Gastank 05 2015

Page 1

THE LEGENDS OF

SHOVELICIOUS QUEEN LEKHA KUSTOM SUPLY JOGJAKARTA VINTAGE ELECTRIC BIKE TROUPE BRUT RIDES INDUSTRY SWDG & AVIATOR GOGGLES FIRST RIDE YAMAHA MT25 2015

05

ISSUE

2015 | GASTANKMAGAZINE.COM


DIGITAL MAGAZINE

GASTANKMAGAZINE.COM GasTank Magazine is published by Gastankmagazine.com all content Copyright Š2015 Gastankmagazine.com

GASTANK MAGAZINE 02


CONTENTS ISSUE 05 | 2015

CUSTOM BIKE H-D Shovelhead 1200cc 1974 Jogjakarta H-D Shovelhead 1340cc 1978 Jakarta

LIFESTYLE Motorcycle goggles PARTY 27th Anniversary Bikers Brotherhood MC

KTM SFX 250 2008 Jakarta

GOODS Vintage Electric Bike

Kawasaki Estrella 2014 Jakarta

NEW BIKE Yamaha MT-25 2015

HANG OUT Oemah Djowo Classic Oto Resto Jogjakarta

GASTANK FAMILY #ulahadigungproject

Gastank Magazine | @gastankmagazine | GastakMagazine | Gastank Magazine TV | Gastank Magazine

GASTANKMAGAZINE.COM GasTank Magazine is published by Gastankmagazine.com all content Copyright Š2015 Gastankmagazine.com

GASTANK MAGAZINE 03


EDITOR IN CHIEF YULI HARYADI

DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY HERRY RISWANTO

CREATIVE DIRECTOR ULLIE GUMILAR K

DIGITAL & BUSSINES DIRECTOR AGUNG DWI MARTONO

Our Associates Partner MUHAMAD AL KAHFI M.JORDAN HAEKAL Heret Frasthio omarannas M.DAVID SRIHANOKO Ramon A.W (Australia)

FROM EDITOR

S

enang sekali saya menjelang liburan Hari Raya ini motor custom yang sudah sebulan nongrong di bengkel bisa kembali ke garasi rumah. Artinya motor bisa saya gas sepuasanya dalam kondisi jalan ibu kota yang lengang sampai dua minggu ini. Ibu Kota ditinggalkan hampir separuh penduduknya yang mudik membuat momen libur Hari Raya ini ibarat surga bagi para pemilik motor custom. Ruas-ruas jalan yang macet yang menjadi neraka saat berkendara motor custom dapat kita lalui tanpa kendala.

Sambil menikmati liburan Gastank Digital Magazine Volume 5 kami sajikan untuk mengisi waktu anda. Dengan menyodorkan ulasan custom beberapa motor Harley-Davidson yang mengendalkan mesin legend generasi Shovelhead. Cocok bagi anda penikmat Shovelicious ! Mesin yang diaplikasi H-D pada 1966 sampai 1985 dibekali dapur pacu yang tanggung jadi incaran bagi pecinta custom khususnya bergaya old skool chopper. Selain itu kami juga tampilkan jarahan custom KTM 250SXF, sejatinya motor ini dipakai untuk balap motocross namun tampilannya sudah diubah bergaya tracker. Ada juga Kawasaki Estrella yang oleh pemiliknya diganti bergaya motor Inggris lawas.

BOOKING PLACEMENT ON WWW.GASTANKMAGAZINE.COM OR GASTANK DIGITAL ISSUE Business Inquiries info@gastankmagazine.com +62 8282526313 | +62 8129565237 GASTANK MAGAZINE Carburator Springs RESORT Jl.R.C. Veteran Route 66 No.13 Tanah Kusir Jakarta 12330

GASTANK MAGAZINE 04

Gelaran akbar Anniversary ke-27 Bikers Brotherhood di Bandung yang berlangsung beberapa waktu lalu juga lengkap kami sajikan pada edisi ini. Sampai hang out ke Oemah Djowo Classic Oto Resto yang dapat menjadi reverensi kuliner saat berlibur di Jogja. Enjoy Holiday Salam Custom YULI ‘BELO’ HARYADI Editor In Chief


GASTANK MAGAZINE 05


CLASSIC

Harley Davidson-Shovelhead Engine History ARTIKEL : BIG MAN | FOTO : DOK

DO YOU SHOVEL?

N

o, kami bukan sedang mengajak Anda mengambil sekop lantas menggali lubang, atau berkebun, tapi sekadar ingin mengingatkan, bagi yang lupa atau ilmu baru untuk yang baru saja ‘main’ Harley-Davidson. Ya, ini sedikit cerita tentang mesin Shovelhead. Mesin Shovelhead merupakan unit tipe V-Twin yang diproduksi oleh Harley-Davidson pada rentang waktu mulai 1966 hingga 1984. Tipe ini

GASTANK MAGAZINE 06

memang dikembangkan untuk menggantikan tipe V-Twin lain yang telah diproduksi Harley sejak tahun 1938, termasuk Knuclehead serta Panhead. Secara desain, Shovelhead sangat mirip dengan Panhead, hanya saja, Shovelhead menggunakan silinder dan piston lebih kuat serta tampilan sedikit berbeda. Nama Shovelhead sendiri diambil dari bentuk rocker box cover


yang memiliki tampilan mirip sekop yang digunakan oleh penambang batu bara. Model awal memiliki kapasitas mesin 1.208 cc (74 cu-in) lantas mengalami penyempurnaan tahun 1978 dengan kapasitas mesin meningkat menjadi 1.340 cc (82 cu-in) yang dicangkok pada Big Twin Harley. Seperti terdapat pada model FLH lansiran 1978 dan menjadi mesin standar untuk model H-D FLH di tahun 1980. H-D FLH-80 disebut model Electra Glide II. Lantas dilanjutkan dengan model H-D FX ditawarkan dengan pilihan mesin 1200cc dan 1340 cc sampai 1981. Oke, jadi sebenarnya kenapa Harley-Davidson mengganti mesin Panhead dengan Shovelhead? Panhead dirancang untuk menjadi unit penyedia tenaga bagi model Sporster di pertengahan era 1960an. Seiring waktu, Panhead mulai kehilangan pamor, selain desainnya yang out-of-date, performanya juga kurang galak. Sebagai perusahaan besar, HarleyDavidson harus mengembangkan mesin yang lebih bertenaga. Unit Shovelhead di era pertengahan 1960an menggunakan semua teknologi paling canggih yang dimiliki Harley-Davidson saat itu untuk membuatnya bisa mengeluarkan lebih banyak tenaga kuda dan akselerasi lebih agresif. Kendati begitu, banyak ahli motor yang bermain di dunia old skool chopper berpendapat bobot Shovelhead menjadi penghambat potensi tenaga yang lebih besar lagi di era itu.

penyegaran. Bobot disesuaikan dan posisi alternator pindah pada bagian tengah mesin, sehingga menghilangkan masalah yang dialami oleh model keluaran era sebelumnya. Masalah satu selesai, masalah baru pun muncul. Pengembangan Shovelhead di era 1970an ini dipengaruhi juga oleh krisis bahan bakar dunia dan kebijakan pemerintah federal Amerika Serikat yang membatasi top speed chopper ke 180 Km/jam saja. Satu-satunya Shovelhead yang kebal hukum adalah unit yang datang bersama paket FLH Electra-Glide yang kemudian lebih dikenal dengan nama Shovelhead Police. Setelah habis masa dinasnya, Shovelhead yang satu ini menjadi sangat populer di balai lelang dan tentunya kalangan chopper builder. Sayangnya sekarang, menemukan Shovelhead bawaan FLH Electra-Glide Police hampir mustahil, jika Anda menjadi salah seorang yang beruntung jika memilikinya dan bersiaplah menjadi orang yang paling populer di kalangan pecinta Harley dan chopper..enjoy.

