Neighbourhood Edisi 1

Page 1


Salam Redaksi

Daftar Isi

Dalam sebuah siklus kehidupan, pergantian generasi tidak dapat dipungkiri adanya. Generasi harus terus berganti. Membawa perubahan, dan menampilkan wajah-wajah cemerlang dari sosok pemimpin selanjutnya. Dalam segarnya kabinet baru, untuk pertama kalinya, majalah Neighbourhood ini hadir untuk memberi kabar dan nostalgia. Edisi pertama ini akan membahas seputar dinamika dalam Kabinet Omah Dewe selama triwulan terakhir. Kami berharap, terbitnya majalah Neighborhood ini mampu memberikan informasi, motivasi serta wawasan baru kepada para pembaca. Sebagai edisi pertama, terbitnya majalah Neighborhood tentunya masih memiliki banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan maupun penyusunannya. Oleh karenanya, kritik dan saran sangat kami nantikan hadirnya.

2salam redaksi daftar isi

3meet the team 4profil kabinet 2016/2017 6agenda himpunan 10kebanggaan PWK 13opini 15kabar perencana

Selamat membaca! [Redaksi NEIGHBOURHOOD]

16upcoming event himpunan 18galeri foto

neighbourhood

COVER Neighbourhood

2

Pelindung: Daniel Futuchata Falachi | Pimpinan Umum: Kiana Puti Aisha | Pimpinan Redaksi: Ni Luh Putu Hendiliana Dewi | Awak Pelaksana (Jurnalis & Layouter): Reza Dwi Mulya, Mantjah, Rizkiana Sidqi, Vivin Setyo Putri, Deano Damario, Nafiari Adinda P, Adelheid Pasau T, Dwi Ichsan. Produksi: Divisi Media dan Informasi

NEIGHBOURHOOD | #1 HMT PWK UGM


MEET

THE TEAM

Kiana Puti Aisha

Rizkiana Sidqi

Deano Damario

Mantjah

Dwi Ichsan

Adelheid Pasau T.

Ni Luh Putu Hendiliana D.

NaďŹ ari Adinda P.

Vivin Setyo Putri

Reza Dwi Mulya

Gambar Latar: Luthfie M./HMTPWK UGM

#1 | NEIGHBOURHOOD HMT PWK UGM

3


PROFIL

KABINET Oleh: Reza DM/Dwi Ichsan

FILOSOFI NAMA KABINET

O

mah Dewe berasal dari kata “Omah” yang artinya “Rumah” dan “Dewe” yang berarti “Sendiri”. Berarti, Omah Dewe adalah sebuah wadah bersama yang sudah seperti rumah sendiri. Kece Rame-rame merupakan sebuah tagline sebagai semangat berproses, asik, berkeluarga, dan menjadi keren bersama-sama.

VISI Mewujudkan HMTPWK UGM sebagai Bingkai Ikatan Kekeluargaan dan Katalisator Pengembangan Profesi serta Minat Bakat yang Aktif, Sinergis, dan Kontributif.

MISI 1. Membangun lingkungan Kekeluargaan Internal yang Harmonis, Konstruktif, dan Berkelanjutan. ·2.Mengeratkn jaringan eksternal dengan organisasi kemahasiswaan maupun lembaga keprofesian dalam rumpun Perencanaan maupun Non-Perencanaan. ·3.Penguatan peningkatan pendidikan dan kegiatan keprofesian bag Mahasiswa Perencanan Wilayah dan Kota. ·4.Optimalisasi fungsi dan peran media sosial dalam rangka perwajahan Himpunan. ·5.Manifestasi potensi dan karya dengan memberikan wadah pengembangan minat bakat bagi Mahasiswa Perencanan Wilayah dan Kota. ·6.Menciptakan ruang aspirasi antar pengurus, anggota, dan departemen. ·7.Peningkatan kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat.

Desainer Logo : Rifqi Arrahmansyah (Mantjah) Foto: Budi Panji/HMTPWK UGM

FILOSOFI LOGO KABINET Natha Mandira yang berarti pelindung rumah suci adalah sebutan untuk logo Kabinet Omah Dewe. Logo ini terbentuk dari komposisi enam buah bentuk yang digabungkan menjadi satu kesatuan. Merah keunguan melambangkan ketenangan spiritual yang berani, biru melambangkan kebijaksanaan, oranye melambangka nnyala semangat, dan hijau melambangkan keseimbangan alam dan persahabatan. Lekukan yang berjumlah 16, merupakan simbolis dari tahun kelahiran Kabinet Omah Dewe yaitu tahun 2016.

4

NEIGHBOURHOOD | #1 HMT PWK UGM


HMTPWK UGM 2016/2017

4. Prajurit Wirabraja/Divisi Medinfo

PENGURUS DAN LOGO PER DIVISI 1. Prajurit Ketanggung/Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia Merupakan divisi yang mengatur, mengurus, dan melakukan kaderisasi, serta pemberdayaan Sumber Daya Manusia untuk mendukung pengembangan kompetensi, dan karir dalam rangka mencapai tujuan organisasi. 2. Prajurt Bugis/Divisi Rumah Tangga Divisi rumah tangga adalah divisi yang bertanggung jawab dalam menjaga dan mengurus kesekretariatan himpunan serta pengadaan inventarisasi himpunan. 3. Prajurit Mantrijero/Divisi Humas

Divisi ini bertanggung jawab untuk menghimpun, mengolah, dan mepublikasikan informasi melalui media-media yang dimiliki oleh himpunan, juga mewadahi mahasiswa PWK yang memiliki minat di bidang kejurnalistikan. 5. Prajurit Prawiratama/Divisi Pendidikan Penelitian & Profesi Mewadahi segala kegiatan mahasiswa terkait bidang ilmu dan pengembangan profesi dalam lingkup ke-PWK-an. 6. Prajurit Surakarsa/Divisi Wirausaha Divisi yang mewadahi pengembangan keahlian jiwa kewirausahaan mahasiswa PWK. 7. Prajurit Jagakarya/Divisi Mikat

Mengeratkan jaringan eksternal dan menciptakan ruang aspirasi mahasiswa

Memfasilitasi mahasiswa dalam kegiatan seni, olahraga, dan kegiatan lain yang tidak terwadahi di divisi lainnya. 8. Prajurit Nyutra/Divisi Pengabdian Masyarakat

1

2

Divisi ini mewadahi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmunya dalam kegiatan sosial guna memberikan kontribusi nyata di masyarakat.

//

5 4

3 6

7

Pada kabinet sebelumnya, yakni Coklat Membumi, juga terdapat delapan divisi sesuai dengan makna dari logo HMTPWK. Namun, pada Kabinet Omah Dewe, terdapat penggabungan divisi dan pembentukan divisi baru, walaupun jumlahnya tetap saja delapan. Perubahan dari beberapa divisi berdasarkan AD/ART yang berlaku yaitu Divisi Olah Raga dan Divisi Kreasi Seni melebur menjadi satu, yaitu Divisi Minat Bakat. Divisi Media dan Informasi untuk pertama kalinya terbentuk di kabinet ini. Selain itu, terdapat perubahan nama divisi yakni Divisi Kaderisasi dan Sumber Daya Manusia menjadi Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia.

8 #1 | NEIGHBOURHOOD HMT PWK UGM

5


KECE RAME-RAME Oleh: Mantjah

Oleh: Kiana Puti / Vivin Setyo / Hendiliana

Awal Sebuah Masa

J

umat, 17 Juni 2016, tigabelas mahasiswa digiring masuk ke dalam ruangan K4 Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan (DTAP). Ketika itu, waktu menunjukkan pukul dua siang, dan ketigabelas mahasiswa tersebut bergegas memilih tempat duduk. Disesaki oleh banyak orang, sepertinya tak mengganggu ketigabelas mahasiswa tadi. Seolah-olah sibuk dengan dunianya masing-masing, raut mukanya tak bisa dibaca. Entah berusaha menutupi kegembiraan, kecemasan, atau mungkin kepenuhan sensasi. Indonesia Raya dikumandangkan, dilanjutkan dengan doa sebagai pembuka acara. Tidak lama kemudian, seorang laki-laki mengambil mikrofon. Memperkenalkan diri sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota 2015-2016. Lelaki itu lantas mengucapkan beberapa patah kata, dan sedikit banyak harapan. Kata perpisahan juga ia lontarkan, dan setengah audiensi menerawang, terhanyut akan kilas balik setahun lalu. Sang ketua lampau lantas turun, dan menyudahi sambutannya. Kini, giliran seorang dosen yang maju. Sebagai perwakilan jurusan, dan secara personal, Bapak Iwan Suharyanto datang sebagai pembina yang hendak menitip rindu. Dari mulutnya, banyak lontaran petuah yang ditujukan langsung kepada tigabelas mahasiswa tadi. Para tertuju pun menatap balik dan dalam diam, beritikad untuk menyanggupi permintaan dosen. Selang berapa pesan, sang dosen pun pamit, dan meninggalkan panggung untuk rangkaian acara selanjutnya. Rangkaian acara selanjutnya ialah yang paling ditunggu oleh ketigabelas mahasiswa tadi. Ruangan mendadak hening ketika seorang dipanggil dari sekumpulan mahasiswa itu. Ia adalah seorang lelaki berperawakan sedang, dan kawannya kerap memanggil dengan sebutan Daniel. Dengan sigap, ia lalu menuju panggung dan bersanding dengan ketua himpunan 2015, Isfansa Mahani. Keduanya mengucap beberapa patah kata, lalu berjabat, dan diiringi oleh sorak sorai

Semangat Kerja Prajurit

K

amis, 1 September 2016, terhitung menjadi awal dinamika Kabinet Omah Dewe diuji. Pasalnya, petang itu menjadi saksi diusungnya rapat kerja perdana Himpunan Mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota UGM 2016/2017. Antusiasme peserta nampak dari banyaknya pengurus maupun anggota yang hadir, penuh hingga ke belakang. Bertujuan untuk menginformasikan program kerja, rapat juga berguna sebagai instrumen transparansi

