5 minute read
AYAAN & OLAHRAGA akal Dimerger
from binder10feb23
Diabetes Pada Anak Meningkat, Faktor Gen dan Lingkungan Mendominasi
Surabaya, Bhirawa
Advertisement
Tren kasus diabetes pada anak melonjak sejak tahun 2010. Berdasarkan data surveilans UKK Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat, lonjakan yang terjadi dari 0,028 per100 ribu menjadi 2 per-100 ribu pada 2023. Artinya, kasus ini meningkat hingga mencapai 70 kali lipat.
Menurut pakar Ilmu Kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, dr Nur Rochmah SpA(K) mengatakan diabetes yang terjadi pada anak kebanyakan adalah diabetes tipe satu.
"Tipe satu ini beda dengan diabetes yang terjadi pada orang dewasa. Kalau dewasa ini kebanyakan diabetes tipe dua," katanya, Kamis (9/1).
Secara umum, diabetes pada anak dibagi menjadi tiga yaitu diabetes tipe satu, diabetes tipe dua, dan diabetes monogenik. dr Nur menjelaskan diabetes tipe satu terjadinya lebih awal dibanding diabetes tipe dua, sekitar usia 6 bulan sampai usia anak. Diabetes tipe dua anak sering dilaporkan terjadi pada usia anak atau remaja.
"Sedangkan diabetes monogenik terjadinya bisa di usia yang lebih kecil lagi misal saat masih bayi," tambah dia. Nur Rochmah menyebut, penyebab terjadinya diabetes tipe satu adalah faktor genetik dan lingkungan. Kedua hal ini akan mengakibatkan sel beta pankreas rusak. Sel ini akan membantu tubuh menghasilkan insulin yang akan memproses gula agar bisa dicerna oleh tubuh.
"Jadi pasien akan butuh tambahan insulin seumur hidupnya. Untuk kasus ini pasien lebih sering datang dengan keadaan emergency yaitu ketoasidosis diabetikum," terangnya.
Ketoasidosis diabetikum, jelas dia merupakan komplikasi yang terjadi pada penderita diabetes, dimana kadar keton dalam tubuh berlebihan. Kondisi ini bisa ditandai dengan munculnya bau mulut yang seperti buah. Komplikasi ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan, penurunan kesadaran, sampai kejang. Sementara itu, diabetes tipe dua dapat terjadi saat anak memiliki berat badan yang berlebih.
"Diabetes tipe dua berasal dari anak yang gemuk kemudian terjadi resistensi insulin. Hal ini dapat terlihat pada bagian leher yang menghitam. Jadi pabriknya (Pankreas, Red) masih normal," tuturnya.
Sedangkan diabetes monogenik terjadi akibat terjadinya perubahan genetik. Gejala variasinya macam-macam dan bisa terjadi awal saat bayi.
Faktor genetik sering disebut memiliki peran paling besar terjadinya diabetes pada anak. Namun ternyata genetik hanya memiliki peran sebanyak 20 persen faktor yang ada.
"Faktor gen yang bersinggungan dengan lingkungan baru muncul proses autoimun kemudian mengakibatkan kerusakan pada sel beta pankreas. Orang tua yang diabetes belum tentu anaknya diabetes juga," jelasnya.
Ada beberapa tanda dan gejala yang harus diwaspadai terhadap kasus diabetes pada anak ini salah satunya adalah kencing yang berlebihan.
"Kalau anak sudah ada tanda-tanda banyak kencing, semalam bisa mondar-mandir ke toilet lima kali atau lebih itu sudah harus hati-hati dan segera bawa ke dokter," ungkapnya.
Selanjutnya adalah berat badan pada anak yang meningkat drastis dibanding sebelumnya.
"Mungkin anaknya selama pandemi berat badan naik banyak misal awal covid 15 kilogram lalu setelah pandemi jadi 30 kilogram kejadian seperti ini harus diwaspadai dan dibawa ke dokter untuk mengevaluasi kemungkinan terjadinya diabetes. Gemuk itu tidak lagi lucu tapi bisa berisiko diabetes," jelasnya. Masyarakat hendaknya meningkatkan kewaspadaan bahwa diabetes tidak hanya terjadi pada orang dewasa namun anak memiliki risiko yang sama. "Yang perlu diperhatikan bahwa selain orang dewasa, anak-anak itu bisa terkena diabetes, lho. Sering tidak disadari awalnya jadi datang ke pelayanan kesehatan kebanyakan dalam keadaan gawat sampai memerlukan perawatan di ICU," terangnya. Peran orang tua sangat penting di sini guna mengatur asupan nutrisi yang diberikan pada anak. "Orang tua perlu mengatur asupan nutrisi yang masuk ke anak. Jangan terlalu banyak yang manis-manis. Dilihat juga apakah ada gejala mengarah diabetes atau tidak. Kalau ada, segera bawa ke dokter," tutupnya. [ina]
Fokus Penataan Internal dan Eksternal
Situbondo, Bhirawa Fita Ariyani SPd, belum genap sebulan menempati tugas baru sebagai Kepala SDN 1 Dawuhan Kecamatan Kota Situbondo. Wanita yang kini menjabat Wakil Ketua PGRI Kabupaten Situbondo itu masih fokus pada penataan internal maupun eksternal, di sekolah yang berada di lingkungan perkotaan tersebut. Tak cukup itu, Fita Ariyani juga fokus untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDN 1 Dawuhan. Menurut Fita, SDN 1 Dawuhan merupakan lembaga pendidikan yang pertama kali ia tempati saat menjadi guru puluhan tahun silam. Bisa dibilang, kata Fita, SDN 1 Dawuhan merupakan pondasi awal ia mempraktekkan kemampuan ilmu di bidang dunia pendidikan yang ia kuasai. Tak hanya itu, SDN 1 Dawuhan merupakan tempat Fita belajar kepada seniornya kala itu, yakni Kepala Sekolah (Kasek), Atik. "Ya saya banyak belajar sama beliau," aku Fita saat di temui di ruang kerjanya, Kamis (9/2).
