Juli 2016

PARU - Pencegahan kanker paru diutamakan dengan hindari atau stop merokok, hindari menghirup bahan-bahan polutan, dan pola hidup sehat dengan banyak mengkonsumsi antioksidan. Merokok adalah faktor utama penyebab kanker paru, sehingga menghindari rokok adalah faktor terpenting dalam pencegahan kanker paru, juga mencegah adanya perokok pasif yang juga berisiko terkena kanker paru. Dengan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan rutin, terutama pada golongan risiko tinggi, maka kanker paru dapat terdeteksi lebih dini dan meningkatkan angka harapan hidup penderita.

Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Paru KANKER paru adalah salah satu jenis kanker yang cukup banyak ditemui di masyarakat. Prevalensi kanker paru di negara maju sangat tinggi, di Amerika Serikat, tahun 2002 dilaporkan terdapat 169.400 kasus baru (merupakan 13% dari semua kanker baru yang terdiagnosis) dengan 154.900 kematian (merupakan 28% dari seluruh kematian karena kanker), di Indonesia kanker paru menduduki peringkat keempat kanker terbanyak. Angka kematian akibat kanker paru di seluruh dunia mencapai kurang lebih satu juta penduduk tiap tahunnya. Oleh karena itu, masyarakat harus lebih memahami cara mencegah dan mendeteksi dini adanya kanker paru. Kanker paru yang dibahas di sini adalah kanker yang asalnya dari sel paru sendiri, yaitu dari sel epitel bronkus atau saluran napas bawah, tidak termasuk kanker pada paru yang diakibatkan sebaran sel dari organ lain. Faktor risiko yang menyebabkan seseorang menderita kanker paru antara lain faktor genetik, riwayat paparan terhadap asap rokok, bahan-bahan polutan yang karsinogenik, misalnya asbestos, radiasi ion pada tambang uranium, radon, arsen, kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida, dan dapat juga karena rendahnya konsumsi beta karoten, selenium dan vitamin A. Oleh karena itu, penderita kanker paru lebih banyak di daerah perkotaan dengan tingkat polusi tinggi dibandingkan di pedesaan.

Asap rokok adalah salah satu faktor terbesar penyebab timbulnya kanker paru. Satu dari sembilan perokok berat akan menderita kanker paru. Asap rokok mengandung lebih dari 63 bahan yang karsinogenik setiap dihirup. Bahkan, perokok pasif pun akan memiliki risiko yang tinggi untuk terkenanya kanker paru. Anak-anak yang terpapar asap rokok selama 25 tahun pada usia dewasa akan terkena risiko kanker paru dua kali lipat, dan perempuan yang hidup sermah dengan pasangan perokok akan terkena risiko kanker paru 2-3 kali lipat. Dengan dasar tersebut, maka wajar bahwa pencegahan utama kanker paru adalah dengan upaya memberantas kebiasaan merokok. Menghentikan perokok aktif adalah sekaligus menyelamatkan lebih dari seorang perokok pasif.

Gejala Keluhan dan gejala kanker paru tidak spesifik. Keluhan yang dapat timbul antara lain batuk darah, batuk lama, sesak, suara serak, sakit dada, sulit menelan, benjolan di pangkal leher, sembap di muka, leher atau lengan, demam hilang timbul,nafsu makan hilang, dan berat badan menurun. Gejala-gejala tersebut dapat juga dijumpai pada penyakit lain. Deteksi dini kanker paru, jarang berdasarkan keluhan saja, biasanya keluhan yang ringan baru muncul saat kanker paru sudah mencapai stadium II atau III. Tidak jarang kanker paru terdeteksi dari foto rontgen dada saat cek up rutin. Kewaspadaan akan kemungkinan kanker paru perlu ditingkatkan pada masyarakat dengan risiko tinggi, yaitu

laki-laki, usia diatas 40 tahun, perokok, atau sering terpapar akan bahan industri tertentu, dengan satu atau lebih gejala batuk darah, batuk lama, sesak napas, nyeri dada, atau berat badan turun. Golongan lain yang perlu diwaspadai adalah perempuan perokok pasif dengan salah satu gejala serupa, tanpa penyakit yang jelas. Untuk golongan tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan berupa foto rontgen dada dan pemeriksaan sitologi dahak. Apabila golongan risiko tinggi tersebut tidak ada gejala dan pemeriksaan rontgen dan dahak normal, maka dapat dilakukan pemeriksaan rontgen dada dan sitologi dahak rutin setiap 6 bulan. Bila ada hasil yang tidak normal, maka harus segera konsultasi ke dokter dan dilakukan pemeriksaan penunjang yang menyeluruh untuk

diagnostik kanker paru. Merokok Pencegahan kanker paru diutamakan dengan hindari atau stop merokok, hindari menghirup bahan-bahan polutan, dan pola hidup sehat dengan banyak mengkonsumsi antioksidan. Merokok adalah faktor utama penyebab kanker paru, sehingga menghindari rokok adalah faktor terpenting dalam pencegahan kanker paru, juga mencegah adanya perokok pasif yang juga berisiko terkena kanker paru. Dengan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan rutin, terutama pada golongan risiko tinggi, maka diharapkan kanker paru dapat terdeteksi lebih dini dan meningkatkan angka harapan hidup penderita. zdr. Venny Singgih

Pentingnya Pengetahuan Ibu Hamil

Mengenai �Hiperemesis Gravidarum� DI Negara berkembang pada usia reproduksi mortalitas dan morbiditas wanita hamil dan bersalin menjadi pemasalahan yang harus perlu diwaspadai. Sekitar 50-90% perempuan hamil mengalami keluhan mual dan muntah. Keluhan ini biasanya disertai dengan hipersalivasi, sakit kepala, perut kembung, dan rasa lemah pada badan. Keluhan-keluhan ini secara umum dikenal sebagai morning sickness. Istilah ini sebenarnya kurang tepat karena 80% perempuan hamil mengalami mual dan muntah sepanjang hari. Apabila mual dan muntah yang dialami mengganggu aktivitas sehari-hari atau menimbulkan komplikasi, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum. Komplikasi yang dapat terjadi adalah ketonuria, dehidrasi, hipokalemia dan penurunan berat badan lebih dari 3 kg atau 5% berat badan. Pada 0,3-2% kehamilan terjadi hiperemesis gravidarum yang menyebabkan ibu harus ditatalaksana dengan rawat inap. �Hiperemesis Gravidarum� Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terahir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu. Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan

elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan. Mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal tersebut mulai terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluh kehamilan dan selanjutnya akan membaik pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai pada kehamilan tahap berikutnya. Pada umumnya hiperemesis gravidarum terjadi pada minggu ke 6-12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut sampai minggu ke 16-20 masa kehamilan. Penyebab dan Akibat Wanita dengan riwayat mual pada kehamilan sebelumnya dan mereka yang mengalami obesitas (kegemukan) juga mengalami peningkatan risiko HG. Faktor risiko terjadinya hiperemesis gravidarum di antaranya adalah: - Level hormon Ă&#x;-hCG yang tinggi: Hormon ini meningkat cepat pada triwulan pertama kehamilan dan dapat memicu bagian dari otak yang mengontrol mual dan muntah. - Peningkatan level estrogen: Mempengaruhi bagian otak yang mengontrol mual dan muntah. - Perubahan saluran cerna: Selama kehamilan, saluran cerna terdesak karena memberikan ruang untuk perkembangan janin. Hal ini dapat berakibat refluks asam (keluarnya asam dari lambung ke tenggorokan) dan lambung bekerja lebih lambat menyerap makanan sehingga menyebabkan mual dan muntah. - Faktor psikologis: Stress dan kece-

PANAS-DINGIN yang terjadi di negeri agaknya sudah mulai sedikit berkurang, karena pelantikan menteri baru berjalan dengan baik. Sesekali ada protes, jumlahnya sedikit dan tidak terlalu mengganggu. Yang panas-dingin saat ini justru dunia pendidikan, karena ganti menteri biasanya identik dengan ganti aturan baru. Yang susah? Tentu orangtua, sekolah, dan anak-anak didik, apalagi harus ganti aturan. Ganti aturan sebetulnya ide yang baik, jika aturan yang baru dibuat untuk memperbaiki aturan lama yang tentu saja kadarnya dianggap kedaluwarsa. Bagaimana kalau aturan yang lama belum teruji hasilnya, juga belum bisa dideteksi baik-buruknya? Itulah masalahnya. Peraturan Hari anak nasional baru saja berlalu. Tetapi hak-hak anak masih diabaikan, berbagai peraturan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak tak mampu memberikan perlindungan terhadap hak anak. Terbitnya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun 2016 diharapkan bisa memberikan perlindungan lebih baik terhadap anak. Indah sekali wacananya, sudahkah anak-anak di Indonesia memperoleh pendidikan yang baik? Sudahkah dana-dana misterius yang masuk ke kantong sekolah digunakan untuk kenyamanan, keamanan, dan membuat anak benar-benar mampu bersaing kelak di dunia pendidikan yang lebih tinggi? Transparansi agaknya belum jadi wabah yang membuat pemilik otoritas kebijakan berani mengambil langkah yang tepat. Padahal siapa pun mendikbudnya, publik tidak akan panas-dingin jika tugas administrasi sekolah berjalan dengan baik. Misalnya, bagaimana caranya agar UN tingkat kebocorannya makin tahun makin berkurang. Les yang dilakukan oleh para guru di sekolah di rumah guru-guru yang tidak ada hubungannya dengan administrasi sekolah ditertibkan. Les sebaiknya dilakukan di sekolah jika itu keputusan yang datang dari administrasi sekolah. Ini tugas kementerian pendidikan kebudayaan, mengurus hal-hal yang administratif. Adalagi, penjual soal-soal ujian sekolah, ujian semester dan UN sebaiknya dihukum seberat-beratnya. Sistem Kalau sistem administratif pemerintahan ini dijalankan

masan dapat memicu terjadinya morning sickness. - Diet tinggi lemak: Risiko HG meningkat sebanyak 5 kali untuk setiap penambahan 15 g lemak jenuh setiap harinya. - Helicobacter pylori: Penelitian melaporkan bahwa 90% kasus kehamilan dengan HG juga terinfeksi dengan bakteri ini, yang dapat menyebabkan luka pada lambung. Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan klien, namun dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur dan malformasi pada bayi lahir. Secara psikologis dapat menimbulkan dampak kecemasan, rasa bersalah dan marah. Jika mual dan muntah menghebat, maka timbul self pity dan dapat terjadi konflik antara ketergantungan dan kehilangan kontrol. Berkurangnya pendapatan akibat berhenti bekerja mengakibatkan timbulnya ketergantungan terhadap pasangan. Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya non protein nitrogen, asam urat, dan penurunan klorida dalam darah, kekurangan vitamin B1, B6, B12, dapat mengakibatkan terjadinya anemia. Manajemen Terapi dan Pencegahan Tatalaksana hiperemesis gravidarum sangat beragam tergantung dari beratnya gejala yang terjadi. Tatalaksana dini dapat berpengaruh baik pada pasien. Ketika memberikan terapi pada ibu dengan hiperemesis gravidarum, pencegahan serta koreksi kekurangan nutrisi adalah prioritas utama agar ibu dan bayi tetap dalam keadaan sehat. Pasien dapat dirawat karena mual dan

Anak

MUAL - Keluhan-keluhan secara umum dikenal sebagai “morning sickness.� Istilah ini sebenarnya kurang tepat karena 80% perempuan hamil mengalami mual dan muntah sepanjang hari. Apabila mual dan muntah yang dialami mengganggu aktivitas sehari-hari atau menimbulkan komplikasi, disebut hiperemesis gravidarum. muntah yang berlebihan disertai koreksi untuk gangguan elektrolit dan cairan. Pemberian nutrisi oral (melalui mulut) dapat diberikan pada pasien secara perlahan-lahan, dimulai dengan makanan cair, kemudian meningkat menjadi makanan padat dalam porsi kecil yang kaya akan karbohidrat. Saran-saran yang diberikan pada ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum adalah: - Menyarankan ibu hamil untuk mengubah pola makan menjadi lebih sering dengan porsi kecil. - Menganjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dan teh hangat dan menghindari makanan berminyak serta berbau lemak. - Jika dengan cara diatas tidak ada perbaikan maka ibu hamil tersebut diberi

obat penenang, vitamin B1 dan B6, dan antimuntah. - Perawatan di Rumah sakit bila keadaan semakin memburuk. - Cairan infus yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein. Bila perlu ditambahkan vitamin B kompleks, vitamin C, dan kalium. - Terapi psikologis apabila penanganan dengan pemberian obat dan nutrisi yang adekuat tidak memberikan respons. Wanita yang mulai mengkonsumsi vitamin sejak kehamilan dini dapat menurunkan risiko hiperemesis gravidarum. Satu kali gejala hiperemesis gravidarum muncul, maka perlu penatalaksanaan sejak diniagar tidak terjadi perburukan. zdr.Putu Bagus Galih Pramana

dengan benar, siapa pun mendikbudnya, tentu tidak akan “melukai� perjuangan anak-anak Indonesia bersaing di tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Publik juga tahu, anggaran pendidikan 20% dari APBN. Jumlah yang luar biasa, dan sekecil apa pun akan bermanfaat jika digunakan dengan baik. Faktanya, masih banyak anak-anak yang sulit mengakses sekolah. Lihat saja di TV, mau sekolah saja anak-anak harus bergelantungan di jembatan gantung. Atau menyeberangi sungai yang begitu deras. Gedung-gedung sekolah banyak yang ambruk dan roboh. Semua itu sangat memprihatinkan bagi perkembangan hidup anak Indonesia. Bagaimana anak-anak ini merasa nyaman? Nyaman belajar. Nyaman berada di sekolah, nyaman memiliki mimpi untuk memperbaiki hidup dan masa depannya. Kekerasaan itu tidak hanya berarti fisik, atau diperlakukan tidak senonoh. Kekerasan juga bisa dalam bentuk hak anak atas pendidikan “dipersulit�. Oleh apa? Sistem. Perang Menarik sekali kita kutip pernyataan Paus Fransiskus di Polandia saat menghadiri Hari Pemuda Sedunia 2016, “Dunia saat ini dalam keadaan perang, bukan perang agama. Semua agama menginginkan perdamaian.� Paus, seperti halnya kita merasa selalu “tidak aman� ketika teror-teror merebak di sekitar kita. Perdamaian hilang karena saat ini sesungguhnya masyarakat sedang berperang dengan korupsi, ketidakadilan, diskriminasi, rasial, perbenturan kepentingan nasional, kebodohan, dan kemiskinan. Menutup bulan Juli yang panas-dingin di negeri ini dengan pergantian para “petinggi� teror ini-itu. Semoga anak-anak kita tidak terpengaruh dengan segala perubahan yang terjadi di negeri ini. Padahal, kalau pemerintah terutama mendikbud mau bekerja benar-benar mengurus urusan administratif dengan baik, pasti mereka akan terkejut. Banyak juga anak-anak yang menulis cita-citanya menjadi “koruptor�. Ketika ditanya alasannya, jawab mereka, “asik, sudah ditangkap bisa masuk TV dan tidak merasa bersalah, terus duitnya banyak, tanpa kerja keras.� Sekali pun kelihatan jawaban anak-anak didik bercanda, di sinilah tugas administratif itu harusnya mulai dijalankan oleh seluruh pihak. Bukan mengurus hal-hal yang tidak penting. Apalagi “memperkaya diri�. zOka Rusmini


5

Minggu Paing, 31 Juli 2016

Resensi Buku

CERPEN

Lena, Etalase, dan Pembunuhan Oleh Surya Gemilang

Peran Arya Kanuruhan Judul Buku : Babab Arya Kanuruhan Penulis : Kanduk Supatra Penerbit : Pustaka Bali Post Tahun : 2016 Tebal : 34halaman WARGA Arya Kanuruhan merupakan salah satu bagian penting dari sejarah tanah Bali terutama dalam kaitan ekspansi mahapatih Gajah Mada ke Bali dalam rangka mempersatukan nusantara melalui Sumpah Palapa. Kanuruhan, sesuai dengan nama atau gelar yang disandangnya merupakan jabatan yang sangat penting dan tinggi di kalangan istana, yakni sebagai sekretaris kerajaan atau sekarang disebut dengan sekretaris Negara. Karena pentingnya jabatan tersebut, maka Arya Kanuruhan ikut andil besar dalam menentukan arah sejarah Bali sejak pengaruh Majapahit di Bali. Buku ini menyajikan bagaimana perjalanan leluhur Arya Kanuruhan terdahulu. Sehingga bisa diketahui oleh generasi muda Bali. (osi)

Etnografi Perempuan Bali Judul Buku

Penulis Penerbit Tahun Tebal

: Perkawinan Nyerod, Kontestasi, Negoisasi, dan Komodifikasi di atas Mozaik Kebudayaan Bali : I Nyoman Yoga Segara : Pustaka Mandiri : 2015 : 313 halaman

ALI selalu menarik untuk dipahami, dipandang dan diperlakukan secara khusus karena kekuatan kultur yang tertanam di dalam masyarakat adat di Bali begitu komplek, unik, kadang menyisipkan satire juga. Buku ini adalah karya etnografi yang penting dan harus dimiliki orang-orang yang selama ini memiliki keprihatikan terhadap “perjuangan perempuan”. Buku yang layak dibaca jika ingin memahami bagaimana dinamika relasi antara “jaba” dan “tri wangsa” bekerja dalam struktur masyarakat Bali. Membaca buku ini, mata publik akan terbuka lebar. Kekerasan terhadap perempuan yang terbungkus dalam wujud agama dan kultur masih ada di Indonesia. Layak dijadikan referensi untuk mencatat pergerakan feminisme dalam budaya Bali. (osi)

SEKONYONGkonyong Lena menjerit ketakutan di hadapan etalase itu. Orang-orang lain yang juga memenuhi Toko Dapur Rupa pun terkejut, mematung sejenak, sebelum kemudian mengerumuni dirinya. “Ada apa, Nona?” tanya seorang pria paruh baya. “Kenapa Nona menjerit?” Gadis itu tiada menjawab. Napasnya berat, matanya membelalak, dan wajahnya mendadak pucat. “Nona kenapa?” tanya si Satpam dengan cemas setelah berhasil masuk ke bagian terdalam kerumunan. “Apa ada yang menyakiti Nona?” Lena tiada menyahut lagi. “Tidak keduaduanya, Pak,” jawab seseorang. “Saya melihatnya sedari tadi hanya berdiri menghadap etalase itu, lalu sekonyong-konyong menjerit.” Si Satpam pun memerhatikan etalase yang dimaksud. Di dalam etalase tersebut terpajang berbagai macam pisau dapur. Satu-satunya yang mencolok di sana adalah sebilah pisau dapur yang gagangnya terbuat dari emas asli, dipajang di tengah pisau-pisau yang lain. “Cuma pisau-pisau yang dipajang,” kata si Satpam pada Lena. “Apa pisau-pisau itu yang membuatmu menjerit, Nona?” Sebetulnya Lena ingin sekali menjawab. Namun ketakutan yang mendekapnya erat menyebabkan kekakuan pada lidahnya. Akhirnya, ketakutan itu pun membuatnya pingsan di tempat.

telinga kanannya. Daun telinga itu terpisah dari tempatnya, pertamatama mendarat di pundak Sita, kemudian jatuh ke lantai karena pundak itu berguncang hebat. Sudah tentu darah mengucur deras dari lukanya. “Maaf! Maaf!” Lena memekik panik. “Saya tidak sengaja!” Dalam hati, Lena langsung memaki-maki dan mengutuki dirinya sendiri karena telah kehilangan “fokus” garagara citra yang mengerikan itu. Lena-lah yang kemudian mengantarkan Sita ke rumah sakit, juga membayar seluruh ongkos pengobatannya. Bagaimanapun besarnya usaha Lena untuk membantu Sita, hari itu juga ia dipecat tanpa hormat, tanpa pesangon, dari salon tempatnya bekerja— dan ia tak memberitahukan soal pemecatan itu pada orangtuanya. *** Lena berdiri di hadapan etalase itu lagi, menatap lekat-lekat pisau bergagang emas yang kemarin telah memunculkan citra mengerikan itu di benaknya. Lena menduga bahwa citra tersebut adalah pertanda bahwa pisau bergagang emas itu akan berperan dalam sebuah pembunuhan. Aku harus mengamankannya agar tak ada pembunuhan yang terjadi, batin Lena. Sayangnya, Lena tak punya cukup uang buat membelinya. ***

*** Lena siuman tatkala pagi menyajikan suhu rendah serta hujan yang berisik. Entah siapa yang mengangkutnya dari toko itu ke kamar tidurnya. Mendadak benak Lena disusupi oleh citra itu lagi; citra yang diperolehnya begitu saja ketika menatap pisau bergagang emas—di dalam sebuah etalase di Toko Dapur Rupa—itu. Citra tersebut berjalan bagai adegan film: Seseorang mengambil pisau bergagang emas itu dari dalam etalase dan menggunakannya untuk menebas leher orang lain. Lena tak tahu siapakah si Pelaku pun si Korban sebab wajah mereka berdua sungguh tak jelas, macam kena sensor-buram di layar televisi. *** “Satpam di toko itu menghubungi ponsel Ibu dengan ponselmu. Pastilah ia menemukan nomor ponsel Ibu di daftar kontakmu,” kata ibunya ketika mereka berdua duduk meng-

hadap meja makan. “Langsung saja Ayah dan Ibu berangkat ke toko itu dengan mobil buat mengangkut kamu ke rumah.” Lena mengoleskan selai nanas ke selembar roti tawar di tangannya. “Omong-omong,” kata ibunya lagi, “kamu itu pingsan karena apa, sih?” “Mungkin saya hanya kelelahan,” jawab Lena. “Hanya kelelahan? Tapi, kata si Satpam, sebelum pingsan, kamu sempat menjerit.” “Saya baik-baik saja, Bu.” “Jujurlah pada Ibu, Lena.” “Oh ya, kemarin saya pingsan sebelum kelar memilih pisau dapur untuk dibeli. Apa Ibu sekalian memilih dan membeli pisau dapur baru di toko itu waktu menjemput saya?” Ibu Lena mengangguk. “Baguslah kalau begitu.” Kemudian

segeralah Lena menghabiskan sarapannya yang berupa selembar roti tawar itu, lalu pergi ke salon tempatnya bekerja, tanpa memberikan ibunya kesempatan untuk menanyainya lebih perihal kejadian yang kemarin. *** Saat Lena bekerja, citra itu muncul lagi di benaknya, sungguh mengganggunya. “Kenapa wajah Mbak agak pucat?” tanya Sita, wanita yang sedang dilayani Lena. “Sakit?” “Agak pucat?” Lena tertawa kecil. “Tidak, kok.” “Coba lihat di cermin.” Lena tak mau menatap cermin. Ia tetap menunduk, memotong rambut Sita. Mendadak Sita menjerit nyaring; Lena tak sengaja memotong daun

Pada tengah malam, Lena mengendap-endap keluar dari rumahnya demi pergi ke Toko Dapur Rupa yang telah tutup. Seutas kawat yang ujungnya ditekuk digunakannya untuk “mencurangi” lubang kunci pada pintu—dan rupanya berhasil. Di dalam toko, tampaklah dua butir bohlam yang menyala. Lena pun masuk dan menutup pintu dari dalam. Berdebar-debar hebat jantung gadis itu sebab baru sekali ini ia hendak mencuri. Entah siapa yang dengan bodohnya membiarkan etalase yang satu itu tak terkunci, sehingga beberapa detik kemudian pisau bergagang emas itu telah berada di genggaman Lena. Sekarang, harus kuapakan pisau ini? Tiba-tiba ada yang menyentuh pundak Lena dari belakang. Lena sontak memekik dan berbalik seraya mengayunkan tangannya yang menggenggam pisau. Si Satpam pun megap-megap dan terbelalak. Darah mengucur deras dari luka tebas di lehernya. Sesaat sebelum tumbang, ia muntah darah. Lena hanya bisa memekik lagi. Senyaring-nyaringnya.

Redaksi Mingguan mengundang Anda untuk berpartisipasi dalam rubrik “Kartun” ini. Tulis nama dan alamat lengkap dibalik gambar kartun. Kirim ke Redaksi Bali Post Jalan Kepundung 67a Denpasar.

Afrizal Adi Wiryadarma

K. Ngurah Dewa Komang Mahadewa Nuriarta


DIMENSI

6 RAMALAN

BINTANG

Capricorn Peruntungan: Jangan pantang menyerah terhadap orang yang tidak sejalan dengan gagasan Anda, itu adalah hal yang biasa dan lumrah jadi maklumi saja. Yang terpenting adalah hasil akhirnya harus sesuai dengan apa yang Anda utarakan, sehingga cukup bisa membuktikan bahwa gagasangagasan itu adalah positif. Karier: Kesabaran merupakan kunci untuk melewati situasi yang cukup sulit bagi karier Anda. Kesehatan: Kondisi badan relatif sehat, hanya saja terkadang di pagi minggu masih sering batuk-batuk yang akan hilang dengan minum obat seperti biasanya. Keuangan: Income masih mengalir dan ada harapan untuk bisa menabung di minggu ini. Asmara: Tetaplah tersenyum walaupun hati ini sebenarnya cukup jengkel juga. Aquarius Peruntungan: Minggu ini cukup santai karena memang tidak ada yang memusingkan. Rencana segalanya berjalan seperti yagn diharapkan, terhadap berbagai permasalahan yang muncul, masih relatif ringan dan bisa diselesaikan dengan secepat mungkin. Karier: Sikapi saja semua itu dengan tersenyum, daripada ditanggapi hanya akan bikin masalah bertambah panjang saja. Kesehatan: Hindari konfrontasi dengan siapa saja karena hanya akan membikin pikiran menjadi tegang. Tak perlu emosi walaupun hati Anda sebenarnya cukup tersinggung juga. Belajarlah sabar agar tetap awet muda. Keuangan: Pemborosan masih sulit untuk Anda redam walaupun pemasukan masih terus mengalir dengan lancar. Asmara: Jangan terlalu cemburu, karena itu sumber dari permasalahan yang ada dan lumayan memusingkan. Pisces Peruntungan: Usahakan untuk lebih teliti, karena sebenarnya permasalahan yang timbul itu berasal sikap Anda yang teledor dan suka memandang remeh suatu pekerjaan. Apalagi banyak teman yang sedang memanfaatkan keadaan ini untuk menjatuhkan dan merobohkan pertahanan yang selama cukup solid dan sukar untuk ditembus. Karier: Segera lakukan evaluasi dan yang sekiranya hanya menghambat saja sebaiknya segera ditinggalkan, jangan sampai terlambat. Kesehatan: Kondisi kurang begitu bagus maka dari itu jangan dipaksakan untuk pergi apalagi sampai larut malam dan terlalu makan banyak tenaga. Keuangan: Jangan terlalu royal, tak perlu latah dan gampang membelanjakan uangnya untuk barang-barang yang kurang bermanfaat. Asmara: Memang manis kelihatannya tapi kalau sudah kita cicipi akan terasa pahit, oleh sebab itu jagalah diri dengan baik. Aries Peruntungan: Jangan cemas karena masih banyak yang menawari untuk bekerja sama. Akan tetapi, Anda sebaiknya segera mengubah cara kerja Anda yang kurang sungguh-sungguh dan teliti dalam mengerjakan segala pekerjaan, karena tak sedikit yang kecewa. Karier: Jangan biarkan kredibilitas Anda hancur hanya karena perilaku diri sendiri yang seharusnya bisa diatasi dengan hati yang tenang dan selalu enjoy. Kesehatan: Tidak ada salahnya jika Anda mencari udara yang lebih segar dan tenang untuk meredakan pikiran Anda yang tampak tegang sekali dan mudah terpancing emosinya. Keuangan: Masih sulit untuk melepaskan diri dari bayang-bayang pemborosan. Asmara: Buat apa pikir dua kali, jika memang dia adalah pilihan Anda langsung saja utarakan semuanya. Taurus Peruntungan: Inilah saatnya untuk memacu motivasi kerja Anda, jangan hanya diam dan pasrah dengan keadaan ini, sebab akan bisa fatal akibatnya. Apalagi di minggu ini nasib dan peruntungan kurang begitu baik. Sehingga jalan yang dilalui akan penuh dengan lubang-lubang yang harus dihindari. Karier: Diskusikan dulu dengan atasan jika Anda memang punya ide, karena saran dan kritikan yang akan Anda dapat itu akan berharga nilainya. Kesehatan: Karena cuaca kurang begitu bersahabat, maka mau tidak mau Anda harus lebih bisa menjaga diri terutama dari serangan flu yang lagi mewabah ini. Keuangan: Perbintangan Anda tampak kurang begitu baik, sehingga kalau dipaksakan untuk spekulasi harus membutuhkan konsentrasi tinggi untuk meraihnya. Asmara: Jangan abaikan atensi darinya, itu akan membikin sidia menjadi jengkel dan marah saja. Gemini Peruntungan: Jangan terlalu menaruh harapan pada orang lain, itu akan menimbulkan kekecewaan yang mendalam seandainya hasilnya jauh dari harapan Anda. Cobalah untuk bersikap lebih mandiri saja supaya apapun hasilnya tidak terlalu membikin down hati Anda. Karier: Tak perlu menghiraukan omongan orang, yang penting atasan tetap respek pada diri Anda. Kesehatan: Walau masih terasa berat untuk memulai disiplin melaksanakan schedule Anda, akan tetapi itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Kapan lagi jika tidak dimulai dari sekarang. Keuangan: Yang lebih cermat dalam mengalokasikan dana yang ada jangan sampai timbul pemborosan karena itu akan sangat mengganggu sekali. Asmara: Tak perlu mengungkit kenangan pahit di masa lalu, itu hanya bikin jengkel hatinya saja. Cancer Peruntungan: Jangan cemas, rencana penting yang sempat terpending bisa diperjuangkan kembali. Yang penting jangan menunda-nunda lagi selagi peruntungan di minggu ini masih cukup baik dan ada pertolongan di kala lagi kesulitan. Karier: Jangan berhenti untuk terus berkreasi dan berinovasi karena hanya dengan kepandaian dan kejelianlah maka kesuksesan besar akan dapat teraih. Kesehatan: Minum-minuman keras sebaiknya dijauhi saja sekalipun itu berdalih untuk menghilangkan segala persoalan. Ingatlah akan kondisi tubuh Anda yang belum sehat betul. Keuangan: Kebutuhan yang cukup tinggi masih merupakan masalah yang memusingkan bagi keuangan Anda. Asmara: Tidak perlu ragu untuk menceritakan persoalan dari hati ke hati dengan pasangan Anda siapa tahu si dia bisa membantu. Leo Peruntungan: Yang sudah terjadi tidak ada gunanya diungkit-ungkit lagi, itu hanya akan menimbulkan kekecewaan dari teman dekat Anda saja. Bukankah mereka telah menyadari akan kesalahannya selama ini, sehingga tak perlu kuatir dan cemas lagi. Yang terpenting saat ini adalah mempertahankan apa yang masih ada, dan tidak perlu memikirkan untung dulu. Karier: Hindari sikap egois yang akan menuntun Anda ke arah kehancuran sedikit demi sedikit. Kesehatan: Rutinitas tampak tinggi, sehingga kondisi badan harus selalu siap kapanpun, jangan sampai terkesan loyo dan kurang bertenaga. Keuangan: Pemasukan masih relatif lebih tinggi dibanding minggu-minggu kemarin dan pengeluaran tampak berhasil ditekan. Asmara: Tidak selamanya yang menurut Anda baik bisa diterima baik dengannya, maka dari itu usahakan untuk tidak selalu memaksakan kehendak. Virgo Peruntungan: Tidak perlu confuse dengan perubahan-perubahan yang akan terjadi di minggu ini, tetaplah tenang dan usahakan untuk tidak bergerak dulu. Dilihat saja sambil dipelajari celah mana yang dapat dimasuki dan diambil keuntungan, sambil menunggu saat yang tepat nanti untuk maju ke depan. Karier: Jangan tergoda ingin cepat mendatangkan sukses besar akan tetapi dengan jalan yang menyimpang dari aturan yang ada. Kesehatan: Tak perlu terbawa oleh perasaan cobalah untuk dapat selalu sabar dan jeli dalam melihat setiap persoalan sehingga bisa terhindarkan dari stres yang berkepanjangan. Keuangan: Di minggu ini jangan begitu mudah melakukan spekulasi tanpa persiapan yang matang. Asmara: Lihatlah dengan mata hati Anda, bahwa apa yang ada dalam pikiran Anda itu tidak benar. Libra Peruntungan: Jangan memaksakan hasil besar tanpa ditunjang oleh sistem yang benar. Karena bukan kesuksesan yang akan diraih justru penyesalan yang akan dirasakan. Untuk itu perlu membenahi sistem kerja Anda, jika masih belum bisa bersikap profesional maka sulit untuk menggapai segala angan-angan tersebut. Karier: Tahan emosi dan tak perlu melontarkan kata-kata kasar yang menyinggung hati seseorang. Kesehatan: Jangan suka marah karena akan bikin detak jantung berdetak lebih cepat dan tentunya akan berdampak negatif bagi kesehatan Anda. Keuangan: Pemasukan cukup banyak dan bisnis berjalan lancar sehingga tak akan pusing di minggu ini. Asmara: Jangan negative thinking dulu, cobalah Anda bisa lebih bijaksana salam menelaah setiap masalah. Scorpio Peruntungan: Don’t worry, minggu ini masih milik Anda, sehingga segala sesuatu yang masih belum terselesaikan segera saja dituntaskan, jangan ditunda-tunda lagi. Terhadap ajakan teman kalau memang sekiranya mendatangkan keuntungan ya mau saja, tetapi kalau hanya buang-buang waktu, lebih baik ditolak saja, karena kan sayang jika moment yang bagus ini disiasiakan begitu saja. Karier: Tunjukkan power yang Anda miliki, jangan mau Anda diremehkan terus menerus. Kesehatan: Emosi kadangkala masih sulit untuk dikendalikan, untuk itu cobalah lebih bersabar dalam menghadapi berbagai permasalahan. Keuangan: Bisa melakukan spekulasi tetapi harus dengan pertimbangan yang lebih teliti. Asmara: Tak perlu menutupi kenangan di masa lalu, biarlah pasangan Anda mengetahuinya. Sagitarius Peruntungan: Tidak perlu terpancing dan ceroboh menghadapi omongan orang. Santai sajalah biarkan orang bicara, begitu saja kok repot. Yang penting Anda tetap fokus terhadap planning dan schedule yang telah Anda susun. Keyakinan Anda akan membuahkan hasil yang memuaskan di minggu ini. Karier: Siramlah selalu hati Anda dengan kesabaran dan doa, karena hanya dengan itulah maka Karier Anda akan tetap dapat selamat. Kesehatan: Jangan sampai kondisi badan Anda timbul masalah kembali hanya karena Anda beraktivitas terlalu berat dan tak mengenal waktu. Keuangan: Jauhilah bertindak yang dapat memperburuk kondisi keuangan Anda, karena kebutuhan sudah terlamDiasuh Oleh pau tinggi sedangkan pemasukan mulai berkurang. Putri Wong Kam Fu Asmara: Sekali-kali perlu berlaku cuek bila ada Berlaku berita yang tak baik mengenai kekasih Anda, sebab 31 Juli - 6 Agustus 2016 si dia masih seperti yang dulu.

