10
ISSUE
2016 | GASTANKMAGAZINE.COM
Business Inquiries info@gastankmagazine.com +62 81282526313 | +62 8129565237
Gastank Magazine is published by Gastankmagazine.com All content Copyright Š2016 Gastankmagazine.com
BOOKING PLACEMENT WWW.GASTANKMAGAZINE.COM & GASTANK DIGITAL ISSUE
ISSUE 10 | 2016 GASTANKMAGAZINE.COM
06
16
24
30
36
42
52
60
64
70
76
82
Gastank Magazine is published by Gastankmagazine.com all content Copyright Š2016 Gastankmagazine.com
FROM EDITOR
S
ejatinya memang tidak bisa dipungkiri scene custom tanah air terus merebak dari tahun ketahun, awalnya awam beranggapan bahwa custom bike pasti milik genre motor tertentu, langsung terbesit motor bertenaga ‘besar’, Hampir tidak pernah terpikirkan sebelumnya produk aftermarket dan sparepart ‘kelas’ terpasang di motor kapasitas mesin kecil, Ya itu mungkin dulu.... Gastank percaya bahwa scene custom milik semua orang yang suka dengan ranah otomotif, bahkan Soichiro Honda bapak moyang Honda Motor Company merupakan seorang builder sejati sejak awal mengenal dunia otomotif. Ambil contoh Nyamnyam Kustom mereka punya jargon yang menurut kami sangat provokatif #smallengineterror yang mampu membuat percaya diri pemilik motor custom. Jargon ini membuktikan dengan sangat nyata dan jelas bahwa mesin ‘kecil’ punya potensi yang sangat ‘besar’ Issue #10 ini kami menampilkan ubahan custom yang basiknya mengndalkan kapasitas mesin kecil dan diproduksi masal. Kreasi tidak main-main beberapa sudah diapreasiasi oleh builder mancanegara. Kami juga memberikan ulasan perjuangan Wawan Tembong salah satu stunt rider terbaik Indonesia yang berhasil mengibarkan merah putih dipentas dunia. Beberapa hari kedepan kita akan kedatangan dua event menarik yaitu Honda Modif Contest yang diselenggarakan di 15 kota oleh PT.Astra Honda Motor, dan tak ketinggalan event tahunan dari Wrangler yaitu True Wonderer yang tahun ini berhadiah satu unit motor custom
EDITOR IN CHIEF YULI HARYADI
DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY HERRY RISWANTO
CREATIVE DIRECTOR ULLIE GUMILAR K
DIGITAL & BUSSINES DIRECTOR AGUNG DWI MARTONO
Our Associates Partner M.JORDAN HAEKAL Ramon A.W (Australia)
CONTENT CONTRIBUTING WILLY DREESKANDAR STEPHEN HARIANTO VINCENTIUS YONGKI
gastankmagazine
BOOKING PLACEMENT ON WWW.GASTANKMAGAZINE.COM OR GASTANK DIGITAL ISSUE Business Inquiries info@gastankmagazine.com +62 8282526313 | +62 8129565237
So... Enjoy the show, Small Engine Terror Begins...! RESPECT Yuli ‘Belo’ Haryadi Editor In Chief
GASTANK MAGAZINE PT. SAMSARA KUARTA ESTETIKA Jalan Bunga Lily no.26, RC Veteran, Jakarta Selatan 12330
GASTANK MAGAZINE 05
HA...HA...
lawlessjkt_garage
YAMAHA SCORPIO 2007 | JAKARTA Penulis : Yuli Haryadi | Foto : M.JORDAN H
Idenya sebetulnya sederhana menggarap motor custom yang nyaman untuk riding dalam kota, maupun dibawa turing ke luar kota. Makanya kebutuhan dari beberapa unsur ubahan tadi dituangkan lewat tampilan Scorpio Ha...Ha...Ha...
GASTANK MAGAZINE 06
.HA...
GASTANK MAGAZINE 07
GASTANK MAGAZINE 08
lawlessjkt_garage
GASTANK MAGAZINE 09
GASTANK MAGAZINE 10
M
otor custom garapan Yusuf Abdul Jamil selalu punya ciri, dia bukan hanya piawai pengolah detail tetapi mampu menghadirkan ubahan dengan kreasi baru. Seperti karya paling gress Yamaha Scorpio lansiran 2007 ini. Kalau biasanya basik Scorpio mengandalkan gaya scrambler atau cafe racer builder Lawless Garage menghadirkan ubahan dengan desain yang fresh. Dari label diareal tangki yang tertulis HA HA HA saja motor ini sudah terlihat nyeleneh, begitu juga dengan tampilan keseluruhan motor ubahannya terbilang out of the box. Ucup sapaan akrab Yusuf Abdul jamil justru ingin menebar trend baru. “Gaya seperti ini lagi ngetren di Jepang biasanya diminati para pemilik Triumph lawas, “ jelas builder yang kini menempati workshop barunya di bilangan Jl. H. Jamhur, Gandul, Depok. Idenya sebetulnya sederhana menggarap motor custom yang nyaman untuk riding dalam kota, maupun dibawa turing ke luar kota. Makanya kebutuhan dari beberapa unsur ubahan tadi dituangkan lewat tampilan Scorpio Ha Ha Ha.
Basik ubahan custom ini sebetulnya pengembangan dari style street tracker bisa dilihat dari pemilihan tangki yang diambil dari copotan Yamaha DT 125 berpadu dengan jok yang simpel. Begitu juga dengan pemilihan lingkar roda yang diambil dari ukuran sama ring 18 inchi. Hanya saja untuk areal kemudi Ucup tidak mengandalkan setang lebar, tetapi dipilih bergaya turing agar riding positionnya lebih santai. “Setangnya copotan dari motor turing yang memang biasa diaplikasi pada ubahan chopper,” lanjut Ucup. Ada yang menarik saat proses pengerjaan rangka, rupanya Ucup kurang sreg dengan sasis Scorpio yang desainnya tipikal motor sport moderen karena dingkapi lengan ayun belakang tipe monoshok. Sekalipun dibuatkan lengan ayun custom pakai model shock ganda tongkrongan rangka Scorpio juga masih terlihat kurang ideal. “Akhirnya dipilih pakai rangka utuh yang di ambil dari Kawasaki KZ200, tetapi tidak seluruhnya dipakai bagian dudukan mesin pada rangka bawah tetap mengandalkan milik Yamaha Scorpio.
GASTANK MAGAZINE 11
Proses mengawinkan kedua rangka inilah yang butuh waktu agar hasilnya bisa proposional,� beber Ucup. Untuk suspensi depan akhirnya dipilih pakai bawaan dari KZ200 karena memang tidak diperlukan ubahan lagi. Tampilannya dibuat bergaya motor-motor batangan era 70-an yang dilengkapi dengan cover bagian atas pipa teleskopik. Selengsong suspensi ini
GASTANK MAGAZINE 12
hasil custom dari bahan stainless stell yang biasa dipakai untuk material knalpot. Tampilan spatbor belakang yang minimalis tetap dipermanis dengan pemasangan stoplamp copotan dari motor lawas. Tetapi posisi dudukan lampu belakang ini dibuat lebih maju, ini yang membuat tampilannya terlihat unik.
lawlessjkt_garage
GASTANK MAGAZINE 13
Ajang kompetisi tahun ini mengambil tema baru “True Wanderer. True Passion” mengajak kita semua untuk mencari kebebasan, menemukan jati diri kita dan semangat untuk melakukan petualangan selama 5 hari yang didukung penuh oleh Wrangler.
D
anang Kusuma Wira Saputra asal Jakarta tahun lalu didaulat menjadi pemenang utama Wrangler True Wanderer Indonesia, sebuah kompetisi yang diselenggrakan brand denim iconic dari Amerika. Danang telah membuktikan diri sebagai petualang sejati berdasarkan penilaian terbaik dari segi jarak tempuh riding, keunikan cerita perjalanan, objek atau lokasi yang didatangi serta perolehan like terbanyak di akun sosial media.
kemenangan ini, dia berhak mendapatkan mendapatkan Wrangler custom motorcycle serta product endorsement dan mendapat predikat The True Wanderers of Wrangler. Nah, terinspirasi dari semangat untuk berbagi & melanjutkan sukses acara yang dilakukan pada tahun 2015, kompetisi “True Wanderer. True Passion” hadir kembali oleh Wrangler bagi para biker yang mempunyai jiwa petualang sejati.
