24
Sudut Pandang
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Tradisi makan bersama keluarga –ayah, ibu, dan anak-anak—sudah makin jarang terjadi pada keluarga modern. Kalaupun bisa, biasanya hanya pada weekend, hari libur atau harihari tertentu saja. Situasi memang sudah berbeda. Dulu makan bersama bisa dibilang jadi kewajiban, kini tidak lagi. Orangtua sibuk bekerja, anak-anak pun sibuk dengan kegiatan masing-masing. Maka kegiatan makan pun dilakukan masing-masing di mana pun, tidak harus di rumah. Itulah potret keluarga zaman kini.
H
al itu juga terjadi pada keluarga Soraya Haque. Ketika anak-anak masih kecil atau awal masa remaja, kebiasaan makan bersama, masih kerap dilakukan. Namun seiring waktu, ketika anak-anak makin besar, orangtua pun memiliki kegiatan cukup padat maka makan bersama pun semakin jarang. Namun begitu, kata Soraya, tradisi kumpul keluarga seperti makan ataupun kegiatan lain, tetap berusaha dipertahankan dalam keluarga, meski mungkin tidak bisa sesering dulu. Menurut Soraya Haque, tradisi kumpul keluarga tetap ada meski tidak sesering dulu. “Berkegiatan bersama keluarga tetap ada seperti makan bersama—anggota keluarga lengkap—atau aktivitas bersama lainnya. Namun tidak sesering dulu. Karena sekarang anakanak sudah besar dan punya kesibukan masing-masing. Biasanya kita kumpul untuk kegiatan bersama pada weekend ataupun hari libur. Biasanya sih ya masak bersama karena anak-anak dan papanya suka masak,” tutur Soraya Haque. Tapi, kegiatan makan bareng tidak selalu di rumah. “Ganti suasana kita kadang makan di luar,” ucapnya. Dapur, menurut Soraya adalah salah satu tempat istimewa di rumahnya karena di sanalah kerap kali menjadi ‘arena’ berkumpul keluarga, baik masak bersama ataupun ngobrol-
Prilly Latuconsina
Dapur Jadi Arena Kumpul dang tidak bisa lengkap seluruh anggota keluarga. “Tergantung siapa yang kebetulan ada di rumah saja. Tapi makanan tetap tersedia di meja. Biasanya kalau anak-anak kurang suka menu yang dibuat hari itu, ya mereka memasak sendiri makanannya. Semua bahan sudah disediakan di kulkas, tinggal ambil saja,” tambah ibu tiga anak ini.
Soraya dan keluarga
ngobrol. Soal siapa yang menyiapkan (memasak) makanan, itu tergantung kesepakatan. “Kadang Ekki (suami) karena dia memang yang paling hobi masak. Anak-anak jadi hobi masak ya karena Ekki. Kadang, anak-anak yang masak, kita orangtua tinggal menunggu
hasil masak mereka. Atau Ekki dan anak-anak masak bareng,” ungkap Aya, begitu nama artis juga pragawati top era 1980-an ini akrab disapa. Sementara kalau hari-hari biasa, lanjut Aya, kegiatan makan bersama— karena kesibukan masing-masing-- ka-
KUMPUL SAAT LIBUR Lain lagi dengan Prilly Latuconsina. Artis muda yang tengah naik daun itu, memiliki agenda kegiatan yang padat sehingga jarang punya kesempatan makan bareng keluarga. Ya maklum saja, gadis 21 tahun ini selain sibuk syuting dan kegiatan off air lainnya, juga disibukkan dengan sejumlah bisnis yang tengah dibangunnya. Belum lagi dia juga kuliah. “Jadi memang sehari-hari sibuk banget. Nggak bisa sehari-hari makan dengan keluarga seperti dulu waktu belum banyak kegiatan,” ucapnya. Kalaupun sempat, tambahnya lagi, biasanya makan pagi. “Itu pun kalau pas papa belum berangkat kerja, kita makan bareng. Tapi kadang aku bangun papa
sudah berangkat kerja. Jadi memang jarang sekali makan bareng,” katanya. Kesempatan makan bareng keluarga, kata Prilly, biasanya baru bisa dilakukan saat hari libur. “Makanya aku kalau pas libur bener-bener manfaatin untuk kumpul bersama keluarga. Mau makan atau kegiatan lain,” ungkap Prilly yang tengah menjalani diet ketat untuk mempertahankan berat badannya. Namun, kata Prilly, meski jarang makan bareng orangtuanya bukan berarti ngobrol atau curhat kepada mereka jarang dilakukannya. “Kalau cerita tentang kegiatan sehari-hari sih sering. Kalau aku sibuk kan bukan berarti jarang ketemu. Setiap hari ketemu kok cuma memang kalau makan bersama jarang,” ujarnya sambil menambahkan, mamanya kerap mendampingi kalau dirinya bekerja. “Mama kan nemenin aku terus kemanamana jadi bisa curhat macam-macam. Ke papa juga begitu. Jadi ke orangtua aku suka curhat apa saja mulai dari kerjaan sampai urusan asmara,” kata Prilly yang baru saja membuka restorannya ‘NonaJudes’ di KS Tubun Jakarta. (Diana Runtu)
Utamakan Kualitas Di dalam keluarga yang kuat terjalin komunikasi antaranggota keluarga dan interaksi sosial yang hangat. Salah satu kesempatan yang mudah untuk menjalin interaksi tersebut ialah lewat makan bersama di rumah. Namun, alasan kesibukan sehari-hari, kebersamaan keluarga di meja makan sudah mulai hilang. Padahal, dengan tradisi bersantap di rumah, para orangtua berkesempatan menanamkan nilai-nilai yang akan diangkat dalam sebuah keluarga. Kehilangan momen makan bersama keluarga juga dirasakan oleh Made Hermawati Diah Pertiwi, S.E.. Kepala Kantor Cabang Pembantu Bank CIMB Niaga Singaraja. Perempuan yang akrab disapa Herma ini mengaku kesibukannya dalam dunia perbankan membuat sebagian waktunya habis untuk bekerja. Setiap pagi dirinya harus berangkat lebih awal ke kantor sedangkan ketika pulang tidak jarang dirinya pulang terlalu sore. Ditambah lagi dengan anakanaknya yang mulai menginjak dewasa sehingga memiliki kesibukan masing-masing dan jarang untuk dapat bertatap muka langsung. “Kebetulan anak saya sedang melanjutkan studi di ITB, satunya lagi masih duduk di bangku SMA,” jelasnya. Momen makan bersama semakin jarang dirasakan, mengingat kesibukan suami yang menjabat sebagai anggota DPRD ini membuat sang suami juga jarang di rumah. Perempuan kelahiran Munduk, 11 Januari 1970 tersebut tidak menampik jika makan bersama keluarga dapat mempererat hubungan antara orangtua dan anak, namun bukan berarti jarang makan bersama lalu membuat hubungan orang tua dan anak renggang. Sebaliknya, Herma yang merupakan istri dari Ketua DPRD Kabupaten Buleleng mengatakan lebih mengutamakan kualitas dibandingkan dengan kuantitas pertemuan bersama keluarganya. Bahkan yang menjadi pondasi kuat dalam hubungan keluarga menurutnya komunikasi yang baik. “Meskipun jarang duduk bersama di meja makan tetapi komunikasi selalu kami lakukan, karena segala sesuatu jika dikomunikasi dengan
baik maka akan menghasilkan sesuatu yang baik juga,” ungkapnya. Herma yang saat ini menjabat sebagai Ketua Gatriwara Kabupaten Buleleng periode 2014-2019 mengatakan momen makan bersama dalam keluarganya hanya dilakukan pada hari-hari tertentu. Biasanya dirinya dapat duduk bersama di meja makan untuk perayaan hari-hari spesial seperti ulang tahun, syukuran dan hari spesial lainnya. Meskipun terbilang jarang, akan tetapi baik Herma maupun suami tetap memanfaatkan momen tersebut untuk sharing dengan kedua putranya. Jika sang suami lebih fokus terhadap pendidikan sang anak, maka Herma selalu membahas sosialisasi anak dalam pergaulan serta kebutuhan-kebutuhan sang anak. “Biasanya kami obrolin perkembangan anak, pendidikan, kendala dan kebutuhan anak. Kalau memang ingin quality time tiap tahun kami rencanakan untuk berlibur ke suatu tempat,” ungkap ibu dari Gd Pandya Wicaksana Gara dan Made Adhika Laksamana Gara tersebut. Makan bersama sebenarnya memiliki banyak manfaat di antaranya memahami karakter anggota keluarga, membangun dan menyatukan ikatan emosional, sebagai sarana diskusi dan sarana penerapan nilainilai etika. Akan tetapi Herma menegaskan bahwa memberikan nilai-nilai etika terhadap anak sudah ia lakukan sejak kecil dalam pola asuh anak. Bahkan untuk menyatukan ikatan
Made Herma Diah Pertiwi
Herma bersama keluarga
emosional dan memahami karakter masingmasing anggota keluarga dirinya lakukan dengan membangun komunikasi yang baik. “Sejak kecil nilai-nilai etika itu kami tanamkan kepada anakanak. Mengatakan maaf, tolong, dan terimakasih kami selalu ajarkan sehingga sampai sekarang mereka terbiasa mengucapkan kata-kata tersebut,” imbuhnya. Bahkan momen makan bersama yang sangat jarang dilakukan tidak mengurangi rasa hormat kedua anak-anaknya terhadap orangtua. Herma mengakui jika anaknya selalu meminta izin untuk makan duluan jika dia maupun suami harus terlambat pulang ke rumah. Anak yang beretika baik lahir dari pola asuh yang baik pula. Meskipun jarang memiliki waktu bersama keluarga namun Herma tidak pernah ketinggalan informasi mengenai perkembangan anak-anaknya. Bahkan Herma selalu mengawal setiap perkembangan anak dari kecil hingga dewasa sehingga tumbuh kembang anak sesuai dengan apa yang keluarga harapkan. “Anakanak memang diasuh oleh IRT tetapi pola asuhnya tetap saya arahkan sehingga ketika ada kendala IRT dalam mengasuh kami carikan solusi sama-sama,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)
redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com
cybertokoh
@cybertokoh
@cybertokoh
www.cybertokoh.com
2
Espresso
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
GORO-GORO “Kita lupa, sebenarnya negeri kita ini, kaya-raya. Ada 17 ribu pulau, 1100 bahasa lokal, Putu Wijaya 714 suku bangsa. Tak terhitung tradisi dan kearifan lokal. Kuliner maknyus yang tumpah-ruah. Bahan untuk kerja kreatif berlimpah dan beragam. Teater, tari, senirupa, musik, sastra yang seabrek-abrek. Jangan lupa hanya satu bahasa persatuan yang gemerincing tangkas mengalir indah dari Sabang hinga Meraoke. Begitu lebat, pekat semarak dan dahsyatnya sampai bagai gajah di pelupuk mata, justru ‘tak nampak’. Kita miskin karena terlalu kaya. Karena bukannya memanfaatkan yang ada, kita malah bermimpi yang lain, yang tak kita miliki. Karena
yang tak ada memang cendrung lebih seksi. Baru kalau ada yang tercuri atau hilang, kita panik, marah, nyaris kalap dan kalang kabut. Hak cipta tempe sudah di tangan saudara tua, janganlah disusul batik, dll. Lalu di situ kita mulai bangkit, agak telat, tapi hasilnya masih konkrit. Batik kini keren banget! Agaknya musuh, teror, segala ancaman punya aspek positif di samping berbahaya sekali, kalau sampai menang. Jangan pernah kalah, Bro!” Amat termenung selesai membaca surat Djordje. Ami telah menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia, sambil berpromosi bahwa isinya sangat penting disimak. “Tapi Pak, itu semua apa betul isi surat Djordje? Atau sudah ditambahtambahin sendiri oleh Ami?” tanya Bu Amat. Amat terkejut. Seperti baru
KENTUT (1)
terangkat dari mimpi, pikiran jernihnya kembali. “Coba, kenapa tanpa diminta, Ami sudah menerjemahkan surat itu ke Bapak. Kayak ada maunya. Biasanya kalau dimintai tolong jawabnya pasti: sebentar, sebentar. Atau: tunggu, tunggu!” “Atau: nggak bisa, Ami repot!” “Betul! Ini kok aneh! Coba tanya mana surat aslinya?” “Ya, disimpan di rumahnya. Itu kan surat Djordje kepada Ami. Berterima kasih sebab dia sudah diantar Ami dulu melihat Gunung Agung meletus dari dekat.” “O, begitu? Tapi mana ucapan terima kasihnya?” “Ya, tidak semua diterjemahkan. Dipilih yang penting-penting saja.” “Coba pinjam surat aslinya!” Amat nampak kurang setuju. “Yah, ambillah separuhnya tam-
bahan si Ami. Tapi ini isinya kan penting.” “Pentingnya apa?” “Bahwa kita tidak sadar kita ini negeri kaya. Akibatnya kekayaan kita terbengkalai. Baru setelah dicuri kita nyadar. Bagaiman kalau tidak? Begitu! Penting kan?” “Tapi Gunung Agungnya mana?” Amat tak bisa menjawab. “Tidak penting? Gunung Agung meletus tidak penting? Ah! Kalau tidak penting kenapa si Djordje sampai datang dari mana itu? Serbia? Ya pokoknya dari jauh, hanya untuk lihat gunung meletus? Kenapa? Gunung meletus, kita mengungsi, dia kok malah datang?” Amat menyerah. “Yah, mungkin ibu benar. Itu semua pikiran Ami! Tapi isinya bagus, kan?” “Bukan soal bagus atau tidak. Yang saya tanyakan, kenapa Ami tidak langsung saja ngomongkan pikirannya yang seperti kata Bapak bagus itu, kepada kita? Kenapa mesti membonceng surat Djordje?” “Ya, maklum saja, kan kenakalan
anak tunggal atau karena mau bercanda dengan orangtuanya?” “Ah, saya tidak percaya. Saya kan ibunya. Saya tahu sifat-sifat Ami. Bukan itu jawabannya!” “Lalu apa?” “Ya apa? Kalau saya tahu, Bapak mesti lebih tahu lagi. Ayo apa?” Ditantang begitu, Amat terpaksa buka kartu. “Ya, biasalah!” “Biasa bagaimana?” “Ya, karena.....” “Karena apa?” “Karena, apa saja, jangankan yang penting, yang sepele pun, kalau sudah ditumpangkan jadi omongan bule, orang percaya saja dan kagum!” “Kalau diomongkan sendiri?” “Dianggap kentut!” Bu Amat mengurut dada. “Nah, itu lho, Pak. Itu yang bikin saya prihatin! Bapak kok malah memuji. Aku jadi keki deh!” Bu Amat lalu masuk rumah tak menunggu jawaban Amat. Amat terhenyak. “Ah? Apa betul kondisi kita seperti itu. Sejelek itu? Apa betul setelah hampir masuk pintu usia ke-73 kemerdekaan, tangan-tangan kolonialisme masih membekuk kita??” bisik Amat trenyuh, dalam hati kecilnya.
Perempuan atau Wanita Kata perempuan atau wanita dalam berbahasa sering dipertukarkan pemakaiannya. Orang tua–tua dulu dalam sastra dan berkomonikasi lebih banyak mempergunakan kata perempuan. Sebaliknya di zaman globalisasi modern ini lebih mengemuka kata wanita. Hal ini dapat dibuktikan pada tahun 1920-an bahkan pada zamannya Raden Ajeng Kartini masih lebih menonjol terdengar kata perempuan ketimbang kata wanita. Contohnya: perkumpulan perempuan Indonesia dan mengalami perubahan tahun 1930–an menjadi organisasi wanita, seperti organisasi wanita pegawai negeri disebut organisasi Dharma Wanita. Derap langkah perubahan ini, sejalan tren kemajuan cara berpikir masyarakat pemakaiannya. Kalau kita pandang dari proses kontaminasi hukum kebahasaan kata perempuan mengandung pengertian kehormatan karena terkilat kata “mpu“ didalamnya. Sebaliknya kata wanita bila dikaitkan dengan literasi bahasa terdapat rasa kurang etis bila dihubungkan “hukum literasi“ dengan norma kemanusiaan. Perbedaan ini akan nampak jelas betapa kata perempuan itu bermuatan holistik seperti disebutkan dalam beberapa sloka kitab suci agama Hindu : Kitab Manawa Dharma sastra III–56 : “ Dimana perempuan dihormati disanalah para Dewa merasa senang sebaliknya dimana perempuan tidak dihormati tidak ada upacara yadnya suci yang berpahala”.
bacaan wanita dan keluarga
Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998
Bhagawadgita I-41: “Bila tirani kebatilan merajalela perempuan menjadi jalang, maka moral serta warna (kasta) dalam masyarakat menjadi campur aduk.” Selanjutnya bagaimana posisi perempuan yang berganti dengan kata wanita dalam tren global, nampaknya lebih mengutamakan, warna keindahan, kedengaran dan kesedapan di telinga jika diungkapkan dengan kata wanita ketimbang dengan kata perempuan meskipun akan mengeliminir norma etika di dalamnya. Demikin predikat perempuan bersiluman menjadi wanita bertujuan untuk mengedepankan rasa keindahan dalam berkomunikasi juga ditulis dalam membuat tulisan literasi. Lebih mengemuka apabila dikaitkan dengan gerakan yang disebut gerakan emansiapsi, suatu persamaan gender mengikuti tren zaman modern. Gerakan emansipasi tercetus karena wanita menyadari tidak sudi hanya menjadi “budak memberi kenikmatan laki-laki belaka” atau “penunggu tungku dapur” dengan tidak memiliki hak sebagai harkat kemanusiaan padahal ada ungkapan yang berbunyi “perempuan dan laki-laki loro-loro ning atunggal artinya perempuan dan laki-laki harus berjalan seiring. Perempuan tidak ingin hanya dijadikan “ban serap atau tenaga cadangan” saja. Berangkat dari gerakan emansipasi dan persamaan gender, suatu bukti bahwa wanita juga mampu mengerjakan yang dilakukan laki-laki, sebaliknya tidak selamanya dijadikan “ban serep” demi kepentingan keluarga dan masyarakat luas yaitu mengabdi demi bangsa dan negara, berdampingan sejalan dengan kaum laki-laki.
Emansipasi juga memberi sinyal ingin mengubah nasib seperti yang terungkap dalam kata mutiara ”suatu bangsa kalau ingin mengubah nasib yang lebih baik haruslah dilakoni oleh bangsa itu sendiri.” Sebaliknya wanita siap bersaing atau berkompetisi dengan lawan jenisnya dalam segala bidang pekerjaan meskipun masih dibebani tanggung jawab secara alamiah berkaitan dengan keperempuanannya, menjaga kesejahteraan dan keharmonisan rumah tangga. Tanggung jawab dualistis ini tidak mudah dilaksanakan, toh masih banyak kekerasan harus ditimpakan kepada perempuan sekalipun dia dalam posisi benar. Di sisi lain wanita juga menyadari gerakan emansipasi tidak berjalan mulus karena dalam era modern dan globalisasi ini ada pekerjaan yang dilakukan tidak sejalan atau keluar dari rel tujuan emansisapsi, bertentangan dengan moral kewanitaannya seperti ada perempuan tenggelam ke ranah lumpur noda menjadi wanita panggilan, bertindak sebagai germo dalam transaksi seksualitas, perselingkuhan dan terlibat dalam ranah hukum yang berakibat dehumanisasi kaum perempuan. Meskipun tuntutan hidup begitu beratnya, persaingan tak terkendali, masih ada perempuan tangguh dan berusaha sejalan dengan nilai holistik kemanusiaannya.
Krisis kepercayaan suami terhadap istri lebih banyak disebabkan sikap perilaku laki-laki yang mau menang sendiri memurtadkan apa yang pernah diikrarkan secara rahasia kedua pihak saat pernikahan dilangsungkan. Mereka sudah lupa atau sengaja lupa akan kenikmatan waktu pacaran, hidup semati sampai akhir zaman seperti diikrarkan dalam salah satu lagu “Sepanjang Jalan Kenangan”. Jelaslah bahwa perubahan pemakaian sebutan perempuan menjadi wanita akibat zaman globalisasi modern sekarang. Apakah hal itu benar disebabkan oleh kemartabatan nilai kata perempuan menjadi wanita. Ataukah oleh perilaku manusia yang mengaku modern dimana modernisasi yang kita lihat sekarang sudah kebablasakan sehingga nilai luhur kata perempuan menjadi degradasi. Yang lebih menyayat nilai keluhuran dilihat dari adanya wanita baru gede melahiran tanpa jelas bapaknya dan janinnya dibuang begitu saja.
Apapun alasannya tetap masuk ranah hukum baik sekala maupun niskala. Kemapanan hidup sebagai perempuan/wanita mengisyaratkan dualisme kewajiban beban yang dipikul demi menciptakan harmonisasi dalam ranah rumah tangga yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Untuk mengatasinya, salah satu syarat yang harus dimiliki kaum wanita dengan multiperannya yaitu: manajemen rumah tangga, tidak hanya selalu berkiprah pada istilah ibu rumah tangga karena mengurus rumah tangga sama dengan mengatur organisasi kecil. Dengan kejadian kekerasan rumah tangga yang frekusneusnya makin naik tidaklah salah apabila pemerintah membentuk Departemen Perlindungan Perempuan dan Anak dimana setiap terjadi tindak kekerasaan dapat dilaporkan kepada institusi atau langsung ke penegak hukum. Beradasar uraian di atas diharapkan kaum wanita memiliki militansi untuk lebih meningkatan kompetensi kesadaran dan kemampuan mengaktualisasikan diri sebagai manusia pada kewajiban rwa bhineda beregulasi memiliki citra, rasa bermartabat dan harga diri. I Nengah Mertha Denpasar
Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.
Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Iklan Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit Budiartha, I Made Ary Supratman. Manajer Sirkulasi dan Iklan: I Ketut Budiarta, Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Sekretariat: Ayu Agustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan Palmerah Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–Telepon (0370) 639543– Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–Faksimile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.
Sudut Pandang Makan bersama merupakan momen berkumpulnya anggota keluarga. Selain makan, mereka bisa juga mengobrol. Bagaimana tiap keluarga menerapkan cara makan bersama mereka? Berikut penuturan tiga ibu rumahtangga, Fina Kaska, Nyoman Ariani, dan Dewi Aruni.
“S
ecara tegas saya tidak ada aturan saat makan bersama. Paling tidak, makan tidak bersuara atau tidak tergesa-gesa, jangan bicara saat mulut penuh. Selebihnya santai saja. Bahkan, ada sedikit bercanda saat makan bersama,” ujar Fina Kaska. Ia mengatakan, makan bersama hanya bisa dilakukan saat makan malam atau hari libur atau hari istimewa seperti ulangtahun, karena ia bekerja dan anak-anaknya juga sekolah dan banyak kegiatan di luar sekolah. Manfaat makan bersama, selain merupakan ajang kumpul bersama keluarga, juga, mereka dapat berkomunikasi satu sama lain, bahkan, becanda dan ajang ia memberikan petuah kepada anak-anak dan ajang anak-anak menyampaikan apa mau mereka. “Saat makan, tak jarang anak-anak saya becanda, lauk kakaknya di-
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Ajang Jalin Keakraban ambil adiknya, ya begitulah, kami santai tidak terlalu banyak aturan yang menjelimet,” kata Fina. Ia mengatakan, dirinya bukan orangtua yang saklek, karena komunikasi bisa dilakukan kapan saja, apalagi dengan adanya HP ia bisa berkomunikasi dengan anaknya kapan saja. Justru, ia menilai, makan bersama merupakan ajang kebersamaan anggota keluarga dan menjalin keakraban. Sementara, menurut Nyoman Ariani, aturan saat makan bersama adalah bersama-sama menyiapkan menu makan malam. “Untuk menu biasanya ditentukan oleh anak-anak, mereka maunya makan apa, terus kami bersama-sama menyiapkan alias masak bersama,” ujar chef hotel Swisbel Rainforest Kuta ini. Untuk aturan yang harus ditaati saat awal makan, harus cuci tangan walaupun makannya memakai sendok garpu. Kemudian tidak lupa melakukan doa. Aturan lain, kaki tidak boleh diayunkan saat makan. Kemudian, tidak boleh bersendawa. Kalau ada yang bersendawa, harus minta maaf. Ia mengatakan, acara makan bersama hanya bisa dilakukan saat makan malam, karena kesibukan mereka sekeluarga. Sementara, kalau untuk acara spesial seperti
Nyoman Ariani ulangtahun, biasanya Ariani dan keluarga merayakan dengan makan bersama di luar. Ariani mengakui, makan malam bersama memberi manfaat yang sangat bagus, yakni memupuk rasa kebersamaan, menambah rasa kasih sayang, dan membuat mereka sekeluarga makin dekat, karena selama ini ia dan keluarga sama-sama sibuk. BERI NASIHAT Sementara, bagi Dewi Aruni,
Saling Tukar Cerita Tradisi makan bersama keluarga menjadi salah satu momen membahagiakan. Sebab, saat itu banyak hal juga bisa dilakukan oleh orangtua bersama anak-anak mereka. Meski tak disangkal, di era digital ini, tidak mudah untuk mencari waktu demi bisa bercengkrama dengan seluruh anggota keluarga . Menurut Kenrina Anggoro Wulandari, pemilik usaha Wedding Organizer (WO) dan restoran di Denpasar ini, sangat benar, acara makan bersama keluarga, merupakan salah satu momen terbaik bagi kedekatan diantara anggota keluarga. Disamping manfaat positif lainnya mulai dari urusan menu makanan yang terjaga, baik nutrisi maupun vitaminnya hingga meningkatkan jalinan komunikasi. Dikatakannya meluangkan waktu untuk makan bersama keluarga itu, bisa disebut istimewa. Betapa suasana saat makan bersama itu sangat mendukung untuk seluruh anggota keluarga saling bertukar cerita. “Begitu juga menyampaikan keinginan, masalah, maupun pengalaman yang terjadi saat seharian masing-masing beraktivitas di luar rumah,” katanya. Selama ini ia dan keluarga biasanya makan bersama di rumah saat makan malam. Sedangkan week end dan saat liburan, digunakan untuk makan bersama di luar. Kebersamaan ini juga, lanjut
23
Kenrina selain mendekatkan sesama anggota keluarga juga bisa mempererat dan menguatkan ikatan keluarga secara tidak langsung. “Terkadang ketika terjadi konflik kecil diantara kami, dengan jalinan komunikasi yang hangat usai makan bersama semua bisa cair atau diselesaikan dan suasana menjadi hangat dan kondusif kembali,” ujarnya. Bicara aturan saat makan bersama, Kenrina mengatakan yang biasa diterapkan di keluarganya adalah, pertama pasti berdoa dan wajib menjaga sopan santun . “Saat makan bersama, tidak boleh membawa HP, menggunakan busana yang sopan. Kemudian tidak bersendawa saat di meja makan apalagi buang udara yang tidak baik. Begitu pula saat mengecap makanan tidak menggunakan peralatan makan dengan sembarangan,” tuturnya. Selain itu, lanjutnya mereka yang tengah makan bersama, tidak diizinkan mengucapkan kata-kata kasar, termasuk, menghindari bersemangat bicara saat mulut masih penuh, sebaiknya kunyah dan ditelan dahulu. Diingatkan juga kepada setiap anggota keluarga untuk selalu menjaga mood serta tidak boleh meninggalkan meja makan saat orangtua belum selesai makan kecuali mendapatkan izin terlebih dahulu. “Sebenarnya ini semua jika
dijalankan simpel saja, lebih untuk kita biasa menjaga tata krama saat menikmati karuniaNya di meja makan,” tandasnya. Kenrina menambahkan acara makan bersama dengan keluarga tersebut akan membuat semangat dalam jiwa, sebab semua anggota akan merasa dekat. “Apalagi melihat situasi sekarang anak-anak muda lebih senang nongkrong bersama teman mereka. Maka acara makan bersama ini akan san-
Fina Kaska makan bersama biasanya diusahakan pagi hari alias sarapan bersama. “Saat anak-anak sebelum pergi ke sekolah, kami sekeluarga sarapan sekalian semua. Menunya sederhana, kadang nasi goreng atau roti,” ujar ibu tiga anak ini. Ia mengatakan, untuk menu sarapan memang jarang yang terlalu lengkap karena anakanaknya suka yang simple, termasuk suaminya yang juga bertugas sebagai PNS. “Kadang saya membeli nasi kuning bungkus, gat berharga, bisa meminimalkan misscommunication antara orangtua dan anak,” katanya. Menyinggung topik percakapan, Kenrina menyampaikan kalau yang menjadikan suasana seru adalah topik anak-anak muda, misalnya anak - anak yang lagi naksir atau yang lagi punya pacar tapi sedang berantem. Bisa juga, katanya mereka membahas masalah lainnya, seperti cerita saat anak-anak nongkrong, atau saat orangtua mereka di lampu
kemudian itu disajikan saat sarapan,” kata Dewi. Menurutnya, yang penting bukan menunya tapi bagaimana mereka bisa bersama berkumpul di meja makan. Sekalian, ia memberikan sedikit nasihat kepada tiga buah hatinya sebelum berangkat ke sekolah. Sementara, untuk makan malam, mereka lebih sering makan bersama di luar. “Tujuannya lebih santai dan sekalian jalan-jalan dengan keluarga,” kata Dewi. Tempat makannya juga kata Dewi, bukan yang mewah, yang penting di luar, anak-anak sudah senang. “Menunya juga murah meriah, kadang ayam goreng, tempe penyet, capcai, “ ucapnya. Hari Minggu menjadi hari spesial karena ia biasanya masak bersama anak-anak. “Biasanya saya tanya anak-anak mau makan apa, jadi bisa masak bersama,” katanya. Sementara, untuk aturan makan, ia tidak terlalu ketat. Ia lebih suka anak-anak saat makan sembari curhat soal kejadian di sekolah, karena itu, acara makan bersama sangat santai,” katanya. Ia juga bisa memberikan banyak nasehat kepada anak-anaknya, lebih santai tanpa harus memarahinya, dan anak-anaknya lebih bisa mengerti. (Wirati Astiti)
merah melihat hal yang menarik hingga masalah hujan yang deras mengguyur saat ini. Selanjutnya ada juga topik perasaan lagi galau dari salah seorang anggota keluarga. Baik itu galau tentang pergaulannya, bisnis, relationship, dan biasanya menjadikan percakapan menjadi lebih seru, sebab mereka bisa saling adu argumen dan saling memberikan solusi atau saran. “Di sini juga yang lainnya atau kami mau mendengarkan orang lain yang sedang berbicara, artinya semua berlajar menjadi pendengar yang baik,” kata Kenrina. (Sri Ardhini)
Kenrina Anggoro Wulandari bersama keluarga
22
Sosialita
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Tanah Abang untuk Siapa? K
daerah tersebut kecuali maghrib atau malam hari ketika akses jalan itu kembali dibuka untuk lalu lintas kendaraan. Saking jengkelnya para pengemudi angkot yang mengaku penghasilannya turun 50% dari biasanya, pekan lalu berdemo di depan Balaikota menuntut keadilan dan dibukanya kembali jalan Jati Baru. Tidak hanya itu, pihak kepolisian pun sebenarnya sudah menyuarakan pandangannya soal penutupan jalan untuk pedagang kaki lima. Malah pihak kepolisian sudah meminta Gubernur Anies untuk segera membuka jalan tersebut serta mengembalikan fungsinya sebagaimana mestinya. “Kami membuat kajian tentang penutupan Jalan Jati Baru, segera akan disampaikan ke Pemda DKI Jakarta minggu ini. Kita juga berpihak kepada rakyat kecil. Seyogyanya rakyat kecil itu diberikan tempat yang layak untuk berjualan. Sedangkan jalan ya difungsikan untuk kendaraan, bukan PKL. Dengan begitu tidak melanggar aturan,” ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra. Kepada wartawan Gubernur Anies Baswedan tak banyak berkata-kata menjawab tentang keinginan banyak pihak untuk akses jalan tersebut dibuka kembali. Dia hanya bilang akan menampung semua aspirasi itu dan akan membahasnya. “Ya kita paham aspirasinya, nanti kita bicarakan. Yang harus dipahami, ini adalah masa transisi. Kalau masa transisi, ekulibrium baru, keseimbangan baru, selalu ada penyesuaian-penyesuaian. Jadi ini adalah fase penyesuaian, jangan buru-buru,” ucap Anies. (Diana Runtu)
Pasar Tertua di Jakarta Bicara Tanah Abang tak afdal rasanya jika tidak menengok sejarah Tanah Abang sehingga berkembang sebesar sekarang. Konon, Pasar Tanah Abang juga Pasar Senen adalah pasar tertua yang ada di Jakarta. Kedua pasar besar itu dibangun oleh arsitek Belanda, Justinus Vinck. Awalnya, yang dibangun adalah Pasar Senen pada tahun 1731. Pasar ini disebut Pasar Senen (dulu namanya Pasar Snees) karena buka hanya setiap hari Senin. Setelah Pasar Senen berkembang pesat, Vinck pun mengembangkan kawasan Tanah Abang yang dulunya bernama ‘Tenabang’. Ternyata seperti halnya Pasar Senen, Pasar Tanah Abang—dulu dikenal sebagai Pasar Sabtu--- pun berkembang pesat. Awalnya pasar ini hanya bukan setiap hari Sabtu. Namun karena semakin berkembang bahkan mampu menyaingi Pasar Senen yang telah lebih dahulu berkembang, maka pasar ini pun dibuka dua hari dalam sepekan yakni Sabtu dan Senin. Menurut cerita Ridwan Saidi, budayawan Betawi, nama Tanah Abang sebenarnya merupakan plesetan dari sebutan De Nabang, yang dalam perkembangannya konsonan ‘D’ berubah menjadi ‘T’. Nabang sendiri sebenarnya adalah nama jenis pepohonan yang banyak tumbuh di kawasan itu. Sebutan Tanah Abang menjadi makin ‘mantap’ setelah dibangunnya Stasiun Kereta Api tahun 1890 yang diberi nama Stasiun KA Tanah Abang. Mengutip dari wikipedia, Pasar Tanah Abang memang telah ditetapkan menjadi tempat berjualan aneka tekstil serta barang-barang kelontongan sejak ratusan tahun lalu. Itu sesuai dengan izin
Kawasan Tanah Abang ini diambil sebelum ditata Pemda DKI Jakarta
3
Agen SPAK Penyebar Virus Kebaikan
Tanah Abang lagi. Permasalahan kawasan perdagangan tekstil dan garmen terbesar di Indonesia ini selalu saja menjadi kontroversi. Mulai dari kesemrawutannya, lalu lintas yang selalu macet hingga pedagang kaki lima yang sulit ditertibkan. ini yang makin membuat banyak pihak ikut mengkritisi adalah kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menutup akses jalan Jati Baru, kawasan Tanah Abang dari kendaraan (kecuali Transjakarta) termasuk angkot . Padahal seharihari jalan itu super sibuk karena di sana ada stasiun kereta api yang setiap harinya mengangkut sekitar 110 ribu orang. Penutupan jalan itu sendiri dimaksudkan Gubernur Anies untuk menampung para PKL yang selama ini berjualan di trotoar maupun badan jalan. Jadi agar lebih tertib maka ditampunglah para PKL itu sehingga bebas berjualan tanpa dipungut retribusi. Bukan itu saja, Pemda DKI Jakarta juga menyediakan tenda bagi PKL. Tak heran kalau para PKL sumringah dengan kebijakan itu. Apalagi selama bertahun-tahun mereka selalu dikejar-kejar Satpol PP, dan paling apes adalah kalau berhasil ‘digaruk’ semua modal dagangan pasti disita. Yang jengkel tentu saja mereka yang berjualan di toko-toko dengan sewa selangit. Mereka mengaku omzetnya turun drastis gara-gara kebijakan ‘memanjakan PKL’ yang dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta. “Mau protes, kemana? Siapa yang mau dengar? Jadi lebih baik saya ikut jualan di lapak itu,” ungkap seorang pedagang yang mengaku sebagian barang dagangannya di toko dijual di lapak-lapak pinggir jalan. “Bukan saya saja yang begini, banyak teman-teman saya sesama pedagang juga ikutan turun (berjualan) ke jalan,” tambahnya. Yang protes bukan hanya para pedagang tapi juga sopir angkot yang tidak bisa lagi melintasi
Cia Pemayun
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Klenteng Hok Tek Tjen
yang diberikan saat itu oleh Gubernur Jenderal Abraham Patramini. Namun kejayaan Pasar Tanah Abang hanya bertahan selama lima tahun karena pada 1740 pecah tragedi ‘Chinnezenmoord’ yakni pembantaian orang-orang China. Kejadian itu digambarkan sebagai tragedi paling mengerikan. Bukan hanya orang-orang China saja yang dibantai tapi juga terjadi penjarahan dan perusakan harta benda yang juga merembet sampai ke Tanah Abang. Pasar itu pun ikut dibakar. Kejayaan Pasar Tanah Abang pun sirna sudah. Selama satu abad lebih dibiarkan begitu saja sampai akhirnya tahun 1881 kawasan tempat belanja itu pun dihidupkan lagi. Awalnya, pasar itu dibangun dengan sangat sederhana, kios-kios berdinding bambu dan papan dengan atap rumbia. Baru pada akhir abad ke 19 bagian lantainya dikeraskan dengan pondasi adukan. Perbaikan terus dilakukan terhadap pasar yang terus berkembang pesat itu. Tahun 1926 bangunan pasar pun diganti bagungan pemanen bertembok dengan atap genteng. Kemajuan pasar sangat pesat ikut mendongkrak sekeliling pasar yang secara perlahan tumbuh sebagai kawasan perdagangan hingga kini. Selain Pasar Tanah Abang yang masyur, di sana juga ada sejumlah bangunan bersejarah di antaranya adalah masjid ‘Al Makmur’ dan Klenteng Hok Tek Tjen yang konon usianya sama tuanya dengan Pasar Tanah Abang. Masjid ‘Al Makmur’ menurut warga setempat sebelumnya hanyalah sebuah surau kecil yang berukuran 12 x 8 meter dibangun oleh seorang bangsawan kerajaan Matatam, KH Muhammad Asyuro pada 1704. Baru pada 1915, dilakukan pembangunan secara besar-besaran atas prakarsa tokoh masyarakat setempat yang keturunan Arab. Mungkin itu juga sebabnya maka ‘Masjid Al Makmur’ ini juga dikenal dengan sebutan ‘Masjid Arab’. (Diana Runtu)
Langkah kecil yang nyata.Tercatat sebagai agen Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) Bali. Melakukan gerakan mengajak orang-orang menghindari perilaku koruptif. Begitulah komitmen dan dedikasi dalam diri perempuan bernama Cokorda Istri Anom Pemayun, S.H., M.H. ini, untuk meneruskan kegiatan menyebarkan virusvirus anti korupsi demi perbaikan Indonesia di masa depan. Saat Pelatihan SPAK di Jakarta
D
emikian pula gambaran ‘Gerakan Agen SPAK ‘di Indonesia kini sudah menjadi inspirasi perubahan.,Begitu juga di Bali, meski tidak mudah, namun agen SPAK Bali, salah satunya istri Cokorda Ngurah Pemayun, S.H., M.H. ini juga terus berupaya bergerak menanamkan nilai-nilai dasar anti korupsi di
lingkungan keluarga hingga di berbagai kalangan. Cia Pemayun, begitu panggilannya juga menyadari jika peran perempuan penting dalam pencegahan korupsi. Apakah ia sebagai seorang ibu, seorang istri, wanita karier maupun anggota masyarakat. “Bagaimanapun pemberantasan korupsi pada akhirnya memerlukan dukungan dan peran aktif masyarakat. Bahwa peran perempuan sangat strategis untuk melakukan perubahan melalui pencegahan tindakan korupsi dalam kehidupan sehar-hari, dan mengajak semua pihak, utamanya para perempuan terlibat dan berperan aktif dalam “Gerakan SPAK,” katanya. Karenanya, menurut Cia Pemayun gerakan SPAK ini sangat penting untuk meng optimalkan peran perempuan mulai dari dalam keluarga dan masyarakat sehingga lahir generasi antikorupsi di masa akan datang. “Semoga gerak an yang dilakukan agen SPAK Bali di berbagai tempat ini,
SPAK di RRI Denpasar
SPAK di TVRI Bali
mampu menjadikan semakin banyak para perempuan maupun organisasi perempuan turut berpartisipasi. Mere ka bisa mulai dengan pencegahan, yakni melindungi diri dari korupsi melalui penyebaran pengetahuan berupa virus-
virus anti korupsi.,” tutur putri dari (alm) Cokorda Ngurah Pemayun dan (almh) Jro Ketut Nuratni ini Apalagi Cia Pemayun sebelumnya telah mengikuti ‘Pelatihan dan Seminar Nasional SPAK’ di Jakarta, pada Februari
2016 silam. Ketika itu, katanya wakil Bali hanya berdua, dirinya sebagai Ketua DWP Provinsi Bali bersama Wakil Ketua 1. Sejak itu juga Cia Pemayun mendapat tugas dari pusat Jakarta untuk membantu memberikan sosialisasi tentang SPAK kepada ibu-ibu DWP Provinsi Bali. Bahkan, ia memperoleh apresiasi dari KPK sebab, sebelum mengikuti pelatihan SPAK di Jakarta, ia yang pertama kali di Indonesia, melaksanakan sosialisasi tentang antikorupsi dengan menghadirkan pembicara dari KPK (Komisi Pemberan tasan Korupsi) dan BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pemerintah), untuk lingkungan DWP Provinsi Bali. Karenanya , Cia Pemayun menekan kan kembali pada para istri,sebagaimana yang disampaikan Wakil Ketua KPK, Basaria Pandjaitan, perempuan hendaknya semakin kritis menanyakan asal uang yang diberikan oleh suaminya. Peran SPAK di sini terus mendorong sikap proaktif perempuan , khususnya para ibu untuk kritis terhadap penghasilan suami, menanyakan asal-usul uang yang diberikan oleh suaminya, ketika jumlahnya di atas penghasilan yang semestinya. (ard)
Edukasi Nilai Antikorupsi sejak Dini
Aktivitas SPAK di Wiswa Saba Utama Kantor Gubernur Provinsi Bali
Untuk terus menggaungkan keberadaan SPAK Bali, Cia Pemayun sebagai salah seorang agen SPAK juga telah melakukan dialog melalui PRO 1 RRI Denpasar, pada Selasa (23/1). “Pendengar antusias dan rupanya masih banyak yang belum mengenal apa itu SPAK,” ujarnya Ia juga berbicara tentang SPAK Bali melalui acara “Wirasa” di TVRI Bali, Rabu (24/1) bersama Ayu Koeshardianto. Di acara interaktif yang dikemas canda tawa ini, interakasi langsung dengan penonton berjalan lancar dan respons positif dari penonton pun diperoleh. Ia sependapat meski tanpa dukungan dana dan masih banyaknya cibiran dan wajah sinis, serta sikap yang nyinyir dari beberapa orang terhadap ketulusan para agen SPAK, namun ia memastikan langkah SPAK Bali tidak terhenti justru terus berlanjut. Pastinya, kata Cia Pemayun sebagai agen SPAK Bali, untuk saat ini ia akan lebih berkonsentrasi melakukan penyebarain virus -virus antikorupsi pada anak-anak. Sebab mengajarkan tentang nilai kejujuran pada anakanak sejak dini dalam konteks kehidupan sehari-hari sangatlah penting. “Para agen SPAK siap menjadi mitra
Pemerintah untuk membantu dalam sosialisasi pencegahan korupsi untuk membangun Indonesia, yang kedepannya lebih baik, bersih, dan bebas dari korupsi,” tandas ibu tiga orang putri ini. Dikatakannya, salah satu strategi pencegahan yang dilakukan SPAK adalah melalui permainan edukatif yang dikhususkan bagi anak –anak bernama ‘SEMAI’ atau ‘Sembilan Nilai Antikorupsi’. “Seperti namanya, permainan ini berisikan 9 nilai antikorupsi, yakni intinya kejujuran, displin, tanggung jawab, memiliki sikap adil, berani dan peduli serta etos kerja seperti kerja keras, sederhana, dan mandiri,” paparnya. Melalui permainan yang menyenangkan, SPAK berharap anak-anak bakal tumbuh menjadi sosok dengan kepribadian yang berkarakter mulia serta berintegritas. “Nilai-nilai pada permainan ‘SEMAI’ini juga jika sudah diajarkan pada anak –anak sejak dini, akan banyak membawa manfaat utamanya bagi mereka yang ke depannya menjadi pejabat publik atau pun menjalankan profesi lainnya,” tegas dosen Fakultas Hukum Unud ini. Permainan ini, kata Cia Pemayun bisa dimainkan berdua saja maupun berkelompok. ‘SEMAI’, terdiri dari papan permainan, kartu putih berisikan situasi, dan kartu merah berisikan pertanyaan untuk hukuman. Sementara pada papan permainan, terdapat dua bagian.Masing -masing bagian terdiri dari 9 kotak bergambar yang bertuliskan nilai-nilai anti korupsi tersebut Melalui permainan berbasis pembiasaan dengan situasi antikorupsi, para agen SPAK Bali menggantungkan harapan, bahwa nilai-nilai yang ada dapat dicerna dengan baik, dipahami kemudian ditiru. “Memang bicara manfaat, mungkin tidak bisa segera dirasakan, namun kami memiliki keyakinan melalui permainan ‘SEMAI’ ini mampu menorehkan pengaruh positif pada pribadi anak-anak demi masa depan mereka yang cemerlang. (ard)
4
Inspirasi
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Rolland Ndoloe
Ketika menjadi keynote speaker pada kegiatan Lombok Youth Camp for Peace Leaders, di Areal Wisata Klui Malaka, Kabupaten Lombok Utara 21-25 Januari 2018, Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengungkapkan bahwa ada tiga kriteria yang menjadi ukuran kebaikan bagi hidup manusia, yaitu, Ilahiah, Insaniah dan Akhlakiah.
