Rancang Kota Kawasan Pandangan,Kragan

Page 1

Eco-resilient Coastal Housing - Integrated Minapolitan District


PERANCANGAN KAWASAN PERKOTAAN, KELURAHAN PANDANGAN WETAN DAN PANDANGAN KULON KECAMATAN KRAGAN, KABUPATEN REMBANG Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perancangan Kota TPW

Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Rina Kurniati, MT Disusun oleh: Kelompok A2.1 Salsabila Salamah Wulandari FItriyani Eka Permatasari Vinantika Nur Rizki Tasya Rahma Araminta Muhammada Alimmullah Emma Ferdy Damaryanti Ilham Pramaditya Firdaus Ahmad Faisal Fahmi Muhammada Devandra A Intan Nalawuri Agus Syaifullah Dzakwan Yazid Thalib

21040118120019 21040118130078 21040118130102 21040118130111 21040118130116 21040118140120 21040118130123 21040118130125 21040118130136 21040118140149 21040118140149 21040118140152

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2020


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

A2.1.1

A2.1.2

Dosen Pembimbing Dr. Ir. Rina Kurniati, MT


03

02

Cover

Our Teams Table of Content

JUSTIFIKASI DELINEASI

Chapter

01

PENDAHULUAN

KONSEP DESIGN SUB KAWASAN

Potensi Masalah Kawasan

4

Justifikasi Lokasi Kawasan

5

Potensi Masalah Sub Kawasan

7

Justifikasi Sub Kawasan

8

04 Delineasi Sub Kawasan

Diagram Alur Perancangan Kota

1

Latar Belakang

2

Tujuan

2

Sasaran Overview Perencanaan Tapak dan Studio Proses Perencanaan

2 3

9

Perumusan Konsep Perancangan

10

Konsep Perancangan Kota

11

Benchmark Konsep Perancangan

13

05

ANALISIS SITE

ANALISIS AKTIVITAS

Konstelasi Wilayah

30

Lingkungan

32

Topografi

34

Drainase

36

Karakteristik Aktivitas

14

Kearifan Lokal

38

Jenis Aktivitas

15

Aksesbilitas

40

Pengguna

19

Kebisingan

42

Kebutuhan Ruang

21

View From Site

44

Hubungan Kelompok Ruang

28

View To Site

46

Organisasi Ruang

29

Vegetasi

48

Arah Angin dan Orientasi Matahari

50


08 07

05

ANALISIS SITE

Konstelasi Wilayah

30

Lingkungan

32

Topografi

34

Drainase

36

Kearifan Lokal

38

Aksesbilitas

40

Kebisingan

42

View From Site

44

View To Site

46

Vegetasi

48

Arah Angin dan Orientasi Matahari

50

KRITERIA TAK TERUKUR

ELEMEN RANCANG KOTA

Aksesbilitas

Land Use

53

Building Mass and Form

55

Analisis Sirkulasi dan Parkir

59

Activity Support

61

Open Space

63

Pedestrian Ways

67

Signage

69

Preservasi

71

06 ZONING

Compability 75 View

77

Identity 81 Sense 83 Livability 85

09

KRITERIA TERUKUR 52

73

Koefisien Dasar Bangunan

87

Koefisien Lantai Bangunan

89

Jarak Antar Bangunan

91

Garis Sempadan Bangunan

93


10

ELEMEN CITRA KOTA

12

Path

97

Nodes

99

Edges

101

District

103

Landmark

105

11

14

PRASARANA/ UTILITAS

UDGL

Jaringan Jalan 123

Struktur Peruntukan Lahan

152

Jaringan Drainase 127

Intensitas Pemanfaatan Lahan

153

Jaringan Pemadam Kebakaran 129

Tata Bangunan

158

Jaringan Listrik 131

Sistem Sirkulasi dan Parkir

162

Jaringan Telekomunikasi 133

Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau

166

Jaringan Persampahan 135

Tata Kualitas Lingkungan

168

Jaringan Sanitasi 137

Street Furniture

170

Jaringan Air Bersih 139

Sarana Sub Kawasan

171

Sistem Prasarana dan Utilitas

174

ELEMEN ESTETIKA

Komposisi dan Datum 107 Proporsi dan Skala 109

Konteks dan Kontras 111 Hierarki 113 Sumbu 115

Simetri 117 Irama 119 Balance 121

13

SITE KAWASAN

DAFTAR PUSTAKA

142

178


CHAPTER


A2.1

Perancangan Kota 2020

Diagram Alur Perancangan Kota

TOR Delineasi Karakteristik

Perumusan Tujuan Sasaran

ANALISIS AKTIVITAS • Karakteristik Aktivitas • Kelompok Aktivitas • Pengguna • Hubungan antar aktivitas • Kebutuhan Ruang • Hubungan antar Ruang

DATA ASPEK NONFISIK • Aktivitas • Pengguna • Fasilitas • Sosial Budaya • dll

Potensi dan Masalah

DATA ASPEK FISIK • Sutet • Lingkungan • Topografi • Drainase • Aksesbilitas • View • Kebisingan • Lintasan Matahari dan Angin • Vegetasi • Dll

DESA PANDAWANGAN

Justifikasi Lokasi Perancangan

Best Practice

Konsep Perancangan

• • • • • • • •

ANALISIS RANCANG KOTA

Organisasi Ruang

Analisis Elemen Estetika

Analisis Citra Kota

SITEPLAN

ZONING

ANALISIS SITE Konstelasi Wilayah Topografi Drainase Aksesibilitas View Kebisingan Lintasan mataharidan angin Vegetasi

Analisis Elemen Rancang Kota

Amplop Bangunan

Desain Rancang 3D

UDGL

Analisis Kriteria Terukur

Analisis Kriteria Tak Terukur

ANALISIS KRITERIA RANCANG KOTA

1


2020

Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 14 Tahun 2011 dan Nomor 6

A2.1

Perancangan Kota Tujuan Terwujudnya Kawasan Permukiman Pandangan yang Mandiri, Tangguh, serta Berwawasan

Tahun 2019, Kecamatan Kragan termasuk

Lingkungan dengan Mengoptimalisasi Potensi

dalam Kawasan Strategis Kabupaten (KWK)

Sektor Perikanan Dalam Rangka Peningkatan

Rembang. (PKLp),

Selain

sebagai

Kecamatan

Pusat Kragan

Kegiatan juga

diperuntukkan sebagai kawasan perikanan

Kualitas dan Kuantitas Fisik Lingkungan Permukiman yang Mendukung Aktivitas Hunian Penduduk Secara Berkelanjutan.

tangkap dan perikanan budidaya, kawasan

Sasaran

pengolahan dan pemasaran hasil perikanan serta pengembangan jalan bebas hambatan dan jaringan jalan nasional. Seluruh ketentuan

1. Mengidentifikasi potensi dan masalah

tersebut sesuai dengan kawasan Pandangan

kawasan permukiman Pandangan.

(Kelurahan Pandangan Kulon dan Pandangan Wetan) yang memiliki banyak lahan tambak serta adanya pasar pelelangan ikan (PPI). Di

2. Penyesuaian konsep kawasan dengan keadaan fisik alam dan kebijakan pembangunan di kawasan permukiman Pandangan.

satu sisi, kawasan tersebut juga masuk ke dalam kawasan permukiman kumuh dan rawan bencana gelombang pasang dan abrasi. Adanya

hal-hal

tersebut

menyebabkan

perlunya intervensi perencanaan di Kawasan Pandangan

agar

pengembangan

kawasan

tersebut dapat memaksimalkan segala potensi yang ada serta menanggulangi permasalahan yang ada dalam rangka terwujudnya kawasan

DESA PANDAWANGAN DESA PANDAWANGAN

yang tertata dan layak huni.

3. Mendesain kawasan permukiman Pandangan sesuai dengan konsep Eco and Resillient Coastal Settlement 4. Mendesain kawasan permukiman Pandangan sesuai dengan konsep Minapolitan.

5. Penyediaan fasilitas umum, fasilitas sosial., dan infrastruktur yang lengkap dan dapat mewadahi aktivitas masyarakat.

2


P e r a n c a n g a n K o t a A2.1 2020

Overview Perencanaan Tapak dan Studio Proses Perencanaan Berikut merupakan overview yang diambil dari pembelajaran perencanaan tapak dan

studio proses perencanaan sebagai dasar dalam melihat wilayah perancangan

Peta Kabupaten Rembang

Terdapat 27 desa, 86 RW dan 288 RT

Jumlah penduduk 63 606 jiwa

Luas wilayah 61,64 km²

Kecamatan Kragan termasuk dalam PKLp Kragan

sebagai

Kecamatan

Kragan,

pusat pusat

pengembangan

perikanan

pertanian

kehutanan,

dan

pemerintahan permukiman, dan

kelautan,

industri

dan

pertambangan

Kawasan perencanaan selanjutnya adalah kawasan Pandangan yang terdiri dari Desa Pandangan Wetan dan Pandangan Kulon. Kawasan ini terdiri dari 10 RW dan 26 RT seluas 141 Hektar. Kawasan pandangan merupakan salah satu kawasan dengan kepadatan penduduk tertinggi di dengan basis aktivitasnya berada pada sektor perikanan. Kawasan Pandangan juga terjangkau oleh industri pengolahan ikan yang berada di timur dan barat dari wilayah tersebut.

Sumber : Badan Informasi Geospasial

Peta Kecamatan Kragan

Kabupaten Rembang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Jawa Tengah. Kabupaten Rembang dikenal sebagai Kota Garam yang didukung kawasan pesisir yang ada di Kabupaten Rembang.

Batas Wilayah :

Kabupaten Rembang terdiri dari

Timur: Prov. Jawa Timur

•14 Kecamatan dan 7 Kelurahan

Selatan : Kab. Blora

•287 Desa, 958 RW dan 3.453 RT

Barat : Kab. Pati

•Luas wilayah sebesar 1.014,08 Km²

Utara : Laut Jawa

•Jumlah penduduk sebanyak 635.796 jiwa

Sumber : Badan Informasi Geospasial

3


CHAPTER CHAPTER


P e r a n c a n g a n K o t a A2.1 2020

Potensi Masalah Kawasan Perancangan Rawan Abrasi Daerah rawan abrasi di sepanjang

pantai Pandangan

Kepadatan Bangunan Tinggi Desa Pandangan Wetan

mempunyai kepadatan bangunan tinggi. Perikanan Budidaya Tambak Ikan Terdapat TPI Pandangan

Jalan Pantura

Kawasan Perdagangan dan

Jasa

Mayoritas penduduk

bermata pencaharian Sebagai nelayan

Potensi Masalah

4


A2.1

Perancangan Kota 2020

Dilihat dari segi Kebijakan

Justifikasi Lokasi Kawasan Perancangan Kecamatan Kragan

Peraturan Daerah Kabupaten Rembang No 14 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rembang Tahun 2011-2031 •

termasuk dalam kawasan strategis Kabupaten Rembang

Kecamatan Kragan juga diperuntukkan untuk kawasan perikanan tangkap,

.

Termasuk dalam Sistem Perkotaan sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLP) (Pasal B Ayat 2 huruf b)

Kragan sebagal pusat pemerintahan Kecamatan Kragan, pusat permukiman,

perikanan budidaya, kawasan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Kawasan

pengembangan perkanan dan kelautan, pertanian dan kehutanan, industri dan

yang strategis, terdapat pasar pelelangan ikan, dan dekat dengan Pantura

pertambangan; (Pasal 8 ayat 3)

menyebabkan Kecamatan Kragan mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang

PPL Desa Pandangan Wetan Kecamatan Kragan, dan PPL Dess Sendangwaru

tinggi. Ketentuan tersebut sesuai dengan wilayah deliniasi perencanaan Tapak, yaitu

Kecamatan Kragan merupakan sistem perdesaan yang memiliki fungsi utama

Kelurahan Pandangan wetan dan Pandangan Kulon. Pandangan Wetan dan

sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan. (Pasal 8 ayat 4 dan 5)

Pandangan Kulon memiliki jumiah penduduk yang tertinggi dan kepadatan

penduduk yang tinggi. Masyarakat di Kelurahan Pandangan Kulon dan Pandangan Wetan didominasi bekerja sebagai nelayan, baik nelayan budidaya maupun nelayan

Termasuk dalam rencana pengembangan jaringan jalan bebas hambatan dan jaringan jalan nasional (Pasal 10 ayat 3 dan 4)

Kecamatan Kragan dan Kecamatan Sluke merupakan kawasan perlindungan

tangkap. Pasar ikan yang ada di Kelurahan Pandangan Wetan dan Kulon

setempat

mendukung aktivitas yang terjadi di Kawasan tersebut

wadung/embung/bending. kawasan sekitar mata air, kawasan sempadan jalan,

yang

meliputi

kawasan

sempadan

pantai

kawasan

sekitar

dan kawasan RTH. (Pasal 16 ayat 1,24,5,6,7)

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Rembang No 6 Tahun 2019 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Peraturan Daerah Kabupaten Rembang No 6 Tahun 2019 Tentang Rencana Pembangunan Jangka

Deerah Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021 Kecamatan

Menengah Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

Kragan merupakan salah satu kecamatan yang termasuk ke

Kawasan peruntukan industri menengah yang merupakan kawasan peruntukan industri

dalam lokasi prioritas penanganan kawasan kumuh Kabupaten

pengolahan perikanan kelautan, kawasan peruntukan agroindustri, dan kawasan peruntukan

embang Kelurahan Pandangan Kulon dan Pandangan Wetan

industri pertambangan. (Pasal 27 ayat 3)

merupakan Kelurahan yang memiliki kepadatan penduduk

tertinggi di Kecamatan Kragan Selain itu Kelurahan Pandangan Kulon dan Pandangan Wetan yang berbatasan dengan laut

Perwujudan pusat kegiatan yang meliputi percepatan pengembangan fungsi dan peran perkotaan

Lasem, Perkotaan Pamotan, dan Perkotaan Kragan sebagai PKLP. (Pasal 36) •

Kawasan Strategis yang meliputi KSK. KSK sebagaimana yang dimaksud meliputi kawasan

dengan kondisi rawan bencana gelombang pasang dan abrasi

strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, yakni pada Kawasan Sluke Zona I dan

menjadi tantungan perencana dalam merdesain Kelurahan

Zona Il serta PKLP Kragan. (Pasal 32 ayat 1,2, dan 3)

Pandangan Kulon dan Pandangan Wetan.

Kragan termasuk dalam Penataan kawasan permukiman kumuh di Kecamatan Rembang. Lasem, Kragan dan Pamotan

DESA PANDAWANGAN

5


P e r a n c a n g a n K o t a A2.1 2020

Gambaran Umum Kawasan Pandangan.

Kawasan Pandangan merupakan kawasan yang terdiri dari kelurahan Pandangan

Berbatasan dengan :

Wetan dan Pandangan Kulon yang ada di Kecamatan Kragan dan sebagian

Barat

berbatasan

dengan

Kelurahan

Sumurtawang

wilayahnya menjadi lokasi perancangan

KAWASAN PANDANGAN

Sebelah

Sebelah Timur dengan Kelurahan Plawangan

Sebelah Selatan dengan Kelurahan Sumbergayam

Sebelah Utara dengan Laut Jawa

Pandangan Wetan memiliki luas 39 Ha sedangkan Pandangan Kulon memiliki luas 102 Ha dengan total luas 141 Ha

Pandangan Wetan memiliki 16 RT dan 5 RW sedangkan Pandangan Kulon memiliki 10 RT dan 5 RW

Kepadatan Penduduk Pandangan Wetan tertinggi di Kecamatan Kragan yaitu 8723 jiwa/km2 sedangkan Pandangan Wetan 3847 jiwa/km2

Jumlah Penduduk : Pandangan Wetan: 3387 jiwa dan Pandangan Kulon: 3901 jiwa

6


P e r a n c a n g a n K o t a A2.1

2020 Potensi Masalah Sub Kawasan Pandangan. Rawan Bencana Kekeringan Mayoritas penduduk bermata Pencaharian Nelayan

Curah Hujan yang sangat rendah (3,83-4,38mm/hari)

Permukiman Kumuh di Pesisir

Rawan Bencana Abrasi di Sepanjang Pantai Kecamatan Kragan

Sebagai Jalan Arteri (Jalan Pantura) merupakan jalan yg digunakan untuk jalur arus mudik hari besar & pendistribusian barang

Penghasil ikan tongkol dan manyung Merupakan sektor perikanan unggul berupa ikan tongkol. Penghasilan sehari memperleh satu basket beriri 70ikan

Terdapat Perdagangan dan Jasa di sekitar Jalan Pantura. Adanya aktivitas ruko kecil, maupun adanya layanan jasa simpan pinjam

Terdapat Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

Terdapat TPI Pandangan. Salah satu tempat penjualan hasil penangkapan.. Setiap hari nya tidak selalu menjual hasil tangkap ikan, tetapi juga lobster maupun rajungan

Kondisi Air Tanah Rendah yang menyebabkan rawan kekeringan

Terdapat Industri Pengolahan Ikan Sebagai aktivitas memproses, mengawetkan, menyimpan, Mendistribusikan produk ikan.

Potensi Masalah

Merupakan Kawasan Budidaya Salah satu nya kawasan budidaya laut untuk memenuhi kebutuhan pada sector perekonomian

Kepadatan Bangunan tinggi

7


A2.1

Perancangan Kota 2020

Justifikasi Lokasi Sub Kawasan Perancangan

Lokasi sub kawasan perancangan berada di kawasan Pandangan yang merupakan kawasan di desa Pandangan Kulon dan Pandawangan Wetan, Kecamatan Kragan. Berdasarkan RTRW Kabupaten Rembang Tahun 2011-2031,Kecamatan Kragan memiliki fungsi budidaya yang

meliputi industri,perdagangan jasa,permukiman dan sektor perikanan dan pertanian. Lokasi sub kawasan perancangan berada di pusat Kecamatan Kragan dan memiliki fasilitas yang lengkap dari fasilitas

pemerintahan,pendidikan,kesehatan dan lainnya untuk menunjang aktivitas penduduknya. Dalam mendukung aktivitas penduduk nelayan terdapat TPI Pandangan untuk aktivitas perdagangan hasil perikanan serta jalan arteri yang melewati sub kawasan perancangan yang mendukung distribusi hasil sektor unggulan yaitu perikanan. Berdasarkan

pengamatan

terdapat

permukiman

kumuh

dan

permukiman yang terdapat di sempadan pantai yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Sub kawasan perancangan

juga memiliki

kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Kragan dan kepadatan bangunan yang disebabkan pertumbuhan permukiman secara organik. Selain itu dengan lokasi sub kawasan yang memiliki kondisi yang curah hujan rendah dan intrusi air laut sehingg rawan bencana kekeringan di dukung oleh lokasi yang berbatasan dengan laut dengan

kondisi rawan bencana gelombang pasang dan abrasi menjadi tantungan perencana dalam mendesain Kelurahan Pandangan Kulon dan Pandangan Wetan. Oleh karena berdasarkan potensi masalah sub

kawasan perancangan akan dikembangkan menjadi kawasan yang sesuai fungsi dan mampu menjasi kawasan yang memebuhi segala kebutuhan penduduk.

DESA PANDAWANGAN

8


A2.1

Perancangan Kota 2020

U

Delineasi Sub Kawasan Perancangan Lokasi sub perancangan memiliki luas total 60.83 jesktar dan terbagi menjadi dua

sub kawasan yaitu sub kawasan barat dan sub kawasan timur. Lokasi sub perancangan merupakan bagian utara dari lokasi perencanaan tapak.

Sub Kawasan Barat 26, 23ha

Sub Kawasan Timur 34,60ha

Dengan batas fisik sebagai berikut :

   

Utara : Laut Jawa Selatan : Jalan Arteri Timur : Kelurahan Plawangan Barat : Kelurahan Sumurtawang

SKALA 1: 1000

DESA PANDAWANGAN

9


CHAPTER CHAPTER


P e r a n c a n g a n K o t a A2.1

PERUMUSAN KONSEP PERANCANGAN

2020

Potesi Masalah

Solusi

Konsep

Green and Resilient Coastal Settlement Through Minapolitan Integrated Minapolitan District

Penyediaan Sarana dan Prasarana untuk mendukung kegiatan masyarakat di sektor perikanan tangkap

Mayoritas penduduk bermata pencaharian nelayan

Komoditas unggul perikanan berupa ikan tongkol

Terdapat Industri pengolahan ikan Terdapat jalan arteri (Jalan Pantura)

Eco-Resilient Coastal Housing

Pembangunan yang berdasarkan kepada Sustainable Development dan Eco Development

Permukiman Kumuh di Pesisir

Penyediaan Infrastuktur yang resilient (tangguh) terhadap bahaya bencana alam dan non-alam

Kondisi Air Tanah Rendah

Kepadatan Bangunan Tinggi

Rawan Bencana Kekeringan

Rawan Bencana Abrasi

Terdapat Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

Kawasan Budidaya

Terdapat TPI Pandangan

10


A2.1

Perancangan Kota

KONSEP PERANCANGAN KOTA

2020

“ Green and Resilient Coastal

Settlement Through Minapolitan“ Permukiman Tepi Pantai Yang Hijau dan Tangguh Dengan Minapolitan

Eco-Resilient Coastal Housing Integrated Minapolitan District

DESA PANDAWANGAN

Permukiman Pesisir Berbasis Konsep Hijau-Tangguh

A2.1.1 A2.1.1

District Berbasis Minapolitan yang Terintegrasi

A2.1.2 A2.1.2 11


A2.1

Perancangan Kota

KONSEP PERANCANGAN KOTA

2020

Berdasarkan dari konsep Green and Resilient Coastal Settlement Through Minapolitan, pada kawasan perancangan akan diterapkan 2 konsep utama dengan fokus berbeda yaitu

ECO-RESILIENT COASTAL HOUSING

A

Green

B

Konsep Resilient atau “tangguh” bertumpu pada membangun sistem dan kapasitas

kota untuk beradaptasi terhadap datangnya bencana. resilience adalah konsep agar

Konsep menghasilkan sebuah pembangunan kota yang

berkelanjutan

dengan

pembangunan

terhadap

mengurangi lingkungan

dampak

negatif

dengan

strategi

pembangunan seimbang antara pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial dan perlindungan lingkungan sehingga kota menjadi tempat yang layak huni tidak hanya bagi

suatu sistem lebih tahan terhadap bencana, bukan hanya dengan kebal terhadap perubahan, tetapi juga bagaimana sistem bisa bangkit kembali, memitigasi, dan pulih

dari bencana. Resilient memiliki tiga konstelasi aspek yaitu inovasi, mitigasi dan adaptasi (Indriastjario, 2018).

1.

generasi sekarang, namun juga generasi berikutnya.

C

Resilient

Coastal Settlement

Inovasi -> konsep yang baru sebagai respons untuk bisa bertahan dari suatu gangguan.

2.

Mitigasi -> konsep yang bisa mengurangi risiko terhadap suatu bahaya.

3.

Adaptasi -> konsep penyesuaian perubahan terhadap suatu kondisi.

Kawasan Permukiman Pesisir adalah permukiman yang

INTEGRATED MINAPOLITAN DISTRICT

terdiri dari Tempat tinggal atau hunian sebagai kawasan

Pada kawasan minapolitan merupakan kawasan yang

permukiman beserta sarana dan prasarananya; Kawasan

terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah

tempat bekerja, dalam hal ini berupa area alamiah tempat

perdesaan sebagai sistem produksi perikanan dan pengeloaan sumberdaya alam

nelayan bekerja yakni lautan dan sarana-sarana buatan

tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan

(Suhardi,1993:18)

satuan sistem permukiman dan sistem minabisnis. Konsep pembanguanan wilayah

A

Minapolitan

yang mempunyai fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran, komoditas perikanan.

DESA PANDAWANGAN

12


A2.1 1.

Perancangan Kota

BENCHMARK PERANCANGAN KOTA

2020

GREEN

3.

Pantai Panjang,Kota Bengkulu

Kampung Sumber Jaya,Kota Bengkulu

Kota Bengkulu mengembangkan konsep green

2.

RESILIENT

COASTAL HOUSING

yang dilakukan untuk mengurangi emisi gas

Pada

buang dari sumber yang bergerak atau kendaraan

penataan kawasan permukiman nelayan

bermotor dan penyediaan Green Open Spatial

yang digunakan untuk meningkatkan

(GOS) yang telah dirancang pemerintah untuk

kualitas hidup sosial ekonomi serta

dapat menciptakan iklim mikro yang bersih.

kenyamanan lingkungan serta RTH dan

Konsep tersebut terlihat pada untuk daerah

RTNH. Penataan tersebut dimaksudkan

pesisirnya yaitu di Pantai Panjang Bengkulu

juga untuk menghilangkan kekumuhan

sebagai bentuk sempadan pantainya

di kampung tersebut

Pantai Padang, Kota Padang

4

Kota Padang merupakan kota yang menerapkan

.

konsep resilient city dalam menanggulangi abrasi di Pantai Padang dengan dua cara yaitu alami dan buatan. Cara alami yaitu dengan adanya karang

untuk memecah ombak dan adanya tumbuhan mangrove

sedangkan

buatan

bangunan

pelindung

pantai

yaitu

membuat

yaitu

tanggul

pantai,groin,break water. Goin digunakan untuk menahan

transport sedimen

sepanjang

pantai,

pemecah gelombang untuk mengurangi energi gelombang dan seawall atau dinding laut untuk perkuatan pantai

DESA PANDAWANGAN

kampung

tersebut

dilakukan

MINAPOLITAN Kabupaten Pacitan,Provinsi Jawa Timur Kabupaten

Pacitan

kesuksesan

menjadi

contoh

pembangunan

kawasan

minapolitan di Indonesia. Sejak ditetapkan pemerintah sebagai kawasan percontohan Minapolitan

pada

tahun

2010.

Konsep

Minabisnis dalam kawasan Minapolitan Pacitan menggunakan Konsep Keterpaduan Vertikal

dan

Keterpaduan

Horisontal

dengan Sistem Pengembangan Perikanan Berbasis Komoditas

13


CHAPTER CHAPTER


A2.1

Perancangan Kota 2020

ANALISIS KARAKTERISTIK AKTIVITAS

Analisis karakteristik aktivitas yang bertujuan untuk menentukan karakteristik pada kawasan perancangan yang didasarkan pada potensi dan arah pengembangan pada rencana tata ruang. Analisis karakteristik aktivitas memberikan gambaran mengenai aktivitas yang terjadi baik berupa analisis pengguna pada suatu aktivitas, jenis aktivitas yang diwadahi sesuai dengan karakteristik aktivitas, analisis kapasitas, serta perhitungan kebutuhan akan ruang aktivitas. Pada daerah perancangan analisis karakterisitik aktivitas dibagi menjadi 4 bagian yaitu aktivitas rencana konsep desain, aktivias khusus eksisting rencana, aktivitas khusus eksisting, hingga aktivitas eksisting. Adapun secara garis besar terdapat 4 aktivitas utama berupa penduduk, hunian, sarana dan prasarana, dan lingkungan

C. KARAKTERISTIK SARANA DAN PRASARANA

A. KARAKTERISTIK PENDUDUK Kawasan Pandangan memiliki penduduk yang mayoritas bekerja

Karakteristik sarana dan prasarana di kawasan Perancangan Kota secara

dalam sektor perikanan tangkap yang mengandalkan hasil laut. Tetapi

menyeluruh sudah mencukupi dan mendukung aktivitas penduduk

pada masa yang akan datang memiliki peluang untuk adanya

baik sub kawasan 1 dan 2 seperti Tempat Pelelangan Ikan, fasilitas

perubahan transisi mata pencaharian dari sektor perikanan menjadi

peribadatan, pendidikan, perdagangan dan jasa serta fasilitas lainnya.

sektor lainnya. Penduduk di kawasan Pandangan juga memiliki peran

Jika dilihat dari prasarana jalan baik sub kawasan ataupun kawasan

yang besar untuk aktivitas pengolahan hasil tangkapan baik secara

memiliki jalan lokal dan lingkungan yang terhubung dengan jalan arteri

mandiri ataupun industri pengolahan

sehingga mudah untuk kelancaran aktivitas penduduk.