Minggu Paing, 31 Juli 2016

WEDA WAKYA

Mantra Suci Rg Veda Mengawali Rekaman Suara ”Gramophone” “Agnimile purohitam yajñasya devam rtvijam hotaram ratnadhatamam”. (Rg Veda Mandala I Sukta 1 Mantra 1) “Hamba mengagungkan Hyang Agni, Sang Purohita Pendeta Penasihat, yang Maha Agung, pemimpin upacara suci, Sang Ritvik Pendeta Utama Rg Veda, dan yang terbaik yang melimpahkan kekayaan.” MANTRA di atas adalah mantra sangat terkenal dari Veda khususnya Rg Veda. Ia merupakan Mantra Pertama, Sukta Pertama, Mandala Pertama dari Rg Veda yang menjelaskan perihal keutamaan api (Agni) khususnya dalam upacara-upacara suci. Agni menempati kedudukan sangat penting di dalam mantra-mantra Veda khususnya Rg Veda, memiliki 7 lidah, yaitu Kali, Karali, Manojava, Sulohita, Sudhumravarma, Visvaruci, dan Sphulingini. Selain untuk keperluan normal sehari-hari, dalam tradisi Veda Agni berperan sebagai Jataveda (penyampai persembahan-persembahan kepada Tuhan) dan Kravyada (sebagai pembakar Sava/mayat). Tradisi agama Hindu di Bali sangat sejalan dengan peran Agni yang terdepan dalam Veda. Penggunaan Agni atau api sebagai simbol kehadiran Sang Hyang Agni merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap kegiatan upacara. Bahkan lebih jauh praktik agama spiritual Bali juga mengenal berbagai jenis Agni di dalam badan sarira, seperti Agni Panca Warna (ngamedalang agni panca warna ring sariranta). Terdapat beberapa jenis penggunaan api suci yang berbeda dengan tujuan yang berbeda pula dalam praktik-praktik keagamaan di Bali, antara lain: Dupa (Dhupa), penggunaan api suci yang paling umum bisa dilihat, dipergunakan dalam setiap ritual mulai yang paling sederhana hingga yang sangat besar; Dipa atau Dipaka, dinyalakan dengan sarana kapas sebagai sumbu dan minyak kelapa sebagai bahan bakarnya; Pasepan, bara api terbuat dari kayu cendana, majegau dan lainlain yang memberi aroma harum religius; Api Takep, dibuat dengan menggunakan dua keping sabut kelapa kering, posisi kedua keping serabut kelapa ini membentuk

Redaktur Khusus WEDA

WAKYA Darmayasa tanda + yang disebut sebagai “Tapak Dara” yang merupakan bentuk dasar dari Swastika. Api Takep digunakan dalam “Segehan Agung” yang berfungsi untuk menjaga keharmonisan hubungan manusia dan lingkungannya; Tetimpug, pembakaran ruas bambu hingga meledak, digunakan dalam upacara Byakala/Byakaon. Bunyi ledakan 3 kali menandai upacara segera dimulai; Damar Kurung, bentuknya seperti lampion. Secara tradisional, api di dalam Damar Kurung dinyalakan menggunakan sumbu kapas dan minyak kelapa dengan wadah dari kelapa yang dibelah dua dan yang dipakai adalah bagian bawahnya. Belakangan ini mulai digunakan lilin. Damar Kurung adalah simbol lampu penuntun bagi Sang Atma/Roh melintasi Marga Sanga dalam perjalanannya menuju alam sesudah kematian badan kasarnya; Prakpak, dibuat dari daun kelapa kering (Bali: danyuh) yang dibakar. Digunakan dalam ritual “ngrupuk” yang dilakukan pada Tilem Kasanga, sehari sebelum hari raya Nyepi; Tombrog, dalam bahasa Indonesia disebut obor. Terbuat dari ruas bambu yang diisi minyak dan sabut kelapa sebagai sumbunya. Fungsinya sama dengan Prakpak; Sundih, berupa pelita sebagai penerang jalan bagi sang Atma ketika jenazahnya dibawa ke kuburan; Sambe Layar, seperti Dipa yang digunakan oleh pawang hujan untuk “Nerang”, menolak datangnya hujan; Api Tabunan, berbentuk api unggun untuk menyucikan suatu tempat yang kotor akibat adanya darah yang tercecer karena kecelakaan atau sebab lainnya; Api Ganjreng, ini juga berbentuk pelita/dipa, tetapi ditempatkan di tempat menanam ari-ari bayi; Api Linting, terbuat dari lidi yang dililit kapas kemudian dicelupkan ke dalam minyak kelapa dan digunakan untuk memilih nama bayi; Blencong, digunakan oleh Dalang wayang kulit sebagai simbol Dewa Surya. Sehubungan dengan Agni, terdapat informasi yang “lepas” dari perhatian kebanyakan dari kita, sehubungan dengan perkembangan teknologi rekam suara, yang

umat se-Dharma pasti sangat berbangga mengetahuinya. Gramophone merupakan alat untuk memutar lagu pada zaman dulu, digunakan untuk menyetel musik lewat piringan hitam. Penemunya adalah Thomas Alva Edison pada abad ke-19-an (tahun 1877). Pada awalnya lebih dikenal dengan nama Phonograph. Alexander Graham Bell menyempurnakan Phonograph menjadi lebih baik dengan nama Graphophone. Akan tetapi, kemudian seorang warga Jerman kelahiran Amerika bernama Emile Berliner (1887) mengembangkannya dalam bentuk piringan hitam dan lebih dikenal dengan nama Gramophone. Ia patenkan hasil karyanya dalam label Berliner Gramophone. Ada hal yang selama ini tidak banyak diungkap sehubungan dengan mesin rekam suara tersebut, bahwasanya sang penemu, Thomas Alva Edison sangat berbangga dengan penemuannya tersebut. Ia lalu berkeinginan agar orang yang pertama kali suaranya direkam dengan mesin rekam suara tersebut hendaknya seorang sarjana terpelajar tingkat dunia, yang memiliki keterpelajaran sangat tinggi. Thomas Alva Edison menemukan nama seorang sarjana hebat asal Jerman bernama Prof. Max Muller. Ia menulis surat kepada Max Muller dan direspons langsung oleh Max Muller. Thomas Alva Edison diberitahukan oleh Max Muller bahwa dalam waktu dekat akan ada pertemuan para sarjana hebat Eropa di Inggris. Maka pergilah Thomas Alva Edison ke Inggris menaiki Kapal Laut. Pada pertemuan tersebut, ternyata ribuan sarjana hebat berkumpul. Thomas Alva Edison sangat gembira akan hal ini. Ia pun diperkenalkan di hadapan ribuan sarjana tersebut. Seluruh sarjana yang hadir sangat tertarik dan terkagum-kagum akan berita penemuan Thomas Alva Edison tersebut. Setelah sambutan tepuk tangan riuh dari para sarjana, akhirnya Thomas Alva Edison meminta Prof. Max Muller datang ke atas podium dan meminta agar berkenan suaranya direkam. Rekaman pun dilakukan dan suara Max Muller direkam. Selesai rekaman suara, Thomas Alva Edison meluncur ke studionya dan kembali lagi ke tempat pertemuan di sore hari. Ia lalu memutar dan memperdengarkan hasil rekaman suara Max Muller tersebut pada seluruh hadirin. Disk diputarkan dan suara yang keluar dari

Gramophone tersebut yaitu suara Max Muller didengarkan kembali oleh seluruh sarjana yang hadir. Untuk pertama kalinya orang-orang mendengar langsung bahwa suara dapat diabadikan. Mereka sangat terkagum-kagum akan penemuan tersebut, yang bagi kita yang lahir pada zaman sudah sangat maju seperti sekarang ini dimana alat perekam suara sudah sedemikian canggihnya sampai handphone pun bisa merekam suara, bagi kita barangkali hal ini tidak begitu berkesan. Akan tetapi, pada waktu itu, bagi mereka yang pertama kali mendengar suara bisa diabadikan dalam alat mesin tentu saja menjadi sangat keheranan dan tiada hentinya memuji kehebatan Thomas Alva Edison. Setelah pujian-pujian hampir terhenti, Max Muller kembali naik ke podium, lalu berkata, “You heard my original voice in the morning. Then you heard the same voice coming out from this instrument in the afternoon. Did you understand what I said in the morning or what you heard this afternoon? Tadi pagi Anda semua mendengar suara asli saya. Sore ini Anda mendengarkan suara saya yang sama keluar dari alat ini. Apakah Anda semua mengerti apa yang saya ucapkan tadi pagi itu atau apa yang Anda dengarkan sore ini” Terhadap pertanyaan Max Muller tersebut, tidak ada satu pun yang menjawab bahwa mereka mengerti apa yang diucapkan oleh Max Muller dalam rekaman suara tadi. Kebanyakan dari mereka mengertinya kalimat-kalimat “aneh” seperti itu pastilah dari bahasa Latin atau Yunani. Max Muller selanjutnya mengatakan bahwa apa yang diucapkan tadi itu adalah kalimat-kalimat dalam bahasa Sanskerta. Ia adalah mantra pertama dari Rg Veda Mandala Pertama, Sukta Pertama dan Mantra Pertama (Rg Veda I, Sukta 001, Mantra 01). Mantra Agnimile purohitam kembali diperdengarkan, dan seluruh hadirin pada berdiri memberikan rasa hormatnya kepada Mantra Suci I, Sukta I, Mandala I dari Rg Veda tersebut. Kali ini mereka tidak berdiri sambil bertepuk tangan melainkan hanya “sepi hormat” pada ajaran suci yang menganugerahkan rasa sepi spiritual, sepi dari “hiruk pikuk dunia” selagi hidup di dunia. Karunia maha karunia seperti itulah yang di-“hujan”-kan oleh ajaran-ajaran suci Veda, yang kita kebanyakan sedang “berbangga” mengabaikannya.

MIMBAR AGAMA

Kemenangan dan Keberuntungan yang Sebenarnya Redaktur Khusus MIMBAR

ISLAM H. Kusnadi Musthofa SERING terjadi, seseorang atau sekelompok orang merayakan suatu kemenangan dengan kegembiraan yang luar biasa. Tidak jarang selebrasi (perayaan kemenangan) itu dilakukan dengan atraksi yang menarik dan memukau, bahkan ada pula yang nampak lucu. Kemenangan, lazimnya diikuti pula oleh keberuntungan, bisa berupa hadiah, bonus, popularitas dan berbagai bentuk keberuntungan lainnya, sering terlihat dalam kehidupan kita sehari-hari. Di balik semua itu, sungguh layak disadari dan diyakini bahwa kemenangan dalam sebuah pertandingan olahraga. Kemenangan dalam meraih karier atau jabatan tertentu, termasuk kemenangan dalam mendapatkan harta, sesungguhnya adalah kemenangan yang semu sepanjang hal itu hanya terkait pada kehidupan dunia yang penuh permainan dan senda gurau itu. Kemenangan yang sejati, yang bermanfaat di dunia dan di akhirat, adalah kemenangan yang ditetapkan dan dianugerahkan oleh Allah SWT bagi mereka yang ingin mendapatkannya. “Orangorang yang beriman dan berhijrah (menurut Rasulullah SAW adalah hijrah dari keburukan menuju kebaikan), serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (Q.S. at-Taubah [9]: 20). Allah SWT telah menetapkan Sunnah-Nya (ketentuan-Nya), hanya orang-orang beriman yang taat saja yang akan mendapatkan kemenangan, bahkan kemenangan yang besar. “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang

yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” (Q.S. Yunus [10]: 62-64). Kemenangan yang besar hanya dimiliki oleh orang-orang yang beriman dan bertakwa. Sebuah kemenangan yang sudah selayaknya perlu diraih dengan sepenuh kekuatan dan segenap potensi yang ada pada diri kita. Kemenangan itu diharapkan dapat digapai, khususnya melalui “pelatihan” Ramadhan sebulan penuh yang tiada lain tujuannya agar menjadi hambanya yang bertakwa (Q.S. 2 : 183). Sungguh membahagiakan bagi mereka yang telah berhasil menundukkan hawa nafsunya sendiri sehingga dapat menunaikan ibadah puasa Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Prestasi itu tentu perlu dipertahankan dalam menghadapi sebelas bulan berikutnya pasca Ramadhan. Sehingga dapat mengantarkan seseorang untuk tetap dalam predikat hamba-Nya yang bertakwa dalam sepanjang tahun, bahkan dalam sepanjang “sisa” perjalanan hidupnya di dunia ini yang sementara ini. Allah SWT juga menjanjikan keberuntungan yang nyata bagi mereka yang beriman dan bertakwa dengan menjauhkannya dari azab di hari kiamat kelak. Dan mereka yang dijauhkan dari azab pada hari perhisaban nanti adalah mereka yang mendapatkan keberuntungan yang nyata, bukan keberuntungan semu dalam urusan kehidupan duniawi. “Barang siapa yang dijauhkan azab dari padanya pada hari itu, maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah keberuntungan yang nyata.” (Q.S. al-An’am [6]: 16). Sedangkan bagi orang-orang yang ingkar, bermaksiat dan mereka yang zalim, maka hanya kekalahanlah yang akan mereka dapatkan. “Sesungguhnya tidaklah akan mendapatkan kemenangan orang-orang yang zalim.” (Q.S. 28: 37). Tentu saja, kemenangan dan

keberuntungan “versi” Allah SWT itu adalah kemenangan dan keberuntungan yang sejati, sekaligus keberuntungan yang besar, bukan keberuntungan yang semu. Siapakah mereka yang mendapatkan keberuntungan yang besar itu? “Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadapNya, itulah keberuntungan yang paling besar.” (Q.S. al-Maidah [5]: 19). “Adapun orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka Tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Itulah keberuntungan yang nyata.” (Q.S. al-Jaatsiyah [45]: 30). Kalau pun seseorang mendapatkan pangkat dan jabatan ini itu. Apabila seseorang mendapatkan harta benda sekian segitu, maka itu bukan suatu keberuntungan, tapi suatu ujian (Q.S. 89: 15). Kalau toh dianggap juga sebagai suatu keberuntungan, maka semua itu hanyalah suatu keberuntungan yang semu. Sedangkan keberuntungan yang sebenarnya adalah apabila seseorang dijauhkan dari azab (siksa) pada hari kiamat (Q.S. 6: 16) dan mendapatkan ridha dan karunia-Nya (surga), itulah keberuntungan sejati . Tentu saja, mereka yang meraih kemenangan (karena keimanan dan ketaatannya kepada Allah SWT) kemudian mereka

mendapatkan keberuntangan yang sejati itu, adalah mereka yang pada hari kiamat kelak, adalah mereka yang wajahnya sumringah, berseri-seri penuh keceriaan. “Wajah-wajah (orangorang beriman) pada hari itu berseri-seri, kepada Tuhannyalah mereka memandang. Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram, mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat.” (Q.S. al-Qiyamah [75]: 22-25). “Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan gembira ria. Dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu, dan ditutupi lagi oleh kegelapan.” (Q.S. ‘Abasa [80]: 38-41). Para ulama tafsir menyebut, yang dimaksudkan dengan ditutupi oleh kegelapan itu adalah kesedihan dan kehinaan. Bisa saja, saat hidup di dunia, seseorang sempat menang dalam meraih jabatan ini itu, atau bergelimang harta benda dalam hidupnya yang singkat di muka bumi seraya mengingkari dan mendurhakai Tuhannya, tapi di akhirat, justru bergelimang kesedihan dan kehinaan. Persoalannya kini adalah, seberapa serius diri kita telah berupaya dalam kehidupan dunia yang singkat ini untuk meraih kemenangan.

PERMATA HATI

Untuk pembaca Bali Post Mingguan (BPM), kami membuka rubrik baru ‘’Permata Hati”. Rubrik ini mengangkat si buah hati yang baru lahir, yang berulang tahun atau akan berulang tahun. Juga pasangan yang menikah di minggu tersebut atau yang merayakan ulang tahun pernikahan. Kirim foto menarik dan tulis data lengkap identitas diri, orang tua serta komentar singkat. Semua data dikirim lewat email redaksibalipost@yahoo.com dengan kode Permata Hati. Bisa juga naskah dan foto dikirim ke Sekretariat Redaksi Bali Post. Jl. Kepundung 67 A Denpasar telp. (0361) 225764. (Redaksi)

Chloe DZ, anak kedua dari pasangan Herman dan Lina. Terima kasih kepada keluarga, teman, dan relasi kerja yang telah mendukung, mendoakan, dan menanti kelahiran anak saya.


Bali

Redité Paing, 31 Juli 2016

L E M B A R

7

B A S A

B A L I

Bencingah

BPM/dok

Wayan P. Windia

Nyinahang ”Mode” Kémanten KASUÉN-suén majanten kapanggih panglimbak ring kahuripan kramané, dadosné sekancan parindikan sané jagi kawigunayang taler sané mabuat ring kahuripan punika jagi nincap tur sareng nglimbak. Kahanan kadi asapunika wantah sayan ngakéhang kapanggih mangkin sinalih tunggilnyané indik mabusana adat Bali utamanipun sané jagi kawigunayang ka pura sané mangkin kapanggih sampun sayan-sayan nglimbak nganutin sakadi pangaptin masané. Asapunika sané kabaosang olih Prof. Dr. Wayan P. Windia S.H., M.Si. Dané maosang yéning kasaihang kahanan mabusana adat Bali sané dumun doh pisan mabinayan sareng sané mangkin duaning akéh pisan parindikan sané ngawinang. Minakadi panglimpak pangaptin krama, panglimbak jejaitan utawi potongan kwaca taler kahanan seni sané kakaryanin. Sios punika kahanan ekonomi kramané taler ngawinang panglimbak inucap. Nanging sios saking kahanan-kahanan i wawu, pikayunan taler pangéling krama indik “etika” miwah agama taler pinaka parindikan sané ngawinang kahanan inucap kapanggih. “Kahanan taler wangun etika kramané sampun nincap. Yéning dumun tatkala karya Pitra Yadnya wénten krama sané ngawigunayang topi tur wénten taler sané nénten makwaca sajabaning makamen, slémpod, miwah maudeng kémanten. Yéning mangkin mabusana kadi asapunika ring upacara Pitra Yadnya majanten kabaosang kirang tatas etika olih krama akéh,” baos Profesor ring Fakultas Hukum UNUD puniki. Dané sané embas ring Nyuhkuning Ubud, 27 November 1955 puniki malih maosang, yadiastun mangkin pangéling krama indik etika prasida kabaos sampun becikan, nanging sayan akéh kapanggih wangun-wangun anyar tur modifikasi ring busana adat Bali sané majanten keni iusan saking mode panganggé utawi fashion. Yadiastun mabusana adat Bali sujatinné wénten tetuekipun, nanging kahanan punika ngawinang sayan ngéndah soroh pepayasan utawi busana ring pakraman. Sinalih tunggil minakadi sayan makéh wang istri sané mangkin makamen sakadi ngawigunayang rok. Sakéwanten dané nyantenang yéning punika wantah mode kémanten ring pakraman tur kasuén-suén jagi mawali malih sakadi kahanan sané sapatutné. Katakénin indik parikrama sané prasida kamargiang olih désa miwah banjar adat ngeninin indik busana adat Bali inucap, Guru Besar Bidang Hukum Adat Bali puniki maosang yéning désa miwah banjar adat prasida nreptiang parikrama mabusana adat Bali ring pakraman utamanipun ri kala wénten karya miwah piodalan. Sakéwanten patut pisan nganutin saking tata-titi sané kawastanin antuk Bali Mawa Cara minakadi sapunapi soroh busana adat sané becik kawigunayang taler sapunapi ngawigunayangnyané. Risampunné tata-titi punika kakaryanin patut kamargiang ring soang-soang désa wiadin banjar, nanging patut setata nguratiang tradisi sané sampun mamargi irika. “Sakadi ring Bali Kanginan wénten adat sané nugesang mangda krama lanangé kantun mabusana adat Bali kekunan utawi nénten makwaca ri kala kamargiang upacara-upacara. Sakadi ring désa-désa Bali Aga minakadi Bungaya, Asah, miwah Tenganan sané manados cecihnan krama sané wénten ring wewidanganné irika,” asapunika dané sané makarya buku ‘Mapadik: Orang Biasa, Kawin Biasa, Cara Biasa di Bali’ puniki nugesang. (wan)

(38)

Busana Adat Bali BPM/dok

BUSANA – Sios saking makudangkudang kalewihan jagat taler parikrama yadnya, Bali taler madué budaya marupa busana adat Bali sané majanten kawigunayang ri kala ngamargiang upacara agama Hindu utawi acara adat Bali.

Cecihnan Aksara Suci Ongkara SEKANCAN krama sané magama majanten madué patinget raina utawi rerainan soang-soang sané tatkala punika taler madaging antuk ilén-ilén upacarannyané. Asapunika taler ring Bali sané akéhan magama Hindu, majanten akéh pisan madué rerainan sané madaging antuk parikrama upacara. Nénten wantah amunika, wénten taler upacara sané kamargiang ring wewidangan désa, banjar utawi kulawarga soang-soang tur durung majanten kamargiang ring genah sané siosan. Yadiastun upacara satmaka tan parérénan ring Bali, punika wantah cihna sané mabinayan saking wewidangan utawi daerah siosan. Sané taler ngawinang angob inggih punika kawéntenan makudang-kudang wangun busana adat sané kawigunayang olih kramané tatkala ngamargiang upacara punika. Wénten makéh soroh utawi

wangun busana adat Bali. Napi malih sakadi kahanané mangkin makéh kapanggih modifikasi miwah soroh anyar ring pakraman. Yéning manut saking Himpunan Keputusan Seminar Kesatuan Tafsir Terhadap Aspek-aspek Agama Hindu sané kamedalang olih Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat tahun 1982–1983, soroh busana adat wantah patpat inggih punika Busana Gedé utawi Agung, Busana Jangkep, Busana Madya, miwah Busana Alit. Prof. Dr. Wayan P. Windia S.H., M.Si., Guru Besar Bidang Hukum Adat Bali maosang, busana adat Bali wantah busana sané kawigunayang ring parikrama upacara agama Hindu taler acara adat sané akéhan wantah parikrama saking upacara agama. “Minakadi tatkala kamargiang upacara pawiwahan pinaka sinalih tunggil upacara agama Hindu, majanten taler kamargiang acara

adat sakadi parikrama mébat, makarya tetaring miwah nyaté pinaka ilén-ilén karya. Tatkala punika majanten kramané ngawigunayang busana adat Bali,” baos dané. Dané malih maosang busana adat Bali taler madaging antuk cecihnan-cecihnan miwah tetuek-tetuak suci agama Hindu. Parindikan inucap taler kabaosang I Gd. Anom Ranuara S.Pd., S.Sn budayawan miwah jro mangku dalang, yéning rerehang saking tetuek sastra agama, ngawigunayang busana adat Bali wantah nyihnayang aksara suci U Kara. Sakéwanten yéning kajangkepang antuk destar miwah kancut nyapuh jagat mapaid yéning antuk krama lanang tur lelunakan utawi sanggul miwah lelancingan ring krama istri, sinah jagi ngranjing ring cihna utawi wangun aksara suci Ongkara. Duaning udeng miwah lelunakan satmaka Ulu Can-

dra, kancut miwah lelancingan pinaka tanggu utawi ikuh saking aksara Ongkara. Katakénin indik tata-titi mabusana adat Bali sané patut tur katamiang saking nguni, dané taler maosang yéning sané lanang makamen ngawit saking kébot tur nangkebnyané nganggén kamen saking tengawan sakéwanten yéning sané istri matungkalikan inggih punika ngawit saking kenawan tur nangkeb saking kébot. Ring tengah-tengah pinaka patemon sané kanggén kancut olih krama lanangé tur lelancingan olih krama istriné. Sios punika krama taler ngawigunayang kalih lembar kain, inggih punika anggén kamen ring tengahan tur kampuh ring sisi yéning krama lanang tur matapih ring tengahan tur kamen ring sisi yéning krama istri. Tetuekipun wantah Purusa sané kagenahang ring tengahan sané marupa kamen ring krama

lanang tur tapih ring krama istri taler Prakerti sané kagenahang ring sisi inggih punika marupa kampuh ring krama lanang tur kamen ring krama istri. Sangkaning dumun akéhan krama lanang nyaput ring tangkah tur krama istriné nganggé pepetet ring tangkahnyané sinah nénten wénten sané ngawigunayang kwaca miwah kebaya. Yéning ring sirah ngawigunayang pepetet sirah marupa destar utawi sanggul lelunakan. “Sujatinné pepetet sirah punika kawigunayang mangda nénten wénten rambut sané ulung duaning sané dumun karya sané kamargiang punika sampun kabaosang keni cuntaka manawita wénten rambut sané kepus yadiastun wantah akatih. Sangkaning punika krama sané dumun ngawigunayang pepetet sirah tur katamiang nyantos mangkin,” asapunika Anom Ranuara maosang. (wan)

Ngawigunayang Udeng

Wénten Jejatéran miwah Pepongkosan

UDENG – Ri kala ngamargiang parikrama upacara yadnya utawi acara adat Bali, majanten krama lanang jagi ngawigunayang udeng. Sorohnyané kalih inggih punika Jejatéran sané kawigunayang olih Walaka miwah Pepongkosan sané kawigunayang olih Pinandita.

Walaka utawi kramané akéh tur pepongkosan sané kawigunayang olih Pinandita utawi Dané Jero Mangku. Makekalih punika wantah ngeninin indik ngeret indria ring raganyané soang-soang. I Gd. Anom Ranuara S.Pd., S.Sn taler maosang, yéning Walaka ngawigunayang jejatéran muncuknyané menék utawi ka arep pinaka cihna nyinggihang utawi ngutamayang parikrama taler pulah-palih kahuripan puniki. Yéning Pinandita utawi Mangku ngawigunayang pepongkosan tur muncuk udengnyané nukel ring selaning lelata pinaka cihna mangda kahuripannyané setata ring tengahing adnyana taler prasida ngeret indria. “Asapunika pabinayan pangéling kahuripan sané kasinahang saking udeng. Walaka mikayunin kahuripan indik parikrama mangda prasida ngamolihang kasukertan utawi pakaryan miwah arta-brana anggén ngamargiang kahuripan. Sakéwanten yéning Pinandita sampun ngutsahayang ngeret indria utawi anyekung jnana ri kala ngamargiang kahuripan puniki,” asapunika dané

maosang. Kalanturang malih yadiastun wangun udeng malembaran mrepat nanging majanten kawangun dados mucu telu pinaka cihna saking Tri Kona. Emas ring muncuk udeng sané kapertama, urip kacihnayang ring muncuk si tengah taler pinih tegeh, miwah padem kacihnayang ring muncuk malih siki. Punika kawentuk dados jejateran miwah pepongkosan. Yéning jejateran kenjirnyané utawi agengan ring kenawan punika cihna iraga patut ngamargiang kahuripan antuk pamargi sané patut utawi nengen, sakéwanten kenjir ring kebot alitan pinaka cihna iraga nénten prasida ngicalang sekancan pikayunan sané tan patut sajabaning ngirangin. Panegulan ring arep punika wantah cihna yéning ngamargiang kahuripan majanten jagi kasarengin antuk parindikan embas kalawan padem. Yéning pepongkosan pateh mabucu telu, sakéwanten muncuk sané pinih tegeh katukel ring selaning lelata, dadosné kahuripan patut setata kagenahang ring pikayunan. Wus punika panegu-

lan ring ungkur mateges embas kalawan padem mangda nénten ngulgul parikrama Sang Pinandita ngelarang nyekung jnana ngrereh ning suci nirmala. Nénten wantah ring krama lanang, wang istri taler madué pepayasan bok sané patut kaadungang. Anom Ranuara malih maosang, ring sastra Jawi Kuna kabaosang “Anyekung ikang Rema” sané mateges risampuné rema utawi rambut anyekung utawi kategul sinah ipun sampun wénten sané nuénang. Dadosné malih dané maosang, yéning ka pura krama istri sané sampun marabian patut masanggul, matagel, miwah makondé. Yéning sané kantun wimuda utawi yowana patut mapusung gonjér sané mateges kantun gonjar-ganjir utawi durung marabian. “Yéning sané mangkin akéh krama istriné magambahan ka pura, minab ipun nénten uning ring tetuek sastra agama. Yadiastun punika kocap kabaosang trénd utawi mode¸ sapatutné tetep mategul mangda nénten magambahan,” asapunika dané nartayang. (wan)

MADÉ Budiana sareng Ngurah Jelada saling nengneng. Muanné barak biing, malih ngajeng rujaké kantos masisa malih sawatara a lépékan. Ngurah Jelada malih ngecirin cuka a sendok makan. “Badah, tiang suba sing tahan tekén lalah sepet lan masem kecut rasanné. Paesé ngetél.” Baosné Madé Budiana raris tedun ngambil toya makemuh uékuék mencer paesné ganting. “Tungurah... usanang ja amunika. Nyanan sakit otengé liunan tabia,” Luh Adé Suwarni ngambil tanganné Ngurah Jelada mangda tedun. Nanging gélanné makenyem, enteg sebengné. “Buin jebos Arniek. Sing dadi ngutang-ngutang merta, bas mara imbuhin cuka. Tenang gén Niek. Melahan jemakang kasela abulih, sisir imbuhin gula anggon panyelah mara lakar suud,” baosné Ngurah Jelada malih ngajeng rujaké. Luh Suwarni tan purun piwal raris ngambil kaséla sisira tipistipis, madaging gendis jaka ang-

uyah tabia anggon darang nasi.” Pasaurné Ngurah Jelada. Luh Suwarni sareng daané lianan nampedang cobék rujaké baktana ka pangumbahan piringé. Lanang Geria lan Madé Galang miwah luh-luhé ngituk, angob ring Gusti Ngurah Jelada amung kapanasan, ten sakadi sané siosan sami bujuh siat-siut paesné paketéltél. “Rah Jelada, kénkén carané dadi ten ngrasanin lalah?” Lanang Geria jujut matakén. “Ten kénkén. Biasa-biasa dogén. Sangkal madan sad rasa artinné ada nem rasa di jagaté, ané makecap di lidahé, luiré: manis, pahit, pakeh, sepet, lalah, lan masem. Yén melah baan ngracik pasti rasanné jaen. Cara rasan lawaré. Nanging yén ngulahang nafsu apang mamanes, ngrunteb, nyakitin awak, ningkatang stamina apang bayuné gedé nuutin kaméndria, dadi pilihin ané manut demené. Mawanan ada buah asem nguda, sentul, lan buah kem pang nyak sepet-keset, kéto koné? Madé Sudiari mirib suba

ngerti tetuekné mawanan rujaké mabuaka isinina buah kem, asem nguda lan bebasanné ané masem pedes mimbuh cuka. Nanging yén iraga tangar apang sing kena tipu sujatinné ensim iragané ané di lidahé saling punahang.Yén bas pait, lalah, masem punahang aji ané manis. Yén bas pakeh, sepet, manis punah aji ané pait,” baosné Ngurah Jelada nolih Dék Sudiari. “Badah, yén unduk nika ja tiang ten nawang Tungurah. Kadén makejang timpal-timpalé ané ngaba buah-buahané. Tiang amung ngaénang basa dogén,” pasauré Sudiari marasa katangehan. “Nah, sing kénkén. Melah masih anggon pangalaman. Miribné ada upaya sandi lakar ngaé percobaan, saja ké rujak cingur ngawé anaké pacaran maciuman? Saja ké rujak buah kemé cocok anggon pangantén anyaré?” sapunika baosné Gedé Pandé kalem negesin artin rujaké. “Sujatinné pangalaman iragané mapéstaan kanti punyah,

ngrujak kanti ngeling naanang lalah, pakeh, masem, senggak Ngurah Jelada uli sad rasa dadi sad ripu, liu pikenohné. Ené ané ngawénang iraga lakar tusing bisa engsap matimpal, makanténan, masawitra kayang timpal ané pacaran sayan leket. Dumogi Hyang Widhi ngicén karahayuan, lan matur suksma tekén Madé Sudiari ané dadi sponsor. OM shanti, shanti, shanti OM.” Sapunika Lanang Geria pinaka pamuput. Sami mangkin saling salamin tan wénten salah tampi napi malih brangti budal makta sakit ati. “Daag daag... sampé jumpa di udara….” truna-truniné saling ulapin ngebutang motorné. Sang Hyang Rawi sampun surup ngwetuang warna lembayung, barak, kuning, biru ring langité kadi langsé badung nyiriang jaga nyaluk sanja kasambut antuk lelawah bukalé miber ring langité.