Gali Bakat Seni
Generasi Muda NTT Bekerja di perusahaan rekaman ternama di Jakarta dan memiliki jabatan lumayan bagus ternyata tidak selalu membuat orang merasa ‘cukup’. Untuk sebuah alasan yang -mungkin- tidak mudah dipahami oleh sebagian orang, Rolland Ndoloe, musisi yang telah banyak menelurkan penyanyi-penyanyi potensial selama kariernya di Jakarta, memutuskan pulang ke kampung halamannya demi mengembangkan seni musik dan olah vokal, khususnya untuk kalangan muda.
“E
ntah apa namanya, ‘panggilan jiwakah’ atau ‘panggilan darah’ tapi saya merasa sedih sekaligus prihatin dengan kondisi di sana. Kebetulan waktu itu tahun 90-an saya sudah di berkecimpung di musik dan bekerja di sebuah perusahaan rekaman. Saya sering bolak-balik Jakarta-Kupang untuk berbagai keperluan. “ “Nah kalau kebetulan ke Kupang saya manfaatkan untuk bertemu berbagai kalangan, termasuk kalangan seni di sana,” ungkap Rolland yang kini menjabat Ketua DPD PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia) Nusa Tenggara Timur. Dari seringnya melakukan perjalanan ke sana itulah, lanjut Rolland, membuat dirinya tahu permasalahan yang dikemudian hari menjadi latar belakang kepindahannya ke Kupang, NTT. Memutuskan ‘pulang kampung’ pun bukan hal yang mudah. Selain karena capaian yang telah diraihnya di Jakarta, tapi juga tantangan berat yang bakal dihadapi dalam menjalankan misinya, menjadi pertimbangan tersendiri. “Jadi itu (memutuskan pindah) merupakan pergumulan tersendiri. Tapi di sisi lain, selama di Jakarta saya banyak berkecimpung di bidang talent scouting khususnya untuk anak-anak. Nah kondisi yang ada pada masa itu di NTT yang boleh dibilang ‘kaya dengan bibit anak berbakat’ tentunya menjadi tantangan bagi saya yang memang membidangi talent scouting. Bagaimana dengan kondisi yang terbatas, saya bisa berbuat sesuatu
Rolland show
yang bermanfaat. Itu tantangannya,” tuturnya. Dan yang perlu diingat, tutur Rolland, kondisi NTT pada masa itu tahun 90-an hingga awal 2000-an belum lah seperti sekarang. Pada masa itu, pembinaan kesenian seperti bermusik maupun olah vokal untuk anak-anak belum lah menjadi perhatian. Jadi dia dan sejumlah orang yang peduli akan hal tersebut memulainya dari bawah. ‘MEROGOH KOCEK’ SENDIRI “Karena kepedulian belum ada maka tentunya sulit mengharapkan mendapatkan dana dari pihakpihak yang seharusnya mampu membiayai. Maka tak jarang, baik saya maupun orang-orang yang peduli pada pembinaan anak-anak, terpaksa merogoh kocek sendiri agar program kami bisa berjalan.
Jadi kalau dibilang susah, ya susah. Karena meskipun ini misi sosial tapi kan ada biaya yang harus dikeluarkan. “ “Jadi memang salah satu hambatannya adalah soal pendanaan. Namun di sisi lain, saya juga temanteman merasa senang dan sangat bersyukur, meski penuh keterbatasan program ini bisa berjalan. Masyarakat juga anak-anak merasa senang karena bisa menyalurkan bakatnya lewat program kami,” lanjut Rolland yang kemudian mendirikan studi pengembangan bakat dan kepribadian anak. Guna lebih memotivasi anak, Rolland dan timnya pun menggelar event berlabel ‘Kids Idol’. Di ajang ini lah anak-anak berbakat NTT dalam bidang menyanyi berkompetisi. “Jadi, jauh sebelum Idola Cilik digelar di RCTI, kami telah mengadakan event serupa di NTT tahun 2004,
Rolland Ndoloe sebagai Ketua PAPPRI NTT sedang memberi pengarahan pada siswa SMKN 4 Kupang
dan itu digelar setiap dua tahun sekali,” jelas Rolland yang juga aktif di RN Production Studio Recording. Sayangnya, karena keterbatasan dana juga kesibukan dirinya, pelaksanaan event ini menjadi agak tersendat. “Memang sayang ya, tapi mau bagaimana lagi. Dalam beberapa waktu terakhir saya agak kesulitan menghandle-nya. Selain kesibukan saya, juga keterbatasan dana,” kata suami dari Rambu PL Samapaty, ini. Persoalan pendanaan memang menjadi persoalan tersendiri yang cukup pelik. Pasalnya, sekalipun ini adalah misi sosial demi mengharumkan nama daerah, namun tetap saja dalam pengoperasiannya memerlukan dana. Bantuan dana memang ada, namun tak jarang tidak mencukupi sehingga membuatnya harus ‘nombok’ dari kantong pribadi. Untungnya, kata bapak satu anak ini, dia memiliki istri yang bukan hanya pengertian tapi juga mau menyokong upaya-upaya yang telah dilakukannya. “Beruntung saya memiliki istri yang pengertian. Bahkan mau ikut membantu kerja saya. Dia juga bekerja, jadi memiliki penghasilan sendiri,” ucapnya. Misi mulia, akan menemukan jalannya. Keyakinan inilah yang dipegang teguh oleh Rolland. Setidaknya, sejauh ini dia tetap bisa menggulirkan programnya dengan baik. Soal pendanaan dia masih mampu menutupinya dengan hasil kerjanya di proyek lain. “Di luar kerja sosial ini, saya juga mengerjakan berbagai proyek yang kebanyakan berhubungan dengan musik. Dari Jakarta pun sampai sekarang saya masih menerima banyak proyek. Nah penghasilan dari proyek-proyek itulah selain saya tabung, juga untuk keperluan keluarga, sebagian lagi saya gunakan untuk mengembangan program saya di sini (NTT),” jelasnya. Bicara tentang perjuangan Rolland, rasanya kurang afdal kalau tidak menyinggung tentang perjalanan lelaki ini hingga akhirnya bekerja sesuai passionnya. Pasalnya, sebelum berkarier di dunia musik, dia sempat ingin menjadi dokter. “Sebenarnya bakat saya berkesenian sudah ada sejak dulu.Ketika tamat SMA saya ingin melanjutkan ke IKJ –Institut Kesenian Jakarta— namun orangtua tidak setuju,” katanya. Maklum pada masa itu tahun 80-an jarang ada orangtua yang merelakan anak-anaknya memilih sekolah (formal) seni untuk pendidikan lanjutan. “Orangtua
Mandalika
Rolland Ndoloe
saya pun begitu. Kalau sekolah seni, bagaimana masa depan saya nantinya. Mungkin begitu kira-kira pemikiran orangtua. Maka akhirnya saya masuk fakultas kedokteran. Tapi hanya sampai sarjana muda. Saya keluar dan pindah ke Fakultas Ekonomi di Perbanas. “ “Dulu Perbanas adalah Sekolah Tinggi Ekonomi, kini menjadi Institut. Tapi itu pun tak lama. Saya merasa tidak cocok. Akhirnya saya keluar dan mengejar passion saya. Orangtua saya tak bisa ngomong apa-apa lagi karena saya memang sudah mencoba baik di kedokteran maupun sekolah ekonomi. Pada akhirnya orangtua saya mendukung kiprah saya di dunia musik,” papar Rolland panjang lebar. Kembali ke soal pembinaan seni suara dan musik anak NTT. Rolland merasa bermunculan generasi muda NTT di pentas nasional saat ini adalah suatu yang membanggakan. “Kami bukan hanya bersyukur tapi juga bangga dengan capaian ini. Semoga ini terus berlanjut dan bisa menjadi motivasi untuk anak-anak NTT lainnya untuk juga mencetak prestasi. Saat ini ada Mario Klau, Andmesh yang mengharumkan NTT. Begitu di Indonesian Idol ada tiga wakil NTT yang lolos babak 15 besar, Lala Marion, Monalarisa Magang dan Ahmad Abdul,” katanya bangga. Di bagian lain, Rolland pun menyinggung tentang kegiatan PAPPRI NTT yang dipimpinnya. Salah satu program yang kini tengah berjalan adalah melakukan roadshow ke sekolah-sekolah SMP-SMA terkait masalah pencegahan penggunaan narkoba sekaligus menyosialisasikan Undang Undang Hak Cipta. Artis, tutur Rolland sampai sekarang masih dijadikan panutan masyarakat. Ini berlaku di manapun, bukan hanya NTT tapi juga Indonesia dan seluruh dunia. Itulah sebabnya dalam banyak programprogram kemasyarakatan artis digaet untuk bekerja sama selain untuk menarik minat masyarakat sekaligus memopulerkan program tersebut. Namun kali ini justru kalangan artis lah—PAPPRI NTT-- yang memprakarsai roadshow kampanye anti narkoba/HIV AIDS serta sosialisasi UU Hak Cipta ke sekolah-sekolah. “Kami menggandeng BNN, BKKBN, dan instansi-instansi terkait, dll, untuk menjadi narasumber,” jelasnya. (Diana Runtu)
D
alam perjalanan sejarah peradaban bangsa, khususnya sejarah peradaban Islam, disebutnya bahwa pemuda adalah bagian penting yang dipercaya untuk memegang dan menangani urusan-urusan besar. Ia memberi contoh ketika di masa Rasulullah SAW dahulu, seorang pemuda bernama Zaid bin Tsabit, umur 12 tahun bahkan dipercaya oleh Rasulullah SAW untuk mengurus hal-hal besar, yaitu diberi tugas untuk menulis wahyu dan surat-surat Nabi. Meski ia tergolong masih sangat muda, Zaid bin Tzabit telah memegang amanah yang besar. Itulah salah satu contoh dimana Rasulullah SAW menaruh perhatian
21
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Lombok Youth Camp for Peace Leaders besar terhadap pemuda dengan memberikannya kepercayaan penuh pada tugas-tugas yang besar. Itu dilakukan karena dalam diri pemuda itu terdapat semangat kebaikan serta komitmen kuat untuk melaksanakan kebaikan-kebaikan itu. Juga dalam diri pemuda ada kejujuran, keberanian dan konsistensi. Pada zaman kemerdekaan pun, yang menjadi pelopor perjuangan juga adalah mereka yang masih berusia muda. Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan bangsa Indonesia adalah anak-anak muda, karena baginya anak-anak muda adalah harapan, anak-anak muda adalah kejayaan di masa mendatang. “Jangan percaya kalau ada siapa pun yang mengatakan bahwa anakanak muda adalah biang kerok masalah. Jika anak muda adalah sumber masalah, maka Rasulullah SAW tidak akan mempercayakan urusan-urusan besar kepada pemuda,” kata Majdi Ia mengajak setidaknya 200 pemuda dari berbagai daerah di Indonesia yang peserta Lombok
Lombok Youth Camp for Peace Leaders, di Areal Wisata Klui Malaka, Kabupaten Lombok Utara minggu lalu 21-25 Januari 2018
Youth Camp for Peace Leaders, untuk senantiasa menjadi orang yang memiliki pemahaman yang utuh dan benar tentang Islam, nilai-nilai baik yang ada dalam Islam serta peran pemuda untuk menjalankan dan menghadirkan kebaikan kepada orang lain. Majdi juga menceritakan pengalamannya saat berkesempatan ke luar negeri. Ia mengungkapkan
bahwa terdapat Birrul Walidain (bagian dalam etika Islam yang menunjukan kepada tindakan berbakti (berbuat baik) kepada kedua orang tua) pada diri orang-orang Tionghoa/Cina ketika berkunjung ke negara itu. Di saat mereka pergi berlibur ke suatu negara dan negara lainnya, mereka selalu mengajak orang tuanya, baik yang sudah sepuh maupun yang hanya
untuk berjalan pun membutuhkan bantuan kursi roda. “Ada nilai-nilai Universal yang mungkin kita sebagai masyarakat muslim harus belajar pada saudara-saudara kita yang lain,” tambahnya. Majdi berharap agar kegiatan Lombok Youth Camp for Peace Leaders ini bisa benar-benar bermanfaat dan ketika pulang dari NTB, para peserta dapat menjadi anak muda yang di dadanya penuh dengan semangat kebaikan, menjadi orang yang komitmennya kuat, cinta Indonesia. “Sekali kita kehilangan cinta Indonesia maka kita akan kehilangan segalanya,” katanya. Kegiatan Lombok Youth Camp for Peace Leaders ini dilaksanakan atas kegelisahan yang dirasakan, dimana muncul banyak perbedaan yang berujung pada perselisihan. Drs. Lukman Hakim selaku team leader mengungkapkan bahwa kegiatan ini mempertemukan para calon pemimpin masa depan dalam satu forum yang nantinya diharapkan dapat menjadi salah satu cara mengatasi masalah tersebut. (Naniek I. Taufan)
Prestasi Menghapal Al Qur’an
Pemerintah Provinsi NTB kepada Paguyuban Jonglo NTB berupa 6 unit rombong bakso dan bantuan dana Rp 50 juta kepada Paguyuban Keturunan Jawa dan Maduran (Jawara) NTB
Paguyuban Jawara Diresmikan Peresmian dan peluncuran logo paguyuban Jawara yang yang berlangsung minggu lalu di Taman Hiburan dan Pusat Kuliner Kura-kura Mataram, merupakan komunitas Paguyuban Keturunan Jawa dan Madura di Nusa Tenggara Barat, merupakan simbol dari ikatan persaudaraan antara keturunan Jawa dan Madura yang ada di NTB. Menurut Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, S.H., M.Si yang melakukan peluncuran logo tersebut, keberadaan keturunan Jawa dan Madura di NTB sejauh ini telah banyak mengisi ruang-ruang yang ada, dengan berbagai latar belakang dan profesi. Seperti menjadi pejabat di lingkup birokrasi, anggota dewan dan yang lebih banyak lagi menjadi pengusaha-pengusaha yang sukses. Semua itu tentunya telah memberikan peranan cukup besar dalam pembangunan NTB dari masa dahulu hingga saat ini. Termasuk telah memberikan kontribusi dalam pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan penurunan angka kemiskinan serta penyediaan lapangan pekerjaan di Provinsi NTB. “Jaga dan terus perkuat silaturrahmi paguyuban Jawara ini, rawatlah perbedaan di negara kesatuan Republik Indonesia ini sebagai simbol kebhinekaan kita. Selain itu, kesuksesan yang telah diraih Provinsi NTB saat ini juga adalah jasa para pendahulu kita. Yang mana di dalamnya ada peran besar keturunan Jawa dan Madura yang ikut bekerja keras memberikan kontribusi besar bagi kemajuan pembangun Provinsi NTB,” ungkapnya. Sebagai bentuk perhatian pemerintah Provinsi NTB terhadap Jawara, Wakil Gubernur NTB menyerahkan bantuan dari Pemerintah Provinsi NTB kepada Paguyuban Jonglo NTB berupa 6 unit rombong bakso dan bantuan dana Rp 50 juta kepada Paguyuban Keturunan Jawa dan Maduran (Jawara) NTB. (Naniek I. Taufan)
Sebanyak 233 santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an di Ponpes Nurul Qur’an Desa Mertak Tombok Praya-Lombok Tengah telah berhasil menghapal Al-Qur’an sebanyak 30 Juz. Ini menjadi prestasi yang diapresiasi banyak pihak. Dikatakan oleh Wakil Gubernur NTB yang hadir pada Sidang Terbuka Wisuda yang ke-3 Tahfidz Qur’an Yayasan Pondok Pesantren Nurul Qur’an di Ponpes, ini merupakan salah satu prestasi yang luar biasa di bidang SDM NTB, di samping kemajuan sektor lain di berbagai bidang pembangunan, seperti pertumbuhan di bidang industri pariwisata sebesar 22 persen, kemudian dari sektor pertanian yang telah berhasil membuka lapangan pekerjaan sebesar 42 persen dan berbagai kemajuan infrastruktur yang dapat kita rasakan bersama manfaatnya. Pesannya kepada para santri penghafal Al Qur’an ini adalah agar Al-Qur’an yang dihapalkan dan dipelajari mampu merubah
para santri menjadi pribadi yang lebih baik dan memiliki pemahaman ilmu dunia dan ilmu agama yang seimbang, sehingga menjadi generasi cerdas dan berakhlaq mulia. “Yang terpenting dalam membaca AlQur’an adalah dapat mengerti, memahami serta mengamalkan isi dan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari, dalam tataran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” ujarnya. Ketua Yayasan Ponpes Nurul Qur’an Sekaligus Wakil Bupati Lombok Tengah Fathul Bahri, S.IP menyampaikan bahwa para santri di Ponpes Nurul Qur’an telah menghapal 30 Juz dalam Al-Qur’an selama 1 tahun kurang 7 hari. Fathul berharap bahwa ke depan Ponpes Nurul Qur’an mendapatkan dukungan yang lebih besar dari pemerintah, sehingga berbagai proses belajar mengajar di ponpes, khususnya dalam menghafal Al Qur’an ini dapat terlaksana dengan baik. (Naniek I. Taufan)
Wakil Gubernur NTB dalam kegiatan Sidang Terbuka Wisuda yang ke-3 Tahfidz Qur’an Yayasan Pondok Pesantren Nurul Qur’an di Lombok Tengah
20
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Anna Dewi Astuti
Nine
Wujudkan Mimpi Jadi Nyata
Mengkhayal tinggi, setinggitingginya meski dalam keadaan terpuruk, tampaknya penting untuk dicoba. Bagi mereka yang memiliki jiwa berjuang, hal ini bisa menjadi pemicu semangat untuk menuju puncak dari khayalan tersebut. Tidak ada yang mustahil, jika khayalan itu diikuti oleh usaha yang sungguhsungguh. Anna Dewi Astuti, owner Bunga Jewellery Pearl adalah satu dari sedikit perempuan gigih yang ‘bertarung’ mewujudkan mimpi-mimpi dan khayalannya menjadi kenyataan.
S
iapa sangka, pengusaha mutiara beromzet ratusan juta rupiah perbulan ini, mengawali usahanya dari berdagang pelecing, makanan matang dan camilan sederhana seharga rata-rata ribuan rupiah saja. Di tahun 2000, dagangan itu digelarnya di meja kecil depan kos-kosannya demi untuk bertahan hidup dan membantu ekonomi keluarganya. Penghasilan suaminya yang kala itu hanya honorer tidak lebih dari Rp 35 ribu, jelas tidak bisa menopang kehidupan keluarga mereka dengan layak. Meski sejujurnya diakui oleh Anna, dengan hasil dagangannya itu pun juga sesungguhnya masih jauh dari cukup. Mereka bahkan pernah
Olahraga sangat penting bagi kesehatan tubuh kita. Jika kita kurang berolahraga badan menjadi kurang fit. Kita mudah terserang penyakit seperti penyakit jantung, obesitas dan berbagai macam penyakit lainnya. Banyak jenis olahraga yang bisa secara rutin kita lakukan. Salah satu olahraga yang menjadi favorit dilakukan bersama-sama adalah zumba.
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Anna merintis usahanya dengan berjuang dari bawah
mengalami sedihnya saling bertanya, “hari ini kita makan apa?” Namun semua itu dilalui Anna dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Beruntung Anna memiliki jiwa yang mandiri dan pekerja keras serta pantang merepotkan orangtua dan keluarganya. Padahal sebenarnya ia berasal dari keluarga yang cukup dan sama sekali tidak kekurangan. Namun Anna memilih hidup mandiri, berusaha sendiri untuk kelangsungan hidup keluarganya. Berjualan kecil-kecilan depan kos-kosannya itu bukannya tanpa tantangan, terutama dari orangtuanya. “Orangtua saya awalnya sempat malu melihat saya dagang pelecing depan kos, karena sesungguhnya jika saya mau menerima bantuan dari orangtua saya tidak perlu melakukan itu,” ungkap Anna. Namun dengan bijak ia mengungkapkan alasannya kepada orangtuanya, bahwa ia ingin berusaha dan berjuang sendiri tanpa harus
Bunga Jewellery Pearl tempat Anna mendesain karya-karya perhiasannya
merepotkan mereka. “Yang penting rusahaan ini, ia pernah ditempatkan erja itu. “Sambil bekerja saya sambil kompor saya bisa menyala,” begitu di bagian inventory, lalu berpindah ke mengkhayal, meski pun waktu itu alasanya yang kemudian meluluhkan bagian sale dan kemudian di bagian rasanya sangat sangat tidak munghati kedua orangtuanya itu. Itulah keuangan. Anna melihat usaha mu- kin,” katanya. Khayalan itu tampak masa di mana Anna pernah merasa tiara itu begitu bagus peluangnya. semata-mata untuk mengobati hati hidupnya sangat terpuruk. Ia ingin Di sinilah ia mulai mengkhayal tinggi yang punya keinginan namun serasa bekerja di tempat yang lebih baik, sekali, bahwa ia sangat ingin men- tak mampu menggapainya. namun tidak tahu di mana. Padahal jadi besar seperti tempatnya bek(Naniek I. Taufan) Anna ingin bekerja apa saja, yang penting halal dan bisa membantu suaminya membiayai keluarga karena kebutuhan hidup tidak hanya soal makan dan minum melainkan juga banyak kebutuhan lain yang harus mereka penuhi. Hingga suatu hari ia bisa bekerja di sebuah perusahaan mutiara di masa boomingnya mutiara Lombok sekitar Anna (tengah baju putih) bersama salah seorang putrinya dan karyawannya tahun 2000-an. Di pe-
Anna juga tidak malu menerobos kantorkantor pemerintah terkait seperti Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi dan lainnya, agar ia bisa dibantu untuk diikutkan pada pameran-pameran ke luar daerah. “Kami berdua harus berbagi tugas secara bergantian, satu ikut pameran satu standby jualan di Lombok,” ujarnya. Ketika usahanya mulai berjalan, ia membutuhkan modal namun tidak ingin Anna (kiri) bersama suami dan puterinya berspekulasi tanpa Tidak memiliki modal, tentu saja perhitungan. Ia dan kawannya itu, seperti omong kosong saja. Namun Ketut Dewi Yani, merasa harus rupanya tidak begitu dengan Anna. punya toko agar usaha mereka ini Ia rela berjalan ke sana kemari men- setidaknya terlihat menjanjikan. jalin hubungan baik dengan mereka Jalan sana sini, tidak ada satu pun yang memiliki mutiara untuk ia bank yang mau memberinya pinjajualkan. Meski tanpa modal uang, man waktu itu karena memang Anna punya modal kepercayaan. kelihatan usahanya ini tidak men“Orang percayakan barangnya (mu- janjikan. Sampai akhirnya Telkom tiara) untuk saya jual, itulah modal memberinya pinjaman modal Rp 20 saya,” ungkapnya mengenang. juta. “Uang inilah yang kami pakai
untuk sewa ruko kecil di bagian selatan itu,” kata Anna sambil menunjuk ruko pojokan yang kini menjadi satu dari empat ruko yang telah direhabnya di Jalan Raya Senggigi Meninting yang menjadi tempatnya Bunga Jewellery Pearl hari ini. Dapat pinjaman modal, ternyata masalahnya belum selesai. “Pemilik ruko minta kami mengontrak harus selama dua tahun, tidak mau setahun yang Rp 8 juta,” kata istri dari Lalu Aksara Priyadi ini. Karena rencananya sisa pinjaman modal itu untuk menambah modal usaha, akhirnya Anna dan rekannya meminta dengan sangat kepada pemilik ruko tersebut agar diberikan waktu untuk membayar pelunasannya sewa dua tahun itu. Beruntung mereka mendapat keringanan membayar sisa sewanya yang satu tahun lagi beberapa minggu kemudian. Dengan ruko kecil itulah Anna berjuang bersama rekannya itu. Perempuan kelahiran 25 Agustus 1972 ini memang tergolong pandai membaca peluang ia mainkan strategi yang manis dengan melakukan kerja sama dengan travel-travel agent, lalu terus berinovasi terhadap desain-desain mutiara karyanya. Ia mengikuti benar trend model perhiasan yang up date. Hebatnya, Anna yang sama sekali tidak memiliki latar belakang sebagai de-
sainer ini mampu mendesain sendiri model-model perhiasan dan aksesoris yang dijualnya dengan begitu apik. Keahliannya ini ia dapatkan secara otodidak. Ia tidak pernah menggambar desainnya melainkan ketika ide itu muncul di kepalanya maka ia akan langsung membuat model terbarunya. Anna bahkan meraih Juara Desain Terbaik pada Telkom Craft tahun 2017 lalu. Kini, usaha Anna berkembang begitu pesat dengan omzet mencapai ratusan juta rupiah sebulan dengan setidaknya 20 karyawan. Memiliki banyak penghasilan tidak membuatnya menjadi perempuan yang ‘kalap’membelanjakan penghasilannya tersebut. Kuncinya, ia selalu mengerem dirinya untuk tidak menghambur-hamburkan uang semaunya. Management ‘penuh kesadaran’ dengan terus mengendalikan diri, itu yang diterapkan ibu dari Lalu Fajarullah A, Baiq Nadia Dewi Aksara, Lalu Virgi Firdaus Aksara dan Baiq Tiara Dewi Akrasa ini. Setidaknya itulah kiat sukses yang bisa dibaginya. Ia juga memiliki keyakinan bahwa setiap manusia itu dilahirkan pasti dengan rezekinya masing-masing. “Jadi kalau kita sedang berada di bawah, jangan sedih melainkan harus tetap semangat menghadapi hidup ini. Dan menyerah bukanlah solusi,” ujarnya. (Naniek I. Taufan)
arena itulah Penyehat Tradisional Mr. Chai, menyelenggarakan kegiatan “Zumba Party” yang diikuti oleh puluhan masyarakat Kota Denpasar dan sekitarnya pada Minggu (21/1) di Lapangan Parkir Penyehat Tradisional Mr. Chai, di Jalan Pulau Nusa Penida, Denpasar. Dalam kegiatan olahraga tersebut juga diwarnai dengan cek kesehatan gratis, konsultasi kesehatan gratis, serta doorprize. Selain itu juga diberikan diskon terapi di Penyehat Tradisional Mr. Chai bagi mereka yang mengikuti “Zumba Party” saat itu dan berbagai kejutan dari sponsor. Menurut Ketua Panitia “Zumba Party”, I Gusti Ayu Metriani, acara yang sama akan diadakan setiap bulan, serta tetap mendapatkan cek kesehatan dan konsultasi gratis. “Masyarakat bisa datang langsung ke Jalan Pulau Nusa Penida No. 33 Denpasar. Harga tiketnya sangat terjangkau, hanya Rp. 10.000 per orang,” ujar Ayu Metriani.
5
Zumba Party Bersama Penyehat Tradisional Mr. Chai
K
Menyerah bukan Solusi Selama tiga tahun bekerja di sini, rupanya Anna banyak belajar tentang bagaimana membangun usaha dengan sedikit demi sedikit belajar tentang mutiara. Hingga akhirnya karena perusahaan ini menjelang tutup, ia kena PHK dan harus merelakan dirinya kembali menganggur dan menjadi ibu rumah tangga. Namun bukan Anna namanya jika ia harus berdiam diri saja. Pengalamannya selama bekerja di perusahaan mutiara itu mulai merangsang naluri bisnisnya. Dengan penuh keberanian, dalam keadaan uang yang tidak ada ia pun memulai usaha berjualan mutiara kecil-kecilan bersama seorang kawannya di tahun 2004. Sebelum mengawali usaha ini, Anna sempat mengungkapkan keinginannya tersebut kepada suaminya. “Kamu jangan terlalu tinggi mengkhayal,” begitu kata suaminya waktu itu.
Inspirasi
Selanjutnya Ayu Metriani menyampaikan Penyehat Tradisional Mr. Chai melayani berbagai macam terapi yang menggunakan ramuan tradisional cina. Untuk obat –obatannya, lanjutnya telah terdaftar di Badan POM. Begitu juga dengan SDM-nya, mereka profesional serta bersertifikat sesuai dengan bidangnya masingmasing. Dikatakannya kombinasi antara terapi dan ramuan tradisional atau obat herbal alami yang tersedia di Penyehat Tradisional Mr. Chai ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Mulai dari penyakit jantung, stroke, diabetes (kencing manis), liver, kanker dan penyakit lainnya. Jika ingin berkonsultasi dapat menghubungi (0361) 240855. “Bagi siapa saja yang ingin konsultasi tidak dikenakan biaya alias gratis,” katanya. Selanjutnya Ayu Metriani, juga menginformasikan untuk memperoleh tiket mengikuti acara “Zumba Party” dapat di beli di Penyehat Tradisional Mr. Chai, di nomor telepon (0361) 240855 dan 081 3378 22644 dengan Metri. (Sri Ardhini)
Bali Post Jln. Kepundung 67A Denpasar. Tlp. (0361) 225764 Sekretariat Tokoh Jln. Kebo Iwa 63A Denpasat. Tlp. (0361) 425373 Kios Sumber Dana Budi Jaya Jln.Hayam Wuruk 58 Denpasar. Tlp. (0361) 223958 Kios 66 Jln. Wahidin 66 Denpasar, Tlp. (0361) 425126 Kios Widia Sari Jln. Bakung Sari No. 2 Kuta (Pasar Senggol Kuta). Tlp. 761640 Safii Roit (Ria Agency) Jln. Kesatrian 28 Tuban. Tlp. 765542
6
Woman on Top Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M (K)
Nunung
Edisi 989/ 29 januari - 4 februari 2018
Perlu yang Cepat, Akurat, dan Murah Bali selama ini dikenal sebagai Pulau Wisata. Namun, tidak tertutup peluang untuk usaha lain. Salah satunya, di bidang kesehatan. Hal ini diungkapkan Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M (K) saat peresmian Fasilitas Produksi Rapid Test PT Kimia Farma (Persero) Tbk di Denpasar, Bali.
“S
elama ini Bali identik dengan tempat wisata. Ternyata Kimia Farma bisa membangun fasilitas produksi rapid test di Pulau Wisata. Bali yang selama ini terkenal de ngan industri pariwisata, ke depan juga berpeluang menjadi terkenal dengan industri alat kesehatan. Semoga apa yang dihasilkan nanti bermanfaat bagi masyarakat. Di sisi lain, pengembangan industri alat kesehatan dalam negeri ini membantu mencapai kemandirian alat kesehatan di Indonesia,” ung kapnya, Rabu (24/1). Dalam kesempatan tersebut, Menkes yang didampingi Dirut Kimia Farma Honesti Basyir me ngatakan meningkatnya jumlah pend erita penyakit
menular berbahaya di masyarakat membuat perlu adanya komitmen bersama dari masyarakat serta pemerintah. “Beberapa penyakit seperti hepatitis, malaria, de mam berdarah, sifilis serta HIV merupakan penyakit yang perlu untuk mendapatkan perhatian dan penanganan lebih karena kontribusinya yang tinggi dalam menyumbangkan jumlah angka kematian penduduk. Untuk itu diperlukan alat deteksi penyakit yang cepat, akurat, dan murah,” tegas dokter ahli penyakit mata ini. Prevalensi kasus beberapa pe nyakit menunjukkan kecenderu ngan semakin meningkat. Tahun 2018, prediksi jumlah kasus sifilis (based on prevalent data) men capai 344.520 atau meningkat sebanyak 4.062 kasus dari tahun lalu, 340.458. Prediksi jumlah
kasus malaria (based on data incident rate) sebesar 795.046 atau meningkat 9.373 kasus dari tahun lalu, 785.673. Prediksi jumlah kasus hepatitis B (based on prevalent data) tercatat di angka 693.280 atau meningkat 8.173 kasus dari tahun lalu, 685.107. Prediksi jumlah kasus Dengue (based on data incident rate) sebesar 121.510 atau meningkat 1.433 dari tahun lalu, 120.077. Untuk hal medis lain, prediksi jumlah kasus kelahiran (based on crude birth rate) men capai 5.035.291. Sementara itu prediksi jumlah kasus HIV tercatat di angka 62.226. Berdasarkan data tersebut, perlu adanya program deteksi dini terh adap penyakit yang telah disebutkan apalagi beberapa penyakit tersebut termasuk ke dalam k a t e g o r i penyakit
yang berkontribusi dalam pening katan angka kematian. Program deteksi dini tersebut akan diwu judkan dalam bentuk test kit yang diproduksi Kimia Farma. Produk alat kesehatan test kit yang dihasilkan da pat digunakan untuk mendeteksi penya kit, tes medis untuk
pemeriksaan atau screening me dis awal dengan menggunakan peralatan yang sederhana serta memberikan hasil dalam waktu yang cepat. Menkes yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universi tas Indonesia menyambut baik upaya PT Kimia Farma (Persero) Tbk yang melakukan pengemba ngan produksi berbasis research and development sehingga dapat memproduksi Pregnancy (HCG) Test, Malaria Test, Dengue IgG IgM Test, Syphilis Test, dan Hepatitis B Test. Test kit yang sedang dalam proses perizinan untuk diproduksi adalah HIV 1&2 Test dan Drug Test yang terdiri atas Morphine Test, Cocaine Test, Mariyuana Test, Amphetamine Test, Methamphetamine Test, Ecstasy Test, dan Benzodiazepine Test. “Saya juga mendorong PT Kimia Farma (Persero) Tbk untuk meningkatkan pasar domestik dalam rangka pemenuhan kebu tuhan dalam negeri melalui sistem e-catalogue sebagai implementasi Instruksi Presiden Nomor 6 Ta hun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Farmasi dan In dustri Alat Kesehatan,” tegas istri Prof. Dr. dr. H. Faried Anfasa Moeloek, Sp.OG ini. (Ngurah Budi)
“Pilih Bahan Baku” Salam Senyum... “Mbak, bisa dibantu? “ sambil berkata saya memanggil salah satu petugas penjaga Departement Store yang melintas di depan rak pajangan. ‘Tolong carikan ukuran yang S dan M. Warnanya sama ya.... Yang ukuran S untuk perempuan, yang ukuran M untuk laki - laki,” lanjut saya menunjuk sebuah polo shirt yang dipajang. Setelah agak lama mencari, dia memanggil rekannya untuk membantu dan mereka melakukan itu sambil ngobrol, bercanda, bahkan dengan bahasa daerah mereka yang tidak saya mengerti, tanpa mempedulikan saya sebagai customer yang menunggu. Melihat besar dan sudah ternama sebuah Departement Store yang saya kunjungi, rasanya mustahil kalau mereka sekarang memperkerjakan karyawan yang sama sekali tidak memiliki standar layanan yang baik. Jangankan layanan yang baik, layanan yang standar saja mereka sama sekali tidak melakukannya. Bisa dilihat dari perhatian mereka terhadap calon pembeli yang datang. Sama sekali tidak menunjukkan rasa antusias. bisa dilihat dari berjalan yang lambat, disertai wajah yang datar. Selanjutnya ketika diminta mencarikan barang yang akan diminta, mereka malah bersikap menolak. Seperti memberi kesan kalau pembeli itu mengganggu aktivitas mereka yang sedang ngobrol dengan sesama penjaga. Sampai mereka menuliskan nota pembelian yang lambat, menyerahkan nota tanpa memandang pembeli, tidak mengucapkan terima
kasih. Dan yang paling miris, tidak pernah sekalipun terlihat tersenyum ketika melayani pembeli. Bahkan mereka asyik ngobrol dan bercanda dengan bahasa yang tidak umum dengan rekan kerjanya, tanpa sedikitpun memperdulikan customer di hadapannya. Pembaca setia Dhani,s Art in Service, setelah lebih dari dua tahun saya menulis kolom ini, tidak pernah berhenti saya selalu berbagi pengalaman tentang dunia layanan. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki layanan. Dari hal yang paling kecil, sampai hal hal yang fatal yang dilakukan oleh para pelaku layanan. Tulisan saya kali ini akan membahas ke hal teknis. Bagaimana kita harus bisa mulai proses layanan dengan memetakan sebuah proses layanan dengan benar. ‘Memetakan’ yang lebih diartikan , kalau ingin layanan kita menuju layanan yang terbaik, maka lakukanlah perbaikan layanan mulai dari dasarnya. Yaitu bagaimana memilih ‘bahan baku’ seorang pelaku layanan yang tepat. Seorang tukang masak, hasil dari masakannya akan sangat tergantung dari bahan baku yang ada. Apakah bahannya segar, lengkap, dan bahan itu cocok untuk sebuah menu yang akan dibuat. Ini akan sangat berpengaruh dengan hasil masakan yang akan dihasilkan. Walaupun si tukang masak sangat pintar mengolah sebuah menu masakan, kalau bahan bakunya tidak sesuai standar dan tidak lengkap. Maka masakan yang dihasilkan tidak akan selezat yang diinginkan. Sama dengan layanan. Bahan baku yang saya artikan di sini adalah perekrutan se-
orang pelaku layanan harus dilakukan de ngan benar. Kembali ke cerita di atas. Sebuah Departement Store yang sudah tidak asing lagi dimana keberadaannya sudah ada dan tersebar di kota-kota seluruh Indonesia. Pasti mereka sudah dididik. Pasti mereka sudah diberikan pelatihan cara melayani dengan baik. Namun hasil di lapangan begitu parah dan mengecewakan. Bahan baku. Yaaaaa..... memilih bahan bakunya yang salah. Apalagi kalau bahan baku tersebut sudah memiliki karakter yang kental, yang sulit untuk dicairkan menjadi menjadi pelaku layanan yang baik. Memetakan sebuah layanan, salah satunya dapat dimulai dari memilih bahan baku yang benar. Dapat diartikan, bagaimana merekrut pegawai untuk menjadikan mereka nanti seorang pelaku layanan sesuai dengan harapan perusahaan. Ada sebuah pepatah yang sudah teruji seperti ini. “Apa yang kita pikirkan akan selalu menjadi lebih besar dalam kehidupan nyata. Apa yang menjadi fokus akan menjadi lebih jelas. Dan apa yang dikatakan berulang akan membentuk cara hidup kita hari ini dan akan menjadi siapa kita di hari esok.” Naaahhh.. pepatah ini sangat selaras dengan pemilihan bahan baku yang benar untuk sebuah layanan. Menerapkan prinsip ini disaat mulai merekrut pegawai yang akan bertugas melayani para pelanggan akan dapat menjadikan mereka tim yang mempunyai budaya sebuah layanan yang baik. Bagaimana merekrut pegawai yang konsisten mendengar, melihat, memahami bagaimana pandangan perusahaan tentang layanan. Para calon pegawai tersebut selaras dengan visi dan nilai dan tertanam sema ngat untuk belajar lebih banyak tentang layanan. Para calon karyawan akan berfikir, merasa dan berkeyakinan kalau mereka
tidak tertarik dengan hal tersebut maka akan mengundurkan diri dari perusahaan yang sangat mementingkan layanan yang baik bagi pelanggannya. Keberadaan secara fisik, sangat mudah untuk menilai kepantasan seseorang menjadi pelaku layanan. Hal ini biasanya dengan melihat tinggi dan postur badan, kebersihan kulit, proposional wajah, dan lain sebagainya yang identik dengan penilaian secara kasat mata. Namun untuk melihat ‘isi’ yang lebih dalam kita harus jeli dari mulai melakukan wawancara terhadap calon pegawai. Salah satunya, kalau ketika kita bertanya tentang layanan, mereka lebih banyak menjawab dengan kata ‘saya’,.... akan mempunyai nilai beda ketika mereka lebih banyak menjawab dengan kata ‘kami....’ Yang mana lebih bernilai untuk seorang pelaku layanan yang baik? Tentu adalah kata ‘kami’ Jadi,... kalau ingin layanan bisa dilakukan dengan baik,.. Mari kita mulai dengan memilih bahan baku yang baik. Paling tidak sudah tergambar bahwa bahan baku tersebut lebih mudah mengolahnya untuk menjadi seorang pelaku layanan yang hebat. Ingin membaca tulisan saya dalam bentuk buku? Silakan dapatkan buku karya saya “SERVICE A LA CARTE”. Materi ini juga terdapat dalam pelatihan yang saya beri judul SERVE WITH LOVE. Bagaimana dapat mengetahui dan menerapkan ‘SERVE WITH LOVE’ di perusahaan/instansi Bapak/Ibu? Silakan hubungi manajemen kami, dan kami siap sharing dalam pelatihan, IHT (In House Training) atau workshop dan seminar seper ti apa yang Bapak atau Ibu perlukan. Salam 3SP Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani srisumahardani3sp@gmail.com
Variasi Kue Lumpur Berbahan Dry Potato Variasi kue lumpur buatan Nunung menggunakan bahan dasar kentang kering sehingga lebih tahan lama.
Kue lumpur nan lezat susah untuk ditolak. Rasa empuk berpadu gurih memberi sensasi tersendiri di lidah. Sebagai jajanan tradisional, kue lumpur banyak diminati semua kalangan.
M
elihat peluang tersebut, Nunung, wanita cantik dari Sidoarjo membuat variasi kue lumpur beraneka macam topping dan rasa. Mulai dari cheesy green tea dengan sensasi teh hijau dan keju, rich choco yang penuh selai dan coklat Cadbury batangan, dan original taste bertabur kismis legit. Nunung menamakan produknya “Poteto”, karena berbahan dasar dry potato (kentang kering). Jika selama ini kue lumpur menggunakan umbi kentang segar, Nu nung menggantinya dengan dry potato
Nunung
sehingga lebih tahan lama, karena sudah dalam bentuk serbuk dan tinggal menambah air. Dry potato juga dinilai lebih praktis, namun secara tekstur maupun rasa tidak ada perbedaan sama sekali dengan umbi kentang yang segar. “Saya kembangkan kue tradis ional berbasis kue lumpur dengan daya tahan lebih lama, hingga 4-5 hari dalam suhu ruan gan. Kalau di dalam kul kas sudah pasti lebih awet,” ulas wanita bernama lengkap Nur Saadah ini. Secara tekstur dan rasa hampir tidak ada perbedaan. Kue
lumpur buatan Nunung bahkan lolos dalam sebuah kompetisi yang diadakan oleh Indo nesia Pastry Alliance (IPA) dan menduduki peringkat 3 besar. Sebagai pelaku di bidang kuliner, Nunung mengaku tidak terlalu kesulitan dalam menemukan ide
19
Edisi 989/ 29 januari - 4 februari 2018
membuat kue lumpur Poteto. Saat ini kue lumpur buatan Nu nung dijual online melalui sosial media (sosmed). Sementara untuk saat ini, dalam sehari Nu nung mampu menjual 50 pcs kue lumpur melalui order online. Memang, kecintaan memasak ibu dari dua orang putri ini sudah tertanam sejak muda hingga kon sisten menekuni bisnis kuliner.
Berkreasi dalam memasak pun menjadi sesuatu yang mengasyik kan. Ia mem-branding jualan nya sebagai home made kitchen, dengan menyiapkan makanan sesaat sebelum diantarkan kepada pemesan. “Saya sajikan semua masakan fresh from the oven dan saya yakin terjun di bisnis ini karena bagi saya selagi orang perlu makan, bisnis kuliner itu tidak akan mati,” pungkas penulis beberapa resep masakan tersebut. (Lely Yuana)
IPA Dorong Pebisnis Kuliner Berinovasi
Indonesia Pastry Alliance (IPA) mewadahi chef profesional serta pelaku usaha kuliner untuk terus berinovasi menciptakan kreasi baru.
Bisnis pastry seakan tak ada matinya, peluang usaha tersebut bahkan kini kian menjamur. Pastry merupakan salah satu pengetahuan tentang pengolahan dan penyajian makanan, khususnya berbagai jenis kue. Indonesia Pastry Alliance (IPA), sebagai sebuah asosiasi atau aliansi beberapa pastry chef profesional seluruh Indonesia, mewadahi orangorang yang memiliki profesi di bidang ini. Tujuan didirikannya IPA sebagai jembatan penghubung antara supplier penyedia bidang komoditi dengan user pastry. Disamping itu, IPA juga menjadi mediator untuk peningkatan kualitas SDM para pastry chef. Mereka akan memperoleh edukasi, tidak hanya pastry chef saja, namun juga pebisnis di dalamnya, maha siswa/siswa, serta masyarakat umum. “Agar memiliki pengetahuan tentang pastry sehingga bisa berkreasi di bidang ini dan menjadi entrepreneur,” ungkap I Made Kona, Advisor (penasehat) sekaligus senior dari IPA. Di samping meningkatkan kualitas produk, ilmu patisserie juga bermanfaat meningkatkan value (nilai tambah). IPA sendiri telah ada sejak 2003 dan berdiri di Jakarta, sebelumnya dikenal dengan nama Asosiasi Pastry Chef. Selain edukasi, kegiatan lain dari IPA adalah kompetisi. Seperti yang telah dilakukan beberapa waktu lalu. IPA merasa memiliki peran serta di dalam mendukung para pelaku bisnis pastry. “Kita punya kewajiban secara moral dan bisnis mendukung supaya mereka bisa maju,” imbuh pria yang juga berprofesi sebagai dosen
Patisserie di STP Nusa Dua Bali ini. Acara kompetisi diadakan pada Agustus tahun lalu di Bali, dan berhasil menjaring pemenang salah satunya dari Surabaya dengan produk kue lumpur berbahan dry potato bernama Poteto. Pemenang mendapatkan sertifikasi serta uang, benefitnya tentu saja mendapatkan per bandingan serta pengalaman. “Para peserta yang sudah ikut lomba, bisa belajar dari sana,” ulas Kona saat dijumpai di Surabaya, Rabu (24/1) Menurutnya, saat ini prospek bisnis di bi dang pastry sangat luar biasa untuk dikembang kan. Pastry menjadi kudapan inovasi baru yang tak membosankan. Didukung perkembangan ekonomi yang semakin maju, orang mencari sensasi makanan lain selain jajanan pasar. Pastry juga bisa menjadi oleh-oleh makanan khas kekinian.”Di sinilah perannya, sehingga prospek ini bisa kita lirik usai kita lakukan survei, bahwa efek dari pembuatan produk ini berimplikasi pada pariwisata,” tambahnya. Pria asli Bali tersebut memberi bocoran cara berbisnis pastry bagi pemula, yang disebut tujuh strategi marketing. Bahwa konsep-konsep di da lam melakukan usaha ini harus memperhitung kan beberapa hal. Di antaranya memperhatikan ciri khas produk, harga bersaing, tempat (lokasi) penjualan, promosi (merupakan hal paling penting yang perlu diperhitungkan, bisa melalui media sosial atau selebaran), people (orang yang bekerja di dalamnya), proses packaging, serta fisik interior toko yang kita miliki. (Lely Yuana)
18
Life Story
Edisi 989/ 29 januari - 4 februari 2018
“Tour De Indonesia 2018” Melintasi Buleleng Kabupaten Buleleng akan menjadi jalur lintasan kejuaraan sepeda dunia Tour De Indonesia sehingga upaya bersiapan terus dilakukan Pengurus Besar (PB) Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) termasuk Pengprov ISSI Bali dan Pengkab ISSI Buleleng. Untuk pertama kalinya Buleleng akan menjadi salah satu lintasan dalam rangkaian kejuaraan Sepeda bertajuk Tour De Indonesia yang akan berlangsung tanggal 25 hingga 28 Januari 2018.
K
etua Harian Pengkab ISSI Buleleng Wayan Ariasa usai melakukan audensi kepada Kapolres Buleleng, Senin (22/1) menjelaskan Tour De Indonesia yang mengambil start di Yogjakarta akan melintas di kabupaten Buleleng pada 28 Januari 2018 dengan jarak tempuh mencapai 170 kilometer dan waktu tempuh 4 Jam. Dipaparkan bahwa Tour De Indonesia tahun 2018 yang diikuti oleh 22 negara dibagi menjadi 14 tim akan mengambil start pada Etape Pertama di Yogjakarta dan finish di Ngawi, Jawa Timur, Etape Kedua mengambil start di Madiun dan finish di Mojokerto. Pada etape ketiga dari
Probolinggo menuju Banyuwangi. Etape kempat mengambil di Gilimanuk dan Finish di lapangan Puputan Renon Denpasar Bali. Dari Gilimanuk ratusan peserta yang telah mendaftarkan diri akan menuju Denpasar melalui lintasan jalan Gilimanuk-Singaraja melintasi jalan Sudirman, Jalan Pahlawan, Jalan Veteran, Jalan Mayor Metra, Jalan Jelantik Gingsir via Gitgit –Baturiti dan menuju finish di lapangan Puputan badung. Buleleng sebagai salah satu wilayah lintasan menurut ketua harian ISSI Wayan Ariasa telah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian terutama pada lintasan yang dinilai rawan karena kondisi jalan maupu adanya
Pengkab ISSI Buleleng Wayan Ariasa melakukan audensi kepada Kapolres Buleleng terkait Tour De Indonesia 2018
lintasan yang sering dilintasi oleh binatang. “Kami panitia lokal akan telah melakukan sosialisasi mengenai jalur yang akan dilintasi sehingga pada saatnya nanti lintasan itu bisa aman dari aktifitas. Sementara itu Kasat lantas Polres Buleleng Adi Sulistio Utomo mengaku telah siap un-
tuk mengamankan lintasan yang akan dilalui oleh peserta Tour De Indonesia. Apalagi Sulistio Utomo yang sempat bertugas di Bukit Tinggi mengaku sudah memiliki pengalaman dalam mengamankan Tour De Singkarak. Dua lokasi maisng-masing kawasan Pulaki di Kecamatan Gerokgak dan
kawasan Puncak Wanagiri di Kecamatan Sukasada akan menjadi atensi khusus pihak kepolisian. “Bukan hanya jalan berlubang tapi juga binatang liar, aktifitas masyarakat juga perlu mendapat atensi sehingga H-1 harus sudah disterilkan,”ungkapnya. (Wiwin Meliana)
mun bukan membawa canang atau pun banten, krama tersebut membawa beraneka macam buah-buahan lokal hasil panen warga setempat. Menurut Prebekel Desa Sidetapa Ketut Budiasa, tidak ada yang tahu persis awal mula tradisi atau ritual ini, akan tetapi hingga saat ini masyarakat tetap melaksanakan dan yakin ritual ini sebagai wujud rasa syukur dan hormat kepada leluhur. Sidetapa dulunya terkenal sebagai desa dengan hasil panen berbagai buah yang melimpah. “Dulu Sidetape terkenal sebagai penghasil berbagai macam buah sehingga sebagai bentuk rasa syukur dilakukaknlah persembahan ini,” jelasnya. Tr a d i s i N g aturang buah ini di awali dengan persembahyangan bersama di
Pura Desa setelah sebelumnya masing - masing warga yang sudah masuk krama adat membawa buah - buahan hasil panen di kebun mereka, seperti rambutan, manggis, duku, kepundung, wani dan durian ke Bale Pebatan yang ada di Pura Desa. Khusus untuk buah durian, mengingat Desa Sidetapa sebagai daerah penghasil buah durian, warga diwajibkan membawa durian sebanyak 2 - 3 buah, untuk laki - laki di tempatkan dalam kise (tas-red) dari daun aren (ron-red) yang di anyam sementara untuk yang perempuan menggunakan penarak (besek). Prosesi ini dihantarkan oleh pemangku atau masyarakat menyebutnya balian, dimana terdapat dua balian yakni balian alit dan balian ageng. Ia mengungkapkan, tradisi ini hanya bisa dilaksanakan hanya saat musim buah tiba dalam artian tidak mesti satu tahun sekali, akan tetapi ketika sudah memasuki musim buah seperti saat ini salah satu warga yang
Ritual Ngaturang Buah di Desa Sidetapa
ditunjuk akan mengumumkan bahwasannya akan diadakan ritual ngaturang buah. “Kita melihat situasi dan pas musim panen buah, jadi tidak menentu kapan bisa dilaksanakan ritual ini,” jelasnya saat diwawancarai usai ritual ngaturang buah, Rabu (24/01). Uniknya, ratusan krama yang membawa buah-buah tersebut setelah dihaturkan dan dipersembahkan maka krama wajib nunas surudan untuk dibawa pulang. Hanya saja, krama hanya membawa sebagian kecil buah yang dihaturkan, selebihnya akan diberikan kepada kepada masing - masing pamong dan dinikmati oleh warga masyarakat yang mengikuti prosesi tersebut termasuk warga yang datang dari luar, sementara sisanya bisa di bawa pulang oleh warga. “Nantinya buah yang masih tersisa akan kita dinikmati bersama-sama di luar areal pura Desa,” ujarnya. Nah, makan durian dan buah-buahan lainnya inilah yang sangat menarik dalam ritual ini. Sebab warga setempat akan sangat terbuka dengan masyarakat lain yang turut menyaksikan ritual ini bahkan mereka pun kecipratan untuk mencicipi manisnya duren Sidetapa. Oleh Prebekel Sidetapa, makan buah durian dengan jumlah yang sangat banyak dan dengan melibatkan seluruh warga setempat menjadi hal yang sangat unik dan patut diketahui banyak orang. Maka untuk mengakrabkan ritual ini kepada masyarakat umum, pihaknya mulai memperkenalkan ritual ngaturang buah ini sebagai Sidetapa Durian Festival. “Saya ingin mengembangkan pariwisata melalui tradisi ini yang akan saya coba kemas ke dalam bentuk festival,” ungkapnya. Ke depan, Budiasa juga menambahkan, untuk mengembangkan Sidetapa dari sektor pariwista, pihaknya akan menggagas Swalayan terbuka atau open market kepada wisatawan mancanegara. Konsep dari swalayan terbuka ini adalah wisatawan yang berkunjung secara bebas dapat memetik secara langsung berbagai jenis buah lokal dilahan yang telah disediakan. Bahkan tekait dengan durian festival, pihaknya juga berinisiatif untuk melombakan buah-buah durian yang dibawa sehingga ketika ada kunjungan wisatawan mereka juga ikut menikmati. “Mereka ikut makan secara gratis, tetapi ketika pulang mereka akan beli oleh-oleh dari apa yang telah kita siapkan,” tandasnya. (Wiwin Meliana)
7
Mau Berobat Ditemani Sahabat
Di antar oleh kakak sulungnya, Arjuna (40) baru saja melakukan kontrol di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Selagalas Mataram, NTB. Ia tersenyum ketika melihat Tania datang menjemputnya. Sudah lama mereka tidak saling berjumpa sejak keduanya terpisah saat kuliah. Arjuna kuliah di Jawa Timur dan Tania kuliah di Mataram. Maka pertemuan mereka itu sangat hangat dan penuh keceriaan. Tania tahu benar bagaimana membuat Arjuna tertawa, begitu juga sebaliknya. Hal inilah yang membuat mereka bersahabat tidak pernah putus.
Festival Ngaturan Buah Desa sidetapa merupakan salah satu desa Baliaga yang terdapat di Kabupaten Buleleng. Setiap desa memiliki potensi, budaya, dan tradisi unik yang mungkin tidak terdapat di daerah lain. Begitu juga tradisi ngaturang buah yang sudah berlangsung sejak 700 tahun Masehi. Meskipun tidak diketahui secara pasti cerita dan awal mula tradisi ini dilaksanakan, namun warga konsisten untuk tetap melakulan ritual ini dari dahulu hingga sekarang. Sejak pagi ratusan krama Desa Sidetapa Kecamatan Banjar sudah memadati areal Pura Desa setempat. Krama pengarep yang terdiri atas 835 KK tersebut mengenakan pakaian adat sebagai tanda bahwa akan dilakukannya persembahyangan. Na-
Edisi 989/ 29 januari - 4 februari 2018
A
rjuna lahir sebagai anak bungsu dari 6 bersaudara. Keluarganya termasuk terpelajar. Orangtuanya adalah pendidik yang disegani di kampung tempatnya tinggal di Pulau Sumbawa. Mereka hidup dalam lingkungan yang terpelajar. Rata-rata saudaranya dikenal pintar termasuk Arjuna sendiri yang sering masuk dalam tiga besar di sekolahnya. Arjuna pandai bergaul dan memiliki banyak kawan. Kehidupan ekonomi yang mapan juga membuat ia tidak pernah hidup kekurangan. Situasi keluarganya terbilang cukup baik dalam segala hal. Sebagai laki-laki, pembawaan Arjuna sedikit kemayu tetapi tidak banci. Semasa SMP dan SMA ia memiliki lima sahabat dekat yang selalu bersama, tiga laki-laki dan satu perempuan. Persahabat mereka cukup dekat khususnya dengan Tania sahabat perempuannya. Jika tidak sedang berlima, maka mereka selalu berdua. Persahabatan mereka ini pun tidak dipandang aneh oleh sekitarnya. Biasa saja karena pembawaan kemayu Arjuna cenderung lebih suka bermain dengan kawan perempuan. Hal itulah yang membuat Tania hafal benar sifat Arjuna. “Arjuna itu baik, sebenarnya dia jarang bicara hanya banyak tertawa, tetapi sekalinya bicara apalagi pada orang yang tidak disukainya, dia bisa nyerocos ‘tidak pakai saringan’ dan nyelekit,” kata Tania. Rupanya kebiasaan blak-blakan ini membuat Arjuna sampai pernah dirawat di rumah sakit jiwa beberapa tahun yang lalu semasa ia masih kuliah. Kisahnya, ketika menjelang ujian semester tiba-tiba Arjuna dipulangkan ke Pulau Sumbawa. Kala itu Tania tidak tahu apa yang terjadi ketika kakak sulung Arjuna memintanya untuk datang menjenguk Arjuna. Keluarga Arjuna memang mengetahui dekatnya hubungan persahabatan mereka sehingga diharapkan Arjuna mau bicara pada Tania. Kakak sulung Arjuna mengungkapkan bahwa sudah dua bulan Arjuna tidak mau makan yang cukup dan sama sekali tidak ingin bertemu apalagi bicara pada orang lain, termasuk kepada orangtua dan saudara-saudaranya. “Waktu saya jemput di koskosannya di Surabaya, kamar Arjuna gelap. Lampu dimatikan dan semua gorden ditutup rapat dan menambah tebal gorden dengan sarung sehingga benar-benar gelap,” kata Ratni, kakak sulung Arjuna. Waktu dijemput kondisi Arjuna memprihatinkan. Menurut rekan satu kosnya kepada Ratni, Arjuna sudah tidak pernah ke kampus dan
tidak pernah keluar kamar selama sebulan. Ia juga tidak pernah mandi selama sebulan itu dan makanan di sekitarnya yang diberikan oleh kawan-kawan kosnya hanya berserakan penuh semut dan jamur. Ketika kawan-kawannya memberinya makanan, Arjuna tidak keluar melainkan hanya membuka sedikit pintu kamar tanpa memperlihatkan wajahnya, hanya untuk mengambil makanan tersebut saja. SELIMUT TEBAL Merasa ada yang aneh dari perilaku Arjuna, kawan-kawan kos Arjuna inilah yang kemudian berinisiatif datang ke kampusnya dan menanyakan alamat serta nomor kontak keluarganya sehingga bisa menelepon orangtua Arjuna di Pulau Sumbawa. Karena Arjuna sama sekali tidak mau bicara apa pun dan tidak ingin bertemu siapa pun. “Benar-benar kondisi adik saya waktu saya jemput itu memprihatinkan sekali,” ujar Ratni. Selama berada di rumah orangtuanya, kondisi Arjuna makin parah. Selain tidak mau ketemu siapa pun, ia juga tidak mau bicara sama sekali dan selalu ketakutan kalau bertemu orang berkulit agak gelap. Susah payah orangtua dan saudara-saudaranya membujuk Arjuna untuk bicara, namun praktis sudah sebulan di kampung halamannya itu ia tetap saja tidak mau bicara. Keluarganya juga memintanya untuk mau berobat ke Mataram, juga tidak ada respons sama sekali. Semua pintu dan jendela ditutup, ia tidur dalam gelap. Tubuhnya ditutup selimut tebal dan ia seperti sedang bersembunyi. Karena itulah, orang tua dan saudaranya mengingat Tania. “Mungkin lewat sahabat akrabnya itu dia mau bicara,” kata Ratni. Tania yang baru tahu kabar itu lalu datang dan menemui Arjuna. Perlahan ia membangunkan Arjuna dan menggenggam tangannya dari balik selimut. Waktu Tania mengatakan bahwa ia datang menjenguk, Arjuna tibatiba membuka selimut dan pelan-pelan bangun
untuk duduk. “Itu saat yang membahagiakan bagi ayah dan ibu kami melihat Arjuna mau merespons orang lain setelah dua bulan bersembunyi di balik selimut,” kata Ratni. Begitu bangun, Arjuna menoleh tidak senang pada orang-orang yang ada di kamarnya. Bibirnya mencibir dan alisnya rata tanda ia tidak senang. Tania memberi kode agar semua yang ada di kamar itu keluar. Pintu kamar pun tertutup mereka mulai saling mengobrol kangen-kangenan. “Kami mengintip dan mendengar kira-kira apa yang mereka bicarakan. Tetapi
rupanya Arjuna seperti tahu ada orang yang mengintipnya. Ia lemparkan gelas ke arah pintu, kami pun mengerti dan menjauh dari pintu,” ujar Ratni. Keluarga besar mereka harap-harap cemas pada apa yang akan disampaikan Arjuna pada Ratni. Begitu Ratni keluar kamar, seluruh keluarga mereka berkumpul mendengarkan Tania. Dari sanalah baru diketahui bahwa kemungkinan ada peristiwa yang mengancam Arjuna di kampusnya. Tania mengatakan bahwa Arjuna takut kepada orang hitam dan keriting. Kemung-
kinannya Arjuna pernah bercanda dan bicara nyelekit kepada rekannya dari daerah Timur. Ia selalu merasa dikejar-kejar dan hendak dibunuh orang. Itulah yang membuat ia tidak berani bertemu siapa pun. Satu-satunya orang yang dipercaya Arjuna saat itu adalah Tania dan Tanialah yang berhasil membujuknya berobat ke Mataram. “Tetapi Arjuna hanya mau berobat ke Mataram dengan ditemani Tania,” ujar Ratni. Seluruh keluarga dengan segera setuju sesegera mungkin Arjuna berangkat ke Mataram ditemani Tania dan Ratni. Selama perjalanan Arjuna hanya mau bicara sepatah dua patah kata kepada Tania. Setelah berhasil membujuk Arjuna untuk dirawat di rumah sakit jiwa, Tania pun meninggalkannya. Arjuna dirawat selama tiga bulan hingga benar-benar dinyatakan sembuh tetapi harus tetap minum obat dan melakukan kontrol rutin. Beruntung Arjuna memiliki saudara-saudara yang peduli dan membesarkan jiwanya bahwa berobat ke rumah sakit jiwa itu bukan aib. “Sakit jiwa itu sama dengan sakit-sakit biasa, kalau kambuh harus berobat,” ujar Ratni yang sering mengantar Arjuna berobat jika Arjuna kambuh. Selama masa itu Arjuna bisa hidup normal dan menyelesaikan kuliahnya. Ia juga telah menikah dan berbahagia dengan istrinya dan dua anak angkat mereka. (Naniek I. Taufan)
8
Bunda & Ananda
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Perawatan Kulit untuk Anak Memiliki kulit yang kering memang menjadikan penampilan kurang maksimal, tak hanya untuk remaja dan dewasa, termasuk juga bagi anak-anak. Biasanya kulit kering ini banyak dialami oleh mereka yang sering berada di luar ruangan atau bahkan yang berada di dalam ruangan AC dalam jangka waktu yang lama. Selain wajah, bagian tubuh lainnya yang juga rawan untuk menjadi kering adalah kaki dan tangan. Tentu saja hal ini tak boleh dibiarkan begitu saja karena kulit menjadi tak sehat, keriput, bersisik, dan timbul masalah kulit lainnya.
U
mumnya kulit kering ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor selain dari faktor lingkungan seperti halnya faktor keturunan, hormonal dan juga asupan gizi dari makanan maupun minuman yang dikonsumsi setiap harinya. Dokter AAA Laksmi Dewi B, Sp.KK. menjelaskan, usia 11-13 tahun adalah masa peralihan dari anak-anak menuju remaja. Saat memasuki usia remaja terdapat perubahan hormon yang menyebabkan perubahan psikis, mental dan fisik. Salah satunya adalah mengalami kulit kering atau kakahan, dimana beberapa faktor dapat menjadi pemicunya. Anak laki-laki biasanya mulai menggunakan sabun untuk membersihkan wajah dan memilih sabun pembersih badan yang lebih wangi untuk meningkatkan kepercayaan diri. Demikin juga dengan anak perempuan yang sudah mulai mengenal make up. Pada beberapa anak yang memiliki kulit sensitif apalagi ada faktor genetik yang menyertai maka akan sangat mungkin memberikan reaksi pada kulit. Adanya interaksi faktor intrinsik (seperti genetik, gangguan fungsi sawar kulit, faktor imun, psikologis) dengan faktor ekstrinsik di lingkungan seperti bahan iritan, polutan dan alergen akan menimbulkan reaksi. Kulit akan menjadi kering karena transepidermal water loss (TEWL) yang meningkat dan kemampuan kulit untuk mengikat air menurun. Interaksi tersebut juga dapat menimbulkan respons peradangan pada tubuh berupa keluhan rasa gatal dan akan muncul kelainan kulit (kemerahan, bintik-bintik, dsb). Gangguan fungsi sawar kulit ini akan meningkatkan risiko pajanan terhadap bahan kontaktan dan memudahkan terjadinya kolonisasi dan infeksi. Hal tersebut dapat terjadi kronis dan berulang. “Untuk mencegah hal tersebut tentu saja sebaiknya menghindari faktor pencetus dan lindungi kulit dengan pelembab yang tepat. Pelembab yang dianjurkan adalah pelembab yang melembabkan kulit sensitif, berbahan hipoalergenik, bebas pewangi, dan nonkomedogenik. Gunakan pelembab berminyak pada kulit kering dan pelembab yang mengandung lebih banyak air pada kulit yang mengalami peradangan dan kemerahan,” saran dr. Ami- sapaan visiting doctor di Dermato-Venerogist Policlinic Prima Medika Hospital ini. Usia 13 tahun adalah masa pubertas, berbagai perubahan
terjadi di tubuh. Perubahan tersebut disebabkan oleh fluktuasi hormon, yang menyebabkan perubahan fisik dan psikologis. Berbeda dengan perubahan psikologis atau mental, perubahan fisik merupakan hal yang paling terlihat. Yang paling umum adalah masalah dermatologis. Dari jerawat yang memalukan dan menjengkelkan sampai kulit berminyak yang sulit dikendalikan. Beberapa hormon (seperti estrogen, progesteron dan androgen) berperan saat mengalami masa pubertas. Hal ini menyebabkan perubahan seperti perkembangan folikel rambut, pematangan kelenjar sebaseus seiring dengan produksi kelenjar keringat berlebih pada kulit. Biasanya yang paling sering muncul adalah komedo, berupa benjolan kecil pada permukaan kulit yang berwarna hitam. Komedo merupakan jenis jerawat yang tergolong ringan, umumnya muncul pada wajah. Selain wajah, bisa muncul di leher, dada, bahu, punggung dan lengan. Komedo disebabkan sel-sel kulit mati dan kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit. Bila kita tidak melakukan pengelupasan kulit wajah secara berkala, maka sel-sel kulit mati menumpuk di kulit. Kulit perlu dibersihkan, dilindungi, dan dirawat. Pembersihan muka harus dilakukan setidaknya dua kali sehari, menggunakan pembersih muka yang berbeda berdasarkan jenis kulit. Kotoran bersama dengan sel kulit mati dapat menyumbat pori-pori, yang menyebabkan masalah kulit seperti jerawat. “Oleh karena itu penting untuk tidak hanya menggunakan krim, gel, atau lotio anti jerawat tapi juga pembersih dan tabir surya yang tepat,” ingatnya Saat kadar hormon meningkat dan tubuh berubah, kulit bereaksi. Bagi beberapa remaja, jerawat muncul hanya sesekali atau pada waktu tertentu. Bagi anak perempuan, hal itu bisa terjadi tepat sebelum setiap siklus haid. Namun, untuk remaja lainnya, jerawat bisa muncul lebih dari satu atau dua jerawat, yang dikenal sebagai breakouts. Ini ditandai dengan munculnya komedo putih dan hitam, namun seringnya adalah jerawat yang penuh nanah. Saat ini banyak dijumpai berbagai produk perawatan wajah yang disediakan untuk umur-umur belia. Sebetulnya sudah perlukah mereka menggunakan produk perawatan wajah di usia mereka yang masih dini tersebut? Perawatan wajah dalam ar-
tian menjaga kebersihan wajah harus dijalani sedini mungkin, tetapi perawatan wajah dengan artian memakai produk kecantikan dan perawatan klinik dibutuhkan ketika para remaja sudah mengalami pubertas atau menstruasi. Pada saat pubertas, kondisi kulit wajah bisa mengalami perubahan dikarenakan perubahan hormon dalam tubuh mereka baik pria ataupun wanita. Entah itu menjadi kekurangan minyak atau kering dan kelebihan minyak atau biasa disebut kulit berminyak. Kedua kondisi tersebut bisa menimbulkan ketidaksempurnaan dalam wajah seseorang. Pilihlah dengan tepat bahan-bahan perawatan wajah sesuai dengan
AAA Laksmi Dewi B, Sp.KK
kondisi kulit dan usia. Setiap wajah memiliki masalah yang berbeda dan harus ditangani dengan perawatan yang berbeda juga. Jangan sampai salah memilih dan malah merusak kulit, karena belakangan ini banyak sekali ditawarkan obat dan kosmetik perawatan muka yang dijual secara online yang tidak diketahui dengan pasti kandungannya. Ada kelainan kulit yang mirip dengan jerawat atau komedo, istilah medisnya Kerato Pilaris (KP). Keratosis pilaris atau dikenal juga sebagai penyakit kulit ayam, adalah kondisi di mana permukaan kulit menjadi kasar dan muncul bentolbentol kecil mirip jerawat. Umumnya KP tidak menimbulkan rasa nyeri atau gatal, serta bisa berwarna putih atau merah. Biasanya muncul pada kulit lengan, paha, pipi, dan
bokong. Tapi keratosis pilaris juga bisa muncul di alis, wajah, atau kulit kepala. Jika remaja dan anak-anak mengidap keratosis pilaris, maka mereka bisa sembuh dengan sendirinya saat beranjak dewasa. Secara sederhana dalam mengatasi kulit kering adalah gunakanlah pelembab. Pelembab yang bagaimana? Pelembab yang membuat kulit lembut, melembabkan kulit sensitif, berbahan hipoalergenik, bebas pewangi, nonkomedogenik, dan mengandung bahan fisiologis seperti lipids atau seramid. Penggunaan pelembab dianjurkan dalam waktu 3 menit setelah mandi, dapat diulang 2-3x sehari bahkan lebih sering ketika kulit terasa kering. Pastikan jumlah pelembabnya cukup yaitu 100-200 gr/minggu untuk anak-anak, 200-300 gr untuk dewasa. Gunakan pelembab bersama dengan bahan antiradang topikal saat kulit sedang meradang (15-20 menit setelah menggunakan pelembab). Jadi pada intinya, perawatan wajah dan tubuh perlu dilakukan sedini mungkin dengan cara yang alami dan natural, tetapi apabila muncul masalah kulit yang biasanya dialami pada saat pubertas perawatan pada ahlinya baru dibutuhkan, tentunya tidak dengan sembarang produk, harus memilih dengan tepat produk kecantikan yang aman bagi kulit para remaja. Bijaklah dalam memilih produk, janganlah segan untuk berkonsultasi dengan dokter Anda agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. (Inten Indrawati)
Mendongeng Lima Menit Hadiah Untuk putri perihan
Sultan Turki sangat sayang kepada putri satusatunya bernama Perihan. Putri itu sangat cantik dan halus budi bahasanya. Kecantikan dan kehalusan budi itulah yang membuat nama sultan dan sang putri menjadi buah bibir di seantero negeri. Made Taro Ketika Sang Putri naik dewasa, ayahnya berkehendak mencarikan pasangan yang cocok. Ia menyuruh perdana menteri menyebarkan pengumuman ke seluruh negeri. “Dicari pangeran yang cocok untuk Putri Perihan. Syaratnya, harus menyerahkan hadiah yang menarik dan bermanfaat bagi Sang Putri. Pangeran yang terpilih akan dijadikan menantu dan ahli waris kerajaan.” Maka berduyun-duyunlah pangeran yang datang langsung ke istana Sultan. Mereka membawa hadiah yang unik dan menarik. Ada yang membawa sekarung emas perak, ada yang membawa burung yang dapat bernyanyi sepanjang waktu, ada juga yang menyerahkan kerbau bertanduk emas. Namun semua hadiah yang mahal-mahal itu ditolak oleh Putri Perihan. Setelah lama berselang tiba-tiba datang menghadap tiga orang pangeran bersaudara. Ketiga pangeran itu biasa dipanggil Pangeran Sulung, Pangeran Menengah, dan Pangeran Bungsu. Mereka berasal dari kerajaan kecil, jauh dari keramaian. Ayahnya baru saja meninggal, dan mereka baru saja membagi warisan. Nah, warisan itulah yang dibelikan hadiah menarik untuk melamar Putri Perihan. Setiba di istana, mereka terheran-heran mendapati Paduka Sultan tak henti-hentinya mencucurkan air mata. “Kamu datang terlambat,” kata Sultan. “Putri kesayanganku sakit keras dan tak sadarkan diri sejak beberapa hari lalu. Kukira aku tidak perlu mencarikan pasangan untuknya.” “Ampun Paduka! Siapa tahu, dengan kedatangan kami yang sungguh-sungguh berniat ini, putri Paduka segera sembuh,” jawab ketiga pangeran yang ter-
lambat itu. Di depan Sultan, Pangeran Sulung memperlihatkan sebuah cermin. “Melalui cermin ini, Tuan Putri dapat melihat semua negeri di seluruh dunia. Negeri itu sangat indah. Dengan melihat keindahan itu, Tuan Putri akan sembuh.” Sultan rupa-rupanya tertarik akan keterangan Pangeran Sulung. Ia mencoba cermin itu. Tangisnya mulai terhenti. “Ini karpet ajaib, Paduka!” kata Pangeran Menengah seraya memperlihatkan karpetnya. “Paduka Tuan dan Sang Putri dapat pergi ke mana-mana melihat keindahan alam dalam waktu yang cepat.” Sultan mencobanya. Wah! Ia merasa terapung-apung di atas karpet yang didudukinya. Paduka Sultan mulai tersenyum. “Lalu, hadiah apa yang kamu bawa untuk Putri Perihan?” tanya Sultan kepada Pangeran Bungsu. “Maaf, hamba hanya membawa sebutir jeruk lemon,” kata Pangeran Bungsu sambil merogoh buah itu dari pundi-pundinya. Paduka Sultan tertawa, demikian pula kedua kakak Pangeran Bungsu. Namun Pangeran Bungsu berkeras hati. Ia menguliti jeruk itu, lalu memeras isinya. Air yang keluar dari buah jeruk itu diteteskan ke mulut Sang Putri. Ajaib! Selang beberapa lama tampak tangan Sang Putri bergerak-gerak. Kemudian perlahan-lahan membuka mata. Setelah melihat ke sekeliling, tiba-tiba Sang Putri bangun dari tidurnya. Sang ayah, Paduka Sultan sangat senang. “Sesuai janjiku, Putri Perihan! Pilihlah salah satu pangeran yang sedang melamarmu beserta hadiahnya yang menarik. Sang ayah lalu menjelaskan mengenai hadiah-hadiah itu. Katanya, “Menurutku, hadiah Pangeran Sulung dan Pangeran Menengahlah yang paling menarik dan bermanfaat.” “Tidak, Ayah!” jawab Putri Perihan tiba-tiba. “Hamba memilih Pangeran Bungsu, sebab tanpa jeruk yang bernama lemon itu, hamba tidak mungkin hidup kembali. Bagaimana hamba bisa menikmati keajaiban cermin dan karpet, apabila tidak ada jeruk lemon yang membuat hamba hidup kembali?” (Turki)
Griya
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
17
Tampil Mewah dengan Pot Terrazzo
Di sepanjang Jalan Hayam Wuruk, Tanjung Bungkak adalah salah satu sentra penjualan tanaman hias di Denpasar. Sepanjang mata memandang, tanaman-tanaman cantik hingga yang berbunga indah menjadi penyejuk mata. Dari tanaman berukuran kecil yang ditanam dalam kantung-kantung polibag yang dijejer di pinggir jalan, hingga tananaman berukuran raksasa bisa didapati disini. Semua nampak sama. Yang terlihat berbeda ketika tanaman itu ditempatkan dalam sebuah pot terrazzo. Tampilannya mewah seperti marmer.
“T
anaman bunga ini sama dengan yang dijual di sebelah. Tapi ketika saya tempatkan di pot terrazzo, tampilannya lebih menarik dan harga jualnya pun bisa lebih tinggi,” ujar Subur Laksono, pemilik Bali Jeding Landscape yang juga memproduksi pot terrazzo. Pot-pot terrazzo yang diproduksinya ini memang diperuntukkan tanaman indoor. Tersedia dari ukuran kecil untuk pot/vas meja, ukuran sedang, hingga yang besar. Pot ini juga bisa ditempatkan di atas standing (tatakan tinggi). Tanaman-tanaman yang ditempatkan pada pot ini juga tanaman khusus indoor. “Tanaman indoor seperti dendron, alocasia, samblung ijo, dll. ini tidak tahan panas. Kalau ditempatkan di tempat panas, akan kering,” jelas pria asal Jember ini. Untuk perawatannya, tanaman indoor ini dikeluarkan seminggu sekali dicarikan cahaya. Itu pun tak boleh cahaya langsung, tempatkan
di bawah pohon atau di bawah paranet. Penyiraman dilakukan dua hari sekali, tergantung jenis tanamannya. “Tanaman indoor yang paling gampang perawatannya adalah sejenis palem, seperti palem beregu, kamiduria, dll.,” imbuhnya. Subur Laksono mengatakan pot terrazzo produksinya itu diperuntukkan tanaman anggrek. Untuk pot yang ukurannya lebih besar ditanam beberapa batang anggrek. Ia mengaku sudah 4 tahun memproduksi pot terrazzo. Bahan baku untuk pembuatan pot ini yakni mild, semen putih, dan pecahan marmer. Proses pembuatannya dengan sistem pencetakan. Sehari setelah dicetak, hasil cetak direndam air, didempul, digerinda (dipoles), diberi obat dan proses akhir disemir untuk memberi efek mengkilat. “Proses pencetakan sampai selesai dan siap dijual memerlukan waktu minimal 4 hari,” ucap Subur Laksono. (Inten Indrawati)
16
Edukasi
Edisi 989/ 29 januari - 4 februari 2018
Dara
Edisi 989/ 29 januari - 4 februari 2018
WNO Band Rilis Single Perdana
Tresna Tanpa Restu
tkh/edi
Bali Post Goes to School 2018 Bali Post bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Denpasar dan Yayasan Dwijendra Denpasar menggelar “Bali Post Goes to School 2018” di Yayasan Dwijendra, Denpasar, Selasa (23/1). Acara yang dilaksanakan antara lain pelatihan jurnalistik tingkat SMP, SMA/SMK, dan pers kampus, workshop dan lomba fotografi tingkat SMP dan SMA/SMK, lomba majalah dinding tingkat SMP dan SMA/SMK, serta lomba mewarnai tingkat TK dan SD.
