Harian Umum
I klan Berlangganan Pengaduan
MEDIA GROUP
MINGGU
Harga Eceran Rp2.500/eks, Harga Langganan Rp57.000/bulan
Mencerdaskan Kehidupan Masyarakat
IDRIS, PEMILIK TOKO RAISYA PANCING
Semua Kebutuhan Memancing Ada di Sini PERSONAL 22 Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (QS Luqman ayat 6) 12.27WIB
15.32 WIB
18.31 WIB
4488700 9559333 4488702
TERBIT 24 HALAMAN NOMOR 311 TAHUN KE 63
25 MARET 2012 M/2 JUMADIL AWAL 1433 H
05.07 WIB
0751 0751 0751
19.39WIB
LAPORAN UTAMA
Bangun 150 Unit Diler Nissan
Indomobil Siapkan Rp1,5 Triliun
Gaya dengan Animal Print
OTOMOTIF 15
ELOK 13
MUSYAWARAH ADAT APLIKASI MANAJEMEN SUKU
Masalah Nagari Selesaikan dalam Nagari PERANAN dan fungsi ninik mamak perlu dimaksimalkan dalam nagari. Masalah yang terjadi dalam nagari diharapkan bisa tuntas di tingkat nagari dan tak perlu sampai ke pengadilan maupun kepolisian.
TANGGULANGI KEMISKINAN
>> MASALAH hal 11
PADANG, HALUAN — Kemiskinan masih menjadi masalah utama pada tahun ini dan juga tahun berikutnya. Beberapa hal yang menyebabkan kemiskinan masih berurat akar di Sumatera Barat adalah program penanggulangan kemiskinan yang belum sepenuhnya berbasis nagari dan belum adanya lembaga keuangan penanggulangan kemiskinan yang terpadu. Hal ini disampaikan Sekretaris Bappeda Provinsi Sumbatera Barat, Heldi, Jumat (23/3) lalu di Hotel Pangeran Padang. “Berbagai program yang ada belum sepenuhnya berbasis nagari, karena data yang menjadi dasar setiap program masih secara acak, belum by name by address. Sedangkan laporan dari lembaga keuangan untuk penanggulangan kemiskinan masih bersifat satu-satu atau parsial belum menyatu menjadi satu lembaga keuangan pananggulangan kemiskinan,” jelas Heldi. Selain itu, lanjutnya, hal lain yang menyebabkan angka kemiskinan di Sumbar tidak jauh berubah dari tahun ke tahun adalah jumlah kelompok sasaran yang lebih besar dari ketersediaan program dan alokasi dana. “Program kemiskinan belum fokus terhadap 14 variable kemiskinan,” katanya. Empat belas variable kemiskinan tersebut adalah luas lantai kurang dari 8 meter, jenis lantai, jenis dinding, sanitasi, sumber air minum, penerangan, jenis bahan bakar, makan satu kali sehari, tidak pernah membeli pakaian baru dalam setahun terakhir, tidak mampu berobat ke puskesmas, nilai kekayaan kurang daro Rp500 ribu, Kepala Rumah tangga tidak memiliki ijzah SD dan bekerja di sector Pertanian.
Meretas Marginalisasi Orang Rimba ORANG Rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) adalah bagian dari bangsa Indonesia yang terpinggirkan dalam derap pembangunan. Hutan dan rimba sebagai “rumah”nya pun digerus atas nama investasi. Sepanjang hayatnya, Orang Rimba ini sangat minim memperoleh layanan kesehatan, kurang mendapat akses pendidikan, bantuan beras miskin tak pernah diterima, dan tak adanya pengakuan legalitas formal terhadap keberadaan mereka secara hukum, Orang Rimba hidup berkelompok (rombong) yang tersebar di kawasan Taman Nasional Bukit 12 Jambi, di sepanjang jalur lingkar tengah Sumatera, Kabupaten Musi Banyuasin, Batangahari, Sarolangun, Merangin, Bungo, Tebo, Dharmasraya, Solok Selatan dan Kuantan Singingi. Penyebarannya berada pada empat provinsi, yakni Provinsi Sumatra Selatan, Jambi, Sumbar dan Riau. Luasnya kawasan hunian Orang Rimba—beberapa varian menyebut Orang Kubu, Suku Anak Dalam, Orang Sakai, dan lain sebagainya—memaksa mereka hidup perpencar-pencar. Dalam catatan literatur tentang Orang Rimba ini, dikatakan, seperti ditulis Achmanto Mendatu dalam riset kecilnya diblognya, Orang Rimba adalah masyarakat hutan yang benar-benar tinggal dan hidup di dalam keteduhan hutan. Mereka memanfaatkan seluruh ruang hutan bagi kehidupan. Filosofi hidup mereka pun bersumber pada kehidupan hutan.
