KUSTOM KULTURE PARTY KUSTOMFEST 2015 SURYANATION MOTORLAND
TRIUMPH TR120 1962 INSPIRED 27
MATCHLESS 350 CAFE KROMWORK HARLEY DAVIDSON STREET 500
08
ISSUE
2015 | GASTANKMAGAZINE.COM
CONTENTS ISSUE 08 | 2015
CUSTOM BIKE Zhongseng 250 Matchless 1962 Model G3 Jakarta Jakarta Triumph TR120 1962 Malang Harley-Davidson Street 500 2015 Jakarta Kawasaki ER 650 2012 Bali Harley-Davidson Sportster 1200 Jogjakarta
Honda C70 1981 Makassar PARTY Kustomfest 2015 Suryanation Motorland 2015 GASTANK FAMILY Wade Kawasaki
Gastank Magazine | @gastankmagazine | GastakMagazine | Gastank Magazine TV | Gastank Magazine
GASTANKMAGAZINE.COM GasTank Magazine is published by Gastankmagazine.com all content Copyright Š2015 Gastankmagazine.com
GASTANK MAGAZINE 02
FROM EDITOR
EDITOR IN CHIEF YULI HARYADI
DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY HERRY RISWANTO
CREATIVE DIRECTOR
O
ktober bisa dibilang jadi bulannya pecinta scene custom di Indonesia, berbagai event besar yang berhubungan dengan custom culture sukses di gelar pada beberapa kota.
Di Jogja bergulir ajang Kustomfest yang tahun ini sudah memasuki hajatan ke-empat kalinya serta Suryanation Motorland yang mulai dihajat tahun ini.
DIGITAL & BUSSINES DIRECTOR
Tidak bisa dipungkiri ajang Kustomfest mampu mengagkat custom culture Indonesia, lewat gelaran ini dunia internasional mulai memperhitungkan hasil karya builder tanah air. Apalagi saat event Kustomfest berlangsung selalu menghadirkan tamu builder-builder ternama dunia, mereka angkat jempol mengapresiasi kreativitas pelaku custom builder lokal.
Our Associates Partner
Sedangkan Suryanation Motorland pada tahun perdana, eventnya langsung menggebrak di tujuh kota di Indonesia, dalam rangkaian acara Suryanation Motorland 2015. Hadirnya event ini mampu menumbuhkan budaya custom tiap-tiap daerah yang disambangi.
ULLIE GUMILAR K
AGUNG DWI MARTONO
M.JORDAN HAEKAL M.DAVID SRIHANOKO Ramon A.W (Australia)
Dalam ajang ini ingin mengapresiasi para custom builder daerah melalui ajang custom bike contest dalam sebuah event yang besar. Gelaran ini juga memanjakan bikers yang hadir dalam nuansa custom culture dan sebagai tempat kumpul komunitas motor. Beberapa motor juara ajang Kustomfest dan Suryanation Motorland 2015 juga kami hadirkan. Tampilnya motor-motor pemenang custom bike contest ini diharapkan mampu menjadi inspirasi dan tolak ukur bagi builder Indonesia untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi.
BOOKING PLACEMENT ON WWW.GASTANKMAGAZINE.COM OR GASTANK DIGITAL ISSUE Business Inquiries info@gastankmagazine.com +62 8282526313 | +62 8129565237
Kami juga mengangkat profil Wide Kawasaki, dia menjabat board of director SEMA (Specialty Equipment Market Association). Pameran produk after market otomotif terbesar di dunia, orang nomer dua di SEMA. Pria yang juga sebagai President & Chief Operating Officer (COO) Coker Group kaget dan takjub dengan kreasi para builder yang tampil di Kustomfest 2015. Selamat menikmati
GASTANK MAGAZINE Carburator Springs RESORT Jl.R.C. Veteran Route 66 No.13 Tanah Kusir Jakarta 12330
Yuli ‘Belo’ Haryadi Editor In Chief
GASTANK MAGAZINE 03
GASTANK MAGAZINE 04
GASTANK MAGAZINE 05
YOUNG BLOOD Matchless 1962 Model G3 | KROMWORKS Jakarta ARTIKEL : YULI HARYADI | FOTO : HERRY AXL
GASTANK MAGAZINE 06
Kalau melihat penampakan standar Matchless Model G3 dengan dapur pacu 350cc ini mungkin hanya terbatas bagi pecinta motor classic yang menikmatinya
GASTANK MAGAZINE 07
P
ada ajang Kustomfest 2015 lalu builderbuilder muda mulai bermunculan mempersembahkan karya terbaiknya. Mereka tidak merasa minder dengan kehadiran deretan motor custom hasil kreasi para seniornya. Justru ini sebagai kesempatan mereka untuk dapat bersanding dalam satu ring yang sama. Seperti ubahan motor dengan basis Matchless lansiran 1962 milik Ari Bestari yang didaulat sebagai jawara Suryanation Cafe Race Day. Buildernya Andika Pratama masih berusia 26 tahun, hasil karyanya sukses meladeni kon-
GASTANK MAGAZINE 08
testan lainnya yang turun dikelas ini. Cafe Racer Day menjadi kelas baru yang ada di Kustomfest 2015, merupakan bentuk dukungan Suryanation terhadap pecinta custom khususnya beraliran Cafe Racer karya para builder yang hadir di ajang Kustomfest 2015. Kalau melihat penampakan standar Matchless Model G3 dengan dapur pacu 350cc ini mungkin hanya terbatas bagi pecinta motor classic yang menikmatinya. Desain bodi dan tangki yang berdimensi besar membuat tampilan motor jadi terlihat tambun.
GASTANK MAGAZINE 09
Pada sektor bagian body inilah yang menjadi fokus bagi Andika untuk mengubah tampilannya. “Saya desain seluruh bodinya menjadi lebih slim, menghilangkan identitasnya sebagai besutan lawas yang tampil dengan nafas baru,� jelas Andika Pratama. Ubahannya mengacu kegaya cafe racer dengan model tangki yang lebih memanjang dan ramping, untuk areal buritan berpadu dengan hornet yang bagian buntutnya meruncing. Karena Andika menginginkan bagian dibawah jok kosong tidak ada part yang menempel
GASTANK MAGAZINE 10
maka buntut belakang alias hornet dimanfaatkan sebagai tangki oli. Alhasil untuk melayani sirkulasi oli yang ada di dalam mesin Matchless tersebut butuh selang oli yang lebih panjang. “Biar tampilannya rapi pipanya mengandalkan bahan kuningan yang saya tekuk mengikuti lelukan bagian rangka sub frame, jadi jalur olinya tidak terlihat,� lanjut lajang yang memberi nama workshopnya Krom Work. Untuk mendukung tampilan body Andika harus bekerja keras dengan mendesain ulang
seluruh areal subframenya. Untungnya desain rangka belakang Matchless model knock down jadi seluruh rangka belakang bawaannya bisa dilepas. Sebagai gantinya dipilih pipa baru dari material seamlles sebagai pengganti subframe bawaan motor.
lawas.
Areal kaki-kaki lengan ayun tetap mempertahankan bawaan motor yang dirasa sudah sesuai dengan konsep yang diinginkannya. Sedangkan untuk front end atau suspensi depan diganti biar tampilan motor lebih klasik mengandalkan girder yang diambil dari Norton
Bila diperhatikan yang menjadi keunggulan pada besutan custom ini terletak pada detail dan finishingnya. Dikemas apik oleh Andika lewat detail unsur kuningan atau material brass yang terpasang hampir pada seluruh bagian partnya yang diolah secara hand made.
