Eco-resilient Coastal Housing - Integrated Minapolitan District
PERANCANGAN KAWASAN PERKOTAAN, KELURAHAN PANDANGAN WETAN DAN PANDANGAN KULON KECAMATAN KRAGAN, KABUPATEN REMBANG Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perancangan Kota TPW
Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Rina Kurniati, MT Disusun oleh: Kelompok A2.1 Salsabila Salamah Wulandari FItriyani Eka Permatasari Vinantika Nur Rizki Tasya Rahma Araminta Muhammada Alimmullah Emma Ferdy Damaryanti Ilham Pramaditya Firdaus Ahmad Faisal Fahmi Muhammada Devandra A Intan Nalawuri Agus Syaifullah Dzakwan Yazid Thalib
21040118120019 21040118130078 21040118130102 21040118130111 21040118130116 21040118140120 21040118130123 21040118130125 21040118130136 21040118140149 21040118140149 21040118140152
DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2020
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
A2.1.1
A2.1.2
Dosen Pembimbing Dr. Ir. Rina Kurniati, MT
03
02
Cover
Our Teams Table of Content
JUSTIFIKASI DELINEASI
Chapter
01
PENDAHULUAN
KONSEP DESIGN SUB KAWASAN
Potensi Masalah Kawasan
4
Justifikasi Lokasi Kawasan
5
Potensi Masalah Sub Kawasan
7
Justifikasi Sub Kawasan
8
04 Delineasi Sub Kawasan
Diagram Alur Perancangan Kota
1
Latar Belakang
2
Tujuan
2
Sasaran Overview Perencanaan Tapak dan Studio Proses Perencanaan
2 3
9
Perumusan Konsep Perancangan
10
Konsep Perancangan Kota
11
Benchmark Konsep Perancangan
13
05
ANALISIS SITE
ANALISIS AKTIVITAS
Konstelasi Wilayah
30
Lingkungan
32
Topografi
34
Drainase
36
Karakteristik Aktivitas
14
Kearifan Lokal
38
Jenis Aktivitas
15
Aksesbilitas
40
Pengguna
19
Kebisingan
42
Kebutuhan Ruang
21
View From Site
44
Hubungan Kelompok Ruang
28
View To Site
46
Organisasi Ruang
29
Vegetasi
48
Arah Angin dan Orientasi Matahari
50
08 07
05
ANALISIS SITE
Konstelasi Wilayah
30
Lingkungan
32
Topografi
34
Drainase
36
Kearifan Lokal
38
Aksesbilitas
40
Kebisingan
42
View From Site
44
View To Site
46
Vegetasi
48
Arah Angin dan Orientasi Matahari
50
KRITERIA TAK TERUKUR
ELEMEN RANCANG KOTA
Aksesbilitas
Land Use
53
Building Mass and Form
55
Analisis Sirkulasi dan Parkir
59
Activity Support
61
Open Space
63
Pedestrian Ways
67
Signage
69
Preservasi
71
06 ZONING
Compability 75 View
77
Identity 81 Sense 83 Livability 85
09
KRITERIA TERUKUR 52
73
Koefisien Dasar Bangunan
87
Koefisien Lantai Bangunan
89
Jarak Antar Bangunan
91
Garis Sempadan Bangunan
93
10
ELEMEN CITRA KOTA
12
Path
97
Nodes
99
Edges
101
District
103
Landmark
105
11
14
PRASARANA/ UTILITAS
UDGL
Jaringan Jalan 123
Struktur Peruntukan Lahan
152
Jaringan Drainase 127
Intensitas Pemanfaatan Lahan
153
Jaringan Pemadam Kebakaran 129
Tata Bangunan
158
Jaringan Listrik 131
Sistem Sirkulasi dan Parkir
162
Jaringan Telekomunikasi 133
Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau
166
Jaringan Persampahan 135
Tata Kualitas Lingkungan
168
Jaringan Sanitasi 137
Street Furniture
170
Jaringan Air Bersih 139
Sarana Sub Kawasan
171
Sistem Prasarana dan Utilitas
174
ELEMEN ESTETIKA
Komposisi dan Datum 107 Proporsi dan Skala 109
Konteks dan Kontras 111 Hierarki 113 Sumbu 115
Simetri 117 Irama 119 Balance 121
13
SITE KAWASAN
DAFTAR PUSTAKA
142
178
CHAPTER
A2.1
Perancangan Kota 2020
Diagram Alur Perancangan Kota
TOR Delineasi Karakteristik
Perumusan Tujuan Sasaran
ANALISIS AKTIVITAS • Karakteristik Aktivitas • Kelompok Aktivitas • Pengguna • Hubungan antar aktivitas • Kebutuhan Ruang • Hubungan antar Ruang
DATA ASPEK NONFISIK • Aktivitas • Pengguna • Fasilitas • Sosial Budaya • dll
Potensi dan Masalah
DATA ASPEK FISIK • Sutet • Lingkungan • Topografi • Drainase • Aksesbilitas • View • Kebisingan • Lintasan Matahari dan Angin • Vegetasi • Dll
DESA PANDAWANGAN
Justifikasi Lokasi Perancangan
Best Practice
Konsep Perancangan
• • • • • • • •
ANALISIS RANCANG KOTA
Organisasi Ruang
Analisis Elemen Estetika
Analisis Citra Kota
SITEPLAN
ZONING
ANALISIS SITE Konstelasi Wilayah Topografi Drainase Aksesibilitas View Kebisingan Lintasan mataharidan angin Vegetasi
Analisis Elemen Rancang Kota
Amplop Bangunan
Desain Rancang 3D
UDGL
Analisis Kriteria Terukur
Analisis Kriteria Tak Terukur
ANALISIS KRITERIA RANCANG KOTA
1
2020
Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 14 Tahun 2011 dan Nomor 6
”
A2.1
Perancangan Kota Tujuan Terwujudnya Kawasan Permukiman Pandangan yang Mandiri, Tangguh, serta Berwawasan
Tahun 2019, Kecamatan Kragan termasuk
Lingkungan dengan Mengoptimalisasi Potensi
dalam Kawasan Strategis Kabupaten (KWK)
Sektor Perikanan Dalam Rangka Peningkatan
Rembang. (PKLp),
Selain
sebagai
Kecamatan
Pusat Kragan
Kegiatan juga
diperuntukkan sebagai kawasan perikanan
Kualitas dan Kuantitas Fisik Lingkungan Permukiman yang Mendukung Aktivitas Hunian Penduduk Secara Berkelanjutan.
tangkap dan perikanan budidaya, kawasan
Sasaran
pengolahan dan pemasaran hasil perikanan serta pengembangan jalan bebas hambatan dan jaringan jalan nasional. Seluruh ketentuan
1. Mengidentifikasi potensi dan masalah
tersebut sesuai dengan kawasan Pandangan
kawasan permukiman Pandangan.
(Kelurahan Pandangan Kulon dan Pandangan Wetan) yang memiliki banyak lahan tambak serta adanya pasar pelelangan ikan (PPI). Di
”
2. Penyesuaian konsep kawasan dengan keadaan fisik alam dan kebijakan pembangunan di kawasan permukiman Pandangan.
satu sisi, kawasan tersebut juga masuk ke dalam kawasan permukiman kumuh dan rawan bencana gelombang pasang dan abrasi. Adanya
hal-hal
tersebut
menyebabkan
perlunya intervensi perencanaan di Kawasan Pandangan
agar
pengembangan
kawasan
tersebut dapat memaksimalkan segala potensi yang ada serta menanggulangi permasalahan yang ada dalam rangka terwujudnya kawasan
DESA PANDAWANGAN DESA PANDAWANGAN
yang tertata dan layak huni.
3. Mendesain kawasan permukiman Pandangan sesuai dengan konsep Eco and Resillient Coastal Settlement 4. Mendesain kawasan permukiman Pandangan sesuai dengan konsep Minapolitan.
5. Penyediaan fasilitas umum, fasilitas sosial., dan infrastruktur yang lengkap dan dapat mewadahi aktivitas masyarakat.
2
P e r a n c a n g a n K o t a A2.1 2020
Overview Perencanaan Tapak dan Studio Proses Perencanaan Berikut merupakan overview yang diambil dari pembelajaran perencanaan tapak dan
studio proses perencanaan sebagai dasar dalam melihat wilayah perancangan
Peta Kabupaten Rembang
Terdapat 27 desa, 86 RW dan 288 RT
Jumlah penduduk 63 606 jiwa
Luas wilayah 61,64 km²
Kecamatan Kragan termasuk dalam PKLp Kragan
sebagai
Kecamatan
Kragan,
pusat pusat
pengembangan
perikanan
pertanian
kehutanan,
dan
pemerintahan permukiman, dan
kelautan,
industri
dan
pertambangan
Kawasan perencanaan selanjutnya adalah kawasan Pandangan yang terdiri dari Desa Pandangan Wetan dan Pandangan Kulon. Kawasan ini terdiri dari 10 RW dan 26 RT seluas 141 Hektar. Kawasan pandangan merupakan salah satu kawasan dengan kepadatan penduduk tertinggi di dengan basis aktivitasnya berada pada sektor perikanan. Kawasan Pandangan juga terjangkau oleh industri pengolahan ikan yang berada di timur dan barat dari wilayah tersebut.
Sumber : Badan Informasi Geospasial
Peta Kecamatan Kragan
Kabupaten Rembang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Jawa Tengah. Kabupaten Rembang dikenal sebagai Kota Garam yang didukung kawasan pesisir yang ada di Kabupaten Rembang.
Batas Wilayah :
Kabupaten Rembang terdiri dari
Timur: Prov. Jawa Timur
•14 Kecamatan dan 7 Kelurahan
Selatan : Kab. Blora
•287 Desa, 958 RW dan 3.453 RT
Barat : Kab. Pati
•Luas wilayah sebesar 1.014,08 Km²
Utara : Laut Jawa
•Jumlah penduduk sebanyak 635.796 jiwa
Sumber : Badan Informasi Geospasial
3
CHAPTER CHAPTER
P e r a n c a n g a n K o t a A2.1 2020
Potensi Masalah Kawasan Perancangan Rawan Abrasi Daerah rawan abrasi di sepanjang
pantai Pandangan
Kepadatan Bangunan Tinggi Desa Pandangan Wetan
mempunyai kepadatan bangunan tinggi. Perikanan Budidaya Tambak Ikan Terdapat TPI Pandangan
Jalan Pantura
Kawasan Perdagangan dan
Jasa
Mayoritas penduduk
bermata pencaharian Sebagai nelayan
Potensi Masalah
4
A2.1
Perancangan Kota 2020
Dilihat dari segi Kebijakan
Justifikasi Lokasi Kawasan Perancangan Kecamatan Kragan
Peraturan Daerah Kabupaten Rembang No 14 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rembang Tahun 2011-2031 •
termasuk dalam kawasan strategis Kabupaten Rembang
Kecamatan Kragan juga diperuntukkan untuk kawasan perikanan tangkap,
.
Termasuk dalam Sistem Perkotaan sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLP) (Pasal B Ayat 2 huruf b)
•
Kragan sebagal pusat pemerintahan Kecamatan Kragan, pusat permukiman,
perikanan budidaya, kawasan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Kawasan
pengembangan perkanan dan kelautan, pertanian dan kehutanan, industri dan
yang strategis, terdapat pasar pelelangan ikan, dan dekat dengan Pantura
pertambangan; (Pasal 8 ayat 3)
menyebabkan Kecamatan Kragan mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang
•
PPL Desa Pandangan Wetan Kecamatan Kragan, dan PPL Dess Sendangwaru
tinggi. Ketentuan tersebut sesuai dengan wilayah deliniasi perencanaan Tapak, yaitu
Kecamatan Kragan merupakan sistem perdesaan yang memiliki fungsi utama
Kelurahan Pandangan wetan dan Pandangan Kulon. Pandangan Wetan dan
sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan. (Pasal 8 ayat 4 dan 5)
Pandangan Kulon memiliki jumiah penduduk yang tertinggi dan kepadatan
•
penduduk yang tinggi. Masyarakat di Kelurahan Pandangan Kulon dan Pandangan Wetan didominasi bekerja sebagai nelayan, baik nelayan budidaya maupun nelayan
Termasuk dalam rencana pengembangan jaringan jalan bebas hambatan dan jaringan jalan nasional (Pasal 10 ayat 3 dan 4)
•
Kecamatan Kragan dan Kecamatan Sluke merupakan kawasan perlindungan
tangkap. Pasar ikan yang ada di Kelurahan Pandangan Wetan dan Kulon
setempat
mendukung aktivitas yang terjadi di Kawasan tersebut
wadung/embung/bending. kawasan sekitar mata air, kawasan sempadan jalan,
yang
meliputi
kawasan
sempadan
pantai
kawasan
sekitar
dan kawasan RTH. (Pasal 16 ayat 1,24,5,6,7)
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Rembang No 6 Tahun 2019 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Peraturan Daerah Kabupaten Rembang No 6 Tahun 2019 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Deerah Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021 Kecamatan
Menengah Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021
Kragan merupakan salah satu kecamatan yang termasuk ke
•
Kawasan peruntukan industri menengah yang merupakan kawasan peruntukan industri
dalam lokasi prioritas penanganan kawasan kumuh Kabupaten
pengolahan perikanan kelautan, kawasan peruntukan agroindustri, dan kawasan peruntukan
embang Kelurahan Pandangan Kulon dan Pandangan Wetan
industri pertambangan. (Pasal 27 ayat 3)
merupakan Kelurahan yang memiliki kepadatan penduduk
•
tertinggi di Kecamatan Kragan Selain itu Kelurahan Pandangan Kulon dan Pandangan Wetan yang berbatasan dengan laut
Perwujudan pusat kegiatan yang meliputi percepatan pengembangan fungsi dan peran perkotaan
Lasem, Perkotaan Pamotan, dan Perkotaan Kragan sebagai PKLP. (Pasal 36) •
Kawasan Strategis yang meliputi KSK. KSK sebagaimana yang dimaksud meliputi kawasan
dengan kondisi rawan bencana gelombang pasang dan abrasi
strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, yakni pada Kawasan Sluke Zona I dan
menjadi tantungan perencana dalam merdesain Kelurahan
Zona Il serta PKLP Kragan. (Pasal 32 ayat 1,2, dan 3)
Pandangan Kulon dan Pandangan Wetan.
•
Kragan termasuk dalam Penataan kawasan permukiman kumuh di Kecamatan Rembang. Lasem, Kragan dan Pamotan
DESA PANDAWANGAN
5
P e r a n c a n g a n K o t a A2.1 2020
Gambaran Umum Kawasan Pandangan.
Kawasan Pandangan merupakan kawasan yang terdiri dari kelurahan Pandangan
Berbatasan dengan :
Wetan dan Pandangan Kulon yang ada di Kecamatan Kragan dan sebagian
•
Barat
berbatasan
dengan
Kelurahan
Sumurtawang
wilayahnya menjadi lokasi perancangan
KAWASAN PANDANGAN
Sebelah
•
Sebelah Timur dengan Kelurahan Plawangan
•
Sebelah Selatan dengan Kelurahan Sumbergayam
•
Sebelah Utara dengan Laut Jawa
Pandangan Wetan memiliki luas 39 Ha sedangkan Pandangan Kulon memiliki luas 102 Ha dengan total luas 141 Ha
Pandangan Wetan memiliki 16 RT dan 5 RW sedangkan Pandangan Kulon memiliki 10 RT dan 5 RW
Kepadatan Penduduk Pandangan Wetan tertinggi di Kecamatan Kragan yaitu 8723 jiwa/km2 sedangkan Pandangan Wetan 3847 jiwa/km2
Jumlah Penduduk : Pandangan Wetan: 3387 jiwa dan Pandangan Kulon: 3901 jiwa
6
P e r a n c a n g a n K o t a A2.1
2020 Potensi Masalah Sub Kawasan Pandangan. Rawan Bencana Kekeringan Mayoritas penduduk bermata Pencaharian Nelayan
Curah Hujan yang sangat rendah (3,83-4,38mm/hari)
Permukiman Kumuh di Pesisir
Rawan Bencana Abrasi di Sepanjang Pantai Kecamatan Kragan
Sebagai Jalan Arteri (Jalan Pantura) merupakan jalan yg digunakan untuk jalur arus mudik hari besar & pendistribusian barang
Penghasil ikan tongkol dan manyung Merupakan sektor perikanan unggul berupa ikan tongkol. Penghasilan sehari memperleh satu basket beriri 70ikan
Terdapat Perdagangan dan Jasa di sekitar Jalan Pantura. Adanya aktivitas ruko kecil, maupun adanya layanan jasa simpan pinjam
Terdapat Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
Terdapat TPI Pandangan. Salah satu tempat penjualan hasil penangkapan.. Setiap hari nya tidak selalu menjual hasil tangkap ikan, tetapi juga lobster maupun rajungan
Kondisi Air Tanah Rendah yang menyebabkan rawan kekeringan
Terdapat Industri Pengolahan Ikan Sebagai aktivitas memproses, mengawetkan, menyimpan, Mendistribusikan produk ikan.
Potensi Masalah
Merupakan Kawasan Budidaya Salah satu nya kawasan budidaya laut untuk memenuhi kebutuhan pada sector perekonomian
Kepadatan Bangunan tinggi
7
A2.1
Perancangan Kota 2020
Justifikasi Lokasi Sub Kawasan Perancangan
Lokasi sub kawasan perancangan berada di kawasan Pandangan yang merupakan kawasan di desa Pandangan Kulon dan Pandawangan Wetan, Kecamatan Kragan. Berdasarkan RTRW Kabupaten Rembang Tahun 2011-2031,Kecamatan Kragan memiliki fungsi budidaya yang
meliputi industri,perdagangan jasa,permukiman dan sektor perikanan dan pertanian. Lokasi sub kawasan perancangan berada di pusat Kecamatan Kragan dan memiliki fasilitas yang lengkap dari fasilitas
pemerintahan,pendidikan,kesehatan dan lainnya untuk menunjang aktivitas penduduknya. Dalam mendukung aktivitas penduduk nelayan terdapat TPI Pandangan untuk aktivitas perdagangan hasil perikanan serta jalan arteri yang melewati sub kawasan perancangan yang mendukung distribusi hasil sektor unggulan yaitu perikanan. Berdasarkan
pengamatan
terdapat
permukiman
kumuh
dan
permukiman yang terdapat di sempadan pantai yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Sub kawasan perancangan
juga memiliki
kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Kragan dan kepadatan bangunan yang disebabkan pertumbuhan permukiman secara organik. Selain itu dengan lokasi sub kawasan yang memiliki kondisi yang curah hujan rendah dan intrusi air laut sehingg rawan bencana kekeringan di dukung oleh lokasi yang berbatasan dengan laut dengan
kondisi rawan bencana gelombang pasang dan abrasi menjadi tantungan perencana dalam mendesain Kelurahan Pandangan Kulon dan Pandangan Wetan. Oleh karena berdasarkan potensi masalah sub
kawasan perancangan akan dikembangkan menjadi kawasan yang sesuai fungsi dan mampu menjasi kawasan yang memebuhi segala kebutuhan penduduk.
DESA PANDAWANGAN
8
A2.1
Perancangan Kota 2020
U
Delineasi Sub Kawasan Perancangan Lokasi sub perancangan memiliki luas total 60.83 jesktar dan terbagi menjadi dua
sub kawasan yaitu sub kawasan barat dan sub kawasan timur. Lokasi sub perancangan merupakan bagian utara dari lokasi perencanaan tapak.
Sub Kawasan Barat 26, 23ha
Sub Kawasan Timur 34,60ha
Dengan batas fisik sebagai berikut :
Utara : Laut Jawa Selatan : Jalan Arteri Timur : Kelurahan Plawangan Barat : Kelurahan Sumurtawang
SKALA 1: 1000
DESA PANDAWANGAN
9
CHAPTER CHAPTER
P e r a n c a n g a n K o t a A2.1
PERUMUSAN KONSEP PERANCANGAN
2020
Potesi Masalah
Solusi
Konsep
Green and Resilient Coastal Settlement Through Minapolitan Integrated Minapolitan District
Penyediaan Sarana dan Prasarana untuk mendukung kegiatan masyarakat di sektor perikanan tangkap
Mayoritas penduduk bermata pencaharian nelayan
Komoditas unggul perikanan berupa ikan tongkol
Terdapat Industri pengolahan ikan Terdapat jalan arteri (Jalan Pantura)
Eco-Resilient Coastal Housing
Pembangunan yang berdasarkan kepada Sustainable Development dan Eco Development
Permukiman Kumuh di Pesisir
Penyediaan Infrastuktur yang resilient (tangguh) terhadap bahaya bencana alam dan non-alam
Kondisi Air Tanah Rendah
Kepadatan Bangunan Tinggi
Rawan Bencana Kekeringan
Rawan Bencana Abrasi
Terdapat Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
Kawasan Budidaya
Terdapat TPI Pandangan
10
A2.1
Perancangan Kota
KONSEP PERANCANGAN KOTA
2020
“ Green and Resilient Coastal
Settlement Through Minapolitan“ Permukiman Tepi Pantai Yang Hijau dan Tangguh Dengan Minapolitan
Eco-Resilient Coastal Housing Integrated Minapolitan District
DESA PANDAWANGAN
Permukiman Pesisir Berbasis Konsep Hijau-Tangguh
A2.1.1 A2.1.1
District Berbasis Minapolitan yang Terintegrasi
A2.1.2 A2.1.2 11
A2.1
Perancangan Kota
KONSEP PERANCANGAN KOTA
2020
Berdasarkan dari konsep Green and Resilient Coastal Settlement Through Minapolitan, pada kawasan perancangan akan diterapkan 2 konsep utama dengan fokus berbeda yaitu
ECO-RESILIENT COASTAL HOUSING
A
Green
B
Konsep Resilient atau “tangguh” bertumpu pada membangun sistem dan kapasitas
kota untuk beradaptasi terhadap datangnya bencana. resilience adalah konsep agar
Konsep menghasilkan sebuah pembangunan kota yang
berkelanjutan
dengan
pembangunan
terhadap
mengurangi lingkungan
dampak
negatif
dengan
strategi
pembangunan seimbang antara pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial dan perlindungan lingkungan sehingga kota menjadi tempat yang layak huni tidak hanya bagi
suatu sistem lebih tahan terhadap bencana, bukan hanya dengan kebal terhadap perubahan, tetapi juga bagaimana sistem bisa bangkit kembali, memitigasi, dan pulih
dari bencana. Resilient memiliki tiga konstelasi aspek yaitu inovasi, mitigasi dan adaptasi (Indriastjario, 2018).
1.
generasi sekarang, namun juga generasi berikutnya.
C
Resilient
Coastal Settlement
Inovasi -> konsep yang baru sebagai respons untuk bisa bertahan dari suatu gangguan.
2.
Mitigasi -> konsep yang bisa mengurangi risiko terhadap suatu bahaya.
3.
Adaptasi -> konsep penyesuaian perubahan terhadap suatu kondisi.
Kawasan Permukiman Pesisir adalah permukiman yang
INTEGRATED MINAPOLITAN DISTRICT
terdiri dari Tempat tinggal atau hunian sebagai kawasan
Pada kawasan minapolitan merupakan kawasan yang
permukiman beserta sarana dan prasarananya; Kawasan
terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah
tempat bekerja, dalam hal ini berupa area alamiah tempat
perdesaan sebagai sistem produksi perikanan dan pengeloaan sumberdaya alam
nelayan bekerja yakni lautan dan sarana-sarana buatan
tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan
(Suhardi,1993:18)
satuan sistem permukiman dan sistem minabisnis. Konsep pembanguanan wilayah
A
Minapolitan
yang mempunyai fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran, komoditas perikanan.
DESA PANDAWANGAN
12
A2.1 1.
Perancangan Kota
BENCHMARK PERANCANGAN KOTA
2020
GREEN
3.
Pantai Panjang,Kota Bengkulu
Kampung Sumber Jaya,Kota Bengkulu
Kota Bengkulu mengembangkan konsep green
2.
RESILIENT
COASTAL HOUSING
yang dilakukan untuk mengurangi emisi gas
Pada
buang dari sumber yang bergerak atau kendaraan
penataan kawasan permukiman nelayan
bermotor dan penyediaan Green Open Spatial
yang digunakan untuk meningkatkan
(GOS) yang telah dirancang pemerintah untuk
kualitas hidup sosial ekonomi serta
dapat menciptakan iklim mikro yang bersih.
kenyamanan lingkungan serta RTH dan
Konsep tersebut terlihat pada untuk daerah
RTNH. Penataan tersebut dimaksudkan
pesisirnya yaitu di Pantai Panjang Bengkulu
juga untuk menghilangkan kekumuhan
sebagai bentuk sempadan pantainya
di kampung tersebut
Pantai Padang, Kota Padang
4
Kota Padang merupakan kota yang menerapkan
.
konsep resilient city dalam menanggulangi abrasi di Pantai Padang dengan dua cara yaitu alami dan buatan. Cara alami yaitu dengan adanya karang
untuk memecah ombak dan adanya tumbuhan mangrove
sedangkan
buatan
bangunan
pelindung
pantai
yaitu
membuat
yaitu
tanggul
pantai,groin,break water. Goin digunakan untuk menahan
transport sedimen
sepanjang
pantai,
pemecah gelombang untuk mengurangi energi gelombang dan seawall atau dinding laut untuk perkuatan pantai
DESA PANDAWANGAN
kampung
tersebut
dilakukan
MINAPOLITAN Kabupaten Pacitan,Provinsi Jawa Timur Kabupaten
Pacitan
kesuksesan
menjadi
contoh
pembangunan
kawasan
minapolitan di Indonesia. Sejak ditetapkan pemerintah sebagai kawasan percontohan Minapolitan
pada
tahun
2010.
Konsep
Minabisnis dalam kawasan Minapolitan Pacitan menggunakan Konsep Keterpaduan Vertikal
dan
Keterpaduan
Horisontal
dengan Sistem Pengembangan Perikanan Berbasis Komoditas
13
CHAPTER CHAPTER
A2.1
Perancangan Kota 2020
ANALISIS KARAKTERISTIK AKTIVITAS
Analisis karakteristik aktivitas yang bertujuan untuk menentukan karakteristik pada kawasan perancangan yang didasarkan pada potensi dan arah pengembangan pada rencana tata ruang. Analisis karakteristik aktivitas memberikan gambaran mengenai aktivitas yang terjadi baik berupa analisis pengguna pada suatu aktivitas, jenis aktivitas yang diwadahi sesuai dengan karakteristik aktivitas, analisis kapasitas, serta perhitungan kebutuhan akan ruang aktivitas. Pada daerah perancangan analisis karakterisitik aktivitas dibagi menjadi 4 bagian yaitu aktivitas rencana konsep desain, aktivias khusus eksisting rencana, aktivitas khusus eksisting, hingga aktivitas eksisting. Adapun secara garis besar terdapat 4 aktivitas utama berupa penduduk, hunian, sarana dan prasarana, dan lingkungan
C. KARAKTERISTIK SARANA DAN PRASARANA
A. KARAKTERISTIK PENDUDUK Kawasan Pandangan memiliki penduduk yang mayoritas bekerja
Karakteristik sarana dan prasarana di kawasan Perancangan Kota secara
dalam sektor perikanan tangkap yang mengandalkan hasil laut. Tetapi
menyeluruh sudah mencukupi dan mendukung aktivitas penduduk
pada masa yang akan datang memiliki peluang untuk adanya
baik sub kawasan 1 dan 2 seperti Tempat Pelelangan Ikan, fasilitas
perubahan transisi mata pencaharian dari sektor perikanan menjadi
peribadatan, pendidikan, perdagangan dan jasa serta fasilitas lainnya.
sektor lainnya. Penduduk di kawasan Pandangan juga memiliki peran
Jika dilihat dari prasarana jalan baik sub kawasan ataupun kawasan
yang besar untuk aktivitas pengolahan hasil tangkapan baik secara
memiliki jalan lokal dan lingkungan yang terhubung dengan jalan arteri
mandiri ataupun industri pengolahan
sehingga mudah untuk kelancaran aktivitas penduduk.