Bobot Shovelhead jika dikombinasikan dengan jaraknya dari tanah akan mempengaruhi handling motor secara keseluruhan. Jika sebuah chopper menggunakan mesin Shovelhead dan dibesut mencapai top speed, maka ia akan mulai goyang. Ada juga yang bilang hal ini disebabkan oleh desain awal Shovelhead yang sebenarnya akan digunakan sebagai Marine Engine. Ya, Shovelhead tadinya memang dirancang sebagai mesin motor boat, tapi ia gagal berfungsi di air atau kondisi udara lembab. Pada era 1970an, Shovelhead mengalami

GASTANK MAGAZINE 07


CUSTOM BIKE

H-D SHOVELHEAD 1200CC 1974 | JOGJAKARTA ARTIKEL : yuli haryadi | FOTO : herry axl

GASTANK MAGAZINE 08


Queen Lekha

#2

KUSTOM SUPPLY

GASTANK MAGAZINE 09


Workshop Queen Lekha Kustom Supply ini berada pada areal pelataran rumah, benar-benar seperti garasi rumah. Meskipun tidak terlalu besar tetapi mimiliki peralatan yang komplit seperti mesin bubut dan milling GASTANK MAGAZINE 10


B

ertemu dan ngobrol santai dengan pria yang satu ini bisa banyak memberikan inspirasi. Usianya yang masih terbilang muda, tetapi tidak akan mengangka jika menyading hobinya yang sudah mengumpulkan dan membangun muscle car dan pick up lawas buatan Amerika yang kini jumlahnya sudah mencapai 24 unit.

Selain itu deretan motor koleksinya dari berbagai tahun dan model juga tersimpan rapi pada salah satu restoran miliknya. Kini Yaya biasa disapa, sedang asik menekuni profesi sebagai builder, lewat bendera workshop Queen Lekha Kustom Supply, motor custom garapannya sudah rampung dan bisa diajak mengaspal.

GASTANK MAGAZINE 11


Queen Lekha Kustom Supply Perumahan Green House Blok RC.07 RT:79 / RW:23 Karangkajen Jogjakarta HP: 081328252627

GASTANK MAGAZINE 12


H-D Custom yang mencangkok mesin Shovelhead 74 ci (1200cc) dengan gearbox cowpie 4 manual tanpa elektrik starter yang bersanding dengan primary BDL open belt 3’ ini salah satu garapannya. Dengan ubahan yang simpel bergaya olskool chopper yang juga marak di Jepang.

“Mesin H-D lawas lebih cocok dengan ubahan chopper yang simpel, tinggal memainkan detailnya agar ubahan motor lebih sip,� ujar pria yang disambangi Gastank Magazine di workshopnya yang terletak di perumahan Green House Karangkajen, Jogjakarta.

GASTANK MAGAZINE 13


Uniknya workshop Queen Lekha Kustom Supply ini berada diareal pelataran rumah, benar-benar seperti garasi rumah. Meskipun tidak terlalu besar tetapi mimiliki peralatan yang komplit seperti mesin bubut dan milling. “Tidak seperti bengkel normal, bengkel ini buka pukul 17.00 - till drop! Alias bengkel kelas malam,� urai Yaya yang menambahkan hampir seluruh part yang nempel pada motor ini lebih banyak customized ketimbang part bolt on. Sesuai dengan ubahan olskool sasis memilih hardtail murni, dengan rancangan sudut kemudi yang tidak terlalu centang untuk memudahkan handlingnya. Mengandalkan pipa seamless yang berkualitas yang menganut desain single pada downtubenya. Rangka rigid ini diladeni suspensi depan model teleskopik copotan Suzuki Intruder dan segitiga milik H-D Sportster lawas lansiran 1972. Areal rangka ini bersanding tangki ramping dan jok single seat, begitu pula pemasangan spatbor belakang yang berkesan sebagai pelengkap saja. Desain sisibar model mustache atau kumis yang bisa di pakai untuk cantolan helm, intinya sih bentuknya kayak kumis bila dilihat dari belakang. Sedangkan areal roda depan sengaja tidak dilengkapi dengan spatbor. Bagian kaki-kaki mengandalkan tromol handmade untuk kedua rodanya, bagian depan biar simpel sengaja dibuat brakeless. Mengandalkan ban depan Avon Speedmaster MKII 21 x 3.00 bersanding roda belakang dibungkus Firestone classic 18 x 4.50. Tahap finisihing proses paint-

GASTANK MAGAZINE 14

ing diramu cat dengan pernish gliter memainkan kelir ungu, hijau, dan merah. “Untuk pengecetan dibantu oleh fuckin fingers Rio Bronx dari Jakarta, standing applause buat satu anak itu,� jelas Yaya.


MAIN BUBUT DAN MILLING

Beberapa part yang ada dimotor ini detailnya sengaja diolah, seperti pemakaian gir belakang andalkan gir industri. Namun pada bagian badan gir ini sudah direspon dengan alur garisgaris yang landai seperti model dop Moon.

Sedangkan untuk tabung shock depan juga dibuat beralur pada kedua pipanya. “Untuk shock depan butuh waktu 7 hari proses bubut yang di bantu Andi Brodonolo, spesialis body aluminium asal Kebumen, Jawa Tengah,� urai Yaya.

GASTANK MAGAZINE 15


CUSTOM BIKE

H-d Shovelhead 1340cc 1978 | JAKARTA ARTIKEL : yuli haryadi | FOTO : herry axL

GASTANK MAGAZINE 16


Old SkooL Chopper sosok H-D WL 750 milik kakaknya yang kerap dicoba berkendara mutar-mutar komplek rumahnya, Alasan itulah yang membuat dia jatuh cinta dengan H-D bermesin lawas

GASTANK MAGAZINE

17


B

agi Boy Arif Wahyudi perkenalannya dengan H-D dimulai sudah sejak duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama. Saat itu dia tertarik dengan sosok H-D WL 750 milik kakaknya yang kerap dicoba berkendara mutar-mutar komplek rumahnya.

GASTANK 18

“Waktu SMP badan saya termasuk bongsor jadi kaki dan tangan sudah bisa untuk mengendalikan H-D WL, cuma cukup lama membiasakan presnelingnya yang masih dioperasikan dengan tangan,� jelas Bhoa sapaan akrab Boy Arif Wahyudi yang tinggal di bilangan Rawamangun, Jakarta Timur.


Alasan itulah yang membuat dia jatuh cinta dengan H-D bermesin lawas karena punya kepuasan tersendiri saat motor berkendara. Sampai akhirnya Bhoa pun kepincut custom H-D yang mengandalkan tipe mesin model shovelhead, salah satu mesin legendaris yang langsung di boyong dari negara asalnya,

Amerika. Modal satu set mesin dan gearbox original bawaan H-D Shovelhead 1978 ini membuatnya tidak sabar untuk segera merampungkan projeknya. Di bantu oleh Ismu Jawir builder dari workshop Stonehead Chopper, bagian-bagian

GASTANK 19


part yang masih kurang mulai dilengkapi. “Untuk rangka saya order produk aftermarket H-D, modelnya sengaja pilih rigid karena memang ingin tampilan custom bergaya old skool,” ujar pria ramah yang juga pemilik biro perjalanan umroh dan haji ini. Rangka yang dipakai ini merupakan replika milik H-D Big Twin lawas model hard tail alias rigid yang memang cocok dipakai untuk mesin Shovelhead. Kejar tampilan old skool areal depan dipasang fork model spirenger milik H-D WL. Springer ini bukan produk aftermarket, melainkan garapan pengrajin lokal yang diorder Bhoa dari Bandung. Untuk areal body seperti bagian tangki mengandalkan tangki klasik dari H-D Hydraglide 1954 model split tank atau tangki terpisah. “Saya order tangki produk replika yang dipasang lengkap dengan spedometer yang nempel di atas tangki,” urainya. Sedangkan untuk kelengkapan bodi lainnya seperti spatbor belakang dan tangki oli merupakan hasil garapan Stonehead Chopper yang bengkelnya terletak di bilangan Rempoa, Tangerang Selatan Areal belakang di pasang spatbor custom, dimensinya dibuat tipis dan hanya menutupi 1/3 bagian roda belakang yang dipermanis dengan pemasangan sisibar. “Buat spatbor depan sengaja dibiarkan telanjang agar mendukung tampilan liar,” ujar pria ramah ini. Untuk roda belakang mengandal-

GASTANK 20


GASTANK 21


kan pelek ring 16 inchi yang dibungkus ban Shinko E270 16X500. Sedangkan buat roda depan pasangan pelek ring 21 inchi dengan ban model salur dari produk Avon Speed Master MKII 21/350. Saat mengoperasikan motor ini perpindahan gigi diaktifkan dengan tongkat

GASTANK 22

memang sengaja dibuat layaknya berkendara dengan H-D lawas. “Untuk safety berkendara tetap terjaga. Makanya untuk roda depan dan belakang sudah dilengkapi rem disk brake, saya ambil Brembo depan-belakang dan detail lainnya seperti lampu depan-belakang produk after market H-D,� ujar Bhoa.