“Untuk roda depan pakai pelek ring 19 inchi sedangkan belakang 18 inchi,� ujar pria yang workshopnya terletak di Jl. Duta Permai 8 Blok C0 No: 16 Pondok Hijau, Ciputat.
GASTANK MAGAZINE 11
Seperti keberadaan firing yang seluruhnya mengandalkan bahan kuningan, model firing dibuat simpel yang menutup bagian atas areal girder. “Fairing jadi terlihat lebih menarik setelah dipadu dengan projector sebagai head
GASTANK MAGAZINE 12
lamp,� buka Andika yang merupakan anak kandung dari Dodi Irhas builder sekaligus pemilik workshop Dodi Chrome Cycles. Unsur material aluminium juga memper-
manis raiser yang bersanding dengan handle bar stainless stell. Begitu juga untuk lampu stoplamp mini yang dibungkus dengan pelat berbahan kuningan. “Unsur material kuningan juga saya respon pada bagian tutup tangki, foot step, moncong knalpot, dan beberapa detail
pelengkap lainnya,� tutup Andika yang mengandalkan finishing warna magnesium untuk seluruh bodi serta stripe gold leaf dan silver leaf yang menghias pada bagian atas body motor.
GASTANK MAGAZINE 13
GASTANK MAGAZINE 14
the
FINEST DETAIL TRIUMPH TR120 1962 | INSPIRED 27 MALANG ARTIKEL : YULI HARYADI | FOTO : HERRY AXL, jordan
GASTANK MAGAZINE 15
“Bermain dengan detail memang menyita waktu, pemikiran, dan kesabaran tetapi bagi saya disitulah asyiknya mengolah detail tampilan motor custom,�
GASTANK MAGAZINE 16
GASTANK MAGAZINE
17
P
roses pengerjaan motor milik Uji Kuswanto owner produk clothing Inspired27 asal Malang ini membutuhkan waktu hampir 7 bulan. Triumph Bonneville T120 tersebut memang disiapkan khusus untuk mengikuti ajang Kustomfest 2015 yang berlangsung beberapa waktu lalu.
Butuh waktu yang cukup panjang untuk mengerjakannya ? Ya, buildernya Donny Onosogrem memang perfeksionis memiliki standar yang tinggi saat membangun motor Custom. Utamaya untuk areal detail bagian-bagian motor custom yang terkadang kerap terlewat oleh kebanyakan builder.
GASTANK MAGAZINE 18
GASTANK MAGAZINE
19
“Bermain dengan detail memang menyita waktu, pemikiran, dan kesabaran tetapi bagi saya disitulah asyiknya mengolah detail tampilan motor custom,� ujar Donny Onosegerem yang menjadi punggawa Inspired Custom Garage. Awalnya Donny ditantang oleh Uji Kuswanto
GASTANK MAGAZINE 20
untuk custom H-D Sporster tetapi Donny menolaknya dan memilih untuk mengolah mesin Triumph T120. Mesin klasik sengaja dia pilih karena tak lekang dimakan waktu dan lebih dibuat custom board track sesuai dengan konsepnya.
Bermodal mesin Triumph lantas Donny mulai merancang areal rangka, desain rangkanya sendiri tidak biasa dibentuk seperti besi H beam. “Saya pakai lembaran besi yang saya potong-potong dan dirangkai seperti model rangka besi model H beam,” lanjut builder ramah ini. Model rangka H Beam ini diaplikasi pada rangka utama dan areal belakang model hard tail yang jadi ciri tunggangan board track. Sedangkan untuk rangka bawah model breket andalkan pelat besi yang langsung dijepit kedudukan bawah mesin. Begitu pula untuk areal girdernya juga hasil rancangan Inspared Custom Garage. Tiang utama girder juga dibentuk model model besi H beam sebagai penopang rangka utama. “Sistemnya kerja girger mengikuti springer yang dipakai H-D lawas tipe WL,” urai builder yang gemar bercelana pendek ini. Buat detail motor dipadukan dengan bahan aluminum pada beberapa bagian
part pandukungnya. Seperti pada breket lampu utama, handle, breket jok, tutup tangki, serta dudukan stop lamp yang ditempel pada rangka hard tail. Hasilnya kerja keras Donny dan Uji Kuswanto bukan hanya diganjar 1 atau 2 penghargaan, pada ajang Kustomfest 2015 lalu behasil membawa pulang beberapa penghargaan. Seperti Juara 2 Kelas FFA Main Class, Pick dari Kaichiroh kurosu builder Cherry’s Company Jepang, dan pick dari Yosuhiro Yoshii dari Burn Out Magazine Jepang. Serta yang membagakan besutan ini berhasil membawa pulang plakat The Best Kustombike Show Kustomfest 2015. Tidak hanya itu, pada ajang Kustom Bike Contest Suryanation Motorland yang berlangsung di Malang, akhir Oktober lalu. Motor bertittle Inspired ini berhasil meyabet Kategori The Best Of Best dan special Pick dari Gastank Magazine. Congratulation Brader...!
GASTANK MAGAZINE
21
Ubahan pada bodi tentunya ikut menyesuaikan dengan gaya moderen cafe racer
AMERICAN STOCK CUS HARLEY-DAVIDSON STREET 500 2015 | STUDIO MOTOR JAKARTA ARTIKEL : YULI HARYADI | FOTO : HERRY AXL
GASTANK MAGAZINE 22
STOM GASTANK MAGAZINE
23
B
agi sebagian pemilik Harley-Davidson Street 500 tampilan standarnya dianggap belum memuskan, apalagi sang pemiliknya masih berjiwa muda mereka memutuskan untuk dicustom. Seperti Street 500 milik Dette Tiyoso, baru beberapa bulan di kirim dari dealer tampilannya sudah beruah total bergaya cafe racer.
GASTANK MAGAZINE 24
Ubahan bergaya cafe race hasil rancangan workshop Studio Motor ini terbilang radikal lantaran beberapa komponen bawaan motor harus dipensiunkan. “Tampilannya kita ubah jauh berbeda dengan tongkrongan standarnya,� jelas Donni Ariyanto sebagai builder Studio Motor. Tahap awal proses pengerjaan custom, lan-
sung fokus pada ubahan kaki-kaki yang ingin dibuat lebih kekar. Seperti areal sok depan dipercayakan copotan dari motor sport model upside down dari Suzuki GSX-R 600. Suspensi ini diambil satu unit lengkap dengan segitiga dan sistem pengereman meliputi cakram serta kalipernya. Sedangkan untuk areal belakang, kakikaki masih tetap mengandalkan lengan ayun bawaan motor, hanya suspensi saja sudah dipasang produk aftermarket dari ohlins 360mm. “Model supensi dobel shock bawaan motor sudah sesuai dengan konsep ubahan motor, makanya tetap kita pertahankan,” lanjut builder yang workshopnya sekarang berlokasi di Jl Gapura Menteng, Sektor 5, Bintaro. Setelah itu aplikasi pelek jari-jari dengan lingkar roda ring 17 inchi untuk kedua rodanya, andalkan pelek aluminium dari TK Japan depan lebar 3.50 sedangkan belakang 5.00. Bersanding dengan ban khusus buat melahap aspal pakai Metzeler MR77 buat roda depan 120/70 dan belakang 180/55. Ubahan pada bodi tentunya ikut menyesuaikan dengan gaya moderen cafe racer, seperti cover lampu depan bawaan motor dilepas diganti-
kan dengan head lamp produk after market LED dari DRL. “Kedok lampu ikut kita desain untuk mempermanis tampilan Street 500,” urai Donny lagi. Desain bagian tangki tentunya sudah berubah, dibuat baru dengan model yang lebih slim seperti tetesan air atau teardrop. “Buntut belakang dibuat model hornet makanya harus merelakan subframe di potong,” lajut builder ramah ini. Nah, rangka belakang ini terpaksa direlakan kena potong, sub frame dibuat lebih pendek dengan jok yang hanya cukup ditunggangi pengendara saja. Untuk buntut belakang dibuat cover minimalis model hornet dengan jok khas cafe racer model single seatter. Forward control juga sudah berubah bergaya racing meyesuikan dengan tampilan cafe racer. Pamungkasnya untuk meningkatkan akselerasi Sreet 500 diinstal knalpot aftermarket produk Dan Moto. Tidak lupa untuk detailnya juga dipasang beberapa part bolt on seperti cover filter udara, setang, dan lamu sein produk. Hasilnya motor milik Dette Tiyoso yang akrab disapa Dete ini berhasil menjadi jawara di kelas American Stock Custom.