B. KARAKTERISTIK HUNIAN
D. KARAKTERISTIK LINGKUNGAN
Karakteristik hunian yang ada di Kawasan Kota didominasi oleh
Di kawasan Perancangan kota memiliki berbagai masalah lingkungan
hunian nelayan yang menampung segala aktivitas nelayan seperti
seperti rawan abrasi yang menggerus rumah penduduk, jalan, bahkan
menyimpan dan menjemur hasil tangkapan serta pengolahan dan
pembatas dengan laut sehingga dimasa yang akan datang apabila air
hunian
laut pasang dan ombak tinggi terus terjadi maka akan mengikis wilayah
umum yang memiliki
oleh
penduduk
yang bermata
pencaharian selain nelayan. Kecenderungan pengembangan hunian
perancangan tepatnya di pesisir pantai.
mendekati dermaga dan tempat pelelangan ikan
DESA PANDAWANGAN
14
A2.1
Perancangan Kota
ANALISIS JENIS AKTIVITAS
2020
Analisis Jenis Aktivitas Sub Kawasan Barat (Eco Resilinet Coastal Housing)
Karakteristik Aktivitas
Kelompok Aktivitas
Jenis Aktivitas
Jenis Ruang
Pengguna
Tempat hunian penduduk yang masuk kategori sangat berkecukupan
Rumah Mewah
Penduduk yang sangat berkecukupan
Tempat hunian penduduk yang masuk kategori berkecukupan
Rumah Sedang
Penduduk yang berkecukupan
Tempat hunian penduduk yang masuk kategori kurang berkecukupan
Rumah Sederhana
Penduduk
Sirkulasi
Tempat Parkir
Penduduk yang kurang berkecukupan
Fasilitas umum bersama untuk mandi dan mencuci
MCK Umum
Penduduk
Bertempat tinggal Hunian
Sanitasi
DESA PANDAWANGAN
15
A2.1
Perancangan Kota
ANALISIS JENIS AKTIVITAS
2020
Analisis Jenis Aktivitas Sub Kawasan Barat (Eco Resilinet Coastal Housing)
Karakteristik Aktivitas
Kelompok Aktivitas
Jenis Aktivitas
Jenis Ruang
Pengguna
Pelayanan dan Administrasi
Balai Desa
Pegawai Instansi Masyarakat
Sirkulasi
Tempat Parkir
Kegiatan peribadatan (beribadah)
Mushola
Sirkulasi
Tempat Parkir
Penduduk dan Pengunjung
Toko
Penduduk
KUD
Penduduk
Tempat Parkir
Penduduk dan Pengunjung
Pemerintahan
Peribadatan
Perdagangan dan Jasa
Kegiatan jual beli kebutuhan sehari hari Kegiatan jual beli kebutuhan sehari hari
Sirkulasi
Sub Pusat Layanan
Pendidikan
Kegiatan belajar mengajar Sirkulasi
Olahraga, Rekreasi, RTH
Keamanan Pengolahan Limbah Persampahan
DESA PANDAWANGAN
Olahraga,Rekreasi Sirkulasi Menjaga keamanan lingkungan sekitar Pengolahan Limbah Membuang Sampah,distribusi sampah
TK SD SMP Tempat Parkir Taman Lapangan Sepak Bola Tempat Parkir
Penduduk dan Pengunjung Penduduk dan masyarakat umum
Penduduk usia sekolah,Penduduk,Gu ru, pegawai Penduduk
Pos hansip
Penduduk
IPAL Komuna
Penduduk
TPS
Penduduk
16
A2.1
Perancangan Kota 2020
Karakteristik Aktivitas
Analisis Jenis Aktivitas
Sub Kawasan Timur (Integrated Minapolitan District) Kelompok Aktivitas
Jenis Aktivitas
Jenis Ruang
Pengguna
Hunian Nelayan
Rumah Nelayan Tempat Dermaga
Rumah Nelayan Tempat Dermaga Rumah Penduduk Pemilik Tambak Tempat Menjemur Ikan Tempat Reparasi Kapal dan Mesin Kapal Tempat Memperbaiki dan Menjemur Jala Tempat Parkir, Jalan untuk Pejalan Kaki dan Kendaraan Pasar Ikan TPI
Penduduk Nelayan Penduduk Nelayan
Ruang Penerimaan
Karyawan pabrik
Ruang Sortir
Karyawan pabrik
Ruang Cuci
Karyawan pabrik
Dapur ( Ruang Masak)
Karyawan pabrik
Laboratorium
Karyawan pabrik
Ruang Sterilisasi
Karyawan pabrik
Gudang Ruang Produksi Dapur cuci Area pengepakan
Karyawan pabrik Karyawan pabrik Karyawan pabrik Karyawan pabrik
Gudang
Karyawan pabrik
Tempat Parkir
Karyawan pabrik
KM/WC
Karyawan pabrik
Tempat Wudhu Ruang Sholat
Karyawan pabrik Karyawan pabrik
Rumah Penduduk Pemilik Tambak Tempat Menjemur Ikan Aktivitas Nelayan
Tempat Reparasi Kapal dan Mesin Kapal Aktivitas Nelayan Tempat Memperbaiki dan Menjemur Jala Tempat Parkir, Jalan untuk Pejalan Kaki dan Kendaraan Pengumpulan dan Jual beli hasil Tambak Penerimaan Bahan Baku
Industri Pengolahan Ikan
ANALISIS JENIS AKTIVITAS
Tempat Ikan ditampung setelah di bongkar muat
Penyortiran Bahan Baku Tempat memilah ikan berdasarkan kriteria Ikan Pencucian Bahan Baku Membersihkan Bahan Baku dari kotoran Ikan yang menempel Pengolahan Bahan Baku Memasak Ikan menjadi produk jadi Ikan Pengujian Kandungan Menguji kandungan gizi dari produk sesuai Hasil Produksi SNI Pengawetan dan Tempat hasil produksi di sterilisasi dari Sterilisasi Produk bakteri Penyimpanan Ruang penyimpanan beku Produksi Ruang produksi pengolahan ikan Pembersihan Mencuci barang yang digunakan Pengepakan Tempat mengepak hasil produksi Bongkar muat Sanitasi Peribadatan
DESA PANDAWANGAN
Tempat membawa ikan ke gudang dan memuat hasil produksi untuk dipasarkan
Sirkulasi Fasilitas umum bersama untuk mandi dan mencuci Fasilitas umum untuk beribadah
Penduduk Nelayan Penduduk Nelayan Penduduk Nelayan Penduduk Nelayan Penduduk Penduduk Nelayan Penduduk Nelayan
17
A2.1
Perancangan Kota 2020
ANALISIS JENIS AKTIVITAS
Analisis Jenis Aktivitas Sub Kawasan Timur (Integrated Minapolitan District)
Karakteristik Aktivitas
Kelompok Aktivitas Pemerintahan
Peribadatan
Jenis Aktivitas
Jenis Ruang
Pengguna
Pelayanan dan Administrasi
Kantor Kecamatan
Penduduk dan
Sirkulasi
Tempat Parkir
masyarakat umum
Kegiatan peribadatan (beribadah)
Masjid
Sirkulasi
Tempat Parkir
Penduduk
Pelayanan kesehatan untuk anakKesehatan
Pusat Layanan
anak, penduduk, ibu hamil, penyediaan obat
Sirkulasi Perdagangan dan Jasa
Pengiriman Pergerakan dan Lalu Lintas
DESA PANDAWANGAN
Puskesmas
Kegiatan jual beli kebutuhan sehari hari Sebagai tempat untuk mengirimkan barang kepada orang lain Sirkulasi
Tempat Parkir
Penduduk
Pertokoan
Kantor Pos
Penduduk
Tempat Parkir
Penduduk
18
A2.1 “S
Perancangan Kota 2020
ANALISIS PENGGUNA
alah satu elemen human settlement dari Doxiadis adalah elemen manusia. Perencana dalam memahami dan merencanakan ruang fisik atau
container perlu memperhatikan manusia dan kebutuhannya sebagai pengguna. Perencana perlu tahu 1 hal yaitu terkait pertumbuhan manusia di masa depan. Proyeksi penduduk merupakan metode yang digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk suatu wilayah di masa depan.”
Proyeksi Penduduk Metode proyeksi penduduk yang digunakan yaitu menggunakan trendline linier. Pada hasil proyeksi, jumlah penduduk kawasan perencanaan pada tahun 2040 berjumlah 7.493 jiwa. Proyeksi ini menggunakan asumsi pada jumlah penduduk di Desa Pandangan Wetan dan Pandangan Kulon. Dimana luas permukiman deliniasi 82% dari luas permukiman Desa Pandangan. 8000 7000
y = 71.711x + 5413.6 R² = 0.9912
6000 5000 4000
Tahun
2011
Jumlah Penduduk Desa 6.689
2011
Jumlah Penduduk Deliniasi 5485
2012
6.793
2012
5570
2013
6.874
2013
5637
2014
6.953
2014
5701
2015
7.001
2015
5741
2016
7.107
2016
5828
2017
7.221
2017
5921
2018
7.326
2018
6007
Tahun
Tabel. Jumlah Penduduk Kawasan Pandangan Tahun 2040 Sumber: BDT Jateng 2019
3000 2000
1000 0
2011 2013 2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035 2037 2039 Gambar. Grafik Proyeksi Penduduk Kawasan Pandangan Tahun 2040 Sumber: BDT Jateng 2019
Jumlah asumsi penduduk wilayah deliniasi pada tahun 2018 yaitu sebesar 6.007 jiwa. Hasil proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2040 mencapai 7.493 jiwa.
DESA PANDAWANGAN
Tabel di atas merupakan table Jumlah Penduduk Desa Pandangan yang digunakan untuk asumsi jumlah penduduk Sub Kawasan. Sehingga didapat 82% dari jumlah penduduk 6.326. untuk mendapatkan jumlah penduduk sub kawasan.
Jumlah asumsi penduduk wilayah deliniasi pada tahun 2018 yaitu sebesar 6.007 jiwa. Berdasarkan proporsi pada jumla penduduk permukiman Desa Pandangan.
19
A2.1
Perancangan Kota 2020
ANALISIS PENGGUNA Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian
0%
0%
1%
Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur 2000.0 1800.0 1600.0 1400.0 1200.0 1000.0 800.0 600.0 400.0
200.0 1-17 th 18-34 th 36-60 th >60 th
Sedangkan pada penduduk menurut kelompok umur, pada kawasan deliniasi paling tertinggi yaitu pada usia 36-60 tahun. Dimana kelompok umur tersebut merupakan usia produktif. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan deliniasi didominasi oleh usia produktif.
Jumlah Penduduk menurut Pendidikan Penduduk menurut kelompok umur usia sekolah pada kawasan deliniasi didominasi oleh penduduk usia SD yaitu 7-12 tahun dengan besar 40% penduduk.
600 500 400 300 200 100
0
Usia Usia Usia Usia TK(4-6) SD (7- SLTP SLTA 12) (13-15) (16-18)
DESA PANDAWANGAN
Islam Kristen Katholik Hindu/Budha/Lainnya
99%
Penduduk Kawasan Deliniasi didominasi oleh penduduk beragama Islam hingga sebesar 99% penduduk.
Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian Berdasarkan grafik di samping pada kawasan deliniasi didominasi oleh Penduduk yang bermata pencaharian perikanan tangkap 589 jiwa. Data ini diperoleh dari BDT Jateng menurut tahun 2019. Pda hasil proyeksi tahun 2040 penduduk yang bermata pencaharian perikanan akan meningat menjadi 707 jiwa.
600 500
400 300 200 100 0
20
A2.1
Perancangan Kota
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG
2020
Sub Kawasan Barat Karakteristik Aktivitas
Kelompok Aktivitas
Hunian
Sanitasi
Permukiman
Jenis Aktivitas
Jenis Ruang
Pengguna
Standart
Sumber
5 jiwa/unit, 68m2/unit
SNI 03-17332004, Neufert 1997
Rumah Sederhana
Tempat hunian penduduk yang masuk kategori kurang berkecukupan
6786 Rumah Susun
Jumlah Unit
Luas
Satuan Keterangan
100
3600
m2
Rencana
23
39330
m2
Rencana
Mobil (20), Motor (50), Truk (7)
637,5
m2
Rencana
Sirkulasi
Tempat Parkir
7493
Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2
Fasilitas umum bersama untuk mandi dan mencuci
MCK Umum
7493
SNI 03-173350 jiwa/unit, 2,38m2/unit 2004, Neufert 1997
2
7,14
m2
Rencana
Lapangan Basket
6786
420 m2
Neufert Architect Data
1
600
m2
Rencana
Lapangan Badminton
6786
112 m2
Neufert Architect Data
1
120
m2
Rencana
Taman RW
6786
1250 m2/2500 jiwa
SNI 03-17332004
3
3750
m2
Rencana
Taman RT
6786
250 m2/250 jiwa
SNI 03-17332004
10
1000
m2
Rencana
Rekreasi dan Kebutuhan Umum
Berolahraga
Neufert,1997
Perdagangan
Jual beli barang dan kebutuhan pangan
Warung
6786
100 m2/250 jiwa
SNI 03-17332005
12
1200
m2
Rencana
Sosial
Tempat pertemuan antar penduduk
Gedung Pertemuan
6786
300 m2/2500 jiwa
SNI 03-17332006
2
600
m2
Rencana
Keamanan
Penjagaan keamanan
Pos Hansip
6786
12 m2/2500 jiwa
SNI 03-17332007
1
12
m2
Rencana
Persampahan
Tempat pembuangan sampah
Bak Sampah Kecil
6786
30 m2/2500 jiwa
SNI 03-17332008
1
30
m2
Rencana
Permukiman
Luas Traffix (30 %) x Luas Luas Total Lahan Terbangun
DESA PANDAWANGAN
50886,64 15265,992 66152,632
m2 m2 m2
6,6152632
Ha
21
A2.1 Karakteristik Aktivitas
Perancangan Kota 2020
Sub Kawasan Barat Kelompok Aktivitas
Jenis Aktivitas
Jenis Ruang
Pengguna
Standart
Sumber
Jumlah Unit
Luas
Pelayanan dan Administrasi
Balai Desa
7493
1000m2
SNI 03-1733-1989
1
1000
m2
Rencana
Sirkulasi
Tempat Parkir
7493
Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2
Neufert,1997
Mobil (20), Motor (50), Truk (7)
637,5
m2
Rencana
Kegiatan peribadatan (beribadah)
Mushola
7493
200
m2
Rencana
Sirkulasi
Tempat Parkir
7493
637,5
m2
Rencana
Toko
Pemerintahan
Peribadatan
Sub Pusat Layanan
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG
Perdagangan dan Jasa
100 m2 /250 jiwa Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2
SNI 03-1733-2004
7493
250 jiwa / 100 m2
SNI 03-1733-1989
15
1500
m2
Rencana
KUD
7493
50m2
SNI 03-1733-1990
1
50
m2
Rencana
Tempat Parkir
7493
637,5
m2
Rencana
TK
332
500
m2
Rencana
SD
669
500
m2
Rencana
Sirkulasi
Tempat Parkir
7493
637,5
m2
Rencana
Olahraga,Rekreasi
Taman Lapangan Sepak Bola
7493
3750 986
m2 m2
Rencana Rencana
Sirkulasi
Tempat Parkir
7493
637,5
m2
Rencana
300
m2
Rencana
Kegiatan Pengobatan
Posyandu Balai Pengobaran warga Poliklinik
Menjaga keamanan lingkungan sekitar
Pos hansip
Kegiatan jual beli kebutuhan sehari hari Kegiatan jual beli kebutuhan sehari hari Sirkulasi
Pendidikan
Kegiatan belajar mengajar
Olahraga, Rekreasi, RTH
Kesehatan Keamanan
Memeriksa kesehatan balita
Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2 1250 jiwa / 500 m2
Neufert,1997
Neufert,1997 SNI 03-1733-1991 SNI 03-1733-1992
Mobil (20), Motor (50), Truk (7) 1
SNI 03-1733-2004 Neufert,1997
6786
1600 jiwa /500 m2 Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2 2.500 jiwa / 1.250 m 968 m2 Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2 60 m2/1250 jiwa
SNI 03-1733-2004
1 Mobil (20), Motor (50), Truk (7) 3 1 Mobil (20), Motor (50), Truk (7) 5
6786
1000 m2/3000 jiwa
SNI 03-1733-2005
2
200
m2
Rencana
6786
60 m2/1250jiwa
SNI 03-1733-2006
5
300
m2
Rencana
7493
2.500 jiwa / 12 m2
SNI 03-1733-2004
1
12
m2
Rencana
1
2500
m2
Rencana
1
45
m2
Rencana
Neufert,1997
Neufert,1997
Pengolahan Limbah
Pengolahan Limbah
IPAL Komunal
7493
2500 m2
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Persampahan
Membuang Sampah,distribusi sampah
TPS
7493
2.500 jiwa/ 45 m2
SNI 03- 3242-1994
Sub Pusat Layanan
Luas Traffix (30 %) x Luas Luas Total Lahan Terbangun
DESA PANDAWANGAN
2 Mobil (20), Motor (50), Truk (7)
Satuan Keterangan
15030,5 4509,15 19539,65 1,953965
m2 m2 m2 Ha
22
A2.1 Karakteristik Aktivitas
Aktivitas Nelayan
Perancangan Kota
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG
2020
Sub Kawasan Timur Sumber
Jumlah Unit
Luas
Satuan
Keteranga n
Jurnal Temu Ilmiah IPLBI 2017
177
15930
m2
Rencana
AN
102
2288
m2
Rencana
5 jiwa/18 m2
AN+SB
141
2545,2
m2
Rencana
707
900 m2
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB
1
900
m2
Rencana
Tempat Dermaga
707
900 m2
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB
1
900
m2
Rencana
Pengawetan Ikan
Cold Storage
707
500 m2
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB
1
500
m2
Rencana
Penyimpanan Ikan
Gudang
707
500 m2
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB
1
500
m2
Rencana
707
4500 m2
Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2011
1
4500
m2
Rencana
707
96 m2
Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2011
1
36
m2
Rencana
Kelompok Aktivitas
Jenis Aktivitas
Jenis Ruang
Pengguna
Hunian Nelayan
Rumah Nelayan
Rumah Nelayan
707
Penjemuran Ikan Perbaikan dan pembuatan alat tangkap
Area Penjemuran Ikan Tempat Perbaikan dan pembuatan alat tangkap
707
5 jiwa /45 m2-90 m2/ unit 2,5 Kw Ikan
707
Interaksi Nelayan
Balai Nelayan
Parkit kapal dan pendaratan ikan Aktivitas Nelayan
Tempat Reparasi Kapal dan Mesin Kapal
Tempat Reparasi Kapal dan Mesin Kapal Stasiun pengisian bahan bakar Pengisian Bahan Bakar Kapal kapal
Rekreasi dan Kebutuhan Umum
Aktivitas Penduduk
Standart
Sirkulasi
Tempat Parkir
7493
Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2
Neufert,1997
Mobil (20), Motor (50), Truk (7)
637,5
m2
Rencana
Tempat Pelelangan Ikan
TPI
707
550 m2
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB
2
1100
m2
Rencana
Lapangan Basket
707
420 m2
Neufert Architect Data
1
600
m2
Rencana
Lapangan Badminton
707
112 m2
Neufert Architect Data
1
120
m2
Rencana
Taman RW
707
1250 m2/2500 jiwa
SNI 03-1733-2004
3
3750
m2
Rencana
Taman RT
707
250 m2/250 jiwa
SNI 03-1733-2004
10
1000
m2
Rencana
Berolahraga
Perdagangan
Jual beli barang dan kebutuhan pangan
Warung
707
100 m2/250 jiwa
SNI 03-1733-2005
12
1200
m2
Rencana
Sosial
Tempat pertemuan antar penduduk
Gedung Pertemuan
707
300 m2/2500 jiwa
SNI 03-1733-2006
2
600
m2
Rencana
Keamanan
Penjagaan keamanan
Pos Hansip
707
12 m2/2500 jiwa
SNI 03-1733-2007
1
12
m2
Rencana
Persampahan
Tempat pembuangan sampah
Bak Sampah Kecil
707
30 m2/2500 jiwa
SNI 03-1733-2008
1
30
m2
Rencana
DESA PANDAWANGAN
Luas
37148,7
m2
Traffix (30 %) x Luas Luas Total Lahan Terbangun
11144,61 48293,31 4,829331
m2 m2 Ha
23
A2.1 Karakteristik Aktivitas
Perancangan Kota
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG
2020
Sub Kawasan Timur
Kelompok Aktivitas
Jenis Aktivitas
Jenis Ruang
Pengguna
Standart
Sumber
Jumlah Unit
Luas
Satuan
Keterang an
Penerimaan Bahan Baku
Tempat Ikan ditampung setelah di bongkar muat
Ruang Penerimaan
110
27 m2
Jurnal Unika
1
27
m2
Rencana
Penyortiran Bahan Baku Ikan
Tempat memilah ikan berdasarkan kriteria
Ruang Sortir
110
40.15 m2
Jurnal Unika
1
40,15
m2
Rencana
Pencucian Bahan Baku Ikan
Membersihkan Bahan Baku dari kotoran yang menempel
Ruang Cuci
110
29.5 m2
Jurnal Unika
1
29,5
m2
Rencana
Pengolahan Bahan Baku Ikan
Memasak Ikan menjadi produk jadi
Dapur ( Ruang Masak)
110
24 m2
Jurnal Unika
2
48
m2
Rencana
Menguji kandungan gizi dari produk sesuai SNI
Laboratorium
110
52.5 m2
Jurnal Undip
1
5,5
m2
Rencana
Tempat hasil produksi di sterilisasi dari bakteri
Ruang Sterilisasi
110
39 m2
Jurnal Unika
1
39
m2
Rencana
Penyimpanan
Ruang penyimpanan beku
Gudang
110
500 m2
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB
1
500
m2
Rencana
Produksi
Ruang produksi pengolahan ikan
Ruang Produksi
110
360 m2
Jurnal Undip
2
720
m2
Rencana
Pembersihan
Mencuci barang yang digunakan
Dapur cuci
110
20m2
Jurnal Untag
1
20
m2
Rencana
Pengepakan
Tempat mengepak hasil produksi
Area pengepakan
110
72 m2
Jurnal Undip
2
144
m2
Rencana
Tempat membawa ikan ke gudang dan memuat hasil produksi untuk dipasarkan
Gudang
110
160 m2
Jurnal Undip
1
160
m2
Rencana
Sirkulasi
Tempat Parkir
7493
Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2
Neufert,1997
Mobil (20), Motor (50), Truk (7)
635,7
m2
Rencana
Fasilitas umum bersama untuk mandi dan mencuci
KM/WC
110
10m2/jiwa
Jurnal Undip
2
20
m2
Rencana
1
100
m2
Rencana
Pengujian Kandungan Hasil Produksi Industri Pengolahan Ikan Pengawetan dan Sterilisasi Produk
Bongkar muat
Industri Pengolahan Ikan
Sanitasi
Pengolahan Limbah
Pengolahan limbah industri pengolahan ikan
Peribadatan
Fasilitas umum untuk beribadah
DESA PANDAWANGAN
IPAL
110
50
Best Practice Pabrik Pengelolahan Ikan Tuna di Bitung
Tempat Wudhu
110
2 m2/jiwa
Jurnal Undip
1
2
m2
Rencana
Ruang Sholat
110
2.25 m2/jiwa
Jurnal Undip
1
2,25
m2
Rencana
Luas
2493,1
m2
Traffix (30 %) x Luas Luas Total Lahan Terbangun
747,93 3241,03
m2 m2
0,324103
Ha
24
A2.1 Karakteristik Aktivitas
Perancangan Kota
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG
2020
Sub Kawasan Timur Jenis Aktivitas
Jenis Ruang
Pengguna
Standart
Sumber
Jumlah Unit
Luas
Satuan
Keteranga n
Pelayanan dan Administrasi
Kantor Kecamatan
7493
2500 m2
Neufert,1997
1
2500
m2
Rencana
Sirkulasi
Tempat Parkir
7493
Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2
Neufert,1997
Mobil (20), Motor (50), Truk (7)
637,5
m2
Rencana
Kegiatan peribadatan (beribadah)
Masjid
7493
600 m2/ 2500 jiwa
SNI 03-1733-2004
1
600
m2
Rencana
Sirkulasi
Tempat Parkir
7493
Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2
Neufert,1997
Mobil (20), Motor (50), Truk (7)
637,5
m2
Rencana
Pelayanan kesehatan untuk anak-anak, penduduk, ibu hamil, penyediaan obat
Puskesmas
7493
1000 m2
SNI 03-1733-2004
1
1000
m2
Rencana
Sirkulasi
Tempat Parkir
7493
Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2
Neufert,1997
Mobil (20), Motor (50), Truk (7)
637,5
m2
Rencana
Kegiatan jual beli kebutuhan sehari hari
Pertokoan
7493
6000 jiwa/ 300 m2
SNI 03-1733-1989
1
300
m2
Rencana
Kegiatan Keamanan Pusat
Kantor Polisi
7493
120000 jiwa/500m2
Neufert Architect Data's Data Edisi 33 Jilid 22
1
500
m2
Rencana
Sirkulasi
Tempat Parkir
7493
Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2
Neufert,1997
Mobil (20), Motor (50), Truk (7)
637,5
m2
Rencana
Kantor Pemadam Kebakaran
9139
400m2
Neufert, 1997
1
400
m2
Rencana
Hydrant
9139
1
Time Saver Standart For Urban Design
1
m2
Rencana
Sirkulasi
Tempat Parkir
9139
Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2
Neufert,1997
637,5
m2
Rencana
Pengiriman
Sebagai tempat untuk mengirimkan barang kepada orang lain
Mobil (20), Motor (50), Truk (7)
Kantor Pos
7493
500m2
SNI 03-1733-1989
1
500
m2
Rencana
Pergerakan dan Lalu Lintas
Sirkulasi
Tempat Parkir
7493
Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2
Neufert,1997
Mobil (20), Motor (50), Truk (7)
637,5
m2
Rencana
Kelompok Aktivitas
Pemerintahan
Peribadatan
Pusat Layanan Kesehatan
Perdagangan dan Jasa
Keamanan
Pemadam Kebakaran
Pusat Layanan
Pemadam Kebakaran
DESA PANDAWANGAN
Luas
9625
m2
Traffix (30 %) x Luas Luas Total Lahan Terbangun
2887,5 12512,5 1,25125
m2 m2 Ha
25
A2.1 Karakteristik Aktivitas
Perancangan Kota
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG
2020
Sub Kawasan Timur Kelompok Aktivitas
Jenis Aktivitas
Jenis Ruang
Pengguna
Standart
Sumber
Jumlah Unit
Luas
Pelayanan dan Administrasi
Balai Desa
7493
1000m2
SNI 03-17331989
1
1000
m2
Rencana
Sirkulasi
Tempat Parkir
7493
Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2
Neufert,1997
Mobil (20), Motor (50), Truk (7)
637,5
m2
Rencana
Kegiatan peribadatan (beribadah)
Mushola
7493
100 m2 /250 jiwa
SNI 03-17332004
2
200
m2
Rencana
Sirkulasi
Tempat Parkir
7493
Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2
Neufert,1997
Mobil (20), Motor (50), Truk (7)
637,5
m2
Rencana
Kegiatan jual beli kebutuhan sehari hari
Toko
7493
250 jiwa / 100 m2
15
3000
m2
Rencana
Kegiatan jual beli kebutuhan sehari hari
KUD
7493
50m2
1
50
m2
Rencana
Sirkulasi
Tempat Parkir
7493
Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2
Mobil (20), Motor (50), Truk (7)
637,5
m2
Rencana
TK
332
1250 jiwa / 500 m2
1
500
m2
Rencana
SD
669
1600 jiwa /500 m2
1
500
m2
Rencana
SMP
334
4800 jiwa/ 9000 m2
1
9000
m2
Rencana
SMA
336
12.500 m2
1
12500
m2
Rencana
Sirkulasi
Tempat Parkir
7493
Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2
Neufert,1997
Mobil (20), Motor (50), Truk (7)
637,5
m2
Rencana
Olahraga,Rekreasi
Taman
7493
2.500 jiwa / 1.250 m
SNI 03-17332004
1
1250
m2
Rencana
Sirkulasi
Tempat Parkir
7493
Mobil 12 m2, Motor 2 m2, Truk 3,4x12,5 m2
Neufert,1997
Mobil (20), Motor (50), Truk (7)
637,5
m2
Rencana
Menjaga keamanan lingkungan sekitar
Pos hansip
7493
2.500 jiwa / 12 m2
SNI 03-17332004
1
12
m2
Rencana
Pemerintahan
Peribadatan
Sub Pusat Layanan
Perdagangan dan Jasa Kegiatan belajar mengajar
Olahraga, Rekreasi, RTH
Sub Pusat Layanan Keamanan
DESA PANDAWANGAN
SNI 03-17331989 SNI 03-17331990 Neufert,1997 SNI 03-17331991 SNI 03-17331992 SNI 03-17331993 SNI 03-17331993
Satuan Keterangan
Luas
31199,5
m2
Traffix (30 %) x Luas Luas Total Lahan Terbangun
9359,85 40559,35
m2 m2
4,055935
Ha
26
A2.1
Perancangan Kota
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG
2020
KEBUTUHAN R UANG
“Menurut
Perhitungan
Kebutuhan Ruang pada kawasan perencanaan membutuhkan Luas lahan 24,7 Ha. Kebutuhan ruang tersebut dihitug sesuai dengan standart yang berlaku pada konsep “Eco-Resilient Costal Housing” dan “Integrated Minapolitan District”.
