Indonesia Darurat Perpecahan, Gatot : Satukan Perbedaan
S
ebagai bangsa yang terdiri atas keberagaman, Indonesia rentan untuk dipecah belah. Upaya yang dilakukan tidak lagi menggunakan kekuatan militer secara terang-terangan melainkan war u n t u k menggunakan proxy menaklukan negara lain. Proxy war merupakan upaya pecah belah dengan memanfaatkan pihak ketiga, seperti negara lain, lembaga ormas, atau yang lainnya. “Perang proksi dapat masuk ke dalam suatu negara melalui budaya, ekonomi, atau juga melalui propaganda dan provokasi melalui media sosial,” kata Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Gatot Eddy Pramono di Convention Hall Universitas Andalas, Jumat (14/2/2020). Selain itu, Gatot juga memaparkan jika nilai demokrasi sedang mengalami kemerosotan. Demokrasi yang ideal seharusnya didominasi oleh masyarakat yang berada pada kelas menengah, sementara Indonesia masih didominasi oleh kelas bawah. “Jika mayoritas masyaraka t low class, ditambah dengan demokrasi yang
Foto : Hafiz MENJEL ASK AN : Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Gatot Eddy Pramono MENJELASK ASKAN saat menjadi pemateri dalam Kuliah Umum di Convention Hall Universitas Andalas, Jumat (14/2/2020).
kurang dewasa, maka akan dapat memicu tindakan anarkisme. Karena kebebasan berdemokrasi digunakan sebebas-bebasnya dan akhirnya bisa disalahgunakan,” jelas Gatot. Demokrasi sebagai check and balance, meningkatkan supremasi hukum, HAM, serta pembatas antara hak dan kewajiban. Seperti memperhatikan hak-hak orang lain, norma atau aturan yang berlaku, serta aspek lainnya. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan juga menjadi masalah tersendiri bagi sebuah negara jika tidak disikapi dengan baik, begitu pun dengan globalisasi. Globalisasi melahirkan nilai-nilai baru yang tidak ada batas, jika tidak mampu menyaringnya dengan baik maka akan berbahaya. “Kesatuan dan persatuan bangsa akan baik jikalau kita menyatukan perbedaan-perbedaan antara kita bersama,” pungkas Gatot saat menjadi pemateri dalam Kuliah Umum bertajuk Persatuan Bangsa Geliz, Hafiz Untuk Indonesia Maju.
Sistem Wisuda Baru, Wisuda I Gunakan Sistem Lama
U
nand ubah ketetapan mengenai waktu pelaksanaan wisuda. Hal ini diputuskan berdasarkan hasil rapat pimpinan Unand dan fakultas tentang prosesi wisuda pada tanggal 23 dan 30 januari 2020 lalu. Waktu pelaksanaan wisuda tidak berdasarkan kalender akademik sebagaimana sebelumnya, empat kali setahun melainkan berdasarkan kuota wisudawan 1000-1200 orang saat wisuda. “Waktu pelaksanaan wisuda tidak lagi berdasarkan kalender akademik tapi berdasarkan kuota. Jika berdasarkan kalender akademik maka semuanya mendesak, seperti mahasiswa mendesak pembimbing, penelitian mendesak dan lain sebagainya,” jelas Wakil Rektor I Mansyurdin di Rektorat Unand pada Selasa (11/2/2020). Pelaksanaan wisuda Diploma 3, Sarjana, Profesi, Spesialis, Magister dan Doktor digabung dalam satu hari pada hari Sabtu (maksimal pada pukul 12.00 wib). Prosesi
Foto : ‘‘Ain Ain WISUD A : Wakil Rektor I saat diwawancarai terkait sistem baru wisuda WISUDA
wisuda yang baru menggunakan pola wisuda Profesi, Spesialis, Magister, dan Doktor yang dimodifikasi. Pelaksanaan wisuda pertama tahun 2020 tetap menggunakan pola sebelumnya karena jumlah wisudawan sudah mencapai sekitar 1600 orang. “Karena keputusan ini baru dikeluarkan, orang yang mendaftar sudah 1600 orang. Maka wisuda satu besok masih sama,” tambah Mansyurdin. Jika kuota sudah penuh dalam waktu satu setengah bulan, wisuda akan dilaksanakan dan tidak akan lama menunggu. Sehingga suasana akademik tidak ada istilah desak-mendesak lagi. Mahasiswi Ilmu Politik, Vivi setuju dengan adanya keputusan ini karena jika wisuda terjadwalkan pada kalender akademik maka akan susah jika terjadi keterlambatan dan menunggu sesuai kalender akademik. Tetapi, dengan ketetapan yang baru maka wisuda bisa kapanpun disesuaikan dengan jumlah ‘Ain mahasiswanya.
Wacana Penertiban Angkot di kawasan Unand
T
ahun ini, pihak Unand berencana untuk menertibkan rute angkutan kota (angkot) yang beroperasi di kawasan Unand. Pasalnya, angkot dapat saja menimbulkan masalah ketertiban kampus jika tidak ditangani serius dengan penertiban rute operasi. Hal ini disampaikan oleh Arpentius, Kabag Umum Unand saat diwawancarai oleh kru Genta Andalas, Sabtu (8/2/2020). Jika wacana ini terlaksana, ke depannya angkot tidak diperbolehkan melalui Jalur Dalam Kampus dan harus beroperasi sesuai rute yang ditentukan. Sama halnya dengan rute bus Unand, rute angkot pun akan diperlakukan sama yaitu melewati Jalur Lingkar Luar Unand. “Rencana, akan dipasang palang di beberapa titik (pertemuan jalur luar dan jalur dalam), sehingga angkot tidak lagi
Foto : Geliz MENUNGGU : Angkot masuk dan menunggu penumpang di Jalur Lingkar Dalam Unand (depan Gedung D), Sabtu (8/2/2020)
melewati jalur tengah, atau mengambil sembarang jalan,” kata Arpentius. Seorang mahasiswa, Ayu yang sering berkuliah di Gedung F dan E kurang setuju dengan wacana yang diajukan tersebut. Mengingat jarak dari jalur luar ke gedung F dan E sangat jauh. Padahal tujuan memakai angkot agar jarak yang ditempuh dengan berjalan kaki semakin dekat. Hal tersebut sudah diperkirakan oleh pihak Unand. Namun wacana ini diharapkan sebagai salah satu langkah menjaga ketertiban dan kenyamanan kampus agar tidak terjadi lagi gangguan dari pihak luar. “ WR II akan pergi ke Dinas Perhubungan untuk membicarakan ini, karena pengoperasian angkot di Unand ini belum ada perizinannya,” tutur Arpentius. Acha, Geliz