K
Suasana pembukaan kegiatan Bali Post Goes to School yang digelar di Yayasan Dwijendra
etua Panitia Bali Post Goes to School, I Made Sueca, menjelaskan program ini bertujuan adalah untuk mencerdaskan anak bangsa melalui sejumlah program jurnaistik (membaca dan menulis) untuk memperkuat SDM generasi emas Bali ke depannya. “Kegiatan perdana yang dirangkaikan dengan HUT ke-65 Yayasan Dwijendra Denpasar melibatkan 900 siswa se-Kota Denpasar,” ujarnya. Kegiatan ini juga menjadi wadah bagi siswa untuk mening katkan minat baca dan menulis. Diharapkan nantinya tercipta generasi muda yang cerdas, ber karakter dan berbudaya di tengah gerusan budaya global. Ketua Yayasan Dwijendra Denpasar Dr. Drs. MS Chandra Jaya, M.Hum menambahkan
menulis telah menurun di kalangan anak-anak didik,” ungkapnya. Menurut Gunawan, pengaruh teknologi begitu pesat yang telah masuk ke dalam dunia anak didik. Oleh karena itu, budaya minat baca dan menulis kepada anakanak didik harus mulai digaungkan dan ditumbuhkembangkan sejak dini. Peran guru sangat diharapkan sebagai motivator, sekaligus bisa menjadi teladan bagi siswa di dalam upaya meningkatkan minat baca tersebut. “Kami di Kota Denpasar telah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan minat baca dan menulis anak-anak. Kami juga menyarankan kepada pihak sekolah agar membiasakan anak didiknya untuk membaca buku selama 15 menit sebelum masuk kelas,” tandas Gunawan. (Winatha)
Peninjauan peserta lomba mading di acara Bali Post Goes to School
tkh/edi
S
alah satu yang menunjukkan industri musik di Kabupaten Buleleng mulai menggeliat adalah dengan banyaknya muncul musisi dan grup band berbagai genre. Salah satunya WNO Band yang berasal dari Desa Suwug Kecamatan Sawan Buleleng. Mengusung genre Pop Bali, WNO Band baru saja merilis single perdana yang bertajuk Tresna Tanpa Restu. WNO Band sendiri digawangi oleh Dek Win (vokal/gitar), Dek Oboh (gitar), Wayan Nehen (drum) dan Gusti Bayu (piano). Dalam penggarapan single Tresna Tanpa Restu, WNO Band mem-
percayakannya kepada Supercond Music yang dimiliki oleh Gusti Bayu. Dengan sentuhan dentingan piano dan petikan gitar elektrik, membuat single tersebut sesuai dengan kisah sang vokalis. Untuk diketahui Supercond Musik sendiri memiliki komitmen untuk mensuport dan memproduksi single “Tresna Tanpa Wates” baik dari segi penggarapan musik dan juga video klipnya. Single Tresna Tanpa Restu mengisahkan tentang rasa cinta yang tidak mendapatakan restu oleh orang tua sang kekasih. Diciptakan oleh Dek Win dan lebih memilih untuk mengusung genre Pop Bali, sedangkan untuk video klip, WNO Band sudah
merilisnya ke media sosial seperti Youtube dan Facebook. Sementara itu sang vokalis WNO Band, Dek Win berharap kehadiran WNO Band dibelantika musik Bali bisa memberikan warna baru dan menghibur. “Dilagu ini kami ingin menampilkan sisi pria yang sedang patah hati, namun selalu mengakuinya, sehingga perasaan depresi menyelimutinya. Dalam single ini, kami sangat menyukai sentuhan digital dibalut instrument organic, sehingga single kami ini terdengar instimewa. Mudah-mudahan single ini bisa menghibur dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat dan penggemar musik Bali,” ungkap Dek Win. (Wiwin Meliana)
KECERDASAN KETUA STIKES BULELENG
tkh/edi
program Bali Post Goes to School sangat baik dan mulia dalam membangun, memajukan dan mencerdaskan kehidupan anakanak siswa yang merupakan gene rasi muda bangsa ke depannya. “Program ini (khususnya pelatihan dan lomba jurnalistik) harus didukung, sebab program ini untuk memajukan sekolah, khususnya bagi kami di Yayasan Dwijendra. Tentu ini ada manfaat buat kami ke depannya. Sebab, dengan kegiatan ini kreativitas siswa kami bisa tersalurkan,” tandasnya. Sementara itu, Kadisdikpora Kota Denpasar, Drs. I Wayan Gunawan, mengapresiasi program Bali Post Goes to School. “Ini program yang kreatif dan inovatif di dalam mencerdaskan kehidup an generasi muda anak bangsa. Apalagi, di era milenial seperti saat ini, budaya membaca dan
Musik nampaknya, saat ini menjadi salah satu seni yang begitu diminati. Tidak hanya untuk dinikmati tetapi juga masyarakat mulai menunjukkan rasa ketertarikannya dengan menekuni dunia musik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya muncul penyanyi-penyanyi pendatang baru baik yang bersolo karier maupun bergrup.
tkh/edi
XL Axiata Luncurkan Paket “Xtra Kuota” Masyarakat dan pelanggan makin mudah untuk mendapatkan manfaat dari semakin baiknya layanan data yang disediakan PT XL Axiata Tbk (XL Axiata). Kebutuhan pelanggan atas kuota data juga terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya aktivitas produktif yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan layanan data untuk mengakses internet. Untuk memudahkan pelanggan mendapatkan tambahan kuota data secara lebih efisien, XL Axiata meluncurkan paket “Xtra Kuota” yaitu tambahan kuota sebesar 30GB hanya dengan harga Rp 10 ribu yang bisa dinikmati selama satu bulan. General Manager Sales Operation XL Axiata Area Bali Nusra, Budi Utama Lubis, Rabu (24/1) mengatakan, paket Xtra Kuota ini sebagai solusi terbaik atas tingginya permintaan kuota data oleh pelanggan. Dengan paket ini, pelanggan menjadi lebih , simple, fleksibel dan hemat dalam mendapatkan tambahan kuota data di seluruh jaringan (2G/3G & 4G).Untuk bisa mendapatkan manfaat paket Xtra Kuota tersebut pelanggan harus mengaktifkan paket data XL Xtra Combo. (Ngurah Budi)
MEMILIH DESA TUA, DESA BULIAN TEMPAT PKL MAHASISWA KEBIDANAN TAHUN 2018
Menuju sebuah kesuksesan pendidikan, peran orang tua dan pemerintah dalam hal ini guru dan lembaga merupakan hal yang sangat penting termasuk peran masyrakat dalam memberikan andil besar untuk sebuah hasil pendidikan yang berkualitas, termasuk kegiatan sebuah praktik kegiatan lapangan ( PKL). Sebutan Desa tua bagi Desa Bulian Kecamatan Buleleng, sudah pasti beralasan, karena desa tersebut banyak memiliki prasasti dan peninggalan berharga serta sakral termasuk tatanan desanya yang konon pada tahun 1320 sudah memiliki awig - awig desa. Nilai budayanya pun sangat nampak melengkapi pariwisata yang ada di desa Bulian. Kejujuran dan kecerdasan Kepala Desa bulian Bapak Made Pawitra yang merupakan PR dalam menjalankan tugas jabatan periode yang ke 2 yang berahir tahun 2019 telah mampu memasukan tentang sampah di awig –awig desa tersebut guna segera menuju pada Pola Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS) dan memantapkan penyuluhan tentang reproduksi bagi remaja. Situasi dan kondisi ini dimanfaatkan oleh kecerdasan Ketua STIKES Buleleng Dr.,Ns. I Made Sundayana,S,Kep.,Msi dan segera merapat mencari informasi dan mohon ijin Kepala Puskesmas Kubutambahan I, Camat Kubutambahan dan Kepala Dinas Kabupaten Buleleng. Pembekalan kepada 35 mahasiswa PKL pun dapat di lakukan di auditorium STIKES Buleleng oleh pejabat teras kecamatan Kubutambahan, Kepala Dinas Kesehat an Kabupaten Buleleng dan Kepala Desa Bulian dalam kegiatan pandel diskusi sekitar materi PKL dan kondisi situasi masyarakat Desa Bulian yang dimediasi oleh Ketua
STIKES Buleleng, Kamis (4/1). Hal hasil mahasiswa sangat puas dan siap melangkah memasuki kegiatan PKL dari tanggal 8 - 20 januari 2018. Pembantu Ketua satu STIKES Buleleng Ns., Dewa Ayu Rismayanti S.Kep, M.Kep, M.Si mewakili Ketua STIKES Buleleng menyerahkan mahasiswa saat pembukaan PKL mahasiswa Prodi Kebidanan tanggal 8 januari 2018 di Desa Bulian sekaligus memegang tanggung jawab kegiatan tersebut. Dihadapan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Camat Kubutambahan Kepala Puskesmas Kubutambahan I, Perbekel Desa Bulian lengkap dengan kelian Dusunnya, Kaprodi Kebidanan, Dosen, Panitia, kader dan para mahasiswa praktik, dalam kata sambutannya disampaikan, tujuan dari kegiatan PKL ini adalah untuk mengaplikasikan mata kuliah asuhan kebidanan komonitas, dan melakukan praktik langsung kelapangan kususnya di Desa Bulian. Rangkaian kegiatan PKL diawali dengan Pertemuan Tingkat Desa (PTD), Servey Mawas Diri (SMD), Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), Implementasi / penyuluhan, gotong royong dan Pertemuan Tingkat Akhir (PTA). Para mahasiswa di terima langsung oleh camat Kubutambahan dan diteruskan kepada Perbekel Desa Bulian. Keramahan masyarakat sangat dirasakan oleh mahasiswa lewat mediasi seacara kekeluargaan dan cerdas para Kepala Dusun di antaranya Dusun Dauh Margi, Dusun Dangin Margi, Dusun Banyu Buah, Dusun Guwug dan Dusun Bantes. Saat Pertemuan Tingkat Akhir (PTA) nampak kegembiraan para mahasiswa karna saat pemaparan hasil akhir kegiatan PKL tersebut sebagai implementasi plening of action ( POA ) di terima masyarakat, terbukti saat penyuluhan masyarakat hadir 90 % dan saat kegiatan cuci tangan mampu dilaksanakan dengan baik di 3 SD di Desa Bulian. Perbekel Bulian mengatakan saat penutupan dan penyerahan PKL kembali kepada lembaga STIKES Buleleng oleh Camat Kubutambahan yang di rekam langsung, menyampaikan PKL STIKES Buleleng berjalan dengan baik transparan cerdas dan realita sesuai dengan harapan “Semua ini tidak lepas dari perencanaan yang sangat baik oleh lembaga, mahasiswa sangat disiplin kreatif dalam menggerakan masyarakat dan kami mewakili masyarakat mengucapkan terimakasi dan syukur sekaligus puas terhadap penyelenggaran PKL mahasiswa Kebidanan di Desa Bulian,” tutupnya. -win
9
10
Kreasi
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Harmoni Indonesia dan Malaysia dalam Tari Bali
Pertengahan Desember 2017 lalu, digelar perhelatan “Indonesia Festival”, di auditorium University of Malaya (UM), Kuala Lumpur, Malaysia. Malam itu, beragam seni Nusantara ditampilkan oleh para mahasiswa dari Indonesia yang menimba ilmu di universitas negeri tertua dan terbesar di negeri jiran itu.
S
alah satu seni tari Nusantara yang disuguhkan pada puncak pagelaran, berhasil mengundang antusiasisme penonton yang terdiri dari warga kampus, para peminat seni, dan pejabat utusan KBRI di Malaysia. Seni tari dari Indonesia itu adalah maha karya dari Bali yaitu tari Palawakya, seni pertunjukan yang memadukan keluwesan tari, keperigelan bermain gamelan, dan olah vokal seni sastra. Adalah seorang gadis Bali, Sri Ayu Pradnya Larasari (20), berhasil memukau penonton dengan sajian tari Palawakya, tari Bali ciptaan tahun 1940-an. Penari Bali yang akrab disapa Laras ini adalah peserta Program Pertukaran Mahasiswa (Student Exchange Program) yang diutus oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, menimba ilmu selama satu semester di perguruan tinggi bergengsi di negeri serumpun itu. Para mahasiswa program pertukaran yang berasal dari penjuru Asia seperti Tiongkok, Jepang, Vietnam, India, Thailand, Kamboja, Mienmar, Indonesia dan lain-lainnya. Mereka juga hadir menyaksikan keragaman seni pertunjukan Nusantara dalam “Indonesia Festival” yang rutin digelar setiap tahun di UM tersebut. Di Bali, tari Palawakya tak begitu sering dapat disaksikan keindahannya. Tari yang lahir di Bali Utara ini bertutur tentang kearifan seorang pujangga yang virtuoso dalam seni pertunjukan dan seni sastra. Pesan moral yang disampaikan dalam kumandang tembangnya adalah berkaitan dengan kebijaksanaan, kemuliaan, dan kedamaian. Untuk membawakan tari ini, diperlukan kemampuan menari berkarakter halus dan keras, kemampuan bermain instrumen terompong, dan menembang sekar ageng dalam bahasa Jawa Kuno.
Mungkin karena kompleksnya skill seni yang dibutuhkan, menyebabkan para pegiat seni tari masa kini kurang begitu percaya diri menyuntukinya. Laras adalah segelintir seniwati muda Bali yang sejak tiga tahun terakhir, sering menampilkan tari Palawakya. Memboyong sejumlah busana tari, Laras bertekad untuk memamerkan tari Palawakya dan tari Bali pada umumnya pada masyarakat Malaysia. Beruntung kesempatan itu terbuka lebar. Selain wajib mengambil mata kuliah teori dan praktek seni pertunjukan tradisi Asia dan seni balet modern, Laras berkesempatan menampilkan tari Baris, Pendet, Tarunajaya, dan Palawakya. Tari Baris dan Pendet diselipkannya ketika menyampaikan tugas presentasi mata kuliah teori Seni Pertunjukan Asia Tenggara. Tari Tarunajaya--tari yang melukiskan tekad pantang menyerah taruna Bali, ditampilkannya pada mata kuliah praktek Tari Klasik. Sedangkan tari Palawakya, selain dipentaskannya pada “Festival Indonesia” tersebut, juga disajikannya dan menggondol juara I dalam sebuah lomba seni antar kelompok asrama mahasiswa University of Malaya. Seni adalah wahana yang fleksibel dalam interaksi budaya antar bangsa. Kiprah yang dilakoni Laras, salah satu mahasiswa ISI Denpasar ini, hanya secercah binar yang mungkin berkontribusi lebih mengharmoniskan persaudaraan antara Indonesia dan Malaysia. Sebagai saudara serumpun, tak jarang hubungan Malaysia dan Indonesia renggang, salah satu penyebabnya adalah kesenian. Te n t u masih ingat, bagaimana sempat
Style
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Pesona Tiga Gaya
Warna adalah salah satu item yang penting dalam berkarya di dunia fashion. Warna mampu membangkitkan mood seseorang. Dan, hitam, merupakan warna yang kuat untuk menunjang penampilan. Warna hitam juga yang dipilih menjadi bagian dalam empat tema dan empat gaya busana desainer lulusan Angeliqa Wu FDC Bali.
A
da Diva dengan “Transcendent”, yang menggambarkan realita dan fiksi dengan garis-garis yang cukup tegas. Kemudian Cidy yang terinspirasi dari mermai. Ia menampilkan koleksi busana ready to wear dengan detil beads dan rumbai bersama siluet A-H. Dan, Leo, de ngan karya dari kisah mengenai zodiak Leo. Di sini ia menon-
tersinggungnya kita, ketika sejumlah seni budaya Indonesia diklaim sebagai kepunyaan Malaysia. Misalnya kasus diakuinya tari Pendet pada pertengahan Agustus 2010, mencuri perhatian masyarakat Indonesia. Ini gara-gara ditampilkannya salah satu tari penyambutan dari Pulau Dewata tersebut dalam iklan pariwisata mereka. Promosi Visit Malaysia Year yang sekelebat menghadirkan lenggang gemulai dan senyum manis empat penari Bali itu membuat masyarakat Indonesia gerah. Iklan pariwisata yang disebar gencar secara internasional itu ditengarai sebagai upaya Malaysia mengklaim tari Pendet sebagai seni budayanya sendiri. SOFT DIPLOMACY Sejatinya, pengalaman telah mencatat, seni sebagai ungkapan universal, adalah media diplomasi budaya yang memercikkan kesejukan. Soft diplomacy yakni diplomasi dengan cara damai kini banyak dilancarkan dalam pergaulan antar bangsa dan diplomasi antar negara. Sementara itu, hard diplomacy, diplomasi yang menggunakan kekuatan militer atau kekuatan ekonomi, sangat dihindari penggunaannya. Sejarah mencatat betapa diplomasi budaya sangat berperan dalam menjalin persahabatan, so-
lidaritas, bahkan menghindari konfrontasi perang. Kiat diplomasi semacam ini sudah berlangsung pada zaman kerajaan Babylonia dan Mesir purba, tahun 1500 sebelum Kristus. Kemudian, kini, diplomasi melalui pendekatan seni budaya hasilnya sering jauh lebih jitu dibandingkan dengan, misalnya, formalitas diplomasi politik. “Tari Palawakya yang saya disuguhkan di Malaysia menggunakan bahasa Indonesia, Melayu, dan Inggris,“ ungkap Laras yang pada akhir studinya di negeri itu dikukuhkan sebagai “Mahasiswa Pertukaran Antarbangsa Terbaik Tahun 2017”. Alunan tembang puitis,
“Anugrah hidup, syukurilah, gapai bulan-bintang di angkasa raya”, dialirkan Laras pada klimaks tariannya, yang dielaborasinya secara verbal deklamatis: “Kemarin adalah sejarah, hari ini penuh harapan, lupakan tentang masa lalu yang sia-sia. Bekerja dan berpikir ke depan, untuk hari esok yang lebih baik, menjadi generasi yang berguna untuk kemuliaan bangsa”. Terakhir dipungkasi oleh Laras dengan sebait pantun: “Si kancil yang tangkas, suka mencuri ketimun, berlari melompat ditangkap oleh pak tani: Malaysia dan Indonesia bangsa serumpun, selalu aman-sentosajaya dan harmonis”. Penonton berdiri bertepuk tangan membahana. (Kadek Suartaya)
jolkan tentang percikan cahya, yang digambarkan dengan fungsi bintang bagi kehidupan manusia. Terakhir Leoni yang mengangkat inspirasi erupsi dan gunung meletus melalui digital printing. Inilah suguhan atau presentasi dari empat tema yang menarik masing-masing milik Diva, Cindy, Leo, dan Leoni untuk pembaca halaman Style Tokoh pekan ini. (Sri Ardhini)
15
14
Jelita
Edisi 989/ 29 januari - 4 februari 2018
Sulam Bedak Cantik ala Perempuan Korea Istilah sulam alis atau sulam bibir sudah beberapa tahun belakangan ini sangat terkenal. Bukan hanya artis, ibu rumah tangga juga tertarik menco banya. Sulam alis merupakan teknik perawatan kecantikan yang menggunakan jarum dan tinta untuk mewarnai alis, membuatnya tampak seolah lebih tebal dengan hasil semi permanen. Sedangkan sulam bibir, mirip seperti sulam alis hanya saja teknik ini digunakan untuk menyuntikkan warna ke bibir dan mem buatnya merah merona.
K
ini ada istilah yang terbilang baru namanya sulam bedak. Apakah teknik ini mengadopsi teknik pengerjaan yang sama dengan sulam alis dan bibir? Ataukah sulam wajah hanya sekadar istilah dari perawatan wajah biasa? Menurut Tutik Ernawati, dari Cantik Salon Bali, sulam bedak ini memiliki nama asli BB Glow Treatment. Yang membuatnya
terdengar lebih menarik, semua itu bisa Anda dapatkan dalam waktu sekitar satu jam saja. Tutik Ernawati mengatakan, sepintas proses pengerjaan sulam bedak mirip dengan sulam bibir. Sulam bedak bersifat semi permanen untuk mencerahkan wajah secara merata seperti memakai bedak. Sulam bedak memiliki manfaat untuk menyamarkan hiperpigmentasi kulit, seperti noda hitam, bekas jerawat, dan lainnya.
Sulam wajah tidak menyumbat pori-pori seperti menggunakan alas bedak atau krim BB. Perawatan ini juga tidak menyebabkan rasa sakit, kemerahan, pengelupasan kulit serta masa penyembuhan karena hasilnya bisa langsung terlihat. Tutik Ernawati mengatakan, dalam proses pengerjaan, ia melakukan sangat steril. Ia memakaikan penutup kepala yang higienis sambil memperlihatkan
Tips Bersihkan Alat Make Up Tahukah Anda, menjaga kebersihan peralatan make up sama pentingnya dengan menjaga kebersihan kulit Anda sendiri. Bayangkan saja, peralatan make up yang sudah dipakai lama dan tidak pernah dibersihkan akan penuh dengan kotoran yang berasal dari sisa-sisa make up Anda, keringat, atau debu. Jika kotoran itu terus menempel pada peralatan make up Anda, maka kotoran dari alat-alat tersebut akan pindah juga ke kulit Anda menyebabkan jerawat dan gatal-gatal. Bagaimana tips membersihkan alat make up dari Nyoman Ayu dari Salon Ayu. 1.Gunakan facial foam atau sabun wajah, dengan alasan kelembutannya. Jika bahan ini lembut untuk wajah, tentunya juga aman untuk peralatan make up. 2.Untuk membersihkan peralatan yang berupa kuas-kuas dan sikat, basahi peralatan tersebut dengan kucuran air hangat yang mengalir, jangan sampai direndam, karena kotoran yang menem-
pel tidak akan hilang jika hanya direndam, dan bulu kuas juga akan mudah rontok. Dengan pembersihan di bawah kucuran air, kotoran akan ikut hilang bersama aliran air. Pegang bagian gagangnya dan pastikan hanya bulu kuas yang terkena air, karena biasanya jika gagang kuas yang terbuat dari logam terkena air, maka akan terjadi karatan. 3.Untuk peralatan make up yang berupa sponge, basahilah keseluruhan bagiannya dan berikan pembersih sehingga jika Anda menekannekannya maka akan keluar busanya. 4.Setelah bersih, bilaslah dengan air bersih yang yang mengalir. Setelah itu, letakkan peralatan tersebut dan biarkan kering secara alami. Jangan gunakan dalam keadaan masih basah, peralatan akan menjadi bau. 5.Peralatan make up sebaiknya diberikan perawatan minimal satu bulan sekali. Tetapi jika peralatan itu sangat sering digunakan, maka harus lebih sering lagi frekuensi perawatannya.
Alat make up wajib rutin dibersihkan
(Wirati Astiti)
jarum yang digunakannya baru dan bersegel tanda belum dibuka. “Kami wajib menunjukkan kepada konsumen,” kata Tutik. Sebelum proses sulam bedak, hal wajib yang dilakukan adalah, wajah dibersihkan. Tujuannya, untuk membuat kulit dan pori-pori wajah bersih sempurna. Kulit yang bersih akan membuat produk meresap dengan maksimal nantinya. Setelah proses pengerjaan sulam bedak, wajah juga diberi masker pelembab. “Setelah sulam bedak wajah diberi masker yang berfungsi untuk merelaksasi kulit. Rasa dingin dan nyaman segera menjalar sesaat setelah lembaran masker ditempel ke seluruh wajah,” kata Tutik. Menurut Tutik, setelah proses selesai, perbedaan pada kulit bisa segera terlihat. Misalnya saja noda bekas jerawat dan noda hitam yang tersamar juga warna kulit yang lebih merata. Setelah seluruh sisasisa serum dibersihkan dari wajah, barulah hasil
pengerjaan dapat terlihat jelas. Jika ingin hasil paripurna, kata dia, perawatan tak cukup hanya satu kali. Pasalnya, efek dari perawatan ini akan bisa memudar. Setelah itu Anda bisa mengulangi prosesnya setiap dua pekan hingga satu bulan sekali. “Lakukan lima hingga enam kali untuk mendapatkan kulit bersih, cerah, dan berkilau agar bisa tampil cantik ala perempuan Korea,” sarannya. (Wirati Astiti)
Bugar
Lasik Bantu Hilangkan Mata Minus
Salah satu alat Lasik dari ZEISS
Teknologi terbaru di bedah refraktif mata mulai berkembang. Kini ada satu teknik yang menggunakan laser khusus atau excimer laser untuk mengubah kon tur kornea mata. Tujuannya, agar dapat mengubah kekuatan refraksi bola mata sehingga cahaya dapat jatuh di makula (pusat penglihatan) dan pasien dapat melihat lebih jelas. Teknik ini disebut Laser Assisted In Situ Keratomileusis atau dikenal Lasik. Demikian di sampaikan dr. Made Rian Ananta, M.Biomed, Sp.M.
Sulam bedak
dr. Made Rian Ananta, M.Biomed, Sp.M.
D
osen pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa ini mengatakan, selama tindakan, pasien diposisikan berbaring dan diberikan obat tetes sebagai anestesi lokal. “Prosedur Lasik berlangsung lebih kurang 15 menit dan pasien tetap sadar selama tindakan tersebut. Setelah tindakan pasien tidak memerlukan rawat inap dan dapat kontrol kembali keesokan harinya,” ujarnya. Ia mengatakan, teknologi Lasik masuk ke Bali pada tahun 2018 dan dikembangkan di RS Bali Mandara. Lasik dapat membantu mengurangi atau bahkan menghilangkan miopia (mata minus atau rabun jauh), hipermetropia (rabun
11
Edisi 989/ 29 januari - 4 februari 2018
dekat dan jauh), dan astigmatisme (silinder) sehingga mengurangi ketergantungan terhadap kaca mata dan lensa kontak. Kelainan refraksi merupakan kelainan dimana pasien mengeluh kabur saat melihat jauh, atau saat melihat dekat yang disebabkan cahaya yang masuk ke bola mata tidak difokuskan tepat di makula. Untuk menghasilkan penglihatan yang jernih, cahaya harus jatuh tepat di makula. Pada pasien dengan mata minus (miopia), cahaya jatuh di depan makula, karena kekuatan refraksi bola mata terlalu besar atau bola mata terlalu panjang atau kombinasi dari kedua faktor tersebut. Pada pasien dengan mata plus (hipermetropia), cahaya jatuh di belakang makula, karena kekuatan refraksi bola mata terlalu kecil atau bola mata terlalu pendek atau kombinasi dari kedua faktor tersebut. Pada pasien dengan mata silinder (astigmatisme), cahaya jatuh di tidak pada satu titik di saraf mata (retina), karena bentuk dari kornea atau lensa mata tidak ireguler. Ia menyebutkan, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi sebelum menjalani Lasik antara lain: berusia di atas 17-21 tahun, resep kaca mata yang stabil atau tidak berubah selama satu tahun, dan tidak terdapat gangguan mata lainnya. Pada pasien yang berusia 40 tahun ke atas dengan rabun jauh, setelah tindakan Lasik pasien tersebut memerlukan bantuan kaca mata untuk membaca atau untuk melihat dekat.
Seperti tindakan kedokteran lainnya, Lasik juga memiliki beberapa efek samping seperti mata terasa kering, kabur atau
silau atau melihat bayangan ganda, melihat pelangi di sekitar sumber cahaya (melihat halo), infeksi atau peradangan pada kornea mata, dan kemungkinan untuk tetap memakai kaca mata setelah tindakan Lasik. Namun, efek samping hanya terjadi pada sebagaian kecil pasien yang menjalani Lasik. “Tindakan Lasik pada pasien dengan miopia tinggi (koreksi kaca mata lebih besar dari -6 dioptri) tidak dapat menghilangkan kemungkinan kelainan pada retina atau saraf mata, sehingga pasien ini kemungkinan perlu tindakan lainnya,” ujar dokter yang bertugas di RSUD Bali Mandara Denpasar, RSU Surya Husada Denpasar, dan RSU Bunda Negara, Jembrana ini.
Lasik memiliki prosentase kesuksesan yang cukup tinggi untuk pasien dengan rabun jauh dan silinder. Beberapa penelitian mendapatkan hasil 94-100% pasien rabun jauh dapat mencapai tajam penglihatan 6/12 atau 20/40 setelah Lasik dan sekitar 3-10% pasien yang telah menjalani Lasik yang memerlukan tindakan ulang atau tindakan lainnya. Hasil Lasik dapat berbeda se tiap pasien dan bersifat individual. “Semakin tinggi ukuran kaca mata yang digunakan sebelum lasik makin tinggi pula kemungkinan pasien tersebut tetap akan memerlukan kaca mata atau lensa kontak namun dengan ukuran lebih rendah setelah Lasik,” ujar dr. Rian Ananta. (Wirati Astiti)
Tips Mata Sehat Untuk menjaga mata tetap sehat sebaiknya mengurangi kegiatan melihat dekat. Zaman sekarang dalam kehidupan sehari hari terjadi pergeseran penglihatan dominan dari melihat jauh menjadi lebih banyak melihat dekat. Hal ini dapat terlihat dari kegiatan anak-anak yang dominan dalam ruangan mulai dari belajar di sekolah, ekstrakurikuler, sampai bermain di rumah. Kegiatan dalam ruangan kecil membatasi mata untuk melihat jauh. Padahal, kata dia, apabila kita melihat dekat seperti membaca buku atau e-book, menonton televisi, melihat atau bermain gadget, otot dalam bola mata dipaksa untuk bekerja keras melakukan akomodasi (proses merubah bentuk lensa menjadi lebih cembung) untuk memfokuskan bayangan objek agar tepat sampai di makula. Sedangkan jika kita melihat jauh, otot dalam bola mata menjadi lebih rileks karena tidak melakukan fungsi akomodasi. “Solusi yang dapat diberikan adalah, agar anak lebih sering melakukan aktivitas di luar ruangan, misalnya seperti bermain di halaman bersama teman-temannya. Untuk para pekerja yang harus menghabiskan jam kerjanya di depan komputer, sebaiknya dapat beristirahat setiap 2 jam dengan melihat jauh ataupun memejamkan mata,
atau dengan membasuh kelopak mata dengan air dingin selama 10-15 menit sebelum melanjutkan aktivitas di depan komputer,” ujar dr. Made Rian Ananta, M.Biomed, Sp.M. Makanan pada saat ini juga berperan penting pada kesehatan. Ia menganjurkan, pilih makanan sehat dan alami untuk mengurangi terbentuknya zat yang berbahaya bagi tubuh, termasuk mata. “Makanan sehat yang berguna bagi kesehatan mata antara lain sayur-sayuran berwarna hijau dan oranye serta buah-buahan segar. Apabila Anda merasa mendapat gangguan pada mata, segera menghubungi dokter mata,” ujarnya. (Wirati Astiti)
Menatap monitor komputer terlalu dekat bisa menimbulkan gangguan pada mata
12
Kuliner
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Adhi Wicakasana yang lulusan Jurusan Bangunan Air STM Pembangunan Negeri Surabaya melanjutkan kuliah di Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh November Negeri Surabaya. Uniknya ia tidak bergelut dengan adukan semen dengan pasir, tetapi justru menggeluti adonan tepung dan susu yang merupakan bahan adonan risol.
M
enjadi pengusaha risol mayo bukanlah satusatunya pekerjaan yang pernah dijalani Adhi. Ia pernah bekerja sebagai tenaga administrasi dan tenaga security di peruasahaan Securicor.
Risol Mayo Gemes
Gunakan Bahan Premium
Terakhir dia bersama teman– temannya berusaha di bidang persewaan mobil. “Saya sering menyopiri Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Kalau beliau pas lagi di Surabaya,” ungkap Adhi. Suatu ketika untuk memberikan suguhan jamuan pada acara yang diselenggarakan di rumahnya, Retnaningdyah, istri Adhi membuat risol mayo sebagai kosumsi hidangan. Rupanya tamu yang hadir sangat menyukai risol mayo buatan istrinya tersebut, dan dalam waktu singkat makanan tersebut ludes laris manis. “Sejak saat itu istri saya banyak menerima pesanan dari tetangga,“ ujar ayah dari Alfisyahr, Fatima, dan Numa ini. Untuk menjamin rasa risol mayo buatannya, Adhi menggunakan bahan bahan kualitas premium berstandar internasional seperti tepung, susu, coklat. Ia juga melakukan uji coba terhadap risol mayo milik kompetitor yang sedang viral di media sosial. “Alhamdulilah banyak menyukai risol buatan saya, mungkin bahan premium yang saya gunakan ada pengaruhnya,” jelas Adhi yang juga aktivis organisasi sosial Gemes yang
bergerak di pendidikan anak. Saat ini varian produk buatan Adhi mengalami banyak perkembangan, ada risol mayo isi smoked beff plus telur keju, risol mayo isi sosis sapi plus telur keju, risol mayo isi sosis sapi plus keju, risol isi dging durian, risol isi clappertart, risol isi pisang coklat, klapertart, machorin scotel, chese cake, dan salad buah. Selain shotel dan salad buah yang made by order, semuanya distok olehnya. “Ke depan saya ingin konsen pada perizinan dan perbaikan kemasan untuk mengimbangi rasa,” jelas Adhi. (Nanang)
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
“Tipat ke Salon”
Kini banyak hadir tempat kuliner yang menyajikan makanan tradisional Bali. Ini menunjukkan makanan tradisional Bali mendapat perhatian dari pecinta kuliner. Salah satu warung yang menyajikan aneka makanan tradisional Bali adalah Warung Kemu’lan di Jalan Raya Gerih, Blumbungan 108, Sibangkaja. Tempat yang nyaman dengan nuansa alami ini memiliki menu tradisional yang dikemas dengan nama unik. Ada tipat ke salon, gun stone, mi tabrak.
Adhi Wicakasana bersama keluarga
gai agen yang diberi diskon khusus dengan sistem beli putus. Entis, tidak memakai istilah franchise dalam mengembangkan bisnis pempeknya. Tetapi mengembangkan sebagai kemitraan usaha. Ibu dua anak ini kini memiliki 13 karyawan. Dari modal Rp 500.000, kini omzet Warung Pempek Tjek Entis bila hari biasa (Senin – Jumat) Rp 3 juta dan bila Sabtu – Minggu omzet menembus Rp 5 juta per hari. Bila dirata-rata, omzet per
dibentuk terus jadi pempek,’’ ungkap anak kelima dari pasangan M Idrus Efendi dan Eli Yunara ini. Namun, berkat ketekunannya dalam membangun usaha pempek, Warung Pempek Tjek Entis, yang memiliki gerai di Jalan Ngagel Jaya Selatan Surabaya ini akhirnya memiliki tujuh mitra di Gresik, Pekalongan, Sokodono, Tropodo (keduanya di Sidoarjo), Kutisari, Ambon dan Tasikmalaya. Ketujuh mitra Warung Pempek Tjen Entis ini diberlakukan seba-
“T
ipat ke salon itu nama lain dari tipat cantok (catok). Salon identik dengan tempat mencatok rambut. Jadi kami ganti nama catok itu dengan ke salon. Kalau gun stone itu terjemahan dari batun bedil, jaja khas Bali. Mi tabrak kepanjangan dari mi dengan tabia barak,” jelas Gusti Nyoman Muriasta, Marketing Manager Kemu’lan. Menu tradisional yang juga tersedia antara lain tipat kuah, bubur kemulan kesuna celuh, bubur kemulan spesial. Menumenu ini disajikan dengan harga
Tipat kuah terjangkau. Muriasta menjelaskan menu-menu tradisional ini sebagai upaya mengajak masyarakat untuk
bernostalgia dengan menu tempo dulu sekaligus upaya melestarikan kuliner Bali. (Ngurah Budi)
Nasi Kuning Pepes Ayam
Nasi Liwet ala Sarwan
Usaha Nekat Orang Palembang di Surabaya
buat komunikasi dengan pembeli/ pelanggan,’’ ujar Entis, mengenang masa-masa sulit membangun kuliner pempek di Surabaya. Bagi Entis, menikmati pempek bagi orang Palembang sama saja orang Surabaya yang kangen dengan makanan soto ketika berada di perantauan. ‘’Coba bayangkan, bagaimana rasanya orang gak bisa masak pempek, tetapi nekat membuka usaha kuliner pempek. Yang saya tahu, pempek terbuat dari ikan, tepung, air. Kemudian
Bubur spesial
Tipat ke salon
Warung Pempek Tjek Entis Perjalanan hidup seseorang siapa sangka. Kadang diatas terkadang berada dibawah. Sekarang, bagaimana setiap individu menghadapi semua itu. Setidaknya, hal itu dialami pasangan suami istri Achmad Suparto-Trisiana Permata Lestari, dalam membangun usaha Warung Pempek Tjek Entis. Yang menarik, Trisiana Permata Lestari, yang akrab disapa Entis, ini menekuni usaha kuliner pempek dengan terpaksa. ‘’Saya terpaksa membuka warung pempek karena usaha kasur yang saya tekuni sudah tidak prospektif lagi,’’ kata Entis. Sebelum terjun kebisnis kuliner, pasutri ini gemar makan makanan khas Palembang, pempek. Karena pempek yang dimakan tidak cocok dengan lidah, dan kebetulan usaha kasur yang ditekuninya sedang lesu, akhirnya wanita kelahiran Palembang, 6 Januari 1973 ini nekat membuka usaha pempek, meski buta sama sekali tentang resep makanan itu. ‘’Dengan modal Rp 500.000 dan penuh kenekatan, satu bulan pertama isinya komplin dari pelanggan. Dan dua bulan selanjutnya saya
13
bulan kini mencapai Rp 100 juta per bulan. Tjek Entis, menawarkan sembilan item pempek,yakni pempek lenjer (tanpa telur), lenjer jumbo, lenjer isi sosis, lenjer keju, pempek kulit, pempek kulit, pempek kapal selam dan pempek selam jumbo. Dalam mengembangkan usahanya, Entis, juga melakukan kerjasama dengan Go-Food. Entis dan suami juga akan membuka unit usaha kuliner martabak. (Bambang Wili)
Sarwan
- Ukur kira-kira air atau santan encer, ukur di atas ukuran 2 ruas jari lalu tutup, masak sampai matang. Setelah matang
diamkan selama 10 menit, baru diaduk. Siap disajikan dengan ayam goreng, telur rebus atau apa saja. Siap disantap.
Bahan: 500 gr : beras, cuci bersih 100 gr : ayam file, potong dadu 2 batang : serai, memarkan 2 lembar : daun salam 1 sdt : garam 2 ruas jari : jahe keprek Kaldu bubuk secukupnya 400 ml : santan encer
Bahan: 250 gr : beras, cuci bersih 150 gr : udang buang kulitnya 150 gr : ayam fille, potong dadu 400 ml : santan 3 buah : cabe rawit cincang 4 lembar : daun salam 2 btg : serai ambil putihya, memarkan 1 sdt : garam 1 sdt : kaldu bubuk rasa ayam Lada bubuk secukupnya Minyak secukupnya Daun pisang secukupnya dan lidi (buat menyemat) secukupnya Bumbu Halus: 7 buah : bawang merah 3 siung : bawang putih 1 sdt : ketumbar 1 ruas : jari jahe 2 butir : kemiri sangrai 2 ruas : jari kunyit bakar
Cara membuat: - Siapkan panci rice cooker, masukkan beras dan bahanbahan lainnya.
Cara Membuat: - Tumis bumbu halus bersama daun salam dan serai sampai harum
Nasi Bakar Ayam Jamur
Trisiana Permata Lestari dan Achmad Suparto
juga potongan ayam. Aduk merata, lalu masukkan udang, aduk merata, tuang santan, garam, gula, kaldu bubuk juga lada. - Aduk sesekali sampai santan mendidih, masukkan beras, masak nasi sampai santan meresap, angkat, lalu bungkus nasi dengan daun pisang, semat dengan lidi (lakukan sampai bahan habis). - Kukus selama 30 menit, matang, lalu bakar di atas panci teflon anti lengket, olesi dengan minyak bolak-balik, angkat. Siap disajikan.
Bahan: 250 gr : beras, cuci bersih 100 gr : jamur kancing, iris-iris 100 gr : jamur kuping, iris-iris 150 gr : ayam fille, potong dadu 400 ml : santan 4 lembar : daun salam 2 batang : serai, ambil putihya, memarkan 1 sdt : kaldu bubuk rasa ayam 1 sdt : garam Cabe rawit secukupnya Lada bubuk secukupnya
Minyak secukupnya Daun pisang dan lidi (buat menyemat) secukupnya Bumbu halus: 7 buah : bawang merah 3 siung : bawang putih 1 sdt : ketumbar 1 ruas : jari jahe Cara Membuat: - Tumis bumbu halus bersama daun
salam dan serai sampai harum juga potongan ayam, aduk kaku, lalu masukkan jamur kancing dan jamur kuping. Aduk rata, tuang santan, garam, gula, kaldu bubuk juga lada, sesekali diaduk sampai santan mendidih. - Lalu masukkan beras, masak nasi sampai santan meresap, angkat, bungkus nasi dengan daun pisang, semat dengan lidi (lakukan sampai bahan habis), kukus selama 30 menit. - Matang, bakar di atas panci teflon anti lengket, olesi dengan minyak bolak-balik. Siap disajikan.