>> BANYAK hal 11
MUSYAWARAH Adat Aplikasi Manajemen Suku menghasilkan nota kesepahaman yang ditandatangani Wakil Gubernur Sumbar, Kapolda Sumbar, dan LKAAM Sumbar disaksikan Menteri Dalam Negeri, pinisepuh Minangkabau, mantan Kapolri Prof Dr Awaludin Djamin, mantan Menkokesra dan Gubernur Sumbar Letjen TNI Purn H Azwar Anas.RISWAN
RIZANTO TEMUI MENDAGRI
Pertanyakan Masyarakat Tanjung Raya Dana Heritage Tolak Aksi “Mataram” Gerbang Nagari
CHELSEA VS HOTSPURS
TUNTUT PAJAK AIR DANAU MANINJAU
Berbagi Angka diDerbyLondon LONDON, HALUAN – Derby London antara Chelsea dan Tottenham Hotspur hanya menghasilkan tambahan satu angka setelah kedua kesebelasan bermain imbang dengan skor “kacamata” alias 0-0. Hasil ini membuat Chelsea gagal memasuki fase empat besar karena selisih poin antara kedua masih satu poin. Spurs terpaku di posisi empat, sedangkan Chelsea, tertahan di ranking lima. Bertanding di Stamford Bridge, Sabtu (24/3) malam WIB, Chelsea dan Spurs relatif tak memiliki banyak peluang di
>> BERBAGI hal 11
Banyak Program Tak Berbasis Nagari
JUAN MATA (Chelsea) dan WILLIAM GALLAS
MANINJAU, HALUAN — Aaksi Hamdani bersama dengan kelom pok Mataram (Masyarakat Tanjung Raya Menggugat), kini sudah meresahkan mayoritas warga Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Sebagai reaksi masyarakat, melalui wali nagari dan pemuka masyarakat se-Keca- PINTU AIR (WEIR) PLTA, menuju alirannya ke Batang matan Tanjung Raya, pada Antokan, di Muko-Muko, Tanjung Raya. Pajak air permukaan merupakan inti tuntutan Hamdani dengan kelompok Mataram >> MASYARAKAT hal 11 terhadap Bupati Agam belum lama ini. MIAZUDDIN
PADANG, HALUAN — Tidak puas dengan pencoretan anggaran untuk pembangunan gerbang Nagari Pariangan, anggota Komisi IV DPRD Sumbar Rizanto Algamar tunggu Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi di BIM, Kamis (22/3) lalu. Ia menanyakan langsung dan memastikan pada Mendagri, soal boleh tidaknya pengalokasian anggaran untuk heritage (warisan budaya) nagari tuo Pariangan tersebut. Sebelumnya, melalui Pemkab Tanah Datar diusulkan program pembangunan dua gerbang utama, untuk nagari tuo ke Pemprov Sumbar.
>> PERTANYAKAN hal 11
Ibu Rumah Tangga Timbun Minyak Tanah BATUSANGKAR, HALUAN — Seorang ibu rumah tangga, warga Jorong Ateh Balai, Nagari Balai Tangah, Kecamatan Lintau Buo Utara, Tanah Datar, berhasil diamankan polisi karena menimbun sekitar 1.776 liter minyak tanah, Kamis (22/3) sekitar pukul 15.00 WIB. Minyak tanah yang ditemukan polisi di rumah pelaku yang diketahui berinisial YH (29) sudah diamankan di Mapolres Tanah Datar. Kapolres Tanah Datar AKBP Teguh Trisasongko didampingi Kasat Reskrim AKP Wahyudi mengatakan, pihaknya berhasil mene-
mukan minyak tanah yang diduga ditimbun di rumah milik YH sebanyak 25 buah deriken berisikan 35 liter minyak tanah dan sekitar 1.000 liter lainnya disimpan pelaku di dalam 4 buah drum. “Sebetulnya kegiatan pelaku ini sudah terpantau anggota kita di lapangan, apalagi dengan dikuatkan oleh laporan sejumlah masyarakat. Pelaku dapat ditangkap di rumahnya bersama barang bukti lainnya,” kata Kapolres kepada Haluan, Sabtu (24/3) di Mapolres Tanah Datar.
>> IBU hal 11