6

NEIGHBOURHOOD | #1 HMT PWK UGM

Foto: Mancah /

penonton. Ruangan itu baru saja menjadi saksi serah terima jabatan, dan Daniel Futuchata Falachi menjabat sebagai Ketua Himpunan yang baru. Kini giliran duabelas mahasiswa lainnya yang dipanggil ke depan. Suara ruangan mendadak ramai oleh geseran kursi. Malu-malu namun pasti, seluruhnya maju kedepan. Menghadap para saksi, ketigabelas orang tersebut mengucap janji, lalu disumpah oleh kitab suci. Gaungan “Kami bersedia!� merambat keseluruh ruangan dan teringat oleh tiap orangnya. Sampai bunyi janji terakhir, tiada satu orang pun yang bergeming sampai lontaran tepuk tangan ramai menghiasi telinga. Suasana khidmat berganti dengan eforia sukacita. Seluruh isi ruangan sontak menyerbu para pesumpah. Dan berakhirlah sudah sebuah awal. Berawalah sudah sebuah masa. *Ketua Himpunan: Daniel Futuchata Falachi Sekretaris Jendral: Fardhan Amarullah Sekretaris Umum: Beatrix Thesa Bendahara Umum: Virgari Cahaya Nasukha Wakil Bendahara: Anniisa Novitasari Kepala Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia : Nadia Fauzia Kepala Divisi Pengembangan Penelitian Pendidikan : Fildzah Husna Amalina Kepala Divisi Minat Bakat : Muhammad Bagus Samudra Kepala Divisi Media dan Informasi : Kiana Puti Aisha Kepala Divisi Hubungan Masyarakat : Nanda Nur Ilmayanti Kepala Divisi Pengabdian Masyarakat : Muhammad Wahyu Akbari Kepala Divisi Rumah Tangga : Budi Panji Prasetyo

himpunan. Rapat kerja ini dibuka dengan pemaparan visi misi kabinet serta harapan yang akan dituju setahun ke depan oleh Ketua Himpunan, Daniel Futuchata, dan Sekretaris Jendral, Fardhan Amarullah. Kemudian, acara dilanjutkan dengan penjabaran arti logo kabinet Omah Dewe, yaitu Natha Mandhira oleh Rifqi Arrahmansyah sebagai sang pembuat logo. Usai berakhirnya penjelasan logo, delapan kepala divisi lantas maju satu persatu dan mempresentasikan program kerja divisinya. Tiap divisi memperoleh sesi tanya jawab yang diajukan oleh hadirin. Namun, ada yang unik pada rapat kerja kali ini. Ditengah-tengah


sesi presentasi, Divisi Media dan Informasi kembali memberikan kejutan pada khalayak berupa peluncuran tema Line Omah Dewe yang dirakit oleh Rifqi Arrahmansyah. Peluncuran tema ini, sontak membuat isi ruangan bersorak dan menambah semangat kerja para prajurit Omah Dewe. Setelah penjabaran tata cara pemakaian, acara dilanjutkan kembali dengan presentasi kepala divisi, dengan semangat yang semakin terpupuk. Tak hanya itu, ada pengumuman lagi

yang berbeda dari biasanya. Tahun ini, HMT PWK UGM diamanahi sebuah acara tahunan yang terbilang besar dan berskala nasional, yaitu Festival Kota Gadjah Mada. Tidak lagi dipegang oleh angkatan, FESTAGAMA kini diserahkan pelaksanaannya oleh himpunan. Hal ini semakin menambah antusiasme Prajurit Omah Dewe. Satu jam kemudian, rapat kerja ditutup oleh ketua himpunan, tepatnya pada pukul sembilan malam.

Sarasehan

J

umat, 24 Agustus 2016, segerombolan mahasiswa baru Perencanaan Wilayah dan Kota datang merayapi Tedjo Suminto. Jika ditanya hendak apa, maka jawabnya adalah Sarasehan. Program kerja dari Divisi Hubungan Masyarakat (Prajurit Mantrijero) ini bertujuan untuk mendekatkan mahasiswa baru kepada lingkungan kampusnya. Acara ini turut mengundang Ari Nurcahyo (PWK 2012), dan Aidil Kurniawan (PWK 2012) sebagai narasumber. Dimoderatori oleh Fardhan Amarullah (PWK 2014), sarasehan berlangsung dengan suasana santai dan terbuka, membicarakan topik sedari pra-kuliah, hingga masa akhir kuliah. Massa mendengarkan dengan cermat kisah-kisah narasumber, baik arahan hingga larangan. Tak jarang terdengar tawa, atau sesekali kerutan dahi yang tergambar di wajah audiensi. Pemaparan narasumber memang menarik. Antusiasme mahasiswa 2016 pun terbilang tinggi jika dilihat dari banyaknya lontaran pertanyaan, hingga para narasumber cukup kewalahan dalam menjawabnya. Dimulai sejak pukul

Foto: Ananda Prabu /HMT PWK

15.00 hingga pukul 17.00, sesi sarasehan masih dirasa kurang cukup sehingga waktu kegiatan ditambah satu jam lagi. Acara kemudian ditutup oleh makan tumpeng bersama yang disediakan di pojok Tedjo Suminto. Menilik dari eksekusinya, Sarasehan berlangsung sukses dan berhasil mencapai tujuannya.

