Tabloid Podium

Page 1


tajuk 2 edisi 16- 30 november 2018

http://podiumindonesia.com

Penjajah Hilang Nafsu Bermunculan PERTEMPURAN 10 November di Surabaya, Bandung Lautan Api, pertempuran Medan Area dan Tanjungpura, perang Ambawara dan banyak lagi yang lainnya. Ini merupakan perjuangan yang cukup melelahkan, mengusir penjajah.

Menggunakan bambu runcing, merebut senjata dari para perebut hasil bumi, perang bergerilya, dan sebagainya, merupakan salah satu trik yang dilakukan masa-masa itu. Namun kini semuanya telah berakhir. Jasad-jasad itu terkubur di liang lahat. Lepas kemerdekaan, toh perjuangan belum berakhir. Perang masih saja terjadi. Termasuk di antaranya perang terhadap kezhaliman,

Yayasan FForum orum K ar era Utara Kar aryya Putra Sumat Sumatera Akt e No. 1 4 TTanggal anggal 29 Mare 10 Akte 14 Marett 20 201 NPWP: 7 1.060.05 7.8-1 19.000 71 .060.057 .8-11 PENDIRI: T. Syaiful Anhar PENANGGUNGJ AWAB/PEMIMPIN RED AKSI: PENANGGUNGJA REDAKSI: T. Syaiful Anhar WAKIL PENANGGUNGJ AWAB: PENANGGUNGJA Mahmud Hamdani WAKIL PEMIMPIN RED AKSI: REDAKSI: Rusdi, Marwansyah Lubis DEW AN RED AKSI: DEWAN REDAKSI: T. Syaiful Anhar (Ketua), Mahmud Hamdani, Rusdi, Marwansyah Lubis, Sahrul Akbar, Yunifar Efendi, TM.Muchalladon (Sekretaris) PENASIHA T: PENASIHAT Achmad Firdaus Hutasuhut, SH, MSi PENASIHA T HUKUM: PENASIHAT M. Holid SH, Dedy Cahyadi SH PIMPINAN PER USAHAAN: PERUSAHAAN: Yunifar Efendi P SEK. PER USAHAAN: PERUSAHAAN: Nurlaila MANA GER KEU ANG AN: MANAGER KEUANG ANGAN: T. Reza Maulana PEMASARAN/IKLAN: Amiruddin

ketikdakmakmuran, kesejahteraan serta mengentaskan kemiskinan. Inilah tugas pemerintah di masa mendatang. Syukurnya, Indonesia masih kuat. Masih di pandang di mata dunia. Indonesia, yang dulu berperang dengan semangat, tekad, motivasi, itu sekarang sudah berbeda. Sekarang adalah perang ide, inovasi serta kreatifitas diharapkan muncul dari generasi penerus bangsa. Namun apa yang terjadi saat datangnya tanggal 10 November? Seperti biasanya, dilakukan hening cipta, makam-makam pahlawan dikunjungi untuk berziarah, tabur bunga, yang merupakan bentuk segelintir kepedulian terhadap pahlawan. Tapi apakah itu cukup suatu bentuh penghargaan? Ketua RED AKTUR PELAKSANA: REDAKTUR HM Tambunan KOORDINA TOR LIPUT AN: Sahrul Akbar OORDINAT LIPUTAN: SEKRET ARIS RED AKSI SEKRETARIS REDAKSI AKSI:: TM. Muchalladon EDIT OR: EDITOR: ES Parinduri FO TOGRAFER: FOT Iwanto HS WAR TAWAN: ART MED AN: Suparno Harianto MEDAN: KO TA BINJ AI: Eddy Gunawan, Sudirman KOT BINJAI: ST ABA T: Novra Dana STABA ABAT WAMPU: T. Zainal Abidin SECANGG ANG: Marwansyah SECANGGANG: HINAI: Sunardi TANJUNG PURA: Zulkarnain SPd BINJ AI: Misli BINJAI: SELESAI: Amir Hamzah Piliang SALAPIAN: Sudirman BA PER CET AKAN: PERCET CETAKAN: CV. Media Lintas Transindo REKENING BANK Bank Mandiri Stabat No. 105-00-1139262-2 An. Yunifar Efendi P ALAMA T RED AKSI: REDAKSI: ALAMAT Jl. Palang Merah No. 80 - AA Medan, Sumut, Jl. Pasar Batu No. 24 B Stabat Lama Barat, Langkat, 20851 HP : 085206407583 - 082280421249 email: podiumindonesia@gmail.com http://podiumindonesia.com Isi diluar tanggung jawab percetakan Wartawan Tabloid Podium dilengkapi Surat Tugas dan kartu Pers yang masih berlaku serta terdaftar di Box Redaksi.

Forum Karya Putra Sumatera Utara (FKP-SU), T Syaiful Anhar menilai, bahwa hal tersebut belum cukup (suatu bentuk penghargaan). Pasalnya, secara historis para pejuang telah berusaha memburu kemerdekaan dan mempertaruhkan segala. Nyawa di ujung peluru pun kerap menghinggapi saat itu. "Jadi, pemerintah harus berjiwa ksatria. Artinya apa, saat ini para pahlawan itu telah terkubur dan bagaimana dengan keluarganya? Itu yang jadi perhatian. Bukan sekadar seremoni yang ditampilkan," sindir T Syaiful. Ya, lanjut Syaiful, rutinitas ziarah, tabur bunga, upacara dan sebagainya tetap dilakukan setiap tanggal 10 November. Dan itu juga harus diapresiasi. Hanya saja, tokoh masyarakat Langkat ini, pemerintah hendaknya lebih peduli. "Sekarang saja banyak pejuang yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka (pejuang) butuh pangan, butuh

kesejahteraan bukan sebuah penghargaan lencana. Apa arti sebuah lencana kalau tidak hidup dan kehidupan mereka terabaikan," ungkapnya. Selain itu, ungkap Syaiful, situssitus sejarah perjuangan, toh jarang dibenahi. Situs sejarah perjuangan dibiarkan begitu saja. Seoalah perjuangan cuma bisa dihargai orang-orang 'jaman old' bukan generasi 'jaman now'. Yang terjadi saat ini bahwa penjajah hilang nafsu bermunculan. "Pejuang itu sudah lelah, sudah berpeluh keringat dan darah. Sementara sekarang kita sudah menikmati segalanya, tanpa berjuang, tanpa perlu memikul senjata atau menjinjing bambu runcing. Hendaknya kita semua mengerti, tahu akan pentingnya sejarah, dan terakhir harapan saya pemerintah lebih tanggap serta memperhatikan perjalanan perjuangan dengan membenahi sejumlah situs bersejarah di negeri ini," tandasnya. n red

Sudah 7 Bupati Langkat berganti, tapi Makodim 0203 belum juga terbangun!

PANGGILAN Kepada saudara: Nama Alamat

: Bambang S : Dusun Kenang Tani Desa Kuala Pesilam Kecamatan Padang Tualang

agar segera datang ke kantor redaksi Tabloid PODIUM, Jalan Palang Merah No. 80 - AA Medan atau ke Jl. Pasar Batu No. 24 B Stabat Lama Barat, Langkat, 20851. untuk: Menyelesaikan perhitungan KEUANGAN TRIWULAN II TAHUN 2016. Demikian panggilan ini disampaikan kepada yang bersangkutan.

ttd

PENANGGUNGJAWAB/PEMIMPIN REDAKSI


headline 3 edisi 16 - 30 november 2018

http://podiumindonesia.com

NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN Selama 57 tahun pesan penuh makna dari presiden pertama Indonsia tersebut kerap terngiang di telinga. Apalagi saat atau jelang peringatan Hari Pahlawan. Sayangnya, ungkapan (Soekarnored) itu kini terkesan cuma khiasan seolah tanpa makna. Dan terbukti, ketika tanggal 10 November, sekelas pejabat atau pemegang kuasa di negeri ini hanya mendatangi makam pahlawan. Kemudian tabur bunga. Sementara jasad-jasad pahlawan yang terbujur kaki di liang lahat seakan jadi kenangan semata. Banyak yang menilai, bahwa di Hari Pahlawan kini sekadar seremoni. Tanpa pengejawantahan secara langsung. Artinya, meski para pahlawan tak pembela tanah air dan tak lagi hidup, namun keluarga mereka perlu dihidupkan. Ya, dengan cara memberi nafkah, 'memerdekakan' kesejahteraannya, seolah seperti itulah adanya. Mirisnya lagi, sekalangan pahlawan yang turut berjuang dulu cuma mendapatkan lencana juang serta dana pensiun. Kadang juga pejuang-pejuang tanah air yang masih hidup, malah menderita di tengah hegemoni kemerdekaan. Mereka (pejuang) dibiarkan hidup tanpa nafkah. Sedangkan pemerintah sibuk, terus menerus mengurusi tetekbengek negerinya. Tak jarang, nasib pejuang bangsa 'dilecehkan'. Pun begitu mereka bangga, tak terbersit untuk menuntut pemerintah. Sekilas dicermati, tiap peringatan Hari

“

BANGSA yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya�. Pesan itu disampaikan Presiden Soekarno pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 1961.

Pahlawan, para veteran dengan lambang-lambang penghargaan menghiasi pundak dan baju mereka. Lencana-lencana tersebut pun tak sebanding dengan nyawa yang mereka dipertaruhkan di masa kelam. Pun demikian para pejuang tampak senang dengan raut wajah lusuh, mengenakan tongkat, memakai seragam hijau dengan topi baretnya. Nah, melirik di Sumatera Utara, banyak pejuang yang membela tanah air ketika masa penjajahan. Hanya saja dari sekian nama tersebut cuma seumlah nama yang tercatat sebagai Pahlawan Nasional. Yakni Sisingamangaraja XII, Tengku Amir Hamzah, Adam Malik, Djamin Ginting, TB Simatupang, Donald Izacus Panjaitan, Abdul Haris Nasution, Kiras Bangun, KH Zainul Arifin, Mayjen (Purn) H Tengku Rizal Nurdin dan FL Tobing. Bahkan pada 2018 ini, ajuan nama-nama pahlawan dari Sumut tak disetujui. Terungkap dari sejarawan Sumut, Ichwan Azhari, di usia kemerdekaan RI ke-73, Indonesia hanya memiliki 179 orang pahlawan nasional. Dalam arti hanya 2-3 orang yang ditetapkan pertahun. Padahal calon pahlawan nasional itu ada ribuan jumlahnya. "Berapa abad diperlukan agar