SAKADI sané sampun kauningayang, mabusana adat Bali nénten ja prasida ngawag utawi ulah-aluhan kémanten duaning sios saking nyinahang kalewihan budaya taler madaging antuk tetuek agama Hindu. Punika satmaka nugesang yéning krama patut pisan ngawigunayang busana adat Bali ri kala ngamargiang

upacara agama taler parikrama acara adat. Sakéwanten sané ketah kapanggih mabina-binayan inggih punika pepetet sirah sané kawigunayang olih krama. Prof. Dr. Wayan P. Windia S.H., M.Si. maosang, pepetet sirah utawi udeng wénten kalih soroh, inggih punika marupa jejatéran sané kawigunayang olih

BPM/wan

géna ngadukin rujaké. Mangkin Gusti Ngurah Jelada ngambil séndok anggéna ngajeng rujaké mangda nyidaang nelasang kayang toyanné ring cobéké. “Tungurah... ten kénten ngrubéda nyanan di otengé, sayang...?” Luh Suwarni nguruturut gigir gélanné kasih-asih. Madé Sudiari nyebeng mrusutang lan Madé Budiana malaib kacimah-cimah ka kamar mandi masugi. Gusti Ngurah Jelada nyéndok rujaké kaping untat kantos telas. “Ené mara madan rujak sadripu, ngilangang sad rasané, numbuhang nafsu sad tatayiné,” baosné Ngurah Jelada raris tedun ka natahé makipas-kipas kapanansan, nanging nénten masiutan. “Napi rerehang toya Tungurah, pang ical lalahné?” patakénné Luh Suwarni manying. Madé Sudiari lan Madé Budiana nyumingkin iri lan cemburu, marasa rencananné melését total. “Sing kénkén Arniek. Tiang sing kenapa-napa. Biasa naar

o0*&@&*0o (Masambung)


Upacara

8 Bebantenan Banten, Niyasa Kaagungan Sang Hyang Widhi SANÉ munggah ring sajeroning susastra Wéda, samian krama patut nguningin, nelebang, nymertiang, taler nglaksanayang samian kapatutan magama pinaka pamargin dharma manut ring guna taler swadarmannyané soangsoang. Nénten nyelehin sira krama inucap, napi wangsané, saking dija, napi jabatané, lanang utawi istri, samian patut ngamargiang swadharma magama, éling ring kawéntenan ukum agama inggian Sruti Smrti, Sila, Acara, miwah Ātma nastusti (Manawadharmasastra, II.6). Ajahan agama nénten sawates kauningin taler kamargiang kémanten, nanging patut katelebin tattwa taler suksman ngamargiang ajahan inucap. Parindikan inucap taler patut kamargiang saraina. Uning ring tatwa taler teleb ngamargiang ajahan agama, punika sané mautama. Sayan ketah iraga ngamargiang pamuspan, mayadnya, makarya sarana upacara, sapatutnyané iraga prasida nincapang tingkah polah, parilaksana, miwah pikayunan sayan lewih becik manut ajahan dharma. Santukan nyabran upacara miwah upakara sané kakaryanin wantah dasar pamahpahan ajah-ajahan agama sané matetujon pinaka pembelajaran diri sajeroning ngamargiang kahuripan taler nyujuh sané mautama, inggih punika ”Mokshartam Jagadhita”. Nyabran upacara (sinunggil utsaha nganampekang raga sareng Brahman) mangda setata kasarengin antuk upakara (sarana sané kawigunayang ri kala ngacep kawéntenan Brahman), inggin sané nista, madya, utawi utama taler mangda ketelebin miwah kauningin tetujon ngamargiang upacara inucap taler uning ring kasuksman upakara sané kawigunayang. Antuk punika, upacara miwah upakara mangda madasar sastra-sastra agama, nénten wantah kadasarin antuk ”gugon tuwon, anak mula keto”. Banten sajeroning agama Hindu wantah pinaka basa agama. Ajahan suci Wéda utawi sabda suci Ida Sang Hyang Widhi kasinahang majeng umat utawi majeng krama malarapan basa. Wénten sané ngawigunayang basa sesuratan minakadi Kitab Wéda Samhita sané kasinahang antuk basa Sansekerta. Wénten sané kasinahang antuk basa lisan (bebaosan). Basa lisan (bebaosan) puniki nganutin napi sané kasinahang ring basa sesuratan. Minakadi yéning ring Indonésia kabaosang antuk basa Sansekerta, ring Bali kabaosang antuk basa Bali. Satios punika, Wéda taler kabaosang utawi kasinahang antuk basa Mona. Mona kategesin meneng nanging madaging makéh parindikan sané mabuat indik kawéntenan wéda. Basa Mona punika wantah banten. Sajeroning Lontar Yajña Prakrti kaunggahang, “sahananing bebanten pinaka raganta tuwi, pinaka warna rupaning Ida Bhatara, pinaka anda bhuana” tegesnyané; sahananing bebantenan (upakara) wantah pinaka niyasa agga sariran iraga, niyasa kaagungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, miwah pinaka niyasa Bhuwana Agung (jagat). Sapunika taler sané kaunggahang ring sajeroning Lontar Tegesing Sarwa Banten, kabaosang; “Banten mapiteges pakahyunan, nga; pakahyunané sané jangkep galang” Tegesnyané; Banten wantah daging pikayunan, pikayunan sané jangkep tur bersih. Yeneng selehin malih, banten wantah niyasa saking pikayunan sané jangkep sané kadasarin antuk pikeneh sané tulus suci. Makarya banten sané makanten asri, bersih, jangkep taler madaging sakatah simbol patut kadasarin antuk pikayunan ning, suci nirmala taler lascarya. Wentuk banten puniki madué tetuek taler nilai sané ageng taler madaging sakatah simbol utawi niyasa sané mabuat pisan. Banten puniki taler kasinahang pinaka wentuk nyinahang rasa tresna, bakti taler asih.

Redité Paing, 31 Juli 2016

Daha Malom, Tarian Sakral Désa Ngis NYABRAN awarsa apisan nepet Sasih Kasa matemu Purnama Kajeng, ring wewidangan Désa Ngis, Kecamatan Manggis, Kabupatén Karangasem kamargiang Usaba Puseh. Pamargin usaba puniki kamargiang salami nem raina. Mawit raina kapertama, krama ngamargiang upacara sané kawastanin Usaba Mping, raina kaping kalih kawastanin upacara Pamahbahan, raina kaping tiga Pabantenan, raina kaping pat mawasta Pangraméan, raina kaping lima utawi pucak Usaba Puseh kawastanin Panyangjangan, miwah raina kaping nem kawastanin Parejangan. Ring raina kaping lima utawi ri kala upacara Panyangjangan, kasolahang tarian sané macihna pisan ring Désa Ngis inggih punika sesolahan Daha Malom. Manut Jero Kubayan, panglingsir sané banget kaajiang ring désa inucap maosang, sesolahan Daha Malom wantah wénten ring Désa Ngis, Karangasem. Sesolahan puniki wan-

tah pinaka sesolahan sakral sané kasolahang ri kala Usaba Puseh ring raina kaping lima utawi ri kala upacara Panyangjangang. “Sané Nyolahang wantah sareng kalih, anak istri sané durung menék kelih utawi bajang. Gerakannyané taler sederana pisan,” dané maosang. Kategesang malih, kekalih anak istri inucap satios durung menék kelih taler nénten dados cedangga miwah nénten dados madué paiketan pasametonan sareng angganing prejuru Désa Adat Ngis. Kekalih anak istri inucap taler pacang nyolahang sesolahan Daha Malom salami tigang warsa utawi kaping tiga nemonin Usaba Puseh. “Dané pacang nyolahang sesolahan Daha Malom salami tigang warsa. Salami tigang warsa inucap taler anak istri kekalih niki nénten dados keni cedangga taler durung menék kelih. Yéning sampun menek kelih utawi cedangga, dané pacang kagentosin,” Jero Kubayan sané mapésengan I Wayan

Witha Raga puniki negesang. Indik busana sané kawigunayang sajeroning sesolahan Daha Malom taler macihna pisan. Sané musanain taler mangda anak istri sané sampun lingsir utawi sampun usan kotor kain. Sané nyolahang Daha Malom mabusana kain gringsing, mabungkung ring makadasa jrijin tangané, magelang, miwah magelungan antuk pepayasan gelung madaging sekar jepun, sekar seroni, sekar medori putih, plawa, miwah daun pisang nguda/plosor. Tetuek saking sesolahan Daha Malom puniki nyihnayang ajahan Tri Hita Karana. Daha maartos muda, lom maartos landuh/subur. Mawinan sesolahan Daha Malom puniki matetuek pinaka rasa suksmaning manah majeng ring Bhatara Wisnu sané sampun micayang kalanduhan/kesuburan ring jagate, pamekasnyané ring Désa Ngis, mawinan para sentana salanturnyané kantun prasida nami kalestarian palemahan sané kantun lom. (uma)

BPM/wan

DAHA - Sadurung jagi ngamargiang sesolahan, makakalih Daha Malom meneng ring jeroan pura sinambi nyantosang parikrama upacara jagi kalanturang malih

Usaba Puseh Désa Ngis

Kamargiang Salami 6 Raina 5 Wengi SOANG-soang désa ring Bali lumrahnyané madué pura sané kawastanin Pura Puseh utawi taler sering kabaos Pura Désa. Ring Pura Puseh punika ketah krama nglaksanayang karya sané karemba olih samian krama sané magenah ring désa sané mapaiketan. Pamargin upacara ring Pura Puseh utawi Désa madué dresta sané matios-tiosan nganutin kapercayan krama désa. Sapunika taler upacara Usaba Puseh Désa Adat Ngis, Manggis, Karangasem. Pamargin éédan Usaba Puseh sané kalaksanayang olih krama Désa Adat Ngis irika madué katawahan sané majanten nénten kaduénang olih désa tiosan. Minakadi sané kabaosang sinunggil panglingsir Désa Ngis I Wayan Witha Raga sané taler kaloktah pinaka Jero Kubayan olih krama irika nguningayang soang-soang désa madué katawahan, sapunika taler Désa Ngis. Silih tunggil katawahan sané kaduénang Désa Ngis, Désa Adat Ngis kapimpin olih petang diri pimpinan sané madué tugas pinih utama ring désa inucap. Kapetang diri pimpinan désa inucap minakadi kawastanin Jero Pasek, Jero Kubayan, Jero Nyarikan miwah Jero Mangku Puseh. Nglantur dane nlat-

arang, Jero Pasek madué tugas ngicén keputusan ring désa. Yéning Jero Kubayan madué tugas pinaka bendahara, nglaksanayang sakancan upacara miwah muputang makudangkudang pikobet rumasuk ngicén tuntunan. Jero penyarikan madué tugas pinaka juru tulis. Salanturnyané Jero Mangku sampun janten tugasnyané muput upacara. Siosan punika manut dané sané sampun ngamel tugas pinaka Jero Kubayan mawit warsa 1977, kantun akéh katawahan lianan sané wénten ri kala pamargi Usaba Puseh. Ngutamayang simbolis-simbolis minakadi ngedum guling sané sampun katurang. Tenggek guling kaepah dados tigang potong. Tenggek guling kaedumang majeng Jero Pasek, cadik guling kaedumang majeng Jero Kubayan miwah baong guling kapolihang Jero Mangku Puseh. Mungguing potongan ungkur utawi ikut guling kaedumang majeng Jero Penyarikan. Yéning ukudan guling kaedumang majeng prajuru-prajuru sané nyokong karya. “Punika nyiriang yéning leluhur sané riin sampun mikenohin ngepah tugas-tugas sajeroning ngamargiang Usaba Puseh,” baosnyané.

Indik busana para pimpinan désa nganggén busana sarwa putih. Dawan kamben sawatara limang meter sané kanggén olih soang-soang pimpinan, kajangkepin saput miwah slémpod. Busana sarwa putih sané kanggén olih para pimpinan désa puniki wantah kanggén nepet raina kaping lima utawi puncak karya ri kala pacang kapéntasang sasolahan Daha Malom. Upacara Usaba Puseh setata kamargiang awarsa apisan, ri kala Sasih Kasa matemu Purnama Kajeng. Runtutan karya kamargiang salami nem raina limang wengi. Manut Jero Kubayan, ring raina kapertama kawastanin Usaba Mping, ri kala Usaba Mping punika samian pralinggan Ida Bhatara kapanggung ring ajeng Balé Agung miwah kadagingin pamuspan sinarengan. Salanturnyané ring raina kaping kalih Usaba Puseh kawastanin Pemahbah kadagingin antuk ngias palinggih olih truna-truna désa miwah kalaksanayang éédan makiis ka segara ring Désa Sengkidu. Raina kaping tiga kabaos Pabantenan, ri kala punika krama désa motong bawi petang ukud. Ring raina kaping pat Usaba Puseh kawastanin Pangraméan, ri kala punika katampah bawi aukud

kalaksanayang olih krama sané kawastanin krama pamaksan, siosan punika krama lianan taler rauh ngaturang bakti. Mungguing ring raina kaping lima kawastanin Panyangjangan, ri kala punika sawatara jam tiga nyoreang upacara ngawit kamargiang. Ida kairing ka Pura Sumuh, rauh saking Pura Sumuh kantos ring catus pata Ida kasanggra olih Daha kalih diri sané sampun sayaga nyolahang sasolahan Daha Malom. Sesampuné rauh ring pura para pimpinan sinarengan budal ka jeronnyané soang-soang, dané negesang, genah medal para pimpinan taler matios-tiosan. Jero Pasek medal ngamarginin pamedal sisi Kauh, Jero Mangku Puseh ngamarginin pamedal sisi Kaja, Jero Kubayan Medal saking sisi Kangin tur Jero Penyarikan medal saking sisi Kelod. Samian pimpinan inucap budal magentos busana nganggén busana sarwa putih. Salanturnyané sesampun mapupul kapetang diri pimpinan ring Balé Agung sinambi ngadeg wau rauh kalih daha sané nyo-

lahang sasolahan Daha Malom. Ring raina kaping nem Usaba Puseh kawastanin Parejangan, ri kala punika samian daha lanang istri kapatutang ngayah ngaturang sasolahan rejang miwah pendet. Parindikan lianan sané tawah ring Pura Puseh Désa Ngis, samian krama ri kala tangkil ka pura Puseh nénten kadadosang nganggén alas kaki. Alas kaki kagenahang ring sisin wewidangan pura. “Parindikan sané katami punika madué tetujon mangdané tetep setata éling yéning sekancan wentuk kahuripan mawit saking ibu pertiwi utawi gumi,” baosnyané. Siosan punika, dané pinaka Jero Kubayan ngangganing panglingsir lianan madué pangapti antuk kawéntenan simbol-simbol tradisi banget mapangapti majeng pretisentana kawekas nénten pacang nglaliang tugas-tugas ring désa. “Mangda prasida tetep ngawi imbang Bhuwana Agung miwah Bhuwana Alit. Sapunika pangaptin titiang,” baosnyané nguntatin. (yan)

Satua

BPM/wan

(Ida Rsi Bhagawan Smerthi Kusuma Wijaya Sebali)

USABA- Apisan sajeroning awarsa krama Désa Adat Ngis, Karangasem setata ngamargiang Usaba Puseh. Wenten sakatah parindikan tawah sane kalaksanayang sajeroning upacara Usaba Puseh sané kantun kakukuhang.

Olih : Madé Taro

Pan Cubling Ngubuh Nyawan DISUBANÉ I Lutung ngemaang préntah, ditu para bojogé nyumunin nimpug umahné Pan Cubling. Ulian ningeh munyin raab kubonné pagrédang ulungin batu, Pan Cubling bangun. Ia nolih para bojogé ngamuk, nimpug kubonné kanti das-dasan benyah. Pan Cubling kauk-kauk uli tengah umahné, “Eh Bojog, bangsat Cai...!” Pangamuk bojogé ngancan ngaéngang. Raab lan dinding kubonné Pan Cubling suba benyah. Para bojogé ngancan maakin kubonné Pan Cubling. Ulian kerasné nyabatang batu, ditu lantas kena umah nyawané Pan Cubling ané sedeng mataluh. Nyawan-

nyawané ané marasa umahné us a k - a s i k a marasa gedeg, ditu lantas para nyawané nyinget bojog-bojogé ané sedeng ngamuk. Ada ané nyinget kupingné, cunguhné, bibihné kanti ka awak-awak bojogé singet nyawan. Makejang bojogé nuuh kasakitan. Ada bojog ané ngidaang malaib, ada ané paling naanang sakit. Pan Cubling lantas ngaukin para sandingané. Bojogé ané enu ada di kubonné Pan Cubling lantas ejuka lan krangkéngina. Uli sukat ento, tusing ada bojog ané bani tuun gunung, apabuin ka tegalné Pan Cubling. Puput

Rédaksi nerima reriptan marupa artikel (paling akéh 3500 huruf), satua ringkes (paling akéh 6000 huruf), puisi, geguritan miwah sané siosan. Reriptan mangda kakirim ring alamat: Bali Post Jalan Kepundung 67 A Dénpasar. Taler dados ring email: bali_orti@balipost.co.id.


MINGGU PAING, 31 JULI 2016

9

Higuain Pindah Bukan Karena Uang HAL 10

Alasan MU Harus Rekrut Pogba DALAM beberapa pekan terakhir, Paul Pogba terus dikabarkan bakal kembali memperkuat Manchester United. The Reds Devils sangat menginginkan bintang Juventus tersebut untuk melengkapi revolusi skuad di bawah pelatih baru Jose Mourinho. Meskipun memiliki label harga selangit yang dikabarkan bakal memecahkan nilai transfer Gareth Bale, Manchester Merah tidak akan menyesal memiliki Il Polpo dalam skuad. Berikut lima alasan MU harus membeli Pogba: 1.Berkualitas bintang Pogba meninggalkan MU pada 2012, dengan bebas transfer ke Juventus. Dia menilai bakatnya tidak akan berkembang di Old Trafford, karena hanya menjadi penghias bangku cadangan dengan catatan tujuh kali merumput. Bersama Juventus Pogba memiliki empat medali emas Serie A yang didapat secara beruntun, dua Coppa Italia, dua Supercoppa Italia, lalu sederet penghargaan pribadi termasuk Golden Boy dan Bravo Award. Dia juga masuk FIFA FIFPro World XI dan UEFA Team of the Year pada 2015. Di level internasional Pogba menjadi andalan Tim Nasional Prancis. Kala Piala Eropa 2016 di kampung halaman, dia menjadi tumpuan Tim Ayam Jantan yang menjadi runner-up turnamen. 2.Pemain kunci di lini tengah Musim lalu di bawah asuhan Louis van Gaal. Meskipun finis kelima di klasemen akhir Premier League, penampilan Manchester United di atas lapangan jauh dari ekspektasi. Pasalnya, fakta menunjukkan walaupun memiliki rata-rata ball possession mencapai 59.92 persen, mereka inferior jika memiliki statistik passing dan tekel. Karena itu, meskipun memiliki persentase ball possession yang memukau, Manchester United hanya bisa sedikit mencetak gol hingga minim shot on goal. Dengan segala kreativitas yang dipunyai, Pogba akan menjadi jawaban dari kurang geregetnya lini tengah Man United. 3.Versatility Manchester United memiliki masalah di lini tengah yang menumpuk. Bahkan Van Gaal sampai berani melakukan eksperimen dengan memasang pemain-pemain bukan di posisi aslinya, seperti Wayne Rooney, Ashley Young, dan Marouane Fellaini. Jika Manchester United memiliki Pogba, Rooney akan kembali berstatus penyerang meskipun harus bersaing dengan Zlatan Ibrahimovic, Anthony Martial, dan Marcus Rashford. Pogba memiliki insting bertahan dan menyerang yang sama baiknya. Musim 2015-2016, Pogba rata-rata mencetak gol per lima laga. Lalu meskipun tampil lebih ke dalam, dia memiliki catatan dribble sempurna sebanyak tiga kali per laga. 4.Tangguh dalam duel udara dan bertahan Dengan postur menjulang tinggi, kehadiran Pogba sangat dibutuhkan lini tengah tim. Di Serie A musim lalu, dia tercatat dua kali memenangi duel udara per laga, atau terbaik kedua untuk ukuran gelandang. Selama 90 menit bertanding, Pogba sembilan kali memenagi duel dan melakukan 2.3 tekel. Rata-ratanya di Serie A musim lalu seorang gelandang mencatatkan enam memenangi duel dan 2.1 tekel. 5.Pantas dihargai mahal Dengan kualitas sederet yang dimiliki, Pogba pantas dihargai dengan nilai tinggi. Kuat dalam berduel, seperti Fellaini, tendangan jarak jauh seperti Rooney, visi dan kualitas bertahan seperti Michael Carrick, lalu skill mengolah bola layaknya para pemain dari Amerika Latin. (kmb33/rtr)

MAHAL - Jika diizinkan pindah oleh Barcelona, Neymar bisa menjadi pemain termahal di dunia.

HARGA MAHAL AKIBAT PASAR

Los Angeles –

Carlo Ancelotti menilai harga pemain yang terus meroket adalah dampak tak terelakkan dari semakin populernya sepak bola. Membicarakan semakin banyaknya uang yang berputar di bursa transfer pemain dalam beberapa tahun terakhir ini memang tidak bisa dilepaskan dari semakin tingginya pendapatan sebuah klub, terutama dari hak siar. Gonzalo Higuain baru saja dilepas dari Napoli ke Juventus dengan banderol 90 juta Euro yang menjadi transfer termahal ketiga di dunia sejauh ini. Sementara itu, Manchester Untied masih terus berjuang mendapatkan Paul Pogba yang dilaporkan berharga 120 juta Euro yang akan menjadi rekor transfer tertinggi. Menyimak fenomena ini, manajer Bayern Munich itu mengaku tidak terkejut. Menurutnya, harga pemain akan selalu mengikuti kemauan pasar. Pasar yang dimaksud bersumber dari masyarakat yang mencintai sepakbola dan selalu menuntut lebih. “Saya pikir fenomena ini bukan cuma terkait dengan sepakbola saja, tetapi juga

pasar. Tentu saja situasi pasar akhir-akhir ini terus meningkat. Pasar tetaplah pasar, ada yang menjual, ada yang membeli,” terang Ancelotti di sela-sela tur pramusim Bayern di Amerika Serikat, Sabtu (30/7) kemarin “Itulah cara pasar bekerja. Apakah lebih besar dari masa lalu? Tentu saja. Investasi hak siar televisi juga membuat sepak bola terus membesar. Sepak bola adalah industri yang sangat penting dan sangat menarik. Dan inilah yang terjadi. Ini bukan sesuatu yang spesial, karena orang-orang memang selalu mencintai sepak bola,” imbuhnya. Hal senada diungkapkan pelatih Juventus Massimiliano Allegri. Dia menyebut tak ada

Harga Icardi 60 Juta Euro

Paul Pogba

BPM/rtr

New York – Presiden Inter Milan Erick Thohir menegaskan, bahwa Mauro Icardi berharga lebih dari 60 juta euro (Rp 879 M). Tapi tak berarti Nerazzurri akan menjual Icardi. Pernyataan Thohir ini kembali untuk menanggapi rumor seputar masa depan Icardi yang sampai saat ini masih saja terus bergulir. Icardi diklaim oleh agen sekaligus istrinya (Wanda Nara) menginginkan kontrak baru sekaligus kenaikan gaji. Meski demikian, kubu Inter selalu membantah akan menjual Icardi meski ada tawaran menggiurkan dari klub-klub lain. Kali ini giliran Napoli yang disebut-sebut ngebet mendatangkan Icardi. Kubu Il Partenopei kabarnya sudah mengeluarkan tawaran sekitar 60 juta euro plus beberapa pemain untuk memboyong

Icardi ke San Paolo. Tawaran yang mana ditolak mentahmentah oleh kubu Inter. “Kami semua berharap angkanya lebih dari 60 juta euro. Tapi untuk kami hal itu tidak penting saat ini,” ujar Thohir, Sabtu (30/7) kemarin. “Inter sudah berurusan dengan hal seperti ini selama beratus-ratus tahun. Inter adalah untuk para pemain yang ingin menjadi lebih baik. Ini terjadi setiap tahunnya,” sambungnya. Icardi sendiri sejak gabung Inter pada 2013, memang jadi andalan di lini depan dengan torehan 52 gol dari 101 penampilan. “Dia adalah pemain yang sangat penting untuk tim, dia adalah kapten kami. Kami sedang membangun tim dan kami harus melihat perubahan yang ada,” tutupnya. (kmb33/rtr)

yang menetapkan harga pembelian dari seorang pemain. “Bukan kami yang menentukan harga, tapi pasar yang memutuskan. Mungkin beberapa pemain pantas dihargai sesuai pasar, beberapa lainnya tidak,” kata dia seusai pramusim melawan Tottenham Hotspur. Allegri mengatakan, soal uang besar yang harus dikeluarkan pun bukan kehendak klub. “Itu hukum pasar dan kami hanya mengikutinya,” ujarnya. Sedangkan Jurgen Klopp merasa tak begitu terpengaruh dengan bebarapa rivalnya dalam bursa transfer untuk beli pemain mahal. Bagi dirinya membentuk satu tim yang solid lebih diutamakan ketimbang ia harus memboyong pemain mahal.

Ia juga menegaskan, bahwa menjadi sebuah kesalahan besar bila dirinya bersaing hanya untuk mendatangkan pemain dengan harga yang mahal tanpa mau berusaha untuk membentuk sebuah kualitas. Bagi Klopp Klub akan lebih berkembang bila disibukkan dengan olah kualitas bukan sibuk dengan target beli pemain mahal. Jika itu memang diperlukan, Klopp akan lebih memilih secara spesifik bukan dengan memagari harga selangit. Pelatih asal Jerman tersebut memang sempat mendatangkan pemain seperti Sadio Mane dan Georginio Wijnaldum untuk skuadnya, akan tetapi harga yang ia berikan kepada kedua pemain tersebut masih kalah jauh dengan rivalnya, MU yang berniat membeli gelandang Juventus Paul Pogba seharga £ 100m. Dan lagi-lagi Klopp tak terlalu bergidik dengan keputusan MU tersebut. Ia merasa tak perlu mengikuti apa yang se-

harusnya tidak ia ikuti. Bagi dirinya membeli pemain dengan harga mahal memiliki konsekuensi besar. Sepak bola bagi dirinya adalah tentang skill bermain bukan harga pemain. Sepak bola adalah tentang bagaimana menjaga pertahanan. Harga mahal akan berdampak pada tanggung jawab pemain, ia bisa jadi akan tertekan untuk melakukan yang tak mungkin ia lakukan. Mantan pelatih Borussia Dortmund tersebut juga mengatakan, bahwa dirinya lebih senang melihat potensi pemain dalam klubnya, ia lebih tertarik membangun Klub dibandingkan apapun. Ia bisa saja membeli pemain mahal untuk perkuat klubnya namun bukan itu tujuan dari Klopp. “Saya bisa saja beli pemain mahal, namun bukan itu tujuan saya,” jelas Kloop. Memang harga pemain terkadang tidak menjamin kualitasnya di lapangan. (kmb33/ap/rtr)


BOLA MANIA

10

Minggu Paing, 31 Juli 2016

Ajax dan Napoli Incar Balotelli Liverpool – Dua klub besar Eropa, Ajax dan Napoli dikabarkan ikut serta bersaing dalam perlombaan mendatangkan penyerang muda Liverpool, Mario Balotelli. Kabarnya penyerang berkebangsaan Italia itu akan dilepas oleh manajemen The Reds pada bursa transfer musim panas ini. Sebelumnya Balotelli digadang-gadang merupakan pemain yang dapat mengangkat prestasi liverpool. Namun kenyataannya, sejak kepindahannya dari AC Milan pada musim panas 2014, ia gagal menunjukkan permainan yang mengesankan. Sejumlah klub seperti Besiktas dan Sampdoria sebelumnya dikaitkan dengan penyerang berjuluk Super Mario itu. Namun mereka kemungkinan besar akan melakukan pinjaman terhadap pemain lain, lantaran besarnya tuntutan upah yang diajukannya. Harian lokal Italia, Sabtu (30/7) kemarin mengabarkan jika Ajax dan Napoli mulai menanyakan status pemain berusia 25 tahun tersebut. Mereka kabarnya tertarik untuk merekrut sang pemain dalam bursa transfer musim panas ini. Napoli memang sedang mencari pengganti Gonzalo Higuain yang resmi hengkang menuju Juventus. Selain dua

klub Eropa tersebut, Balotelli juga sangat santer dikaitkan kepindahannya menuju Tiongkok. The Reds tampaknya memang sudah tidak menginginkanya. Meski demikian, Balotelli tetap menunjukkan berlatih sungguh-sungguh meskipun tak masuk dalam tim utama. Dalam gambar yang dibagikan lewat Instagram-nya, pemain 25 tahun tersebut menunjukkan habis berlatih dengan tim cadangan The Reds. Saat ini tim utama Liverpool tengah berada di California, Amerika Serikat untuk menjalani pra musim. Di sana pasukan Jurgen Klopp akan menjalani pertandingan pra musim melawan AC Milan dan AS Roma. Tak ada nama Mario di sana. Pemain yang musim lalu menjalani masa peminjaman bersama Milan tersebut memang bukan rencana masa depan bagi pelatih. Selain itu, Balotelli juga tak masuk dalam skuat U-23 ketika menjalani laga uji coba lawan Rhyl pada akhir pekan. Tapi ia menjalani latihan bersama anak-anak muda ini. “Tetap bekerja keras meskipun berlatih dengan tim cadangan. Sesi yang sangat berkualitas hari ini bersama dengan pemain top,” tulis Balotelli bersama dengan fotonya bersama rekan-rekannya. (kmb33/rtr)

Karius Cedera Klopp Cemas

BPM/rtr

PINDAH - Kepindahan Gonzalo Higuain ke Juventus memicu kontroversi, termasuk dengan klub asalnya, Napoli.

Higuain Pindah Bukan Karena Uang Turin –

Agen Gonzalo Higuain menyebut kliennya pindah ke Juventus bukan karena godaan uang, melainkan karena proyek jangka panjangnya yang lebih jelas ketimbang Napoli. Setelah melalui proses transfer yang berlarutlarut, Higuain akhirnya meresmikan kepindahannya ke Juve dengan nilai 90 juta euro. Ini menjadikannya pemain termahal dunia ketiga.

Mario Balotelli

BPM/ap

The Foxes Cari Pengganti Kante Leicester – Kepergian N’Golo Kante menjadi kehilangan besar Leicester City. Tapi Claudio Tanieri tahu dan berpengalaman mencari pengganti pemain yang dibutuhkan The Foxes. Menjadi salah satu sosok penting keberhasilan Leicester menjuarai Premier League musim lalu, Kante kini sudah berganti seragam Chelsea. Gelandang berkebangsaan Prancis itu ditebus The Blues dengan banderol 30 juta poundsterling. Transfer Kante jadi pukulan besar untuk Leicester. Tapi Ranieri meyakini kalau tidak ada pemain yang tidak tergantikan. Apalagi Leicester sudah terbiasa kehilangan pemain penting, tapi kemudian bisa mencari pengganti yang sepadan. “Saya pikir kondisinya sama seperti tahun lalu dengan Cambiaso. Sulit untuk menggantikannya, tapi kami menggantinya. Kondisinya sama, sepak bola terus berjalan, tidak berhenti,” ucap Ranieri, Sabtu (30/7) kemarin.