Jalan-Jalan Ala PWK

P

ada tanggal 6 – 10 September 2016 lalu, Departemen Arsitektur dan Perencanaan UGM terlihat sepi dan tidak seramai biasanya. Hal ini dikarenakan adanya kegiatan wajib yang dilakukan setahun sekali oleh mahasiswa tingkat dua dan tiga, yaitu survei lapangan untuk mata kuliah studio analisis. Mata kuliah studio ini merupakan mata kuliah dimana setiap kelompok akan mendapat suatu area amatan untuk dianalisis dan kemudian direncanakan. Survei lapangan ini dijadwalkan selama seminggu penuh, dan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu survei untuk kelompok studio kota dan kelompok studio wilayah. Kota dan wilayah amatan untuk periode kali ini merupakan kota dan wilayah/kabupaten di bagian timur Jawa Tengah. Untuk studio kota, kota-kota yang diamati adalah Perkotaan Wonosari, Wonogiri, Sukoharjo, Temanggung, Jepara, Pati, Demak, Purwodadi, Sragen dan Boyolali. Sedangkan, untuk studio wilayah adalah Kabupaten Sragen, Sukoharjo, Karangnyar, Wonogiri, dan Boyolali. Survei lapangan ini bertujuan agar para calon perencana dapat mengetahui, memahami, dan manganalisis kondisi eksisting dari kota maupun wilayah amatan. Survei yang dilakukan tidak hanya sebatas mengamati dan mencari data secara langsung atau survei primer, tetapi juga mencari data sekunder. Data sekunder ini didapat dari instansi-instansi ataupun

Foto:VivinSetyo/Neighbourhood

dinas-dinas terkait, tergantung kepada data apa yang diminta. Khusus untuk studio wilayah, selain meminta data sekunder, para mahasiswa tingkat tiga ini juga melakukan audiensi ke BAPPEDA terkait. Audiensi ini bertujuan untuk menyampaikan hasil analisis awal tentang wilayah yang diamati oleh mahasiswa sehingga dari pihak BAPPEDA dapat memberikan masukan ataupun saran kepada mahasiswa. Pada saat survei, para calon perencana ini juga melakukan kegiatan “jalan-jalan� yang bertujuan untuk mendapatkan data primer. Data-data yang didapatkan saat survei ini nantinya akan menjadi dasar analisis dalam pengerjaan berbagai mata kuliah. #1 | NEIGHBOURHOOD HMT PWK UGM

7


Belajar dari Negeri Gajah Putih

U

rban Redevelopment Based on Cultural Identity menjadi landasan perjalanan bagi mahasiswa PWK angkatan 2014. Sebanyak 73 mahasiswa dan dosen beranjak dari Yogyakarta menuju ke Kota Bangkok, Thailand dengan membawa semangat untuk perbaikan Kota Yogyakarta. Mengapa harus Bangkok? Bangkok merupakan salah satu destinasi wisata yang telah mendunia. Kota yang dibelah oleh Sungai Chao Praya ini, memiliki ciri khas budaya Thailand di berbagai sudut kotanya. Hal ini sekaligus menjadi daya tarik bagi Kota Bangkok di tengah gemerlap kehidupan kotanya. Kondisi Kota Bangkok yang masih memberikan ciri kebudayaan khas ini, mirip dengan kondisi Kota Yogyakarta yang memiliki nuasa budaya yang khas pula. Kata identity menjadi poin penting dalam konteks kebudayaan karena identitas merupakan sebuah ciri yang sangat kuat yang membedakannya dengan kota-kota lainnya. Lokasi amatan KKP di Kota Bangkok tersebar di beberapa tempat, antara lain Khlong Bang Bua, Kampung Jawa, Sanam Luang, Lumphini Park, Khaosan Road, dan Kanal Krung Kasem. Lokasi-lokasi ini terspesiďŹ kasi ke dalam empat sub tema KKP yakni residential, open space, commercial area dan riverside. Namun, selain melihat lansung kondisi di lapangan, kegiatan KKP juga diisi dengan audiensi ke instansi-

Insinyur untuk Indonesia atau Indonesia untuk Insinyur

P

PM atau Pelatihan Perencana Muda, merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan setahun sekali oleh mahasiswa PWK. Seperti namanya, kegiatan ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melatih kemampuan akademik para perencana muda yang baru memasuki dunia ke-PWKan. Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada acara ini bertujuan untuk memberi pemahaman dan menambah skill para perencana muda tentang ilmu-ilmu perencanaan. Rangkaian PPM tahun ini dimulai pada hari Jumat (16/09). Hari pertama PPM diisi dengan talkshow bertema “Insinyur untuk Indonesia atau Indonesia untuk