Dengan menggunakan sepeda motor Vespa VBB tahun 1964, Danang Kusuma Wira Saputra melakukan petualangan Wrangler True Wanderer Indonesia selama lima hari mengekplorasi wilayah Jawa Barat dan Tengah. Lewat
Ajang kompetisi tahun ini mengambil tema baru “True Wanderer. True Passion” mengajak kita semua untuk mencari kebebasan, menemukan jati diri kita dan semangat untuk melakukan petualangan selama 5 hari yang
wranglerjeansid
Wrangler ‘True Wanderer, Wander With Passion’
GASTANK MAGAZINE 14
bike, tattoo, etc) •Petualangan Kemanusiaan (Humanitarian) •Pertualangan Musik (Musician) Para petualang ini nantinya akan didorong untuk menjadi lebih terlibat dengan komunitas masyarakat 10 finalis terpilih akan melakukan perjalanan petualangannya terpilih diwajibkan untuk di suatu kota atau daerah yang dilewatinya selama bercerita di social media dan website Wranmelakukan perjalanan riding. Mereka akan ikut berbaur dengan berbagai macam aktivitas membuat gler Asia Pacific dengan passions masingmereka dapat mengenal lebih dekat dengan budaya masing yang mereka ingin lakukan. sekitar. Diperjalanan yang dilakukan mereka harus membuat suatu misi personal yang harus Berbeda dengan tahun lalu, kali ini para wanderer/ dilakukan selama perjalanannya. Misalnya, petualang ini akan diberi panduan harus memilih seperti terlibat dalam suatu kegiatan seni sebuah passion dari 5 passions yang sudah ditendi kota yang mereka lewati, atau mencoba tukan Wrangler. Jadi calon peserta tinggal menenkuliner local dan terlibat dalam proses tukan pilihan dari 5 passions yang sesuai dengan pembuatannya di dapur, atau ikut bergotongdirinya. Tentunya cerita perjalanan mereka menjadi royong dalam pembuatan suatu fasilitas di lebih beragam, yaitu: suatu desa. •Petualangan menjelajah (Explorer) Apapun aksi yang dibuat, para petualang •Petualangan Kuliner (Foodie) menjadi terlibat dan merasakan langsung •Petualangan Kesenian (Artists – hobby, custom dengan komunitas masyarakat yang mereka temui dan itu melengkapi petualangan yang mereka lakukan – The True Wanderer didukung penuh oleh Wrangler.
Bagaimana cara mendaftar kompetisi Wrangler True Wanderer? Caranya mudah, yaitu 1. Daftar online di www.wrangler-ap.com 2. Buat profil calon finalis 3. Kirim 5 foto & 1 video perjalanan riding yang pernah dilakukan Pendaftaran dibuka mulai tanggal 7 Maret - 10 April 2016 & semua gratis tanpa syarat apapun seperti membeli produk Wrangler. Hadiah utama bagi pemenang utama Wrangler ‘True Wanderer, Wander With Passion’ adalah sebuah motor SOIB 250cc yang akan di custom oleh Wrangler sesuai keinginan atau karakter sang pemenang. Asyiknya untuk proses custom motor pemenang Wrangler sudah menunjuk buildernya Ade Habibie builder dari Troupe Brut Ride Industry Info detil bisa ditemukan di facebook www. wranglerfanpage.com / instagram @wranglerjeansid wranglerjeansid
GASTANK MAGAZINE 15
nyamnyamkustom
KAWASAKI BINTER MERZY 1982 | JAKARTA Penulis : Yuli Haryadi | Foto : herry axl
“Sebetulnya yang jadi kuncian gue menggarap chopper dengan mesin kecil saat mendesain bagian frame. Pemilihan bahan rangka dan dimensi yang ideal membutuhkan kecermatan sehingga hasilnya bisa proposional,� jelas Boncel yang populerkan jargon #smallengineterror.
#smallengineterror GASTANK MAGAZINE 16
smallengineterror GASTANK MAGAZINE
17
GASTANK MAGAZINE 18
E
ntah apa ‘Sesajen” yang diminta oleh Rolandsyah Rastan saat prosesi pengerjaan Kawsaki KZ200 dengan style Chopper 70-an. Dari sisi manapun motor custom milik Rizky Triyono ini selalu menarik untuk dinikmati, sampai-sampai Herry Axl fotografer Gastank Magazine saat sesi pemotretan cover Issue #10 sangat leluasa memilih anglenya. Boncel sapaan akrab Rolandsyah Rastan builder muda yang membawa bendera Nyam-
Nyam Custom membutuhkan waktu empat bulan untuk menggarap motor custom yang diberi julukan ‘Kokom’. Pertama kali muncul saat acara Sekepal Aspal 2015 lalu, Kokom jadi salah satu motor yang didisplay pada ajang tahunan ini, meskipun saat itu kondisinya unfinisihing namun keberadaan Kokom sudah mampu mencuri perhatian pengunjung. “Proses penggarapannya memang dikejar untuk bisa tampil untuk memenuhi undangan panitia Sekepal Aspal, meskipun belum sampai
GASTANK MAGAZINE
19
nyamnyamkustom
GASTANK MAGAZINE 20
proses finishing tetapi Kokom sudah dipakai wara-wiri buat riding,� urai Boncel yang workshop berlokasi di bilangan Pasar Ciputat, Tangerang Selatan. Boncel terbilang piawai mengolahnya mesin KZ200 yang dibuat bergaya 70’s chopper. Dimensi motor secara keseluruhan terlihat proposional dan tidak ada detail yang dipaksa untuk dibesar-besarkan. Tingkat kesulitan inilah yang kerap dihadapi builder saat menggarap motor custom terutama chopper dengan mengandalkan kapasitas mesin kecil. “Sebetulnya yang jadi kuncian gue menggarap chopper dengan mesin kecil saat mendesain bagian frame. Pemilihan bahan
GASTANK MAGAZINE
21
rangka dan dimensi yang ideal membutuhkan kecermatan sehingga hasilnya bisa proposional,� jelasnya yang populerkan jargon #smallengineterror. Tampilan chopper 70-an sangat terasa begitu dikombinasi antara fork custom model springer yang panjang, stang pullback, sandaran bokong model king & queen seat, serta knalpot model upswept yang ujung silincernya ditempatkan pada bagian kanan sisibar. Mampu membawa kita pada era keemasan
GASTANK MAGAZINE 22
besutan chopper. Bagian kaki-kaki mengandalkan pelek depan ring 21 inchi sedangkan belakang dipilih pelek ring 19 inchi. Kesan oldskool makin kuat setelah terpasang ban depan model salur dari Avon Speed Master MK II 21-300 bersanding dengan ban belakang beralur cacing dari Shinko 19-400. Untuk proses finishing dilanjutkan bertepatan dengan undangan yang diterima Nym-
Nyam Custom dari panitia event Custom War. “Pengerjaannya enggak mau nanggung, seluruh rangka, body, dan areal tangki langsung dilebur chrome yang memang identik dengan chopper 70-an,” urai Rizky yang harus mengelurkan kocek lebih buat proses chrome. Pada bagian tangki yang sudah di chrome Rizky menginginkan untuk finishing desain flame atau jilatan api. Proses pengecatan tangki dipercayakan oleh Fahmi dari workshop Free Flow, Bandung yang memang spesialis
mengerjakan custom paint. Rizky memilih flame dengan kelir biru karena memang menjadi warna andalannya. Hasil kerja keras Boncel dan Rizky menggarap Kokom tidak sia-sia, saat jadi motor custom tamu di ajang Custom War 2016. “Kokom mendapat apresiasi pick dari Flying Piston Garage, Kedux Garage, Vandal Chopper, Kustomfest, dan Reckless Garage,” tutup pria berambut gondrong yang berprofesi sebagai pilot drone ini.