GASTANK 23


CUSTOM BIKE

H-D Shovelhead 1200cc 1974 | JAKARTA ARTIKEL : yuli haryadi | FOTO : herry axl

GASTANK 24


BING! “Motor custom itu istimewa dibuat dengan ide pemikiran yang dicurahkan oleh buildernya dan dikerjakan dengan waktu yang tidak sebentar

GASTANK 25


S

eorang kolektor biasanya punya kepuasan mengumpulkan motor-motor lawas berkelas dengan populasinya yang sudah langka. Tetapi bagi Ignatius “Bingky” Hendra justru punya kesengan yang berbeda, lebih suka mengoleksi H-D Custom dari berbagai gaya. Tidak heran kalau display workshopnya dipenuhi deretan belasan motor custom. Uniknya motor yang jadi kolesinya ini tidak hanya berasal dari motor custom hasil karyanya dibawah bendera bengkel Carburator Spring. Tetapi motor custom yang dimilikinya dari hasil karya builder lokal sampai builder mancanegara yang didatangkan langsung dari negara asalnya.

itu,” ujar builder yang workshopnya berlokasi di Jl Veteran, Jakarta Selatan. Salah satu koleksinya andalannya custom H-D Shovelhead bergaya old school chopper yang diberi title ‘Dark Angle’. Mengandalkan satu set mensin H-D Shovelhead 1974 ubahannya mengingatkan custom bike bergaya 1970-an. Berikut ini detail ubahannya :

OPEN BELT

Mendukung tampilan old school areal kopling aplikasi model open belt. Jadi gearbox genuine yang semula beroperasi dengan kopling basah gigi penarik rantai harus diubah dengan model kopling kering.

Areal kopling ini diganti dengan satu set perangkat kopling house dan belt produk “Motor custom itu istimewa dibuat dengan ide BDL. “Aplikasi kopling kering konsekwensinya pemikiran yang dicurahkan oleh buildernya perpindahan gigi menghasilkan suara dengan dan dikerjakan dengan waktu yang tidak sebentar. Makanya saya sangat mengapresiasi karakter yang lebih kasar,” urai Bingky. walnya Ario Sadewo tidak terlalu mulai ‘tersengat’ besutan custom. “Kebetutertarik dengan besutan cuslan saya ada Ninja 250R lama yang masih tom, karena dia sudah kadung karburator, motor inilah yang jadi bahan jatuh cinta dengan motor-motor buat custom,” jelas pria yang gerainya saat penggaruk tanah yang memicu ini menempati kawasan Sumarecon Digital adrenalin. Alasan itu juga yang membuat dia Center (SDC), Serpong. akhirnya terjun ke kebisnis perlengkapan gear motocross. Mendirikan sebuah concept Karena sudah kadung meyukai motor tanah, store mengusung bendera XTREME[1]st. arahan custom yang diinginkan paling pasbergaya urban flat tracker. Disebut demikian Tetapi begitu bertemu Ram Ram Januar lantaran beberapa part dan custom part yang builder dari workshop White Colar Bike dan diaplikasi pada Kawak Ninja ini mengannyambung dengan konsep garapan motordalkan produk aftermarket terkini dengan motor custom yang sudah digarap, Ario megedepankan konsep custom moderen.

A

GASTANK 26


GASTANK 27


SUICIDE SHIFT

Untuk perpindahan gigi tidak lagi dilakukan dengan kaki, tetapi sudah ganti lewat tuas suicide shift yang ada di kiri persis di samping ujung tangki. Model ini hampir sama dengan perpindahan gigi Harley-Davidson keluaran lawas. Untuk memudahkan pengoperasiannya, posisi tuas kopling pindah ke kaki yang mengandalkan perangkat H-D WL.

POWDER COATING VS GOLD GASTANK 28

PLATING

Sesaui selera Bingky yang piawai meainkan detail, areal mesin tampil lebih segar lewat beberapa sentuhan. Kelir merah jadi andalan pada seluruh areal block silinder bawah dengan cat andalkan metode powder coating yang tahan panas tinggi. Untuk areal selongsong locker arm dan bagian atas mesin shovelhead diramu dengan warna emas dari finishing gold plating.


ADJUSTABLE TRIPLE TREE

Rangka custom pada mesin shovehead ini mengandalkan rake yang sudut kemudianya didesain 35 derajat, sebetulnya sudah membuat posisi suspensi depan lebih centang dari standar. Namun Bingky merasa tongkrongannya masih kurang ‘selonjor’. Makanya dia langsung diaplikasi produk Tolle Adjustable Triple Trees yang posisi dudukan suspensi depan bisa diatur

1-17 derajat.

TWIST MUFLER

Bagian knalpot ujungnya dibuat lebih panjang hampir sama tingginya dengan sisibar, desain ini sebetulnya banyak dilakoni pada ubahan traditional chopper. Tetapi biar tampilan ujung knalpot tarlihat lebih artistik dan tidak biasa pipa knalpot ini ‘dianyam’ dibuat model twist mufler. Keren !

GASTANK 29


LIFESTYLE

MOTORCYCLE GOGGLES

ARTIKEL : omar anas, Eric Lesmana| FOTO : dok

Pelindung Mata Saat Berkendara Kegunaanya mulai dari menahan debu yang dapat masuk ke mata, menahan polusi dari kendaraan sampai menahan lumpur ketika berkendara di medan yang ekstrem GASTANK 30


M

embahas sejarah motorcycle fashion yang lebih dalam, tentu saja perkembangannya tidak lepas dari masalah fungsionalitas. Seorang pengendara motor dalam hal bergaya tentu terlebih dahulu mempertimbangkan fungsinya bagi kenyamanan dalam berkendara, seperti penggunaan helm untuk keselamatan, jaket untuk menahan deru angin dan hujan, jeans yang tebal untuk meminimalisir luka ketika terjadi kecelakaan dan lain sebagainya. Kali ini secara spesifik kita akan membahas mengenai penggunaan goggles atau kaca mata anti debu. Goggles merupakan salah satu elemen penting yang seharusnya dimiliki dan selalu dipakai oleh seorang pengendara motor saat berkendara. Kegunaanya mulai dari menahan debu yang dapat masuk ke mata, menahan polusi dari kendaraan sampai menahan lumpur ketika berkendara di medan yang ekstrem. Banyak pengendara motor yang masih meremehkan kegunaan goggles ini, padahal fungsinya yang sangat baik bagi kenyamanan dan dapat meng-

hindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kecelakan yang disebabkan karena pandangan terganggu ketika debu masuk ke mata pengendara motor. Jika dilihat dari sisi sejarah motorcycle fashion mungkin akan menarik jika kita membahas mengenai salah satu goggles yang sering dipakai oleh Steve Mcqueen, seorang aktor berkebangsaan Amerika Serikat yang juga merupakan motorcycle enthusiast. Mcqueen sendiri cukup rajin mengikuti ajang-ajang offroad motorcycle racing mulai dari the Baja 1000, the Mint 400, the Elsinore Grand Prix sampai International Six Days Trial pada 1964. Nah, jika kita memperhatikan tiap foto dokumentasi Steve Mcqueen saat mengikuti beberapa ajang balap motor tersebut, dapat dilihat bahwa Ia cukup sering menggunakan Motorcycle Goggles yang desainnya mirip dengan Sun, Wind & Dust Goggles atau SWDG yang merupakan salah satu goggles standar militer Amerika Serikat sejak Perang Dunia II. Sun, Wind & Dust Goggles ini sendiri memiliki desain yang cukup sederhana, yaitu meru-