GASTANK MAGAZINE
25
GASTANK MAGAZINE 26
GASTANK MAGAZINE
27
like Clay In His HandS Kawasaki ER 650 2012 | B CUSTOM BALI ARTIKEL : YULI HARYADI | FOTO : HERRY AXL, M. Jordan
GASTANK MAGAZINE 28
Racikan tangan Cak Bagio untuk menggarap body yang full aluminium ini memiliki tingkat kesulitannya benarbenar tinggi. Ibarat Clay material aluminium tadi dapat dibentuk dengan mudah karena keahliannya.
GASTANK MAGAZINE
29
K
epiawaian builder lokal membagun motor custom sudah tidak diragukan lagi, malah sudah diakui oleh dunia Internasional. Salah satunya Cak Bagio, punggawa workshop B Custom dari Bali ini sempat diminta jasanya oleh workshop Deus Ex Machina di Cangu, Bali untuk menggarap motor-motor customnya. Sudah hampir 5 tahun pria asal Malang, Jawa Timur ini bergabung dengan Deus Ex Machina, dan mulai tahun ini dia memutuskan untuk ‘menukangi’ bendera workshopnya sendiri B Custom. “Sekarang di B Custom di bantu anak
GASTANK MAGAZINE 30
saya Alfando Kurniawan sebagai designer untuk membangun motor-motor customer,” ujar builder yang workshopnya bertempat di Jl. Pulau Bungin Gang 2 No.1 Denpasar, Bali. Taste dan skill kustom bro Bagio memang enggak bisa diragukan lagi. Jarahan modifikasinya memang oke! Detailing, ergonomi dan tetap menyimpan prinsip motor daily use memang selalu ia pegang. Seperti garapannya pada motor Kawasaki ER 650 milik Setyo Adi Baroto ini, meskipun ubahan body sudah berubah total namun ergonomi masih ideal untuk dipakai mengaspal.
Racikan tangan Cak Bagio untuk menggarap body yang full aluminium ini memiliki tingkat kesulitannya benar-benar tinggi. Ibarat lilin material aluminium tadi dapat dibentuk dengan mudah karena keahliannya. Apalagi desain yang diminta oleh Tyo sapaan akrab Setyo Adi Baroto ini membuat body motornya menutup hampir seluruh ka bagian tengah motor. “Mulai dari tangki, cover firing, sampai bodi belakang saya menginginkan jadi satu kesatuan,� ujar pria yang berprofesi sebagai arsitek ini.
Tantangannya harus membuat bodi motor presisi pada tiap bagian dan sambungan, Cak Bagio mempu membuatnya layaknya body pesawat terbang lantaran konsep motor yang diinginkan mendekati motor konsep produksi pabrikan mobil mewah Lotus. Dia mengandalkan pelat aluminum setebal 3mm untuk membentuk seluruh body baru Kawaski ER 650 ini. Untuk cover bagian depan mesin dibentuk layaknya moncong turbin pesawat terbang, berfungsi sebagai sirkulasi udara untuk mendinginkan bagian mesin. “Karea bagian mesin kedua sisinya sudah ter-
GASTANK MAGAZINE
31
GASTANK MAGAZINE 32
tutup rapat makanya butuh sirkulasi udara yang cukup untuk mendnginkan mesin, “ jelas Cak Bagio Areal suspensi depan bagian atas mulai dari triple three, cover pipa teleskopik, dan cover lampu depan juga didibuat dengan bahan aluminium yang sama. “Saya pakai bahan aluminium biasa yang banyak dijual di pasaran,� ujarnya saat bicara dihadapan pengunjung Suryanation Motorland di Malang ketika sesi showbike berlangsung. Sisanya motor ER650 ini masih tetap mengandalkan part bawaan motor muai dari suspensi depan, lengan ayun dan suspensinya, serta bagian pelek. Faktor inilah yang membuat handling motor masih nyaman layaknya motor standar meskipun body sudah berubah total.
GASTANK MAGAZINE
33
GOODS FOR RIDE
2 1
3 GASTANK MAGAZINE 34
1. GASTANK TEES info@gastankmagazine.com 2. MC QUEEN 74 GOGGLE Instagram: elderscompany 3. HELMET STICKER PACK info@gastankmagazine.com 4. AVIATION GOGGLE Instagram: Derudebu.co 5.BILTWELL BONANZA Instagram: Derudebu.co 6. ELDERS GLOVE Instagram: elderscompany
4
5
6 GASTANK MAGAZINE
35
Karena café racer itu yang dalam bahasa sederhananya sih motor balap yang diajak nongkrong di café
NOT JUST a Café Race Style! Harley-Davidson Sportster 1200 2008 | CCI JAKARTA ARTIKEL : NURFIL | foto : HERRY AXL
C
afé racer, mungkin inilah style yang dalam beberapa tahun terakhir ini booming. Paling tidak dalam 4 tahun terakhir lah. Banyak builder yang membuat motor café racer hanya fokus pada tampilan, asal setang nunduk, buntut tawon sudah jadi. Padahal jika esensinya membuat real motor café racer, pemilihan part dengan spek kompetisi juga sebuah keharusan. Kenapa? Karena café racer itu yang dalam bahasa sederhananya sih motor balap yang diajak non-
GASTANK MAGAZINE 36
GASTANK MAGAZINE
37
gkrong di cafĂŠ. Stylenya ya motor balap pada dekade 1960-an. Ingat ya Brad, motor balap! Tapi bagi Ariawan Wijaya dari Baru Motor Sport (BMS) dan Antony Saputra sang pemilik Sportster ini, komponen yang diinstal di motor
GASTANK MAGAZINE 38
ini memang haruslah yang mumpuni. Tidak hanya fashion tapi fungsional. Apalagi dengan mesin berkapasitas 1.200cc jangan main-main deh untuk urusan part safety. Misalnya saja kaliper rem depan. Ari meng-
gunakan Brembo GP4RX. Ini acap digunakan di dunia balap motor besar. Sekadar info saja harganya 2.600 US Dollar loh. Nah lo, ada harga pasti ada rupa kan Brad. Buat bisa berhentiin motor ini ketika ngebut maka piranti deselerasi tak boleh main-main. Sistem suspensi juga tak boleh serampangan. Brand Ohlins menjadi pilihan. Untuk depan merupakan limbah dari Moge GSX 750. Sedangkan yang belakang brand new Ohlins untuk H-D. “Bersyukur karena ada yang pernya warna hitam. Jadi harmonis dengan kelir motor,” kata Ari saat usai menyambangi gerai Ohlins Indonesia di bilangan Cikini, Jakarta Pusat. Setelah pemilihan barang-barang branded yang terpercaya tadi tibalah urusan custom part. Untuk ini Ari memang ingin menunjukkan bahwa dirinya bukan hanya builder yang bisa memasang part after market saja. Tapi bisa membuatnya. Sebutlah missal kedua rodanya. Untuk bagian depan dan belakang. Pelek dibuat dengan ukuran yang sama supaya kesan menimbulkan ‘padat’. Dengan teknologi CNC dibuat dengan ukuran 3,5 x 16 inci. Keduanya dibalut
dengan Firestone 500-16. Ban yang sudah sangat familiar dengan komunitas custom culture. Oh ya, ternyata Ari ingin motor ini full custom. Artinya hanya mesin yang masih asli. Untuk rangka pun ayah dua anak ini berani membuat ulang. “Kita tak pakai rangka asli karena kita mampu membuatnya serta desainnya agak beda untuk café racer,” tegas pria asal Rembang, Jawa Tengah ini. Rangka baru ini menggunakan pipa seamless dengan ketebalan 3mm. Nyaris sama dengan ketebalan rangka asli. “Untuk engine mounting dan beberapa bagian mengiktui dudukan aslinya, hanya bagian belakang kita buat berbeda,” cerita Ari. Konsep mengikuti desain rangka original sportster ini ternyata punya maksud supaya jika ada yang ingin membuat seperti ini bisa kok menggunakan rangka asli. “Tinggal ubah dikit dong,” katanya. Tapi omong-omong apakah ragka custom ini mumpuni untuk menghandle mesin H-D yang galak seperti ini? “Udah kita test Bro, aman kok,” promo Ari diakhir obrolan kami.