nyamnyamkustom
GASTANK MAGAZINE
23
BLACK INS
GASTANK MAGAZINE 24
SPIRATION SUZUKI THUNDER 250 2001 | MALANG Penulis : Yuli Haryadi | Foto : herry axl, JORDAN HAIKAL d_onosogremcustom
Secara keseluruhan terlihat sederhana tetapi kuat dalam hal detailing dan finishing yang keren. “Ubahannya terlihat maksimal meskipun diaplikasi pada kapasitas mesin kecil,”
GASTANK MAGAZINE
25
D
onny Irawan termasuk salah satu builder yang memanjakan detail serta finishing apik pada setiap motor garapannya. Meskipun konsekwensinya butuh waktu, kesabaran, dan pikiran yang dicurahkan untuk menghasilkan sebuah motor custom garapannya. Tidak heran bila karyanya kerap diapresiasi pada berbagai ajang custombike contest yang diikuti. Seperti custombike berbasis Suzuki Thunder 250 garapan workshop Inspired27 Custom Garage yang digawangi oleh Donny Onosogerem sapaan akrabnya. Secara keseluruhan terlihat sederhana tetapi kuat dalam hal detailing dan finishing yang keren. “Ubahannya terlihat maksimal meskipun diaplikasi pada kapasi-
GASTANK MAGAZINE 26
tas mesin kecil,� jelas builder ramah ini asal Malang, Jawa Timur. Sebagian besar rangka asli Thunder masih tetap dipertahankan, hanya areal subframe saja diolah dengan pipa besi baru dengan desain yang lebih simpel. Memang tidak banyak pernak-pernik yang menempel pada motor, meskipun demikian proses pada customizing pada rangka dan areal body terlihat unik. Buat sudut kemudi sedikit dibuat centang, ini yang membuat tongkrongan roda depan terlihat jadi lebih selonjor. Tujuannya agar motor juga lebih santai saat dibawa berkendara. Suspensi depan masih tetap mengandalkan bawaan Thunder 250 sedangkan lengan ayun
dibuat custom menjadi lebih panjang hasil kreasi Inspired27. Untuk body andalkan tangki custom yang dimensinya tidak seberapa besar dan justru terlihat ramping ketika sudah nempel pada rangka. Untuk buritan desainnya dibuat mirip dengan buntut cafe racer namun posisinya pada areal ban belakang di coak jadi lebih rapat ke roda belakang. Warna hitam doff mendominasi rangka, body, mesin, jok, serta pelek. Sebagai pemanis mengandalkan material bahan aluminium untuk detailnya. Seperti pada emblem yang menempel di sisi tangki, cover suspensi belakang, dan velocity. “Paduan warna yang kontras antara hitam doff dengan detail material aluminium ini membuat tampilan motor secara keseluruhan lebih menarik,� jelas builder yang mampu mempersembahkan custombike garapannya menjadi juara pertama kelas FFA Nitrohead pada ajang Kustomfest 2014 lalu.
GASTANK MAGAZINE
27
d_onosogremcustom
GASTANK MAGAZINE 28
GASTANK MAGAZINE
29
THE MAR YAMAHA SCORPIO 2008 | JAKARTA
Penulis : Yuli Haryadi | Foto : herry axl, JORDAN HAIKAL
studio_motor
GASTANK MAGAZINE 30
RATHON “Tunggan custom memang tidak membeda-bedakan kapasitas mesin. Semangatnya justru sama, memiliki motor andalan yang memang benar-benar personal mewakili darinya�
GASTANK MAGAZINE
31
GASTANK MAGAZINE 32
M
emiliki motor custom dengan mengandalkan basik motor idaman tentu menjadi impian bagi setiap pecinta custom. Seperti aplikasi mesin yang diambil dari Honda CB 4 silinder, Triumph, Harley-Davidson sampai BMW boxer yang antik. Keinginan tersebut kadang terbentur oleh beberapa hal mulai dari keterbatasan dana sampai kelengkapan surat legalnya untuk di bawa jalan. Dari berbagai pertimbangan tadi akhirnya banyak yang memutuskan untuk memilih basik motor yang banyak beredar di Indonesia meskipun kapasitas maksimalnya hanya 250cc. Ya, sah-sah saja memang karena tunggan custom memang tidak membeda-bedakan kapasitas mesin. Semangatnya justru sama, memiliki tunggangan yang memang benarbenar personal mewakili darinya. Seperti besutan custom garapan workshop Studio Motor ini mengandalkan Yamaha Scorpio
225 lansiran 2008. “Motor ini milik kawan saya Pande Putra Ragil menginginkan besutan custom bergaya cafe racer yang menawan meskipun dengan kapasitas mesin yang terbatas,� jelas Donny Aryanto yang menyanggupi tantangan ini. Langkah pertama difokuskan pada set up kaki-kaki dengan mengganti garpu depan mengandalkan shock depan teleskopik milik Yamaha Byson yang berdiameter 41 mm. Lalu aplikasi pelek custom dengn lingkar 16 X 3,00 untuk areal depan dibungkus dengan Firestone Ribbed 5,00-16. Sedangkan roda
GASTANK MAGAZINE
33
belakang ukurannya sama ring 16 X 3,50 juga dipasangkan Firestone Ribbed 5,00-16. Untuk sistem pengereman dengan disk brake terpaksa harus ditanggalkan karena Pande menginginkan tampilan motor yang berkelas. Makanya di pasang tromol yang sangat instimewa dan jadi buruan bagi pecinta custom. Hub bagian depan dipasang dari copotan Triumph Conical diameter drum brake ini sangat lebar, untuk areal rodabelakang berpasangan dengan BSA Conical drum brake.
studio_motor
GASTANK MAGAZINE 34
Tentunya untuk areal roda belakang yang lebih lebar harus mendesain ulang lengan ayunnya. Keberadaan swing arm custom ini juga mendukung tampilan bergaya klasik dengan aplikasi shock belakang ganda. Oleh Pande dipilih shock belakang Ohlins Progressive 360 mm yang duduk manis dengan tabung gasnya. Proses pembuatan bodywork dipilih pelat galvanis dengan 1,2 mm untuk membentuk areal tangki dan body belakang yang simpel sesuai dengan desain yang diinginkan Pande. Selelai
proses pembentukan body langsung dilapis cat dengan kelir dasar putih dan striping kelir biru tua mengikuti logo Marathon yang nempel pada kedua sisi bagian tangki. Oh ya logo Marathon yang nempel pada tangki ini merupakan bentuk dedikasi tempat Pande mengelola salah satu SPBU di Utah, Amerika Serikat. Beberapa part yang nempel pada Yamaha Scorpio ini juga hasil berburu di junk yard untuk mengisi waktu luangnya.
The Spec: Body Custom by STUDIO MOTOR, Painting & Airbrush by KOMET Studio, 41 mm Telescopic Front End, 16 X 3.00 & 16X3,50 Inch Custom Spoke Rims (Front and Rear), Firestone Ribbed 5,00-16 Tires (Front & Rear), 360 mm Ohlins Progressive Rear Shock, NUI Project Clip On Handlebars, NUI Project Rear Control, Custom Exhaust by STUDIO MOTOR
GASTANK MAGAZINE
35
YAMAHA SCORPIO 2010 | JAKARTA Penulis : Yuli Haryadi | Foto : herry axl protechnicmoto
GASTANK MAGAZINE 36
SPEEDWAY! Besutan yang basiknya diambil dari Yamaha Sorpio ini kombinasi dari berbagai genre custom. Tampilannya keseluruhan bergaya flattracker tetapi tersirat unsur speedway dan roh chopper yang begitu kental digabung menjadi satu.
GASTANK MAGAZINE
37
I
de meracik kuda besi custom ini Ari Supriyanto dari workshop Protehnic Moto terinsipirasi dari tunggangan garapan Jesse Rooke Custom builder asal California, Amerika yang bertittle Vettel 15. Motor yang aslinya mengandalkan mesin KTM mono silinder ini merupakan hasil kerja sama Rooke dengan brand minuman energi Red Bull Racing. “Saya ambil garis besarnya saja, karena pemilik motor memang menginginkan tampilan motor ini. Selebihnya coba saya kreasikan sendiri biar hasilnya proposional, ” jelas builder yang menggarap motor ini untuk mengikuti hajatan Kustomfest 2015 lalu. Rangka asli sudah didak dipakai lagi hanya mengandalkan mesin Scorpio saja yang dipakai. Rangka didesain ulang dari besi pipa ukuran 1 inci sebagai penopang utama pada arel rangka tengah. Sedangkan bagian lainnya andalkan pipa ukuran ¾ diameternya mirip dengan rangka asli Scorpio. Pepilihan bahan pipa besi ini yang membuat tampilan motor secara keseluruhan tidak terlalu besar. Untuk mengisi areal body pada rangka Ari mengandalkan bahan fiberglass yang bodinya dibentuk sebagai mal terlebih dulu dengan mengandalkan tanah liat. “Dengan tanah liat body yang sudah terbentuk bisa dikoreksi
GASTANK MAGAZINE 38
untuk menentukan model dan dimensinya agar proposional, setelah itu mal dengan tanah liat ini dilapis dengan bahan fiberglass,” lanjut builder yang workshopnya bertempat di bilangan Rempoa, Tangerang Selatan. Selanjutnya seluruh bagian rangka dilapis dengan bahan serat carbon membuat tampilan motor lebih kental nuansa performance. Gaya sebagai besutan racing juga dilengkapi dengan pemasangan upside down dari limbah moge. Sedangkan buat areal roda sudah dipasang tromol sumbangan dari motor trail special engine bersanding dengan sepasang pelek ring 21 inchi. Untuk areal rangka tengah sengaja dibiarkan tanpa cover lantaran posisi penampung bahan bakar sudah berpindah tempat di bawah jok model single. Untuk spatbor belakang juga mengandalkan bahan fiberglass yang modelnya dibuat simple mengikuti lekukan jok. Meskipun showbike performa mesin tetap jadi perhatian, untuk meningkatkan akselerasinya dilakukan porting polish pada areal silinder headnya. Bibir kepala silinder juga ikut dipapas 0,5mm untuk mengejar kompresi makin padat. “Leher knalpot saya desain ke atas sejajar dengan mesin sesuai dengan konsep besutan flat tracker,” tutup builder ramah ini.
protechnicmoto
GASTANK MAGAZINE
39
protechnicmoto
GASTANK MAGAZINE 40
GASTANK MAGAZINE
41
NASKLEENG13 X Hurley Penulis : Yuli Haryadi | Foto : herry axl NK13customwar
Gelaran Custom War sukses menggambarkan scene custom yang sedang menggeliat di Pulau Dewata
GASTANK MAGAZINE 42
GASTANK MAGAZINE
43
G
eliat para pelaku dan pecinta custom di Bali memang patut untuk diapresiasi, terlihat pada ajang Custom War yang berlangsung di Taman Gong Perdamaian Kertalangu, Denpasar, Bali (29-30/06) lalu. Gelaran kedua Custom War sukses menggambarkan scene custom yang sedang digandrungi di Pulau Dewata. Gastank Magazine yang ikut hadir pada ajang ini dibuat kelawahan dengan antusias pengunjung yang menghadiri gelaran kolaborasi antara Naskleng13 X Kedux Garage yang disupport penuh oleh Hurley . Gelaran yang mulai dibuka hari Jumat pukul 14:00 waktu setempat ini langsung disesaki oleh pengunjung. Ada beberapa hal yang menarik membuat event ini berbeda dengan
GASTANK MAGAZINE 44
GASTANK MAGAZINE
45
ajang scene custom yang sudah terlaksana. Selain digelar outdoor, set up pada areal acara juga dibuat spesial. Paling terlihat deretan motor-motor custom garapan builder yang displaynya di atas panggung. “Panggung dengan riging ini khusus kami desain untuk memajang motor-motor custom. Sebagai bentuk penghar-
GASTANK MAGAZINE 46
gaan dari kami mengapresiasi karya mereka,” ujar Kedux builder dari Kedux Garage meyiapkan 4 panggung besar. Nah, diatas panggung khusus inilah sebagai ajang ‘Custom War’ dimana motor-motor ini dapat tampil dengan maksimal. Ada sekitar 60
GASTANK MAGAZINE
47
GASTANK MAGAZINE 48
motor custom yang terpajang merupakan garapan builder asal bali serta juga builder tanah air, mereka membawa hasil karyanya untuk dapat dinikmati langsung detailnya. Tidak hanya motor, sepeda custom lowrider displaynya juga dibuat tidak biasa. Sepeda-sepeda ini digantung pada tiang-tiang besi layaknya sebuah monumen karya seni. Selain itu be-
berapa spot juga diisi oleh atraksi mural yang langsung dibuat oleh artisnya. Jadi menarik pengunjung untuk langsung menyaksikan proses penggarapannya. Tentunya yang istemewa ajang Custom War digelar di Bali, menjadi incaran bagi para pelaku custom tanah air untuk hadir, selain itu dapat meluangkan waktu untuk riding keliling Pulau Bali. “Buat acara tahunan ajang Custom War
GASTANK MAGAZINE
49
ini keren,� ujar Harry Triaji yang akrab disapa Triwil founder club motor Blind Eagle Jakarta. Gelaran ini menampilkan berbagai sub-kultur yang beridentik dengan budaya Bali dan custom culture, seperti Custom Motorcycle & Car Show, Lowrider Bicycle Show, Skateboarding, Community Booth, Food & Beverages Stall, Kids Playground, Live Mural, Live Music, Pinup Babes, Tattoo Exhibition, serta Traditional Shadow Puppet (Wayang Cenk Blonk). Tentunya rangkaian acara ini dapat memicu industri custom culture Indonesia yang sedang tumbuh. Untuk yang membawa sang buah hati juga tidak perlu khawatir, karena panitia tidak melupakan hal dasar yang kadang terlupakan buat para bikers yang membawa keluarga. Pada ajang Custom War ini sudah tersedia arena Kids Play ground untuk anak-anak yang cukup nyaman. Nah, kehadiran Scott “T-Bone� Jones builder dari Noise Cycles, USA jadi tamu istimewa pada Custom War 2016. Scott mengisi booth yang sudah disediakan oleh panitia dengan ramah menyapa para penggemarnya. Tidak
NK13customwar
GASTANK MAGAZINE 50
hanya Scott, tamu dari Jepang ada Steve Sarge mewakili Mooneyes dan Shu kishi yang membawa brand helm Beetle Dan tentu saja diacara pamungkas semakin hot, saat para buider builder dan tamu memberikan pick kepada para peserta kontes yang ikut. Salah satu motor custom yang didisplay paling banyak mendatkan apresiasi yaitu Kawasaki KZ200 dengan tampilan oldskol chopper. Motor milik Rizky berjuluk Kokom ini berhasil mendapatkan 5 pick dari para tamu builder yang hadir. Seakan perang tak pernah padam, acara penutup di banjiri oleh ketegangan semua yang datang saat pengumuman bagi yang paling beruntung atau lucky draw mendapatkan A Rad Chopper dari Naskleeng 13 garapan Kedux Garage. Hasilnya setelah pengumuman Iucky draw dibacakan pengunjung yang malam itu beruntung adalah I Gede Artayasa Krisna. Dia berhak membawa pulang motor custom yang basik motornya dari mesin Yamaha Scorpio. Selamat Bro....!
GASTANK MAGAZINE
51
GASTANK MAGAZINE 52
LUCKY ONE! Ubahan motor ini mengacu pada gaya oldskool pada era 70-an tentunya hampir seluruh tampilan standar tidak ada yang tersisah lagi YAMAHA SCORPIO | BALI
ARTIKEL : YULI HARYADI | foto : HERRY AXL keduxgarage
GASTANK MAGAZINE
53
“K
alau event sebelumnya kita siapkan motor custom choppy cub, sekarang meningkat jadi Yamaha Scorpio� I Gede Artayasa Krisna menjadi salah satu pengnjung yang paling beruntung, namanya
GASTANK MAGAZINE 54
disebut saat pengumunan lucky draw di ajang Custom War 2016 yang berlangsung di Taman Gong Perdamaian Kertalangu, Denpasar, Bali (29-30/06). Yamaha Scorpio yang sudah full custom langsung diboyong ke rumah pada malam setelah acara berakhir.
Secara khusus Yamaha Scorpio custom yang digarap oleh Keduk Garage ini memang disiapkan untuk lucky draw untuk perhelatan Custo War 2016 garapan Naskleeng 13 (NK13) didukung oleh Hurley. “Kalau event sebelumnya kita siapkan motor custom choppy cub,
sekarang meningkat jadi Yamaha Scorpio,� ujar Kedux pemilik Kedux garage yang menyandang nama lengkap Nyoman Gede Sentana Putra. Ubahan motor ini mengacu pada gaya oldskool
keduxgarage
GASTANK MAGAZINE
55
GASTANK MAGAZINE 56
pada era 70-an tentunya hampir seluruh tampilan standar tidak ada yang tersisah lagi. Areal rangka depan masih tetap mengandalkan bawan motor tetapi untuk sub frame sudah dibuat ulang dengan pipa baru lengkap dengan covernya, sekilas modelnya mirip Kawasaki Estrella. Desain motor justru tidak dibuat rigid, tetap mengandalkan lengan ayun custom dan dua buah suspensi sebagai penopang. Untuk areal spatbor belakang dilengkapi dengan sisi bar sebagi sandaran jok belakang. Sisibar ini posisinya sama tinggi dengan model setang custom yang sudah terpasang. Areal roda untuk depan andalkan pelek 19 inchi yang dibalut dengan ban kembang salur klasik Avon Speedmaster MKII. Sedangkan belakang dipilih ringkar roda ring 18 inchi yang dibalut ban swallow membuat tampilan motor jadi proposional.
GASTANK MAGAZINE 57
Untuk warna motor dipilih yang soft, antara rangka dan body sama yaitu broken white. Kelir ini merupakan salah satu ciri gaya oldskool 70-an yang berpadu dengan krom pada beberapa bagian motor. Nah, bicara Kedux Garage tidak bisa dipisahkan dengan NK13, sekitar 19 orang menjadi bagian dari NK13 yang hampir seluruhnya
GASTANK MAGAZINE 58
mengandalkan motor custom garapan Kedux Garage. NK13 itu sebagai komunitas kreatif karena didalamnya tidak hanya pencinta motor custom. Ada pula musisi, skater, pembuat ogoh-ogoh, seniman tato dan lainnya. Pria kelahiran Denpasar, 17 Desember 1986 ini mulai mendirikan Kedux Garage tahun 2007 seiring dengan berdirinya NK13. Kedux sendiri juga piawai dan menguasai tehnik pin-
striping sebagai pemanis pada besutan custom. Pertama kali ia dipercayakan oleh kawankawannya untuk membangun motor custom. Untuk membangun sebuah motor custom idenya juga mengalir, mengembangkan dari ubahan yang sudah berjalan. Jadi memang butuh waktu untuk menghasilkan sebuah karya, karena Kedux yakin setiap motor custom itu
memiliki ‘nyawa’. Kedux Garage : Jl. Nangka 2 No.7, Denpasar, Bali Instagram : @keduxgarage Facebook : Kedux Garage
GASTANK MAGAZINE 59
Hell Custom Jalan Cempaka Raya No.26 Bintaro Sektor I Jakarta Selatan Telp: 081280004589 Instagram: @hellcustom Facebook: Hellcustom
GASTANK MAGAZINE 60
all about custom hellcustom
hell custom helmet
ARTIKEL : ullie gumilar | foto : HERRY AXL
H
elm salah jadi salah kelengkapan berkendara yang sangat pribadi bagi pengendara. Tidak heran bila perangkat pelindung kepala ini sangat dijaga keberadaannya. Bagi pecinta custom pemilihan helm juga ikut meyesuaikan dengan ubahan motor, makanya belakangan banyak sodoran helm-helm custom produk lokal sebagai pilihan buat mereka yang ingin tampil beda. Salah satunya workshop sekaligus toko khusus helm Hell Custom. Di sini ditawarkan berbagai macam helm dan aksesoris bergaya vintage dan menangani segala kebutuhan helm bergaya vintage yang berlokasi di Bintaro, Jakarta Selatan.
GASTANK MAGAZINE 61
“Hell Custom mengerjakan berbagai model helm mulai dari yang bahan shell atau batok sampai bahan fiberglass dari half face sampai full face dan seluruhnya dikerjakan oleh kami,� ujar Ade Irwan, Owner sekaligus Art Spesialis Hell Custom. Nah, kelebihan helm custom yang ditawarkan gerai Hell Custom pilihan proses finishing, ada beberapa pilihan seperti cat berkelir standar dengan satu warna, towo tone, pengecatan dengan paduan stiker embos, glitter sampai krom dapat dipesan oleh customer. Tentunya tidak hanya bagian cangkang helm saya yang bisa di custom, areal padding atau bagian busa dalam helm juga bisa diolah agar lebih nyaman dan menarik tampilan. Pilihannya bahan paddingnya bisa polos, bermotif, sampai bisa dilapis berbahan kulit. Hell Custom meyediakan berbagai model seperti half face, full face dengan pilihan model MotoX, cakil, replika Gringgo dan lainnya. Dengan banderol harga mulai Rp 200 ribu hingga Rp 800 ribu,� tutup Ade yang juga menerima jasa reparasi helm vintage.
GASTANK MAGAZINE 62
GASTANK MAGAZINE 63
BURAPA STUNT BATTLE 2016 | WAWAN TEMBONG
STUNTRIDER INDO Penulis : YONGKI, YULI HARYADI | Foto : YONGKI
wawantembong
Bekerjasama dengan TDR, Wawan memastikan ikut Burapa Stunt Battle 2016 sebagai kompetisi stuntrider terbesar di Thailand yang diikuti tak hanya peserta lokal tapi juga dari Kambodia, Jerman dan Rusia berlangsung di Pattaya, 12-13 Februari 2016 lalu
GASTANK MAGAZINE 64
ONESIA BERJAYA U
ntuk mengasah pengalaman dan kemampuannya salah satu stuntrider terbaik Indonesia Wawan Tembong menguji skilnya tanding ke luar negeri. Bekerjasama dengan TDR, Wawan memastikan ikut ke Burapa Stunt Battle 2016 sebagai kompetisi stuntrider terbesar di Thailand yang diikuti tak hanya peserta dari dalam Thailand tapi juga dari Kambodia, Jerman dan Rusia
yang berlangsung di Pattaya, 12-13 Februari 2016 lalu. Tak hanya berangkat sendiri, Wawan mengajak adiknya Wahyu Nugroho yang baru berusia 13 tahun untuk menambah jam terbang di dunia stuntrider. “Jelas ini pengalaman yang sangat berharga karena suasana lomba di Thailand berbeda dengan Indonesia, paling terlihat
GASTANK MAGAZINE 65
GASTANK MAGAZINE 66