B. KARAKTERISTIK HUNIAN

D. KARAKTERISTIK LINGKUNGAN

Karakteristik hunian yang ada di Kawasan Kota didominasi oleh

Di kawasan Perancangan kota memiliki berbagai masalah lingkungan

hunian nelayan yang menampung segala aktivitas nelayan seperti

seperti rawan abrasi yang menggerus rumah penduduk, jalan, bahkan

menyimpan dan menjemur hasil tangkapan serta pengolahan dan

pembatas dengan laut sehingga dimasa yang akan datang apabila air

hunian

laut pasang dan ombak tinggi terus terjadi maka akan mengikis wilayah

umum yang memiliki

oleh

penduduk

yang bermata

pencaharian selain nelayan. Kecenderungan pengembangan hunian

perancangan tepatnya di pesisir pantai.

mendekati dermaga dan tempat pelelangan ikan

DESA PANDAWANGAN

14


A2.1

Perancangan Kota

ANALISIS JENIS AKTIVITAS

2020

Analisis Jenis Aktivitas Sub Kawasan Barat (Eco Resilinet Coastal Housing)

Karakteristik Aktivitas

Kelompok Aktivitas

Jenis Aktivitas

Jenis Ruang

Pengguna

Tempat hunian penduduk yang masuk kategori sangat berkecukupan

Rumah Mewah

Penduduk yang sangat berkecukupan

Tempat hunian penduduk yang masuk kategori berkecukupan

Rumah Sedang

Penduduk yang berkecukupan

Tempat hunian penduduk yang masuk kategori kurang berkecukupan

Rumah Sederhana

Penduduk

Sirkulasi

Tempat Parkir

Penduduk yang kurang berkecukupan

Fasilitas umum bersama untuk mandi dan mencuci

MCK Umum

Penduduk

Bertempat tinggal Hunian

Sanitasi

DESA PANDAWANGAN

15


A2.1

Perancangan Kota

ANALISIS JENIS AKTIVITAS

2020

Analisis Jenis Aktivitas Sub Kawasan Barat (Eco Resilinet Coastal Housing)

Karakteristik Aktivitas

Kelompok Aktivitas

Jenis Aktivitas

Jenis Ruang

Pengguna

Pelayanan dan Administrasi

Balai Desa

Pegawai Instansi Masyarakat

Sirkulasi

Tempat Parkir

Kegiatan peribadatan (beribadah)

Mushola

Sirkulasi

Tempat Parkir

Penduduk dan Pengunjung

Toko

Penduduk

KUD

Penduduk

Tempat Parkir

Penduduk dan Pengunjung

Pemerintahan

Peribadatan

Perdagangan dan Jasa

Kegiatan jual beli kebutuhan sehari hari Kegiatan jual beli kebutuhan sehari hari

Sirkulasi

Sub Pusat Layanan

Pendidikan

Kegiatan belajar mengajar Sirkulasi

Olahraga, Rekreasi, RTH

Keamanan Pengolahan Limbah Persampahan

DESA PANDAWANGAN

Olahraga,Rekreasi Sirkulasi Menjaga keamanan lingkungan sekitar Pengolahan Limbah Membuang Sampah,distribusi sampah

TK SD SMP Tempat Parkir Taman Lapangan Sepak Bola Tempat Parkir

Penduduk dan Pengunjung Penduduk dan masyarakat umum

Penduduk usia sekolah,Penduduk,Gu ru, pegawai Penduduk

Pos hansip

Penduduk

IPAL Komuna

Penduduk

TPS

Penduduk

16


A2.1

Perancangan Kota 2020

Karakteristik Aktivitas

Analisis Jenis Aktivitas

Sub Kawasan Timur (Integrated Minapolitan District) Kelompok Aktivitas

Jenis Aktivitas

Jenis Ruang

Pengguna

Hunian Nelayan

Rumah Nelayan Tempat Dermaga

Rumah Nelayan Tempat Dermaga Rumah Penduduk Pemilik Tambak Tempat Menjemur Ikan Tempat Reparasi Kapal dan Mesin Kapal Tempat Memperbaiki dan Menjemur Jala Tempat Parkir, Jalan untuk Pejalan Kaki dan Kendaraan Pasar Ikan TPI

Penduduk Nelayan Penduduk Nelayan

Ruang Penerimaan

Karyawan pabrik

Ruang Sortir

Karyawan pabrik

Ruang Cuci

Karyawan pabrik

Dapur ( Ruang Masak)

Karyawan pabrik

Laboratorium

Karyawan pabrik

Ruang Sterilisasi

Karyawan pabrik

Gudang Ruang Produksi Dapur cuci Area pengepakan

Karyawan pabrik Karyawan pabrik Karyawan pabrik Karyawan pabrik

Gudang

Karyawan pabrik

Tempat Parkir

Karyawan pabrik

KM/WC

Karyawan pabrik

Tempat Wudhu Ruang Sholat

Karyawan pabrik Karyawan pabrik

Rumah Penduduk Pemilik Tambak Tempat Menjemur Ikan Aktivitas Nelayan

Tempat Reparasi Kapal dan Mesin Kapal Aktivitas Nelayan Tempat Memperbaiki dan Menjemur Jala Tempat Parkir, Jalan untuk Pejalan Kaki dan Kendaraan Pengumpulan dan Jual beli hasil Tambak Penerimaan Bahan Baku

Industri Pengolahan Ikan

ANALISIS JENIS AKTIVITAS

Tempat Ikan ditampung setelah di bongkar muat

Penyortiran Bahan Baku Tempat memilah ikan berdasarkan kriteria Ikan Pencucian Bahan Baku Membersihkan Bahan Baku dari kotoran Ikan yang menempel Pengolahan Bahan Baku Memasak Ikan menjadi produk jadi Ikan Pengujian Kandungan Menguji kandungan gizi dari produk sesuai Hasil Produksi SNI Pengawetan dan Tempat hasil produksi di sterilisasi dari Sterilisasi Produk bakteri Penyimpanan Ruang penyimpanan beku Produksi Ruang produksi pengolahan ikan Pembersihan Mencuci barang yang digunakan Pengepakan Tempat mengepak hasil produksi Bongkar muat Sanitasi Peribadatan

DESA PANDAWANGAN

Tempat membawa ikan ke gudang dan memuat hasil produksi untuk dipasarkan

Sirkulasi Fasilitas umum bersama untuk mandi dan mencuci Fasilitas umum untuk beribadah

Penduduk Nelayan Penduduk Nelayan Penduduk Nelayan Penduduk Nelayan Penduduk Penduduk Nelayan Penduduk Nelayan

17


A2.1

Perancangan Kota 2020

ANALISIS JENIS AKTIVITAS

Analisis Jenis Aktivitas Sub Kawasan Timur (Integrated Minapolitan District)

Karakteristik Aktivitas

Kelompok Aktivitas Pemerintahan

Peribadatan

Jenis Aktivitas

Jenis Ruang

Pengguna

Pelayanan dan Administrasi

Kantor Kecamatan

Penduduk dan

Sirkulasi

Tempat Parkir

masyarakat umum

Kegiatan peribadatan (beribadah)

Masjid

Sirkulasi

Tempat Parkir

Penduduk

Pelayanan kesehatan untuk anakKesehatan

Pusat Layanan

anak, penduduk, ibu hamil, penyediaan obat

Sirkulasi Perdagangan dan Jasa

Pengiriman Pergerakan dan Lalu Lintas

DESA PANDAWANGAN

Puskesmas

Kegiatan jual beli kebutuhan sehari hari Sebagai tempat untuk mengirimkan barang kepada orang lain Sirkulasi

Tempat Parkir

Penduduk

Pertokoan

Kantor Pos

Penduduk

Tempat Parkir

Penduduk

18


A2.1 “S

Perancangan Kota 2020

ANALISIS PENGGUNA

alah satu elemen human settlement dari Doxiadis adalah elemen manusia. Perencana dalam memahami dan merencanakan ruang fisik atau

container perlu memperhatikan manusia dan kebutuhannya sebagai pengguna. Perencana perlu tahu 1 hal yaitu terkait pertumbuhan manusia di masa depan. Proyeksi penduduk merupakan metode yang digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk suatu wilayah di masa depan.”

Proyeksi Penduduk Metode proyeksi penduduk yang digunakan yaitu menggunakan trendline linier. Pada hasil proyeksi, jumlah penduduk kawasan perencanaan pada tahun 2040 berjumlah 7.493 jiwa. Proyeksi ini menggunakan asumsi pada jumlah penduduk di Desa Pandangan Wetan dan Pandangan Kulon. Dimana luas permukiman deliniasi 82% dari luas permukiman Desa Pandangan. 8000 7000

y = 71.711x + 5413.6 R² = 0.9912

6000 5000 4000

Tahun

2011

Jumlah Penduduk Desa 6.689

2011

Jumlah Penduduk Deliniasi 5485

2012

6.793

2012

5570

2013

6.874

2013

5637

2014

6.953

2014

5701

2015

7.001

2015

5741

2016

7.107

2016

5828

2017

7.221

2017

5921

2018

7.326

2018

6007

Tahun

Tabel. Jumlah Penduduk Kawasan Pandangan Tahun 2040 Sumber: BDT Jateng 2019

3000 2000

1000 0

2011 2013 2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035 2037 2039 Gambar. Grafik Proyeksi Penduduk Kawasan Pandangan Tahun 2040 Sumber: BDT Jateng 2019

Jumlah asumsi penduduk wilayah deliniasi pada tahun 2018 yaitu sebesar 6.007 jiwa. Hasil proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2040 mencapai 7.493 jiwa.

DESA PANDAWANGAN

Tabel di atas merupakan table Jumlah Penduduk Desa Pandangan yang digunakan untuk asumsi jumlah penduduk Sub Kawasan. Sehingga didapat 82% dari jumlah penduduk 6.326. untuk mendapatkan jumlah penduduk sub kawasan.

Jumlah asumsi penduduk wilayah deliniasi pada tahun 2018 yaitu sebesar 6.007 jiwa. Berdasarkan proporsi pada jumla penduduk permukiman Desa Pandangan.

19


A2.1

Perancangan Kota 2020

ANALISIS PENGGUNA Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian

0%

0%

1%

Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur 2000.0 1800.0 1600.0 1400.0 1200.0 1000.0 800.0 600.0 400.0

200.0 1-17 th 18-34 th 36-60 th >60 th

Sedangkan pada penduduk menurut kelompok umur, pada kawasan deliniasi paling tertinggi yaitu pada usia 36-60 tahun. Dimana kelompok umur tersebut merupakan usia produktif. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan deliniasi didominasi oleh usia produktif.

Jumlah Penduduk menurut Pendidikan Penduduk menurut kelompok umur usia sekolah pada kawasan deliniasi didominasi oleh penduduk usia SD yaitu 7-12 tahun dengan besar 40% penduduk.

600 500 400 300 200 100

0

Usia Usia Usia Usia TK(4-6) SD (7- SLTP SLTA 12) (13-15) (16-18)

DESA PANDAWANGAN

Islam Kristen Katholik Hindu/Budha/Lainnya

99%

Penduduk Kawasan Deliniasi didominasi oleh penduduk beragama Islam hingga sebesar 99% penduduk.

Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian Berdasarkan grafik di samping pada kawasan deliniasi didominasi oleh Penduduk yang bermata pencaharian perikanan tangkap 589 jiwa. Data ini diperoleh dari BDT Jateng menurut tahun 2019. Pda hasil proyeksi tahun 2040 penduduk yang bermata pencaharian perikanan akan meningat menjadi 707 jiwa.

600 500

400 300 200 100 0

20


A2.1

Perancangan Kota

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG

2020

Sub Kawasan Barat Karakteristik Aktivitas

Kelompok Aktivitas

Hunian

Sanitasi

Permukiman

Jenis Aktivitas

Jenis Ruang

Pengguna

Standart

Sumber

5 jiwa/unit, 68m2/unit

SNI 03-17332004, Neufert 1997

Rumah Sederhana

Tempat hunian penduduk yang masuk kategori kurang berkecukupan

6786 Rumah Susun

Jumlah Unit

Luas

Satuan Keterangan

100

3600

m2

Rencana

23

39330

m2

Rencana

Mobil (20), Motor (50), Truk (7)

637,5

m2

Rencana

Sirkulasi

Tempat Parkir

7493

Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2

Fasilitas umum bersama untuk mandi dan mencuci

MCK Umum

7493

SNI 03-173350 jiwa/unit, 2,38m2/unit 2004, Neufert 1997

2

7,14

m2

Rencana

Lapangan Basket

6786

420 m2

Neufert Architect Data

1

600

m2

Rencana

Lapangan Badminton

6786

112 m2

Neufert Architect Data

1

120

m2

Rencana

Taman RW

6786

1250 m2/2500 jiwa

SNI 03-17332004

3

3750

m2

Rencana

Taman RT

6786

250 m2/250 jiwa

SNI 03-17332004

10

1000

m2

Rencana

Rekreasi dan Kebutuhan Umum

Berolahraga

Neufert,1997

Perdagangan

Jual beli barang dan kebutuhan pangan

Warung

6786

100 m2/250 jiwa

SNI 03-17332005

12

1200

m2

Rencana

Sosial

Tempat pertemuan antar penduduk

Gedung Pertemuan

6786

300 m2/2500 jiwa

SNI 03-17332006

2

600

m2

Rencana

Keamanan

Penjagaan keamanan

Pos Hansip

6786

12 m2/2500 jiwa

SNI 03-17332007

1

12

m2

Rencana

Persampahan

Tempat pembuangan sampah

Bak Sampah Kecil

6786

30 m2/2500 jiwa

SNI 03-17332008

1

30

m2

Rencana

Permukiman

Luas Traffix (30 %) x Luas Luas Total Lahan Terbangun

DESA PANDAWANGAN

50886,64 15265,992 66152,632

m2 m2 m2

6,6152632

Ha

21


A2.1 Karakteristik Aktivitas

Perancangan Kota 2020

Sub Kawasan Barat Kelompok Aktivitas

Jenis Aktivitas

Jenis Ruang

Pengguna

Standart

Sumber

Jumlah Unit

Luas

Pelayanan dan Administrasi

Balai Desa

7493

1000m2

SNI 03-1733-1989

1

1000

m2

Rencana

Sirkulasi

Tempat Parkir

7493

Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2

Neufert,1997

Mobil (20), Motor (50), Truk (7)

637,5

m2

Rencana

Kegiatan peribadatan (beribadah)

Mushola

7493

200

m2

Rencana

Sirkulasi

Tempat Parkir

7493

637,5

m2

Rencana

Toko

Pemerintahan

Peribadatan

Sub Pusat Layanan

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG

Perdagangan dan Jasa

100 m2 /250 jiwa Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2

SNI 03-1733-2004

7493

250 jiwa / 100 m2

SNI 03-1733-1989

15

1500

m2

Rencana

KUD

7493

50m2

SNI 03-1733-1990

1

50

m2

Rencana

Tempat Parkir

7493

637,5

m2

Rencana

TK

332

500

m2

Rencana

SD

669

500

m2

Rencana

Sirkulasi

Tempat Parkir

7493

637,5

m2

Rencana

Olahraga,Rekreasi

Taman Lapangan Sepak Bola

7493

3750 986

m2 m2

Rencana Rencana

Sirkulasi

Tempat Parkir

7493

637,5

m2

Rencana

300

m2

Rencana

Kegiatan Pengobatan

Posyandu Balai Pengobaran warga Poliklinik

Menjaga keamanan lingkungan sekitar

Pos hansip

Kegiatan jual beli kebutuhan sehari hari Kegiatan jual beli kebutuhan sehari hari Sirkulasi

Pendidikan

Kegiatan belajar mengajar

Olahraga, Rekreasi, RTH

Kesehatan Keamanan

Memeriksa kesehatan balita

Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2 1250 jiwa / 500 m2

Neufert,1997

Neufert,1997 SNI 03-1733-1991 SNI 03-1733-1992

Mobil (20), Motor (50), Truk (7) 1

SNI 03-1733-2004 Neufert,1997

6786

1600 jiwa /500 m2 Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2 2.500 jiwa / 1.250 m 968 m2 Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2 60 m2/1250 jiwa

SNI 03-1733-2004

1 Mobil (20), Motor (50), Truk (7) 3 1 Mobil (20), Motor (50), Truk (7) 5

6786

1000 m2/3000 jiwa

SNI 03-1733-2005

2

200

m2

Rencana

6786

60 m2/1250jiwa

SNI 03-1733-2006

5

300

m2

Rencana

7493

2.500 jiwa / 12 m2

SNI 03-1733-2004

1

12

m2

Rencana

1

2500

m2

Rencana

1

45

m2

Rencana

Neufert,1997

Neufert,1997

Pengolahan Limbah

Pengolahan Limbah

IPAL Komunal

7493

2500 m2

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Persampahan

Membuang Sampah,distribusi sampah

TPS

7493

2.500 jiwa/ 45 m2

SNI 03- 3242-1994

Sub Pusat Layanan

Luas Traffix (30 %) x Luas Luas Total Lahan Terbangun

DESA PANDAWANGAN

2 Mobil (20), Motor (50), Truk (7)

Satuan Keterangan

15030,5 4509,15 19539,65 1,953965

m2 m2 m2 Ha

22


A2.1 Karakteristik Aktivitas

Aktivitas Nelayan

Perancangan Kota

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG

2020

Sub Kawasan Timur Sumber

Jumlah Unit

Luas

Satuan

Keteranga n

Jurnal Temu Ilmiah IPLBI 2017

177

15930

m2

Rencana

AN

102

2288

m2

Rencana

5 jiwa/18 m2

AN+SB

141

2545,2

m2

Rencana

707

900 m2

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB

1

900

m2

Rencana

Tempat Dermaga

707

900 m2

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB

1

900

m2

Rencana

Pengawetan Ikan

Cold Storage

707

500 m2

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB

1

500

m2

Rencana

Penyimpanan Ikan

Gudang

707

500 m2

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB

1

500

m2

Rencana

707

4500 m2

Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2011

1

4500

m2

Rencana

707

96 m2

Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2011

1

36

m2

Rencana

Kelompok Aktivitas

Jenis Aktivitas

Jenis Ruang

Pengguna

Hunian Nelayan

Rumah Nelayan

Rumah Nelayan

707

Penjemuran Ikan Perbaikan dan pembuatan alat tangkap

Area Penjemuran Ikan Tempat Perbaikan dan pembuatan alat tangkap

707

5 jiwa /45 m2-90 m2/ unit 2,5 Kw Ikan

707

Interaksi Nelayan

Balai Nelayan

Parkit kapal dan pendaratan ikan Aktivitas Nelayan

Tempat Reparasi Kapal dan Mesin Kapal

Tempat Reparasi Kapal dan Mesin Kapal Stasiun pengisian bahan bakar Pengisian Bahan Bakar Kapal kapal

Rekreasi dan Kebutuhan Umum

Aktivitas Penduduk

Standart

Sirkulasi

Tempat Parkir

7493

Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2

Neufert,1997

Mobil (20), Motor (50), Truk (7)

637,5

m2

Rencana

Tempat Pelelangan Ikan

TPI

707

550 m2

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB

2

1100

m2

Rencana

Lapangan Basket

707

420 m2

Neufert Architect Data

1

600

m2

Rencana

Lapangan Badminton

707

112 m2

Neufert Architect Data

1

120

m2

Rencana

Taman RW

707

1250 m2/2500 jiwa

SNI 03-1733-2004

3

3750

m2

Rencana

Taman RT

707

250 m2/250 jiwa

SNI 03-1733-2004

10

1000

m2

Rencana

Berolahraga

Perdagangan

Jual beli barang dan kebutuhan pangan

Warung

707

100 m2/250 jiwa

SNI 03-1733-2005

12

1200

m2

Rencana

Sosial

Tempat pertemuan antar penduduk

Gedung Pertemuan

707

300 m2/2500 jiwa

SNI 03-1733-2006

2

600

m2

Rencana

Keamanan

Penjagaan keamanan

Pos Hansip

707

12 m2/2500 jiwa

SNI 03-1733-2007

1

12

m2

Rencana

Persampahan

Tempat pembuangan sampah

Bak Sampah Kecil

707

30 m2/2500 jiwa

SNI 03-1733-2008

1

30

m2

Rencana

DESA PANDAWANGAN

Luas

37148,7

m2

Traffix (30 %) x Luas Luas Total Lahan Terbangun

11144,61 48293,31 4,829331

m2 m2 Ha

23


A2.1 Karakteristik Aktivitas

Perancangan Kota

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG

2020

Sub Kawasan Timur

Kelompok Aktivitas

Jenis Aktivitas

Jenis Ruang

Pengguna

Standart

Sumber

Jumlah Unit

Luas

Satuan

Keterang an

Penerimaan Bahan Baku

Tempat Ikan ditampung setelah di bongkar muat

Ruang Penerimaan

110

27 m2

Jurnal Unika

1

27

m2

Rencana

Penyortiran Bahan Baku Ikan

Tempat memilah ikan berdasarkan kriteria

Ruang Sortir

110

40.15 m2

Jurnal Unika

1

40,15

m2

Rencana

Pencucian Bahan Baku Ikan

Membersihkan Bahan Baku dari kotoran yang menempel

Ruang Cuci

110

29.5 m2

Jurnal Unika

1

29,5

m2

Rencana

Pengolahan Bahan Baku Ikan

Memasak Ikan menjadi produk jadi

Dapur ( Ruang Masak)

110

24 m2

Jurnal Unika

2

48

m2

Rencana

Menguji kandungan gizi dari produk sesuai SNI

Laboratorium

110

52.5 m2

Jurnal Undip

1

5,5

m2

Rencana

Tempat hasil produksi di sterilisasi dari bakteri

Ruang Sterilisasi

110

39 m2

Jurnal Unika

1

39

m2

Rencana

Penyimpanan

Ruang penyimpanan beku

Gudang

110

500 m2

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB

1

500

m2

Rencana

Produksi

Ruang produksi pengolahan ikan

Ruang Produksi

110

360 m2

Jurnal Undip

2

720

m2

Rencana

Pembersihan

Mencuci barang yang digunakan

Dapur cuci

110

20m2

Jurnal Untag

1

20

m2

Rencana

Pengepakan

Tempat mengepak hasil produksi

Area pengepakan

110

72 m2

Jurnal Undip

2

144

m2

Rencana

Tempat membawa ikan ke gudang dan memuat hasil produksi untuk dipasarkan

Gudang

110

160 m2

Jurnal Undip

1

160

m2

Rencana

Sirkulasi

Tempat Parkir

7493

Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2

Neufert,1997

Mobil (20), Motor (50), Truk (7)

635,7

m2

Rencana

Fasilitas umum bersama untuk mandi dan mencuci

KM/WC

110

10m2/jiwa

Jurnal Undip

2

20

m2

Rencana

1

100

m2

Rencana

Pengujian Kandungan Hasil Produksi Industri Pengolahan Ikan Pengawetan dan Sterilisasi Produk

Bongkar muat

Industri Pengolahan Ikan

Sanitasi

Pengolahan Limbah

Pengolahan limbah industri pengolahan ikan

Peribadatan

Fasilitas umum untuk beribadah

DESA PANDAWANGAN

IPAL

110

50

Best Practice Pabrik Pengelolahan Ikan Tuna di Bitung

Tempat Wudhu

110

2 m2/jiwa

Jurnal Undip

1

2

m2

Rencana

Ruang Sholat

110

2.25 m2/jiwa

Jurnal Undip

1

2,25

m2

Rencana

Luas

2493,1

m2

Traffix (30 %) x Luas Luas Total Lahan Terbangun

747,93 3241,03

m2 m2

0,324103

Ha

24


A2.1 Karakteristik Aktivitas

Perancangan Kota

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG

2020

Sub Kawasan Timur Jenis Aktivitas

Jenis Ruang

Pengguna

Standart

Sumber

Jumlah Unit

Luas

Satuan

Keteranga n

Pelayanan dan Administrasi

Kantor Kecamatan

7493

2500 m2

Neufert,1997

1

2500

m2

Rencana

Sirkulasi

Tempat Parkir

7493

Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2

Neufert,1997

Mobil (20), Motor (50), Truk (7)

637,5

m2

Rencana

Kegiatan peribadatan (beribadah)

Masjid

7493

600 m2/ 2500 jiwa

SNI 03-1733-2004

1

600

m2

Rencana

Sirkulasi

Tempat Parkir

7493

Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2

Neufert,1997

Mobil (20), Motor (50), Truk (7)

637,5

m2

Rencana

Pelayanan kesehatan untuk anak-anak, penduduk, ibu hamil, penyediaan obat

Puskesmas

7493

1000 m2

SNI 03-1733-2004

1

1000

m2

Rencana

Sirkulasi

Tempat Parkir

7493

Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2

Neufert,1997

Mobil (20), Motor (50), Truk (7)

637,5

m2

Rencana

Kegiatan jual beli kebutuhan sehari hari

Pertokoan

7493

6000 jiwa/ 300 m2

SNI 03-1733-1989

1

300

m2

Rencana

Kegiatan Keamanan Pusat

Kantor Polisi

7493

120000 jiwa/500m2

Neufert Architect Data's Data Edisi 33 Jilid 22

1

500

m2

Rencana

Sirkulasi

Tempat Parkir

7493

Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2

Neufert,1997

Mobil (20), Motor (50), Truk (7)

637,5

m2

Rencana

Kantor Pemadam Kebakaran

9139

400m2

Neufert, 1997

1

400

m2

Rencana

Hydrant

9139

1

Time Saver Standart For Urban Design

1

m2

Rencana

Sirkulasi

Tempat Parkir

9139

Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2

Neufert,1997

637,5

m2

Rencana

Pengiriman

Sebagai tempat untuk mengirimkan barang kepada orang lain

Mobil (20), Motor (50), Truk (7)

Kantor Pos

7493

500m2

SNI 03-1733-1989

1

500

m2

Rencana

Pergerakan dan Lalu Lintas

Sirkulasi

Tempat Parkir

7493

Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2

Neufert,1997

Mobil (20), Motor (50), Truk (7)

637,5

m2

Rencana

Kelompok Aktivitas

Pemerintahan

Peribadatan

Pusat Layanan Kesehatan

Perdagangan dan Jasa

Keamanan

Pemadam Kebakaran

Pusat Layanan

Pemadam Kebakaran

DESA PANDAWANGAN

Luas

9625

m2

Traffix (30 %) x Luas Luas Total Lahan Terbangun

2887,5 12512,5 1,25125

m2 m2 Ha

25


A2.1 Karakteristik Aktivitas

Perancangan Kota

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG

2020

Sub Kawasan Timur Kelompok Aktivitas

Jenis Aktivitas

Jenis Ruang

Pengguna

Standart

Sumber

Jumlah Unit

Luas

Pelayanan dan Administrasi

Balai Desa

7493

1000m2

SNI 03-17331989

1

1000

m2

Rencana

Sirkulasi

Tempat Parkir

7493

Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2

Neufert,1997

Mobil (20), Motor (50), Truk (7)

637,5

m2

Rencana

Kegiatan peribadatan (beribadah)

Mushola

7493

100 m2 /250 jiwa

SNI 03-17332004

2

200

m2

Rencana

Sirkulasi

Tempat Parkir

7493

Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2

Neufert,1997

Mobil (20), Motor (50), Truk (7)

637,5

m2

Rencana

Kegiatan jual beli kebutuhan sehari hari

Toko

7493

250 jiwa / 100 m2

15

3000

m2

Rencana

Kegiatan jual beli kebutuhan sehari hari

KUD

7493

50m2

1

50

m2

Rencana

Sirkulasi

Tempat Parkir

7493

Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2

Mobil (20), Motor (50), Truk (7)

637,5

m2

Rencana

TK

332

1250 jiwa / 500 m2

1

500

m2

Rencana

SD

669

1600 jiwa /500 m2

1

500

m2

Rencana

SMP

334

4800 jiwa/ 9000 m2

1

9000

m2

Rencana

SMA

336

12.500 m2

1

12500

m2

Rencana

Sirkulasi

Tempat Parkir

7493

Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2

Neufert,1997

Mobil (20), Motor (50), Truk (7)

637,5

m2

Rencana

Olahraga,Rekreasi

Taman

7493

2.500 jiwa / 1.250 m

SNI 03-17332004

1

1250

m2

Rencana

Sirkulasi

Tempat Parkir

7493

Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2

Neufert,1997

Mobil (20), Motor (50), Truk (7)

637,5

m2

Rencana

Menjaga keamanan lingkungan sekitar

Pos hansip

7493

2.500 jiwa / 12 m2

SNI 03-17332004

1

12

m2

Rencana

Pemerintahan

Peribadatan

Sub Pusat Layanan

Perdagangan dan Jasa Kegiatan belajar mengajar

Olahraga, Rekreasi, RTH

Sub Pusat Layanan Keamanan

DESA PANDAWANGAN

SNI 03-17331989 SNI 03-17331990 Neufert,1997 SNI 03-17331991 SNI 03-17331992 SNI 03-17331993 SNI 03-17331993

Satuan Keterangan

Luas

31199,5

m2

Traffix (30 %) x Luas Luas Total Lahan Terbangun

9359,85 40559,35

m2 m2

4,055935

Ha

26


A2.1

Perancangan Kota

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG

2020

KEBUTUHAN R UANG

“Menurut

Perhitungan

Kebutuhan Ruang pada kawasan perencanaan membutuhkan Luas lahan 24,7 Ha. Kebutuhan ruang tersebut dihitug sesuai dengan standart yang berlaku pada konsep “Eco-Resilient Costal Housing” dan “Integrated Minapolitan District”.

