1 minute read

Rehat

Next Article
Infografis

Infografis

SULUAH Padang: Melestarikan Manuskrip Minangkabau di Zaman Modern

Foto: GelizDok. Pribadi

Advertisement

MELIHAT: Seorang pengunjung sedang melihat pameran manuskrip minangkabu di Perpustakaan Universitas Andalas pada Senin (25/10/2021).

Komunitas Suaka Luhung Naskah (SULUAH) merupakan sebuah komunitas pecinta manuskrip yang bertujuan menyelamatkan, melestarikan dan mengkaji manuskrip. Didirikan pada tahun 2011 oleh para penggiat dan pecinta naskah, komunitas ini semakin eksis dalam dunia pernaskahan. Melalui program Fasilitasi Bidang Kebudayaan Kemendikbudristek tahun 2021 bidang Pemanfaatan Ruang Publik, Komunitas Suluah mendapat kesempatan untuk mengadakan kegiatan Pameran dan Pelatihan Preservasi Khazanah Manuskrip Minangkabau.

Kegiatan Pameran dan Pelatihan ini dilaksanakan bertujuan untuk memberikan informasi dan pelatihan kepada Pemerinta Kabupaten/Kota serta para pewaris naskah akan pentingya manuskrip untuk dijaga dan dilestarikan, serta pemanfaatan manuskrip sebagai ekonomi kreatif dan untuk ketahan budaya. Hampir seluruh wilayah Sumatra Barat (Minus Mentawai) merupakan sumber manuskrip. Baik di wilayah darek maupun rantau terdapat skriptorium yang pernah menjadi kecendekiaan orang-orang Minangkabau masa lampau. Saat ini, selain sudah banyak yang sudah menyeberang ke berbagai negara, seribuan manuskrip masih dapat ditemukan di berbagai tempat di Sumatra Barat.

SULUAH Padang juga mengadakan kegiatan pelatihan, seperti pelatihan digitalisasi manuskrip ke dalam bentuk database, preservasi Khazanah Manuskrip, dan yang terakhir berupa pelatihan transliterasi manuskrip Minangkabau yang dilakukan di Perpustakaan Universitas Andalas dimulai dari 25-30 Oktober 2021.

Pada sambutannya Ketual SULUAH Padang Chairullah menyampaikan pengharapannya bahwa dengan adanya Pameran dan Pelatihan Preservasi Khazanah Manuskrip Minangkabau ini diharapkan akan dapat memberi informasi persebaran, kondisi, dan kekhasan manuskrip Minangkabau, serta pemanfaatannya sebagai ekonomi kreatif.

Kegiatan ini menghadirkan 30 (tiga puluh) orang peserta yang terdiri dari pewaris naskah, utusan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, serta Dinas Kebudayaan dan Museum.

Kegiatan pameran menampilkan foto-foto dari skriptorium yang ada di Minangkabau, di antaranya Surau Simaung, Surau Latiah, Surau Parak Pisang, Surau Paseban, Surau Pondok Ketek, Surau Sa’id Bonjol, Surau Syekh Muhammad Yasin, Rumah Gadang Padang Laweh, Rumah Gadang Mande Rubiah, Kutub Khanah HAKA, dan Rumah Gadang Balun.

Galeri foto pameran juga menampilkan foto-foto keunikan dan keunggulan manuskrip Minangkabau seperti naskah-naskah rusak, surat Fakih Sutan Sirukam kepada Syekh Sialahan, Surat Rahmah El Yunusiyyah dan Siti Afifah kepada HAKA, kolofon, Nazam dan Syair, manuskrip azimat. Pada pameran ini juga menampilkan foto-foto reka iluminasi untuk ragam motif batik, di antaranya iluminasi Alquran koleksi Museum Adityawarman, iluminasi manuskrip cupak, dan iluminasi manuskrip Bonjol.

Penulis: Geliz Luh Titisari

This article is from: