Jurnal Gaung Bandung 2020

Page 1

20 GAUNG BANDUNG 20 catatan

perjalanan



GAUNG BANDUNG 0 20 02 2 20

beyond space, beyond place

Panitia Gaung Bandung 2020 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma Program Studi Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung Bandung 2021


Gaung Bandung 2020 beyond space, beyond place

Editor Kepala Tim Redaksi Tim Materi

: Margaret Yudhia Aditama : Margaret Yudhia Aditama : Brian Filbert Raisa Shafira Affandi Farras Zharfan Nur Fadhilah Hidayat Alya Nadhira Roiswahid Dimas Dian Okta Viryani Abigael Alisa Annissa Zhafira Febriyanti

Penulisan

: Margaret Yudhia Aditama Fadhilah Hidayat Roiswahid Dimas Abigael Alisa Annissa Zhafira Febriyanti Ajani R. Batuparan

Tata Letak

: Margaret Yudhia Aditama Raisa Shafira Affandi Dian Okta Viryani

Sampul

:

Margaret Yudhia Aditama

Foto

:

Dokumentasi Gaung Bandung 2018, oleh Tim Materi dan Divisi Media

© Hak Cipta milik Panitia Gaung Bandung 2020

iv


GAUNG BANDUNG 20 20

beyond space, beyond place

v




Daftar Isi

BAGIAN 1 Prolog

BAGIAN 2 Konsep

BAGIAN 3 Eksekusi

BAGIAN 4 Epilog

002 015 025 117

009 Kata Pengantar

017

Latar Belakang

019

Isu Placemaking

021

Konsep Umum

022

Turunan Materi: Tahapan Eksekusi

028 Titik Lahir: Telaah Bandung 034

Titik Gerak: Inovasi Karya

098 Titik Tumbuh: Catatan Perjalanan 106 Titik Ulang: G-Nite

126

Kesan Kami

130

GB Terdahulu

137

Panitia Gaung Bandung

vi


vii


APA ITU

GAUNG BANDUNG?

sumber: Dokumentasi Buku Gaung Bandung 2018 dengan Modifikasi Tim Gaung Bandung 2020

viii


TENTANG

GAUNG BANDUNG Gaung Bandung adalah kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh IMA Gunadharma yang sudah diinisiasi sejak tahun 2011. Gaung Bandung ingin mengajak elemen masyarakat kota untuk menyuarakan dan bergerak membentuk Kota Bandung yang nyaman. Gaung berarti juga suara yang memantul sebagian sehingga kita serta masyarakat meneriakkan

kata “Bandung”

akan kembali kepada kita dalam bentuk “dung”.

Sebagian

suara

yang

kembali

kepada kita dianalogikan sebagai manfaat bagi kita dan sebagian lainnya sebagai manfaat

bagi

masyarakat

dan

Kota

Bandung.

Isu yang diangkat pada Gaung Bandung pertama adalah “Bandung sebagai livable city” dengan slogan “The Sound for Livable City”. Namun pada tahun 2012, IMA Gunadharma kembali menggunakan nama “Gaung Bandung” sebagai nama kegiatan untuk Dies Natalis IMA-G ke-61 dengan alasan nama tersebut sudah memiliki branding yang baik serta isu besar yang menarik. Setiap tahunnya, Gaung Bandung membawa benang merah Livable City dengan mengangkat tema yang diangkat tiap tahun juga berbeda-beda dengan selalu berkaitan dengan kota dan isu-nya. Namun, tema ini tetap mengacu pada tujuan utama Gaung Bandung. Gaung Bandung tahun ini mengangkat pelaksanaan placemaking pada ruang publik dengan penggunaan media digital sebagai salah satu respon adaptasi terhadap pandemi COVID-19.

ix



BAGIAN 1 PROLOG



PROLOG

bahu aku rangup bahu kamu bahunya bahu mereka, seia itu anasir anasir bertemu salin rangup dompleng jadi titik titik titik udara, api, titik air titik minyak bahu-bahu itu punya titik sekotah kacau kacau bertemu rasai jadi senyawa

dicerat Margaret Yudhia Aditama di Januari 2021

Puisi prolog oleh Margaret Yudhia Aditama

4



PROLOG

EDITORIAL

EDITORIAL Isu placemaking yang diangkat pada Gaung Bandung 2020 berangkat dari keresahan kami, mahasiswa arsitektur, akan pentingnya pemaknaan suatu ruang oleh para penggunanya yang kian kurang disadari oleh lingkungan sekitar. Sebuah ruang akan menjadi sebuah tempat jika penggunanya memaknai ruang tersebut, begitulah bunyi makna dari placemaking. Akibatnya, hal-hal yang disayangkan terjadi, seperti adanya mispersepsi antara desainer dan pengguna, pemanfaatan yang kurang maksimal hingga tidak sesuai oleh target massa, diabaikannya tempat-tempat publik hingga terbengkalai, dan lain sebagainya. Pengangkatan isu ini pada rangkaian Gaung Bandung 2020 merupakan perwujudan dari harapan kami yakni meningkatnya kesadaran masyarakat Bandung dan sekitarnya akan proses penciptaan sebuah tempat atau placemaking.

Margaret Yudhia Aditama Ketua Tim Redaksi, Ketua Bidang Materi Gaung Bandung 2020

Dengan segala keterbatasan pelaksanaan Gaung Bandung 2020 akibat pandemi, panitia terus beradaptasi untuk mewujudkan Kota Bandung yang lebih ramah huni melalui isu placemaking. Semangat kami tak luntur walau jarak menjadi tantangan terbesar dalam konsepsi hingga eksekusi rangkaian kegiatan ini. Pandemi telah membawa kami untuk memandang ruang lebih jauh lagi dengan semangat ‘Beyond Space, Beyond Space’, kami terus berusaha menggaungkan placemaking dan melampaui ruang dan tempat.

Pada jurnal yang disusun dalam bentuk buku ini, dibahas rangkaian proyek untuk memajukan Kota Bandung; mulai dari materi, acara, yang dikemas dengan rangkaian pensuasanaan, hingga perwujudanperwujudan lain yang disusun sepenuh hati dan ditumpahkan pada satu wadah, Gaung Bandung 2020. Dengan tujuan kami memajukan Kota Bandung, kami juga berharap penerapan-penerapan placemaking dalam jurnal ini dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia. Inilah persembahan seluruh Panitia Gaung Bandung 2020 untuk Kota Bandung. Selamat menikmati jurnal perjalanan kami.

6


PROLOG

PRAKATA

PRAKATA Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat-Nya Gaung Bandung 2020 dapat terlaksana walaupun kendala pandemi menimpa negeri. Gaung Bandung yang telah menggaung sejak 2011 merupakan kegiatan tahunan himpunan Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma ITB sebagai bentuk memperingati dies natalis IMA-G yang ke-69 pada tahun ini. Selain itu, Gaung Bandung juga mengangkat persoalan arsitektur di sekitar kita dengan berupaya mewujudkan kota Bandung yang lebih nyaman untuk ditinggali (Livable City). Tahun ini kami mengangkat salah satu pendekatan atas hubungan arsitektur dan perilaku manusia di ruang publik sebagai landasan dalam mencapai tujuan besar Gaung Bandung. Filosofi placemaking diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk menata dan menciptakan kembali ruang publik sebagai jantung setiap komunitas secara kolektif dan menciptakan kegiatan yang positif. Sedangkan, tagline “Beyond Space, Beyond Place” kami gaungkan sebagai bentuk adaptasi dalam melaksanakan kegiatan yang serba digital dan memaksimalkan potensi tanpa adanya batasan ruang. Buku ini diharapkan dapat memberikan semangat yang sama bagi mahasiswa arsitektur serta alumni IMA-Gunadharma ITB untuk terus menginspirasi masyarakat dalam menciptakan kota yang bermakna dan nyaman untuk ditinggali, bahkan di ruang publik sekalipun. Gerakan kecil kami hanya akan menjadi niatan semata tanpa adanya kerja sama seluruh panitia dan segala pihak yang telah berkontribusi mensukseskan acara ini, semoga bermanfaat. Walaupun tahun ini kita semua mendapat musibah yang tak terduga, semoga bukan menjadi hambatan melainkan motivasi untuk terus berkarya dan berinovasi!

Semoga sehat selalu dan sampai bertemu lagi, jangan lupa tegakkan selalu protokol kesehatan! Terima kasih.

7

Zufar Azka Prabaswara Ketua Gaung Bandung 2020


PROLOG

SUBBAB


PROLOG

SUBBAB

KATA PENGANTAR Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera bagi kita semua, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, dan salam kebajikan. Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkatnya sehingga kegiatan Gaung Bandung pada tahun 2020 dapat tetap terlaksana serta kepada segala pihak yang terlibat dari awal sampai akhir dalam proses perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan acara ini.

Bonifasius Bhaskara Bryantama Ketua IMA Gunadharma 2020

Gaung Bandung merupakan acara tahunan IMA Gunadharma ITB sejak 2011 yang membahas isu Bandung sebagai liveable city. Salah satu semangat yang selalu dibawa ketika tiap tahunnya adalah semangat untuk memasyarakatkan arsitektur. Mahasiswa, walaupun memiliki status sebagai pembelajar, tidak pernah terpisahkan dari masyarakat. Sebagai bagian dari masyarakat, mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat sebagai hasil dari proses pendidikannya di perguruan tinggi. Dalam arsitektur, kita belajar untuk berempati terhadap masalah di sekitar kita, merumuskannya, dan merancang solusi yang cocok untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Proses ini akan semakin bermakna ketika kita mendermakan ilmu dan arsitektur bagi masyarakat.

Tahun ini, “Beyond Space, Beyond Place” diangkat sebagai tema utama yang membahas tentang placemaking di Kota Bandung. Ruang kota Bandung dibahas keterikatannya dengan identitas dan budaya komunitas yang ada di sekitar ruang-ruang tersebut. Gaung Bandung 2020 mengajak warga Bandung untuk menjelajahi dan memaknai ruang kotanya serta mendiskusikanya demi menerapkan placemaking di kota Bandung. Melalui buku ini, diharapkan segala buah pikiran, ide, dan pendapat yang muncul pada Gaung Bandung tahun ini bisa didokumentasikan sehingga bisa berguna bagi pembaca dan berdampak dalam menciptakan ruang kota yang lebih baik di masa depan. Segala kebaikan yang muncul dari Gaung Bandung 2020 merupakan hasil buah kerja keras teman-teman IMA

Gunadharma

ITB

dan

dedikasinya

dalam

upaya

memasyarakatkan arsitektur. Vivat vivat G! IMA-G tetap jaya!

9

mendermakan

ilmu

pengetahuan

dan


PROLOG

SUBBAB


SUBBAB

PROLOG

KATA PENGANTAR "Bagaimana menciptakan ruang yang dapat meningkatkan nilai suatu tempat?" "Bagaimana menciptakan ruang yang dapat meningkatkan nilai suatu tempat?"

Pertanyaan-pertanyan tersebut muncul pada tema kegiatan Gaung Bandung IMA-Gunadharma yang merasa ikut bertanggungjawab atas terwujudnya kualitas ruang publik kota Bandung yang lebih baik. Sangatlah bangga sebagai pendidik memiliki anak didik yang mempunyai rasa tanggung jawab terhadap kota Bandung, tempat mereka belajar. Hal ini dilakukan dengan menyelenggarakan kegiatan Gaung Bandung yang berbagi ilmu dan meningkatkan kesadaraan akan pentingnya ruang publik, berupaya untuk lebih peka melihat ruang dan tempat dalam konteks kota dan menggagas ruang-ruang khususnya di kota Bandung yang dapat memberi kenyaman bagi penduduknya.

Atas nama Kemahasiswaan Arsitektur ITB, saya menyampaikan apresiasi kepada IMA-Gunadharma yang telah mencurahkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk menyelenggarakan rangkaian kegiatan Gaung Bandung bertemakan placemaking, di sela-sela kegiatan akademiknya. Sudah tentu bukanlah hal yang mudah, apalagi kegiatan kali ini harus dilakukan secara online akibat adanya pandemi Covid-19.

Widyani, S.T., M.T. Pembina Kemahasiswaan Arsitektur ITB 2020

Namun dengan semangat dan kerja keras yang luar biasa dari IMA-Gunadharma seluruh rangkaian kegiatan Gaung Bandung tetap dapat terselenggara, bahkan dapat melibatkan partisipan acara yang lebih beragam dari berbagai tempat di Indonesia. Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa serta partisipan yang terlibat, bagi penyelenggara sebagai proses pembelajaran kepemimipinan, keterampilan berorganisasi, bekerja sama, sambil menerapkan ilmu arsitektur. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dan memberi bantuannya. Kiranya buku ini dapat menginspirasi dan bermanfaat.

10


PROLOG

SUBBAB


SUBBAB

PROLOG

KATA PENGANTAR Buku ini merupakan dokumentasi kegiatan Gaung Bandung 2020 yang dilaksanakan oleh Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma (IMA-G) ITB. Gaung Bandung merupakan kegiatan yang dilakasanakan secara teratur setiap tahunnya oleh IMA-G ITB, dengan mengusung tema dan bentuk kegiatan yang berbeda-beda. Gaung Bandung memilki tujuan utama untuk memfasilitasi, menyampaikan, menyuarakan dan menggaungkan berbagai gagasan, konsep, pemikiran dan suara dari masyarakat dan oleh masyarakat, demi terciptanya Kota Bandung yang lebih baik.

