5 minute read

Sorotan Kampus

Next Article
Konsultasi

Konsultasi

FKG Unand Genjot Pembangunan Gedung Fakultas Pada 2022

Foto: Afdal

Advertisement

PEMBANGUNAN: Lokasi pembangunan gedung Fakultas Kedokteran Gigi di samping Fakultas Kedokteran, Rabu (27/10/2021).

Diresmikan sejak 2012, Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Andalas (Unand) akan mulai pembangunan gedung fakultasnya sendiri pada awal 2022 mendatang. Berdasarkan sejarahnya, Kedokteran Gigi merupakan bagian dari Program Studi (Prodi) Fakultas Kedokteran (FK) Unand yang pada kepemimpinan Werry Darta Taifur menjadi FKG. Setelah ditetapkan sebagai fakultas, FKG dipinjamkan beberapa bagian dari gedung Fakultas Ekonomi Unand Jati. Fakta tersebut diungkapkan sendiri oleh Dekan FKG Unand, Nila Kusuma. “Memang sejak berdiri, tidak ada satu pun aset gedung yang dimiliki oleh FKG. Ruang kuliah, ruang tutorial, ruang skills lab semuanya tidak ada,” ungkap Nila saat ditemui Genta Andalas pada Rabu (13/10/2021). Membantah opini yang beredar bahwa pembangunan gedung FKG disebabkan oleh pihak Fakultas Ekonomi yang meminta kembali bangunannya. Nila mengatakan, gedung perkuliahan dan aset yang digunakan adalah milik Unand. Pindahnya FKG dari Jati ke Limau Manis dilakukan sesuai arahan pimpinan. Pembangunan gedung FKG telah dicanangkan sejak tahun 2016 dan tertera dalam masterplan Unand. Berlokasi di antara Fakultas Keperawatan dan Kedokteran Limau Manis, saat ini lahan yang akan digunakan telah dilakukan perataan dan penguatan lahan serta diberikan plang pemberitahuan bahwa akan segera dibangun gedung FKG diatasnya.

Setelah 5 tahun berlalu, pembangunan akhirnya akan dimulai, Nila menyebutkan penyebab pembangunan tak kunjung dilakukan antara lain karena jumlah dosen pada saat itu masih belum sebanyak sekarang, sehingga gedung rasanya belum terlalu dibutuhkan. Sejumlah tawaran peminjaman gedung dari sana sini belum pernah diterima lantaran banyak peralatan FKG yang rawan rusak jika sering dipindahkan.

“Misalnya dental unit, itu ada aliran air masuk, angin masuk, ada pembuangan, berurusan dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Setiap pemindahan itu akan berisiko karena peralatannya digital. Ada aplikasi di dalamnya. Mengatur ulang alat tersebut akan membahayakan dan membuang dana,” jelas Nila.

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak dosen dan minat alumni menjadi menjadi dosen juga tinggi di FKG. Tak hanya itu, ketatnya persaingan untuk bergabung menjadi mahasiswa FKG membuat pihak FKG Jati mulai berpikir membutuhkan gedung sendiri. Realisasi pembangunan tersebut dilaksanakan sebab FKG akan mengurus akreditasi pada 2023 mendatang. Awal Oktober 2021 lalu, FKG Jati telah kedatangan tim dari Konsil Kedokteran Indonesia untuk monitoring evaluasi. Mereka turut mempertanyakan tentang sarana prasarana yang wajib dipunyai oleh kampus untuk akreditasi FKG

Sebagai bagian dari proses akreditasi, beberapa unit gedung FKG Kampus Jati akan difungsikan menjadi Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM). Hal itu mengharuskan pejabat dekanat dan seluruh staf FKG Jati untuk mengosongkan beberapa ruangan. RSGM merupakan sesuatu yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah kedokteran gigi. Nila menyatakan, pada 2020 pihaknya mengurus izin operasional yang rencananya, tahun depan sudah bisa mengurus akreditasi rumah sakit tersebut.

Pemakaian gedung FKG di Kampus Limau Manis tidak harus menunggu pembangunan selesai. Jika setengah lantai saja sudah rampung, mereka akan pindah secepatnya.

“Kami hanya punya waktu setahun lebih sedikit untuk mempersiapkan semua aset yang akan dinilai dalam pengakreditasian ini. Jadi, tidak ada yang terbuang. Kalau akred-

itasi kami naik, kami berhak membuka sekolah spesialisasi,” tutur Nila.

Sepakat dengan Nila, Wakil Rektor (WR) II Unand Wirsma Arif Harahap menjelaskan bahwa saat ini urgensi pembangunan gedung FKG akibat pertambahan jumlah mahasiswa, kesiapan dosen dan sudah ada di program masterplan Unand. Disamping itu Wirsma juga mengatakan tidak ada hubungan pembangunan FKG dengan PTN-BH. “Upaya dari Unand mengajukan proposal, kalau dana dari Unand tidak ada karena uang kuliah kita paling murah, tidak cukup dananya,” kata Wirsma saat diwawancarai Genta Andalas, Senin (11/10/2021).