Kelompok Aktivitas
Luas
Sirkulasi
Luas Total
Satuan
Aktivitas Nelayan
37148,7
11144,61
48293,31
m2
Industri Pengolahan Ikan
2493,1
747,93
3241,03
m2
Permukiman Barat
50886,64
15265,992
66152,63
m2
Pusat Pelayanan
9625
2887,5
12512,50
m2
Sub Pusat Pelayanan Timur
31199,5
9359,85
40559,35
m2
Sub Pusat Pelayanan Barat
15030,5
4509,15
19539,65
m2
Luas Total
190298,47
m2
Traffic = 30% x Luas Total
57089,54
m2
247388,01
m2
24,7
Ha
Luah Lahan yang Dibutuhkan LUAS LAHAN TERSEDIA BUILDING COVERAGE LUAS LAHAN TERBANGUN LAHAN NON TERBANGUN
DESA PANDAWANGAN
60,83 60% 24,7 36,13
Ha persentase Ha Ha
27
A2.1
Perancangan Kota 2020
ANALISIS HUBUNGAN KELOMPOK RUANG
Sub Kawasan Barat
Sub Kawasan Timur
Hunian Umum
Hunian Nelayan
Fasilitas Umum - Fasilitas Pemerintahan - Fasilitas Peribadatan - Fasilitas Kesehatan - Open space
Aktivitas Perdagangan - Toko - Warung Makan
Aktivitas Perikanan Tangkap - Penangkapan Ikan - Pengolajan Ikan Hasil tangkapan - Penjualan Hasil Tangkapan Nelayan
Pusat Pelayanan - Fasilitas Pemerintahan - Fasilitas Peribadatan - Fasilitas Kesehatan - Fasilitas Pengiriman
Fasilitas Sosial Aktivitas Industri
Hubungan Erat Hubungan Kurang Erat
DESA PANDAWANGAN
- Pengolahan Ikan (Barang Jadi dan atau Setengah Jadi) - Industri Galangan Kapal
Aktivitas Perdagangan
- Toko - Warung Makan
28
A2.1
Perancangan Kota 2020
DESA PANDAWANGAN
ANALISIS ORGANISASI RUANG
29
CHAPTER
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS KONSTELASI WILAYAH
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A
•
Kawasan
Strategis
Koridor
•
Kawasan
•
dengan
Kec.
Kragan
Promosi
Agrowaminapolitan
Pusat
(PKLp)
Kegiatan
Lokal
sebagal
pusat
•
Terdapat SMA dan SD di kawasan perancangan,
sebagai
salah
satu
pemerintahan Kecamatan Kragan, pusat
aglomerasi pusat pendidikan Kecamatan
menurut RTRW Kab. Rembang.
permukiman, pengembangan perikanan
Kragan
Aktivitas Sektor Primer yang kuat (sektor
dan kelautan (Pasal 8 ayat 3).
Merupakan
aglomerasi
Corak aktivitas perikanan yang kuat.
Kecamatan
Kragan
menduduki urutan satu se-Jateng dengan
Adanya tiga dermaga lokal, tiga Tempat
kepadatan yang tinggi.
nilai LQ sebesar 5,69 (Statistik PDSI,
Pelelangan Ikan (TPI), serta tiga industri
2013).
pengolahan ikan didukung oleh struktur
Lasem, maka pembangunan berwawasan
mata
lingkunngan perlu dilakukan
perikanan).
•
Provinsi
Ratubangnegoro
pengembangan
R E S P O N S
A N A L I S I S
Kawasan
sepanjang
Kabupaten
Peruntukan
koridor
Rembang
Industri
Jalan
di
Pantura
Kabupaten Rembang seluas kurang lebih
•
pencaharian
perikanan
•
dengan
•
permukiman
yang
memiliki
Sebagai salah satu kawasan hilir Gunung
persentase 31,33% dari penduduk Kab. Rembang.
8.864 Ha.
30
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS KONSTELASI WILAYAH
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A
•
Kawasan
Strategis
Kegiatan
Lokal
sebagal
pusat
akan sektor perikanan, serta adanya TPI
pemerintahan Kecamatan Kragan, pusat
Pandangan di delineasi, serta Persentase
menurut RTRW Kab. Rembang.
permukiman, pengembangan perikanan
jumlah nelayan terbesar di Kabupaten
Aktivitas Sektor Primer yang kuat (sektor
dan kelautan (Pasal 8 ayat 3).
Rembang, dan merupakan permukiman
Corak aktivitas perikanan yang kuat.
nelayan
Koridor
perikanan).
•
Provinsi
Ratubangnegoro
pengembangan
•
R E S P O N S
A N A L I S I S
Kawasan
•
dengan
Rembang
Kragan
Promosi
Agrowaminapolitan
Kabupaten
Kec.
•
Pusat
(PKLp)
menduduki urutan satu se-Jateng dengan
Adanya tiga dermaga lokal, tiga Tempat
nilai LQ sebesar 5,69 (Statistik PDSI,
Pelelangan Ikan (TPI), serta tiga industri
2013).
pengolahan ikan didukung oleh struktur
Kawasan sepanjang
Peruntukan koridor
Industri Jalan
di
Pantura
Kabupaten Rembang seluas kurang lebih
mata
pencaharian
perikanan
dengan
persentase 31,33% dari penduduk Kab.
•
•
Demografi dan Ekonomi yang kental
Pusat
Pelayanan
Lingkungan
(PPL)
Kabupaten Rembang •
Perkembangan
menjadi
wilayah
minapolitan akan menjadi pilihan yang prospektif.
Rembang.
8.864 Ha.
31
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS LINGKUNGAN
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A
•
Jalan Raya Pantura yang berbatasan dengan
•
barat daya kawan perancangan
•
Fasilitas
Pendidikan
berupa
SMP
Al-
Hikmah, SMAN 1 Kragan dan SDN 2
Masih ada ruang terbuka hijau yang cukup luas
•
Penerangan
di
jalan
lingkungan
•
30
Meter
• pada
sisi
selatan
sempadan
berupa
permukiman
Lahan
yang
pantai
namun
adanya
luas
dapat
cukup penataan
bangunan
•
•
Kawasan
perdagangan
dan
jasa
diletakkan di sepanjang ruas jalan •
di
Kawasan permukiman diletakkan dekat
dengan pusat pelayanan sehingga dapat
sempadan pantai yang melanggar aturan.
menunjang
Fasilitas permukiman yang masih perlu
pendidikan berada di tiap sub pusat
ditingkatkan (penerangan)
kawasan dan tidak berada di pinggi jalan
Sekolah di pinggir jalan arteri dapat
arteri
membahayakan siswa sekolah tersebut.
kawasan
perancangan terdapat tambak ikan disertai •
•
yang
minim.
Penyalahgunaan
dimanfaatkan
Pandangan Wetan.
•
R E S P O N S
A N A L I S I S
Sebagai
kawasan
yang
umumnya
permukiman,
pergerakan
sungai
merupakan
Sepanjang jalan arteri di barat daya delineasi
aktivitas cenderung mengarah kepada
merupakan salah satu aglomerasi industri
tenggara (TPI) dan barat daya (Industri)
•
Relokasi
di
aktivitasnya.
sempadan
Kawasan
pantai
dan
dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau pesisir.
pengolahan ikan.
32
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS LINGKUNGAN
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A
• •
Jalan Arteri penghubung Rembang-Tuban
•
yang bersifat organis dan berdempetan
Terdapat
serta tidak teratur sehingga diperlukan
Desa/Kantor
Desa
Pandangan Wetan dan Pandangan Kulon. •
Pasar
lama
yang
berada
di
seberang
kawasan perancangan •
Penerangan di Jalan Lingkungan yang masih minim.
•
Merupakan
kawasan
perkotaan
di
•
Kawasan
perdagangan
dan
jasa
diletakkan di sepanjang ruas jalan •
Kawasan
permukiman
dibawakan
penataan permukiman
dengan konsep permukiman nelayan
Lebar jalan arteri yang belum sesuai
sesuai dengan karakteristik aktivitasnya.
standar (tidak ada pedestrian) •
•
•
Aksesibilitas menuju dermaga dan TPI
yang sempit
Kawasan industri berada di dekat laut karena dekat dengan bahan baku.
•
Penataan
dermaga
untuk
mewadahi
Adanya TPI dan dermaga dapat dibuat
aktivitas nelayan. Beserta pelebaran akses
TPI Pandangan menduduki posisi kelima
industri untuk mengakomodasi aktivitas
jalan menuju TPI
penyumbang nilai produksi tertinggi di
perikanan tersebut
Kecamatan Kragan •
Sebagian besar merupakan permukiman
berada membatasi kawasan perancangan Balai
R E S P O N S
A N A L I S I S
rembang selama 5 tahun terakhir
•
•
•
Dibuat pusat pelayanan di kawasan
TPI menjadi daya tarik aktivitas di
perancangan
untuk
desa
Pandangan
kawasan perancangan
Wetan dan Kulon dan sekitarnya
33
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS TOPOGRAFI
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A
•
Pada kawasan perancangan topografinya tergolong datar dengan nilai sebesar 0 – 8 %.
•
•
Garis Penampang A – A1 memiliki
•
perbedaan ketinggian sebesar 2 meter
Garis Penampang A-A1
dan kemiringan lereng sebesar 0,6%.
Garis Penampang B – B1
•
Kondisi kawasan permukiman eksisting sudah berada dalam lokasi yang sesuai
perencanaan
mempunyai
sehingga kawasan tersebut cocok untuk
Garis Penampang B – B1 memiliki perbedaan ketinggian sebesar 2 meter
Kawasan
kondisi topografi yang relative datar
dan kemiringan lereng sebesar 0,3%.
•
•
R E S P O N S
A N A L I S I S
kawasan terbangun. •
Kawasan merupakan kawasan
yang
berwarna
kawasan yang
kuning
terbangun
berwarna
dan hijau
merupakan RTH.
untuk peruntukannya yang sudah berada •
Penampang melintang A – A1 bergerak dari
pada kelerengan 0-8%.
ketinggian 3 meter menuju 5 meter dan turun menjadi 4 meter. •
Penampang melintang B – B1 2 meter menuju 4 meter dan turun menjadi 2 meter.
34
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS TOPOGRAFI
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A
•
Pada kawasan perancangan topografinya
tergolong datar dengan nilai sebesar 0 – 8 %. •
R E S P O N S
A N A L I S I S
•
Garis Penampang A-A1
•
Garis Penampang A – A1 memiliki
Garis Penampang B – B1
•
•
Penampang melintang A – A1 bergerak dari ketinggian 3 meter menuju 5 meter dan turun menjadi 4 meter.
•
Penampang melintang B – B1 2 meter
Kondisi topografi yang relative datar
perbedaan ketinggian sebesar 3 meter
menyebabkan
dan kemiringan lereng sebesar 0,4%.
sesuai
Garis Penampang B – B1 memiliki
lahan terbangun.
perbedaan ketinggian sebesar 5 meter •
•
•
wilayah
untuk
Kawasan
perencanaan
dikembangkan
yang
berwarna
menjadi kuning
dan kemiringan lereng sebesar 1,01%.
merupakan
Kondisi kawasan permukiman eksisting
kawasan yang berwarna hijau merupakan
sudah berada dalam lokasi yang sesuai
RTH yang berada di sempadan pantai
untuk peruntukannya yang sudah berada
untuk mencegah adanya abrasi.
pada
kelerengan
keseluruhan
0-8%
kawasan
dan
kawasan
terbangun
dan
hampir
merupakan
kawasan terbangun.
menuju 4 meter dan turun menjadi 2 meter.
35
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS DRAINASE
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A
•
Kondisi Drainase di wilayah studi dalam kondisi baik tidak ada masalah, sehingga
•
•
didapat
drainase
tersier
dan
perkampungan untuk limbah rumah
yang berasal dari limbah rumah tangga
drainase
dari
drainase tersier jenis tertutup di jalan
Arah air berjalan dari drainase tersier
menuju
Pembuatan drainase sekunder dengan jenis terbuka di jalan kolektor yang
jalan perkampungan.
dengan jenis drainase terbuka sedangkan tertutup
•
jalan lingkungan dan drainase tersier di
Memiliki jenis primer dan drainase tersier
drainase sekunder dengan jenis drainase
Drainase primer berada di jalan pantura sedangkan drainase sekunder berada di
perlu dipertahankan. •
R E S P O N S
A N A L I S I S
sekunder
lalu
ke
tangga •
drainase primer yang menuju ke Sungai
Pembangunan drainase primer dengan jenis
Nglanggong yang bermuara ke pantai
terbuka
drainase
yang
sekunder
menerima lalu
dari
diteruskan
menuju sungai yang nantinya aliran sungai tersebut menuju ke laut
•
RTH dijadikan sebagai daerah resapan air.
36
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS DRAINASE
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A
•
Kawasan deliniasi memiliki daerah titik tertinggi di bagian tenggara
•
•
Drainase
sekunder
berada
di
jalan
•
Pembuatan drainase sekunder dengan
Memiliki jenis sekunder dengan drainase
lingkungan dan drainase tersier di jalan
jenis terbuka yang terima dari drainase
tertutup, sedangkan pada drainase tersier
perkampungan.
tersier di jalan kolektor dan drainase
Arah air berjalan dari drainase tersier
tersier
Kondisi drainase pada lokasi perencanaan
yang berasal dari limbah rumah tangga
perkampungan
sudah baik karena tidak ada masalah
menuju drainase sekunder
tangga
jenis drainase terbuka •
R E S P O N S
A N A L I S I S
sampah yang menyumbat sehingga perlu
•
•
untuk dipertahankan.
Tidak ada drainase primer di sepanjang
•
kawasan deliniasi bagian timur •
Pada
kebijakan
pemerintah,
tertutup untuk
di
jalan
limbah
rumah
Pembangunan drainase primer dengan jenis
wilayah
jenis
terbuka
drainase
yang
sekunder
menerima
lalu
dari
diteruskan
deliniasi diperuntukkan sebagai daerah
menuju sungai yang nantinya aliran
pengembangan drainase
sungai tersebut menuju ke laut •
RTH dijadikan sebagai daerah resapan air.
37
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS KEARIFAN LOKAL
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A
•
Pada kawasan perancangan terdapat tradisi sedekah laut. Tradisi sedekah laut biasanya dilaksanakan di pinggir pantai.
R E S P O N S
A N A L I S I S
•
Tradisi Sedekah Laut merupakan tradisi
yang telah dilakukan masyarakat secara berturun-temurun
setiap
tahunnya
sebagai simbol rasa syukur dan ritual doa
•
Tradisi sedekah laut perlu menyediakan ruang terbuka di pinggir pantai untuk dapat menampung orang-orang yang ingin berkumpul di pesisir pantai.
bersama karena hasil perikanan lautnya.
38
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS KEARIFAN LOKAL
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A
•
Pada kawasan perancangan terdapat tradisi pagelaran wayang kulit yang dimainkan oleh dalang di Kelurahan Pandangan Kulon.
R E S P O N S
A N A L I S I S
•
Pagelaran
wayang
kulit
biasanya
•
Perlu disediakan tempat (venue) untuk
diadakan saat acara perpisahan kelas 6
pertunjukan wayang kulit dan dapat
SD Negeri 2 Pandangan Wetan dan pada
menampung
saat sedekah laut di Pandangan Wetan
banyak yaitu di Pusat Pelayanan.
pengunjung
yang
lebih
yang diadakan satu tahun sekali.
39
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS AKSESIBILITAS
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A
•
Tedapat 4 jalur untuk menuju ke kawasan deliniasi, yakni dari main entrance dan side
•
•
Aksesibilitas
pada
Kawasan
deliniasi
entrance
tergolong tinggi karena terdapat Jalan
Terdapat Jalan Arteri yaitu Jl. Kragan-
Arteri berupa Jl. Kragan-Surabaya yang
Surabaya yang merupakan jalur pantura,
termasuk dalam jalur pantura
jalan
utama
bukan
toll
yang
•
menghubungkan daerah di Jawa Tengah dan menuju Surabaya •
R E S P O N S
A N A L I S I S
yang beraksesibilitas tinggi •
Kemudahan akses dengan adanya Jalan Kendaraan yang melewati jaln arteri
Jalan berupa aspal dan beton dengan kondisi
berupa
kendaraan
yang cukup baik.
barang
yang berpotensi merusak jalan
(Truk, Truk Kontainer, dsb).
Membuat trotoar pada sepanjang jalan yang ingin berjalan kaki,
• besar
Meletakkan pusat pelayanan pada jalan
utama untuk memudahkan masyarakat
Pantura •
•
pengangkut
Memberi Main Entrance berupa gapura untuk unsur keindahan
•
Menambahkan street furniture sepanjang jalan arteri seperti lampu penerangan, penyebrangan,
rambu
lalu
lintas,
tanaman peneduh, dll
40
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS AKSESIBILITAS
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A
•
Tedapat 4 jalur untuk menuju ke kawasan deliniasi, yakni dari main entrance dan side
•
•
Aksesibilitas pada Kawasan deliniasi
•
Meletakkan pusat pelayanan pada jalan
entrance
tergolong tinggi karena terdapat Jalan
Terdapat Jalan Arteri yaitu Jl. Kragan-
Arteri berupa Jl. Kragan-Surabaya yang
Surabaya yang merupakan jalur pintura,
termasuk dalam jalur pintura
utama untuk memudahkan masyarakat
Kemudahan akses dengan adanya Jalan
yang ingin berjalan kaki,
jalan
utama
bukan
toll
yang
•
menghubungkan daerah di Jawa Tengah dan menuju Surabaya •
R E S P O N S
A N A L I S I S
Pantura •
yang beraksesibilitas tinggi
•
•
Kawasan deliniasi merupakan kawasan
Membuat trotoar pada sepanjang jalan
Memberi Main Entrance berupa gapura untuk unsur keindahan
Jalan berupa aspal dan beton dengan kondisi
yang
yang cukup baik.
pengembangan sistem jalan nasional
jalan arteri seperti lampu penerangan,
Kendaraan yang melewati jalan arteri
penyebrangan,
berupa
kendaraan
tanaman peneduh, dll
barang
yang berpotensi merusak jalan
•
diperuntukkan
besar
sebagai
pengangkut
•
Menambahkan street furniture sepanjang rambu
lalu
lintas,
(Truk, Truk Kontainer, dsb).
41
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS KEBISINGAN
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A
•
Jalan Raya Pantura (Jalan Arteri) yang melewati
Kawasan
permukiman warga.
R E S P O N S
A N A L I S I S
dekat
dengan
•
Jalan
Raya
sepanjang
Pantura Kawasan
yang
melewati
Deliniasi
•
sering
kebisingan suara yang dihasilkan oleh
dilalui oleh kendaraan besar (truk, truk
kendaraan yang melintasi Jalan Pantura
container, dsb) dan kendaraan lainnya dengan kecepatan yang relative tinggi,
dengan kecepatan tinggi. •
sehingga permukiman yang berada dekat jalan
tersebut
terkena
dampak
dari
Membuat jalur hijau untuk meredam
Alokasi aktivitas berdasarkan tingkat kebisingan:
1.
Kebisingan.
Kebisingan Tinggi: Perdagangan dan
Jasa, Ruang Terbuka 2.
Kebisingan Sedang: Wisata dan Fasilitas Umum
3.
Kebisingan Rendah: Permukiman
42
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS KEBISINGAN
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A
•
•
Tedapat permukiman di sepanjang Jalan
R E S P O N S
A N A L I S I S
•
Jalan Raya Pantura yang berada di
•
Menanam jalur hijau agar kebisingan
Arteri (Jalan Raya Pantura)
sepanjang Kawasan Deliniasi digunakan
suara yang berada di jalan pintura yang
Terdapat Pasar Tempat Pelelangan Ikan
oleh
dihasilkan oleh kendaraan besar yang
yang berpotensi mengeluarkan kebisingan
container, dsb) dan kendaraan lainnya
pada jam-jam tertentu puncak aktivitasnya.
kendaraan
dengan
besar
kecepatan
(truk,
tinggi,
truk
sehingga
melintas dapat diredamkan •
permukiman yang berada dekat jalan tersebut terkena dampak dari Kebisingan •
Aktivitas
perdagangan
Pelelangan
Ikan)
keramaian
kebisingan
yang
kebisingan: 1.
(Tempat
menjadi
pusat
Alokasi aktivitas berdasarkan tingkat Kebisingan Tinggi: Perdagangan dan Jasa, Ruang Terbuka
2.
menyebabkan
Kebisingan Sedang: Wisata dan Fasilitas Umum
3.
Kebisingan Rendah: Permukiman
43
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISI VIEW FROM SITE
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A
•
• •
R E S P O N S
A N A L I S I S
Pantai Utara Jawa yang berada di sebelah
•
View from site:
utara Kawasan Perencanaan
•
Pemandangan Laut Utara Jawa yang
pantai dapat dihadapkan ke pantai
Gunung Lasem yang berada di sebelah
memiliki
tersebut sehingga sebagian permukiman
Selatan kawasan perencanaan
digunakan untuk melihat sunrise atau
Tambak ikan dan udang yang berada di bagian
selatan
Perencanaan.
Jalan
Pantura
Kawasan
•
pasir
putih
dan
cocok
Bangunan
yang
berdekatan
dengan
menghadap ke titik view.
sunset.
•
Pemandangan
Gunung
Lasem
yang
berada di selatan wilayah perencanaan menambah kesan indah pemandangan. •
Tambak ikan dan udang yang ada di selatan Jalan Pantura yang terbentang cukup luas dan terawat.
44
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS VIEW FROM SITE
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A
•
• •
R E S P O N S
A N A L I S I S
Pantai Utara Jawa yang berada di sebelah
•
View from site:
utara Kawasan Perencanaan
•
Pemandangan Laut Utara Jawa yang
pantai
Gunung Lasem yang berada di sebelah
memiliki
tersebut sehingga sebagian permukiman
Selatan kawasan perencanaan
digunakan untuk melihat sunrise atau
Tambak ikan dan udang yang berada di
bagian
selatan
Perencanaan.
Jalan
Pantura
Kawasan
•
pasir
putih
dan
cocok
Bangunan
yang
dapat
berdekatan
dihadapkan
ke
dengan pantai
menghadap ke titik view.
sunset. •
Pemandangan
Gunung
Lasem
yang
berada di selatan wilayah perencanaan menambah kesan indah pemandangan. •
Tambak ikan dan udang yang ada di selatan Jalan Pantura yang terbentang
cukup luas dan terawat.
45
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS VIEW TO SITE
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A
•
•
Pantai Utara Jawa yang berada di sebelah
•
utara Kawasan Perencanaan
Bad View
Gunung Lasem yang berada di sebelah
•
Selatan kawasan perencanaan •
selatan
Jalan
Pantura
Perencanaan. •
Kawasan permukiman nelayan
View to site:
Kawasan
•
Kawasan
•
permukiman
nelayan
yang
Jalan Pantura menuju Surabaya yang
terkesan
Penataan ulang kawasan permukiman nelayan
padat memberi kesan penuh sesak.
Tambak ikan dan udang yang berada di bagian
R E S P O N S
A N A L I S I S
gersang
karena
•
Penanaman pohon di sepanjang Pantura
•
Pembuatan RTH di Sepanjang garis pantai
kurangnya
penghijauan.
46
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS VIEW TO SITE
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A
•
•
Pantai Utara Jawa yang berada di sebelah
•
utara Kawasan Perencanaan
Bad View
Gunung Lasem yang berada di sebelah
•
Selatan kawasan perencanaan •
selatan
Jalan
Pantura
Perencanaan. •
Kawasan permukiman nelayan
View to site: Kawasan
•
Kawasan
•
permukiman
nelayan
yang
Jalan Pantura menuju Surabaya yang terkesan
Penataan ulang kawasan permukiman nelayan
padat memberi kesan penuh sesak.
Tambak ikan dan udang yang berada di
bagian
R E S P O N S
A N A L I S I S
gersang
karena
•
Penanaman pohon di sepanjang Pantura
•
Pembuatan RTH di Sepanjang garis pantai
kurangnya
penghijauan.
47
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS VEGETASI
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A
•
Sudah
terdapat
beberapa
pepohonan
•
diantara rumah-rumah
•
Kawasan delineasi perencanaan dilalui jalur pantura dan keadaan vegetasi di area jalan masih sedikit.
•
Masih terdapat lahan kosong
R E S P O N S
A N A L I S I S
•
Jalur pantura memberikan dampak yaitu
•
Membuat jalur hijau sepanjang jalan
kebisingan yang tinggi dan polusi udara
arteri yang berfungsi sebagai penyerap
Kawasan bibir pantai rawan terhadap
polusi, peredam kebisingan dan peneduh
abrasi karena belum adanya pemecah ombak
•
Membuat jalur hijau sepanjang pantai untuk mengantisipasi ancaman abrasi
48
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS VEGETASI
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A
•
Kawasan delineasi perencanaan tergolong
•
padat bangunan permukiman
•
Keberadaan vegetasi tergolong sedikit lebih
•
dipadati oleh bangunan permukiman •
Vegetasi di sekitar jalur pantura sangat Kawasan
bibir
permukiman
pantai
dipenuhi
Tidak adanya taman atau ruang terbuka
oleh
•
untuk mengantisipasi ancaman abrasi
Vegetasi di sekitar jalur pantura sangat
dan ombak
karena
ruas
sempadan
jalan
•
dipenuhi oleh rumah dan pertokoan. •
Membuat RTH di sebagian pinggir pantai
hijau di kawasan permukiman sedikit
sedikit •
R E S P O N S
A N A L I S I S
Kawasan
bibir
pantai
sangat
rawan
Membuat taman di dekat permukiman seagai ruang terbuka hijau
•
Membuat jalur hijau sepanjang jalan
abrasi, terlebih banyaknya bangunan di
pantura yang berfungsi sebagai penyerap
sekitar bibir pantai
polusi dan peredam kebisingan.
49
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS ARAH ANGIN DAN ORIENTASI MATAHARI
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A
•
•
Kecepatan angin rata-rata berkisar antara 10-
•
Orientasi arah sinar matahari & arah
•
Sumbu ideal menggambarkan bahwa
20 km/jam
angin memberikan rekomendasi arah
rekomendasi
Angin berasal rata-rata dari arah timur,
hadap bangunan yang ideal
menghadap ke condong arah timur laut
Sumbu ideal merupakan perpotongan
dan barat daya
tenggara dan timur laut. •
R E S P O N S
A N A L I S I S
Adanya potensi angin laut yang berhembus kencang di daerah pesisir
•
antara arah angin dan orientasi matahari
•
arah
hadap
bangunan
Perlu adanya barrier/halangan untuk
memecah angin khususnya angin laut.
50
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS ARAH ANGIN DAN ORIENTASI MATAHARI
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A
•
•
Arah angin malam bergerak dari tenggara
•
Rekomendasi
arah
bangunan
•
Sumbu ideal menggambarkan bahwa
dan arah angin siang bergerak dari arah
digambarkan dengan sumbu ideal yang
rekomendasi
barat laut
merupakan perpotongan antara garis
menghadap ke condong arah timur laut
arah angin dan garis sinar matahari.
dan barat daya
Kecepatan
angin
berkisar
antara
10-20
km/jam
•
R E S P O N S
A N A L I S I S
Tidak adanya barrier di bagian utara atau yang berbatasan langsung dengan pantai
•
Arah angin yang bergerak dari arah laut dapat
berhembus
kencang
mempengaruhi aktivitas masyarakat
dan
•
arah
hadap
bangunan
Dari arah utara atau pesisir dibangun
sebuah
pemecah
angin
laut
menuju
permukiman dan aktivitas masyarakat yaitu beberapa vegetasi atau sebuah
barrier
51
CHAPTER
“Sub Kawasan Barat”
“Sub Kawasan Timur”
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
52
CHAPTER
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS LAND USE
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A & ANALISIS • Penggunaan lahan yang ada di kawasan perencanaan sebagian besar merupakan permukiman. • Penggunaan lahan eksisting di kawasan perencanaan berupa permukiman, perkebunan, dan
tegalan. • Berdasarkan RTRW Kabupaten Rembang Tahun 2011-2031 wilayah perencanaan diperuntukkan untuk pusat permukiman serta pengembangan perikanan dan kelautan.