Dr. Eng. Arif Sarwo Wibowo, S.T., M.T. Ketua Program Studi Arsitektur ITB 2020

Kegiatan ini telah berjalan selama 10 tahun, sejak 2011, dengan mengangkat berbagai tema yang sangat relevan pada saat itu. Dan pada tahun ini Gaung Bandung berkesempatan untuk mengusung tema “Placemaking: Beyond Space Beyond Place”. Tema ini menjadi sangat menarik di tengah-tengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda di seluruh dunia. Kondisi ini telah membawa kita pada pemahaman yang lebih luas terhadap apa yang disebut dengan Placemaking. Hal ini yang kemudian menjadi tantangan untuk kita semua. Kemajuan teknologi digital tentunya telah memberikan warna tersendiri bagi kita dalam menghadapi pandemi ini. Bagi para penggiat dan praktisi di bidang arsitektur, kondisi ini memberikan keresahan dan sekaligus tantangan tersendiri, yaitu keterbatasan ruang fisik selama pandemi telah membuka gerbang baru menuju ruang digital yang tidak terbatas. Semangat inilah yang kemudian hendak disampaikan kepada masyarakat melalui Gaung Bandung 2020 ini.

Di tengah-tengah kesibukan dan kewajiban akademik yang harus diselesaikan, para mahasiswa yang tergabung dalam IMA-G telah mampu secara gemilang menyuarakan apa yang menjadi pemikiran masyarakat tentang placemaking. Dalam pelaksanannya, Gaung Bandung 2020 menyajikan berbagai kegiatan yang menarik, dibuka dengan acara Bincang Bandung dan Jelajah Virtual, dan kemudian setelahnya diadakan Sayembara Arsitektur dan Sayembara Fotografi yang tentunya juga mengangkat tema utama acara ini. Untuk itu, buku ini akan sangat layak untuk kita apresiasi, bukan hanya sebagai dokumentasi dari sebuah kegiatan yang positif, namun juga sebagai sumber inspirasi bagi para mahasiswa, dosen dan praktisi di bidang arsitektur, serta masyarakat pada umumnya. Program Studi Sarjana Arsitektur ITB mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, mendukung dan berpratisipasi dalam kegiatan Gaung Bandung 2020 ini. Tidak lupa juga, kami sangat menghargai usaha dan kerja keras Panitia Gaung Bandung 2020 hingga terbitnya buku yang sangat menginspirasi ini. Kami berharap semangat dan energi positif ini akan terus mengalir dan ditularkan kepada para mahasiswa lainnya, sehingga Gaung Bandung akan tetap terus menggaung dan membantu menciptakan Kota Bandung yang lebih baik. Akhir kata, selamat kepada panitia atas penerbitan buku ini, dan kepada seluruh masyarakat kami ucapkan selamat menikmati buku ini, semoga kita semua mendapatkan inspirasi dan semangat positif melalui buku ini. Hatur nuhun.

12


PROLOG

SUBBAB



BAGIAN 2 KONSEP


PROLOG

SUBBAB

Pelaksanaan Gaung Bandung 2020 merupakan salah satu bentuk penjawaban kami,

mahasiswa program studi arsitektur, terhadap

keresahan akan isu livable city yang sempat

dibahas pada Gaung

Bandung tahun sebelumnya. Dari keresahan inilah kami mencoba membuktikannya melalui data, lalu direalisasikan dalam bentuk acara Gaung Bandung tahun ini. Berdasarkan

hasil

survei

Perencanaan (IAP), Kota

yang

dilaksanakan

oleh

Ikatan

Ahli

Bandung mengalami penurunan peringkat

most livable city in Indonesia. Hal ini dinilai dari angka Most Livable City Index (MLCI). Pada tahun 2014, Kota Bandung menduduki peringkat

7 besar sebagai kota layak huni di Indonesia dengan

persentase keberhasilan 64.4%. Peringkat ini menurun hingga tahun 2017 didapatkan bahwa Kota Bandung tidak lagi menempati posisi 7 besar tersebut, digantikan oleh Kota Banjarmasin dengan persentase keberhasilan 61.46%. Kami tidak melihat data persentase ini sebagai skor, namun kami menggunakan data ini sebagai acuan kami dalam meningkatkan kualitas aspek-aspek penilaian kota layak huni di Indonesia. Berdasarkan buku “Towards A Livable City” yg ditulis oleh C. Allen, dkk, terdapat 5 aspek mendasar untuk mencapai livable city: 1. Lingkungan yang kuat dan saling melengkapi 2. Aksesibilitas dan mobilitas berkelanjutan 3. Ekonomi lokal yang beragam dan tangguh 4. Ruang publik yang bersemangat 5. Keterjangkauan bagi semua masyarakat.

16


SUBBAB

PROLOG

LATAR

BELAKANG Dari aspek-aspek tersebut, kami mencoba mengulik Kota Bandung dari salah satu aspek yang menurut kami paling menonjol di Kota Bandung, yakni ruang publik yang bersemangat. Semakin baik kualitas ruang publik, semakin maju suatu negara (Ross Tapsell, 2018). Kutipan Ross Tapsell dalam buku ‘Kuasa Media di Indonesia’ membuat kami memiliki motivasi untuk tidak hanya sekadar memajukan Kota Bandung dari aspek-aspek kota layak huni, tapi juga untuk memajukan negara melalui usaha dimulai dari Kota Bandung. Kota Bandung dikenal sebagai kota kreatif. Dari sini, kami mencoba mencari peran utama yang menjadi penyebab salah satu identitas Kota Bandung. Relasi antara ruang publik dan identitas kota kreatif merujuk pada satu kegiatan, yakni placemaking. Pada tahun 2020, terjadi hal yang tak terduga, yaitu pandemi Covid-19. Oleh karena

itu, dilakukan beberapa penyesuaian terhadap kondisi

saat ini. Penyesuaian ini dilakukan dengan beberapa perubahan, mulai dari target massa, penyesuaian materi spesifik, hingga bentuk acara yang menjadi online. Target massa mengalami perluasan karena platform pelaksanaan yang dapat menjangkau lebih banyak orang. Materi dan implementasinya dalam bentuk acara juga mengalami perubahan secara spesifik ke ranah online. Dengan beberapa perubahan di atas, kami berharap tetap dapat menyampaikan nilainilai yang telah kami susun sedemikian rupa dengan usaha terbaik.

17


PROLOG

SUBBAB

Placemaking

dikenal

sebagai

pendekatan

yang

berpusat pada masyarakat, perencanaan, desain, dan pengelolaan

ruang

publik.

Salah

satu

tujuan

placemaking adalah menginspirasi masyarakat untuk menata dan menciptakan kembali ruang publik sebagai jantung setiap komunitas secara

kolektif.

Pendekatan ini berperan untuk pendefinisian tempat agar semakin kuat maknanya dan dapat dijadikan sebagai potensi dalam pelaksanaan kegiatan yang positif.

18


PROLOG

SUBBAB

ISU

PLACEMAKING Placemaking

merupakan

sebuah

prinsip

dalam

perancangan arsitektur yang menekankan pada pembentukan ruang, yang mengutamakan interaksi antar manusia, interaksi manusia dan bangunan, serta

interaksi

bangunan

dengan

konteks

lingkungannya (Rapaport, 1998, p.9). Prinsip ini bertujuan untuk meningkatkan nilai suatu tempat agar kemudian pengunjung lebih dapat merasakan sense of belonging akan suatu tempat. Meski pendekatan ini sering dilakukan, isu ini dapat dikatakan masih jarang dibahas di Indonesia. Placemaking memiliki 3 unsur utama, yakni user (pengguna), space (ruang), place (tempat).

USER + SPACE = PLACE Placemaking merupakan penciptaan ulang suatu tempat yang bertujuan meningkatkan nilai suatu tempat, sesuai perspektif usernya. “different emotion that user provide to the place”.

Terdapat 4 Parameter Keberhasilan Placemaking, yaitu: - Access & Linkage - Uses & Activities - Sociability - Comfort & Image

19


SUBBAB

PROLOG

Segala kondisi yang tak terduga, terutama pandemi Covid-19, mempengaruhi banyak aspek dalam Gaung Bandung 2020. Salah satu aspek tersebut adalah materi placemaking yang mengarah kepada proses penciptaan tempat dari 2 arah, yakni ruang fisik (physical space) dan

nonfisik (digital space), yang

jika digabungkan akan membentuk hybrid space. Pelaksanaan

kegiatan serba digital yang pada

awalnya menjadi keresahan kami, ternyata justru membantu pandemi.

20

keberjalanan kegiatan saat dilanda


SUBBAB

PROLOG

KONSEP UMUM

Dengan era digital dan didukung oleh adaptasi pandemi Covid 19 ini, kami mencoba

melakukan

redefinisi identitas Gaung Bandung. Strategi yang kami lakukan ialah memaksimalkan perkembangan potensi serta meminimalkan keberadaan batasan. Sebagai bentuk usaha memaksimalkan identitas, hal pertama yang kami lakukan yakni redefinisi batasan. Kami ingin memperluas cakupan partisipan kami untuk memajukan Kota Bandung,

dengan cara

memfokuskan

untuk

tujuan

kegiatan

ini

Bandung dengan partisipan global

Kota

atau seluas-

luasnya. Secara

manusiawi,

ruang

yang

tercipta

harus

menstimulasi seluruh indera kita untuk merasakan ruang secara fisik. Dari kesadaran ini kami ingin menegaskan bahwa tujuan utama Gaung Bandung 2020 diwujudkan dalam upaya-upaya nonfisik untuk meningkatkan nilai pada ruang fisik, bukan sebagai pengganti ruang fisik. Sebagai mahasiswa arsitektur, kami akan mewujudkan hal ini dengan fokus kepada proses

pembentukkan

ruang,

tanpa

kemungkinan perwujudan dalam bidang lain.

21

menutup


SUBBAB

PROLOG TURUNAN MATERI:

TAHAPAN EKSEKUSI Melalui pemahaman dari konsep umum, materi dapat dielaborasikan dalam bentuk tahapan acara yang saling berkaitan dan bertahap dalam bentuk nama-nama (terbit - terjun - terpancar - terima kasih) yang isinya terinspirasi dari ‘The 5E’s of Inquiry-Based Learner’, yakni:

1. Terbit: People Engage Tahap ‘terbit’ terinspirasi dari tahap engage pada siklus ‘The 5E’s of

Inquiry-Based Learning’. Terbit

layaknya

lahir

manusia

ke

bumi,

lalu

terus

melaksanakan tugasnya untuk belajar mengemban ilmu-ilmu untuk bekal hidupnya. Hal ini merupakan tahap awal, yakni tahap belajar, yang dapat diwujudkan

dalam proses pembekalan

secara aktif (seperti diskusi interaktif) maupun pasif (pembekalan dari para ahli). Tahapan ini diterapkan dalam bentuk acara pre-event, dengan nama ‘Titik Lahir: Telaah Bandung’.

2. Terjun: People Explore, Explain, and Elaborate Tahap ‘terjun’ terinspirasi dari tahap explore, explain, The 5E’s of Inquiry-Based Learning https://knowledgequest.aasl.org/the-5-es-of-inquiry-based-learning/

dan elaborate pada siklus ‘The 5E’s of Inquiry-Based Learning’. Terjun layaknya manusia yang butuh melanjutkan tugas belajarnya untuk menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapatkan

pada proses

sebelumnya, yaitu terbit: engage. Penerapan pada proses ini berupa penciptaan karya dari masyarakat luas atau eksternal serta internal IMA-G. Tahap ini diterapkan dalam bentuk acara sayembara, dengan nama ‘Titik Gerak: Inovasi Karya’.

22


SUBBAB

PROLOG

3. Terpancar: People Evaluate Tahap ‘terpancar’ terinspirasi dari tahap evaluate pada siklus ‘The 5E’s of

Inquiry-Based Learning’.

Terpancar layaknya manusia yang telah terjun untuk mencipta demi kebermanfaatan, lalu melanjutkan misinya untuk mengevaluasi

dirinya sekaligus

menyebarkan manfaat seluas-luasnya agar dapat dirasakan masyarakat sekitar. Tujuan dari proses ini adalah kebermanfaatan yang seluas-luasnya. penyebarluasan

Pada karya

proses

ini,

seluas-luasnya,

dilakukan secara

eksternal maupun internal IMA-G, untuk memperluas ketersampaian manfaat bagi

masyarakat. Hal ini

juga didukung dengan keberjalanan acara secara daring dengan potensi jaringan yang semakin luas. Tahap ini diterapkan dalam bentuk acara pameran, dengan nama ‘Titik Tumbuh: Catatan Perjalanan’.

4. Terima Kasih: Selebrasi Internal Tahap ‘terima kasih’ merupakan tahap wujud syukur kami atas ulang

tahun IMA-G. Proses ini kami

lakukan dengan cara bersenang-senang merayakan ulang tahun IMA-G dalam cakupan internal. Tahap ini diterapkan dalam bentuk

acara perayaan ulang

tahun internal IMA-G, dengan nama ‘Titik Ulang: GNite’.