“Sepak bola bisa kehilangan saya, Wes Morgan, setiap orang. Tapi orang lain akan terus memainkan sepak bola. Saya pikir kami punya skuat yang bagus, kita akan melihatnya. Jika kami membutuhkan pemain lebih, bos kami siap membeli,” lanjut manajer asal Italia itu. Leicester akan kehilangan pemain-pemain pilarnya sebenarnya sudah diprediksi sejak mereka secara mengejutkan bisa bersaing di papan atas klasemen hampir sepanjang musim. Ranieri setidaknya masih beruntung karena Jamie Vardy sudah memastikan bertahan, begitu pun dengan Andy King yang telah lalu meneken kontrak baru. “Klub bekerja dengan baik. Saya pikir mereka ingin bertahan bersama kami. Untuk mencoba dan berkembang melebihi musim lalu kami tahu sangat sulit, tapi kami ambisius.” “Penting buat pemainpemain itu meneken kontrak, bertahan bersama kami, merasakan pengalaman di Liga Champions. Setelah itu, kita lihat saja,” tuntas Ranieri. (kmb33/ap)

Higuain akan dikontrak selama lima tahun dan diberi kostum bernomor punggung sembilan. Kepindahan Higuain ini menyulut emosi dari kubu Napoli. Tak cuma fans yang menunjukkan dengan cara membakar jersey Higuain dan membuangnya ke toilet, Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis tak kalah berangnya dengan menyebut pemain 28 tahun itu sebagai pengkhianat. Pengakuan Higuain soal hubungannya yang tidak harmonis dengan De Laurentiis dibalas langsung oleh pria yang juga berprofesi sebagai produser film lewat pernyataan panjang. Di mana salah satunya menyebut Higuain sebagai pemain mata duitan. Terkait komentar-komentar pedas De Laurentiis tersebut. Nicolas Higuain yang juga adalah kakak sekaligus agennya membantah kalau adiknya disebut mengutamakan uang semata. Pasalnya, Juve menjanjikan prospek yang lebih cerah dalam urusan trofi ketimbang Napoli. Seperti diketahui, Higuain baru meraih satu trofi Coppa Italia sejak mem-

perkuat Il Partenopei tiga musim lalu. “Saya mendengar, bahwa dia bicara soal pertemuan kami soal kontrak baru Gonzalo,” ujar Nicolas, Sabtu (30/7) kemarin. “Yang bisa saya katakan adalah kami tidak pernah mencapai kata sepakat, karena masalahnya bukan soal uang, tapi proyek dan saya sudah katakan itu berkalikali. De Laurentiis memang menawarkan kontrak dengan angka yang lebih tinggi ketimbang Juve, tapi ini bukan soal uang,” imbuhnya. Higuain menikmati tiga musim di San Paolo, tidak terkecuali musim lalu ketika mantan pemain Real Madrid itu mencetak rekor 36 gol di Serie A Italia dalam 35 pertandingan, hingga membawa tim bersaing meraih Scudetto dengan Si Nyonya Tua. Pemain berusia 28 tahun itu mengangkat gelar Coppa Italia dan Supercoppa Italia bersama klub, tetapi kemudian merasa frustasi dengan kegagalan Napoli meraih gelar liga dan memilih untuk pindah ke Turin. (kmb33/rtr)

Berikut pernyataan De Laurentiis yang termuat di situs Napoli. Saya membaca pernyataan Gonzalo Higuain saat dia diperkenalkan di konferensi pers di Juventus. Dan saya ingin berkomentar, pada bagian setelah dia bilang Juventus adalah keluarga yang besar dan dia senang memakai seragam mereka. Dia mengklaim kalau alasan utama dia bergabung dengan klub itu adalah saya. Saya berpikir panjang apakah kata-kata itu layak dibalas, karena semua orang tahu dengan jelas apa yang terjadi. Lalu saya memutuskan untuk mengatakan sesuatu, supaya tidak dilupakan di masa depan. Ini jawaban saya: 1. Jika Tuan Gonzalo Gerardo Higuain terganggu dengan keberadaan saya, dia butuh waktu yang sangat lama untuk mulai merasakan itu, kecuali dia adalah pembohong atau seorang aktor ulung. Saya ingin menegaskan bagian itu, karena saya tahu hal-hal soal aktor. 2. Kami menghabiskan banyak waktu bersama, bahkan belakangan ini. Contohnya adalah sepanjang hari yang kami habiskan di Komite Disiplin di Roma pada 15 April, untuk meminta keringanan hukuman larangan bertanding empat kali saat menjalani balapan seru menuju Scudetto. Saya yakinkan Anda kalau Gonzalo sangat tenang dan tidak menunjukkan sikap tidak suka pada saya. Banyak orang di sana yang bisa memberikan kesaksian. 3. Entah kenapa agennya tidak pernah bersabar pada beberapa kali kami bertemu membahas kontrak baru? Apakah mereka sudah sangat tidak punya toleransi pada saya, sehingga membuat mereka tidak mau membicarakan uang. Uang dalam jumlah banyak dengan ketersediaan dan saling pemahaman. 4. Bukankah agennya merasa malu untuk mengatakan tim tempatnya bermain dan telah membantunya mencetak 38 gol tidak cukup untuk jadi penantang? Bukankah dia harusnya malu untuk mengatakan rekan setim Gonzalo adalah sampah. Padahal Napoli merupakan tim di Italia dengan penciptaan peluang terbanyak, sesuatu yang sangat penting terkait jumlah golnya yang sangat banyak. 5. Mencoba menjelaskan kalau itu adalah kesalahan saya adalah tindakan yang tidak memiliki rasa hormat tinggi pada Neopolitans (warga Napoli). Jika Higuain membaca sejarah Napoli, dia akan tahu kalau kota ini adalah satu-satunya yang berhasil memukul mundur tentara Nazi sebelum kedatangan orang-orang Amerika yang menemukan kota ini sudah terbebas saat mereka memasukinya. Anda bisa mengkhianati orang-orang ini jika Anda tidak punya malu. Tapi Anda tidak bisa mengambil harga diri mereka.

N’Golo Kante

BPM/rtr

Liverpool – Kiper baru rekrutan Liverpool, Loris Karius harus absen cukup lama karena cedera. Kedatangan Karius menuju Anfield pada musim panas ini diharapkan membuat Simon Mignolet terpacu untuk berusaha mempertahankan posisinya dalam skuad utama Liverpool. Karius nyatanya harus melewatkan pertandingan pertamanya, lantaran mengalami patah tulang di tanganya. Cedera tersebut diperoleh Karius usai bertabrakan dengan rekan satu timnya, Dejan Lovren tengah pekan kemarin. Akibat hal itu, kiper berusia 23 tahun itu terancam absen sekira delapan hingga 10 minggu untuk menjalani proses penyembuhan. Setelah insiden tersebut, Karius mengeluh tidak nyaman pada bagian tangannya. Setelah pertandingan, klub memutuskan untuk melakukan pemindaian untuk mengetahui seberapa parah cedera yang dialaminya. Mantan kiper Mainz ini langsung dipulangkan kembali menuju Inggris dari Cali-

fornia. Kabarnya, Karius harus menjalani operasi untuk memperbaiki struktur tulangnya yang rusak. Manajer Liverpool, Juergen Klopp mengaku terpukul dengan cedera Loris Karius. Hal ini juga membuat fans Liverpool cemas, mengingat Mignolet memang tak pernah meyakinkan sebagai orang nomor satu di bawah mistar. Tapi Klopp tidak sependapat dengan itu, dan dia yakin bahwa Mignolet bisa menggantikan peran Karius sementara. “Yang namanya cedera memang tidak pernah datang di saat tepat,” ujar Klopp, Sabtu (30/7) kemarin. “Tapi itu bukan berarti saya sudah memilih siapa kiper utama atau yang lain. Ini soal mengumpulkan informasi soal para pemain, jadi kami harus tahu sedikit soal dirinya, demikian juga dengan Mignolet,” sambungnya. “Ini hanya soal persaingan antara dua pemain. Jadi persaingan ini akan berlangsung untuk beberapa pekan ke depan, 100 persen pasti,” tutupnya. (kmb33/ap)

Partai Pembuka La Liga

Ronaldo Kemungkinan Absen Ann Arbor – Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane menyebut Cristiano Ronaldo kemungkinan absen di pekan pertama La Liga, karena belum pulih total dari cederanya. Ronaldo saat ini masih menjalani liburan usai tampil di Piala Eropa 2016, di saat teman-temannya sudah berada di Amerika Serikat untuk menjalani sesi pramusim. Hal ini dilakukan karena Madrid ingin memberikan libur panjang kepada bintangnya tersebut, mengingat Ronaldo sudah melakoni begitu banyak pertandingan musim lalu. Apalagi Ronaldo sendiri mendapat cedera lutut kiri di final Piala Eropa lalu. Sambil berlibur, Ronaldo memang menyempatkan diri untuk memulihkan kondisi lututnya agar fit menyambut musim 2016/2017. Zidane selaku pelatih Madrid lantas mendapat pertanyaan perihal kondisi Ronaldo dalam sesi konferensi pers jelang laga International Champions Cup kontra Chelsea. Menurut Zidane, Ronaldo sudah dipastikan absen saat Madrid menghadapi Sevilla di Piala Super Eropa, 9 Agustus mendatang. Meski demikian, ada sedikit peluang dia main di laga pembuka La Liga kontra Real Sociedad (21 Agustus), walaupun Zidane belum mau memastikannya lebih rinci. “Pada umumnya, cedera yang Ronaldo alami butuh sebulan proses pemulihan, dan kami harus memastikan bahwa dia sudah siap untuk bermain,” tutur Zidane, Sabtu (30/7) kemarin. “Kami tidak bisa langsung memainkannya setelah absen sebulan. Ada jarak 12 hari dari Piala Super Eropa hingga pekan pertama musim. Jadi kami belum yakin soal itu, tapi yang pasti dia aka ber-

sama tim. Tapi saya rasa dia tidak akan bermain di pekan pertama liga,” sambungnya. Tanpa Ronaldo, Zinedine Zidane pun mencoba beberapa variasi formasi. Ia pun menjajal inovasinya saat melakoni laga International Champions Cup (ICC) 2016, melawan PSG. Sayang timnya justru menelan kekalahan 1-3. Dalam laga itu, Zidane memang lebih banyak menurunkan para pemain mudanya. Lini depan Madrid dihuni Alvaro Morata, Jese Rodriguez, dan Lucas Vazquez. Untuk lini tengah, Zidane mempercayakan Mateo Kovacic, Isco, dan Casemiro. Formasi 4-3-3 tampaknya tetap menjadi pilihan Zidane. Patut ditunggu, apakah sang bintang akan turun di laga perdana nanti. (kmb33/rtr)

BPM/rtr

Cristiano Ronaldo


Minggu Paing, 31 Juli 2016

GELANGGANG

11

52 Pemain Ikuti Seleksi Perseden U-17 Denpasar (Bali Post)Tercatat 52 pemain mengikuti seleksi pembentukkan tim Perseden U-17 di Lapangan Pemecutan, Sabtu (30/7) kemarin. Seleksi terkesan mepet, hingga diharapkan pembentukkan tim definitive, Senin (1/8) besok. Sektim I Gusti Lanang Rai di Denpasar kemarin, menerangkan ke-52 pemain seleksi berasal dari enam SSB, yakni Putra Pegok, Damar Cakti, Guntur, Kundalini, Nusantara, dan Udiyana Sanur. Ia berharap SSB lain mengirimkan pemain terbaiknya guna mengikuti seleksi. ‘’Kami sudah menghubungi SSB di Denpasar, supaya mengikutsertakan pemainnya ikut seleksi,’’ pintanya. Gusti Lanang Rai menambahkan, seleksi berikutnya digelar di tempat yang sama, Minggu (31/7) pagi ini, kemudian dilanjutkan, Senin (1/8) besok. ‘’Kami kira cukup tiga kali seleksi di Lapangan Pemecutan sudah terbentuk tim definitif,’’ ucap dia. Dikemukakan, tim Perseden U-17 yang dipersiapkan bakal berlaga di ajang Piala Soeratin Rayon Bali yang mulai digulirkan 20 Agustus mendatang. ‘’Kami berencana merekrut 25 pemain,’’ jelas dia. Tim Perseden U-17 dimanajeri AAN Candra Gupta, ditangani pelatih kepala Made Mutram, didampingi duet asisten Komang Bawa Saputra, dan Sandika Pratama. Disinggung soal target, Gusti Lanang Rai menegaskan, Tim Laskar Catur Muka tetap mematok juara, meskipun lawan yang dihadapi bakal berat, seperti Bali United U-17. ‘’Kami ingin juara Rayon Bali,’’ ucapnya. (022)

Lemkari Denpasar Boyong Piala Rektor Undiksha Denpasar (Bali Post)Tim karate Lemkari Kota Denpasar berhasil memboyong Piala Rektor Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) di GOR Bhuwana Patra, Singaraja, 22-24 Juli lalu. Kejuaraan Lemkari Open Rektor Cup Undiksha IV/2016, diikuti 325 karateka dari Bali, Jatim, NTB, dan NTT. Kontingen Lemkari Denpasar menurunkan 61 karatekanya yang turun pada kategori usia dini, pra pemula, pemula, kadet, dan junior. Karateka Lemkari Denpasar yang mendulang emas, seperti Yulia Mawarni (-48 kg junior), Ida Bagus Manuaba (-63 kg junior), Ni Komang Pratista (+54 junior), Niken (-54 kg kadet), Yuda (-57 kg kadet), Agus (kata perorangan usia dini), Bagus Hariyanto dan Ni Komang Ayu (kata perorangan pemula). Selain karateka Denpasar yang menyabet emas, juga menyandang predikat best of the best yakni Kadek Febriyan Sastra (pemula), Made Rai Arjawa (kadet), serta Made Alfian (junior). Ketua Harian Lemkari Denpasar Made Yudana di Denpasar, Sabtu (30/7) kemarin menyatakan, asuhannya dipersiapkan selama sebulan. Bahkan Lemkari Denpasar yang dinakhodai Ngurah Ambara Putra menyiapkan diri pada Kejurnas Lemkari di Denpasar, Bali, Perolehan Medali Akhir Januari 2017 mendatang, 1. Lemkari Denpasar 14 6 13 mempertandingkan kat2. Buleleng A 12 20 15 egori usia dini, pra pemu3. Dojo Batur 11 6 10 la, pemula kadet, junior, 4. PDKC Gianyar 4 3 7 dan senior. (022)

BPM/kmb38

TARUNG - Dua petinju sedang bertarung dalam Kejuaraan tinju junior amatir, memperebutkan Piala Bupati Buleleng di Kaliuntu, Singaraja, Sabtu (30/7) kemarin.

Empat Daerah Marakkan Tinju Piala Bupati Buleleng Singaraja (Bali Post) -

Empat kabupaten di Bali mengikuti kejuaraan tinju junior amatir di Arena Tinju Jalan Tekukur, Kelurahan Kaliuntu, Singaraja Sabtu (30/7) kemarin. Empat kabupaten itu masing-masing Buleleng, Karangasem, Badung dan Kota Denpasar. Kejuaraan ini digelar Pertina Buleleng, memperebutkan Piala Bupati. Ketua panitia yang juga Ketua Pengkab Pertina Buleleng Putu Ardika mengatakan, kejuaraan yang untuk per-

tama kalinya digelar Pertina Buleleng merupakan ajang untuk mencari bibit petinju junior Buleleng. Selama ini kegiatan Pertina Buleleng vakum pasca pelaksanaan Porprov XII lalu. “Selama

ini pembinaan kepada para petinju masih sangat kurang, sehingga regenerasi belum dapat dilaksanakan,” katanya. Mantan Petinju Bali Adi Swandana, mengatakan, para

petinju saat ini belum memahami tentang tinju yang sesungguhnya. Kontinuitas dan prospek latihan selama ini tidak terarah. Kelemahan ini tak lepas dari peran pelatih. Untuk itu, kejuaraan seperti ini sangat bermanfaat dan diharapkan bisa digelar secara rutin. Pada bagian lain, Kadisdik Gede Suyasa mengatakan

perkembangan olahraga tinju di Bali umumnya, dan Buleleng pada khususnya belum maksimal. Hal ini tak lepas dari regenerasi yang belum berjalan baik. Melalui kejuaraan yang digelar Pertina Buleleng, diharapkan akan lahir para petinju andal yang kelak mampu mengharumkan nama Buleleng melalui olahraga adu jotos ini. (kmb38)

Dewi Ayu Agung Kurniayanti

Tingkatkan Target

BPM/kmb41

PANAH - Tim panahan PON Bali bakal menjalani TC Sentralisasi di Stadion Ngurah Rai, Denpasar.

TC Sentralisasi Panahan Dipindah ke Ngurah Rai Denpasar (Bali Post)Cabor panahan yang sebelumnya berencana memakai Lapangan Kerobokan, namun saat TC Sentralisasi latihan 11 atletnya bakal dipindah ke Stadioan Ngurah Rai, Denpasar. Ketua Umum Perpani Bali Sony Gatot Hariyanto menjelaskan, pemindahan lokasi latihan terhadap 11 atletnya itu lewat berbagai pertimbangan. Latihan di Ngurah Rai dinilai lebih tepat mulai dari sisi keamanan, dan kedisiplinan. “KONI sudah menyetujui kalau atlet panahan PON lati-

hannya di pindah ke Stadion Ngurah Rai,” ungkap Sony Hariyanto di Denpasar, Sabtu (30/7) kemarin. S o ny Ha r i y a n t o me n gatakan, Lapangan Kerobokan dinilai kurang representatif. Pasalnya, lapangan Kerobokan yang sifatnya terbuka dinilai bakal mengganggu para atletnya saat latihan. “Kalau di Kerobokan itu lapangan milik Desa. Dan siapa tahu akan dipakai acara lain, kan kami tidak bisa latihan. Lapangan Kerobokan tidak rata. Kalau atlet berjalan untuk

mengambil anak panah bisa saja keseleo lantaran terperosok ke lubang yang tidak rata. Selain itu, seperti pengalaman saat TC Desentraslisasi, ketika atlet membidik panah, ada orang yang melintas di belakang target. Itu kan bisa membahayakan,” jelas Sony Hariyanto. Dikatakannya, banyak keuntungan dengan dipindahnya latihan tersebut, salah satunya KONI Bali lebih mudah memantau latihan atlet, karena lokasinya tidak terlalu jauh. (kmb41)

PELARI Dewi Ayu Agung Kurniayanti meraih perunggu di nomor 4 X 400 m, pada PON ke-18 di Riau 2012 silam. Ayu Agung turun di nomor estafet bersama Ni Nyoman Kerni, Arsiani, dan Sri Suantari. Kini, obsesi Ayu Agung ingin meningkatkan medali dari perunggu, menjadi perak, syukur-syukur bisa menyumbang emas. ‘’Ya...doakan saja saya bisa menyumbang medali minimal perak,’’ ucap pelari kelahiran Denpasar, 12 November 1994 ini. Tiket PON yang direbut Ayu Agung juga susah-payah. Dia gagal di ajang Jatim Open dan Jateng Open. Ayu Agung baru mengantongi tiket PON pada Kejurnas Atletik Senior di Jakarta 2015. Dia merebut perunggu di nomor lari 400 meter, sedangkan perak diraih atlet pelatnas asal Bali Gusti Ayu Mardili Ningsih, serta emas direbut Sri Mayangsari (Sumsel). ‘’Sesuai dengan aturan, saya diizinkan menambah satu nomor

lagi, saya memutuskan turun lagi di 200 m,’’ tutur putri kedua pasangan Supriyanto dan AA Trisnadewi ini. Ia pun mulai menghitung pesaing di 400 m, seperti Sri Mayangsari, Sulastri (Jatim), dan Agustina (Sumut). Sedangkan di 200 m, rival juga berat seperti Serafi dan Trisetyo (Jatim), serta Irene (DKI). Akan tetapi, hasil menggembirakan justru diraih Ayu Agung saat try-out pada Kejurnas Piala Laskar Pelangi, di Bangka Belitung (Babel). Ayu Agung mendulang emas di 200 m, kemudian perak pada 400 m. Pelari bertinggi 175 cm ini, menyumbang emas untuk Denpasar, pada 400 m, pada Porprov di Buleleng 2015. Alumnus SMAN 2 Denpasar (Resman) ini masuk PPLP Bali. Bahkan dia menyabet emas 400 m, pada Kejurnas Antar PPLP di Ambon, Maluku (2010). ‘’Saya senang lari, sebab mendapat penghargaan mulai piagam, trofi, sampai bonus,’’ tuturnya. (nel)

Real Medura Tundukkan Cemara Beneh

BPM/ist

REKTOR - Ketua Majelis Sabuk Hitam Lemkari Denpasar Gede Ada (tengah) menerima piala Rektor Undiksha, usai timnya keluar sebagai juara umum pada Lemkari Open Rektor Cup Undiksha IV/2016, yang berakhir Minggu (24/7) lalu.

Denpasar (Bali Post)Kesebelasan real Medura, Banjar Medura, unggul atas lawannya Cemara Beneh, Sindu, dengan skor 3-1 (0-1) dalam turnamen sepak bola memperebutkan Piala Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) IX/2016, di Lapangan Letda Made Pica, Sanur, Sabtu (30/7) kemarin. Dalam laga yang dipimpin wasit Nyoman Jaya, Cemara Beneh unggul lebih dulu lewat sontekan Ida Bagus Rai, di menit ke-16 yang menggetarkan jala Real Medura yang

dikawal kiper Alit. Hingga turun minum, Cemara Beneh unggul 1-0. Cemara Beneh diperkuat pemain seperti Agus Kayun Dwipayana, dan Ketut Sudi Katos Artawan. Sedangkan Real Medura bermaterikan pemain Kadek Sentana, Nengah Repot Sulendra, dan Wayan Gede Bayu Yusa. Di babak kedua, permainan Real Medura yang diarsiteki Komang Adnyana mulai bangkit. Alhasil, Ahmad Setyawan memborong dua gol ke gawang

Cemara Beneh yang dijaga Putrawan di menit ke-64, dan 71. Selanjutnya, gocekan Kadek Sentana memperbesar timnya menjadi 3-1 di menit ke-87. Sisa pertandingan tiga menit tidak dilanjutkan, sebab pengadil lapangan tak bersedia memimpin pertandingan lagi. Hasil sebelumnya Cemara Beneh dikalahkan Gosila 0-1, Anggar Kasih ditundukkan Udiyana Putra 3-4, Real Medura menang atas Gosila 3-2, Putra Dwipa bermain imbang 2-2 lawan Cemara Beneh. (022)

Dewi Ayu Agung Kurniayanti

BPM/nel


12

Minggu Paing, 31 Juli 2016


Sastra

Redité Paing, 31 Juli 2016

I Kaki Dengkil

Atma Jalir WENGINÉ puniki sayongé merber saking kelod ngawinang jagaté gesit. Awak I Kaki Dengkilé kantos nyem lémlém rasaanga. Ngelisang Ipun nyemak kamen sarung gapgapan I Amadé saking sasak. Raris saputanga ring awakné maukud. Malih, sirahné tengkulukina antuk anduk mangda sirahné nénten siahan. Waluya inunian saking semengan kontos nyoréang I Kaki Dengkil mailehan mamargi ring wawengkon Désa Tepisiring, nénten ngawinang bayuné oon, enduk, raris kiap sakadi anaké siosan. Mangkin sampun tengah lemeng, kelik-kelik kantun matané sambialanga naanang gesit. Makipekan kangin, kauh, kaler, kelod, aksinina sunaré pakenyitnyit. Kerak-kerok I Dongkang masuara, kaas koos I Lipi Ooh nagih nyaplok I Katak. I Meng Kuuk ngéong-ngéong buang. Katimbalin antuk suaran I Guna asuné nyalung manggihin Wong Samaré nglintang. Ring betén ambéné, I Bikul Kasturi cracat-crucut mesik. Oon, minab té I Kaki Dengkil bayuné asapunika. Enduk, sinah té awakné leleh usan mamargi. Kiap? Punika sané méweh rasaanga. Aéngan ring Nataratuné manut Arthasastrané sané ijek ngepah galah mapineh ngitungang jagat, Ipun ngraina malingser makeneh. Rainané inunian, dawegé glindang-glindeng ngiterin Désa Tepisiring, I Kaki Dengkil makesiab manggihin kapéné sayan ngakéhang ring tanggun désa. Waluya Ipun nénten naan ngranjing ngiwasin, sampun uningina sapunapi sané wénten irika. Bajang-bajang cenik mapayas bungah, mapanganggé sarwa bawak kantos selagan nyonyoné tur selagan paané. Santukan sujatiné Ipun nénten naan manggihin sakadi punika, patehanga sakadi selagan susu tur selagan paa Dedari Suprabané dawegé ngusak-asik tapan Ida Sang Rejunané sakadi mungguh ring Kakawin Arjuna Wiwahané. Grieng-grieng bulun kalong I Kaki Dengkilé mamarna sakadi asapunika. Kantun mrasidaang I Kaki Dengkil kasemaran? Awak tua cakluk, patilesang ja déwéké! Ring marginé, akéh pisan panggihina wargi Tepisiringé—jabat krama wed tur krama sabu, napi malih krama tamiuné—masemu égar ring waspa, sakadi ngumbar samara makasami. “Kénkén né? Sayan ngliunang masemu jalir!” Asapunika I Kaki Dengkil wenginé puniki ngalaca-laca. Santukan asapunika, mailehan masrewét manah I Kaki Dengkilé, malih mamarna kawéntenané sakadi mangkin, malih éling ring kawéntenané rihinan. Ipun éling ring I Kontong pamisanané sané puput pisan solahné. I Kontong kamula jalir pisan. Dawegé truna, Ipun naan ajaka ring Mék Tungé ngrereh anak luh. Madaging nuréksain duén anak luh, ngawinang I Kaki Dengkil lempuyengan kasemaran. Kadoka, sesampuné usan nuréksa asapunika, I Kontong ngajakin mantuk. Ring marginé I Kontong kedék ingkel-ingkel. “Maan mitbit dogén kanggo suba, man to, tusing ngelah pipis apa anggon nyéwa?” Asapunika baos I Kontongé. Sesukaté punika, I Kaki Dengkil nénten nyak malih ajaka sakadi punika. Ngemasin palas Ipun makantian. Sané mangkin, makéh pisan piragina, kocap truna—lingsir masajengan ring kapéné. Sampun gamané usan masajengan raris mamadu smara. Kocap makéh kantos ngadol tegal bangket anggéna ngulurin indira sakadi punika. I Kaki Dengkil maselselan néwék. Napi malih ngaksinin, wénten krama tamiu sané makarya dados céwék kapé. Wawu asasih sané lintang Gung Pécéng séwana nganter-jemput. Mangkin sampun madrué onda padéwékan. “Mimih énggal pesan anaké ento nyidaang meli onda? Sinah ento ulian ngayahin wargi Tepisiringé ané demen ke kapé” Asapunika I Kaki Dengkil mamanah. I Kaki Dengkil sayan kalangen ngamanahang indik bikas jalir wargi Tepisiringé. Wawu i tigang raina, piragina I Kokak padem ring otél sesampuné mamadu smara sareng céwék kapé. I kalih raina piragina Gusti Bréngos sané wawu usan ngadol bangket ring Toya Miik ngaonin sesampuné usan mamunyah ring kapé. Asapunika naler sané ibi piragina Man Kompyang padem santukan sampun sué keni aid. “Sayan ngliunang jatmané jalir ngalain.” Asapunika I Kaki Dengkil ngamanahang wenginé puniki. “Ngudiang to bakat rambang?” I Kaki Dengkil marasa precuma ngamanahang indiké punika. Kenjekan mamanah asapunika, sagét piragina baos Bagus Gedéné asapuniki: “Sajan Kaki, né jani tiang nepukin begeh pesan atma jaliré. Sang Jogor Manik kanti érang, ngudiang sayan ngliunang atma jaliré? Koné ipidan I Bhuta Lenda tekén I Bhuta Lendi suba genep pacang nyiksa I Atma Jalir. Jani suba kanti sabatak bebutané nyiksa masé kuangan. I Bhuta Janggitan ané biasa nyiksa I Atma Pandé Corah diperbantukan. Kéto masé I Bhuta Pretu, I Bhuta Édan, I Bhuta Brungut, I Bhuta Mandar tur I Bhut Mandir, tur ané lénan,” Bagus Gedé ngandika asapunika sambilanga ica kakak-kakak. Kocap Sang Atma Jalir mangkin sayan ngakéhang. Saking tani kui, kantos Sang Angawa Rat. Saking jatma biasa kantos pregina kasub. Saking murid kantos guru. Saking dagang kantos danéswara. Sesampuné ngorti asapunika, sagét Bagus Gedé piragina ngadébras ngadubug malaib bintit santukan rereha antuk Sang Jogor Manik. Sapunapi sayuwakti Bagus Gedé naler ngranjing bacakan Atma Jalir? (Jelantik)

Karmané Ngandang Nyoman Manda LINGSIRAN ento cara biasané Luh Neri ka abian ngalih maman kucit natad sok cenik tekén arit, ngalih bun séla wiadin don keladi. Sambilanga nedasang punyan biuné krisikina don kraras ané etuh-etuh. Ia liu ngelah biu utamané biu susu ajak biu kayu karana biuné ento ané paling lakuna di peken. Nganggét don sambilanga magending cacekéran Sinom maaras-aras anudut angin ngesir kadi suaran sunari katempuh angin. Yén umpamiang ia kadi widiadari angalap sari ring tengahing udiana alon anapak kadandan baan suaran kidungnyané ngulangunin hati. Sedeng ia iteh ngangget don kraras ada timpalné léwat bakal ngalih saang. “Kadén nyén macekéran, kadén kedisé ngatengkung mawangsit.” Kenyem maujar timpalné ané madan Nyoman Sari. Mula adan siman bajang asal suba macepuk jeg suba liu satuané tan paunduk tan pabongkol. Sedeng ia iteh ajak dadua macanda kangin kauh tusing tawanga uling duuran daja ada anak ngintip kénkén sapolah tingkahné. Kenyem-kenyem ia I Wayan Runa gélan Luh Neriné. Kénkén kadén undukné carang juuké ané gisina makriak empak. Luh Neri ajak Nyoman Sari

makesiab, nanging Wayan Runa kenyem-kenyem duén. Laut ia maakin anak bajang ané sedeng bengong nyangongak. “Beh saja ada Rajapala ngintip uling tuni.” Nyempléng Nyoman Sari nyangingikan. “Uling tunian makita barengbareng ngrumpi bes kéto itehné maguyonan lek tiang nyelag.” Wayan Runa majujuk di samping Luh Neriné. Nyoman Sari kenyem-kenyem krana makejang suba nawang Wayan Runa mula magélan ajak Luh Neri lan sledét tatit masemu di kenyem awanan timpalné mapi-mapi sada magésoan krana ada ané engsapina di pondok. Sapaninggal timpalné maglayutan tresnané saling unjarin. *** Anginé ngesir nepén bokné ané maglayutan di muané. Kenyemkenyem ia padidiana. Girang kenehné, negak mategtog ngémpok muncuk don séla lantas ngarit bun ia macekéran nyaruang sepi padidiana di abian. Kesiran anginé rasa macelep di awakné. Cacekérané ngrambah-ambah... iseng-iseng manungkulang manah baan bingungé tan sipi... keroncongan sampiné di abian nyelag gendingané miriban ada anak teka.... “Ngudiang Adi bingung Beli nyadia sadina-dina ngayahin

13

Adi....” Makesiab sanget pesan Luh Neri krana ningeh gendingan anak muani ané tawanga pesan. Sing ja len ia tuah I Kotogan ané suba majujuk di sampingné. Ngadésem ia matolihan tur mamunyi kasar. “Nguding dadi Wayan mai ngulgul tiang sedeng ngarit bun?” Luh Neri ngejitin. “Ragané ngudiang-ngudiang tondén, dadi jeg orahang ngulgul,” I Kotogan nyongkok di samping Luh Neriné. Mara kéto ia laut bangun ngejoh. “Eda mai!” Luh Neri nengkik. “Sing dadi mai?” I Kotogan nelik matané. “Sing!” “Dadi sing?” I Kotogan maakin Luh Neri nanging Luh Neri makecos ngejoh. “Magedi!” “Ngudiang magedi delap ragané ngalih awake.” I Kotogan nyemak botol lengisé. Ia mabading laut lengisé tiruanga sig telapak limanné. “Bakal ngudiang Cai?” Luh Neri buin nengkik. “Bakal ngalih Luh suba, sebilang peteng bakat ipiang.” Pongah ia ngomong. “Jlema buduh.” “Mula raga buduh tekén Luh.” “Sing dini tongos anaké buduh.” “Ngudiang sing dini, mula Luh ané kabuduhang,” laut ia magending... “Tuah Luh jiwa atman Beli, tulungin ja Beli baang ngidih yéh Beli tuah bedak pesan....” Ia nagih ngabag liman Luh Neriné nanging ia suba makecos bakata gisina kambené nagih kedenga tekén I Kotogan. “Eda kedenga kamben Cangé,” Luh Neri ngisi kambené. “Bakal sing lébang yén sing isinin munyin ragané,” I Kotogan maakin Luh Neri ané suba marasa kéweh pesan.Telah peluhné matah-matah pesu. Sing ada jalan lén lantas ia nyerit. “Tuluuuuuung... tuluuuuuuung... tulung,” ningeh Luh Neri nyerit ngidih tulung makejang anaké ané magaé di abian makesiab, kéto masi I Kotogan maan nyolékang limané ané misi lengis lantas macuet malaib. Liu anaké teka. Makejang maakin Luh Néri. Uling delodné ada anak nengkik. “Ih Kotogan ngudiang Cai mlaib?” anak tua nganggar madik nagih nguber I Kotogan nanging I Kotogan suba macuet malaib. “Tiang nagih ambisa,” Luh Néri ngeling. “ Jlema pengeng bengal ngaé usak duén.” “Yén sing tiang nyerit méh tiang kénkén kadén panadiné.” “Nyandang matiang tendasné jlema ubuan.” “Sing makelo jlema ané kéto idup, karma palané bakal tampina.” “Kemu mulih duén Luh,” anak tua ané nagih nglempag I Kotogan ngorahin Luh Néri mulih. Luh Néri maanggutan nyemak sok selané lantas mulih. “Bapa ngatehin.” “Depang suba Pa ia masi suba malaib,” lantas ia majalan mulih