Kelompok Aktivitas

Luas

Sirkulasi

Luas Total

Satuan

Aktivitas Nelayan

37148,7

11144,61

48293,31

m2

Industri Pengolahan Ikan

2493,1

747,93

3241,03

m2

Permukiman Barat

50886,64

15265,992

66152,63

m2

Pusat Pelayanan

9625

2887,5

12512,50

m2

Sub Pusat Pelayanan Timur

31199,5

9359,85

40559,35

m2

Sub Pusat Pelayanan Barat

15030,5

4509,15

19539,65

m2

Luas Total

190298,47

m2

Traffic = 30% x Luas Total

57089,54

m2

247388,01

m2

24,7

Ha

Luah Lahan yang Dibutuhkan LUAS LAHAN TERSEDIA BUILDING COVERAGE LUAS LAHAN TERBANGUN LAHAN NON TERBANGUN

DESA PANDAWANGAN

60,83 60% 24,7 36,13

Ha persentase Ha Ha

27


A2.1

Perancangan Kota 2020

ANALISIS HUBUNGAN KELOMPOK RUANG

Sub Kawasan Barat

Sub Kawasan Timur

Hunian Umum

Hunian Nelayan

Fasilitas Umum - Fasilitas Pemerintahan - Fasilitas Peribadatan - Fasilitas Kesehatan - Open space

Aktivitas Perdagangan - Toko - Warung Makan

Aktivitas Perikanan Tangkap - Penangkapan Ikan - Pengolajan Ikan Hasil tangkapan - Penjualan Hasil Tangkapan Nelayan

Pusat Pelayanan - Fasilitas Pemerintahan - Fasilitas Peribadatan - Fasilitas Kesehatan - Fasilitas Pengiriman

Fasilitas Sosial Aktivitas Industri

Hubungan Erat Hubungan Kurang Erat

DESA PANDAWANGAN

- Pengolahan Ikan (Barang Jadi dan atau Setengah Jadi) - Industri Galangan Kapal

Aktivitas Perdagangan

- Toko - Warung Makan

28


A2.1

Perancangan Kota 2020

DESA PANDAWANGAN

ANALISIS ORGANISASI RUANG

29


CHAPTER


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS KONSTELASI WILAYAH

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A

Kawasan

Strategis

Koridor

Kawasan

dengan

Kec.

Kragan

Promosi

Agrowaminapolitan

Pusat

(PKLp)

Kegiatan

Lokal

sebagal

pusat

Terdapat SMA dan SD di kawasan perancangan,

sebagai

salah

satu

pemerintahan Kecamatan Kragan, pusat

aglomerasi pusat pendidikan Kecamatan

menurut RTRW Kab. Rembang.

permukiman, pengembangan perikanan

Kragan

Aktivitas Sektor Primer yang kuat (sektor

dan kelautan (Pasal 8 ayat 3).

Merupakan

aglomerasi

Corak aktivitas perikanan yang kuat.

Kecamatan

Kragan

menduduki urutan satu se-Jateng dengan

Adanya tiga dermaga lokal, tiga Tempat

kepadatan yang tinggi.

nilai LQ sebesar 5,69 (Statistik PDSI,

Pelelangan Ikan (TPI), serta tiga industri

2013).

pengolahan ikan didukung oleh struktur

Lasem, maka pembangunan berwawasan

mata

lingkunngan perlu dilakukan

perikanan).

Provinsi

Ratubangnegoro

pengembangan

R E S P O N S

A N A L I S I S

Kawasan

sepanjang

Kabupaten

Peruntukan

koridor

Rembang

Industri

Jalan

di

Pantura

Kabupaten Rembang seluas kurang lebih

pencaharian

perikanan

dengan

permukiman

yang

memiliki

Sebagai salah satu kawasan hilir Gunung

persentase 31,33% dari penduduk Kab. Rembang.

8.864 Ha.

30


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS KONSTELASI WILAYAH

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A

Kawasan

Strategis

Kegiatan

Lokal

sebagal

pusat

akan sektor perikanan, serta adanya TPI

pemerintahan Kecamatan Kragan, pusat

Pandangan di delineasi, serta Persentase

menurut RTRW Kab. Rembang.

permukiman, pengembangan perikanan

jumlah nelayan terbesar di Kabupaten

Aktivitas Sektor Primer yang kuat (sektor

dan kelautan (Pasal 8 ayat 3).

Rembang, dan merupakan permukiman

Corak aktivitas perikanan yang kuat.

nelayan

Koridor

perikanan).

Provinsi

Ratubangnegoro

pengembangan

R E S P O N S

A N A L I S I S

Kawasan

dengan

Rembang

Kragan

Promosi

Agrowaminapolitan

Kabupaten

Kec.

Pusat

(PKLp)

menduduki urutan satu se-Jateng dengan

Adanya tiga dermaga lokal, tiga Tempat

nilai LQ sebesar 5,69 (Statistik PDSI,

Pelelangan Ikan (TPI), serta tiga industri

2013).

pengolahan ikan didukung oleh struktur

Kawasan sepanjang

Peruntukan koridor

Industri Jalan

di

Pantura

Kabupaten Rembang seluas kurang lebih

mata

pencaharian

perikanan

dengan

persentase 31,33% dari penduduk Kab.

Demografi dan Ekonomi yang kental

Pusat

Pelayanan

Lingkungan

(PPL)

Kabupaten Rembang •

Perkembangan

menjadi

wilayah

minapolitan akan menjadi pilihan yang prospektif.

Rembang.

8.864 Ha.

31


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS LINGKUNGAN

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A

Jalan Raya Pantura yang berbatasan dengan

barat daya kawan perancangan

Fasilitas

Pendidikan

berupa

SMP

Al-

Hikmah, SMAN 1 Kragan dan SDN 2

Masih ada ruang terbuka hijau yang cukup luas

Penerangan

di

jalan

lingkungan

30

Meter

• pada

sisi

selatan

sempadan

berupa

permukiman

Lahan

yang

pantai

namun

adanya

luas

dapat

cukup penataan

bangunan

Kawasan

perdagangan

dan

jasa

diletakkan di sepanjang ruas jalan •

di

Kawasan permukiman diletakkan dekat

dengan pusat pelayanan sehingga dapat

sempadan pantai yang melanggar aturan.

menunjang

Fasilitas permukiman yang masih perlu

pendidikan berada di tiap sub pusat

ditingkatkan (penerangan)

kawasan dan tidak berada di pinggi jalan

Sekolah di pinggir jalan arteri dapat

arteri

membahayakan siswa sekolah tersebut.

kawasan

perancangan terdapat tambak ikan disertai •

yang

minim.

Penyalahgunaan

dimanfaatkan

Pandangan Wetan.

R E S P O N S

A N A L I S I S

Sebagai

kawasan

yang

umumnya

permukiman,

pergerakan

sungai

merupakan

Sepanjang jalan arteri di barat daya delineasi

aktivitas cenderung mengarah kepada

merupakan salah satu aglomerasi industri

tenggara (TPI) dan barat daya (Industri)

Relokasi

di

aktivitasnya.

sempadan

Kawasan

pantai

dan

dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau pesisir.

pengolahan ikan.

32


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS LINGKUNGAN

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A

• •

Jalan Arteri penghubung Rembang-Tuban

yang bersifat organis dan berdempetan

Terdapat

serta tidak teratur sehingga diperlukan

Desa/Kantor

Desa

Pandangan Wetan dan Pandangan Kulon. •

Pasar

lama

yang

berada

di

seberang

kawasan perancangan •

Penerangan di Jalan Lingkungan yang masih minim.

Merupakan

kawasan

perkotaan

di

Kawasan

perdagangan

dan

jasa

diletakkan di sepanjang ruas jalan •

Kawasan

permukiman

dibawakan

penataan permukiman

dengan konsep permukiman nelayan

Lebar jalan arteri yang belum sesuai

sesuai dengan karakteristik aktivitasnya.

standar (tidak ada pedestrian) •

Aksesibilitas menuju dermaga dan TPI

yang sempit

Kawasan industri berada di dekat laut karena dekat dengan bahan baku.

Penataan

dermaga

untuk

mewadahi

Adanya TPI dan dermaga dapat dibuat

aktivitas nelayan. Beserta pelebaran akses

TPI Pandangan menduduki posisi kelima

industri untuk mengakomodasi aktivitas

jalan menuju TPI

penyumbang nilai produksi tertinggi di

perikanan tersebut

Kecamatan Kragan •

Sebagian besar merupakan permukiman

berada membatasi kawasan perancangan Balai

R E S P O N S

A N A L I S I S

rembang selama 5 tahun terakhir

Dibuat pusat pelayanan di kawasan

TPI menjadi daya tarik aktivitas di

perancangan

untuk

desa

Pandangan

kawasan perancangan

Wetan dan Kulon dan sekitarnya

33


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS TOPOGRAFI

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A

Pada kawasan perancangan topografinya tergolong datar dengan nilai sebesar 0 – 8 %.

Garis Penampang A – A1 memiliki

perbedaan ketinggian sebesar 2 meter

Garis Penampang A-A1

dan kemiringan lereng sebesar 0,6%.

Garis Penampang B – B1

Kondisi kawasan permukiman eksisting sudah berada dalam lokasi yang sesuai

perencanaan

mempunyai

sehingga kawasan tersebut cocok untuk

Garis Penampang B – B1 memiliki perbedaan ketinggian sebesar 2 meter

Kawasan

kondisi topografi yang relative datar

dan kemiringan lereng sebesar 0,3%.

R E S P O N S

A N A L I S I S

kawasan terbangun. •

Kawasan merupakan kawasan

yang

berwarna

kawasan yang

kuning

terbangun

berwarna

dan hijau

merupakan RTH.

untuk peruntukannya yang sudah berada •

Penampang melintang A – A1 bergerak dari

pada kelerengan 0-8%.

ketinggian 3 meter menuju 5 meter dan turun menjadi 4 meter. •

Penampang melintang B – B1 2 meter menuju 4 meter dan turun menjadi 2 meter.

34


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS TOPOGRAFI

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A

Pada kawasan perancangan topografinya

tergolong datar dengan nilai sebesar 0 – 8 %. •

R E S P O N S

A N A L I S I S

Garis Penampang A-A1

Garis Penampang A – A1 memiliki

Garis Penampang B – B1

Penampang melintang A – A1 bergerak dari ketinggian 3 meter menuju 5 meter dan turun menjadi 4 meter.

Penampang melintang B – B1 2 meter

Kondisi topografi yang relative datar

perbedaan ketinggian sebesar 3 meter

menyebabkan

dan kemiringan lereng sebesar 0,4%.

sesuai

Garis Penampang B – B1 memiliki

lahan terbangun.

perbedaan ketinggian sebesar 5 meter •

wilayah

untuk

Kawasan

perencanaan

dikembangkan

yang

berwarna

menjadi kuning

dan kemiringan lereng sebesar 1,01%.

merupakan

Kondisi kawasan permukiman eksisting

kawasan yang berwarna hijau merupakan

sudah berada dalam lokasi yang sesuai

RTH yang berada di sempadan pantai

untuk peruntukannya yang sudah berada

untuk mencegah adanya abrasi.

pada

kelerengan

keseluruhan

0-8%

kawasan

dan

kawasan

terbangun

dan

hampir

merupakan

kawasan terbangun.

menuju 4 meter dan turun menjadi 2 meter.

35


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS DRAINASE

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A

Kondisi Drainase di wilayah studi dalam kondisi baik tidak ada masalah, sehingga

didapat

drainase

tersier

dan

perkampungan untuk limbah rumah

yang berasal dari limbah rumah tangga

drainase

dari

drainase tersier jenis tertutup di jalan

Arah air berjalan dari drainase tersier

menuju

Pembuatan drainase sekunder dengan jenis terbuka di jalan kolektor yang

jalan perkampungan.

dengan jenis drainase terbuka sedangkan tertutup

jalan lingkungan dan drainase tersier di

Memiliki jenis primer dan drainase tersier

drainase sekunder dengan jenis drainase

Drainase primer berada di jalan pantura sedangkan drainase sekunder berada di

perlu dipertahankan. •

R E S P O N S

A N A L I S I S

sekunder

lalu

ke

tangga •

drainase primer yang menuju ke Sungai

Pembangunan drainase primer dengan jenis

Nglanggong yang bermuara ke pantai

terbuka

drainase

yang

sekunder

menerima lalu

dari

diteruskan

menuju sungai yang nantinya aliran sungai tersebut menuju ke laut

RTH dijadikan sebagai daerah resapan air.

36


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS DRAINASE

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A

Kawasan deliniasi memiliki daerah titik tertinggi di bagian tenggara

Drainase

sekunder

berada

di

jalan

Pembuatan drainase sekunder dengan

Memiliki jenis sekunder dengan drainase

lingkungan dan drainase tersier di jalan

jenis terbuka yang terima dari drainase

tertutup, sedangkan pada drainase tersier

perkampungan.

tersier di jalan kolektor dan drainase

Arah air berjalan dari drainase tersier

tersier

Kondisi drainase pada lokasi perencanaan

yang berasal dari limbah rumah tangga

perkampungan

sudah baik karena tidak ada masalah

menuju drainase sekunder

tangga

jenis drainase terbuka •

R E S P O N S

A N A L I S I S

sampah yang menyumbat sehingga perlu

untuk dipertahankan.

Tidak ada drainase primer di sepanjang

kawasan deliniasi bagian timur •

Pada

kebijakan

pemerintah,

tertutup untuk

di

jalan

limbah

rumah

Pembangunan drainase primer dengan jenis

wilayah

jenis

terbuka

drainase

yang

sekunder

menerima

lalu

dari

diteruskan

deliniasi diperuntukkan sebagai daerah

menuju sungai yang nantinya aliran

pengembangan drainase

sungai tersebut menuju ke laut •

RTH dijadikan sebagai daerah resapan air.

37


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS KEARIFAN LOKAL

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A

Pada kawasan perancangan terdapat tradisi sedekah laut. Tradisi sedekah laut biasanya dilaksanakan di pinggir pantai.

R E S P O N S

A N A L I S I S

Tradisi Sedekah Laut merupakan tradisi

yang telah dilakukan masyarakat secara berturun-temurun

setiap

tahunnya

sebagai simbol rasa syukur dan ritual doa

Tradisi sedekah laut perlu menyediakan ruang terbuka di pinggir pantai untuk dapat menampung orang-orang yang ingin berkumpul di pesisir pantai.

bersama karena hasil perikanan lautnya.

38


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS KEARIFAN LOKAL

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A

Pada kawasan perancangan terdapat tradisi pagelaran wayang kulit yang dimainkan oleh dalang di Kelurahan Pandangan Kulon.

R E S P O N S

A N A L I S I S

Pagelaran

wayang

kulit

biasanya

Perlu disediakan tempat (venue) untuk

diadakan saat acara perpisahan kelas 6

pertunjukan wayang kulit dan dapat

SD Negeri 2 Pandangan Wetan dan pada

menampung

saat sedekah laut di Pandangan Wetan

banyak yaitu di Pusat Pelayanan.

pengunjung

yang

lebih

yang diadakan satu tahun sekali.

39


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS AKSESIBILITAS

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A

Tedapat 4 jalur untuk menuju ke kawasan deliniasi, yakni dari main entrance dan side

Aksesibilitas

pada

Kawasan

deliniasi

entrance

tergolong tinggi karena terdapat Jalan

Terdapat Jalan Arteri yaitu Jl. Kragan-

Arteri berupa Jl. Kragan-Surabaya yang

Surabaya yang merupakan jalur pantura,

termasuk dalam jalur pantura

jalan

utama

bukan

toll

yang

menghubungkan daerah di Jawa Tengah dan menuju Surabaya •

R E S P O N S

A N A L I S I S

yang beraksesibilitas tinggi •

Kemudahan akses dengan adanya Jalan Kendaraan yang melewati jaln arteri

Jalan berupa aspal dan beton dengan kondisi

berupa

kendaraan

yang cukup baik.

barang

yang berpotensi merusak jalan

(Truk, Truk Kontainer, dsb).

Membuat trotoar pada sepanjang jalan yang ingin berjalan kaki,

• besar

Meletakkan pusat pelayanan pada jalan

utama untuk memudahkan masyarakat

Pantura •

pengangkut

Memberi Main Entrance berupa gapura untuk unsur keindahan

Menambahkan street furniture sepanjang jalan arteri seperti lampu penerangan, penyebrangan,

rambu

lalu

lintas,

tanaman peneduh, dll

40


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS AKSESIBILITAS

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A

Tedapat 4 jalur untuk menuju ke kawasan deliniasi, yakni dari main entrance dan side

Aksesibilitas pada Kawasan deliniasi

Meletakkan pusat pelayanan pada jalan

entrance

tergolong tinggi karena terdapat Jalan

Terdapat Jalan Arteri yaitu Jl. Kragan-

Arteri berupa Jl. Kragan-Surabaya yang

Surabaya yang merupakan jalur pintura,

termasuk dalam jalur pintura

utama untuk memudahkan masyarakat

Kemudahan akses dengan adanya Jalan

yang ingin berjalan kaki,

jalan

utama

bukan

toll

yang

menghubungkan daerah di Jawa Tengah dan menuju Surabaya •

R E S P O N S

A N A L I S I S

Pantura •

yang beraksesibilitas tinggi

Kawasan deliniasi merupakan kawasan

Membuat trotoar pada sepanjang jalan

Memberi Main Entrance berupa gapura untuk unsur keindahan

Jalan berupa aspal dan beton dengan kondisi

yang

yang cukup baik.

pengembangan sistem jalan nasional

jalan arteri seperti lampu penerangan,

Kendaraan yang melewati jalan arteri

penyebrangan,

berupa

kendaraan

tanaman peneduh, dll

barang

yang berpotensi merusak jalan

diperuntukkan

besar

sebagai

pengangkut

Menambahkan street furniture sepanjang rambu

lalu

lintas,

(Truk, Truk Kontainer, dsb).

41


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS KEBISINGAN

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A

Jalan Raya Pantura (Jalan Arteri) yang melewati

Kawasan

permukiman warga.

R E S P O N S

A N A L I S I S

dekat

dengan

Jalan

Raya

sepanjang

Pantura Kawasan

yang

melewati

Deliniasi

sering

kebisingan suara yang dihasilkan oleh

dilalui oleh kendaraan besar (truk, truk

kendaraan yang melintasi Jalan Pantura

container, dsb) dan kendaraan lainnya dengan kecepatan yang relative tinggi,

dengan kecepatan tinggi. •

sehingga permukiman yang berada dekat jalan

tersebut

terkena

dampak

dari

Membuat jalur hijau untuk meredam

Alokasi aktivitas berdasarkan tingkat kebisingan:

1.

Kebisingan.

Kebisingan Tinggi: Perdagangan dan

Jasa, Ruang Terbuka 2.

Kebisingan Sedang: Wisata dan Fasilitas Umum

3.

Kebisingan Rendah: Permukiman

42


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS KEBISINGAN

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A

Tedapat permukiman di sepanjang Jalan

R E S P O N S

A N A L I S I S

Jalan Raya Pantura yang berada di

Menanam jalur hijau agar kebisingan

Arteri (Jalan Raya Pantura)

sepanjang Kawasan Deliniasi digunakan

suara yang berada di jalan pintura yang

Terdapat Pasar Tempat Pelelangan Ikan

oleh

dihasilkan oleh kendaraan besar yang

yang berpotensi mengeluarkan kebisingan

container, dsb) dan kendaraan lainnya

pada jam-jam tertentu puncak aktivitasnya.

kendaraan

dengan

besar

kecepatan

(truk,

tinggi,

truk

sehingga

melintas dapat diredamkan •

permukiman yang berada dekat jalan tersebut terkena dampak dari Kebisingan •

Aktivitas

perdagangan

Pelelangan

Ikan)

keramaian

kebisingan

yang

kebisingan: 1.

(Tempat

menjadi

pusat

Alokasi aktivitas berdasarkan tingkat Kebisingan Tinggi: Perdagangan dan Jasa, Ruang Terbuka

2.

menyebabkan

Kebisingan Sedang: Wisata dan Fasilitas Umum

3.

Kebisingan Rendah: Permukiman

43


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISI VIEW FROM SITE

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A

• •

R E S P O N S

A N A L I S I S

Pantai Utara Jawa yang berada di sebelah

View from site:

utara Kawasan Perencanaan

Pemandangan Laut Utara Jawa yang

pantai dapat dihadapkan ke pantai

Gunung Lasem yang berada di sebelah

memiliki

tersebut sehingga sebagian permukiman

Selatan kawasan perencanaan

digunakan untuk melihat sunrise atau

Tambak ikan dan udang yang berada di bagian

selatan

Perencanaan.

Jalan

Pantura

Kawasan

pasir

putih

dan

cocok

Bangunan

yang

berdekatan

dengan

menghadap ke titik view.

sunset.

Pemandangan

Gunung

Lasem

yang

berada di selatan wilayah perencanaan menambah kesan indah pemandangan. •

Tambak ikan dan udang yang ada di selatan Jalan Pantura yang terbentang cukup luas dan terawat.

44


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS VIEW FROM SITE

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A

• •

R E S P O N S

A N A L I S I S

Pantai Utara Jawa yang berada di sebelah

View from site:

utara Kawasan Perencanaan

Pemandangan Laut Utara Jawa yang

pantai

Gunung Lasem yang berada di sebelah

memiliki

tersebut sehingga sebagian permukiman

Selatan kawasan perencanaan

digunakan untuk melihat sunrise atau

Tambak ikan dan udang yang berada di

bagian

selatan

Perencanaan.

Jalan

Pantura

Kawasan

pasir

putih

dan

cocok

Bangunan

yang

dapat

berdekatan

dihadapkan

ke

dengan pantai

menghadap ke titik view.

sunset. •

Pemandangan

Gunung

Lasem

yang

berada di selatan wilayah perencanaan menambah kesan indah pemandangan. •

Tambak ikan dan udang yang ada di selatan Jalan Pantura yang terbentang

cukup luas dan terawat.

45


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS VIEW TO SITE

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A

Pantai Utara Jawa yang berada di sebelah

utara Kawasan Perencanaan

Bad View

Gunung Lasem yang berada di sebelah

Selatan kawasan perencanaan •

selatan

Jalan

Pantura

Perencanaan. •

Kawasan permukiman nelayan

View to site:

Kawasan

Kawasan

permukiman

nelayan

yang

Jalan Pantura menuju Surabaya yang

terkesan

Penataan ulang kawasan permukiman nelayan

padat memberi kesan penuh sesak.

Tambak ikan dan udang yang berada di bagian

R E S P O N S

A N A L I S I S

gersang

karena

Penanaman pohon di sepanjang Pantura

Pembuatan RTH di Sepanjang garis pantai

kurangnya

penghijauan.

46


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS VIEW TO SITE

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A

Pantai Utara Jawa yang berada di sebelah

utara Kawasan Perencanaan

Bad View

Gunung Lasem yang berada di sebelah

Selatan kawasan perencanaan •

selatan

Jalan

Pantura

Perencanaan. •

Kawasan permukiman nelayan

View to site: Kawasan

Kawasan

permukiman

nelayan

yang

Jalan Pantura menuju Surabaya yang terkesan

Penataan ulang kawasan permukiman nelayan

padat memberi kesan penuh sesak.

Tambak ikan dan udang yang berada di

bagian

R E S P O N S

A N A L I S I S

gersang

karena

Penanaman pohon di sepanjang Pantura

Pembuatan RTH di Sepanjang garis pantai

kurangnya

penghijauan.

47


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS VEGETASI

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A

Sudah

terdapat

beberapa

pepohonan

diantara rumah-rumah

Kawasan delineasi perencanaan dilalui jalur pantura dan keadaan vegetasi di area jalan masih sedikit.

Masih terdapat lahan kosong

R E S P O N S

A N A L I S I S

Jalur pantura memberikan dampak yaitu

Membuat jalur hijau sepanjang jalan

kebisingan yang tinggi dan polusi udara

arteri yang berfungsi sebagai penyerap

Kawasan bibir pantai rawan terhadap

polusi, peredam kebisingan dan peneduh

abrasi karena belum adanya pemecah ombak

Membuat jalur hijau sepanjang pantai untuk mengantisipasi ancaman abrasi

48


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS VEGETASI

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A

Kawasan delineasi perencanaan tergolong

padat bangunan permukiman

Keberadaan vegetasi tergolong sedikit lebih

dipadati oleh bangunan permukiman •

Vegetasi di sekitar jalur pantura sangat Kawasan

bibir

permukiman

pantai

dipenuhi

Tidak adanya taman atau ruang terbuka

oleh

untuk mengantisipasi ancaman abrasi

Vegetasi di sekitar jalur pantura sangat

dan ombak

karena

ruas

sempadan

jalan

dipenuhi oleh rumah dan pertokoan. •

Membuat RTH di sebagian pinggir pantai

hijau di kawasan permukiman sedikit

sedikit •

R E S P O N S

A N A L I S I S

Kawasan

bibir

pantai

sangat

rawan

Membuat taman di dekat permukiman seagai ruang terbuka hijau

Membuat jalur hijau sepanjang jalan

abrasi, terlebih banyaknya bangunan di

pantura yang berfungsi sebagai penyerap

sekitar bibir pantai

polusi dan peredam kebisingan.

49


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS ARAH ANGIN DAN ORIENTASI MATAHARI

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A

Kecepatan angin rata-rata berkisar antara 10-

Orientasi arah sinar matahari & arah

Sumbu ideal menggambarkan bahwa

20 km/jam

angin memberikan rekomendasi arah

rekomendasi

Angin berasal rata-rata dari arah timur,

hadap bangunan yang ideal

menghadap ke condong arah timur laut

Sumbu ideal merupakan perpotongan

dan barat daya

tenggara dan timur laut. •

R E S P O N S

A N A L I S I S

Adanya potensi angin laut yang berhembus kencang di daerah pesisir

antara arah angin dan orientasi matahari

arah

hadap

bangunan

Perlu adanya barrier/halangan untuk

memecah angin khususnya angin laut.

50


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS ARAH ANGIN DAN ORIENTASI MATAHARI

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A

Arah angin malam bergerak dari tenggara

Rekomendasi

arah

bangunan

Sumbu ideal menggambarkan bahwa

dan arah angin siang bergerak dari arah

digambarkan dengan sumbu ideal yang

rekomendasi

barat laut

merupakan perpotongan antara garis

menghadap ke condong arah timur laut

arah angin dan garis sinar matahari.

dan barat daya

Kecepatan

angin

berkisar

antara

10-20

km/jam

R E S P O N S

A N A L I S I S

Tidak adanya barrier di bagian utara atau yang berbatasan langsung dengan pantai

Arah angin yang bergerak dari arah laut dapat

berhembus

kencang

mempengaruhi aktivitas masyarakat

dan

arah

hadap

bangunan

Dari arah utara atau pesisir dibangun

sebuah

pemecah

angin

laut

menuju

permukiman dan aktivitas masyarakat yaitu beberapa vegetasi atau sebuah

barrier

51


CHAPTER


“Sub Kawasan Barat”

“Sub Kawasan Timur”

A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

52


CHAPTER


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS LAND USE

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A & ANALISIS • Penggunaan lahan yang ada di kawasan perencanaan sebagian besar merupakan permukiman. • Penggunaan lahan eksisting di kawasan perencanaan berupa permukiman, perkebunan, dan

tegalan. • Berdasarkan RTRW Kabupaten Rembang Tahun 2011-2031 wilayah perencanaan diperuntukkan untuk pusat permukiman serta pengembangan perikanan dan kelautan.

