Tabloid Edisi 78

Page 7

Asia Farm Pekanbaru, Hay Day di Dunia Nyata Oleh : Icha Putri*

T

ahukah anda permainan mobile bernama ‘Hay Day’ yang sempat populer beberapa tahun belakang? Jika Anda gamers sejati, pasti tahu tentang game bertemakan pertanian dan peternakan ala kampung Eropa ini. Sekarang game tersebut direfleksikan dalam tempat wisata bernama Asia Farm. Terletak di Jalan Badak Ujung, Kelurahan Sail, Kecamatan Tanayan Raya, Kota Pekanbaru, tempat wisata ini menjelma menjadi primadona di tengah masyarakat Riau. Keunikan konsep yang ditawarkan menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berwisata di waktu libur atau sekedar menghilangkan kejenuhan ditengah padatnya aktivitas sehari-hari. Resmi dibuka pada tanggal 21 April 2019 lalu, taman rekreasi ini bisa dikunjungi pada pukul 10.00 hingga 18.00 WIB. Dibutuhkan waktu 30 hingga 35 menit dari pusat kota untuk mencapai tempat ini. Untuk tiket masuk, Anda cukup meronggoh kocek sebesar Rp25.000/ orang dan gratis untuk anak-anak dengan syarat tinggi di bawah 70 cm. Berbekal tiket tersebut, Anda dapat mengunjungi setiap spot yang ada, ditambah dengan soft drink gratis yang disediakan pengelola. Sesuai dengan namanya, Asia Farm menawarkan konsep wisata pertanian. Anda akan dimanjakan oleh berbagai tanaman seperti markisa yang tumbuh menjalar di sepanjang lorong jalan menuju spot menarik yang ada. Berbagai macam tanaman pertanian seperti jagung, padi, dan buah ditanam di lahan yang sangat luas. Taman bunga yang berada di antara bangunan Asia Farm menyempurnakan keindahan pemandangan. Konsep wisata terbuka dengan tetap mempertahankan keasrian lingkungan sekitar, akan membawa anda ke dunia fantasi ala game Hay Day. Jika merasa lelah selama perjalanan, Anda bisa menyewa sepeda. Anda juga tak perlu khawatir saat hujan ataupun panas, karena di sana juga disediakan sewa payung dengan harga yang terjangkau. Setiap bangunan, alat pertanian dan peternakan, tumbuhan, hewan, dan ornamen yang ada di Asia Farm ini memang dibuat sama persis seperti yang ada di game Hay Day. Mengusung konsep wisata edukasi, pengunjung terutama anak-

anak tidak hanya berwisata tapi juga mendapatkan edukasi dari pengalaman yang didapat. Seperti pengalaman memberi makan hewan, mengenal jenis-jenis tanaman dan hewan ternak, dan ditambah dengan informasi edukasi dari papan penjelasan yang ada di setiap spot yang disediakan. Jondrizal pengunjung asal Pekanbaru

burung-burung bersayap cantik. Anda diperbolehkan masuk untuk melihat secara dekat burung-burung tersebut. Terdapat spot foto nan unik bagai gembok cinta mini yang bertengger di atas pepohonan yang ada di dalam rumah burung tersebut. Selesai berkunjung di rumah burung, Anda dapat beralih ke Dairy, yaitu rumah tempat

Foto : Icha BERJ AL AN : Pengunjung sedang berjalan mengunjungi spot yang ada di Asia Farm BERJAL ALAN Pekanbaru, Riau. mengungkapkan bahwa keberadaan Asia Farm di tengah kota Pekanbaru merupakan suatu hal yang istimewa sebagai tempat wisata. “Asia Farm memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk bermain dan berwisata sambil belajar. Mereka bisa mengenal hewan secara langsung,” katanya. Ada 33 lebih spot wisata yang dapat Anda kunjungi. Beberapa diantaranya ada Farm House, Silo (tempat menyimpan hasil pertanian), pabrik pakan, helper house, Rumah Jam ala Jerman, Asia Barn (bioskop mini yang menayangkan film edukasi untuk anak-anak), dan waterpark yang segera akan dibuka. Disamping itu, juga terdapat rumah burung bak sangkar raksasa. Di dalamnya terdapat pohonpohon besar yang menjadi tempat tinggal

pengolahan berbagai produk susu yang difungsikan sebagai museum edukasi tentang susu. Untuk masuk ke sana gratis dan Anda dapat membeli produk olahan susu seperti yogurt. Tidak hanya nuansa Eropa yang disuguhkan, di sini Anda bisa merasakan keindahan kampung samurai versi mini. Disambut dengan replika pintu kuil ala Fushimi Inari Shrine dan minka (rumah tradisional Jepang) lengkap dengan kolam dan air terjunnya yang juga mini, anda akan merasakan suasana hangat pedesaan dari Negeri Sakura tersebut. Anda juga dapat menyewa kimono, pakaian tradisional Jepang dan baju tradisional Belanda untuk berfoto. Namun anda harus merogoh kocek Rp50.000/baju. Puas berfoto di