Aswamédha Parwa

Kasujatian Karma Olih : I K. Satria, S.Ag “SESAMPUNÉ Antahkarana sarira sané wénten ring anggannyané waged sampun kauningin, sinah jadmané punika sampun kabaosang manusa sujati sané nénten malih patut ngrastiti tur nyembah para déwata sangkaning anggannyané sampun pinaka para déwatané punika. Sané mangkin pacang kasatuayang parindikan sang sané sampun waged ngamargiang tapa brata miwah yoga semadhi. Kapertama sang sané sakadi asapunika sampun tatas ring kawéntenan Ida Sang Hyang Surya sané wénten ring ungkurnyané, punika patut marginin mangda patut kabaosang sang yogin. Ngayunin sané nunggil mangda panunggilané punika kasaratang tur kautamayang. Ring genahé punika jiwatmané magenah saha mayoga ngertiang angga sarirané. Ri kala sampun nemuang semadhi, irika raris Jiwatmané saha angga sarirané kapanggihin bunter sakadi sasiné nuju Purnama. Punika sané kabaosang Jiwatman sané paripurna saha nunggil sareng kawéntenan Brahman sané pinaka pangurip jagat tigané. Indiké punika ngawinang éling ring kawéntenan ring jagaté wantah sami druén Ida Sang Hyang Wenang. Ida sané maraga wyapi wyapaka saha wénten ring sajeroning mauripé.” Salanturnyané Ida Sang Prabhu Krishna pinaka sisya utama sané prasida mademang Raksasa Madhu Kasyapa mataken majeng ring Ida Sang Brahmana parindikan kasujatian miwah pamargin agama sané dahat méweh yéning pinehin. Makudang-kudang pitakén sané katunasang silih sinunggilipun sakadi ring sor puniki. Asapunapi parindikan saluiring ajeng-ajengané ring sajeroning weteng? Napi mawinan ajengané punika mauwah dados sakadi toya? Asapunapi pamargin ajengané punika prasida dados rah? Asapunapi sarirané puniki prasida ngagengang? Napi mawinan sané nénten kawigunayang malih ring angga prasida kamedalang dados bacin? Napi mawinan yéning angkihané punika ngambil miwah ngamedalang bayu? Ring dija Jiwatmané punika malinggih ring sarirané? Napi mawinan Jiwatmané punika prasida mapaiketan nguripang sarirané? Kadi asapunika Ida Sang Prabhu Krishna mapitaken saha banget nyaratang panyawis saking Sang Brahmana utama punika. Salanturnyané kasatuayang imba sarirané punika sakadi wadah sané prasida nampi saluiring atma sané pacang manresti ring jagaté. Pinaka pangutsaha sané kanggén nguningin makasami sané wénten ring sarirané wantah madasar sarana yoga sané ngeret saluiring indriané. Antuk punika sang sané kabaosang waged ngelarang yoga pacang nemuang napi sané kaptiang saha kauningin ring sarirané. Atman manggihin Brahman sakadi sekancaning don taruné sané lempas saking carangnyané. Ngraris Jiwatmané punika pacang nyinarin kawéntenan sarira sané waged ring yoga mangda prasida tatas ring kahuripané punika. Sané mangkin ngandika Ida Sang Prabhu Krish-

na ring Panca Pandawané. “Kadi asapunika Adi, sesampuné Brahmanané punika ngicén piteket ring Beli, ngraris Brahmanané punika mlesat ngumbara, nénten sida kauningin malih kawéntenannyané. Sané mangkin prasida ké I Déwa nampi parindikané punika? Tatujon payudané ring Kuruksetra wantah ngruruh kasujatian. Mungguing patut pisan, indiké punika dahat méweh, sakemaon yéning sampun telebin sinah pacang prasida molihang kautamnan. Napi sané katlatarang i wawu nénten pisan naenin kapolihang ring asing-asing jadmané ring jagaté sejabaning I Déwa sareng sami. Uduh para ksatrian Pandawa, wantah Adi sané patut mirengang satrané punika, dwaning kawéntenané puniki wantah sida kapikayunin olih sang maraga enteg ring pikayuinan sakadi I Déwa. Sané mangkin ring jagaté wantah akéhan sané ngamargiang daging agama sané dahat elah, nénten ngayunin kautaman pikayunan miwah kautaman Ida Sang Brahman sané dahat mautama punika. Akéhan sané ngamargiang yadnya wantah sangkaning ngaptiang waranugrahan, nénten wénten sané ngayunin mangda sida ngrahayuang jagaté. Salanturnyané sami kawéntenan jagaté patut kastitiang mangda sukerta. Pamarginé sané setata élah ring padéwékan wantah ngawinang nénten becik saha nénten pacang molihang kautaman. Sang sané ngamargiang agama antuk dangan (Prawirttimarga) wantah pacang molihang becik saha wénten ring kahuripané ngiringang para déwatané. Sakémaon sang sané ngamargiang antuk pamargi sané Niwritti (pangajah indik panunggalan miwah panyucian pikayunan) saha setata mangubhakti majeng ring kasatyan, waged ring kawéntenané punika pacang ngawinang sida molihang panunggalan. Sang sané wénten ring jagaté nénten wénten mikayunan bhakti nuju Brahman, dané pacang setata nemuang kahuripané sané méweh saha nénten sida molihang kasujatian. Sang sané sampun nglémpasin sahananing lara roga saha lémpas ring adharmané pacang sida molihang kaluihan nuju panunggalan. Sang sané malaksana nénten becik pacang mawali manresti ring kahuripan sané méweh pisan kawéntenannyané. Punika mawinan patut pisan yéning saluiring jadmané sané ngruruh karahayuan nuut pamargin Sang Brahmana luwih sané ngawinang kautamané punika sida kapolihang. Pamarginé punika wantah alon-alon, wantah ngaptiang sané utama, yéning méweh nanging kamargiang antuk kalascaryan sinah pacang molihang kautamané punika. Sang sané uning ring kawéntenané punika pacang setata nujuang karmané majeng ring kawéntenan Brahman sané sampun cumpu pacang ngicénin pamargin kaluihan. Kadi asapunika sané patut satuayang Beli kapining Adi. Nénten malih wénten kaweruhan sané luwihan ring kawéntenan Brahmané punika, durusang telebin saha polihang kertiné mangda sida nemuang kautaman!” (Puput)

nyuun sok misi bun séla. Buin maniné yur suba satuané di désa nyeleh I Kotogan nagih ngéndahang Luh Neri. Sabilang anak nepukin I Kotogan cara nepukin cicing berung makejang anaké magedi. Ia tuah ngelah timpal I Bantar duén. Pan Neri pedih pesan basangné mara ningeh paundukan pianakné kétoanga tekén I Kotogan. “Japin ja Bapa tua yén suba nganti kéto bikas I Kotogan Bapa sing ja nyeh.” Lantas ia magésoan pesu nganggar arit. *** Japin ja biur satuané unduk ia mlegéndahang Luh Neri ia sing sanget nyesel lan lek. Jani ngancan ngedénang bayuné krana mara-mara ené ada anak uli Badung bakal nagih meli tanah aji kuda ajiné bakal beliné. Kéweh ia ngalih tanah krana suba sing ada anak ngugu lantas ia inget tekén tanah warisné ento duén suba adep. Unduké ené lantas ia ngomong tekén méménné. “Kénkén Mé?” I Kotogan nakonin méménné ané enu nengil duén sambilanga nyiup kopinné. “Apa Mémé sing setuju?” “Mé mumpung ada anak saat nagih meli tur ajiné méh petang lipet cara ajin tanah di kota.” I Bantar bareng nyekenang tur makejit aneh sig I Kotogan. “Mémé sing nyidaang nyatua, Bapan Cai ajak nyatua!” Mén Kotogan munduhang selané ané mauyagan di natahé. “Mémé masi bareng ngorahin Bapa” I Kotogan ngambrés. “Ngudiang Beli ngadep tegalan buin?” matakon adiné. “Adep tegalan ento beliang buin, sada joh di tengahan sing liunan dadiné raga ngelah tegalan.” I Kotogan nolih adiné ané bangun nyemak séla di natahé. “Jani dini sing dadi ngadep tegalan,” adiné masaut. “Nyén ngorahang kéto?” “Ento pararem di banjar, kénkénang men Beli sing taén sangkep,” adiné nyekenang ngorahin. I Kotogan maakin méménné ané laut negak mapangsegan di pelangkan krumpuné. Di kenehné dadi kéné pesan lacur ragané ngelah pianak uling cerik suba baan metingmeting maang kéné kéto apang ia énggal kelih tur sekolahang dadiné kakéné tepuk. Maseselan didiana di kenehné. Ené miriban pala karmané ané pidan. Enu duén ia tekén ané lawas tur inget ia tekén polos Pan Kotogan. *** Sedek ujan bales ia marérén ka pondokné sesubané suud ngarit bun séla di abian. Ia negak di pelangkan pondokné, reramané sedeng sing ada di pondokné ragané ka Lodtungkang kundangan sig nyamané. Ujanné ngancan bales. Luh Kasni sada ngigilan apabuin kelép ceduré ngranayang kenehné nyeh. Ujané ngancan malesang tan panehen lantas ada anak truna matudung don kladi singgah ka pondokné.

Ia makesiab krana Wayan Sana gélané uling nguni mula pepes singgah ka pondokné. “Ih Luh dini?” Wayan Sana masi makesiab krana biasané bapané ané ada di pondok. “Bapa kija?” ia buin matakon krana tepukina Luh Kasni nguntul duén. “Bapa kundangan ka Lodtungkang ajak Mémé.” Polos ia masaut nanging ia makenyem krana marasa sedeng luunga ia maan macepuk ajak gélanné. “Ujan…,” gélanné suba negak di sampingné lan ujané ngancan bales terus kelép lan tatit sambung sinambung, langité macedur ngancan nyangetang tan panehen ia suba sagét ngelut gélanné krana krébékan langité keras pesan kadi rasa ada tatit nyander pepunyané. Ia sanget ngelut gélanné lan ujané ngancan malesang katimpalin grudugan langit sakadi rasa belah rasan guminé. Wayan Sana masi sanget ngelut gélanné lan ujané ngancan bales tan inget ia ajaka dua saget suba mauyagan di pelangkan pondoké. Tatit kelép katimpalin ceduran langité. Engsap maglayutan ajaka dua buka katungkulan semarané. Makelo pesan ujané…. “Beli dadi kéné ragané,” Luh Kasni menahin bokné lan enu nylélég di tangkah gélanné. “Ah… Beli sing nawang.” “Yén kénkén ...,” Luh Kasni ngeres munyiné cara anak ngeling. “Yén pét kénkén-kénkén, Beli ajak reraman Beliné bakal ngidih Luh,” ningeh munyin gélanné buka kéto, girang keneh Luh Kasniné lan ngancan nyangetang ia ngelut gélanné. Ia ngrasayang mula saja sanget tresna gélané marep tekén déwekné. Ujané enu duén bales nanging ia jani sanget makenyem mara bokné uruta tekén gélané. *** Kénkén kadén undukné, reramané saget suba ngatepang déwékné ajak pianak iwané ba delod. Sing ada paitungan ia sagét jangkepanga ajak nyamané ba delod. Banten bayuan betén suba majajar di jumahné. Ia alianga sentana krana ia tuah pianak luh tunggal di jumahné. Kondén genep abulan ia ngantén ia suba marasa lén di awakné. Matan ainé tan pawangsit makisid kanti ia ngelah pianak muani, I Kotogan lan Pan Kotogan girang ngempu pianakné. Luh Kasni yén ia nepukin Wayan Sana gélanné ané masi suba ngantén lan suba ngelah pianak luh bajang masi buka jani ané madan Luh Neri. Luh Kasni ané jani biasa anak ngaukin déwékné Mén Kotogan tuah ngreres di kenehné krana makita ia maujar ajak gélanné nguni, ené karmané ngandang tampedang tiang kayang jani…. Beli ajak reraman Beliné sing taén teka ka umah tiangé. Ia tuah ngurut tangkahné duén. Pondok Tebawutu, Juli 2016

Saking Langit Bali Iwang Tiang ngeling Boya ja ulian manying Tiang tuah sedih kingking Ulian gedén dosané tan patanding Tiang sedih Boya ja ulian blengih Tiang sedih ulian ngelah pelih Pelih laksanan tiangé kaliwat lebih Dumogi Hyang Widhi lédang Lédang ugi ngampurayang Laksanan titiang iwang Akéh tan pawilang Dumogi titiang kari kaicén galah Galah anggén titiang nguah Laksana kaon corah Manados melah Madé Suar-Timuhun


Kruna u

14

Redité Paing, 31 Juli 2016

I Made Sudarma

Cerakén Lengkara

Nénten Sawates Hiburan

Punggelan geguritan puniki kaanggén ngulati basa lan aksara Bali. Kapunggel saking Geguritan Cokli sané kakawi olih Djelantik Santha.

NÉNTEN katarka gending sané maNgamb murda “Katak Ngambang di Telagané”, sané kagendingang D De Ama Dyastha gend dados sinunggil gending pop Bali sané kasenengin. Tam Tambis-tambis ring samian radio sané madué program nyaya basa Bali nyayagayang gending sané rumasuk a akéh kasenengin. Majeng De Ama Ama–sapunika dané kasamb ketah kasambat angayubagia pisan arannyané mawali kaloktah pinaka penyany penyanyi pop Bali. Gending antuk lirik kritik sosial inucap mawali n ngiringang aran De Dhyast Ama Dhyastha antar sareng p penyanyi pop Bali lianan, yadiastun rumasuk lami ri industri musik vakum ring Bali Tambis-tambis pop Bali. petang warsa arannyané nénte kapiragi ring nénten bla blantika musik pop B Bali. Majeng De Ama kawéntenan lagu Katak Kambang di Telagané puniki molihang genah becik ring

Kaolah antuk : Pangremba Bali Orti

pupu;gind, Pupuh Ginada 37.siieyosßli;pm)dlæur, Sios malih pamedal pura, r&jbmg)lu*ekori, ring jaba magelung kori, r&t)\;mcnÑib)nÓ(, ring tengah macandi bentar, n\&ewnÓ)enãdnÀipun/, nanging wénten bédan ipun, t)pesp\pitÞw*,

Agung Wirasutha

tepasé pangapit lawang,

Ngutamayang Kulawarga

mu\áÛ&li\ái;,

PENYANYI pendatang baru terbaik Gita DenPost Award (GDA) 2002 naen kapolihang Agung Wirasutha. Tios punika kalih warsa maruntutan ring GDA 2004 miwah 2005 penyani sané mapeséngan jangkep I Gusti Agung Wira Sutha, ST., MT., puniki kajudi dados penyanyi pria pinih becik. Dané taler naen polih kalih penghargaan sinarengan pinaka penyanyi pria pinih becik miwah penyanyi terfavorit GDA warsa 2007 lintang. Yukti pinaka penghargaan sané ngangobin manah anak lanang sané embas ring Tabanan, 24 Mei 1973 puniki. Bincuh pinaka pegawai negeri sipil (PNS), staf ring bagian Konseling IMB ring Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Badung miwah muputang kuliah S-3 ring Program Doktor Ilmu Teknik Universitas Udayana, ngawinang Agung –sakadi punika dané ketah kasambat patut wikan ngepah galah pantara makarya sareng urati ring kekalih okandané I Gusti Agung Ayu Dinda Prameswari Sutha miwah I Gusti Agung Bagus Revito Nugraha Sutha. “Yéning dados tunas, meled pisan mangda arahina punika lintangan ring patlikur jam,” baosnyané. Éling ring kahanan sané kaarepin, ngawinang anak lanang sané masameton sareng kutus pasangan I Gusti Wayan Suandha (alm) - I Gusti Ayu Rai Nurati (alm) puniki mautsaha ngawigunayang galah antuk parindikan sané mabuat. Utamannyané galah sareng kulawarga. Napi malih istrindané, Ni Putu Suaryani,

mungguing linggih, kiwt)\)nÉ&purên/. kiwa tengan ring Purian. 38.senlumÉ;kp\á¡h*, Sané lumrah kapangguhang, cnÑib)nÓerr&pi\á^, candi bentaré ring pinggir, minkdidÙr8l, minakadi Duara Pala, mpinÒrk×saê±, mapindha raksasa dhyu, mhkllnÀaikl, Maha Kala lan Adhi Kala, knnÐiri, kanan kiri,

ati pecinta lagu-lagu pop Bali. Piteket sané meled kaunggahang sajeroning pantun miwah aransemen sané becik, ngawinang lagu inucap banget katerima olih penggemar lagu pop Bali. “Nénten wénten baos lianan sajabaning ngaturang angayubagia. Mogi-mogi malarapan gending puniki aran De Ama nénten kalaliang penggemar musik pop Bali,” baosnyané sinambi makenyung. Madué kasenengan magending sasukat kantun alit tur kasokong lingkungan sané taler nyenengin musik, ngawinang De Ama nglimbak dados vokalis sané andal, antuk karakter vokal sané sampun kaurukin sasukat alit. Sakatah prestasi taler naen kapolihang. Minakadinipun pinaka vokalis terbaik Festival Band Pelajar sawewengkon Kabupaten Buléléng daweg warsa 1999. Dané sané madué aran I Made Sudarma puniki, prestasinyané nénten wantah ring Kota Singaraja. Dané taler macentok tarik suara ring tingkat Provinsi Bali. Sangkaning anteng latihan tur bakat sané kaduénang, penyanyi sané embas ring Melaya, 21 April puniki medal dados Penyanyi Keroncong Terbaik Bintang Radio miwah Televisi daweg warsa 2010. Prestasi lianan sané naen kapolihang

penyanyi sané waged MC puniki, dados penyanyi terbaik lagu pop Bali 2002, penyanyi terbaik Permata Bank Idol ring TMII Jakarta, penyanyi terbaik PORSBANK katagori lagu pop Indonesia ring Bank Indonesia, ngangganing Bank Rakyat Indonesia. “Sangkaning bakat magending, titiang marasa kawantu sajeroning karier, akéh madué timpal sangkaning prestasi nyanyi. Yadiastun titiang nénten naen ngranjing pendidikan formal ring bidang vokal,” baosnyané.. De Ama sané taler presenter TV puniki, pasarainannyané pinaka staf ring Protokol Pemprov Bali. Sadurungnyané lanang mimitan Désa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Buléléng puniki, naen makarya ring Bank Rakyat Indonesia. Manut suami saking Putu W. Citra Aprianti puniki, nganutin galah, dané dados abdi negara ring pemerintahan, tan panglaliang hobi miwah minatnyané ring widang tarik suara, MC miwah entertaiment. Kacunduk ri kala mandu acara Parade Lagu Pop Bali Pesta Kesenian Bali wau puniki, De Ama sané sampun kaicén putra I Gede Bagus Wikan Adhyasthadarma, percaya bakat miwah minat sané jakti-jakti kalaksanayang pacang ngasilang asil becik. (ast/yan)

S.T., taler bincuh ring Komisi Penyiaran Indonesia (KPA) Provinsi Bali. Malajah saking akéhnyané kasus sané mapaiketan ring kulawarga ngawinang yowana pinaka pelopor ring widang pendidikan Kabupaten Badung warsa 2005 puniki nyelanang galah urati ring kulawarga utamannyané majeng kekalih okandané. Sajeroning ngamargiang kahuripan puniki, Agung setata ngangken yéning kulawarga sané pinih utama. Sampun ketah bincuh ngambil pakaryan saking alit, nénten ngawinang Agung marasa pakéwuh. Agung ngangken, samian sané kamargiang madasar kalascaryan pastika asilnyané becik. Aget Agung madué istri taler oka sané kayun nyokong kabincuhandané makarya mawinan nénten naen nemu pikobet ring paserainan. “Sira kémanten pacang cumpu yéning urip akéh pilihan. Yéning titiang milih ngamargiang urip imbang. Sakadi makarya ajengan, bebasan sané kanggén mangda asah, pas, mawinan ajengané nyantep. Ngamariang urip taler patut imbang,” baos dané sumeken. Tios punika, Agung taler mapangapti, napi sané kamargiang mangkin mangda prasida katulad olih kekalih okandané. Sané utama mangda ngamargiang urip imbang. Mawinan saking imbang punika pacang metu rasa keharmonisan taler rasa bagia. “Pamargin kahuripan puniki kantun panjang. Tiang taler merluang sokongan saking kulawarga miwah samian penggemar lagu-lagun tiangé,” Agung ngwewehin. (ast/yan)

Isin Gumi

ekorihgu*r&jbyn/. kori Agung ring jabayan.

Krama Patut Urati ring Kawéntenan ”Duktang” Wus Lebaran KRAMA tamiu utawi ketah kasengguh duktang (penduduk pendatang) setata dados orti wus Lebaran. Parindikan inucap sangkaning wus Lebaran, ipun sané mudik pacang mawali ka Bali. Kaonnyané, sané ka Bali nénten wantah preragan, nanging sareng sameton utawi kulawarganipuné. Tetujonnyané kabaosang ngrereh karya. Sané banget kaseselang, krama sané rauh akéhan nénten madué kartu idéntitas sané manut aturan minakadi KTP. Sané lewih tawah, élah ipun prasida

lolos kantos ngranjing ka umah penduduk, utamané kos-kosan. Parindikan puniki kabligbagang ring sajeroning acara Isin Gumi Radio Singaraja FM 92,0 Mhz raina Wrehaspati, 28 Juli 2016 lintang. Darmayasa, Bubunan Minab panuréksan olih petugas ring pelabuhan minakadi Gilimanuk, Padangbai, miwah Benoa kirang ketat mawinan sida lolos. Penertiban olih pihak terkait wajib kalaksanayang mangda tertib administrasi.

Penertiban puniki patut kamargiang saking aparat pinih sor inggih punika lingkungan miwah désa, asapunika taler sané pinih penting nyarengang sané medué umah kos. Gung Surya, Lovina Patut kaselehin olih petugas napi mawinan ipun élah prasida lolos. Mawinan sané madué umah kos mangda sareng nguratiang, sampunang kantos nerima penduduk pendatang sané nénten madué kartu idéntitas diri. Yéning wénten

Kruna BASA BALI

AKSARA BALI

1.

cacep

1.

cc)p/,

1. mahir

2.

caluh

2.

clu;,

2. terbiasa

3.

candi

3.

cnÑi,

3. gapura

4.

craki

4.

cÉki,

4. kotak kayu

5.

daha

5.

dh,

5. gadis

6.

gandék

6.

genÑk/,

6. tas

7.

garba

7.

g(b,

7. rahim

8.

gasir

8.

gs^,

8. lancar

9.

gendis

9.

g)nÑis/,

9. gula

10.

guyu,

10. gurau

10. guyu

BAHASA INDONÉSIA

mangda gelis kalaporang ka Kelihan Lingkungan utawi Kelian Dusun ring wewidangan kos inucap. Tanaya, Kampung Tinggi Wantah sampun tradisi penduduk pendatang nyabran usan Lebaran pacang akéh rauh ka Bali. Indik punika tan sida katambengin. Santukan Bali sampun kosek pisan napi malih pinaka daérah tetujon wisata, sinah pacang ngametuang parindikan anyar kapungkurnyané. Nika mawinan patut sang ngamel jagat ring Bali mikayunin indik aturan majeng krama sané rauh ka Bali. Nengah Sudik, Seririt Aparat ring pintu ngranjing sakadi pelabuhan mangda sané yakti-yakti madué mental kuat taler rasa tanggung jawab majeng Jagat Bali puniki. Para petugas sampunang kayun nerima sogok olih para penduduk pendatang taler élah nglolosang ngranjing ka Bali. Bali puniki sampun sayan-sayan abot pisan. Aji Bima, Banjar Sané nuénang umah kos patut ngamiletin aturan sané wénten, ri kala ipun nerima penduduk pendatang. Sané nuénang kos mangda taler makélingin majeng duktang mangda kayun melapor majeng lingkungan ring dija ipun magenah. Tiosan punika patut taler kauningin tetujon krama tamiu punika. (ama)

Dina Mabasa Bali ring Sekolah YÉNING titiang matakén ring ida dané, naaninké ida dané manggihin sekolah sané ngwéntenang dina mabasa Inggris? Pastika ida dané pacang nyawis: naanin, akéh, ring sekolah tiangé nyabran ngaminggu, miwah sané lianan. Nanging, yéning titiang matakén, naaninké ida dané manggihin sekolah sané ngwéntenang dina mabasa Bali? Napiké ida dané pacang nyawis pitakéné punika sakadi nyawis pitakén sané kapertama? Sampun janten nénten. Minab ida dané pacang mabalik matakén: dina mabasa Bali ring sekolah? Ring sekolah dija wénten dina mabasa Bali nguda tiang ten uning? Ring silih sinunggil surat kabar titiang naanin ngwacén gatra indik sekolah sané nyabran raina Saniscara, ri kala mabebaosan murid miwah guruné nganggén basa Bali. Sekolah punika wantah SMAN 1 Dawan, Klungkung. Ring raina punika guru miwah muridné kawajibang nganggén basa Bali, sangkaning pihak sekolah nyingakin kawéntenan basa Baliné sayan kicalan genah. Tiang cumpu pisan ring sekolah punika, sangkaning ring kahanané sané mangkin, ri kala basa Bali sampun “nénten laku” kantun wénten sekolah sané urati ring basa Bali. Titiang ngaptiang ring sekolah lianan taler nulad indiké punika, mangda basa Bali prasida ajeg. Yéning manahin titiang,

dina mabasa Bali ring sekolahsekolah sané wénten ring Bali punika banget kabuatang. Indayang mangkin selehin sareng-sareng. Sira sané nuénang basa Bali punika? Iraga sameton Bali. Sira sané patut nglestariang? Taler iraga sameton Bali. Sapunapi carané nglestariang basa Bali punika? Silih sinunggilné, ngwéntenang dina mabasa Bali ring sekolah sakadi ring SMAN 1 Dawan punika. Yéning wénten sané nganikaang indiké punika nyaplir, manut titiang nénten ja nyaplir. Sekolah punika genah malajah, genah ngruruh kabisan, ngruruh paplajahan. Basa Bali punika wantah paplajahan sané patut plajahin, pateh sakadi basa Indonésia, wiadin basa Inggris, miwah basa lianan. Binannyané wantah jangkauan, wénten lokal, wénten nasional, wénten internasional. Kawigunané pateh, anggén komunikasi, anggén mabebaosan. Sampun sapantesnyané yéning basa Bali polih genah sakadi basa tiosan ring sekolah. Malarapan antuk dina mabasa Bali ring sekolah, sampun janten sisia utawi

murid sané nénten uning basa Bali pacang malajah sareng kanténan utawi sareng gurunnyané utawi sareng reramané ring jero. Pateh sakadi ri kala kawéntenang dina mabasa Inggris ring sekolah, sisia sané nénten midep mabasa Inggris pacang malajah. Lianan ring punika, sangkaning ketah mabebaosan nganggén basa Bali, yadiastun ngaminggu, tiang percaya indiké punika pacang ngawinang muridé ring sekolah pacang midep mabasa Bali. Yadiastun akidik, nénten kenapi, nika wantah prosés. Becikan akidik, ketimbang nénten wénten napi. Punika taler, wéntené dina mabasa Bali pacang dados imbuh kirangné jam plajahan basa Bali ring sekolah. Indiké punika méweh? Jakti méweh yéning kenehang, nanging pastika wénten margi yéning sampun mautsaha. Dumogi sekolah lianan prasida nulad SMAN 1 Dawan. Yéning sekolah ring Bali prasida ngwéntenang dina mabasa Inggris, napi mawinan ngwéntenang dina mabasa Bali nénten mrasidayang? (I Putu Supartika)

Redaksi nerima reriptan profil mabasa Bali miwah Indonésia (pinih akéh 3000 huruf) jangkép sareng foto profil. Profil mangda kakirim ring alamat : Bali Post Jalan Kepundung 67 A Dénpasar. Taler dados ring email : bali.orti@yahoo.com


15

Minggu Paing, 31 Juli 2016

Dalam Pusaran Tujuh Ketegangan z Tragedi Surga Bali Menjadi Syurrrga (5)

ANEKDOT Pan Angklung Gadang dalam cerita lisan Bali bisa menjadi penegas, betapa sekat-sekat formalitas dalam tataran psiko-sosial persoalan Bali sesungguhnya begitu kabur, buram, dalam bingkai filosofis yang kritis. Sebagai wujud nyata kesungguhan pengabdiannya kepada sang raja, Pan Angklung Gadang pun senantiasa mengiring, di belakang sang raja. Dia tak berani mendahului tuannya manakala berjalan. Tidak pula berani berposisi lebih tinggi manakala berdiri. Dia akan makan makanan sisa, setelah sang tuan usai bersantap. SUATU KALI, saat sang tuan buang air besar di kali berarus lancar, Pan Angklung Gadang justru memilih berposisi lebih di hulu. “Ee, Pan Angklung Gadang, kenapa kamu kali ini berani mendahuluiku, berada di depanku?” sang raja menghardik. “Ampun Paduka Raja, hamba tak pernah berani melanggar sumpah diri. Hamba ini hanya hamba sahaya Paduka, senantiasa ingin mengiring di belakang. Karena itulah, agar kotoran hamba juga mengiringkan kotoran Paduka, maka hamba pilih posisi buang air besar lebih di hulu tinimbang Paduka,” Pan Angklung Gadang memberi alasan kritis—dan menyindir. JIKA DALAM PERSEPSI masyarakat agraris tradisional Bali di masa silam saja perihal psiko-sosial, seperti suci-leteh, sukla-carikan/lungsuran/surudan, ulu-teben telah disikapi sedemikian kritis, sesuai ruang dan waktu, sungguh alangkah tidak sederhana persoalan itu dalam kehidupan nyata, faktual, di tengah-tenagh pusaran arus masyarakat industri, jasa, dan perdagangan kapitalis hitam nan global

kini. Dilema dalam wujud pertanyaanpertanyaan rasional kini tentu tiada henti menyundul-nyundul. Batasan-batasan konsep tradisional kini tiada kunjung usai justru digempur benturan-benturan beragam kepentingan dan keperluan praktis, faktual. HASIL studi mendalam dan menyeluruh kelompok ahli badan dunia dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, UNESCO, menyimpulkan era globalisasi yang dihembuskan negara-negara maju—dimotori Amerika Serikat dan Inggris—sejak dasawarsa 1980-an, tak pelak kini telah menimbulkan tujuh ketegangan utama dalam kehidupan di seantero jagat. Dan, di situ Bali bukanlah pulau terpencil yang bisa kedap atau ampuh menepis pengaruh tujuh ketegangan (the seven tensions) itu. Bali justru begitu terkesan letih menepis gempuran demi gempuran, lebih kerap lagi begitu telat tepis (kasep tangkis), atau malah tiada menepis sama sekali—besar kemungkinan karena bingung, ragu, gagu. Tujuh ketegangan utama dalam kehidupan era globalisasi yang disimpulkan tim ahli UNESCO itu adalah: (1) global vs lokal; (2) universal vs individual; (3) tradisi vs modernisasi; (4) program jangka panjang vs program jangka pendek; (5) kualitas vs pemerataan; (6) spiritual vs material; (7) perluasan pengetahuan canggih vs kemampuan manusia untuk mencerna. Bagi Bali, ketujuh ketegangan ini tak terelakkan justru begitu nyata menyundul-nyundul, sambung-menyambung, terutama sejak akhir dasawarsa 1980-an, semasa kepemimpinan Gubernur Ida Bagus Oka, 1988-1998. z deprabas

Kecerdasan Membahasakan Tradisi z Tragedi Surga Bali Menjadi Syurrrga (8-Habis)

KECAIRAN konsepsi suci-leteh tak hanya dilakonkan dalam ranah psikososial Bali Tradisi semata. Dalam bentang alam lingkungan, konsep suci justru juga dijadikan pembungkus metode didaktis, sebagai perlindungan, proteksi terhadap ruang, kawasan, dan ataupun benda, pohon. Dengan label suci, tenget (keramat), misalnya, suatu kawasan atau pohon akan diproteksi sehingga fungsinya tetap dapat dirawat, dilestarikan. Tapi pada era kekinian, yang mengedepankan rasio dan bukti material, tidakkah mempertahankan tradisi dengan posisi dan cara-cara ini akan diolok-olok sebagai takhyul? Kearifan tradisi warisan tetua Bali yang berdaya guna itu seyogyanya mulai dibahasakan dalam bentuk peraturan, legalitas, yang mengikat, tidak malah dibiarkan diolok-olok sebagai takhyul di Pulau Surga Terakhir ini. DALAM PANDANGAN BALI Tradisi, segenap alam semesta ini sejatinyalah berada dalam Tuhan. Dengan begitu tidak ada setitik pun tempat yang tidak suci. Itu berarti, sungguh tidak relevan mempertanyakan: adakah tempat di dunia ini yang tidak suci, karena semua tempat, semua ruang, merupakan badan (sarira) Tuhan Yang Mahasuci. Lewat menghargai Alam semesta Raya sebagai Badan Tuhan inilah manusia dapat memahami, mengenal, dan memuliakan keagungan Tuhan. Maka itu, perumusan yang jelas dalam aturan main tata ruang dan detail kawasan patut ditetapkan pasti, sehingga ada kepastian pegangan bagi semua pihak.