banyaknya peserta yang menggunakan moge kelas supersport atau streetbike di kelas Pro,� ujar pemuda asal Boyolali ini. Untuk event ini, Wawan menggunakan Yamaha R25 milik TDR Thailand dengan pertimbangan di tanah air, pria 26 tahun ini sudah terbiasa menggunakan Yamaha MT25 sehingga tak susah untuk mengkonversi R25 menjadi MT25. Banyaknya barang bagasi hingga 92 kg sempat jadi kendala di hari keberangkatan, apalagi Aviation Security tidak meloloskan tangki MT25 yang telah dimodifikasi dengan alasan keamanan. Show must goes on! Di Bangkok, Wawan dan Wahyu dibantu tim TDR Thailand, pasangan Keng Zombie dan Beaver Girl bekerja keras melakukan beragam ubahan agar R25 pas jadi
motor stuntrider dari mengganti setang jepit ke model motocross, menambahkan crash bar, memasang cakram tambahan dan yang cukup bikin pusing memodifikasi tangki asli R25 dengan busa tambahan sebagai titik pijakan melakukan beragam trik. Melakukan latihan perdana di lapangan daerah Laod Prao-Ramintra bareng komunitas stuntrider Bangkok, Wawan dan Wahyu mulus melakukan beragam trik wajib stuntrider dari wheelie, rolling stoppie, burnout, drifting dengan beragam variasi trik. “Pengaruh ECU API Tech yang dipasang di R25 membuat motor ini lebih bertenaga di putaran bawahnya dibanding MT25 saya yang masih ECU standar,� puji Wawan. Beres melalukan preparasi, Wawan dan Wahyu
GASTANK MAGAZINE 67
berkemas berangkat ke kota Pattaya yang berjarak 200 km dari Bangkok. Menuju North Pattaya Stadium sebagai lokasi berlangsung Udara panas khas pantai Pattaya tak jadi soal karena kakak beradik ini sengaja tidak meminum es untuk menjaga stamina tetap stabil. Setelah beradaptasi dengan kondisi aspal, Wawan dan Wahyu lancar mengulang beragam trik seperti saat latihan. Wawan mengikuti 2 kelas yaitu Longest Wheelie dan Freestyle Pro Competition, sedang Wahyu turun di kelas Wheelie Amateur dan Freestyle Pro Competition. Meski motor R25 berkapasitas 250cc terbilang kecil dibanding rivalnya yang memakai motor kapasitas 600-800cc tapi mereka punya kepercayaan diri tinggi setelah melihat kemampuan lawan mereka. “Fokus dengan target yang ditentukan, tenang jaga konsentrasi dan tidak melakukan kesalahan,” kata Wawan. Terbukti di Sabtu siang (13/2), saat kelas Longest Wheelie digelar, Wawan sukses melampaui target yang ditentukan. Sehingga sesuai aturan jika ada lebih 2 peserta
GASTANK MAGAZINE 68
yang bisa menyentuh pembatas maka panitia akan memundurkan jarak pengereman awal. Dari babak pertama tersaring 10 peserta yang masuk ke babak kedua yang selanjutnya tersisa 3 orang saja yang diadu di babak ketiga. “Ini untuk pertama kalinya di kompetisi Thailand terjadi sampai tiga babak karena ketatnya kompetisi,” ucap Keng Zombie, stuntrider terbaik Thailand. Tinggal Wawan Tembong, Big Tanapol dan Keng Zombie yang ada di babak ketiga, tapi hanya Wawan yang sukses melewati tembok pembatas. Kemenangan pertama buat Wawan. Sabtu malam Wahyu tampil lebih dulu di kelas Wheelie Ameteur lalu Freestyle Pro Competition. Kemampuan bocah kecil asal Indonesia ini jelas mengejutkan penonton karena dia adalah peserta termuda di kelas Freestyle Pro Competition. Sempat melakukan kesalahan kecil tapi performa Wahyu terbilang sukses menyedot perhatian dan diganjar posisi ke 10. Motor R25 diserahkan dari Wahyu ke Wawan yang bersiap melakukan yang terbaik saat namanya dipanggil. “Indonesia bisa, Indonesia juara,” bilang Wawan dengan yakin. Den-
protechnicmoto
gan kontrol mesin halus dan ritme konstan, Wawan sukses memukau audiens dan juri karena banyaknya trik baru yang belum pernah dilihat sebelumnya di Thailand. Seperti melakukan wheelie dengan tangan tak memegang setang setir, stoppie yang langsung berlanjut ke wheelie, wheelie berputar dan burnout dengan kepulan asap warna merah karena memakai ban khusus. Semua dilakukan dengan sempurna tanpa kesalahan sehingga juri memberi nilai 39 dari nilai maksimum 40. Good job! Bendera Merah Putih pun berkibar di lapangan North Pattaya Stadium saat Wawan naik podium pertama di kelas Longest Wheelie dan Freestyle Pro Competition. “Rasanya luar biasa dengan beragam kendala sebelum lomba tapi bisa tetap meraih kemenangan, terima kasih atas semua dukungannya,” girang Wawan. Dari media sosial, ucapan selamat buat Wawan malam itu ramai membanjiri lini masa. Ini kemenangan perdana buat Wawan untuk event internasional, ini sebagai langkah pembuka ke event lain yang lebih menantang. Tidak hanya Wawan Tembong, stuntrider Indonesia yang berprestasi pada ajang Burapa Bike Week di Thailand. Reza SS pada Februari 2012 yang berlokasi di Central Stadium Pattaya pada event yang sama juga tampil memukau .
Saat acara di Burapa Bike Week 2012 Rezza SS berhasil mendapat peringkat pertama di kelas Big Bike Burapa Stunt Battle Thailand.
BAKAT Luar Biasa Wahyu Berbadan kecil dengan bobot hanya 29 kg, Wahyu Nugroho nyatanya lancar menekuk setang Yamaha R25 yang jelas bobotnya 5 kali lipat dari berat R25 yang dipakainya di kelas Freestyle Pro Competition. Meski saat start harus dipegang sang kakak, begitu motor melaju Wahyu menjadi sosok yang sama sekali berbeda. Percaya diri dan rapi menjaga irama permainan stuntrider, semua trik bisa dilakukan kecuali rolling burnout karena pundak pelajar kelas 1 SMP ini belum cukup kuat menahan hentakan tenaga motor. Tak heran performa Wahyu mengundang decak kagum penonton dan laris diajak foto bareng selama Burapa Stunt Battle 2016. “Saya ingin menjadi seperti mas Wawan, saya belum lama belajar jadi masih harus belajar banyak lagi,” kata Wahyu dengan kalem. Melihat potensi besar ini, rasanya dalam 3-4 tahun ini lagi Wawan akan mendapat lawan yang setara.
GASTANK MAGAZINE 69
SUZUKI RGR 150 1997 | JAKARTA ARTIKEL : YULI HARYADI | FOTO : STEPHEN HARIANTO stephen_harianto
GASTANK MAGAZINE 70
Bagi yang besar diera 1990-an ada dua pilihan motor sport yang paling diburu oleh anak muda saat itu. Selain Yamaha RZR dengan kapasita mesin 135cc, di atasnya ada Kawasaki Ninja 150R dan Suzuki RGR150 yang keduanya masih dibekali dengan dapur pacu 2 tak.