• Kondisi eksisting kawasan perencanaan telah sesuai dengan RTRW.
R E S P O N S
•
Rencana
penggunaan
lahan
di
kawasan
perencanaan disesuaikan dengan aktivitas dan
RTH
kebutuhan
permukiman,
sub
masyarakat, pusat
berupa pelayanan,
perdagangan, taman, dan RTH.
PERMUKIMAN
•
Penggunaan lahan didominasi oleh kawasan permukiman
dan
RTH.
Kawasan
permukiman dimanfaatkan untuk hunian Perdagangan
Taman
buruh industry, pedagang dan sebagainya. RTH dimanfaatkan untuk mencegah abrasi pantai dengan pembuatan jogging track.
53
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS LAND USE
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A & ANALISIS • Penggunaan lahan yang ada di kawasan perencanaan sebagian besar merupakan permukiman. • Penggunaan lahan eksisting di kawasan perencanaan berupa permukiman, perkebunan, Pada kawasan perencanaan juga terdapat TPI dan PPI yang mendukung aktivitas penduduk nelayan. • Berdasarkan RTRW Kabupaten Rembang Tahun 2011-2031 wilayah perencanaan diperuntukkan untuk pusat permukiman, pengembangan perikanan dan kelautan, serta industry.
R E S P O N S
•
Penggunaan
lahan
dimanfaatkan
di
site
untuk
timur kawasan
pengembangan perikanan dan kelautan
INDUSTRI
sehingga terdapat kawasan pusat aktivitas nelayan dan permukiman nelayan.
•
Kawasan
pusat
aktivitas
nelayan
dimanfaatkan untuk aktivitas nelayan
Permukiman Nelayan
Pusat Aktivitas Nelayan
seperti tempat pelelangan ikan, parkir kapal, industry penggalangan kapal, dan sebagainya. Permukiman dimanfaatkan untuk hunian nelayan.
54
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS BUILDING MASS AND FORM
2020 S U B K A W AS A N B AR A T A.
D A T A & ANALISIS
A. B. C.
Ketinggian Bangunan Deliniasi perencanaan memiliki ketinggian bangunan yang bervariasi sehingga berkurangnya nilai estetika pada Kawasan tersebut. Menurut RPICK Kabupaten Rembang: Seluruh bangunan yang terdapat di Kabupaten Rembang saat ini umumnya memiliki tinggi bangunan 1 - 3 lantai. dan menonjol. Ketinggian bangunan di kawasan perencanaan ini relatif rendah dan hampir mempunyai ketinggian sama antara satu dengan yang lainnya (1 lantai) luas area lahan terbangun seluas 64.400 m2 Luas lahan (Kavling) permukiman yang dapat diidentifikasi seluas 141.200 m2. Berdasarkan RDTR Kab. Rembang: KDB (80%), KLB (2,25 – 3), GSB (Jarak jalan terhaddap pagar terluar, 3m)
.A. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) • Menurut Perda Kab. Rembang No. 15 Tahun 2011: Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka persentase berdasarkan perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan. • KDB = 141.200 x 80% = 112.960 m2 (hanya 112.960 m2 yang boleh dijadikan lahan bangunan)
C. Ketinggian Bangunan • KLB / KDB = 3.74 (3 lantai) Perhitungan ketinggian bangunan tersebut sesuai dengan; • RPICK Kabupaten Rembang: Dikarenakan tingkat perkembangan fisik terbangun kota relatif besar, maka diarahkan tinggi bangunan di Kabupaten Rembang berkisar antara 1 - 4 lantai, dengan tetap membatasi/mengontrol perkembangan ruang kota yang terjadi secara eksternal/horizontal. B. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) D. Garis Sempadan Bangunan (GSB) • Menurut Perda Kab. Rembang No. 15 Tahun GSB Lingkungan = ½ badan jalan + 2011: trotoar Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka = ½ x 3 meter + 0 = 1.5 m persentase perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan. • KLB = jml lantai x luas lahan = 3 x 141.200 = 55 423.600 m2
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS BUILDING MASS AND FORM
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
R E S P O N S •
. Penataan ulang kawasan permukiman yang kumuh
dan tidak tertata sehingga menjadi lebih teratur. •
Penataan Kembali kavling dengan luas permukiman umum sesuai dengan perhitungan dan kebutuhan
ruang •
Pembangunan rusun dibuat dengan jumlah lantai maksimal 3 lantai
56
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS BUILDING MASS AND FORM
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A & ANALISIS
A. Ketinggian Bangunan Deliniasi perencanaan memiliki ketinggian bangunan yang bervariasi sehingga berkurangnya nilai estetika pada Kawasan tersebut. Menurut RPICK Kabupaten Rembang: Seluruh bangunan yang terdapat di Kabupaten Rembang saat ini umumnya memiliki tinggi bangunan 1 - 3 lantai. dan menonjol. Ketinggian bangunan di kawasan perencanaan ini relatif rendah dan hampir mempunyai ketinggian sama antara satu dengan yang lainnya, A. Luas area lahan terbangun seluas 112.400 m2 B. Luas Kavling permukiman yang dapat diidentifikasi seluas 197.500 m2 C. Berdasarkan RDTR Kab. Rembang: KDB (80%), KLB (2,25 – 3), GSB (Jarak jalan terhaddap pagar terluar, 3m)
A. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Menurut Perda Kab. Rembang No. 15 Tahun 2011: Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka persentase berdasarkan perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan. KDB = 197.500 x 80% = 158.000 m2 (luas lahan yang boleh dijadikan lahan bangunan) B. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) KLB = jml lantai x luas lahan = 3 x 197.500 = 592.500 m2
C. Ketinggian Bangunan KLB / KDB = 3.75 (3 lantai) Perhitungan ketinggian bangunan tersebut sesuai dengan; RPICK Kabupaten Rembang: Dikarenakan tingkat perkembangan fisik terbangun kota relatif besar, maka diarahkan tinggi bangunan di Kabupaten Rembang berkisar antara 1 4 lantai, dengan tetap membatasi/mengontrol perkembangan ruang kota yang terjadi secara eksternal/horizontal. D. Garis Sempadan Bangunan (GSB) GSB Lingkungan = ½ badan jalan + trotoar = ½ x 3 meter + 0 = 1.5 m
57
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS BUILDING MASS AND FORM
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
R E S P O N S
•
Penataan ulang kawasan permukiman bagi nelayan sehingga
terhindar
dari
kekumuhan
dan
ketidakteraturan.
•
Penataan ulang area permukiman nelayan sehingga sesuai
dengan
kebutuhan
ruang
dan
analisis
perhitungan yang telah dilakukan
•
Kemungkinan pembangunan rusun dibuat dengan jumlah lantai maksimal 3 lantai
58
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS SIRKULASI DAN PARKIR
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A & ANALISIS
A. SIRKULASI • Penyediaan jalur sepeda dan pejalan kaki akan dirancang sebagai penunjang sirkulasi untuk para pejalan kaki dan pesepeda yang ada di sepanjang tepi jalan Arteri maupun jalan lingkungan sehingga penduduk dapat menjangkau seluruh pelayanan yang dibutuhkan dengan berjalan kaki atau bersepeda.
Tempat Parkir
• Sirkulasi pada jalan lingkungan akan dibuat satu arah sehingga tidak akan ada kemacetan. B. PARKIR • Akan dibuat ruang parkir off the street yang berada di dalam permukiman,setiap sub pusat
Jalur Sepeda
pelayanan dan maupun sekitar terbuka hijau untuk meminimalisir hambatan seperti kendaraan yang parkir di bahu jalan dan sirkulasi lalu lintas yang lancar dan aman bagi para pengguna jalan • Parkir akan dirancang di dekat kawasan perdagangan sub pusat pelayan dan RTH di dekat
sempadan pantai untuk masyarakat menikmati view pantai.
R E S P O N S
A. SIRKULASI
• Sirkulasi untuk pesepeda dan pejalan kaki adalah sebagai berikut
Tempat Parkir
P e j a l a n K a k i
P e s e p e d a
B a r r i e r
B a r r i e r
Jalan
P e s e p e d a
P e j a l a n k a k i
B. PARKIR • Dirancang parkir off street yang tidak ada di jalan dan di suatu area parkir khusus sehingga
Jalur Sepeda
aman dan tidak berbahaya, untuk konsep parkir menggunakan konsep parkir sudut 90 derajat
59
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS SIRKULASI DAN PARKIR
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A & ANALISIS
A. SIRKULASI • Penyediaan jalur sepeda dan pejalan kaki akan ada ditepi jalan dan dirancang sebagai penunjang sirkulasi untuk para pejalan kaki dan peseda terutama para penduduk sehingga penduduk dapat
Jalur Pejalan Kaki
menjangkau seluruh pelayanan yang dibutuhkan dengan berjalan kaki dan aman dari lalu lintas yang Tempat Parkir
ramai • Sirkulasi untuk pesepeda akan ada di sepanjang jalan arteri dan off of street sehingga tidak berbahaya
dikarenakan jalan Arteri yang digunakan sering dilalui kendaraan keceopatan tinggi • Sirkulasi untuk pesepeda dijalan menuju TPI akan dibuat didalam jalan tersebut dan sirkulasi untuk pedestrian ditepi jalan Jalur Sepeda
B. PARKIR • Akan dibuat ruang parkir off the street untuk bongkar muat hasil perikanan di dekat TPI dan kawasan industri dibuat ruang parkir off the street yang berada di dalam setiap pusat pelayanan dan maupun
sekitar terbuka hijau untuk meminimalisir hambatan seperti kendaraan yang parkir di bahu jalan
R E S P O N S
A. SIRKULASI • Sirkulasi untuk pesepeda di Jalan Arteri
Jalur Pejalan Kaki
jauh dari tepi jalan seperti gambar berikut Tempat Parkir
P e j a l a n K a k i
P e s e p e d a
B a r r i e r
B a r r i e r
Jalan
P e s e p e d a
P e j a l a n k a k i
B. PARKIR • Dirancang parkir off street yang tidak ada di jalan dan di suatu area parkir khusus
sehingga aman dan tidak berbahaya, untuk konsep parkir menggunakan konsep parkir Jalur Sepeda
sudut 90 derajat dan parkir menyillang 60 derajat
60
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS ACTIVITY SUPPORT
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A & ANALISIS
• Secara umum terdapat dua kelompok aktivitas yaitu hunian pesisir pantai dan perdagangan jasa. • Sub Kawasan Perancangan didominasi oleh ruang terbuka hijau seperti lahan kosong dan permukiman penduduk padat di bagian utara sub kawasan • Berdasarkan kondisi eksisting,tersedia ruang untuk aktivitas penduduk yaitu hunian,PKLdan toko kecil,sekolah SD dan SMP. • Tidak memiliki fasilitas seperti ruang terbuka publik,plaza dan pedestrian untuk pejalan kaki
Pertokoan atau Plaza
• Mc.GeedanYeung(1977:108)menyatakan bahwa PKL beraglomerasi pada simpul-simpul pada jalur pejalan
yang lebar dan tempat-tempat yang sering dikunjungi orang dalam jumlah besar yang dekat dengan pasar publik,terminal dan daerah komersial. • Berdasarkan teori tersebut,nantinya akan direncanakan pertokoan
Pedestrian Ways
atau plaza
untuk pedagang PKL
sehingga mendukung pemenuhan kebutuhan penduduk dan pengunjung yang datang sehingga nyaman dan pedestrian ways yang aman dan dapat menikmati view jalan dan pantai pandangan
R E S P O N S
Sub Kawasan yang direncanakan memiliki aktivitas hunian umum tepi pantai dan aktivitas perdagangan
jasa sehinga membutuhkan aktivitas pendukung untuk aktivitas yang ada di sub kawasan Dalam mendukung aktivitas penduduk di sub kawasan akan direncanakan pendukung aktivitas yaitu • Pertokoan atau Plaza di dekat sub pusat pelayanan • Open Space berupa lapangan olah raga untuk aktivitas olahraga sehingga penduduk dapat hidup sehat dengan fasilitas olahraga yang ada Pertokoan atau Plaza
• Jalur Pedestrian yang terhubung dari hunian atau pun Jalan Ateri menuju sub pusat pelayanan dan Plaza sehingga mudah di jangkau oleh penduduk dengan berjalan kaki
Pedestrian Ways
61
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS ACTIVITY SUPPORT
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A & ANALISIS Pedestrian Ways
Secara umum terdapat tiga kelompok aktivitas
yaitu aktivitas hunian nelayan, aktivitas nelayan
tangkap,perdagangan jasa.serta industri • Sub Kawasan Perancangan didominasi oleh ruang untuk lahan permukiman penduduk yang padat
Tempat Jemur Ikan Komunal
dan berada di sempadan pantai dan tersedia ruang untuk aktivitas perdagangan bagi para nelayan menjual hasil tangkapan yaitu TPI Pandangan, kios alat pancing untuk kebutuhan para nelayan • Tidak memiliki fasilitas seperti ruang terbuka untuk menjemur ikan dan memperbaiki jaring,tidak ada
ruang terbuka hijau seperti taman,plaza dan pedestrian untuk aktivitas pergerakan pejalan kaki • Kegiatan pedagangan di TPI Pandangan sebagai tempat menjual hasil tangkapan nelayan dan • Activity support lainnya yaitu aktivitas industri reparasi dan galang kapal yang mendukung untuk Pertokoan /Plaza
aktivitas nelayan dan aktivitas perdagangan hasil olahan ikan seperti pada industri ataupun rumahan. Tempat Perbaikan Jala Bersama
R E S P O N S
Sehingga nanti akan direncanakan Plaza sebagai tempat penjualan olahan ikan untuk oleh oleh bagi para pengunjung yang melewati sub kawasan
Sub Kawasan memiliki aktivitas hunian nelayan,perdagangan dan industri pengolahan ikan dan galangan kapal sehinga membutuhkan ruang untuk mendukung segala aktivitas penduduk nelayan.
Pedestrian Ways Tempat Jemur Ikan Komunal
Dalam mendukung aktivitas penduduk di sub kawasan akan direncanakan pendukung aktivitas yaitu
• Pertokoan atau Plaza di dekat pusat pelayanan agar mudah dijangkau • Tempat Menjemur Ikan dan Memperbaiki Jalan bagi para Nelayan • OpenSpace berupa lapangan olahraga penduduk di permukiman nelayan
• Jalur Pedestrian yang terhubung dari hunian nelayan atau pun Jalan Ateri menuju pusat pelayanan dan industri pengolahan ikan dan penggalangan kapal sehingga mudah di jangkau dengan berjalan Pertokoan /Plaza
Tempat Perbaikan Jala Bersama
kaki
62
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS OPEN SPACE
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A & ANALISIS
•
Fungsi
open space
perencanaan
yang ada
berfungsi
sebagai
di kawasan fungsi
•
sosial
perencanaan
masyarakat •
Pada kawasan perencanaan terdapat beberapa open space, antara lain adalah
R E S P O N S
Fungsi open space yang ada di kawasan berfungsi
sebagai
fungsi
sosial masyarakat •
Pada
kawasan
perencanaan
terdapat
beberapa open space, antara lain adalah
1. Ruang terbuka hijau privat
1. Sempadan pantai
2. Ruang terbuka hijau publik
2. Trotoar
3. RTH public fungsi tertentu
3. Lapangan serba guna
4. Ruang terbuka publik
4. Taman aktif dan taman pasif
•
Terdapat lapangan serba guna yang diperuntukkan aktivitas olahraga untuk masyarakat
•
Terdapat taman aktif di lingkungan permukiman dengan ukuran ± 18917,8m dan taman pasif berukuran ± 1298,4m
•
Terdapat lapangan serbaguna di perumahan penduduk dengan di dekat kawasan sempadan pantai
•
Terdapat jalur pejalan kaki sepanjang semua jenis jalan, pekarangan rumah warga, dan pekarangan perdagangan
•
Terdapat sempadan pantai yang digunakan sebagai jalur hijau dengan luas sebesar 105229,8m
•
Pada tiap open space diberi wastafel portable beserta sabun cuci tangan dengan jarak tiap wastafel yakni 100m antar wastafel
63
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS OPEN SPACE
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
• Open Space di Permukiman
• Taman Aktif
• Sempadan Pantai
• Lapangan Serba Guna
• View Pedestrian ways di Jalan Pantura
64
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS OPEN SPACE
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A & ANALISIS
•
•
Fungsi open space yang ada di kawasan
•
Fungsi
open
space
yang
ada
perencanaan berfungsi sebagai fungsi sosial
kawasan
masyarakat
sebagai fungsi sosial masyarakat
Pada kawasan perencanaan terdapat beberapa
•
perencanaan
di
berfungsi
Pada kawasan perencanaan terdapat
open space, antara lain adalah
beberapa open space, antara lain adalah
1.
Ruang terbuka hijau privat
1.Sempadan pantai
2.
Ruang terbuka hijau publik
2.Trotoar
3.
RTH public fungsi tertentu
3.Lapangan serba guna
4.
Ruang terbuka public
4.Taman pasif
R E S P O N S •
Terdapat lapangan serba guna yang diperuntukkan aktivitas olahraga untuk masyarakat
•
Terdapat taman pasif di pertigaan jalan dengan ukuran 9171,7m
•
Terdapat lapangan serbaguna di perumahan penduduk dengan ukuran 5161m
•
Terdapat jalur pejalan kaki sepanjang semua jenis jalan, pekarangan rumah warga, dan pekarangan perdagangan
•
Terdapat sempadan pantai yang digunakan sebagai jalur hijau dengan luas sebesar 17397,2m
•
Pada tiap open space diberi wastafel portable beserta sabun cuci tangan dengan jarak tiap wastafel yakni 100m antar wastafel
65
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS OPEN SPACE
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
•
•
Lapangan Serba Permukiman
Taman Pasif
Guna
•
di
•
Sempadan Pantai
Lapangan Serba Guna
•
View Pedestrian ways di Jalan Pantura
66
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS PEDESTRIAN WAYS
2020 S U B K A W AS A N B AR A T •
D A T A & ANALISIS
Pada kondisi eksisting jalan arteri Jalan KraganSurabaya belum terdapat pemisah jalan, serta fasiliats pendukung seperti bangku dan tempat sampah.
•
Tidak ada pemisah jalan
Pada
jalan
lingkungan
belum
terdapat
pedestrian ways berupa lampu jalan. Menurut Niniek Anggriani (2009) dalam bukunya yang
berjudul Pedestrian Ways dalam Perancangan Kota terdapat
Tidak ada pedestrian ways
sarana pendukung seperti drainase, jalur hijau dengan lebar 150 cm, lampu penerangan dan tempat duduk setiap 10 m,
tempat sampah setiap 20 m atau sesuai dengan kebutuhan, marka/papan informasi, pagar pengaman, dan halte.
R E S P O N S
•
Pada sub kawasan permukiman akan ditambahkan jalur pejalan kaki di jalan lingkungan untuk memudahkan para pajalan kaki.
Median jalan pantura
•
Pada
sepanjang
jalur
dilengkapi
dengan
fasilitas
kenyamanan seperti bangku setiap 500 m, tempat sampah setiap 15-20 m, lampu penerangan setiap 15-20 m, dan
tanaman peneduh berupa perdu atau pohon kecil dengan Fasilitas Pedestrian Ways
tinggi kurang dari 10 m. •
Penambahan tempat cuci tangan pada pedestrian ways
dalam penerapan pencegahan Covid-19 pada setiap 100 m.
67
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS PEDESTRIAN WAYS
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A & ANALISIS
•
Pada jalan lingkungan belum terdapat jalan untuk pejalan kaki dengan hal ini pejalan kaki menggunakan jalu kendaraan bermotor.
•
Belum tersedianya fasilitas pendukung pejalan kaki seperti lampu jalan, bangku, dan tempat sampah.
•
Tidak ada pemisah jalan
Penyediaan fasilitas pedestrian ways seperti lampu jalan, tempat duduk, dan fasikiats untuk jalur difabel.
•
Penentuan jalur pedestrian juga harus menyesuaikan
dengan standar maksimal orang berjalan kaki, hal ini
Jalur pejalan kaki rusak
bertujuan
untuk
penentuan
jarak
maksimal
adanya
penyediaan tempat duduk bagi para pejalan kaki agar
beristirahat.
R E S P O N S
•
Pada kawasan perancangan akan dibuat jalur motorize dan jalur non motorize. Dimana pada jalur non motorize.
•
Pada jalan arteri, kolektor, dan lingkungan dilengkapi dengan bangku, lampu penerangan, tempat sampah, dan pohon.
Median jalan pantura Perbaikan dan penambahan pedestrian ways
•
Bangku: setiap 500 m
•
Tenpat sampah dan lampu penerangan 10-15 m
•
Pohon: kurang dari 10 m
•
Penambahan tempat cuci tangan pada pedestrian ways dalam penerapan pencegahan Covid-19 pada setiap 100 m.
68
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS SIGNAGE
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A & ANALISIS
•
Pada kawasan perancangan terdapat media iklan yang dipasang di sisi jalan, media iklan tersebut merupakan bentuk dari promosi sebuah rumah makan, atau produk lainnya. Hal ini diharapkan agar
Pelan-pelan Zona Anak2x
para penglaju melihat iklan tersebut dan tertarik untuk membaca kemudian muncul niat untuk membeli •
Tidak adanya rambu penunjuk arah. Sedangkan terdapat beberapa rambu nama jalan namun kebanyakan tidak terawat, sudah berkarat, dan tidak terlihat.
• Banner Tak Layak
Signage di kawasan delineasi secara keseluruhan sangat bervariasi dan tidak mencerminkan karakteristik delineasi.
Iklan Warung
R E S P O N S
•
Signage berupa iklan di kawasan delineasi sebagian besar sudah usang dan merusak view to site.
•
Fungsi bangunan khusus (masjid, sekolah) umumnya sudah memiliki signage yang baik
•
Signage akses menuju Desa Sumbergayam di barat daya tidak tersedia.
•
Perlunya penguatan signage di setiap simpul jalan guna memperjelas informasi orientasi sesuai dengan ketentuan rambu jalan.
•
Perlu ditambahkannya signage aturan kecepatan terutama Ketika mendekati persimpangan.
•
Signage yang dibuat di dalam kawasan permukiman terkait nama jalan serta nomor rumah yang berada di jalan tersebut.
Desain
•
Adanya signage menunjukkan lokasi sub pusat pelayanan dan RTH sempadan pantai.
•
Pemasangan Gapura pada gerbang utama masuk menuju permukiman
Signage Berupa Gapura Signage Untuk Marka Jalan Signage Khusus Fungsi Tertentu
69
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS SIGNAGE
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A & ANALISIS
•
Tidak adanya rambu penunjuk jalan pada wilayah delineasi
•
Gapura sebagai signage jalan lokal menuju perumahan-perumahan tersedia
•
TPI Pandangan yang berada di pesisir tidak ditandai oleh signage yang kuat beserta signage informasi menuju lokasi tersebut.
•
Intensitas signage pada pertigaan jalan menuju TPI dan Jalan Pantura tinggi sebagai aktivitas perdagangan dan jasa serta aktivitas lainnya.
Tidak ada pemisah jalan
•
Signage reklame informasi pada pertigaan yang tidak tertata dengan rapih sehingga merusak view
lokasi tersebut. Jalur pejalan kaki rusak
•
Akibat
tidak
adanya
signage
yang
kuat
terhadap
TPI
Pandangan
dapat
menyebabkan
miscommunication terhadap pengguna jalan arteri maupun orang lain akan TPI tersebut dan dapat
menurunkan potensi pendapatan TPI tersebut.
R E S P O N S
• • • •
• • Desain
Pembuatan signage nama jalan di setiap jalan yang ada di delineasi beserta nomor rumah yang berada di sepanjang jalan tersebut untuk memberikan informasi yang lebih Adanya signage yang menunjukkan pusat pelayanan, tempat parkir, aula, TPI, industri galangan kapal, serta sub pusat pelayanan Signage TPI akan didesain sesuai dengan karakteristik kawasan delineasi yaitu minapolitan. Pelarangan penggunaan banner kain di sepanjang jalan arteri, selain karena dapat membahayakan pengendara juga mudah rusak dan buram. Pemasangan Video Tron di pertigaan kawasan perencanaan selain untuk mempromosikan wilayah delineasi juga sebagai unit sewa. Instalasi Lampu Lalu Lintas pada pertigaan kawasan delineasi Signage Berupa Lampu Lalu Lintas Signage Berupa Video Tron Signage Untuk Marka Jalan Signage Khusus Fungsi Tertentu
70
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS PRESERVASI
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A & ANALISIS •
Di lokasi perencanaan tidak terdapat area preservasi atau bangunan bernilai sejarah yang harus
dijaga namun lokasi perencanaan berbatasan langsung dengan pantai yang seharusnya sempadan pantai bebas dari bangunan •
Menurut Shirvani (1985) dalam bukunya The Urban Design Process, preservasi adalah tindakan atau
proses penerapan langkah-langkah dalam mendukung keberadaan bentuk asli, keutuhan material bangunan/ struktur, serta bentuk tanaman yang ada dalam tapak.
R E S P O N S •
Pemanfaatan sempadan pantai menjadi sebuah RTH dan menjadi area preservasi buatan untuk
melindungi dari bencana abrasi
71
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS PRESERVASI
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A & ANALISIS •
Kawasan perencanaan sebagian besar berupa permukiman, sehingga tidak terdapat bangunan bersejarah
•
Kawasan perencanaan berbatasan langsung dengan laut yang seharusnya sempadan pantai menjadi area preservasi buatan berupa ruang terbuka hijau.
•
Menurut Shirvani (1985) dalam bukunya The Urban Design Process, preservasi adalah tindakan atau proses penerapan langkah-langkah dalam mendukung keberadaan bentuk asli, keutuhan material bangunan/ struktur, serta bentuk tanaman yang ada dalam tapak.
R E S P O N S •
Wilayah perencanaan berbatasan langsung dengan pantai, sehingga harus diperhatikan pemanfaatan lahan di sempadan pantai seperti memanfaatkannya menjadi sebuah RTH untuk mencegah dari bencana abrasi
72
CHAPTER
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
S U B K A W AS A N B AR A T
2020
ANALISIS AKSES
DATA & ANALISIS Terdapat 2 jalur untuk menuju ke kawasan deliniasi, yakni dari main entrance Jalan berupa aspal dan beton dengan kondisi yang cukup baik Terdapat jalan kolektor yang menghubungkan jalan arteri dengan jalan lingkungan
Jalan Arteri
Terdapat jalan lingkungan yang melewati kawasan sub pusat pelayanan
RESPONS
Mendesain wilayah perancangan yang mudah untuk dicapai oleh pengunjung melalui penanda yang jelas dan arahan masuk menuju area perdagangan dan permukiman
Menambah fasilitas pendukung jalan berupa penyediaan jalur pedestrian, jalur Jalan Arteri
sepeda
(non-motorized),
lampu
penerangan jalan dan tempat sampah
73
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
S U B K A W AS A N T I M U R
2020
ANALISIS AKSES
DATA & ANALISIS
Terdapat 3 jalur untuk menuju ke kawasan deliniasi, yakni dari main entrance dan side entrance
Jalan berupa aspal dan beton dengan kondisi yang cukup baik dan sesuai standarisasi jalan Terdapat Jalan kolektor yang menghubungkan jalan arteri Jalan Arteri
dengan TPI Terdapat jalan lingkungan untuk menghubungkan jalan arteri dan kolektor dengan kawasan sub pusat pelayanan
RESPONS
Mendesain wilayah perancangan yang mudah untuk dicapai oleh pengunjung melalui penanda yang jelas dan arahan masuk menuju Tempat Pelelangan Ikan dan area industri
Menambah
fasilitas
pendukung
jalan
berupa
penyediaan jalur pedestrian, jalur sepeda (nonmotorized), lampu penerangan jalan dan tempat Jalan Arteri
sampah
Menambah fasilitas pendukung berupa lahan prakir off street untuk penduduk dan masyarakat umum
74
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
S U B K A W AS A N B AR A T
2020
ANALISIS COMPABILITY
DATA & ANALISIS •
Sub kawasan perancangan pada zoning teridiri dari kawasan permukiman, perdagangan, taman, dan RTH. Pada peta zoning didominasi oleh kawasan permukiman. Kawasan permukiman
tersebut diisi oleh masyarakat yang memiliki pekerjaan seperti buruh industri, pedagang, dan sebagainya.