Dengan begitu Bali akan memiliki argumentasi yang solid, kuat, berpenalaran jernih, dan bisa dipahami dengan akal sehat oleh siapa pun, tanpa batas etnis, agama, maupun ras, kebangsaan. Dengan pilihan sadar sebagai daerah tujuan wisata utama di Tanah Air, tak terelakkan Bali justru menjadi muara peradaban, malting pot. Di situ Bali sepatutnya justru tampil tidak hanya mengeruk dolar dengan meremeh-remehkan diri menjadi syurrrga, tapi juga menawarkan gagasan, konsep-konsep unggul kemanusiaan dalam relasi dengan sesama manusia, Maha Pencipta, dan alam semesta raya seisinya yang mewujud sebagai surga nyata di Bumi. UNTUK ITU PERLU KEMAMPUAN merumuskan, membahasakan dengan tepat, mudah dipahami, perihal konsep adat, budaya, dan agama manusia Bali. Sepatutnya komponen-komponen Bali di institusi formal negara maupun nonformal sesegera mungkin duduk bersama, berembuk merumuskan sistem, pola, maupun mekanisme investasi di Bali manakala bersentuhan dengan nilai-nilai adat, budaya, dan agama manusia Bali. Sayangnya, kebanyakan orang Bali, termasuk di lembaga-lembaga elite, justru asyik berkutat dengan istilah yang hanya dipahami sendiri. Ketegangan demi ketegangan pun susul-menyusul, tak kunjung surut. Entah sampai kapan energi, waktu, mungkin pula biaya terus terbuang percuma, tanpa pencerdasan bermakna— sedangkan citra surge kian tegerus menjadi syurrga. z deprabas

Pada Mulanya, Hanya Ada Mesbah Terbuka zYang Mengabdikan Diri Mengulangi Penciptaan

BUAT API KERAMAT, beras yang dimasak, babi yang disembelih, mentega yang dimurnikan, dan minuman yang memabukkan, ketika orang datang ke hadapan Tuhan. Begitulah doa bermula. JIKA tak percaya, tengok dan baca Veda. Di sana tak disebut-sebut kuil atau patung yang kuat, yang lebih kuat dari dinding benteng apapun. Atau wangsa kuru yang agung yang mati dan luka di dalam kancahnya sendiri. SETAHU SAYA, Veda-kitab yang mengungkap banyak hal soal agama dan masyarakat Arya itu-memang mulanya tak menyajikan tarikh. Atau Tuhan yang menghibur dan sepenuhnya bisa digambar. TAPI KITAB yang berisi rangkaian upacara korban. Kitab yang menarik garis tegs antara para bangsawan, pendeta, warga biasa. Dan vedo, kitab yang penuh mantra itu, telah menuliskan kasta atau varna untuk yang pertama sekali. VEDA bertolak dari sana. Seorang bisa dihinakan, tidak menaruh hormat, karena asal usulnya, karena seluruh riwayat hidupnya. Dan di situlah persoalannya. Mungkin sebab itulah Karma - seorang

pangeran terbuang, tapi rakyat Hastinya hanya tahu ia anak suta, anak dari kusir kuda - begitu selesai dihinakan Drona dan Pandawa, ia angkat busurnya dan meminta keadilan. KENAPA KARNA menolak kasta? Kira-kira, karena seperti sudah disebut di atas, ia menghendaki keadilan. Menentang ketidakadilan. Menampik hak-hak istimewa, privilese, yang dimiliki para ksatria dan brahmana. Tapi saya ingat, waktu itu, di zaman Veda, raja belum dianggap dewata dan raja pendeta. Dan, sejak dahulu para pendeta, kaum yang pernah menyebut kasta paling bawah sebagai ‘’orang berlidah jahat dan berhidung pipih, pesek,’’ kelas hina. HANYA MEREKA yang bisa mempersembahkan kurban di depan api suci, di hadapan dewa yang berpunggung mentega dan bnerambut api, Agni, dan ribuan tamu undangan PARA RAJA setuju bahwa derajat pendeta itu luhur. Karena Veda telah menjamin itu di dalam satu madahnya. ‘’Raja memang mengalahkan semua kekuasaan yang menentang, tapi lebih penting lagi ia harus bisa menjaga pendeta dengan baik,

Lima Sajak

zSulis Gingsul AS Denpasar - Bantul P.P Jejak Kata

Setapak demi setapak, kata menuntunku Aku sering tersesat di belantaranya yang ratan Kutengok belakang, jejak kakiku telah hilang Dan jejak jejak kata telah raib diraup langit. Baiklah aku bertanya kepada sungai yang sedang berjalan sambil tidur di sana. Sungai, ke mana kau berpulang? Aai, mungkin kata-kataku sudah terlalu kosong Aku berteriak ai dan tiada yang menangkapnya. Lagi aku berteriak ai... Tiada terdengar gema dari seberang sungai. Gerimis turun menyapaku Kali ini aku tidak berteduh. Ia cuma awan kecil, mendung kelam, air kata-kata yang sedang bernostalgia dengan samsara, karibnya. Gerimis, kemana kamu menghilang? Setetes demi setetes kata dituntun pulang. Asalnya dari jejak kata yang raib dihirup langit.

Sebuah Cara

Aku hinggap Di sebuah pangkal yang baru Menyandang rindu yang baru. Kupelajari sepi Yang bernyanyi di puisimu. Sepi membelitmu sekaligus menumbuhkan sayap. Kau menggeliat, terlepas dan terbang meninggalkan aku. Kau hinggap Di sebuah pangkal yang baru Menyandang sepi yang sama. Aku berdiam Di sebuah pangkal yang baru Mempelajari sepi, sekali lagi. Selalu ada senyum barua Kemudian, senyap baru. Selalu ada yang terpendam Ditinggalkan, dan dilupakan Baiklah Ketika sepi membelitku Aku membelitnya.

Bingung, Linglung, Kecerdasan Membahasakan Tradisi Kasep Tangkis z Tragedi Surga Bali Menjadi Syurrrga (7)

z Tragedi Surga Bali Menjadi Syurrrga (6)

BILA manusia Bali tak ingin terlibas begitu percuma oleh pusaran arus besar era kesejagatan ini, tak ingin terus berkutat dengan persoalan psiko-sosial internal, maka sepatutnya ketegangan-ketegangan itu justru dijadikan energi pemicu guna mendefinisikan ulang serta menyegarkan ulang identitas kebudayaan Bali Baru yang mewujud dalam adat, budaya, dan praktik keagamaan manusia Bali, sehari-hari. LANGKAH ITU seyogyanya sanggup mencakup tataran mentalitas, kreativitas, moralitas, hingga memicu gairah semangat dan kejelian jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) dalam segala bidang. Di tataran mentalitas gerakan itu seyogyanya bertitik tekan pada pencerdasan otak emosi, spiritual melalui upaya-upaya pendidikan sekolah maupun nonsekolah, seperti di sekaa, banjar, desa pakraman. Di tataran kreativitas merujuk pada hasil imajinasi kreatif sebagai energi penghidup penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, hingga sumber daya kebudayaan manusia Bali. Adapun ranah moralitas yang bersumber utama pada agama universal, tentu amat penting sebagai pembentuk dasar identitas manusia Bali. KENYATAANNYA, Bali justru tampak sedemikian bingung, linglung—sehingga kasep tangkis. Kelompok cerdas minoritas (creative minority) mulai dari sulinggih (pendeta), klian, bandesa, hingga kalangan akademisi di kampus-kampus cenderung tak solid, tak kuasa memberikan jawaban cerdas—apalagi pasti—untuk dijadikan pegangan oleh mayoritas warga masyarakat awam. Praktik adat, budaya, dan keagamaan manusia Bali terkesan mandeg, atau malah kian menyurut, hendak mengagung-agungkan masa silam, lalu abai mengantisipasi dan memprediksi tantangan masa depan, hingga kurang energi memenangkan masa kini. GERAKAN PEMBARUAN dan penepisan manusia Bali—jikapun itu ada—cenderung terus-menerus berulang mulai dari awal kembali (majumu), tiada kunjung beranjak maju ke tataran lebih tinggi dengan argumentasi kuat maupun negosiasi berkesetaraan. Baik terhadap kekuasaan modal maupun politik. Bali malah kebanyakan keok manakala mawacanakan konsep budaya dan agama di hadapan kekuatan luar Bali. PENOLAKAN PEMBANGUNAN fasilitas hotel dan lapangan golf internasional BNR (1993) dekat Pura Tanah Lot, Tabanan—yang kemudian melahirkan Keputusan Bhisama Kesucian oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat—bisa menjadi “monumen kekalahan” Bali di hadapan mesin kekuatan modal dan politik. Lalu, ada kasus reklamasi Pantai Padanggalak (1997), menyusul pula kasus pengurukan dekat Pantai Mertasari dengan Pura Mertasari di Sanur (1998). Meletup pula rencana megaproyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB), geothermal, di kawasan hutan lindung Bedugul semasa kepemimpinan Gubernur Dewa Made Beratha. DI TENGAH-TENGAH isu itu, sempat pula Bali riuh dengan gagasan jembatan layang yang ditawarkan penemu teknologi Sosrobahu asal Ubud, Bali, Prof Dr Tjok Raka Sukawati. Gagasan ini hingga kini mentah dengan alasan “Ida Batara tak mau lewat di bawah kolong jembatan layang saat melasti, tak anut dengan rasa ruang budaya Bali”. Namun di sisi lain, seperti di kawasan Denpasar dan Badung yang heterogen, rombongan melasti justru tiada risih bersanding dengan turis berbikini gemulai terlentang di hamparan pantai berpasir putih, dalam terpaan terik matahari. SAMPAI KAPANKAH BALI akan sanggup tangguh kukuh melakukan penolakan demi penolakan dengan alasan dikotomis sucileteh, mempertahankan surga tak terpuruk menjadi syurrrga: bahwa intervensi investasi modal uang lantas diidentikkan dengan ancaman mengganggu kesucian, melanggar rasa kesucian orang Bali? z deprabas memujinya, menghormatinya layaknya Dewa.’’ APALAGI ketika sebuah madah Veda lain bertanya, bagaimana golongan manusia dicipta. Ketika para Dewa membagi manusia jadi beberapa bagian Lalu manusia dibaginya. DAN DALAM jawabannya disebutkan: Brahman adalah mulutnya Dari lengan dibuat Ksatria Paha menjadi Waisya Dan dari kaki lahir Sudra JUSTRU dalam penerimaan itu letak soalnya. Raja-raja yang sebelumnya mengangkat diri di atas para dewa, menuntut derajat lebih tinggi dari bhramana. Seribu tahun kemudian, itu terulang lagi, para

Yang Terselip

Diriku sebutir debu genting kota Dirimu seekor lembu desa. Sementara Takdir adalah gembala baik yang tak terduga. Seekor lembu desa duduk api di butik dalam rupa sepatu biru yang cantik. Waktu adalah cleaning service yang sigap Siap siaga membersihkan dirimu dari diriku. Sementara hujan hendak meluruhkan diriku agar dirimu terluput dari sebuah kisahku. Sebelum hujan, semilir angin terus kunanti Sambil terus mengumpamakan diri. Bukankah Kita ada. bersama-sama dan bersendiri-sendiri sebagai umpama. yang terselip di sajak ini.

SUCI-LETEH dalam praktik keagamaan di Bali nyatanya ada berlapis-lapis. Di tingkat terdalam, personal, penyucian pikiran, dengan pengendalian diri, agar teteg. Sakatilinganing ambek, tan wyar ta andadi kapitut, begitu Mpu Kanwa menyuratkan dalam kakawin Arjunawiwaha. Secara fisik penyucian dilakukan dengan air, tirta, lewat prosesi ritus pamarisuddha, pamlaspas, prayascitta. Di titik itu, setiap prosesi upacara mesti diawali dengan aksi prayascitta yang mengisyaratkan makna simbolik kuat: bahwa pengheningan pikiran itulah yang sepatutnya senantiasa didahulukan dalam menyikapi dan melakoni hidup. Citta dalam bahasa Sanskerta memang berarti jamak, luas, sekaligus sentral dalam diri manusia: pikiran, maksud, kehendak dan perasaan, juga hati, budi. Tapi, dalam praktik nyata manusia Bali, selain mengenal prosesi ritus pamarisuddha, prayascitta sebagai upaya pen-suci-an, yang dilanjutkan dengan pasupati (pemberian energi penghidup), ada pula ritus pralina sebagai upaya peleburan dari yang suci menjadi profan. Sarana utama dalam wujud fisik tetap berupa air, tirta. Maka di Bali dikenal ada tradisi lukat, supat, lebur sekaligus, silih berganti—selain juga ada tradisi geseng. Sarana utamanya tetap saja tirta, air: mulai dari mata air, air campuhan (pertemuan aliran air dari beberapa arah berbeda) hingga air kelapa jenis tertentu, seperti kelapa sudamala, kelapa gading—dinamakan tirta pingit. Hingga malukat dengan mandi di laut, hingga dengan air kumkuman yang dibuat khusus beraroma wangi, layaknya terapi aroma yang kini popular di kalangan menengah atas. Maksudnya mungkin berdimensi psikologis, atau malah menyentuh dimensi mistis-religius. Suci-tidak suci secara praksis di Bali kerap pula tergantung pada bahan. Logam mulia, permata, misalnya, tidak dikenakan mala. Lalu, ada alasan pembenaran: logam mulia dan permata (sarwa mule) bagus justru melebur mala. Sedangkan benda-benda material dengan bahan murah meriah biasanya sontak dibuang usai dipakai saat ngaben di setra dengan alasan buram: leteh. Tapi, ada kalanya kesucian juga mengait dengan simbolik warna, seperti putih, misalnya. Dalam bentang alam lingkungan, konsep

suci justru juga dijadikan pembungkus metode didaktis, sebagai perlindungan, proteksi terhadap ruang, kawasan, dan ataupun benda, pohon. Dengan label suci, tenget (keramat), misalnya, suatu kawasan atau pohon akan diproteksi sehingga fungsinya tetap dapat dirawat, dilestarikan. Tapi di era kekinian, yang mengedepankan rasio, tidakkah mempertahankan tradisi dengan posisi dan cara-cara ini akan diolok-olok sebagai takhyul? Kearifan tradisi warisan tetua Bali yang berdaya guna itu seyogyanya mulai dibahasakan dalam bentuk peraturan, legalitas, yang mengikat, tidak malah dibiarkan diolok-olok sebagai takhyul di Pulau Surga Terakhir ini. Dalam pandangan Bali Tradisi, segenap alam semesta ini sejatinyalah berada dalam Tuhan. Dengan begitu tidak ada setitik pun tempat tidak suci. Itu berarti sungguh tidak relevan mempertanyakan: adakah tempat di dunia ini yang tidak suci, karena semua tempat, semua ruang, merupakan badan (sarira) Tuhan. Maka itu, perumusan yang jelas dalam aturan main tata ruang dan detail kawasan patut diteatapkan pasti sehingga ada kepastian pegangan bagi semua pihak. Dengan begitu Bali akan memiliki argumentasi yang solid, kuat, rasional, dan bisa dipahami dengan akal sehat oleh siapa pun, tanpa batas etnis, agama, maupun ras, kebangsaan. Dengan pilihan sadar sebagai daerah tujuan wisata utama di Tanah Air, tak terelakkan Bali justru menjadi muara peradaban, malting pot. Di situ Bali sepatutnya justru tampil tidak hanya mengeruk dolar, tapi juga menawarkan gagasan, konsep-konsep unggul kemanusiaan dalam relasi dengan sesama manusia, Maha Pencipta, dan alam semesta raya seisinya. Untuk itu perlu kemampuan merumuskan, membahasakan dengan tepat, mudah dipahami, perihal konsep adat, budaya, dan agama manusia Bali. Sayangnya, kebanyakan orang Bali, termasuk di lembaga-lembaga elite, justru asyik berkutat dengan istilah yang hanya dipahami sendiri. Ketegangan demi ketegangan pun susul-menyusul, tak kunjung surut. Entah sampai kapan energi, waktu, mungkin pula biaya terus terbuang percuma, tanpa pencerdasan bermakna—sedangkan citra surga kian tergerus menjadi syurrga. z deprabas

Skizofrenia II...

Skizofrenia III...

BERTERIAKLAH. Berteriaklah sepuasnya pada ombak di depan sana. Namun jangan harap kau akan berjumpa Baruna atau putri duyung baik hati yang mampu mewujudkan mimpi. Cukup aku saja yang menghilang. Jangan pernah bersembunyi dariku. Jangan pernah pergi. AKU TELAH TERBANG ke semua galaksi. Bertemu para dewata dengan puluhan bidadari yang mengiringinya tapi tak satupun yang mirip denganmu. Kau mengatakan bahwa kau akan pergi ke tempat paling indah, dan itu adalah surga. Kau akan menjadi bidadari paling bahagia disana. Kau telah mengatakan kebohongan tak termaafkan. Kau pergi dan surga tak pernah ada. Tak akan pernah ada. KAU ingkar janji untuk kesekian kali. Tapi kau selalu mengatakan tentang sumpah dan kesetiaan. Nyatanya tak ada dua hal itu dalam dirimu. Namun dengan fasih kau mengucapkannya seakan dua hal itu adalah satu-satunya ingatan yang kau punya. Dan kau pergi juga. TELAH KUKEJAR bayang-bayang itu hingga ribuan kelahiran. Kau tetap bersempunyi. Tersembunyi. Mungkin kau ada di balik benamnya matahari. Mungkin kau ada di tetes terakhir embun pagi ini. BERTERIAKLAH. Berteriak satu kali saja. Berteriaklah padaku. Jangan pada ombak di depanmu. Aku telah menjadi pengelana di setiap semesta. Dan percayalah, aku mulai lelah dirundung sepi. zNPS Rainia Rastiti

AKU HIDUP di sebuah dunia dimana segala benda bertukar nama. Jangan menuduhku sebagai pendusta. Jangan pernah. Aku pun tak butuh kepercayaan darimu. Apalagi pengakuan bahwa semua yang ku katakan mengandung kebenaran. Bahwa kau tidak percaya padaku itu adalah masalah lain. Tapi jika sekali saja kau menyebutku pendusta, kau akan rasakan derita yang sama. Derita yang sama, yang merantaiku dari hari ke hari. NAMUN jika kau masih berkeras bahwa tak satupun kata-kataku mengandung kebenaran, bisakah kau jelaskan padaku apa sesungguhnya kebenaran itu? SAAT kau melihat gunung dari tempatmu mendaki, kau mengatakan bahwa gunung berwarna hijau, menghijau dalam rerimbun pohon. Tapi dari tempatku berdiri saat ini, gunung adalah segitiga raksasa biru muda. Tak ada pohon atau appun seperti yang kau ceritakan. Dan kau akan tetap pada pendirianmu lalu memaksaku untuk sepakat pada keyakinanmu. SAAT aku bertanya mengapa harus menutupi tubuh kita, kau memaki dan mengataiku gila. Bukankah kita terlahir tanpa busana dan kepulangan terakhir kita ke rumah Yang Maha Mencipta juga tanpa apa-apa. Bahkan Adam yang kaupercaya sebagai manusia pertama tak pernah sekalipun kudengar merisaukan tentang hal remeh temeh macam itu. Ya, kawanku, busana adalah hal paling remeh di dunia. TIDAKKAH kau sadari, kemunafikan yang selama ini merongrongmu karena busana murahan yang kau kenakan. Kau tersenyum pada setiap pujian. Tidak menyadari tentang cahaya sinis dari mata mereka. Kegeraman dan iri hati dari tawa mereka. TAPI LAGI-LAGI kau menyalahkahku. Hanya karena aku memilih untuk menjadi semurni bayi. Tanpa sehelai kain palsu menutupi kesejatianku. zNPS Rainia Rastiti

raja, putra mahkota, dan ksatria istana seringkali menjadi penguasa yang angkuh dan bertekad menaklukan dunia. DAN, GOLONGAN BRAHMANA mencapai posisinya seperti sekarang karena memberi arti baru dalam upacara agama. Mereka membuat segudang pembatasan dan larangn. Bahwa bila ada upacara yang dilakukan asal-asalan. tak runtut, akan muncul kemelut. Jika ada mesbah yang mencong letakknya, maka akan timbul kekacauan, bumi akan berguncang keras, hewan-hewan di sekitar gunung akan lari menerjang rimba, sawah, ladang, tanpa peduli. Dan andal sesajian ditaruh di tempat salah, akan ada banyak orang mati dan menangis pada upacara pemakaman. TAPI SAYA KIRA tidak semua brahmana menyebal dari patokannya Banak brahmana, dengan ketekunan dan kesederhanaan yang dimiliki, ialah petapa saleh. Menjalankan upacara agama, menafsirkan

Jalur Sunyi

Akar-akar sulur sirih muncul dari ruas-ruas hijau Yang lunak dan yang ringkih mampu menancapi batu-batu. Menjulurlah batang-batang belia mengantarkan rindu kuncup-kuncup muda merabat menuju cahaya baru. Lumut dan ganggang tumbuh di setiap yang lembab Berkembang biak memenuhi segala rupa permukaan. Mendekati sumber yang mengandung hangat dan sinar Surya, dan sepasang kantung mata arimu yang dalam. Aku memungut nada-nada yang berdenting menjelmakannya sebagai tanda dan sarana Hadirnya bening matamu, bening celotehmu yang tak tergantikan. tak terkatakan.

alamat kedewaan, dan membimbing putra raja kepada kemuliaan dan keluhuran budi. Dan, bagaimanapun... Saya tak akan pernah tahu, tak pernah tahu, apakah setiap kali pendeta memimpin upacara, ia mengulangi penciptaan dunia? Tapi setidaknya saya yakin hanya manusia yang mengabdikan diri demi tujuan yang baik akan diberi kelahiran kembali dengan tubuh manusia. Bersih. Suci. Dan yang culas, licik, laknat, kasar akan lahir kembali sebagai tikus. Kecoa. zAgus Roisalam Ceribon - Yogya - Bogor

Ambang Jendela

Duka mengintip Luka jendela tertutup gorden. Di langit rumah sakit, pipit bernyanyi. ‘Di bawah matahari Siapa tahan berdiam diri Dari balik jeruji ini Siapa lolos dari mimpi?’’ Angin adalah udara yang bergerak Geraknya memberi sekaligus mencuri Yang di dalam sekaligus yang di luar diri. Layang-layang tersangkut di dahan Tegang-kendur tali pengikatnya Demikianlah angin suka bermain. Yang sedang terpontang-panting Makin terkoyak. Biarkanlah yang di luar itu, kataku Biar hujan melipur laraku, katamu Dengan bening, cair, dan tawarnya. Nafas hujan Bikin buram kaca. Meski begini meski begitu Ambang jendela tidak turut berduka.


NASIONAL

16

Minggu Paing, 31 Juli 2016

Bhima Tangkap Tiang Bendera Karna

Disusun: Kisari Mohan Ganguli Diterjemahkan: I Ketut Arinta (Edisi Tiga Ratus Lima Belas) Rishi Vyasa : (Bharata) setara dengan Veda. Ini adalah suci dan agung. Bharata menganugerahkan kemasyhuran dan kesejahteraan. Karena itu, seseorang harus mempelajari dan mendengarkan dengan perhatian penuh.

DIGAIRAHKAN kemarahannya, putra Radha itu kemudian menunjukkan kemegahannya. Karna, memiliki kekuatan menyerupai api-yuga itu. Putra Radha itu tersenyum beberapa saat. Kemudian Karna memotong tiang benderanya Bhima, selanjutnya menumbangkan panji-panjinya. Dengan kehilangan busur, Bhima yang berlengan perkasa itu kemudian meraih sebuah panah. Panah Bhima itu biasa dipakai oleh para prajurit kereta. Digairahkan kemarahannya, dia memutar-mutar dengan tangannya dan kemudian melemparkannya dengan kekuatan penuh ke keretanya Karna. Putra Adhiratha kemudian melepaskan 10 batang panah, memotong panah Bhima, ketika melesat ke arahnya dengan kemegahan sebuah meteor besar. Panah yang dilemparkan oleh Bhima itu dihiasi emas. Selanjutnya, panah itu jatuh terpotong menjadi sepuluh bagian oleh panah-panah tajam milik putra Suta itu, Karna,

prajurit yang paham setiap mode peperangan itu kemudian bertempur demi kepentingan teman-temannya. Kemudian putra Kunti itu mengambil sebuah tameng yang dihiasi emas dan sebuah pedang. Dia menginginkan mendapatkan apakah kematian atau kemenangan. Karna, oh Bharata, sambil tersenyum beberapa saat, memotong tameng yang berkilauan dari Bhima itu dengan banyak panah yang mengerikan. Kemudian, dengan tanpa kereta, Bhima, oh raja, kehilangan tamengnya, menjadi mabuk saking kegeraman. Dengan cepat melemparkan pedangnya yang dahsyat ke arah keretanya Karna. Pedang besar itu memotong busur bertali dari putra Suta itu, jatuh ke bumi, oh raja, seperti seekor ular yang sedang marah dari langit. Kemudian putra Adhiratha itu digairahkan kemarahannya dalam pertempuran itu, sambil tersenyum mengambil busur lain yang bisa menghancurkan musuh-musuh. Busur

itu memiliki tali lebih kuat dan lebih keras. Keinginannya membantai putra Kunti, Karna kemudian mulai menembakkan ribuan anak panah, oh raja, yang dilengkapi sayap-sayap dari emas dan dilengkapi energi besar. Diserang panah-panah yang ditembakkan dari busurnya Karna itu, Bhima yang perkasa itu melompat ke angkasa. Setelah melihat perbuatan Bhima pada pertempuran itu menginginkan kemenangan, putra Radha kemudian memperdaya dengan menyembunyikan dirinya sendiri di keretanya. Melihat Karna menyembunyikan dirinya sendiri dengan sebuah hati yang terguncang di teras keretanya, Bhima menangkap tiang bendera Karna yang menunggunya di atas tanah. Semua keturunan Kuru, dan para Charana sangat memuji usaha Bhima itu untuk menangkap dengan cepat Karna yang keluar dari keretanya. Seperti Garuda menangkap seekor ular. Busurnya terpotong, dirinya

sendiri kehilangan keretanya, Bhima, yang patuh terhadap kewajiban-kewajiban dari golongannya, tetap berdiri untuk bertempur, membiarkan keretanya yang pecah di belakangnya. Putra Radha itu kemudian meneruskan melawan putra Pandu yang sedang menunggunya bertarung. Kemudian kedua prajurit perkasa itu, oh raja, saling menantang ketika mereka mendekati satu dengan lainnya.

Kedua banteng di antara manusia itu saling meraung satu dengan lainnya. Seperti awanawan pada penutupan musim panas. Saling kunci lengan, kemudian terjadi antara kedua singa di antara manusia, yang sedang sibuk itu tidak dapat membiarkan satu lainnya pada pertempuran yang menyerupai perang pada zaman dahulu, antara dewa-dewa dan para danava. (bersambung)

Sloka 9.1 Sri Bhagavan uvaca Idam tu te guuuhyatamam pravaksyamy anasuyave jnanam vijnana sahitam yaj jnatva moksyase ‘subhat Bersabdalah Yang Maha Pengasih: Kepadamu, yang tak memiliki berbagai keinginan, akan-Ku sabdakan rahasia yang paling dalam ini, gnana dengan vignana yang tergabung –pengetahuan tentang Nirguna Brahman - Yang Maha Gaib, digabung dengan pengetahuan tentang cinta kasih nan suci dari Sakara Brahman – manifestasi-Nya Yang Abadi, mengetahui ini, engkau akan lepas dari dosa-dosa – keterikatan samsara.

Demokrasi Seks KEJAHATAN terhadap kemanusiaan berlangsung secara kompleks dengan segala bentuk dan motivasi. Malah dalam pemenuhan kebutuhan biologis yang hakiki seperti pangan, sandang, papan, dan kesenangan atau hasrat, bila tidak mungkin dicapai secara normal dan legal, sering dilakukan lewat kejahatan. Terutama di bidang hasrat seksual yang akibat desakan libido memuncak, kerap melahirkan kejahatan dan kekerasan seksual. Celakanya, penyintas seksual akibat paedofilia kian menonjol beberapa tahun terakhir mendorong keluarnya Perppu nomor 1, tahun 2016 tentang Perlindungan Anak. Perppu ini mengatur hukuman kebiri kimia kepada pelaku kekerasan seksual terhadap anak sebagai pidana tambahan hukuman badan, selain pengumuman identitas pelaku ke khalayak dan pemasangan alat deteksi elektronik. “Awalnya, ada pihak yang tidak sepaham atas dikeluarkannya peraturan pemerintah pengganti undang-undang oleh Presiden Joko Widodo itu. Mereka menganggap Perppu tersebut tidak menjamin surut atau hilangnya kekerasan seksual terhadap anak-anak, bahkan bertentangan dengan kemanusiaan. Sebab memasukkan unsur kimia ke tubuh manusia secara berkesinambungan, menurut mereka, berdampak terjadinya perubahan kejiwaan dan kondisi jasmani si penerima. Lagi pula, paedofil tidak selalu terjadi akibat desakan libido, namun bisa terjadi akibat dorongan kejiwaan si pelaku. Nah, di situlah letak sumber masalah! Sebab ada yang berpendapat penderita paedofilia umumnya adalah korban atau penyintas kejahatan atau pelecehan seksual di masa kanak-kanak. Pendapat itu, kutafsir, sebagai penularan perilaku yang kemudian menjadi kebiasaan, sehingga tanpa desakan libido pun kekerasan seksual bisa terjadi. Seperti pepatah jadul mengatakan ‘ala bisa karena biasa!‘ dan bila para penyintas juga mengalami kondisi kejiwaan serupa, maka di ranah paedofilia tanpa bisa dicegah terjadi regenerasi. Akibat maraknya kejahatan dan pelecehan seksual berkategori paedofilia, menyebabkan keresahan di kalangan orang tua dan masyarakat, sehingga paedofilia dianggap setara dengan korupsi,

terorisme, bandar narkotika, lalu dinyatakan sebagai kejahatan luar biasa terhadap kemanusiaan,“ papar Rubag. “Wah, mungkin itu alasan Presiden Jokowi mengeluarkan Perppu baru sebagai perubahan kedua atas UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak. Beliau bukan tipe pemimpin yang reaksioner dalam mengeluarkan keputusan, namun bila sudah yakin atas kebenaran sebuah niat, maka tidak akan pernah mundur untuk mewujudkannya. Begitu penilaian Menkopolhukam, Luhut Panjaitan, terhadap mantan Wali Kota Solo yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Bukan maksudku memihak salah satu pihak, yang pro dan kontra terhadap Perppu itu, namun dari pengamatanku, kurasa, Jokowi agaknya terpaksa mengeluarkan Perppu, karena tidak melihat atau mendengar usulan sahih dan lebih baik buat mengatasi ancaman terhadap kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Kusimak paparanmu, terutama ikhwal regenerasi yang terjadi di domain seksualitas yakni paedofilia tersebut. Kendati seks merupakan kebutuhan biologis manusia sejajar dengan pangan, papan, dan sandang, namun senggama dengan penyimpangan sejak anak berusia dini, tidak mungkin diharap mampu menjadi generasi penerus yang bertanggung jawab atas lestarinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebab, menurutku, bila terbiasa melakukan penyimpangan terhadap perilaku yang bersifat pribadi, terutama seksual, bukan tidak mungkin dilakukan pula ketika jadi penyelenggara negara. Maaf, ini pendapatku lho, aku tidak memaksa atau memprovokasi orang lain, berpendapat berbeda, karena aku paham hidup di negara demokrasi!“ ujar Kadek Wahyudita. “Sepakat, itulah prinsip utama demokrasi! Tidak menganggap orang lain yang berpendapat berbeda sebagai musuh, tapi antitesis terhadap tesis kita, sehingga terjadi dialektika. Kegaduhan terjadi, karena mengaku paham makna demokrasi, namun sering memaksakan kehendak sendiri sebagai kebenaran mutlak. Itu bisa disebut demokrasi setengah matang! Penyimpangan seks yang dilakukan antara mereka yang sepaham atas dasar suka sama suka, bagiku, juga hak pribadi yang dijamin

prinsip demokrasi. Asalkan tidak dengan paksaan atau bujukan terhadap anakanak di bawah umur, seperti pelaku paedofilia, yang akhirnya merusak masa depan anak-anak. Karena kebanyakan penderita paedofil, kubaca di koran dan media online, melampiaskan birahinya terhadap anak usia di bawah kepantasan dan itu dilakukan lewat sodomi. Bila hal itu sering dilakukan, baik karena imingiming uang atau ancaman, lagi-lagi kubaca di artikel, menyebabkan kerusakan pertumbuhan anak sekaligus kejiwaannya. Aku setuju Rubag, yang menyebutnya menjadi kebiasaan. Berawal dari kesakitan, lambat-laun jadi kenikmatan. Inilah yang berbahaya dan memprihatinkan, karena setelah besar akan menjadi predator seksual, yang juga mencari penyintas seperti mentornya dulu. Namun, untuk pendapat bahwa perilaku menyimpang di bidang seksual berbanding lurus dengan penyimpangan saat menjadi penyelenggara negara, belun tentu! Sebab kutahu dulu pernah ada tokoh nasional, yang diketahui punya kelainan di bidang seksual, namun sepak terjangnya saat melaksanakan tugas dan kewajibannya sangat hebat. Patriotismenya membela NKRI juga tidak diragukan!“ komentar Gede Kasna. “Luar biasa! Tumben kudengar ada demokrasi dalam seksualitas, namun setelah kurenungi, aku setuju! Pemerkosaan dan kekerasan dalam hubungan seksual, termasuk paedofilia, bagiku, adalah otoritarianisme dalam seks. Kita beralih ke soal hukuman pengebiran lewat suntikan zat kimia ke tubuh predator seks, yang sedikit ada hambatan dari pihak eksekutornya. Dengan judul ‘IDI Tetap Tolak Suntik Kebiri‘, Bali Post edisi Selasa (26/7) mewartakan, Ikatan Dokter Indonesia menegaskan konsistensinya menolak menjadi eksekutor hukuman kebiri terhadap pelaku kekerasan seksual terhadap anak. Wakil Ketua IDI, Daeng Muhammad Faqih, konon menyatakan bahwa dokter adalah profesi yang menekankan tindakan memberi pertolongan, namun tidak kena bila melakukan tindakan penghukuman, karena itu bertentangan dengan etika kedokteran. Untuk itu, dia menyarankan agar pemerintah menunjuk petugas di luar anggota IDI, untuk dididik menjadi ekse-

BPM/ade

kutor. Lagi pula, menurutnya, menyuntik bukan pekerjaan sangat sulit dan tidak memerlukan keahlian khusus, karena orang biasa pun bisa melakukannya. Seperti penderita diabetes mellitus, yang bisa melakukannya sendiri. Syukurnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla, menghormati keputusan IDI yang menolak menjadi eksekutor hukuman kebiri kimia, sebagai hak para dokter yang tunduk pada etika kedokteran. Ternyata Pak JK sangat paham hakikat demokrasi! Beliau menyarankan agar eksekusi dilakukan para dokter yang bukan anggota IDI, seperti dokter TNI dan dokter Polri, yang bisa melakukan sesuai penugasan,“ ujar Anom Wijaya. ‘’Ya, tidak setiap penolakan harus dianggap musuh atau menentang, sebab mereka punya alasan untuk menerima tugas atau menolak. Bila sikap saling memaklumi ini dipelihara akan terjadi keteduhan dalam berkomunikasi. Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S. Pane, sepaham dengan JK dan menilai bahwa tugas eksekusi terhadap narapidana predator seks adalah Polri, melalui Kedokteran Kepolisian (Dokpol), bukan tugas IDI. Itu harus dilakukan setelah kejaksaan mendapat keputusan hukum yang inkrah dari Mahkamah Agung. Seperti halnya pelaksanaan hukuman mati, aparat kepolisianlah yang melakukan eksekusi. Jadi, menurutnya, wajar bila IDI menolak. Namun, Neta sedikit berbeda dengan JK, karena setiap dokter pasti sudah mengucapkan sumpah dokter, di mana sumpah itu menyangkut etika kedokteran. Kukira, masalah ini tidak begitu sulit dipecahkan, sepanjang setiap pihak mau duduk bersama mendiskusikan secara transparan, apalagi menyadari semua adalah masalah bersama yang harus dipecahkan secara musyawarah, astungkara!“ ujar Bakti Wiyasa. (aridus)

DISKUSI - Mantan Kepala Staf TNI AL Laksamana (Purn) Ahmad Sucipto (kiri), pembawa acara Ichan Loulembah, pengamat masalah pertahanan Connie Rahakundin Bakrie, Prof. A Dahana (kanan) saat diskusi bertemakan “Kita dan Sengketa Laut Cina Selatan”.