GASTANK 31


pakan perpaduan antara rubber frame serta lensa jenis 1021 Polaroid yang dikeluarkan pada tahun 1942. Secara desain goggles ini bisa dibilang memiliki nilai estetis era 60-an sampai 70-an dimana ketika itu helm ž (open face helmet) cukup popular yang penggunaannya dipadukan dengan goggles agar mata pengendara tidak terkespose dengan debu secara langsung. Namun perlu diingat dari sisi teknologi goggles ini cukup tertinggal, karena lensa yang digunakan cukup mudah berkabut. Untuk itu sekarang banyak produk yang masih mempertahankan bentuk desain dari goggles ini namun menggunakan lensa dengan teknologi anti-fog yang lebih modern sehingga dapat tetap nyaman digunakan dan tidak mudah berkabut. Bagi penggendara motor yang ingin bergaya vintage dan authentic, Sand, Wind & Dust Goggles dapat dijadikian pilihan yang tepat, jika ingin mengacu pada gaya pilihan Steve Mcqueen, seorang motorcycle enthusiast yang

GASTANK 32

juga dijuluki “The King of Cool� sehingga gaya berpakaiannya dapat dijadikan referensi fashion yang baik bagi kita pengendara masa kini yang ingin bergaya vintage!

Military Style

Gaya ala militer (military style) sudah menjadi satu pilihan dalam berpenampilan yang dapat dikatakan sangat konsisten hadir dalam setiap perkembangan fashion setiap waktunya. Item perlengkapan yang ditujukan untuk penggunaan mulai dari kepala hingga kaki, semua dapat kita gunakan untuk keseharian kita. Nah, dalam dunia otomotif juga sudah kita temui banyak trend yang didasari dari pengembangan inovasi industri militer, baik dalam rupa parts, gaya modifikasi kendaraan (baik mobil ataupun motor), hingga gaya berpenampilan pengendaranya (dari barangbarang yang dikenakannya). Tentunya ini disebabkan karena memang otomotif selalu masuk ke dalam pengemban-


gan inovasi di dalam industri militer setiap waktunya, dari dulu hingga sekarang dan pastinya masih akan terus kedepannya. Sebagai seorang pengendara sepeda motor, perlengkapan yang “layak� adalah wajib hukumnya. Layak dalam arti apa? Jawabannya dapat dikatakan dalam 2 kata yaitu aman dan nyaman. Aman dalam memberikan proteksi atau perlindungan terhadap kita dalam berkendara dan nyaman di saat kita memakai atau menggunakannya. Hal ini lantaran kedua fungsi kelayakkan tersebut banyak produsen perlengkapan riding berlomba-lomba dalam menciptakan inovasi yang terus berkembang. Dan sudah dapat ditebak, industri militer merupakan salah satu dasaran dalam inovasi mereka. Hampir semua aspek dalam produksinya dalam kita sadur sebagai pengembangan baru, sebut saja seperti material bahan yang dipakai, kualitas dan standarisasinya tidak main-main. Ada juga pola atau bentuk dari segi ergonomisnya, semua diciptakan untuk kenyamanan yang tidak tanggung-tanggung. Dari situlah dapat ditemukan jawaban yang diperlukan untuk mencipatak perlengkapan berkendara yang aman sekaligus nyaman. Lihat saja sejarah dan perkembangan trend yang terjadi di dalam dunia otomotif, khususnya bagi pengendara sepeda motor, yang sedikit banyak dipengaruhi oleh trend gaya ala militer. Awal sejarah sepeda motor mulai resmi dipakai dalam kemiliteran sendiri bahkan sudah dimulai dari tahun 1916, namun baru pada masa era Perang Dunia ke I, dimana untuk pertama kalinya dibentuk sebuah divisi motor khusus yang berfungsi dalam tugas-tugas yang membutuhkan mobilisasi secara cepat baik untuk tujuan penyerangan maupun pertahanan. Dan pembentukan divisi motor khusus ini terus berlanjut hampir di setiap era peperangan hingga saat ini.

GASTANK 33


CUSTOM BIKE

H-D Shovelhead 1200cc 1974 | Jakarta ARTIKEL : YULI HARYADI | FOTO : herry axl

PURSUIT OF HAPPINESS

GASTANK 34


Jarahan custom yang jadi rujukan bergaya old school punya pakem bersanding dengan aplikasi rangka model hard tail alias rigid

U

bahan custom pada H-D sudah terlanjur identik dengan mengorbankan kenyamanan berkendara, apalagi jarahan custom yang jadi rujukan bergaya old school punya pakem bersanding dengan aplikasi rangka model hard tail alias rigid. Bermodal mesin H-D Shovelhead FLH lansiran 1974 Aljas Kamalpasha juga menginginkan ubahan custom bergaya old school, tetapi syaratnya motor masih terasa nyaman saat diajak riding jauh. “Setelah ngobrol banyak sama Jawir dari Stonehead Chopper solusinya pakai rangka milik H-D Softail,�

GASTANK 35


ujar pria yang tinggal di bilangan Pejaten, Jakarta Selatan. Rangka H-D Softail ini sekilas desainnya memang seperti sasis belakang model hard tail. Tetapi sebetulnya pada bagian bawah rangka sudah terpasang dua buah suspensi yang terpasang horizontal dengan cara kerjanya model tarik. Jadi saat motor dibawa berkendara suspensi belakang mampu meredam guncangan yang membuat pengendara lebih nyaman, bokong juga enggak cepat pegal. Arm belakang model softail ini diaplikasi pada H-D lansiran 1990-an yang sudah mengandalkan mesin

GASTANK 36

EVO. Tampilan old school harus tetap kentara lantaran menyesuaikan generasi mesin lawas yang dipakai. Makanya disiasati dengan memadukan bagian rangka depan custom. Sasis depan ini di bentuk lebih ringkas sesuai dengan desain yang diaplikasi kebanyakan H-D lawas. Kejar kenyamanan, front end atau shock depan juga mengandalkan bawan dari H-D Softail. Bodi minimalis mengandalkan tangki custom model Mustang, penampung bahan bakar ini mewabah pada era 70-an yang banyak diaplikasi H-D custom. Biar terlihat


GASTANK 37


GASTANK 38


identitas motornya sudah dipasang emblem copotan dari H-D FLH. Areal roda keduanya aplikasi pelek aluminium copotan H-D bagian depan ring 21 inchi

sedangkan belakang 16 inchi. Sistem pengereman roda depan mengandalkan kaliper dari produk aftermarket PM dan master rem dari V-Twin. Sedangkan rem belakang dipasang satu set produk genuine H-D.

GASTANK 39


GOODS

BACK TO TH Vintage Electric Bike | Troupe Brut Rides Industry ARTIKEL : YULI HARYADI | FOTO : herry axl

T

roupe Brut Rides Industry mulai mengembangkan bisnisnya sebagai distributor resmi Vintage Electric Bike di Indonesia. Mainan baru yang ditawarkan ini merupakan sepeda bermotor listrik yang menggabungkan teknologi terkini dengan desain klasik.

“Vintage Electric Bike ini merupakan alternatif pilihan alat transportasi yang keren sesuai dengan kebutuhan gaya hidup kaum urban dan tentunya layak untuk dikoleksi. Selain itu karena andalkan baterai kendaraan ini bebas polusi,” ujar M. Afrizal Sanjaya Business Departement Director Troupe

“Vintage Electric Bike ini merupakan alternatif pilihan alat transportasi yang keren sesuai dengan kebutuhan gaya hidup kaum urban dan tentunya layak untuk dikoleksi”

GASTANK 40


HE FUTURE

GASTANK 41


Brut Rides Industry. Sepeda listrik ini ditawarkan dalam 2 model, E-Tracker yang tampilannya mirip dengan motor lawas board track beken pada era 1920-an serta The Cruz merupakan model terbaru yang

GASTANK 42

desainnya seperti sepeda cruiser yang berkembang pada masa art deco di Amerika. Keduanya dibekali dengan penggerak dinamo yang menjadi satu dengan tromol bagian belakang dan masih tetap dilengkapi dengan gir


dan pedal. “Jadi masih bisa digoes layaknya bersepeda,� lanjut Afrizal yang showroom bertempat di Kemang Utara No: 17A, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

pengendara tinggal menggeser tuas yang ada di bagian sebelah kanan kemudi. Jadi tidak seperti membejek grip gas pada motor untuk mengahasilkan tenaganya.