• Kondisi eksisting kawasan perencanaan telah sesuai dengan RTRW.

R E S P O N S

Rencana

penggunaan

lahan

di

kawasan

perencanaan disesuaikan dengan aktivitas dan

RTH

kebutuhan

permukiman,

sub

masyarakat, pusat

berupa pelayanan,

perdagangan, taman, dan RTH.

PERMUKIMAN

Penggunaan lahan didominasi oleh kawasan permukiman

dan

RTH.

Kawasan

permukiman dimanfaatkan untuk hunian Perdagangan

Taman

buruh industry, pedagang dan sebagainya. RTH dimanfaatkan untuk mencegah abrasi pantai dengan pembuatan jogging track.

53


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS LAND USE

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A & ANALISIS • Penggunaan lahan yang ada di kawasan perencanaan sebagian besar merupakan permukiman. • Penggunaan lahan eksisting di kawasan perencanaan berupa permukiman, perkebunan, Pada kawasan perencanaan juga terdapat TPI dan PPI yang mendukung aktivitas penduduk nelayan. • Berdasarkan RTRW Kabupaten Rembang Tahun 2011-2031 wilayah perencanaan diperuntukkan untuk pusat permukiman, pengembangan perikanan dan kelautan, serta industry.

R E S P O N S

Penggunaan

lahan

dimanfaatkan

di

site

untuk

timur kawasan

pengembangan perikanan dan kelautan

INDUSTRI

sehingga terdapat kawasan pusat aktivitas nelayan dan permukiman nelayan.

Kawasan

pusat

aktivitas

nelayan

dimanfaatkan untuk aktivitas nelayan

Permukiman Nelayan

Pusat Aktivitas Nelayan

seperti tempat pelelangan ikan, parkir kapal, industry penggalangan kapal, dan sebagainya. Permukiman dimanfaatkan untuk hunian nelayan.

54


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS BUILDING MASS AND FORM

2020 S U B K A W AS A N B AR A T A.   

D A T A & ANALISIS

A. B. C.

Ketinggian Bangunan Deliniasi perencanaan memiliki ketinggian bangunan yang bervariasi sehingga berkurangnya nilai estetika pada Kawasan tersebut. Menurut RPICK Kabupaten Rembang: Seluruh bangunan yang terdapat di Kabupaten Rembang saat ini umumnya memiliki tinggi bangunan 1 - 3 lantai. dan menonjol. Ketinggian bangunan di kawasan perencanaan ini relatif rendah dan hampir mempunyai ketinggian sama antara satu dengan yang lainnya (1 lantai) luas area lahan terbangun seluas 64.400 m2 Luas lahan (Kavling) permukiman yang dapat diidentifikasi seluas 141.200 m2. Berdasarkan RDTR Kab. Rembang: KDB (80%), KLB (2,25 – 3), GSB (Jarak jalan terhaddap pagar terluar, 3m)

.A. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) • Menurut Perda Kab. Rembang No. 15 Tahun 2011: Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka persentase berdasarkan perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan. • KDB = 141.200 x 80% = 112.960 m2 (hanya 112.960 m2 yang boleh dijadikan lahan bangunan)

C. Ketinggian Bangunan • KLB / KDB = 3.74 (3 lantai) Perhitungan ketinggian bangunan tersebut sesuai dengan; • RPICK Kabupaten Rembang: Dikarenakan tingkat perkembangan fisik terbangun kota relatif besar, maka diarahkan tinggi bangunan di Kabupaten Rembang berkisar antara 1 - 4 lantai, dengan tetap membatasi/mengontrol perkembangan ruang kota yang terjadi secara eksternal/horizontal. B. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) D. Garis Sempadan Bangunan (GSB) • Menurut Perda Kab. Rembang No. 15 Tahun GSB Lingkungan = ½ badan jalan + 2011: trotoar Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka = ½ x 3 meter + 0 = 1.5 m persentase perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan. • KLB = jml lantai x luas lahan = 3 x 141.200 = 55 423.600 m2


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS BUILDING MASS AND FORM

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

R E S P O N S •

. Penataan ulang kawasan permukiman yang kumuh

dan tidak tertata sehingga menjadi lebih teratur. •

Penataan Kembali kavling dengan luas permukiman umum sesuai dengan perhitungan dan kebutuhan

ruang •

Pembangunan rusun dibuat dengan jumlah lantai maksimal 3 lantai

56


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS BUILDING MASS AND FORM

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A & ANALISIS

A. Ketinggian Bangunan  Deliniasi perencanaan memiliki ketinggian bangunan yang bervariasi sehingga berkurangnya nilai estetika pada Kawasan tersebut.  Menurut RPICK Kabupaten Rembang: Seluruh bangunan yang terdapat di Kabupaten Rembang saat ini umumnya memiliki tinggi bangunan 1 - 3 lantai. dan menonjol.  Ketinggian bangunan di kawasan perencanaan ini relatif rendah dan hampir mempunyai ketinggian sama antara satu dengan yang lainnya, A. Luas area lahan terbangun seluas 112.400 m2 B. Luas Kavling permukiman yang dapat diidentifikasi seluas 197.500 m2 C. Berdasarkan RDTR Kab. Rembang: KDB (80%), KLB (2,25 – 3), GSB (Jarak jalan terhaddap pagar terluar, 3m)

A. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Menurut Perda Kab. Rembang No. 15 Tahun 2011: Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka persentase berdasarkan perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan. KDB = 197.500 x 80% = 158.000 m2 (luas lahan yang boleh dijadikan lahan bangunan) B. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) KLB = jml lantai x luas lahan = 3 x 197.500 = 592.500 m2

C. Ketinggian Bangunan KLB / KDB = 3.75 (3 lantai) Perhitungan ketinggian bangunan tersebut sesuai dengan; RPICK Kabupaten Rembang: Dikarenakan tingkat perkembangan fisik terbangun kota relatif besar, maka diarahkan tinggi bangunan di Kabupaten Rembang berkisar antara 1 4 lantai, dengan tetap membatasi/mengontrol perkembangan ruang kota yang terjadi secara eksternal/horizontal. D. Garis Sempadan Bangunan (GSB) GSB Lingkungan = ½ badan jalan + trotoar = ½ x 3 meter + 0 = 1.5 m

57


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS BUILDING MASS AND FORM

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

R E S P O N S

Penataan ulang kawasan permukiman bagi nelayan sehingga

terhindar

dari

kekumuhan

dan

ketidakteraturan.

Penataan ulang area permukiman nelayan sehingga sesuai

dengan

kebutuhan

ruang

dan

analisis

perhitungan yang telah dilakukan

Kemungkinan pembangunan rusun dibuat dengan jumlah lantai maksimal 3 lantai

58


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS SIRKULASI DAN PARKIR

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A & ANALISIS

A. SIRKULASI • Penyediaan jalur sepeda dan pejalan kaki akan dirancang sebagai penunjang sirkulasi untuk para pejalan kaki dan pesepeda yang ada di sepanjang tepi jalan Arteri maupun jalan lingkungan sehingga penduduk dapat menjangkau seluruh pelayanan yang dibutuhkan dengan berjalan kaki atau bersepeda.

Tempat Parkir

• Sirkulasi pada jalan lingkungan akan dibuat satu arah sehingga tidak akan ada kemacetan. B. PARKIR • Akan dibuat ruang parkir off the street yang berada di dalam permukiman,setiap sub pusat

Jalur Sepeda

pelayanan dan maupun sekitar terbuka hijau untuk meminimalisir hambatan seperti kendaraan yang parkir di bahu jalan dan sirkulasi lalu lintas yang lancar dan aman bagi para pengguna jalan • Parkir akan dirancang di dekat kawasan perdagangan sub pusat pelayan dan RTH di dekat

sempadan pantai untuk masyarakat menikmati view pantai.

R E S P O N S

A. SIRKULASI

• Sirkulasi untuk pesepeda dan pejalan kaki adalah sebagai berikut

Tempat Parkir

P e j a l a n K a k i

P e s e p e d a

B a r r i e r

B a r r i e r

Jalan

P e s e p e d a

P e j a l a n k a k i

B. PARKIR • Dirancang parkir off street yang tidak ada di jalan dan di suatu area parkir khusus sehingga

Jalur Sepeda

aman dan tidak berbahaya, untuk konsep parkir menggunakan konsep parkir sudut 90 derajat

59


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS SIRKULASI DAN PARKIR

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A & ANALISIS

A. SIRKULASI • Penyediaan jalur sepeda dan pejalan kaki akan ada ditepi jalan dan dirancang sebagai penunjang sirkulasi untuk para pejalan kaki dan peseda terutama para penduduk sehingga penduduk dapat

Jalur Pejalan Kaki

menjangkau seluruh pelayanan yang dibutuhkan dengan berjalan kaki dan aman dari lalu lintas yang Tempat Parkir

ramai • Sirkulasi untuk pesepeda akan ada di sepanjang jalan arteri dan off of street sehingga tidak berbahaya

dikarenakan jalan Arteri yang digunakan sering dilalui kendaraan keceopatan tinggi • Sirkulasi untuk pesepeda dijalan menuju TPI akan dibuat didalam jalan tersebut dan sirkulasi untuk pedestrian ditepi jalan Jalur Sepeda

B. PARKIR • Akan dibuat ruang parkir off the street untuk bongkar muat hasil perikanan di dekat TPI dan kawasan industri dibuat ruang parkir off the street yang berada di dalam setiap pusat pelayanan dan maupun

sekitar terbuka hijau untuk meminimalisir hambatan seperti kendaraan yang parkir di bahu jalan

R E S P O N S

A. SIRKULASI • Sirkulasi untuk pesepeda di Jalan Arteri

Jalur Pejalan Kaki

jauh dari tepi jalan seperti gambar berikut Tempat Parkir

P e j a l a n K a k i

P e s e p e d a

B a r r i e r

B a r r i e r

Jalan

P e s e p e d a

P e j a l a n k a k i

B. PARKIR • Dirancang parkir off street yang tidak ada di jalan dan di suatu area parkir khusus

sehingga aman dan tidak berbahaya, untuk konsep parkir menggunakan konsep parkir Jalur Sepeda

sudut 90 derajat dan parkir menyillang 60 derajat

60


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS ACTIVITY SUPPORT

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A & ANALISIS

• Secara umum terdapat dua kelompok aktivitas yaitu hunian pesisir pantai dan perdagangan jasa. • Sub Kawasan Perancangan didominasi oleh ruang terbuka hijau seperti lahan kosong dan permukiman penduduk padat di bagian utara sub kawasan • Berdasarkan kondisi eksisting,tersedia ruang untuk aktivitas penduduk yaitu hunian,PKLdan toko kecil,sekolah SD dan SMP. • Tidak memiliki fasilitas seperti ruang terbuka publik,plaza dan pedestrian untuk pejalan kaki

Pertokoan atau Plaza

• Mc.GeedanYeung(1977:108)menyatakan bahwa PKL beraglomerasi pada simpul-simpul pada jalur pejalan

yang lebar dan tempat-tempat yang sering dikunjungi orang dalam jumlah besar yang dekat dengan pasar publik,terminal dan daerah komersial. • Berdasarkan teori tersebut,nantinya akan direncanakan pertokoan

Pedestrian Ways

atau plaza

untuk pedagang PKL

sehingga mendukung pemenuhan kebutuhan penduduk dan pengunjung yang datang sehingga nyaman dan pedestrian ways yang aman dan dapat menikmati view jalan dan pantai pandangan

R E S P O N S

Sub Kawasan yang direncanakan memiliki aktivitas hunian umum tepi pantai dan aktivitas perdagangan

jasa sehinga membutuhkan aktivitas pendukung untuk aktivitas yang ada di sub kawasan Dalam mendukung aktivitas penduduk di sub kawasan akan direncanakan pendukung aktivitas yaitu • Pertokoan atau Plaza di dekat sub pusat pelayanan • Open Space berupa lapangan olah raga untuk aktivitas olahraga sehingga penduduk dapat hidup sehat dengan fasilitas olahraga yang ada Pertokoan atau Plaza

• Jalur Pedestrian yang terhubung dari hunian atau pun Jalan Ateri menuju sub pusat pelayanan dan Plaza sehingga mudah di jangkau oleh penduduk dengan berjalan kaki

Pedestrian Ways

61


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS ACTIVITY SUPPORT

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A & ANALISIS Pedestrian Ways

Secara umum terdapat tiga kelompok aktivitas

yaitu aktivitas hunian nelayan, aktivitas nelayan

tangkap,perdagangan jasa.serta industri • Sub Kawasan Perancangan didominasi oleh ruang untuk lahan permukiman penduduk yang padat

Tempat Jemur Ikan Komunal

dan berada di sempadan pantai dan tersedia ruang untuk aktivitas perdagangan bagi para nelayan menjual hasil tangkapan yaitu TPI Pandangan, kios alat pancing untuk kebutuhan para nelayan • Tidak memiliki fasilitas seperti ruang terbuka untuk menjemur ikan dan memperbaiki jaring,tidak ada

ruang terbuka hijau seperti taman,plaza dan pedestrian untuk aktivitas pergerakan pejalan kaki • Kegiatan pedagangan di TPI Pandangan sebagai tempat menjual hasil tangkapan nelayan dan • Activity support lainnya yaitu aktivitas industri reparasi dan galang kapal yang mendukung untuk Pertokoan /Plaza

aktivitas nelayan dan aktivitas perdagangan hasil olahan ikan seperti pada industri ataupun rumahan. Tempat Perbaikan Jala Bersama

R E S P O N S

Sehingga nanti akan direncanakan Plaza sebagai tempat penjualan olahan ikan untuk oleh oleh bagi para pengunjung yang melewati sub kawasan

Sub Kawasan memiliki aktivitas hunian nelayan,perdagangan dan industri pengolahan ikan dan galangan kapal sehinga membutuhkan ruang untuk mendukung segala aktivitas penduduk nelayan.

Pedestrian Ways Tempat Jemur Ikan Komunal

Dalam mendukung aktivitas penduduk di sub kawasan akan direncanakan pendukung aktivitas yaitu

• Pertokoan atau Plaza di dekat pusat pelayanan agar mudah dijangkau • Tempat Menjemur Ikan dan Memperbaiki Jalan bagi para Nelayan • OpenSpace berupa lapangan olahraga penduduk di permukiman nelayan

• Jalur Pedestrian yang terhubung dari hunian nelayan atau pun Jalan Ateri menuju pusat pelayanan dan industri pengolahan ikan dan penggalangan kapal sehingga mudah di jangkau dengan berjalan Pertokoan /Plaza

Tempat Perbaikan Jala Bersama

kaki

62


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS OPEN SPACE

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A & ANALISIS

Fungsi

open space

perencanaan

yang ada

berfungsi

sebagai

di kawasan fungsi

sosial

perencanaan

masyarakat •

Pada kawasan perencanaan terdapat beberapa open space, antara lain adalah

R E S P O N S

Fungsi open space yang ada di kawasan berfungsi

sebagai

fungsi

sosial masyarakat •

Pada

kawasan

perencanaan

terdapat

beberapa open space, antara lain adalah

1. Ruang terbuka hijau privat

1. Sempadan pantai

2. Ruang terbuka hijau publik

2. Trotoar

3. RTH public fungsi tertentu

3. Lapangan serba guna

4. Ruang terbuka publik

4. Taman aktif dan taman pasif

Terdapat lapangan serba guna yang diperuntukkan aktivitas olahraga untuk masyarakat

Terdapat taman aktif di lingkungan permukiman dengan ukuran ± 18917,8m dan taman pasif berukuran ± 1298,4m

Terdapat lapangan serbaguna di perumahan penduduk dengan di dekat kawasan sempadan pantai

Terdapat jalur pejalan kaki sepanjang semua jenis jalan, pekarangan rumah warga, dan pekarangan perdagangan

Terdapat sempadan pantai yang digunakan sebagai jalur hijau dengan luas sebesar 105229,8m

Pada tiap open space diberi wastafel portable beserta sabun cuci tangan dengan jarak tiap wastafel yakni 100m antar wastafel

63


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS OPEN SPACE

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

• Open Space di Permukiman

• Taman Aktif

• Sempadan Pantai

• Lapangan Serba Guna

• View Pedestrian ways di Jalan Pantura

64


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS OPEN SPACE

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A & ANALISIS

Fungsi open space yang ada di kawasan

Fungsi

open

space

yang

ada

perencanaan berfungsi sebagai fungsi sosial

kawasan

masyarakat

sebagai fungsi sosial masyarakat

Pada kawasan perencanaan terdapat beberapa

perencanaan

di

berfungsi

Pada kawasan perencanaan terdapat

open space, antara lain adalah

beberapa open space, antara lain adalah

1.

Ruang terbuka hijau privat

1.Sempadan pantai

2.

Ruang terbuka hijau publik

2.Trotoar

3.

RTH public fungsi tertentu

3.Lapangan serba guna

4.

Ruang terbuka public

4.Taman pasif

R E S P O N S •

Terdapat lapangan serba guna yang diperuntukkan aktivitas olahraga untuk masyarakat

Terdapat taman pasif di pertigaan jalan dengan ukuran 9171,7m

Terdapat lapangan serbaguna di perumahan penduduk dengan ukuran 5161m

Terdapat jalur pejalan kaki sepanjang semua jenis jalan, pekarangan rumah warga, dan pekarangan perdagangan

Terdapat sempadan pantai yang digunakan sebagai jalur hijau dengan luas sebesar 17397,2m

Pada tiap open space diberi wastafel portable beserta sabun cuci tangan dengan jarak tiap wastafel yakni 100m antar wastafel

65


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS OPEN SPACE

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

Lapangan Serba Permukiman

Taman Pasif

Guna

di

Sempadan Pantai

Lapangan Serba Guna

View Pedestrian ways di Jalan Pantura

66


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS PEDESTRIAN WAYS

2020 S U B K A W AS A N B AR A T •

D A T A & ANALISIS

Pada kondisi eksisting jalan arteri Jalan KraganSurabaya belum terdapat pemisah jalan, serta fasiliats pendukung seperti bangku dan tempat sampah.

Tidak ada pemisah jalan

Pada

jalan

lingkungan

belum

terdapat

pedestrian ways berupa lampu jalan. Menurut Niniek Anggriani (2009) dalam bukunya yang

berjudul Pedestrian Ways dalam Perancangan Kota terdapat

Tidak ada pedestrian ways

sarana pendukung seperti drainase, jalur hijau dengan lebar 150 cm, lampu penerangan dan tempat duduk setiap 10 m,

tempat sampah setiap 20 m atau sesuai dengan kebutuhan, marka/papan informasi, pagar pengaman, dan halte.

R E S P O N S

Pada sub kawasan permukiman akan ditambahkan jalur pejalan kaki di jalan lingkungan untuk memudahkan para pajalan kaki.

Median jalan pantura

Pada

sepanjang

jalur

dilengkapi

dengan

fasilitas

kenyamanan seperti bangku setiap 500 m, tempat sampah setiap 15-20 m, lampu penerangan setiap 15-20 m, dan

tanaman peneduh berupa perdu atau pohon kecil dengan Fasilitas Pedestrian Ways

tinggi kurang dari 10 m. •

Penambahan tempat cuci tangan pada pedestrian ways

dalam penerapan pencegahan Covid-19 pada setiap 100 m.

67


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS PEDESTRIAN WAYS

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A & ANALISIS

Pada jalan lingkungan belum terdapat jalan untuk pejalan kaki dengan hal ini pejalan kaki menggunakan jalu kendaraan bermotor.

Belum tersedianya fasilitas pendukung pejalan kaki seperti lampu jalan, bangku, dan tempat sampah.

Tidak ada pemisah jalan

Penyediaan fasilitas pedestrian ways seperti lampu jalan, tempat duduk, dan fasikiats untuk jalur difabel.

Penentuan jalur pedestrian juga harus menyesuaikan

dengan standar maksimal orang berjalan kaki, hal ini

Jalur pejalan kaki rusak

bertujuan

untuk

penentuan

jarak

maksimal

adanya

penyediaan tempat duduk bagi para pejalan kaki agar

beristirahat.

R E S P O N S

Pada kawasan perancangan akan dibuat jalur motorize dan jalur non motorize. Dimana pada jalur non motorize.

Pada jalan arteri, kolektor, dan lingkungan dilengkapi dengan bangku, lampu penerangan, tempat sampah, dan pohon.

Median jalan pantura Perbaikan dan penambahan pedestrian ways

Bangku: setiap 500 m

Tenpat sampah dan lampu penerangan 10-15 m

Pohon: kurang dari 10 m

Penambahan tempat cuci tangan pada pedestrian ways dalam penerapan pencegahan Covid-19 pada setiap 100 m.

68


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS SIGNAGE

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A & ANALISIS

Pada kawasan perancangan terdapat media iklan yang dipasang di sisi jalan, media iklan tersebut merupakan bentuk dari promosi sebuah rumah makan, atau produk lainnya. Hal ini diharapkan agar

Pelan-pelan Zona Anak2x

para penglaju melihat iklan tersebut dan tertarik untuk membaca kemudian muncul niat untuk membeli •

Tidak adanya rambu penunjuk arah. Sedangkan terdapat beberapa rambu nama jalan namun kebanyakan tidak terawat, sudah berkarat, dan tidak terlihat.

• Banner Tak Layak

Signage di kawasan delineasi secara keseluruhan sangat bervariasi dan tidak mencerminkan karakteristik delineasi.

Iklan Warung

R E S P O N S

Signage berupa iklan di kawasan delineasi sebagian besar sudah usang dan merusak view to site.

Fungsi bangunan khusus (masjid, sekolah) umumnya sudah memiliki signage yang baik

Signage akses menuju Desa Sumbergayam di barat daya tidak tersedia.

Perlunya penguatan signage di setiap simpul jalan guna memperjelas informasi orientasi sesuai dengan ketentuan rambu jalan.

Perlu ditambahkannya signage aturan kecepatan terutama Ketika mendekati persimpangan.

Signage yang dibuat di dalam kawasan permukiman terkait nama jalan serta nomor rumah yang berada di jalan tersebut.

Desain

Adanya signage menunjukkan lokasi sub pusat pelayanan dan RTH sempadan pantai.

Pemasangan Gapura pada gerbang utama masuk menuju permukiman

Signage Berupa Gapura Signage Untuk Marka Jalan Signage Khusus Fungsi Tertentu

69


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS SIGNAGE

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A & ANALISIS

Tidak adanya rambu penunjuk jalan pada wilayah delineasi

Gapura sebagai signage jalan lokal menuju perumahan-perumahan tersedia

TPI Pandangan yang berada di pesisir tidak ditandai oleh signage yang kuat beserta signage informasi menuju lokasi tersebut.

Intensitas signage pada pertigaan jalan menuju TPI dan Jalan Pantura tinggi sebagai aktivitas perdagangan dan jasa serta aktivitas lainnya.

Tidak ada pemisah jalan

Signage reklame informasi pada pertigaan yang tidak tertata dengan rapih sehingga merusak view

lokasi tersebut. Jalur pejalan kaki rusak

Akibat

tidak

adanya

signage

yang

kuat

terhadap

TPI

Pandangan

dapat

menyebabkan

miscommunication terhadap pengguna jalan arteri maupun orang lain akan TPI tersebut dan dapat

menurunkan potensi pendapatan TPI tersebut.

R E S P O N S

• • • •

• • Desain

Pembuatan signage nama jalan di setiap jalan yang ada di delineasi beserta nomor rumah yang berada di sepanjang jalan tersebut untuk memberikan informasi yang lebih Adanya signage yang menunjukkan pusat pelayanan, tempat parkir, aula, TPI, industri galangan kapal, serta sub pusat pelayanan Signage TPI akan didesain sesuai dengan karakteristik kawasan delineasi yaitu minapolitan. Pelarangan penggunaan banner kain di sepanjang jalan arteri, selain karena dapat membahayakan pengendara juga mudah rusak dan buram. Pemasangan Video Tron di pertigaan kawasan perencanaan selain untuk mempromosikan wilayah delineasi juga sebagai unit sewa. Instalasi Lampu Lalu Lintas pada pertigaan kawasan delineasi Signage Berupa Lampu Lalu Lintas Signage Berupa Video Tron Signage Untuk Marka Jalan Signage Khusus Fungsi Tertentu

70


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS PRESERVASI

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A & ANALISIS •

Di lokasi perencanaan tidak terdapat area preservasi atau bangunan bernilai sejarah yang harus

dijaga namun lokasi perencanaan berbatasan langsung dengan pantai yang seharusnya sempadan pantai bebas dari bangunan •

Menurut Shirvani (1985) dalam bukunya The Urban Design Process, preservasi adalah tindakan atau

proses penerapan langkah-langkah dalam mendukung keberadaan bentuk asli, keutuhan material bangunan/ struktur, serta bentuk tanaman yang ada dalam tapak.

R E S P O N S •

Pemanfaatan sempadan pantai menjadi sebuah RTH dan menjadi area preservasi buatan untuk

melindungi dari bencana abrasi

71


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS PRESERVASI

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A & ANALISIS •

Kawasan perencanaan sebagian besar berupa permukiman, sehingga tidak terdapat bangunan bersejarah

Kawasan perencanaan berbatasan langsung dengan laut yang seharusnya sempadan pantai menjadi area preservasi buatan berupa ruang terbuka hijau.

Menurut Shirvani (1985) dalam bukunya The Urban Design Process, preservasi adalah tindakan atau proses penerapan langkah-langkah dalam mendukung keberadaan bentuk asli, keutuhan material bangunan/ struktur, serta bentuk tanaman yang ada dalam tapak.

R E S P O N S •

Wilayah perencanaan berbatasan langsung dengan pantai, sehingga harus diperhatikan pemanfaatan lahan di sempadan pantai seperti memanfaatkannya menjadi sebuah RTH untuk mencegah dari bencana abrasi

72


CHAPTER


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

S U B K A W AS A N B AR A T

2020

ANALISIS AKSES

DATA & ANALISIS  Terdapat 2 jalur untuk menuju ke kawasan deliniasi, yakni dari main entrance  Jalan berupa aspal dan beton dengan kondisi yang cukup baik  Terdapat jalan kolektor yang menghubungkan jalan arteri dengan jalan lingkungan

Jalan Arteri

 Terdapat jalan lingkungan yang melewati kawasan sub pusat pelayanan

RESPONS

 Mendesain wilayah perancangan yang mudah untuk dicapai oleh pengunjung melalui penanda yang jelas dan arahan masuk menuju area perdagangan dan permukiman

 Menambah fasilitas pendukung jalan berupa penyediaan jalur pedestrian, jalur Jalan Arteri

sepeda

(non-motorized),

lampu

penerangan jalan dan tempat sampah

73


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

S U B K A W AS A N T I M U R

2020

ANALISIS AKSES

DATA & ANALISIS 

Terdapat 3 jalur untuk menuju ke kawasan deliniasi, yakni dari main entrance dan side entrance

 Jalan berupa aspal dan beton dengan kondisi yang cukup baik dan sesuai standarisasi jalan  Terdapat Jalan kolektor yang menghubungkan jalan arteri Jalan Arteri

dengan TPI  Terdapat jalan lingkungan untuk menghubungkan jalan arteri dan kolektor dengan kawasan sub pusat pelayanan

RESPONS

Mendesain wilayah perancangan yang mudah untuk dicapai oleh pengunjung melalui penanda yang jelas dan arahan masuk menuju Tempat Pelelangan Ikan dan area industri

Menambah

fasilitas

pendukung

jalan

berupa

penyediaan jalur pedestrian, jalur sepeda (nonmotorized), lampu penerangan jalan dan tempat Jalan Arteri

sampah 

Menambah fasilitas pendukung berupa lahan prakir off street untuk penduduk dan masyarakat umum

74


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

S U B K A W AS A N B AR A T

2020

ANALISIS COMPABILITY

DATA & ANALISIS •

Sub kawasan perancangan pada zoning teridiri dari kawasan permukiman, perdagangan, taman, dan RTH. Pada peta zoning didominasi oleh kawasan permukiman. Kawasan permukiman

tersebut diisi oleh masyarakat yang memiliki pekerjaan seperti buruh industri, pedagang, dan sebagainya.