RESPONS •
Pada Kawasan permukiman akan ditata
sesuai ketentuan dan analisis yang sudah dibuat. Pada setiap Kawasan permukiman terdapat taman yang berguna sebagai titik temu masyarakat. Perancangan pada sub Kawasan akan disesuaikan dengan kondisi topografi, dan massa bangunan.
75
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
S U B K A W AS A N T I M U R
2020
ANALISIS COMPABILITY
DATA & ANALISIS •
Sub kawasan perancangan pada zoning teridiri dari kawasan permukiman, industri, taman, RTH, pusat aktivis
nelayan, dan pusat pelayan. Pada peta zoning Kawasan permukiman
tersebut
diisi
oleh
masyarakat
yang
merupakan nelayan.
RESPONS
•
Pada peta zoning, Kawasan industri terdapat industri pengolahan ikan karena pada sub Kawasan timur didominasi
oleh
masyarakat
nelayan. Pada sub Kawasan timur juga terdapat taman pada setiap Kawasan. Pada Kawasan industry terdapat
sedikit
RTH
untuk
penghijauan.
76
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
S U B K A W AS A N B AR A T
2020
ANALISIS VIEW
DATA & ANALISIS •
Bentuk bangunan pada kawasan tidak ada kontras antara satu dan lainnya.
•
Pengaruh aktivitas penduduk dalam lokasi dan bentuk bangunan pada
kawasan. •
Compability berguna untuk mengetahui kecocokan lokasi/lingkungan dengan bangunannya baik segi bentuk, warna maupun teksturnya dengan bangunan disekitarnya
RESPONS
•
Bangunan pada permukiman pesisir ditata kembali dengan menyeragamkan bentuk bangunan.
•
Pada kawasan akan dibangun rumah susun untuk menanggulangi kepadatan penduduk pada kawasan pesisir
•
Pembangunan taman area permukiman untuk menambah nilai estetika.
•
Penambahan pedestrian yang dilengkapi pohon untuk memberikan view bagus pada Jalan Pantura.
•
Kesamaan bangunan dan warna bangunan pada area perdaganagn dan jasa,
77
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
S U B K A W AS A N B AR A T
2020
ANALISIS VIEW
RESPONS •
View Pemandangan Lasem
•
Gunung •
View Pemandangan Laut Utara Jawa berpasir putih
View Persamaan warna bangunan pada rumah susun
•
•
View Pedestrian ways di Jalan Pantura
Taman pada rumah susun
78
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
S U B K A W AS A N T I M U R
2020
ANALISIS VIEW
DATA & ANALISIS •
Kawasan deliniasi belum terdapat view yang menampilkan estetika pada bangunan.
•
Pemilihan warna dan bentuk bangunan pada jalan arteri memperlihatkan keberagaman warna.
•
Belum terdapat landmark untuk menampilkan ciri khusus
kawasan.
RESPONS •
Pada kawasan permukiman nelayan menyeragamkan bentuk dan warna bangunan agar terlihat lebih menarik.
•
Pembuatan landmark pada simpang segitiga yang menunjukkan kawasan perikanan.
•
Pembangunan taman pasif pada landmark untuk menambah nilai estetika.
•
Penambahan pohon pada Jalan Pantura dan sepanjang garis
pantai.
79
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
S U B K A W AS A N T I M U R
2020
ANALISIS VIEW
RESPONS •
View Pemandangan Laut Utara Jawa berpasir putih
•
•
View taman pasif pada landmark di • persimpangan setigita
View pantai yang ditumbuhi karang dan tumbuhan magrove
•
View Persamaan warna dan bentuk bangunan rumah nelayan
View Pemandangan Gunung Lasem
80
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
S U B K A W AS A N B AR A T
2020
ANALISIS IDENTITY
DATA & ANALISIS •
Sebagai ciri khas karakter yang memberikan identitas pada kota untuk membedakan satu dengan yang lainnya
•
Sebagai kepentingan sosial yang menunjukkan ekspresi identititas yang bertujuan untuk menekankan kota agar dapat dipahami secara visual
•
Terdapat landmark yang dibangun di dekat sempadan pantai sebagai identitas fisik
•
Aktivitas masyarakat seperti aktivitas kebudayaan maupun aktivitas perdagangan yang dapat meningkatkan ekonomi penduduk
•
Menunjukkan identitas suatu tempat yang lebih spesifik agar penggunanya tahu posisi keberadaannya
RESPONS
•
Terdapat landmark atau tetengger yang dibangun di sempadan pantai berupa menara di kawasan
perancangan yang merupakan tempat tersebut strategis karena dilalui masyarakat dan dapat difungsikan sebagai tempat istirahat masyarakat
yang sedang berolahraga •
Identitas
kawasan
yang
ada
di
kawasan
perancangan terdapat kebudayaan serta kawasan
perancangan memiliki aktivitas perikanan dan aktivitas perdagangan dan jasa
81
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
S U B K A W AS A N T I M U R
2020
ANALISIS IDENTITY
DATA & ANALISIS
•
Sebagai ciri khas karakter yang memberikan identitas pada kota untuk membedakan satu dengan yang lainnya
•
Sebaga kepentingan sosial yang menunjukkan ekspresi identititas yang
bertujuan untuk menekankan kota agar dapat dipahami secara visual •
Terdapat landmark yang dibangun di dekat jalan utama sebagai identitas fisik
•
Aktivitas
masyarakat
seperti
aktivitas
kebudayaan
maupun
aktivitas
perdagangan yang dapat meningkatkan ekonomi penduduk •
Menunjukkan identitas suatu tempat yang lebih spesifik agar penggunanya tahu posisi keberadaannya
RESPONS •
•
Terdapat landmark atau tetengger yang dibangun di pertigaan jalan di kawasan perancangan yang merupakan tempat tersebut strategis karena dilalui masyarakat. Pada landmark ini dibangun patung nelayan dan ikan yang menunjukkan kegiatan masyarakat pesisir Identitas kawasan yang ada di kawasan perancangan terdapat kebudayaan serta kawasan perancangan memiliki aktivitas perikanan dan aktivitas perdagangan dan jasa
82
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
S U B K A W AS A N B AR A T
2020
ANALISIS SENSE
DATA & ANALISIS •
Sense merupakan suasana yang ditimbulkan berhubungan dengan aspek budaya. Kriteria ini dicapai dengan desain bentuk yang khusus atau suatu kegiatan yang dapat menyentuh hati masyarakat.
•
Sub kawasan perencanaan merupakan kawasan yang berbatasan langsung dengan pantai utara jawa. Keberadaan pantai menjadi salah satu sense yang memberikan rasa tenang.
•
Pada kawasan perancangan bagian hunian, memiliki lingkungan yang asri dengan beberapa taman.
RESPONS •
Sub kawasan perancangan dibagian RTH yang ada di sempadan pantai akan dibangun jalur hijau dan
RTH
jogging
track.
Pengguna
jogging
track
dapat
merasakan suasana hijau yang didukung dengan pemandangan pantai utara. •
Penanaman
pohon
di
sepanjang
jalan
dan
pembangunan taman di setiap blok perumahan akan
memberikan kesan asri.
83
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
S U B K A W AS A N T I M U R ANALISIS SENSE
2020
DATA & ANALISIS •
Kawasan perancangan merupakan kawasan dengan penduduk yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan yang ditunjang dengan adanya kawasan pusat aktivitas nelayan untuk mendukung kegiatan nelayan.
•
Bagian hunian pada kawasan perancangan terdapat hunian nelayan yang memiliki ciri khas dengan adanya beberapa open space yang digunakan untuk kegiatan nelayan, seperti memperbaiki jala, mengeringkan ikan, dan
sebagainya.
RESPONS Pusat Aktivitas Nelayan
•
Kawasan pusat aktivitas nelayan yang terbagi menjadi kawasan TPI (perdagangan ikan), kawasan industry galangan kapal, dermaga, dan sebagainya akan menjadi ciri khas kawasan perancangan.
•
Kawasan pusat aktivitas nelayan akan dibangun beberapa taman dan penanaman beberapa pohon untuk menambah kesan asri.
•
Kawasan hunian nelayan ditandai dengan adanya ruang terbuka
yang
dapat
digunakan
masyarakat
untuk
menjemur
ikan,
memperbaiki jalan, dan sebagainya. Pembangunan taman di
Permukiman Nelayan
beberapa titik kawasan hunian akan menambah kesan asri dan nyaman.
84
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
S U B K A W AS A N B AR A T
2020
ANALISIS LIVABILITY
DATA & ANALISIS
•
Prinsip-prinsip liveability menurut Leonard(1997): a. Tersedianya kebutuhan masyarakat (hunian layak, air bersih)
b. Tersedianya fasilitas umum dan fasilitas sosial c. Tersedianya ruang publik untuk interaksi d. Keamanan
e. Mendukung fungsi ekonomi, sosial, dan budaya f. •
Sanitasi lingkungan dan keindahan lingkungan
Terdapat ruang-ruang terbuka hijau dan non hijau yang tersebar di kawasan perancangan
•
RESPONS
•
Terdapat sub pusat pelayanan terpadu
Terdapat banyak ruang terbuka hijau diantaranya di sempadan pantai yang berbatasan dengan laut, di sepanjang jalan pintura, dan di permukiman yang tersebar pada setiap blok permukiman.
•
Ruang terbuka hijau ini berfungsi sebagai penahan bencana abrasi dan gelombang laut, penyaring udara dan kebisingan yang berasal dari jalan arteri dan menjadi ruang terbuka bagi penduduk di tengah permukiman yang berfungsi sebagai tempat berkumpul atau olahraga.
•
Terdapat sub pusal pelayanan yang memfasilitasi kebutuhan pelayanan bagi masyarakat yang dipusatkan pada suatu tempat agar berjalan terpadu.
85
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
S U B K A W AS A N T I M U R
2020
ANALISIS LIVABILITY
DATA & ANALISIS
•
•
Indikator Liveability menurut Hamid Shirvani a.
Kemudahan (amenity)
b.
Kontras
c.
Visual interest
d.
Scale and pattern
e.
Terdapat activity support
f.
Terdapat visual confort
g.
Terdapat case and main entrance
h.
Terdapat natural element
Terdapat ruang terbuka hijau dan non hijau yang tersebar di beberapa titik pada
Kawasan perancangan •
RESPONS
•
Terdapat beberapa pusat-pusat penunjang kegiatan masyarakat setempat.
Terdapat ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai penahan
bencana abrasi dan gelombang laut di sempadan pantai, berfungsi sebagai ruang terbuka untuk menjadi tempat berkumpul atau olahraga pada tiap sub Kawasan, berfungsi sebagai sabuk
pengaman hijau yang berada di sepanjang jalan arteri. •
Terdapat pusat aktivitas nelayan untuk menunjang aktivitas utama masyarakat yaitu bermata-pencaharian sebagai nelayan tangkap.
•
Terdapat pusat pelayanan dan sub pusat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seperti rumah ibadah dan prasarana Kesehatan.
86
CHAPTER
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS PERHITUNGAN KDB
S U B K A W AS A N B A R A T
RESPONS =SxA = 0,001 x 262.300 m2 = 262,3 liter/menit = 4,372 liter/detik • Qinf =CxIxA = 1,2 x 7,678 x 10−8 x 262.300 = 0,024167 m/detik = 24,167 liter/detik • Q1Ha = (1 Ha x Qinf)/A = (1 Ha x 24,167)/26,23 = 0,921 liter/detik/Ha • Open Space = Iinf / Q1Ha = 4,372/0,921 = 4,747 Ha KDB = ((A – OS) x 100%)/A = ((26,23 – 4,747) x 100%)/26,23 = 81,9% = 80% Jadi, KDB di Sub Kawasan Barat sebesar 80%. •
Infiltrasi
87
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS ANALISIS PERHITUNGAN PERHITUNGAN KDB KDB
S U B K A W AS A N T I M U R
RESPONS =SxA = 0,001 x 346.000 m2 = 346 liter/menit = 5,767 liter/detik • Qinf =CxIxA = 1,8 x 7,678 x 10−8 x 346.000 = 0,0478 m/detik = 47,8 liter/detik • Q1Ha = (1 Ha x Qinf)/A = (1 Ha x 47,8)/34,6 = 1,382 liter/detik/Ha • Open Space = Iinf / Q1Ha = 5,767 / 1,382 = 4,173 Ha KDB = ((A – OS) x 100%)/A = ((34,6 – 4,173) x 100%)/34,6 = 87,94% = 90% Jadi, KDB di Sub Kawasan Timur sebesar 90%. •
Infiltrasi
88
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS KETINGGIAN BANGUNAN (KLB)
S U B K A W AS A N B A R A T
RESPONS
KLB = jumlah lantai x luas lahan = 3 x 141.200 = 423.600 m2 Ketinggian Bangunan KLB / KDB = 3,74 (3 lantai) Sesuai dengan RPICK Kabupaten Rembang, akan diarahkan tinggi bangunan di kawasan deliniasi berkisar antara 1-4 lantai dengan tetep mengontrol perkembangan ruang kota yang terjadi secara vertikal Luas lantai dasar = KDB x luas total lahan = 80% x 141.200 = 112.960 m2 Ketinggian bangunan berdasarkan FAR = luas total lahan/luas lantai dasar = 141.200/112.960 = 1,25 Maka maksimal ketinggian bangunan adalah 6 lantai atau setara dengan 24 meter (dengan asumsi 1 lantai = 4 meter)
89
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS ANALISIS KETINGGIAN KETINGGIAN BANGUNAN BANGUNAN (KLB) (KLB)
S U B K A W AS A N T I M U R
RESPONS
KLB = jumlah lantai x luas lahan = 3 x 141.200 = 423.600 m2
Ketinggian Bangunan KLB / KDB = 3,74 (3 lantai) Sesuai dengan RPICK Kabupaten Rembang, akan diarahkan tinggi bangunan di kawasan deliniasi berkisar antara 1-4 lantai dengan tetep mengontrol perkembangan ruang kota yang terjadi secara vertikal Luas lantai dasar = KDB x luas total lahan = 80% x 141.200 = 112.960 m2 Ketinggian bangunan berdasarkan FAR = luas total lahan/luas lantai dasar = 141.200/112.960 = 1,25 Maka maksimal ketinggian bangunan adalah 6 lantai atau setara dengan 24 meter (dengan asumsi 1 lantai = 4 meter)
90
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS JARAK ANTAR BANGUNAN
S U B K A W AS A N B A R A T
RESPONS Jarak antar bangunan adalah jarak antara dua bangunan yang saling berhadapan, atau jarak antara permukaanpermukaan denah dari bangunan. Cara menghitung jarak antar bangunan bisa dengan metode perhitungan ALO (Angel of Lights Obstruction) yaitu dengan sudut ALO 45%. Metode kedua juga bisa menggunakan persyaratan DPU yang diliat dari ketinggian bangunan. Berdasarkan perhitungan KLB atau ketinggian bangunan pada Kawasan delineasi sebesar 24 meter. Jika diliat dari standar PU tahun 1987 sebagai berikut:
T inggi Bangunan J arak Bangunan 0--8 3 8--14 3--6 14--40 6--8 > 40 >8 Maka dapat disimpulkan bahwa jarak antar bangunan dalam Kawasan delineasi sebesar 8 meter.
91
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS ANALISIS JARAK JARAK ANTAR ANTAR BANGUNAN BANGUNAN
S U B K A W AS A N T I M U R
RESPONS
Jarak antar bangunan adalah jarak antara dua bangunan yang saling berhadapan, atau jarak antara permukaanpermukaan denah dari bangunan. Cara menghitung jarak antar bangunan bisa dengan metode perhitungan ALO (Angel of Lights Obstruction) yaitu dengan sudut ALO 45%. Metode kedua juga bisa menggunakan persyaratan DPU yang diliat dari ketinggian bangunan.
Berdasarkan perhitungan KLB atau ketinggian bangunan pada Kawasan delineasi sebesar 24 meter. Jika diliat dari standar PU tahun 1987 sebagai berikut:
T inggi Bangunan J arak Bangunan 0--8 3 8--14 3--6 14--40 6--8 > 40 >8 Maka dapat disimpulkan bahwa jarak antar bangunan dalam Kawasan delineasi sebesar 8 meter.
92
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS GARIS SEMPADAN BANGUNAN
S U B K A W AS A N B A R A T
RESPONS
Fungsi Jalan
Lebar Jalan (m)
Lebar Trotoar
Kecepatan Kendaran Minimal (Km/jam)
Kecepatan Kendaraan (mil/jam)
Arteri
10
3
60
37,5
Kolektor
6
2
40
24,8
Lokal
4,5
1
20
12,4
Perhitungan GSB Pada Pertemuan Jalan Arteri– Jalan Kolektor Diketahui: Jalan A adalah jalan Arteri Jalan B adalah jalan Kolektor a1 = 5 + 3 = 8m b1 = 3 + 2 = 5 Va = 60 km/jam = 37,2 mil/jam; ta = 1,13 detik Vb = 40km/jam = 24,8 mil/jam; tb = 0,95 detik
Menghitung a2 dan b2
Menghitung Da Da = 0,063 (Va)²+ 1,47 (ta) (Va) + 16 = 0,063 (37,2)²+ 1,47 (1,13) (37,2) + 16 = 87,18 + 61,79 + 16 = 164,97 feet = 50,29 meter
Mencari a2, b2= 0 Db = a (Da) / Da – b = (a1+a2) Da/ Da – (b1+b2) 1,98 = (8 +a2) (50,29) / 50,29 – (5+ 0) a2 = 11,08 meter
Menghitung GSB Jalan Arteri Jalan A = a1 + a2 = 8+ 11,08 = 19 meter
Menghitung Db Vb = (Db – 16) Va/Da 24,8 = (Db – 16) 37,2/50,29 Db = 6,50 feet Db = 1,98 meter
Mencari b2, a2= 0 Db = a (Da) / Da – b = (a1+a2) Da/ Da – (b1+b2) 1,98 = (8+0) (50,29) / 50,29 – (5+b2) b2 = 9,28
Menghitung GSB Jalan Kolektor Jalan B = b1 +b2 = 5+9,28 = 14 meter
93
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS GARIS SEMPADAN BANGUNAN
S U B K A W AS A N B A R A T
RESPONS
Fungsi Jalan
Lebar Jalan (m)
Lebar Trotoar
Kecepatan Kendaran Minimal (Km/jam)
Kecepatan Kendaraan (mil/jam)
Arteri
10
3
60
37,5
Kolektor
6
2
40
24,8
Lokal
4,5
1
20
12,4
Perhitungan GSB Pada Pertemuan Jalan Kolektor- Jalan Lokal Diketahui: Jalan A adalah jalan Kolektor Jalan B adalah jalan Lokal a1 = 3 + 2 = 5m b1 = 2,25 + 1 = 3,25 Va = 40 km/jam = 24,8 mil/jam; ta = 0,95 detik Vb = 20km/jam = 12,4 mil/jam; tb = 0,82 detik
Menghitung Da Da = 0,063 (Va)²+ 1,47 (ta) (Va) + 16 = 0,063 (24,8)²+ 1,47 (0,95) (24,8) + 16 = 38,74 + 34,63 + 16 = 89,37 feet = 27,24 meter
Menghitung Db Vb = (Db – 16) Va/Da 12,4 = (Db – 16) 24,8/27,24 Db = -2,16 feet Db = -0,65 meter
Mencari a2, b2= 0
Menghitung a2 dan b2 Db
= a (Da) / Da – b = (a1+a2) Da/ Da – (b1+b2) -0,65 = (5 +a2) (27,24) / 27,24– (3,25+ 0) a2 = 4,93 meter
Menghitung GSB Jalan Kolektor Jalan A = a1 + a2 = 5+ 4,93 = 10 meter
Mencari b2, a2= 0 Db
= a (Da) / Da – b = (a1+a2) Da/ Da – (b1+b2) -0,65 = (8+0) (27,24) / 27,24 – (3,25+b2) b2 = 1,43
Menghitung GSB Jalan Lokal Jalan B = b1 +b2 = 3,25+ 1,43 = 5 meter
94
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS ANALISIS GARIS GARIS SEMPADAN SEMPADAN BANGUNAN BANGUNAN
S U B K A W AS A N T I M U R
RESPONS
Fungsi Jalan
Lebar Jalan (m)
Lebar Trotoar
Kecepatan Kendaran Minimal (Km/jam)
Kecepatan Kendaraan (mil/jam)
Arteri
10
3
60
37,5
Kolektor
6
2
40
24,8
Lokal
4,5
1
20
12,4
Perhitungan GSB Pada Pertemuan Jalan Arteri– Jalan Kolektor Diketahui: Jalan A adalah jalan Arteri Jalan B adalah jalan Kolektor a1 = 5 + 3 = 8m b1 = 3 + 2 = 5 Va = 60 km/jam = 37,2 mil/jam; ta = 1,13 detik Vb = 40km/jam = 24,8 mil/jam; tb = 0,95 detik
Menghitung a2 dan b2
Menghitung Da Da = 0,063 (Va)²+ 1,47 (ta) (Va) + 16 = 0,063 (37,2)²+ 1,47 (1,13) (37,2) + 16 = 87,18 + 61,79 + 16 = 164,97 feet = 50,29 meter
Mencari a2, b2= 0 Db = a (Da) / Da – b = (a1+a2) Da/ Da – (b1+b2) 1,98 = (8 +a2) (50,29) / 50,29 – (5+ 0) a2 = 11,08 meter
Menghitung GSB Jalan Arteri Jalan A = a1 + a2 = 8+ 11,08 = 19 meter
Menghitung Db Vb = (Db – 16) Va/Da 24,8 = (Db – 16) 37,2/50,29 Db = 6,50 feet Db = 1,98 meter
Mencari b2, a2= 0 Db = a (Da) / Da – b = (a1+a2) Da/ Da – (b1+b2) 1,98 = (8+0) (50,29) / 50,29 – (5+b2) b2 = 9,28
Menghitung GSB Jalan Kolektor Jalan B = b1 +b2 = 5+9,28 = 14 meter
95
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS ANALISIS GARIS GARIS SEMPADAN SEMPADAN BANGUNAN BANGUNAN
S U B K A W AS A N T I M U R
RESPONS
Fungsi Jalan
Lebar Jalan (m)
Lebar Trotoar
Kecepatan Kendaran Minimal (Km/jam)
Kecepatan Kendaraan (mil/jam)
Arteri
10
3
60
37,5
Kolektor
6
2
40
24,8
Lokal
4,5
1
20
12,4
Perhitungan GSB Pada Pertemuan Jalan Kolektor- Jalan Lokal Diketahui: Jalan A adalah jalan Kolektor Jalan B adalah jalan Lokal a1 = 3 + 2 = 5m b1 = 2,25 + 1 = 3,25 Va = 40 km/jam = 24,8 mil/jam; ta = 0,95 detik Vb = 20km/jam = 12,4 mil/jam; tb = 0,82 detik
Menghitung Da Da = 0,063 (Va)²+ 1,47 (ta) (Va) + 16 = 0,063 (24,8)²+ 1,47 (0,95) (24,8) + 16 = 38,74 + 34,63 + 16 = 89,37 feet = 27,24 meter
Menghitung Db Vb = (Db – 16) Va/Da 12,4 = (Db – 16) 24,8/27,24 Db = -2,16 feet Db = -0,65 meter
Mencari a2, b2= 0
Menghitung a2 dan b2 Db
= a (Da) / Da – b = (a1+a2) Da/ Da – (b1+b2) -0,65 = (5 +a2) (27,24) / 27,24– (3,25+ 0) a2 = 4,93 meter
Menghitung GSB Jalan Kolektor Jalan A = a1 + a2 = 5+ 4,93 = 10 meter
Mencari b2, a2= 0 Db
= a (Da) / Da – b = (a1+a2) Da/ Da – (b1+b2) -0,65 = (8+0) (27,24) / 27,24 – (3,25+b2) b2 = 1,43
Menghitung GSB Jalan Lokal Jalan B = b1 +b2 = 3,25+ 1,43 = 5 meter
96
CHAPTER
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS PATH
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A & ANALISIS •
Path yang ada pada kawasan perancangan adalah jalan yang menghubungkan antar aktivitas
•
Jalan yang ada pada kawasan perancangan yakni jalan arteri dan jalan lokal
•
Tidak terdapat jalan kolektor di kawasan perancangan sehingga hierarki jalan dari jalan arteri langsung ke jalan lokal
•
Terdapat dua main entrance di Jalan Arteri, dari arah Kecamatan Sluke dan dari Kecamatan Plawangan
•
Menurut Kevin Lynch dalam bukunya “The Image of The City”, Path atau elemen jalur merupakan salah satu elemen penyusun citra kota
•
Terdapat tiga karakteristik untuk meningkatkan keunggulan saluran pergerakan, yakni identitas, kualitas, dan kotinuitas
R E S P O N S •
Seluruh ruas jalan akan di betonisasi untuk menjaga kualitasnya
•
Diberikan street furniture berupa lampu jalan, trotoar, marka jalan, WC umum, dan tempat duduk terutama di sepanjang kawasan pesisir
•
Jalan-jalan yang ada akan dibangun terintegrasi sesuai dengan hierarki jalannya
97
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS PATH
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A & ANALISIS
•
Path yang ada pada kawasan perancangan adalah jalan yang menghubungkan antar aktivitas
•
Jalan yang ada pada kawasan perancangan yakni jalan arteri dan jalan lokal
•
Tidak terdapat jalan kolektor di kawasan perancangan sehingga hierarki jalan dari jalan arteri
langsung ke jalan lokal •
Tidak terdapat trotoar, kondisi jalan buruk karena dilalui oleh kendaraan berat yang menuju TPI
•
Terdapat dua main entrance di Jalan Arteri, dari arah Kecamatan Sluke dan dari Kecamatan
Plawangan •
Menurut Kevin Lynch dalam bukunya “The Image of The City”, Path atau elemen jalur merupakan salah satu elemen penyusun citra kota
•
Path merupakan Jaringan berupa prasarana yang berguna ntuk perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lain. Path tidak hanya sebagai penghubung antar kawasan namun juga mejadi suatu identitas Kawasan.
R E S P O N S
•
Pembuatan jalan kolektor menuju wilayah TPI
•
Diberikan street furniture berupa lampu jalan, trotoar, dan marka jalan
•
Ruas
jalan
kolektor
akan
dibetonisasi
ddilebarkan an untuk menjaga kualitasnya untuk menunjang kegiatan perdagangan dan jasa di TPI •
Jalan-jalan
yang
ada
akan
dibangun
terintegrasi sesuai dengan hierarki jalannya
98
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS NODES
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A & ANALISIS •
Pada kawasan perancangan belum terdapat nodes yang menjadi daya Tarik kawasan bagi pengunjung.
Pertokoan
•
Pada Kawasan perancangan terdapat nodes di titik pertemuan simpang jalan berupa pusat perdagangan dan jasa (UMKM). berada di pusat sub pusat pelayanan
•
Pada Kawasan perancangan belum terdapat nodes sebagai ciri khas yang menandakan masuk/keluar kawasan.
R E S P O N S
•
Pada Kawasan perancangan perlu ditambah titik- titik nodes sebagai sarana masyarakat untuk berkumpul & beraktivitas diluar rumah Titik kumpul beberapa kegiatan yang terletak di salah satu persimpangan jalan perlu dibangun
•
Titik kumpul beberapa kegiatan berupa taman aktif perlu dibangun untuk menjadi sarana berkumpul & beraktivitas
Pertokoan
masyarakat lokal maupun pengunjung kawasan Desain
•
Pada persimpangan jalan diantara pusat perdagangan dengan sub pusat pelayanan akan dibangun tempat pemberhentian sejenak bagi pengendara kendaraan bermotor yang bisa
digunakan untuk tempat istirahat
99
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS NODES
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A & ANALISIS •
Nodes yang ada di eksisting kawasan perancangan antara lain:
•
ada kawasan industry perikanan, terdapat nodes pada persimpangan jalan menuju desa kawasan pelelangan ikan/ TPI.