Masih kata Fita, dari sosok Kasek Atik, Fita juga banyak menimba ilmu di bidang pendidikan dasar. Setelah lama mengabdi di SDN 1 Dawuhan, Fita di minta untuk mengembangkan ilmu di SD Islam
Al-Abror. Kala itu, kisah Fita, banyak calon yang di pilih oleh pihak yayasan untuk menjadi kepala sekolah, namu entah karena alasan apa, Fita akhirnya terpilih menjadi Kepala Sekolah SD Islam Al-Abror.
"Ya di SD Islam Al Abror ini saya banyak merintis pengalaman peningkatan kualitas sekolah bersama tenaga pendidik yang lain, untuk memajukan yang berada di barat alun-alun Kota," ungkap Fita.
Upaya dan kerja keras yang dilakukan Fita tidak bertepuk sebelah tangan, lambat laun SD Islam AlAbror, akhirnya mampu menjadi salah satu SD di perkotaan yang disegani karena mampu menjadi sekolah SD swasta yang bergeli-
sung Jargon Now Reader Next Leader
asi muda Lamonberhenti belajar, wala ilmu semakin nyak membaca yang baik. ah kemampuan membaca, now der. Saya juga pada Pak Kadisnggelorakan Gerakan Lamongan a ri Satu Buku), a sebuah kewa-anak bisa meraih a. g ditemui Bupati h Aletheio Noah ng saat ini masih Sekolah Dasar. raup prestasi 19 kali baik tingkat nasional dan internasional, kemudian siswa SDN 3 Jetis menyusul meraih medali perak dalam ajang Asia Internasional Mathematical Olympiad (AIMO) tahun 2021.
Seperti halnya Aletheio, Naiara Zahra Madina, siswi SD Muhammadiyah Sidoharjo juga memiliki segudang prestasi, diantaranya meraih merit medals dalam ajang
Guangdong Hongkong Macao
Greather Bay Area Mathematical Olympiad Head Round 2019-2020.
Begitu pula dengan Khaleva
Arya Dewantara, siswa SMPN 1 Lamongan ini juga sering mendapatkan penghargaan dalam ajang perlombaan. Tak kurang dari 18 perlombaan mampu ditaklukkan- nya, terakhir Ia menjadi juara 1 tingkat nasional pada Olimpiade Biologi Indonesia Tahun 2022. Sedangkan tujuh pelajar lainya adalah Kheyla Tihani siswi MI Ma'arif NU Sunan Drajat Lamongan, Essensa Haqquemulya siswi MI Unggulan Sabilillah, Syahla Zhafirah Hakim, Almira Rahma Juasih dan Zahra Annisa Nur Aulia siswi SMPN 1 Lamongan, Laura Dwi Angelia siswi SMPN 2 Lamongan, serta Bintang Mei Syafira siswi SMPN 1 Glagah. Semuanya juga mampu bersaing untuk mengharumkan nama Lamongan di kancah nasional dan internasional. Pemkab juga menyerahkan uang pembinaan kepada para siswa berprestasi. [aha.yit.ina] mang dengan prestasi. Baik itu prestasi lokal, regional dan nasional sudah pernah di raih siswa SD Islam Al-Abror, "Ya SD Islam Al-Abror ini dikenal sebagai gudangnya siswa berpestasi. Itu tercapai, berkat dukungan dari tenaga pendidik yang konsisten ikut memajukan kualitas KBM disana," papar Fita. Menjelang memasuki purna tugas pada 1 Oktober 2023 mendatang, Fita mendadak dimutasi kembali ke SDN 1 Dawuhan, yang sudah cukup lama tanpa kepala sekolah definitif. Oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Fita, dipercaya untuk menjadi nahkoda baru, di SDN 1 Dawuhan. "Ya tidak tahu ya apa alasan Dinas menempatkan saya di sini (SDN 1 Dawuhan). Karena ini adalah tugas dari dinas, saya siap melaksanakan tugas itu dengan sebaik-baiknya. Namun untuk urusan tehnis (keuangan sekolah) sampai saat ini saya masih belum menyentuh karena terbilang masih baru," tandas mantan Pengawas di UPTD Pendidikan Kecamatan Mangaran itu. [awi.ina]