RESPONS •

Pada Kawasan permukiman akan ditata

sesuai ketentuan dan analisis yang sudah dibuat. Pada setiap Kawasan permukiman terdapat taman yang berguna sebagai titik temu masyarakat. Perancangan pada sub Kawasan akan disesuaikan dengan kondisi topografi, dan massa bangunan.

75


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

S U B K A W AS A N T I M U R

2020

ANALISIS COMPABILITY

DATA & ANALISIS •

Sub kawasan perancangan pada zoning teridiri dari kawasan permukiman, industri, taman, RTH, pusat aktivis

nelayan, dan pusat pelayan. Pada peta zoning Kawasan permukiman

tersebut

diisi

oleh

masyarakat

yang

merupakan nelayan.

RESPONS

Pada peta zoning, Kawasan industri terdapat industri pengolahan ikan karena pada sub Kawasan timur didominasi

oleh

masyarakat

nelayan. Pada sub Kawasan timur juga terdapat taman pada setiap Kawasan. Pada Kawasan industry terdapat

sedikit

RTH

untuk

penghijauan.

76


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

S U B K A W AS A N B AR A T

2020

ANALISIS VIEW

DATA & ANALISIS •

Bentuk bangunan pada kawasan tidak ada kontras antara satu dan lainnya.

Pengaruh aktivitas penduduk dalam lokasi dan bentuk bangunan pada

kawasan. •

Compability berguna untuk mengetahui kecocokan lokasi/lingkungan dengan bangunannya baik segi bentuk, warna maupun teksturnya dengan bangunan disekitarnya

RESPONS

Bangunan pada permukiman pesisir ditata kembali dengan menyeragamkan bentuk bangunan.

Pada kawasan akan dibangun rumah susun untuk menanggulangi kepadatan penduduk pada kawasan pesisir

Pembangunan taman area permukiman untuk menambah nilai estetika.

Penambahan pedestrian yang dilengkapi pohon untuk memberikan view bagus pada Jalan Pantura.

Kesamaan bangunan dan warna bangunan pada area perdaganagn dan jasa,

77


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

S U B K A W AS A N B AR A T

2020

ANALISIS VIEW

RESPONS •

View Pemandangan Lasem

Gunung •

View Pemandangan Laut Utara Jawa berpasir putih

View Persamaan warna bangunan pada rumah susun

View Pedestrian ways di Jalan Pantura

Taman pada rumah susun

78


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

S U B K A W AS A N T I M U R

2020

ANALISIS VIEW

DATA & ANALISIS •

Kawasan deliniasi belum terdapat view yang menampilkan estetika pada bangunan.

Pemilihan warna dan bentuk bangunan pada jalan arteri memperlihatkan keberagaman warna.

Belum terdapat landmark untuk menampilkan ciri khusus

kawasan.

RESPONS •

Pada kawasan permukiman nelayan menyeragamkan bentuk dan warna bangunan agar terlihat lebih menarik.

Pembuatan landmark pada simpang segitiga yang menunjukkan kawasan perikanan.

Pembangunan taman pasif pada landmark untuk menambah nilai estetika.

Penambahan pohon pada Jalan Pantura dan sepanjang garis

pantai.

79


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

S U B K A W AS A N T I M U R

2020

ANALISIS VIEW

RESPONS •

View Pemandangan Laut Utara Jawa berpasir putih

View taman pasif pada landmark di • persimpangan setigita

View pantai yang ditumbuhi karang dan tumbuhan magrove

View Persamaan warna dan bentuk bangunan rumah nelayan

View Pemandangan Gunung Lasem

80


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

S U B K A W AS A N B AR A T

2020

ANALISIS IDENTITY

DATA & ANALISIS •

Sebagai ciri khas karakter yang memberikan identitas pada kota untuk membedakan satu dengan yang lainnya

Sebagai kepentingan sosial yang menunjukkan ekspresi identititas yang bertujuan untuk menekankan kota agar dapat dipahami secara visual

Terdapat landmark yang dibangun di dekat sempadan pantai sebagai identitas fisik

Aktivitas masyarakat seperti aktivitas kebudayaan maupun aktivitas perdagangan yang dapat meningkatkan ekonomi penduduk

Menunjukkan identitas suatu tempat yang lebih spesifik agar penggunanya tahu posisi keberadaannya

RESPONS

Terdapat landmark atau tetengger yang dibangun di sempadan pantai berupa menara di kawasan

perancangan yang merupakan tempat tersebut strategis karena dilalui masyarakat dan dapat difungsikan sebagai tempat istirahat masyarakat

yang sedang berolahraga •

Identitas

kawasan

yang

ada

di

kawasan

perancangan terdapat kebudayaan serta kawasan

perancangan memiliki aktivitas perikanan dan aktivitas perdagangan dan jasa

81


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

S U B K A W AS A N T I M U R

2020

ANALISIS IDENTITY

DATA & ANALISIS

Sebagai ciri khas karakter yang memberikan identitas pada kota untuk membedakan satu dengan yang lainnya

Sebaga kepentingan sosial yang menunjukkan ekspresi identititas yang

bertujuan untuk menekankan kota agar dapat dipahami secara visual •

Terdapat landmark yang dibangun di dekat jalan utama sebagai identitas fisik

Aktivitas

masyarakat

seperti

aktivitas

kebudayaan

maupun

aktivitas

perdagangan yang dapat meningkatkan ekonomi penduduk •

Menunjukkan identitas suatu tempat yang lebih spesifik agar penggunanya tahu posisi keberadaannya

RESPONS •

Terdapat landmark atau tetengger yang dibangun di pertigaan jalan di kawasan perancangan yang merupakan tempat tersebut strategis karena dilalui masyarakat. Pada landmark ini dibangun patung nelayan dan ikan yang menunjukkan kegiatan masyarakat pesisir Identitas kawasan yang ada di kawasan perancangan terdapat kebudayaan serta kawasan perancangan memiliki aktivitas perikanan dan aktivitas perdagangan dan jasa

82


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

S U B K A W AS A N B AR A T

2020

ANALISIS SENSE

DATA & ANALISIS •

Sense merupakan suasana yang ditimbulkan berhubungan dengan aspek budaya. Kriteria ini dicapai dengan desain bentuk yang khusus atau suatu kegiatan yang dapat menyentuh hati masyarakat.

Sub kawasan perencanaan merupakan kawasan yang berbatasan langsung dengan pantai utara jawa. Keberadaan pantai menjadi salah satu sense yang memberikan rasa tenang.

Pada kawasan perancangan bagian hunian, memiliki lingkungan yang asri dengan beberapa taman.

RESPONS •

Sub kawasan perancangan dibagian RTH yang ada di sempadan pantai akan dibangun jalur hijau dan

RTH

jogging

track.

Pengguna

jogging

track

dapat

merasakan suasana hijau yang didukung dengan pemandangan pantai utara. •

Penanaman

pohon

di

sepanjang

jalan

dan

pembangunan taman di setiap blok perumahan akan

memberikan kesan asri.

83


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

S U B K A W AS A N T I M U R ANALISIS SENSE

2020

DATA & ANALISIS •

Kawasan perancangan merupakan kawasan dengan penduduk yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan yang ditunjang dengan adanya kawasan pusat aktivitas nelayan untuk mendukung kegiatan nelayan.

Bagian hunian pada kawasan perancangan terdapat hunian nelayan yang memiliki ciri khas dengan adanya beberapa open space yang digunakan untuk kegiatan nelayan, seperti memperbaiki jala, mengeringkan ikan, dan

sebagainya.

RESPONS Pusat Aktivitas Nelayan

Kawasan pusat aktivitas nelayan yang terbagi menjadi kawasan TPI (perdagangan ikan), kawasan industry galangan kapal, dermaga, dan sebagainya akan menjadi ciri khas kawasan perancangan.

Kawasan pusat aktivitas nelayan akan dibangun beberapa taman dan penanaman beberapa pohon untuk menambah kesan asri.

Kawasan hunian nelayan ditandai dengan adanya ruang terbuka

yang

dapat

digunakan

masyarakat

untuk

menjemur

ikan,

memperbaiki jalan, dan sebagainya. Pembangunan taman di

Permukiman Nelayan

beberapa titik kawasan hunian akan menambah kesan asri dan nyaman.

84


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

S U B K A W AS A N B AR A T

2020

ANALISIS LIVABILITY

DATA & ANALISIS

Prinsip-prinsip liveability menurut Leonard(1997): a. Tersedianya kebutuhan masyarakat (hunian layak, air bersih)

b. Tersedianya fasilitas umum dan fasilitas sosial c. Tersedianya ruang publik untuk interaksi d. Keamanan

e. Mendukung fungsi ekonomi, sosial, dan budaya f. •

Sanitasi lingkungan dan keindahan lingkungan

Terdapat ruang-ruang terbuka hijau dan non hijau yang tersebar di kawasan perancangan

RESPONS

Terdapat sub pusat pelayanan terpadu

Terdapat banyak ruang terbuka hijau diantaranya di sempadan pantai yang berbatasan dengan laut, di sepanjang jalan pintura, dan di permukiman yang tersebar pada setiap blok permukiman.

Ruang terbuka hijau ini berfungsi sebagai penahan bencana abrasi dan gelombang laut, penyaring udara dan kebisingan yang berasal dari jalan arteri dan menjadi ruang terbuka bagi penduduk di tengah permukiman yang berfungsi sebagai tempat berkumpul atau olahraga.

Terdapat sub pusal pelayanan yang memfasilitasi kebutuhan pelayanan bagi masyarakat yang dipusatkan pada suatu tempat agar berjalan terpadu.

85


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

S U B K A W AS A N T I M U R

2020

ANALISIS LIVABILITY

DATA & ANALISIS

Indikator Liveability menurut Hamid Shirvani a.

Kemudahan (amenity)

b.

Kontras

c.

Visual interest

d.

Scale and pattern

e.

Terdapat activity support

f.

Terdapat visual confort

g.

Terdapat case and main entrance

h.

Terdapat natural element

Terdapat ruang terbuka hijau dan non hijau yang tersebar di beberapa titik pada

Kawasan perancangan •

RESPONS

Terdapat beberapa pusat-pusat penunjang kegiatan masyarakat setempat.

Terdapat ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai penahan

bencana abrasi dan gelombang laut di sempadan pantai, berfungsi sebagai ruang terbuka untuk menjadi tempat berkumpul atau olahraga pada tiap sub Kawasan, berfungsi sebagai sabuk

pengaman hijau yang berada di sepanjang jalan arteri. •

Terdapat pusat aktivitas nelayan untuk menunjang aktivitas utama masyarakat yaitu bermata-pencaharian sebagai nelayan tangkap.

Terdapat pusat pelayanan dan sub pusat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seperti rumah ibadah dan prasarana Kesehatan.

86


CHAPTER


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS PERHITUNGAN KDB

S U B K A W AS A N B A R A T

RESPONS =SxA = 0,001 x 262.300 m2 = 262,3 liter/menit = 4,372 liter/detik • Qinf =CxIxA = 1,2 x 7,678 x 10−8 x 262.300 = 0,024167 m/detik = 24,167 liter/detik • Q1Ha = (1 Ha x Qinf)/A = (1 Ha x 24,167)/26,23 = 0,921 liter/detik/Ha • Open Space = Iinf / Q1Ha = 4,372/0,921 = 4,747 Ha KDB = ((A – OS) x 100%)/A = ((26,23 – 4,747) x 100%)/26,23 = 81,9% = 80% Jadi, KDB di Sub Kawasan Barat sebesar 80%. •

Infiltrasi

87


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS ANALISIS PERHITUNGAN PERHITUNGAN KDB KDB

S U B K A W AS A N T I M U R

RESPONS =SxA = 0,001 x 346.000 m2 = 346 liter/menit = 5,767 liter/detik • Qinf =CxIxA = 1,8 x 7,678 x 10−8 x 346.000 = 0,0478 m/detik = 47,8 liter/detik • Q1Ha = (1 Ha x Qinf)/A = (1 Ha x 47,8)/34,6 = 1,382 liter/detik/Ha • Open Space = Iinf / Q1Ha = 5,767 / 1,382 = 4,173 Ha KDB = ((A – OS) x 100%)/A = ((34,6 – 4,173) x 100%)/34,6 = 87,94% = 90% Jadi, KDB di Sub Kawasan Timur sebesar 90%. •

Infiltrasi

88


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS KETINGGIAN BANGUNAN (KLB)

S U B K A W AS A N B A R A T

RESPONS

KLB = jumlah lantai x luas lahan = 3 x 141.200 = 423.600 m2 Ketinggian Bangunan KLB / KDB = 3,74 (3 lantai) Sesuai dengan RPICK Kabupaten Rembang, akan diarahkan tinggi bangunan di kawasan deliniasi berkisar antara 1-4 lantai dengan tetep mengontrol perkembangan ruang kota yang terjadi secara vertikal Luas lantai dasar = KDB x luas total lahan = 80% x 141.200 = 112.960 m2 Ketinggian bangunan berdasarkan FAR = luas total lahan/luas lantai dasar = 141.200/112.960 = 1,25 Maka maksimal ketinggian bangunan adalah 6 lantai atau setara dengan 24 meter (dengan asumsi 1 lantai = 4 meter)

89


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS ANALISIS KETINGGIAN KETINGGIAN BANGUNAN BANGUNAN (KLB) (KLB)

S U B K A W AS A N T I M U R

RESPONS

KLB = jumlah lantai x luas lahan = 3 x 141.200 = 423.600 m2

Ketinggian Bangunan KLB / KDB = 3,74 (3 lantai) Sesuai dengan RPICK Kabupaten Rembang, akan diarahkan tinggi bangunan di kawasan deliniasi berkisar antara 1-4 lantai dengan tetep mengontrol perkembangan ruang kota yang terjadi secara vertikal Luas lantai dasar = KDB x luas total lahan = 80% x 141.200 = 112.960 m2 Ketinggian bangunan berdasarkan FAR = luas total lahan/luas lantai dasar = 141.200/112.960 = 1,25 Maka maksimal ketinggian bangunan adalah 6 lantai atau setara dengan 24 meter (dengan asumsi 1 lantai = 4 meter)

90


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS JARAK ANTAR BANGUNAN

S U B K A W AS A N B A R A T

RESPONS Jarak antar bangunan adalah jarak antara dua bangunan yang saling berhadapan, atau jarak antara permukaanpermukaan denah dari bangunan. Cara menghitung jarak antar bangunan bisa dengan metode perhitungan ALO (Angel of Lights Obstruction) yaitu dengan sudut ALO 45%. Metode kedua juga bisa menggunakan persyaratan DPU yang diliat dari ketinggian bangunan. Berdasarkan perhitungan KLB atau ketinggian bangunan pada Kawasan delineasi sebesar 24 meter. Jika diliat dari standar PU tahun 1987 sebagai berikut:

T inggi Bangunan J arak Bangunan 0--8 3 8--14 3--6 14--40 6--8 > 40 >8 Maka dapat disimpulkan bahwa jarak antar bangunan dalam Kawasan delineasi sebesar 8 meter.

91


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS ANALISIS JARAK JARAK ANTAR ANTAR BANGUNAN BANGUNAN

S U B K A W AS A N T I M U R

RESPONS

Jarak antar bangunan adalah jarak antara dua bangunan yang saling berhadapan, atau jarak antara permukaanpermukaan denah dari bangunan. Cara menghitung jarak antar bangunan bisa dengan metode perhitungan ALO (Angel of Lights Obstruction) yaitu dengan sudut ALO 45%. Metode kedua juga bisa menggunakan persyaratan DPU yang diliat dari ketinggian bangunan.

Berdasarkan perhitungan KLB atau ketinggian bangunan pada Kawasan delineasi sebesar 24 meter. Jika diliat dari standar PU tahun 1987 sebagai berikut:

T inggi Bangunan J arak Bangunan 0--8 3 8--14 3--6 14--40 6--8 > 40 >8 Maka dapat disimpulkan bahwa jarak antar bangunan dalam Kawasan delineasi sebesar 8 meter.

92


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS GARIS SEMPADAN BANGUNAN

S U B K A W AS A N B A R A T

RESPONS

Fungsi Jalan

Lebar Jalan (m)

Lebar Trotoar

Kecepatan Kendaran Minimal (Km/jam)

Kecepatan Kendaraan (mil/jam)

Arteri

10

3

60

37,5

Kolektor

6

2

40

24,8

Lokal

4,5

1

20

12,4

Perhitungan GSB Pada Pertemuan Jalan Arteri– Jalan Kolektor Diketahui: Jalan A adalah jalan Arteri Jalan B adalah jalan Kolektor a1 = 5 + 3 = 8m b1 = 3 + 2 = 5 Va = 60 km/jam = 37,2 mil/jam; ta = 1,13 detik Vb = 40km/jam = 24,8 mil/jam; tb = 0,95 detik

Menghitung a2 dan b2

Menghitung Da Da = 0,063 (Va)²+ 1,47 (ta) (Va) + 16 = 0,063 (37,2)²+ 1,47 (1,13) (37,2) + 16 = 87,18 + 61,79 + 16 = 164,97 feet = 50,29 meter

Mencari a2, b2= 0 Db = a (Da) / Da – b = (a1+a2) Da/ Da – (b1+b2) 1,98 = (8 +a2) (50,29) / 50,29 – (5+ 0) a2 = 11,08 meter

Menghitung GSB Jalan Arteri Jalan A = a1 + a2 = 8+ 11,08 = 19 meter

Menghitung Db Vb = (Db – 16) Va/Da 24,8 = (Db – 16) 37,2/50,29 Db = 6,50 feet Db = 1,98 meter

Mencari b2, a2= 0 Db = a (Da) / Da – b = (a1+a2) Da/ Da – (b1+b2) 1,98 = (8+0) (50,29) / 50,29 – (5+b2) b2 = 9,28

Menghitung GSB Jalan Kolektor Jalan B = b1 +b2 = 5+9,28 = 14 meter

93


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS GARIS SEMPADAN BANGUNAN

S U B K A W AS A N B A R A T

RESPONS

Fungsi Jalan

Lebar Jalan (m)

Lebar Trotoar

Kecepatan Kendaran Minimal (Km/jam)

Kecepatan Kendaraan (mil/jam)

Arteri

10

3

60

37,5

Kolektor

6

2

40

24,8

Lokal

4,5

1

20

12,4

Perhitungan GSB Pada Pertemuan Jalan Kolektor- Jalan Lokal Diketahui: Jalan A adalah jalan Kolektor Jalan B adalah jalan Lokal a1 = 3 + 2 = 5m b1 = 2,25 + 1 = 3,25 Va = 40 km/jam = 24,8 mil/jam; ta = 0,95 detik Vb = 20km/jam = 12,4 mil/jam; tb = 0,82 detik

Menghitung Da Da = 0,063 (Va)²+ 1,47 (ta) (Va) + 16 = 0,063 (24,8)²+ 1,47 (0,95) (24,8) + 16 = 38,74 + 34,63 + 16 = 89,37 feet = 27,24 meter

Menghitung Db Vb = (Db – 16) Va/Da 12,4 = (Db – 16) 24,8/27,24 Db = -2,16 feet Db = -0,65 meter

Mencari a2, b2= 0

Menghitung a2 dan b2 Db

= a (Da) / Da – b = (a1+a2) Da/ Da – (b1+b2) -0,65 = (5 +a2) (27,24) / 27,24– (3,25+ 0) a2 = 4,93 meter

Menghitung GSB Jalan Kolektor Jalan A = a1 + a2 = 5+ 4,93 = 10 meter

Mencari b2, a2= 0 Db

= a (Da) / Da – b = (a1+a2) Da/ Da – (b1+b2) -0,65 = (8+0) (27,24) / 27,24 – (3,25+b2) b2 = 1,43

Menghitung GSB Jalan Lokal Jalan B = b1 +b2 = 3,25+ 1,43 = 5 meter

94


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS ANALISIS GARIS GARIS SEMPADAN SEMPADAN BANGUNAN BANGUNAN

S U B K A W AS A N T I M U R

RESPONS

Fungsi Jalan

Lebar Jalan (m)

Lebar Trotoar

Kecepatan Kendaran Minimal (Km/jam)

Kecepatan Kendaraan (mil/jam)

Arteri

10

3

60

37,5

Kolektor

6

2

40

24,8

Lokal

4,5

1

20

12,4

Perhitungan GSB Pada Pertemuan Jalan Arteri– Jalan Kolektor Diketahui: Jalan A adalah jalan Arteri Jalan B adalah jalan Kolektor a1 = 5 + 3 = 8m b1 = 3 + 2 = 5 Va = 60 km/jam = 37,2 mil/jam; ta = 1,13 detik Vb = 40km/jam = 24,8 mil/jam; tb = 0,95 detik

Menghitung a2 dan b2

Menghitung Da Da = 0,063 (Va)²+ 1,47 (ta) (Va) + 16 = 0,063 (37,2)²+ 1,47 (1,13) (37,2) + 16 = 87,18 + 61,79 + 16 = 164,97 feet = 50,29 meter

Mencari a2, b2= 0 Db = a (Da) / Da – b = (a1+a2) Da/ Da – (b1+b2) 1,98 = (8 +a2) (50,29) / 50,29 – (5+ 0) a2 = 11,08 meter

Menghitung GSB Jalan Arteri Jalan A = a1 + a2 = 8+ 11,08 = 19 meter

Menghitung Db Vb = (Db – 16) Va/Da 24,8 = (Db – 16) 37,2/50,29 Db = 6,50 feet Db = 1,98 meter

Mencari b2, a2= 0 Db = a (Da) / Da – b = (a1+a2) Da/ Da – (b1+b2) 1,98 = (8+0) (50,29) / 50,29 – (5+b2) b2 = 9,28

Menghitung GSB Jalan Kolektor Jalan B = b1 +b2 = 5+9,28 = 14 meter

95


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS ANALISIS GARIS GARIS SEMPADAN SEMPADAN BANGUNAN BANGUNAN

S U B K A W AS A N T I M U R

RESPONS

Fungsi Jalan

Lebar Jalan (m)

Lebar Trotoar

Kecepatan Kendaran Minimal (Km/jam)

Kecepatan Kendaraan (mil/jam)

Arteri

10

3

60

37,5

Kolektor

6

2

40

24,8

Lokal

4,5

1

20

12,4

Perhitungan GSB Pada Pertemuan Jalan Kolektor- Jalan Lokal Diketahui: Jalan A adalah jalan Kolektor Jalan B adalah jalan Lokal a1 = 3 + 2 = 5m b1 = 2,25 + 1 = 3,25 Va = 40 km/jam = 24,8 mil/jam; ta = 0,95 detik Vb = 20km/jam = 12,4 mil/jam; tb = 0,82 detik

Menghitung Da Da = 0,063 (Va)²+ 1,47 (ta) (Va) + 16 = 0,063 (24,8)²+ 1,47 (0,95) (24,8) + 16 = 38,74 + 34,63 + 16 = 89,37 feet = 27,24 meter

Menghitung Db Vb = (Db – 16) Va/Da 12,4 = (Db – 16) 24,8/27,24 Db = -2,16 feet Db = -0,65 meter

Mencari a2, b2= 0

Menghitung a2 dan b2 Db

= a (Da) / Da – b = (a1+a2) Da/ Da – (b1+b2) -0,65 = (5 +a2) (27,24) / 27,24– (3,25+ 0) a2 = 4,93 meter

Menghitung GSB Jalan Kolektor Jalan A = a1 + a2 = 5+ 4,93 = 10 meter

Mencari b2, a2= 0 Db

= a (Da) / Da – b = (a1+a2) Da/ Da – (b1+b2) -0,65 = (8+0) (27,24) / 27,24 – (3,25+b2) b2 = 1,43

Menghitung GSB Jalan Lokal Jalan B = b1 +b2 = 3,25+ 1,43 = 5 meter

96


CHAPTER


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS PATH

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A & ANALISIS •

Path yang ada pada kawasan perancangan adalah jalan yang menghubungkan antar aktivitas

Jalan yang ada pada kawasan perancangan yakni jalan arteri dan jalan lokal

Tidak terdapat jalan kolektor di kawasan perancangan sehingga hierarki jalan dari jalan arteri langsung ke jalan lokal

Terdapat dua main entrance di Jalan Arteri, dari arah Kecamatan Sluke dan dari Kecamatan Plawangan

Menurut Kevin Lynch dalam bukunya “The Image of The City”, Path atau elemen jalur merupakan salah satu elemen penyusun citra kota

Terdapat tiga karakteristik untuk meningkatkan keunggulan saluran pergerakan, yakni identitas, kualitas, dan kotinuitas

R E S P O N S •

Seluruh ruas jalan akan di betonisasi untuk menjaga kualitasnya

Diberikan street furniture berupa lampu jalan, trotoar, marka jalan, WC umum, dan tempat duduk terutama di sepanjang kawasan pesisir

Jalan-jalan yang ada akan dibangun terintegrasi sesuai dengan hierarki jalannya

97


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS PATH

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A & ANALISIS

Path yang ada pada kawasan perancangan adalah jalan yang menghubungkan antar aktivitas

Jalan yang ada pada kawasan perancangan yakni jalan arteri dan jalan lokal

Tidak terdapat jalan kolektor di kawasan perancangan sehingga hierarki jalan dari jalan arteri

langsung ke jalan lokal •

Tidak terdapat trotoar, kondisi jalan buruk karena dilalui oleh kendaraan berat yang menuju TPI

Terdapat dua main entrance di Jalan Arteri, dari arah Kecamatan Sluke dan dari Kecamatan

Plawangan •

Menurut Kevin Lynch dalam bukunya “The Image of The City”, Path atau elemen jalur merupakan salah satu elemen penyusun citra kota

Path merupakan Jaringan berupa prasarana yang berguna ntuk perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lain. Path tidak hanya sebagai penghubung antar kawasan namun juga mejadi suatu identitas Kawasan.

R E S P O N S

Pembuatan jalan kolektor menuju wilayah TPI

Diberikan street furniture berupa lampu jalan, trotoar, dan marka jalan

Ruas

jalan

kolektor

akan

dibetonisasi

ddilebarkan an untuk menjaga kualitasnya untuk menunjang kegiatan perdagangan dan jasa di TPI •

Jalan-jalan

yang

ada

akan

dibangun

terintegrasi sesuai dengan hierarki jalannya

98


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS NODES

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A & ANALISIS •

Pada kawasan perancangan belum terdapat nodes yang menjadi daya Tarik kawasan bagi pengunjung.

Pertokoan

Pada Kawasan perancangan terdapat nodes di titik pertemuan simpang jalan berupa pusat perdagangan dan jasa (UMKM). berada di pusat sub pusat pelayanan

Pada Kawasan perancangan belum terdapat nodes sebagai ciri khas yang menandakan masuk/keluar kawasan.

R E S P O N S

Pada Kawasan perancangan perlu ditambah titik- titik nodes sebagai sarana masyarakat untuk berkumpul & beraktivitas diluar rumah Titik kumpul beberapa kegiatan yang terletak di salah satu persimpangan jalan perlu dibangun

Titik kumpul beberapa kegiatan berupa taman aktif perlu dibangun untuk menjadi sarana berkumpul & beraktivitas

Pertokoan

masyarakat lokal maupun pengunjung kawasan Desain

Pada persimpangan jalan diantara pusat perdagangan dengan sub pusat pelayanan akan dibangun tempat pemberhentian sejenak bagi pengendara kendaraan bermotor yang bisa

digunakan untuk tempat istirahat

99


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS NODES

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A & ANALISIS •

Nodes yang ada di eksisting kawasan perancangan antara lain:

ada kawasan industry perikanan, terdapat nodes pada persimpangan jalan menuju desa kawasan pelelangan ikan/ TPI.