Semarak Kemerdekaan di Rumah Sendiri

R

abu, 17 Agustus 2016, negara kita tercinta genap berusia 71 tahun. Semarak hari kemerdekaan nampak dari segala penjuru, tak terkecuali HMT PWK. Bersamaan dengan momen kemerdekaan ini, HMT PWK menggelar acara Welcoming Party untuk menyambut mahasiswa baru, PWK 2016. Kegiatan ini sekaligus menjadi langkah awal bagi mahasiswa baru untuk saling mengakrabkan diri dalam

8

NEIGHBOURHOOD | #1 HMT PWK UGM

Foto: Dokumentasi KKP /HMT PWK

instansi dan universitas di Bangkok antara lain Asian Instituute of Technology (AIT), Bangkok Metropolitan Administration, Community Organizations Development Institute (CODI), serta ke lembaga internasional yaitu United Nation Economic and Social Commission for Asia and the PaciďŹ c (UNESCAP). Pada kegiatan audiensi ini, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mepresentasikan kawasan amatannya di Kota Yogyakarta untuk kemudian mendapatkan feedback berupa masukan-masukan dari instansi terkait. Hasil pembelajaran dari KKP ini akan menjadi referensi bagi PWK 2014 untuk merencanakan beberapa kawasan di Kota Yogyakarta yang tebagi dalam empat sub tema di atas. Insinyurâ€?. Kemudian dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD), pameran karya mahasiswa, games, dan inagurasi. Pada hari kedua,peserta PPM diajak untuk merasakan survei, kegiatan yang nantinya akan selalu dirasakan selama perkuliahan di PWK. Peserta PPM terlihat sangat bersemangat dalam menjalani survei untuk pertama kalinya. Pada hari ketiga, agenda PPM adalah seminar presentasi yang diisi oleh mahasiswa PWK sendiri, yaitu Sandy Afwan Basirun. Seminar ini bertujuan sebagai pembekalan skill. Sebagai seorang perencana, pasti akan sering melalukan presentasi sehingga skill dalam membuat presentasi yang baik menjadi sangat penting. Selang beberapa saat, acara dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan maket oleh panitia. Pelatihan membuat maket ini sangat berguna karena nanti pada saat akhir semester para mahasiswa akan membuat maket untuk memenuhi tugas mata kuliah studio analisis maupun studio

satu angkatan maupun antar angkatan. Momen ini diisi dengan permainan-permainan tradisional khas 17-an yang dilombakan antar angkatan seperti, lomba makan kerupuk, balap karung, memasukkan pensil ke dalam botol, balap balon, tarik tambang, panjang-panjangan, rantai sarung dan bakiak. Perlombaan-perlombaan ini ada yang bersifat individu, berkelompok maupun secara berpasangan. Perlombaan balon berpasangan menjadi salah satu perlombaan yang menjadi perhatian karena terbilang sangat seru. Pemain harus menahan balon diantara


kepala mereka sambil berjalan dengan cepat menuju garis finish. PWK 2015 berhasil membuat penonton tercengang. Pasangan ini mampu menahan balon dan berlari dengan sangat cepat sampai ke garis finish. Lomba-lomba yang lain tidak kalah serunya, Tarik tambang misalnya. Lomba tarik tambang dengan ciri

khas “satu, dua, tiga, tarik!!!!” ini berlangsung sangat seru. Antar tim mengerahkan seluruh tenaga untuk membuat lawan jatuh dan teseret bersama tali tambang. Dipenghujung petang, acara welcoming party dilanjutkan dengan kegiatan bakar-bakaran serta makan bersama di sekretariat HMT PWK.

Belajar Makna Kehidupan Melalui Pengabdian

M

ahasiswa dan tri dharma perguruan tinggi menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Sebagai bagian dari masyarakat, mahasiswa memiliki kewajiban unutk mengabdi kepada masyarakat seperti yang tertuang dalam salah satu isi dari tri dharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Dusun Tegalrejo merupakan desa binaan yang hampir satu tahun terakhir menjadi bagian dari HMT PWK. Dusun yang dapat dikatakan “cukup tertinggal” ini berlokasi di Padukuhan Redjodadi, Kecamatan Turi, Sleman, DIY. Walaupun lokasinya berdekatan dengan Desa Wisata Kelor, dusun ini masih tergolong cukup tertinggal jika dibandingkan dusun-dusun disekitarnya. Berlandaskan itu semua, HMT PWK UGM memiliki impian dan semangat yang besar untuk menjadikan dusun Tegalrejo ini menjadi lebih baik dan berkembang secara sustain. Program desa binaan yang dipimpin oleh Sukma Aditya ini, mengajak beberapa volunteer dari HMT PWK.Para volunteer ini, dari segi struktural, terbagi menjadi beberapa divisi antara lain lingkungan (environtment), ekonomi lokal (local economic), sosial dan edukasi (social education) serta penggalian dana (fund rising). Divisi – divisi ini akan saling berkerjasama untuk mewujudkan Dusun Tegalrejo yang sustainable. Selama perjalanan kabinet Omah Dewe ini, sudah terlaksana kegiatan rutin belajar mengaji serta bimbingan belajar untuk anak-anak hampir setiap minggu. Selain itu, pada momen bulan puasa yang lalu, HMT PWK berkolaborasi dengan Keluarga Alumni Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Gadjah Mada (Kencanawitagama) melakukan bakti sosial berupa bazar sembako murah. Warga Dusun Tegalrejo sangat antusias dalam mengikuti acara ini yang kemudian

Bersatu dalam Olahraga dan Seni

T

eknisiade merupakan kegiatan olahraga dan seni tahunan terbesar Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik UGM. Tahun ini, Teknisiade dibuka pada hari Sabtu (27/08), dengan suka cita oleh seluruh mahasiswa Fakultas Teknik. Rangkaian kegiatan Teknisiade adalah pertandingan dari berbagai cabang olahraga maupun seni yang diikuti oleh semua KM/HM di Fakultas Teknik. HMT PWK tidak ketinggalan untuk mengirim atlet-atlet dan seniman-seniman kebanggaannya untuk bertanding. HMT PWK juga mengirim Supporter Extreme Planology Engineering (Supreme Planner) untuk kembali berlaga menyuarakan dukungan dan semangat untuk atlet-atlet PWK yang sedang bertanding.

Foto: Wilda / HMT PWK

dilanjutkan dengan acara buka puasa bersama di Masjid Al-Huda, Tegalrejo. Selain kegiatan yang bersifat “untuk masyarakat”, kegiatan-kegiatan di desa binaan ini juga “bersama masyarakat”. Seperti pada perayaan menyambut hari kemerdekaan RI ke-71. HMT PWK turut memeriahkan acara 17-an di Dusun Tegalrejo melalui perlombaanperlombaan yang melibatkan masyarakat serta anggota HMTPWK. Kegiatan ini, tiada lain adalah untuk mempererat keakraban antara masyarakat Tegalrejo dengan HMT PWK. Kembali lagi “untuk masyarakat”, HMT PWK juga berusaha unutk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pengolahaan produk lokal yaitu salak. Pada minggu (18/09), HMT PWK bersama masyarakat Tegalrejo berinovasi dan berkreasi dalam membuat brownlak (brownnies salak), serta nastar salak. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi masyarakat untuk berinovasi dan meningkatkan perekonomian melalui pengolahan produk-produk lokal khususnya salak.

Pertandingan olahraga yang diikuti oleh HMT PWK antara lain adalah sepak bola, catur, atletik, basket putra dan putri, voli putra dan putri, badminton, tenis meja, futsal putra dan putri, dan renang. Sedangkan, pada cabang seni, yang diikuti oleh HMT PWK antara lain teater, film pendek, stand up comedy, sketsa, mural, vocal group, dan tari. Dari berbagai cabang diatas, HMTPWK berhasil mendapatkan beberapa medali yaitu dua medali emas dari juara 1 kategori vocal group dan juara 1 pingpong, serta dua medali perunggu dari juara 3 kategori stand up comedy dan juara 3 kategori atletik (lompat jauh). Juara umum Teknisiade untuk cabang olahraga adalah KMTM, juara umum cabang seni adalah KMTG, dan best supporter adalah Supermesin-KMTM. Kegiatan Teknisiade ini ditutup pada hari Minggu 18 September 2016.

#1 | NEIGHBOURHOOD HMT PWK UGM

9


Foto:

Foto: Deano/Neighbourhood

Putu Sri Ronita Dewi Juara 1 Presentasi PKM M-1 dengan judul O Coco Pemrosesan Sabut Kelapa menjadi Coco Fiber sebagai Bahan Utama Pembuatan Coco Bed Set untuk Kemandirian dan Peningkatan Perekonomian Warga Dusun Gunung Kukusan, Kulon Progo

Daniel Futuchata Falachi Presentasi riset dengan judul “Wedi Ombo Coral Reef System As A Role Model Of Smart Educational Tourism And Integrated Zoning For Evolving Local Economy In Coastal Area” dalam International Conference of Integrated Intellectual Community 2016 (ICONIC 2016) di Hamburg, Jerman

Azka Ardelia Susatyo Atlet Akuatik Renang Indah PON XIX 2016 Bandung, Jawa Barat Foto: Adelheid/Neighbourhood

Irsyad Abdul Aziz Atlet Taekwondo PON XIX 2016 Bandung, Jawa Barat Foto: Adelheid/Neighbourhood

KEBANGGAAN KITA 10

NEIGHBOURHOOD | #1 HMT PWK UGM


WISUDAWAN WISUDAWATI Periode Agustus 2016 Andriani Dwirahmanda Angger Kwarazmi Khamaisya Ari Nurcahyo Ayu Nastiti Bintang Refi Indonesia Citra Pratiwi Dimas Widiyanto Fre Chilia Karlina Ghina Fathira Iga Putri Mawarni Isnaini Ridotul Fitri Kresna Bhayu Adinugraha Latifah Noor Fauziah Maharani Dwi Puspitasari Metri Wulandari Muhammad Alvin Gumelar Nisa Indah Sahati Cahyono Nyimas Anita Raden Roro Bhita Hervita A. Raysa Relegia Anggiani Rigo Hidayat Risya Putri Pertiwi Safira Aulia Septian Widyanto Shabrina Mahardika Titik Firmantini Widyastama Ramadyanta Yohana Maryeni

