4 minute read

Dukung Gerakan Garpu Sendok, Fasilitas Perahu Ditambah

Lamongan, Bhirawa Pemerintah Kabupaten Lamongan terus berupaya maksimal dalam menormalisasi atau memperlancar aliran Sungai Bengawan Jero melalui inovasi Garpu Sendok (Gerakan Perahu Sikat Eceng Gondok) dalam menghadapi curah hujan yang tinggi. Gerakan itu terus digalakan, Bahkan saat ini program tersebut telah teralisasi sepanjang 27 KM dari 40 KM yang ditargetkan. Untuk mendukung dan melengkapi akomodasi alat pencacah eceng gondok yakni perahu, Kwartir Cabang Pramuka dan Pemkab Lamongan bersama menambah bantuan satu unit perahu pencacah eceng gondok dan satu unit perahu akomodasi. Pada penyaluran itu diserahkan langsung oleh Kwarcab bersama Bupati Lamongan Yuhronur Efendi di Desa Kemlagilor, Kec. Turi, Kab. Lamongan, Rabu (15/2).

Menurut Pak Yes, sapaan akrab Bupati Lamongan, perahu tersebut akan dipergunakan untuk mengurangi genangan enceng gondok agar aliran sungai dapat lancar di sepanjang Sungai Bengawan Jero Kecamatan Turi.

Advertisement

Polres Periksa Kelengkapan Peralatan SAR

Situbondo, Bhirawa Jajaran Sat Samapta Polres Situbondo menggelar apel kesiapsiagaan personil dan perlengkapan SAR, Rabu (15/2). Apel dan pemeriksaan peratalan SAR dipimpin langsung Kasat Samapta AKP Sudpendi, SH dengan didampingi KBO Samapta Ipda I Komang Adi Aryama. Seluruh peralatan SAR diperiksa satu persatu mulai dari gergaji mesin, life jaket dan helm ser- ta mobil patroli. Kasat Samapta AKP Sudpendi, SH mengatakan, pengecekan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan peralatan SAR yang ada di Polres Situbondo. Selain itu, imbuh Sudpendi, jika sewaktu waktu dibutuhkan untuk kegiatan penanggulangan bencana, Samapta Polres Situbondo selalu siap siaga. “Ini karena saat ini masih memasuki musim penghujan serta adan- ya cuaca ekstrim, menuntut kami juga harus siaga menghadapi segala kemungkinan terjadinya bencana alam,” urai Sudpendi kemarin. Masih kata Sudpendi, keberadaan peralatan SAR harus selalu siap apabila dibutuhkan sewaktu-waktu oleh lembaga pemerintah atau adanya permohonan permintaan bantuan dari masyarakat, sehingga dapat merespon dengan cepat. “Ya apabila ada kejadian bencana, kami harus juga siaga untuk memberikan bantuan. Namun demikian, kami semua berharap wilayah Kabupaten Situbondo selalu aman dan dijauhkan dari ancaman bencana alam,” jelas Sudpendi. Selain itu, sambung Sudpendi, kegiatan pengecekan peralatan SAR bertujuan untuk melihat sejauh mana kesiapsiagaan personil jajaran Pol- res Situbondo dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya ancaman bencana. “Dengan kesiapan alat dan personil polisi, kami berharap mampu meminimalisir segala hambatan yang dapat mengganggu kelancaran tugas kemanusiaan yaitu penanganan bencana di Kota Santri Pancasila Situbondo,” pungkas Sudpendi usai melakukan inspeksi peralatan SAR kemarin. [awi.ca]

“Program garpu sendok ini untuk menyapu enceng gondok, ada target-terget yang rencana kita lakukan, karena ini memang langkah-langkah yang bisa kita lakukan saat ini, eceng gondok ini jika dibersihkan akan lancar arus pembuangan air dan bisa cepat keluar,” tutur Pak Yes.

Dalam normalisasi dan memperlancar aliran sungai tersebut, Pemkab Lamongan menerapkan 2 metode untuk mengatasi persoalan tersebut yaitu dengan mencacah eceng gondok yang kemudian di hanyutkan kesungai, serta pengentasan eceng gondok ke tepi bibir sungai. Selain itu, mengingat cuaca ekstrem hidrometrologi (hujan lebat, petir, angin kencang) yang diperkirakan terjadi tanggal 11 hingga 17 Februari, Pak Yes menghimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan, dan turut serta dalam meminimalisir banjir melalui tidak membuang sampah di sungai. [aha.yit.ca]

DPUPR dan DPU SDA Jatim Survey Kerusakan Dampak Banjir Dringu dan Tongas Di Kota Probolinggo Meluasnya Terdampak Banjir, BPBD Membuka Dapur Umum

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten

Probolinggo melalui Bidang Sumber Daya Air (SDA) bersama Dinas

Pekerjaan Umum (DPU) SDA Provinsi Jawa Timur melakukan survey kerusakan dampak banjir yang terjadi di Kecamatan Dringu dan Tongas.

Survey ini dilakukan di 3 (tiga) titik lokasi terdampak banjir. Yakni, Dusun Bandaran Desa Dringu Kecamatan Dringu, Dusun Gandean Desa Dringu Kecamatan Dringu dan Desa Tanjungrejo Kecamatan Tongas.

