Haluan 20 Januari 2018

Page 1

Harian Umum

EDISI: 085, TAHUN KE-70

SABTU, 20 JANUARI 2018

Harga Eceran Rp3.750/Eks (Luar kota tambah ongkos kirim)

Mencerdaskan Kehidupan Masyarakat

3 Jumaidil Awal 1439 H

REDAKSI / BISNIS: Komplek Bandara Tabing, Jl. Hamka Padang. Telp. (0751) 4488700, Fax (0751) 4488704, Email: haluanpadang@gmail.com

Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi) , (QS Al Qasas Ayat 5)

SUBUH ZUHUR ASHAR MAGRIB ISYA

05.03 12.31 15.55 18.36 19.50

WIB WIB WIB WIB WIB

Puluhan Cakada Belum Laporkan Kekayaan PADANG, HALUAN — Komisi Pemberantasan Korupsi menyatakan, hingga Jumat (19/1) malam, puluhan bakal calon kepala daerah belum menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara ( LHKPN) ke KPK. Hari ini merupakan batas waktu terakhir bagi bakal calon kepala daerah yang maju di Pilkada 2018 untuk melaporkan kekayaannya ke KPK. Para bakal calon kepala daerah seharusnya melaporkan LHKPN sebagai persyaratan untuk mengikuti Pilkada 2018. Direktur Pendaftaran dan Pemeriksaan LHKPN Cahya Hardianto Harefa mengatakan, hingga pukul 18.00 WIB, Jumat, baru sekitar 1.100 dari 1.150 orang bakal calon kepala daerah yang melapor. “Jadi mungkin tinggal beberapa puluh lagi,” kata Cahya di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat malam. Kemungkinan, para bakal calon kepala daerah yang belum melapor itu karena beberapa faktor seperti masih dalam perjalanan, pengiriman LHKPN lewat pos belum sampai, atau alasan lainnya. Febri mengatakan, sejauh ini sebagian bakal calon kepala daerah memang sudah ada yang melaporkan harta kekayaannya ke KPK. Namun, banyak juga yang belum membuat laporan. “Sudah ada sekitar 360 orang. Kami imbau yang belum untuk segera melaporkannya karena nanti setiap perolehan harta setelah menjabat dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Febri. Syarat melaporkan LHKPN bagi para kandidat tertuang dalam Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2017 tentang perubahan atas Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2017 pasal 4 ayat 1 poin k. Selain itu, para penyelenggara negara wajib melaporkan kekayaannya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme. Kemudian, Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK dan Peraturan KPK Nomor: 07 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pendaftaran, Pengumuman dan Pemeriksaan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara. Di sisi lain, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) Basaria Panjaitan mengatakan, kesadaran anggota legislatif untuk membuat laporan harta kekayaan penyelenggara negara ( LHKPN) masih tergolong rendah. Terlebih lagi anggota legislatif di daerah. “KPK masih mendapati kepatuhan pelaporan harta oleh anggota legislatif di daerah masih rendah yaitu sekitar 28 persen,” ujar Basaria sebelumnya. Secara nasional, angka pelaporan harta kekayaan oleh anggota legislatif juga terbilang rendah, yakni sebanyak 30,96 persen dari 14.144 wajib lapor. Sementara >> PULUHAN hal 07

TAK MASUK KERJA – Puluhan karyawan Matahari Departement Store yang ada di Basko Grand Mall dipulangkan, dan tidak bekerja pascaeksekusi terhadap bangunan hotel dan grand mall, Jumat (19/1). Tidak hanya karyawan Matahari, sejumlah toko yang ada di Basko Grand Mall juga terpaksa meliburkan karyawannya. IRHAM

KETUA PHRI SUMBAR

Cara Eksekusi Hotel Basko Berbahaya ksekusi hotel dan grand mall Basko, Kamis (18/1) menjadi sorotan banyak pihak dan menimbulkan persepsi buruk terhadap dunia usaha Sumbar. Banyak investor yang berpikir ulang untuk menanamkan modalnya di Sumbar, karena takut hal serupa menimba. Pertanyaan yang banyak muncul, kemana pemerintah saat itu?

E

PADANG, HALUAN — Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumbar, Maulana Yusran menyesalkan cara Pengadilan Negeri Padang mengeksekusi hotel basko saat

eksekusi lahan hotel dan mal Basko, Kamis (18/1). PHRI menilai eksekusi itu berbahaya. Maulana Yusran, mengutarakan, pihaknya prihatin melihat cara Pengadilan Negeri

Padang yang anarkis dan berbahaya saat mencoba meruntuhkan bagian belakang hotel Basko karena di dalam hotel ada banyak orang, baik karyawan maupun tamu. “Seharusnya eksekutor memastikan bahwa tidak orang lagi di dalam hotel. Seharusnya aparat keamanan menyuruh tamu hotel keluar, kalau tidak bisa diajak, dipaksa saja. Jangan sampai tamu hotel yang tidak tahu apa-apa dengan masalah itu menjadi korban. Jangan mengeksekusi hotel

seperti mengeksekusi bangunan liar atau bangunan kosong. Ini hotel. Banyak orang di dalamnya. Kalau kemarin eksekusi bangunan itu diselesaikan, lalu terjadi apa-apa saat bangunan itu diruntuhkan, misalnya terjadi kebakaran karena di atas bangunan itu ada kolam renang, lalu airnya tumpah mengenai genset atau yang bisa menyebabkan terbakar, siapa yang bertanggung jawab terhadap tamu hotel? Mengeksekusi hotel sebesar itu harus punya perencanaan dan

memperhatikan bangunan yang akan terkena dampak peruntuhan itu. Jangan sampai eksekusi menimbulkan masalah baru,” ujarnya saat dihubungi Haluan, Jumat (19/1). Maulana Yusran menyarankan PT Kerata Api Indonesia (KAI)—pihak yang beperkara dengan Basko Group— dan Pengadilan Negeri Padang untuk tidak melihat masalah tersebut dari sudut pandang kalah dan menang, tetapi me>> CARA hal 07