TPI Pandangan
•
Pada kawasan perdagangan, yakni pasar pandangan
•
Pada Kawasan perancangan perlu ditambah titik- titik nodes sebagai sarana masyarakat untuk berkumpul & beraktivitas diluar rumah Titik kumpul beberapa kegiatan yang terletak di salah
Pasar Pandangan
satu persimpangan jalan perlu dibangun sebagai salah satu elemen citra kota.
R E S P O N S
•
Nodes
pada
kawasan
perancangan
dapat
dimanfaatkan untuk: •
Pada sub-kawasan perancangan industri, simpul utamanya masih tetap pada jalan yang menuju sentra pelelangan ikan
TPI Pandangan
•
Pada sub-kawasan perancangan industri, masih terdapat simpul yang tetap, pada jalan yang menuju pasar pandangan dan TPI Pandangan
Pasar Pandangan
•
hanya saja nantinya akan ada penambahan petunjuk arah / signage menuju pasar pandangan dan TPI Pandangan dan TPI Pandangan.
100
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS EDGES
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A & ANALISIS
•
Edge yang terdapat pada kawasan perencanaan adalah adanya jalan arteri yang membatasi wilayah utara dan selatan
•
Edge dapat berfungsi sebagai pembatas, misalnya sungai.
•
Edge memiliki identitas yang kuat karena tampak visualnya yang jelas.
•
Edge dapat juga bersifat sebagai penyatu, misalnya jalan.
R E S P O N S •
Pembuatan jalan kolektor menuju ke permukiman dan ke wilayah pesisir memisahkan antar kawasan
permukiman Pertokoan
•
Pembuatan RTH di sempadan pantai memisahkan antara wilayah daratan dan wilayah laut
Desain
101
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS EDGES
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A & ANALISIS
•
Elemen edge yang terdapat di kawasan perencanaan adalah jalan arteri yang membatasi kawasan delineasi perencanaan dan wilayah selatan
•
Edge merupakan batas yang berfungsi unruk menyatukan atau menisahkan suatu kawasan
•
Egde dapat berupa jalan, sungan, gunung. Edge memiliki identitas yang tampak batasannya dengan jelas.
R E S P O N S •
Pembuatan jalan kolektor menuju wilayah TPI menjadi pembatas antara fungsi kawasan timur dan barat
•
Pembuatan
RTH
di
sempadan
pantai
menjadi
pembatas antara wilayah daratan dan wilayah laut di kawasan perencanaan
102
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS DISTRICT
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A & ANALISIS Batas – batas tiap distrik akan terlihat dari karekteristik bangunan, ornamen, dan juga penataan
•
ruang yang akan dilakukan. Dalam setiap distrik nantinya memiliki jenis aktivitas yang berbedabeda. Desain disesuaikan dengan aktivitas yang ada di setiap kawasan.
Dengan terlihatnya batas-batas tiap distrik akan memudahkan dalam mengidentifikasi fungsi dari
•
tiap distrik sehingga kawasan perancangan tertata dengan rapi Setiap kawasan dikembangkan sesuai kebutuhan.
•
R E S P O N S •
Mempertegas batas antar distrik dengan batas
fisik seperti jalan atau vegetasi Pertokoan
Desain
•
Masing-masing
kawasan
dibatasi
langsung
dengan batas fisik berupa jalan baik jalan
kolektor, lokal, maupun jalan lingkungan •
Terdapat distrik permukiman, perdagangan, sub pusat pelayanan, dan RTH.
103
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS DISTRICT
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A & ANALISIS •
Batas – batas tiap distrik akan terlihat dari karekteristik bangunan, ornamen, dan juga
penataan ruang yang akan dilakukan. Dalam setiap distrik nantinya memiliki jenis aktivitas yang berbeda-beda. Desain disesuaikan dengan aktivitas yang ada di setiap kawasan. •
Dengan terlihatnya batas-batas tiap distrik akan memudahkan dalam mengidentifikasi fungsi
dari tiap distrik sehingga kawasan perancangan tertata dengan rapi •
Setiap kawasan dikembangkan sesuai kebutuhan.
Mempertegas batas antar distrik dengan batas fisik
R E S P O N S seperti jalan atau vegetasi
Masing-masing kawasan dibatasi langsung dengan batas fisik berupa jalan baik jalan kolektor, lokal, maupun jalan lingkungan
Terdapat distrik permukiman nelayan dan pusat aktivitas nelayan untuk memudahkan nelayan dalam beraktivitas
serta terdapat distrik pusat pelayanan, sub pusat pelayanan, dan RTH
104
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS LANDMARK
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
D A T A & ANALISIS •
Landmark sebagai salah satu identitas kawasan diperlukan agar mudah dikenali oleh orang
yang berada dikawasan tersebut. Selain itu, Landmark diperlukan sebagai ciri untuk membedakan suatu kawasan dengan kawasan lainnya. Kawasan perancangan belum memiliki Landmark sebagi salah satu identitas kawasan.
R E S P O N S •
Pembangunan
landmark
merajuk
pada menara
Kawasan BSB di Kota Semarang. Landmark akan dibangun di dekat sempadan sungai karena tempat tersebut
ramai
dikunjungi
masyarakat
untuk
aktivitas olahraga sehingga landmark tersebut dapat difungsikan sebagai tempat istirahat masyarakat yang sedang berolahraga.
105
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS LANDMARK
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
D A T A & ANALISIS
•
Landmark sebagai salah satu identitas kawasan diperlukan agar mudah dikenali oleh orang yang berada dikawasan tersebut. Selain itu, Landmark diperlukan sebagai ciri untuk membedakan suatu kawasan dengan kawasan lainnya. Kawasan perancangan belum
memiliki Landmark sebagi salah satu identitas kawasan.
R E S P O N S •
Landmark akan dibangun pas di pertigaan di kawasan perancangan karena menurut kelompok kami tempat tersebut persimpangan yang ramai dilalui masyarakat sehingga tempat tersebut sangat strategis untuk dibangun landmark.
106
CHAPTER
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS KOMPOSISI DAN DATUM
2020
S U B K A W AS A N BARAT
DATA & ANALISIS
• • • •
•
RESPONS
•
Bentuk dan struktur ruang di kawasan perancangan belum terlihat jelas. Komposisi dan bentuk bangunan tidak teratur dan sangat padat,hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman pada kawasan perancangan. Komposisi lahan untuk permukiman dan lahan kosong mendominasi di kawasan perancangan disebabkan karena kawasan perancangan diperuntukkan sebagai permukiman Bangunan permukiman akan direncanakan dengan memperhatikan luas kavling dan ketinggian bangunan lantai dan rusun tiga lantai seperti yang telah dianalisis sebelumnya sehingga menghasilkan komposisi bentuk yang baik. Susunan bangunan yang teratur ini akan menimbulkan rasa nyaman bagi masyarakat dikawasan perancangan. Pada kawasan perancangan komposisi dan datum akan ditunjukkan lebih jelas pada kawasan perdagangan jasa dan permukiman umum yang akan memberikan garis yang membentuk pola grid Perbaikan dan penambahan komponen perkotaan seperti fasilitas umum,jalan,yang keduanya saling terintegrasi sehingga struktur dan pola ruangnya bisa terlihat dengan jelas. serta berada ditengah sehingga dapat dijangkau oleh semua blok permukiman
107
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS KOMPOSISII DAN DATUM S U B K A W AS A N T I M U R
DATA & ANALISIS
• • • •
RESPONS
• •
Bentuk dan struktur ruang di kawasan perancangan belum terlihat jelas. Komposisi dan bentuk bangunan tidak teratur dan sangat padat,hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman pada kawasan perancangan. Komposisi lahan untuk permukiman mendominasi di kawasan perancangan disebabkan karena kawasan perancangan diperuntukkan sebagai permukiman dan perdagangan jasa yaitu TPI Bangunan permukiman akan direncanakan dengan memperhatikan luas kavling dan ketinggian bangunan yang telah dianalisis sebelumnya sehingga menghasilkan komposisi bentuk yang baik. Susunan bangunan yang teratur ini akan menimbulkan rasa nyaman bagi masyarakat dikawasan perancangan.
Pada kawasan perancangan komposisi dan datum akan ditunjukkan lebih jelas pada kawasan aktivitas dan permukiman nelayan,perdagangan jasa,industri yang akan memberikan garis yang membentuk pola . Perbaikan dan penambahan komponen perkotaan seperti fasilitas umum,jalan,yang keduanya saling terintegrasi sehingga struktur dan pola ruangnya bisa terlihat dengan jelas.
108
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS PROPORSI DAN SKALA S U B K A W AS A N BARAT
DATA & ANALISIS
•
•
• •
RESPONS
Proporsi selalu menitikberatkan pada ukuran sebenarnya, sehingga ketika suatu perbandingan dianggap terlalu besar atau terlalu kecil maka dapat dikatakan tidak proporsional Skala merupakan perbandingan unsur-unsur bangunan terhadap bentukbentuk lain di dalam lingkupnya. Skala umum biasanya dilihat dari ukuran suatu bangunan. Perbedaan ukuran bangunan menunjukkan perbedaan fungsi dari bangunan tersebut. (Moughtin, 1992). Proporsi yang terdapat di kawasan deliniasi menggunakan proporsi standard aktivitas manusia sehingga menyesuaikan kebutuhan manusianya. Skala yang terdapat di kawasan deliniasi adalah skala manusia yaitu proporsinya menyesuaikan proporsi tubuh manusia
Pada kawasan deliniasi akan dibangun monumen dengan skala monumental Proporsi akan menyesuaikan dengan proporsi tubuh manusia
109
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS PROPORSI DAN SKALA S U B K A W AS A N T I M U R
DATA & ANALISIS
RESPONS
Proporsi selalu menitikberatkan pada ukuran sebenarnya, sehingga ketika suatu perbandingan dianggap terlalu besar atau terlalu kecil maka dapat dikatakan tidak proporsional Skala merupakan perbandingan unsur-unsur bangunan terhadap bentukbentuk lain di dalam lingkupnya. Skala umum biasanya dilihat dari ukuran suatu bangunan. Perbedaan ukuran bangunan menunjukkan perbedaan fungsi dari bangunan tersebut. (Moughtin, 1992). Proporsi yang terdapat di kawasan deliniasi menggunakan proporsi standard aktivitas manusia sehingga menyesuaikan kebutuhan manusianya. Skala yang terdapat di kawasan deliniasi adalah skala manusia yaitu proporsinya menyesuaikan proporsi tubuh manusia
Pada kawasan deliniasi akan dibangun monumen dengan skala monumental Proporsi akan menyesuaikan dengan proporsi tubuh manusia
110
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS KONTEKS DAN KONTRAS
2020
S U B K A W AS A N BARAT
DATA & ANALISIS • • •
•
RESPONS
•
Penataan Kawawasn perdanagan
• Jaringan jalan dengan dilengkapi jalur hijau
Bangunan Rumah susun 3 Lantai
•
Tinggi bangunan di sepanjang jalan pantura relative sama karena didominasi oleh bangunan berlantai 1. Tidak ada bangunan yang mencolok. Rumah penduduk di jalan pantura mengahdap jalan menunjukkan terdapat aspek kontekstual. Pengembangan kawasan perancangan bertujuan untuk meminimalkan kontras yang terlihat.
Perencanaan hubungan yang serasi atau kontekstual dengan karakteristik wilayah perancangan dengan membuat rumah rusun dengan tinggi 3 lantai untuk aktivitas masyarakat pesisir dengan dilengkapi rooftop dan lapangan. Perancangan jaringan jalan dengan dilengkapi pedestrian ways yang memiliki jalur hijau. Kawasan perdagangan berada menghadap jalan pantura dengan keseragaman bangunan untuk meningkatkan nilai estetika.
111
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS KONTEKS DAN KONTRAS S U B K A W AS A N T I M U R
DATA & ANALISIS •
• • Rumah penduduk di Jalan Pantura
•
RESPONS
• • •
Jaringan jalan dengan dilengkapi jalur hijau
Tinggi bangunan di sepanjang jalan pantura relative sama karena didominasi oleh bangunan berlantai 1. Tidak ada bangunan yang mencolok. Rumah penduduk di jalan pantura mengahdap jalan menunjukkan terdapat aspek kontekstual. Kontras atau variasi ditunjukkan pada aspek arsitektural seperti ragam (style) dan tatanan bangunan (arrangement) (Shirvani,1985)
Bangunan rumah di kawasan perencanaan disesuaikan dengan kebutuhan aktivitas penduduk sebagai nelayan dan penataan yang lebih teratur untuk meningkatkan nilai ektetika. Jalur jaringan jalan yang dilengkapi dengan jalur hijau. Kawasan perdagangan berada menghadap jalan pantura dengan keseragaman bangunan dan rapi pada satu blok untuk meningkatkan nilai estetika.
Penataan Kawawasn perdanagan
Bangunan rumah untuk nelayan
112
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS HIERARKI S U B K A W AS A N BARAT
DATA & ANALISIS
•
Terdapat beberapa bangunan perdagangan&jasa, sarana peribadatan, rumah, dan sekolah namun tidak menampakkan hirarki yang jelas.
•
Sepanjang jalan arteri bangunan perdagangan dan jasa menyerupai bangunan rumah
•
Hanya beberapa bangunan yang memiliki bangunan lebih tinggi dibanding bangunan lainnya seperti sekolah
RESPONS
•
Bangunan perdagangan yang terletak di jalan arteri akan memiliki bentuk yang berbeda dengan bentuk bangunan permukiman atau sub pusat pelayanan
•
Kawasan permukiman akan dibangun rusun dengan lantai berjumlah
maksimal 3
113
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS HIERARKI S U B K A W AS A N T I M U R
DATA & ANALISIS •
Bangunan sepanjang jalan arteri banyak dibangun perdagangan dan jasa dan rumah, namun bentuk bangunan hampir sama sehingga tidak bisa dibedakan
•
Sepanjang jalan kolektor dan lingkungan didominasi oleh permukiman yang tinggi bangunan relatif sama
RESPONS
•
Kawasan permukiman akan dibangun dengan tipe bangunan horizontak
•
Tinggi dan bentuk bangunan akan dibedakan sesuai dengan zonasi fungsi untuk membedakan antar tiap sub kawasan.
114
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANLISIS SUMBU S U B K A W AS A N BARAT
DATA & ANALISIS • • • •
RESPONS
•
•
•
Pengertian Sumbu merupakan sebuah garis yang menghubungkan antara titik yang satu dengan titik yang lainnya. Sumbu didukung dengan konfigurasi masa bangunan. (Catanese,1986:42). Pada delieasi sub barat, terdapat garis maya yang menghubungkan antara entrance barat dan entrance timur, namun pada kedua titik sumbu tidak memiliki identitas khusus Sepanjang jalan terdapat rumah yang persebarannya sporadis mengikuti jalan pantura Terdapat titik pertemuan jalan arteri dengan jalan lokal yang dapat dijadikan sumbu namun tidak memiliki keunikan
Penguatan identitas garis maya yang merupakan Jalan Pantura dengan greenbelt sehingga dapat meningkatkan sense sumbu di delineasi. Pada kawasan perumahan, akan terdapat titik berupa bundaran yang menjadi acuan sumbu bagi sisi tenggara, barat laut, dan timur laut. Sumbu berupa jalan yang membatasi sub delineasi barat dan sub delineasi timur
115
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS SUMBU S U B K A W AS A N T I M U R
DATA & ANALISIS
•
Pengertian Sumbu merupakan sebuah garis yang menghubungkan antara titik yang satu dengan titik yang lainnya. Sumbu didukung dengan konfigurasi masa bangunan. (Catanese,1986:42).
•
Terdapat 4 titik sumbu di delineasi sub timur yang menciptakan adanya 2 garis maya, yaitu di Jalan Pantura dan titik pertigaan panturan dengan TPI yang berada di tepi laut
•
Kedua sumbu ini dinilai tidak memiliki estetika dan sense karena tidak memiliki penataan bangunan yang baik sehingga tidak dapat melihat sumbu tersebut secara jelas
RESPONS
• •
• •
Penguatan titik sumbu utama yang berada di pertigaan untuk memperkuat hubungan dengan titik sumbu lainnya Penataan bangunan di antara pertigaan dengan Jalan Pantura untuk menciptakan sumbu yang lebih nyata. Greenbelt di sumbu jalan pantura membantu meningkatkan sense sumbu di Jalan pantura. Pada permukiman nelayan juga diberikan titik sumbu utama di tengah agar dapat menciptakan sumbu ke tiap ujung permukiman nelayan.
116
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS SIMETRI S U B K A W AS A N BARAT
DATA & ANALISIS
Menurut Burden (1995), simetri yaitu korespendensi bentuk-bentuk yang
•
terletak berseberangan di antara suatu garis pembagi atau bidang yang berperan sebagai sumbu utama. Sedangkan nenurut D.K. Ching (1979), suatu kondisi simetris menuntut
•
susunan yang seimbang dari pola-pola yang hampir sama bentuk dan ruang
terhadap suatu garis bersama (sumbu) atau titik (pusat). Bangunan belum tertara secara elemen estetik simetri. Masih terkesan tidak
•
teratur.
RESPONS
•
Pada perancangan Sub Kawasan Barat akan memperbaiki tata letak bangunan permukiman (Rumah Susun) sehingga memiliki unsur estetika
simetri. Selain bangunan rumah susun, unsur simetri juga akan diimplementasikan pada bangunan sub pusat pelayanan (perdagangan)
Sumbu Simetri Sub Pusat Pelayanan
117
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS SIMETRI S U B K A W AS A N T I M U R
DATA & ANALISIS
•
Menurut D.K. Ching (1979), suatu kondisi simetris menuntut susunan yang seimbang dari pola-pola yang hampir sama bentuk dan ruang terhadap suatu
garis bersama (sumbu) atau titik (pusat). •
Sedangkan menurut Burden (1995), simetri yaitu korespendensi bentuk-bentuk yang terletak berseberangan di antara suatu garis pembagi atau bidang yang berperan sebagai sumbu utama.
•
Sub Kawasan timur bangunan belum memerhatikan elemen simetri pada
bangunan-bangunannya. Hal tersebut terlihat dari bangunan yang tidak sejajar dan teratur
RESPONS
•
Penempatan lampu penerangan jalan pada area jalan lingkungan permukiman nelayan, sub pusat pelayanan, dan sepanjang jalan kolektor akan ditempatkan dengan mengutamakan elemen estetika simetri.
•
Aspek Simetri pada Persimpangan Jalan Kolektor dengan Arteri
Pembuatan persimpangan jalan kolektor dengan jalan arteri (Pertigaan menuju Pelabuhan), serta bentuk permukiman nelayanan akan memperhatikan unsur
estetika simetri
Aspek Simetri pada Permukiman Nelayan
118
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS IRAMA
2020
S U B K A W AS A N BARAT
DATA & ANALISIS
•
Pada Sub Kawasan Barat, unsur irama yang terbentuk dapat dilihat dari pengulangan bentuk bangunan tradisional 1 lantai yang terletak di sepanjang jalan arteri.
•
Selain itu terdapat pohon pohon peneduh yang berada di sepanjang jalan arteri yang memiliki ukuran dan wujud yang sama sehingga memberikan kesan irama
RESPONS
•
Penerapan
elemen
irama
pada
kawasan
perancangan sub kawasan barat adalah bentuk
dan massa bangunan rumah susun yang sama. •
Kemudian peletakkan lampu jalan dan green belt di
sepanjang
penerangan
jaringan tersebut
jalan.
Lampu-lampu
berfungsi
sebagai
penerangan jalan dan dapat membangun rasa
aman karena adanya penerangan serta kesan irama yang membangun nilai estetika.
119
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS IRAMA S U B K A W AS A N T I M U R
DATA & ANALISIS •
Irama terbentuk berdasarkan pengulangan bentuk, wujud, dan ukuran secara teratur (memiliki jeda dan motif) yang menjadi satu kesatuan.
•
Pada Sub Kawasan Timur, unsur irama yang ada dapat dilihat dari
pengulangan bentuk bangunan tradisional 1 lantai yang terletak di sepanjang jalan arteri.
RESPONS
•
•
Penerapan elemen irama pada kawasan perancangan sub kawasan timur adalah peletakkan rumah dengan bentuk dan massa bangunan yang sama. Kemudian peletakkan lampu jalan dan green belt di sepanjang jaringan jalan. Lampu-lampu penerangan tersebut berfungsi sebagai penerangan jalan dan dapat membangun rasa aman karena adanya penerangan serta kesan irama yang membangun nilai estetika.
120
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS BALANCE
2020
S U B K A W AS A N BARAT
DATA & ANALISIS
• • •
RESPONS
• • •
•
Balance merupakan rasa yang menyatakan bahwa ada keseimbangan di suatu kawasan Pada kawasan yang dibangun secara proporsional dengan persebaran bangunan yang merata dan sama dapat menimbulkan keseimbangan Kesan balance di kawasan perancangan di dominasi berada di kawasan permukiman
Pada kawasan perancangan ditata untuk memenuhi elemen estetika yang berada di kawasan permukiman penduduk Ruang terbuka yang berada di permukiman sedemikian rupa juga diselaraskan agar memenuhi nilai keseimbangan Pada tiap rumah memiliki open space yang ada di pekarangan rumah yang sama satu dengan yang lainnya hingga menimbulkan kesan seimbang Sepanjang jalan arteri ditanami pohon untuk memberikan rasa nyaman bagi pejalan kaki maupun pengguna kendaraan yang menciptakan kesan balance
121
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a 2020
ANALISIS
BALANCE
S U B K A W AS A N T I M U R
DATA & ANALISIS
•
Balance merupakan rasa yang menyatakan bahwa ada keseimbangan di suatu kawasan
•
Pada kawasan yang dibangun secara proporsional dengan persebaran bangunan yang merata dan sama dapat menimbulkan keseimbangan
•
Kesan balance di kawasan perancangan di dominasi berada di kawasan permukiman
RESPONS
•
Pada kawasan perancangan ditata untuk memenuhi elemen
estetika
yang
berada
di
kawasan
permukiman penduduk •
Pada tiap rumah memiliki open space yang ada di pekarangan rumah yang sama satu dengan yang lainnya hingga menimbulkan kesan seimbang
•
Sepanjang jalan arteri ditanami pohon untuk
memberikan rasa nyaman bagi pejalan kaki maupun pengguna kendaraan yang menciptakan kesan balance
122
CHAPTER CHAPTER
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS JARINGAN JALAN
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
DATA & ANALISIS
•
Pada jalan lingkungan beum terdapat drainase
terbuka
dan
pedestrian
ways.
Hal
ini
mengurangi pemanfaatan pada ruang publik seperti pada pejalan kaki.
•
Penampang jalan disesuaikan dengan dengan standart yang berlaku seperti jalur pejalan kaki, jalur vegetasi, dan jalur sepeda untuk
bisa memenuhi kebutuhan pengguna jalan
R E S P O N S •
Pada kawasan perencanaan akan dibuat jalan kolektor pada akses pelayanan.
•
Jalan kolektor dan jalan local akan ditambahkan pedestrian ways dan drainase.
•
Terdapat jalan melingkar untuk meninimalisir terjadi kecelakaan.
•
Penambahan
jalan
lingkungan
untuk
memudahkan akses keluar masuk permukiman
123
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS JARINGAN JALAN BARAT
2020
Jalan Arteri
Jalan Kolektor
Jalan Lingkungan
124
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS JARINGAN JALAN
2020 S U B K A W AS A N T I M U R
DATA & ANALISIS •
Penyediaan fasilitas pedestrian ways seperti lampu jalan, tempat duduk, dan fasikiats untuk jalur difabel.
•
Penentuan jalur pedestrian juga harus menyesuaikan dengan standar maksimal orang berjalan kaki, hal ini bertujuan untuk penentuan jarak maksimal adanya penyediaan tempat duduk bagi para pejalan kaki agar beristirahat.
R E S P O N S
•
Pada kawasan perancangan akan dibuat jalur motorize
dan jalur non motorize. Dimana pada jalur non motorize. •
Pada jalan arteri, kolektor, dan lingkungan dilengkapi
dengan bangku, lampu penerangan, tempat sampah, dan pohon. •
Bangku: setiap 500 m
•
Tenpat sampah dan lampu penerangan 10-15 m
•
Pohon: kurang dari 10 m
125
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS JARINGAN JALAN TIMUR
2020
Jalan Arteri
Jalan Kolektor
Jalan Lingkungan
126
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS JARINGAN DRAINASE
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
DATA & ANALISIS •
Kawasan perencanaan memiliki drainase primer dengan di jalan arteri, drainase sekunder di jalan kolektor, dan drainase tersier yang berada di jalan perkampungan
•
Sungai Ngglonggong memiliki pajang 679 meter yang mengalir menuju ke laut sebagai titik perhentian terakhir aliran drainase.
•
Pada kawasan perencanaan diklasifikasikan sebagai curah hujan rendah dengan nilai senilai 3,834,38 mm/ hari dan kondisi akuifer yang sedang.
•
Pada kebijakan pemerintah, wilayah deliniasi diperuntukkan sebagai daerah pengembangan drainase
Drainase Primer
R E S P O N S
•
Pembuatan drainase primer yang berada di Jalan Pantura karena tidak ada drainase primer
•
Menggunakan pola jaringan drainase parallel
•
Drainase primer air yang diterima dari drainase sekunder menuju ke sungai lalu ke laut dengan lebar 70 cm dan kedalaman 1 m dengan jenis
Drainase Sekunder
drainase terbuka yang berada di jalan arteri
•
Drainase sekunder berasal dari drainase tersier dan menyalurkan ke drainase primer dengan lebar 40 cm dan kedalaman 50 cm dengan jenis
Drainase Tersier
drainase terbuka yang berada di jalan kolektor
•
Drainase tersier berada di titik-titik kawasan yang berasal dari air limbah rumah tangga dengan lebar 25 cm dan kedalaman 20 cm dengan jenis drainase tertutup yang berada di jalan lingkungan
127
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS JARINGAN DRAINASE
2020
S U B K A W AS A N T I M U R
DATA & ANALISIS
•
Kawasan perencanaan memiliki drainase primer dengan di jalan arteri, drainase sekunder di jalan kolektor, dan drainase tersier yang berada di jalan perkampungan
•
Sungai Ngglonggong memiliki pajang 679 meter yang mengalir menuju ke laut sebagai titik
perhentian terakhir aliran drainase. •
Pada kawasan perencanaan diklasifikasikan sebagai curah hujan rendah dengan nilai senilai 3,834,38 mm/ hari dan kondisi akuifer yang sedang.
•
Pada kebijakan pemerintah, wilayah deliniasi diperuntukkan sebagai daerah pengembangan drainase
•
R E S P O N S
Pembuatan drainase primer yang berada di Jalan Pantura karena tidak ada
Drainase Primer
drainase primer •
Menggunakan pola jaringan drainase parallel
•
Drainase primer air yang diterima dari drainase sekunder menuju ke sungai lalu ke laut dengan lebar 70 cm dan kedalaman 1 m dengan jenis
Drainase Sekunder
drainase terbuka yang berada di jalan arteri •
Drainase sekunder berasal dari drainase tersier dan menyalurkan ke drainase primer dengan lebar 40 cm dan kedalaman 50 cm dengan jenis drainase terbuka yang berada di jalan kolektor
•
Drainase Tersier
Drainase tersier berada di titik-titik kawasan yang berasal dari air limbah rumah tangga dengan lebar 25 cm dan kedalaman 20 cm dengan jenis drainase tertutup yang berada di jalan lingkungan
128
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS JARINGAN PEMADAM KEBAKARAN
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
DATA & ANALISIS •
Pos Kebakaran melayani maksimum tiga kelurahan atau sesuai dengan wilayah layanan penanggulangan kebakaran
•
Menurut SNI (Standar Nasional Indonesia) peletakan hydrant pillar umumnya sekitar 35-38 meter
antara hydrant pillar satu dengan lainnya.
