2 minute read
JATIM MEMBANGUN
from binder24mar23
Kelana Jatim
Sidoarjo Kabupaten Toleransi, Bupati Muhdlor
Advertisement
Berharap FKUB Terus Menjaga Kerukunan
Sidoarjo, Bhirawa
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor menyampaikan harapannya agar umat Hindu yang ada di Kabupaten Sidoarjo bisa menyelenggarakan ibadah dengan nyaman. Seperti halnya umat Hindu di Bali yang merayakan Hari Raya Nyepi.
Ia mengatakan Kabupaten Sidoarjo merupakan kabupaten toleransi, bisa menjadi rumah yang ramah bagi siapapun dan agama apapun. “Akan dipastikan bahwa secara peribadatan tidak ada larangan di Kabupaten Sidoarjo,” sampainya saat menghadiri Tawur Kesanga serta Pawai Ogoh-ogoh menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 digelar umat Hindu di Pura Siddhi Amerta Juanda, Selasa (21/3).
Bupati Muhdlor juga menegaskan Kabupaten Sidoarjo punya komitmen yang kuat menjamin itu semua. Eksistensi setiap agama di Kabupaten Sidoarjo akan tetap dijaganya. FKUB (Forum Kerukanan Umat Beragama) Sidoarjo diharapkan menjadi wadah yang dapat menjaga kerukunan.
Hal itu penting agar ritme pembangunan dapat berjalan dengan baik. “Apapun agamanya, apapun sukunya apapun ras nya, mari kita bersatu padu dan beraktivitas demi pembangunan Kabupaten Sidoarjo, “ajaknya.
Lanjutna, upacara itu diharapkannya menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas diri seluruh teman-teman umat Hindu di Sidoarjo. Disampaikannya bahwa meningkatkan kapasitas spiritual berkaitan erat dengan kesalehan sosial yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Dengan begitu politik partisipatif akan tumbuh bagi pembangunan di Kabupaten Sidoarjo.
“Dari awal saya menjabat, saya pastikan bahwa saya bukan hanya bupatinya orang NU saja namun bupatinya seluruh warga Sidoarjo, apapun ras nya, apapun agamanya, apapun ormasnya mari bersama-sama membangun dan memberikan warna tersendiri bagi pembangunan Kabupaten Sidoarjo, “ ajaknya.
Gus Muhdlor mengatakan perbedaan itu sebuah kodrat. Akan tetapi menyikapi perbedaan dengan baik merupakan kebijaksanaan. Meski berbeda namun saling menghargai adalah hal indah yang harus dijaga. Oleh karena ia yakin Kabupaten Sidoarjo dapat menjadi kabupaten percontohan dalam hal toleransi.
“Saya mengajak bersama untuk menjaga kerukunan ini sehingga tidak akan mudah diadu domba antara satu dengan yang lainya, “ tandasnya. [ach.gat]
KEHILANGAN
TULUNGAGUNG
HILANG STNK, AG 3439 RAI, Honda, Merah, Th. 2014, a/n. Sukirman, Dsn. Tutul RT/RW : 002/005 Ds. Banjarejo, Rejotangan – T.Agung No. 1263/IMB/BI-III/2023
Tangani Stunting, Pemkot Batu Siapkan BAAS Dampingi Baduta Gizi Buruk
Kota Batu, Bhirawa
Sebagai wujud kongkrit upaya penanganan stunting, Pemerintah Kota (Pemkot) Batu membuat program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS). Adanya program ini diharapkan dalam waktu tiga bulan angka stunting di Kota Batu bisa turun signifikan.
BAAS merupakan program pendampingan pada bayi dibawah usia dua tahun (Baduta) yang mengalami masalah selain kesehatan selama 3 bulan. Untuk tahap awal, seluruh OPD akan melakukan invervensi kepada 40 baduta stunting di Kota Batu. Teknisnya, untuk setiap baduta stunting akan ditangani atau didampingi satu OPD.
“Ini adalah tugas kita bersama, tidak hanya tugas Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan, dengan menjadi orang tua asuh, kita berkomitmen untuk bersama-sama menurunkan angka stunting” Aries Agung Paewai, Penjabat (Pj) Wali Kota Batu saat memberikan Pembekalan BAAS di balaikota, Selasa (21/3).
Ia menjelaskan bahwa penanganan stunting harus dilakukan secara masif, salah satunya melalui Program BAAS. Pemkot secara intens akan terus berupaya menurunkan angka stunting dengan menggerakkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Lingkungan Pemerintah Kota Batu. Semua harus bergerak secara masif memberikan intervensi kepada baduta stunting.
“Penanganan stunting harus dilakukan bersama-sama. Dengan adan- ya program BAAS ini diharapkan dalam waktu tiga bulan angka stunting di Kota Batu bisa turun signifikan,” harap Pj Walikota.
Ditambahkan Kepala Dinas Kesehatan (Kadibkes) Kota Batu, drg Kartika Trisulandari bahwa prevelensi stunting Kota Batu bersadarkan bulan timbang di bulan Februari lalu masih berada pada angja 13,2 persen. Dan dengan adanya pendampingan dan upaya kolaboratif dengan semua pihak diharapkan mampu menurunkan angka stunting di Kota Batu.
“Dengan sinergis dan kolaborasi dalam melakukan pendampingan orang tua dengan anak berstatus stunting, kita pastikan bahwa anak tersebut akan mendapatkan asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya,” ujar Kartika. Melalui Program BAAS ini, orang tua asuh akan memastikan baduta stunting yang diasuh bisa memperoleh asupan makanan gizi seimbang. Gizi ini sesuai dengan program Isi Piringku yang telah dijalankan dinkes. Baduta stunting akan mendapatkan jajanan yang sehat, dan mendapatkan pelayanan monitoring kesehatan di Posyandu. Selain itu, pendampingan pada baduta stunting dan keluarganya harus dibarengi dengan intervensi gizi yang dilakukan sampai status gizinya meningkat. Peningkatan gizi ini bisa diketahui dengan penambahan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) secara signifikan, serta ada perubahan perilaku yang positif. [nas.gat]