GASTANK MAGAZINE 71
P
ada saat itu bisa dibilang jaman keemasan motor sport dengan mesin 2 langkah yang akhirnya pudar tergerus varian bebek dan matik. Nah, Suzuki RGR ini mengingatkan pada masa lalu saya, anak muda yang ingin tampil dan bergaya dengan motorsport. Ya, jujur saat itu saya masih duduk di bangku SMA pun harus merengek kepada orang tua untuk dapat memboyong RGR ke rumah. Tawaran motor bebek terbaru dari dealer ketika itu tidak saya gubris. Singkat cerita Suzuki RGR lansiran 1994 pun akhirnya bisa hadir di garasi rumah. Bukan motor baru dari dealer tetapi saya sudah senang bukan kepalang. Oh ya, sedikit informasi Suzuki RGR hadir pada medio awal 1990 sampai akhirnya stop produksi di tahun 1999. Varian pertama hadir dengan half fairing dan buntut yang ramping dilengkapi lampu persegi
GASTANK MAGAZINE 72
yang melekat pada ujung bodi belakang. Lalu pada 1994 desain bodinya berubah dengan full fairing tetapi masih ramping dan buntut belakang aplikasi dengan model stop lamp yang sama persis dengan motor bebek Suzuki Cristal. Pada sekitar 1997 meluncurnya varian terbaru body yang sedikit lebih besar, saat itu disebut oleh anak-anak motor model RGR Jumbo, hadir dengan kelir silver/hitam dan silver/ pink. Tetapi meskipun sudah 3 kali ganti bodi areal mesin, rangka, kaki-kaki, sampai tangki tidak berubah sama sekali. Menurut saya itulah hebatnya pabrikan motor saat itu mampu mendikte customer, kalau sekarang tentu lain cerita. Oh ya, keberadaan Suzuki RGR membuat saya jadi melek dunia modifikasi saat itu. Ini dimulai karena saya memang tidak begitu suka dengan
model body yang nempel di motor. Justru lebih senang dengan tampilan RGR keluaran awal 1990, makanya saya berburu body partnya dan mengganti seluruhnya hingga pasang half fairing. Setting mesin tentu dilakukan karena menginginkan performa yang lebih responsip. Alhasil bengkel jadi tempat favorit buat nongkrong, beberapa langkahpun dilakukan seperti porting polish pada blok silinder dan papas bagian silinder head. Apalagi setelah dipasang knalpot racing KIS (knalpot produk lokal yang saat itu sangat diminati) tarikan motorpun jadi lebih ngacir. Wah jadi ngelantur !!! Kalau Suzuki RGR custom ini hasil racikan Stephen Harianto yang tinggal di Mangga Besar, Jakarta Barat. Ceritanya hampir mirip dengan pengalamannya saya karena andalstephen_harianto
GASTANK MAGAZINE 73
kan Suzuki RGR untuk pertama kali membangun motor custom. Suzuki RGR lansiran 1997 ini sejatinya milik kawan kuliah Stephen yang bernama Burhan. Saat pertama kali motor diatar kondisinya berantakan, terutama bagian mesin. Motor asal hidup tetapi jalannya tidak normal. Makanya konsentrasi awal adalah restorasi bagian mesin lebih dulu mengembalikan performa motor agar bisa hidup normal. Dalam proses pengerjaannya dia dibantu bersama David Zutur, salah satu builder andalan Elders Garage. Alhasil seluruh part bagian mesin diperbaru
mulai mengganti piston, gasket, dan banyak part lainnya sampai mengecat ulang mesin. By the way, berburu suku cadang asli untuk RGR 150 saat ini cukup sulit, dan mahal tentunya. Tetapi akhirnya motor bisa digeber lagi. Untuk mendukung tarikan motor biar lebih agresif diaplikasi knalpot merek CIA Racing Exhaust. Sekaligus untuk menggantikan knalpot lama yang berkarat sedangkan ruang muffler juga dirancang khusus. Nah, setelah mesin sehat, mulai membahas desain custom dengan pemilik motor dan akhirnya diputuskan genre CafĂŠ Racer, untuk RGR150 karena sejatinya ini memang motor agresif. Stephan mulai membuat beberapa
stephen_harianto
GASTANK MAGAZINE 74
sketsa sampai desain ini disetujui oleh pemilik dan kemudian proyek Custom dimulai. RedZone Kustom di Buaran (Jakarta Timur) membuatkan tangki bensin Custom (terinspirasi oleh tangki Suzuki Stinger) menggunakan 1 mm pelat baja dengan cat candy red. Buntut hornet dibuat sebelumnya oleh kawan dari Besi Moto Project dibilangan Pasar Minggu. Fairing depan saya dapat dari Glanets Radical, Bandung. Buntut pelat baja dan fairing kemudian ditutupi dengan cat hitam matte, rangka juga kena cat ulang dengan warna hitam matte.
Ada beberapa detail lain yang dibuat untuk melengkapi Suzuki RGR custom seperti pegangan botol oli, pelat baja penahan lumpur, serta jok berbagan kulit. Sedangkan pemasangan headlamp aftermarket, Tail light, dan lampu sein indikator menghasilkan senyum lebar di wajah Burhan begitu pertama kali melihat motornya. The Spek : - Mesin bagian oleh Elders Garage, Kebon Jeruk - Tangki bensin Kustom dan cat oleh RedZone Kustom, Buaran - Hornet Tail oleh Besi Moto Project, Pasar Minggu - Khusus Exhaust Sistem oleh C.I.A Racing Exhaust, Malang - Leather Seat oleh Agus HJJ, Kemanggisan - Aftermarket Suzuki switch (kiri dan kanan) - Aftermarket Headlight, Tail Light, dan Turn Indikator Signal - Koso Air Filter - Rantai TK Japan Gold - Champ jeruji roda (depan dan belakang) - Ban Walet Ranger 3,50-17 (depan dan belakang)
GASTANK MAGAZINE 75
GASTANK MAGAZINE 76
OHLINS INDONESIA
custom performance ohlinsindonesia
“Pemilik motor custom juga mengincar suspensi produk Swedia ini untuk melengkapi besutan andalannya lebih berkelas” ARTIKEL : YULI HARYADI | FOTO : herry axl
K
eberadaan suspensi Ohlins kehandalannya sudah terbukti diberbagai ajang balap motocross sampai arena balap MotoGp. Hal tersebut yang membuat suspensi Ohlins ini tidak hanya diburu para pecinta balap di Tanah Air, pemilik motor custom juga mengincar produk Swedia ini untuk melengkapi besutan andalannya lebih berkelas. Memang setelah resmi menjadi authorized distributor Ohlins di Indonesia sejak 2012 lalu, Djamoko Speed langsung menggebrak pasar sepeda motor di Indonesia. Hal ini sejalan dengan telah diresmikannya pabrik Ohlins Asia Co. Ltd di Thailand sejak beberapa tahun lalu. Setelah produknya diterima untuk motor-motor harian saat ini Ohlins mengembangkan pasarnya menyasar pelaku dan pecinta custom. Dengan meyediakan berbagai pili-
han suspensi model universal yang desainnya mendukung performa genre besutan custom. “Hadirnya pabrik Ohlins Asia di Thailand memberikan peluang bisnis bagi kami untuk mencakup lebih luas market. Secara material, masih disuplai dari Swedia, karena Ohlins tidak mau menurunkan kualitas sebagai produsen suspensi premium. Menyasar pemilik custombike yang ingin tampil lebih stylish, namun juga perfoma tinggi dan tingkat kenyamanan istimewa,” urai Eddy Saputra, selaku Director Djamoko Speed. Suspensi Ohlins meyediakan untuk berbagai motor custom mulai dari motor-motor yang lazim dicustom seperti Yamaha Scorpio, Suzuki Thunder, Honda Tiger, dan lainnya. Buat kelas motor premium tentunya punya koleksi yang lengkap untuk Triumph, Ducati, Harley-Davidson,
GASTANK MAGAZINE 77
ohlinsindonesia
GASTANK MAGAZINE 78
sampai BMW versi terbaru. Untuk kebutuhan suspensi depan Ohlins juga memiliki varian yang lengkap model upside down atau tipe teleskopik untuk mengejar tampilan vintage. “Tinggal disesuaikan saja dengan style ubahan motornya,” jelas Rully Adam Mangapul General Manager Ohlins Indonesia. Tentu saja potensi pasar aftermarket lebih bergairah karena dari fitur suspensi pun telah dirancang seperti fitur Rebound dan Compression untuk membantu penyetelan settingan sesuai keinginan pengendaranya. “Untuk layanan purna jual Ohlins Indonesia sudah memiliki layanan aftersales termasuk service center,” beber Bully, sapaan Akrab Rully Adam Mangapul yang showroomnya terletak di Jl. Cikini Raya No.70, Menteng, Jakarta Pusat.
GASTANK MAGAZINE 79
GEAR LIST ARTIKEL : YULI HARYADI | FOTO : herry axl
ROYAL ENFIELD
INSPIRED 27
royalenfieldid
R
Trailblazer Riding Boots
iding Boots ini merupakan koleksi dari gerai Royal Enfiled Jakarta, terbuat dari 100% kulit asli yang nyaman untuk berkendara. Bukan hanya untuk mengaspal tetapi juga aman untuk dipakai pada lintasan berbatu karena dilengkapi dengan bahan sol yang anti slip.
inspired27
BASEBALL CAP
A
jang Yokohama Hotrod Custom Show menjadi tolak ukur bagi para builder, termasuk builder Indonesia. Tidak heran kalau ajang ini sangat diminati para penggiat custom di tanah air untuk hadir meyaksikan langsung hajatan ini. i
KICKSTART APPAREL
S tees
alah satu produk apparel lokal khusus motor ini telah meluncurkan beberapa koleksi terbarunya. Banyak pilihan desain-desain teranyar yang tentunya bisa jadi andalan saat kongkow ataupun riding dengan komunitas. kickstart_apparel
GASTANK MAGAZINE 80
TRIUMPH
J
Raven Jacket
triumphridersid
aket ini didedikasi untuk pengendara cafe racer mengandalkan bahan kuli berkualitas tinggi. Pada bagian lengannya sudah dilengkapi pengaman bahu dan siku yang dapat dibuka/pasang dengan CE certified.