23


EKSEKUSI

PENGANTAR

titik itu satu satu satu tumbuh bumi diinjak alas dipakai, tidak telanjang diri dilindung parak dengan lagak lagu

dicerat Margaret Yudhia Aditama di Januari 2021


BAGIAN 3 EKSEKUSI


PROLOG

26

LINIMASA


PROLOG

LINIMASA

27


EKSEKUSI

TITIK LAHIR: TELAAH BANDUNG

Titik Lahir:

Telaah Bandung Telaah Bandung merupakan acara pembuka dari rangkaian Gaung Bandung 2020. Telaah Bandung mengajak peserta mengenal dan merasakan ruang publik secara virtual untuk memahami placemaking serta peran dalam pembentukan ruang publik yang baik di Kota Bandung. Kegiatan ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan potensi Kota Bandung dalam penciptaan placemaking ditinjau dari terciptanya ruang publik yang layak serta ide-ide menghidupkan ruang publik yang ada.

Terdapat beberapa mata acara pada Telaah Bandung kali ini, yaitu Jelajah Virtual, survei penciptaan ruang publik, dan Bincang Bandung. Peserta diajak untuk memahami hubungan pembentukan ruang publik ditinjau dari aktivitas masyarakat dari pandangan arsitek tentang placemaking, serta berpartisipasi dalam penciptaan ruang publik yang baik melalui survei placemaking.

28


EKSEKUSI

TITIK LAHIR: TELAAH BANDUNG

Jelajah Virtual Bandung

Oleh: Daliana Suryawinata, Florian Heinzelman (SHAU)

Terdapat dua proyek SHAU yang merupakan program dari terciptanya ruang publik yang baik di Kota Bandung, yaitu Taman Film dan Alun-alun Cicendo. Tujuannya sendiri yaitu menciptakan ruang yang menciptakan kebahagian, khususnya untuk masyarakat sekitar.

29


TITIK LAHIR: TELAAH BANDUNG

EKSEKUSI

Taman Film (2014) Salah satu taman tematik di Kota Bandung, terletak di bawah Jembatan Pasopati. “A sense of belonging has built up naturally among the residents. In some ways, they have claimed Taman Film as their ‘urban living room. ” Ruang ini tercipta di tengah pemukiman yang cukup kumuh, dimana ruang di bawah jembatan yang tidak terawat mampu dimanfaatkan menjadi ruang terbuka publik. Secara konseptual memiliki fungsi: sitting, watching, & communicating. Memiliki bentuk lanskap yang terinspirasi dari bentuk sawah. Bentuk lengkung yang dikombinasikan membentuk tribun yang sebagai tempat duduk. Terbuat dari material rumput sintetis memberikan kesan segar dan menyenangkan untuk anak-anak.

30


EKSEKUSI

TITIK LAHIR: TELAAH BANDUNG

Alun-alun Cicendo (2018) Ruang Publik ini terletak di Jalan Arjuna, sebelumnya kawasan ini terkenal dengan pasar besi dan loak. Hal ini yang menginspirasi penggunaan besi yang dikaratkan sebagai material yang dominan. Ruang ini menciptakan multiple experience yang dapat dinikmati masyarakat. Sebuah pavilion ditengah menciptakan point of view yang dapat terlihat dari luar. Konsep alun alun cicendo sendiri menggambarkan bagaimana aktivitas masyarakat yang beragam untuk diwadahi oleh ruang yang besar. Oleh karena itu juga diciptakan lansekap yang mengarah kebagian tengah. Selain itu juga terdapat beberapa kios, lapangan basket, skate dan park yang mampu menunjang aktivitas lain.

31


EKSEKUSI

TITIK LAHIR: TELAAH BANDUNG

Bincang Bandung

Oleh: Deddy Wahjudi, Nelly Lolita Daniel (LABO)

LABO merupakan salah satu biro arsitek yang sering terlibat dalam penciptaan ruang publik di Kota Bandung. Menurut beliau, sebuah ruang publik harus bisa merespon dan merepresentasikan lingkungan di sekitarnya. Hal ini dicontohkan dengan mendesain ulang pos polisi di depan pintu gerbang tol Pasteur, dimana diciptakan lansekap yang dilengkapi dengan tulisan "BANDUNG THE CAPITAL ASIA AFRIKA". Fungsi dari desain ini yaitu sebagai pintu selamat datang bagi tamu perayaan Konferensi Asia Afrika ke-60 di Kota Bandung.

32


TITIK LAHIR: TELAAH BANDUNG

EKSEKUSI

Bincang Bandung

Oleh: Deddy Wahjudi, Nelly Lolita Daniel (LABO)

Bicara placemaking, selain penciptaan ruang publik yang mendukung aktivitas masyarakat, menghidupkan ruang terbengkalai juga perlu dilakukan agar menciptakan intervensi terhadap lingkungan sekitar yang sudah mati. Pecha Kucha Night Bandung merupakan salah satu kegiatan yang diinisiasi oleh arsitek Deddy Wahjudi dan Nelly Lolita, kegiatan berupa perbincangan yang dilakukan oleh komunitas dan masyarakat secara umum. Beberapa tempat yang pernah digunakan untuk mengadakan pecha kucha night yaitu di gedung bioskop dian dan pasar kosambi. Dalam skala yang lebih besar, penciptaan aktivitas yang menghidupkan ruang publik serta masyarakat sekitar juga dilakukan pada event Bandung Design Biennale. Event ini merespon kondisi masyarakat Bandung yang memiliki potensi di bidang kreatif, khususnya desain dan arsitektur.

33


TITIK GERAK: TITIK TUMBUH: INOVASIINOVASI KARYA KARYA

EKSEKUSI

TITIK GERAK

INOVASI KARYA

34


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

SAYEMBARA ARSITEKTUR: REKA RUANG SAYEMBARA FOTOGRAFI: MAKNA RUANG

35


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

SAYEMBARA REKA RUANG Livable City/Kota Layak Huni adalah istilah yang menggambarkan lingkungan kota yang nyaman sebagai tempat bagi penghuninya untuk hidup dan bekerja.Kelayakan huni sebuah kota dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik fisik maupun sosial. Tingkat kelayakan huni sebuah kota dapat dinilai dengan Most Livable City Index (MLCI). Kota Bandung memiliki indeks kota layak huni sebesar 63,6% (IAP, 2017). Nilai tersebut dapat ditingkatkan melalui berbagai cara, satu diantaranya berkaitan dengan pengadaan ruang publik pada kota.

36


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

Placemaking merupakan sebuah cara yang dapat digunakan untuk menciptakan ruang publik yang baik. Dengan fokus utama perancangan people-oriented, penerapan placemaking dapat mentransformasi ruang publik menjadi lebih vibrant dan meningkatkan sense of place pengguna ruang publik (Project for Public Places, 2007). Namun, tantangan utama dari penciptaan fasilitas ruang publik ialah tidak meratanya fasilitas ini di kota Bandung (Open Data Kota Bandung, 2017). Hal ini dikarenakan ketersediaan lahan yang minim (Widyahantari & Rudiharto, 2018). Melihat dari fakta tersebut, Sayembara Arsitektur: Reka Ruang berusaha untuk memantik semangat mahasiswa untuk menciptakan Kota Bandung yang layak huni. Sayembara ini bertujuan agar peserta dapat merancang suatu ruang publik yang dapat memenuhi kebutuhan penggunanya dengan pendekatan placemaking sehingga dapat membantu Kota Bandung menjadi kota yang lebih layak huni. Selain itu, ruang publik yang diciptakan merupakan ruang publik yang baik sesuai dengan konteksnya.

37


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

KRITERIA ISU Isu utama yang diangkat dalam sayembara ini adalah penciptaan ruang publik sebagai jawaban atas permasalahan di Kota Bandung. Pada perancangan ruang publik, pengguna menjadi satu di antara sasaran utama. Hal ini dikarenakan pemanfaatan ruang publik yang semaksimal mungkin memberikan dampak yang baik bagi masyarakat untuk berkembang. Komunitas sebagai salah satu pengguna ruang publik dapat berkembang dengan baik dengan memanfaatkan ruang publik yang memadai kebutuhan mereka. Sehingga penciptaan ruang publik sangatlah penting untuk melihat kebutuhan serta pola penggunanya (Carr, Francis, & Rivlin, 1991). Maka, dengan pemenuhan kebutuhan pengguna ruang publik dapat tercipta kota yang layak huni atau livable bagi para masyarakatnya.

38


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

KRITERIA DESAIN Merupakan ruang terbuka publik Isu yang menjawab penyelesaian masalah terkait Pengguna merupakan komunitas masyarakat sekitar Pendekatan desain dapat bervariasi, satu diantaranya yaitu placemaking Desain yang bersifat inklusif Penyesuaian desain terhadap pandemi Covid-19

KRITERIA TAPAK Melihat kondisi ketersediaan lahan pada kota besar yang semakin mengecil, maka negative space merupakan satu diantara jenis lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang publik. Kriteria tapak yang dapat dipilih yaitu berada di wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia, luasan minimal 500 m dan maksimal 2000 m, memperhatikan peraturan tata ruang sesuai dengan tapak yang dipilih, dan kelengkapan informasi tapak dapat dicari melalui literasi daring.

39


EKSEKUSI

PENJURIAN

Dewan juri pada Sayembara Arsitektur: Reka Ruang yaitu, Budi Faisal (Dewan Penasihat IALI Jawa Barat), Woerjantari Kartidjo (Dosen Program Studi Arsitektur ITB), dan Jacob Gatot Sura (Principal Architect ARCADIA). Penjurian dilakukan melalui 2 tahap secara daring melalui platform zoom. Penjurian tahap 1 merupakan penjurian tertutup yang dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2020 dan penjurian tahap 2 merupakan penjurian terbuka yang diselenggarakan pada tanggal 8 November 2020.

40

TITIK GERAK: INOVASI KARYA


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA Penjurian tertutup menghasilkan 10 karya terbaik yang dipilih oleh dewan juri, kemudian dikerucutkan menjadi 5 karya terbaik. Penjurian terbuka menampilkan presentasi dari finalis 5 besar. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan urutan pemenang sayembara, berbagai pertanyaan dilontarkan secara langsung dari juri kepada finalis terkait dengan rancangannya. Karya finalis 10 besar sayembara dipamerkan melalui website Gaung Bandung (www.gaungbandung.com).

41


EKSEKUSI

KARYA SAYEMBARA

xx

TITIK GERAK: INOVASI KARYA


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA


EKSEKUSI

44

TITIK GERAK: INOVASI KARYA


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

RUANG REKAM

S018 Deva Alfarizi Muhamad Choirul Ihsan Muhammad Arsyad Effendy Arsitektur Universitas Gunadarma

Ruang rekam merupakan cerminan sejarah kota Bandung pada masa lampau. Ruang Rekam sendiri men-ceritakan bagaimana asal muasal kota Bandung yang berasal dari sebuah danau purba dan dikelilingi oleh gunung disekitarnya Terinspirasi dari sebuah danau membuat suatu cekungan yang difungsikan sebagai mainsquare. Alasan menaikkan elevasi di bangunan foodcourt dan perpustakaan dikarenakan banyaknya sisa puing-puing bangunan di kawasan site, sehingga tidak perlu dibuang dan dimanfaatkan sebagai konstruksi bangunan. Pattern yang kami aplikasikan dalam main square, yang terinspirasi dari kontur kedalaman sebuah danau, bertujuan untuk memperkuat makna main square tersebut. Penggunaan material seperti semen expose dan kayu diharapkan meminimalisir terjadi kerusakan dan menekan biaya perawatan, penggunaan material kerikil dimaksudkan untuk menyerap air masuk ke tanah mengingat wilayah main square memiliki elevasi yang rendah dibanding sekililingnya. Sedangkan tembok berisi tanah dan ditanami pohon yang mengelilingi site memliki fungsi sebagai peredam polusi suara dan juga sebagai penghasil oksigen pada sekitar site. Desain food court terinspirasi dari desain tradisional rumah makan sunda yang memiliki ciri khas di atas empang atau danau. Sedangkan bentuk food court itu sendiri didapat dalam mengolah site tersebut. Perpustakaan didesain seperti gunung dimaksud agar orang yang datang ke pepustakaan tersebut dapat menimba ilmu setinggi gunung.


EKSEKUSI

46

TITIK GERAK: INOVASI KARYA


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

KUMPULKEUN PARK S024 (Juara Harapan 1) Irza Cahyanda Mutiannisa Febrina Arsitektur Universitas Mercu Buana

Berawal dari kebutuhan warga perkampungan kota padat penduduk yang masih belum terpenuhi pada aspek sosial dan tidak semua wilayah bisa dijangkau untuk membangun area sosial atau ruang publik, contohnya Jl. Babakan Irigasi, Bandung. Ditambah lagi dengan lingkungan setempat yang rawan banjir, dimana lahan kosong dijadikan tempat pembuangan sampah sementara dan bersebrangan dengan kali kecil yang hampir meluap. Selain itu, merebaknya kasus COVID-19 pada tahun ini menjadi sebuah pertimbangan akan perancangan yang disesuaikan dengan protokol kesehatan. “KUMPUL-KEUN” berasal dari Bahasa Sunda yaitu kumpul-kan atau berkumpul yang dimana ruang publik menjadi sarana warga setempat untuk berkumpul, beraktivitas dan bersosialisasi antar warga sehingga KUMPUL-KEUN Park diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup warga setempat dan menciptakan kota yang layak huni. Konsep “Dari Warga Untuk Warga” ini diharpakan dapat memperbaiki fungsi dari TPS menjadi suatu ruang publik dengan sense of community.