Sedangkan rancangan bangunan untuk gedung FKG Kampus Limau Manis akan diserahkan sepenuhnya kepada pihak Unand, namun rancangan yang diharapkan menyerap debu mikro dan nano. Nila mencontohkan, bor gigi jika dibiarkan dalam ruangan, akan mengancam kesehatan terutama paru-paru. Kemudian, di dalam FKG Kampus Limau Manis, nantinya akan disediakan sejumlah fasilitas sesuai kebutuhan perkuliahan. Fasilitas tersebut antara lain gedung perkantoran, keahlian laboratorium, dental aerosol dan lainnya.

Keputusan Unand yang akan melaksanakan perkuliahan secara offline pada November 2021 mendatang sedangkan jumlah ruangan gedung FKG Jati yang dapat digunakan untuk kebutuhan akademik akan berkurang. Nila mengatakan bahwa pihak rektorat berjanji akan membantu meminjamkan gedung. “Tidak akan ada masalah. Unand kan memiliki banyak gedung untuk dipinjamkan,” ujar Nila.

Selain FKG yang belum memiliki gedung sendiri, beberapa fakultas seperti Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) juga masih berjuang untuk memulai pembangunan gedung fakultasnya sendiri. Menanggapi hal tersebut, Dekan Fateta Unand, Feri Arlius mengatakan rencana pembangunan gedung Fateta sudah direncanakan sejak lima tahun lalu dan sudah diajukan proposalnya ke pusat untuk pengajuan penurunan dana pembangunan gedung. Kendala utama yang dialami dalam pembangunan gedung Fateta sendiri adalah dana untuk membangunnya, Feri menjelaskan bahwa Fateta saja membutuhkan 150 miliar rupiah untuk membangun gedung.

Lebih lanjut, beliau menerangkan bahwa untuk sekarang ini, Unand lebih fokus mengalihkan dananya untuk penanganan Covid-19, sehingga untuk mencari dana dari sumber lain yang salah satunya yakni Dana Hibah Luar Negeri (BHLN). “Ada prioritas-prioritas dari negara yang anggaran itu ketika kita minta bukan berarti langsung turun dananya. Untuk dana hibah luar negeri masih dalam perancangan,” jelas Feri saat diwawancarai Genta Andalas, Selasa (12/10/2021).

Dekan FKM Unand, Defriman Djafri menjelaskan lebih detail terkait belum dibangunnya gedung FKM. Mulanya, FKM sama seperti FKG Unand yang merupakan bagian dari Prodi dalam FK Unand. Defriman menyebut tidaklah mudah untuk mendirikan Gedung Dekanat. Namun lanjutnya, masterplan penempatan gedung telah disiapkan oleh pihak kampus.

“Secara masterplan penempatannya sudah oke, tidak ada masalah. FKM di depan keperawatan. Dulu memang masterplan sempat simpang siur, namun sekarang sudah final,” jelas Defriman saat diwawancarai Genta Andalas via Zoom, Rabu (13/10/2021).

Diketahui Dekan FKM, Fateta dan FKG telah mengikuti audiensi melalui Biro Perencanaan yang diundang dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Audiensi tersebut memberikan tawaran berupa peluang-peluang, seperti BHLN dengan jumlah mencapai 400 miliar rupiah. Akan tetapi, bantuan tersebut mensyaratkan kolaborasi dari beberapa elemen yang serumpun.

“Tujuan bantuan tersebut ialah ke Unand, bukan ke sebuah fakultas. Misalnya menggabungkan empat fakultas dengan tema tertentu, seperti tema kesehatan. Nantinya akan ditentukan kepentingan secara nasionalnya yang selanjutnya disinkronkan ke bidang kesehatan,” lanjutnya.

Mempersiapkan pembangunan gedung tentunya memerlukan dana yang tidak sedikit. Defriman menjelaskan bahwa FKM telah mempersiapkan Detailed Engineering Design (DED) sebagai syarat pembangunan. DED tersebut diklaim sudah lengkap, dan menghabiskan dana hingga 200 juta rupiah untuk merancangnya.

Selaras dengan pernyataan Defriman, WR II Unand menjelaskan bahwa pembangunan fakultas yang belum memiliki gedung sendiri seperti FKM sudah ada tanah peruntukannya. Berbeda halnya dengan Fateta, proposal pengajuan dana ke pusat masih belum lolos. Wirsma menambahkan kendala belum dibangun beberapa gedung fakultas disebabkan oleh prioritas pemerintah. Unand harus menyesuaikan strategi menyusun proposal pengajuan dana ke pusat.

“Pembangunan itu sendiri ada masa-masanya, jika proyek pemerintah fokus ke bidang pertanian maka ada peluang akan dibangun Fateta, jika pemerintah fokus ke bidang kesehatan, maka orang kesehatan yang dapat,” jelas Wirsma.

Sebagai perguruan tinggi berbadan hukum dan terakreditasi baik, kesejahteraan civitas akademika Unand harus diutamakan termasuk pengadaan fasilitas, gedung fakultas dan peralatan penunjang kegiatan perkuliahan lainnya. Hal ini berguna untuk kelancaran proses kegiatan belajar, akreditasi, dan sebagainya.

Reporter: Efi, Tasya, Dian, Afdal, Wahyudi, Selvia

“Kami akan mengikuti desain Unand, cuma untuk kebutuhan fasilitas di dalam yang kami lebih spesifik.”

Nila Kusuma -Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas-

This article is from: