Harian Umum
Mencerdaskan Kehidupan Masyarakat JUMAT,
29 Desember 2017 / 11 Rabiul Akhir 1439 H / Edisi: 079, Tahun ke-70 / Harga Eceran Rp3.750/Eks (Luar kota tambah ongkos kirim)
Sumbar Bergerak Tangkal LGBT L GBT sudah merasuk di seluruh lini kehidupan. Ini tidak boleh dibiarkan. Semua lintas sektoral harus sudah melakukan sosialisasi pencegahan. Waktunya Sumbar bersikap tegas” DUSKI SAMAD, KETUA MUI PADANG
PADANG, HALUAN — Pergerakan kaum Lesbian Gay Biseks dan Transgender (LGBT) di Sumbar membuka mata seluruh kalangan. LGBT tidak lagi sekadar proses alamiah, tapi sudah menjurus gerakan massif yang merusak. Semua kalangan sudah semestinya satu suara melakukan penolakan. Pun demikian, individu yang terpapar tak harus dibenci, tapi dirangkul untuk diobati. Koran Haluan yang sejak
sepekan belakangan gencar memberitakan LGBT dan memberi solusi, jadi bahan diskusi di banyak tempat. Grup Whats App, berhari-hari bahasan tidak terlepas dari LGBT, di Facebook, dan Instagram, seratusan orang yang membagikan screenshot laman Haluan. Semuanya resah, khawatir terhadap masa depan negeri yang sampai saat ini masih berpegang teguh pada
>> SUMBAR hal 07
Gay Sasar Pelajar Kota Batiah PAYAKUMBUH, HALUAN — Keberadaan kaum homoseksual yang biasa disebut gay di Payakumbuh semakin meningkat. Dari tahun ke tahun jumlahnya terus naik. Kelompok ini sudah tidak segan-segan tampil dikhalayak ramai, bahkan melakukan penyebaran dengan menyasar anak sekolah. Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Payakumbuh, Parman Rizal menyebutkan, pemerintah mesti segera cepat tanggap dengan masifnya gerakan kelompok LGBT di tengah masyarakat. “Mereka banyak menyasar anak-anak sekolah terutama SMA. Penularannya banyak melalui media sosial dan kumpul-kumpul di kafe,” ujar Parman kepada Haluan, Kamis (28/12). Menurut Parman, peningkatan jumlah gay di Payakumbuh cukup mengkhawatirkan. “Datanya masih yang lama, 2013 sekitar 234 orang, 2014 jadi 400 orang dan data terakhir 2016 sudah mencapai 625 orang. Dari pantauan lapangan, saya kira di 2017 datanya semakin meningkat,” ujar Parman. GANJA ACEH – Kapolresta Solok AKBP Doni Setiawan memperlihatkan barang bukti 90 kilogram ganja asal Aceh yang disita dari tangan, Fachrur Rozi, mantan polisi yang ditangkap Rabu (28/12). Ganja itu diperkirakan untuk diedarkan pada malam pergantian tahun. IST Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolong. (QS As Shura Ayat 8)
SUBUH ZUHUR ASHAR MAGRIB ISYA
04.40 12.08 15.33 18.14 19.27
WIB WIB WIB WIB WIB
>> GAY SASAR hal 07
MELAWAN DITEMBAK
Mantan Polisi Selundupkan 90 Kg Ganja SOLOK, HALUAN — Polresta Solok berhasil menggagalkan penyelundupan ganja dari Aceh ke Sumbar, , Rabu (28/ 12) malam. Sebanyak 90 kilogram ganja siap edar berhasil diamankan dari
tangan Fachrur Rozi, mantan anggota Polres Langsa Polda Nangro Aceh Darussalam. Sempat melawan, Fachrur ditembak di bagian kaki. Kapolresta Solok AKBP Doni
Setiawan, Kamis (28/12) mengatakan, penangkapan mantan polisi itu sempat diwarnai aksi penghadangan dan tembakan senjata api. “Pelaku sempat kabur saat dihadang oleh petugas yang
kami bagi menjadi tiga tim,” terangnya. AKBP Doni Setiawan menjelaskan, terungkapnya bandar narkoba tersebut
>> MANTAN hal 07
Sumbar Kekurangan Pakar Mikrolinguistik Bahasa Minang PADANG, HALUAN — Pakar bahasa dari Universitas Negeri Padang (UNP), Profesor Jufrizal, menyatakan, Sumatera Barat (Sumbar) kekurangan pakar mikrolinguistik (fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik) bahasa Minangkabau. Menurutnya, hal itu berpengaruh terhadap tidak tergalinya bahasa Minang secara linguistik (ilmu bahasa). Sepengetahuan Jufrizal, saat ini, pakar mikrolinguistik bahasa Minang di Sumbar tidak sampai berjumlah sepuluh orang, yakni ia dan Prof Ermanto Tolantang (UNP), Dr Yusdi, Prof Nadra, Dr Lindawati, dan Dr Rina Marlita (Universitas Andalas) dan Dr Yetti Morelen (Universitas Bung Hatta). “Sumatera Barat butuh peneliti mikrolinguistik. Kebutuhan peneliti mikrolingustik paling mendasar adalah untuk kajian fonologi. Saat ini, tidak peneliti mikrolinguistik yang
sampai doktor di Sumbar. Dulu ada, tetapi sudah meninggal dunia. Kajian morfologi juga butuh. Saat ini, doktor morfologi hanya Dr. Ermanto dan Dr. Linda. Sementara itu, doktor sintaksis ada saya dan Dr Yusdi. Adapun untuk kajian semantik, belum ada doktornya di Sumbar. Peneliti kajian semantik yang ada saat ini di Sumbar hanya sekadar bisa,” ujar Jufrizal di Gedung Fakultas Bahasa dan Sastra UNP, Kamis (28/12). Penyebab kurangnya pakar mikrolinguistik bahasa Minang di Sumbar, menurut Jufrizal, tidak tertariknya dosen linguistik mempelajari mikr olinguistik. Ia berpendapat, peneliti linguistik di Sumbar tidak tertarik menyelidiki fitur-fitur kecil dari bahasa seperti yang terdapat pada kajian mikrolinguistik. “Sumbar
>> SUMBAR KEKURANGAN hal 07
CETAKAN Aksara Minangkabau yang tersimpan di Museum Adityawarman
Mewaspadai Ancaman Disintegrasi Bangsa melalui Perang Strategi Bahasa (1)
I
NDONESIA tengah menghadapi tantangan disintegrasi bangsa. Faktor penyebabnya lebih kuat berasal dari dalam diri (faktor internal). Laporan:
HOLY ADIB Pada Kamis (9/11), Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua menyandera 345 warga setempat. TNI
AKTIVIS dari Front Rakyat Indonesia untuk West Papua melakukan orasi pada aksi peringatan
>> MEWASPADAI hal 07 hari kemerdekaan Papua di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat (1/12). TIRTO.ID www.harianhaluan.com
Redaktur: Bhenz Maharajo
Layouter: Irvand