GASTANK MAGAZINE
39
GASTANK MAGAZINE 40
GASTANK MAGAZINE
41
MODERN BOA Hasil ubahan board track yang sudah dilakukan oleh Puspa Kediri Custom seolah sukses mengambalikan roh motor balap lawas yang dikombinasi dengan mesin motor anyar
GASTANK MAGAZINE 42
ARD TRACKER ZHONGSENG 250CC | PUSPA KEDIRI CUSTOM JAKARTA ARTIKEL : YULI HARYADI | foto : HERRY AXL
GASTANK MAGAZINE
43
B
esutan bergaya board track berkembang sekitar tahun 1910 - 1920an di Amerika, saat itu motor harian dilucuti beberapa perlengkapannya, dibuat sedemikian rupa untuk menjadi pacuan andalan pada lintasan balap yang saat itu populer di trek oval. Pembalapnya pun masih mengenakan safety gear seadanya, hanya mengandalkan penutup kepala dari bahan kulit, goggle, dan sepatu booth yang lebih mirip perlengkapan berkuda. Ini merupakan awal dimana motor dipakai sebagai pacuan balap. Tampilan board track belakangan digandrungi penggiat custom tanah air. Salah satu builder yang handal mengolah motor-motor custom bergaya board track yaitu Aya Sofia dan Aris dari Puspa Kediri Custom (PKC), workshopnya bertempat dibilangan Jl. Rambutan No. 54, Bekasi. Melihat hasil ubahan board track yang sudah
GASTANK MAGAZINE 44
dilakukan oleh Puspa Kediri Custom seolah sukses mengambalikan roh motor balap lawas yang dikombinasi dengan mesin motor anyar. Salah satu motor garapannya yang mendapatkan apresiasasi dengan mengandalkan Honda GL 125 lansiran 1980 menjadi jawara kelas Nitro head diajang Kustomfest 2013 lalu. Karya terbaru Puspa Kediri Kustom kali ini menampilkan mocin Zhongseng dengan mesin berkonviguasi V berkapasitas 250cc. “Motor ini aslinya model cruiser kita ubah bergaya board track dengan detail tampilan yang lebih fresh,� ujar Aya Sofia.
RANGKA SIMPEL
Untuk membentuk tampilan boardtraker seluruh rangka dibuat baru dengan andalkan pipa seamless 26mm sebagai rangka utama. Sedangkan untuk sisis yang dipakai pada areal belakang model hard tail dipadukan dengan pipa ukuran 22mm. “Pemilihan
GASTANK MAGAZINE
45
rangka harus meyesesuaikan dengan mesin agar mampu menopang bobotnya,� urai Aya.
lanjut Aya yang kasih nama Sengon pada besutan ini.
Sesuai zaman rangka dilengkapi dengan front end model girder atau beken disebut cangkrang. “Batang girder saya pakai pipa 22 mm juga, mekanismenya sederhana dan saya kombinasikan dengan beberapa link custom agar lebih nyaman saat dipakai berkendara,�
BODY ALUMINIUM
GASTANK MAGAZINE 46
Untuk menggarap areal body kali ini PKC mengandalkan material aluminium untuk bagian tangki, cover lampu depan, spatbor belakang, dan tool boxnya. Aplikasi pelat berukuran 3mm yang desainnya dibetuk sesuai model
2000KM
board track. “Ini projeckt pertama kita andalkan material aluminium alhamdulliah hasilnya bisa maksimal,” ucap Aya.
SETANG NUNDUK
Posisi berkendara juga dibuat sedikit nunduk dengan aplikasi setang yang posisinya sejajar dengan per yang ada bagian fork. “Untuk setangnya kita custom dibuat lebih nunduk tetapi masih nyaman dipakai buat riding santai, begitu juga dengan jok single yang posisinya lebih rapat ke spatbor belakang. ” timpal Aris yang juga builder Puspa Keidiri Custom.
KAKI-KAKI JENJANG
Board track memiliki ciri lingkar roda besar
seperti yang diaplikasi pelek ring 21 inchi untuk kedua rodanya . Mengandalkan pelek aluminium produk aftermarket yang kedua rodanya mengandalkan ban Avon Speed Master MK II dengan kembangan salur. Ngejar tampilan klasik kedua tromolnya meggunakan copotan dari Suzuki TS125.
DETAIL
Paling sip pada detail ubahan motor untuk rangka pengecatan dilakukan dengan metode powder coacing signal red yang berkolaborasi dengan areal mesin hasil polesan. Areal lampu depan dipasang head lamp projector sedangkan stop lamp belakang dicover material aluminium. Sedangkan jok belakang single dibungkus dengan bahan kulit sapi.
GASTANK MAGAZINE
47
GASTANK MAGAZINE 48
PROSTREET NATIONAL CHAMP HARLEY-DAVIDSON SPORTSTER 1200 | Retro Classic Cycles JOGJAKARTA ARTIKEL : Mochammad Faisal Al Kahfi | foto : HERRY AXL, M. Jordan
S
ederet pengalaman berikut penghargaan yang telah dicapainya, tak membuat Irwan Ardiansyah lupa kepada dunia yang telah membesarkannya. Tujuh gelar nasional Motorcross ia koleksi, dan kini tetap berkecimpung dalam bidang yang sama, namun dengan jenis lintasan berbeda. Dian, panggilan akrabnya, ternyata tak bisa dilepaskan dari roda dua. Awal karir hingga kini sebagai pelatih crosser muda di Irwan Ardiansyah Motorcross Academy (IAMA), serta bisnis apparel yang digelutinya, untuk bersantai mereda penat pun ia tetap menunggangi kuda besi kesayangannya. Saat ditemui pada gelaran Kustomfest 2015 kemarin, pria asal Yogyakarta ini sedang asik berkeliling area Jogja Expo Center menunggangi Harley-Davidson Sportster bergaya prostreet. Sekilas motor ini tampak simple and clean, karena bagian tangki, sepatbor, dan piranti lainnya tidak dicat. Murni berbahan alumunium.