47


EKSEKUSI

48

TITIK GERAK: INOVASI KARYA


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

DISPERSE

S037 (Juara 3) Talitha Febriani Soeseno Maria Patricia Winarko Michelle Yang Arsitektur Universitas Kristen Petra

Kota Bandung, seperti kota-kota besar lainnya, memiliki beberapa permasalahan mulai dari tata ruang, kemacetan, banjir, dll. Namun, hanya beberapa yang dapat diselesaikan dengan solusi Arsitektural. Berdasarkan survei Livable City Index kota Bandung pada tahun 2018, Kecamatan dengan tingkat livable terendah adalah kecamatan Kiaracondong. Pada kesempatan kali ini kami menyoroti permasalahan: jalan raya macet, kekumuhan, area terlalu padat dan banyaknya PKL di bahu jalan khususnya di area Pasar Kiaracondong. Kondisi Pasar Kiaracondong saat ini sudah terlalu padat sehingga menjadi kumuh dan meluap hingga ke bahu jalan dan menyebabkan kemacetan. Solusi yang kami usulkan adalah dengan menyebarkan lokasi keramaian yaitu pasar ke beberapa titik di area kiaracondong, hal ini juga mendukung usaha meminimalisir pusat keramaian pada Pasar Kiaracondong. Dengan menyebarkan pasar ini, diharapkan keramaian dan kemacetan pada area Pasar Kiaracondong dapat berkurang jauh dan dapat meningkatkan interaksi sosial antar masyarakat dengan menjadikan pasar sebaran tersebut sekaligus sebagai tempat bersosialisasi masyarakat. Sebaran pasaran ini disesuaikan dengan jarak nyaman orang dalam berjalan kaki menuju tapak yaitu setiap radius 1 km. Desain pasar sebaran ini terinspirasi dari bentuk Arsitektur Sunda Julang Ngapak yang mencerminkan keramahan dan kesederhanaan. Untuk memudahkan proses pendistribusian dan konstruksi bangunan pada area-area yang cukup sempit, desain berbentuk modular dengan posibilitas untuk memperpanjang maupun memperpendek bangunan, serta fleksibilitas tatanan massa pasar sesuai kebutuhan. Pasar sebaran ini dapat dibangun pada lahan kosong atau area terbengkalai.

49


EKSEKUSI

50

TITIK GERAK: INOVASI KARYA


TITIK GERAK: INOVASI KARYA

EKSEKUSI

RE-FARMATION

S044 Angditha Setiadiharja Purbojatiroso R. Putra Chandra Aditiya Wira T. K. S. Arsitektur Universitas Yogyakarta

Atma

Jaya

Kota-kota di seluruh dunia termasuk kota Bandung tengah mengalami urbanisasi yang tak terkendali. Urbanisasi yang diiringi dengan merabahnya covid-19 menyebabkan krisis ekonomi dan pangan serta menurunnya kesehatan baik fisik maupun psikis. Ruang publik menjadi kebutuhan dasar kota yang harus difasilitasi. Keberadaan ruang publik mampu meningkatkan sosialisasi, memperbaiki kondisi kesehatan warga ketika pandemi covid 19, menciptakan sarana rekreasi dan peluang ekonomi serta pangan untuk permukiman kumuh serta permukiman luas yang tidak direncanakan. Solusi dari semua masalah saat ini adalah melihat kembali ke masa lampau, setiap manusia bermula dari bercocok tanam namun seiring dengan perkembangan zaman hal tersebut mulai terlupakan. Bukan berarti kembali ke pola kehidupan lampau, namun kebiasaan tersebut harus dimunculkan kembali. Tidak dengan cara lama, namun cara baru yang sudah berkembang dan lebih effisien. Maka hasil yang didapatkan tidaklah sama, melainkan mampu melebihinya. Dengan refarmation, menciptakan sarana urban farming pada area publik yang dimanfaatkan secara optimal dalam memenuhi kebutuhan ekonomi, kesehatan, sosial serta lingkungan yang menjadi masalah yang akan terus dihadapi masyarakat kedepannya. Oleh karena itu, refarmation dirancang bersifat adaptif sehingga dapat digunakan dalam kondisi baik ketika pandemi covid-19 telah usai.

51


EKSEKUSI

52

TITIK GERAK: INOVASI KARYA


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

GELOMBANG KREASI S049 (Juara Harapan 2) Heru Setiawan Sonya Clarita Arsitektur Universitas Teknologi Yogyakarta & Universitas Sumatera Utara

Pertumbuhan Komunitas di Kota Bandung menjadi perhatian menarik seiring berkembangnya aktivitas yang membangun baik dari segi sosial, edukasi, hingga pariwisata bagi masyarakat. Beragam kegiatan dari berbagai komunitas mewarnai hiruk-pikuk kota Bandung yang tentunya bertujuan positif dan hal ini harus mendapat perhatian lebih agar dapat menyediakan ruang publik komunitas tersebut. Ketersediaan ruang publik di Kota Bandung dinilai sudah cukup, namun belum lengkap tanpa adanya suatu ruang publik yang dapat menampung berbagai komunitas di Kota Bandung dalam satu tempat dan menjadi konektor antar ruang publik lainnya sehingga saling terhubung satu sama lain. Sungai yang berada di sekitar Plaza Cikapundung menjadi lokasi yang dipilih karena berada pada kawasan segitiga emas ruang publik Kota Banding, yaitu Alun-alun Kota Bandung, Plaza Cikapundung, dan Taman Braga. Kawasan ini merupakan kawasaan heritage dan ramai dikunjungi wisatawan sehingga mendapat nilai lebih untuk membangun sektor pariwisata, ekonomi, dan sosial-budaya. Gelombang Kreasi menjadi ruang yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan mengusung konsep “Unity in Diversity” diharapkan ruang publik ini menjadi penghubung antar ruang publik yang mewadahi berbagai komunitas lainnya di Kota Bandung dan menjadi tempat yang tidak hanya digunakan untuk aktivitas berbagai komunitas, namun juga dapat digunakan sebagai ruang publik yang dapat digunakan sehari-hari oleh masyarakat.

53


EKSEKUSI

54

TITIK GERAK: INOVASI KARYA


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

CI-TEMEN S061 (Juara 1) Ida Nyoman D. Sattwika Ida Ayu Ari Santhi I Komang Putu Arya Arsitektur Lanskap Universitas Udayana

Permasalahan Banjir di Kota Bandung merupakan konsekuensi perubahan lingkungan perkotaan dan pola curah hujan yang tinggi. Dilihat dari curah hujan dan letak geografis Kota Bandung, nampaknya sulit untuk terhindar dari permasalahan banjir. Berkembangnya Bandung sebagai kota industri, membuat pembangunan masif terjadi. Pembangunan yang tidak memperhatikan peraturan tentang tata ruang menyebabkan Ruang Terbuka Hijau kian hari kian berkurang. Padahal, RTH sendiri berfungsi sebagai daerah resapan air ketika terjadi banjir sekaligus sebagai ruang komunal yang dapat mewadahi aktivitas masyarakat. Oleh karena itu, kehadiran RTH memiliki peranan penting dari segi ekologi, sekaligus juga dari segi sosial sebagai ruang publik yang dapat menjadi alternatif tempat berkumpul, rekreasi, dan edukasi di lingkungan perkampungan pada kawasan kota Bandung. Dalam proses perancangan, jalur sirkulasi serta ruang terbagi menjadi dua bagian secara vertikal. Ruang di bawah difungsikan secara maksimal ketika keadaan normal. Sedangkan ruang kedua yaitu bagian atas selain difungsikan ketika keadaan normal, juga difungsikan saat terjadi banjir. Peningkatan pedestrian dan ruang merupakan respons terhadap konsep adaptasi saat banjir melanda, diharapkan ruang bagian atas menjadi ruang evakuasi serta ruang aktivitas sementara ketika terjadi banjir. Hal ini merupakan representasi dari bentuk jamak dari bangunan rumah Sunda yang berbentuk panggung yang mampu beradaptasi dengan keadaan lingkungan. Lanskap pada bagian tengah sebagai zona konservasi, ditanami dengan vegetasi dari berbagai strata menimbulkan kesan lanskap tropis. Tentunya pemilihan strata yang beragam mulai dari ground cover berupa rumput, semak rendah hingga tinggi, perdu serta pohon mampu memaksimalkan dan mempercepat resapan air tanah yang tentunya merespons keberadaan banjir. Perkerasan sangat diminimalisir dan dimaksimalkan dengan rumput. Selain memaksimalkan serapan air ke tanah, keberadaan lanskap pada area tengah dan pinggir site juga mampu mengatur iklim mikro ketika musim kemarau.

55


EKSEKUSI

56

TITIK GERAK: INOVASI KARYA


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

ASIA AFRIKA ART SPACE S074 Leonardo Devin Setiawan Universitas Katolik Parahyangan

Jalan Asia Afrika merupakan sebuah kawasan multikultural di Kota Bandung. Ruang-ruang kota yang terbentuk dalam kawasan ini mencerminkan dinamika Kota Bandung, yang merupakan kombinasi antara kota sejarah dengan paparan modernitas yang kontras. Kawasan ini sudah banyak ruang berkumpul. Namun, wadah untuk kreator dan penikmat kesenian masih minim. Untuk mewadahi kebutuhan kawasan sekitar untuk mengekspresikan diri, Art Space ditengah Kota Bandung diperlukan dengan tujuan mengembalikan seni, baik lokal dan modern untuk tampil kembali dengan cara kontras. Melalui kesederhanaan, suasana hangat dan unsur alam, Art Space juga turut mengajak masyarakat kota untuk berkontemplasi, merubah hingar bingar pusat kota menjadi ketenangan.

57


EKSEKUSI

58

TITIK GERAK: INOVASI KARYA


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

JEMBATAN EKSPRESI

S090 (Juara Favorit) \Melissa Sidharta Piter Gontha Arsitektur Universitas Kristen Petra

Melihat Fenomena Grafitti di kota Bandung, kami merasa perlu adanya suatu lokasi yang dapat mewadahi kebutuhan masyarakat kota Bandung. Banyak lokasi di kota Bandung yang mejadi lokasi populer bagi pecinta graffiti. Salah satunya Fenomena karya grafitti di sepanjang jalan Stasiun Timur. Akan tetapi kesan grafitti ini membuat kesan kurang rapi pada area jalan. Lokasi yang tergolong unik, dengan memanfaatkan jembatan penyebrangan orang dapat menjadi vocal point di area ini. Dengan memberikan spot bagi para seniman grafitti dapat mematahkan stigma tidak rapi dan menguatkan nilai kawasan “seni grafitti” di jalan stasiun timur. Dengan memberikan spot baru pada pusat kota, dapat menjadi salah satu spot baru bagi para pecinta fotografi.

59


EKSEKUSI

60

TITIK GERAK: INOVASI KARYA


EKSEKUSI

AYA JALAN, KOMO MEUNTAS SO95 Naufal Alif Fadillah Akbar Abhinaya Ramadhikka Muhammad Rizki Ramadhan Arsitektur Universitas Negeri Sebelas Maret Universitas Islam Indonesia

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

BANDUNG (SEBENARNYA) MILIK SIAPA? Pertumbuhan ekonomi Kota Bandung menyentuh angka 7%. Jauh lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5%. Tetapi di sisi lain, tingkat ketimpangan Kota Bandung berada di angka 0,41, menandakan ketimpangan di Kota Bandung masih tinggi. Jadi, siapa sebenarnya yang lebih menikmati ekonomi Kot aBandung’? KETIMPANGAN: HULU DARI BANYAK MASALAH Jika dilihat dalam skala nasional, ketimpangan ekonomi indonesia juga mendapat juara 6 di dunia. Hal ini menandakan ketimpangan ekonomi di Kota Bandung lebih buruk dilihat dari angkanya yang lebih tinggi dari angka nasional. Pada kondisi 1 lapangan, hal ini membuahkan banyak masalah sosial seperti kriminalisme, kekumuhan, dan tentunya kemiskinan sistemik. MEREKA, KORBAN KEMISKINAN SISTEMIK Kemiskinan sistemik menjebak anak-anak sehingga tidak memiliki kesempatan untuk mengakses banyak hal, terutama pendidikan. Padahal, pendidikan merupakan salah satu solusi untuk mereka memperbaiki taraf hidup. Sehingga pada akhirnya mereka hanya bisa dan terpaksa menjalani hari dengan berprinsip asal tetap bertahan hidup. SKENARIO Kemiskinan sistemik menyebabkan anak-anak dan remaja ini tidak mendapat akses pendidikan, kondisi psikologis yang tidak siap untuk bangku pendidikan, minat dan bakat mereka pun tidak tersalurkan dengan baik. BENGKUNG NGARIUNG, merupakan sebuah ruang sebagai solusi untuk mewadahi dan memberi akses pendidikan bagi mereka. BENGKUNG NGARIUNG juga memberikan pendampingan psikologis serta wadah untuk penyaluran bakat mereka. Seperti kata pepatah tersebut, BENGKUNG NGARIUNG, diharapkan menjadi jalan bagi individu yang tidak memiliki kesempatan, khususnya bakat yang tidak tersalurkan dengan baik. Mereka yang tadinya hanya pengusik kenyamanan Kota Bandung, bisa menjadi individu yang memiliki hal positif yaitu karya jual. Hasil karya bisa mengubah "Bandung yang sebenarnya milik siapa?" bisa menjadikan "Bandung milik sadayana’.