Untuk mengaktifkan tenaga pada motor listrik

“Vintage Electric Bike ini berasal dari Santa

GASTANK 43


GASTANK 44


Clara, California, Amerika. Pabrik dan perakitannya ada disana,” kompak Andrew Davidge dan Nicholas Jiminez mereka merupakan Founder and Lead Designer Vintage Eletric Bike yang datang langsung dari negeri Paman Sam. Sebetulnya sejak April lalu Troupe sudah memasukkan 5 unit E-Tracker ke Indonesia dan seluruhnya sudah dikirim kepada para pemesannya. “Sepeda listrik ini desainnya unik dan kesan klasiknya sangat kental. Saya gunakan hampir setiap hari karena praktis dan bebas macet,” jelas Ade Habibie salah satu pemilik E-Tracker berkelir slate grey. Electric Bike dilengkapi dengan baterai yang terdapat pada bagian tengah rangka. Berbagai part branded yang terpasang diseluruh bagian partnya, seperti grip setang, jok, dan kantong bagasi andalkan produk Brooks. “Isi

ulang baterainya cuma 2 jam saja dan dapat menempuh jarak 48 km dengan kecapatan rata-rata yang dihasilkan mencapai 30 km/ jam,” bilang Ananda Omesh yang sudah menjajal sepeda listrik ini. Dari berbagai part bermerek yang nempel sepadan kalau harga yang ditawarkan dipatok Rp 85 juta perunitnya dengan garansi pemakaian selama 1 tahun. Classic design and exceptional performance memang cocok buat mainan baru yang satu ini!.

TROUPE BRUT RIDES INDUSTRY Kemang utara 17A - jakarta

GASTANK 45


HANG OUT

Oemah Djowo Classic Oto Resto ARTIKEL : yuli haryadi | FOTO : HERRY AXL

Andalkan D Besutan Klasik “Koleksi mobil-mobil ini penunjung diperbolehkan naik dan foto-foto buat kenang-kenangan,�

B

anyak resto atau tempat kuliner di kawasan Yogyakarta dan sekitarnya mengandalkan bangunan bergaya rumah joglo yang jadi ciri khas rumah di Jawa. Didesain lengkap dengan furniture dan interior klasik seperti meja kursi dari bahan kayu jati dengan ornamen pendukung tertata dengan apik. Salah satunya Oemah Djowo Classic Oto Resto, tetapi sesuai namanya restoran ini menawarkan suasana yang berbeda. Bangunan rumah joglo terdapat di jalan Lowanu 105 Wirosaban, Yogyakarta berdiri di tanah seluas 1600 m². Saat memasuki bagu-

GASTANK 46

nan areal depan resto memang belum terlihat yang jadi ciri restoran ini. Tetapi ketika memasuki areal dalamnya bagi pecinta kendaraan lawas dijamin bakal lupa pesan makanan. Pandangan langsung mengarah kederetan area khusus yang jadi tempat parkir sekaligus display koleksi mobil serta motor klasik yang telah berusia puluhan tahun. Areal display ini dibangun seperti hanggar yang menampung belasan mobil-mobil lawas buatan Amerika berbodi gambot, seperti Chevrolet dan Ford baik jenis pikap ataupun sedan yang telah selesai direstorasi. Sedan-


Display lasik gkan ruangan pada lantai dua merupakan gudang part yang disiapkan untuk keperluan restorasi. “Koleksi mobil-mobil ini penunjung diperbolehkan naik dan foto-foto buat kenangkenangan,” ujar Fahrudin Daryatmo sebagai General Manager Oemah Djowo Oto Resto. Pada salah satu sudut ruangan sudah disiapkan tempat berjejer puluhan motor-motor antik seperti Honda cub lawas yang lumayan komplit C-50, C-70, dan CT. Lantas ada juga koleksi lainnya yaitu Suzuki GP 100, Kawasaki Binter AR125, sampai trail mini Yamaha DT80 dan masih banyak koleksi lainnya yang seluruhnya

dalam kondisi terawat serta layak jalan. Resto Oemah Djowo menawarkan berbagai masakan khas Jawa seperti brongkos iga, iga bakar lowanoe, garang asem, pepes, serta gedhang walondo. Tidak ketinggalan tempe mendoan dan tahu goreng dicocol sambal kecap juga tersedia. “Menu makanan khas Jawa ini kami sajikan secara moderen,” lanjut Fahrudin. Ada juga pilihan menu minuman hangat yang pas menemani kongkow seperti wedhang setjhang, wedang oewoeh, teh potji. Selain itu juga tersedia sajian minuman modern sep-

GASTANK 47


erti milkshake, harmoni lowanoe dan aneka minuman float. Untuk harga menunya juga tak mahal berkisar Rp 8.000 hingga Rp 37 ribu per porsi. Sementara untuk minumannya mulai Rp 3.000 sampai Rp 12 ribu. Nah, yang mau liburan ke Jogja jangan lewatkan sajian kuliner di Oemah Djowo. Lokasi : Jl. Lowanu No. 105 (Dpn SPBU), Wirosaban Yogyakarta Telepon: (0274) 413535

GASTANK 48


GASTANK 49


CUSTOM BIKE

H-D SPORSTER 1200cc 2004 | JAKARTA

DIGGER ARTIKEL : YULI HARYADI | FOTO : herry axl

RULES

GASTANK 50


Gaya ini menjadi salah satu karya awal Arlen Ness ketika pria kelahiran Moorhead, Minnesota ini terjun di dunia custom builder

GASTANK 51


GASTANK MAGAZINE 52


D

igger style tidak bisa dipisahkan dengan sosok sang maestro builder asal Amerika Arlen Ness. Gaya ini menjadi salah satu karya awal Arlen Ness ketika pria kelahiran Moorhead, Minnesota ini terjun di dunia custom builder. Ubahan custom bergaya Digger digarap Ness pada awal 1970 mengandalkan basis motor H-D Sportster 1969er XLCH. Kalau dirunut sejarahnya, jarahan Digger ini terinspirasi dari motor-motor balap yang ketika

itu jadi andalan pada lintasan balap lurus atau drag racing. Rangka motor diubah menjadi panjang dan lebih rendah ke tanah agar tenaga mesin yang besar bisa stabil saat dipacu. Gaya lintasan balap inilah yang diambil untuk diterapkan pada ubahan custom yang mulai marak saat itu. Ciri ubahan Digger mengandalkan rangka yang dicustom bagian depan komsternya menjadi lebih panjang atau biasa disebut goosenecked. Tujuannya agar tongkrongan motor menjadi