12
Kuliner
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Adhi Wicakasana yang lulusan Jurusan Bangunan Air STM Pembangunan Negeri Surabaya melanjutkan kuliah di Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh November Negeri Surabaya. Uniknya ia tidak bergelut dengan adukan semen dengan pasir, tetapi justru menggeluti adonan tepung dan susu yang merupakan bahan adonan risol.
M
enjadi pengusaha risol mayo bukanlah satusatunya pekerjaan yang pernah dijalani Adhi. Ia pernah bekerja sebagai tenaga administrasi dan tenaga security di peruasahaan Securicor.
Risol Mayo Gemes
Gunakan Bahan Premium
Terakhir dia bersama teman– temannya berusaha di bidang persewaan mobil. “Saya sering menyopiri Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Kalau beliau pas lagi di Surabaya,” ungkap Adhi. Suatu ketika untuk memberikan suguhan jamuan pada acara yang diselenggarakan di rumahnya, Retnaningdyah, istri Adhi membuat risol mayo sebagai kosumsi hidangan. Rupanya tamu yang hadir sangat menyukai risol mayo buatan istrinya tersebut, dan dalam waktu singkat makanan tersebut ludes laris manis. “Sejak saat itu istri saya banyak menerima pesanan dari tetangga,“ ujar ayah dari Alfisyahr, Fatima, dan Numa ini. Untuk menjamin rasa risol mayo buatannya, Adhi menggunakan bahan bahan kualitas premium berstandar internasional seperti tepung, susu, coklat. Ia juga melakukan uji coba terhadap risol mayo milik kompetitor yang sedang viral di media sosial. “Alhamdulilah banyak menyukai risol buatan saya, mungkin bahan premium yang saya gunakan ada pengaruhnya,” jelas Adhi yang juga aktivis organisasi sosial Gemes yang
bergerak di pendidikan anak. Saat ini varian produk buatan Adhi mengalami banyak perkembangan, ada risol mayo isi smoked beff plus telur keju, risol mayo isi sosis sapi plus telur keju, risol mayo isi sosis sapi plus keju, risol isi dging durian, risol isi clappertart, risol isi pisang coklat, klapertart, machorin scotel, chese cake, dan salad buah. Selain shotel dan salad buah yang made by order, semuanya distok olehnya. “Ke depan saya ingin konsen pada perizinan dan perbaikan kemasan untuk mengimbangi rasa,” jelas Adhi. (Nanang)
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
“Tipat ke Salon”
Kini banyak hadir tempat kuliner yang menyajikan makanan tradisional Bali. Ini menunjukkan makanan tradisional Bali mendapat perhatian dari pecinta kuliner. Salah satu warung yang menyajikan aneka makanan tradisional Bali adalah Warung Kemu’lan di Jalan Raya Gerih, Blumbungan 108, Sibangkaja. Tempat yang nyaman dengan nuansa alami ini memiliki menu tradisional yang dikemas dengan nama unik. Ada tipat ke salon, gun stone, mi tabrak.
Adhi Wicakasana bersama keluarga
gai agen yang diberi diskon khusus dengan sistem beli putus. Entis, tidak memakai istilah franchise dalam mengembangkan bisnis pempeknya. Tetapi mengembangkan sebagai kemitraan usaha. Ibu dua anak ini kini memiliki 13 karyawan. Dari modal Rp 500.000, kini omzet Warung Pempek Tjek Entis bila hari biasa (Senin – Jumat) Rp 3 juta dan bila Sabtu – Minggu omzet menembus Rp 5 juta per hari. Bila dirata-rata, omzet per
dibentuk terus jadi pempek,’’ ungkap anak kelima dari pasangan M Idrus Efendi dan Eli Yunara ini. Namun, berkat ketekunannya dalam membangun usaha pempek, Warung Pempek Tjek Entis, yang memiliki gerai di Jalan Ngagel Jaya Selatan Surabaya ini akhirnya memiliki tujuh mitra di Gresik, Pekalongan, Sokodono, Tropodo (keduanya di Sidoarjo), Kutisari, Ambon dan Tasikmalaya. Ketujuh mitra Warung Pempek Tjen Entis ini diberlakukan seba-
“T
ipat ke salon itu nama lain dari tipat cantok (catok). Salon identik dengan tempat mencatok rambut. Jadi kami ganti nama catok itu dengan ke salon. Kalau gun stone itu terjemahan dari batun bedil, jaja khas Bali. Mi tabrak kepanjangan dari mi dengan tabia barak,” jelas Gusti Nyoman Muriasta, Marketing Manager Kemu’lan. Menu tradisional yang juga tersedia antara lain tipat kuah, bubur kemulan kesuna celuh, bubur kemulan spesial. Menumenu ini disajikan dengan harga
Tipat kuah terjangkau. Muriasta menjelaskan menu-menu tradisional ini sebagai upaya mengajak masyarakat untuk
bernostalgia dengan menu tempo dulu sekaligus upaya melestarikan kuliner Bali. (Ngurah Budi)
Nasi Kuning Pepes Ayam
Nasi Liwet ala Sarwan
Usaha Nekat Orang Palembang di Surabaya
buat komunikasi dengan pembeli/ pelanggan,’’ ujar Entis, mengenang masa-masa sulit membangun kuliner pempek di Surabaya. Bagi Entis, menikmati pempek bagi orang Palembang sama saja orang Surabaya yang kangen dengan makanan soto ketika berada di perantauan. ‘’Coba bayangkan, bagaimana rasanya orang gak bisa masak pempek, tetapi nekat membuka usaha kuliner pempek. Yang saya tahu, pempek terbuat dari ikan, tepung, air. Kemudian
Bubur spesial
Tipat ke salon
Warung Pempek Tjek Entis Perjalanan hidup seseorang siapa sangka. Kadang diatas terkadang berada dibawah. Sekarang, bagaimana setiap individu menghadapi semua itu. Setidaknya, hal itu dialami pasangan suami istri Achmad Suparto-Trisiana Permata Lestari, dalam membangun usaha Warung Pempek Tjek Entis. Yang menarik, Trisiana Permata Lestari, yang akrab disapa Entis, ini menekuni usaha kuliner pempek dengan terpaksa. ‘’Saya terpaksa membuka warung pempek karena usaha kasur yang saya tekuni sudah tidak prospektif lagi,’’ kata Entis. Sebelum terjun kebisnis kuliner, pasutri ini gemar makan makanan khas Palembang, pempek. Karena pempek yang dimakan tidak cocok dengan lidah, dan kebetulan usaha kasur yang ditekuninya sedang lesu, akhirnya wanita kelahiran Palembang, 6 Januari 1973 ini nekat membuka usaha pempek, meski buta sama sekali tentang resep makanan itu. ‘’Dengan modal Rp 500.000 dan penuh kenekatan, satu bulan pertama isinya komplin dari pelanggan. Dan dua bulan selanjutnya saya
13
bulan kini mencapai Rp 100 juta per bulan. Tjek Entis, menawarkan sembilan item pempek,yakni pempek lenjer (tanpa telur), lenjer jumbo, lenjer isi sosis, lenjer keju, pempek kulit, pempek kulit, pempek kapal selam dan pempek selam jumbo. Dalam mengembangkan usahanya, Entis, juga melakukan kerjasama dengan Go-Food. Entis dan suami juga akan membuka unit usaha kuliner martabak. (Bambang Wili)
Sarwan
- Ukur kira-kira air atau santan encer, ukur di atas ukuran 2 ruas jari lalu tutup, masak sampai matang. Setelah matang
diamkan selama 10 menit, baru diaduk. Siap disajikan dengan ayam goreng, telur rebus atau apa saja. Siap disantap.
Bahan: 500 gr : beras, cuci bersih 100 gr : ayam file, potong dadu 2 batang : serai, memarkan 2 lembar : daun salam 1 sdt : garam 2 ruas jari : jahe keprek Kaldu bubuk secukupnya 400 ml : santan encer
Bahan: 250 gr : beras, cuci bersih 150 gr : udang buang kulitnya 150 gr : ayam fille, potong dadu 400 ml : santan 3 buah : cabe rawit cincang 4 lembar : daun salam 2 btg : serai ambil putihya, memarkan 1 sdt : garam 1 sdt : kaldu bubuk rasa ayam Lada bubuk secukupnya Minyak secukupnya Daun pisang secukupnya dan lidi (buat menyemat) secukupnya Bumbu Halus: 7 buah : bawang merah 3 siung : bawang putih 1 sdt : ketumbar 1 ruas : jari jahe 2 butir : kemiri sangrai 2 ruas : jari kunyit bakar
Cara membuat: - Siapkan panci rice cooker, masukkan beras dan bahanbahan lainnya.
Cara Membuat: - Tumis bumbu halus bersama daun salam dan serai sampai harum
Nasi Bakar Ayam Jamur
Trisiana Permata Lestari dan Achmad Suparto
juga potongan ayam. Aduk merata, lalu masukkan udang, aduk merata, tuang santan, garam, gula, kaldu bubuk juga lada. - Aduk sesekali sampai santan mendidih, masukkan beras, masak nasi sampai santan meresap, angkat, lalu bungkus nasi dengan daun pisang, semat dengan lidi (lakukan sampai bahan habis). - Kukus selama 30 menit, matang, lalu bakar di atas panci teflon anti lengket, olesi dengan minyak bolak-balik, angkat. Siap disajikan.
Bahan: 250 gr : beras, cuci bersih 100 gr : jamur kancing, iris-iris 100 gr : jamur kuping, iris-iris 150 gr : ayam fille, potong dadu 400 ml : santan 4 lembar : daun salam 2 batang : serai, ambil putihya, memarkan 1 sdt : kaldu bubuk rasa ayam 1 sdt : garam Cabe rawit secukupnya Lada bubuk secukupnya
Minyak secukupnya Daun pisang dan lidi (buat menyemat) secukupnya Bumbu halus: 7 buah : bawang merah 3 siung : bawang putih 1 sdt : ketumbar 1 ruas : jari jahe Cara Membuat: - Tumis bumbu halus bersama daun
salam dan serai sampai harum juga potongan ayam, aduk kaku, lalu masukkan jamur kancing dan jamur kuping. Aduk rata, tuang santan, garam, gula, kaldu bubuk juga lada, sesekali diaduk sampai santan mendidih. - Lalu masukkan beras, masak nasi sampai santan meresap, angkat, bungkus nasi dengan daun pisang, semat dengan lidi (lakukan sampai bahan habis), kukus selama 30 menit. - Matang, bakar di atas panci teflon anti lengket, olesi dengan minyak bolak-balik. Siap disajikan.
14
Jelita
Edisi 989/ 29 januari - 4 februari 2018
Sulam Bedak Cantik ala Perempuan Korea Istilah sulam alis atau sulam bibir sudah beberapa tahun belakangan ini sangat terkenal. Bukan hanya artis, ibu rumah tangga juga tertarik menco banya. Sulam alis merupakan teknik perawatan kecantikan yang menggunakan jarum dan tinta untuk mewarnai alis, membuatnya tampak seolah lebih tebal dengan hasil semi permanen. Sedangkan sulam bibir, mirip seperti sulam alis hanya saja teknik ini digunakan untuk menyuntikkan warna ke bibir dan mem buatnya merah merona.
K
ini ada istilah yang terbilang baru namanya sulam bedak. Apakah teknik ini mengadopsi teknik pengerjaan yang sama dengan sulam alis dan bibir? Ataukah sulam wajah hanya sekadar istilah dari perawatan wajah biasa? Menurut Tutik Ernawati, dari Cantik Salon Bali, sulam bedak ini memiliki nama asli BB Glow Treatment. Yang membuatnya
terdengar lebih menarik, semua itu bisa Anda dapatkan dalam waktu sekitar satu jam saja. Tutik Ernawati mengatakan, sepintas proses pengerjaan sulam bedak mirip dengan sulam bibir. Sulam bedak bersifat semi permanen untuk mencerahkan wajah secara merata seperti memakai bedak. Sulam bedak memiliki manfaat untuk menyamarkan hiperpigmentasi kulit, seperti noda hitam, bekas jerawat, dan lainnya.
Sulam wajah tidak menyumbat pori-pori seperti menggunakan alas bedak atau krim BB. Perawatan ini juga tidak menyebabkan rasa sakit, kemerahan, pengelupasan kulit serta masa penyembuhan karena hasilnya bisa langsung terlihat. Tutik Ernawati mengatakan, dalam proses pengerjaan, ia melakukan sangat steril. Ia memakaikan penutup kepala yang higienis sambil memperlihatkan
Tips Bersihkan Alat Make Up Tahukah Anda, menjaga kebersihan peralatan make up sama pentingnya dengan menjaga kebersihan kulit Anda sendiri. Bayangkan saja, peralatan make up yang sudah dipakai lama dan tidak pernah dibersihkan akan penuh dengan kotoran yang berasal dari sisa-sisa make up Anda, keringat, atau debu. Jika kotoran itu terus menempel pada peralatan make up Anda, maka kotoran dari alat-alat tersebut akan pindah juga ke kulit Anda menyebabkan jerawat dan gatal-gatal. Bagaimana tips membersihkan alat make up dari Nyoman Ayu dari Salon Ayu. 1.Gunakan facial foam atau sabun wajah, dengan alasan kelembutannya. Jika bahan ini lembut untuk wajah, tentunya juga aman untuk peralatan make up. 2.Untuk membersihkan peralatan yang berupa kuas-kuas dan sikat, basahi peralatan tersebut dengan kucuran air hangat yang mengalir, jangan sampai direndam, karena kotoran yang menem-
pel tidak akan hilang jika hanya direndam, dan bulu kuas juga akan mudah rontok. Dengan pembersihan di bawah kucuran air, kotoran akan ikut hilang bersama aliran air. Pegang bagian gagangnya dan pastikan hanya bulu kuas yang terkena air, karena biasanya jika gagang kuas yang terbuat dari logam terkena air, maka akan terjadi karatan. 3.Untuk peralatan make up yang berupa sponge, basahilah keseluruhan bagiannya dan berikan pembersih sehingga jika Anda menekannekannya maka akan keluar busanya. 4.Setelah bersih, bilaslah dengan air bersih yang yang mengalir. Setelah itu, letakkan peralatan tersebut dan biarkan kering secara alami. Jangan gunakan dalam keadaan masih basah, peralatan akan menjadi bau. 5.Peralatan make up sebaiknya diberikan perawatan minimal satu bulan sekali. Tetapi jika peralatan itu sangat sering digunakan, maka harus lebih sering lagi frekuensi perawatannya.
Alat make up wajib rutin dibersihkan
(Wirati Astiti)
jarum yang digunakannya baru dan bersegel tanda belum dibuka. “Kami wajib menunjukkan kepada konsumen,” kata Tutik. Sebelum proses sulam bedak, hal wajib yang dilakukan adalah, wajah dibersihkan. Tujuannya, untuk membuat kulit dan pori-pori wajah bersih sempurna. Kulit yang bersih akan membuat produk meresap dengan maksimal nantinya. Setelah proses pengerjaan sulam bedak, wajah juga diberi masker pelembab. “Setelah sulam bedak wajah diberi masker yang berfungsi untuk merelaksasi kulit. Rasa dingin dan nyaman segera menjalar sesaat setelah lembaran masker ditempel ke seluruh wajah,” kata Tutik. Menurut Tutik, setelah proses selesai, perbedaan pada kulit bisa segera terlihat. Misalnya saja noda bekas jerawat dan noda hitam yang tersamar juga warna kulit yang lebih merata. Setelah seluruh sisasisa serum dibersihkan dari wajah, barulah hasil
pengerjaan dapat terlihat jelas. Jika ingin hasil paripurna, kata dia, perawatan tak cukup hanya satu kali. Pasalnya, efek dari perawatan ini akan bisa memudar. Setelah itu Anda bisa mengulangi prosesnya setiap dua pekan hingga satu bulan sekali. “Lakukan lima hingga enam kali untuk mendapatkan kulit bersih, cerah, dan berkilau agar bisa tampil cantik ala perempuan Korea,” sarannya. (Wirati Astiti)
Bugar
Lasik Bantu Hilangkan Mata Minus
Salah satu alat Lasik dari ZEISS
Teknologi terbaru di bedah refraktif mata mulai berkembang. Kini ada satu teknik yang menggunakan laser khusus atau excimer laser untuk mengubah kon tur kornea mata. Tujuannya, agar dapat mengubah kekuatan refraksi bola mata sehingga cahaya dapat jatuh di makula (pusat penglihatan) dan pasien dapat melihat lebih jelas. Teknik ini disebut Laser Assisted In Situ Keratomileusis atau dikenal Lasik. Demikian di sampaikan dr. Made Rian Ananta, M.Biomed, Sp.M.
Sulam bedak
dr. Made Rian Ananta, M.Biomed, Sp.M.
D
osen pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa ini mengatakan, selama tindakan, pasien diposisikan berbaring dan diberikan obat tetes sebagai anestesi lokal. “Prosedur Lasik berlangsung lebih kurang 15 menit dan pasien tetap sadar selama tindakan tersebut. Setelah tindakan pasien tidak memerlukan rawat inap dan dapat kontrol kembali keesokan harinya,” ujarnya. Ia mengatakan, teknologi Lasik masuk ke Bali pada tahun 2018 dan dikembangkan di RS Bali Mandara. Lasik dapat membantu mengurangi atau bahkan menghilangkan miopia (mata minus atau rabun jauh), hipermetropia (rabun
11
Edisi 989/ 29 januari - 4 februari 2018
dekat dan jauh), dan astigmatisme (silinder) sehingga mengurangi ketergantungan terhadap kaca mata dan lensa kontak. Kelainan refraksi merupakan kelainan dimana pasien mengeluh kabur saat melihat jauh, atau saat melihat dekat yang disebabkan cahaya yang masuk ke bola mata tidak difokuskan tepat di makula. Untuk menghasilkan penglihatan yang jernih, cahaya harus jatuh tepat di makula. Pada pasien dengan mata minus (miopia), cahaya jatuh di depan makula, karena kekuatan refraksi bola mata terlalu besar atau bola mata terlalu panjang atau kombinasi dari kedua faktor tersebut. Pada pasien dengan mata plus (hipermetropia), cahaya jatuh di belakang makula, karena kekuatan refraksi bola mata terlalu kecil atau bola mata terlalu pendek atau kombinasi dari kedua faktor tersebut. Pada pasien dengan mata silinder (astigmatisme), cahaya jatuh di tidak pada satu titik di saraf mata (retina), karena bentuk dari kornea atau lensa mata tidak ireguler. Ia menyebutkan, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi sebelum menjalani Lasik antara lain: berusia di atas 17-21 tahun, resep kaca mata yang stabil atau tidak berubah selama satu tahun, dan tidak terdapat gangguan mata lainnya. Pada pasien yang berusia 40 tahun ke atas dengan rabun jauh, setelah tindakan Lasik pasien tersebut memerlukan bantuan kaca mata untuk membaca atau untuk melihat dekat.
Seperti tindakan kedokteran lainnya, Lasik juga memiliki beberapa efek samping seperti mata terasa kering, kabur atau
silau atau melihat bayangan ganda, melihat pelangi di sekitar sumber cahaya (melihat halo), infeksi atau peradangan pada kornea mata, dan kemungkinan untuk tetap memakai kaca mata setelah tindakan Lasik. Namun, efek samping hanya terjadi pada sebagaian kecil pasien yang menjalani Lasik. “Tindakan Lasik pada pasien dengan miopia tinggi (koreksi kaca mata lebih besar dari -6 dioptri) tidak dapat menghilangkan kemungkinan kelainan pada retina atau saraf mata, sehingga pasien ini kemungkinan perlu tindakan lainnya,” ujar dokter yang bertugas di RSUD Bali Mandara Denpasar, RSU Surya Husada Denpasar, dan RSU Bunda Negara, Jembrana ini.
Lasik memiliki prosentase kesuksesan yang cukup tinggi untuk pasien dengan rabun jauh dan silinder. Beberapa penelitian mendapatkan hasil 94-100% pasien rabun jauh dapat mencapai tajam penglihatan 6/12 atau 20/40 setelah Lasik dan sekitar 3-10% pasien yang telah menjalani Lasik yang memerlukan tindakan ulang atau tindakan lainnya. Hasil Lasik dapat berbeda se tiap pasien dan bersifat individual. “Semakin tinggi ukuran kaca mata yang digunakan sebelum lasik makin tinggi pula kemungkinan pasien tersebut tetap akan memerlukan kaca mata atau lensa kontak namun dengan ukuran lebih rendah setelah Lasik,” ujar dr. Rian Ananta. (Wirati Astiti)
Tips Mata Sehat Untuk menjaga mata tetap sehat sebaiknya mengurangi kegiatan melihat dekat. Zaman sekarang dalam kehidupan sehari hari terjadi pergeseran penglihatan dominan dari melihat jauh menjadi lebih banyak melihat dekat. Hal ini dapat terlihat dari kegiatan anak-anak yang dominan dalam ruangan mulai dari belajar di sekolah, ekstrakurikuler, sampai bermain di rumah. Kegiatan dalam ruangan kecil membatasi mata untuk melihat jauh. Padahal, kata dia, apabila kita melihat dekat seperti membaca buku atau e-book, menonton televisi, melihat atau bermain gadget, otot dalam bola mata dipaksa untuk bekerja keras melakukan akomodasi (proses merubah bentuk lensa menjadi lebih cembung) untuk memfokuskan bayangan objek agar tepat sampai di makula. Sedangkan jika kita melihat jauh, otot dalam bola mata menjadi lebih rileks karena tidak melakukan fungsi akomodasi. “Solusi yang dapat diberikan adalah, agar anak lebih sering melakukan aktivitas di luar ruangan, misalnya seperti bermain di halaman bersama teman-temannya. Untuk para pekerja yang harus menghabiskan jam kerjanya di depan komputer, sebaiknya dapat beristirahat setiap 2 jam dengan melihat jauh ataupun memejamkan mata,
atau dengan membasuh kelopak mata dengan air dingin selama 10-15 menit sebelum melanjutkan aktivitas di depan komputer,” ujar dr. Made Rian Ananta, M.Biomed, Sp.M. Makanan pada saat ini juga berperan penting pada kesehatan. Ia menganjurkan, pilih makanan sehat dan alami untuk mengurangi terbentuknya zat yang berbahaya bagi tubuh, termasuk mata. “Makanan sehat yang berguna bagi kesehatan mata antara lain sayur-sayuran berwarna hijau dan oranye serta buah-buahan segar. Apabila Anda merasa mendapat gangguan pada mata, segera menghubungi dokter mata,” ujarnya. (Wirati Astiti)
Menatap monitor komputer terlalu dekat bisa menimbulkan gangguan pada mata
10
Kreasi
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Harmoni Indonesia dan Malaysia dalam Tari Bali
Pertengahan Desember 2017 lalu, digelar perhelatan “Indonesia Festival”, di auditorium University of Malaya (UM), Kuala Lumpur, Malaysia. Malam itu, beragam seni Nusantara ditampilkan oleh para mahasiswa dari Indonesia yang menimba ilmu di universitas negeri tertua dan terbesar di negeri jiran itu.
S
alah satu seni tari Nusantara yang disuguhkan pada puncak pagelaran, berhasil mengundang antusiasisme penonton yang terdiri dari warga kampus, para peminat seni, dan pejabat utusan KBRI di Malaysia. Seni tari dari Indonesia itu adalah maha karya dari Bali yaitu tari Palawakya, seni pertunjukan yang memadukan keluwesan tari, keperigelan bermain gamelan, dan olah vokal seni sastra. Adalah seorang gadis Bali, Sri Ayu Pradnya Larasari (20), berhasil memukau penonton dengan sajian tari Palawakya, tari Bali ciptaan tahun 1940-an. Penari Bali yang akrab disapa Laras ini adalah peserta Program Pertukaran Mahasiswa (Student Exchange Program) yang diutus oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, menimba ilmu selama satu semester di perguruan tinggi bergengsi di negeri serumpun itu. Para mahasiswa program pertukaran yang berasal dari penjuru Asia seperti Tiongkok, Jepang, Vietnam, India, Thailand, Kamboja, Mienmar, Indonesia dan lain-lainnya. Mereka juga hadir menyaksikan keragaman seni pertunjukan Nusantara dalam “Indonesia Festival” yang rutin digelar setiap tahun di UM tersebut. Di Bali, tari Palawakya tak begitu sering dapat disaksikan keindahannya. Tari yang lahir di Bali Utara ini bertutur tentang kearifan seorang pujangga yang virtuoso dalam seni pertunjukan dan seni sastra. Pesan moral yang disampaikan dalam kumandang tembangnya adalah berkaitan dengan kebijaksanaan, kemuliaan, dan kedamaian. Untuk membawakan tari ini, diperlukan kemampuan menari berkarakter halus dan keras, kemampuan bermain instrumen terompong, dan menembang sekar ageng dalam bahasa Jawa Kuno.
Mungkin karena kompleksnya skill seni yang dibutuhkan, menyebabkan para pegiat seni tari masa kini kurang begitu percaya diri menyuntukinya. Laras adalah segelintir seniwati muda Bali yang sejak tiga tahun terakhir, sering menampilkan tari Palawakya. Memboyong sejumlah busana tari, Laras bertekad untuk memamerkan tari Palawakya dan tari Bali pada umumnya pada masyarakat Malaysia. Beruntung kesempatan itu terbuka lebar. Selain wajib mengambil mata kuliah teori dan praktek seni pertunjukan tradisi Asia dan seni balet modern, Laras berkesempatan menampilkan tari Baris, Pendet, Tarunajaya, dan Palawakya. Tari Baris dan Pendet diselipkannya ketika menyampaikan tugas presentasi mata kuliah teori Seni Pertunjukan Asia Tenggara. Tari Tarunajaya--tari yang melukiskan tekad pantang menyerah taruna Bali, ditampilkannya pada mata kuliah praktek Tari Klasik. Sedangkan tari Palawakya, selain dipentaskannya pada “Festival Indonesia” tersebut, juga disajikannya dan menggondol juara I dalam sebuah lomba seni antar kelompok asrama mahasiswa University of Malaya. Seni adalah wahana yang fleksibel dalam interaksi budaya antar bangsa. Kiprah yang dilakoni Laras, salah satu mahasiswa ISI Denpasar ini, hanya secercah binar yang mungkin berkontribusi lebih mengharmoniskan persaudaraan antara Indonesia dan Malaysia. Sebagai saudara serumpun, tak jarang hubungan Malaysia dan Indonesia renggang, salah satu penyebabnya adalah kesenian. Te n t u masih ingat, bagaimana sempat
Style
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Pesona Tiga Gaya
Warna adalah salah satu item yang penting dalam berkarya di dunia fashion. Warna mampu membangkitkan mood seseorang. Dan, hitam, merupakan warna yang kuat untuk menunjang penampilan. Warna hitam juga yang dipilih menjadi bagian dalam empat tema dan empat gaya busana desainer lulusan Angeliqa Wu FDC Bali.
A
da Diva dengan “Transcendent”, yang menggambarkan realita dan fiksi dengan garis-garis yang cukup tegas. Kemudian Cidy yang terinspirasi dari mermai. Ia menampilkan koleksi busana ready to wear dengan detil beads dan rumbai bersama siluet A-H. Dan, Leo, de ngan karya dari kisah mengenai zodiak Leo. Di sini ia menon-
tersinggungnya kita, ketika sejumlah seni budaya Indonesia diklaim sebagai kepunyaan Malaysia. Misalnya kasus diakuinya tari Pendet pada pertengahan Agustus 2010, mencuri perhatian masyarakat Indonesia. Ini gara-gara ditampilkannya salah satu tari penyambutan dari Pulau Dewata tersebut dalam iklan pariwisata mereka. Promosi Visit Malaysia Year yang sekelebat menghadirkan lenggang gemulai dan senyum manis empat penari Bali itu membuat masyarakat Indonesia gerah. Iklan pariwisata yang disebar gencar secara internasional itu ditengarai sebagai upaya Malaysia mengklaim tari Pendet sebagai seni budayanya sendiri. SOFT DIPLOMACY Sejatinya, pengalaman telah mencatat, seni sebagai ungkapan universal, adalah media diplomasi budaya yang memercikkan kesejukan. Soft diplomacy yakni diplomasi dengan cara damai kini banyak dilancarkan dalam pergaulan antar bangsa dan diplomasi antar negara. Sementara itu, hard diplomacy, diplomasi yang menggunakan kekuatan militer atau kekuatan ekonomi, sangat dihindari penggunaannya. Sejarah mencatat betapa diplomasi budaya sangat berperan dalam menjalin persahabatan, so-
lidaritas, bahkan menghindari konfrontasi perang. Kiat diplomasi semacam ini sudah berlangsung pada zaman kerajaan Babylonia dan Mesir purba, tahun 1500 sebelum Kristus. Kemudian, kini, diplomasi melalui pendekatan seni budaya hasilnya sering jauh lebih jitu dibandingkan dengan, misalnya, formalitas diplomasi politik. “Tari Palawakya yang saya disuguhkan di Malaysia menggunakan bahasa Indonesia, Melayu, dan Inggris,“ ungkap Laras yang pada akhir studinya di negeri itu dikukuhkan sebagai “Mahasiswa Pertukaran Antarbangsa Terbaik Tahun 2017”. Alunan tembang puitis,
“Anugrah hidup, syukurilah, gapai bulan-bintang di angkasa raya”, dialirkan Laras pada klimaks tariannya, yang dielaborasinya secara verbal deklamatis: “Kemarin adalah sejarah, hari ini penuh harapan, lupakan tentang masa lalu yang sia-sia. Bekerja dan berpikir ke depan, untuk hari esok yang lebih baik, menjadi generasi yang berguna untuk kemuliaan bangsa”. Terakhir dipungkasi oleh Laras dengan sebait pantun: “Si kancil yang tangkas, suka mencuri ketimun, berlari melompat ditangkap oleh pak tani: Malaysia dan Indonesia bangsa serumpun, selalu aman-sentosajaya dan harmonis”. Penonton berdiri bertepuk tangan membahana. (Kadek Suartaya)
jolkan tentang percikan cahya, yang digambarkan dengan fungsi bintang bagi kehidupan manusia. Terakhir Leoni yang mengangkat inspirasi erupsi dan gunung meletus melalui digital printing. Inilah suguhan atau presentasi dari empat tema yang menarik masing-masing milik Diva, Cindy, Leo, dan Leoni untuk pembaca halaman Style Tokoh pekan ini. (Sri Ardhini)
15
16
Edukasi
Edisi 989/ 29 januari - 4 februari 2018
Dara
Edisi 989/ 29 januari - 4 februari 2018
WNO Band Rilis Single Perdana
Tresna Tanpa Restu
tkh/edi
Bali Post Goes to School 2018 Bali Post bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Denpasar dan Yayasan Dwijendra Denpasar menggelar “Bali Post Goes to School 2018” di Yayasan Dwijendra, Denpasar, Selasa (23/1). Acara yang dilaksanakan antara lain pelatihan jurnalistik tingkat SMP, SMA/SMK, dan pers kampus, workshop dan lomba fotografi tingkat SMP dan SMA/SMK, lomba majalah dinding tingkat SMP dan SMA/SMK, serta lomba mewarnai tingkat TK dan SD.
K
Suasana pembukaan kegiatan Bali Post Goes to School yang digelar di Yayasan Dwijendra
etua Panitia Bali Post Goes to School, I Made Sueca, menjelaskan program ini bertujuan adalah untuk mencerdaskan anak bangsa melalui sejumlah program jurnaistik (membaca dan menulis) untuk memperkuat SDM generasi emas Bali ke depannya. “Kegiatan perdana yang dirangkaikan dengan HUT ke-65 Yayasan Dwijendra Denpasar melibatkan 900 siswa se-Kota Denpasar,” ujarnya. Kegiatan ini juga menjadi wadah bagi siswa untuk mening katkan minat baca dan menulis. Diharapkan nantinya tercipta generasi muda yang cerdas, ber karakter dan berbudaya di tengah gerusan budaya global. Ketua Yayasan Dwijendra Denpasar Dr. Drs. MS Chandra Jaya, M.Hum menambahkan
menulis telah menurun di kalangan anak-anak didik,” ungkapnya. Menurut Gunawan, pengaruh teknologi begitu pesat yang telah masuk ke dalam dunia anak didik. Oleh karena itu, budaya minat baca dan menulis kepada anakanak didik harus mulai digaungkan dan ditumbuhkembangkan sejak dini. Peran guru sangat diharapkan sebagai motivator, sekaligus bisa menjadi teladan bagi siswa di dalam upaya meningkatkan minat baca tersebut. “Kami di Kota Denpasar telah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan minat baca dan menulis anak-anak. Kami juga menyarankan kepada pihak sekolah agar membiasakan anak didiknya untuk membaca buku selama 15 menit sebelum masuk kelas,” tandas Gunawan. (Winatha)
Peninjauan peserta lomba mading di acara Bali Post Goes to School
tkh/edi
S
alah satu yang menunjukkan industri musik di Kabupaten Buleleng mulai menggeliat adalah dengan banyaknya muncul musisi dan grup band berbagai genre. Salah satunya WNO Band yang berasal dari Desa Suwug Kecamatan Sawan Buleleng. Mengusung genre Pop Bali, WNO Band baru saja merilis single perdana yang bertajuk Tresna Tanpa Restu. WNO Band sendiri digawangi oleh Dek Win (vokal/gitar), Dek Oboh (gitar), Wayan Nehen (drum) dan Gusti Bayu (piano). Dalam penggarapan single Tresna Tanpa Restu, WNO Band mem-
percayakannya kepada Supercond Music yang dimiliki oleh Gusti Bayu. Dengan sentuhan dentingan piano dan petikan gitar elektrik, membuat single tersebut sesuai dengan kisah sang vokalis. Untuk diketahui Supercond Musik sendiri memiliki komitmen untuk mensuport dan memproduksi single “Tresna Tanpa Wates” baik dari segi penggarapan musik dan juga video klipnya. Single Tresna Tanpa Restu mengisahkan tentang rasa cinta yang tidak mendapatakan restu oleh orang tua sang kekasih. Diciptakan oleh Dek Win dan lebih memilih untuk mengusung genre Pop Bali, sedangkan untuk video klip, WNO Band sudah
merilisnya ke media sosial seperti Youtube dan Facebook. Sementara itu sang vokalis WNO Band, Dek Win berharap kehadiran WNO Band dibelantika musik Bali bisa memberikan warna baru dan menghibur. “Dilagu ini kami ingin menampilkan sisi pria yang sedang patah hati, namun selalu mengakuinya, sehingga perasaan depresi menyelimutinya. Dalam single ini, kami sangat menyukai sentuhan digital dibalut instrument organic, sehingga single kami ini terdengar instimewa. Mudah-mudahan single ini bisa menghibur dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat dan penggemar musik Bali,” ungkap Dek Win. (Wiwin Meliana)
KECERDASAN KETUA STIKES BULELENG
tkh/edi
program Bali Post Goes to School sangat baik dan mulia dalam membangun, memajukan dan mencerdaskan kehidupan anakanak siswa yang merupakan gene rasi muda bangsa ke depannya. “Program ini (khususnya pelatihan dan lomba jurnalistik) harus didukung, sebab program ini untuk memajukan sekolah, khususnya bagi kami di Yayasan Dwijendra. Tentu ini ada manfaat buat kami ke depannya. Sebab, dengan kegiatan ini kreativitas siswa kami bisa tersalurkan,” tandasnya. Sementara itu, Kadisdikpora Kota Denpasar, Drs. I Wayan Gunawan, mengapresiasi program Bali Post Goes to School. “Ini program yang kreatif dan inovatif di dalam mencerdaskan kehidup an generasi muda anak bangsa. Apalagi, di era milenial seperti saat ini, budaya membaca dan
Musik nampaknya, saat ini menjadi salah satu seni yang begitu diminati. Tidak hanya untuk dinikmati tetapi juga masyarakat mulai menunjukkan rasa ketertarikannya dengan menekuni dunia musik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya muncul penyanyi-penyanyi pendatang baru baik yang bersolo karier maupun bergrup.
tkh/edi
XL Axiata Luncurkan Paket “Xtra Kuota” Masyarakat dan pelanggan makin mudah untuk mendapatkan manfaat dari semakin baiknya layanan data yang disediakan PT XL Axiata Tbk (XL Axiata). Kebutuhan pelanggan atas kuota data juga terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya aktivitas produktif yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan layanan data untuk mengakses internet. Untuk memudahkan pelanggan mendapatkan tambahan kuota data secara lebih efisien, XL Axiata meluncurkan paket “Xtra Kuota” yaitu tambahan kuota sebesar 30GB hanya dengan harga Rp 10 ribu yang bisa dinikmati selama satu bulan. General Manager Sales Operation XL Axiata Area Bali Nusra, Budi Utama Lubis, Rabu (24/1) mengatakan, paket Xtra Kuota ini sebagai solusi terbaik atas tingginya permintaan kuota data oleh pelanggan. Dengan paket ini, pelanggan menjadi lebih , simple, fleksibel dan hemat dalam mendapatkan tambahan kuota data di seluruh jaringan (2G/3G & 4G).Untuk bisa mendapatkan manfaat paket Xtra Kuota tersebut pelanggan harus mengaktifkan paket data XL Xtra Combo. (Ngurah Budi)
MEMILIH DESA TUA, DESA BULIAN TEMPAT PKL MAHASISWA KEBIDANAN TAHUN 2018
Menuju sebuah kesuksesan pendidikan, peran orang tua dan pemerintah dalam hal ini guru dan lembaga merupakan hal yang sangat penting termasuk peran masyrakat dalam memberikan andil besar untuk sebuah hasil pendidikan yang berkualitas, termasuk kegiatan sebuah praktik kegiatan lapangan ( PKL). Sebutan Desa tua bagi Desa Bulian Kecamatan Buleleng, sudah pasti beralasan, karena desa tersebut banyak memiliki prasasti dan peninggalan berharga serta sakral termasuk tatanan desanya yang konon pada tahun 1320 sudah memiliki awig - awig desa. Nilai budayanya pun sangat nampak melengkapi pariwisata yang ada di desa Bulian. Kejujuran dan kecerdasan Kepala Desa bulian Bapak Made Pawitra yang merupakan PR dalam menjalankan tugas jabatan periode yang ke 2 yang berahir tahun 2019 telah mampu memasukan tentang sampah di awig –awig desa tersebut guna segera menuju pada Pola Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS) dan memantapkan penyuluhan tentang reproduksi bagi remaja. Situasi dan kondisi ini dimanfaatkan oleh kecerdasan Ketua STIKES Buleleng Dr.,Ns. I Made Sundayana,S,Kep.,Msi dan segera merapat mencari informasi dan mohon ijin Kepala Puskesmas Kubutambahan I, Camat Kubutambahan dan Kepala Dinas Kabupaten Buleleng. Pembekalan kepada 35 mahasiswa PKL pun dapat di lakukan di auditorium STIKES Buleleng oleh pejabat teras kecamatan Kubutambahan, Kepala Dinas Kesehat an Kabupaten Buleleng dan Kepala Desa Bulian dalam kegiatan pandel diskusi sekitar materi PKL dan kondisi situasi masyarakat Desa Bulian yang dimediasi oleh Ketua
STIKES Buleleng, Kamis (4/1). Hal hasil mahasiswa sangat puas dan siap melangkah memasuki kegiatan PKL dari tanggal 8 - 20 januari 2018. Pembantu Ketua satu STIKES Buleleng Ns., Dewa Ayu Rismayanti S.Kep, M.Kep, M.Si mewakili Ketua STIKES Buleleng menyerahkan mahasiswa saat pembukaan PKL mahasiswa Prodi Kebidanan tanggal 8 januari 2018 di Desa Bulian sekaligus memegang tanggung jawab kegiatan tersebut. Dihadapan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Camat Kubutambahan Kepala Puskesmas Kubutambahan I, Perbekel Desa Bulian lengkap dengan kelian Dusunnya, Kaprodi Kebidanan, Dosen, Panitia, kader dan para mahasiswa praktik, dalam kata sambutannya disampaikan, tujuan dari kegiatan PKL ini adalah untuk mengaplikasikan mata kuliah asuhan kebidanan komonitas, dan melakukan praktik langsung kelapangan kususnya di Desa Bulian. Rangkaian kegiatan PKL diawali dengan Pertemuan Tingkat Desa (PTD), Servey Mawas Diri (SMD), Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), Implementasi / penyuluhan, gotong royong dan Pertemuan Tingkat Akhir (PTA). Para mahasiswa di terima langsung oleh camat Kubutambahan dan diteruskan kepada Perbekel Desa Bulian. Keramahan masyarakat sangat dirasakan oleh mahasiswa lewat mediasi seacara kekeluargaan dan cerdas para Kepala Dusun di antaranya Dusun Dauh Margi, Dusun Dangin Margi, Dusun Banyu Buah, Dusun Guwug dan Dusun Bantes. Saat Pertemuan Tingkat Akhir (PTA) nampak kegembiraan para mahasiswa karna saat pemaparan hasil akhir kegiatan PKL tersebut sebagai implementasi plening of action ( POA ) di terima masyarakat, terbukti saat penyuluhan masyarakat hadir 90 % dan saat kegiatan cuci tangan mampu dilaksanakan dengan baik di 3 SD di Desa Bulian. Perbekel Bulian mengatakan saat penutupan dan penyerahan PKL kembali kepada lembaga STIKES Buleleng oleh Camat Kubutambahan yang di rekam langsung, menyampaikan PKL STIKES Buleleng berjalan dengan baik transparan cerdas dan realita sesuai dengan harapan “Semua ini tidak lepas dari perencanaan yang sangat baik oleh lembaga, mahasiswa sangat disiplin kreatif dalam menggerakan masyarakat dan kami mewakili masyarakat mengucapkan terimakasi dan syukur sekaligus puas terhadap penyelenggaran PKL mahasiswa Kebidanan di Desa Bulian,” tutupnya. -win
9
8
Bunda & Ananda
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Perawatan Kulit untuk Anak Memiliki kulit yang kering memang menjadikan penampilan kurang maksimal, tak hanya untuk remaja dan dewasa, termasuk juga bagi anak-anak. Biasanya kulit kering ini banyak dialami oleh mereka yang sering berada di luar ruangan atau bahkan yang berada di dalam ruangan AC dalam jangka waktu yang lama. Selain wajah, bagian tubuh lainnya yang juga rawan untuk menjadi kering adalah kaki dan tangan. Tentu saja hal ini tak boleh dibiarkan begitu saja karena kulit menjadi tak sehat, keriput, bersisik, dan timbul masalah kulit lainnya.