#1 | NEIGHBOURHOOD HMT PWK UGM Foto: Anonim/www.keepo.me/exploringnation

11


ISSUE OF THE MONTH:

IJO RAME RAME

oleh: Deano Damario

Foto: http://www.pexels.com/

D

i abad 21 ini, populasi dunia bertambah dua kali lipat semenjak satu abad yang lalu sehingga kebutuhan akan bertahan hidup pun semakin bertambah, seperti kendaraan pribadi, telepon genggam yang dapat dibawa kemana-mana, bahkan kemasan makanan agar dapat bertahan lama dan dampaknya terhadap lingkungan pun dapat terlihat jelas. Beberapa tahun terakhir, manusia sudah mulai sadar dan paham akan problematika yang ada, lingkungan sudah mulai rusak akibat ketidakpedulian manusia dalam penggunaan teknologi yang ada, sehingga muncul gaya hidup baru yang disebut Green Lifestyle. Apa itu Green Lifestyle? Green lifestyle pada dasarnya adalah gaya hidup yang lebih memerhatikan dampak terhadap lingkungan di sekitarnya, seperti mengkonsumsi sumber daya secara hemat, dan juga tidak boros saat memakai alat elektronik. Menerapkan green lifestyle bisa dimulai dengan hal-hal yang sederhana, seperti berjalan kaki dan bersepeda ke kampus, atau menggunakan tumbler daripada membeli air minum kemasan botol berkali-kali. Green lifestyle juga sangat berhubungan dengan timbunan sampah yang dihasilkan setiap hari. Green lifestyle mendorong kegiatan 3R, yaitu reduce, reuse, dan recycle dalam mengolah sampah agar lingkungan menjadi lebih sehat.

12

NEIGHBOURHOOD | #1 HMT PWK UGM

Buletin Ruang, pada edisi bulan September ini, akan membahas lebih lanjut mengenai Green Lifestyle. Masyarakat sering meng-overcomplicate istilah “hidup hijau�, mengartikannya sebagai suatu gaya hidup yang serba ribet, utopian, dan sulit diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan dicetuskannya kampanye #IjoRameRame, masyarakat dapat mengesampingkan mindset tersebut, dan akan lebih menerima konsep green lifestyle yang sebenarnya sederhana dan mudah. Kampanye ini mendorong masyarakat untuk terbiasa menerapkan green lifestyle dengan melakukan hal-hal sederhana, lalu menyebarkannya ke media sosial menggunakan tagar #IjoRameRame. Sehingga, orang lain pun ikut serta dalam kampanye ini dan juga turut sadar bahwa hidup green bukanlah sesuatu hal yang complicated. Pasti penasaran kan tentang kelanjutan kampanyenya? Yuk baca Ruang edisi bulan September!