GASTANK MAGAZINE 53


lebih panjang dan rendah. Areal shock depan atau front end mengandalkan model springer atau girder dengan tangki yang didesain diamond atau model rocket sporster. Sedangkan areal mesin saat itu sudah ditukar dengan peasangan part performance. Karena terinspirasi dari besutan balap lurus, ubahan Digger juga ikut berkembang utamanya pada sektor mesin yang mengikuti perkembangan teknologi. Ubahan pada mesin ikut dilakukan untuk manjakan akselerasi dengan tambahan berbagai performance part. Mulai aplikasi kaburator two barel dari weber atau Dellorto, sampai pemasangan turbo supercharger pada mesin H-D yang diaplikasi. Salah satu yang kepincut style Digger yaitu Aditya Pratama, Life Member Bikers Braotherhood ini justru mengandalkan basis mesih H-D Sposrter 1200 EVO lansiran 2004. “Ubahan Digger bergaya old school saya ‘tabrakin’ dengan aplikasi mesin baru yang sudah mengandalkan engine mounting,” jelas pria yang tinggal di kawasan Sumarecon, Serpong. Untuk merealisasikan ubahan custom yang diinginkan Adit dibantu oleh workshop Flying Pston Garage (FPG) dari Bandung. Menurutnya Rudy sebagai builder FPG sangat berpengalan untuk custom H-D bergaya old school yang disukai. Makanya tidak ada part bolt on yang nempel pada motor seluruhnya merupakan hasil racikan Flying Piston Garage, mulai dari pembuatan rangka baru sampai areal bodi. Sasis didesain model hard tail dengan rangka depan pada areal komster dibuat lebih panjang model goosenecked sesuai dengan pakem Digger. Untuk front end agar tampil lebih klasik dipilih girder yang merupakan produk after market Arlen Ness bersanding dengan head lamp after market dari produk yang sama. Desain tangki mengandalkan model Dia-

GASTANK MAGAZINE 54

mond, bentuknya memanjang menutup areal rangka backbone. Desain tangki bahan bakar ini lebih dikenal dengan sebutan Munroe “Rocket Tank”. “Desain tangki sama modelnya dengan yang terpasang pada Digger custom di motor karya Arlen


Ness,� jelas Adit yang mengandalkan setang rendah model drag bar. Sedangkan untuk memanjakan akselerasi areal mesin sudah terpasang berbagai performance part seperti apliaksi kem racing dari

produk Hammer Performance yang didukung karburator two barel dari Weber. “Tenaganya luar biasa makanya untuk meredam laju saya pasang perangkat rem disk brake biar aman,� tutup Adit yang sudah menjajal Diggernya turing jauh ke Surabaya beberapa waktu lalu.

GASTANK MAGAZINE 55


CUSTOM BIKE

KTM SXF 250 2008 | JAKARTA ARTIKEL : yuli haryadi | FOTO : herry axl

the tracker

GASTANK MAGAZINE 56


P

rodusen motor KTM mulai populer sebagai pabrikan motor pengaruk tanah pada 1954, setalah menjuarai kejuaraan nasional balap motor 125cc di Australia. Pada 1973 merupakan tahun yang penting buat KTM karena mereka mulai produksi motor 250cc varian enduro dan motocross. Sampai saat ini KTM dikenal sebagai peracik kuda besi motor garuk tanah sejati. Hampir semua varian yang dibuat pabrikan asal Austria ini speknya sudah ‘Ready To Race’ seperti tagline KTM lantaran memiliki daya tahan mesin yang tinggi. Ari Supriyanto dari workshop Protechnics ingin memunculkan kejayaan masa lalu KTM,

tracker

GASTANK MAGAZINE 57


dengan meracik motor yang basisnya diambil dari KTM SXF 250 produksi 2008, Varian ini merupakan trail Spesial Engine (SE)

GASTANK MAGAZINE

58


GASTANK MAGAZINE 59


dengan meracik motor yang basisnya diambil dari KTM SXF 250 produksi 2008. “Varian ini merupakan trail Spesial Engine (SE) yang khusus buat turun balap motocross. Saya ubah tampilannya model trail klasik dengan gaya tracker,” urai builder yang punya workshop di Jl. Pahlawan No. 80 C, Rempoa, Tangerang Selatan ini. Tidak mau repot merangkai sasis baru, satu set rangka diambil dari varian KTM EXC lawas lansiran 1990-an yang aslinya aplikasi mesin 2

GASTANK MAGAZINE 60

tak. Hanya butuh ubahan pada breket dudukan mesin saja untuk menginstal mesin SXF 250 ini bersemayam pada rangka yang sudah dilengkapi shock depan upside down dan lengan ayun bawaan KTM SX 2008. Setelah itu tinggal meracik areal bodi yang tampil bergaya klasik. “Saya pakai bodi bikinan sendiri. Materialnya menggunakan fiberglass. Seperti tangki model trail lama dan bodi belakang yang serba bulat,” lanjut mekanik asal Solo, Jawa Tengah.


Ngejar tampilan klasik bagian tengah dari tangki dan shroud yang jadi cirri bawaan SE sudah tak nampak. Sayap samping tangki otomatis dilepas, sehingga radiator kotak dikanan kiri tangki tampak kontras bersanding dengan tangki klasik model membulat. Selain itu sub frame belakang juga telah mengalami ubahan. Sebab jok ala SE yang panjang dibuat lebih pendek dengan tampilan buntut ala cafe racer. Dengan memadukan didesain bodi belakang dimensi lebih ramping konsep ubahan bergaya tracker jalan raya menjadi

lebih terasa kental. Apalagi setelah setelah kedua roda dipasang ban buat menggerus aspal dengan pelek aluminium bergaya kakikaki supermoto 120/60-17 untuk haluan dan ukuran 150/60-17. Melihat tongkrongan motor ini, dari areal tangki sampai bodi belakang desain tampilan klasiknya begitu kental. Sayangnya pemasangan shock depan upside down yang berpadu cover nomer start dan dan spatbor gaya supermoto moderen konsepnya kurang pas jadi sedikit mempengruhi estetikanya.

GASTANK MAGAZINE 61


NEW BIKE

KAWASAKI ESTRELLA SPECIAL EDITION 2014

MODERN C

ARTIKEL : YULI HARYADI : Herry axl

Saya suka motor klasik tapi kalau pilih motor tua saya enggak mau repot sama urusan mesinnya

GASTANK MAGAZINE 62


CLASSIC

GASTANK MAGAZINE 63


K

awasaki Estrella jadi satu-sartunya motor bergaya moderen classic yang ditawarkan PT Kawasaki Motor Indonesia (PT.KMI) dengan kapasitas mesin 250cc. Meskipun populasinya enggak banyak tetapi kehadiran motor ini dapat memuaskan para pecinta besutan classic di Tanah Air. Apalagi Estrella yang beredar di Indone-

GASTANK MAGAZINE 64

sia termasuk spesial lantaran langsung import dari Jepang. Ini yang membuat Ibung langsung meminang Estrella begitu PT.KMI meluncurkan motor ini tahun 2014 lalu. “Saya suka motor klasik tapi kalau pilih motor tua saya enggak mau repot sama urusan mesinnya. Makanya begitu hadir Estrella


langsung saya indent,� ujarnya. Meskipun begitu, Ibung masih merasa kurang puas dengan tampilan standar kawasaki Estrella. Karakternya dianggap masih kurang sedikit mewakili tanpilan klasik. Makanya beberapa ubahan sudah dilakukan pada motor ini yang membuat tampilannya dicustom mirip

motor-motor Inggris lansiran 1954 Seperti BSA B31, Royal Enfiled, Ariel, dan Norton. Paling terlihat ubahan pada areal spatbor, keduanya dibuat full dress yang lebih menutup bagian lingkar roda. Lalu pada bagian belakang ujung spatbor desainnya dibentuk lebih melebar. “Setelah dibuatkan spatbor baru mem-

GASTANK MAGAZINE 65


GASTANK MAGAZINE 66


buat bodi motor ini sekarang terlihat lebih berisi,” jelas Eko Julianto builder dari Sickless Garage yang mengerjakan Estrella milik Ibung. Bagian tangki tetap dibiarkan standar bawaan milik Estrella yang memang model dan dimensinya sudah pas. Hanya bagian jok pengendara saja sudah diganti dengan model single seat tanpa jok pembonceng. Makin terlihat manis setelah joknya dilapis kulit yang sudah diukir. Areal kemudi juga ikut disesuaikan. “Setang standar milik Estrellla terlalu rendah, biar posisi ridingnya lebih tegak dan santai diganti dengan copotan setang milik Honda GL100,” lanjut Eko yang menambahkan ujung silincer knalpot juga sudah diganti model sirip ikan. Detail finishingnya dibuat seperti bawaan pabrik dengan cat dan stripingnya sesuai kelir standar Estrella Special Edition. “Setelah rampung digarap bayak yang berangapan kalau Estrella ini versi India,” tutup Eko yang workshopnya bertempat di bilangan Jl. Veteran, Jakarta Selatan.

GASTANK MAGAZINE 67


NEW BIKE

YAMAHA MT-25 2015 ARTIKEL : M.FAISAL AL KAHFI | FOTO : Herry axl

MT-25 merupakan motor produksi Indonesia dan pertama kali hadir di dunia

SEXY NAK

GASTANK MAGAZINE

68


KED BIKE

GASTANK MAGAZINE 69


GASTANK MAGAZINE 70


B

adan ideal yang banyak jadi dambaan kebanyakan kaum adam menginginkan tubuh yang padat dengan otot tajam dan kering atau biasa disebut Body Shaping. Kesan itulah yang Gastank Magazine lihat saat mengamati sosok tongkrongan Yamaha MT-25 terbaru sodoran PT. Yamaha Indonesia Motor Manufactring (PT.YIMM). MT-25 hadir sebagai pelengkap motor sport yang merupakan turunan naked bike Yamaha. Kelebihan yang diusung pada MT series atau Master of Torque ini terletak pada mesinnya yang mempunyai torsi besar di kelasnya. Dibanderol Rp46 juta, MT-25 merupakan mo-

tor produksi Indonesia dan pertama kali hadir di dunia. Naked bike ini juga akan diekspor ke beberapa negara termasuk Jepang. Ada tiga pilihan warna untuk bodi MT-25 yaitu black strike, silver blue, dan red rage.

DESAIN Naked bike mengandalkan basis motor Yamaha YZF-R25 ini menawarkan desain yang lebih ramping dan kompak dari kompetitornya. Dengan tampilan firing yang sudah ditanggalkan berganti dengan headlamp yang nempel pada suspensi depan dan shroud mengisi pada bagian bawah tangki. Tampilan areal depan MT-25 terlihat makin berisi

GASTANK MAGAZINE 71


dengan desain cover radiator ‘bersayap’ serta bagian bawah mesin yang sudah dilengkapi under cowl. Dengan desain yang compact ini membuat tampilan areal depan motor terlihat ramping. Bagian buritan tampilannya bodinya masih serupa dengan Yamaha R-25, dilengkapi

GASTANK MAGAZINE 72

stoplamp dan bagian spatbor belakang juga bisa dilepas. Kemudian di belakang ada behel dengan dudukan karet, ini yang buat getaran dapat tereduksi.

MESIN Dibekali dengan mesin 2 silinder segaris


Tenaga mesin didistribusikan dengan sistem perpindahan gigi transmisi 6 percepatan dan knalpot compact dengan desain sporty, dilengkapi O2 sensor dan catalytic converter yang menghasilkan gas buang ramah lingkungan.

FITUR Sama dengan Yamaha R-25, lampu belakang Yamaha MT-25 sudah menggunakan LED. Sedangkan headlamp atau lampu depan yang futuristik andalkan halogen berdaya 60 Watt. Pada bagian batok lampu terdapat lampu senja yang bentuknya mirip alis aplikasi LED warna putih. Areal speedometer Yamaha MT25 memiliki indikator yang lengkap seperti indikator posisi gear, odometer, speed, indikator BBM, analog meter, dan indikator netral. Selain itu juga sudah dilengkapi fitur tambahan semacam shift timing light atau lampu yang akan menyala sebagai pertanda untuk mengganti gigi.

RIDING POSITION & HANDLING Gastank Magazine diberi kesempatan menjajal langsung MT-25. Tester Gastank dengan tinggi 175 cm dan berat 65 km, terasa nyaman saat duduk di joknya yang busanya terbilang empuk. DOHC 8 klep berpendingin cairan ini Yamaha MT-25 mempu mengasilkan torsi sebesar 22.6 Nm @ 1000 Rpm. Torsi atau daya puntir mesin tersebut mampu membuat MT-25 dapat berakselerasi dengan cepat, selain itu torsi juga membuat lebih mudah menjelajah, menanjak, dan melewati medan-medan ekstrim. Di sisi power mesin Yamaha MT-25 diklaim pabrik menghasilkan tenaga 35,6 dk/12.000 rpm.

Areal setangnya yang lebih tinggi dari R25, membuat posisi lebih tegak. Selain itu dilengkapi raiser dengan dudukan karet, sehingga jadi minim getaran membuat jadi enggak mudah lelah. Desain tangkinya juga enak dijepit, membuat lebih lincah dalam bermanuver di

GASTANK MAGAZINE 73


Data Spesifikasi Mesin Bore x stroke Rasio kompresi Tenaga maksimal Torsi maksimal Transmisi Bobot basah Tinggi jok P x L x T Kapasitas tangki Ban depan Ban belakang Rem depan cakram Rem belakang Sispem pengapian

GASTANK MAGAZINE 74

: 4 langkah 2 silinder segaris DOHC 8 klep berpendingin cairan : 60 x 44,1 mm : 11,6:1 : 35,6 dk/12.000 rpm : 22,6 Nm/10.000 rpm : 6 speed : 165 kg : 780 mm : 2.090 x 720 x 1.135 mm : 14 liter : 110/70-17M/C (54S) : 140/40-17M/C (66S) : Floating, hidrolik piston ganda : Cakram, hidrolik piston tunggal : TCI


jalanan macet maupun di kecepatan tinggi. Ketika Gastank pertama kali menunggangi kuda besi ini. Mirip dengan saudara terdahulunya, yakni R25. Layar speedometer MT-25 pun memiliki shift light untuk memberikan informasi kepada penunggangnya saat yang tepat mengganti perseneling. Lebih lanjut shift light ini akan menyala pada kisaran 7500 rpm-9000 rpm. Nah, setelah dicoba ternyata perpindahan perseneling pada 7500 rpm masih kalah agresif dibandingkan pada 9000 rpm. Tapi Gastankers tenang saja, karena shift light ini dapat disesuaikan dengan settingan mesin MT-25 pit stop di dealer resmi Yamaha. Puas memuntir gas di jalan lurus, saya penasaran dengan handling kuda besi ini. Alhasil, tikungan ringan dengan sudut masih lebih dari 110 derajat masih stabil dilahap pada kecepatan 100 km/jam. Postur tubuh

saya dengan tinggi 174 cm dan berat badan 65 kg, suspensi MT-25 harus disesuaiakn terlebih dahulu untuk mengurangi keleluasan wheel travel roda belakang agar lebih stabil. MT-25 lahir dengan diamond frame untuk mendukung keleluasaan gerak roda belakang sampai 125mm, tentunya dapat disetel 7 step untuk menyesuaikan dengan bobot pengendara. Berikutnya, saya ingin menjajal kenyamanan motor ini untuk digunakan sehari-hari, khususnya di lalu lintas ibu kota. MT-25 masih lihai meliuk-liuk di tengah kemacetan. Bobot ini masih lebih ringan 3 kg dari kompetitornya. Selain itu setang baplang yang didesain tidak terlalu lebar membuat tangan tidak terasa letih saat bermanuver di kemacetan ini efek dari raiser setang yang sudah diredam karet. Kesimpulannya kestabilan MT-25 mantap saat riding normal maupun dalam kecepatan tinggi.