Komisi III akan Panggil Kontras Jakarta(Bali Post) Komisi III DPR RI yang ruang lingkupnya membidangi Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM) dan Keamanan berencana memanggil Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) terkait penyataan tereksekusi mati Freddy Budiman yang bercerita ke koordinator Kontras Harris Azhar pada tahun 2014 silam. Tulisan Harris Azhar yang dipublikasikan setelah Freddy tewas dieksekusi itu kini menuai polemik. Anggota Komisi III DPR RI, Masinton Pasaribu, mengatakan anggota Komisi III sudah membicarakan hal itu melalui grup salah satu media sosial untuk melakukan pemanggilan kepada Kontras usai masa reses anggota DPR RI. “Kami akan serius, juga nanti kita akan undang kawan Kontras dan kami juga minta aparat penegak hukum serius tindak lanjuti informasi ini, sekecil apa pun harus ditelu-

suri,” kata Masinton Pasaribu usai diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7) kemarin. Menurut Masinton, meskipun informasi telah beredar luas di masyarakat, media sosial dan media massa belum dipastikan kebenarannya, namun informasi terkait pernyataan Freddy Budiman tersebut perlu ditelusuri keakuratan dan kebenarannya untuk ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.

“Terlepas persentase akurasinya berapa persen, sebagaimanapun kecilnya, penting untuk ditelusuri. Karena, bandar narkoba ini bekerja tidak sendiri. Dia melibatkan banyak jaringan. Bahkan, kalau menurut cerita Freddy Budiman terhadap Kontras ada fasilitas mobil dari perwira tinggi bintang dua kepada Freddy untuk membawa dan menyelundupkan dari medan ke Jakarta,” ujarnya. (ant)

Truk Tabrak 5 Sepeda Motor, 10 Tewas Sukabumi (Bali Post) Sepuluh orang tewas dan tujuh warga luka dalam kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Cianjur-Sukabumi, Kampung Bangbayang, Kecamatan Gebrong Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (30/7) kemarin. Kecelakaan maut itu melibatkan sebuah truk, mobil angkutan kota (angkot) dan lima sepeda motor di Kilo-

meter 75 Kabupaten Cianjur pukul 09.00 WIB. Truk nahas bernomor polisi B 9479 GDA yang dikemudikan Asep Suhandi itu juga menabrak bengkel motor dan depot isi ulang air mineral serta warung. Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Barat, Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus, berdasarkan hasil

penyelidikan sementara, truk itu menabrak setelah remnya blong alias tidak berfungsi. Akibat insiden itu, kata Yusri, empat orang tewas di lokasi kecelakaan, enam yang lain meninggal dunia saat perawatan di rumah sakit setempat. Seorang mengalami luka berat dan enam warga luka ringan. (ant)

Minggu, 31 Juli 2016 05.52 Mars Indonesia Raya 05.54 Mars Bali Jagadhita 05.56 Lagu Ngastitiang Bali 06.00 Puja Trisandya 06.05 Dharma Wacana 06.35 Seputar Bali Akhir Pekan 07.35 Sehat & Bugar 08.05 Klip Anak 08.35 I Got It 08.45 Bali Channel Tourist TV 09.30 Taman Sari 09.30 Belajar Menggambar 10.05 Education On Bali TV 10.30 Lila Cita Sanggar Canting Camplung (3)

11.30 Dunia Otomotif 12.00 Dharma Wacana 12.30 Traventura 12.45 Bali Channel Tourist TV 13.00 Wirasa 13.30 Lejel Home Shopping 14.30 Tembang Bali 15.30 Education on Bali TV 16.05 Dialog Interaktif Harmoni Bali 17.05 Dunia Kita 17.30 Gita Shanti S.S. Werdhi Budaya Bringin Suci (2) 18.00 Puja Trisandya

18.05 Seputar Bali 19.00 Banjar Bali Quiz (BBQ) 19.30 Kris (Kriminal Sepekan) 20.00 Samatra Artis Bali 21.00 Folksong 21.30 Berita dan Bincang Terkini 21.35 Ajeg Bali Rejang Daretan - Bugbug 22.00 Berita dan Bincang Terkini 22.05 Lila Cita Calonarang Tegalinggah (5) 23.05 Sulusi Alternatif Herbal Putih 23.30 Dunia Kita 24.00 Lejel Home Shopping


BALI GLOBAL CLASSIFIED ADS

Minggu Paing, 31 Juli 2016

17

IKLAN MINI - IKLAN PELUANG EMAS

Sarana promosi, mempertahankan, memperluas pasar serta meningkatkan citra perusahaan, Paling efektif, mini biaya, maksimal hasilnya Informasi pasang iklan Telepon : Minggu s/d Jumat : Rp 49.500,- per baris, Sabtu : Rp 64.350,- per baris (30 character), minimum 2 baris, maksimum 10 baris (bayar dimuka), Adlibs Radio Global/Genta/Besakih Rp 50.000 (3 x siar) : (021) 5357602 - Fax : (021) 5357605 - Iklan Still Store di Bali TV : Rp 200.000,- (10 x tayang) z Jakarta : Rp 795.000,- maksimum ukuran 1 kolom X 3 cm, 10 kali muat/bulan (bayar dimuka) - Runing Teks Bali TV : Rp 50.000,- (5 x tayang) z Mataram : (0370) 639543 tidak termasuk iklan lowongan/dijual/dikontrakkan rumah, tanah, ruko, mobil, dll. Tarif khusus - Denpost Paket : Rp 165.000,- (10 x muat) z Denpasar : (0361) 225764 (hunting) e-mail:iklan@balipost.co.id 66 tahun Bali Post. Iklan mendesak untuk dimuat besok, diterima sampai pukul : 18.00 Wita - Bisnis Bali Paket : Rp 82.500,- (10 x muat) z Surabaya : (031) 5633456 z Materi iklan diserahkan berupa file dalam bentuk CD/Flashdisk dengan format: Coreldraw, Photoshop atau VISA z ?3;> B7?435343>;BAEF 9?3;> 5A? z $3K3@3@ (7@936G3@ ( (;@ 5 7 z ;E5AG@F -B FA (7?43K3D3@ 69@ #3DFG #D76;F &! Iklan Anda di desain langsung di bagian iklan Bali Post, GRATIS! z Tarif iklan Mini/Baris z Iklan Peluang Emas

%-=05:1 *7EF3GD3@F $AA=;@9 8AD 3DF7@6D7E /3;FD7EE %GEF +B73= @9>;E: "> (7F;F7@97F ,7>B %3;> E3D6;@7 E3D6;@743>; 5A? #

.?47-: +9D +F388 6?;@ $ ( +$, 4E #?BFD $3? "> +GIG@9 3F3@ #7@63> BE #

?4 (793I3; $3G@6DK +3@GD BF 63 %7EE %3=3@ #

/= +797D3 /3;F7D EE (9>? ,6= *3?3: +AB3@ %;@ +%- "> ,G=36 3F3@9:3D; BE

= +9D ,=9 "3:;F 3D?7@ ,G=9 7DE;: .;>3 (D;436; (7@93>3?@ G4

#

#

=1:/4 (3EFDK (DA6G5F;A@ &776E 3@ JB7D;7@576 (3EFDK +F388 -D97@F 3>> #

-21 3>; *7EF -D97@F>K @77676 5AA= 5AA= :7>B7D ?;@ K73D 7JB +7@6 . FA 5387 43>; K3:AA 5A ;6 AD #

-=5 ,:7D3B;EF / ;E3 3>;@7E7 %E97 #

= %9D (DA6G=E; 3D?@ (7@93>?@ . KAE; 9;@97DE@3B 9?3;> 5A? #

.?47: GDG $7E (D;H3F ;E;=3 *4 " #

/= 55AG@F;@9 %;@ =GF3@E; (D;3 /3@;F3 GF= 3D?7@F %7@97DF; $3B #7G $3? #;D;? =7 . +G?47D GE3@3 "> (3KG@9 &A D -?36G; (6 +3?4;3@ #>A6 BE 3D3F ,>B ?3;> EG?47D4GE3@3 K3:AA 5A? #

/= EE D ,@9 35;3> /@F ?;@ +% G4

/= (*, <G<GD 43;= F6D 6>? G

BD;436; ?3J F: #

/= +( +( G4 3>; (7F +:AB "> +7F;34G6; &A BE (:A@7

#

/= EEF@ %3@397D F> ,= #74G@ +7D34GF3@

#

/= ,@9 /3@;F3 4;E3 %3E3= GF= 6;=3@F;@ #3?BGE

#

/= AA= DB@9>?@ +3E3 *7EFAD3@F7 "> D<G@3 J AG4>7 +;J +7?;@K3= #

/= D38F7D )G3>;FK A@FDA> $A9;EF;= . #D;E@3 +FA@7 -E;3 ?3J F: ?;@ D38F7D %;@ +% +%# $A9;EF;= . EFA@7=D;E@3 9?3;> 5A? #

/= D D77>7@57 :E !@99D;E GF= #GDEGE #

/= #3DK3I3@ $3=; G@F= /3D@7F "> +;63=3DK3 #

/= %3D=F9 + (7@9>?@ %;@ ,: +!% 3FEG 3D3F #D? $3? =7 ?3FEGK3?326BE K3:AA 5A ;6

#

/= EF388 7>7H7DK #A>7=FAD G ;@3@57 #

/= EGB;D G@FG= >B:3D6 ?3F;= DG?3: BD;436; !?3? A@<A> BE B7@93>3?3@ <G<GD +?E

5.@?@47-: +3>7E 6?;@ %7=3@;= '88;57 AK #;D;? . =7 ;@8A 9D77@9A>84G99K 5A? %3:7@6D363F3 +7>3F3@ &A ,>B #

5/= 6?;@ 55AG@F;@9 ?;@ +%#

+%- $3?3D3@ I $9E@9 =7 &;57 ,AGD 3>; G4 #

5.@?@47-: +75GD;FK 7DE7DF;

8;=3F %3J ,: G4 (* $7EF3D; ,7>B #

5/-=5 +75GD;FK *757BF;A@;EF AA= +F388 . =7 ,:7 ?3EK3 "> #3KG K3 0 +7?;@K3=

5/-=5 ,=9 #74G@ ?7?;>;=; (7@9 6; .;>>3 AF7> 4;E3 ,;@993> 6; 3>3? G4 (GFG #

5/-=5 ,G=3@9 (3FDG@ ,= (AFA@9 ,= "3D;F K9 7DB7@93>3?3@ G4 !@63: 3D?7@ #

5/= #3DK3I3F; $3G@6DK %A67D@ 6; BE 3<; (A=A= -3@9 %3=3@ -3@9 ,D3@EBADF , * G4 #

;?18 6; +7?;@K3= 3D; ' ,>B G>3 D3<3 K3:AA 5A? "> DGB36; +7?;@K3=

5.@?@47-: /3;F7D E #3E;D 6?;@ G4 /3DG@9 #LG #

%;<5= (7@93>3?3@ -?GD ,: +!% ;E3 , #

5/-=5 (*, ,;@993> 3>3? 3<; %7?G3E=3@ G4 #

@C@=D A?B>7J .;>>3 +77= 8AD +3>7E EF388 @9>;E: +B73=;@9 +7@6 . FA K3@F:;BF43>; 9?3;> 5A? AD +%+ #

"CD>D>?19 (, 3@35A >A43> EA>GE; ?7?4G=3 >AIA@93@ BDA9D3

#

??7D EKEF7? EGBBADF !?B>7?7@F3

:? 8 (DAB7DFK 97@5K ;E FAD 69@ EK3D3F E44 ?7@9G3E3; 5/-=5 +797D3 +F388 (7@93>3?3@ >AA=;@9 8AD !, +B75;3>;EF I;F: (3E3@9 G>G %3F3 +3FG +3FG &7FIAD= ,%$ /AD6BD7EE 3D6I3 3:3E3 B7?A9D3?3@ <3H3 . B7D@3: FD3;@;@9 ;?B>7?7@F3E; :E !@99D;E +76;=;F '= D7 +A8FI3D7 ?3;> A8;9GD3F;A@ # 6;GF3?3=3@ 8D7E: 9D36G3F76 . -F= GEK +3>A@ 6; 3@99G +7@6 . 747@K3?;@ 7JAF;5 5A? 5/-=5 +AB;D (D;436; (7@3F;: FD3@E=;B @;>3; 6;=;D;? =7 "> 7=3F (A? 7@E;@ AD 3>> 7@B3E3D G4 ,=6 (3@5AD3@ 0 BE ?3;> 3<; #A?;E; / +%+ #

# ,7>B 5.?47-: BF (7@<3:;F I3@;F3 ;;75:3 8AD *757BF;A@;EF @9 ;@8A AJKEKEF7? 5A? ,>B #

# G GF;= 3>GE3@ 4 >;E: "F "F !@EFH JBD ?;@ #

#$& G *?: (D46; ,6D 6>? 5/-=5 ,= (3FDG@ ,= "3:;F K73D +7@6 . FA A6KIAD=E +B3 37D3: -4G@9 < 7DE;: 5.?47-: %D=F;@9 ,A=A 3@9G@3@ ADA@93@ 3>3? %;@3F G4 "> #3KG "3F; &A (7F;F7@97F G4 6?;@ ?;@+%- +%# 355 4A6KIAD=E43>; K3:AA 5A? #

/= D7E: D36G3F7 D38;= 7E;9@7D %;@ +%# G4 '88;57 AGD 3? B?

#

#

#

#

#

#

#@=/4->5:3 >A9;EF;= EF388 @776 ;@H7@FADK 63F3 7@FDK (' 0( %;@ K 7JBD 35F;H7 @9>;E: K3F; 5A@F3;@767@7D9K 5A? #

$10 3DB7F :3?B39@7 3D ;E $AA=;@9 8AD 3 AG@F7D 3E:;7D JB7D;7@57 3@6 AA6 @9>;E: ;E 3 (D7 AA6 +3>3DK ("+ 3@6 $G@5: (3K?7@F 1AGD . FA <A:@ D7653DB7F5:3?B39@743D 5A? #

%& $;EFD;= GF= .;>>3 6; 3@99G 3<; "F +7DH;57 ,;B;@9 G4 #

%3= 6;5D 6?;@ < -%# 4;E3 5A?BGF7D G4 #

'.@0 *7EADF $AA=;@9 8AD D;H7D @9>;E: +B73=;@9 /3;F7D @9>;E: +B73=;@9 ;@8A F3@3:?7D3:3DFD7EADF 5A? #

(588- ;@ +7?;@K3= D7CG;D7E @7I "G@;AD GF>7D 3H7 7JB7D;7@57 I 4D73=83EF E7DH;57 5>73@;@9 3@6 9AA6 7@9>;E: (>73E7 7?3;> . FA 33DA@ ?KH;>>3E;@43>; 5A? #

MOBIL - MOTOR PROPERTY RUPA-RUPA Bali Post &%'

56@-8 ,3DG@3 0 "> G@G@9 3FGD 9 +3>3= &A #

68 3;:3FEG 07@;3 ,: /D@ %7D3: E>; 3>; 'D;E;@;> ">@ >G4G: +3D; ! >A= 11 &A 3>G@9 G4 #

=-:0 %3J (;5= -( (+ (GF;: (D;436; (

@71

(GF;: E>; 3>; #% D4 +9F 39GE # ' $

-3@-= 0 +>HD $AI#% 'D;E;@;> $G3D >? +9F !EFI +=> "F&9 @ 9G@9 BE # %','

%*

(GF;: %3@G3> 3E 3>; (<= D ,@99> (3=7 #

#

&-=@:- ; %7D3: +;>H7D D ,7@93: #7D3?4;F3@ # "!

$% +>HD +FA@7 %3F;= . !EF;?7I3 "F # #

)=-:381= $A@9 +3:3D3 / 'D3@97 55 &9 # ! %% !

' "G=7 (?= *0 ,9@ (GF;: $AI #% E ,, G4

&"+"&

88 !1B 13D;E %3F;5 (GF;: $AI#% - BF #

A-:E- +>H7D 3E 3>; !EF?I FDIF &9 #D6 #

' H3@L3 (D;436; ,7D3 I3F K9 %;@3F G4 #

56@-8 #;<3@9 ,: ;DG %7F>= G4 #

56@-8 ,KF +3>AA@ !@F7D;AD E>; $7@9=3B G4 #

#

PROPERTY

SPA

::;A- ;F3? 3E>; 3>; ,9@ G4 &9GD3: #

!1B 3DD;7D 6H3@57 73F7D (D7? +AG@6 #% *4 #

$@>4 (F: %3@G3> "F #

&;D;?- >F;E +;>H7D E # ,9@! !EF;?7I3 #

$ " 5/-=5 %4> +75A@6 13D;E "3LL 0@;3 H@L3 (- >> #

$ "&"$ F /3 7>; &%3J +5ABK 73F E9> ?7D= #

#

%<0 %FD .3D;A 55 /:;F7 +;>H7D "F #

DIJUAL RUMAH

#

"A= #@FD= #AEF #? =F #3?BGE *7@A@ ,: >;F #

% ) ! & ! ' 'H7D #A@F ,@: +G43= 63>7? D7 "F ,:

#

68 *?: $, D7 "> 3FGK3@9 9 (;B;F 9 G>3@ % &9 <> ,@: ,;?GD *+ (D7?393@3 G>3@ <F &9 <> ,@: "> 3FGK3@9 9 >3@9 0!. <F &9 #

#

#

"!

57;:?=-7-: *G?3: #, #% 6; +3@GD G4

#

68 BF *?: , 6>? #AF3 ,343@3@ 3E #, *, BD DE ,?@ #%6 "F &79A G4 (3= #A?3@9 ,(

68 *?: ,@: J $A= >=9 %5 #74A !I3 G4

' "&"$

#

56@-8 *G?3: 6; "> ,=6 ;F3DG? &A (3@<7D

68 *?: , DGB36; 0.!! 5.185 %AFAD 7=3E ; "7?BGF ( &A 0 *7@A@ G4 #

57:?=7 *?: #?D ,6D #?D %3@6; *G3@9 ,3?G 3BGD >?F ">@ (7@K3D;@93@ 9 =363> &A +3@GD #3G: G4

' $' $94 G= D77@ $AF $, $ #, #% $A= >;F

$94 $F #, #% +75GD;FK "3? '@793F7 +KEF7? G4

#

#@=5 3@7E:3 #A?B (7DG? J5>E8 $F >A= EFDF9E #AF3 ,4@3@ E4>: +% ,4@ G4 #

$94 37D3: D3:3 (7EA@3 >A= >A= .!! &A +6=DK3 #

% ) ! $' % @:5 5= #3@FAD 3D?7@F #, #% DE "> %76GD;

#

BAHAN BANGUNAN

#

$ & ! /= +7I3 ,@: D7 %3J "F +=FD BE -F= 3@@7> #

' '! 68 BF 76G@9 (34D;= $, D7 + % !% ;,343@3@ #

' & ! &-:-4 #3H>;@9 %GD3: (7D;@9 ;3@K3D G4 #

&:4 #H> 6; %7@9I; "F "F E #D76;F #

68 ,@: "F "F (>393 :G4 #

7?= =F -@93E3@ .;7I $3GF =F (3@F3; %338 ,( #

56@-8 7B3F ,3@3: D7 A@93@ *G?3: 6; +3@99G>3@ ,343@3@ G4 #

68 ,3@3: D7 $A= 3>G@9 "3>GD -F3?3 , #

68 ,@: 3D7 <F &79A (;@99;D ">@ *K 7E3=;: G4 #

68 ,@: ,B (3@F3; =FD3==3@ ,@: 3 %GD3: G4

':3->-: 3D7 55= ?;@;?3DF +4>: E=>: ;@F7D@E;A@3> # '! '!

&:4 #3H G@3=E3 #>G@9=G@9 "> (3H;@9 AF ?FD # % ! $

56@-8 ,3@3: D7 6; ,G=36 +G?393 7B3@ +%( #

# $'# $'# 8 ,@: #3H 6;*7@A@ 363= 9G@9 56@-8 D3@;F +;E3 (DAK7= #/ BE +797> J G4 #

%95:D-7 #G@F; + 3@9G@ D7 =A?B H;>3 <F 3 #

#

! ! 58-:3 (# &A & ! /3K3@ G>GD +

% ) ! &" " &:4 #3H 6; (D?BF3@ (7D3@9 3D?3 &: K(3EE ! %3@FD3 (9D "> # E343 "F &9 +FD9E "A1= #A@FD3= ,A=A "> %A@=7K 83 +7DF;8;=3F ,@: & +>3?7F # #

AD7EF -4G6 G4 3D;36; + % &A 9 &! &:4 ? + % +7> +%(& (3G # &:4 (GD; 36;@9 -F3?3 ";?43D3@ $E ,@: ? #>= "> ? "F D7 % >A43> "> ! # "!&$ &"$ # &:4 #3H "F "> 7E3=;: (7?A 83 $@>-7 (# &AE;@ * :0- %7?43@9G@ *7@AH3E; *G?3: %3@FD3 -F3?3 D7 "F D7 , & !D !63 39GE G@3I3@ .;>>3 >> %GD3: &79A 93@ #

#

#

#

RUPA-RUPA

SERVICE

KONTRAKTOR

DIJUAL MOBIL

DIJUAL MOBIL

KOST

SERVICE

KONTRAKTOR

DIJUAL MOBIL

DIJUAL MOBIL

TERIMA KOST Rp. 60

0.000

Anda Bingung Cari Kos Murah Tapi Nyaman Dan Aman Jauh Dari Kebisingan,???????????????? Kini Hadir Di Tengah Pusat Kota Denpasar

Fasilitas : Kos - Kosan : * Nyaman Tempatnya * BERSIH & AMAN * Strategis Lokasinya * KMR LUAS + KM & DPR * Murah Harganya * TEMPAT SANTAI + KANTIN AREA FREE GO BOX ( ANTAR JEMPUT BARANG PINDAHAN AREA DENPASAR) UNTUK 4 PEMESAN PERTAMA BURUAN.....DI TUNGGU YA ...?? Alamat : Jl. Dewi Supraba, Gg Dewi Sri No. 14 Denpasar Utara ( Antasura) Hub putu : 0817566499, 085100865149, 0361426457

C.0001195-kost

BIRO JASA

BIRO JASA

SERVICE MAMPET

WC

GARANSI

KURAS MAMPET SALURAN AIR WASTAVEL, DLL

242389 / 081236774491 BIRO JASA

BIRO JASA

BIRO JASA

BIRO JASA


18

REKREASI

Minggu Paing, 31 Juli 2016

Pertanyaan MENDATAR 1. 4. 9. 10. 11. 12. 14. 17. 19. 20. 21. 23. 25. 28. 29. 33. 34. 35. 36. 37.

1

2

TTS Bali Post

2. 3. 5. 6. 7. 8. 13. 14. 15. 16. 18. 22. 23. 24. 26. 27. 30. 31. 32.

Darah beku penyumbat pembuluh darah Tidak mau datang Buah dengan kulit berduri Membuang iman Hiasan kalung Nama pura Penyakit disebabkan virus yang mematikan Tidak liar Jarak ketik Nomor Induk pegawai Di balik : Merek arloji Tidak beruang Tahu sama tahu (singkatan) Wadah bersusun Kemampuan kerja Surat-surat bukti keterangan Suci dan bertuah Alam akhirat yang sangat mengerikan Lunak atau lembut Di luar kebiasaan

5

6

7

8 9 11

10

12

13

14

15

16

19 21 23

17

18

20 22

24

25

28

29

30

31

26

32

34

27

33

35 36

37

38

Menurun 1.

4

3

SPT2016

38.

Nasi kuning berbentuk kerucut dipakai selamatan Kertas yang kuat berlapis serbuk kaca Nonton Bareng Kerja suka rela tidak digaji Kesurupan (Inggris) Kir Alat music petik tradisional Timor kasihan Alat renang ikan Kabarnya Bedah mayat Loba Kain tenun khas Bali Penyimpan tenaga listrik pada mesin-mesin Minat Kata tanda setuju Gemetar Bunga khas jepang Dewasa (Inggris) Kabupaten di Bali terkenal dengan babi gulingnya Dibalik : Penopang saat berjalan

KUPON TTS No.257 Ketentuan Menjawab

Pemenang TTS No. 255

Jawaban di tulis pada kertas dan masukan ke dalam amplop serta tempelkan guntingan kupon TTS No. 257 dan cantumkan identitas lengkap serta no telepon/ Hp. Kirim ke Redaksi Bali Post Jl. Kepundung 67 A Denpasar 80232, paling lambat Sabtu 6 Agustus 2016. Pemenang diumumkan pada Bali Post Minggu 14 Agustus 2016. Hadiah disediakan untuk 5 (lima) pemenang @200.000, dan 1 (satu) tiket masuk Bali Zoo untuk keluarga ( 2 dewasa + 2 anak ). Tiket langsung diambil ke Bali Zoo, Singapadu, Gianyar. Pemenang di Denpasar, Badung, Tabanan dan Gianyar agar mengambil hadiahnya langsung ke kantor Bali Post tiap hari kerja dengan memperlihatkan identitas diri. Hadiah untuk pemenang di luar daerah tersebut akan dikirim lewat pos.

Jawaban TTS No. 255 MENDATAR 1. 4. 9. 10. 11. 12. 13. 16.

Dinamis Stoking Rusunawa LLLL Lepra Isu Santun Katnoreb (Berontak) 18. Gnererp (Prereng) 20. Iskader (Redaksi)

23. 26. 29. 30. 31. 32. 33. 34.

Refinery Prisma OTR Ajang Bait Infertil Laurels Stasiun

MENURUN

6. 7. 8. 14. 15. 17. 18. 19. 21. 22.

1. 2. 3. 5.

24. 25. 27. 28.

Dermis Nasion Imajiner Tumpat

Kolaborasi Gelambir Caluk ASN Terminator Asi Gerombol Per Saprofit EEM (MEE) Enabel Yogia Santri Amalan

1. Ni Wayan Sriani Jln. Suweta, Br.Sambahan, Ds. Ubud, Gianyar 2. Sang Ayu Putu Yuliartini Dalung Indah Permai 3. I Wayan Dirgayusa Jl. Ratna 17 Denpasar 4. Ni Made Dwi Priskadana SMU I Negara Mifa, Jl. Ngurah Rai 155 Negara 5. Ida Ketut Sukma Perdana Jl. Najamudin No. 17 Lingkungan Ampel Amlapura Karangasem

1 (satu) pemenang mendapatkan tiket masuk Bali Zoo. Tiket langsung diambil ke Bali Zoo, Singapadu, Gianyar Nama : I Kadek Kastawa Alamat : Jl Zamrud Denpasar

Tingkatkan Kunjungan Turis Cina

BPM/eka

Didorong Garap Historis Kang Cing Wie di Kintamani

ADANYA ikatan historis antara Cina dengan Kintamani sejatinya bisa dijadikan sebagai daya tarik tersendiri untuk mendatangkan lebih banyak turis Cina ke Bangli. Hanya saja, potensi yang dimiliki Bangli tersebut selama ini justru terabaikan dan tidak pernah digarap oleh pemerintah kabupaten setempat. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Asita Bali Putu Winastra, saat ditemui belum lama ini. Winastra mengatakan adanya ikatan historis antara Cina dengan Kintamani yakni sejarah putri Cina, Kang Cing Wie dan raja Bali Kuno Jaya Pangus, sebenarnya merupakan sebuah potensi besar yang dimiliki Bangli untuk mendatangkan lebih banyak turis Cina. Dengan historis tersebut, Pemkab Bangli bisa mengemas cerita Kang Cing Wie dan Jaya Pangus serta menampilkannya dalam sebuah pertunjukan

yang menarik. “Selama ini pertunjukan yang mengangkat cerita Kang Cing Wie justru ditampilkan objek wisata di Gianyar. Bangli yang punya cerita itu malah tidak menampilkannya,” terangnya. Selain mengemasnya ke dalam bentuk pertunjukan menarik, yang juga bisa dilakukan Pemkab Bangli untuk menarik minat turis Cina berkunjung ke Bangli adalah dengan membuatkan patung Kang Cing Wie atau kuil di wilayah yang menjadi sejarah perjalanan putri Cina tersebut. “Yang bisa dilakukan salah satunya dengan membuat ikonik, misalnya dengan membangun kuil di pinggiran danau Batur. Setelah itu kita undang warga keturunan Kang untuk datang ke Bangli. Dengan demikian akan bisa memberikan kontribusi yang besar untuk PAD Bangli,” terangnya. Menurut Winastra, jika

saja historis Cina dengan Kintamani bisa digarap Pemkab Bangli secara serius maka bukan tidak mungkin 30 persen dari 1 juta turis Cina yang ditargetkan datang ke Bali tahun 2016 ini juga akan berkunjung ke Bangli. “Tahun 2016 ini jumlah wisatawan Cina yang datang ke Bali ditargetkan 1 juta. Tahun 2017 ditargetkan 2 juta. Kalau Pemkab Bangli

benar-benar mau menggarap ini paling tidak 30 persen dari wisatawan itu akan datang ke Bangli,” katanya. Pria asal Desa Undisan ini mengungkapkan selama ini jumlah turis Cina yang berkunjung ke Bangli masih sangat sedikit. Saat berlibur ke Bali, kebanyakan turis Cina memilih berkunjung ke wilayah Ubud, Gianyar. (kmb40)

BPM/ina


19

Minggu Paing, 31 Juli 2016

Serahkan Polisi Dari Hal. 1 Wakil Presiden M. Jusuf Kalla (JK) menyatakan kerusuhan bentrok warga yang mengakibatkan kerusakan sejumlah rumah ibadah di Tanjungbalai, Sumatera Utara, harus diserahkan urusannya kepada polisi. “Serahkan penanganan pada polisi,” kata Wapres saat menghadiri acara Musyawarah Masyarakat Adat Batak. Sementara itu, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso meyakini kerusuhan di Kota Tanjungbalai tidak akan menyebar atau merembet ke daerah lain. “Keyakinan tidak merembet ke daerah lain, antara lain mengacu pada kejadian di Tanjungbalai itu yang bersifat spontanitas,” katanya di Parapat, Sumatera Utara, Sabtu kemarin. Kerusuhan, menurut dia, bukan karena ada masalah gesekan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) sebelumnya, tetapi hanya spontanitas akibat ada protes terkait adzan masjid yang dinilai terlalu kuat oleh seorang warga etnis Tionghoa. Ia berharap upaya pemulihan keamanan yang

dilakukan pihak keamanan hendaknya didukung masyarakat. “Masyarakat harus menahan diri karena negara kita terdiri dari beragam suku bangsa dan agama. Harus saling menghargai satu sama lainnya,” ujarnya. Kutuk Kerusuhan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Helmy Faisal Zaini menyatakan pihaknya mengecam keras kasus perusakan serta pembakaran delapan tempat ibadah di Tanjungbalai. “PBNU mengutuk tindakan perusakan rumah ibadah di Tanjungbalai Sumut,” kata Helmy Faisal di Jakarta, Sabtu kemarin. Dia meminta kepada aparat kepolisian untuk mengusut tuntas otak di balik kerusuhan tersebut. Lebih lanjut, dia mengimbau seluruh umat Muslim di Indonesia, khususnya di Medan agar tidak terpancing dengan isu-isu dan provokasi yang berpotensi dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. “PBNU mengajak seluruh pihak untuk terus membangun kerukunan antarumat beragama di Indonesia,” ujarnya. (ant)

Tempat Pementasan Dari Hal. 1 Sementara ditampilkan sebagai pertunjukan nonsakral, jika dalam pementasannya sarana yang digunakan seperti rangda, barong dan lainnya yang bukan merupakan sungsungan warga/duwe pura. Demikian juga dengan tempat pementasannya. Kalau sakral biasanya dilaksanakan di areal dekat pura, sementara yang nonsakral biasanya dilaksanakan di gedung atau tempat lainnya. M en u r u t D ew a B a kt i , dalam perkembangannya selama ini, pementasan calonarang yang digelar di desa dan banjar kerap keluar dari pakem cerita. Banyak pementasan calonarang yang justru menggunakan lakon cerita seperti Dukuh Suladri, Sunda Pisunda dan lainnya. Padahal, lakon cerita seperti Dukuh Suladri maupun Sunda Pisunda merupakan lakon yang biasa ditampilkan pada seni pertunjukan prembon. To-

kohnya dalam lakon Dukuh Suladri dan Sunda Pisunda pun tentunya banyak yang berbeda dengan tokoh dalam cerita calonarang. “Akhirakhir ini yang berkembang di masyarakat, asal di dalam cerita ada rerancaban pandung-rangda sudah disebut sebagai calonarang. Padahal, pementasan calonarang punya lakon tersendiri,” terangnya. Menurutnya, terjadinya fenomena tersebut tidak terlepas dari adanya keinginan masyarakat untuk menghidari kesan monoton dalam pementasan calonarang. Di sisi lain, lakon calonarang kini mengedepankan unsur magis dan pamer kekuatan dan kekebalan. Jika tak mengudang leak, bukan calonarang namanya, demikian kesan masyarakat. Padahal, calonarang pada intinya adalah untuk mengedukasi masyarakat bahwa rwabhineda selalu ada. Tidak selalu rwabhineda itu bertentangan, namun juga bersamaan. (ina)