Kegiatan ini diawali dengan melakukan survey kerusakan dampak banjir di Dusun Bandaran Desa

Dringu Kecamatan Dringu. Disini, petugas dari DPUPR Kabupaten Probolinggo dan DPU SDA Jatim melakukan rekapitulasi kerusakan dampak banjir.

Kepala DPUPR Kabupaten Probolinggo Hengki Cahjo Saputra melalui Kepala Bidang Sumber Daya Air

Asrul Bustami, Rabu (15/2) mengatakan akibat besarnya debit dan derasnya aliran air pada Sungai Kedunggaleng di Dusun Bandaran Desa Dringu mengakibatkan terjadinya gerusan air pada tanggul sungai.

“Gerusan air pada tanggul sungai menyebabkan pasangan bronjong mengalami guling (sliding) yang menyebabkan pasangan parapet sepanjang 30 meter yang ada di atas- nya juga ikut roboh,” katanya. Asrul menjelaskan solusi jangka pendek yang harus dilaksanakan untuk memperkuat tanggul sungai dengan membangun pasangan bronjong dengan kedalaman pondasi yang cukup. Dengan dipasangnya pasangan bronjong, maka kemungkinan tergerusnya tanggul sungai dapat teratasi.

“Untuk rencana jangka panjang, pihak Dinas PU SDA Provinsi Jawa Timur akan melakukan kegiatan normalisasi pada hilir sungai Kedunggaleng untuk mengembalikan kapasitas tampungan sehingga tidak terjadi luapan air ke permukiman warga,” jelasnya. Sementara di Dusun Gandean Desa Dringu Kecamatan Dringu terang Asrul, besarnya debit dan derasnya aliran air mengakibatkan terjadinya gerusan air pada tanggul sungai sehingga menyebabkan tanah pada tanggul sungai mengalami longsor sepanjang 15 meter.

“Untuk solusi jangka pendek yang harus dilaksanakan adalah memperkuat tanggul sungai dengan membangun pasangan bronjong dengan kedalaman pondasi yang cukup,” tegasnya. Dengan dipasangnya pasangan bronjong jelas Asrul, kemungkinan tergerusnya tanggul sungai dapat teratasi. “Untuk rencana jangka panjang, pihak Dinas PU SDA Provinsi Jawa Timur akan melakukan kegiatan normalisasi pada hilir sungai Kedunggaleng untuk mengembali- kan kapasitas tampungan sehingga tidak terjadi luapan air ke permukiman warga,” ungkapnya. Sedangkan di Desa Tanjungrejo Kecamatan Tongas ungkap Asrul, besarnya debit dan derasnya aliran air pada saluran sekunder Kluwih mengakibatkan terjadinya gerusan air pada tanggul sungai sehingga menyebabkan tanah pada tanggul sungai mengalami longsor sepanjang 6 meter.

“Solusi jangka pendek yang harus dilaksanakan untuk memperkuat tanggul sungai dengan memasang karung plastik pada tanggul yang roboh tersebut. Dengan solusi tersebut maka air tidak akan mengalir ke lahan warga,” tuturnya.

Hujan deras juga mengguyur Kota Probolinggo sejak tiga hari lalu masih menyisakan masalah. Ribuan rumah terdampak. Sampai Rabu (15/2), masih banyak menyisakan genangan air. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Probolinggo masih terus turun. Melakukan penyedotan genangan air banjir di sejumlah titik.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Probolinggo Sugito Prasetyo mengatakan, hujan deras disertai petir melanda Kota Probolinggo mulai Jumat-Minggu (10-12/2). Durasi hujan cukup panjang. Setiap hari mencapai sekitar 7 jam. Tingginya intensitas hujan, membuat sejumlah wilayah di Kota Probolinggo tergenang. Ketinggiannya bervariasi. Antara sekitar 10-35 sentimeter. BPBD pun terus berusaha memperoleh data, kondisi terkini, maupun dampak yang ditimbulkan hujan ini. Salah satunya dengan membentuk gugus tugas. Mereka berfungsi melakukan kaji cepat dan inventarisasi korban terdampak. “Serta, memastikan warga yang terdampak hujan deras ini tetap dalam kondisi sehat dan pemenuhan kebutuhan mendesak,” katanya.

Dari hasil pantauan tim di lapangan, kata Sugito, ribuan rumah atau kepala keluarga (KK) terdampak. Luapan air hujan masuk rumah. Terbanyak di Kecamatan Kanigaran. Terdapat 657 KK dengan 2.026 jiwa. Tidak hanya rumah, banyak titik ruas jalan di Kota Probolinggo yang juga tergenang. Seperti di Jalan Pahlawan, Panglima Sudirman, dan Jalan Sunan Muria. Bahkan, banyak juga lingkungan warga yang terjadi genangan.

“Sampai hari ini kami masih turun ke lingkungan rumah warga yang ada genangan. Kami melakukan penyedotan di sejumlah titik. Seperti di (Kelurahan) Pakistaji dan halaman Pondok Pesantren Asulthon Triwung. Kami gunakan tiga mesin sedot. Penyedotan juga dibantu swadaya warga langsung,” terangnya. Melihat dampak curah hujan yang begitu luas, BPBD juga membuka dapur umum. Menyiapkan ribuan nasi bungkus. “Pembagian nasi bungkus merata di semua kecamatan. Kami utamakan di perkapungan warga yang memang terdampak,” tambahnya.[wap.ca]

This article is from: