Pemanfaatan data penginderaan jauh untuk pemetaan cepat daerah banjir

Page 1

1|Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh - LAPAN

Pengembangan Model Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk Penentuan Zona Bahaya dan Analisis Risiko Banjir

Bencana banjir yang sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia merupakan suatu kejadian alam. Banjir yang terjadi di Indonesia merupakan bencana terbesar yang menempati urutan pertama menurut data kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana tahun 2000 – 2007, maka bencana banjir perlu untuk dilakukan penelitian. Kejadian banjir yang akhir-akhir ini terjadi dipicu oleh curah hujan yang sangat tinggi, selain itu adanya perubahan penutup lahan di daerah hulu seperti pembukaan lahan atau penebangan pohon di daerah hutan serta adanya perkembangan wilayah perkotaan yang sangat pesat. Hal ini akan menyebabkan air hujan tidak dapat diserap oleh tanah dan akar-akar tanaman, sehingga air hujan dapat langsung menjadi air limpasan yang selanjutnya menjadi air permukaan yang mengalir ke sungai. Apabila sungai tidak lagi mampu menampung air maka air sungai akan meluap akhirnya terjadi banjir. Studi Area: DKI Jakarta Banjir di wilayah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta seakan sudah menjadi langganan tahunan. Bahkan di wilayah Jakarta, kejadian banjir telah terjadi sejak zaman Belanda. Meskipun Belanda telah membangun Kanal Banjir Barat, namun hingga kini banjir tetap menjadi fenomena tahunan yang masih sulit diatasi. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah setempat, tetapi upaya tersebut dirasa masih kurang optimal. Pada forum diskusi pakar mengenai banjir Jakarta pada tanggal 12 Februari 2013 di IPB Bogor direkomendasikan bahwa penanganan banjir harus dilakukan secara terintegrasi dan menyeluruh (integrated flood management), yakni kombinasi antara upaya yang bersifat infrastruktur dan nonstruktur guna menekan besarnya kerugian yang diakibatkan oleh banjir (flood damage mitigation). Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui penelitian dan pengembangan teknologi mitigasi yang tepat, efektif, dan efisien. Untuk tujuan ini, pemanfaatan teknologi penginderaan jauh (inderaja) sangat diperlukan. Horritt et al. (2001) menunjukkan bahwa data inderaja mempunyai potensi yang sangat baik untuk pemetaan distribusi banjir.


2|Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh - LAPAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 

Data inderaja dapat dimanfaatkan untuk menurunkan 4 komponen banjir, yakni: curah hujan yang dapat digunakan sebagai alat peringatan dini (alarm) bahaya banjir, water surplus, aliran permukaan, dan distribusi spasial daerah bahaya (rawan) banjir. Koefisien aliran permukaan (C) rata-rata di wilayah DAS Ciliwung meningkat dari tahun 2002, 2007, dan 2012 di semua jenis penutup lahan,sehingga ada indikasi peningkatan kerusakan DAS Ciliwung yang memungkinkan peningkatan potensi banjir di hilir (DKI Jakarta). Ada hubungan antara estimasi aliran permukaan dengan debit total Bendung Katulampa dengan tingkat keragaman (R2) sekitar 70 – 90%. Pada setiap wilayah sub-DAS telah terjadi peningkatan luas area yang terklasifikasi sebagai daerah bahaya banjir sedang hingga tinggi akibat adanya peningkatan luas area permukiman pada masing-masing sub-DAS. Integrasi antara distribusi daerah bahaya (rawan) banjir dengan estimasi aliran permukaan harian dapat digunakan sebagai alat simulasi banjir untuk memetakan potensi banjir harian


3|Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh - LAPAN

Principle Investigator (PI) : Dr. Indah Prasasti, M.Si. Anggota Peneliti : – Parwati, S.Si., M.Sc. – Nur Febrianti, S.Si. – Ir. Totok Suprapto, M.T. – Nurwita Sari, S.Si. Periode Kegiatan : 2013 – 2014

Studi Area: Kabupaten Sampang, Jawa Timur Simulasi model banjir di daerah penelitian di Kabupaten Sampang digunakan pemodelan WMS (Watershed Modelling System), dimana WMS merupakan sistem pemodelan daerah aliran sungai. Aplikasi WMS dalam penelitian daerah aliran sungai (DAS) mampu untuk memvisualisasikan hasil dalam membangun strategi pengelolaan DAS (http://emrl.byu.edu). Dalam pengoperasian aplikasi WMS menggunakan metode GSSHA(Gridded Surface Subsurface Hydrologic Analysis), dimana metode GSSHA menghasilkan model grid dua dimensi berbasis hidrologi, model ini secara efisien dapat memperkirakan debit (Downer, 2002). Hasil dari penelitian ini adalah model simulasi banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang menyebabkan banjir di Kota Sampang, yang meliputi DAS Klampis, DAS Jelgung, DAS Kamoning dan Sub DAS Kamoning. Kedalaman banjir DAS Klampis untuk durasi hujan selama 3 jam sebesar 2,44 m, kedalaman banjir DAS Jelgung untuk durasi hujan selama 3 jam sebesar 5,68 m, kedalaman banjir untuk DAS Kamoning untuk durasi hujan selama 4 jam sebesar 2,30 m, dan kedalaman banjir untuk Sub DAS Kamoning untuk durasi banjir selama 4 jam sebesar 1,77 m. Hasil perhitungan debit banjir untuk DAS Klampis sebesar 5,40 m³/detik,


4|Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh - LAPAN debit banjir untuk DAS Jelgung sebesar 364788,90 m続/detik, debit banjir untuk DAS Kamoning sebesar 37,80 m続/detik, dan debit banjir untuk Sub DAS Kamoning sebesar 32,40 m続/detik. Serta dihasilkan peta simulasi banjir untuk masing-masing DAS yang menyebabkan banjir di Kota Sampang. Perhitungan akurasi dari penelitian simulasi model banjir berdasarkan hasil pengolahan data dan survey lapangan, diperoleh hasil akurasi sebesar 76,47 %.

Principle Investigator (PI) : Dra. Nanik Suryo Haryani, M.Si. Anggota Peneliti : Junita Monica Pasaribu, S.Si. Periode Kegiatan : 2012


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.