TPI Pandangan

Pada kawasan perdagangan, yakni pasar pandangan

Pada Kawasan perancangan perlu ditambah titik- titik nodes sebagai sarana masyarakat untuk berkumpul & beraktivitas diluar rumah Titik kumpul beberapa kegiatan yang terletak di salah

Pasar Pandangan

satu persimpangan jalan perlu dibangun sebagai salah satu elemen citra kota.

R E S P O N S

Nodes

pada

kawasan

perancangan

dapat

dimanfaatkan untuk: •

Pada sub-kawasan perancangan industri, simpul utamanya masih tetap pada jalan yang menuju sentra pelelangan ikan

TPI Pandangan

Pada sub-kawasan perancangan industri, masih terdapat simpul yang tetap, pada jalan yang menuju pasar pandangan dan TPI Pandangan

Pasar Pandangan

hanya saja nantinya akan ada penambahan petunjuk arah / signage menuju pasar pandangan dan TPI Pandangan dan TPI Pandangan.

100


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS EDGES

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A & ANALISIS

Edge yang terdapat pada kawasan perencanaan adalah adanya jalan arteri yang membatasi wilayah utara dan selatan

Edge dapat berfungsi sebagai pembatas, misalnya sungai.

Edge memiliki identitas yang kuat karena tampak visualnya yang jelas.

Edge dapat juga bersifat sebagai penyatu, misalnya jalan.

R E S P O N S •

Pembuatan jalan kolektor menuju ke permukiman dan ke wilayah pesisir memisahkan antar kawasan

permukiman Pertokoan

Pembuatan RTH di sempadan pantai memisahkan antara wilayah daratan dan wilayah laut

Desain

101


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS EDGES

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A & ANALISIS

Elemen edge yang terdapat di kawasan perencanaan adalah jalan arteri yang membatasi kawasan delineasi perencanaan dan wilayah selatan

Edge merupakan batas yang berfungsi unruk menyatukan atau menisahkan suatu kawasan

Egde dapat berupa jalan, sungan, gunung. Edge memiliki identitas yang tampak batasannya dengan jelas.

R E S P O N S •

Pembuatan jalan kolektor menuju wilayah TPI menjadi pembatas antara fungsi kawasan timur dan barat

Pembuatan

RTH

di

sempadan

pantai

menjadi

pembatas antara wilayah daratan dan wilayah laut di kawasan perencanaan

102


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS DISTRICT

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A & ANALISIS Batas – batas tiap distrik akan terlihat dari karekteristik bangunan, ornamen, dan juga penataan

ruang yang akan dilakukan. Dalam setiap distrik nantinya memiliki jenis aktivitas yang berbedabeda. Desain disesuaikan dengan aktivitas yang ada di setiap kawasan.

Dengan terlihatnya batas-batas tiap distrik akan memudahkan dalam mengidentifikasi fungsi dari

tiap distrik sehingga kawasan perancangan tertata dengan rapi Setiap kawasan dikembangkan sesuai kebutuhan.

R E S P O N S •

Mempertegas batas antar distrik dengan batas

fisik seperti jalan atau vegetasi Pertokoan

Desain

Masing-masing

kawasan

dibatasi

langsung

dengan batas fisik berupa jalan baik jalan

kolektor, lokal, maupun jalan lingkungan •

Terdapat distrik permukiman, perdagangan, sub pusat pelayanan, dan RTH.

103


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS DISTRICT

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A & ANALISIS •

Batas – batas tiap distrik akan terlihat dari karekteristik bangunan, ornamen, dan juga

penataan ruang yang akan dilakukan. Dalam setiap distrik nantinya memiliki jenis aktivitas yang berbeda-beda. Desain disesuaikan dengan aktivitas yang ada di setiap kawasan. •

Dengan terlihatnya batas-batas tiap distrik akan memudahkan dalam mengidentifikasi fungsi

dari tiap distrik sehingga kawasan perancangan tertata dengan rapi •

Setiap kawasan dikembangkan sesuai kebutuhan.

Mempertegas batas antar distrik dengan batas fisik

R E S P O N S seperti jalan atau vegetasi

Masing-masing kawasan dibatasi langsung dengan batas fisik berupa jalan baik jalan kolektor, lokal, maupun jalan lingkungan

Terdapat distrik permukiman nelayan dan pusat aktivitas nelayan untuk memudahkan nelayan dalam beraktivitas

serta terdapat distrik pusat pelayanan, sub pusat pelayanan, dan RTH

104


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS LANDMARK

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

D A T A & ANALISIS •

Landmark sebagai salah satu identitas kawasan diperlukan agar mudah dikenali oleh orang

yang berada dikawasan tersebut. Selain itu, Landmark diperlukan sebagai ciri untuk membedakan suatu kawasan dengan kawasan lainnya. Kawasan perancangan belum memiliki Landmark sebagi salah satu identitas kawasan.

R E S P O N S •

Pembangunan

landmark

merajuk

pada menara

Kawasan BSB di Kota Semarang. Landmark akan dibangun di dekat sempadan sungai karena tempat tersebut

ramai

dikunjungi

masyarakat

untuk

aktivitas olahraga sehingga landmark tersebut dapat difungsikan sebagai tempat istirahat masyarakat yang sedang berolahraga.

105


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS LANDMARK

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

D A T A & ANALISIS

Landmark sebagai salah satu identitas kawasan diperlukan agar mudah dikenali oleh orang yang berada dikawasan tersebut. Selain itu, Landmark diperlukan sebagai ciri untuk membedakan suatu kawasan dengan kawasan lainnya. Kawasan perancangan belum

memiliki Landmark sebagi salah satu identitas kawasan.

R E S P O N S •

Landmark akan dibangun pas di pertigaan di kawasan perancangan karena menurut kelompok kami tempat tersebut persimpangan yang ramai dilalui masyarakat sehingga tempat tersebut sangat strategis untuk dibangun landmark.

106


CHAPTER


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS KOMPOSISI DAN DATUM

2020

S U B K A W AS A N BARAT

DATA & ANALISIS

• • • •

RESPONS

Bentuk dan struktur ruang di kawasan perancangan belum terlihat jelas. Komposisi dan bentuk bangunan tidak teratur dan sangat padat,hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman pada kawasan perancangan. Komposisi lahan untuk permukiman dan lahan kosong mendominasi di kawasan perancangan disebabkan karena kawasan perancangan diperuntukkan sebagai permukiman Bangunan permukiman akan direncanakan dengan memperhatikan luas kavling dan ketinggian bangunan lantai dan rusun tiga lantai seperti yang telah dianalisis sebelumnya sehingga menghasilkan komposisi bentuk yang baik. Susunan bangunan yang teratur ini akan menimbulkan rasa nyaman bagi masyarakat dikawasan perancangan. Pada kawasan perancangan komposisi dan datum akan ditunjukkan lebih jelas pada kawasan perdagangan jasa dan permukiman umum yang akan memberikan garis yang membentuk pola grid Perbaikan dan penambahan komponen perkotaan seperti fasilitas umum,jalan,yang keduanya saling terintegrasi sehingga struktur dan pola ruangnya bisa terlihat dengan jelas. serta berada ditengah sehingga dapat dijangkau oleh semua blok permukiman

107


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS KOMPOSISII DAN DATUM S U B K A W AS A N T I M U R

DATA & ANALISIS

• • • •

RESPONS

• •

Bentuk dan struktur ruang di kawasan perancangan belum terlihat jelas. Komposisi dan bentuk bangunan tidak teratur dan sangat padat,hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman pada kawasan perancangan. Komposisi lahan untuk permukiman mendominasi di kawasan perancangan disebabkan karena kawasan perancangan diperuntukkan sebagai permukiman dan perdagangan jasa yaitu TPI Bangunan permukiman akan direncanakan dengan memperhatikan luas kavling dan ketinggian bangunan yang telah dianalisis sebelumnya sehingga menghasilkan komposisi bentuk yang baik. Susunan bangunan yang teratur ini akan menimbulkan rasa nyaman bagi masyarakat dikawasan perancangan.

Pada kawasan perancangan komposisi dan datum akan ditunjukkan lebih jelas pada kawasan aktivitas dan permukiman nelayan,perdagangan jasa,industri yang akan memberikan garis yang membentuk pola . Perbaikan dan penambahan komponen perkotaan seperti fasilitas umum,jalan,yang keduanya saling terintegrasi sehingga struktur dan pola ruangnya bisa terlihat dengan jelas.

108


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS PROPORSI DAN SKALA S U B K A W AS A N BARAT

DATA & ANALISIS

• •

RESPONS

Proporsi selalu menitikberatkan pada ukuran sebenarnya, sehingga ketika suatu perbandingan dianggap terlalu besar atau terlalu kecil maka dapat dikatakan tidak proporsional Skala merupakan perbandingan unsur-unsur bangunan terhadap bentukbentuk lain di dalam lingkupnya. Skala umum biasanya dilihat dari ukuran suatu bangunan. Perbedaan ukuran bangunan menunjukkan perbedaan fungsi dari bangunan tersebut. (Moughtin, 1992). Proporsi yang terdapat di kawasan deliniasi menggunakan proporsi standard aktivitas manusia sehingga menyesuaikan kebutuhan manusianya. Skala yang terdapat di kawasan deliniasi adalah skala manusia yaitu proporsinya menyesuaikan proporsi tubuh manusia

Pada kawasan deliniasi akan dibangun monumen dengan skala monumental Proporsi akan menyesuaikan dengan proporsi tubuh manusia

109


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS PROPORSI DAN SKALA S U B K A W AS A N T I M U R

DATA & ANALISIS

RESPONS

 Proporsi selalu menitikberatkan pada ukuran sebenarnya, sehingga ketika suatu perbandingan dianggap terlalu besar atau terlalu kecil maka dapat dikatakan tidak proporsional  Skala merupakan perbandingan unsur-unsur bangunan terhadap bentukbentuk lain di dalam lingkupnya. Skala umum biasanya dilihat dari ukuran suatu bangunan. Perbedaan ukuran bangunan menunjukkan perbedaan fungsi dari bangunan tersebut. (Moughtin, 1992).  Proporsi yang terdapat di kawasan deliniasi menggunakan proporsi standard aktivitas manusia sehingga menyesuaikan kebutuhan manusianya.  Skala yang terdapat di kawasan deliniasi adalah skala manusia yaitu proporsinya menyesuaikan proporsi tubuh manusia

 

Pada kawasan deliniasi akan dibangun monumen dengan skala monumental Proporsi akan menyesuaikan dengan proporsi tubuh manusia

110


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS KONTEKS DAN KONTRAS

2020

S U B K A W AS A N BARAT

DATA & ANALISIS • • •

RESPONS

Penataan Kawawasn perdanagan

• Jaringan jalan dengan dilengkapi jalur hijau

Bangunan Rumah susun 3 Lantai

Tinggi bangunan di sepanjang jalan pantura relative sama karena didominasi oleh bangunan berlantai 1. Tidak ada bangunan yang mencolok. Rumah penduduk di jalan pantura mengahdap jalan menunjukkan terdapat aspek kontekstual. Pengembangan kawasan perancangan bertujuan untuk meminimalkan kontras yang terlihat.

Perencanaan hubungan yang serasi atau kontekstual dengan karakteristik wilayah perancangan dengan membuat rumah rusun dengan tinggi 3 lantai untuk aktivitas masyarakat pesisir dengan dilengkapi rooftop dan lapangan. Perancangan jaringan jalan dengan dilengkapi pedestrian ways yang memiliki jalur hijau. Kawasan perdagangan berada menghadap jalan pantura dengan keseragaman bangunan untuk meningkatkan nilai estetika.

111


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS KONTEKS DAN KONTRAS S U B K A W AS A N T I M U R

DATA & ANALISIS •

• • Rumah penduduk di Jalan Pantura

RESPONS

• • •

Jaringan jalan dengan dilengkapi jalur hijau

Tinggi bangunan di sepanjang jalan pantura relative sama karena didominasi oleh bangunan berlantai 1. Tidak ada bangunan yang mencolok. Rumah penduduk di jalan pantura mengahdap jalan menunjukkan terdapat aspek kontekstual. Kontras atau variasi ditunjukkan pada aspek arsitektural seperti ragam (style) dan tatanan bangunan (arrangement) (Shirvani,1985)

Bangunan rumah di kawasan perencanaan disesuaikan dengan kebutuhan aktivitas penduduk sebagai nelayan dan penataan yang lebih teratur untuk meningkatkan nilai ektetika. Jalur jaringan jalan yang dilengkapi dengan jalur hijau. Kawasan perdagangan berada menghadap jalan pantura dengan keseragaman bangunan dan rapi pada satu blok untuk meningkatkan nilai estetika.

Penataan Kawawasn perdanagan

Bangunan rumah untuk nelayan

112


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS HIERARKI S U B K A W AS A N BARAT

DATA & ANALISIS

Terdapat beberapa bangunan perdagangan&jasa, sarana peribadatan, rumah, dan sekolah namun tidak menampakkan hirarki yang jelas.

Sepanjang jalan arteri bangunan perdagangan dan jasa menyerupai bangunan rumah

Hanya beberapa bangunan yang memiliki bangunan lebih tinggi dibanding bangunan lainnya seperti sekolah

RESPONS

Bangunan perdagangan yang terletak di jalan arteri akan memiliki bentuk yang berbeda dengan bentuk bangunan permukiman atau sub pusat pelayanan

Kawasan permukiman akan dibangun rusun dengan lantai berjumlah

maksimal 3

113


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS HIERARKI S U B K A W AS A N T I M U R

DATA & ANALISIS •

Bangunan sepanjang jalan arteri banyak dibangun perdagangan dan jasa dan rumah, namun bentuk bangunan hampir sama sehingga tidak bisa dibedakan

Sepanjang jalan kolektor dan lingkungan didominasi oleh permukiman yang tinggi bangunan relatif sama

RESPONS

Kawasan permukiman akan dibangun dengan tipe bangunan horizontak

Tinggi dan bentuk bangunan akan dibedakan sesuai dengan zonasi fungsi untuk membedakan antar tiap sub kawasan.

114


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANLISIS SUMBU S U B K A W AS A N BARAT

DATA & ANALISIS • • • •

RESPONS

Pengertian Sumbu merupakan sebuah garis yang menghubungkan antara titik yang satu dengan titik yang lainnya. Sumbu didukung dengan konfigurasi masa bangunan. (Catanese,1986:42). Pada delieasi sub barat, terdapat garis maya yang menghubungkan antara entrance barat dan entrance timur, namun pada kedua titik sumbu tidak memiliki identitas khusus Sepanjang jalan terdapat rumah yang persebarannya sporadis mengikuti jalan pantura Terdapat titik pertemuan jalan arteri dengan jalan lokal yang dapat dijadikan sumbu namun tidak memiliki keunikan

Penguatan identitas garis maya yang merupakan Jalan Pantura dengan greenbelt sehingga dapat meningkatkan sense sumbu di delineasi. Pada kawasan perumahan, akan terdapat titik berupa bundaran yang menjadi acuan sumbu bagi sisi tenggara, barat laut, dan timur laut. Sumbu berupa jalan yang membatasi sub delineasi barat dan sub delineasi timur

115


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS SUMBU S U B K A W AS A N T I M U R

DATA & ANALISIS

Pengertian Sumbu merupakan sebuah garis yang menghubungkan antara titik yang satu dengan titik yang lainnya. Sumbu didukung dengan konfigurasi masa bangunan. (Catanese,1986:42).

Terdapat 4 titik sumbu di delineasi sub timur yang menciptakan adanya 2 garis maya, yaitu di Jalan Pantura dan titik pertigaan panturan dengan TPI yang berada di tepi laut

Kedua sumbu ini dinilai tidak memiliki estetika dan sense karena tidak memiliki penataan bangunan yang baik sehingga tidak dapat melihat sumbu tersebut secara jelas

RESPONS

• •

• •

Penguatan titik sumbu utama yang berada di pertigaan untuk memperkuat hubungan dengan titik sumbu lainnya Penataan bangunan di antara pertigaan dengan Jalan Pantura untuk menciptakan sumbu yang lebih nyata. Greenbelt di sumbu jalan pantura membantu meningkatkan sense sumbu di Jalan pantura. Pada permukiman nelayan juga diberikan titik sumbu utama di tengah agar dapat menciptakan sumbu ke tiap ujung permukiman nelayan.

116


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS SIMETRI S U B K A W AS A N BARAT

DATA & ANALISIS

Menurut Burden (1995), simetri yaitu korespendensi bentuk-bentuk yang

terletak berseberangan di antara suatu garis pembagi atau bidang yang berperan sebagai sumbu utama. Sedangkan nenurut D.K. Ching (1979), suatu kondisi simetris menuntut

susunan yang seimbang dari pola-pola yang hampir sama bentuk dan ruang

terhadap suatu garis bersama (sumbu) atau titik (pusat). Bangunan belum tertara secara elemen estetik simetri. Masih terkesan tidak

teratur.

RESPONS

Pada perancangan Sub Kawasan Barat akan memperbaiki tata letak bangunan permukiman (Rumah Susun) sehingga memiliki unsur estetika

simetri. Selain bangunan rumah susun, unsur simetri juga akan diimplementasikan pada bangunan sub pusat pelayanan (perdagangan)

Sumbu Simetri Sub Pusat Pelayanan

117


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS SIMETRI S U B K A W AS A N T I M U R

DATA & ANALISIS

Menurut D.K. Ching (1979), suatu kondisi simetris menuntut susunan yang seimbang dari pola-pola yang hampir sama bentuk dan ruang terhadap suatu

garis bersama (sumbu) atau titik (pusat). •

Sedangkan menurut Burden (1995), simetri yaitu korespendensi bentuk-bentuk yang terletak berseberangan di antara suatu garis pembagi atau bidang yang berperan sebagai sumbu utama.

Sub Kawasan timur bangunan belum memerhatikan elemen simetri pada

bangunan-bangunannya. Hal tersebut terlihat dari bangunan yang tidak sejajar dan teratur

RESPONS

Penempatan lampu penerangan jalan pada area jalan lingkungan permukiman nelayan, sub pusat pelayanan, dan sepanjang jalan kolektor akan ditempatkan dengan mengutamakan elemen estetika simetri.

Aspek Simetri pada Persimpangan Jalan Kolektor dengan Arteri

Pembuatan persimpangan jalan kolektor dengan jalan arteri (Pertigaan menuju Pelabuhan), serta bentuk permukiman nelayanan akan memperhatikan unsur

estetika simetri

Aspek Simetri pada Permukiman Nelayan

118


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS IRAMA

2020

S U B K A W AS A N BARAT

DATA & ANALISIS

Pada Sub Kawasan Barat, unsur irama yang terbentuk dapat dilihat dari pengulangan bentuk bangunan tradisional 1 lantai yang terletak di sepanjang jalan arteri.

Selain itu terdapat pohon pohon peneduh yang berada di sepanjang jalan arteri yang memiliki ukuran dan wujud yang sama sehingga memberikan kesan irama

RESPONS

Penerapan

elemen

irama

pada

kawasan

perancangan sub kawasan barat adalah bentuk

dan massa bangunan rumah susun yang sama. •

Kemudian peletakkan lampu jalan dan green belt di

sepanjang

penerangan

jaringan tersebut

jalan.

Lampu-lampu

berfungsi

sebagai

penerangan jalan dan dapat membangun rasa

aman karena adanya penerangan serta kesan irama yang membangun nilai estetika.

119


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS IRAMA S U B K A W AS A N T I M U R

DATA & ANALISIS •

Irama terbentuk berdasarkan pengulangan bentuk, wujud, dan ukuran secara teratur (memiliki jeda dan motif) yang menjadi satu kesatuan.

Pada Sub Kawasan Timur, unsur irama yang ada dapat dilihat dari

pengulangan bentuk bangunan tradisional 1 lantai yang terletak di sepanjang jalan arteri.

RESPONS

Penerapan elemen irama pada kawasan perancangan sub kawasan timur adalah peletakkan rumah dengan bentuk dan massa bangunan yang sama. Kemudian peletakkan lampu jalan dan green belt di sepanjang jaringan jalan. Lampu-lampu penerangan tersebut berfungsi sebagai penerangan jalan dan dapat membangun rasa aman karena adanya penerangan serta kesan irama yang membangun nilai estetika.

120


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS BALANCE

2020

S U B K A W AS A N BARAT

DATA & ANALISIS

• • •

RESPONS

• • •

Balance merupakan rasa yang menyatakan bahwa ada keseimbangan di suatu kawasan Pada kawasan yang dibangun secara proporsional dengan persebaran bangunan yang merata dan sama dapat menimbulkan keseimbangan Kesan balance di kawasan perancangan di dominasi berada di kawasan permukiman

Pada kawasan perancangan ditata untuk memenuhi elemen estetika yang berada di kawasan permukiman penduduk Ruang terbuka yang berada di permukiman sedemikian rupa juga diselaraskan agar memenuhi nilai keseimbangan Pada tiap rumah memiliki open space yang ada di pekarangan rumah yang sama satu dengan yang lainnya hingga menimbulkan kesan seimbang Sepanjang jalan arteri ditanami pohon untuk memberikan rasa nyaman bagi pejalan kaki maupun pengguna kendaraan yang menciptakan kesan balance

121


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020

ANALISIS

BALANCE

S U B K A W AS A N T I M U R

DATA & ANALISIS

Balance merupakan rasa yang menyatakan bahwa ada keseimbangan di suatu kawasan

Pada kawasan yang dibangun secara proporsional dengan persebaran bangunan yang merata dan sama dapat menimbulkan keseimbangan

Kesan balance di kawasan perancangan di dominasi berada di kawasan permukiman

RESPONS

Pada kawasan perancangan ditata untuk memenuhi elemen

estetika

yang

berada

di

kawasan

permukiman penduduk •

Pada tiap rumah memiliki open space yang ada di pekarangan rumah yang sama satu dengan yang lainnya hingga menimbulkan kesan seimbang

Sepanjang jalan arteri ditanami pohon untuk

memberikan rasa nyaman bagi pejalan kaki maupun pengguna kendaraan yang menciptakan kesan balance

122


CHAPTER CHAPTER


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS JARINGAN JALAN

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

DATA & ANALISIS

Pada jalan lingkungan beum terdapat drainase

terbuka

dan

pedestrian

ways.

Hal

ini

mengurangi pemanfaatan pada ruang publik seperti pada pejalan kaki.

Penampang jalan disesuaikan dengan dengan standart yang berlaku seperti jalur pejalan kaki, jalur vegetasi, dan jalur sepeda untuk

bisa memenuhi kebutuhan pengguna jalan

R E S P O N S •

Pada kawasan perencanaan akan dibuat jalan kolektor pada akses pelayanan.

Jalan kolektor dan jalan local akan ditambahkan pedestrian ways dan drainase.

Terdapat jalan melingkar untuk meninimalisir terjadi kecelakaan.

Penambahan

jalan

lingkungan

untuk

memudahkan akses keluar masuk permukiman

123


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS JARINGAN JALAN BARAT

2020

Jalan Arteri

Jalan Kolektor

Jalan Lingkungan

124


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS JARINGAN JALAN

2020 S U B K A W AS A N T I M U R

DATA & ANALISIS •

Penyediaan fasilitas pedestrian ways seperti lampu jalan, tempat duduk, dan fasikiats untuk jalur difabel.

Penentuan jalur pedestrian juga harus menyesuaikan dengan standar maksimal orang berjalan kaki, hal ini bertujuan untuk penentuan jarak maksimal adanya penyediaan tempat duduk bagi para pejalan kaki agar beristirahat.

R E S P O N S

Pada kawasan perancangan akan dibuat jalur motorize

dan jalur non motorize. Dimana pada jalur non motorize. •

Pada jalan arteri, kolektor, dan lingkungan dilengkapi

dengan bangku, lampu penerangan, tempat sampah, dan pohon. •

Bangku: setiap 500 m

Tenpat sampah dan lampu penerangan 10-15 m

Pohon: kurang dari 10 m

125


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS JARINGAN JALAN TIMUR

2020

Jalan Arteri

Jalan Kolektor

Jalan Lingkungan

126


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS JARINGAN DRAINASE

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

DATA & ANALISIS •

Kawasan perencanaan memiliki drainase primer dengan di jalan arteri, drainase sekunder di jalan kolektor, dan drainase tersier yang berada di jalan perkampungan

Sungai Ngglonggong memiliki pajang 679 meter yang mengalir menuju ke laut sebagai titik perhentian terakhir aliran drainase.

Pada kawasan perencanaan diklasifikasikan sebagai curah hujan rendah dengan nilai senilai 3,834,38 mm/ hari dan kondisi akuifer yang sedang.

Pada kebijakan pemerintah, wilayah deliniasi diperuntukkan sebagai daerah pengembangan drainase

Drainase Primer

R E S P O N S

Pembuatan drainase primer yang berada di Jalan Pantura karena tidak ada drainase primer

Menggunakan pola jaringan drainase parallel

Drainase primer air yang diterima dari drainase sekunder menuju ke sungai lalu ke laut dengan lebar 70 cm dan kedalaman 1 m dengan jenis

Drainase Sekunder

drainase terbuka yang berada di jalan arteri

Drainase sekunder berasal dari drainase tersier dan menyalurkan ke drainase primer dengan lebar 40 cm dan kedalaman 50 cm dengan jenis

Drainase Tersier

drainase terbuka yang berada di jalan kolektor

Drainase tersier berada di titik-titik kawasan yang berasal dari air limbah rumah tangga dengan lebar 25 cm dan kedalaman 20 cm dengan jenis drainase tertutup yang berada di jalan lingkungan

127


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS JARINGAN DRAINASE

2020

S U B K A W AS A N T I M U R

DATA & ANALISIS

Kawasan perencanaan memiliki drainase primer dengan di jalan arteri, drainase sekunder di jalan kolektor, dan drainase tersier yang berada di jalan perkampungan

Sungai Ngglonggong memiliki pajang 679 meter yang mengalir menuju ke laut sebagai titik

perhentian terakhir aliran drainase. •

Pada kawasan perencanaan diklasifikasikan sebagai curah hujan rendah dengan nilai senilai 3,834,38 mm/ hari dan kondisi akuifer yang sedang.

Pada kebijakan pemerintah, wilayah deliniasi diperuntukkan sebagai daerah pengembangan drainase

R E S P O N S

Pembuatan drainase primer yang berada di Jalan Pantura karena tidak ada

Drainase Primer

drainase primer •

Menggunakan pola jaringan drainase parallel

Drainase primer air yang diterima dari drainase sekunder menuju ke sungai lalu ke laut dengan lebar 70 cm dan kedalaman 1 m dengan jenis

Drainase Sekunder

drainase terbuka yang berada di jalan arteri •

Drainase sekunder berasal dari drainase tersier dan menyalurkan ke drainase primer dengan lebar 40 cm dan kedalaman 50 cm dengan jenis drainase terbuka yang berada di jalan kolektor

Drainase Tersier

Drainase tersier berada di titik-titik kawasan yang berasal dari air limbah rumah tangga dengan lebar 25 cm dan kedalaman 20 cm dengan jenis drainase tertutup yang berada di jalan lingkungan

128


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS JARINGAN PEMADAM KEBAKARAN

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

DATA & ANALISIS •

Pos Kebakaran melayani maksimum tiga kelurahan atau sesuai dengan wilayah layanan penanggulangan kebakaran

Menurut SNI (Standar Nasional Indonesia) peletakan hydrant pillar umumnya sekitar 35-38 meter

antara hydrant pillar satu dengan lainnya.

R E S P O N S •

Menambahkan alat berupa fire extnguiser dan hydrant pillar di area permukiman yang padat, agar api tidak menyebar secara cepat

Membuat

masyarakat

lebih

tanggap

terhadap

penyebaran api yang begitu cepat sehigga saat pemadam kebakaran datang hanya memadamkan sisa api yang bergejolak

129


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS JARINGAN PEMADAM KEBAKARAN

2020 S U B K A W AS A N TIMUR

DATA & ANALISIS •

Menurut peraturan menteri pekerjaan umum No.20 tahun 2009 pemadam kebakaran memiliki

waktu tanggap hanya 15 menit •

Menurut SNI (Standar Nasional Indonesia) peletakan hydrant pillar umumnya sekitar 35-38 meter antara hydrant pillar satu dengan lainnya.

R E S P O N S •

Menambahkan alat berupa fire extnguiser dan hydrant pillar di area permukiman yang padat, agar api tidak menyebar secara cepat

Membuat

masyarakat

lebih

tanggap

terhadap

penyebaran api yang begitu cepat sehigga saat pemadam kebakaran datang hanya memadamkan sisa api yang bergejolak

130


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS JARINGAN LISTRIK

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

DATA & ANALISIS Berdasarkan analisis pengguna di kebutuhan ruang, jumlah rumah pada kawasan timur tahun 2040, diperkirakan terdapat 177 unit hunian. perhitungan kebutuhan listrik di kawasan perencanaan: •

Permukiman : 177 x 1.300 VA/m2 = 230,1 KV/m2 Sarana dan

Prasarana : Diasumsikan 40% dari kebutuhan listrik permukiman. 40% x 230,1 KV/m2 = 92,04 KV/m2

R E S P O N S

Jumlah kebutuhan listrik di kawasan perencanaan sebesar : 230,1 + 92,04 = 322,14 KVA/m2

Rencana untuk memenuhi kebutuhan listrik bersumber dari PLN dengan jaringan listrik tambahan mengikuti jaringan jalan dan jaringan listrik bawah tanah.

Berdasarkan

perhitungan

kebutuhan

listrik

kawasan

perencanaan sub timur tidak akan bertambah dikarenakan pada kondisi eksisting, jumlah hunian lebih banyak. •

Lampu jalan yang digunakan untuk penerangan jalan akan menggunakan lampu jalan Tenaga Surya. Lampu jalan tersebut akan dipasang di sepanjang jalan arteri (Jalan

Pantura)

131


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS JARINGAN LISTRIK

2020 S U B K A W AS A N TIMUR

DATA & ANALISIS •

Berdasarkan analisis pengguna di kebutuhan ruang, jumlah rumah pada kawasan timur tahun 2040, diperkirakan terdapat 177 unit hunian. perhitungan kebutuhan listrik di kawasan perencanaan:

Permukiman : 177 x 1.300 VA/m2 = 230,1 KV/m2 Sarana dan

Prasarana : Diasumsikan 40% dari kebutuhan listrik permukiman. 40% x 230,1 KV/m2 = 92,04 KV/m2

R E S P O N S

Jumlah kebutuhan listrik di kawasan perencanaan sebesar : 230,1 + 92,04 = 322,14 KVA/m2

Rencana untuk memenuhi kebutuhan listrik bersumber

dari PLN dengan jaringan listrik tambahan mengikuti jaringan jalan dan jaringan listrik bawah tanah. •

Berdasarkan perhitungan kebutuhan listrik kawasan

perencanaan

sub

timur

tidak

akan

bertambah

dikarenakan pada kondisi eksisting, jumlah hunian lebih banyak. •

Lampu jalan yang digunakan untuk penerangan jalan akan menggunakan lampu jalan Tenaga Surya. Lampu jalan tersebut akan dipasang di sepanjang jalan arteri (Jalan Pantura)

132


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS JARINGAN TELEKOMUNIKASI

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

DATA & ANALISIS •

Pada kawasan perencanaan, terdapat jaringan telepon kabel yang berada di sepanjang jalan arteri dan terdapat 2 menara BTS dan juga terdapat 2 menara bts disekitar kawasan perencanaan

Pada kawasan perencanaan, Menara BTS yang ada terletak tidak jauh dari permukiman sehingga semua kawasan perencanaan terlayani jaringan telekomunikasi dengan baik

Jaringan internet wifi masih jarang terdapat di ruang publik

Pembangunan jaringan fiber optik di bawah tanah.

Jaringan fiber optik dibangun mengikuti jaringan jalan

Menyediakan wifi publik untuk masyarakat umum yang

R E S P O N S

tersebar

di

digunakan

ruang-ruang oleh

seluruh

publik

sehingga

masyarakat

di

dapat

kawasan

perencanaan.

133


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS JARINGAN TELEKOMUNIKASI

2020 S U B K A W AS A N TIMUR

DATA & ANALISIS •

Pada kawasan perencanaan, terdapat jaringan telepon kabel yang berada di sepanjang jalan arteri dan terdapat 2 menara BTS dan juga terdapat 2 menara bts disekitar kawasan perencanaan

Pada kawasan perencanaan, Menara BTS yang ada terletak tidak jauh dari permukiman sehingga

semua kawasan perencanaan terlayani jaringan telekomunikasi dengan baik •

Jaringan internet wifi masih jarang terdapat di ruang publik

R E S P O N S •

Pembangunan jaringan fiber optik di bawah tanah dan dibangun mengikuti jaringan jalan dan menyediakan wifi publik pada ruang-ruang publik

Perlu dilakukan penambahan menara BTS baru, namun peletakannya

tidak

dapat

dilakukan

di

kawasan

perencanaan

134


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS JARINGAN PERSAMPAHAN

2020

S U B K A W AS A N B AR A T •

DATA & ANALISIS

Sistem Pengelolaan Sampah di wilayah perencanaan masih berbasis pembakaran dan ditimbun di lahan kosong sekitar rumah.

Tidak ada sistem pengangkutan sampah belom terjalan dengan baik karena letak TPS yang jauh di pusat Kecamatan.

Menurut UU RI No 18 Tahun 2008, tentang tata cara Pemiliham lokasi TPA. Lokasi TPA tidak boleh berdekatan dengan daerah topografis

Kebutuhan TPS pada tahun 2039 sebesar 23,7614m3/ hari meliputi sampah permukiman dan non permukiman.

Proyeksi timbulan sampah 20 tahun mendatang ; = 23,7614 m3 / hari : 9139 jiwa = 0,0026 l/org/hari

R E S P O N S

Akan di tambah satu TPS Tipe II dengan sistem 3R untuk pembangunan TPS untuk menampung sampah dengan system pengangkutan yang terstruktur menuju TPS.

Persampahan akan dikelola oleh desa dengan biaya retribusi yang dibayar masyarakat untuk pemeliharaan.

Sampah yang sudah terkumpul akan diangkut oleh becak motor khusus pengangkut sampah dan

dibuang ke bak sampah besar yang ada di tps.

135


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS JARINGAN PERSAMPAHAN

2020 S U B K A W AS A N TIMUR

DATA & ANALISIS

Belum terdapatnya sistem pengangkutan sampah di sub-kawasan tapak.

Masyarakat masih membakar atau menimbun sampah di pekarangan yang menyebabkan kerusakan pada lingkungan.

Menurut UU RI No 18 Tahun 2008, tentang tata cara Pemiliham lokasi TPA. Lokasi TPA tidak boleh berdekatan dengan daerah topografis

Kebutuhan TPS pada tahun 2039 sebesar 23,7614m3/ hari meliputi sampah permukiman dan non permukiman.

R E S P O N S

Proyeksi timbulan sampah 20 tahun mendatang ;

= 23,7614 m3 / hari : 9139jiwa

= 0,0026 l/org/hari

Merencanakan pembangunan 1 TPS di Wilayah Perencanaan untuk menampung sampah yang dihasilkan masyarakat tiap harinya.

Lokasi TPS diletakan jauh dari permukiman agar bau sampah tidak mengganggu aktivitas masyarakat.

Pengangkutan sampah akan dilakukan rutin setiap 2 hari sekali.

Sampah yang sudah terkumpul akan diangkut oleh becak motor khusus pengangkut sampah dan dibuang ke bak sampah besar yang ada di tps.

136


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS JARINGAN SANITASI

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

DATA & ANALISIS •

Pada kawasan perencanaan masih terdapat rumah yang belum memiliki fasilitas BAB sendiri.

Rumah yang sudah memiliki fasilitas

BAB dilengkapi dengan septictank sebagai tempat

pembuangan air limbah hasil kakus (black water). Akan tetapi, belum semua rumah memiliki tempat pembuangan untuk air limbah rumah tangga cair (grey water). •

Air limbah perlu dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah untuk diperbaiki kualitasnya

sebelum dibuang ke sungai.

R E S P O N S •

Menyediakan Sanitasi bagi masyarakat yang belum memiliki sanitasi

Membangun Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL) Kawasan untuk mengelola limbah yang dihasilkan masyarakat dan industri

Menerapkan sistem pengolahan limbah off site yaitu dengan menggunakan jaringan perpipaan bawah tanah untuk dibawa ke tempat pengolahan limbah.

137


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS JARINGAN SANITASI

2020 S U B K A W AS A N TIMUR

DATA & ANALISIS •

Pada kawasan perencanaan masih terdapat rumah yang belum memiliki fasilitas BAB sendiri.

Rumah yang sudah memiliki fasilitas

BAB dilengkapi dengan septictank sebagai tempat

pembuangan air limbah hasil kakus (black water). Akan tetapi, belum semua rumah memiliki tempat pembuangan untuk air limbah rumah tangga cair (grey water). •

Air limbah perlu dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah untuk diperbaiki kualitasnya sebelum dibuang ke sungai.

R E S P O N S •

Menyediakan Sanitasi bagi masyarakat yang belum memiliki sanitasi

Membangun Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL) Kawasan

untuk mengelola

limbah

yang dihasilkan

masyarakat dan industri

Menerapkan sistem pengolahan limbah off site yaitu dengan menggunakan jaringan perpipaan bawah tanah untuk dibawa ke tempat pengolahan limbah.

138


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR BERSIH

2020

PANDANGAN

Kebutuhan air bersih terdiri dari kebutuhan domestik dan domestik dimana standarnya telah diatur dalam Dokumen Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya PU RI Tahun 1994. Karena Kawasan Perancangan A2.11 dan A2.12 masuk dalam kategori kota kecil (<20.000 orang) sebesar 7.493 jiwa, maka ketentuannya adalah sebagai berikut. 1. Konsumsi Unit Sambungan Rumah (SR) sebesar 70 liter/ orang/hari) 2. Konsumsi Unit Harian (HU) sebesar 30 liter/hari/orang) 3. Kehilangan Air SR dan HU sebesar 20% 4. Konsumsi air bersih non domestik A2.11 terdiri dari penggunaan fasilitas peribadatan, perdagangan jasa, pendidikan, RTH diasumsikan sebesar 10% dari konsumsi total. Konsumsi air bersih non domestik A2.12 terdiri dari penggunaan pusat pelayanan dan sub pusat pelayanan (pemerintahan, perdagangan dan jasa, pendidikan, peribadatan), industri galangan kapal, industri perikanan, TPI diasumsikan sebesar 25% dari konsumsi total. 5. Konsumsi total air bersih non domestik total A2.11 dan A2.12 pada tahun 2040 adalah 35% dari konsumsi domestic.

1. 2. 1. 2.

BARAT

Karena jumlah penduduk proyeksi A2.11 adalah 6.786, maka. 6.786 x 70 = 475.020liter/hari 6.786 x 30 = 203.580 liter/hari Kebutuhan Domestik total sebesar 678.600 liter/hari 20% dari 678.600 = 135.720 liter/hari (hilang air) 10% dari 749.900 = 74.990 liter/hari (non domestik)

Kebutuhan Non Domestik beserta kehilangan air sebesar 210.710 liter/hari, sehingga - Keb. Air Total = Konsumsi Domestik + Non Domestik = 678.600 liter/hari + 210.710 liter/hari = 889.310 liter/hari

TIMUR 1. 2. 1. 2.

Karena jumlah penduduk proyeksi A2.11 adalah 707, maka. 707 x 70 = 49.490 liter/hari 707 x 30 = 21.210 liter/hari Kebutuhan Domestik total sebesar 70.700 liter/hari 20% dari 70.700 = 14.140 liter/hari (hilang air) 25% dari 749.300 = 187.475 liter/hari (non domestik)

Kebutuhan Non Domestik beserta kehilangan air sebesar 201.615 liter/hari, sehingga Keb. Air Total = Konsumsi Domestik + Non Domestik = 70.700 liter/hari + 201.615 liter/hari = 272.315 liter/hari

139


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS JARINGAN AIR BERSIH

2020 S U B K A W AS A N B AR A T

DATA & ANALISIS

Jumlah penduduk tahun wilayah delineasi adalah sebesar 6.786

Akibat adanya intrusi laut, masyarakat yang tinggal dalam lingkup 200 meter dari bibit pantai rata-rata tidak memiliki sumur karena airnya asin dan menggunakan sumber air bersih PDAM dan ada juga yang memesan air dari gunung. (sumber: wawancara masyarakat)

Lokasi eksisting tidak memilik industri maupun fasilitas khusus lainnya kecuali fasilitas pendidikan dan fasilitas peribadatan.

Kebutuhan konsumsi air bersih di delineasi sebesar 889.310 liter/hari

Perlu adanya penguatan jaringan air bersih PDAM karena berdasarkan wawancara masyarakat, air PDAM di beberapa kawasan delineasi sering habis/kosong.

Penguatan pada penggunaan air gunung sebagai konsumsi air bersih karena kondisi air tanah di kawasan delineasi yang mengalami intrusi.

R E S P O N S

kebutuhan non domestic di delineasi minim karena sebagian besar adalah permukiman

Instalasi pemasangan pipa PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kawasan Perancangan sebagai respons dalam penurunan penggunaan air sumur yang akan terjadi di kawasan perencanaan serta akibat adanya intrusi laut sehingga PDAM menjadi salah satu

alternatif utama dalam memenuhi kebutuhan air bersih. •

dalam tanah mengikuti pola jaringan jalan

Sub Pusat Pelayanan difasilitasi pada tempat distribusi

penjualan galon air gunung •

Instalasi air minum gratis pada titik ruang terbuka hijau di pantai dan taman.

140


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

ANALISIS JARINGAN AIR BERSIH

2020 S U B K A W AS A N TIMUR

DATA & ANALISIS

Jumlah penduduk tahun wilayah delineasi adalah sebesar 707

Akibat adanya intrusi laut, masyarakat yang tinggal dalam lingkup 200 meter dari bibit pantai rata-rata tidak memiliki sumur karena airnya asin dan menggunakan sumber air bersih PDAM dan ada juga yang memesan air dari gunung. (sumber: wawancara masyarakat)

Lokasi eksisting minim permukiman dan didominasi pada kegiata TPI, perdagangan jasa, peribadatan, pendidikan, dan aktivitas nelayan.

Kebutuhan konsumsi air bersih di delineasi sebesar 272.315 liter/hari

Penguatan pada penggunaan air gunung sebagai konsumsi air bersih karena kondisi air tanah di kawasan delineasi yang mengalami intrusi.

Perlu adanya penguatan jaringan air bersih PDAM karena berdasarkan wawancara masyarakat, air PDAM di beberapa kawasan delineasi sering habis/kosong.

Aktivitas non domestik yang tinggi di wilayah delineasi akan berpengaruh pada permintaan kebutuhan air.

R E S P O N S

Instalasi

pemasangan

pipa

PDAM

untuk

memenuhi

kebutuhan air bersih di Kawasan yang umumnya adalah kebutuhan

penggalangan

air

bersih

kapal,

TPI,

untuk

industri

pusat pelayanan,

pengolahan,

sub

pusat

pelayanan, dan aktivitas nelayan akibat adanya intrusi laut sehingga PDAM menjadi salah satu alternatif utama dalam memenuhi kebutuhan air bersih. •

Instalasi pemasangan pipa PDAM Instalasi mengikuti pola jaringan jalan delineasi.

Instalasi air minum gratis pada di taman.

141


CHAPTER


Kawasan Pandangan

Site Plan Sub Kawasan

Dari gambar siteplan

Laut Jawa

sub kawasan

perancangan skala 1;1000 dengan luas

wilayah 60.83 Ha

Permukiman U

142


Site Plan Blok Sub Kawasan Berikut gambar siteplan

blok sub

kawasan dengan skala 1: 500

Kawasan Pandangan Sub Kawasan Timur

Sub Kawasan Barat

Luas : 26.23 Ha

Luas : 34.60 Ha

143


Sub Kawasan Barat

Rumah Susun

Hunian Umum

Sub Pusat Pelayanan

Sempadan Pantai

144


Sub Kawasan Timur

Permukiman Nelayan

Pelabuhan

Sub Pusat Pelayanan

Pusat Pelayanan

Industri dan Aktivitas Perikanan 145


Site Plan Sub Kawasan

Kawasan Pandangan

Tampak Atas

3D

146


Site Plan Sub Kawasan Tampak Sisi Barat

3D

Perspektif Mata Burung Tampak Sisi Timur

147


Site Plan Sub Kawasan

Perspektif Mata Burung

Tampak dari Sisi Utara

Tampak dari Sisi Selatan

3D

148


Design Siteplan Sub Kawasan

149


Design Siteplan Blok Sub Kawasan Barat

150


Design Siteplan Blok Sub Kawasan Timur

151


CHAPTER


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT & TIMUR

2020

UDGL

Struktur Peruntukan Lahan Komponen a. Lahan Peruntukan

Makro

b. Lahan Peruntukan Mikro

Aturan Prescriptive Berdasarkan RTRW Kabupaten Rembang No.11 Tahun 2011 Kecamatan Kragan diperuntukkan sebagai : • Kawasan Minapolitan • Pengembangan kawasan BonangBinangun-Sluke (BBS I dan II) • Kawasan Permukiman • Kawasan Peruntukkan Industri • Kawasan Perikanan • Kawasan Pertanian • Kawasan Ruang Terbuka Hijau • Kawasan Perlindungan Pelestarian Sempadan Pantai • Kawasan Resapan Air Pada wilayah perencanaan ditetapkan berbagai macam peruntukkan kawasan, diantaranya adalah : • Kawasan Perdagangan, yang berada di jalur pantura • Kawasan permukiman yang terdiri dari rumah penduduk, rumah nelayan dan rumah susun • Kawasan industri perikanan yang berada di pesisir pantai • Kawasan perikanan laut di utara wilayah perencanaan • Kawasan ruang terbuka hijau yang terdiri dari taman pasif dan taman aktif di lingkungan hunian warga dan wilayah pesisir juga diperuntukkan sebagai pelestarian sempadan pantai

Ilustrasi Gambar

Performance Peruntukan lahan pada setiap sub kawasan di

bedakan sebagai berikut : •

Kawasan peruntukan permukiman yang didukung oleh permukiman nelayan di bagain

timur dan permukiman umum dan rusunawa di bagian barat serta sarana seperti sarana peribadatan,sarana pendidikan,sarana kesehatan dan ruang terbuka hijau berupa taman pasif atau aktif •

Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa yang di dukung oleh letak strategis di dekat arteri dan kompleks plaza

1 SEMPADAN PANTAI

2

RUSUNAWA

dan pelabuhan serta industri galangan kapal

INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

5

Kawasan peruntukan industri pada sub kawasan timur yang didukung oleh industri pengolahan ikan

PUSAT PELAYANAN

Kawasan peruntukan untuk aktivitas nelayan di sub kawasan timur yang didukung oleh,TPI

4

3

DERMAGA

6

TPI

Kawaan peruntukan ruang terbuka hijau yang didukung oleh adanya sempadan pantai

152


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT

2020

UDGL

Intensitas Pemanfaatan Lahan Aturan Komponen

a. Koefisien Dasar Bangunan

Prescriptive Maksimum

koefisien

dasar

Performance bangunan

Bentuk dasar bangunan berupa persegi dan

kawasan perencanaan, yaitu 80%. Masing-

persegi panjang yang dilengkapi dengan ruang

masing

terbuka berupa taman, ruang hijau di sepanjang

bangunan

ditetapkan

dengan

ketetapan berikut: •

Ilustrasi Gambar Hunian KDB 70%

sempadan jalan.

Bangunan permukiman memiliki KDB

Perdagangan KDB 70%

maksimum 70% •

Bangunan Kios perdagangan memiliki maksimum KDB 60%

Bangunan tempat ibadah memiliki KDB maksimum 60%

Parkir umum memiliki KDB maksimum 30%

Taman

Lingkunan

memiliki

KDB

Parkir KDB 30%

maksumum 15%. Taman Lingkungan KDB 15%

153


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN TIMUR

2020

UDGL

Intensitas Pemanfaatan Lahan Aturan Komponen

a. Koefisien Dasar Bangunan

Prescriptive Maksimum

koefisien

bangunan

Bentuk dasar bangunan berupa persegi dan

kawasan perencanaan, yaitu 80%. Masing-

persegi panjang yang dilengkapi dengan ruang

masing

terbuka berupa taman, ruang hijau di sepanjang

bangunan

dasar

Performance

ditetapkan

dengan

ketetapan berikut:

Ilustrasi Gambar

Hunian KDB 70%

sempadan jalan.

• Bangunan permukiman memiliki KDB

maksimum 70% • Bangunan Pusat Pelayanan memiliki KDB

Pusat Pelayanan 70%

maksimum 70% • Bangunan

Industri

memiliki

Industri KDB 70%

KDB

maksimum 60%

• Bangunan Perdagangan memiliki KDB maksimum 70% • Bangunan TPS memiliki KDB maksimum

Perdagangan 70%

30% • Parkir umum memiliki KDB maksimum

30% • Taman

Lingkunan

maksumum 15%.

memiliki

Parkir Umum 30%

KDB

154


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT & TIMUR

2020

UDGL

Intensitas Pemanfaatan Lahan Aturan Komponen b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

Prescriptive

Performance

 Ketinggian maksimum bangunan pada sub kawasan perancangan berdasarkan peraturan yaitu 6 lantai atau maksimal 24 meter. Tinggi bangunan yang diterapkan pada sub kawasan perancangan yaitu:  Tinggi bangunan untuk permukiman adalah 1-2 lantai  Tinggi bangunan untuk kawasan pelayanan adalah 1-2 lantai  Tinggi Bangunan untuk perdagangan dan jasa 1-3 lantai  Tinggi Bangunan untuk kawasan industri adalah 1-2 lantai

 Didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata bangunan yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat.  Tidak diperbolehkan menggunakan material yang menyilaukan, memantulkan panas, dan mudah rusak.  Tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Ilustrasi Gambar

155


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT

2020

UDGL

Intensitas Pemanfaatan Lahan Aturan Komponen

c. Koefisien Dasar Hijau

Prescriptive

Performance

KDH pada site kawasan perancangan dibentuk

berpola

membentuk

dengan perkerasa (tertutup) maupun terbuka.

struktur ruang kawasan yang harmoni.

• Bagian RTH berupa perkerasan dapat berupa

Koefesien perancangan

dalam

• Ruang terbuka hijau dapat berupa lahan

Dasar yang

Hijau

kawasan

ditetapkan

adalah

Ilustrasi Gambar Hunian KDH 30%

o halaman parkir kendaraan. o Jogging track

minimum 30% dengan masing masing

Perdagangan KDH 30%

bangunan ditetapkan dengan ketetapan sebagai berikut : • Bangunan permukiman memiliki KDH maksimum 30%

• Bangunan Kios perdagangan memiliki maksimum KDH 40%

Parkir KDH 70%

• Bangunan tempat ibadah memiliki KDH maksimum 40% • Parkir umum memiliki KDH maksimum

70% • Taman

Lingkunan

maksumum 75%.

memiliki

KDH

Taman Lingkungan KDH 75%

156


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN TIMUR

2020

UDGL

Intensitas Pemanfaatan Lahan Aturan Komponen

c. Koefisien Dasar Hijau

Prescriptive Maksimum

koefisien

bangunan

• Ruang terbuka hijau dapat berupa lahan

kawasan perencanaan, yaitu 80%. Masing-

dengan perkerasa (tertutup) maupun

masing

terbuka.

bangunan

dasar

Performance

ditetapkan

dengan

ketetapan berikut:

Ilustrasi Gambar

Hunian KDH 30%

• Bagian RTH berupa perkerasan dapat

• Bangunan permukiman memiliki KDH

maksimum 30%

berupa

o halaman parkir kendaraan.

• Bangunan Pusat Pelayanan memiliki KDH

o Jogging track

Pusat Pelayanan 30%

maksimum 30% • Bangunan

Industri

Industri 30%

memiliki

KDH

maksimum 40%

• Bangunan Perdagangan memiliki KDH maksimum 30% • Bangunan TPS memiliki KDH maksimum

Perdagangan 30%

70% • Parkir umum memiliki KDH maksimum

70% • Taman

Lingkunan

maksumum 75%.

memiliki

KDH

Parkir Umum 70%

157


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT

2020

UDGL

Tata Bangunan Aturan Komponen a. Pengaturan Blok Bangunan

Prescriptive  Bentuk dan ukuran blok: Blok hunian: berbentuk linear dan menyesuaikan jaringan jalan

Performance

Ilustrasi Gambar

Bentuk kavling: Berbentuk persegi dan persegi panjang

 Pengelompokan dan Konfigurasi Blok: Kawasan sempadan: Diletakkan berbatasan langsung dengan kawasan pesisir dan berada dekat dengan hunian agar mudah dijangkau oleh masyarakat Kawasan hunian umum: Diletakkan dekat dengan sub pusat pelayanan dan kawasan sempadan sebagai ruang publik  Ruang Terbuka dan Tata Hijau Setiap unit lingkungan (250 jiwa) tersedia 1 taman seluas 100m2 b. Pengaturan Kavling dalam Blok

Ukuran Kavling:  Ukuran kavling landed housing (Hunian umum): 75m2  Ukuran kavling rumah susun: 1750m2

158


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN TIMUR

2020

UDGL

Tata Bangunan Aturan Komponen a. Pengaturan Blok Bangunan

Prescriptive  Bentuk dan ukuran blok: Blok hunian: berbentuk linear dan menyesuaikan jaringan jalan

Performance

Ilustrasi Gambar

Bentuk kavling: Berbentuk persegi dan persegi panjang

 Pengelompokan dan Konfigurasi Blok: Kawasan hunian nelayan: Diletakkan berkelompok dan berada di dekat pusat pelayanan dan fasilitas perikanan Kawasan industri perikanan: Fasilitas yang berhubungan dengan perikanan diletakan dekat dengan akses jalan dan akses menuju dermaga Kawasan dermaga: Berada dekat dengan kawasan industri perikanan untuk menyokong aktifitas industri perikanan b. Pengaturan Kavling dalam Blok

 Ruang Terbuka dan Tata Hijau: Setiap unit lingkungan (250 jiwa) tersedia 1 taman seluas 500m2 Ukuran Kavling:  Ukuran kavling landed housing (Hunian nelayan): 95m2

159


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT

2020

UDGL

Tata Bangunan Komponen c.

d.

Tata Bangunan

Pengaturan Ketinggian dan Elevasi Lantai Bangunan

Aturan

Prescriptive

Performance

Kawasan Permukiman Rumah Susun Orientasi blok hunian rumah susun dibangun menghadap ke jalan. Setiap bangunan rumah susun disediakan lahan parkir di bagian depan (entrance) pada masing-masing rumah susun yang memadai untuk kendaraan penghuni. Kawasan Permukiman Biasa Blok hunian yang berada di sisi atas kawasan barat berorientasi menghadap ke jalan, dengan setiap 2 unit rumah ber-tipologi rumah Koppel. Penataan bangunan memperhatikan bentuk massa bangunan dan penyediaan ruang terbuka hijau di setiap unitnya. Kawasan Sub-Pusat Pelayanan Gedung kawasan sub pelayanan diletakkan di pertengahan sub kawasan perancangan barat agar masyarakat memiliki aksesibilitas yang sama untuk mencapai lokasi tersebut,

Rumah biasa dan rumah susun: 1. Rumah susun dibangun dengan struktur, komponen, dan penggunaan bahan bangunan yang memenuhi persyaratan konstruksi sesuai dengan standar yang berlaku. 2. Tata Bangunan rumah susun mampu menunjang kegiatan sehari-hari dan tetap memperhatikan segi Kesehatan, pencahayaan, pertukaran udara, keamanan dan kenyamanan penghuni, serta pembangunana harus memperhatikan standar dan protocol Kesehatan COVID-19. 3. Lahan parkir yang memadai untuk jenis kendaraan orda empat maupun roda dua. 4. Pembangunan rumah susun menyediakan ruangan untuk tempat bermain bagi anakanak dan tempat olahraga yang berada di lantai teratas (rooftop) dari masing-masing rumah susun

Ketinggian maksimal bangunan setinggi 3 lantai atau sama dengan 15 meter pada sub kawasan perancangan timur.

Ketinggian bangunan berdasarkan keadaan eksisting yaitu sebanyak 1-2 lantai atau setinggi 5-10 meter..

Ilustrasi Gambar

Kawasan Rumah Susun

Kawasan Sub Pusat Pelayanan dan Permukiman Biasa (landed)

160


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN TIMUR

2020

UDGL

Tata Bangunan Komponen

c. Tata Bangunan

d. Pengaturan Ketinggian dan Elevasi Lantai Bangunan

Aturan Prescriptive

Performance

Kawasan Permukiman Nelayan Blok hunian yang berada di sisi atas kawasan barat berorientasi menghadap ke jalan, dengan setiap 2 unit rumah ber-tipologi rumah Koppel. Penataan bangunan memperhatikan bentuk massa bangunan dan penyediaan ruang terbuka hijau di setiap unitnya. Kawasan Sub-Pusat Pelayanan dan Industri Perikanan Gedung kawasan sub pusat pelayanan dibangun di pertengahan sub kawasan perancangan timur sehingga masyarakat hunian nelayan memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi untuk memperoleh fasilitas pelayanan yang tersedia. Bangunan penunjang Industri Perikanan diletakkan dekat dengan dermaga sehingga terintegrasi. Kemudian penataan bangunan industri perikanan dan galangan kapal ditata dengan baik sehingga mampu mendukung sirkulasi aktiviitas kegiatan dan produktivitas.

1. Pembangunan komponen bangunan menggunakan bahan bangunan sesuai dengan persyaratan dan standar konstruksi yang berlaku, 2. Penataan bangunan kawasan industri perikanan mampu meminimalisir terjadinya ruang yang tidak terpakai 3. Tata Bangunan permukiman nelayan mampu menunjang kegiatan sehari-hari dan tetap memperhatikan segi Kesehatan, pencahayaan, pertukaran udara, keamanan dan kenyamanan penghuni, serta pembangunana harus memperhatikan standar dan protocol Kesehatan COVID-19.

Ilustrasi Gambar

Kawasan Permukiman Nelayan

Sub Pusat Pelayanan & Industri Perikanan

1. Ketinggian bangunan industri perikanan beragam disesuaikan dengan kebutuhan aktivitas industri 2. Ketinggian maksimal bangunan setinggi 3 lantai atau sama dengan 15 meter pada sub kawasan perancangan timur. Gedung Sub Pusat Pelayanan memilki ketinggian 2 lantai

161


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT & TIMUR

2020

UDGL

Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung Aturan Komponen a. Hierarki dan penghubung Jalan

Prescriptive Motorized dan Non Motorized • Jalur Arteri memiliki lebar 10 meter dengan terbagi menjadi 2 jalur. Pada bagian kanan dan kiri jalur memiliki lebar 5 meter. Dengan diberikan median jalan dengan dilengkapi oleh lampu penerangan dan vegetasi. Aadnya jalur pejalan kaki selebar 3 meter dan vegetasi jalan 1 meter di kedua bagian. Jalur arteri dapat dilewati oleh Motorized dan NonMotorized. • Jalur Kolektor memiliki lebar 6 meter. Dengan dibagi menjadi 2 lajur dengan memiliki 3 meter pada masing-masing jalur. Dilengkapi jalur pejalan kaki selebar 2 meter dan vegetasi 1 meter. • Jalur Lingkungan .memiliki lebar 4,5 meter. Dibagi menjadi 2 jalur. Jalur pejalan kaki dengan lebar 1 meter.

Ilustrasi Gambar

Performance • • • •

Penggunaan vahan yang digunakan dalam pembangunan jalan berupa aspal maupun betom Terdapat median jalan pada jalan arteri dengan dilengkapi oleh lampu penerangan dan diimbangi oleh vegetasi. Terdapat pembatas antara jalan dengan jalur pejalan kaki dengan membedakan ketinggian jalan. Penambahan vegetasi jalan dan lampu penerangan pada seluruh hierarki jalan.

Jalan Arteri

Jalan Kolektor

Jalan Lingkungan

162


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT & TIMUR

2020

UDGL

Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung Aturan

Komponen b. Sistem Sirkulasi Kendaraan

Prescriptive

Performance

• Jalan Arteri dan Kolektor dilalui oleh

• Terdapat vegetasi penunjuk jalan seperti

kendaraan umum dan pribadi. Seperti

pohon palm,glodokan tiang dan cemara udang

Ilustrasi Gambar

kendaraan roda 2,4,bus pariwisata,dan truk muatan sedang untuk kegiatan industri, dan perdagangan • Jalan Lokal dapat dilalui oleh kendaraan

pribadi seperti kendaraan roda 2&4 dan kendaraan umum seperti bus pariwisata. • Jalan Lingkungan hanya dapat dilalui oleh kendaraan pribadi roda 2 dan 4 dan parkir di tempat parkir komunal off

street yang telah disediakan c. Sistem Sirkulasi Kendaraan Pelayanan

Kendaraan pelayanan hanya diperbolehkan melintasi

jalan

arteri

sebagai

main

entrance dan jalan kolektor sebagai side entrance yang memisahkan kawasan barat dan timur

163


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT & TIMUR

2020

UDGL

Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung Aturan Komponen d. Sistem Sirkulasi dan Pejalan Kaki dan Pesepeda

Prescriptive • Jalur penjalanan kaki pada setiap hierarki jalan arteri, sekunder, dan lingkungan. Masing-masing memiliki lebar jalur 3 meter, 2 meter, dan 1 meter. • Jalur pesepeda pada daerah pesisir yang dapat digunakan untuk berolahraga para pengunjung dengan lebar 2 meter.

Performance • •

Ilustrasi Gambar

Jalur pejalan kaki dengan menggunakan paving block dengan memiliki corak yang ciri khas pada minapolitan. Jalur pesepeda menggunakan aspal maupun beton.

164


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT & TIMUR

2020

UDGL

Sistem Sirkulasi dan Parkir Aturan Komponen e. Sistem Parkir

Prescriptive Jenis Lahan Parkir Sistem parkir pada Kawasan perancangan adalah Parkir Off Street disediakan dititik parkir yang telah disediakan untuk aktivitas yang ada di kawasan perancangan Ukuran dan Bentuk Parkir • Parkir untuk kendaraan roda 2 memiliki dimensi 0,75x2 meter dengan bentuk

parkir tegak lurus

Performance

Ilustrasi Gambar

• Sudut parkir yang dianjurkan menggunakan sudut 90 derajat dan sudut 60 derajat untuk motor,mobil dan mobil pengangku (pickup) • Gerbang parkir otomatis dan penggunaan

kartu parkir untuk mengurangi interaksi sebagai bentuk jaga jarak dalam pandemi covid

• Parkir untuk kendaraan roda 4 memiliki dimensi 2,4x5 meter dengan bentuk parkir tegak lurus • Terdapat pintu masuk / keluar parkir

dengan lebar minimal 5 meter

165


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT

2020

UDGL

Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau Komponen

Aturan Prescriptive

Performance

a. Sistem Ruang Terbuka Privat

Jalur hijau ditanam dengan lebar 5m disepanjang jalan arteri hingga jalan kampong Antara jalur hijau dengan jalur pejalan kaki diberi pembatas selebar 1,5m

Jalur hijau ditanam dengan lebar 5m disepanjang jalan arteri hingga jalan kampong Antara jalur hijau dengan jalur pejalan kaki diberi pembatas selebar 1,5m

b.

Sistem Ruang Terbuka Publik

Jalur hijau ditanam dengan lebar 5m disepanjang jalan arteri hingga jalan kampong Antara jalur hijau dengan jalur pejalan kaki diberi pembatas selebar 1,5m

Jalur hijau ditanam dengan lebar 5m disepanjang jalan arteri hingga jalan kampong Antara jalur hijau dengan jalur pejalan kaki diberi pembatas selebar 1,5m

c.

Sistem Pepohonan dan Tata Hijau

Jalur hijau ditanam dengan lebar 5m disepanjang jalan arteri hingga jalan kampong Antara jalur hijau dengan jalur pejalan kaki diberi pembatas selebar 1,5m

Jalur hijau ditanam dengan lebar 5m disepanjang jalan arteri hingga jalan kampong Antara jalur hijau dengan jalur pejalan kaki diberi pembatas selebar 1,5m

Jalur hijau ditanam dengan lebar 5m disepanjang jalan arteri hingga jalan kampong Antara jalur hijau dengan jalur pejalan kaki diberi pembatas selebar 1,5m

d.

Area Jalur Hijau

• •

Ilustrasi Gambar

Jalur hijau ditanam dengan lebar 5m disepanjang jalan arteri hingga jalan kampong Antara jalur hijau dengan jalur pejalan kaki diberi pembatas selebar 1,5m Menggunakan pohon cemara dan tanjung

166


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN TIMUR

2020

UDGL

Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau Komponen

Aturan Prescriptive

Performance

a. Sistem Ruang Terbuka Privat

Berada ditiap rumah dengan minimal 10% dari luas total kavling

Pada pekarangan rumah minimal memiliki 1 pohon pelindung dengan tambahan serta rumput

b.

Sistem Ruang Terbuka Publik

Ruang terbuka hijau yang berwujud taman yang bersifat pasif.

Penempatan taman pasif di lingkungan permukiman sebagai elemen penghijauan yang terdapat rumput serta pepohonan.

c.

Sistem Pepohonan dan Tata Hijau

Sepanjang jalan pantura terdapat tanaman peneduh berupa perdu atau pohon kecil dengan tinggi kurang dari 10 m.

d.

Area Jalur Hijau

Jalur hijau dengan lebar 2,3m - 1m disepanjang jalan arteri hingga jalan kampung

Ilustrasi Gambar

Penanaman pohon diupayakan agar memberikan view yang indah serta untuk membuat rasa nyaman pengguna jalan. Menggunakan pohon cemara dan tanjung

Terdapat tanaman yang digunakan peneduh serta pembatas aktivitas memberikan kesan estetik dan juga terdapat wastafel portable tiap 100m

167


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT

2020

UDGL

Tata Kualitas Lingkungan Aturan

Komponen

Prescriptive

Performance

a. Konsep Identitas Lingkungan

 Tata penanda identitas bangunan berupa menara yang berada di dekat sempadan pantai karena tempat tersebut ramai dikunjungi masyarakat untuk melakukan aktivitas jogging.

 Menara tersebut berfungsi sebagai identitas Kawasan sub barat. Landmark berbentuk menara tersebut berfungsi sebagai tempat istirahat masyarakat.

b.

Konsep Orientasi Lingkungan

Pemberian signage berupa nama jalan dan nomor rusun pada setiap pertemuan jalan lingkungan hunian  Signage aturan kecepatan pada jalan arteri 100 meter sebelum adanya jalan kolektor - Gapura pada gerbang utama masuk menuju permukiman rusun Lampu lalu lintas pejalan kaki

Desain signage gapura menyesuaikan dengan karaktersitik aktivitas sub kawasan - Lampu Lalu Lintas Pejalan kaki menggunakan sensor untuk mengaktifkannya sehingga meminimalisir kontak fisik

c.

Wajah Jalan

 Terdapat kelengkapan jalan yang harus ada seperti rambu-rambu, lampu penerangan, dan marka jalan  Terdapat jalur sepeda dan jalur pejalan kaki pada jalan kolektor\

Dianjurkan untuk menambah perabotan pada jalur pejalan kaki seperti tempat sampah, tempat duduk, dan papan informasi

Ilustrasi Gambar

168


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN TIMUR

2020

Tata Kualitas Lingkungan Komponen

Prescriptive Tanda penanda identitas bangunan berupa patung berbentuk ikan yang berfungsi sebagai penanda Kawasan permukiman nelayan

Aturan Performance

a. Konsep Identitas Lingkungan

b.

Konsep Orientasi Lingkungan

Pemberian signage berupa nama jalan dan nomor rusun pada setiap pertemuan jalan lingkungan hunian  Signage aturan kecepatan pada jalan arteri 100 meter sebelum adanya jalan kolektor - Gapura pada gerbang utama masuk menuju permukiman rusun Lampu lalu lintas pejalan kaki

Desain signage gapura menyesuaikan dengan karaktersitik aktivitas sub kawasan - Lampu Lalu Lintas Pejalan kaki menggunakan sensor untuk mengaktifkannya sehingga meminimalisir kontak fisik - Signage berupa monumen batu bertuliskan setiap aktivitas non hunian untuk memperkuat orientasi lingkungan

c.

Wajah Jalan

 Terdapat kelengkapan jalan yang harus ada seperti rambu-rambu, lampu penerangan, dan marka jalan  Patok pengarah berupa tiang penunjuk arah lokasi – lokasi yang ada dalam kawasan perancangan, yang diletakkandi persimpangan jalan  Jalurpejalankaki dengan lebar1,5 meter dan terdapat pada kedua sisi jalan

Dianjurkan untuk menambah perabotan pada jalur pejalan kaki seperti tempat sampah, dan tempat duduk

UDGL

Ilustrasi Gambar

Patung ikan tersebut berfungsi sebagai representasi dari aktivitas yang ada di dalamnya

169


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT & TIMUR

2020

UDGL

Street Furniture Komponen

Aturan

Prescriptive

Performance

a. Lampu Penerangan Jalan

Peletakan Lampu Jalan pada bagian tengah median jalan Arteri dan tepi pedestrian pada bagian kanan dan kiri jalan Kolektor dan Jalan Lokal serta lingkungan. Peletakan lampu jalan dengan tinggi 5,5 m dan berjarak 8 m antar lampu penerangan jalan diselingi oleh pohon peneduh

Lampu Jalan berfungsi sebagai penerangan disaat malam hari bagi pengguna jalan maupun pejalan kaki sehingga dapat melihat jalan dengan jelas serta menghindari resiko kecelakan akibat kurangnya penerangan dan kejadian kriminal saat malam hari

b.

Signage

Penyediaan papan signage atau papan penunjuk arah serta penanda yang diletakkan menyesuaikan peraturan yang berlaku di kawasan perancangan

Signage memberikan informasi berupa penunjuk arah pada seluruh sub kawasan dan lalu lintas sehingga memberikan kemudahan untuk masyarakat sekitar maupun pengunjung dari luar kota

c.

Tempat Sampah

Peletakkan Tempat Sampah di sepanjang pedestrian ways minimal tiap 15 meter.

Tempat sampah diletakkan di sepanjang pedestrian ways agar mencegah masyarakat membuang sampah sembarangan dan memperindah visual pedestrian ways

d.

Bangku Jalan

Peletakkan Bangku jalan di sepanjang pedestrian ways dengan lebar 1,5 meter minimal tiap 10 meter. Bangku-bangku yang ada diberi jarak dengan tanda silang dan juga terdapat tempat duduk dalam lingkaran berdiamater 4 m dan berjarak 4m antar lingkaran untuk menerapkan social distancing di masa pandemi saat ini

e.

Wastafel atau Tempat Cuci Tangan

Peletakan wastafel atau tempat cuci tangan berjarak di pedestrian ways dan setiap ruang umum seperti taman,pusat pelayanan dan sub pusat pelayanan menggunakan teknologi pedal atau sensor tangan

Ilustrasi Gambar

Bangku jalan diletakkan di sepanjang pedestrian ways untuk memberikan tempat bagi pejalan kaki yang lelah agar beristirahat sejenak serta menikmati suasana sekitar

Wastafel berfungsi sebagai tempat mencuci tangan bagi setiap orang untuk tetap menjaga kebersihan selama masa pandemi dan menggunakan teknologi yang maju sehingga menghindari kontak fisik dengan pengguna wastafel lainnya

170


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT & TIMUR

2020

UDGL

Sarana Sub Kawasan Komponen

Aturan Prescriptive

Performance

Ilustrasi Gambar

a. Olahraga

Tempat untuk beraktivitas olahraga dengan penyediaan lapangan di dekat pesisir pantai, di setiap permukiman yaitu rumah susun, rumah sederhana, dan rumah nelayan. Berikut ukutan lapangan: - Lapangan sepak bola = 282 m2 - Lapangan bakset = 142 m2 - Lapangan Tenis = 491 m2 - Lapangan serbaguna = 4.378 m2

Tempat untuk berolahraga berupa lapangan Lapangan Sepakbola Lapangan Tenis yang merupakan ruang terbuka hijau aktif yang dapat digunakan oleh peduduk untuk beraktivitas. Lokasi terdapat di permukiman untuk wadah yang dapat digunakan penduduk menjadi tempat rekreasi dan berolahraga. Lapangan Basket Lapangan Serbaguna

b. Pos Hansip dan Pos Polisi.

Tempat penjagaan keamaan di sub kawasan barat dan timur yang diletakkan di sekitar permukiman dengan ukuran 35 m2. Serta pos polisi berada di pusat pelayanan.

Pos hansip berupa bangunan berbentuk persegi panjang yang menggunakan dinding dengan bahan dasar semen. Sedangkan pos polisi memiliki luas lebih besar dari pos hansip dengan bahan dasar semen.

c. IPAL

IPAL digunakan untuk pembuangan air untuk menjaga kebersihan lingkungan pada kawasan. IPAL diletkkan pada kawasan perancangan dengan ukuran 203 m2.

IPAL menggunakan bahan dasar beton dan harus dilakukan penjagaan yang ketat untuk menunjang penggunaan IPAL yang optimal dan tidak menimbulkan masalah kebocoran.

d.

Tempat pelelangan ikan yang berada pada sub kawasan timur untuk menunjang aktivitas perikanan. Pada kawasan perancangan TPI memiliki ukuran 550 m2.

Tempat pelelangan ikan dengan menggunakan bahan dasar semen dan dilalui oleh jalan kolektor untuk menunjang aktivitas perikanan bagi mata pencaharian nelayan.

TPI

Pos Hansip

Pos Polisi

171


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT & TIMUR

2020

UDGL

Sarana Sub Kawasan Aturan Komponen

Ilustrasi Gambar Prescriptive

Performance

Sarana untuk aktivitas perdagangan dengan di letkkan pada sub pusat pelayanan dan tersebar ke permukiman. Dengan berupa pertokoan dan warung. Warung dan pertokoan dengan ukuran 100 m2.

Tempat perdagangan berupa pertokoan seperti plaza berada di sub pusat permukiman untuk menunjang peningkatan ekonomi penduduk dengan bangunan permanen ditunjang fasilitas yang memadahi untuk meningkatkan kenyamanan.

e. Balai Pertemuan

Balai pertemuan dilakukan sebagai tempat untuk berinteraksi para penduduk ada di sub pusat pelayanan dengan ukuran 1000 m2.

Balai pertemuan terdpaat balai pertemuan desa dan balai pertemuan nelayan digunakan untuk tempat berinteraksi penduduk dengan bangunan bera=bahan dasar semen.

f.

Tempat ibadah berupa musholla berada di sub pusat palayanan dan masjid pada pusat pelayanan. Dengan ukuran musholla 100 m2 dan masjid 600 m2.

Tempat ibadah dengan desesuaikan dengan kebutuhan manusia dengan bangunan semen menggunakan skala manusia.

Sekolah merupakan sarana untuk keperluan pendidikan bagi warga. Berada di sub pusat pelayanan antara lain: - TK dan SD = 1.241 m2 - SMP dan SMA = 1.352 m2

Sarana pendidikan dengan diletakkan pada satu lokasi yang berdekatan untuk memudahkan akses dan menggunakan skala amnesia dan bangunan semen.

d.

Perdagangan dan jasa

Tempat Ibadah

g. Sekolah

Musholla

Masjid

SMP dan SMA

TK dan SD

172


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT & TIMUR

2020

UDGL

Sarana Sub Kawasan Komponen

Aturan Prescriptive

Performance

h. TPS

Tempat pembuangan sampah sementara berada di 2 lokasi yaitu sub kawasan barat dan sub kawasan timur dengan ukuran 6864 m2.

TPS diletkkan pada lokasi yang jauh dari permukiman untuk menjaga kesehatan penduduk dan mencegah terjadinya bau yang tidak sedap.

i. Kesehatan

Temmpat eksehatan berada di sub pusat pelayanan. Berupa posyandu dan poliklinik. Serta puskesmas pada pusat pelayanan. Puskesmas = 2877 m2 Posyandu = 60 m2 Polikliik = 60 m2

Bangunan kesehatan dengan dibagi menjadi beberapa jenis untuk menjangkau seluruh penduduk baik di daserah pusat maupun permukiman. Dengan menggunakan bangunan semi permanen dan skala manusia.

j. Jembatan Penyebrangan

Jembatan penyebrangan untuk pejalur penyebrangan pada jalan pantura dengan tinggi 7 meter.

Jembatan penyeberangan yang kokoh dengan bahan dasar baja dan beton.

Ilustrasi Gambar

173


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT & TIMUR

2020

UDGL

Sistem Prasarana dan Utilitas Aturan Komponen a.

Sistem Jaringan Air Bersih

Prescriptive

SUB KAWASAN BARAT •

Setiap hunian Rumah Susun (Rusun) harus memiliki akses pada jaringan air bersih baik on the ground maupun underground. Instalasi sesuai dengan pedoman SNI 7509:2011 tentang Tata cara perencanaan teknik jaringan distribusi dan unit pelayanan sistem penyediaan air minum

Performance

SUB KAWASAN BARAT •

SUB KAWASAN TIMUR

Setiap Hunian dan kebutuhan non domestik harus memiliki akses pada jaringan air bersih baik on the ground maupun underground. Instalasi sesuai dengan pedoman SNI 7509:2011 tentang Tata cara perencanaan teknik jaringan distribusi dan unit pelayanan sistem penyediaan air minum

Ilustrasi Gambar

Instalasi pipa jaringan air bersih hunian Rumah Susun (Rusun) dan sub pusat pelayanan barat diletakkan di dalam tanah dan disusun melalui perpipaan Rusun untuk mencapai lantai tiga Instalasi pipa jaringan air minum pada sub kawasan barat untuk mencapai keran air minum gratis pada RTH aktif di sub kawasan barat

SUB KAWASAN TIMUR

Instalasi pipa jaringan air bersih hunian rumah nelayan, pusat pelayanan, dan sub pusat pelayanan diletakkan di dalam tanah (underground) Instalasi pipa jaringan air bersih untuk non domestik (TPI, Industri Penggalangan Kapal dan Industri Pengolahan Ikan) diletakkan di dalam tanah (underground) - Instalasi pipa jaringan air minum pada sub kawasan barat untuk mencapai keran air minum gratis pada RTH aktif di sub kawasan barat Instalasi pipa jaringan air minum pada sub kawasan barat untuk mencapai keran air minum gratis pada RTH aktif di sub kawasan barat

174


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT & TIMUR

2020

UDGL

Sistem Prasarana dan Utilitas Aturan Komponen b. Sistem Jaringan Drainase

Prescriptive •

Lebar jaringan drainase di jalan arteri memiliki lebar 70 cm dengan kedalaman 1 m pada kedua sisi jalan dengan jenis drainase setengah tertutup

Lebar jaringan drainase di jalan sekunder memiliki lebar 40 cm dengan kedalaman 50 cm pada salah satu sisi jalan dengan jenis drainase terbuka

Performance

• •

Ilustrasi Gambar

Jaringan drainase mengikuti pola jalan Bentuk penampang drainase yakni trapesium dan atau persegi panjang Jenis drainase terbuka bertujuan agar mudah dibersihkan sedangkan jenis drainase tertutup untuk meminimalisir adanya kecelakaan kecil

Lebar jaringan drainase di jalan lingkungan dan jalan kampung memiliki lebar 25 cm dengan kedalaman 20 cm pada kedua sisi jalan dengan jenis drainase tertutup

175


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT & TIMUR

2020

UDGL

Sistem Prasarana dan Utilitas Komponen c.

Sistem Jaringan Persampahan

d. Sistem Jaringan Listrik

Aturan

Prescriptive

Performance

• Terdapat 3 TPS dengan dimensi 24m3 • TPS disediakan jauh dari permukiman dengan jarak 1 km. • Menyediakan juga 3 jenis tempat sampah sesuai jenisnya yang berada di pedestrian. • Pada pedestrian disediakan tempat sampah dengan jarak 25 m • Akan di tambah satu TPS Tipe II dengan sistem 3R untuk pembangunan TPS untuk menampung sampah dengan system pengangkutan yang terstruktur menuju TPS. • Kemudian sampah diangkut ke tps udah tersedia 2jenis tempat yang sesuai pada jenis yang berada di TPS

• Tempat sampah memiliki ciri khas dengan gambar disamping sebagai menunjukan ciri kawasan. • Secara rutin di lakuan pengambilan sampah dengan seminggu 2 kali oleh dinas terkait untuk mengurangi polusi bau.

 Penambahan gardu listrik dengan daya 200 KVA sebanyak 9 gardu listrik untuk sub kawasan barat  Instalasi lampu jalan bertenaga surya di semua jalan di kawasan sub barat & timur dengan jarak antar lampu 10-25 meter

 Penempatan gardu listrik pada lahan yang bebas dari kegiatan umum  Tersedianya pasokan listrik yang cukup untuk mendukung kegiatan di sub kawasan barat & timur

Ilustrasi Gambar

176


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

SUB KAWASAN BARAT & TIMUR

2020

UDGL

Sistem Prasarana dan Utilitas Aturan

Komponen

e. Sistem Jaringan Telekomunikasi

Ilustrasi Gambar

Prescriptive

Performance

 Pembangunan jaringan fiber optik di

 Jaringan telekomunikasi bisa memberikan

bawah tanah mengikuti jaringan jalan  Penyediaan wifi pada ruang-ruang public

pelayanan bagi seluruh masyarakat baik pengguna telepon seluler dan internet

 Peletakkan Menara BTS minimum 30 meter dari permukiman

f.

Sistem Jaringan Sanitasi

 Sistem pengolahan limbah menggunakan

 Pembangunan IPAL harus diletakkan jauh dari

sistem off site dengan menggunakan

permukiman

jaringan perpipaan bawah tanah untuk

masyarakat

dibawa ke tempat pengolahan limbah  Pembangunan IPAL untuk mengolah

agar

tidak

menggangu

 Pengurasan lumpur pada bak pengendapan minimal 6 bulan sekali

limbah yang dihasilkan oleh masyarakat dan industri

177


A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a

2020

DAFTAR PUSTAKA Ana,Meri.Kota

Tangguh

sebagai

Kota

Berkelanjutan.

https://www.academia.edu/35898628/Kota_Tangguh_sebagai_Kota_Berkelanjutan.Diakses tanggal 21 Juni 2020 Asriadi

dan Wilis Sutiono..Tanpa Tahun.Kriteria Dasar Infrastruktur Permukiman pada Daerah Nelayan(Contoh Kasus Daerah

Nelayan Kota Sorong..Jurnal Universitas Muhammadiyah Sorong

BDT Provinsi Jawa Tengah Darmiwati,Ratna.2001.Perencanaan Permukiman Nelayan Di Pantai Timur Surabaya.Dimensi Teknik Arsitektur.:Surabaya Kementerian kehutanan. 2011. Rencana Teknis Pembuatan Rumah Kompos, MOL (Mikro Organisme Lokal), dan Mesin Cincang. Samarinda Nila.2015.Kajian Konsep Resilient City di Indonesia.https://www.scribd.com/document/277917640/Kajian-Konsep-Resilient-City-Di-

Indonesia-pendahuluan. Diakses Tanggal 21 Juni 2020 Undang - Undang Nomer 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Undang - Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Osman,Wiwik Wahidah dan Amalia Paramitha.2013.Konsep Tata Bangunan pada Permukiman Padat di Kawasan Pesisir Pantai,Studi Kelurahan Cambaya Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar.Temu Ilmiah IPLBI

SNI 03-1733-2004 Wastuti,Ifriany Tri.2014.Strategi Arahan Pengembangan Permukiman Nelayan Berbasis Ekowisata Di Kecamatan Pulau Sembilan.Kabupaten Sinjai.repositori.uin.alauddin.ac.id.Diakses tanggal 21 Juni 2020

178


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.