Diamankan Dari Hal. 1 Kini, keluarga itu diamankan di kantor Kepolisian Resor Kota Tanjungbalai demi menghindari amuk massa lanjutan. Menurut Rina, tidak ada korban jiwa maupun luka akibat kerusuhan itu meski delapan tempat ibadah dan puluhan kendaraan bermotor rusak akibat dibakar massa. Seribu aparat TNI dan Polri masih berjagajaga di sekitar lokasi. Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, mengimbau seluruh elemen masyarakat tak mudah terprovokasi dan tetap menahan diri, demi mencegah terulangnya kerusuhan seperti terjadi di Tanjungbalai, Sumatera Utara. “Mari kita hidup ber-

dampingan secara damai. Merajut kebhinekaan merupakan tugas kita bersama. Kita akan menjadi bangsa yang kuat kalau kita menghargai keragaman,” ujarnya Sabtu kemarin. Zulkifli menyesalkan terjadinya kerusuhan yang diwarnai pembakaran tempat ibadah di Tanjungbalai. “Hal seperti ini tak boleh terjadi lagi,” ujar Zulkifli. Terlebih, lanjut politisi PAN itu, Indonesia dikenal dengan toleransi dalam keberagamannya. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang saling menghormati dalam perbedaan. Apa pun latar belakang suku maupun agamanya, kita adalah satu bangsa Indonesia,” kata dia. (ant)

Memberi Berkah Dari Hal. 1 Tentu saja bila ada kelompok masyarakat yang menolak, bilamana rangda sungsungan-nya yang selalu dimohon untuk memberi berkah keselamatan dihubungkan dengan tokoh ilmu hitam (black magic). Tetapi harus dipahami, bahwa untuk memohon keselamatan dan kesuburan, pemujaan hendaknya ditujukan kepada kedua tokoh yang dikeramatkan tersebut barong dan rangda. Bertolak dari konsep panunggalan purusa lan pradana sebagai dua unsur penciptanya alam ini (bhuwana agung dan bhuwana alit), pemujaan barong dan rangda selalu dibuat berpasangan. Ketika dalam seni pertunjukan membutuhkan dua tokoh yang bertentangan, digunakanlah barong dan rangda sebagai representasinya. Memasuki era pariwisata, untuk memenuhi kebutuhan seni hiburan para wisatawan di Bali, kemudian barong dan rangda yang dikeramatkan tersebut dipertontonkan kepada para wisatawan dengan kemasan waktu singkat. Karena kehadiran barong dan rangda dalam konteks hiburan, tentu saja masyarakat Bali yang sangat mengkeramatkan kedua tokoh tersebut, merasa takut untuk menggunakan barong

dan rangda sungusungannya, yang sesungguhnya hanya boleh dipertontonkan dalam ruang dan waktu tertentu (tidak disembarangan tempat dan waktu), terlebih di hotel-hotel, di stage-stage di luar tempat suci, dan yang semacamnya. Untuk itulah, masyarakat atau sekaa seni membuat barong dan rangda duplikat, sehingga dapat dipentaskan di mana-mana. Sebagai contoh, seni pertunjukan yang menggunakan barong dan rangda di Batubulan, Tegal Tamu, Cluk, Kesiman, dan di tempat lainnya, kecuali di Baturiti, Kerambitan, Tabanan, yang menjadikan barong dan rangda sungsungan yang dikeramatkan (di-tenget-kan) digunakan sebagai pelengkap dalam seni pertunjukan “Tetktekan Calonarang”. Konsep awalnya adalah hanya boleh dipentaskan pada tempat dan waktu tertentu, tetapi dalam praktiknya di lapangan boleh digunakan dalam pergelaran untuk wisatawan walaupun di luar tempat dan waktu yang tidak ditentukan. Dengan melalui proses upacara tertentu, diyakini tidak terjadi desakralisasi (mengurangi nilai kesakralan atau cemer, dalam bahasa Bali). Penulis adalah seniman dan Kaprodi MAP Unwar

Mensos Terkejut Dengar Pengakuan Freddy Budiman Jakarta (Bali Post) Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa, mengaku terkejut mendengar cerita Freddy Budiman, gembong narkotik yang sudah dieksekusi mati, seperti yang disebarluaskan Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) di media sosial (medsos). Menteri mengatakan, perlu verifikasi pada informasi adanya oknum pejabat yang terlibat suap dengan Freddy Budiman. Oknum pejabat itu meliputi di BNN, Polri, dan Bea Cukai. “Diiformasikan di medsos katanya Freddy Budiman, itu sebenarnya sabu-sabu yang dia jual harganya lima ribu, kemudian dijual sampai tiga ratus ribu,” kata Khofifah di Jawa Timur, Sabtu (30/7) kemarin. Dia mengakui bahwa bisnis narkotik memang menggiurkan. Cerita keuntungan berlipat-lipat dari bisnis haram itu pernah diperolehnya saat mengunjungi beberapa lembaga pemasyarakatan (lapas), di antaranya, Lapas Wanita dan Anak di Tangerang, yang kebanyakan penghuninya narapidana kasus

narkotik. Karena menggiurkan, kata Khofifah, sangat sulit menghentikan peredaran narkotik. “Saya tanya ke Pak Buwas (Kepala BNN, Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso), lalu langkah kita apa? Beliau jawab, tolong sampaikan ke ibu-ibu, tolong jaga anak jangan sampai tergoda narkoba,” ujarnya. Langkah pencegahan melalui lingkungan keluarga, kata Khofifah, penting untuk mengurangi konsumen atau pengguna. Diharapkan, semakin sedikit pengguna semakin lesu pula pasar narkotik. “Kalau konsumennya makin sedikit, bandar dan pengedarnya akan sulit memasarkan narkoba,” katanya. Seperti diketahui, Kontras mengunggah pengakuan Freddy Budiman soal sepak terjang dan jalinannya dengan sejumlah oknum aparat saat berbisnis narkotik di media sosial Kontras. Cerita itu diunggah tepat pada hari Freedy dieksekusi di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, pada Jumat (29/7). Cerita kontroversial itu sontak bikin heboh. (ant)

Ideologi Pasar Dari Hal. 1 Masyarakat Desa Baturiti, Kerambitan, Tabanan adalah masyarakat global dengan cirinya terbuka terhadap segala hal yang baru termasuk perubahan. Ciri keterbukaan masyarakat Desa Baturiti cenderung menempatkan masyarakat Desa Baturiti menjadi konsumen daripada menjadi produser budaya. Dalam kondisi seperti ini, masyarakat Desa Barutiri sebagai pemilik budaya Tektekan Calonarang, sadar atau pun tidak, memosisikan dirinya sendiri sebagai objek budaya oleh karena ketidakmampuan secara finansial dan modal sosial lainnya untuk mendirikan sekaa Tektekan Calonarang. Sekaa Tektekan Calonarang Rama Bawa yang sering tampil di Puri Anyar Kerambitan dengan mempergunakan barong dan rangda dengan label sakral. Hal ini erat kaitannya dengan selera penonton (wisatawan asing) dewasa ini yang kagum dengan atraksi kekebalan, yaitu ketika para penari onying menusuk-nusukkan kerisnya ke tubuh penari rangda. Penari rangda pun tidak mengalami luka. Hal ini dipercaya oleh penari rangda telah dilindungi oleh rangda yang disakralkan. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa Tektekan Calonarang saat ini telah didekonstruksi dari bentuk pertunjukannya untuk rangkaian upacara ritual di pura menjadi pertunjukan untuk pariwisata. Hal ini dilakukan masyarakat Desa Baturiti, Kerambitan Tabanan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Peluang Pariwisata Industri pariwisata memerlukan banyak infrastruktur dan tenaga manusia dalam menarik minat wisatawan datang berkunjung. Banyaknya wisatawan berkunjung pun tidak lepas dari berbagai cara yang dilakukan oleh pelaku pariwisata dalam mempromosikan destinasi wisatanya. Hal ini berimplikasi terhadap perubahan tingkat taraf hidup serta orientasi masyarakat sekitarnya. Gejala perubahan masyarakat seiring dengan banyak peluang pariwisata disambut oleh Anak Agung Oka Silagunada. Komodifikasi Tektekan Calonarang ini muncul atas gagasan Anak Agung Oka Silagunada dengan tema pertunjukan ‘’Prosesi ritual penyambutan tamu kerajaan’’. Dengan dapatnya puri memberikan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitarnya, puri berharap akan tetap menjadi pusat orientasi masyarakat dalam melakukan kegiatan-kegiatan sosial maupun kegiatan berkesenian seagaimana seharusnya dalam tradisi kerajaan. Kebutuhan Ekonomi Pertunjukan Tektekan Calonarang menjadi sebuah komoditas wisata secara langsung bahwa arahnya yang akan dituju adalah memberikan peningakatan pendapatan baik pendapat masyarakat maupun pemerintah itu sendiri. Alasan ekonomi ini menjadi hal yang penting, karena nantinya bentuk kegiatan ini diharapkan laku dijual oleh masyarakat luas. Berbagai bentuk komodifikasi diciptakan untuk mengemas kegiatan ini menjadi bernilai ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Atas pementasan Tektekan Calonarang sebagai atraksi tontonan wisata memperoleh upah sebagaimana tersebut di atas nantinya akan dibagi bersama-sama setelah upah tersebut terkumpul dalam jangka waktu enam bulan. Selanjutnya dibagi secara bersama dalam rangka merayakan hari raya Galungan dan

Kuningan serta kebutuhan perawatan dan pembangunan pura yang memerlukan biyaya tidak sedikit. Ideologi Pembangunan Dengan semakin meningkatnya kompleksitas kehidupan masyarakat yang menyangkut berbagai aspek, pemikiran ekonomi dan industri, melainkan telah merambah ke seluruh aspek yang dapat memengaruhi kehidupan masyarakat. Oleh karenanya, proses pembangunan tidak hanya dilaksanakan segi pendidikan, sosial, politik, hukum maupun agama tetapi kebudayaan turut serta dalam proses pembangunan. Di sisi lain, pembangunan multisektor membutuhkan peranan kebudayaan untuk mendukung suksesnya program-program yang akan dijalankan. Dengan demikian, komodifikasi Tektekan Calonarang memiliki posisi strategis dalam pembangunan ideal multisektor di Tabanan. Pengembangan Kreativitas Pengembangan kesenian tidak lepas dari kreativitas seniman. Kreativitas seniman sangat ditentukan oleh pengetahuan yang dimiliki oleh koreografer maupun kompuser sebatai kreator pertunjukan tersebut. Dari pengetahuan yang mereka miliki itu berimplikasi terhadap wujud karya mereka. Hal itu dapat dilihat apabila karya yang mereka hasilkan itu untuk kepentingan ekonomi maka orientasi karya yang diwujudkan itu pun mengarah kepada seni industri, yang kreativitas pengembangan bentuk penyajiannya pun sesuai dengan selera pasar atau pemilik modal. Demikian pula jika penciptaannya dilakukan untuk disajikan untuk kepentingan upacara keagamaan (persembahan) maka orientasi menciptaan religius. Begitu pula apabila karya seni yang diciptakan bertujuan untuk festival (art for art), maka karya seni yang diciptakan itu pun diciptakan berdasarkan kaidah-kaidah seni festival atau bukan untuk pasar atau ekonomi. Dengan arti lain, dapat dikatakan bahwa tujuan dan orientasi pengembangan seni selalu terkait dengan tujuan yang mendasari serta kemampuan kreatif para senimannya. Demikian, kreativitas seniman dalam proses komodifikasi Tektekan Calonarang di Desa Baturiti, Kerambitan, Tabanan. Ideologi Religi Di Bali seni mengambil peranan dalam aktivitas atau tujuan bersifat sosial maupun religius. Calonarang berdasarkan klasifikasinya, termasuk dalam jenis tari sakral yang disebabkan oleh adanya pelibatan peralatan berupa barong dan rangda sungsungan masyarakat baik yang disebut Jero Gede maupun Ratu Ayu yang disertai dengan ciri-ciri sakral. Barong dan rangda dibuat oleh masyarakat berdasarkan petunjuk gaib yang sangat diyakini oleh masyarakat sebagai petunjuk yang diberikan oleh Ida Batara Sesuhunan yang berstana di Desa Baturiti kepada masyarakat Desa Baturiti. Masyarakat sangat percaya bahwa sungsungan tersebut merupakan pelindungnya dari berbagai hal negatif yang tidak diinginkan. Oleh karenanya, secara ideologi masyarakat khususnya yang tinggal di Desa Baturiti wajib mengikuti setiap kegiatan sungsungan pada setiap rahinan ke pura tersimpannya barong dan rangda sungsungan tersebut sebagai langkah perjuangan dalam menjaga kesakralan dalam rangka membina hubungan baik pada dimensi

prahyangan untuk keselamatan warga. Mitos Dalam Masyarakat Mitos memang sangat banyak pengaruhnya terhadap eksistensi Tektekan Calonarang di Desa Baturiti bahkan dpandang sebagai fakta yang tidak disangsikan oleh masyarakat pendukungnya. Sebagaimana mitos yang paling diyakini adalah mitos mengenai tektekan, barong dan rangda sungsungan sebagai pengusir wabah penyakit apabila menimpa masyarakat Baturiti. Tektekan dipercaya warga sebagai sarana yang dapat mengurangi keresahan dengan mengusir para bhuta kala yang sering kali memberikan efek negatif bagi masyarakat setempat, sebagaimana wabah penyakit diyakini masyarakat berasal dari kekuatan dashyat bhuta kala. Keberadaan mitos itu menjadikan Tektekan Calonarang menjadi penting dijaga kesakralannya. Ideologi Konservasi Tektekan Calonarang yang menyangkut kehidupan sosial budaya muncul sebagai wujud ekspresi dari suatu ientitas kultural, baik secara pribadi maupun kelompok sosial. Selain itu, masyarakat Desa Baturiti juga memiliki keyakinan bahwa barong dan rangda yang disakralkan daat memberikan spirit kerahayuan bagi masyarakat karena pada prinsipnya barong dan rangda merupakan sosok figur penjaga keselamatan, kedamaian, ketenteraman, dan kesehatan warga masyarakat Desa Baturiti. Pentingnya figur beserta mediasi ekspresif untuk selanjutnya telah mengkonservasi identitas berkesenian pada masyarakat di Baturiti, Kerambitan, Tabanan. Sebagai Pengikat Solidaritas Hubungan patron-cleint antara pihak puri dengan masyarakat sekitarnya masih terpelihara dengan baik. Hubungan yang bersifat fungsional itu kini menjadi semakin kuat dengan adanya lapangan kerja di bidang pariwisata. Dengan seringnya bertemu sangat diperlukan dalam rangka menjaga keutuhan masyarakat dan meringankan permasalahan hajat hidup yang banyak. Berdasarkan penelitian itu Dr. I Ketut Sariada menyimpulkan bahwa komodifikasi Tektekan Calonarang di Desa Baturiti, Kerambilan Tabanan menggunakan barong dan rangda sakral untuk pariwisata dilatari oleh ideologi religi, ideologi pasar, ideologi konservasi, dan ideologi budaya. Komodifikasi Tektekan Calonarang dengan barong dan rangda sakral itu berimplikasi terhadap peningkatan keyakinan pelaku dan masyarakat setempat terhadap kekuatan magis barong dan rangda tersebut, peninkatan animo pasar/ pariwisata, untuk menonton Tektekan Calonarang tersebut, yang tentu berimplikasi pada peningkatan pendapatan ekonomi pelaku, masyarakat setempat. Seringnya tektekan calonarang tersebut pentas berimplikasi terhadap konservasi, keberlangsungan tektekan calonarang itu, meningkatnya kuantitas pertemuan warga, yang secara tidak langsung berfungsi sebagai pengikat solidatiras sosial masyarakkat setempat. Makanya tak terjadi desakralisasi walaupun barong dan rangda sakral itu digunakan disajikan dalam Tektekan Calonarang untuk pariwisata, karena pada setiap penyajiannya pelaku/ masyarakat melakukan upacara penyucian yang berbedabeda sesuai dengan konstek penyajian barong dan rangda sakral tersebut. (sue)

Tergolong Unik Dari Hal. 1 Aci Usaba Sumbu sudah bertahan dari zaman ke zaman. Ritual tahunan ini tergolong unik, soalnya setiap kepala keluarga menghaturkan masing-masing satu babi guling. Sehingga dipastikan ada ribuan babi guling yang dipersembahkan ke hadapan Ida Batara menumpuk di dekat panggungan Pura Panti Kaler. Klian Desa Adat Timbrah I Nengah Wija, menjelaskan Aci Usaba Sumbu dilaksanakan tiap sasih kasa (tilem) dengan dua tahapan upakara yaitu Usaba Sumbu Kaja dan Usaba Sumbu Kelod, yang dilaksanakan tiga hari setelah Usaba Sumbu Kaja. Dalam pelaksanakannya, pihak Desa memilih lima remaja putri untuk menyiapkan sarana sumbu (tiang dari bambu lengkap dengan hiasan), tiga sumbu untuk Usaba Sumbu Kaja dan dua sumbu untuk Usaba Sumbu Kelod. Usaba Sumbu Kaja ditujukan kepada Ida Batara Muter Jagat dan Ida Batara Mayun dengan mendirikan tiga sumbu sebagai simbol Buwana Agung. Sedangkan Usaba Sumbu Kelod ditujukan untuk Ida Batara Sri Rambut Sedana dengan mendirikan dua buah sumbu. Upacara ini di-puput buyut desa setempat. “Persembahan babi guling juga sebagai wujud terima kasih dan syukur warga atas limpahan karunia Ida Batara, berupa hasil bumi dan ternak,” terangnya. Di desa yang heterogen

ini, dihuni sekitar 780 kepala keluarga. Artinya, untuk Usaba Kaja dipastikan ada sekitar 780 ekor babi guling di Pura Panti Kaler. Jumlah itu belum termasuk penduduk perempuan yang telah menikah keluar desa dan perantauan yang diperkirakan berjumlah ratusan orang, juga kerap ngaturang sesangi berupa babi guling. Selain itu, ada juga warga yang menyiapkan persembahan babi guling lebih dari satu. Tidak hanya itu, untuk Usaba Sumbu Kelod juga ada yang menghaturkan babi guling. Sehingga jika itu diakumulasikan, jumlahnya bisa mencapai ribuan dalam satu prosesi Usaba Sumbu setiap tahun. Tokoh masyarakat Desa Adat Timbrah, Nengah Sukada, menambahkan, tradisi persembahan ribuan babi guling ini, bermula dari beberapa warga yang ngaturang sesangi dengan babi guling setiap ritual Usaba Sumbu. Hal itu tiap tahun terus berkembang diikuti warga lainnya, hingga setiap keluarga juga menghaturkan babi guling. Persembahan babi guling setiap kepala keluarga kemudian menjadi tradisi yang bertahan hingga saat ini. Setelah persembahan babi guling, seluruh warga setempat melaksanakan persembahyangan bersama tepat pukul 00.00 wita di Pura Panti Kaler. Sementara, seluruh babi gulingnya diinapkan sehari, dimana warga baru bisa mengambilnya kembali (ngelungsur) esok hari sekitar pukul 06.00 wita. (kmb31)


balipost (144rb Like) http://facebook.com/balipost

MINGGU PAING, 31 JULI 2016

@balipostcom (4.295 Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipostcom http://instagram.com/balipostcom

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Facsimile: 227418

iklan@balipost.co.id redaksi@balipost.com

FOOD TRUCK FESTIVAL 29-31 Juli 2016 LOMBA SANGGUL Untuk menentukan juara, lomba ini dilihat dari kerapian sanggul dan kelengkapan seperti make BPM/eka

up dan busana.

Lomba Pusung Tagel dan ’’Workshop’’ Diikuti Ratusan Peserta BPM/eka

HIBUR - Peace Band yang menghibur pengunjung hari kedua Food Truck Festival (FTF) yang diselenggarakan oleh Kelompok Media Bali Post (KMB) di Parkir Utara Taman Kota Lumintang, Sabtu (30/7) kemarin.

Tiga Band Indie Hibur Pengunjung KMB FTF Denpasar (Bali Post) -

Hari kedua Food Truck Festival (FTF) yang diselenggarakan oleh Kelompok Media Bali Post (KMB) di Parkir Utara Taman Kota Lumintang, Sabtu (30/7) kemarin, menampilkan beberapa jenis perlombaan dan hiburan. Diawali dengan Line Dance bersama D’Tunjung dan dilanjutkan dengan Talk Show Lomba Sanggul. Para pengunjung juga dimanjakan dengan penampilan dari beberapa band Indie Bali yang mampu menghibur pengunjung FTF saat menikmati berbagai jenis kuliner pada siang hingga sore hari. Diawali perform dari Invite Band yang diperkuat oleh Satria (vocal), Yeri (Gitar 1), Peby (Gitar 2), Anom (drum) dan Kojek (bas) dengan membawakan lagu dari Michael Jackson “Beat It” dan satu lagu dari The Beatles “Come Together”, lalu dilanjutkan performance dari Peace Band. Peace Band yang diperkuat Ricky (vocal), Wirya (Gitar 1), Rayz (back vocal + gitar 2), Tomy (bas), Dodix Johnny (Drum) dan Mang Anna (keyboard) mampu membuat pengunjung berdecak kagum dengan lagu andalan mereka “Kopi Pahit Sik Luh?!” dalam album “Abisatya”. Pasalnya, lagu “Kopi Pahit

Sik Luh?!” baru-baru ini mereka (Peace Band -red) launching dalam bentuk video klip di Boshe. Lagu “Kopi Pahit Sik Luh?!” menceritakan tentang manisnya hidup seorang pria yang terlahir tampan, karismatik, dan proporsional, sehingga menjadi idola banyak wanita. Namun sebaliknya pria tersebut memendam rasa dengan wanita biasa yang tidak mengidolakannya. Selain membawakan lagu andalan mereka, Peace Band juga membawakan lagu “Sambel Cinta” dan “Berbagi” yang mampu membuat pengunjung larut dalam setiap lirik lagu cinta mereka. “Acara FTF ini sangat bagus, selain memberikan peluang bagi pengusaha kuliner untuk menjajakan makanannya, acara FTF juga memberikan peluang bagi kami dan Band Indie lainnya untuk bisa perform menghibur masyarakat Pulau Dewata. Karena selama ini ruang bagi band-band Indie untuk memperkenalkan karyanya sangat terbatas. Semoga acara ini terus

dilakukan dan bisa menjadi agenda tahunan yang dinantikan oleh masyarakat Pulau Dewata,” ujar Dodix Drummer Peace Band. Selain itu, Imajinasi Band yang bergenre rock n’ roll juga turut hadir menghidupkan suasana FTF siang itu. Mereka membawakan lagu “Rindu Masa Kecilku”, lalu dilanjutkan dengan lagu andalan mereka “Satya Metimpal” yang menceritakan tentang harapan seseorang untuk selalu bersama dalam merangkai persahabatan, meskipun mempunyai kesibukan masing-masing. Band yang diperkuat Gus Yana (vocal + gitar), De Ogler (drum), dan De Bero (bass) ini terbentuk pada 18 Juni 2016 lalu. selain itu, Imajinasi juga membawakan lagu “Jatuh Cinta” dan satu lagu dari Kis Band “Semangat Membara Jiwa Pemenang” yang mampu membangkitkan jiwa pengunjung pada siang itu. “Selain menyajikan hiburan dan kuliner, acara FTF ini juga sangat kreatif untuk meningkatkan kreativitas anak-anak dan remaja Bali melalui berbagai jens perlombaan. Event ini sangat mendidik generasi muda untuk melestarikan seni dan budaya Bali,” ungkap Gus Yana, vokalis Imajinasi band. (win)

Denpasar (Bali Post) Food Truck Festival 2016 pada hari kedua menampilkan berbagai kegiatan, salah satunya lomba pusung tagel dan workshop untuk berwirausaha. Lomba pusung tagel yang diinisiasi oleh Bisnis Bali dan berkerja sama dengan LKP Agung diikuti ratusan peserta. Untuk menentukan juara, lomba ini dilihat dari kerapian sanggul dan kelengkapan seperti make up dan busana. Lomba yang dinilai oleh juri dari Tiara Kusuma, Sriati, dan Yoniari berhasil diraih oleh Ni Komang Ayu Sri Melawati (1), Eka Wati Wardani (2), dan Ida Ayu Arina Mahadewi (3). A.A. Ayu Ketut Agung yang merupakan pakar kecantikan ini mengatakan, lomba pusung tagel ini bertujuan untuk memasyarakatkan masyarakat Bali. Belakangan ini, pusung tagel mulai ditinggalkan mengingat banyak inovasi modern. “Sebenarnya, wanita Bali yang menggunakan pusung tagel seperti ini kelihatan lebih anggun dan cara perbuatannya juga mudah. Jadi, kami harapkan masyarakat jangan malu menggunakan pusung tagel,” katanya. Sementara itu, Made Herry Erika Sedana, Praktisi Managing Director Moritz Logistic Indonesia, Asia Pasifik Award-Winning Sales Profesional, Logistic dan Supply Chain mengharapkan, kegiatan seperti ini agar dilaksanakan secara berkesinambungan. “Lomba maupun workshop seperti ini saya harapkan tidak berhenti di sini dan harus berkelanju-

tan,” katanya. Kegiatan serupa, kata dia, dapat dilanjutkan ke kabupaten lainnya. Pasalnya, potensi wirausaha di kabupaten lain cukup bersar. “Jangan lupa apabila kita terus bersamasama mendengungkan UMKM penting karena negara tumbuh dan diselamatkan oleh UMKM. Saya yakin, apabila hal ini terus didengungkan respons positif akan tumbuh dari daerah-daerah,” tuturnya. Menurutnya, kendala-kendala yang dialami masyarakat untuk berusaha (berwirausaha) yakni datang dari dalam diri sendiri, seperti ketakutan atau kekhawatiran dan tumbuh rasa tidak yakin. “Faktor lain, sebelum network itu tercipta belum yakin untuk menjalankan usaha,” katanya. Untuk itu, kata dia, generasi muda yang ingin menjadi pengusaha hal yang perlu dilakukan yakni mulai dengan cepat dan lakukan dengan sungguh-sungguh. Karena apa pun yang dilakukan dengan sungguhsungguh hasilnya pun akan positif. “Namun untuk wanita yang menjadi pengusaha, saya ingatkan jangan hanya fokus kepada usaha tapi juga ingat dengan kewajiban apabila sudah menjadi seorang ibu,” tegasnya. Dari pemerintah, menurutnya, sudah banyak memberikan kelonggaran masyarakat untuk berwirausaha. Meskipun demikian, perhatian pemerintah dan stakeholder terkait harus terus digencarakan, sehingga UMKM di Bali turus tumbuh dan berkembang. (kmb)

Promosikan Endek, KMB Gelar Lomba ’’Fashion Show’’ Denpasar (Bali Post) Dewasa ini, kain endek sedang gencar-gencarnya dipromosikan kepada masyarakat, baik lokal hingga ke mancanegara. K Karena dengan gencarnya pro promosi tersebut memban dapat membantu meningkatperekonom kan perekonomian kerakyatan, khususnya para perajin. Untuk pr mendukung promosi dan menambah kecinta kecintaan masyarakat terhadap kain tersebut, dalam kegiatan Food Truck Festival 2016 juga digelar lomba fashion show bernuansa endek. “Lom “Lomba-lomba seperti ini in harus terus direnca direncanakan. Karena dengan penyelenggaraan lomba iini, secara langsung da dapat ikut membantu prom promosi kain endek kepad kepada masyarakat. Mengi Mengingat, kain endek saat iini sedang gencargenc gencarnya dipromosikan kan, tidak hanya di Bal Bali tapi juga sudah ke luar,” ujar Henny Sh Shanti, salah satu ju juri lomba, Sabtu

(30/7) kemarin. Menurutnya, antusias peserta sangat tinggi dalam mengikuti lomba. Hal tersebut terlihat, banyaknya masyarakat yang ikut lomba tersebut yakni berkisar 186 orang. “Kami lihat peserta antusias mengikuti lomba. Hal tersebut dilihat dari jumlahnya. Selain itu juga, mereka yang mengikuti lomba ini sangat totalitas, salah satunya dalam hal persiapan seperti pakaian dan lainnya,” ujarnya didampingi juri lainnya Elga dan Bintang Mirah usai penyerahan hadiah pemenang lomba. Mereka yang mendapatkan juara, kata dia, dilihat dari pakaian yang digunakan bernuansa endek minimal 75 persen. Selajutnya juga dilihat dari mimik (raut wajah) dan cara berjalan. Mereka yang berhasil meraih juara tersebut yakni kategori A (TK) diraih Dewa Ayu Anandita (1), Aulia (2) dan Cantika Putri (3); kategori B (SD Kelas 1-3) diraih Luh Made Kesya (1), A.A. Ayu Indira (2) dan Kristina (3). Selanjutnya kategori C (SD Kelas 4-6) diraih Madelaine Putri (1), Ni Luh Candani (2) dan Ni Ketut Dini Kurnia (3); Kategori D (SMP) diraih Ni Made Ayu Cantika Ratih (1), Angelica Patricia (2) dan A.A. Istayani Kusuma (3); kategori E (SMA) diaraih Alvina Agnesia Putri (1), Komang Mutiara Ayu Putriana (2), dan Dewa Ayu Cindy Pratiwi (3). (kmb)

AGENDA FTF 2016 Minggu, 31 Juli 2016 07.15-09.00 Senam Aerobik bersama ma Lala Studio, ap Hiburan oleh Sengap rsama Kobe 09.00-11.00 Cooking Class bersama 09.00-12.00 Lomba Mewarnai di Sewaka Dharma nce 11.00-14.00 Lomba Modern Dance ma Safe Care 16.00-18.00 Yoga Massal bersama 18.00-20.00 Parade Band Indie Gista dan Yudik Voice 18.30-18.45 Pengundian hadiahh 18.45-19.10 Parade Band Indie Seven Ceblock dann Rameo 19.40-20.00 Penyerahan hadiahh untuk Food Truck Terbaik 20.00-20.20 Hiburan Gek Diah 3G Ayu Saraswati 20.20-20.30 Undian Pengunjungg I 20.30-21.00 Hiburan Trisna STE Motifora Galuh Bilen 21.00-21.15 Undian Pengunjungg II 21.15-21.45 Hiburan MKP Mersii 21.45-22.00 Undian Pengunjungg III 22.00 Penutupan FTF

BPM/eka

FASHION SHOW - Para juara lomba fashion show casual of endek d k pada d Food Truck Festival di Lapangan Parkir Utara Taman Kota Lumintang, Denpasar, Sabtu (30/7) kemarin.

BPM/eka

FTF - Penampilan Leeyonk Sinatra dalam Food Truck Festival (FTF) di Parkir Utara Taman Kota Lumintang, Sabtu (30/7) kemarin.

Leeyonk Sinatra Hipnotis Pengunjung FTF MESKIPUN tanpa vokal is aslinya (Yudi Dharmawan) karena mengalami musibah kecelakaan, penampilan Leeyonk Sinatra dalam Food Truck Festival (FTF) yang digelar oleh Kelompok Media Bali Post (KMB) hari kedua di Parkir Utara Taman Kota Lumintang, Sabtu (30/7) kemarin, mampu menghipnotis ribuan pengunjung FTF. Pasalnya, saat Bolo yang berperan sebagai gitar sekaligus vokal kedua Leeyonk Sinatra mengambil alih sebagai vokal utama, semua mata pengunjung mengarah ke panggung utama menyaksikan penampilan akustik mereka. Lagu pembuka yang dibawakan Leeyonk Sinatra “Timpal Sederhana” kemudian dilanjutkan dengan “Tolong Kabarin” dan selanjutnya Widi mengambil alih sebagai vokal dan menyanyikan lagu “Kamu Sing Nawang” yang menambah suasana FTF semakin semarak. Setelah itu, Kolo dan Widi berduet menyanyikan “Bagia Sederhana” dan “Ade Sing Ade” yang membuat para pengunjung larut dalam nyanyian mereka dan ikut bernyanyi. Di sela-sela performancenya, Kolo mewakili Leeyonk Sinatra mengucapkan maaf kepada seluruh fansnya, karena personelnya tidak lengkap. Kendati demikian, ia mengucapkan banyak terima kasih kepada fans setia yang sudah hadir menyaksikan penampilannya dan minta doa agar Yudi segera sembuh. Leeyonk Sinatra yang terbentuk pada 23 Februari 2014 silam sudah mengeluarkan dua album. Album pertama “Bahagia Itu Sederhana” berisikan 7 lagu, sementara pada album kedua “Kisahmu Ceritaku” berisi 9

lagu. Leeyonk Sinatra diperkuat Yudi Dharmawan (vocal), Bolo (guitar/vocal), Jiggo

Palawara (keyboard), Made Sauindra (bass), dan Yudi (cajon). (win)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.