61


EKSEKUSI

62

TITIK GERAK: INOVASI KARYA


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

GROWING THE KIARA TREE S122 (Juara 2) Hikmah Ramadhan Diki Asep S. Sandi N

Arsitektur Universitas Komputer Indonesia

Growing the kiara merupakan implementasi dari bangunan yang mengangkat dari image kawasan yaitu kiracondong yang di ambil dari pohon kiara. Dimana layaknya seperti pohon tersebut yang selalu tumbuh dan subur, layaknya tempat ini bertujuan dengan hal tersebut. Pocket Comunity Network yang berarti suatu wadah komunitas untuk saling berhubungan, dimana pada area kawasan yang menjadi tempat penghubung ruang ini berfungsi sebagai ruang transit sekaligus wadah bagi komunitas komunitas di area kawasan kiara condong agar lebih aktif dan produktif kembali. Growing the kiara merupakan Ruang publik yang berfungsi sebagai tempat interaksi sosial dan aktifitas manusia. Dimana manusia dapat menghasilkan limbah yang bisa digunakan sebagai energi terbarukan seperti biomasa, pupuk organik, dan rain water cycle dimana hal tersebut bertujuan agar bangunan, manusai dan alam saling ada hubungan timbal balik. Dimana terdapat beberapa fungsi didalamnya yaitu fasilitas cafetaria, co working dan perpustakaan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat sekitar. Selain itu terdapat roof garden yang terkesan leisure serta melestarikan alam. sehingga alam, bangunan, dan ekonomi saling terintegrasi. Dengan membuat ruang publik yang mengutamakan elemen alam yaitu air dan tumbuhan. Serta pencahayaan alami yang maksimal, hal tersebut bertujuan agar membuat nyaman pengguna, bentuk terinspirasi pohon kiara menjadi citra kawasannya. Fungsi yang tercipta dari ruang publik ini yaitu sebagi networking antar pengunjung sehingga pengunjung dapat saling bertukar informasi. Selain itu area penunjang seperti cafetaria, mabar/coworking space, serta perpustaakan sebagai ruang peralihan serta mengakomodir yang di butuhkan masyarakat sekitar.

63


EKSEKUSI

64

TITIK GERAK: INOVASI KARYA


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

65


EKSEKUSI

66

TITIK GERAK: INOVASI KARYA


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

67



EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

Sayembara Arsitektur: Reka Ruang telah menghasilkan karya yang memberikan sebuah harapan bahwa masih terdapat cahaya untuk memandu jalan hingga mewujudkan Kota Bandung yang semakin layak huni. Berbagai kritik dan saran telah dicurahkan untuk menjadi bekal kelak ketika apa yang telah dipelajari siap diwujudkan. Peran serta mahasiswa dalam memajukan sebuah kota memang seharusnya dimulai sejak dini, meskipun upaya ini tidak pandang usia dan tidak pandang rupa. Sayembara ini memberikan sebuah kesadaran bagi khalayak, bahwa masih banyak yang perlu dibenahi dari Kota Bandung. Semoga, cahaya ini tetap bersinar hingga sampai pada destinasi mulia semata untuk memberikan manfaat bagi sesama.

69


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

SAYEMBARA MAKNA RUANG Ruang merupakan hal yang sangat dekat dan berkaitan dengan kehidupan manusia, disebabkan oleh fungsinya yang mewadahi aktivitas sepanjang hari. Tanpa disadari, sebuah ruang yang terdekat bagi seorang individu dapat memberikan rasa nyaman serta menciptakan citra yang melekat dalam ingatan.

70


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

Ruang dapat terdefinisi sebagai space atau place tergantung dari bagaimana pengguna menyikapinya. Space akan menjadi place ketika sebuah ruang fisik diisi oleh objek yang menggunakan ruang tersebut untuk beraktivitas sehingga menciptakan suatu citra yang membekas pada benak penggunanya. Citra yang terbentuk dari proses perubahan sebuah space menjadi place dapat diterjemahkan menjadi berbagai bentuk visual, salah satunya melalui fotografi. Fotografi dapat menjadi sebuah perantara ingatan pengguna yang melekat pada suatu place untuk disampaikan dengan khalayak luas dalam bentuk fisik. Menyampaikan berbagai aspek kasat mata (bentuk fisik dan aktivitas) maupun yang tidak kasat mata (perasaan) pada sebuah citra tentunya menjadi sebuah tantangan tersendiri dalam proses menciptakan sebuah karya fotografi. Sehingga, Sayembara Fotografi: Makna Ruang mengangkat tema “memaknai ruang” untuk memvisualisasikan adanya ikatan antara ruang dan manusia. Sayembara ini bertujuan untuk meningkatkan kepekaan terhadap ruang bagi para peserta melalui fotografi

71


TITIK GERAK: INOVASI KARYA

EKSEKUSI

KRITERIA PENILAIAN Komposisi dan estetika Teknik pengambilan karya foto Keterkaitan latar belakang pengambilan dengan tema fotografi: makna ruang Originalitas karya foto Kreativitas dan keunikan karya foto

72


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

PENJURIAN Juri Sayembara Fotografi: Makna Ruang adalah Kurniadi Widodo. Beliau merupakan fotografer dan pernah menjadi kurator pada JIPfest 2020. Penjurian dilakukan secara tertutup. Penjurian menghasilkan 10 karya terbaik. Karya terbaik dari sayembara ini turut dipamerkan secara online pada website Gaung Bandung (www.gaungbandung.com).

73


EKSEKUSI

KARYA SAYEMBARA

74

TITIK GERAK: INOVASI KARYA


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F010 BAYANG DALAM RUANG

Lobi merupakan salah satu ruang yang menjadi titik awal dan akhir sebuah pertemuan. Berangkat untuk bertugas, pulang untuk beristirahat. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup seorang diri, dengan bersama-sama serta berdampingan, semuanya akan terasa lebih mudah. Dalam foto ini saya ingin menggambarkan bahwa setiap ruang memiliki koneksi dengan manusia yang ada didalamnya dan memiliki pesan bahwa semua yang ada disekitar kita bisa hilang just a few feet away. Di masa-masa yang sulit seperti sekarang, penting bagi kita untuk menghargai siapapun dan apapun yang ada disekitar kita. Lobi ini menjadi saksi suatu bagian perjalanan setiap manusianya..

Joane Gabriela Purwakusuma

75


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F012 RUANG

SENDIRI (Juara 1)

Foto terasa sangat puitis walaupun secara visual sederhana. Ia berhasil memberi gambaran bagaimana sebuah ruang fisik yang banal pun bisa saja membuat kita terpesona, termenung dan berpikir dalam konteks-konteks yang tidak terduga. Titik-titik cahaya dalam gelap mengingatkan akan taburan bintang-bintang di ruang angkasa tak bertepi, sejenak membuat kita terlupa bahwa foto ini diambil di dalam sebuah ruang tamu biasa yang dibatasi oleh dinding-dinding. Seberkas surya yang mengintip lantas menyadarkan bagaimana matahari kita pun hanyalah satu dari sekian banyak bintang yang tak terhitung jumlahnya di alam semesta. Tak heran umat manusia akan selalu bertanya, “ada apa di luar sana?” Sebuah renungan kosmik yang mencuat dari skala domestik

Ashaabul Kahfi Ly Aby

76


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F013 RUANG

RENUNG

Ray Gisella Zakiah

77


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F014 PERAWATAN RUANG

Ashaabul Kahfi Ly Aby

78


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F015 THE LOBBY WITH THE CLASSIC INTERIOR (Juara 3)

Dalam foto yang dikomposisi secara sangat baik dan rapi ini, hampir semua sudutnya terisi oleh detil-detil arsitektural yang padat. Tak ada ruang yang terbuang percuma. Mulai dari tangga lingkar dengan hiasan teralisnya, tempat duduk dengan bingkai keemasan, hingga tegel marmer yang mengkilat. Semuanya memberi kesan kemewahan. Yang menarik tentang ini adalah bila kita mengingat dari mana gaya arsitektural penuh detil ornamental seperti ini bermula dan orang-orang seperti apa yang dulu bisa hidup di dalamnya. Bila kita melihat bagaimana kemudian gaya arsitektural historis diadaptasi ke dalam bangunanbangunan yang dibuat di era sekarang, sebetulnya kita juga bisa melihat aspirasi seperti apa yang ingin ditunjukkan oleh para penggunanya. Bangunan sebetulnya tak ubahnya pakaian; mereka bisa dilihat dalam tataran fungsional, namun juga bisa lebih dari itu

Sandy Dwi Putra

79


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F016 NEAR DEATH EXPERIENCE

Dita Pranawengkapti Ramadhani

80


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

Stasiun, tempat massa berpindah tiap waktunya. Tempat dimana manusia menjadi fokus utama pergerakan, tempat mobilitas, jiwa dari tempat. Apa arti tempat transit tanpa “perpindahan”. Pada kondisi ini terjadi perpindahan yang tak kasat mata, sebuah perpindahan yang mempengaruhi perpindahan fisik. Sebuah perpindahan yang mengalahkan perpindahan lainnya. Sebuah ironi, perpindahan makna berpindah. Stasiun, kehilangan makna awalnya. .

Dita Pranawengkapti Ramadhani

81


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F017 FRAME OF MIND_ LOUNGE

Antyanta Bangunharcana

82


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F018 SUNSET

BREAK _ DUCK POND

Tidak terbatas ruang sempit kafetaria. Bebas merasakan keharmonisan alam dan manusia. Makan malam ala kita.

Luu Minh Huan

83


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F020 ADAPTASI DI KALA PANDEMI

M Faisal Kurniawan

84


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F021 MANUSIA DAN RUANG

Sejatinya, ruang dan manusia merupakan sebuah kesatuan elemen yang saling berkaitan. Ruang terbentuk dari titik, garis, bidang hingga volume. Manusia, memiliki penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, dan indra peraba. Kedua hal inilah yang membuat aktivitas didalamnya menjadi ada dan hidup. Adanya hembusan angin, sinar matahari, pepohonan hijau serta bermacam-macam ruang dengan skala yang berbeda, menjadi satu kesatuan dengan manusia yang selalu berinteraksi dan beraktivitas didalamnya.

Lim Della Kezia Sandra

85


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F022 HENING DALAM KESUCIAN (Juara 2)

Kontras menjadi pengikat berbagai elemen visual yang hadir dalam foto ini. Selain kontras gelap terang pada aspek pencahayaan gambar, ada pula kontras antara interior yang menjadi terkesan monokrom dan eksterior yang masih penuh warna. Belum lagi kontras antara apa yang alami dan apa yang dikonstruksi. Yang hidup dan yang mati. Akan tetapi unsur-unsur yang saling bertolak belakang tersebut di foto ini tampil secara harmonis dalam nuansa yang introspektif dan reflektif, yang menjadi menarik mengingat lokasi pengambilannya yang berada di sebuah rumah ibadah. Mungkin unsur harmoni dalam perbedaan-perbedaan di foto ini bisa menjadi pengingat tentang bagaimana kita bisa memeluk dan mempraktikkan beragama di kehidupan sehari-hari dalam masyarakat yang heterogen

Muhammad Naufal

86


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F023 TERKURUNG

Muhammad Arya Wicaksono

87


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F024 RUANG FANA

DAN REALITA

Ruang, berbaur dan meleburnya realitas dengan fantasi, fiksi, halusinasi dan nostalgia. Ruang gambar ini menjadi saksi bisu euforia masa kuliah sebelum itu berhenti yang entah sampai kapan atau mungkin hingga lepas masanya

Yazida Nur Azzam

88


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F025 BERPINDAH

Stasiun, tempat massa berpindah tiap waktunya. Tempat dimana manusia menjadi fokus utama pergerakan, tempat mobilitas, jiwa dari tempat. Apa arti tempat transit tanpa “perpindahan”. Pada kondisi ini terjadi perpindahan yang tak kasat mata, sebuah perpindahan yang mempengaruhi perpindahan fisik. Sebuah perpindahan yang mengalahkan perpindahan lainnya. Sebuah ironi, perpindahan makna berpindah. Stasiun, kehilangan makna awalnya. .