Pemilik apparel “Ardian’s” ini menjatuhkan pilihannya untuk memadukan H-D Sportster dengan aliran prostreet karena lebih nyaman untu digunakan sehari-hari.
GASTANK MAGAZINE
49
Pemilik apparel “Ardian’s” ini menjatuhkan pilihannya untuk memadukan H-D Sportster dengan aliran prostreet karena lebih nyaman untu digunakan seharihari. “Bobot Sportster tidak terlalu berat, sehingga lebih mudah untuk digunakan. Terutama ketika mundur saya masih kuat, tidak perlu dibantu orang lain, hehe” tuturnya.
GASTANK MAGAZINE 50
Sebelumnya ia juga pernah mebangun sebuah motor kustom dengan aliran yang sama, namun dapur mesinnya menggunakan tipe H-D aftermarket S&S Performance V113 Big Twin. Tetapi, karena bobot dan dimesinya tidak sesuai, ia rela melego kuda besi yang ia bangun dari awal lagi.
Pengerjaan Sportster miliknya dipercayakan kepada Lulut Wahyudi, empunya Retro Classic Cycles, Yogyakarta. Pertama, ia bersama sang builder berdiskusi tukar pikiran untuk menyelaraskan gagasan. “Seperti apa jadinya nanti, kita harus satu pemikiran dulu, serta memperhatikan estetika,” tambahnya. Ubahan yang dilakukan tidak terlalu banyak. Hanya pada bagian sub frame disesuaikan agar fender belakang jadi lebih pendek. Tangki, sepatbor, dan piranti atas lainnya didesain ulang, kemudian dibuat dengan bahan alumunium. “Sengaja tidak saya cat, supaya terkesan lebih natural,” ujarnya. Pada area kemudi tidak nampak kabel-kabel seperti pada H-D Sportster umumnya. Rangkaian piranti yang terdapat di area kemudi jadi bersembunyi dan terkesan rapi. Dian mengimpor langsung produk kenamaan asal Amerika. Mulai dari setang, filter udara, pijakan kaki, serta sampai pada lingkar pelek ia percayakan pada produk berlabel Performance Machine. Pelek bertipe Revel dari produk ini sukses membuat kuda besi jadi lebih tinggi dengan diameter belakang naik 2 inchi menjadi ring 18, serta roda depan tetap setia pada ring 21. Kesan simple n’ clean tak hanya terlihat sekilas saja. Detail-detail juga ia perahatikan agar tetap sesuai pada tema awal. Berbeda dengan piranti lainnya. Irwan Ardiansyah memilih forward control berlabel Roland Sands Design (RSD). “Saya menggunakannya karena dengan penempatan yang menempel lebih tinggi pada mesin, posisi riding jadi lebih pas dengan postur tubuh,” tutup ayah dari Sheva Anell Ardiansyah yang didiknya menjadi menjadi crosser.
GASTANK MAGAZINE
51
GASTANK MAGAZINE 52
GASTANK MAGAZINE 53
CLE
GASTANK MAGAZINE 54
EAN&SIMPLE
Seiring berjalannya waktu custom street cub masih tetap bertahan dan diminati, membuktikan jika custom bike tidak lekang dimakan zaman.
Honda C-70 1981 | Makasar
ARTIKEL : YULI HARYADI | FOTO : M.JORDAN HAEKAL
GASTANK MAGAZINE 55
C
ustom gaya Street Cub sudah mewabah lebih kurang sejak lima tahun lalu, mengandalkan basis motor bebek lawas yang bagian rangka sudah kena jarah. Aliran ini awalnya marak di Jepang, berangkat dari kreativitas beberapa builder yang biasa menggarap motor-motor mini berbasis cub.
GASTANK MAGAZINE 56
Seiring berjalannya waktu custom street cub masih tetap bertahan dan diminati, membuktikan jika custom bike tidak lekang dimakan zaman. Saat ini wabah street cub juga tidak hanya terpusat di wilayah Pulau Jawa tetapi sudah meyebar keseluruh penjuru negeri. Seperti deretan kontestan custom street cub
simpel dengan tambahan part hand made pada bagian motor. Dengan pemasangan ban kasar dengan gaya penggaruk tanah membuat tampilan layaknya scrambler cub. Jadi tidak untuk hanya melibas aspal mulus, style tunggangan Yusfar juga asik untuk melibas jalan keriting. Tentunya gaya seperti ini cocok buat ubahan motor dengan basis bebek jadul generasi Honda C-70, Super Cub 800, sampai generasi Honda Grand.
yang kami temui saat ajang Suryanation Motorland di Makassar beberapa waktu lalu. Motor-motor custom dengan basik tunggangan bebek ini sudah digarap dengan maksimal. Salah satunya yang tampil milik Yusfar M yang tinggal di Jl. Tidung, Makassar, dia mampu meyulap motornya jadi lebih
Untuk membuat tampilan motor bebek ini lebih simpel beberapa bagian bodi standar motor memang sengaja di chop. Bagian yang kena jarah spatbor belakang yang menyatu dengan rangka monokok, serta areal spatbor depan yang memang sengaja sudah tidak dipasang lagi. Karena konsepnya besutan penggaruk tanah areal ranka tengah untuk menunjang gaya scrambler cub di tambah pipa penguat yang langsung di las mati ke komster dan bodi belakang. Motode ini rangka penguat ini mirip seperti
GASTANK MAGAZINE 57
yang diaplikasi pada motor balap bebek grastrack. Tampil untuk ajang kustom bike show memang harus memiliki detail ubahan yang dapat jadi andalan. Nah, pada tahap ini Yusfar cobe berkreasi dengan menampilkan ubahan suspensi yang dibuat horisontal. Jadi semula posisi sok belakang aslinya vertikal, posisi sekarang dibuat tidur dengan suspensinya nempel pada bagian kanan dan kiri rangka tengah. Untuk mendukung ubahan ini areal lengan ayun sudah diganti dengan copotan motor bebek baru yang bentuknya kotak. Ubahan tersebut membuat bagian buritan Scrabler cub ini jadi lebih clean dan simpel.
GASTANK MAGAZINE 58
GASTANK MAGAZINE 59
SHOWIN SOUL KUSTOMFEST ‘SHOWIN SOUL’ 2015
ARTIKEL : YULI HARYADI | FOTO : herry axl, ulLie, M.JORDAN
Kali ini motor-motor custom yang menjadi konteskan Kustomfest 2015 secara detailing dan craftmanship lebih baik dari tahun lalu. Ada 132 kontestan baik itu Main Class maupun Nitrohead yang tidak lolos seleksi tahun ini
GASTANK MAGAZINE 60
T
ahun ini untuk ke empat kalinya hajatan akber scene custom Indonesia ajang Kustomfest di gelar pada Sabtu dan Minggu (3-4/10) lalu. Masih bertempat di lokasi yang sama, Gedung Jogja Expo Center sejak gelaran ini pertama kali dihelat, Kustumfest 2015 kali ini mengusung tema ‘Showing Soul’. Tidak bisa dipungkiri ajang Kustomfest boleh dibilang sukses mengagkat custom culture Indonesia, lewat gelaran ini dunia internasional mulai memperhitungkan hasil karya builder tanah air. Apalagi saat event Kustomfest berlangsung selalu menghadir tamu builder-builder ternama dunia, mereka sangat mengapresiasi kreativitas pelaku custom di Indonesia. Kali ini untuk meyemarakkan ajang Kustomfest 2015 pihak panitia menghadirkan tamu pelaku custom dan builder mancanegara. Mulai dari Kaichiro Kurosu ( Cherry’s Company ), Shige Suganuma (Mooneyes 3) Yaniv Evan (Powerplant Motorcycle), Yuichi Yoshizawa (
Custom Work Zon), Yasuhiro Yoshi (Burn Out Magazine) dan lainnya. Bicara tema ‘Showing Soul’ sendiri sebetulnya memiliki makna yang dalam, Kustomfest mengajak builder dan pelaku custom untuk menunjukkan karya orisinal mereka, bukan meniru seratus persen dari yang sudah pernah dibuat. “Angkat karya-karya kustom dengan taste dan soul dari diri kita sendiri. Terinspirasi dari karya builder terkenal boleh-boleh saja, tetapi tetap harus punya ciri sesuai dengan soul pemilik motor,” ujar Lulut Wahyudi Director of Kustomfest. Memang dari tahun-ketahun penyelenggraan Kustomfest kontestan yang berpartisipsi jumlahnya terus bertambah, membuktikan scene custom di Tanah Air terus tumbuh. Tetapi pihak panitia harus bekerja keras memilih motormotor custom yang benar-benar layak untuk tampil. Standar kualitas yang jadi acuan bukan soal banyaknya peserta yang ikut. Kali ini motor-motor custom yang menjadi
GASTANK MAGAZINE 61
konteskan Kustomfest secara detailing dan craftmanship lebih baik dari tahun lalu. Hal ini merupakan hasil kerja keras dari pihak panitia meyeleksi motor custom yang tampil. Dari informasi yang diperoleh ada 132 kontestan baik itu main class, motor custom diatas 250cc, maupun Nitrohead dibawah 250cc yang tidak lolos seleksi tahun ini. Suksesnya hajatan Kustomfest 2015 ini kalau kita tarik ke belakang sebetulnya sudah menjadi harapan Lulut Wahyudi sebelumnya. Kustomfest 2012 yang digelar kali pertama kali menjadi wadah para bulder memajang karya terbaiknya, tidak hanya untuk Jogjakarta atau wilayah Jawa saja tetapi buat modifikator seluruh Indonesia. “Penyelenggaraan Kustomfest 2012 sebagai momentum untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia juga memiliki budaya custom yang solid dan layak untuk diapresiasi menjadi bagian dari komunitas dan scen custom secara global,� bilang Lulut Wahyudi yang juga owners Retro Classic Cycles yang jadi penyelenggra event ini. Ide bergulirnya Kustomfest setelah segenap crew Retro Classic Cycles yang di gawangi oleh Lulut dua kali mengikuti festival custom di Jepang. Seperti event kompetisi Custom Bike Show Cool Breaker dan International Mooneyes Hot Rod Custom Show di Yokohama yang di-
GASTANK MAGAZINE 62
GASTANK MAGAZINE 63
hadiri Lulut 2011 lalu. Saat itu bermimpi dapat membawa ajang serupa ini ada di Indonesia. LT sapaan akrab Lulut Wahyudi berharap lewat acara ini menjadi embrio lahirnya karya terbaik generasi muda Indonesia. Intinya dapat memberikan pengaruh positif dan ajang bagi masyarakat pecinta custom dan industri kreatif serta gaya hidup.
Market. Pada sisi lain Kustomfest 2015 tidak hanya dihadiri tamu-tamu undangan resmi dari mancara negara. Scen custom Indonesia yang mulai tumbuh rupanya menjadi incaran produsen after market untuk melebarkan sayapnya. Apalagi pasar sepeda motor di Indonesia yang besar tentunya sangat menjanjikan untuk mendulang keuntungan.
Kustomfest juga dihadiri Principal Produk After
Berkembangnya scene custom di Indonesia
GASTANK MAGAZINE 64
ternyata menarik berbagai produsen part aftermarket untuk memasarkan produknya. Inilah yang membuat para petinggi produk aftermarket yang juga ‘orang penting ‘ pada perusahaannya jauh-jauh ke Jogja untuk menghadiri ajang Kustomfest 2015. Seperti Nicolas Pigeyre terbang dari Perancis untuk memperkenalkan produknya EMD Killer Part kepada pelaku custom di Indonesia. EMD yang merupakan kepanjangan dari Esteves Motorcycle Design, menawarkan produk jenis piranti cover mesin untuk motor Harley-Davidson dan Triumph. Produk bolt on ini dapat meyulap tampilan mesin jadi terlihat lebih classic yang cocok diaplikasi pada mesin motor baru. Hadir juga Mr Wade Kawasaki yang menjabat sebagai president & chief operating officer (COO) Coker Group. Produsen banyak brand ban dari Amerika seperti Firestone dan Coker yang akrab dikalangan penggiat custom culture ditanah air. “Ajang Kustomfest 2015 di Jogja sudah saya angendakan sebelumnya untuk bisa hadir, saya sangat mengapresiasi dengan kreasi para builder yang tampil hasil karya mereka bisa bersanding dengan builder luar,” urainya .
Lucky Draw ‘Jaran Kore’
Salah satu puncak dari gelaran Kustomfest yang selalu berhasil menyedot animo pengunjung adalah pengumuman pemenang Lucky Draw. Setiap pengunjung yang sudah membeli tiket seharga Rp 50.000, mendapat kesempatan untuk ‘menunggangi’ Kustom Bike dengan nama ‘Jaran Kore’ yang berbasis BMW R65 bermesin Boxer 650 cc lansiran 1978 karya Retro Classic Cycles. Menurut Lulut Wahyudi ide atau inspirasi ubahan motor ini datang saat dia berlibur ke Lombok. Saat jalan-jalan disalah satu pantai baru terbayang menginginkan sebuah motor yang handal dan bisa dipakai menelurusi bibir pantai. “Inspirasi itulah yang terus ada dalam benak saya untuk membangun sebuah motor custom yang handal disegala medan,” jelas LT sapaan akrabnya. Akhirnya dapat juga sebuah motor yang dijadikan bahan untuk custom sesuai desain yang diinginkan. Basisnya bukan motor buatan Inggris ataupun Amerika yang sudah pernah digarapnya untuk pemenang Lucky Draw event Kustomfest sebelumnya, melainkan diambil dari motor buatan Jerman BMW R65 lansiran 1978.
GASTANK MAGAZINE 65
GASTANK MAGAZINE 66
GASTANK MAGAZINE 67
Kondisi motor ini saat didapat utuh namun desain dan tampilan memang kurang sedap dipandang. Makanya hampir seluruh body dan kelengkapan bawaan motor tidak ada yang dipakai lagi. “Saat dapat motor ini juga dilengkapi dengan side box dan fairing depan yang desain winshieldnya terlalu tinggi karena memang untuk postur tubuh orang Eropa,” cerita LT lagi. Butuh waktu 1 bulan penuh bagi tim Retro Classic Cycles untuk pengerjaan bodi motor muai dari custom sebagaian rangka, membuat bodi baru sampai, penggantian sektor kaki-kaki, dan tentunya uprade sektor mesin dengan part baru. “ Ubahan customnya mengusung konsep scrambler, motor yang handal dipakai pada berbagai mendan jalan,” urainya. Untuk material yang dipakai untuk custom motor ini seluruhnya diambil dari bahan yang berkualitas. Seperti areal rangka menggunakan bahan cromoly yang ringan lalu untuk sektor body andalkan bahan aluminium mulai dari tangki, fender depan, dan cover box. Sedangkan knalpot dipilih material terbaik sebagai penyalur panas yaitu titanium. “Pemilihan material terbaik itu membuat bobot motor ini sangat ringan dan handlinya juga nyaman saat dikendarai,” lanjut Lulut. Saat motor rampung digarap untuk membuktikan kehandalannya BMW R65 custom ini langsung di siksa menelusuri kaki gunung Merapi. “Motor kita siksa habis-habisan melewati trek yang ekstrim dikendarai oleh joki profesional. Karena powernya yang liar akhirnya terpikir oleh memberi nama motor Lucky Draw ini dengan bahasa jawa Jaran Kore yang artinya Kuda Liar,” cerita Lulut lagi. Sebagai bentuk apresiasi pada tangki motor dibubuhi tandatangan para tamu undangan Kustomfest 2015 yang hadir. Mulai dari Kaichiro Kurosu ( Cherry’s Company ), Shige Suganuma (Mooneyes 3) Yaniv Evan (Powerplant Motorcycle), Yuichi Yoshizawa ( Custom Work Zon) serta Lulut Wahyudi (Director KUSTOMFEST). Selain itu sebagai bentuk penghargaan bagi sponsor, pihak Kustomfest menorehkan label Suryanation pada buritan motor yang di pinstrip oleh artis pintriping Jepang Mr Boo. Tahun ini hadiah Lucky Draw dimenangkan oleh Tedi Wahyudi asal Balikpapan yang berhasil membawa pulang ‘Jaran Kore’. “Saya tidak menyangka bisa menjadi pemenang Lucky Draw malam ini, sebelumnya saya berniat untuk memodifikasi sebuah motor tetapi malam ini saya sungguh beruntung bisa mendapatkan motor ‘Jaran Kore’ ini” pungkasnya. Sampai jumpa pada Kustomfest tahun ke-5 yang akan berlangsung 8-9 Oktober 2016 !
GASTANK MAGAZINE 68
GASTANK MAGAZINE 69
MENGGEBR
GASTANK MAGAZINE 70
SURYANATION MOTORLAND 2015
ARTIKEL : yuli haryadi | FOTO : M. Jordan Haikal, herry axl, M. Kahfi
Sebagai event perdana yang digelar tahun 2015 Suryanation Motorland langsung menggebrak di 7 kota. Ajang yang mengusung konsep “Temukan Inspirasi Motormu� diramaikan berbagai kegiatan menarik yang tentunya sesuai dengan nafas custom culture
RAK 7 KOTA
GASTANK MAGAZINE 71
A
jang Suryanation Motorland 2015 yang mengangkat tema kustom bike show yang merupakan sebuah acara yang menggabungkan beberapa kegiatan. The Passion & Pride of Kustom Culture yang ditampilkan dalam beberapa content khas bikers seperti Kutsom Contest, Kustom Exhibition, Bike Rendezvous, Stunt Show, Moto Clinic, Wing Bikers Ceremony, Pinstripe Demo, Scooter Show, Bikerz Apparel, Babershop, Tatto Art serta masih banyak lagi. Dari tujuh kota dilaksanakan Suryanation Motorland tiga kota digelar Kustom Bike Show, melombakan ada 7 kelas. “Event Suryanation Motorland kita bagi dua, medium event untuk kota Medan, Lampung, Surabaya, dan Cirebon. Serta big event, untuk kota Makassar, Palembang, dan Malang termasuk big event karena digelar Kustom Bike Contest,� jelas Widi Rinaldi
GASTANK MAGAZINE 72
assisten event manager PT Gudang Garam Tbk. Kelas yang dilombakan diantaranya: Street cub, Chopper/Bobber, Free for All, Sport Fashion Advance, dan Matic Fashion Advance dibawah 250cc. Sedangkan diatas 250cc ada kelas Chopper/Bobber, dan Free For All. Ajang pembuka Suryanation Motorland 2015 yang terselenggara di Lapangan Benteng Medan, Jalan Pengadilan Medan, Sumatera Utara Sabtu (19/9/2015) sukses dihadiri ribuan bikers. Gelaran yang diisi oleh berbagai aktivitas yang posistif ini mampu memuaskan bagi para pelaku dan pecinta custom. Berikutnya ajang Suryanation Motorland berlangsung di lapangan Korpri Bandar Lampung, pada Sabtu ( 26/09/ 2015). Ribuan bikers berkumpul memadati acara mulai siang hari menikmati berbagai sajian acara yang digelar.
GASTANK MAGAZINE 73
73
Lantas Suryanation Motorland sekaligus singgah didua kota besar, Makasar dan Surabaya berangsung Sabtu (10/09/2015) Kawasan Mall Trans Studio, Makasar menjadi tempat diselenggarakannya ajang Kustom Bike Show Suryanation Motorland. Animo peserta di Makasar ini cukup tinggi ada 96 motor-motor custom yang mendaftar. Padahal ajang kustom Bike Show ini baru pertama di Makasar. Kota Palembang dan kota Cirebon (24/09/2015)
GASTANK MAGAZINE 74
kebali digelar bersamaan ajang Suryanation Motorland. Di kota Palembang berlangsung di Benteng Kuto Besak yang bersebelahan dengan sungai Musi. Meskipun kabut asap menyelimuti kota tersebut anktusiasme peserta Kustom Bike Show tinggi total 90 motor custom yang ikut bergabung. “Suryanation Motorland di Paembang ini juga diikuti motor-motor Kustom yang berapasitas diatas 250cc. Sedangkan pengunjung dan
komunitas yang hadir tembus 16 ribu orang,� lanjut Krisnanto dari Novosindo Idetama event organizer yang menggelar event ini. Sedangkan di Cirebon yang dilangsungkan di Lapangan Korem 063 Sunan Gunung Jati
Cirebon. Sofyan Nasution, dari Procom sebagai project director Suryanation Motorland Cirebon mengatakan di event kali ini pihaknya mengundang 180 klub motor termasuk wilayah Kuningan, Majalengka dan Indramayu. Lapangan Rampal di tengah kota Malang pada
GASTANK MAGAZINE 75
31 Oktober lalu menjadi venue seri terakhir dalam rangkaian Suryanation Motorland 2015.
tandam berbonceng merasakan langsung aksi-aksi ektremenya.
Sebagai event penutup, pihak Suryanation sukses menjadikan acara ini benar-benar klimaks dari rangkaian 6 kota sebelumnya. Kontes kustom bike diikuti 94 motor. Hebatnya lagi mayoritas peserta adalah benar-benar motor kustom. ”Ini menandakan kustom kulture di Malang dan sekitarnya tumbuh dan berkembang,” kata Widi Rinaldi,.
Sisi edukasinya juga ada pada setiap kota ajang Suryanation Motorland, dibuka coaching clinic tentang dunia custom culture yang menghadirkan builder seperti Donny Ariyanto dari Studio Motor Jakarta, Bro Widi dari Suryanation, Bro Yuli Haryadi dari Gastank Magazine. Materi yang menajadi bahasan trend dan fenomena dunia kustom di tanah air dan dunia saat ini.
FULL EDUKASI DAN ENTERTAINMENT
Sebagai pembeda Suryanation Motorland dengan event bikers lainnya konten yang disajikan enggak putus-putus. Ini yang membuat bikers dan pengunjung betah berlama-lama mengikuti seluruh acara yang ditampilkan. Seperti aksi stunt rider Wawan Tembong sejak sore hari sudah menghibur dengan berbagai aksi yang memicu adrenalin. Berbagai gaya atau style terbaru dipergakan oleh Tembong dengan sempurna. Tembong juga memberi kesempatan kepada pengunjung untuk
GASTANK MAGAZINE 76
Khusus di Malang Tora Sudiro selaku brand ambassador Suryanation Motorland ikut hadir berbagi pengalaman soal custom. Bro Tora yang kabarnya memiliki 5 motor kustom menyampaikan bahwa motor kustom ini menggambarkan diri pemiliknya. ”Buatlah motor kustom yang nyaman buat loe pakai, itu gambaran diri loe,” kata Tora. Selain itu ada juga demo dan coacing dari Wawan ‘Junk’ Bakwan artis pinstrpping dari Neracatau 69 Semarang yang berbagi ilumu mengenai teknik pinstriping. Pinstripping
salah satu teknik pengecatan yang cocok bersanding dengan ubahan motor custom. Panggung utama yang megah menjadi hiburan pamungkas ajang Scuryanation Motorland buat bikers yang hadir. Bintang tamunya dua band papan atas beraliran reagge oleh Steven Jam dan aliran glam rock band Rif menjadi penutup malam minggu di setiap kota.