semua pahlawan ditetapkan atau diberikan penghargaan? Di mana masalah bangsa ini?" tanya Ichwan. Ichwan menyinggung jargon "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya" merupakan omong kosong. Menurutnya, jumlah 179 itu angka yang sangat kecil mengingat era perjuangan komponen bangsa yang panjang ratusan tahun, di suatu negara yang luas dan heterogen. Seperti diinformasikan sebelumnya, tahun ini pemerintah menetapkan 6 pahlawan nasional. Keenam itu, kabarnya dipilih dari 16 nama yang sudah lolos dari seleksi Tim Penilai Pahlawan dan Gelar Daerah (TP2GD) di provinsi serta Tim Penilai Pahlawan dan Gelar Nasional (TP2GN) di pusat. Keenam tokoh yang diangkat itu adalah Abdurrahman Baswedan (Yogyakarta) Pangeran Mohammad Noor (Kalimantan Selatan) Agung Hajjah Andi Sepi (Sulawesi Barat) Depati Amir (Bangka Belitung) Kasman Singodimedjo (Jawa Tengah) Brigjen KH Syam'un (Banten). Gelar itu disematkan oleh Presiden Jokowi, (8/11/2018) di Istana Kepresidenan, Jakarta. Menurut Ichwan, 16 orang kandidat itu termasuk sedikit. Andai tiap provinsi mengajukan 1 saja calon pahlawan nasional setiap

tahun, artinya ada 33 calon yang menunggu ditetapkan. Di Sumatra Utara sendiri, lanjut Ichwan, ada sejumlah nama yang ditolak, antara lain Ahmad Tahir, Maraden Panggabean, Sultan Sulaiman, Datuk Sunggal, Rondahaim, Sang Nawaluh. Tahun ini SM.Amin yang diajukan, tapi juga ditolak. Bagaimana dengan nilai-nilai kepahlawanan? Dosen Sosiologi, FISIP Universitas Udayana GPB Suka Arjawa menulis di salah satu laman situs menyebut, Hari Pahlawan selalu menjadi objek renungan setiap tahun. Pada satu sisi, tentang pentingnya memaknai hari pahlawan tersebut demi memberikan inspirasi dan motivasi kepada generasi muda tentang semangat dan bela negara. Pada sisi lain, adalah menggali pemahaman baru terhadap makna kepahlawanan itu sendiri. Secara tradisional, pahlawan adalah orang yang berjuang untuk membela kemerdekaan negara, seperti yang dimaknai kita di Indonesia. Seluruh pahlawan adalah orang yang membela kemerdekaan. Akan tetapi, generasi milenial sekarang diprediksi telah mempunyai orientasi yang berbeda terhadap pahlawan dan kepahlawanan tersebut. Ada


headline edisi 16 edisi - 30 1 - november 15 maret 2018

http://podiumindonesia.com

pengamatan jika generasi baru sekarang cenderung memandang pahlawan itu dapat dilihat secara langsung dan memberikan manfaat secara langsung kepada orang banyak. Titik sentralnya masih kepada negara dan bangsa tetapi, tidak harus yang membela mati-matian negara dari penjajahan. Artinya, mereka harus memberikan manfaat dan berguna bagi nusa bangsa saat ini, dan dapat dilihat. Ia adalah inovator yang mampu memberikan manfaat bagi orang banyak. Dari sini, penemu sistem ojek aplikasi atau mobil online dapat saja dikatakan sebagai pahlawan karena ia mampu memberikan bantuan dan kesempatan bagi orang banyak untuk bekerja. Pemain bulu tangkis yang mengharumkan nama bangsa, juga adalah seorang pahlawan. Atlet ini, bukan saja mampu mengharumkan nama bangsa dan negara tetapi dapat membangkitkan semangat nasional dan mempersatukan bangsa secara nasional. Ia meningkatkan rasa percaya diri yang mungkin saja dapat membuat seseorang memberikan kesempatan untuk berkreasi lebih lanjut. Apakah gejala seperti ini wajar? Jika pun pandangan di atas benar, maka dapat dikatakan ini merupakan gejala yang wajar. Sebab, pada hakikatnya pahlawan, baik pada diri maupun predikatnya, bisa dikatakan sebagaii produk budaya, yang dalam hal ini dapat berupa budaya daerah maupun nasional. Di dalam diri pahlawan itu terkandung nilai yang mampu menggerakkan orang dan masyarakat untuk berbuat lebih banyak. Seorang pahlawan ada tindakan yang dilakukan dan tindakan tersebut mempunyai pandangan positif di masyarakat. Membela kebenaran dan negara mengandung unsur nilai kebaikan, hal yang dipercayai oleh rakyat kebanyakan sebagai sesuatu yang baik. Hanya, personifikasi pahlawan dan kepahlawanan pada masa lalu itu selalu diidentifikasi sebagai pembela negara yang dilakukan melalui pertempuran melawan musuh. Personifikasi ini boleh dikatakan memiliki kelemahan sehingga sosialisasi terhadap kepahlawanan di masyarakat itu hanya berhenti pada pertemuran dan keberanian itu. Nilai-nilai yang ada pada diri pahlawan itu jika ditransfer dan diberdayakan kepada generasi muda

kita dalam mengkreasi pekerjaan baru, pasti akan menghasilkan output dan outcome yang luar biasa. Pekerjaan itu bisa di bidang ekonomi, teknologi, kerja sama sosial, internasional, pembaruan dan lain sebagainya. Seorang mahasiswa yang baru lulus S1 dari perguruan tinggi mana pun di Indonesia, tidak akan merengek cengeng hanya untuk meminta pekerjaan (apalagi diantar oleh orang tuangnya hanya untuk melamar pekerjaan), tetapi mereka akan membuka lapangan kerja baru. Mereka akan berjuang, serius, konsisten, dan berani menerima risiko termasuk pemperbaiki kinerjanya untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Jadi, dari konteks itu, sesungguhnya pahlawan pada masa lalu harus direstorasi ulang, digali lagi nilai yang ada di dalamnya untuk disebarkan kepada generasi muda sekarang. Maka, jika ada gejala generasi muda sekarang seolah lupa dengan kepahlawanan pada masa lalu, karena cara pandang mereka sudah lain dan ditarik ke masa kekinian. Generasi mudah sekarang memerlukan intisari kepahlawanan masa lalu. Jika kini mereka melihat kepahlawanan tersebut kepada nilai-nilai keberhasilan dan inovasi yang berdampak dan berguna pada rakyat banyak, karena itulah realitas yang mengagumkan bagi mereka pada zaman sekarang, yang mampu membangkitkan semangat mereka. Itulah yang kemudian dipakai patokan. Indonesia akan bersyukur, jika yang dikagumi itu adalah orang Indonesia. Tetapi mempunyai kecenderungan berbahaya, apabila itu terjadi pada orang asing. Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita pada peringatan Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata, Jakarta, Rabu (14/11), melecut motivasi dan nasionalisme ratusan generasi muda yang memadati Gedung Konvensi TMPNU Kalibata, Jakarta. Di hadapan 650-an pelajar dari 34 SMA se-Jabodetabek, Mensos menyatakan bahwa istilah pahlawan tidak hanya terkait dengan masa lalu. “Kalian sendiri dari generasi milenial, suatu saat bisa menjadi pahlawan. Negara ini membutuhkan pahlawan dari generasi milenial. Maka, jadikan semangat perjuangan pahlawan di masa lalu, sebagai inspirasi kalian dalam berkarya,”

kata Mensos, dalam sambutannya pada kegiatan “Pahlawan Goes To School” di Gedung Konvensi TMPNU Kalibata, Jakarta, (14/11/ 2018). Mensos memaklumi, bila istilah pahlawan lebih banyak dilekatkan dengan masa lalu. Mensos mencuplik ketentuan pada Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. “Di sini disebutkan bahwa, pahlawan nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara,” kata Mensos. Menurut Mensos, perjuangan berat para pahlawan mengusir penjajah ini, pada akhirnya mengantar pada kemerdekaan sebagaimana kita nikmati bersama. “Maka perjuangan mereka patut diapresiasi dan hasilnya berupa kemerdekaan disyukuri. Yang tidak kalah penting, perjuangan mereka juga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua,” lanjutnya. Mensos mengajak generasi “jaman now” menyerap nilai-nilai kepahlawanan untuk kemudian ditransformasikan pada kondisi milenial saat ini. Nilai-nilai tersebut adalah nilai cinta tanah air, rela berkorban, berani memulai, peduli, berbagi, ikhlas dan toleran. “Nilai kejuangan lainnya adalah pengabdian diri yang bermanfaat untuk kemaslahatan diri, lingkungan sekitar, bagi bangsa dan negara,” kata Mensos. Di masa kini, sosok pahlawan masih bisa hadir, dan dimungkinkan oleh Undang-Undang. Menurut Mensos, yang menarik pada UU Nomor 20 Tahun 2009 di atas, ketentuan tentang sosok pahlawan tidak hanya berhenti di situ. Nilai-nilai kepahlawanan dalam Alquran, menurut Kasdam Iskanda Muda, Brigjen TNI Achmad Daniel Chardin, makna pahlawan sering disebut dengan terma rijal. Terma rijal berarti seseorang laki-laki yang gagah berani ikut berjuang dan berjihad membela kebenaran dan membasmi kemungkaran. Semisal firman Allah Swt, “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Maka di

4

antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada pula yang menunggu- nunggu gugur, dan mereka tidak merubah janjinya.” (QS. Al-Ahzab: 23). Mereka sosok-sosok semisal Sayyidina Hamzah ra, Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab ra, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Umair, Khalid bin Walid, dan lain sebagainya. Mereka diantara penegak panji-panji Allah Swt di muka bumi. Beberapa nilai kepahlawanan (rijal) dalam Alquran di antaranya: keberanian (syaja’ah). Firman Allah swt, “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas pemberianNya, lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah: 54). Maka keberanian merupakan unsur penting di medan jihad. Lalu kesabaran (ash-sabr). Firman Allah Swt, “Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.” (QS. Al-Anfal: 65). Kesabaran merupakan satu kepribadian mulia yang melekat pada diri para pahlawan. Selanjutnya tidak pengecut. Firman Allah Swt, “Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan bahaya, kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik semisal orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan pahala amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. AlAhzab: 19). n PI/ne PI/nett


religi 5

edisi 16 - 30 november 2018

http://podiumindonesia.com

SISI LAIN DARI SUMPAH PEMUDA YANG patut disoroti dari Sumpah Pemuda adalah istilah sumpah itu sendiri. Resonansi ini tidak lagi akan membicarakan seputar Sumpah Pemuda (27-28 Oktober 1928) sebagai Kongres Pemuda kedua, karena pada usianya yang ke-90 ini, sudah terlalu banyak artikel yang ditulis, baik dalam media cetak atau dalam sosmed. Ada sisi-sisi lain yang ingin disorot, baik yang menyangkut sebagian tokohnya di kemudian hari, istilah sumpah itu sendiri, atau perbandingan peserta kongres antara laki-laki dan perempuan. Sebenarnya antara 30 April-2 Mei 1926 telah berlangsung Kongres Pemuda pertama, tetapi tidak menghasilkan kesimpulan yang berarti karena egoisme masingmasing organisasi pemuda kedaerahan yang masih belum cair benar, sekalipun cita-cita tentang persatuan telah tumbuh. Bahkan seorang Muhammad Yamin, sekretaris kongres, dari Jong Sumateranen Bond pada hari pertama masih belum bersedia melakukan fusi, melebur organisasinya ke dalam badan yang lebih besar, yang lebih mengindonesia. Demikian pula halnya utusan-utusan lain bersikap hampir serupa. Tetapi setelah mendengarkan beberapa uraian dari tokoh lain seperti Sunario Sastrowardojo, hati Yamin menjadi tergugah. Egoisme kedaerahannya melemah seketika, semangat keindonesiaannya menjadi semakin kuat. Maka Yamin dalam bahasa Belanda lalu membisikkan kepada ketua kongres, Soegondo Djojopoespito (kader Ki Hadjar Dewantara): “Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie” (Saya punya sebuah formulasi resolusi yang elegan). Soegondo dan yang lain juga setuju dengan gagasan Yamin itu, maka apa yang dikenal dengan Trilogi Sumpah Pemuda adalah hasil rumusan Yamin itu. Sebenarnya perkataan sumpah tidak dikenal selama berlangsungnya kongres. Ketetapan nama Sumpah Pemuda baru menjadi resmi berdasarkan Keputusan Presiden Soekarno No. 316, tertanggal 6 Desember 1956, selang 28 tahun kemudian. Peran Soekarno sendiri sebagai kampiun persatuan nasional dan pendiri PNI (Partai Nasional Indonesia) pada 4 Juli 1927, dalam proses Sumpah Pemuda itu mungkin hanya secara tidak langsung saja, sebab namanya tidak

ditemukan dalam daftar peserta kongres. Sedangkan Mohammad Hatta memang sedang berada di Negeri Belanda saat kongres itu. Tentang peran Bung Karno ini pernah diperdebatkan di kalangan sementara tokoh nasional. Berdasarkan telusuran saya dalam internet, jumlah panitia kongres ada sembilan orang: Soegondo Djojopoespito (ketua), R.M. Djoko Marsaid (wakil ketua), Muhammad Yamin (sekretaris), Amir Sjarifuddin (bendahara), Djohan Mohammad Tjai (pembantu I), R. Katja Soengkana (pembantu II), Senduk (pembantu III), Johanes Leimena (pembantu IV), dan Rochjani Soe’oed (pembantu V). Mereka berasal dari berbagai organisasi pemuda dari berbagai daerah. Di sini tampak jelas bahwa gagasan keindoensiaan sebagai bangsa sudah mengkristal. Kemudian jumlah peserta kongres ada 71 orang, termasuk Van der Plaas sebagai wakil pemerintah kolonial Belanda yang

kemudian dikenal sangat meremehkan hasil kongres ini, dan DR. Pijper. Van der Plaas dengan mental kolonialnya tidak mengira bahwa semangat kongres ini akan menjadi tonggak penting dalam sejarah modern Indonesia. Peserta perempuan ada empat orang: Siti Soedari, Emma Poeradiredja, Suwarni, dan Nona Tumbel. Di samping peserta resmi terdapat pula pengamat dari pemuda Tionghoa: Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang, dan Tjoi Djien Kwie. Para peserta lain yang ingin saya sebut di sini adalah: Abdoel Muthalib Sangadji, Abu Hanifah, Adnan Kapau Gani, Arnold Mononutu, tokoh PI (Perhimpunan Indonesia yang sudah pulang ke tanahair), R.M.Sartono, Bahder Djohan), S.M. Kartosoewirjo, Soedjono Djoenoed Poesponegoro, Soemanang, Kasman Singodimedjo, Soewirjo, Mohammad Nazif, Mohamad Roem, Mohammad Tamzil, Wilopo, dan Wage Rudolf Soepratman (Pencipta lagu Indonesia Raya). Di antara nama besar dalam

panitia dan peserta, banyak yang kemudian berperan besar dalam merajut keindonesiaan, baik sebelum kemerdekaan mau pun pascaproklamasi. Tetapi, dengan sangat perih saya sebutkan di sini adalah Amir Sjarifuddin dan R.M. Kartosoewirjo. Sebagaimana kita ketahui, keduanya mengalami nasib buruk, karena dinilai tidak setia lagi kepada semangat proklamasi. Adapun Wage Rudolf Soepratman (19 Maret 1903-17 Agustus 1938), tokoh legandaris ini mati muda dalam usia 35 tahun. Dia tidak sempat menyaksikan berkibarnya sangsaka merah putih yang berdampingan dengan Lagu Indonesia Raya, ciptaannya. Dan, mohon dicatat, tokoh ini di ujung hayatnya menderita sakit parah dalam keadaan miskin, sampaisampai melego harta bendanya untuk dapat bertahan hidup. Masih banyak sisi lain di sekitar Sumpah Pemuda ini yang bisa diurai, tetapi kita sudahi sampai di sini saja. n rol

HOAX ANCAM SILA KEDUA PANCASILA (2) af Oleh: Sy Syaf afiiii Maarif Demikianlah agar masyarakat Indonesia tidak terus dirusak oleh maksud-maksud jahat ini, sore kemarin saya kirim pesan via WA kepada Kapolri: “Pak Kapolri Yth. Mhn Polri cukup arif menyikapi kasus RS, krn semuanya bisa diputar balik. Trim. Maarif.” Sembilan menit kemudian, Kapolri menjawab: “Siap Buya. Polri akan obyektif dan profesional. Wass.” Pada pukul 21.52, hari yang sama, Kapolri kirim pesan WA lagi yang berbunyi: “Asww Buya. Kalau mgkin buya kasih masukan ke pak Jkw juga. Dan Buya membuat pernyataan yg mendinginkan publik agar kontestasi berjalan sehat sesuai prinsip2 demokrasi. Wass.”

Kita semua berharap bahwa kasus RS ini adalah kasus individual, tidak ada pihak lain yang bermain di belakangnya, sehingga bisa dilokalisasi sebatas yang bersangkutan saja. Di media sosial sejak beberapa hari ini telah berkeliaran tafsiran-tafsiran liar yang bisa merusak semangat integrasi nasional, sesuatu yang wajib dihindari. Demokrasi Indonesia yang dengan susah payah dibangun kembali, jangan sampai berantakan lagi oleh sikap-sikap yang tidak patriotik yang mungkin dilakukan sementara pihak. Harapan Kapolri sungguh menjadi harapan kita semua “agar kontestasi berjalan sehat sesuai prinsip2 demokrasi”.

Jika yang berlaku sebaliknya, cita-cita kemerdekaan berupa tegaknya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia akan semakin menjauh saja, padahal bangsa ini sudah merdeka lebih dari 73 tahun. Betapa banyaknya waktu yang tersia-sia karena konflik politik masa lalu yang sering berdarah-darah. Apakah semua titik hitam ini belum cukup menyadarkan kita semua agar nasib bangsa ini tidak lagi terluntalunta oleh perbuatan sebagian anak-anaknya yang lupa akan tujuan kemerdekaan. Sekalipun judul Resonansi ini: “Hoaks Ancam Sila Kedua Pancasila”, sebenarnya sila-sila yang lain juga sama terancam. ber sambung... bersambung...


binjai edisi 16 - 30november 2018

http://podiumindonesia.com

Pemilih Pilpres 194.524 Orang JUMLAH pemilih di Kota Binjai, Sumatera Utara yang dapat menggunakan hak pilihnya pada pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg) berdasarkan hasil rapat pleno penetapan Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-2) yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum setempat sebanyak 194.524 orang. Komisioner KPU Kota Binjai Bidang Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia, Robby Effendy Hutagalung, di Binjai, Kamis, menyebutkan, dari ke-194.524 pemilih itu terdiri atas 94.733 pemilih laki-laki dan 99.791 pemilih perempuan. Mereka akan mencoblos di 713 tempat pemungutan suara (TPS). "Itu yang sudah ditetapkan dalam rapat pleno yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Binjai," katanya. Dijelaskannya, DPTHP-2 yang ditetapkan itu berdasarkan pencermatan DP4 Non DPT dan Gerakan Melindungi Hak Pilih yang sebelumnya sudah dilaksanakan mulai dari tingkat kelurahan hingga kecamatan beberapa waktu lalu. "Walaupun nantinya akan ada penambahan pemilih, itu akan segera kami akomodir untuk segera kita masukkan ke data pemilih," ungkapnya. Adapun rekapitulasi jumlah pemilih untuk Kota Binjai itu terdiri dari Kecamatan Binjai

Kota yang tersebar di tujuh kelurahan dengan 92 TPS, dengan keseluruhan jumlah pemilih 23.033 orang yang terdiri atas laki-laki 11.073 pemilih dan perempuan 11.960 pemilih. Untuk Kecamatan Binjai Timur tersebar di tujuh kelurahan dengan 138 TPS, dengan keseluruhan jumlah pemilihnya sebanyak 39.677 orang yang terdiri atas laki-laki 18.997 pemilih dan perempuan 20.680 pemilih. Sementara Kecamatan Binjai Barat meliputi enam kelurahan dengan 124 TPS, dimana keseluruhannya 35.073 pemilih dengan pemilih laki-laki 17.597 orang dan perempuan 17.476 orang, sedangkan Kecamatan Binjai Selatan meliputi delapan kelurahan dengan 147 TPS dan 38.403 pemilih yang terdiri atas pemilih laki-laki 18.759 orang perempuan 19.644 orang. Kemudian Kecamatan Binjai Utara dengan sembilan kelurahan dan 212 TPS, dimana jumlah pemilih 58.338 orang yang terdiri atas pemilih laki-laki 28.307 orang dan perempuan 30.031 orang. n ants

6

IDAHAM BICARA SOAL KOTA CERDAS WALI KOTA Binjai, Sumatera Utara, Muhammad Idaham, SH, MSi menjadi salah seorang narasumber pada Forum Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing) Transformasi Pemerintahan Berbasis Digital dan Kota Cerdas di Bappenas. Hal itu disampaikan Wali kota Binjai Muhammad Idaham, di Binjai, Kamis, dimana dirinya membawakan tema "Smart City Model and Transformation". Dalam paparan berjudul "Digital Government : Strategies, Achievements and Planning of Binjai Smart City", disampaikannya Kota Binjai sebagai kota yang APBD-nya tidak besar dan sangat terbatas dengan sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya finansial, maka konsep yang dijalankan untuk dapat mengatasi segala keterbatasan tersebut adalah kerjasama atau Collaboration. "Kita tidak bisa jalan sendiri, kita harus bersatu berjalan bersama untuk dapat membangun dan mengejar segala ketertinggalan kita, " ujarnya. Dijelaskannya, pada tahap awal Pemkot Binjai menjalin kerjasama dengan dua pihak sekaligus, yaitu Politeknik Negeri Medan sebagai institusi pendidikan dan Telkom dari dunia Industri. Bertiga pihak berkomit bahwa penerapan konsep Smart City bukan hanya tanggung jawab pemerintah kota, tetapi juga tanggung jawab Politeknik Negeri Medan dan Telkom, sehingga resiko kegagalan juga siap ditanggung bersama. "Sehingga keseriusan ketiga pihak tersebut jadi semakin tinggi dan komitmen tetap terjaga sampai pada saat sekarang ini," ungkapnya. Salah satu dari produk kolaborasi Pemkot, Polmed dan Telkom adalah Digital Government atau eGoverment yang masuk dalam dimensi Smart Government. Pembagian kategori dari eGov adalah pemerintah ke pemerintah, pemerintah ke masyarkat dan pemerintah ke dunia usaha. Berdasarkan kategori tersebut aplikasi dikelompokkan sehingga pembangunan database menjadi lebih efektif dengan penggunaan database satu batang. Hal yang cukup membanggakan, jelas Idaham, sejak launching Smart City pada akhir tahun 2016, sudah lebih dari 50 daerah yang berkunjung ke Kota Binjai untuk memperoleh pembelajaran penerapan Smart City. Mulai dari daerah di Sumatera Utara hingga Jawa, Kalimantan, Sulawesi bahkan Papua. "Kami mencoba menularkan konsep yang kami terapkan kepada daerah–daerah lainnya," katanya. Selain Wali kota Binjai Muhammad Idaham, narasumber lainnya Prof Naoko Iwasaki dari Waseda University Japan, Prof Toshio Obi selaku Direktur APEC Digital Government dan Ketua Kompartemen Model and Transformation Standar, Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC). n ants


langkat 7 edisi 16 - 30 november 2018

http://podiumindonesia.com

Limbah PT Makin Maju Resahkan Masyarakat Paluh Medan

MASYARAKAT Dusun Paluh Medan, Desa Besilam, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat, merasa sangat keberatan dan resah atas pembuangan limbah cair ke parit pabrik kelapa sawit (PKS) PT Makin Maju (MM) berlokasi di Desa Jati Sari.

Selain itu juga dampak dari limbah PT MM yang berwarna hitam mengeluarkan aroma busuk menyengat ke hidung. Limbah yang dibuang ke kanal mengalir sampai ke Sungai Besilam dan Sungai Batang Sarangan mengakibatkan ikan di sungai mati, sehinga para nelayan kehilangan mata pencahariannya. Dan ratusan masyarakat Dusun Paluh Medan telah membuat surat pernyataan keberatan diatas materai yang masing masing membubuhkan tanda tangannya atas pencemaran lingkungan yang dilakukan PKS PT MM. Kepala Desa (Kades) Besilam Ibnu Nasyith ketika dikonfirmasi wartawan, membenarkan atas pengaduan warganya secara tertulis. Kades Besilam mengaku menindaklanjuti keberatan masyarakat dan sudah mendatangi

ke PKS PT Maki Maju. Namun tidak digubris oleh pihak PKS tersebut. "PKS PT Makin Maju kayaknya kebal hukum, karena pihak terkait Pemkab Langkat tidak mampu menindak pelanggaran pencemaran lingkungan yang terjadi," sebut Ibnu. Pencemaran lingkungan tersebut ternyata berdampak juga sampai ke Desa Jati Sari, Kecamatan Padang Tualang. Ini dapat dilihat dari banyaknya tanaman warga mati. Demikian juga Kades Jati Sari atas pengaduan warganya menemui pihak PKS PT.Makin Maju, tapi hasilnya sama dengan Kades Besilam. Humas PKS PT Makin Maju, Sur saat ditemui wartawan di lokasi sembari menunjukkan waduk penampungan limbah menyampaikan kepada pimpinan perusahaan atas keluhan warga. Dan berjanji akan membenahi waduk yang mungkin ada bocor. n sahrul

RAYON 14 FKPPI SECANGGANG RAIH JUARA III UMUM NAPAK TILAS JUANG 45

RUTUSAN peserta terdiri dari pelajar, kader ormas kepemudaan, dan masyarakat umum mengikuti Lomba Napak Tilas Juang ’45 Bumi Langkat, yang diselenggarakan Pengurus Cabang Pemuda Panca Marga (PAC PPM) Kabupaten Langkat. Kegiatan yang digelar pada 8-9 November dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Pahlawan 10 November 2018. Napak tilas dilakukan dengan menyusuri sejumlah rute gerilya para pahlawan dan

pejuang kemerdekaan di Bumi Langkat sepanjang lebih 20 kilometer, dimulai dari lapangan sepakbola Cinta Raja Secanggang, lalu berakhir finis di GOR Stabat. Keesokan harinya mengikuti upacara Hari Pahlawan di lapangan Alun-alun Amir Hamzah Stabat. Pelepasan dilakukan oleh asisten II Administrasi Ekbangsos Setdakab Langkat Drs Hermansyah disaksikan Danramil 08/ Secanggang, Kapolsek Secanggang Camat Secangang, dan para undangan lainnya. Peserta 46 regu satu regu jumlah pesertanya 11 orang. Ketua panitia pelaksana Ir Kamaaruddin mengatakan, Lomba Napak Tilas Juang ’45 Bumi Langkat dilaksanakan sebagai mentransformasikan semangat bela negara, serta upaya mengingat dan menghormati perjuangan para pahlawan, yang telah rela bertaruh nyawa untuk mewujudkan Kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam kegiatan Napak tilas tersebut Rayon 14 FKPPI Secanggang raih juara III umum. wansy ah lubis n mar marw ansyah

Selama Ops Zebra

Polres Langkat Tilang 2.980 Pengendara OPERASI Zebra Toba tahun 2018 secara resmi telah berakhir. Hasil pelaksanaan Operasi Kepolisian terpusat “Zebra Toba 2018” yang telah dilaksanakan selama 14 hari terhitung mulai 30 Oktober hingga 12 Novemper 2018. Sayangnya, tercatat sejumlah pelanggaran ternyata masih mengalami peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan Operasi Zebra yang sebelumnya dilaksanakan pada 2017. Demikian dikatakan oleh Kasat Lantas Polres Langkat AKP M Rikki Ramadhan SIK didampingi para Perwira Lantas, seperti KBO Iptu Bevan SIK, Kanit Laka Ipda Master SH, Kanit Regindent Ipda Simon SH dan Kanit Patroli Ipda Evan pada wartawan di ruang kerjanya, (15/11/2018). Menurut Kasat Lantas, selama berlangsungnya Ops Zebra Toba 2018, satuan Lalu Lintas setiap harinya melakukan razia di jalan lintas Sumatera khususnya wilayah hukum Polres Langkat. "Setiap harinya pula kita temukan pengguna jalan raya yang membawa kendaraan bermotor masih melakukan kesalahan dan kita beri tindakan langsung (tilang)," terang Rikki Ramadhan. Menurut AKP Rikki, selama 14 hari pelaksanaan Ops Zebra Toba 2018, Sat Lantas Polres Langkat telah melakukan penindakan yaitu memberikan surat tilang bagi pengendara yang melanggar peraturan Lalu Lintas yaitu sebanyak 2.980 set dan 1.379 teguran, dengan rincian pelanggar yang tidak memakai helm sebanyak 305, melawan arus ranmor roda 2 sebanyak 267, ranmor roda 4 sebanyak 13, pengemudi roda 2 yang menggunakan hape di jalan raya sebanyak 15, roda 4 sebanyak 18, pengemudi ranmor roda 2 di bawah umur sebanyak 240, roda 4 sebanyak 24, tidak menggunakan safeti belt sebanyak 231 serta pelanggaran lainnya sebanyak 1.867. Sementara itu, Iptu Bevan SIK selaku KBO Sat Lantas Polres Langkat juga menyampaikan, Ops Zebra 2017 lalu jumlah pelanggar lalu lintas hanya 1.710 tilang dan teguran sebanyak 56, sementara Ops Zebra 2018 mengalami kenaikan yang sangat dratis dengan perbandingan jumlah pelanggar yang mendapat tilang sebanyak 2.980 dan teguran sebanyak 1379. n sahrul


langkat http://podiumindonesia.com

8

TOKOH DEKLARATOR ALUMNI SINGGASANA 2 BERTARUNG DI PILEG 2019 HAMPIR enam tahun kenangan itu masih tersimpan. Tepatnya pada 22 Desember 2012 lalu, tiga tokoh berkumpul di RM Singgasana Dua Jalan Jenderal Sudirman, Stabat. Siapa sajakah mereka? Adalah H Imran Muchtar BSC, Drs Abdul Khair dan H Jabarsyah. Ketiganya menjabat orang penting di Kabupaten Langkat. Imran Muchtar dan Abdul Khair sebagai Penasihat Masyarakat Adat Langkat serta Jabarsyah menjabat Ketua Umum Masyarakat Adat Langkat. Dan, saat pertemuan itu pula ketiga deklarator Masyarakat Adat Langat ini mendeklarasikan diri di RM Singgasana Dua. Kini ketiganya sudah alumni, namun tetap konsisten membela masyarakat adat Langkat. Enam tahun berselang itu, rupanya Imran Muchtar, Abdul Khair dan Jabarsyah menyusun strategi politik. Terbukti, buah pembelajaran enam tahun itu pula, 2019 ini mereka memberanikan diri untuk maju di Pilkada Legislatif alias Pileg. Menumpangi perahu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), ketiga optimis mendapat kursi di pemilihan DPRD Sumut dari Dapil 12.

Dengan capaian tersebut Sumut 3 diharapkan dapat meloloskan Imran Muchtar ke Senayan. Tapi tragisnya pada Pileg 2014, tak satu pun tokoh alumni RM Singasana Dua ini duduk sebagai wakil rakyat di parlemen. Ketiga tokoh ini pada pileg 2019 konon diplot satu paket. Jabarsyah nomor urut 5 dan Abdul Khair MM nomor urut 1 mengumpulkan pundi-pundi suara di Langkat dan Binjai untuk mendorong Imran Muchtar BSC SH nomor urut 2 ke Senayan. Dua tokoh ini sudah sangat matang berpolitik. Drs Abdul Khair pernah dua priode menjadi anggota DPRD Langkat dari PBB. Bahkan dirinya pernah maju pada pemilihan Bupati Langkat Priode 2014-2019 bepasangan dengan Budiono SE. Jabarsyah, tokoh masyarakat pesisir pantai timur Langkat sudah terkenal ketokohannya. Dua tokoh asal Langkat dari Dapil 12 ini diprediksi lenggang

kangkung ke DPRD Sumut. Namun demikian persaingan di Dapil Sumut 12 sangat ketat sehingga tak heran parpol berlomba mengutus figur terbaik dan berkompoten untuk bersaing merebut jatah 10 kursi yang tersedia di DPRD Sumut. Golkar misalnya, tak tanggungtanggung menampilkan Ricky Yunanda Sitepu STP yang notabene putra Bupati Langkat yang akan mengakhiri masa baktinya Februari 2019 mendatang. Gerinda menghadirkan Drs Rauddin Purba, Drs Sulistianto MSI (Nadesm), H Robby Anangga SE (Hanura), Sapta Bangun (Demokrat), Muhri Fauzi Hafiz MA, PKPI Sejarahta Sembirinng, dan PPP Nurul Azhar Lubis SH serta HM Tri Wahyu Amami KJ. Sosok yang ditampilkan parpol peserta Pemilu 2019 dikenal luas masyarakat Kota Binjai dan Langkat. Selain bersaing antar partai,