kampung Jepang, Anda dapat beralih mengunjungi Rumah hobbit sebagai bangunan ikonik dari negara New Zealand. Rumah hobbit ini akan mengingatkan Anda pada film ‘The Lord of the Rings’ yang populer di awal tahun 2000-an. Lelah mengunjungi beberapa spot wisata Asia Farm, Anda bisa melepas lelah di roadside shop layaknya foodstreet ala Venesia. Anda bisa menikmati berbagai makanan dari beberapa brand terkenal. juga ada kuliner khas Indonesia seperti sate, ayam penyek, pempek, gorengan, siomay, dan minuman bisa Anda dapatkan dengan harga yang terjangkau. Asia Farm memiliki Kincir Angin berukuran besar ala Negeri Belanda, Anda diperbolehkan masuk dan naik ke atas bangunan tersebut. Tentunya menjadi objek bagi yang hobi berswafoto dengan nuansa negeri Belanda. Spot terakhir yang bisa Anda hampiri adalah hutan kelinci, terdapat banyak rumah kelinci yang tersebar di beberapa titik. Sebelum meninggalkan tempat wisata Asia Farm ini, Anda harus mampir di toko souvenir untuk membeli kenang-kenangan yang nantinya akan dibawa pulang. Harga yang ditawarkan pun relatif terjangkau. Disetiap sisi yang ada selalu menarik untuk dijadikan spot foto. Disepanjang perjalanan, Anda dapat menikmati rasanya berwisata ke beberapa negara dalam satu waktu. Suasana kampung Eropa semakin terasa karena di setiap spot yang ada diiringi lantunan musik khas masing-masing negara. Bangunan bercorak Eropa dipadukan dengan wisata bernuansa pedesaan menghasilkan pemandangan yang apik untuk dinikmati. Konsep wisata edukasi bertani dan beternak yang disuguhkan, akan memberikan pengalaman tersendiri bagi Anda . Anda akan merasa berada di dunia fantasi yang dapat me-refresh pikiran Anda setelah lelah dengan aktivitas perkuliahan. Jika anda ingin berlibur sambil hunting foto dengan spot yang instagenik, maka pastikan Asia Farm masuk ke dalam daftar liburan Anda .

*P enulis merupak an Mahasiswa *Penulis merupakan Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fak ultas Kesehatan Masyarak at akultas Masyarakat Universitas Andalas

Kelenteng See Hin Kiong Gambarkan Toleransi di Kota Padang

K

ota Padang mempunyai sejarah panjang di masa lalu. Dulunya kota ini merupakan daerah perantauan masyarakat Minangkabau dari dataran tinggi (darek). Tempat pertama yang dijadikan permukiman berada di aliran Batang Arau. Kehidupan masyarakat semakin berkembang seiring masuknya kapal-kapal dagang dari kawasan Asia dan Eropa. Beberapa waktu lalu, saya sempat menelusuri daerah yang menjadi sentral kehidupan masyarakat Padang dulunya, keberagaman dan kebudayaan terhampar dengan eloknya. Bisa kita temui bangunanbangunan tua peninggalan bangsa kolonial, masih berdiri kokoh di sekitaran aliran sungai ini, beberapa tampak tidak terawat. Salah satu yang menarik perhatian saya saat menelusuri setiap lekuk kawasan Kota Tua ini adalah bangunan kelenteng yang berdiri dengan megahnya. Hal ini menunjukkan bahwa nilai toleransi masyarakat Padang begitu tinggi, karena tidak jauh dari sana, juga berdiri sebuah masjid tua. Saya menyempatkan diri singgah sebentar di Kelenteng See Hin Kiong. Bukan untuk beribadah karena saya seorang Muslim, tapi tidak ada salahnyakan

Oleh : Linda Susanti*

Foto : Linda TU A : See Hin Kiong, Kelenteng tertua di Kota Padang. TUA jika saya melihat dan mengetahui apa saja yang ada di tempat peribadatan saudara kita yang berdarah Tionghoa ini. Kelenteng See Hin Kiong terletak di Jalan Kelenteng, Kelurahan Kampung

Pondok, Kecamatan Padang Barat. Berada di Kampung Pondok membuat saya merasa seolah berada di Negeri Tirai Bambu. Nuansa Tionghoa sangat terasa dengan adanya hiasan-hiasan khas China, seperti

patung-patung naga, lilin-lilin besar, dan lampion. Terlebih saat itu adalah perayaan Imlek, suasana Kelenteng tertua di Kota Padang ini jadi lebih meriah. Melewati pintu utama kelenteng, saya disambut dengan bangunan khas China yang dominan berwarna merah, membuat cuaca terik siang hari terasa semakin panas. Di halaman Kelenteng terdapat beberapa patung khas China, serta sebuah monumen yang bertuliskan tanggal pengerjaan bangunan kelenteng setelah bangunan aslinya rusak diguncang gempa tahun 2009 silam. Dalam sejarahnya, Kelenteng See Hin Kiong ini diprakarsai dan didirikan Kapten Lie Goan Hoat dan Letnan Lie Soen Mo Serta Letnan Lie Lian It pada 1893 dan selesai dibangun pada 1897. Dengan dana kurang lebih Rp 5 miliar, akhirnya kelenteng See Hin Kiong dibangun kembali tepat di seberang jalan kelenteng lama. Pembangunan ini dimulai pada tahun 2010, turut melibatkan seorang aristek China dengan tetap mempertahankan arsitektur yang sama dengan sebelumnya. Kelenteng yang asli kini dijadikan sebagai museum, Bersambung ke halaman 19..


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.