DINAMIC DUO THE RISE & THE SHINE
Untuk lebih dekat dengan scene custom Suryanation Motorland menghadirkan 2 motor yang bertitle The Rise dan The Shine. Tentunya tampilan motor sudah tidak lagi standar THE RISE mengandalkan Triumph Troxton yang sudah dicustom bergaya sramble. Besutan custom ini mewakili sisi kaum penjelajah yang gemar berpetualang dengan roda dua ke segala medan. THE SHINE basicnya Ducati Monster 795 dicustom bergaya cafe race. Kuda besi custom
ini mewakili kaum urban yang ingin menikmati kebanggaan saat riding dengan motornya, juga sebagai andalan untuk hang out. Sosok motor custom yang didedikasi sebagai maskot atau besutan iconic pada ajang Suryanation Motorland 2015 langsung dibawa riding jauh dengan menjelajah rute Surabaya -Bromo –Jogja. Perjalanan ini sekaligus membawa sepasang iconic bike Suryanation Motorland yang akan di display pada ajang Kustomfest 2015 yang akan berlangsung 3-4 Oktober 2015 lalu. Perjalanan riding ini memiliki misi untuk membangkitkan semangat dan kebersamaan sebagai sesama pecinta roda dua, baik itu motor custom dan tunggangan lainnya. Sekaligus memperkenalkan iconic bikeSuryanation Motorland ini kepada khalayak pecinta roda dua. “Kami mendapatkan sambutan yang luar biasa dari banyak orang yang kebetulan berada disana serta jadi jembatan persaudaraan buat kita,� ujar Dony Ariyanto sebagai builder yang membangun kedua motor custom ini yang juga ikut riding.
GASTANK MAGAZINE 77
GASTANK MAGAZINE 78
GASTANK MAGAZINE 79
WADE KAWASAKI | PRESIDENT & COO COKER GROUP ARTIKEL : NURFIL AIMAN | FOTO : M. Jordan
Mr Kawasaki adalah president & chief operating officer (COO) Coker Group. Produsen banyak brand ban dari Amerika seperti Firestone yang akrab dikalangan penggiat custom culture ditanah air
Apresiasi Tinggi B
B
anyak hal menarik yang bisa ditemui di Kustomfest 2015 Showin’ Soul. Salah satunya adalah banyak sekali ‘orangorang hebat’ dalam dunia custom dari berbagai belahan dunia. Salah satunya adalah Mr Wade Kawasaki. Siapakah beliau? Mr Kawasaki adalah president & chief operating officer (COO) Coker Group. Produsen banyak brand ban dari Amerika seperti Firestone yang akrab dikalangan penggiat custom culture ditanah air. Mr Kawasaki kaget dan takjub dengan kreasi para builder yang tampil di Kustomfest 2015. Selain itu Mr Kawasaki juga bukan orang sembarangan dia menjabat board of director SEMA (Specialty Equipment Market Association). Pameran produk after market otomotif terbesar di dunia. Setiap eventnya selalu diikuti tak kurang
GASTANK MAGAZINE 80
dari 6.000 peserta dari seluruh dunia. Wow, sungguh pameran yang luar biasa. Pertemuan dan obrolan kami ini bisa terwujud berkat bantuan Bro Indra dari Neobursa. Saat ini Neobursa menjadi distributor Firestone di Indonesia. Berikut petikan wawancara Gastank Magazine dengan Mr Wide Kawasaki seputar karya builder tanah air; GSTK : Bagaimana menurut anda tentang event ini? Wah saya tau banget kalau bikin event seperti ini nggak gampang. Saya saat ini orang nomor dua di SEMA dan kita selalu bikin event pameran seperti ini. Perlu kerja keras untuk bisa bikin event keren seperti ini. Untuk itu saya acungkan jempol untuk penyelenggara Kus-
Builder Indonesia tomfest. Pastilah tidak gampang melakukan ini. GSTK : Nah bagaimana kalau dengan motor dan mobil yang ikutan Kustomfest ini? Builder Indonesia Gokil (crazy-red) ucapnya spontan. Saya baru sekarang lihat karya dari Indonesia dan sungguh dahsyat. Banyak kreasi yang tak terduga. Point yang terpenting dari karya-karya ini adalah mereka bisa memadukan antara aliran internasional dengan style etnik atau ciri Indonesia. GSTK : Apa yang menjadi kelebihan motormotor custom garapan builder Indonesia ? Kamu bisa lihat banyak motor yang menambahkan ornament ukiran yang sangat Indonesia. Engraving di beberapa part motor
dengan pengerjaan yang halus seperti itu sangat keren. Ini adalah kekuatan dari builder Indonesia yang bisa menjadi ciri dan dibawa ke dunia internasional. GSTK : Apakah menurut Anda karya builder Indonesia sudah layak tampil ke pentas dunia? Wah sangat layak. Karya builder Indonesia ini sangat layak bertanding ke negara lain. Bahkan sampai Amerika. Nggak kalah kok. Saya yakin para builder dunia akan salut dengan kreasi builder Indonesia. Obrolan ini berlangsung pada hari kedua Kustomfest sehingga Mr Kawasaki sudah melihat semua motor yang berkomeptisi di event ini. Dengan pengamatan selama 2 hari itulah dia bisa dan berani memberikan penilaian terhadap karay-karya custom yang dipajang.
GASTANK MAGAZINE 81
Sebelum mengakhiri obrolan kami, Mr Kawasaki malah meminta masukan dari Gastank Magazine untuk produk mereka. “Menurut kamu kembangan / pattern ban seperti apa yang akan masih laku di Indonesia, khususnya pecinta custom?” tanyanya. Dengan optimis kami gambarkan bahwa pattern / kembangan klasik masih akan terus digemari pecinta custom tanah air.
lebih menarik,” katanya sambil tersenyum. Jika benar, maka para penggemar custom bersiaplah mempunyai pilihan ban yang lebih banyak.
Sambil mangut-mangut pria ramah ini berucap, ”Tunggu saja, kami akan hadirkan yang
See U Mr Kawasaki, hope we will meet again soon!
GASTANK MAGAZINE 82
“Sukses untuk Gastank Magazine dan saya akan menyimak kalian dari Amerika,” tutupnya saat kami memberikan alamat kami www. gastankmagazine.com .
BOOKING PLACEMENT WWW.GASTANKMAGAZINE.COM & GASTANK DIGITAL ISSUE Business Inquiries info@gastankmagazine.com +62 81282526313 | +62 8129565237
BOOKING PLACEMENT WWW.GASTANKMAGAZINE.COM & GASTANK DIGITAL ISSUE Business Inquiries info@gastankmagazine.com +62 81282526313 | +62 8129565237
GASTANKMAGAZINE.COM
GasTank Magazine is published by GasTankmagazine.com All content Copyright ©2015 Gastankmagazine.com