Jabarsyah dan Drs Abdul Akhir MM harus bersaing dengan nomor urut di bawahnya sama-sama putra Langkat yakni M Tri Wahyu Amami KJ, pemilik Sekolah Harapan Stabat yang mengasuh SMP, SMA, dan SMK. Bahkan alumninya tersebar di Langkat dan Kota Binjai. Begitu pula di Dapil III Sumut meliputi wilayah Asahan, Kota Tanjung Balai, Kota Pematangsiantar, Simalungun, Pakpak Bharat, Dairi, Karo, Kota Binjai, Langkat, dan Batubara. Imran Muchtar harus bersaing dengan politikus PDIP, Djarot Saiful Hidayat, Hinca Panjahitan (Demokrat), sesama partai di Dapil Sumut III adalah pengacara Razman Arif Nasution ditempatkan di nomor urut 1, H Ahmad Doli Kurnia Tanjung (Golkar), HM Ali Umri SH MKN (Nasdem), H Rudi Hartono Bangun SE MAP (Demokrat), H Ansyori Siregar (PKS), Ir H Abdul Aziz SPd MPd (PPP). n rusdi


9

langkat http://podiumindonesia.com

ULAMA KHARISMATIK LANGKAT AYAHANDA HTM NASIR BERPULANG KE ILLAHI SETIAP yang bernyawa pasti merasakan mati. Meskipun bersembunyi digua atau di tembok-tembok tinggi, digunung kematian akan mendatangi kita. Bila azal telah tiba berbagai sebab Allah datangkan pada hambanya. Itu yang terjadi pada ayahanda HTM Nasir pada Kamis 25 Oktober 2018, azal menjemput beliau. Inna Lillahi waina ilahi rajuin Pertemuanku terakhir dengan ayahanda HTM Nasir, 23 Oktober 2018. Saat bertemu beliau mengatakan, "Ulama menjadi umara, kacau di Indonesia!" ujarnya mengomentari situasi politik bangsa saat ini. Sebagai penghormatan terakhir hadir di rumah duka rombongan pejabat pemkab Langkat, antara lain Sekdakab Langkat dr Indra Salahuddin MKes, Camat Wampu, Ketua MUI Stabat Buya Mahpuz, rekan-rekan dari media cetak dan online dan jamaah pengajian yang selama ini diisi almarhum serta bapak dan ibu guru se Kabupaten Langkat. Sepanjang hidupnya, banyak kenangan almarhum mengiasi lamunanku saat aku pulang dari takziah di rumah duka. Terutama saat mengikuti pengajian namaku selalu disebutnya. Tak terasa tanpa disadari air mata jatuh membasahi wajahku bila mengingat kebaikannya selama ini. Beliau sangat mengayomi, bukan hanya putra putrinya tapi juga kami dianggapnya sebagai anak-anaknya sendiri. Almarhum selain ulama kharismatik juga pendidik, dan dan politisi Golkar tokoh yang memperjuangkan Stabat menjadi ibu kota kabupaten Langkat saat menjadi anggota DPRD

Langkat. Saat kutanya prilaku anggota DPR saat ini beliau hanya tersenyum. “Memalukan!� ujarnya. Almarhum sangat resah dengan situasi politik kekinian. Rasa prihatin itu kadangkala terungkap Saat aku berbincang-bincang dengannya saat bertemu. Almarhum adalah ulama ahli sunnah wal jamaah yang sangat giat, berdakwah dan memberikan pencerahan kepada masyarakat langkat Binjai, Aceh Tamiang,Langsa Kota Medan dan Deli Serdang. Selain penampilan, khas menggunakan baju jubah gaya bahasanyapun mudah dipahami serta humoris. Dalam memberikan tausyah hadirin tak henti-hentinya tertawa, karena gaya bahasanya segar. Sejak masa mudanya beliau sangat semangat dalam berorganisasi dan berbagai kegiatan dakwah. Saat itulah almarhumah mulai berkembang menjadi pemuda yang menonjol,

HTM Nasir muda memiliki sifat sederhana dan prihatin pada warga yang berada disekitarnya.dan semangatnya tidak pernah luntur dalam mengejar cita-cita. Menurut cerita putri almarhum T Syafura Zulfah calon Anggota DPRD Langkat periode 2019-2024 dari PKB Dapil 1 Stabat, Secanggang, Wampu Hinai sehari menjelang almarhum berpulang kerahmatullah saya mencegah papah, agar jangan membagikan kelender di tempat pengajiannya, karena alasan factor usia sudah menjelang 80 tahun. "Kalau papah mau pergi sama Ulfa atau suami Ulfa,� Papah bilang. "Fa ini perjuangan papah terakhir untuk Ufa," ujarnya. Waktu itu Ulfa tidak menyadari jika ucapan papa itu ucapan terakhir rupanya. Kamis sore itu berpulang kerahmatullah. Terakhir T Syafura Zulfa melalui media ini berpesan apabila papah kami punya utang belum terbayar agar menghubungi putra-putrinya. n rusdi muhammad


langkat edisi 16- 30 november 2018

http://podiumindonesia.com

10

MELA WAN LUP A MELAW LUPA

SEJARAH PEMINDAHAN PUSAT PEMERINTAHAN PEMINDAHAN ibukota Kabupaten Langkat dari kota Binjai ke Stabat tak terlepas dari peran Almarhum ayahanda HTM Nasir. Pemindahan berdasarkan kajian sejarah atau giografis. Stabat, sebelum menjadi ibukota Kabupaten Langkat adalah salah satu kecamatan di Provinsi Sumatera Utara. Sebelumnya, ibukota Kabupaten Langkat berkedudukan di Kota Binjai. Namun sejak diterbitkannya Peraturan Pemerintah No 5 Tahun 1982, ibukota Kabupaten Langkat dipindahkan ke Stabat. Seperti diketahui bahwa Stabat merupakan kota kecamatan terbesar dengan jumlah penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kegiatan perekonomiannya banyak bergerak di sektor perdagangan, pertanian, peternakan, perkebunan dan jasa. Kecamatan ini dilalui oleh sungai terpanjang di Sumatera Utara yakni Sungai Wampu yang sekaligus memisahkan kecamatan ini dengan Kecamatan Wampu di sebelah barat. Stabat juga dilalui oleh Jalan Raya Lintas Sumatera. Setelah dimekarkan, Kabupaten Langkat terdiri dari 23 kecamatan dengan luas 5.272 KM persegi. Sebagai anggota DPRD Langkat di zaman itu, almarhum HTM Nasir terjun langsung ke lapangan mengumpulkan data-data sejarah untuk mendukung Stabat menjadi ibukota Kabupaten Langkat. Lalu di mana komplek pusat pemerintahan Kabupaten Langkat yang sebenarnya? Dalam sebuah perbincangan dengan PODIUM menjelang HUT Langkat bulan Januari 2018 lalu, almarhum menjelaskan, komplek perkantoran Pemkab Langkat bukan di Desa Kwala Bingai seperti sekarang ini. "Kami DPRD dan Pemkab Langkat

memohon pada PTP IX melepaskan aset tanahnya untuk komplek perkantoran Pemkab Langkat berada di Dusun Sei Karang, Desa Kwala Begumit, Kecamatan Stabat," singkatnya mengawali. "Lokasi yang kami mohonkan kini lahannya dipakai Pemkab Langkat, untuk Gedung Industri Kecil Menengah (IKM) dan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Pos LLAJ," katanya. Usulan ini berdasarkan pertimbangan ibukota kabupaten yang baru dimekarkan berada di Jalan lintas Sumatera. "Ini dapat kita lihat komplek pusat pemerintahan yang dimekarkan, mulai dari kantor Bupati Deli Serdang, Sergai, Asahan, Labura, Labusel, termasuk juga komplek perkantoran Kabupaten Aceh Tamiang. Tapi oleh PTP IX waktu itu penggunaan lahan komplek perkantoran yang diusulkan dialihkan ke Desa Kwala Bingai," terang Almarhum. Andaikata komplek pusat pemerintahan Kabupaten Langkat berada di Dusun Sei Kaarang Desa Kwala Begumit kawasan di sekitarntya akan berkembang menjadi kota baru. Perekonomian masyarakat akan tumbuh dan berkembang demikian pula dengan sektor jasa akan menyerap banyak tenaga kerja. Pemindahan ibukota berdasarkan; PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO-

NESIA NOMOR 5 TAHUN 1982 TENTANG PEMINDAHAN IBUKOTA KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LANGKAT DARI WILAYAH KOTAMDYA DAERAH TINGKAT II BINJAI KE KOTA STABAT DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LANGKAT. Saat itu, Presiden Republik Indonesia menyatakan, bahwa demi peningkatan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan di Kabupaten Daerah Tingkat II Langkat, dipandang perlu untuk memindahkan kedudukan pusat pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Langkat dari wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Binjai ke lokasi yang lebih tepat di wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Langkat; b. Bahwa berdasarkan hasil-hasil penelitian, Kota Stabat di wilayah Kecamatan Stabat, Kabupaten Daerah Tingkat II Langkat dipandang memenuhi syarat sebagai wilayah Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Langkat; Mengingat 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1092); 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037); MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMINDAHAN IBUKOTA KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LANGKAT DARI WILAYAH

KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BINJAI KE KOTA STABAT DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LANGKAT. Pasal 1: (1) Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Langkat dipindahkan tempat kedudukannya dari wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Binjai ke Kota Stabat di wilayah Kecamatan Stabat, Kabupaten Daerah Tingkat II Langkat. (2) Kota Stabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, mempunyai batas-batas sebagai berikut : a. di sebelah Utara dengan Sei Wampu/Desa Stabat Lama; -di sebelah Timur dengan Desa Karang Rejo; -di sebelah Selatan dengan Desa Kwala Begumit; -di sebelah Barat dengan Desa Petumbukan; sebagaimana terdapat pada peta terlampir. (3) Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Langkat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, berlokasi di wilayah Kecamatan Stabat yang terdiri dari: -Desa Stabat Baru -Desa Perdamaian, -Desa Pantai Gemi -Desa Sidomulyo -Desa Kwala Bingai. Pasal 2 (1) Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Langkat berkedudukan di Kota Stabat. Tempat kedudukan Instansiinstansi Vertikal Tingkat Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor disesuaikan dengan tempat kedudukan Pemerintah Daerah Tingkat II Langkat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini. Pasal 3 Pembiayaan yang diperlukan untuk pemindahan Ibukota


parlemen 11 edisi 16 - 30 november 2018

http://podiumindonesia.com

Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor disesuaikan dengan tempat kedudukan Pemerintah Daerah Tingkat II Langkat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini. Pasal 3 Pembiayaan yang diperlukan untuk pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Langkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah ini, dibebankan kepada anggaran Pemerintah Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 4 Hal-hal yang timbul dari dan berhubungan dengan pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah ini, sepanjang yang menyangkut instansi vertikal diatur lebih lanjut secara bersama oleh Menteri yang membawa instansi vertikal yang bersangkutan dan Menteri Keuangan. Pasal 5 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, diatur lebih lanjut oleh Menteri Dalam Negeri sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. Pasal 6 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Maret 1982 PRESIDEN RI, ttd SOEHARTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 1 Maret 1982 MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, ttd SUDHARMONO, S.H. Saat ditanya Perda Nomor 11 tahun 1995 telah ditetapkan Hari Jadi Kabupaten Langkat 17 Januari 1750, dengan Motto : ”Bersatu Sekata Berpadu Berjaya”. Almarhum HTM. Nasir tidak sependapat . Jika tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi Kesultanan Langkat bolehlah tapi untuk hari jadi Kabupaten Langkat sebaiknya berdasakan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 5 Tahun 1982. Yang diundangkan di Jakarta 1 Maret 1982. n rusdi

DUO BAHRI DILANTIK MENJADI DEWAN BUPATI Langkat H Ngogesa Sitepu SH melalui Sekdakab Langkat dr H Indra Salahudin MKes MM, menghadiri rapat paripurna DPRD Kabupaten Langkat, dalam rangka pengambilan sumpah anggota DPRD Kabupaten Langkat, sebagai pengganti antar waktu masa jabatan 2014-2019, di ruang rapat paripurna DPRD Langkat, (5/11/2018).