R E S P O N S •
Menambahkan alat berupa fire extnguiser dan hydrant pillar di area permukiman yang padat, agar api tidak menyebar secara cepat
•
Membuat
masyarakat
lebih
tanggap
terhadap
penyebaran api yang begitu cepat sehigga saat pemadam kebakaran datang hanya memadamkan sisa api yang bergejolak
129
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS JARINGAN PEMADAM KEBAKARAN
2020 S U B K A W AS A N TIMUR
DATA & ANALISIS •
Menurut peraturan menteri pekerjaan umum No.20 tahun 2009 pemadam kebakaran memiliki
waktu tanggap hanya 15 menit •
Menurut SNI (Standar Nasional Indonesia) peletakan hydrant pillar umumnya sekitar 35-38 meter antara hydrant pillar satu dengan lainnya.
R E S P O N S •
Menambahkan alat berupa fire extnguiser dan hydrant pillar di area permukiman yang padat, agar api tidak menyebar secara cepat
•
Membuat
masyarakat
lebih
tanggap
terhadap
penyebaran api yang begitu cepat sehigga saat pemadam kebakaran datang hanya memadamkan sisa api yang bergejolak
130
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS JARINGAN LISTRIK
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
DATA & ANALISIS Berdasarkan analisis pengguna di kebutuhan ruang, jumlah rumah pada kawasan timur tahun 2040, diperkirakan terdapat 177 unit hunian. perhitungan kebutuhan listrik di kawasan perencanaan: •
Permukiman : 177 x 1.300 VA/m2 = 230,1 KV/m2 Sarana dan
•
Prasarana : Diasumsikan 40% dari kebutuhan listrik permukiman. 40% x 230,1 KV/m2 = 92,04 KV/m2
R E S P O N S
•
Jumlah kebutuhan listrik di kawasan perencanaan sebesar : 230,1 + 92,04 = 322,14 KVA/m2
•
Rencana untuk memenuhi kebutuhan listrik bersumber dari PLN dengan jaringan listrik tambahan mengikuti jaringan jalan dan jaringan listrik bawah tanah.
•
Berdasarkan
perhitungan
kebutuhan
listrik
kawasan
perencanaan sub timur tidak akan bertambah dikarenakan pada kondisi eksisting, jumlah hunian lebih banyak. •
Lampu jalan yang digunakan untuk penerangan jalan akan menggunakan lampu jalan Tenaga Surya. Lampu jalan tersebut akan dipasang di sepanjang jalan arteri (Jalan
Pantura)
131
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS JARINGAN LISTRIK
2020 S U B K A W AS A N TIMUR
DATA & ANALISIS •
Berdasarkan analisis pengguna di kebutuhan ruang, jumlah rumah pada kawasan timur tahun 2040, diperkirakan terdapat 177 unit hunian. perhitungan kebutuhan listrik di kawasan perencanaan:
•
Permukiman : 177 x 1.300 VA/m2 = 230,1 KV/m2 Sarana dan
•
Prasarana : Diasumsikan 40% dari kebutuhan listrik permukiman. 40% x 230,1 KV/m2 = 92,04 KV/m2
R E S P O N S
•
Jumlah kebutuhan listrik di kawasan perencanaan sebesar : 230,1 + 92,04 = 322,14 KVA/m2
•
Rencana untuk memenuhi kebutuhan listrik bersumber
dari PLN dengan jaringan listrik tambahan mengikuti jaringan jalan dan jaringan listrik bawah tanah. •
Berdasarkan perhitungan kebutuhan listrik kawasan
perencanaan
sub
timur
tidak
akan
bertambah
dikarenakan pada kondisi eksisting, jumlah hunian lebih banyak. •
Lampu jalan yang digunakan untuk penerangan jalan akan menggunakan lampu jalan Tenaga Surya. Lampu jalan tersebut akan dipasang di sepanjang jalan arteri (Jalan Pantura)
132
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS JARINGAN TELEKOMUNIKASI
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
DATA & ANALISIS •
Pada kawasan perencanaan, terdapat jaringan telepon kabel yang berada di sepanjang jalan arteri dan terdapat 2 menara BTS dan juga terdapat 2 menara bts disekitar kawasan perencanaan
•
Pada kawasan perencanaan, Menara BTS yang ada terletak tidak jauh dari permukiman sehingga semua kawasan perencanaan terlayani jaringan telekomunikasi dengan baik
•
Jaringan internet wifi masih jarang terdapat di ruang publik
•
Pembangunan jaringan fiber optik di bawah tanah.
•
Jaringan fiber optik dibangun mengikuti jaringan jalan
•
Menyediakan wifi publik untuk masyarakat umum yang
R E S P O N S
tersebar
di
digunakan
ruang-ruang oleh
seluruh
publik
sehingga
masyarakat
di
dapat
kawasan
perencanaan.
133
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS JARINGAN TELEKOMUNIKASI
2020 S U B K A W AS A N TIMUR
DATA & ANALISIS •
Pada kawasan perencanaan, terdapat jaringan telepon kabel yang berada di sepanjang jalan arteri dan terdapat 2 menara BTS dan juga terdapat 2 menara bts disekitar kawasan perencanaan
•
Pada kawasan perencanaan, Menara BTS yang ada terletak tidak jauh dari permukiman sehingga
semua kawasan perencanaan terlayani jaringan telekomunikasi dengan baik •
Jaringan internet wifi masih jarang terdapat di ruang publik
R E S P O N S •
Pembangunan jaringan fiber optik di bawah tanah dan dibangun mengikuti jaringan jalan dan menyediakan wifi publik pada ruang-ruang publik
•
Perlu dilakukan penambahan menara BTS baru, namun peletakannya
tidak
dapat
dilakukan
di
kawasan
perencanaan
134
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS JARINGAN PERSAMPAHAN
2020
S U B K A W AS A N B AR A T •
DATA & ANALISIS
Sistem Pengelolaan Sampah di wilayah perencanaan masih berbasis pembakaran dan ditimbun di lahan kosong sekitar rumah.
•
Tidak ada sistem pengangkutan sampah belom terjalan dengan baik karena letak TPS yang jauh di pusat Kecamatan.
•
Menurut UU RI No 18 Tahun 2008, tentang tata cara Pemiliham lokasi TPA. Lokasi TPA tidak boleh berdekatan dengan daerah topografis
•
Kebutuhan TPS pada tahun 2039 sebesar 23,7614m3/ hari meliputi sampah permukiman dan non permukiman.
•
Proyeksi timbulan sampah 20 tahun mendatang ; = 23,7614 m3 / hari : 9139 jiwa = 0,0026 l/org/hari
R E S P O N S
•
Akan di tambah satu TPS Tipe II dengan sistem 3R untuk pembangunan TPS untuk menampung sampah dengan system pengangkutan yang terstruktur menuju TPS.
•
Persampahan akan dikelola oleh desa dengan biaya retribusi yang dibayar masyarakat untuk pemeliharaan.
•
Sampah yang sudah terkumpul akan diangkut oleh becak motor khusus pengangkut sampah dan
dibuang ke bak sampah besar yang ada di tps.
135
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS JARINGAN PERSAMPAHAN
2020 S U B K A W AS A N TIMUR
DATA & ANALISIS
•
Belum terdapatnya sistem pengangkutan sampah di sub-kawasan tapak.
•
Masyarakat masih membakar atau menimbun sampah di pekarangan yang menyebabkan kerusakan pada lingkungan.
•
Menurut UU RI No 18 Tahun 2008, tentang tata cara Pemiliham lokasi TPA. Lokasi TPA tidak boleh berdekatan dengan daerah topografis
•
Kebutuhan TPS pada tahun 2039 sebesar 23,7614m3/ hari meliputi sampah permukiman dan non permukiman.
R E S P O N S
•
Proyeksi timbulan sampah 20 tahun mendatang ;
•
= 23,7614 m3 / hari : 9139jiwa
•
= 0,0026 l/org/hari
•
Merencanakan pembangunan 1 TPS di Wilayah Perencanaan untuk menampung sampah yang dihasilkan masyarakat tiap harinya.
•
Lokasi TPS diletakan jauh dari permukiman agar bau sampah tidak mengganggu aktivitas masyarakat.
•
Pengangkutan sampah akan dilakukan rutin setiap 2 hari sekali.
•
Sampah yang sudah terkumpul akan diangkut oleh becak motor khusus pengangkut sampah dan dibuang ke bak sampah besar yang ada di tps.
136
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS JARINGAN SANITASI
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
DATA & ANALISIS •
Pada kawasan perencanaan masih terdapat rumah yang belum memiliki fasilitas BAB sendiri.
•
Rumah yang sudah memiliki fasilitas
BAB dilengkapi dengan septictank sebagai tempat
pembuangan air limbah hasil kakus (black water). Akan tetapi, belum semua rumah memiliki tempat pembuangan untuk air limbah rumah tangga cair (grey water). •
Air limbah perlu dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah untuk diperbaiki kualitasnya
sebelum dibuang ke sungai.
R E S P O N S •
Menyediakan Sanitasi bagi masyarakat yang belum memiliki sanitasi
•
Membangun Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL) Kawasan untuk mengelola limbah yang dihasilkan masyarakat dan industri
•
Menerapkan sistem pengolahan limbah off site yaitu dengan menggunakan jaringan perpipaan bawah tanah untuk dibawa ke tempat pengolahan limbah.
137
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS JARINGAN SANITASI
2020 S U B K A W AS A N TIMUR
DATA & ANALISIS •
Pada kawasan perencanaan masih terdapat rumah yang belum memiliki fasilitas BAB sendiri.
•
Rumah yang sudah memiliki fasilitas
BAB dilengkapi dengan septictank sebagai tempat
pembuangan air limbah hasil kakus (black water). Akan tetapi, belum semua rumah memiliki tempat pembuangan untuk air limbah rumah tangga cair (grey water). •
Air limbah perlu dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah untuk diperbaiki kualitasnya sebelum dibuang ke sungai.
R E S P O N S •
Menyediakan Sanitasi bagi masyarakat yang belum memiliki sanitasi
•
Membangun Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL) Kawasan
untuk mengelola
limbah
yang dihasilkan
masyarakat dan industri
•
Menerapkan sistem pengolahan limbah off site yaitu dengan menggunakan jaringan perpipaan bawah tanah untuk dibawa ke tempat pengolahan limbah.
138
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR BERSIH
2020
PANDANGAN
Kebutuhan air bersih terdiri dari kebutuhan domestik dan domestik dimana standarnya telah diatur dalam Dokumen Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya PU RI Tahun 1994. Karena Kawasan Perancangan A2.11 dan A2.12 masuk dalam kategori kota kecil (<20.000 orang) sebesar 7.493 jiwa, maka ketentuannya adalah sebagai berikut. 1. Konsumsi Unit Sambungan Rumah (SR) sebesar 70 liter/ orang/hari) 2. Konsumsi Unit Harian (HU) sebesar 30 liter/hari/orang) 3. Kehilangan Air SR dan HU sebesar 20% 4. Konsumsi air bersih non domestik A2.11 terdiri dari penggunaan fasilitas peribadatan, perdagangan jasa, pendidikan, RTH diasumsikan sebesar 10% dari konsumsi total. Konsumsi air bersih non domestik A2.12 terdiri dari penggunaan pusat pelayanan dan sub pusat pelayanan (pemerintahan, perdagangan dan jasa, pendidikan, peribadatan), industri galangan kapal, industri perikanan, TPI diasumsikan sebesar 25% dari konsumsi total. 5. Konsumsi total air bersih non domestik total A2.11 dan A2.12 pada tahun 2040 adalah 35% dari konsumsi domestic.
1. 2. 1. 2.
BARAT
Karena jumlah penduduk proyeksi A2.11 adalah 6.786, maka. 6.786 x 70 = 475.020liter/hari 6.786 x 30 = 203.580 liter/hari Kebutuhan Domestik total sebesar 678.600 liter/hari 20% dari 678.600 = 135.720 liter/hari (hilang air) 10% dari 749.900 = 74.990 liter/hari (non domestik)
Kebutuhan Non Domestik beserta kehilangan air sebesar 210.710 liter/hari, sehingga - Keb. Air Total = Konsumsi Domestik + Non Domestik = 678.600 liter/hari + 210.710 liter/hari = 889.310 liter/hari
TIMUR 1. 2. 1. 2.
Karena jumlah penduduk proyeksi A2.11 adalah 707, maka. 707 x 70 = 49.490 liter/hari 707 x 30 = 21.210 liter/hari Kebutuhan Domestik total sebesar 70.700 liter/hari 20% dari 70.700 = 14.140 liter/hari (hilang air) 25% dari 749.300 = 187.475 liter/hari (non domestik)
Kebutuhan Non Domestik beserta kehilangan air sebesar 201.615 liter/hari, sehingga Keb. Air Total = Konsumsi Domestik + Non Domestik = 70.700 liter/hari + 201.615 liter/hari = 272.315 liter/hari
139
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS JARINGAN AIR BERSIH
2020 S U B K A W AS A N B AR A T
DATA & ANALISIS
•
Jumlah penduduk tahun wilayah delineasi adalah sebesar 6.786
•
Akibat adanya intrusi laut, masyarakat yang tinggal dalam lingkup 200 meter dari bibit pantai rata-rata tidak memiliki sumur karena airnya asin dan menggunakan sumber air bersih PDAM dan ada juga yang memesan air dari gunung. (sumber: wawancara masyarakat)
•
Lokasi eksisting tidak memilik industri maupun fasilitas khusus lainnya kecuali fasilitas pendidikan dan fasilitas peribadatan.
•
Kebutuhan konsumsi air bersih di delineasi sebesar 889.310 liter/hari
•
Perlu adanya penguatan jaringan air bersih PDAM karena berdasarkan wawancara masyarakat, air PDAM di beberapa kawasan delineasi sering habis/kosong.
•
Penguatan pada penggunaan air gunung sebagai konsumsi air bersih karena kondisi air tanah di kawasan delineasi yang mengalami intrusi.
R E S P O N S
•
kebutuhan non domestic di delineasi minim karena sebagian besar adalah permukiman
•
Instalasi pemasangan pipa PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kawasan Perancangan sebagai respons dalam penurunan penggunaan air sumur yang akan terjadi di kawasan perencanaan serta akibat adanya intrusi laut sehingga PDAM menjadi salah satu
alternatif utama dalam memenuhi kebutuhan air bersih. •
dalam tanah mengikuti pola jaringan jalan
•
Sub Pusat Pelayanan difasilitasi pada tempat distribusi
penjualan galon air gunung •
Instalasi air minum gratis pada titik ruang terbuka hijau di pantai dan taman.
140
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
ANALISIS JARINGAN AIR BERSIH
2020 S U B K A W AS A N TIMUR
DATA & ANALISIS
•
Jumlah penduduk tahun wilayah delineasi adalah sebesar 707
•
Akibat adanya intrusi laut, masyarakat yang tinggal dalam lingkup 200 meter dari bibit pantai rata-rata tidak memiliki sumur karena airnya asin dan menggunakan sumber air bersih PDAM dan ada juga yang memesan air dari gunung. (sumber: wawancara masyarakat)
•
Lokasi eksisting minim permukiman dan didominasi pada kegiata TPI, perdagangan jasa, peribadatan, pendidikan, dan aktivitas nelayan.
•
Kebutuhan konsumsi air bersih di delineasi sebesar 272.315 liter/hari
•
Penguatan pada penggunaan air gunung sebagai konsumsi air bersih karena kondisi air tanah di kawasan delineasi yang mengalami intrusi.
•
Perlu adanya penguatan jaringan air bersih PDAM karena berdasarkan wawancara masyarakat, air PDAM di beberapa kawasan delineasi sering habis/kosong.
•
Aktivitas non domestik yang tinggi di wilayah delineasi akan berpengaruh pada permintaan kebutuhan air.
R E S P O N S
•
Instalasi
pemasangan
pipa
PDAM
untuk
memenuhi
kebutuhan air bersih di Kawasan yang umumnya adalah kebutuhan
penggalangan
air
bersih
kapal,
TPI,
untuk
industri
pusat pelayanan,
pengolahan,
sub
pusat
pelayanan, dan aktivitas nelayan akibat adanya intrusi laut sehingga PDAM menjadi salah satu alternatif utama dalam memenuhi kebutuhan air bersih. •
Instalasi pemasangan pipa PDAM Instalasi mengikuti pola jaringan jalan delineasi.
•
Instalasi air minum gratis pada di taman.
141
CHAPTER
Kawasan Pandangan
Site Plan Sub Kawasan
Dari gambar siteplan
Laut Jawa
sub kawasan
perancangan skala 1;1000 dengan luas
wilayah 60.83 Ha
Permukiman U
142
Site Plan Blok Sub Kawasan Berikut gambar siteplan
blok sub
kawasan dengan skala 1: 500
Kawasan Pandangan Sub Kawasan Timur
Sub Kawasan Barat
Luas : 26.23 Ha
Luas : 34.60 Ha
143
Sub Kawasan Barat
Rumah Susun
Hunian Umum
Sub Pusat Pelayanan
Sempadan Pantai
144
Sub Kawasan Timur
Permukiman Nelayan
Pelabuhan
Sub Pusat Pelayanan
Pusat Pelayanan
Industri dan Aktivitas Perikanan 145
Site Plan Sub Kawasan
Kawasan Pandangan
Tampak Atas
3D
146
Site Plan Sub Kawasan Tampak Sisi Barat
3D
Perspektif Mata Burung Tampak Sisi Timur
147
Site Plan Sub Kawasan
Perspektif Mata Burung
Tampak dari Sisi Utara
Tampak dari Sisi Selatan
3D
148
Design Siteplan Sub Kawasan
149
Design Siteplan Blok Sub Kawasan Barat
150
Design Siteplan Blok Sub Kawasan Timur
151
CHAPTER
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT & TIMUR
2020
UDGL
Struktur Peruntukan Lahan Komponen a. Lahan Peruntukan
Makro
b. Lahan Peruntukan Mikro
Aturan Prescriptive Berdasarkan RTRW Kabupaten Rembang No.11 Tahun 2011 Kecamatan Kragan diperuntukkan sebagai : • Kawasan Minapolitan • Pengembangan kawasan BonangBinangun-Sluke (BBS I dan II) • Kawasan Permukiman • Kawasan Peruntukkan Industri • Kawasan Perikanan • Kawasan Pertanian • Kawasan Ruang Terbuka Hijau • Kawasan Perlindungan Pelestarian Sempadan Pantai • Kawasan Resapan Air Pada wilayah perencanaan ditetapkan berbagai macam peruntukkan kawasan, diantaranya adalah : • Kawasan Perdagangan, yang berada di jalur pantura • Kawasan permukiman yang terdiri dari rumah penduduk, rumah nelayan dan rumah susun • Kawasan industri perikanan yang berada di pesisir pantai • Kawasan perikanan laut di utara wilayah perencanaan • Kawasan ruang terbuka hijau yang terdiri dari taman pasif dan taman aktif di lingkungan hunian warga dan wilayah pesisir juga diperuntukkan sebagai pelestarian sempadan pantai
Ilustrasi Gambar
Performance Peruntukan lahan pada setiap sub kawasan di
bedakan sebagai berikut : •
Kawasan peruntukan permukiman yang didukung oleh permukiman nelayan di bagain
timur dan permukiman umum dan rusunawa di bagian barat serta sarana seperti sarana peribadatan,sarana pendidikan,sarana kesehatan dan ruang terbuka hijau berupa taman pasif atau aktif •
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa yang di dukung oleh letak strategis di dekat arteri dan kompleks plaza
•
1 SEMPADAN PANTAI
2
RUSUNAWA
dan pelabuhan serta industri galangan kapal
INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN
5
Kawasan peruntukan industri pada sub kawasan timur yang didukung oleh industri pengolahan ikan
•
PUSAT PELAYANAN
Kawasan peruntukan untuk aktivitas nelayan di sub kawasan timur yang didukung oleh,TPI
•
4
3
DERMAGA
6
TPI
Kawaan peruntukan ruang terbuka hijau yang didukung oleh adanya sempadan pantai
152
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT
2020
UDGL
Intensitas Pemanfaatan Lahan Aturan Komponen
a. Koefisien Dasar Bangunan
Prescriptive Maksimum
koefisien
dasar
Performance bangunan
Bentuk dasar bangunan berupa persegi dan
kawasan perencanaan, yaitu 80%. Masing-
persegi panjang yang dilengkapi dengan ruang
masing
terbuka berupa taman, ruang hijau di sepanjang
bangunan
ditetapkan
dengan
ketetapan berikut: •
Ilustrasi Gambar Hunian KDB 70%
sempadan jalan.
Bangunan permukiman memiliki KDB
Perdagangan KDB 70%
maksimum 70% •
Bangunan Kios perdagangan memiliki maksimum KDB 60%
•
Bangunan tempat ibadah memiliki KDB maksimum 60%
•
Parkir umum memiliki KDB maksimum 30%
•
Taman
Lingkunan
memiliki
KDB
Parkir KDB 30%
maksumum 15%. Taman Lingkungan KDB 15%
153
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN TIMUR
2020
UDGL
Intensitas Pemanfaatan Lahan Aturan Komponen
a. Koefisien Dasar Bangunan
Prescriptive Maksimum
koefisien
bangunan
Bentuk dasar bangunan berupa persegi dan
kawasan perencanaan, yaitu 80%. Masing-
persegi panjang yang dilengkapi dengan ruang
masing
terbuka berupa taman, ruang hijau di sepanjang
bangunan
dasar
Performance
ditetapkan
dengan
ketetapan berikut:
Ilustrasi Gambar
Hunian KDB 70%
sempadan jalan.
• Bangunan permukiman memiliki KDB
maksimum 70% • Bangunan Pusat Pelayanan memiliki KDB
Pusat Pelayanan 70%
maksimum 70% • Bangunan
Industri
memiliki
Industri KDB 70%
KDB
maksimum 60%
• Bangunan Perdagangan memiliki KDB maksimum 70% • Bangunan TPS memiliki KDB maksimum
Perdagangan 70%
30% • Parkir umum memiliki KDB maksimum
30% • Taman
Lingkunan
maksumum 15%.
memiliki
Parkir Umum 30%
KDB
154
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT & TIMUR
2020
UDGL
Intensitas Pemanfaatan Lahan Aturan Komponen b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Prescriptive
Performance
Ketinggian maksimum bangunan pada sub kawasan perancangan berdasarkan peraturan yaitu 6 lantai atau maksimal 24 meter. Tinggi bangunan yang diterapkan pada sub kawasan perancangan yaitu: Tinggi bangunan untuk permukiman adalah 1-2 lantai Tinggi bangunan untuk kawasan pelayanan adalah 1-2 lantai Tinggi Bangunan untuk perdagangan dan jasa 1-3 lantai Tinggi Bangunan untuk kawasan industri adalah 1-2 lantai
Didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata bangunan yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat. Tidak diperbolehkan menggunakan material yang menyilaukan, memantulkan panas, dan mudah rusak. Tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Ilustrasi Gambar
155
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT
2020
UDGL
Intensitas Pemanfaatan Lahan Aturan Komponen
c. Koefisien Dasar Hijau
Prescriptive
Performance
KDH pada site kawasan perancangan dibentuk
berpola
membentuk
dengan perkerasa (tertutup) maupun terbuka.
struktur ruang kawasan yang harmoni.
• Bagian RTH berupa perkerasan dapat berupa
Koefesien perancangan
dalam
• Ruang terbuka hijau dapat berupa lahan
Dasar yang
Hijau
kawasan
ditetapkan
adalah
Ilustrasi Gambar Hunian KDH 30%
o halaman parkir kendaraan. o Jogging track
minimum 30% dengan masing masing
Perdagangan KDH 30%
bangunan ditetapkan dengan ketetapan sebagai berikut : • Bangunan permukiman memiliki KDH maksimum 30%
• Bangunan Kios perdagangan memiliki maksimum KDH 40%
Parkir KDH 70%
• Bangunan tempat ibadah memiliki KDH maksimum 40% • Parkir umum memiliki KDH maksimum
70% • Taman
Lingkunan
maksumum 75%.
memiliki
KDH
Taman Lingkungan KDH 75%
156
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN TIMUR
2020
UDGL
Intensitas Pemanfaatan Lahan Aturan Komponen
c. Koefisien Dasar Hijau
Prescriptive Maksimum
koefisien
bangunan
• Ruang terbuka hijau dapat berupa lahan
kawasan perencanaan, yaitu 80%. Masing-
dengan perkerasa (tertutup) maupun
masing
terbuka.
bangunan
dasar
Performance
ditetapkan
dengan
ketetapan berikut:
Ilustrasi Gambar
Hunian KDH 30%
• Bagian RTH berupa perkerasan dapat
• Bangunan permukiman memiliki KDH
maksimum 30%
berupa
o halaman parkir kendaraan.
• Bangunan Pusat Pelayanan memiliki KDH
o Jogging track
Pusat Pelayanan 30%
maksimum 30% • Bangunan
Industri
Industri 30%
memiliki
KDH
maksimum 40%
• Bangunan Perdagangan memiliki KDH maksimum 30% • Bangunan TPS memiliki KDH maksimum
Perdagangan 30%
70% • Parkir umum memiliki KDH maksimum
70% • Taman
Lingkunan
maksumum 75%.
memiliki
KDH
Parkir Umum 70%
157
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT
2020
UDGL
Tata Bangunan Aturan Komponen a. Pengaturan Blok Bangunan
Prescriptive Bentuk dan ukuran blok: Blok hunian: berbentuk linear dan menyesuaikan jaringan jalan
Performance
Ilustrasi Gambar
Bentuk kavling: Berbentuk persegi dan persegi panjang
Pengelompokan dan Konfigurasi Blok: Kawasan sempadan: Diletakkan berbatasan langsung dengan kawasan pesisir dan berada dekat dengan hunian agar mudah dijangkau oleh masyarakat Kawasan hunian umum: Diletakkan dekat dengan sub pusat pelayanan dan kawasan sempadan sebagai ruang publik Ruang Terbuka dan Tata Hijau Setiap unit lingkungan (250 jiwa) tersedia 1 taman seluas 100m2 b. Pengaturan Kavling dalam Blok
Ukuran Kavling: Ukuran kavling landed housing (Hunian umum): 75m2 Ukuran kavling rumah susun: 1750m2
158
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN TIMUR
2020
UDGL
Tata Bangunan Aturan Komponen a. Pengaturan Blok Bangunan
Prescriptive Bentuk dan ukuran blok: Blok hunian: berbentuk linear dan menyesuaikan jaringan jalan
Performance
Ilustrasi Gambar
Bentuk kavling: Berbentuk persegi dan persegi panjang
Pengelompokan dan Konfigurasi Blok: Kawasan hunian nelayan: Diletakkan berkelompok dan berada di dekat pusat pelayanan dan fasilitas perikanan Kawasan industri perikanan: Fasilitas yang berhubungan dengan perikanan diletakan dekat dengan akses jalan dan akses menuju dermaga Kawasan dermaga: Berada dekat dengan kawasan industri perikanan untuk menyokong aktifitas industri perikanan b. Pengaturan Kavling dalam Blok
Ruang Terbuka dan Tata Hijau: Setiap unit lingkungan (250 jiwa) tersedia 1 taman seluas 500m2 Ukuran Kavling: Ukuran kavling landed housing (Hunian nelayan): 95m2
159
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT
2020
UDGL
Tata Bangunan Komponen c.
d.
Tata Bangunan
Pengaturan Ketinggian dan Elevasi Lantai Bangunan
Aturan
Prescriptive
Performance
Kawasan Permukiman Rumah Susun Orientasi blok hunian rumah susun dibangun menghadap ke jalan. Setiap bangunan rumah susun disediakan lahan parkir di bagian depan (entrance) pada masing-masing rumah susun yang memadai untuk kendaraan penghuni. Kawasan Permukiman Biasa Blok hunian yang berada di sisi atas kawasan barat berorientasi menghadap ke jalan, dengan setiap 2 unit rumah ber-tipologi rumah Koppel. Penataan bangunan memperhatikan bentuk massa bangunan dan penyediaan ruang terbuka hijau di setiap unitnya. Kawasan Sub-Pusat Pelayanan Gedung kawasan sub pelayanan diletakkan di pertengahan sub kawasan perancangan barat agar masyarakat memiliki aksesibilitas yang sama untuk mencapai lokasi tersebut,
Rumah biasa dan rumah susun: 1. Rumah susun dibangun dengan struktur, komponen, dan penggunaan bahan bangunan yang memenuhi persyaratan konstruksi sesuai dengan standar yang berlaku. 2. Tata Bangunan rumah susun mampu menunjang kegiatan sehari-hari dan tetap memperhatikan segi Kesehatan, pencahayaan, pertukaran udara, keamanan dan kenyamanan penghuni, serta pembangunana harus memperhatikan standar dan protocol Kesehatan COVID-19. 3. Lahan parkir yang memadai untuk jenis kendaraan orda empat maupun roda dua. 4. Pembangunan rumah susun menyediakan ruangan untuk tempat bermain bagi anakanak dan tempat olahraga yang berada di lantai teratas (rooftop) dari masing-masing rumah susun
Ketinggian maksimal bangunan setinggi 3 lantai atau sama dengan 15 meter pada sub kawasan perancangan timur.