Malvin Bastian

89


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F026 TERAKHIR

KALI BERDEKATAN

Jennifer Gabriella

90


TITIK GERAK: INOVASI KARYA

EKSEKUSI

F028 BURUNG KASUARI _ HUTAN KAMPUS ALZAYTUN

Burung Kasuari .Wonderful is one chapter in book of life

Muhammad Zacky Alfarisi

91


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F029 BERBEDA TAPI SATU

Foto “Berbeda tapi Satu” merupakan salah satu karya foto yang terkesan sangat “berani” dalam sejarah dan pengalaman foto saya. Kombinasi warna-warna kontras dengan warna coklat minimalis yang ada pada ruangan dalam satu frame yang sama mungkin terkesan tidak lazim, akan tetapi saya merasa ada keunikan dalam menggabungkan kedua warna yang berbeda tersebut ke dalam satu karya foto. Alhasil, ruangan tersebut menjadi memiliki beribu makna dan emosi yang tersalurkan melalui kombinasi warna-warna tersebut. Unsur manusia dengan ruangan terkesan menyatu, karena adanya aktivitas yang dilakukan pada ruangan tersebut, yaitu membaca buku. Objek foto yang berupa manusia tidak terletak tepat di tengah-ditengah foto, akan tetapi agak sedikit kekiri untuk menyeimbangkan komposisi foto secara keseluruhan. Foto ruangan dengan objek (manusia) yang saya ambil ini menunjukkan bahwa ruangan lobby ini lebih dari sekedar ruangan yang tak memiliki arti, yakni sebuah tempat yang mampu berinteraksi dengan objek dan warna didalamnya sehingga menyiratkan beribu makna. Regina Maria

92


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F030 CAPABILITY OF SPACE

Hikmah Ramadhan

93


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F031 LOUNDRY ROOM

Laundry room Lenyap lelahku dalam putaran ritme mesi cuci. Berganti semangat baru bersama harumnya aroma parfum laundry.

Renita Dwi Andiniyanti

94


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F032 BERBAGI RUANG

Padahal 8 bulan yang lalu, lokasi ini masih menjadi pusat mahasiswa setempat untuk singgah serta berbagi ruang untuk mengisi waktu luang di sela jam mata kuliah. Ada yang saling berdiskusi, saling mengobrol, melakukan aktifitas UKM, bahkan tidak sedikit yang memejamkan mata sejenak ditengah jeda mata kuliah (Saya sendiri mahasiswa kupu2, jadi jarang sekali singgah Dan nongkrong2 dikampus). Ya mungkin Karna tempatnya yang terbilang strategis Dari semua fakultas makanya banyak mahasiswa yang singgah disana. 4 hari yang lalu, saat foto ini Saya ambil dalam rangka #fotografimaknaruang, rasanya ini tempat yang berbeda Dari apa yang Saya lihat Dan Saya rasakan pada 8 bulan yang lalu. Dimana dari sarana untuk manusia berbagi ruang menjadi ruang yang tak terbagi oleh sarana. dan dihari Saya mengambil foto ini, Saya mulai mengerti, mengapa ruang ini menjadi tempat favorit bagi mahasiswa setempat untuk berbagi ruang... Seperti halnya simbiosis mutualisme, sebuah ruang tidak akan berarti tanpa adanya aktifitas atau pemanfaatan manusia. Cornelius Satria

95


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F033 RUANG BELAKA

Selasar gedung Untag Surabaya, tempat dimana mahasiswa berbagai aktifitas, yang kini hanyalah sebuah ruang dengan manusia yang terbatas.

Muhamad Setiawan

96


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F034 AYAH DI JAM 2 PAGI

Sejak segalanya terlaksana menjadi daring, komunikasi yang sering terjadi antara saya dengan ayah bukan saat di meja makan. Terlebih jam kerja, bertugas yang semakin dinamis membuat jam-jam aktivitas setiap anggota keluarga berbeda. Dahulu aktivitas yang selalu berputar di kampus-kosan-kampus, menjadikan saat-saat pulang ke rumah ditunggu-tunggu. Namun kini, walaupun dalam satu rumah yang sama, komunikasi yang paling sering terjadi adalah saat saya terjaga bertugas pukul 2 dini hari dan ayah yang bersiap-siap sholat tahajud dan menyapa sekilas kesibukanku saat itu.

Muhammad Barkah

97


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F035 RIWAYATMU DULU

Areal proyek ini, 20 tahun yang lalu, menjadi areal paling sibuk di kampus kami. Lalu lalang truk molen menjadi pemandangan, deru mesin menjadi musik, semangat para pekerja menjadi mood booster. Terimakasih atas semua jasamu, damai dalam peristirahatan abadi.

Shalma Nur Alifah

98


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F036 ONE NIGHT

Brigitha Varrell Benneta

99


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F037 ATMA PESISIR

Atma diartikan sebagai roh, dan pesisir merupakan pinggir laut. Dalam potret tersebut terlihat seorang anak kecil yang sedang duduk bersantai menikmati mie instan sambil menatap ke laut lepas, ada seorang bapak yang sedang berdiri di atas perahu siap untuk melakukan aktivitasnya, dan ada pula siluet setengah badan seseorang yang sedang menarik perahu untuk siap diberangkatkan. Potret ini menunjukan salah satu kehidupan masyarakat pesisir pantai yang menggantungkan hidupnya melalui perahu. Perahu disini dimaknai sebagai roh yang membuat perbatasan antara darat dan laut memiliki kehidupan. Entah untuk mencari penghasilan ekonomi, untuk bertransportasi, masyarakat pesisir sangat erat kaitannya dengan perahu. Hubungan antara manusia dengan alamnya yaitu laut dijembatani oleh perahu.

Adela Amandari

100


EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

F038 DI DALAM BAYANG

Nadhira Alya Qatrunnada

101



EKSEKUSI

TITIK GERAK: INOVASI KARYA

Sayembara Fotografi: Makna Ruang, merupakan sebuah upaya memantik khalayak untuk menyampaikan aspirasinya melalui fotografi. Memang, segala sesuatu dapat terdefinisi berbeda bagi setiap individu, mungkin demikian juga dengan Placemaking. Melalui sayembara ini, semua itu dijelaskan dalam sebuah foto dan narasi. Karya dari sayembara ini memberikan pemahaman terhadap proses transformasi sebuah “space” menjadi “place”, atau singkatnya “Placemaking”. Diharapkan, sayembara ini dapat memberikan kepekaan pada ruang dan pemahaman mengenai placemaking, sehingga dapat memberikan makna ruang pada setiap jejak perjalanan di dalam kehidupan.

103


EKSEKUSI

TITIK TUMBUH

TITIK TUMBUH: CATATAN PERJALANAN

CATATAN PERJALANAN

104


APA I TU?


APA YANG KAMILAKUKAN?


EKSEKUSI

TITIK TUMBUH: CATATAN PERJALANAN

Ibu Tita Larasati juga menuturkan, agar jangan sampai masyarakat dijadikan sebagai objek. Upaya yang dapat dilakukan berkenaan dengan placemaking adalah adanya social mapping, dan tetap menjaga relevansi dengan masyarakat di sudut kawasan yang ditentukan. Seperti alam yang mengenal keberagaman, placemaking tidak bisa dibuat seragam untuk semua kawasan. Salah satu tahap dalam narasi untuk mengembangkan konsep placemaking dalam suatu kawasan adalah komunikasi, yang akan jauh lebih kreatif apabila figur seni dan yang paham akan budaya yang turun. Hal tersebut yang dimanfaatkan betul dan sedang diperjuangkan oleh Handoko Hendryono. Salah satunya adalah dengan memantik karya ruang pada ruang publik kota/ taman. Proyek dengan semangat brand lokal, seperti film Filosofi Kopi, hingga creative hub m-bloc space turut digarap oleh Handoko yang bertujuan untuk mengembangkan place branding, sebagai proses dari ekosistem ekonomi. Handoko menuturkan, pengembangan jiwa dan raga ekosistem ekonomi melalui placemaking dapat berhasil melalui proyek yang organik, tidak harus berskala gigantis, dan berkelanjutan. Dalam menanggapi ruang yang terbengkalai, jika Tita Larasati mengusung konsep social mapping dan relevansi, lain halnya dengan Handoko. Beliau menuturkan bahwa placemaking haruslah berangkat dari problem solver, melalui ide narasi dan tujuan yang kuat dari masalah di kawasan yang dituju. Salah satu ide narasi yang disisipkan di m-bloc space adalah membuat kultur jalan kaki dengan tidak adanya tempat parkir. Selain itu pada kedai filosofi kopi, tidak diadakan fasilitas wifi agar orang lebih syahdu menikmati kopi bersama.

107


EKSEKUSI

TITIK TUMBUH: CATATAN PERJALANAN

Dalam konsep Smart City, dikenal perancangan Environmental Graphic Design (EGD) yang menunjukkan cara teknologi digital yang digunakan untuk menciptakan pengalaman dari user dengan suatu tempat hingga memayungi placemaking, wayfinding dan akan menjadi interface digital untuk publik. EGD juga berperan dalam tahap perencanaan/ planning, dalam mempelajari pengguna/ user, dan juga sebagai conversation maker melalui fitur heatmap dan trafficking. Selain itu, dikenal pula lingkungan virtual 3D dalam media virtual reality yang dapat menciptakan lintas masa. Media ini dapat pula digabungkan dengan lingkungan sesungguhnya (augmented environment) atau dikenal sebagai Mixed Reality. Adi Nugroho menuturkan, hal tersebut telah diaplikasikan dalam ruang publik Museum Macan, sehingga pengunjung dapat memanipulasi/melakukan sesuatu pada objek melalui gadget miliknya dengan menggunakan Augmented Reality.

108


AKHI RNYA. . .


TITIK TUMBUH: CATATAN PERJALANAN

EKSEKUSI

PAMERAN JELAJAH KARYA Rangkaian acara dilanjutkan dengan Jelajah karya pada 6-13 November 2020. Jelajah karya merupakan acara pameran online yang mengeksibisikan hasil perjalanan Gaung Bandung. Acara pameran ini bertujuan untuk mengapresiasi pihak-pihak yang mengkontribusikan karyanya sebagai pemaknaan mereka terhadap ruang. Karya-karya yang ditampilkan terdiri dari 10 besar karya sayembara arsitektur Reka Ruang, 10 besar karya sayembara fotografi Makna Ruang, serta beberapa karya massa Gunadharma yang dipilih melalui proses kurasi oleh tim kurator. Dengan dibungkus dalam bentuk virtual reality, pengunjung diajak berjalanjalan menelusuri suatu kompleks bangunan eksibisi. Virtual reality dibuat interaktif, sehingga pengunjung diajak untuk menelusuri ruang, koridor, dan jalan setapak. Fitur 360 memungkinkan kita untuk menikmati karya-karya yang dipamerkan sekaligus menikmati pemandangan arsitektural dari eksterior dan interior bangunan yang dirancang dengan apik.

110


EKSEKUSI

TITIK TUMBUH: CATATAN PERJALANAN

LAUNCHING AR Rangkaian acara diakhiri dengan Launching Augmented Reality pada 13 November 2020. Sebagai lanjutan dari acara Telaah Bandung: Jelajah Virtual, Augmented Reality ini menampilkan hasil survei terhadap pandangan mengenai taman lansia yang sebelumnya telah dilakukan oleh panitia dan peserta. Survei ini dimanfaatkan sebagai media interaktif bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menciptakan ruang publik yang baik. Dari total 65 usulan ide yang dihasilkan dari survei, didapatkan dua ide terbaik yang akan dikolaborasikan sebagai inspirasi utama dari konsep desain AR. Hasil survei tersebut diwujudkan dalam bentuk AR yang menunjukan ruang publik yang ideal berdasarkan tema placemaking yang diusung. Berdasarkan simpulan usulan, taman yang dirancang diperuntukkan bagi pengguna lanjut usia dengan ditemani cucunya untuk bersantai atau refreshing. Model AR dapat diakses melalui website resmi Gaung Bandung. Pengunjung bisa juga memindai QR code yang tercantum pada website untuk merasakan pengalaman augmented reality yang lebih nyata.

111


TITIK ULANG: G-NITE

EKSEKUSI

TITIK ULANG

G-NITE

112


EKSEKUSI

TITIK ULANG: G-NITE

113


EKSEKUSI

TITIK ULANG: G-NITE

Opening Hampir tujuh dekade wadah ini tumbuh, berkembang, bersama kami di dalamnya. Memang bukan waktu yang sebentar, 69 tahun, di tahun yang istimewa ini kami merayakan hari jadinya dengan melakukan aktualisasi diri. Kami telah melalui titik tumbuh, terbit, terpancar dan akhirnya sampai di titik akhir kami, Terima Kasih. Gunadharma Nite Gaung Bandung, biasanya ramai oleh canda-tawa, atau silau lampu sorot warna warni. Pada awalnya kami bertanya-tanya, “Di tahun yang spesial ini, apakah bisa kami hadirkan itu semua?”. Ternyata ramah sapa dan tawa itu masih dapat mampir, ke malam sederhana dengan pertemuan daring. Walaupun tanpa prasmanan dan tanpa tiup lilin, kita masih bisa merayakan ulang tahun kita dengan bahagia. Terima kasih teman-teman atas kehadiran kalian di acara Gunadharma Night untuk menutup Gaung Bandung tahun yang istimewa ini.

114


EKSEKUSI

TITIK ULANG: G-NITE

Tema Untuk memeriahkan acara G-Nite tahun ini, dilakukan polling terhadap massa-G dan terpilihlah tema Karakter film kartun! Mulai dari Dora, Troll, sampai Avatar. Walau acara diadakan secara online, Massa-G hadir ke acara G-Nite dengan karakter-karakter beragam dan kostum yang heboh!

115


EKSEKUSI

TITIK ULANG: G-NITE

Costume Talk Untuk menghangatkan suasana, acara GNite dimulai dengan pemanasan: costume talk! Teman-teman massa-G yang telah hadir, bercerita tentang karakter yang mereka perankan dan proses menyiapkan kostumnya. Senang sekali rasanya melihat wajah-wajah yang sudah lama tidak ditemui, dengan kostum dan riasan yang menarik pula.