GASTANK MAGAZINE 81
TRIBUTE TO TEGEP OKTAVIANSYAH | (The 3rd El Presidente Bikers Brotherhood MC) ARTIKEL : WILLY ‘F16’ DREESKANDAR | FOTO : herry axl
“RIDER ON THE STORM” (The Doors) Riders on the storm Riders on the storm Into this house we’re born Into this world we’re thrown Like a dog without a bone An actor out alone Riders on the storm There’s a killer on the road His brain is squirmin’ like a toad Take a long holiday Let your children play If ya give this man a ride Sweet family will die Killer on the road, yeah Girl ya gotta love your man Girl ya gotta love your man Take him by the hand Make him understand The world on you depends Our life will never end Gotta love your man, yeah Riders on the storm Riders on the storm Into this house we’re born Into this world we’re thrown Like a dog without a bone An actor out alone Riders on the storm Riders on the storm Riders on the storm Riders on the storm Riders on the storm Riders on the storm
I
ni adalah tulisan kedua saya tentang Tegep Octaviansyah. Keduanya sama-sama saya kasih judul Rider On The Storm. Sabtu, 21 Februari 2016, tiba-tiba ada berita mengejutkan di grup wartawan bikers. “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Telah berpulang ke rahmatullah, sahabat bikers kita, Tegep Octaviansyah.” Saya cross check beritanya. Sejumlah rekan bikers saya kontak. Jack Enggar ‘Eenk’ Santosa (El Presidente Bikers Brotherhood ke-4), Jack Budi ‘Dalton’ Setiawan (El Presidente ke-7) dan Jack Jeffrey ‘JJ’ Polnaja. SMS, BBM dan WhatsApp, lama ditunggu. Nggak sabar, akhirnya saya telepon Budi Dalton. “Ya benar, Bro. Mohon doanya aja,” begitu jawab Dalton. SMS JJ masuk kemudian, menguatkan berita menyedihkan itu. Jack Eenk mungkin saya tidak update nomornya. Tulisan pertama, sebenarnya saya mengedit tulisan seorang wartawan baru di OTOMOTIF dulu, sekitar 1993-94. Sekarang sang wartawan sudah menjadi Bos di perusahaannya. Waktu itu tulisannya datar banget, murni tentang data teknis modifikasi Harley-Davidson milik Tegep. Tidak ada nuansa lain dari tulisannya. Datar saja. Untungnya, sebelum kawan wartawan baru itu ditugaskan meliput motornya, saya sudah jauh hari sebelumnya kenal Tegep. Alhasil, saya rombak habis tulisannya, termasuk ide & tema dasarnya. Kalau di kalangan penulis, istilahnya ‘cuma diambil titik dan komanya doang’. Walau nama saya tak ada di artikel itu, tapi saya bangga. Karena sering kawan-kawan kasih info pandangan mata. “Itu tulisan khas F-16. Dipajang tuh di Tegep Boots & Accessories.” Itu adalah toko boots, souvenir dan peranti bikers milik Tegep di Jl. Pelajar Pejuang 45,
RIDER ON TH
GASTANK MAGAZINE 82
HE STROM
GASTANK MAGAZINE 83
No.104, Lengkong, Bandung. Terakhir, Tegep mendirikan brand Comrades Motorcycle. Awal kenal dengan Tegep, waktu itu masa peralihan El Presidente Bikers Brothehood MC dari Benny ‘Bebeng’ Gumilar ke Yusuf ‘Papeuh’ Sugandi (sudah almarhum juga). Dari semua sosok barudak Bikers Brotherhood MC waktu itu, entah kenapa di benak saya, budak gondrong ini yang paling cocok dengan julukan Rider On The Storm. Berangasan, badannya tegap seperti namanya, to the point kalau bicara. Baginya, boleh memiliki & naik Harley, motor idaman dan citacita banyak bikers, tapi pantang belagu dan pongah. Berkendara sejauh minimal 1000 km, begitulah dulu syarat dasar tak tertulis jika mau layak disebut bikers. Bukan motor anyar & sehat yang tinggal geber aja. Tapi motor lawas, dengan segala problemnya, mogok, sparepart langka. Selain kendala teknis, alam pun sering kali tak bersahabat. Hujan, badai, sebut saja apa. Zaman sebelum abad berganti, jalan sepi, tak tahu apa bahaya menanti. Killer on the road. Hanya modal niat dan nekat. Salah satunya, ya Tegep orangnya. Pas kan, rider on the storm. Untuk bergabung ke Bikers Brotherhood, syaratnya lebih serem dan sakral lagi. Bukan sekedar daya tahan badan menempuh ribuan kilometer, tapi juga harus tahan mental, honour, respect, loyality dan brotherhood. Tingkatan keanggotan juga berjenjang, mulai dari Rebel Bastard, Prospect, Virgin, Life Member dan tertinggi Diponegoro (diambil dari nama jalan Diponegoro, markas dan cikal-bakal klub Anak Motor Inggris, lalu De Motors, dan akhirnya menjadi Bikers Brotherhood). Dulu medio 90an, suasana jalan JakartaBandung via Puncak masih sepi. Hampir tiap akhir pekan saya ke Bandung. Kalo nggak naik
GASTANK MAGAZINE 84
motor, saya numpak KA Parahyangan, kalo nggak lupa dulu ongkosnya dulu Rp 6.000 hingga naik lebih dari Rp 10.000. Saya punya ‘cottage’ pribadi, berupa seonggok VW Combi di pelataran junkyard Donny Zleer, sekarang TrotoArt Cafe, salah satu tempat tongkrongan favorit barudak bikers. Termasuk Tegep & konco-konco Bikers Brotherhood-nya. Ketika Tegep menjabat El Presidente Bikers Brotherhood ke-3, klub ini makin menunjukkan eksistensinya. Saya sudah perkirakan bahwa BB bakal menjadi klub terbesar & disegani. Motor tua menjadi barang mahal & dicari. Bikers gondrong urakan & brangasan jadi seleb. Termasuk El Presidente sekarang, Budi ‘Dalton’ Setiawan, di kalangan bikers
justru lebih terkenal ketimbang Ariel Peter Pan. Pada sebuah helatan ultah Bikers Brotherhood di GOR Saparua, saya meliput 1 halaman di Motor Plus. Saya ingat, saya membuat catatan khusus. Yakni, di sepanjang jalan masuk ke GOR Saparua, ada 3 aroma khas motor tua & bikers : oli terbakar, kampas kopling aus, dan alkohol. Andai Jim Morisson datang ke sana, dia akan bergumam “His brain is squirmin’ like a toad..� Sekarang Tegep kembali menjadi Rider On The Storm. Perjalanan terakhirnya, pulang menuju Sang Khalik, asal kehidupan dan penguasa kematian...
Dia sendirian. An actor out alone... Al-Fatehah-nya, shalatnya, dzikirnya, doa anak-anaknya menjadi kendaraan terakhir Tegep Octaviansyah. Sekarang dunianya jauh lebih baik dari kita. Dan kita pun akan menyusulnya...
So long, brother... Rider on the storm... Rider on the storm... (And the song fade away...)
GASTANK MAGAZINE 85
BOOKING PLACEMENT WWW.GASTANKMAGAZINE.COM & GASTANK DIGITAL ISSUE Business Inquiries info@gastankmagazine.com +62 81282526313 | +62 8129565237
GASTANKMAGAZINE.COM GasTank Magazine is published by Gastankmagazine.com All content Copyright Š2016 Gastankmagazine.com