Pak Bas Dulu Diminta Pulang Kampung

Oleh Bustami Narda

M

embaca judul berita utama Haluan, Jumat kemarin,”Basko “Dihabisi” di Kampung Sendiri”, mengingatkan saya pada sekian puluh tahun silam, ketika saya menjadi notulen Gubernur Sumbar Hasan Basri Durin (Alm) di ruangan kerjanya. Suatu hari, Gubernur Hasan Basri Durin terlibat pembicaraan dengan pemilik Universitas Jaya Baya Jakarta yang orang Paria-

man. Namanya saya sudah lupa. Di ruangan itu hanya ada tiga orang saja. Pak Gubernur Hasan Basri Durin, pemilik Universitas Jaya Baya tersebut dan saya sebagai tukang catat hasil pembicaraan dua tokoh yang saya lihat sangat akrab ini. Dari sekian banyak pembicaraan, satu hal yang menarik untuk tulisan ini, ketika pak Hasan mengatakan bahwa sahabatnya ini orang sukses di rantau, orang kaya raya, tapi satu hanya kurangnya, orang malas pulang kampung. Hal ini diutarakan pak Hasan dengan nada bergurau penuh tawa dan canda. Sekali itu saya melihat pak Hasan berkelakar seceria itu. Biasanya beliau orang yang serius, sulit berkelakar apalagi tertawa-tawa. Begitu habis pembicaraan pak Hasan, temannya ini langsung menjawab, bahwa bukannya dia tak mau pulang, namun hidup di kampung ini d ia yang tidak pandai. Dia takut kalau nanti

setelah pulang pula orang kampung benci. “ Jan-jan bisuak, alah dakek pulo mangko ka jauah. (Jangan-jangan besok setelah dekat pula maka berjauhan),” jawabnya lagi-lagi sambil bergurau dan tertawatawa penuh akrab. “Kawan lihat Basrizal Koto. Dia seorang anak muda sukses di rantau, yang kini mau pulang membangun kampungnya. Dia telah mengatakan siap menanamkan investasinya di sini (Sumbar). Pertama dulu memang sama juga pemikirannya dengan kawan. Tapi setelah saya yakinkan berkali-kali bahwa saya memintanya agar mau membangun kampung, agar mau menanamkan investasi di tanah kelahirannya, dia toh mau. Tapi dia kan lain dari kawan. Dia anak muda yang keras, tapi sangat hormat pada orang tua. Rendah hati. Kawan kan tak seperti dia. >> PAK BAS hal 07

SEORANG pekerja mengais puing-puing reruntutan Basko Grand Mall untuk mencari-cari barang yang masih bisa diselamatkan. Akibat eksekusi yang dinilai membahayakan, manajemen Basko Hotel dan Basko Grand Mall mengalami kerugian yang tak sedikit. IRHAM

Wawako: Basko Berkontribusi Besar PADANG, HALUAN — Wakil Walikota Padang Emzalmi prihatin atas eksekusi bangunan Basko Hotel dan Mall yang terjadi Kamis (8/ 1). Basrizal Koto menurut Emzalmi adalah sosok yang

berjasa dalam membangun dunia usaha dan lapangan kerja di Kota Padang. Dieksekusinya Basko berdampak buruk bagi warga >> WAWAKO: hal 07

Yusafni Menolak Bertanggung Jawab Sendiri PADANG, HALUAN – Pihak Yusafni Ajo, terdakwa kasus dugaan korupsi Rp6,5 miliar menganggap dakwaan yang disusun Jaksa Penuntut Umum (JPU) kabur. Alasannya, di dalam dakwaan, Yusafni didakwa melakukan tindakan hukum secara bersama, namun dalam persidangan hanya Yusafni sendiri yang diajukan sebagai terdakwa. Hal itu diungkapkan Bob Hasan, kuasa hukum Yusafni dalam eksepsinya, Jumat (19/ 1). “Mengapa berkasnya Yusafni itu sendiri, sementara dalam dakwaan disebut bersama-sama. Walau dalam aturan tindak pidana korupsi dapat saja diacarakan dalam persidangan yang sama, nawww.harianhaluan.com

TERDAKWA korupsi Rp6,5 miliar, Yusafni Ajo berjalan keluar dari ruang sidang, usai duduk di kursi pesakitan Pengadilan Tipikor Padang, Jumat (19/1). IRHAM

mun berkasnya berbeda. Jadi dakwaan itu kabur menurut kami karena dalam kasus ini hanya mendakwa satu orang,” kata Bob Hasan di Pengadilan

Tindak Pidana Kurupsi (Tipokor) Padang. Dikatakannya, dalam dakwaan itu semestinya JPU menyusunya dengan cermat,

 Redaktur: Bhenz Maharajo

teliti dan jelas. Mulai penyusunan pasal dalam dakwan, peristiwa hukum, peristiwa pidana dan sampai titik penentuan atas secara hukum seseorang dinyatakan tersangka. “Dalam struktur pemerintahan daerah, kewenangan itu bukan terletak pada Yusafni sabagai PPATK, tetapi atasanya. Bahkan perlu diketahui bahwa sesungguhnya Yusafni ini tidak bisa diulang-ulang menjadi PPATK beberapa tahun berturut-turut. Di sini bisa dilihat kenapa dia bisa selalu ditunjuk, tentu ada sesuatu di sini,”ujarnya lagi. Ketika dakwaan hanya tertuju pada satu orang >> YUSAFNI hal 07  Layouter: Syamsul Hidayat


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.