116


EKSEKUSI

TITIK ULANG: G-NITE

Kunci-G & Philharmoni-G Philharmoni-G adalah bagian dari Kunci-G yang berfokus kepada pertunjukkan dengan format orkestra dengan jenis instrumen yang tidak dibatasi. Diinisiasi oleh Yahya Ayyash dan Hans Marvin pada 2018. Didirikan dengan tujuan sebagai tempat pelarian dari kegiatan akademik Arsitektur ITB dan juga wadah bagi para pemain ataupun penikmat musik orkestra pada umumnya. Penampilan yang satu ini selalu ditunggu-tunggu! Pandemi tidak jadi halangan untuk berkarya dan bermusik bersama buat Philharmoni-G. Tahun ini, Philharmoni-G membawakan “Time-Machine”, Medley soundtrack kartun masa kecil yang membangkitkan suasana nostalgia. Lagu ini diaransemen oleh Hans Marvin, Yahya Ayyash A., Redemptia Quinn E. T., Ester Dorothy N. Tidak hanya itu, Philharmoni-G juga mempersembahkan Bidadarsi, lagu favorit Massa-G semua. Tahun ini, lagu diaransemen oleh Hans Marvin & Yahya Ayyash A.

117


EKSEKUSI

TITIK ULANG: G-NITE

Games Agar tetap seru walaupun berjauhan, terdapat tiga games menarik di GNite 2020! Dimulai dengan games “Who Are You?” yang dimainkan lewat aplikasi Kahoot, games ini membuat Massa-G bertanya-tanya nih, seberapa kenal kita satu sama lain? Yang pasti, games satu ini membuat tawa meriah satu ruangan zoom. Games kedua Massa-G diminta menebak lagu yang dimainkan tanpa nada. Waduh, jadi hanya liriknya saja yang dibacakan oleh ibu-ibu google translate, sulit tidak ya? Tapi masih ada nih yang bisa jawab, hebat ya! Terakhir yang gak kalah seru, Massa-G bermain Zarades lewat zoom. Pemilihan pemain dilakukan secara random, dengan panitia mengirimkan kata yang harus ditebak lewat chat zoom. Teman-teman yang lain harus mengira-ngira nih lewat gerakan Massa-G yang terpilih.

118


EKSEKUSI

TITIK ULANG: G-NITE

IMA-G Memoirs Tidak terasa sudah 10 bulan Massa-G harus berjauhan karena pandemi, dan saat berulang tahun juga kita belum dapat bertemu. Untuk mengakhiri acara G-Nite, telah disiapkan video spesial berisi kompilasi harapan buat IMA-G dari Massa-G dan sepercik video memori-memori di IMA-G. Mulai dari acara wisuda, arak-arakan, Architectour, Gaung Bandung tahun-tahun sebelumnya, sampai video-video lucu di studio ada disini. Video berdurasi 9 menit ini diiringi lagu Dancing in The Moonlight - Toploader, yang membuat video ini semakin berkesan. Begitu video ditayangkan, terlihat senyum-senyum lebar di participants zoom, bahkan ada yang tertawa. Tapi tidak bisa dibohongi bahwa video ini berhasil membuat Massa-G merasakan kerinduan terhadap suasana di Labtek IXB.

119



EKSEKUSI

TITIK ULANG: G-NITE

Pesta yang spesial di tahun yang istimewa, GNite berhasil memberikan kehangatan dan kesempatan untuk Massa-G bersuka cita sejenak di antara tugas kuliah yang padat. Untuk menutup malam yang menyenangkan itu, dilakukan foto bersama. Semoga IMA-G panjang umur, dan bisa selalu jadi tempat yang membahagiakan. Akhir kata kami ucapkan lagi, Selamat Ulang Tahun, Gunadharma!

121


122


EPILOG

BAGIAN 4 EPILOG

123


EPILOG

124

KESAN KAMI


KESAN KAMI

EPILOG

titik titik itu mereka jadi senyawa! bingar, rempak, recok asih bersilih derana tak garib gaibnya syukur, Gusti

Januari 2021 Margaret Yudhia Aditama

Puisi dan epilog oleh Margaret Yudhia Aditama

125


EPILOG

KESAN KAMI

Kesan Kami Kata Juju Terima kasih untuk seluruh tim panitia atas pengalaman luar biasa yang kita ciptakan bersama! Jatuh bangun kita rasakan sejak forang, formatur, hingga akhirnya panitia terbentuk. Walau banyak ujian yang kita hadapi dan drama yang muncul bertubi-tubi, senang sekali acara kita konsepkan bisa sukses terlaksana. (hehe bahkan sampai putar otak lagi karena pandemi). Ini suatu pengalaman yg tak terlupakan dan akan selalu aku kenang, smoga bermanfaat bagi semua pihak (& jgn kapok lagi ya!). LOV YU BABIES <3

Zufar A. Prabaswara Ketua

Kata Yori Tidak ada rasa menyesal bisa menjadi salah satu bagian dari 'Giant Babies' (GB) ini hehe :p Senang sekali bisa merealisasikan konsepkonsep yang ada di pikiran menjadi kenyataan <3. Selamat semua kerja keras, suka-duka, miskom, slek sudah dilalui bersama dan bisa membuahkan hasil yang sama-sama kita bisa banggakan dan Gaungkan! Semoga pengalaman ini bisa menjadi suatu hal yang berharga dan dapat dikenang...Thank you for the journey and experience :)

Yorangga C. Arundati Ketua Bidang Acara

126

Kata Anin Seru, senang, capek, rasanya semuanya campur aduk selama perjalanan yang panjang dari mulai formatur, mengonsep acara, menyusun kepanitiaan, sampai akhirnya merealisasikan acaraacaranya. Hihi selamat temanteman semua yang sudah menjadi bagian dari perjalanan ini! Semoga pelajaran-pelajaran yang didapat bermanfaat bagi kita semua <33

Kata Marg Seneng banget bisa ada di kepengurusan ini, jujur nambah pengalaman banget dan buka pikiran juga potensi diri. Jujur awalnya sempet hopeless karna gakbisa offline, ternyata kebaruan akibat pandemi ini bikin kita semua menemukan banyak hal yang bisa dieksplor. Terharu juga sama temen-temen yang walau online tetep mau meluangkan waktu untuk kerja bareng dengan segenap hatinya. Cheers to many more chance (& tears) upon, teman-teman. <'3

Diandri T. Alnindya Sekertaris Jenderal

Margaret Y. Aditama Ketua Bidang Materi

Kata Yita Terimakasih teman-teman semuanya atas kerja keras, gotong royong, dan pengertiannya. Meskipun harus dilaksanakan secara daring karena kondisi yang tidak memungkinkan, tetapi Gaung Bandung akan selalu menjadi kenangan yang tidak terlupakan. Banyak sekali hal-hal yang menguras mental, membuat nangis, marah, kesal, tapi di atas itu semua semoga semuanya bisa berguna untuk kita semua dan masyarakat umum. Terlebih makasih kepada si kembar HAFIDZ DAN HAFIDZA juga semua staff divisi artistik dan media atas kesabaran dan usahanya!!

Dhayita M. Cintantya Ketua Bidang Pensuasanaan

Kata Jani Terima kasih banyak atas perjalanannya, mulai dari ayamtelur, telur-ayam pas offline sampai bisa pecah telur deh walaupun online, selamat ya! Selamat atas perayaan dan pembelajaran “mencipta tempat” nya! Semoga ilmu dan pengalaman selama ber Gaung Bandung dapat terus tersimpan di hati dan jangan lupa menGaungkan manfaat dimanapun!

Ajani R. Batuparan Ketua Bidang Operasional


EPILOG

KESAN KAMI

Sepatah Kata dari Panitia

Diajeng Adiningrum Sekertaris

Kata Ajeng Sebuah pengalaman yang tidak dapat tergantikan untuk bisa menjadi bagian dari Gaung Bandung 2020. Tiba-tiba semua harus dilakukan secara online, namun keadaan itu justru mengajarkan semua panitia untuk beradaptasi, tidak hanya mengikuti tahuntahun sebelumnya. Terima kasih semua panitia yang sudah mau berkolaborasi menciptakan acara yang keren-keren! Semoga tantangan yang sudah terlewati bisa menjadi bekal untuk masa depan!

Vellissa Ivory P Kadiv Pre Event

Kata Ivoy SERU banget! Dapat pengalaman baru, banyak kejutan, banyak belajar, banyak anak(16). Senangnya bisa merealisasikan acara secara online, yang awalnya sangat abstrak. Senang juga kalau liat acara Gaung Bandung bisa dinikmati banyak orang! Senangnya punya keluarga GB yang suportif dan saling membantu!

Rania Bendahara

Kata Rania KEREN pastinya! Apresiasi utk semua panitia yg sudah berkontribusi dalam merealisasikan konsep2 yg keren! GB tahun ini menjadi pengalaman baru bagi kita semua dmn harus dilaksanakan serba online, namun akhirnya semua bisa terlaksanakan dg lancar. Senang sekali utk pengalamannya & pembelajarannya yg didapat dari kepanitiaan ini. Pokoknya, terima kasih atas kesempatannya sudah bisa menjadi bagian dari kepanitiaan Gaung Bandung 2020!

Yodha Kadiv Sayembara

Kata Yudha Kerenn dan seruu, semua acara dilakukan secara online dan semua kendala dapat teratasi tanpa harus bertemu secara langsung. kepanitian yang memberikan pembelajaran yang banyak karena harus beradaptasi dengan keadaan yang ada. terima kasih teman-teman yang telah bersemangat dan juga saling mengisi kekurangan yang ada.

Hasna Kadiv Dana Usaha

Kata Hasna Bahagia bisa menjadi salah satu pengurus Gaung Bandung 2020. Banyak sekali pengalaman dan ilmu yang didapat. Terima kasih untuk seluruh panitia dan ketua GB2020 yang dalam perjalanannya kita saling membantu dan berbagi suka duka. Terutama terima kasih kepada kabid kesekjenan yang udah selalu support dan bantu aku dengan sangat sabar <3.

Yolanda V. Regina Kadiv Festival

Kata Ceyol Seneng banget bisa dapet kesempatan buat belajar di kepanitian GB. Meskipun acaranya dan persiapannya harus dilakukan secara online tapi cukup bahagia outputnya bisa dinikmati banyak orang. Selama jadi panitia GB belajar banget mengatur waktu antara kepanitiaan dan kegiatan akademik yang padet dan melelahkan. Last but not least, mau mengapresiasi semua panitia GB dan juga staff2 GB yang sudah bekerja keras menyukseskan acara ini, semoga kita bisa belajar banyak hehee!!

127


KESAN KAMI

EPILOG

Sepatah Kata dari Panitia, Alya Fitrianadira Kadiv G-Nite

Kata Tiny Initially, I was worried because all events have to change online due to pandemic. However, with the help of the committee and staff, we're able to create a one-of-a-kind Gaung Bandung this year! I would like to thank EVERYONE for all your hard work and making this event successful. It has been a roller coaster ride for all of us coping inbetween academics and non-academics' life but we made it! Cheers!

Hafidz Muhamad Kadiv Artistik

Kata Apis Pada saat momen belajar di arsitektur, kita ambil banyak matkul. Pas saya coba itu matkul, cuuut itu stresnya. Saya bener2 langsung keilangan momen masa muda sama sahabat sahabat saya. Saya beralih ke Gaung Bandung. Semenjak saya masuk Gaung Bandung, udah gaada lagi tuh momen2 stres, sekarang waah saya malah sering banget ikut kegiatankegiatan seru tu kata temen2 "eh pis satu2 dong ikut acaranya kita belum kebagian nih". Dug dug

Dyah Cahyamawarni Kadiv Humas

Kata Rani Di awal, aku merasa pesimis bahwa acara GB ini bakal sepi karena keterbatasan dari online, tetapi aku salah besar, justru dengan keterbatasan itu dapat melatih dan mendorong kita buat terus berinovasi. Senang banget bisa kerja bareng bersama semua staf GB yang sudah ikut berpartisipasi mengGaungkan nama kita hingga ke temanteman arsitektur bahkan ke pembicara dan komunitas keren di seluruh Indonesia. *virtual cheers*

128

Hafidza F. Hapsari Kadiv Media

Kata Ica Inget banget pertama kali diajak ikutan langsung bilang "iya" on a whim, ternyata jadi sesuatu yang bener2 berkesan dan memberi banyak banget pelajaran baru yang ga ngira bakal didapat selama kuliah. Agak takut juga karena ini pertama kali masuk ke dunia publikasipublikasian, tapi berkat bantuan teman-teman bisa terlaksana dengan cukup lancar. Terima kasih Gaung Bandung! Jangan berhenti menggaungkan hal baik!!

Fran William Kadiv Logistikl

Kata Fran Sebelum kuliah mulai, rasanya gak sesusah itu deh menjalankan Gaung Bandung tahun ini, tantangannya ya gak ada contoh dari tahuntahun sebelumnya aja. Ternyata, waktu sudah mulai kuliah, tetap aja agak kesulitan juga hahaha…. Tapi, overall, setiap bagian perjalannya sangat unik. Walaupun kadang capek menjalaninya, tapi tetap enjoyable. Semoga kedepannya Gaung Bandung bisa semakin seru!