U
mumnya kulit kering ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor selain dari faktor lingkungan seperti halnya faktor keturunan, hormonal dan juga asupan gizi dari makanan maupun minuman yang dikonsumsi setiap harinya. Dokter AAA Laksmi Dewi B, Sp.KK. menjelaskan, usia 11-13 tahun adalah masa peralihan dari anak-anak menuju remaja. Saat memasuki usia remaja terdapat perubahan hormon yang menyebabkan perubahan psikis, mental dan fisik. Salah satunya adalah mengalami kulit kering atau kakahan, dimana beberapa faktor dapat menjadi pemicunya. Anak laki-laki biasanya mulai menggunakan sabun untuk membersihkan wajah dan memilih sabun pembersih badan yang lebih wangi untuk meningkatkan kepercayaan diri. Demikin juga dengan anak perempuan yang sudah mulai mengenal make up. Pada beberapa anak yang memiliki kulit sensitif apalagi ada faktor genetik yang menyertai maka akan sangat mungkin memberikan reaksi pada kulit. Adanya interaksi faktor intrinsik (seperti genetik, gangguan fungsi sawar kulit, faktor imun, psikologis) dengan faktor ekstrinsik di lingkungan seperti bahan iritan, polutan dan alergen akan menimbulkan reaksi. Kulit akan menjadi kering karena transepidermal water loss (TEWL) yang meningkat dan kemampuan kulit untuk mengikat air menurun. Interaksi tersebut juga dapat menimbulkan respons peradangan pada tubuh berupa keluhan rasa gatal dan akan muncul kelainan kulit (kemerahan, bintik-bintik, dsb). Gangguan fungsi sawar kulit ini akan meningkatkan risiko pajanan terhadap bahan kontaktan dan memudahkan terjadinya kolonisasi dan infeksi. Hal tersebut dapat terjadi kronis dan berulang. “Untuk mencegah hal tersebut tentu saja sebaiknya menghindari faktor pencetus dan lindungi kulit dengan pelembab yang tepat. Pelembab yang dianjurkan adalah pelembab yang melembabkan kulit sensitif, berbahan hipoalergenik, bebas pewangi, dan nonkomedogenik. Gunakan pelembab berminyak pada kulit kering dan pelembab yang mengandung lebih banyak air pada kulit yang mengalami peradangan dan kemerahan,” saran dr. Ami- sapaan visiting doctor di Dermato-Venerogist Policlinic Prima Medika Hospital ini. Usia 13 tahun adalah masa pubertas, berbagai perubahan
terjadi di tubuh. Perubahan tersebut disebabkan oleh fluktuasi hormon, yang menyebabkan perubahan fisik dan psikologis. Berbeda dengan perubahan psikologis atau mental, perubahan fisik merupakan hal yang paling terlihat. Yang paling umum adalah masalah dermatologis. Dari jerawat yang memalukan dan menjengkelkan sampai kulit berminyak yang sulit dikendalikan. Beberapa hormon (seperti estrogen, progesteron dan androgen) berperan saat mengalami masa pubertas. Hal ini menyebabkan perubahan seperti perkembangan folikel rambut, pematangan kelenjar sebaseus seiring dengan produksi kelenjar keringat berlebih pada kulit. Biasanya yang paling sering muncul adalah komedo, berupa benjolan kecil pada permukaan kulit yang berwarna hitam. Komedo merupakan jenis jerawat yang tergolong ringan, umumnya muncul pada wajah. Selain wajah, bisa muncul di leher, dada, bahu, punggung dan lengan. Komedo disebabkan sel-sel kulit mati dan kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit. Bila kita tidak melakukan pengelupasan kulit wajah secara berkala, maka sel-sel kulit mati menumpuk di kulit. Kulit perlu dibersihkan, dilindungi, dan dirawat. Pembersihan muka harus dilakukan setidaknya dua kali sehari, menggunakan pembersih muka yang berbeda berdasarkan jenis kulit. Kotoran bersama dengan sel kulit mati dapat menyumbat pori-pori, yang menyebabkan masalah kulit seperti jerawat. “Oleh karena itu penting untuk tidak hanya menggunakan krim, gel, atau lotio anti jerawat tapi juga pembersih dan tabir surya yang tepat,” ingatnya Saat kadar hormon meningkat dan tubuh berubah, kulit bereaksi. Bagi beberapa remaja, jerawat muncul hanya sesekali atau pada waktu tertentu. Bagi anak perempuan, hal itu bisa terjadi tepat sebelum setiap siklus haid. Namun, untuk remaja lainnya, jerawat bisa muncul lebih dari satu atau dua jerawat, yang dikenal sebagai breakouts. Ini ditandai dengan munculnya komedo putih dan hitam, namun seringnya adalah jerawat yang penuh nanah. Saat ini banyak dijumpai berbagai produk perawatan wajah yang disediakan untuk umur-umur belia. Sebetulnya sudah perlukah mereka menggunakan produk perawatan wajah di usia mereka yang masih dini tersebut? Perawatan wajah dalam ar-
tian menjaga kebersihan wajah harus dijalani sedini mungkin, tetapi perawatan wajah dengan artian memakai produk kecantikan dan perawatan klinik dibutuhkan ketika para remaja sudah mengalami pubertas atau menstruasi. Pada saat pubertas, kondisi kulit wajah bisa mengalami perubahan dikarenakan perubahan hormon dalam tubuh mereka baik pria ataupun wanita. Entah itu menjadi kekurangan minyak atau kering dan kelebihan minyak atau biasa disebut kulit berminyak. Kedua kondisi tersebut bisa menimbulkan ketidaksempurnaan dalam wajah seseorang. Pilihlah dengan tepat bahan-bahan perawatan wajah sesuai dengan
AAA Laksmi Dewi B, Sp.KK
kondisi kulit dan usia. Setiap wajah memiliki masalah yang berbeda dan harus ditangani dengan perawatan yang berbeda juga. Jangan sampai salah memilih dan malah merusak kulit, karena belakangan ini banyak sekali ditawarkan obat dan kosmetik perawatan muka yang dijual secara online yang tidak diketahui dengan pasti kandungannya. Ada kelainan kulit yang mirip dengan jerawat atau komedo, istilah medisnya Kerato Pilaris (KP). Keratosis pilaris atau dikenal juga sebagai penyakit kulit ayam, adalah kondisi di mana permukaan kulit menjadi kasar dan muncul bentolbentol kecil mirip jerawat. Umumnya KP tidak menimbulkan rasa nyeri atau gatal, serta bisa berwarna putih atau merah. Biasanya muncul pada kulit lengan, paha, pipi, dan
bokong. Tapi keratosis pilaris juga bisa muncul di alis, wajah, atau kulit kepala. Jika remaja dan anak-anak mengidap keratosis pilaris, maka mereka bisa sembuh dengan sendirinya saat beranjak dewasa. Secara sederhana dalam mengatasi kulit kering adalah gunakanlah pelembab. Pelembab yang bagaimana? Pelembab yang membuat kulit lembut, melembabkan kulit sensitif, berbahan hipoalergenik, bebas pewangi, nonkomedogenik, dan mengandung bahan fisiologis seperti lipids atau seramid. Penggunaan pelembab dianjurkan dalam waktu 3 menit setelah mandi, dapat diulang 2-3x sehari bahkan lebih sering ketika kulit terasa kering. Pastikan jumlah pelembabnya cukup yaitu 100-200 gr/minggu untuk anak-anak, 200-300 gr untuk dewasa. Gunakan pelembab bersama dengan bahan antiradang topikal saat kulit sedang meradang (15-20 menit setelah menggunakan pelembab). Jadi pada intinya, perawatan wajah dan tubuh perlu dilakukan sedini mungkin dengan cara yang alami dan natural, tetapi apabila muncul masalah kulit yang biasanya dialami pada saat pubertas perawatan pada ahlinya baru dibutuhkan, tentunya tidak dengan sembarang produk, harus memilih dengan tepat produk kecantikan yang aman bagi kulit para remaja. Bijaklah dalam memilih produk, janganlah segan untuk berkonsultasi dengan dokter Anda agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. (Inten Indrawati)
Mendongeng Lima Menit Hadiah Untuk putri perihan
Sultan Turki sangat sayang kepada putri satusatunya bernama Perihan. Putri itu sangat cantik dan halus budi bahasanya. Kecantikan dan kehalusan budi itulah yang membuat nama sultan dan sang putri menjadi buah bibir di seantero negeri. Made Taro Ketika Sang Putri naik dewasa, ayahnya berkehendak mencarikan pasangan yang cocok. Ia menyuruh perdana menteri menyebarkan pengumuman ke seluruh negeri. “Dicari pangeran yang cocok untuk Putri Perihan. Syaratnya, harus menyerahkan hadiah yang menarik dan bermanfaat bagi Sang Putri. Pangeran yang terpilih akan dijadikan menantu dan ahli waris kerajaan.” Maka berduyun-duyunlah pangeran yang datang langsung ke istana Sultan. Mereka membawa hadiah yang unik dan menarik. Ada yang membawa sekarung emas perak, ada yang membawa burung yang dapat bernyanyi sepanjang waktu, ada juga yang menyerahkan kerbau bertanduk emas. Namun semua hadiah yang mahal-mahal itu ditolak oleh Putri Perihan. Setelah lama berselang tiba-tiba datang menghadap tiga orang pangeran bersaudara. Ketiga pangeran itu biasa dipanggil Pangeran Sulung, Pangeran Menengah, dan Pangeran Bungsu. Mereka berasal dari kerajaan kecil, jauh dari keramaian. Ayahnya baru saja meninggal, dan mereka baru saja membagi warisan. Nah, warisan itulah yang dibelikan hadiah menarik untuk melamar Putri Perihan. Setiba di istana, mereka terheran-heran mendapati Paduka Sultan tak henti-hentinya mencucurkan air mata. “Kamu datang terlambat,” kata Sultan. “Putri kesayanganku sakit keras dan tak sadarkan diri sejak beberapa hari lalu. Kukira aku tidak perlu mencarikan pasangan untuknya.” “Ampun Paduka! Siapa tahu, dengan kedatangan kami yang sungguh-sungguh berniat ini, putri Paduka segera sembuh,” jawab ketiga pangeran yang ter-
lambat itu. Di depan Sultan, Pangeran Sulung memperlihatkan sebuah cermin. “Melalui cermin ini, Tuan Putri dapat melihat semua negeri di seluruh dunia. Negeri itu sangat indah. Dengan melihat keindahan itu, Tuan Putri akan sembuh.” Sultan rupa-rupanya tertarik akan keterangan Pangeran Sulung. Ia mencoba cermin itu. Tangisnya mulai terhenti. “Ini karpet ajaib, Paduka!” kata Pangeran Menengah seraya memperlihatkan karpetnya. “Paduka Tuan dan Sang Putri dapat pergi ke mana-mana melihat keindahan alam dalam waktu yang cepat.” Sultan mencobanya. Wah! Ia merasa terapung-apung di atas karpet yang didudukinya. Paduka Sultan mulai tersenyum. “Lalu, hadiah apa yang kamu bawa untuk Putri Perihan?” tanya Sultan kepada Pangeran Bungsu. “Maaf, hamba hanya membawa sebutir jeruk lemon,” kata Pangeran Bungsu sambil merogoh buah itu dari pundi-pundinya. Paduka Sultan tertawa, demikian pula kedua kakak Pangeran Bungsu. Namun Pangeran Bungsu berkeras hati. Ia menguliti jeruk itu, lalu memeras isinya. Air yang keluar dari buah jeruk itu diteteskan ke mulut Sang Putri. Ajaib! Selang beberapa lama tampak tangan Sang Putri bergerak-gerak. Kemudian perlahan-lahan membuka mata. Setelah melihat ke sekeliling, tiba-tiba Sang Putri bangun dari tidurnya. Sang ayah, Paduka Sultan sangat senang. “Sesuai janjiku, Putri Perihan! Pilihlah salah satu pangeran yang sedang melamarmu beserta hadiahnya yang menarik. Sang ayah lalu menjelaskan mengenai hadiah-hadiah itu. Katanya, “Menurutku, hadiah Pangeran Sulung dan Pangeran Menengahlah yang paling menarik dan bermanfaat.” “Tidak, Ayah!” jawab Putri Perihan tiba-tiba. “Hamba memilih Pangeran Bungsu, sebab tanpa jeruk yang bernama lemon itu, hamba tidak mungkin hidup kembali. Bagaimana hamba bisa menikmati keajaiban cermin dan karpet, apabila tidak ada jeruk lemon yang membuat hamba hidup kembali?” (Turki)
Griya
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
17
Tampil Mewah dengan Pot Terrazzo
Di sepanjang Jalan Hayam Wuruk, Tanjung Bungkak adalah salah satu sentra penjualan tanaman hias di Denpasar. Sepanjang mata memandang, tanaman-tanaman cantik hingga yang berbunga indah menjadi penyejuk mata. Dari tanaman berukuran kecil yang ditanam dalam kantung-kantung polibag yang dijejer di pinggir jalan, hingga tananaman berukuran raksasa bisa didapati disini. Semua nampak sama. Yang terlihat berbeda ketika tanaman itu ditempatkan dalam sebuah pot terrazzo. Tampilannya mewah seperti marmer.
“T
anaman bunga ini sama dengan yang dijual di sebelah. Tapi ketika saya tempatkan di pot terrazzo, tampilannya lebih menarik dan harga jualnya pun bisa lebih tinggi,” ujar Subur Laksono, pemilik Bali Jeding Landscape yang juga memproduksi pot terrazzo. Pot-pot terrazzo yang diproduksinya ini memang diperuntukkan tanaman indoor. Tersedia dari ukuran kecil untuk pot/vas meja, ukuran sedang, hingga yang besar. Pot ini juga bisa ditempatkan di atas standing (tatakan tinggi). Tanaman-tanaman yang ditempatkan pada pot ini juga tanaman khusus indoor. “Tanaman indoor seperti dendron, alocasia, samblung ijo, dll. ini tidak tahan panas. Kalau ditempatkan di tempat panas, akan kering,” jelas pria asal Jember ini. Untuk perawatannya, tanaman indoor ini dikeluarkan seminggu sekali dicarikan cahaya. Itu pun tak boleh cahaya langsung, tempatkan
di bawah pohon atau di bawah paranet. Penyiraman dilakukan dua hari sekali, tergantung jenis tanamannya. “Tanaman indoor yang paling gampang perawatannya adalah sejenis palem, seperti palem beregu, kamiduria, dll.,” imbuhnya. Subur Laksono mengatakan pot terrazzo produksinya itu diperuntukkan tanaman anggrek. Untuk pot yang ukurannya lebih besar ditanam beberapa batang anggrek. Ia mengaku sudah 4 tahun memproduksi pot terrazzo. Bahan baku untuk pembuatan pot ini yakni mild, semen putih, dan pecahan marmer. Proses pembuatannya dengan sistem pencetakan. Sehari setelah dicetak, hasil cetak direndam air, didempul, digerinda (dipoles), diberi obat dan proses akhir disemir untuk memberi efek mengkilat. “Proses pencetakan sampai selesai dan siap dijual memerlukan waktu minimal 4 hari,” ucap Subur Laksono. (Inten Indrawati)
18
Life Story
Edisi 989/ 29 januari - 4 februari 2018
“Tour De Indonesia 2018” Melintasi Buleleng Kabupaten Buleleng akan menjadi jalur lintasan kejuaraan sepeda dunia Tour De Indonesia sehingga upaya bersiapan terus dilakukan Pengurus Besar (PB) Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) termasuk Pengprov ISSI Bali dan Pengkab ISSI Buleleng. Untuk pertama kalinya Buleleng akan menjadi salah satu lintasan dalam rangkaian kejuaraan Sepeda bertajuk Tour De Indonesia yang akan berlangsung tanggal 25 hingga 28 Januari 2018.
K
etua Harian Pengkab ISSI Buleleng Wayan Ariasa usai melakukan audensi kepada Kapolres Buleleng, Senin (22/1) menjelaskan Tour De Indonesia yang mengambil start di Yogjakarta akan melintas di kabupaten Buleleng pada 28 Januari 2018 dengan jarak tempuh mencapai 170 kilometer dan waktu tempuh 4 Jam. Dipaparkan bahwa Tour De Indonesia tahun 2018 yang diikuti oleh 22 negara dibagi menjadi 14 tim akan mengambil start pada Etape Pertama di Yogjakarta dan finish di Ngawi, Jawa Timur, Etape Kedua mengambil start di Madiun dan finish di Mojokerto. Pada etape ketiga dari
Probolinggo menuju Banyuwangi. Etape kempat mengambil di Gilimanuk dan Finish di lapangan Puputan Renon Denpasar Bali. Dari Gilimanuk ratusan peserta yang telah mendaftarkan diri akan menuju Denpasar melalui lintasan jalan Gilimanuk-Singaraja melintasi jalan Sudirman, Jalan Pahlawan, Jalan Veteran, Jalan Mayor Metra, Jalan Jelantik Gingsir via Gitgit –Baturiti dan menuju finish di lapangan Puputan badung. Buleleng sebagai salah satu wilayah lintasan menurut ketua harian ISSI Wayan Ariasa telah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian terutama pada lintasan yang dinilai rawan karena kondisi jalan maupu adanya
Pengkab ISSI Buleleng Wayan Ariasa melakukan audensi kepada Kapolres Buleleng terkait Tour De Indonesia 2018
lintasan yang sering dilintasi oleh binatang. “Kami panitia lokal akan telah melakukan sosialisasi mengenai jalur yang akan dilintasi sehingga pada saatnya nanti lintasan itu bisa aman dari aktifitas. Sementara itu Kasat lantas Polres Buleleng Adi Sulistio Utomo mengaku telah siap un-
tuk mengamankan lintasan yang akan dilalui oleh peserta Tour De Indonesia. Apalagi Sulistio Utomo yang sempat bertugas di Bukit Tinggi mengaku sudah memiliki pengalaman dalam mengamankan Tour De Singkarak. Dua lokasi maisng-masing kawasan Pulaki di Kecamatan Gerokgak dan
kawasan Puncak Wanagiri di Kecamatan Sukasada akan menjadi atensi khusus pihak kepolisian. “Bukan hanya jalan berlubang tapi juga binatang liar, aktifitas masyarakat juga perlu mendapat atensi sehingga H-1 harus sudah disterilkan,”ungkapnya. (Wiwin Meliana)
mun bukan membawa canang atau pun banten, krama tersebut membawa beraneka macam buah-buahan lokal hasil panen warga setempat. Menurut Prebekel Desa Sidetapa Ketut Budiasa, tidak ada yang tahu persis awal mula tradisi atau ritual ini, akan tetapi hingga saat ini masyarakat tetap melaksanakan dan yakin ritual ini sebagai wujud rasa syukur dan hormat kepada leluhur. Sidetapa dulunya terkenal sebagai desa dengan hasil panen berbagai buah yang melimpah. “Dulu Sidetape terkenal sebagai penghasil berbagai macam buah sehingga sebagai bentuk rasa syukur dilakukaknlah persembahan ini,” jelasnya. Tr a d i s i N g aturang buah ini di awali dengan persembahyangan bersama di
Pura Desa setelah sebelumnya masing - masing warga yang sudah masuk krama adat membawa buah - buahan hasil panen di kebun mereka, seperti rambutan, manggis, duku, kepundung, wani dan durian ke Bale Pebatan yang ada di Pura Desa. Khusus untuk buah durian, mengingat Desa Sidetapa sebagai daerah penghasil buah durian, warga diwajibkan membawa durian sebanyak 2 - 3 buah, untuk laki - laki di tempatkan dalam kise (tas-red) dari daun aren (ron-red) yang di anyam sementara untuk yang perempuan menggunakan penarak (besek). Prosesi ini dihantarkan oleh pemangku atau masyarakat menyebutnya balian, dimana terdapat dua balian yakni balian alit dan balian ageng. Ia mengungkapkan, tradisi ini hanya bisa dilaksanakan hanya saat musim buah tiba dalam artian tidak mesti satu tahun sekali, akan tetapi ketika sudah memasuki musim buah seperti saat ini salah satu warga yang
Ritual Ngaturang Buah di Desa Sidetapa
ditunjuk akan mengumumkan bahwasannya akan diadakan ritual ngaturang buah. “Kita melihat situasi dan pas musim panen buah, jadi tidak menentu kapan bisa dilaksanakan ritual ini,” jelasnya saat diwawancarai usai ritual ngaturang buah, Rabu (24/01). Uniknya, ratusan krama yang membawa buah-buah tersebut setelah dihaturkan dan dipersembahkan maka krama wajib nunas surudan untuk dibawa pulang. Hanya saja, krama hanya membawa sebagian kecil buah yang dihaturkan, selebihnya akan diberikan kepada kepada masing - masing pamong dan dinikmati oleh warga masyarakat yang mengikuti prosesi tersebut termasuk warga yang datang dari luar, sementara sisanya bisa di bawa pulang oleh warga. “Nantinya buah yang masih tersisa akan kita dinikmati bersama-sama di luar areal pura Desa,” ujarnya. Nah, makan durian dan buah-buahan lainnya inilah yang sangat menarik dalam ritual ini. Sebab warga setempat akan sangat terbuka dengan masyarakat lain yang turut menyaksikan ritual ini bahkan mereka pun kecipratan untuk mencicipi manisnya duren Sidetapa. Oleh Prebekel Sidetapa, makan buah durian dengan jumlah yang sangat banyak dan dengan melibatkan seluruh warga setempat menjadi hal yang sangat unik dan patut diketahui banyak orang. Maka untuk mengakrabkan ritual ini kepada masyarakat umum, pihaknya mulai memperkenalkan ritual ngaturang buah ini sebagai Sidetapa Durian Festival. “Saya ingin mengembangkan pariwisata melalui tradisi ini yang akan saya coba kemas ke dalam bentuk festival,” ungkapnya. Ke depan, Budiasa juga menambahkan, untuk mengembangkan Sidetapa dari sektor pariwista, pihaknya akan menggagas Swalayan terbuka atau open market kepada wisatawan mancanegara. Konsep dari swalayan terbuka ini adalah wisatawan yang berkunjung secara bebas dapat memetik secara langsung berbagai jenis buah lokal dilahan yang telah disediakan. Bahkan tekait dengan durian festival, pihaknya juga berinisiatif untuk melombakan buah-buah durian yang dibawa sehingga ketika ada kunjungan wisatawan mereka juga ikut menikmati. “Mereka ikut makan secara gratis, tetapi ketika pulang mereka akan beli oleh-oleh dari apa yang telah kita siapkan,” tandasnya. (Wiwin Meliana)
7
Mau Berobat Ditemani Sahabat
Di antar oleh kakak sulungnya, Arjuna (40) baru saja melakukan kontrol di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Selagalas Mataram, NTB. Ia tersenyum ketika melihat Tania datang menjemputnya. Sudah lama mereka tidak saling berjumpa sejak keduanya terpisah saat kuliah. Arjuna kuliah di Jawa Timur dan Tania kuliah di Mataram. Maka pertemuan mereka itu sangat hangat dan penuh keceriaan. Tania tahu benar bagaimana membuat Arjuna tertawa, begitu juga sebaliknya. Hal inilah yang membuat mereka bersahabat tidak pernah putus.
Festival Ngaturan Buah Desa sidetapa merupakan salah satu desa Baliaga yang terdapat di Kabupaten Buleleng. Setiap desa memiliki potensi, budaya, dan tradisi unik yang mungkin tidak terdapat di daerah lain. Begitu juga tradisi ngaturang buah yang sudah berlangsung sejak 700 tahun Masehi. Meskipun tidak diketahui secara pasti cerita dan awal mula tradisi ini dilaksanakan, namun warga konsisten untuk tetap melakulan ritual ini dari dahulu hingga sekarang. Sejak pagi ratusan krama Desa Sidetapa Kecamatan Banjar sudah memadati areal Pura Desa setempat. Krama pengarep yang terdiri atas 835 KK tersebut mengenakan pakaian adat sebagai tanda bahwa akan dilakukannya persembahyangan. Na-
Edisi 989/ 29 januari - 4 februari 2018
A
rjuna lahir sebagai anak bungsu dari 6 bersaudara. Keluarganya termasuk terpelajar. Orangtuanya adalah pendidik yang disegani di kampung tempatnya tinggal di Pulau Sumbawa. Mereka hidup dalam lingkungan yang terpelajar. Rata-rata saudaranya dikenal pintar termasuk Arjuna sendiri yang sering masuk dalam tiga besar di sekolahnya. Arjuna pandai bergaul dan memiliki banyak kawan. Kehidupan ekonomi yang mapan juga membuat ia tidak pernah hidup kekurangan. Situasi keluarganya terbilang cukup baik dalam segala hal. Sebagai laki-laki, pembawaan Arjuna sedikit kemayu tetapi tidak banci. Semasa SMP dan SMA ia memiliki lima sahabat dekat yang selalu bersama, tiga laki-laki dan satu perempuan. Persahabat mereka cukup dekat khususnya dengan Tania sahabat perempuannya. Jika tidak sedang berlima, maka mereka selalu berdua. Persahabatan mereka ini pun tidak dipandang aneh oleh sekitarnya. Biasa saja karena pembawaan kemayu Arjuna cenderung lebih suka bermain dengan kawan perempuan. Hal itulah yang membuat Tania hafal benar sifat Arjuna. “Arjuna itu baik, sebenarnya dia jarang bicara hanya banyak tertawa, tetapi sekalinya bicara apalagi pada orang yang tidak disukainya, dia bisa nyerocos ‘tidak pakai saringan’ dan nyelekit,” kata Tania. Rupanya kebiasaan blak-blakan ini membuat Arjuna sampai pernah dirawat di rumah sakit jiwa beberapa tahun yang lalu semasa ia masih kuliah. Kisahnya, ketika menjelang ujian semester tiba-tiba Arjuna dipulangkan ke Pulau Sumbawa. Kala itu Tania tidak tahu apa yang terjadi ketika kakak sulung Arjuna memintanya untuk datang menjenguk Arjuna. Keluarga Arjuna memang mengetahui dekatnya hubungan persahabatan mereka sehingga diharapkan Arjuna mau bicara pada Tania. Kakak sulung Arjuna mengungkapkan bahwa sudah dua bulan Arjuna tidak mau makan yang cukup dan sama sekali tidak ingin bertemu apalagi bicara pada orang lain, termasuk kepada orangtua dan saudara-saudaranya. “Waktu saya jemput di koskosannya di Surabaya, kamar Arjuna gelap. Lampu dimatikan dan semua gorden ditutup rapat dan menambah tebal gorden dengan sarung sehingga benar-benar gelap,” kata Ratni, kakak sulung Arjuna. Waktu dijemput kondisi Arjuna memprihatinkan. Menurut rekan satu kosnya kepada Ratni, Arjuna sudah tidak pernah ke kampus dan
tidak pernah keluar kamar selama sebulan. Ia juga tidak pernah mandi selama sebulan itu dan makanan di sekitarnya yang diberikan oleh kawan-kawan kosnya hanya berserakan penuh semut dan jamur. Ketika kawan-kawannya memberinya makanan, Arjuna tidak keluar melainkan hanya membuka sedikit pintu kamar tanpa memperlihatkan wajahnya, hanya untuk mengambil makanan tersebut saja. SELIMUT TEBAL Merasa ada yang aneh dari perilaku Arjuna, kawan-kawan kos Arjuna inilah yang kemudian berinisiatif datang ke kampusnya dan menanyakan alamat serta nomor kontak keluarganya sehingga bisa menelepon orangtua Arjuna di Pulau Sumbawa. Karena Arjuna sama sekali tidak mau bicara apa pun dan tidak ingin bertemu siapa pun. “Benar-benar kondisi adik saya waktu saya jemput itu memprihatinkan sekali,” ujar Ratni. Selama berada di rumah orangtuanya, kondisi Arjuna makin parah. Selain tidak mau ketemu siapa pun, ia juga tidak mau bicara sama sekali dan selalu ketakutan kalau bertemu orang berkulit agak gelap. Susah payah orangtua dan saudara-saudaranya membujuk Arjuna untuk bicara, namun praktis sudah sebulan di kampung halamannya itu ia tetap saja tidak mau bicara. Keluarganya juga memintanya untuk mau berobat ke Mataram, juga tidak ada respons sama sekali. Semua pintu dan jendela ditutup, ia tidur dalam gelap. Tubuhnya ditutup selimut tebal dan ia seperti sedang bersembunyi. Karena itulah, orang tua dan saudaranya mengingat Tania. “Mungkin lewat sahabat akrabnya itu dia mau bicara,” kata Ratni. Tania yang baru tahu kabar itu lalu datang dan menemui Arjuna. Perlahan ia membangunkan Arjuna dan menggenggam tangannya dari balik selimut. Waktu Tania mengatakan bahwa ia datang menjenguk, Arjuna tibatiba membuka selimut dan pelan-pelan bangun
untuk duduk. “Itu saat yang membahagiakan bagi ayah dan ibu kami melihat Arjuna mau merespons orang lain setelah dua bulan bersembunyi di balik selimut,” kata Ratni. Begitu bangun, Arjuna menoleh tidak senang pada orang-orang yang ada di kamarnya. Bibirnya mencibir dan alisnya rata tanda ia tidak senang. Tania memberi kode agar semua yang ada di kamar itu keluar. Pintu kamar pun tertutup mereka mulai saling mengobrol kangen-kangenan. “Kami mengintip dan mendengar kira-kira apa yang mereka bicarakan. Tetapi
rupanya Arjuna seperti tahu ada orang yang mengintipnya. Ia lemparkan gelas ke arah pintu, kami pun mengerti dan menjauh dari pintu,” ujar Ratni. Keluarga besar mereka harap-harap cemas pada apa yang akan disampaikan Arjuna pada Ratni. Begitu Ratni keluar kamar, seluruh keluarga mereka berkumpul mendengarkan Tania. Dari sanalah baru diketahui bahwa kemungkinan ada peristiwa yang mengancam Arjuna di kampusnya. Tania mengatakan bahwa Arjuna takut kepada orang hitam dan keriting. Kemung-
kinannya Arjuna pernah bercanda dan bicara nyelekit kepada rekannya dari daerah Timur. Ia selalu merasa dikejar-kejar dan hendak dibunuh orang. Itulah yang membuat ia tidak berani bertemu siapa pun. Satu-satunya orang yang dipercaya Arjuna saat itu adalah Tania dan Tanialah yang berhasil membujuknya berobat ke Mataram. “Tetapi Arjuna hanya mau berobat ke Mataram dengan ditemani Tania,” ujar Ratni. Seluruh keluarga dengan segera setuju sesegera mungkin Arjuna berangkat ke Mataram ditemani Tania dan Ratni. Selama perjalanan Arjuna hanya mau bicara sepatah dua patah kata kepada Tania. Setelah berhasil membujuk Arjuna untuk dirawat di rumah sakit jiwa, Tania pun meninggalkannya. Arjuna dirawat selama tiga bulan hingga benar-benar dinyatakan sembuh tetapi harus tetap minum obat dan melakukan kontrol rutin. Beruntung Arjuna memiliki saudara-saudara yang peduli dan membesarkan jiwanya bahwa berobat ke rumah sakit jiwa itu bukan aib. “Sakit jiwa itu sama dengan sakit-sakit biasa, kalau kambuh harus berobat,” ujar Ratni yang sering mengantar Arjuna berobat jika Arjuna kambuh. Selama masa itu Arjuna bisa hidup normal dan menyelesaikan kuliahnya. Ia juga telah menikah dan berbahagia dengan istrinya dan dua anak angkat mereka. (Naniek I. Taufan)
6
Woman on Top Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M (K)
Nunung
Edisi 989/ 29 januari - 4 februari 2018
Perlu yang Cepat, Akurat, dan Murah Bali selama ini dikenal sebagai Pulau Wisata. Namun, tidak tertutup peluang untuk usaha lain. Salah satunya, di bidang kesehatan. Hal ini diungkapkan Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M (K) saat peresmian Fasilitas Produksi Rapid Test PT Kimia Farma (Persero) Tbk di Denpasar, Bali.
“S
elama ini Bali identik dengan tempat wisata. Ternyata Kimia Farma bisa membangun fasilitas produksi rapid test di Pulau Wisata. Bali yang selama ini terkenal de ngan industri pariwisata, ke depan juga berpeluang menjadi terkenal dengan industri alat kesehatan. Semoga apa yang dihasilkan nanti bermanfaat bagi masyarakat. Di sisi lain, pengembangan industri alat kesehatan dalam negeri ini membantu mencapai kemandirian alat kesehatan di Indonesia,” ung kapnya, Rabu (24/1). Dalam kesempatan tersebut, Menkes yang didampingi Dirut Kimia Farma Honesti Basyir me ngatakan meningkatnya jumlah pend erita penyakit
menular berbahaya di masyarakat membuat perlu adanya komitmen bersama dari masyarakat serta pemerintah. “Beberapa penyakit seperti hepatitis, malaria, de mam berdarah, sifilis serta HIV merupakan penyakit yang perlu untuk mendapatkan perhatian dan penanganan lebih karena kontribusinya yang tinggi dalam menyumbangkan jumlah angka kematian penduduk. Untuk itu diperlukan alat deteksi penyakit yang cepat, akurat, dan murah,” tegas dokter ahli penyakit mata ini. Prevalensi kasus beberapa pe nyakit menunjukkan kecenderu ngan semakin meningkat. Tahun 2018, prediksi jumlah kasus sifilis (based on prevalent data) men capai 344.520 atau meningkat sebanyak 4.062 kasus dari tahun lalu, 340.458. Prediksi jumlah
kasus malaria (based on data incident rate) sebesar 795.046 atau meningkat 9.373 kasus dari tahun lalu, 785.673. Prediksi jumlah kasus hepatitis B (based on prevalent data) tercatat di angka 693.280 atau meningkat 8.173 kasus dari tahun lalu, 685.107. Prediksi jumlah kasus Dengue (based on data incident rate) sebesar 121.510 atau meningkat 1.433 dari tahun lalu, 120.077. Untuk hal medis lain, prediksi jumlah kasus kelahiran (based on crude birth rate) men capai 5.035.291. Sementara itu prediksi jumlah kasus HIV tercatat di angka 62.226. Berdasarkan data tersebut, perlu adanya program deteksi dini terh adap penyakit yang telah disebutkan apalagi beberapa penyakit tersebut termasuk ke dalam k a t e g o r i penyakit
yang berkontribusi dalam pening katan angka kematian. Program deteksi dini tersebut akan diwu judkan dalam bentuk test kit yang diproduksi Kimia Farma. Produk alat kesehatan test kit yang dihasilkan da pat digunakan untuk mendeteksi penya kit, tes medis untuk
pemeriksaan atau screening me dis awal dengan menggunakan peralatan yang sederhana serta memberikan hasil dalam waktu yang cepat. Menkes yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universi tas Indonesia menyambut baik upaya PT Kimia Farma (Persero) Tbk yang melakukan pengemba ngan produksi berbasis research and development sehingga dapat memproduksi Pregnancy (HCG) Test, Malaria Test, Dengue IgG IgM Test, Syphilis Test, dan Hepatitis B Test. Test kit yang sedang dalam proses perizinan untuk diproduksi adalah HIV 1&2 Test dan Drug Test yang terdiri atas Morphine Test, Cocaine Test, Mariyuana Test, Amphetamine Test, Methamphetamine Test, Ecstasy Test, dan Benzodiazepine Test. “Saya juga mendorong PT Kimia Farma (Persero) Tbk untuk meningkatkan pasar domestik dalam rangka pemenuhan kebu tuhan dalam negeri melalui sistem e-catalogue sebagai implementasi Instruksi Presiden Nomor 6 Ta hun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Farmasi dan In dustri Alat Kesehatan,” tegas istri Prof. Dr. dr. H. Faried Anfasa Moeloek, Sp.OG ini. (Ngurah Budi)
“Pilih Bahan Baku” Salam Senyum... “Mbak, bisa dibantu? “ sambil berkata saya memanggil salah satu petugas penjaga Departement Store yang melintas di depan rak pajangan. ‘Tolong carikan ukuran yang S dan M. Warnanya sama ya.... Yang ukuran S untuk perempuan, yang ukuran M untuk laki - laki,” lanjut saya menunjuk sebuah polo shirt yang dipajang. Setelah agak lama mencari, dia memanggil rekannya untuk membantu dan mereka melakukan itu sambil ngobrol, bercanda, bahkan dengan bahasa daerah mereka yang tidak saya mengerti, tanpa mempedulikan saya sebagai customer yang menunggu. Melihat besar dan sudah ternama sebuah Departement Store yang saya kunjungi, rasanya mustahil kalau mereka sekarang memperkerjakan karyawan yang sama sekali tidak memiliki standar layanan yang baik. Jangankan layanan yang baik, layanan yang standar saja mereka sama sekali tidak melakukannya. Bisa dilihat dari perhatian mereka terhadap calon pembeli yang datang. Sama sekali tidak menunjukkan rasa antusias. bisa dilihat dari berjalan yang lambat, disertai wajah yang datar. Selanjutnya ketika diminta mencarikan barang yang akan diminta, mereka malah bersikap menolak. Seperti memberi kesan kalau pembeli itu mengganggu aktivitas mereka yang sedang ngobrol dengan sesama penjaga. Sampai mereka menuliskan nota pembelian yang lambat, menyerahkan nota tanpa memandang pembeli, tidak mengucapkan terima
kasih. Dan yang paling miris, tidak pernah sekalipun terlihat tersenyum ketika melayani pembeli. Bahkan mereka asyik ngobrol dan bercanda dengan bahasa yang tidak umum dengan rekan kerjanya, tanpa sedikitpun memperdulikan customer di hadapannya. Pembaca setia Dhani,s Art in Service, setelah lebih dari dua tahun saya menulis kolom ini, tidak pernah berhenti saya selalu berbagi pengalaman tentang dunia layanan. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki layanan. Dari hal yang paling kecil, sampai hal hal yang fatal yang dilakukan oleh para pelaku layanan. Tulisan saya kali ini akan membahas ke hal teknis. Bagaimana kita harus bisa mulai proses layanan dengan memetakan sebuah proses layanan dengan benar. ‘Memetakan’ yang lebih diartikan , kalau ingin layanan kita menuju layanan yang terbaik, maka lakukanlah perbaikan layanan mulai dari dasarnya. Yaitu bagaimana memilih ‘bahan baku’ seorang pelaku layanan yang tepat. Seorang tukang masak, hasil dari masakannya akan sangat tergantung dari bahan baku yang ada. Apakah bahannya segar, lengkap, dan bahan itu cocok untuk sebuah menu yang akan dibuat. Ini akan sangat berpengaruh dengan hasil masakan yang akan dihasilkan. Walaupun si tukang masak sangat pintar mengolah sebuah menu masakan, kalau bahan bakunya tidak sesuai standar dan tidak lengkap. Maka masakan yang dihasilkan tidak akan selezat yang diinginkan. Sama dengan layanan. Bahan baku yang saya artikan di sini adalah perekrutan se-
orang pelaku layanan harus dilakukan de ngan benar. Kembali ke cerita di atas. Sebuah Departement Store yang sudah tidak asing lagi dimana keberadaannya sudah ada dan tersebar di kota-kota seluruh Indonesia. Pasti mereka sudah dididik. Pasti mereka sudah diberikan pelatihan cara melayani dengan baik. Namun hasil di lapangan begitu parah dan mengecewakan. Bahan baku. Yaaaaa..... memilih bahan bakunya yang salah. Apalagi kalau bahan baku tersebut sudah memiliki karakter yang kental, yang sulit untuk dicairkan menjadi menjadi pelaku layanan yang baik. Memetakan sebuah layanan, salah satunya dapat dimulai dari memilih bahan baku yang benar. Dapat diartikan, bagaimana merekrut pegawai untuk menjadikan mereka nanti seorang pelaku layanan sesuai dengan harapan perusahaan. Ada sebuah pepatah yang sudah teruji seperti ini. “Apa yang kita pikirkan akan selalu menjadi lebih besar dalam kehidupan nyata. Apa yang menjadi fokus akan menjadi lebih jelas. Dan apa yang dikatakan berulang akan membentuk cara hidup kita hari ini dan akan menjadi siapa kita di hari esok.” Naaahhh.. pepatah ini sangat selaras dengan pemilihan bahan baku yang benar untuk sebuah layanan. Menerapkan prinsip ini disaat mulai merekrut pegawai yang akan bertugas melayani para pelanggan akan dapat menjadikan mereka tim yang mempunyai budaya sebuah layanan yang baik. Bagaimana merekrut pegawai yang konsisten mendengar, melihat, memahami bagaimana pandangan perusahaan tentang layanan. Para calon pegawai tersebut selaras dengan visi dan nilai dan tertanam sema ngat untuk belajar lebih banyak tentang layanan. Para calon karyawan akan berfikir, merasa dan berkeyakinan kalau mereka
tidak tertarik dengan hal tersebut maka akan mengundurkan diri dari perusahaan yang sangat mementingkan layanan yang baik bagi pelanggannya. Keberadaan secara fisik, sangat mudah untuk menilai kepantasan seseorang menjadi pelaku layanan. Hal ini biasanya dengan melihat tinggi dan postur badan, kebersihan kulit, proposional wajah, dan lain sebagainya yang identik dengan penilaian secara kasat mata. Namun untuk melihat ‘isi’ yang lebih dalam kita harus jeli dari mulai melakukan wawancara terhadap calon pegawai. Salah satunya, kalau ketika kita bertanya tentang layanan, mereka lebih banyak menjawab dengan kata ‘saya’,.... akan mempunyai nilai beda ketika mereka lebih banyak menjawab dengan kata ‘kami....’ Yang mana lebih bernilai untuk seorang pelaku layanan yang baik? Tentu adalah kata ‘kami’ Jadi,... kalau ingin layanan bisa dilakukan dengan baik,.. Mari kita mulai dengan memilih bahan baku yang baik. Paling tidak sudah tergambar bahwa bahan baku tersebut lebih mudah mengolahnya untuk menjadi seorang pelaku layanan yang hebat. Ingin membaca tulisan saya dalam bentuk buku? Silakan dapatkan buku karya saya “SERVICE A LA CARTE”. Materi ini juga terdapat dalam pelatihan yang saya beri judul SERVE WITH LOVE. Bagaimana dapat mengetahui dan menerapkan ‘SERVE WITH LOVE’ di perusahaan/instansi Bapak/Ibu? Silakan hubungi manajemen kami, dan kami siap sharing dalam pelatihan, IHT (In House Training) atau workshop dan seminar seper ti apa yang Bapak atau Ibu perlukan. Salam 3SP Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani srisumahardani3sp@gmail.com
Variasi Kue Lumpur Berbahan Dry Potato Variasi kue lumpur buatan Nunung menggunakan bahan dasar kentang kering sehingga lebih tahan lama.