GASTANK MAGAZINE 73


PARTY

27th Anniversary Bikers Brotherhood MC (BBMC) Indonesia ARTIKEL : ARIEF SYABHANI | FOTO : ARIEF SYABHANI

Pride to Ride The Heritages

U

sia 27 tahun bagi sebuah klub motor merupakan perjalanan yang sangat panjang, seperti yang telah dilalui oleh Bikers Brotherhood MC (BBMC) Indonesia. Klub motor yang berdiri di Bandung ini baru saja menyelenggarakan perayaan ulang tahun ke-27 pada 13-14 Juni 2015 lalu yang mengambil tempat di Gudang Persediaan PT KAI Cikudapateuh, Jl Sukabumi Bandung. Perayaan kali ini mengambil tema Pride to Ride The Heritages: To Keep & Immortalize Our Preciuous Legacy, menegaskan kembali posisi BBMC sebagai bagian dari masyarakat NKRI yang peduli dengan nilai-nilai sejarah dan

GASTANK MAGAZINE 76

budaya Indonesia. “Sebagai klub motor, kita ingin menunjukan kepada masyarakat bahwa propaganda kami bukan sekadar di eksis dunia otomotif, namun juga ikut menjaga kelestarian motor-motor tua sebagai media kami serta peradaban budaya mulai bangunan bersejarah hingga etnik budaya lainnya,� tutur Pegi Diar, Ketua Pelaksana The 27 th Anniversary of BBMC. Semangat nasionalisme sangat terasa saat berlangsungnya seremoni acara pembukaan yang menghadirkan Marching Band serta pengibaran Bendera Merah Putih oleh Paskibra


Kota Bandung. Lagu kebangsaan Indonesia Raya pun berkumandang menandai pembuka acara. Paling menarik kemasan acara yang disuguhkan BBMC selalu dibuat unik dan berbeda setiap tahunnya. Kali ini tiap-tiap chapter yang tergabung di BBMC menyuguhkan aksi pentas budaya yang jadi ciri khas kedaerahan tiap chapter sesuai dengan tema acara. Seperti aksi BBMC Jakarta Chapter menyuguhkan adat Betawi Palang Pintu. Seluruh anggotanya kompak mengenakan pakaian pangsi ala pendekar betawi yang berkelir merah lengkap dengan kopiah dan sarung.

Aksi berbalas pantun yang berpadu dengan jurus-jurus silat yang jadi andalan pada acara ini juga diperlihatkan. Sedangkan rombongan BBMC Central Java menyajikan pentas budaya yang berbeda, para anggotanya berbaris rapi melakukan formasi layaknya Pasukan Keraton Yogyakarta. Aksi mereka ini terlihat seperti pasukan keraton sungguhan lantaran mengenakan seragam dan atribut yang lengkap. Nah, untuk aksi budaya dari BBMC Bali Chapter mempersembahkan Tari Pendet. Berbagai sajian budaya ini menjadi sajian

GASTANK MAGAZINE 77


GASTANK MAGAZINE 78


menarik bagi pengunjung dan tamu undangan yang hadir. Lebih dari 150 klub menghadiri acara Pride to Ride The Heritages dalam rangka ulang tahun BBMC ke-27, termasuk Warpig MC Singapore dan Independent MC Malaysia. Chef Haryo Luncurkan Buku

ruang pandang antara BBMC dan saudarasaudara yang berada di luar lingkar BBMC. Dalam buku ini diisi juga oleh kumpulan photo story dan sekelumit gambaran persaudaraan dalam BBMC.

Pada kesempatan ulang tahun ke-27, buku yang mengisahkan sisi humanisme BBMC berjudul Bikers Brotherhood Motorcycle Club “ Inside Looking Out- Outside Looking In yang ditulis oleh Chef Haryo Pramoe yang juga member BBMC dan Dwi Aryo atas nama Film Rockerz diluncurkan. Buku setebal 220 halaman ini dibuat untuk menjadi salah satu jendela yang membuka

GASTANK MAGAZINE 79


GASTANK FAMILY

#ulahadigungproject ARTIKEL : yuli haryadi | FOTO : HERRY AXL

Proyek ini bagi saya menjadi momen dan semangat baru buat meyerukan sebagai bikers atau pecinta motor itu jangan pernah sombong dan takabur

TRIBUTE BIKE

TOMMY MANOCH

GASTANK MAGAZINE 80


Atas dasar itulah beberapa bikers penggemar motor klasik tergugah untuk mengapresiasi kiprah pembalap legenaris Tommy Manoch lewat #ulahadigungproject. “Projeck yang kami dedikasikan buat Om Tommy adalah membangun dan merstorasi kembali Honda CB77 buatan 1963. Saya bekerjsama dengan beberapa builder dan terbuka mengajak teman-teman lain yang mau bergabung mendukung projeck ini,” urai Heret Frasthio penggemar motor motor klasik salah satu penggagasnya. Jadi motor Honda CB77 yang dahulu jadi andalan Tommy Manoch buat balap sosoknya sudah tidak diketahui lagi. “Dari pihak keluarga juga sudah ditelusuri berusaha mencari informasi kemana motor CB77 tersebut berada tetapi belum membuahkan hasil,” ujar Gilberto Manoch putra pertama Tommy Manoch. Sampai akhirnya Berto sapaan akrab Gilbrto Manoch tercetus keinginan untuk menghadiahkan orang tua tercinta yang saat ini terkena stroke dengan menghadirkan kembali Honda CB77 sebagai hadiah. Berhubung populasi motornya saat ini sudah sulit dicari akhirnya Berto berusah mengumpulkan satu persatu partnya sejak 2 tahun lalu. “Kalau mesinnya saya dapat dari Amerika sedangkan rangka dan lengan ayun hasil berburu disini,” cerita Berto. Tetapi ternyata memang tidak mudah membangun Honda CB77 untuk berdiri menjadi motor utuh, yang paling utama adalah kelangkaan parts. Lalu setelah Berto berbincang dengan Heret mengenai keinginannya ini tercetuslah ide untuk menyebarkan proyek ini lewat social media lewat #ulahadigungproject.

S

eperti yang sudah Gastank Magazine ulas edisi lalu mengenai profil Tommy Manoch pembalap legendaris Indonesia era 60-an yang berhasil meraih gelar juara di GP Indonesia pertama yang digelar di Sirkuit Curug pada 1963. Pria kelahiran Bandung 3 Maret 1947 yang menulis ‘Ulah Adigung’ pada tangki motor balapnya jadi sosok yang menginspirasi bagi genearasi bikers muda saat ini .

“Saya tidak menyangka ternyata projek mendapat respon yang luar biasa dari sahabat serta rekan pecinta motor klasik. Mereka ikut menyumbangkan beberapa part yang dibutuhkan buat CB77. Mudah-mudahan projeck ini ini bisa selesai tepat waktu,” urai Heret yang mengatakan tampilan motor akan dibuat sesuai saat dipakai balap . Beberapa builder yang ikut bergabung pada antara lain David Setiawan dari Elders Garage dan Yusuf Abdul Jamil atau Ucup dari Lawless Jakarta. Serta suport dari komunitas seperti Honda Twin Owner Group. “Proyek ini bagi saya menjadi momen dan seman-

GASTANK MAGAZINE 81


gat baru buat meyerukan sebagai bikers atau pecinta motor itu jangan pernah sombong dan takabur, kita disini sama sebagai pecinta roda dua. Karena contoh kecil dari kebersamaan inilah saling membantu apa yang saya bisa. Selain itu saya ingin jadi bagian dari sejarah #ulahadigungprojeckt. Kendala yang dialami oleh para builder saat ini yaitu kelangkaan spare parts. Tapi mereka juga optimis banget dalam waktu dekat project ini segera rampung. “Beberapa komponen seperti teromol depan, handel, jok, perseneling gigi dan tuas rem termasuk susah didapatkan. Tapi saat ini sedang dalam perjalanan menuju Jakarta karena kami mendatangkannya secara impor dari negara luar,� timpal David. Sampai saat ini motor terus dikebut pengerjaannya, rencana saat event Mods VS Rocker yang berlangsung di Wisma Aldiron, Dirgantara Jl Gatot Subroto Jakarta Selatan pada 17 Agustus 2015. Motor ini nanti akan diberikan

GASTANK MAGAZINE 82

langsung ke Tommy Manoch yang akan hadir pada acara tersebut. Sedangkan buat dislay pertama kali Honda CB77 ini akan pajang pada ajang Sekepal Aspal Indonesia Motorart Exhibition yang berlangsung di Joglo Kemang pada 23 Agustus 2015 mendatang. Facebook : ulah adigung project IG : @tommymanoch



BOOKING PLACEMENT WWW.GASTANKMAGAZINE.COM & GASTANK DIGITAL ISSUE Business Inquiries info@gastankmagazine.com +62 8282526313 | +62 8129565237

GASTANKMAGAZINE.COM

GasTank Magazine is published by GasTankmagazine.com All content Copyright ©2015 Gastankmagazine.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.