Pelantikan dan pengambilan sumpah serta penandatangan berita acara sumpah anggota DPRD Langkat yang baru, langsung dipimpin oleh Ketua DPRD Langkat Surialam SE dengan didampingi oleh wakilnya Dr Donny Setha ST SH MH dan Ralin Sinulingga SE. Adapun anggota DPRD yang baru yaitu Syamsul Bahri S SE, menggantikan Ibrahim dari partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan H Syamsul Bahri Surbakti SE MM menggantikan Siti Nurhayati SAg dari partai Demokrat. Indra Salahuddin mengucapakan terimakasih kepada Ibrahim dan Siti Nurhayati, atas pengabdianya selama ini sebagai anggota dewan. “Serta kepada keluaraga, di mana selama ini telah mendampingi beliau, dalam mengemban amanah rakyat,” imbuhnya. Selanjutnya untuk Syamsul Bahri dan H Syamsul Bahri Surbakti, Sekda mengucapkan selamat bertugas dan memulai lembaran baru sebagai anggota DPRD Langkat yang sudah dilantik. “Kami berharap saudara benar-benar memahami tugas yang diemban, terutama didalam menghadapi tuntutan pelaksanaan pembangunan yang makin kompleks, khususnya yang menyakut hajatan hidup masyarakat luas,” tuturnya.

Ketua DPRD Langkat Surialam SE, mejelaskan, sebagai anggota DPRD yang baru, diharapkan agar mampu bekerjasama dan peka terhadap aspirasi yang berkembang dan mampu memotivasi masyarakat. “Serta diharapkan aktif berpartisifasi dalam melaksanakan pembangunan, sosial dan kemasyarakatan di Langkat,” pungkasnya. Dikatakan Surialam, Syamsul Bahri saat ini akan duduk di Komisi A dan sebagai anggota Badan Musyawara dan Badan Kehormatan DPRD Langkat, sedangkan H Syamsul Bahri Surbakti juga duduk di Komisi A dan sebagai Badan Pembentukan Peraturan Daerah DPRD Kabupaten Langkat. Ditambahkan Surialam, pengganti antar waktu ini, sebelumnya telah menempu prosedur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai keputasan Gubsu No: 188.44/1304/ KPTS/Tahun 2018, tanggal 9 oktober 2018 dan No: 188.44/1335/KPTS/2018 tanggal 19 oktober 2018. Turut hadir unsur Forkopimda, segenap anggota DPRD Langkat, para Asisiten dan Staf Ahli Bupati, para pimpinan OPD Pemkab Langkat, para kepala Setdakab dan Camat se-Langkat, para pimpinan partai politik dan Ormas se-Langkat, para insan Press serta undangan lainnya. n pendi


sumut edisi 16 - 30 november 2018

http://podiumindonesia.com

12

INDONESIA BUTUH PAHLAWAN BARU SELAMAT Hari Pahlawan. Kobarkan terus semangat pahlawan di dada, torehkan prestasi yang membawah harum nama bangsa dan negara, serta jaga selalu persatuan dan kesatuan dalam jalinan toleransi dan kesetiakawanan sosial, semoga semangat pahlawan mewarnai setiap langkah kita. Sambutan Menteri Sosial RI disampaikan langsung oleh Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu SH saat memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan 2018, yang bertema 'semangat pahlawan didada ku', bertempat di Alun-alun T Amir Hamzah Stabat, (10/11/2018). Selanjutnya, H Ngogesa menerangkan, bahwa di dalam diri setiap insan tertanam jiwa kepahlawanan, maka siapapun dapat menjadi pahlawan, jika mengabdikan hal yang bermanfaat bagi diri lingkungan serta bangsa dan negara. "Mari lakukan hal yang bermanfaat bagi negara, guna melanjutkan perjuangan pahlawan, untuk membuat bangsa ini semakin maju dan sejahtera," sahutnya. Sementara itu, Bupati Ngogesa juga menyampaikan, bahwa bangsa ini memerlukan pahlawan baru, untuk lebih memakmurkan Indonesia, terlebih dari kalangan pemuda sebagai generasi penerus, yang mempunyai jiwa patriotisme, pantang menyerah, disiplin, berkarakter, menguasi ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidangnya. "Serta mampu berkolaborasi untuk kemajuan bangsa dan mampu memanfaatkan kemajuan teknologi, untuk menjadikan Indonesia diperhitungkan di mata dunia, Khusunya ketika negri ini memasuki era revolusi industri 4.0," terangnya. Selain itu, sambung H Ngogesa, bangsa ini juga perlu memiliki penerus bangsa, yang mampu memanfaatkan keragaman suku, budaya dan agama, sebagai modal sosial untuk mengunggulkan Indonesia dalam 1 pergaulan dunia. n P2 P21

Limbah PT Makin Maju Resahkan Masyarakat Paluh Medan MASYAKAT Dusun Paluh Medan, Desa Besilam, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat, merasa sangat keberatan dan resah atas pembuangan limbah cair ke parit pabrik kelapa sawit (PKS) PT Makin Maju (MM) berlokasi di Desa Jati Sari. Selain itu juga dampak dari limbah PT MM yang berwarna hitam mengeluarkan aroma busuk menyengat ke hidung. Limbah yang dibuang ke kanal mengalir sampai ke Sungai Besilam dan Sungai Batang Sarangan mengakibatkan ikan di sungai mati, sehinga para nelayan kehilangan mata pencahariannya. Dan ratusan masyarakat Dusun Paluh Medan telah membuat surat pernyataan keberatan diatas materai yang masing masing membubuhkan tanda tangannya atas pencemaran lingkungan yang dilakukan PKS PT MM. Kepala Desa (Kades) Besilam Ibnu Nasyith ketika dikonfirmasi wartawan, membenarkan atas pengaduan warganya secara tertulis. Kades Besilam mengaku menindaklanjuti keberatan masyarakat dan sudah mendatangi ke PKS PT Maki Maju. Namun tidak digubris oleh pihak PKS tersebut. "PKS PT Makin Maju kayaknya kebal hukum, karena pihak terkait Pemkab Langkat tidak mampu menindak pelanggaran pencemaran lingkungan yang terjadi," sebut Ibnu. Pencemaran lingkungan tersebut ternyata berdampak juga sampai ke Desa Jati Sari, Kecamatan Padang Tualang. Ini dapat dilihat dari banyaknya tanaman warga mati. Demikian juga Kades Jati Sari atas pengaduan warganya menemui pihak PKS PT.Makin Maju, tapi hasilnya sama dengan Kades Besilam. Humas PKS PT Makin Maju, Sur saat ditemui wartawan di lokasi sembari menunjukkan waduk penampungan limbah menyampaikan kepada pimpinan perusahaan atas keluhan warga. Dan berjanji akan membenahi waduk yang mungkin ada bocor. n sahrul

'MOMENTUM MEWUJUDKAN MASYARAKAT BERPRILAKU HIDUP SEHAT' MARI kobarkan semangat melayani, semangat menggerakkan, semangat untuk mampu menangkap aspirasi masyarakat, semangat memandirikan dan memberdayakan masyarakat dalam mencapai derejat kesehatan yang setinggitingginya, di momentum peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ini, yang dimulai dari diri sendiri. Sambutan Menteri Kesehatan RI pada peringatan HKN ke -54, disampaikan Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu SH, saat memimpin apel gabungan ASN di jajaran Pemkab Langkat, di Halaman Kantor Bupati, Stabat, (12/11/2018). Selanjutnya Bupati Langkat menyampaikan, peringatan HKN ini mengangkat tema ‘aku cinta sehat’ dengan sub tema ‘ ayo hidup sehat’. Tema tersebut diangkat sebab sejalan dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). “Sebab Germas adalah program presiden Joko

Widodo, yang menekankan pada kesadaran tiap individu untuk meningkatkan berprilaku hidup sehat. Semoga dengan program Germas ini pembangunan kesehatan bangsa ini, terus mengalami kemajuan,” terangnya. Untuk itu, sambung Bupati Ngogesa, diharapkan agar insan kesehatan, baik di jajaran Kementerian Kesehatan mau pun tingkat daerah, agar menjadikan peringatan HKN sebagai momentum untuk mereflesikan kembali, sejauh mana keberhasilan pembangunan kesehatan yang telah dilakasanakan. “Serta melihat sejauh mana keberhasilan sektor kesehatan dalam melibatkan semua unsur lintas sektor dalam melaksanakan pembangunan kesehatan,” pungkasnya. Karena, kata Bupati, Germas mengajak kerjasama lintas sektor dan lintas program dalam mewujudkan masyarakat untuk berprilaku hidup

sehat, yang akhirnya dapat membentuk bangsa Indonesia yang kuat. “Maka dalam upaya ini, Puskesmas dan tenaga kesehatan di dalamnya, harus mampu mengambil peran mencerdaskan masyarakat, untuk hidup sehat secara aktif dan terus menerus melakukan upaya promosi perilaku hidup bersih dan sehat,” imbuhnya. Sembari mmemberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya program kesehatan ini. Serta mengajak untuk mengenang jasa para pejuang pembangunan kesehatan dan meneladani semangat dan pengabdiannya. Selepas apel tersebut, Bupati Langkat juga melaksanakan, pemberian penghargaan berupa piagam dan hadiah, kepada petugas pajak, yang telah berhasil merealisasikan target PBB sektor perdesaan/perkotaan, sebelum jatuh tempo. n P22


ragam 13 edisi 16 - 30 november 2018

http://podiumindonesia.com

Bupati Langkat Lantik 614 Anggota BPD BUPATI Langkat H Ngogesa Sitepu SH secara langsung meresmikan dan mengambil sumpah/janji anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) terpilih se Langkat Hulu priode 2018-2024, bertempat di Lapangan Bola Kaki Polsek Kuala, (6/11/2018). Bupati Langkat pada arahan dan bimbingannya, menegaskan, nantinya BPD dalam kedudukannya harus mempunyai visi dan misi yang sejalan dengan Kepala Desa (Kades), sehingga BPD tidak memiliki kapasitas yang dapat menjatuhkan Kades, yang sebelumnya telah dipilih secara demokratis oleh masyarakat. “Namun, BPD harus tetap melakukan fungsinya, sebagai pengawas kinerja Kades, guna memastikan Kades melaksanakan pemerintahan desa, sesuai dengan ketentuan Perdes yang sebelumnya telah disepakti bersama, di mana tujuanya sebagai aplikasi dari penjabaran visi dan misi Kades itu sendiri,” terangnya. Sebab salah satu fungsi BPD, sambung Bupati, adalah membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa (Perdes), dimulai dari penyiapan Perdes tentang RPJM -Des, RKP-Des, APB-des sampai dengan Perdes yang berkenaan dengan kebijakan-kebijakan strategis Desa, dalam mengembangkan segala potensi dan kearifan Desa, yang sebelumnya diambil melalui penyaringan berbagai aspirasi dari masyarakat. “Karena BPD dan Kades sama-sama memilki fungsi strategis dalam menyiapkan kebijakan pemerintahan desa,” paparnya. Selanjutnya H Ngogesa mengucapakan terimakasih kepada BPD priode 2012-2018 atas darma baktinya dan kerja kerasnnya selama ini dalam membangun Desa dan kepada seluruh pemerintah Desa dan panitia pengisian BPD priode 2018-2024. Serta mengucapakan selamat kepada seluruh BPD priode 2018-2024 terpilih yang telah diambil sumpah janjinya. “Masyarakat telah memberikan kepercayaannya

kepada bapak/ibu semuanya, sebagai wakil mereka di Desa, untuk itu jagalah kepercayaan itu, dengan menjalankan tugas dengan amanah, sesuai dengan kewenangan dan fungsinya. Perlu diingat, amanah ini akan dipertanggung jawabankan didunia dan diakhirat,” tegasnya mengingatakan. Kadis PMD Langkat Drs Jaya Sitepu dalan laporannya, menjelaskan, anggota BPD terpilih se Langkat Hulu yang diamil sumpah/janjinya berjumlah 614 orang, dengan rincian BPD keterwakilan perempuan sebanyak 100 orang dan BPD keterwakilan Dapil sebanyak 514 orang. “Maksud dan tujuan pelaksanaan peresmian dan pengambilan sumpah/janji anggota BPD terpilih ini, dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 58 ayat 2 dan 3 UU No:6 tahun 2014 tentang Desa,”paparnya. Camat Kuala H Romarlan Harahap SH selaku tuan rumah acara, mengucapkan selamat datang kepada Bupati Langkat dan Bupati Langkat terpilih serta kepada seluruh tamu undangan, atas kehadirannya. “Saya juga memohon maaf apabila terdapat kekurangan disana sininya dalam penyambutan ataupun penyedian tempat, yang dirasa kurang berkenan di hati,” sebutnya. Turut hadir Sekdakab Langkat dr H Indra Salahudin Mkes MM, Bupati terpilih Terbit Rencana PA SE, ketua DPRD Langkat Surialam SE, unsur Forkopimda Langkat, para asisten dan staf ahli Bupati, para kepala OPD Pemkab Langkat, ketua KNPI Kabupaten Langkat, para Camat dan unsur Forkopim se Langkat Hulu, Kades dan anggota BPD priode 2018-2024 se Langkat Hulu. n ladon

Beristrikan Perempuan Bunian EPISODE 2 Tepian sungai sepi tak ada seorangpun berada di sana seperti hari-hari biasa sungai ramai ibuibu rumahtangg dan remaja putri mencuci pakaian. Arus sungai sangat deras tapi Nek Ayuh tak gentar ia berusaha menyeberanginya. Dalam air sungai setinggi dada bisanya hanya setinggi lutut orang dewasa. Nek Ayuh berusaha mencapai seberang sungai dengan berenang, tapi kaarena arus sungai sangat deras ia terseret terbawa arus ke hilir. Kepalanya terbentur batu akhirnya ita pingsan tersangkut di batang pohon kayu yang melintang di tengah sungai. Ketika ia sadar Nek Ayuh sudah berada di sebuah rumah panggung yang besar. Dia mencoba bangkit tapi ditahan dukun yang mengobatinya. "Berbaring saja dulu luka dalam tubuhmu belum sembuh," kata sang dukun. "Aku dimana ? mengapa aku ada disini ?" tanyanya berkata sendiri. "Anda berada di tempat kami. Orang dinegerimu menyebut kami orang bunian. Tadi putri kami ketika hendak mandi di sungai menemukanmu tersangkut di dahan kayu. Ia lalu mengabarkan pada warga kampung kami. Mereka menggotongmu lalu membawamu ke rumah ini untuk diobati. " kata pemilik rumah yang ternyata kepala Desa di Perkampungan bunian. Menjelang senja pikiran Nek Masyitah resah. Adzan maghrib sudah berkumandang tapi Nek Ayuh belum juga pulang. "Yung pergi kau ke tepi sungai lihat ayahmu," pinta Nek Masyitah pada Buyung anak tertuanya waktu itu berusia 10 tahun. Buyung mengajak empat orang tamannya menuju ke tepi sungai dengan membawa obor. Buyung memanggil-manggil ayahnya tapi tidak ada jawaban. Kemana ayah apakah dia di makan buaya waktu menyeberang atau diterkam harimau? Bisik hatinya merasa cemas. Setelah lelah mencari dan tidak juga bertemu Buyung bersama empat orang temannya pulang kembali ke rumah. “Jumpa ayahmu Yung?” Tanya ibunya. Buyung hanya menggelengkan wajahnya. Nek Masyitah lalu pegi melapor pada Nek Jorong (Kepala Desa). Malam itu ratusan warga Jorong Bawan keluar rumah turut mencari Nek Ayuh. Tepian Sungai diselusuri dari hulu ke hilir tapi orang yang dicari tidak ketemu. Sepanjang malam warga terus berjaga di tepian sungai hingga pagi, tapi Nek Ayuh tidak juga muncul dari permukaan air sambung.... sungai. ber bersambung....


nasional 14 edisi 16 - 30 november 2018

http://podiumindonesia.com

Baliho Jokowi- Ma'ruf Amin Dicopoti OTK di Sepanjang Jalan Stabat - Secanggang SEBUAH baliho pasangan Capres dan Cawapres Joko Widodo - Ma'ruf Amin, sepertinya sengaja dicopoti dan dikutip oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK) yang mengenderai sepeda motor di sepanjang Jalan Raya Stabat-Secanggang mulai dari Desa Kepala Sungai hingga kantor Polsek Secangang. Menurut saksi mata tak bersedia menyebutkan namanya kebetulan melintas di kawasan tersebut pada Podium , ada sekelompok orang mengenderai sepeda motor sengaja mencopoti baliho yang terpasang, (15/11/ 2018). Atas kejadian tersebut warga di sana sangat menyesalkan perbuatan oknum yang tidak bertanggungjawab. Perbuatan mereka dapata memancing keributan antar dua kubu pasangan cawapres. Perbuatan premanisme semestinya tidak boleh terjadi diera demokrasi. Ujar

warga saat diminta komentarnya..\ "Kalau mendukung cawapres harus sopan dan santun, memiliki etika yang baik, serta menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, bukan malah membuat teror perusakan baliho ," sesal warga.. Menurut amatan Podium , kejadian ini merupakan efek dari adanya rasa khawatir oknum tertentu atas keberhasilan Jokowi selama menjabat Presiden. Apalagi Jokowi telah memberikan bukti hasil-hasil pembangunan di negeri ini sedangkan yang lain baru sebatas berjanji," ujar warga

menambahkan.. M.Yusuf Warga di sana meminta agar pihak berwenang menangkap oknom yang melakukan pengerusakan baliho cawapres..Kejadian serupa tidak boleh terjadi ditempat lain. Katanya kesal Pantauan Podium dilapangan perusakan baliho Capres JokowuMa'ruf Amin juga terjadi bukan hanya di Kecamatan Secanggang tapi juga dikecamatan Stabat sepanjang jalan Kelurahan Payamabar hingga Desa Ara Condong simpang pasar 6. wan n rusdi/mar rusdi/marw

INDONESIA SUPERD AR URA T HO AKS (1) SUPERDAR ARURA URAT HOAKS Oleh: Asma Nadia INDONESIA darurat hoaks sudah terdengar gaungnya sejak lama, tetapi tak tercipta sebuah perubahan. Kini, bahkan rasanya kita sudah masuk tahap yang lebih genting lagi, Indonesia superdarurat hoaks. Mengapa? Alasan pertama karena sekarang penyebar hoaks bukan saja orang-orang yang berniat jahat, tetapi termasuk mereka yang sebenarnya memiliki niat baik. Serius, bahkan tujuan mulia sekali pun bisa menjadikan seseorang korban sekaligus penyebar hoaks. Seorang selebgram pernah dihujat hanya karena mendoakan masyarakat di suatu daerah yang menjadi korban bencana gunung meletus. Berawal dari foto dan berita yang diterimanya di sebuah grup Whatsapp tempat berkumpul orang-orang yang melek berita dan media. Didorong simpati ia mengirim foto kondisi gunung

yang meletus di sosial media dan mengajak banyak pihak ikut mendoakan masyarakatnya agar diberi ketabahan. Kepeduliannya membuahkan hujatan, sebab ia dianggap menyebarkan hoaks dan meresahkan masyarakat setempat. Rupanya foto gunung meletus diambil dari kejadian lama di tempat lain. Sang selebgram sejatinya pun korban hoaks, tetapi akhirnya dianggap menyebarkan kebohongan dan memperkeruh situasi. Terkait hoaks atau berita palsu sepertinya kita samasama harus memilah. Kelompok pertama terdiri dari para pembuat dan pelaku penyebar hoaks. Mereka yang secara sadar menyebarkan berita palsu. Kelompok pertama ini, jelas harus bertanggung jawab secara hukum atas kejahatannya. Kedua, korban penyebar berita hoaks. Mereka yang termakan atau menjadi korban sekaligus tergerak menyebarkan berita tanpa tahu bahwa yang disampaikan hoaks. Catatan bagi mereka yang berada di kelompok ini harus lebih berhati-hati sambung... dalam menjaring informasi. ber bersambung...

DESA SERANG JAYA RAIH JAWARA 3 MTQ TINGKAT KECAMATAN KECAMATAN Desa Serang Jaya yang dipimpin oleh Dody Prance, selaku Kepala Desa (Kades) berhasil meraih peringkat ke-3 dari 8 Desa seKecamatan Pematang Jaya, Kabupaten Langkat. Pada perlombaan MTQ tingkat Kecamatan Pematang Jaya yang mana setiap desa mengutus masing masing peserta sebanyak 16 peserta dari setiap cabang yang diperlombakan dan dilaksanakan di Desa Damar Condong kemarin. Ada pun cabang yg diperlombakan Tartil Anak (putra-putri), Tilawah Anak (putra-putri), Tilawah Remaja (putra-putri), Tilawah Dewasa (putra-putri), Syarhil, Hafalan ayat pendek (anak), Pildacil dan Adzan (SD, SMP, SMA). Pada perlombaan MTQ dibuka langsung oleh Camat Pematang Jaya, Ahmad Fitria S.Sos dan dihadiri oleh Kapolsek Pangkalan Susu AKP Selamet Riyadi, KUA Pangkalan Susu Suherman, S.Ag, MUI Suheri, S.Pd.I Sekretaris Camat Syaiful Bahri, MM, M.Psi, kepala desa sekecamatan pematang jaya dan para tamu undangan. MTQ kali ini Desa Serang Jaya mendapatkan peringkat ke3 dari 8 desa se-Kecamatan Pematang Jaya. Salah satu yang diunggulkan dari cabang yang diperlombakan menyabet juara I Tilawah Dewasa Putri atas nama Desi Susanti dan Tilawah Dewasa Putra Yunus mendapatkan juara ke-II. Untuk cabang lainnya yaitu Adzan kategori SD mendapatkan juara ke-II atas nama Anton, tingkat SMP juara I atas nama Ilham dan tingkat SMA juara I atas nama Arif Maulana dan cabang lainnya. Saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kades Serang Jaya Dody Prance mengucap syukur. "Alhamdulilah kita berhasil menduduki peringkat ke-tiga dari delapan desa di Kecamatan Pematang Jaya. Tapi semuanya tidak terlepas dari semangat juang anak anak dan rekanrekan," ujarnya. n sahrul


aspirasi 15 edisi 16 - 30 november 2018

http://podiumindonesia.com

Generasi Muda Langkat Didorong Terampil Syiarkan Ajaran Islam Kini TPI Dapat Dikelola Pemkab Langkat PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Langkat melalui Dinas Kelautan dan Perikanan, dengan kebijakannya, kini dapat membenahi seluruh Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang berada di wilayah Langkat, agar dapat dimanfaatkan sesuai fungsi dan kegunaannya. Sambutan Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu SH yang disampaikan Sekdakab Langkat dr H Indra Salahudin MKes MM, saat memimpin apel gabungan ASN dijajaran Pemkab Langkat, di halaman kantor Bupati Langkat, Stabat, (5/11/2018). “Ke semua kebijakan tersebut, membutuhkan dukungan dan kerjasama seluruh OPD, agar sukses. Sehingga tujuan kita untuk mensejahterakan masyarakat perikanan Kabupaten Langkat dapat tercapai dengan baik,” tambahnya. Ada pun lokasi TPI tersebut, kata Sekda, berada di 5 Kecamatan, yaitu TPI Pulau Kampai, TPI Kelurahan Beras Basah Kec Pangkalan Susu, TPI Pangkalan Brandan Kec Babalan, TPI Desa Kwala Gebang Kec Gebang, TPI Desa Bubun Kec Tanjung Pura. “Kegunaan TPI ini berfungsi untuk pelelangan, fungsi stabilitas harga dan fungsi kesejahteraan nelayan,” terangnya. Selain itu, sambung Sekda, dalam kegiatan perikanan, TPI memiliki peran penting, sebab merupakan salah satu faktor yang menggerakan dan meningkatkan usaha dan kesejahteraan nelayan. “Jadi TPI dibangun untuk tujuan melengkapi sarana infrastruktur kelautan perikanan yang dibutuhkan nelayan guna mendukung pembangunan dan pengembangan ekonomi perikanan, terutama nelayan sekala kecil,” paparnya. Selanjutnya, dr Indra menerangkan, TPI yang berada di Langkat, sebelumnya pengelolaan dan penyelenggaraannya masih menjadi kewenangan pemerintah provinsi Sumut. Namun pada tanggal 8 maret 2018, berdasarkan surat dari kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provsu No 523/2235 tahun 2018, tentang kewenangan Dinas Kabupaten/Kota untuk mengelola TPI. Keputusan tersebut sesuai dengan amanat UU RI No.23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah, khususnya pada pembagian urusan bidang kelautan dan perikanan, yang menyatakan bahwa pengelolaan dan penyelenggaraan TPI, telah menjadi kewenangan Kabupaten/Kota. n pendi

FESTIVAL Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-XI pelajar tingkat SD dan SMP dibuka langsung oleh Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Kabupaten Langkat Drs H Saiful Abdi, (15/11/2018), di halaman SD Negeri 05661 Jalan Proklamasi Kelurahan Kwala Bingei Kecamatan Stabat.

Pembukaan festival MTQ tersebut dihadiri Ketua MUI Kabupaten Langkat Mahfudz, Kadis Pendidikan Langkat Saiful Abdi, Kabid SD dan SMP beserta para Kasi, Pengurus Dewan Pendidikan, para pengawas SD dan SMP se-Kabupaten Langkat, para pengurus MK2SN dan K3S para Kepala sekolah SD dan SMP, para pendamping /oficial dan peserta MTQ pelajar SD dan SMP. Tujuan diselenggarakannya kegiatan MTQ pelajar tingkat SD dan SMP adalah untuk mewujudkan salah satu visi dan misi Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu tentang upaya menjadikan masyarakat Langkat yang religius. Sebagai upaya pembinaan pada pesrta didik untuk menjadi generasi muda yang cerdas, terampil dan berakhlakul karimah, memotivasi peserta didik untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang seni baca dan tulis Al-Qur’an. Kemudian mengembangkan syiar ajaran agama Islam di lingkungan masyarakat sekolah maupun masyarakat umum. Pada kesempatan ini Kadis Pendidikan Drs H Saiful Abdi menyampaikan MTQ adalah sebuah festival pemuliaan kitab suci umat Islam. Sejak tahun 1968 saat Menteri Agama dijabat oleh KH

Muhammad Dahlan (Salah seorang Ketua Pengurus besar Nahdlatul Ulama, MTQ dilembagakan secara nasional. MTQ pertamakali diselenggarakan di Makasar pada bulan Ramadhan tahun 1968. Kala itu hanya melembagakan tilawah dewasa saja dan melahirkan QariAhmad Syahid dari Jawa Barat. Seiring dengan pergeseran waktu, maka MTQ pun berkembang dengan memperluas cabang yang diperlombakan. Ada Tilawah, Tahfidz, Fahmil, Syahril dan Khathil. "Sebagai perwujudan rasa tanggung jawab bersama dalam mendidik dan membudayakan isi kandungan Al-Quran dalam kehidupan kita sehari-hari, khususnya di kalangan para peserta didik, maka Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat merasa perlu untuk terus menyelenggarakan festival MTQ ini secara continiu," terangnya. Selanjutnya kegiatan MTQ ini juga dijadikan sebagai wahana bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat dalam mewujudkan penguatan pendidikan karakter serta pengejawantahan dari Peraturan Bupati Langkat Nomor 20 tahun 2018 tentang struktur muatan lokal yang salah satu isinya memberlakukan proses pembelajaran BTA (Baca Tulis Al-Qur’an) dari jenjang pendidikan PAUD hingga SMP sederajat. n sahrul


Peliharalah Hasil Pembangunan TMMD Dengan Baik TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 103 yang dilaksanakan Kodim 0203/Langkat di Kecamatan Wampu, resmi ditutup. Ditandai dengan digelarnya upacara penutupan serta penyerahan hasil laporan kegiatan, kepada Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu SH melalui Sekdakab Langkat dr H Indra Salahudin MKes MM oleh Dandim 0203 Langkat Letkol (Inf) Deni Eka Gustiana, yang disaksikan Kasdam I Bukit Barisan Brigjen TNI Hasanuddin, bertempat di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat, (13/11/2018). Pada upacara tersebut, bertindak sebagai Irup Brigjen TNI Hasanuddin, menyampaikan amanat Kepala Staf Angkatan Darat Jendral Mulyono selaku penangung jawab oprasional TMMD, dijelaskannya, selain sasaran pembangunan fisik dan non fisik, pelaksanaan TMMD juga membawa misi khusus, yaitu untuk menyatukan perbedaan dalam masyarakat, guna mencegah potensi perpecahan dan berkembangnya intoleransi, serta menumbuhkan kedekatan anatara rakyat dan prjurit. “Karena itulah, bagi prajurit yang tergabung dalam Satgas TMMD ini, saya wajibkan untuk tidur dan makan di rumah masyarakat,” sebutnya. Untuk itu, kata Brigjen Hasan, pertahankanlah kebersamaan dan kemanunggulangan ini antara TNI dan rakyat, yang dirasakan selama kegiatan TMMD ini berlangsung. Serta peliharalah hasil-hasil dari TMMD ini dengan sebenarbenarnya, untuk kemaslahatan seluruh warga masyarakat. Selanjutnya, Brigjen Hasan menerangkan, diambilnya tema TMMD ini yaitu TNI manunggal rakyat dalam mewujudkan desa yang maju, sejahtera dan demokrtais. Karena tema ini sejalan dengan visi pemerintah pusat melalui kebijakan

‘membangun Indonesia dari pinggiran’. “Maka dalam pelaksanaan TMMD mewujudkan sinergi dan kerjasama dengan 8 pemerintahan setingkat kementerian, yaitu Kemenag, Kementrian Prindustrian, Kementerian kesehatan, kementrian pertahanan, kementerian lingkungan hidup dan kehutanan, kementerian dalam negri dan kepolisian RI,” terangnya. Sembari mengucapkan terimakasih kepada para Gebernur, Bupati dan instasni kementrian terkait dan khususnya kepada semua masyarakat, serta memohon maaf apabila ada tingkah laku maupun tutur kata prajurit TNI, yang kurang berkenan di hati masyarakat. Dandim 0203 Langkat Letkol

(Inf) Deni Eka Gustiana pada laporannya, pelaksanana TMMD ini selama 30 hari dimulai dari 15 Oktober sampai 13 Nopember 2018, dengan melakukan giat pekerja fisik dan non fisik, yang dilaksanakan di dua Desa Kecamatan Wampu, yaitu Desa Palu Pakih dan Desa Mekar Jaya. “Pengerjaannya dengan cara gotong royong,” sampainya. Untuk kegiatan fisik, terang Dandim, membangun dan merehab pasilitas umum, di antaranya di Desa Palu Pakih yaitu pembentukan dan perbaikan badan jalan sepanjang 5000 m X 6 m, rehab lantai jembatan ukurang 10 m X 6 m di Dususn I Makmur, pembuatan jembatan ukuran 10 m X 5m di Dusun I Makmur, rehab masjid Al-Waqiah di Dusun III Benteng, rehab musholla al-jihad

di Dusun VII Berseri, rehab TPA Ar-Ridho sebanyak 2 lokal di Dusun VI, pembuatan goronggorong ukuran 1m x 6 m, pembuatan Poskamling 3 m X 2m. “Sedangkan di Desa Mekar Jaya merehab masjid baiturahman di Dusun VIII, rehab TPA Al-Zadtin Anhar sebanyak 3 lokal di Dusun VII dan pembuatan Poskamling ukuran 3 m x 2 m,” ungkapnya. Untuk kegiatan non fisik, sambung Dandim, sosialisasi penerimaan parjurit TNI di SMA N Wampu, penyuluhan bela negara di balai Desa Paluh Pakih, penyuluhan wawasan kebangsaan di balai Desa Mekar Jaya, penyuluhan pertanian di balai Desa Palu Pakih, penyuluhanm peternakan di Desa Mekar Jaya, penyuluhan hukum, narkoba dan Kamtibnas di balai Desa Paluh Pakih, penyuluhan kesehatan, pelayanan KB dan pengobatan gratis di Lapangan sepak bola Desa Palu Pakih, ceramah agama di masjid atau balai Desa Palu Pakih. Pada kegiatan tersebut Kasdam Bukit Barisan Brigjen TNI Hasanudin didampingi Sekdakab Langkat dr H Indra Salahudin, memberikan bantuan berupa tali asih kepada 10 warga Desa yang kurang mampu, serta kegiatan penanaman bibit pohon kelengkeng. n ladon


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.