Kue lumpur nan lezat susah untuk ditolak. Rasa empuk berpadu gurih memberi sensasi tersendiri di lidah. Sebagai jajanan tradisional, kue lumpur banyak diminati semua kalangan.
M
elihat peluang tersebut, Nunung, wanita cantik dari Sidoarjo membuat variasi kue lumpur beraneka macam topping dan rasa. Mulai dari cheesy green tea dengan sensasi teh hijau dan keju, rich choco yang penuh selai dan coklat Cadbury batangan, dan original taste bertabur kismis legit. Nunung menamakan produknya “Poteto”, karena berbahan dasar dry potato (kentang kering). Jika selama ini kue lumpur menggunakan umbi kentang segar, Nu nung menggantinya dengan dry potato
Nunung
sehingga lebih tahan lama, karena sudah dalam bentuk serbuk dan tinggal menambah air. Dry potato juga dinilai lebih praktis, namun secara tekstur maupun rasa tidak ada perbedaan sama sekali dengan umbi kentang yang segar. “Saya kembangkan kue tradis ional berbasis kue lumpur dengan daya tahan lebih lama, hingga 4-5 hari dalam suhu ruan gan. Kalau di dalam kul kas sudah pasti lebih awet,” ulas wanita bernama lengkap Nur Saadah ini. Secara tekstur dan rasa hampir tidak ada perbedaan. Kue
lumpur buatan Nunung bahkan lolos dalam sebuah kompetisi yang diadakan oleh Indo nesia Pastry Alliance (IPA) dan menduduki peringkat 3 besar. Sebagai pelaku di bidang kuliner, Nunung mengaku tidak terlalu kesulitan dalam menemukan ide
19
Edisi 989/ 29 januari - 4 februari 2018
membuat kue lumpur Poteto. Saat ini kue lumpur buatan Nu nung dijual online melalui sosial media (sosmed). Sementara untuk saat ini, dalam sehari Nu nung mampu menjual 50 pcs kue lumpur melalui order online. Memang, kecintaan memasak ibu dari dua orang putri ini sudah tertanam sejak muda hingga kon sisten menekuni bisnis kuliner.
Berkreasi dalam memasak pun menjadi sesuatu yang mengasyik kan. Ia mem-branding jualan nya sebagai home made kitchen, dengan menyiapkan makanan sesaat sebelum diantarkan kepada pemesan. “Saya sajikan semua masakan fresh from the oven dan saya yakin terjun di bisnis ini karena bagi saya selagi orang perlu makan, bisnis kuliner itu tidak akan mati,” pungkas penulis beberapa resep masakan tersebut. (Lely Yuana)
IPA Dorong Pebisnis Kuliner Berinovasi
Indonesia Pastry Alliance (IPA) mewadahi chef profesional serta pelaku usaha kuliner untuk terus berinovasi menciptakan kreasi baru.
Bisnis pastry seakan tak ada matinya, peluang usaha tersebut bahkan kini kian menjamur. Pastry merupakan salah satu pengetahuan tentang pengolahan dan penyajian makanan, khususnya berbagai jenis kue. Indonesia Pastry Alliance (IPA), sebagai sebuah asosiasi atau aliansi beberapa pastry chef profesional seluruh Indonesia, mewadahi orangorang yang memiliki profesi di bidang ini. Tujuan didirikannya IPA sebagai jembatan penghubung antara supplier penyedia bidang komoditi dengan user pastry. Disamping itu, IPA juga menjadi mediator untuk peningkatan kualitas SDM para pastry chef. Mereka akan memperoleh edukasi, tidak hanya pastry chef saja, namun juga pebisnis di dalamnya, maha siswa/siswa, serta masyarakat umum. “Agar memiliki pengetahuan tentang pastry sehingga bisa berkreasi di bidang ini dan menjadi entrepreneur,” ungkap I Made Kona, Advisor (penasehat) sekaligus senior dari IPA. Di samping meningkatkan kualitas produk, ilmu patisserie juga bermanfaat meningkatkan value (nilai tambah). IPA sendiri telah ada sejak 2003 dan berdiri di Jakarta, sebelumnya dikenal dengan nama Asosiasi Pastry Chef. Selain edukasi, kegiatan lain dari IPA adalah kompetisi. Seperti yang telah dilakukan beberapa waktu lalu. IPA merasa memiliki peran serta di dalam mendukung para pelaku bisnis pastry. “Kita punya kewajiban secara moral dan bisnis mendukung supaya mereka bisa maju,” imbuh pria yang juga berprofesi sebagai dosen
Patisserie di STP Nusa Dua Bali ini. Acara kompetisi diadakan pada Agustus tahun lalu di Bali, dan berhasil menjaring pemenang salah satunya dari Surabaya dengan produk kue lumpur berbahan dry potato bernama Poteto. Pemenang mendapatkan sertifikasi serta uang, benefitnya tentu saja mendapatkan per bandingan serta pengalaman. “Para peserta yang sudah ikut lomba, bisa belajar dari sana,” ulas Kona saat dijumpai di Surabaya, Rabu (24/1) Menurutnya, saat ini prospek bisnis di bi dang pastry sangat luar biasa untuk dikembang kan. Pastry menjadi kudapan inovasi baru yang tak membosankan. Didukung perkembangan ekonomi yang semakin maju, orang mencari sensasi makanan lain selain jajanan pasar. Pastry juga bisa menjadi oleh-oleh makanan khas kekinian.”Di sinilah perannya, sehingga prospek ini bisa kita lirik usai kita lakukan survei, bahwa efek dari pembuatan produk ini berimplikasi pada pariwisata,” tambahnya. Pria asli Bali tersebut memberi bocoran cara berbisnis pastry bagi pemula, yang disebut tujuh strategi marketing. Bahwa konsep-konsep di da lam melakukan usaha ini harus memperhitung kan beberapa hal. Di antaranya memperhatikan ciri khas produk, harga bersaing, tempat (lokasi) penjualan, promosi (merupakan hal paling penting yang perlu diperhitungkan, bisa melalui media sosial atau selebaran), people (orang yang bekerja di dalamnya), proses packaging, serta fisik interior toko yang kita miliki. (Lely Yuana)
20
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Anna Dewi Astuti
Nine
Wujudkan Mimpi Jadi Nyata
Mengkhayal tinggi, setinggitingginya meski dalam keadaan terpuruk, tampaknya penting untuk dicoba. Bagi mereka yang memiliki jiwa berjuang, hal ini bisa menjadi pemicu semangat untuk menuju puncak dari khayalan tersebut. Tidak ada yang mustahil, jika khayalan itu diikuti oleh usaha yang sungguhsungguh. Anna Dewi Astuti, owner Bunga Jewellery Pearl adalah satu dari sedikit perempuan gigih yang ‘bertarung’ mewujudkan mimpi-mimpi dan khayalannya menjadi kenyataan.
S
iapa sangka, pengusaha mutiara beromzet ratusan juta rupiah perbulan ini, mengawali usahanya dari berdagang pelecing, makanan matang dan camilan sederhana seharga rata-rata ribuan rupiah saja. Di tahun 2000, dagangan itu digelarnya di meja kecil depan kos-kosannya demi untuk bertahan hidup dan membantu ekonomi keluarganya. Penghasilan suaminya yang kala itu hanya honorer tidak lebih dari Rp 35 ribu, jelas tidak bisa menopang kehidupan keluarga mereka dengan layak. Meski sejujurnya diakui oleh Anna, dengan hasil dagangannya itu pun juga sesungguhnya masih jauh dari cukup. Mereka bahkan pernah
Olahraga sangat penting bagi kesehatan tubuh kita. Jika kita kurang berolahraga badan menjadi kurang fit. Kita mudah terserang penyakit seperti penyakit jantung, obesitas dan berbagai macam penyakit lainnya. Banyak jenis olahraga yang bisa secara rutin kita lakukan. Salah satu olahraga yang menjadi favorit dilakukan bersama-sama adalah zumba.
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Anna merintis usahanya dengan berjuang dari bawah
mengalami sedihnya saling bertanya, “hari ini kita makan apa?” Namun semua itu dilalui Anna dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Beruntung Anna memiliki jiwa yang mandiri dan pekerja keras serta pantang merepotkan orangtua dan keluarganya. Padahal sebenarnya ia berasal dari keluarga yang cukup dan sama sekali tidak kekurangan. Namun Anna memilih hidup mandiri, berusaha sendiri untuk kelangsungan hidup keluarganya. Berjualan kecil-kecilan depan kos-kosannya itu bukannya tanpa tantangan, terutama dari orangtuanya. “Orangtua saya awalnya sempat malu melihat saya dagang pelecing depan kos, karena sesungguhnya jika saya mau menerima bantuan dari orangtua saya tidak perlu melakukan itu,” ungkap Anna. Namun dengan bijak ia mengungkapkan alasannya kepada orangtuanya, bahwa ia ingin berusaha dan berjuang sendiri tanpa harus
Bunga Jewellery Pearl tempat Anna mendesain karya-karya perhiasannya
merepotkan mereka. “Yang penting rusahaan ini, ia pernah ditempatkan erja itu. “Sambil bekerja saya sambil kompor saya bisa menyala,” begitu di bagian inventory, lalu berpindah ke mengkhayal, meski pun waktu itu alasanya yang kemudian meluluhkan bagian sale dan kemudian di bagian rasanya sangat sangat tidak munghati kedua orangtuanya itu. Itulah keuangan. Anna melihat usaha mu- kin,” katanya. Khayalan itu tampak masa di mana Anna pernah merasa tiara itu begitu bagus peluangnya. semata-mata untuk mengobati hati hidupnya sangat terpuruk. Ia ingin Di sinilah ia mulai mengkhayal tinggi yang punya keinginan namun serasa bekerja di tempat yang lebih baik, sekali, bahwa ia sangat ingin men- tak mampu menggapainya. namun tidak tahu di mana. Padahal jadi besar seperti tempatnya bek(Naniek I. Taufan) Anna ingin bekerja apa saja, yang penting halal dan bisa membantu suaminya membiayai keluarga karena kebutuhan hidup tidak hanya soal makan dan minum melainkan juga banyak kebutuhan lain yang harus mereka penuhi. Hingga suatu hari ia bisa bekerja di sebuah perusahaan mutiara di masa boomingnya mutiara Lombok sekitar Anna (tengah baju putih) bersama salah seorang putrinya dan karyawannya tahun 2000-an. Di pe-
Anna juga tidak malu menerobos kantorkantor pemerintah terkait seperti Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi dan lainnya, agar ia bisa dibantu untuk diikutkan pada pameran-pameran ke luar daerah. “Kami berdua harus berbagi tugas secara bergantian, satu ikut pameran satu standby jualan di Lombok,” ujarnya. Ketika usahanya mulai berjalan, ia membutuhkan modal namun tidak ingin Anna (kiri) bersama suami dan puterinya berspekulasi tanpa Tidak memiliki modal, tentu saja perhitungan. Ia dan kawannya itu, seperti omong kosong saja. Namun Ketut Dewi Yani, merasa harus rupanya tidak begitu dengan Anna. punya toko agar usaha mereka ini Ia rela berjalan ke sana kemari men- setidaknya terlihat menjanjikan. jalin hubungan baik dengan mereka Jalan sana sini, tidak ada satu pun yang memiliki mutiara untuk ia bank yang mau memberinya pinjajualkan. Meski tanpa modal uang, man waktu itu karena memang Anna punya modal kepercayaan. kelihatan usahanya ini tidak men“Orang percayakan barangnya (mu- janjikan. Sampai akhirnya Telkom tiara) untuk saya jual, itulah modal memberinya pinjaman modal Rp 20 saya,” ungkapnya mengenang. juta. “Uang inilah yang kami pakai
untuk sewa ruko kecil di bagian selatan itu,” kata Anna sambil menunjuk ruko pojokan yang kini menjadi satu dari empat ruko yang telah direhabnya di Jalan Raya Senggigi Meninting yang menjadi tempatnya Bunga Jewellery Pearl hari ini. Dapat pinjaman modal, ternyata masalahnya belum selesai. “Pemilik ruko minta kami mengontrak harus selama dua tahun, tidak mau setahun yang Rp 8 juta,” kata istri dari Lalu Aksara Priyadi ini. Karena rencananya sisa pinjaman modal itu untuk menambah modal usaha, akhirnya Anna dan rekannya meminta dengan sangat kepada pemilik ruko tersebut agar diberikan waktu untuk membayar pelunasannya sewa dua tahun itu. Beruntung mereka mendapat keringanan membayar sisa sewanya yang satu tahun lagi beberapa minggu kemudian. Dengan ruko kecil itulah Anna berjuang bersama rekannya itu. Perempuan kelahiran 25 Agustus 1972 ini memang tergolong pandai membaca peluang ia mainkan strategi yang manis dengan melakukan kerja sama dengan travel-travel agent, lalu terus berinovasi terhadap desain-desain mutiara karyanya. Ia mengikuti benar trend model perhiasan yang up date. Hebatnya, Anna yang sama sekali tidak memiliki latar belakang sebagai de-
sainer ini mampu mendesain sendiri model-model perhiasan dan aksesoris yang dijualnya dengan begitu apik. Keahliannya ini ia dapatkan secara otodidak. Ia tidak pernah menggambar desainnya melainkan ketika ide itu muncul di kepalanya maka ia akan langsung membuat model terbarunya. Anna bahkan meraih Juara Desain Terbaik pada Telkom Craft tahun 2017 lalu. Kini, usaha Anna berkembang begitu pesat dengan omzet mencapai ratusan juta rupiah sebulan dengan setidaknya 20 karyawan. Memiliki banyak penghasilan tidak membuatnya menjadi perempuan yang ‘kalap’membelanjakan penghasilannya tersebut. Kuncinya, ia selalu mengerem dirinya untuk tidak menghambur-hamburkan uang semaunya. Management ‘penuh kesadaran’ dengan terus mengendalikan diri, itu yang diterapkan ibu dari Lalu Fajarullah A, Baiq Nadia Dewi Aksara, Lalu Virgi Firdaus Aksara dan Baiq Tiara Dewi Akrasa ini. Setidaknya itulah kiat sukses yang bisa dibaginya. Ia juga memiliki keyakinan bahwa setiap manusia itu dilahirkan pasti dengan rezekinya masing-masing. “Jadi kalau kita sedang berada di bawah, jangan sedih melainkan harus tetap semangat menghadapi hidup ini. Dan menyerah bukanlah solusi,” ujarnya. (Naniek I. Taufan)
arena itulah Penyehat Tradisional Mr. Chai, menyelenggarakan kegiatan “Zumba Party” yang diikuti oleh puluhan masyarakat Kota Denpasar dan sekitarnya pada Minggu (21/1) di Lapangan Parkir Penyehat Tradisional Mr. Chai, di Jalan Pulau Nusa Penida, Denpasar. Dalam kegiatan olahraga tersebut juga diwarnai dengan cek kesehatan gratis, konsultasi kesehatan gratis, serta doorprize. Selain itu juga diberikan diskon terapi di Penyehat Tradisional Mr. Chai bagi mereka yang mengikuti “Zumba Party” saat itu dan berbagai kejutan dari sponsor. Menurut Ketua Panitia “Zumba Party”, I Gusti Ayu Metriani, acara yang sama akan diadakan setiap bulan, serta tetap mendapatkan cek kesehatan dan konsultasi gratis. “Masyarakat bisa datang langsung ke Jalan Pulau Nusa Penida No. 33 Denpasar. Harga tiketnya sangat terjangkau, hanya Rp. 10.000 per orang,” ujar Ayu Metriani.
5
Zumba Party Bersama Penyehat Tradisional Mr. Chai
K
Menyerah bukan Solusi Selama tiga tahun bekerja di sini, rupanya Anna banyak belajar tentang bagaimana membangun usaha dengan sedikit demi sedikit belajar tentang mutiara. Hingga akhirnya karena perusahaan ini menjelang tutup, ia kena PHK dan harus merelakan dirinya kembali menganggur dan menjadi ibu rumah tangga. Namun bukan Anna namanya jika ia harus berdiam diri saja. Pengalamannya selama bekerja di perusahaan mutiara itu mulai merangsang naluri bisnisnya. Dengan penuh keberanian, dalam keadaan uang yang tidak ada ia pun memulai usaha berjualan mutiara kecil-kecilan bersama seorang kawannya di tahun 2004. Sebelum mengawali usaha ini, Anna sempat mengungkapkan keinginannya tersebut kepada suaminya. “Kamu jangan terlalu tinggi mengkhayal,” begitu kata suaminya waktu itu.
Inspirasi
Selanjutnya Ayu Metriani menyampaikan Penyehat Tradisional Mr. Chai melayani berbagai macam terapi yang menggunakan ramuan tradisional cina. Untuk obat –obatannya, lanjutnya telah terdaftar di Badan POM. Begitu juga dengan SDM-nya, mereka profesional serta bersertifikat sesuai dengan bidangnya masingmasing. Dikatakannya kombinasi antara terapi dan ramuan tradisional atau obat herbal alami yang tersedia di Penyehat Tradisional Mr. Chai ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Mulai dari penyakit jantung, stroke, diabetes (kencing manis), liver, kanker dan penyakit lainnya. Jika ingin berkonsultasi dapat menghubungi (0361) 240855. “Bagi siapa saja yang ingin konsultasi tidak dikenakan biaya alias gratis,” katanya. Selanjutnya Ayu Metriani, juga menginformasikan untuk memperoleh tiket mengikuti acara “Zumba Party” dapat di beli di Penyehat Tradisional Mr. Chai, di nomor telepon (0361) 240855 dan 081 3378 22644 dengan Metri. (Sri Ardhini)
Bali Post Jln. Kepundung 67A Denpasar. Tlp. (0361) 225764 Sekretariat Tokoh Jln. Kebo Iwa 63A Denpasat. Tlp. (0361) 425373 Kios Sumber Dana Budi Jaya Jln.Hayam Wuruk 58 Denpasar. Tlp. (0361) 223958 Kios 66 Jln. Wahidin 66 Denpasar, Tlp. (0361) 425126 Kios Widia Sari Jln. Bakung Sari No. 2 Kuta (Pasar Senggol Kuta). Tlp. 761640 Safii Roit (Ria Agency) Jln. Kesatrian 28 Tuban. Tlp. 765542
4
Inspirasi
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Rolland Ndoloe
Ketika menjadi keynote speaker pada kegiatan Lombok Youth Camp for Peace Leaders, di Areal Wisata Klui Malaka, Kabupaten Lombok Utara 21-25 Januari 2018, Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengungkapkan bahwa ada tiga kriteria yang menjadi ukuran kebaikan bagi hidup manusia, yaitu, Ilahiah, Insaniah dan Akhlakiah.
Gali Bakat Seni
Generasi Muda NTT Bekerja di perusahaan rekaman ternama di Jakarta dan memiliki jabatan lumayan bagus ternyata tidak selalu membuat orang merasa ‘cukup’. Untuk sebuah alasan yang -mungkin- tidak mudah dipahami oleh sebagian orang, Rolland Ndoloe, musisi yang telah banyak menelurkan penyanyi-penyanyi potensial selama kariernya di Jakarta, memutuskan pulang ke kampung halamannya demi mengembangkan seni musik dan olah vokal, khususnya untuk kalangan muda.
“E
ntah apa namanya, ‘panggilan jiwakah’ atau ‘panggilan darah’ tapi saya merasa sedih sekaligus prihatin dengan kondisi di sana. Kebetulan waktu itu tahun 90-an saya sudah di berkecimpung di musik dan bekerja di sebuah perusahaan rekaman. Saya sering bolak-balik Jakarta-Kupang untuk berbagai keperluan. “ “Nah kalau kebetulan ke Kupang saya manfaatkan untuk bertemu berbagai kalangan, termasuk kalangan seni di sana,” ungkap Rolland yang kini menjabat Ketua DPD PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia) Nusa Tenggara Timur. Dari seringnya melakukan perjalanan ke sana itulah, lanjut Rolland, membuat dirinya tahu permasalahan yang dikemudian hari menjadi latar belakang kepindahannya ke Kupang, NTT. Memutuskan ‘pulang kampung’ pun bukan hal yang mudah. Selain karena capaian yang telah diraihnya di Jakarta, tapi juga tantangan berat yang bakal dihadapi dalam menjalankan misinya, menjadi pertimbangan tersendiri. “Jadi itu (memutuskan pindah) merupakan pergumulan tersendiri. Tapi di sisi lain, selama di Jakarta saya banyak berkecimpung di bidang talent scouting khususnya untuk anak-anak. Nah kondisi yang ada pada masa itu di NTT yang boleh dibilang ‘kaya dengan bibit anak berbakat’ tentunya menjadi tantangan bagi saya yang memang membidangi talent scouting. Bagaimana dengan kondisi yang terbatas, saya bisa berbuat sesuatu
Rolland show
yang bermanfaat. Itu tantangannya,” tuturnya. Dan yang perlu diingat, tutur Rolland, kondisi NTT pada masa itu tahun 90-an hingga awal 2000-an belum lah seperti sekarang. Pada masa itu, pembinaan kesenian seperti bermusik maupun olah vokal untuk anak-anak belum lah menjadi perhatian. Jadi dia dan sejumlah orang yang peduli akan hal tersebut memulainya dari bawah. ‘MEROGOH KOCEK’ SENDIRI “Karena kepedulian belum ada maka tentunya sulit mengharapkan mendapatkan dana dari pihakpihak yang seharusnya mampu membiayai. Maka tak jarang, baik saya maupun orang-orang yang peduli pada pembinaan anak-anak, terpaksa merogoh kocek sendiri agar program kami bisa berjalan.
Jadi kalau dibilang susah, ya susah. Karena meskipun ini misi sosial tapi kan ada biaya yang harus dikeluarkan. “ “Jadi memang salah satu hambatannya adalah soal pendanaan. Namun di sisi lain, saya juga temanteman merasa senang dan sangat bersyukur, meski penuh keterbatasan program ini bisa berjalan. Masyarakat juga anak-anak merasa senang karena bisa menyalurkan bakatnya lewat program kami,” lanjut Rolland yang kemudian mendirikan studi pengembangan bakat dan kepribadian anak. Guna lebih memotivasi anak, Rolland dan timnya pun menggelar event berlabel ‘Kids Idol’. Di ajang ini lah anak-anak berbakat NTT dalam bidang menyanyi berkompetisi. “Jadi, jauh sebelum Idola Cilik digelar di RCTI, kami telah mengadakan event serupa di NTT tahun 2004,
Rolland Ndoloe sebagai Ketua PAPPRI NTT sedang memberi pengarahan pada siswa SMKN 4 Kupang
dan itu digelar setiap dua tahun sekali,” jelas Rolland yang juga aktif di RN Production Studio Recording. Sayangnya, karena keterbatasan dana juga kesibukan dirinya, pelaksanaan event ini menjadi agak tersendat. “Memang sayang ya, tapi mau bagaimana lagi. Dalam beberapa waktu terakhir saya agak kesulitan menghandle-nya. Selain kesibukan saya, juga keterbatasan dana,” kata suami dari Rambu PL Samapaty, ini. Persoalan pendanaan memang menjadi persoalan tersendiri yang cukup pelik. Pasalnya, sekalipun ini adalah misi sosial demi mengharumkan nama daerah, namun tetap saja dalam pengoperasiannya memerlukan dana. Bantuan dana memang ada, namun tak jarang tidak mencukupi sehingga membuatnya harus ‘nombok’ dari kantong pribadi. Untungnya, kata bapak satu anak ini, dia memiliki istri yang bukan hanya pengertian tapi juga mau menyokong upaya-upaya yang telah dilakukannya. “Beruntung saya memiliki istri yang pengertian. Bahkan mau ikut membantu kerja saya. Dia juga bekerja, jadi memiliki penghasilan sendiri,” ucapnya. Misi mulia, akan menemukan jalannya. Keyakinan inilah yang dipegang teguh oleh Rolland. Setidaknya, sejauh ini dia tetap bisa menggulirkan programnya dengan baik. Soal pendanaan dia masih mampu menutupinya dengan hasil kerjanya di proyek lain. “Di luar kerja sosial ini, saya juga mengerjakan berbagai proyek yang kebanyakan berhubungan dengan musik. Dari Jakarta pun sampai sekarang saya masih menerima banyak proyek. Nah penghasilan dari proyek-proyek itulah selain saya tabung, juga untuk keperluan keluarga, sebagian lagi saya gunakan untuk mengembangan program saya di sini (NTT),” jelasnya. Bicara tentang perjuangan Rolland, rasanya kurang afdal kalau tidak menyinggung tentang perjalanan lelaki ini hingga akhirnya bekerja sesuai passionnya. Pasalnya, sebelum berkarier di dunia musik, dia sempat ingin menjadi dokter. “Sebenarnya bakat saya berkesenian sudah ada sejak dulu.Ketika tamat SMA saya ingin melanjutkan ke IKJ –Institut Kesenian Jakarta— namun orangtua tidak setuju,” katanya. Maklum pada masa itu tahun 80-an jarang ada orangtua yang merelakan anak-anaknya memilih sekolah (formal) seni untuk pendidikan lanjutan. “Orangtua
Mandalika
Rolland Ndoloe
saya pun begitu. Kalau sekolah seni, bagaimana masa depan saya nantinya. Mungkin begitu kira-kira pemikiran orangtua. Maka akhirnya saya masuk fakultas kedokteran. Tapi hanya sampai sarjana muda. Saya keluar dan pindah ke Fakultas Ekonomi di Perbanas. “ “Dulu Perbanas adalah Sekolah Tinggi Ekonomi, kini menjadi Institut. Tapi itu pun tak lama. Saya merasa tidak cocok. Akhirnya saya keluar dan mengejar passion saya. Orangtua saya tak bisa ngomong apa-apa lagi karena saya memang sudah mencoba baik di kedokteran maupun sekolah ekonomi. Pada akhirnya orangtua saya mendukung kiprah saya di dunia musik,” papar Rolland panjang lebar. Kembali ke soal pembinaan seni suara dan musik anak NTT. Rolland merasa bermunculan generasi muda NTT di pentas nasional saat ini adalah suatu yang membanggakan. “Kami bukan hanya bersyukur tapi juga bangga dengan capaian ini. Semoga ini terus berlanjut dan bisa menjadi motivasi untuk anak-anak NTT lainnya untuk juga mencetak prestasi. Saat ini ada Mario Klau, Andmesh yang mengharumkan NTT. Begitu di Indonesian Idol ada tiga wakil NTT yang lolos babak 15 besar, Lala Marion, Monalarisa Magang dan Ahmad Abdul,” katanya bangga. Di bagian lain, Rolland pun menyinggung tentang kegiatan PAPPRI NTT yang dipimpinnya. Salah satu program yang kini tengah berjalan adalah melakukan roadshow ke sekolah-sekolah SMP-SMA terkait masalah pencegahan penggunaan narkoba sekaligus menyosialisasikan Undang Undang Hak Cipta. Artis, tutur Rolland sampai sekarang masih dijadikan panutan masyarakat. Ini berlaku di manapun, bukan hanya NTT tapi juga Indonesia dan seluruh dunia. Itulah sebabnya dalam banyak programprogram kemasyarakatan artis digaet untuk bekerja sama selain untuk menarik minat masyarakat sekaligus memopulerkan program tersebut. Namun kali ini justru kalangan artis lah—PAPPRI NTT-- yang memprakarsai roadshow kampanye anti narkoba/HIV AIDS serta sosialisasi UU Hak Cipta ke sekolah-sekolah. “Kami menggandeng BNN, BKKBN, dan instansi-instansi terkait, dll, untuk menjadi narasumber,” jelasnya. (Diana Runtu)
D
alam perjalanan sejarah peradaban bangsa, khususnya sejarah peradaban Islam, disebutnya bahwa pemuda adalah bagian penting yang dipercaya untuk memegang dan menangani urusan-urusan besar. Ia memberi contoh ketika di masa Rasulullah SAW dahulu, seorang pemuda bernama Zaid bin Tsabit, umur 12 tahun bahkan dipercaya oleh Rasulullah SAW untuk mengurus hal-hal besar, yaitu diberi tugas untuk menulis wahyu dan surat-surat Nabi. Meski ia tergolong masih sangat muda, Zaid bin Tzabit telah memegang amanah yang besar. Itulah salah satu contoh dimana Rasulullah SAW menaruh perhatian
21
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Lombok Youth Camp for Peace Leaders besar terhadap pemuda dengan memberikannya kepercayaan penuh pada tugas-tugas yang besar. Itu dilakukan karena dalam diri pemuda itu terdapat semangat kebaikan serta komitmen kuat untuk melaksanakan kebaikan-kebaikan itu. Juga dalam diri pemuda ada kejujuran, keberanian dan konsistensi. Pada zaman kemerdekaan pun, yang menjadi pelopor perjuangan juga adalah mereka yang masih berusia muda. Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan bangsa Indonesia adalah anak-anak muda, karena baginya anak-anak muda adalah harapan, anak-anak muda adalah kejayaan di masa mendatang. “Jangan percaya kalau ada siapa pun yang mengatakan bahwa anakanak muda adalah biang kerok masalah. Jika anak muda adalah sumber masalah, maka Rasulullah SAW tidak akan mempercayakan urusan-urusan besar kepada pemuda,” kata Majdi Ia mengajak setidaknya 200 pemuda dari berbagai daerah di Indonesia yang peserta Lombok
Lombok Youth Camp for Peace Leaders, di Areal Wisata Klui Malaka, Kabupaten Lombok Utara minggu lalu 21-25 Januari 2018
Youth Camp for Peace Leaders, untuk senantiasa menjadi orang yang memiliki pemahaman yang utuh dan benar tentang Islam, nilai-nilai baik yang ada dalam Islam serta peran pemuda untuk menjalankan dan menghadirkan kebaikan kepada orang lain. Majdi juga menceritakan pengalamannya saat berkesempatan ke luar negeri. Ia mengungkapkan
bahwa terdapat Birrul Walidain (bagian dalam etika Islam yang menunjukan kepada tindakan berbakti (berbuat baik) kepada kedua orang tua) pada diri orang-orang Tionghoa/Cina ketika berkunjung ke negara itu. Di saat mereka pergi berlibur ke suatu negara dan negara lainnya, mereka selalu mengajak orang tuanya, baik yang sudah sepuh maupun yang hanya
untuk berjalan pun membutuhkan bantuan kursi roda. “Ada nilai-nilai Universal yang mungkin kita sebagai masyarakat muslim harus belajar pada saudara-saudara kita yang lain,” tambahnya. Majdi berharap agar kegiatan Lombok Youth Camp for Peace Leaders ini bisa benar-benar bermanfaat dan ketika pulang dari NTB, para peserta dapat menjadi anak muda yang di dadanya penuh dengan semangat kebaikan, menjadi orang yang komitmennya kuat, cinta Indonesia. “Sekali kita kehilangan cinta Indonesia maka kita akan kehilangan segalanya,” katanya. Kegiatan Lombok Youth Camp for Peace Leaders ini dilaksanakan atas kegelisahan yang dirasakan, dimana muncul banyak perbedaan yang berujung pada perselisihan. Drs. Lukman Hakim selaku team leader mengungkapkan bahwa kegiatan ini mempertemukan para calon pemimpin masa depan dalam satu forum yang nantinya diharapkan dapat menjadi salah satu cara mengatasi masalah tersebut. (Naniek I. Taufan)
Prestasi Menghapal Al Qur’an
Pemerintah Provinsi NTB kepada Paguyuban Jonglo NTB berupa 6 unit rombong bakso dan bantuan dana Rp 50 juta kepada Paguyuban Keturunan Jawa dan Maduran (Jawara) NTB
Paguyuban Jawara Diresmikan Peresmian dan peluncuran logo paguyuban Jawara yang yang berlangsung minggu lalu di Taman Hiburan dan Pusat Kuliner Kura-kura Mataram, merupakan komunitas Paguyuban Keturunan Jawa dan Madura di Nusa Tenggara Barat, merupakan simbol dari ikatan persaudaraan antara keturunan Jawa dan Madura yang ada di NTB. Menurut Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, S.H., M.Si yang melakukan peluncuran logo tersebut, keberadaan keturunan Jawa dan Madura di NTB sejauh ini telah banyak mengisi ruang-ruang yang ada, dengan berbagai latar belakang dan profesi. Seperti menjadi pejabat di lingkup birokrasi, anggota dewan dan yang lebih banyak lagi menjadi pengusaha-pengusaha yang sukses. Semua itu tentunya telah memberikan peranan cukup besar dalam pembangunan NTB dari masa dahulu hingga saat ini. Termasuk telah memberikan kontribusi dalam pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan penurunan angka kemiskinan serta penyediaan lapangan pekerjaan di Provinsi NTB. “Jaga dan terus perkuat silaturrahmi paguyuban Jawara ini, rawatlah perbedaan di negara kesatuan Republik Indonesia ini sebagai simbol kebhinekaan kita. Selain itu, kesuksesan yang telah diraih Provinsi NTB saat ini juga adalah jasa para pendahulu kita. Yang mana di dalamnya ada peran besar keturunan Jawa dan Madura yang ikut bekerja keras memberikan kontribusi besar bagi kemajuan pembangun Provinsi NTB,” ungkapnya. Sebagai bentuk perhatian pemerintah Provinsi NTB terhadap Jawara, Wakil Gubernur NTB menyerahkan bantuan dari Pemerintah Provinsi NTB kepada Paguyuban Jonglo NTB berupa 6 unit rombong bakso dan bantuan dana Rp 50 juta kepada Paguyuban Keturunan Jawa dan Maduran (Jawara) NTB. (Naniek I. Taufan)
Sebanyak 233 santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an di Ponpes Nurul Qur’an Desa Mertak Tombok Praya-Lombok Tengah telah berhasil menghapal Al-Qur’an sebanyak 30 Juz. Ini menjadi prestasi yang diapresiasi banyak pihak. Dikatakan oleh Wakil Gubernur NTB yang hadir pada Sidang Terbuka Wisuda yang ke-3 Tahfidz Qur’an Yayasan Pondok Pesantren Nurul Qur’an di Ponpes, ini merupakan salah satu prestasi yang luar biasa di bidang SDM NTB, di samping kemajuan sektor lain di berbagai bidang pembangunan, seperti pertumbuhan di bidang industri pariwisata sebesar 22 persen, kemudian dari sektor pertanian yang telah berhasil membuka lapangan pekerjaan sebesar 42 persen dan berbagai kemajuan infrastruktur yang dapat kita rasakan bersama manfaatnya. Pesannya kepada para santri penghafal Al Qur’an ini adalah agar Al-Qur’an yang dihapalkan dan dipelajari mampu merubah
para santri menjadi pribadi yang lebih baik dan memiliki pemahaman ilmu dunia dan ilmu agama yang seimbang, sehingga menjadi generasi cerdas dan berakhlaq mulia. “Yang terpenting dalam membaca AlQur’an adalah dapat mengerti, memahami serta mengamalkan isi dan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari, dalam tataran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” ujarnya. Ketua Yayasan Ponpes Nurul Qur’an Sekaligus Wakil Bupati Lombok Tengah Fathul Bahri, S.IP menyampaikan bahwa para santri di Ponpes Nurul Qur’an telah menghapal 30 Juz dalam Al-Qur’an selama 1 tahun kurang 7 hari. Fathul berharap bahwa ke depan Ponpes Nurul Qur’an mendapatkan dukungan yang lebih besar dari pemerintah, sehingga berbagai proses belajar mengajar di ponpes, khususnya dalam menghafal Al Qur’an ini dapat terlaksana dengan baik. (Naniek I. Taufan)
Wakil Gubernur NTB dalam kegiatan Sidang Terbuka Wisuda yang ke-3 Tahfidz Qur’an Yayasan Pondok Pesantren Nurul Qur’an di Lombok Tengah
22
Sosialita
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Tanah Abang untuk Siapa? K
daerah tersebut kecuali maghrib atau malam hari ketika akses jalan itu kembali dibuka untuk lalu lintas kendaraan. Saking jengkelnya para pengemudi angkot yang mengaku penghasilannya turun 50% dari biasanya, pekan lalu berdemo di depan Balaikota menuntut keadilan dan dibukanya kembali jalan Jati Baru. Tidak hanya itu, pihak kepolisian pun sebenarnya sudah menyuarakan pandangannya soal penutupan jalan untuk pedagang kaki lima. Malah pihak kepolisian sudah meminta Gubernur Anies untuk segera membuka jalan tersebut serta mengembalikan fungsinya sebagaimana mestinya. “Kami membuat kajian tentang penutupan Jalan Jati Baru, segera akan disampaikan ke Pemda DKI Jakarta minggu ini. Kita juga berpihak kepada rakyat kecil. Seyogyanya rakyat kecil itu diberikan tempat yang layak untuk berjualan. Sedangkan jalan ya difungsikan untuk kendaraan, bukan PKL. Dengan begitu tidak melanggar aturan,” ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra. Kepada wartawan Gubernur Anies Baswedan tak banyak berkata-kata menjawab tentang keinginan banyak pihak untuk akses jalan tersebut dibuka kembali. Dia hanya bilang akan menampung semua aspirasi itu dan akan membahasnya. “Ya kita paham aspirasinya, nanti kita bicarakan. Yang harus dipahami, ini adalah masa transisi. Kalau masa transisi, ekulibrium baru, keseimbangan baru, selalu ada penyesuaian-penyesuaian. Jadi ini adalah fase penyesuaian, jangan buru-buru,” ucap Anies. (Diana Runtu)
Pasar Tertua di Jakarta Bicara Tanah Abang tak afdal rasanya jika tidak menengok sejarah Tanah Abang sehingga berkembang sebesar sekarang. Konon, Pasar Tanah Abang juga Pasar Senen adalah pasar tertua yang ada di Jakarta. Kedua pasar besar itu dibangun oleh arsitek Belanda, Justinus Vinck. Awalnya, yang dibangun adalah Pasar Senen pada tahun 1731. Pasar ini disebut Pasar Senen (dulu namanya Pasar Snees) karena buka hanya setiap hari Senin. Setelah Pasar Senen berkembang pesat, Vinck pun mengembangkan kawasan Tanah Abang yang dulunya bernama ‘Tenabang’. Ternyata seperti halnya Pasar Senen, Pasar Tanah Abang—dulu dikenal sebagai Pasar Sabtu--- pun berkembang pesat. Awalnya pasar ini hanya bukan setiap hari Sabtu. Namun karena semakin berkembang bahkan mampu menyaingi Pasar Senen yang telah lebih dahulu berkembang, maka pasar ini pun dibuka dua hari dalam sepekan yakni Sabtu dan Senin. Menurut cerita Ridwan Saidi, budayawan Betawi, nama Tanah Abang sebenarnya merupakan plesetan dari sebutan De Nabang, yang dalam perkembangannya konsonan ‘D’ berubah menjadi ‘T’. Nabang sendiri sebenarnya adalah nama jenis pepohonan yang banyak tumbuh di kawasan itu. Sebutan Tanah Abang menjadi makin ‘mantap’ setelah dibangunnya Stasiun Kereta Api tahun 1890 yang diberi nama Stasiun KA Tanah Abang. Mengutip dari wikipedia, Pasar Tanah Abang memang telah ditetapkan menjadi tempat berjualan aneka tekstil serta barang-barang kelontongan sejak ratusan tahun lalu. Itu sesuai dengan izin
Kawasan Tanah Abang ini diambil sebelum ditata Pemda DKI Jakarta
3
Agen SPAK Penyebar Virus Kebaikan
Tanah Abang lagi. Permasalahan kawasan perdagangan tekstil dan garmen terbesar di Indonesia ini selalu saja menjadi kontroversi. Mulai dari kesemrawutannya, lalu lintas yang selalu macet hingga pedagang kaki lima yang sulit ditertibkan. ini yang makin membuat banyak pihak ikut mengkritisi adalah kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menutup akses jalan Jati Baru, kawasan Tanah Abang dari kendaraan (kecuali Transjakarta) termasuk angkot . Padahal seharihari jalan itu super sibuk karena di sana ada stasiun kereta api yang setiap harinya mengangkut sekitar 110 ribu orang. Penutupan jalan itu sendiri dimaksudkan Gubernur Anies untuk menampung para PKL yang selama ini berjualan di trotoar maupun badan jalan. Jadi agar lebih tertib maka ditampunglah para PKL itu sehingga bebas berjualan tanpa dipungut retribusi. Bukan itu saja, Pemda DKI Jakarta juga menyediakan tenda bagi PKL. Tak heran kalau para PKL sumringah dengan kebijakan itu. Apalagi selama bertahun-tahun mereka selalu dikejar-kejar Satpol PP, dan paling apes adalah kalau berhasil ‘digaruk’ semua modal dagangan pasti disita. Yang jengkel tentu saja mereka yang berjualan di toko-toko dengan sewa selangit. Mereka mengaku omzetnya turun drastis gara-gara kebijakan ‘memanjakan PKL’ yang dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta. “Mau protes, kemana? Siapa yang mau dengar? Jadi lebih baik saya ikut jualan di lapak itu,” ungkap seorang pedagang yang mengaku sebagian barang dagangannya di toko dijual di lapak-lapak pinggir jalan. “Bukan saya saja yang begini, banyak teman-teman saya sesama pedagang juga ikutan turun (berjualan) ke jalan,” tambahnya. Yang protes bukan hanya para pedagang tapi juga sopir angkot yang tidak bisa lagi melintasi
Cia Pemayun
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Klenteng Hok Tek Tjen
yang diberikan saat itu oleh Gubernur Jenderal Abraham Patramini. Namun kejayaan Pasar Tanah Abang hanya bertahan selama lima tahun karena pada 1740 pecah tragedi ‘Chinnezenmoord’ yakni pembantaian orang-orang China. Kejadian itu digambarkan sebagai tragedi paling mengerikan. Bukan hanya orang-orang China saja yang dibantai tapi juga terjadi penjarahan dan perusakan harta benda yang juga merembet sampai ke Tanah Abang. Pasar itu pun ikut dibakar. Kejayaan Pasar Tanah Abang pun sirna sudah. Selama satu abad lebih dibiarkan begitu saja sampai akhirnya tahun 1881 kawasan tempat belanja itu pun dihidupkan lagi. Awalnya, pasar itu dibangun dengan sangat sederhana, kios-kios berdinding bambu dan papan dengan atap rumbia. Baru pada akhir abad ke 19 bagian lantainya dikeraskan dengan pondasi adukan. Perbaikan terus dilakukan terhadap pasar yang terus berkembang pesat itu. Tahun 1926 bangunan pasar pun diganti bagungan pemanen bertembok dengan atap genteng. Kemajuan pasar sangat pesat ikut mendongkrak sekeliling pasar yang secara perlahan tumbuh sebagai kawasan perdagangan hingga kini. Selain Pasar Tanah Abang yang masyur, di sana juga ada sejumlah bangunan bersejarah di antaranya adalah masjid ‘Al Makmur’ dan Klenteng Hok Tek Tjen yang konon usianya sama tuanya dengan Pasar Tanah Abang. Masjid ‘Al Makmur’ menurut warga setempat sebelumnya hanyalah sebuah surau kecil yang berukuran 12 x 8 meter dibangun oleh seorang bangsawan kerajaan Matatam, KH Muhammad Asyuro pada 1704. Baru pada 1915, dilakukan pembangunan secara besar-besaran atas prakarsa tokoh masyarakat setempat yang keturunan Arab. Mungkin itu juga sebabnya maka ‘Masjid Al Makmur’ ini juga dikenal dengan sebutan ‘Masjid Arab’. (Diana Runtu)
Langkah kecil yang nyata.Tercatat sebagai agen Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) Bali. Melakukan gerakan mengajak orang-orang menghindari perilaku koruptif. Begitulah komitmen dan dedikasi dalam diri perempuan bernama Cokorda Istri Anom Pemayun, S.H., M.H. ini, untuk meneruskan kegiatan menyebarkan virusvirus anti korupsi demi perbaikan Indonesia di masa depan. Saat Pelatihan SPAK di Jakarta
D
emikian pula gambaran ‘Gerakan Agen SPAK ‘di Indonesia kini sudah menjadi inspirasi perubahan.,Begitu juga di Bali, meski tidak mudah, namun agen SPAK Bali, salah satunya istri Cokorda Ngurah Pemayun, S.H., M.H. ini juga terus berupaya bergerak menanamkan nilai-nilai dasar anti korupsi di
lingkungan keluarga hingga di berbagai kalangan. Cia Pemayun, begitu panggilannya juga menyadari jika peran perempuan penting dalam pencegahan korupsi. Apakah ia sebagai seorang ibu, seorang istri, wanita karier maupun anggota masyarakat. “Bagaimanapun pemberantasan korupsi pada akhirnya memerlukan dukungan dan peran aktif masyarakat. Bahwa peran perempuan sangat strategis untuk melakukan perubahan melalui pencegahan tindakan korupsi dalam kehidupan sehar-hari, dan mengajak semua pihak, utamanya para perempuan terlibat dan berperan aktif dalam “Gerakan SPAK,” katanya. Karenanya, menurut Cia Pemayun gerakan SPAK ini sangat penting untuk meng optimalkan peran perempuan mulai dari dalam keluarga dan masyarakat sehingga lahir generasi antikorupsi di masa akan datang. “Semoga gerak an yang dilakukan agen SPAK Bali di berbagai tempat ini,
SPAK di RRI Denpasar
SPAK di TVRI Bali
mampu menjadikan semakin banyak para perempuan maupun organisasi perempuan turut berpartisipasi. Mere ka bisa mulai dengan pencegahan, yakni melindungi diri dari korupsi melalui penyebaran pengetahuan berupa virus-
virus anti korupsi.,” tutur putri dari (alm) Cokorda Ngurah Pemayun dan (almh) Jro Ketut Nuratni ini Apalagi Cia Pemayun sebelumnya telah mengikuti ‘Pelatihan dan Seminar Nasional SPAK’ di Jakarta, pada Februari
2016 silam. Ketika itu, katanya wakil Bali hanya berdua, dirinya sebagai Ketua DWP Provinsi Bali bersama Wakil Ketua 1. Sejak itu juga Cia Pemayun mendapat tugas dari pusat Jakarta untuk membantu memberikan sosialisasi tentang SPAK kepada ibu-ibu DWP Provinsi Bali. Bahkan, ia memperoleh apresiasi dari KPK sebab, sebelum mengikuti pelatihan SPAK di Jakarta, ia yang pertama kali di Indonesia, melaksanakan sosialisasi tentang antikorupsi dengan menghadirkan pembicara dari KPK (Komisi Pemberan tasan Korupsi) dan BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pemerintah), untuk lingkungan DWP Provinsi Bali. Karenanya , Cia Pemayun menekan kan kembali pada para istri,sebagaimana yang disampaikan Wakil Ketua KPK, Basaria Pandjaitan, perempuan hendaknya semakin kritis menanyakan asal uang yang diberikan oleh suaminya. Peran SPAK di sini terus mendorong sikap proaktif perempuan , khususnya para ibu untuk kritis terhadap penghasilan suami, menanyakan asal-usul uang yang diberikan oleh suaminya, ketika jumlahnya di atas penghasilan yang semestinya. (ard)
Edukasi Nilai Antikorupsi sejak Dini
Aktivitas SPAK di Wiswa Saba Utama Kantor Gubernur Provinsi Bali
Untuk terus menggaungkan keberadaan SPAK Bali, Cia Pemayun sebagai salah seorang agen SPAK juga telah melakukan dialog melalui PRO 1 RRI Denpasar, pada Selasa (23/1). “Pendengar antusias dan rupanya masih banyak yang belum mengenal apa itu SPAK,” ujarnya Ia juga berbicara tentang SPAK Bali melalui acara “Wirasa” di TVRI Bali, Rabu (24/1) bersama Ayu Koeshardianto. Di acara interaktif yang dikemas canda tawa ini, interakasi langsung dengan penonton berjalan lancar dan respons positif dari penonton pun diperoleh. Ia sependapat meski tanpa dukungan dana dan masih banyaknya cibiran dan wajah sinis, serta sikap yang nyinyir dari beberapa orang terhadap ketulusan para agen SPAK, namun ia memastikan langkah SPAK Bali tidak terhenti justru terus berlanjut. Pastinya, kata Cia Pemayun sebagai agen SPAK Bali, untuk saat ini ia akan lebih berkonsentrasi melakukan penyebarain virus -virus antikorupsi pada anak-anak. Sebab mengajarkan tentang nilai kejujuran pada anakanak sejak dini dalam konteks kehidupan sehari-hari sangatlah penting. “Para agen SPAK siap menjadi mitra
Pemerintah untuk membantu dalam sosialisasi pencegahan korupsi untuk membangun Indonesia, yang kedepannya lebih baik, bersih, dan bebas dari korupsi,” tandas ibu tiga orang putri ini. Dikatakannya, salah satu strategi pencegahan yang dilakukan SPAK adalah melalui permainan edukatif yang dikhususkan bagi anak –anak bernama ‘SEMAI’ atau ‘Sembilan Nilai Antikorupsi’. “Seperti namanya, permainan ini berisikan 9 nilai antikorupsi, yakni intinya kejujuran, displin, tanggung jawab, memiliki sikap adil, berani dan peduli serta etos kerja seperti kerja keras, sederhana, dan mandiri,” paparnya. Melalui permainan yang menyenangkan, SPAK berharap anak-anak bakal tumbuh menjadi sosok dengan kepribadian yang berkarakter mulia serta berintegritas. “Nilai-nilai pada permainan ‘SEMAI’ini juga jika sudah diajarkan pada anak –anak sejak dini, akan banyak membawa manfaat utamanya bagi mereka yang ke depannya menjadi pejabat publik atau pun menjalankan profesi lainnya,” tegas dosen Fakultas Hukum Unud ini. Permainan ini, kata Cia Pemayun bisa dimainkan berdua saja maupun berkelompok. ‘SEMAI’, terdiri dari papan permainan, kartu putih berisikan situasi, dan kartu merah berisikan pertanyaan untuk hukuman. Sementara pada papan permainan, terdapat dua bagian.Masing -masing bagian terdiri dari 9 kotak bergambar yang bertuliskan nilai-nilai anti korupsi tersebut Melalui permainan berbasis pembiasaan dengan situasi antikorupsi, para agen SPAK Bali menggantungkan harapan, bahwa nilai-nilai yang ada dapat dicerna dengan baik, dipahami kemudian ditiru. “Memang bicara manfaat, mungkin tidak bisa segera dirasakan, namun kami memiliki keyakinan melalui permainan ‘SEMAI’ ini mampu menorehkan pengaruh positif pada pribadi anak-anak demi masa depan mereka yang cemerlang. (ard)
2
Espresso
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
GORO-GORO “Kita lupa, sebenarnya negeri kita ini, kaya-raya. Ada 17 ribu pulau, 1100 bahasa lokal, Putu Wijaya 714 suku bangsa. Tak terhitung tradisi dan kearifan lokal. Kuliner maknyus yang tumpah-ruah. Bahan untuk kerja kreatif berlimpah dan beragam. Teater, tari, senirupa, musik, sastra yang seabrek-abrek. Jangan lupa hanya satu bahasa persatuan yang gemerincing tangkas mengalir indah dari Sabang hinga Meraoke. Begitu lebat, pekat semarak dan dahsyatnya sampai bagai gajah di pelupuk mata, justru ‘tak nampak’. Kita miskin karena terlalu kaya. Karena bukannya memanfaatkan yang ada, kita malah bermimpi yang lain, yang tak kita miliki. Karena
yang tak ada memang cendrung lebih seksi. Baru kalau ada yang tercuri atau hilang, kita panik, marah, nyaris kalap dan kalang kabut. Hak cipta tempe sudah di tangan saudara tua, janganlah disusul batik, dll. Lalu di situ kita mulai bangkit, agak telat, tapi hasilnya masih konkrit. Batik kini keren banget! Agaknya musuh, teror, segala ancaman punya aspek positif di samping berbahaya sekali, kalau sampai menang. Jangan pernah kalah, Bro!” Amat termenung selesai membaca surat Djordje. Ami telah menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia, sambil berpromosi bahwa isinya sangat penting disimak. “Tapi Pak, itu semua apa betul isi surat Djordje? Atau sudah ditambahtambahin sendiri oleh Ami?” tanya Bu Amat. Amat terkejut. Seperti baru
KENTUT (1)
terangkat dari mimpi, pikiran jernihnya kembali. “Coba, kenapa tanpa diminta, Ami sudah menerjemahkan surat itu ke Bapak. Kayak ada maunya. Biasanya kalau dimintai tolong jawabnya pasti: sebentar, sebentar. Atau: tunggu, tunggu!” “Atau: nggak bisa, Ami repot!” “Betul! Ini kok aneh! Coba tanya mana surat aslinya?” “Ya, disimpan di rumahnya. Itu kan surat Djordje kepada Ami. Berterima kasih sebab dia sudah diantar Ami dulu melihat Gunung Agung meletus dari dekat.” “O, begitu? Tapi mana ucapan terima kasihnya?” “Ya, tidak semua diterjemahkan. Dipilih yang penting-penting saja.” “Coba pinjam surat aslinya!” Amat nampak kurang setuju. “Yah, ambillah separuhnya tam-
bahan si Ami. Tapi ini isinya kan penting.” “Pentingnya apa?” “Bahwa kita tidak sadar kita ini negeri kaya. Akibatnya kekayaan kita terbengkalai. Baru setelah dicuri kita nyadar. Bagaiman kalau tidak? Begitu! Penting kan?” “Tapi Gunung Agungnya mana?” Amat tak bisa menjawab. “Tidak penting? Gunung Agung meletus tidak penting? Ah! Kalau tidak penting kenapa si Djordje sampai datang dari mana itu? Serbia? Ya pokoknya dari jauh, hanya untuk lihat gunung meletus? Kenapa? Gunung meletus, kita mengungsi, dia kok malah datang?” Amat menyerah. “Yah, mungkin ibu benar. Itu semua pikiran Ami! Tapi isinya bagus, kan?” “Bukan soal bagus atau tidak. Yang saya tanyakan, kenapa Ami tidak langsung saja ngomongkan pikirannya yang seperti kata Bapak bagus itu, kepada kita? Kenapa mesti membonceng surat Djordje?” “Ya, maklum saja, kan kenakalan
anak tunggal atau karena mau bercanda dengan orangtuanya?” “Ah, saya tidak percaya. Saya kan ibunya. Saya tahu sifat-sifat Ami. Bukan itu jawabannya!” “Lalu apa?” “Ya apa? Kalau saya tahu, Bapak mesti lebih tahu lagi. Ayo apa?” Ditantang begitu, Amat terpaksa buka kartu. “Ya, biasalah!” “Biasa bagaimana?” “Ya, karena.....” “Karena apa?” “Karena, apa saja, jangankan yang penting, yang sepele pun, kalau sudah ditumpangkan jadi omongan bule, orang percaya saja dan kagum!” “Kalau diomongkan sendiri?” “Dianggap kentut!” Bu Amat mengurut dada. “Nah, itu lho, Pak. Itu yang bikin saya prihatin! Bapak kok malah memuji. Aku jadi keki deh!” Bu Amat lalu masuk rumah tak menunggu jawaban Amat. Amat terhenyak. “Ah? Apa betul kondisi kita seperti itu. Sejelek itu? Apa betul setelah hampir masuk pintu usia ke-73 kemerdekaan, tangan-tangan kolonialisme masih membekuk kita??” bisik Amat trenyuh, dalam hati kecilnya.
Perempuan atau Wanita Kata perempuan atau wanita dalam berbahasa sering dipertukarkan pemakaiannya. Orang tua–tua dulu dalam sastra dan berkomonikasi lebih banyak mempergunakan kata perempuan. Sebaliknya di zaman globalisasi modern ini lebih mengemuka kata wanita. Hal ini dapat dibuktikan pada tahun 1920-an bahkan pada zamannya Raden Ajeng Kartini masih lebih menonjol terdengar kata perempuan ketimbang kata wanita. Contohnya: perkumpulan perempuan Indonesia dan mengalami perubahan tahun 1930–an menjadi organisasi wanita, seperti organisasi wanita pegawai negeri disebut organisasi Dharma Wanita. Derap langkah perubahan ini, sejalan tren kemajuan cara berpikir masyarakat pemakaiannya. Kalau kita pandang dari proses kontaminasi hukum kebahasaan kata perempuan mengandung pengertian kehormatan karena terkilat kata “mpu“ didalamnya. Sebaliknya kata wanita bila dikaitkan dengan literasi bahasa terdapat rasa kurang etis bila dihubungkan “hukum literasi“ dengan norma kemanusiaan. Perbedaan ini akan nampak jelas betapa kata perempuan itu bermuatan holistik seperti disebutkan dalam beberapa sloka kitab suci agama Hindu : Kitab Manawa Dharma sastra III–56 : “ Dimana perempuan dihormati disanalah para Dewa merasa senang sebaliknya dimana perempuan tidak dihormati tidak ada upacara yadnya suci yang berpahala”.
bacaan wanita dan keluarga
Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998
Bhagawadgita I-41: “Bila tirani kebatilan merajalela perempuan menjadi jalang, maka moral serta warna (kasta) dalam masyarakat menjadi campur aduk.” Selanjutnya bagaimana posisi perempuan yang berganti dengan kata wanita dalam tren global, nampaknya lebih mengutamakan, warna keindahan, kedengaran dan kesedapan di telinga jika diungkapkan dengan kata wanita ketimbang dengan kata perempuan meskipun akan mengeliminir norma etika di dalamnya. Demikin predikat perempuan bersiluman menjadi wanita bertujuan untuk mengedepankan rasa keindahan dalam berkomunikasi juga ditulis dalam membuat tulisan literasi. Lebih mengemuka apabila dikaitkan dengan gerakan yang disebut gerakan emansiapsi, suatu persamaan gender mengikuti tren zaman modern. Gerakan emansipasi tercetus karena wanita menyadari tidak sudi hanya menjadi “budak memberi kenikmatan laki-laki belaka” atau “penunggu tungku dapur” dengan tidak memiliki hak sebagai harkat kemanusiaan padahal ada ungkapan yang berbunyi “perempuan dan laki-laki loro-loro ning atunggal artinya perempuan dan laki-laki harus berjalan seiring. Perempuan tidak ingin hanya dijadikan “ban serap atau tenaga cadangan” saja. Berangkat dari gerakan emansipasi dan persamaan gender, suatu bukti bahwa wanita juga mampu mengerjakan yang dilakukan laki-laki, sebaliknya tidak selamanya dijadikan “ban serep” demi kepentingan keluarga dan masyarakat luas yaitu mengabdi demi bangsa dan negara, berdampingan sejalan dengan kaum laki-laki.
Emansipasi juga memberi sinyal ingin mengubah nasib seperti yang terungkap dalam kata mutiara ”suatu bangsa kalau ingin mengubah nasib yang lebih baik haruslah dilakoni oleh bangsa itu sendiri.” Sebaliknya wanita siap bersaing atau berkompetisi dengan lawan jenisnya dalam segala bidang pekerjaan meskipun masih dibebani tanggung jawab secara alamiah berkaitan dengan keperempuanannya, menjaga kesejahteraan dan keharmonisan rumah tangga. Tanggung jawab dualistis ini tidak mudah dilaksanakan, toh masih banyak kekerasan harus ditimpakan kepada perempuan sekalipun dia dalam posisi benar. Di sisi lain wanita juga menyadari gerakan emansipasi tidak berjalan mulus karena dalam era modern dan globalisasi ini ada pekerjaan yang dilakukan tidak sejalan atau keluar dari rel tujuan emansisapsi, bertentangan dengan moral kewanitaannya seperti ada perempuan tenggelam ke ranah lumpur noda menjadi wanita panggilan, bertindak sebagai germo dalam transaksi seksualitas, perselingkuhan dan terlibat dalam ranah hukum yang berakibat dehumanisasi kaum perempuan. Meskipun tuntutan hidup begitu beratnya, persaingan tak terkendali, masih ada perempuan tangguh dan berusaha sejalan dengan nilai holistik kemanusiaannya.
Krisis kepercayaan suami terhadap istri lebih banyak disebabkan sikap perilaku laki-laki yang mau menang sendiri memurtadkan apa yang pernah diikrarkan secara rahasia kedua pihak saat pernikahan dilangsungkan. Mereka sudah lupa atau sengaja lupa akan kenikmatan waktu pacaran, hidup semati sampai akhir zaman seperti diikrarkan dalam salah satu lagu “Sepanjang Jalan Kenangan”. Jelaslah bahwa perubahan pemakaian sebutan perempuan menjadi wanita akibat zaman globalisasi modern sekarang. Apakah hal itu benar disebabkan oleh kemartabatan nilai kata perempuan menjadi wanita. Ataukah oleh perilaku manusia yang mengaku modern dimana modernisasi yang kita lihat sekarang sudah kebablasakan sehingga nilai luhur kata perempuan menjadi degradasi. Yang lebih menyayat nilai keluhuran dilihat dari adanya wanita baru gede melahiran tanpa jelas bapaknya dan janinnya dibuang begitu saja.
Apapun alasannya tetap masuk ranah hukum baik sekala maupun niskala. Kemapanan hidup sebagai perempuan/wanita mengisyaratkan dualisme kewajiban beban yang dipikul demi menciptakan harmonisasi dalam ranah rumah tangga yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Untuk mengatasinya, salah satu syarat yang harus dimiliki kaum wanita dengan multiperannya yaitu: manajemen rumah tangga, tidak hanya selalu berkiprah pada istilah ibu rumah tangga karena mengurus rumah tangga sama dengan mengatur organisasi kecil. Dengan kejadian kekerasan rumah tangga yang frekusneusnya makin naik tidaklah salah apabila pemerintah membentuk Departemen Perlindungan Perempuan dan Anak dimana setiap terjadi tindak kekerasaan dapat dilaporkan kepada institusi atau langsung ke penegak hukum. Beradasar uraian di atas diharapkan kaum wanita memiliki militansi untuk lebih meningkatan kompetensi kesadaran dan kemampuan mengaktualisasikan diri sebagai manusia pada kewajiban rwa bhineda beregulasi memiliki citra, rasa bermartabat dan harga diri. I Nengah Mertha Denpasar
Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.
Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Iklan Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit Budiartha, I Made Ary Supratman. Manajer Sirkulasi dan Iklan: I Ketut Budiarta, Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Sekretariat: Ayu Agustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan Palmerah Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–Telepon (0370) 639543– Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–Faksimile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.
Sudut Pandang Makan bersama merupakan momen berkumpulnya anggota keluarga. Selain makan, mereka bisa juga mengobrol. Bagaimana tiap keluarga menerapkan cara makan bersama mereka? Berikut penuturan tiga ibu rumahtangga, Fina Kaska, Nyoman Ariani, dan Dewi Aruni.
“S
ecara tegas saya tidak ada aturan saat makan bersama. Paling tidak, makan tidak bersuara atau tidak tergesa-gesa, jangan bicara saat mulut penuh. Selebihnya santai saja. Bahkan, ada sedikit bercanda saat makan bersama,” ujar Fina Kaska. Ia mengatakan, makan bersama hanya bisa dilakukan saat makan malam atau hari libur atau hari istimewa seperti ulangtahun, karena ia bekerja dan anak-anaknya juga sekolah dan banyak kegiatan di luar sekolah. Manfaat makan bersama, selain merupakan ajang kumpul bersama keluarga, juga, mereka dapat berkomunikasi satu sama lain, bahkan, becanda dan ajang ia memberikan petuah kepada anak-anak dan ajang anak-anak menyampaikan apa mau mereka. “Saat makan, tak jarang anak-anak saya becanda, lauk kakaknya di-
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Ajang Jalin Keakraban ambil adiknya, ya begitulah, kami santai tidak terlalu banyak aturan yang menjelimet,” kata Fina. Ia mengatakan, dirinya bukan orangtua yang saklek, karena komunikasi bisa dilakukan kapan saja, apalagi dengan adanya HP ia bisa berkomunikasi dengan anaknya kapan saja. Justru, ia menilai, makan bersama merupakan ajang kebersamaan anggota keluarga dan menjalin keakraban. Sementara, menurut Nyoman Ariani, aturan saat makan bersama adalah bersama-sama menyiapkan menu makan malam. “Untuk menu biasanya ditentukan oleh anak-anak, mereka maunya makan apa, terus kami bersama-sama menyiapkan alias masak bersama,” ujar chef hotel Swisbel Rainforest Kuta ini. Untuk aturan yang harus ditaati saat awal makan, harus cuci tangan walaupun makannya memakai sendok garpu. Kemudian tidak lupa melakukan doa. Aturan lain, kaki tidak boleh diayunkan saat makan. Kemudian, tidak boleh bersendawa. Kalau ada yang bersendawa, harus minta maaf. Ia mengatakan, acara makan bersama hanya bisa dilakukan saat makan malam, karena kesibukan mereka sekeluarga. Sementara, kalau untuk acara spesial seperti
Nyoman Ariani ulangtahun, biasanya Ariani dan keluarga merayakan dengan makan bersama di luar. Ariani mengakui, makan malam bersama memberi manfaat yang sangat bagus, yakni memupuk rasa kebersamaan, menambah rasa kasih sayang, dan membuat mereka sekeluarga makin dekat, karena selama ini ia dan keluarga sama-sama sibuk. BERI NASIHAT Sementara, bagi Dewi Aruni,
Saling Tukar Cerita Tradisi makan bersama keluarga menjadi salah satu momen membahagiakan. Sebab, saat itu banyak hal juga bisa dilakukan oleh orangtua bersama anak-anak mereka. Meski tak disangkal, di era digital ini, tidak mudah untuk mencari waktu demi bisa bercengkrama dengan seluruh anggota keluarga . Menurut Kenrina Anggoro Wulandari, pemilik usaha Wedding Organizer (WO) dan restoran di Denpasar ini, sangat benar, acara makan bersama keluarga, merupakan salah satu momen terbaik bagi kedekatan diantara anggota keluarga. Disamping manfaat positif lainnya mulai dari urusan menu makanan yang terjaga, baik nutrisi maupun vitaminnya hingga meningkatkan jalinan komunikasi. Dikatakannya meluangkan waktu untuk makan bersama keluarga itu, bisa disebut istimewa. Betapa suasana saat makan bersama itu sangat mendukung untuk seluruh anggota keluarga saling bertukar cerita. “Begitu juga menyampaikan keinginan, masalah, maupun pengalaman yang terjadi saat seharian masing-masing beraktivitas di luar rumah,” katanya. Selama ini ia dan keluarga biasanya makan bersama di rumah saat makan malam. Sedangkan week end dan saat liburan, digunakan untuk makan bersama di luar. Kebersamaan ini juga, lanjut
23
Kenrina selain mendekatkan sesama anggota keluarga juga bisa mempererat dan menguatkan ikatan keluarga secara tidak langsung. “Terkadang ketika terjadi konflik kecil diantara kami, dengan jalinan komunikasi yang hangat usai makan bersama semua bisa cair atau diselesaikan dan suasana menjadi hangat dan kondusif kembali,” ujarnya. Bicara aturan saat makan bersama, Kenrina mengatakan yang biasa diterapkan di keluarganya adalah, pertama pasti berdoa dan wajib menjaga sopan santun . “Saat makan bersama, tidak boleh membawa HP, menggunakan busana yang sopan. Kemudian tidak bersendawa saat di meja makan apalagi buang udara yang tidak baik. Begitu pula saat mengecap makanan tidak menggunakan peralatan makan dengan sembarangan,” tuturnya. Selain itu, lanjutnya mereka yang tengah makan bersama, tidak diizinkan mengucapkan kata-kata kasar, termasuk, menghindari bersemangat bicara saat mulut masih penuh, sebaiknya kunyah dan ditelan dahulu. Diingatkan juga kepada setiap anggota keluarga untuk selalu menjaga mood serta tidak boleh meninggalkan meja makan saat orangtua belum selesai makan kecuali mendapatkan izin terlebih dahulu. “Sebenarnya ini semua jika
dijalankan simpel saja, lebih untuk kita biasa menjaga tata krama saat menikmati karuniaNya di meja makan,” tandasnya. Kenrina menambahkan acara makan bersama dengan keluarga tersebut akan membuat semangat dalam jiwa, sebab semua anggota akan merasa dekat. “Apalagi melihat situasi sekarang anak-anak muda lebih senang nongkrong bersama teman mereka. Maka acara makan bersama ini akan san-
Fina Kaska makan bersama biasanya diusahakan pagi hari alias sarapan bersama. “Saat anak-anak sebelum pergi ke sekolah, kami sekeluarga sarapan sekalian semua. Menunya sederhana, kadang nasi goreng atau roti,” ujar ibu tiga anak ini. Ia mengatakan, untuk menu sarapan memang jarang yang terlalu lengkap karena anakanaknya suka yang simple, termasuk suaminya yang juga bertugas sebagai PNS. “Kadang saya membeli nasi kuning bungkus, gat berharga, bisa meminimalkan misscommunication antara orangtua dan anak,” katanya. Menyinggung topik percakapan, Kenrina menyampaikan kalau yang menjadikan suasana seru adalah topik anak-anak muda, misalnya anak - anak yang lagi naksir atau yang lagi punya pacar tapi sedang berantem. Bisa juga, katanya mereka membahas masalah lainnya, seperti cerita saat anak-anak nongkrong, atau saat orangtua mereka di lampu
kemudian itu disajikan saat sarapan,” kata Dewi. Menurutnya, yang penting bukan menunya tapi bagaimana mereka bisa bersama berkumpul di meja makan. Sekalian, ia memberikan sedikit nasihat kepada tiga buah hatinya sebelum berangkat ke sekolah. Sementara, untuk makan malam, mereka lebih sering makan bersama di luar. “Tujuannya lebih santai dan sekalian jalan-jalan dengan keluarga,” kata Dewi. Tempat makannya juga kata Dewi, bukan yang mewah, yang penting di luar, anak-anak sudah senang. “Menunya juga murah meriah, kadang ayam goreng, tempe penyet, capcai, “ ucapnya. Hari Minggu menjadi hari spesial karena ia biasanya masak bersama anak-anak. “Biasanya saya tanya anak-anak mau makan apa, jadi bisa masak bersama,” katanya. Sementara, untuk aturan makan, ia tidak terlalu ketat. Ia lebih suka anak-anak saat makan sembari curhat soal kejadian di sekolah, karena itu, acara makan bersama sangat santai,” katanya. Ia juga bisa memberikan banyak nasehat kepada anak-anaknya, lebih santai tanpa harus memarahinya, dan anak-anaknya lebih bisa mengerti. (Wirati Astiti)
merah melihat hal yang menarik hingga masalah hujan yang deras mengguyur saat ini. Selanjutnya ada juga topik perasaan lagi galau dari salah seorang anggota keluarga. Baik itu galau tentang pergaulannya, bisnis, relationship, dan biasanya menjadikan percakapan menjadi lebih seru, sebab mereka bisa saling adu argumen dan saling memberikan solusi atau saran. “Di sini juga yang lainnya atau kami mau mendengarkan orang lain yang sedang berbicara, artinya semua berlajar menjadi pendengar yang baik,” kata Kenrina. (Sri Ardhini)
Kenrina Anggoro Wulandari bersama keluarga
24
Sudut Pandang
Edisi 989/ 29 januari - 4 Februari 2018
Tradisi makan bersama keluarga –ayah, ibu, dan anak-anak—sudah makin jarang terjadi pada keluarga modern. Kalaupun bisa, biasanya hanya pada weekend, hari libur atau harihari tertentu saja. Situasi memang sudah berbeda. Dulu makan bersama bisa dibilang jadi kewajiban, kini tidak lagi. Orangtua sibuk bekerja, anak-anak pun sibuk dengan kegiatan masing-masing. Maka kegiatan makan pun dilakukan masing-masing di mana pun, tidak harus di rumah. Itulah potret keluarga zaman kini.
H
al itu juga terjadi pada keluarga Soraya Haque. Ketika anak-anak masih kecil atau awal masa remaja, kebiasaan makan bersama, masih kerap dilakukan. Namun seiring waktu, ketika anak-anak makin besar, orangtua pun memiliki kegiatan cukup padat maka makan bersama pun semakin jarang. Namun begitu, kata Soraya, tradisi kumpul keluarga seperti makan ataupun kegiatan lain, tetap berusaha dipertahankan dalam keluarga, meski mungkin tidak bisa sesering dulu. Menurut Soraya Haque, tradisi kumpul keluarga tetap ada meski tidak sesering dulu. “Berkegiatan bersama keluarga tetap ada seperti makan bersama—anggota keluarga lengkap—atau aktivitas bersama lainnya. Namun tidak sesering dulu. Karena sekarang anakanak sudah besar dan punya kesibukan masing-masing. Biasanya kita kumpul untuk kegiatan bersama pada weekend ataupun hari libur. Biasanya sih ya masak bersama karena anak-anak dan papanya suka masak,” tutur Soraya Haque. Tapi, kegiatan makan bareng tidak selalu di rumah. “Ganti suasana kita kadang makan di luar,” ucapnya. Dapur, menurut Soraya adalah salah satu tempat istimewa di rumahnya karena di sanalah kerap kali menjadi ‘arena’ berkumpul keluarga, baik masak bersama ataupun ngobrol-
Prilly Latuconsina
Dapur Jadi Arena Kumpul dang tidak bisa lengkap seluruh anggota keluarga. “Tergantung siapa yang kebetulan ada di rumah saja. Tapi makanan tetap tersedia di meja. Biasanya kalau anak-anak kurang suka menu yang dibuat hari itu, ya mereka memasak sendiri makanannya. Semua bahan sudah disediakan di kulkas, tinggal ambil saja,” tambah ibu tiga anak ini.
Soraya dan keluarga
ngobrol. Soal siapa yang menyiapkan (memasak) makanan, itu tergantung kesepakatan. “Kadang Ekki (suami) karena dia memang yang paling hobi masak. Anak-anak jadi hobi masak ya karena Ekki. Kadang, anak-anak yang masak, kita orangtua tinggal menunggu
hasil masak mereka. Atau Ekki dan anak-anak masak bareng,” ungkap Aya, begitu nama artis juga pragawati top era 1980-an ini akrab disapa. Sementara kalau hari-hari biasa, lanjut Aya, kegiatan makan bersama— karena kesibukan masing-masing-- ka-
KUMPUL SAAT LIBUR Lain lagi dengan Prilly Latuconsina. Artis muda yang tengah naik daun itu, memiliki agenda kegiatan yang padat sehingga jarang punya kesempatan makan bareng keluarga. Ya maklum saja, gadis 21 tahun ini selain sibuk syuting dan kegiatan off air lainnya, juga disibukkan dengan sejumlah bisnis yang tengah dibangunnya. Belum lagi dia juga kuliah. “Jadi memang sehari-hari sibuk banget. Nggak bisa sehari-hari makan dengan keluarga seperti dulu waktu belum banyak kegiatan,” ucapnya. Kalaupun sempat, tambahnya lagi, biasanya makan pagi. “Itu pun kalau pas papa belum berangkat kerja, kita makan bareng. Tapi kadang aku bangun papa
sudah berangkat kerja. Jadi memang jarang sekali makan bareng,” katanya. Kesempatan makan bareng keluarga, kata Prilly, biasanya baru bisa dilakukan saat hari libur. “Makanya aku kalau pas libur bener-bener manfaatin untuk kumpul bersama keluarga. Mau makan atau kegiatan lain,” ungkap Prilly yang tengah menjalani diet ketat untuk mempertahankan berat badannya. Namun, kata Prilly, meski jarang makan bareng orangtuanya bukan berarti ngobrol atau curhat kepada mereka jarang dilakukannya. “Kalau cerita tentang kegiatan sehari-hari sih sering. Kalau aku sibuk kan bukan berarti jarang ketemu. Setiap hari ketemu kok cuma memang kalau makan bersama jarang,” ujarnya sambil menambahkan, mamanya kerap mendampingi kalau dirinya bekerja. “Mama kan nemenin aku terus kemanamana jadi bisa curhat macam-macam. Ke papa juga begitu. Jadi ke orangtua aku suka curhat apa saja mulai dari kerjaan sampai urusan asmara,” kata Prilly yang baru saja membuka restorannya ‘NonaJudes’ di KS Tubun Jakarta. (Diana Runtu)
Utamakan Kualitas Di dalam keluarga yang kuat terjalin komunikasi antaranggota keluarga dan interaksi sosial yang hangat. Salah satu kesempatan yang mudah untuk menjalin interaksi tersebut ialah lewat makan bersama di rumah. Namun, alasan kesibukan sehari-hari, kebersamaan keluarga di meja makan sudah mulai hilang. Padahal, dengan tradisi bersantap di rumah, para orangtua berkesempatan menanamkan nilai-nilai yang akan diangkat dalam sebuah keluarga. Kehilangan momen makan bersama keluarga juga dirasakan oleh Made Hermawati Diah Pertiwi, S.E.. Kepala Kantor Cabang Pembantu Bank CIMB Niaga Singaraja. Perempuan yang akrab disapa Herma ini mengaku kesibukannya dalam dunia perbankan membuat sebagian waktunya habis untuk bekerja. Setiap pagi dirinya harus berangkat lebih awal ke kantor sedangkan ketika pulang tidak jarang dirinya pulang terlalu sore. Ditambah lagi dengan anakanaknya yang mulai menginjak dewasa sehingga memiliki kesibukan masing-masing dan jarang untuk dapat bertatap muka langsung. “Kebetulan anak saya sedang melanjutkan studi di ITB, satunya lagi masih duduk di bangku SMA,” jelasnya. Momen makan bersama semakin jarang dirasakan, mengingat kesibukan suami yang menjabat sebagai anggota DPRD ini membuat sang suami juga jarang di rumah. Perempuan kelahiran Munduk, 11 Januari 1970 tersebut tidak menampik jika makan bersama keluarga dapat mempererat hubungan antara orangtua dan anak, namun bukan berarti jarang makan bersama lalu membuat hubungan orang tua dan anak renggang. Sebaliknya, Herma yang merupakan istri dari Ketua DPRD Kabupaten Buleleng mengatakan lebih mengutamakan kualitas dibandingkan dengan kuantitas pertemuan bersama keluarganya. Bahkan yang menjadi pondasi kuat dalam hubungan keluarga menurutnya komunikasi yang baik. “Meskipun jarang duduk bersama di meja makan tetapi komunikasi selalu kami lakukan, karena segala sesuatu jika dikomunikasi dengan
baik maka akan menghasilkan sesuatu yang baik juga,” ungkapnya. Herma yang saat ini menjabat sebagai Ketua Gatriwara Kabupaten Buleleng periode 2014-2019 mengatakan momen makan bersama dalam keluarganya hanya dilakukan pada hari-hari tertentu. Biasanya dirinya dapat duduk bersama di meja makan untuk perayaan hari-hari spesial seperti ulang tahun, syukuran dan hari spesial lainnya. Meskipun terbilang jarang, akan tetapi baik Herma maupun suami tetap memanfaatkan momen tersebut untuk sharing dengan kedua putranya. Jika sang suami lebih fokus terhadap pendidikan sang anak, maka Herma selalu membahas sosialisasi anak dalam pergaulan serta kebutuhan-kebutuhan sang anak. “Biasanya kami obrolin perkembangan anak, pendidikan, kendala dan kebutuhan anak. Kalau memang ingin quality time tiap tahun kami rencanakan untuk berlibur ke suatu tempat,” ungkap ibu dari Gd Pandya Wicaksana Gara dan Made Adhika Laksamana Gara tersebut. Makan bersama sebenarnya memiliki banyak manfaat di antaranya memahami karakter anggota keluarga, membangun dan menyatukan ikatan emosional, sebagai sarana diskusi dan sarana penerapan nilainilai etika. Akan tetapi Herma menegaskan bahwa memberikan nilai-nilai etika terhadap anak sudah ia lakukan sejak kecil dalam pola asuh anak. Bahkan untuk menyatukan ikatan
Made Herma Diah Pertiwi
Herma bersama keluarga
emosional dan memahami karakter masingmasing anggota keluarga dirinya lakukan dengan membangun komunikasi yang baik. “Sejak kecil nilai-nilai etika itu kami tanamkan kepada anakanak. Mengatakan maaf, tolong, dan terimakasih kami selalu ajarkan sehingga sampai sekarang mereka terbiasa mengucapkan kata-kata tersebut,” imbuhnya. Bahkan momen makan bersama yang sangat jarang dilakukan tidak mengurangi rasa hormat kedua anak-anaknya terhadap orangtua. Herma mengakui jika anaknya selalu meminta izin untuk makan duluan jika dia maupun suami harus terlambat pulang ke rumah. Anak yang beretika baik lahir dari pola asuh yang baik pula. Meskipun jarang memiliki waktu bersama keluarga namun Herma tidak pernah ketinggalan informasi mengenai perkembangan anak-anaknya. Bahkan Herma selalu mengawal setiap perkembangan anak dari kecil hingga dewasa sehingga tumbuh kembang anak sesuai dengan apa yang keluarga harapkan. “Anakanak memang diasuh oleh IRT tetapi pola asuhnya tetap saya arahkan sehingga ketika ada kendala IRT dalam mengasuh kami carikan solusi sama-sama,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)
redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com
cybertokoh
@cybertokoh
@cybertokoh
www.cybertokoh.com