Ketinggian bangunan berdasarkan keadaan eksisting yaitu sebanyak 1-2 lantai atau setinggi 5-10 meter..
Ilustrasi Gambar
Kawasan Rumah Susun
Kawasan Sub Pusat Pelayanan dan Permukiman Biasa (landed)
160
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN TIMUR
2020
UDGL
Tata Bangunan Komponen
c. Tata Bangunan
d. Pengaturan Ketinggian dan Elevasi Lantai Bangunan
Aturan Prescriptive
Performance
Kawasan Permukiman Nelayan Blok hunian yang berada di sisi atas kawasan barat berorientasi menghadap ke jalan, dengan setiap 2 unit rumah ber-tipologi rumah Koppel. Penataan bangunan memperhatikan bentuk massa bangunan dan penyediaan ruang terbuka hijau di setiap unitnya. Kawasan Sub-Pusat Pelayanan dan Industri Perikanan Gedung kawasan sub pusat pelayanan dibangun di pertengahan sub kawasan perancangan timur sehingga masyarakat hunian nelayan memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi untuk memperoleh fasilitas pelayanan yang tersedia. Bangunan penunjang Industri Perikanan diletakkan dekat dengan dermaga sehingga terintegrasi. Kemudian penataan bangunan industri perikanan dan galangan kapal ditata dengan baik sehingga mampu mendukung sirkulasi aktiviitas kegiatan dan produktivitas.
1. Pembangunan komponen bangunan menggunakan bahan bangunan sesuai dengan persyaratan dan standar konstruksi yang berlaku, 2. Penataan bangunan kawasan industri perikanan mampu meminimalisir terjadinya ruang yang tidak terpakai 3. Tata Bangunan permukiman nelayan mampu menunjang kegiatan sehari-hari dan tetap memperhatikan segi Kesehatan, pencahayaan, pertukaran udara, keamanan dan kenyamanan penghuni, serta pembangunana harus memperhatikan standar dan protocol Kesehatan COVID-19.
Ilustrasi Gambar
Kawasan Permukiman Nelayan
Sub Pusat Pelayanan & Industri Perikanan
1. Ketinggian bangunan industri perikanan beragam disesuaikan dengan kebutuhan aktivitas industri 2. Ketinggian maksimal bangunan setinggi 3 lantai atau sama dengan 15 meter pada sub kawasan perancangan timur. Gedung Sub Pusat Pelayanan memilki ketinggian 2 lantai
161
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT & TIMUR
2020
UDGL
Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung Aturan Komponen a. Hierarki dan penghubung Jalan
Prescriptive Motorized dan Non Motorized • Jalur Arteri memiliki lebar 10 meter dengan terbagi menjadi 2 jalur. Pada bagian kanan dan kiri jalur memiliki lebar 5 meter. Dengan diberikan median jalan dengan dilengkapi oleh lampu penerangan dan vegetasi. Aadnya jalur pejalan kaki selebar 3 meter dan vegetasi jalan 1 meter di kedua bagian. Jalur arteri dapat dilewati oleh Motorized dan NonMotorized. • Jalur Kolektor memiliki lebar 6 meter. Dengan dibagi menjadi 2 lajur dengan memiliki 3 meter pada masing-masing jalur. Dilengkapi jalur pejalan kaki selebar 2 meter dan vegetasi 1 meter. • Jalur Lingkungan .memiliki lebar 4,5 meter. Dibagi menjadi 2 jalur. Jalur pejalan kaki dengan lebar 1 meter.
Ilustrasi Gambar
Performance • • • •
Penggunaan vahan yang digunakan dalam pembangunan jalan berupa aspal maupun betom Terdapat median jalan pada jalan arteri dengan dilengkapi oleh lampu penerangan dan diimbangi oleh vegetasi. Terdapat pembatas antara jalan dengan jalur pejalan kaki dengan membedakan ketinggian jalan. Penambahan vegetasi jalan dan lampu penerangan pada seluruh hierarki jalan.
Jalan Arteri
Jalan Kolektor
Jalan Lingkungan
162
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT & TIMUR
2020
UDGL
Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung Aturan
Komponen b. Sistem Sirkulasi Kendaraan
Prescriptive
Performance
• Jalan Arteri dan Kolektor dilalui oleh
• Terdapat vegetasi penunjuk jalan seperti
kendaraan umum dan pribadi. Seperti
pohon palm,glodokan tiang dan cemara udang
Ilustrasi Gambar
kendaraan roda 2,4,bus pariwisata,dan truk muatan sedang untuk kegiatan industri, dan perdagangan • Jalan Lokal dapat dilalui oleh kendaraan
pribadi seperti kendaraan roda 2&4 dan kendaraan umum seperti bus pariwisata. • Jalan Lingkungan hanya dapat dilalui oleh kendaraan pribadi roda 2 dan 4 dan parkir di tempat parkir komunal off
street yang telah disediakan c. Sistem Sirkulasi Kendaraan Pelayanan
Kendaraan pelayanan hanya diperbolehkan melintasi
jalan
arteri
sebagai
main
entrance dan jalan kolektor sebagai side entrance yang memisahkan kawasan barat dan timur
163
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT & TIMUR
2020
UDGL
Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung Aturan Komponen d. Sistem Sirkulasi dan Pejalan Kaki dan Pesepeda
Prescriptive • Jalur penjalanan kaki pada setiap hierarki jalan arteri, sekunder, dan lingkungan. Masing-masing memiliki lebar jalur 3 meter, 2 meter, dan 1 meter. • Jalur pesepeda pada daerah pesisir yang dapat digunakan untuk berolahraga para pengunjung dengan lebar 2 meter.
Performance • •
Ilustrasi Gambar
Jalur pejalan kaki dengan menggunakan paving block dengan memiliki corak yang ciri khas pada minapolitan. Jalur pesepeda menggunakan aspal maupun beton.
164
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT & TIMUR
2020
UDGL
Sistem Sirkulasi dan Parkir Aturan Komponen e. Sistem Parkir
Prescriptive Jenis Lahan Parkir Sistem parkir pada Kawasan perancangan adalah Parkir Off Street disediakan dititik parkir yang telah disediakan untuk aktivitas yang ada di kawasan perancangan Ukuran dan Bentuk Parkir • Parkir untuk kendaraan roda 2 memiliki dimensi 0,75x2 meter dengan bentuk
parkir tegak lurus
Performance
Ilustrasi Gambar
• Sudut parkir yang dianjurkan menggunakan sudut 90 derajat dan sudut 60 derajat untuk motor,mobil dan mobil pengangku (pickup) • Gerbang parkir otomatis dan penggunaan
kartu parkir untuk mengurangi interaksi sebagai bentuk jaga jarak dalam pandemi covid
• Parkir untuk kendaraan roda 4 memiliki dimensi 2,4x5 meter dengan bentuk parkir tegak lurus • Terdapat pintu masuk / keluar parkir
dengan lebar minimal 5 meter
165
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT
2020
UDGL
Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau Komponen
Aturan Prescriptive
Performance
a. Sistem Ruang Terbuka Privat
Jalur hijau ditanam dengan lebar 5m disepanjang jalan arteri hingga jalan kampong Antara jalur hijau dengan jalur pejalan kaki diberi pembatas selebar 1,5m
Jalur hijau ditanam dengan lebar 5m disepanjang jalan arteri hingga jalan kampong Antara jalur hijau dengan jalur pejalan kaki diberi pembatas selebar 1,5m
b.
Sistem Ruang Terbuka Publik
Jalur hijau ditanam dengan lebar 5m disepanjang jalan arteri hingga jalan kampong Antara jalur hijau dengan jalur pejalan kaki diberi pembatas selebar 1,5m
Jalur hijau ditanam dengan lebar 5m disepanjang jalan arteri hingga jalan kampong Antara jalur hijau dengan jalur pejalan kaki diberi pembatas selebar 1,5m
c.
Sistem Pepohonan dan Tata Hijau
Jalur hijau ditanam dengan lebar 5m disepanjang jalan arteri hingga jalan kampong Antara jalur hijau dengan jalur pejalan kaki diberi pembatas selebar 1,5m
•
Jalur hijau ditanam dengan lebar 5m disepanjang jalan arteri hingga jalan kampong Antara jalur hijau dengan jalur pejalan kaki diberi pembatas selebar 1,5m
Jalur hijau ditanam dengan lebar 5m disepanjang jalan arteri hingga jalan kampong Antara jalur hijau dengan jalur pejalan kaki diberi pembatas selebar 1,5m
d.
Area Jalur Hijau
• •
Ilustrasi Gambar
Jalur hijau ditanam dengan lebar 5m disepanjang jalan arteri hingga jalan kampong Antara jalur hijau dengan jalur pejalan kaki diberi pembatas selebar 1,5m Menggunakan pohon cemara dan tanjung
166
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN TIMUR
2020
UDGL
Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau Komponen
Aturan Prescriptive
Performance
a. Sistem Ruang Terbuka Privat
Berada ditiap rumah dengan minimal 10% dari luas total kavling
Pada pekarangan rumah minimal memiliki 1 pohon pelindung dengan tambahan serta rumput
b.
Sistem Ruang Terbuka Publik
Ruang terbuka hijau yang berwujud taman yang bersifat pasif.
Penempatan taman pasif di lingkungan permukiman sebagai elemen penghijauan yang terdapat rumput serta pepohonan.
c.
Sistem Pepohonan dan Tata Hijau
Sepanjang jalan pantura terdapat tanaman peneduh berupa perdu atau pohon kecil dengan tinggi kurang dari 10 m.
•
•
d.
Area Jalur Hijau
Jalur hijau dengan lebar 2,3m - 1m disepanjang jalan arteri hingga jalan kampung
Ilustrasi Gambar
Penanaman pohon diupayakan agar memberikan view yang indah serta untuk membuat rasa nyaman pengguna jalan. Menggunakan pohon cemara dan tanjung
Terdapat tanaman yang digunakan peneduh serta pembatas aktivitas memberikan kesan estetik dan juga terdapat wastafel portable tiap 100m
167
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT
2020
UDGL
Tata Kualitas Lingkungan Aturan
Komponen
Prescriptive
Performance
a. Konsep Identitas Lingkungan
Tata penanda identitas bangunan berupa menara yang berada di dekat sempadan pantai karena tempat tersebut ramai dikunjungi masyarakat untuk melakukan aktivitas jogging.
Menara tersebut berfungsi sebagai identitas Kawasan sub barat. Landmark berbentuk menara tersebut berfungsi sebagai tempat istirahat masyarakat.
b.
Konsep Orientasi Lingkungan
Pemberian signage berupa nama jalan dan nomor rusun pada setiap pertemuan jalan lingkungan hunian Signage aturan kecepatan pada jalan arteri 100 meter sebelum adanya jalan kolektor - Gapura pada gerbang utama masuk menuju permukiman rusun Lampu lalu lintas pejalan kaki
Desain signage gapura menyesuaikan dengan karaktersitik aktivitas sub kawasan - Lampu Lalu Lintas Pejalan kaki menggunakan sensor untuk mengaktifkannya sehingga meminimalisir kontak fisik
c.
Wajah Jalan
Terdapat kelengkapan jalan yang harus ada seperti rambu-rambu, lampu penerangan, dan marka jalan Terdapat jalur sepeda dan jalur pejalan kaki pada jalan kolektor\
Dianjurkan untuk menambah perabotan pada jalur pejalan kaki seperti tempat sampah, tempat duduk, dan papan informasi
Ilustrasi Gambar
168
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN TIMUR
2020
Tata Kualitas Lingkungan Komponen
Prescriptive Tanda penanda identitas bangunan berupa patung berbentuk ikan yang berfungsi sebagai penanda Kawasan permukiman nelayan
Aturan Performance
a. Konsep Identitas Lingkungan
b.
Konsep Orientasi Lingkungan
Pemberian signage berupa nama jalan dan nomor rusun pada setiap pertemuan jalan lingkungan hunian Signage aturan kecepatan pada jalan arteri 100 meter sebelum adanya jalan kolektor - Gapura pada gerbang utama masuk menuju permukiman rusun Lampu lalu lintas pejalan kaki
Desain signage gapura menyesuaikan dengan karaktersitik aktivitas sub kawasan - Lampu Lalu Lintas Pejalan kaki menggunakan sensor untuk mengaktifkannya sehingga meminimalisir kontak fisik - Signage berupa monumen batu bertuliskan setiap aktivitas non hunian untuk memperkuat orientasi lingkungan
c.
Wajah Jalan
Terdapat kelengkapan jalan yang harus ada seperti rambu-rambu, lampu penerangan, dan marka jalan Patok pengarah berupa tiang penunjuk arah lokasi – lokasi yang ada dalam kawasan perancangan, yang diletakkandi persimpangan jalan Jalurpejalankaki dengan lebar1,5 meter dan terdapat pada kedua sisi jalan
Dianjurkan untuk menambah perabotan pada jalur pejalan kaki seperti tempat sampah, dan tempat duduk
UDGL
Ilustrasi Gambar
Patung ikan tersebut berfungsi sebagai representasi dari aktivitas yang ada di dalamnya
169
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT & TIMUR
2020
UDGL
Street Furniture Komponen
Aturan
Prescriptive
Performance
a. Lampu Penerangan Jalan
Peletakan Lampu Jalan pada bagian tengah median jalan Arteri dan tepi pedestrian pada bagian kanan dan kiri jalan Kolektor dan Jalan Lokal serta lingkungan. Peletakan lampu jalan dengan tinggi 5,5 m dan berjarak 8 m antar lampu penerangan jalan diselingi oleh pohon peneduh
Lampu Jalan berfungsi sebagai penerangan disaat malam hari bagi pengguna jalan maupun pejalan kaki sehingga dapat melihat jalan dengan jelas serta menghindari resiko kecelakan akibat kurangnya penerangan dan kejadian kriminal saat malam hari
b.
Signage
Penyediaan papan signage atau papan penunjuk arah serta penanda yang diletakkan menyesuaikan peraturan yang berlaku di kawasan perancangan
Signage memberikan informasi berupa penunjuk arah pada seluruh sub kawasan dan lalu lintas sehingga memberikan kemudahan untuk masyarakat sekitar maupun pengunjung dari luar kota
c.
Tempat Sampah
Peletakkan Tempat Sampah di sepanjang pedestrian ways minimal tiap 15 meter.
Tempat sampah diletakkan di sepanjang pedestrian ways agar mencegah masyarakat membuang sampah sembarangan dan memperindah visual pedestrian ways
d.
Bangku Jalan
Peletakkan Bangku jalan di sepanjang pedestrian ways dengan lebar 1,5 meter minimal tiap 10 meter. Bangku-bangku yang ada diberi jarak dengan tanda silang dan juga terdapat tempat duduk dalam lingkaran berdiamater 4 m dan berjarak 4m antar lingkaran untuk menerapkan social distancing di masa pandemi saat ini
e.
Wastafel atau Tempat Cuci Tangan
Peletakan wastafel atau tempat cuci tangan berjarak di pedestrian ways dan setiap ruang umum seperti taman,pusat pelayanan dan sub pusat pelayanan menggunakan teknologi pedal atau sensor tangan
Ilustrasi Gambar
Bangku jalan diletakkan di sepanjang pedestrian ways untuk memberikan tempat bagi pejalan kaki yang lelah agar beristirahat sejenak serta menikmati suasana sekitar
Wastafel berfungsi sebagai tempat mencuci tangan bagi setiap orang untuk tetap menjaga kebersihan selama masa pandemi dan menggunakan teknologi yang maju sehingga menghindari kontak fisik dengan pengguna wastafel lainnya
170
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT & TIMUR
2020
UDGL
Sarana Sub Kawasan Komponen
Aturan Prescriptive
Performance
Ilustrasi Gambar
a. Olahraga
Tempat untuk beraktivitas olahraga dengan penyediaan lapangan di dekat pesisir pantai, di setiap permukiman yaitu rumah susun, rumah sederhana, dan rumah nelayan. Berikut ukutan lapangan: - Lapangan sepak bola = 282 m2 - Lapangan bakset = 142 m2 - Lapangan Tenis = 491 m2 - Lapangan serbaguna = 4.378 m2
Tempat untuk berolahraga berupa lapangan Lapangan Sepakbola Lapangan Tenis yang merupakan ruang terbuka hijau aktif yang dapat digunakan oleh peduduk untuk beraktivitas. Lokasi terdapat di permukiman untuk wadah yang dapat digunakan penduduk menjadi tempat rekreasi dan berolahraga. Lapangan Basket Lapangan Serbaguna
b. Pos Hansip dan Pos Polisi.
Tempat penjagaan keamaan di sub kawasan barat dan timur yang diletakkan di sekitar permukiman dengan ukuran 35 m2. Serta pos polisi berada di pusat pelayanan.
Pos hansip berupa bangunan berbentuk persegi panjang yang menggunakan dinding dengan bahan dasar semen. Sedangkan pos polisi memiliki luas lebih besar dari pos hansip dengan bahan dasar semen.
c. IPAL
IPAL digunakan untuk pembuangan air untuk menjaga kebersihan lingkungan pada kawasan. IPAL diletkkan pada kawasan perancangan dengan ukuran 203 m2.
IPAL menggunakan bahan dasar beton dan harus dilakukan penjagaan yang ketat untuk menunjang penggunaan IPAL yang optimal dan tidak menimbulkan masalah kebocoran.
d.
Tempat pelelangan ikan yang berada pada sub kawasan timur untuk menunjang aktivitas perikanan. Pada kawasan perancangan TPI memiliki ukuran 550 m2.
Tempat pelelangan ikan dengan menggunakan bahan dasar semen dan dilalui oleh jalan kolektor untuk menunjang aktivitas perikanan bagi mata pencaharian nelayan.
TPI
Pos Hansip
Pos Polisi
171
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT & TIMUR
2020
UDGL
Sarana Sub Kawasan Aturan Komponen
Ilustrasi Gambar Prescriptive
Performance
Sarana untuk aktivitas perdagangan dengan di letkkan pada sub pusat pelayanan dan tersebar ke permukiman. Dengan berupa pertokoan dan warung. Warung dan pertokoan dengan ukuran 100 m2.
Tempat perdagangan berupa pertokoan seperti plaza berada di sub pusat permukiman untuk menunjang peningkatan ekonomi penduduk dengan bangunan permanen ditunjang fasilitas yang memadahi untuk meningkatkan kenyamanan.
e. Balai Pertemuan
Balai pertemuan dilakukan sebagai tempat untuk berinteraksi para penduduk ada di sub pusat pelayanan dengan ukuran 1000 m2.
Balai pertemuan terdpaat balai pertemuan desa dan balai pertemuan nelayan digunakan untuk tempat berinteraksi penduduk dengan bangunan bera=bahan dasar semen.
f.
Tempat ibadah berupa musholla berada di sub pusat palayanan dan masjid pada pusat pelayanan. Dengan ukuran musholla 100 m2 dan masjid 600 m2.
Tempat ibadah dengan desesuaikan dengan kebutuhan manusia dengan bangunan semen menggunakan skala manusia.
Sekolah merupakan sarana untuk keperluan pendidikan bagi warga. Berada di sub pusat pelayanan antara lain: - TK dan SD = 1.241 m2 - SMP dan SMA = 1.352 m2
Sarana pendidikan dengan diletakkan pada satu lokasi yang berdekatan untuk memudahkan akses dan menggunakan skala amnesia dan bangunan semen.
d.
Perdagangan dan jasa
Tempat Ibadah
g. Sekolah
Musholla
Masjid
SMP dan SMA
TK dan SD
172
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT & TIMUR
2020
UDGL
Sarana Sub Kawasan Komponen
Aturan Prescriptive
Performance
h. TPS
Tempat pembuangan sampah sementara berada di 2 lokasi yaitu sub kawasan barat dan sub kawasan timur dengan ukuran 6864 m2.
TPS diletkkan pada lokasi yang jauh dari permukiman untuk menjaga kesehatan penduduk dan mencegah terjadinya bau yang tidak sedap.
i. Kesehatan
Temmpat eksehatan berada di sub pusat pelayanan. Berupa posyandu dan poliklinik. Serta puskesmas pada pusat pelayanan. Puskesmas = 2877 m2 Posyandu = 60 m2 Polikliik = 60 m2
Bangunan kesehatan dengan dibagi menjadi beberapa jenis untuk menjangkau seluruh penduduk baik di daserah pusat maupun permukiman. Dengan menggunakan bangunan semi permanen dan skala manusia.
j. Jembatan Penyebrangan
Jembatan penyebrangan untuk pejalur penyebrangan pada jalan pantura dengan tinggi 7 meter.
Jembatan penyeberangan yang kokoh dengan bahan dasar baja dan beton.
Ilustrasi Gambar
173
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT & TIMUR
2020
UDGL
Sistem Prasarana dan Utilitas Aturan Komponen a.
Sistem Jaringan Air Bersih
Prescriptive
SUB KAWASAN BARAT •
•
Setiap hunian Rumah Susun (Rusun) harus memiliki akses pada jaringan air bersih baik on the ground maupun underground. Instalasi sesuai dengan pedoman SNI 7509:2011 tentang Tata cara perencanaan teknik jaringan distribusi dan unit pelayanan sistem penyediaan air minum
Performance
SUB KAWASAN BARAT •
•
SUB KAWASAN TIMUR
Setiap Hunian dan kebutuhan non domestik harus memiliki akses pada jaringan air bersih baik on the ground maupun underground. Instalasi sesuai dengan pedoman SNI 7509:2011 tentang Tata cara perencanaan teknik jaringan distribusi dan unit pelayanan sistem penyediaan air minum
Ilustrasi Gambar
•
•
•
Instalasi pipa jaringan air bersih hunian Rumah Susun (Rusun) dan sub pusat pelayanan barat diletakkan di dalam tanah dan disusun melalui perpipaan Rusun untuk mencapai lantai tiga Instalasi pipa jaringan air minum pada sub kawasan barat untuk mencapai keran air minum gratis pada RTH aktif di sub kawasan barat
SUB KAWASAN TIMUR
Instalasi pipa jaringan air bersih hunian rumah nelayan, pusat pelayanan, dan sub pusat pelayanan diletakkan di dalam tanah (underground) Instalasi pipa jaringan air bersih untuk non domestik (TPI, Industri Penggalangan Kapal dan Industri Pengolahan Ikan) diletakkan di dalam tanah (underground) - Instalasi pipa jaringan air minum pada sub kawasan barat untuk mencapai keran air minum gratis pada RTH aktif di sub kawasan barat Instalasi pipa jaringan air minum pada sub kawasan barat untuk mencapai keran air minum gratis pada RTH aktif di sub kawasan barat
174
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT & TIMUR
2020
UDGL
Sistem Prasarana dan Utilitas Aturan Komponen b. Sistem Jaringan Drainase
Prescriptive •
Lebar jaringan drainase di jalan arteri memiliki lebar 70 cm dengan kedalaman 1 m pada kedua sisi jalan dengan jenis drainase setengah tertutup
•
Lebar jaringan drainase di jalan sekunder memiliki lebar 40 cm dengan kedalaman 50 cm pada salah satu sisi jalan dengan jenis drainase terbuka
•
Performance
• •
•
Ilustrasi Gambar
Jaringan drainase mengikuti pola jalan Bentuk penampang drainase yakni trapesium dan atau persegi panjang Jenis drainase terbuka bertujuan agar mudah dibersihkan sedangkan jenis drainase tertutup untuk meminimalisir adanya kecelakaan kecil
Lebar jaringan drainase di jalan lingkungan dan jalan kampung memiliki lebar 25 cm dengan kedalaman 20 cm pada kedua sisi jalan dengan jenis drainase tertutup
175
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT & TIMUR
2020
UDGL
Sistem Prasarana dan Utilitas Komponen c.
Sistem Jaringan Persampahan
d. Sistem Jaringan Listrik
Aturan
Prescriptive
Performance
• Terdapat 3 TPS dengan dimensi 24m3 • TPS disediakan jauh dari permukiman dengan jarak 1 km. • Menyediakan juga 3 jenis tempat sampah sesuai jenisnya yang berada di pedestrian. • Pada pedestrian disediakan tempat sampah dengan jarak 25 m • Akan di tambah satu TPS Tipe II dengan sistem 3R untuk pembangunan TPS untuk menampung sampah dengan system pengangkutan yang terstruktur menuju TPS. • Kemudian sampah diangkut ke tps udah tersedia 2jenis tempat yang sesuai pada jenis yang berada di TPS
• Tempat sampah memiliki ciri khas dengan gambar disamping sebagai menunjukan ciri kawasan. • Secara rutin di lakuan pengambilan sampah dengan seminggu 2 kali oleh dinas terkait untuk mengurangi polusi bau.
Penambahan gardu listrik dengan daya 200 KVA sebanyak 9 gardu listrik untuk sub kawasan barat Instalasi lampu jalan bertenaga surya di semua jalan di kawasan sub barat & timur dengan jarak antar lampu 10-25 meter
Penempatan gardu listrik pada lahan yang bebas dari kegiatan umum Tersedianya pasokan listrik yang cukup untuk mendukung kegiatan di sub kawasan barat & timur
Ilustrasi Gambar
176
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
SUB KAWASAN BARAT & TIMUR
2020
UDGL
Sistem Prasarana dan Utilitas Aturan
Komponen
e. Sistem Jaringan Telekomunikasi
Ilustrasi Gambar
Prescriptive
Performance
Pembangunan jaringan fiber optik di
Jaringan telekomunikasi bisa memberikan
bawah tanah mengikuti jaringan jalan Penyediaan wifi pada ruang-ruang public
pelayanan bagi seluruh masyarakat baik pengguna telepon seluler dan internet
Peletakkan Menara BTS minimum 30 meter dari permukiman
f.
Sistem Jaringan Sanitasi
Sistem pengolahan limbah menggunakan
Pembangunan IPAL harus diletakkan jauh dari
sistem off site dengan menggunakan
permukiman
jaringan perpipaan bawah tanah untuk
masyarakat
dibawa ke tempat pengolahan limbah Pembangunan IPAL untuk mengolah
agar
tidak
menggangu
Pengurasan lumpur pada bak pengendapan minimal 6 bulan sekali
limbah yang dihasilkan oleh masyarakat dan industri
177
A2.1 P e r a n c a n g a n K o t a
2020
DAFTAR PUSTAKA Ana,Meri.Kota
Tangguh
sebagai
Kota
Berkelanjutan.
https://www.academia.edu/35898628/Kota_Tangguh_sebagai_Kota_Berkelanjutan.Diakses tanggal 21 Juni 2020 Asriadi
dan Wilis Sutiono..Tanpa Tahun.Kriteria Dasar Infrastruktur Permukiman pada Daerah Nelayan(Contoh Kasus Daerah
Nelayan Kota Sorong..Jurnal Universitas Muhammadiyah Sorong
BDT Provinsi Jawa Tengah Darmiwati,Ratna.2001.Perencanaan Permukiman Nelayan Di Pantai Timur Surabaya.Dimensi Teknik Arsitektur.:Surabaya Kementerian kehutanan. 2011. Rencana Teknis Pembuatan Rumah Kompos, MOL (Mikro Organisme Lokal), dan Mesin Cincang. Samarinda Nila.2015.Kajian Konsep Resilient City di Indonesia.https://www.scribd.com/document/277917640/Kajian-Konsep-Resilient-City-Di-
Indonesia-pendahuluan. Diakses Tanggal 21 Juni 2020 Undang - Undang Nomer 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Undang - Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Osman,Wiwik Wahidah dan Amalia Paramitha.2013.Konsep Tata Bangunan pada Permukiman Padat di Kawasan Pesisir Pantai,Studi Kelurahan Cambaya Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar.Temu Ilmiah IPLBI
SNI 03-1733-2004 Wastuti,Ifriany Tri.2014.Strategi Arahan Pengembangan Permukiman Nelayan Berbasis Ekowisata Di Kecamatan Pulau Sembilan.Kabupaten Sinjai.repositori.uin.alauddin.ac.id.Diakses tanggal 21 Juni 2020
178