KESAN KAMI

EPILOG

Sepatah Kata dari Panitia, Brian Filbert Tim Materi Umum

Kata Brian Digital place making memiliki ketertarikannya tersendiri. Dunia digital yang mengikis sense of place kita dilihat dari sisi lain oleh GB dengan menghadirkan pengalaman virtual yang mengingatkan kita betapa pentingnya place making di era digital. Kerja keras telah membuahkan hasil, GB digital pertama telah dilaksanakan dan dirayakan. Terima kasih teman-teman tim GB semuanya, Gaung Bandung kali ini tidak akan terlupakan.

Fadhilah Hidayat PJ Materi Pre Event

Kata Fadhil

Mantap sekali ber Gaung Bandung tahun ini. Mulai dari formatur terus jadi tim materi. Eksplor banget tentang dunia kreatif di bandung, belajar hal baru juga tentang placemaking. Tidak rugi pokoknyaaa, terimakasih kakak kakak!

♡♡♡♡♡

EPILOG Alya Nadhira Tim Materi Pre Event

Kata Alnad All I need to say is thanks a lot Gaung Bandung, for having me contributed on this wonderful journey! Senang sekali bisa sama2 memperluas wawasan bareng kalian. Through ups&downs, akhirnya sampe juga disini. We survived and we did greeaat! Lastly, I’d like to express my appreciation tuk seluruh panitia hhuhu,, semoga ilmu yang didapat bermanfaat tuk kita semua. Sukses juga buat GB kedepannyaa<3

Raisa S. Affandi PJ Materi Pensuasanaan

Kata Raisa Jujur belajar banyak banget dari jadi bagian dari gaung bandung, trutama karena jadinya online terdorong buat thinking out of the box dan lebi kreatif lagi dlm mikirin hubungan desain dgn kota bandung. Setelah semua berakhir jd mikir2 kynya gabisa offline bs jd hikmah jg krn bnr2 membuka pandangan kl arsi n desain bisa seluas ituu. Xixi terimakasii buat smua kabid kadiv dan anak buat kerjasamanya!

Roiswahid Dimas PJ Materi Sayembara

Farras Zhafran Nur Tim Materi Pensuasanaan

Kata Farras Nggak kerasa udah beberapa bulan menjalani kepanitiaan GB ini, tentunya bakal menjadi pelajaran buat ke depan-depannya. Kesulitan utama yang dialami pastinya adalah menjalaninya di tengah-tengah kondisi studio dan kuliah daring yang menguras tenaga dan kuota. Meskipun begitu, keseluruhan kepanitiann GB dan kepanitiaan lainnya mampu membuktikan bahwa kondisi yang daring dan berjarak bukan merupakan hambatan.

Abigael Alisa PJ Materi Festival

Kata Rois

Kata Ica

Perjalanan panjang mencari makna pada ruang, mengantarkan insan pada sudut di bumi ini yang tidak pernah dibayangkan. Mungkin dengan cara beginilah ruang itu ditemukan, dimana sebuah makna menjadi nyawa di dalam pencariannya. Perjalanan yang sudah terlewati biarlah menjadi sebuah catatan, bahwa pernah ada seorang insan di bumi ini, yang mencari makna ruang untuk dibawa pulang dalam ingatan.

One word to encapsulate the whole process: Beyond! Though we've done it remotely but it turned out super well you guys rock! It was amazing how even the small angles and holes can be figured out together. As in my division, I really learned how to get used to be opinionated based on supporting facts ^^ Terima kasih untuk blind spot yang saling diisi, keringat darah online, pengalaman beyond space, beyond place. Kecup salam buat Juni, Gaga, Bara!

Dian Okta Viryani Tim Materi Sayembara

Kata Dian Sangat tidak menyangka bahwa salah isi oprec bisa mengarah ke hal yang menarik! Selain mendapat wawasan tentang placemaking, saya juga banyak belajar mengenai alur berpikir dan menghindari logical fallacy melalui kepanitiaan ini. Apresiasi buat panitia yang telah mengonsep acara ini dari awal terbentuknya formatur sampai pelaksanaan acara!

Annissa Zhafita Tim Materi Festival

Kata Nissa Pertama, apresiasi untuk seluruh panitia yang udah berkontribusi! Semoga semua pihak yang terlibat mendapatkan wawasan dan pengalaman baru yang bermanfaat dari Gaung Bandung. Semoga apa yang didapat itu bisa diaplikasikan untuk mengembangkan diri ataupun lingkungan sekitar kita. Terakhir, semoga Gaung Bandung ke depannya bisa terus "bergaung" dengan isu-isu menarik lainnya untuk mewujudkan kota yang lebih baik lagi!! <3

129


GB TERDAHULU

EPILOG

K I L A S

B A L I K

GAUNG BANDUNG TERDAHULU

130


EPILOG

GB TERDAHULU

131


EPILOG

132

GB TERDAHULU


EPILOG

GB TERDAHULU

133


EPILOG

134

GB TERDAHULU


EPILOG

GB TERDAHULU

135


EPILOG

136

PANITIA


EPILOG

PANITIA

PANITIA GAUNG BANDUNG 2020 Sekretaris

Zulafa Azmi Sahlan Alfarizi

Divisi Dana Usaha

Azahra Nuralika Salma Saida Az-Zahra Sugeng Butar Butar Ari Yanuar Selvalya Tsasa Apriani Dwitri Zyahrani Herawan

Tim Materi

Raisa Shafira A. Abigael Alisa Brian Filbert P. Roiswahid Dimas P. Fadhilah Hidayat Dian Okta Viryani Nadhira Alya Q. Annissa Zhafira Febriyanti Farras Zharfan Nur

Divisi Pre-Event

Ajibayu Triantoro Valary Budianto Shannina Ariella Evelyne Jeanette Analisia Marvella Herlambang Andhika M. D. Hayfa Hapsari Kirana Putri Anisah Labitta Qonitah Vivian Tirtasahara Zahratul Wardah Nina Gabriella Simarmata Muhammad Dhifar

Salsabila Putri Wuriadi Muhammad Ghivar Arrofi

Divisi Sayembara

Prayoga Arya W. Sonita Pingkan N. William Chang Desma SiyammalitaHega Darrany Abidin Arsy Rizkia Claresta D. E. Dewi Asriani Nurlaila Naufal Aprija Ilwad Al Hadziq Syahdinda Aulia Iskandariah Rizal Kurnia Ardi Adha Ika Putri Nabila Nirmala Hajaria Ahmad Zakki Davin Zulfaa Huwaidah

Divisi Festival

Fadhilah Sayogo Adelia Tio N. Carmelina Gabriella Handry Jihan Sabrina Aninda Citra Setyowati Nafisah Sulaiman Alma Aulia Lutfiah Enrique Petrus Agustinus Frisca Choirun Nissa Adeline Alika Putri Marwah Damas Dwinito Pradipta Reza Akbar Attariq Usman Abdulaziz Merisa Serfa Nazar Imani Ananta Khaidir Sirrillah Hafiza Alifia Putri Maria Helena Febrianty

137


PANITIA

EPILOG

Thereza Verena Frisgian Dewantara Mochammad Fikri Ardiansyah Meidiana Setiani Zulri Clara Adam Sugiharto

Divisi G-Nite

Abdul Azis Safira Fitri A. Haykal Hielmy Ridwan Reynaldy Khalissa Aghniya Khairani Inanta Daniyya Nabila Aulia Az Zahra Redemptsia Quinn Elsa Tadeus Luthan Araniry Ahmad Raisha Moira Shaqinna Dita Zulu Oriza Raqida Kilamahia Shima Adil P Athfan Hanif Nathania Marella Putri Ni Made Dinda Pertiwi Hanasalvina Mulyanto Wynona Ariella Clarissa Emanuella Agatha Annisa Fatrisia

Divisi Artistik

Anifa Farah Shania Adhalia Kevin Mochamad Oktafarel Luthfia Khoirunnisa Asia Luthfiah Veronica Nathania Prahesti Isaiah Messiah Sunatoputra Kaylila Fathia Adriansyah Nadhif Adristia N. Intan Suci Aulia

138

Fakhrell Saqfan Izzan Safa Azhura Nadhif Careena Wiranti Putri Ramadhanti Andini Widiyono Ketut Dipta Pramana Tradika Amira Aulia Muhammad Sofyan S. Santika Devi Permata Sharleen Oletha Astono

Divisi Media

Amara Faza R. Paulina Aulin Zahra Ghita Saraswati Lisadonia Crisdra Adrian Sindharta Suradnya Muhammad Isa Tsaqif Raditya Putra Pratama

Divisi Humas

Elfira Cimarko P. Irvan Tadarru Adriana Adriel Favian Senjaya Shara Sribila K. Felix Widjaja Rachmadini Diva Iryanti Irsyad Monica Febriana Fakhri Al Mughni Putri Balqis Pahlawanita Jonathan Kenneth Vania Irbah Anargya Galina Chrysanthea Christy Immanuela Roulina

Divisi Logistik

Calvin Timothy Alya Rainy Salma Azzahra Tazkiyya Irbah Salma Musyaffa


SUBBAB

EPILOG

terima kasih..

139


EPILOG

SPONSORED BY

SUBBAB

Selama hampir tiga dekade Pusat Studi Urban Desain atau yang dikenal dengan akronim PSUD telah turut serta mewarnai wajah kota-kota di Indonesia melalui kontribusinya di bidang Perencanaan dan Perancangan Kota, Arsitektur, Arsitektur Lansekap dan Pengelolaan Kawasan. Gigih Nalendra, founder dan desainer dari Alvasara, merupakan lulusan Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) dan MSc dari Renewable Energy and Architecture di Nottingham United Kingdom. Gigih memulai karirnya di Casey Brown Architecture pada tahun 2009, kemudian pindah ke WOHA Architects Singapore pada tahun 2010 sampai 2012. Gigih terlibat di berbagai proyek yang berlokasi di Singapura, India, Indonesia dan Australia termasuk Alila Resort, Bintan dan New Cuffe Parade, Mumbai. Nadia Vashti Lasrindy, founder dan desainer dari Alvasara lulus dari Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) dan MArch dari Nottingham United Kingdom. Nadia memulai karir di Singapura, tepatnya di perusahaan Envirotec, dari 2010 sampai 2013. Nadia Terlibat di berbagai proyek skala besar seperti Beachwalk Shopping Centre dan Sahid Kuta Lifestyle di Bali.

Selama hampir tiga dekade Pusat Studi Urban Desain atau yang dikenal dengan akronim PSUD telah turut serta mewarnai wajah kota-kota di Indonesia melalui kontribusinya di bidang Perencanaan dan Perancangan Kota, Arsitektur, Arsitektur Lansekap dan Pengelolaan Kawasan. Pengalaman dalam menangani Kota-kota di Indonesia dengan berbagai konteks fisik lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, serta politik yang beragam membuat PSUD yakin melangkah lebih maju ke depan untuk dapat terus mewujudkan kota-kota yang tidak hanya baik secara visual dan fungsional, namun juga sesuai dengan kebutuhan Masyarakat Indonesia. Melalui sumber daya yang kompeten di bidangnya, etos kerja kolaboratif, partisipatif yang berbasis riset, PSUD senantiasa berinovasi untuk memecahkan permasalahan perkotaan di Indonesia. Dengan melibatkan kolaborasi antar-bidang, PSUD mampu menciptakan keputusan strategis dalam menangani berbagai tipologi pekerjaan untuk berbagai klien serta kolaborator lokal hingga Internasional. Upaya dan pengalaman PSUD selama hampir tiga dekade dalam mewujudkan perkotaan yang berkualitas secara fungsional, visual, dan lingkungan, telah dilakukan PSUD melalui berbagai pekerjaan dan kajian. Tidak hanya dalam konteks pembangunan kawasan Baru seperti kawasan Jakarta Garden City melalui penyusunan Panduan Rancang Kota Jakarta Garden City, juga dalam konteks peremajaan kota seperti yang dilakukan melalui penyusunan Panduan Rancang Kota Kawasan Pembangunan Terpadu SCBD pada kawasan SCBD, juga pada pekerjaan perencanaan dan perancangan Kawasan Berorientasi Transit MRT Jakarta yang dimulai dari studi awal hingga terwujudnya transformasi wajah ibukota melalui jaringan transportasi massal yang efisien dalam menanggulangi persoalan kota yang kompleks. Selain itu, PSUD turut berkontribusi dalam upaya Pelestarian Cagar Budaya di Kota Jakarta, antara lain melalui penyusunan Panduan Pelestarian Kawasan Cagar Budaya Menteng dan Kebayoran Baru, serta Panduan Rancang Kota Area Dalam Tembok Kota Tua Jakarta. PSUD juga terlibat dalam upaya penataan kawasan kumuh dan perkampungan di berbagai kota di Indonesia, antara lain melalui Penataan Kawasan Kumuh Taman Sari Kota Bandung, Perencanaan Peningkatan Kualitas Kawasan Kumuh Kecamatan Tanjung Selor, dll.

140


EPILOG

MEDIA PARTNERS

SUBBAB

141


@gaungbandung

@GaungBandung_

@xhq0923n

Logo oleh Hafidz M., Shania A., Asia L.

Gaung Bandung IMA-G



ini bukan akhir perjalanan kami, melainkan awal menuju perubahan Bandung yang lebih baik...

inilah persembahan terbaik kami, Panitia Gaung Bandung 2020


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.