SEKADAR JARGON

Oleh: Rizkiana Sidqi

Tidak terkejar, hanya terseok dalam lintasan. Leiden is lijden Memimpin adalah menderita, dan cukup mengerikan ketika bertanya dalam hati sudah sesiap apakah diri ini untuk menderita, untuk menjadi seorang pemimpin yang bahkan masih sekadar urusan kuliah saja enggannya bukan main. Sebaik-baik pemimpin adalah yang dicintai rakyatnya Mengambil estafet kepemimpinan bukan merupakan suatu hal yang mustahil dilakukan oleh masingmasing dari kita. Namun yang terpenting adalah bagaimana kita mengerahkan keseluruhan diri kita dalam rangka itu, dalam rangka menjadi sebaik-baik pemimpin yang dicintai rakyatnya, dicintai Foto: Fardhan/HMT PWK sesamanya, dicintai diri dan perangainya. Menyiapkan diri untuk siap “Pramukya Arcapada? menghadapi terjal dan kerasnya kehidupan serta Pemimpin Dunia!” menyambung satu demi satu tali pertemanan, adalah dua dari sekian banyak hal yang harus dijadikan menu Begitu yang terdengar setiap kali para pemilik korsa wajib para pemuda yang memilih untuk melatih dirinya cokelat itu berkumpul. Menyerukan kalimat-kalimat sebagai seorang pemimpin. Begitu pula perencana, pembakar semangat yang begitu berani, menggelora, bagaimana agar nantinya perubahan yang 'dijual'nya dan diteriakkan dengan penuh semangat dari dalam kepada khalayak ramai minim menimbulkan konflik, jiwa. Jangan sebut ini hiperbolis, karena memang itu salah satu strateginya adalah dengan belajar dasaradalah sebuah jargon, teriakan penyemangat. Justru dasar kepemimpinan. Tentang mempengaruhi orang menjadi aneh ketika hal tersebut dikatakan demikian, (dalam konotasi positif tentunya), tentang menjalin namun pertanyakanlah, seberapa dalam kalimat itu relasi sebanyak-banyaknya, dan sebagainya. merasuk ke dalam jiwa masing-masing pengguna korsa cokelat, calon perencana. Lalu, seberapa siapkah kita untuk menjadi perencana, seberapa siapkah kita para pengagum korsa Memaknai adalah keniscayaan untuk memahami cokelat menjadi penjembatan antar disiplin ilmu, sesuatu, maka satu persatu dari dua padanan kata seberapa siapkah kita untuk menjadi seorang pemimpin tersebut harus terlebih dahulu ditabayyuni dahulu dunia? maknanya seperti apa, barulah kita bisa tahu, kita ini sedang melakukan branding seperti apa untuk diri kita, Apa kemudian lagi-lagi ini hiperbolis ketika untuk pribadi kita, dengan himpunan kita. mencoba menjadikan sebuah jargon sebagai bahan diri untuk dievaluasi, rasanya tidak. Bahkan ini sederhana. (Kartono, 2006:10) Sesederhana kamu menjawab salam penuh semangat “Jangan sebut ini Pemimpin adalah dari teman kamu di depan sana. merupakan inisiator, hiperbolis, motivator, stimulator, Semoga kemudian kata-kata menjadi doa dan inovator karena memang itu dinamisator, Benar-benar merasuk dalam jiwa dalam organisasi Dan menggelorakan gelora adalah sebuah (Yuli, 2005:166) Menurut Untuk diri yang terus ditempa Terry dan Frankin jargon-Namun “Pramukya Arcapada? mendefinisikan pemimpin pertanyakanlah, dengan hubungan dimana Pemimpin Dunia!” seseorang (pemimpin) seberapa dalam mempengaruhi orang untuk mau bekerja sama kalimat itu tugas – merasuk ke dalam melaksanakan tugas yang saling berkaitan mencapai tujuan jiwa masing-masing? guna yang diinginkan organisasi atau kelompok Perencana adalah pemimpin, pemimpin adalah perencana, dan Pramukya Arcapada adalah pemimpin dunia, maka menjadi sangat berat rasanya ketika janjijanji tersirat dalam jargon tersebut terus berulang kali di putar dalam ingatan. Menyandingkan diri dengan pemimpin-pemimpin dunia yang sangat berpengaruh pada masanya seperti Soekarno, Mao Zedong, Fidel Castro, dan lainnya yang dengan gigih memperjuangkan segala hal dalam hidupnya, adalah seperti mengadu balap Valentino Rossi dengan tukang ojek langganan. #1 | NEIGHBOURHOOD HMT PWK UGM

13


BAGIMU APARTEMENMU, BAGIKU (KEBERLANJUTAN) POGUNGLAH SEGALANYA oleh Rifqi Arrahmansyah (Mantjah)

Dalam dinginnya tengah malam, ditemani suara air di bawah lampu sekre HMTPWK, ditambah suara bising truk besar hilir mudik di sekitar kawasan proyek pembangunan apartemen Taman Melati bagai kolaborasi tepat untuk merebahkan diri, dan menyudahi tugas NSDA, serta melepas nalar ini untuk bersumpah serapah. Hati bergumam, nalar tak bisa diam, menarik jari untuk menari-nari di atas laptop yang lusuh tak terawat. Tak apa, kata mereka lulusan UGM gampang cari kerja kok. Wagu! Beberapa saat jari ini menari, nalar kembali teringat pada suatu wawancara dengan Pak RT Pogung Dalangan untuk keperluan studio rencana kawasan, kebetulan sekali saya dapat kawasan Pogung. Sangat jelas dalam ingatan akan wawancara tersebut dimana Pak RT terang – terangan menolak pembangunan apartemen, mengingat banyak kejadian pembangunan vertikal yang membawa pada kekeringan seperti yang terjadi pada kawasan sekitar hotel bintang lima di pinggir sungai sana. Namun ironis, dari seluruh RT di Padukuhan Pogung, hanya beliaulah yang menolak. Hal ini pun dikonfirmasi pada wawancara dengan Pak Dukuh Pogung yang bisa dibilang mendukung pembangunan apartemen dan mempertanyakan alasan penolakan ketua RT Pogung Dalangan. Ironis. Pembangunan apartemen ini cukup beruntung menurut saya, karena tidak menimbulkan friksi sosial yang signifikan (sampai saat ini) mengingat dampak – dampak yang sudah atau akan ditimbulkan akibat kehadirannya. Entah bising truk di malam hari, getaran dalam pemasangan tiang pancang dan lampu crane yang terlampau silau bagai masa depan. Meskipun lucu ketika membangun apartemen di dekat Tempat Pembuangan Sampah (TPS), hahaha. Sebagai (calon) perencana bukan berarti saya anti vertical “Pembangunan kawasan development, namun bukankah perumahan eksklusif aspek sosial dan kepentingan denganakses tunggal umum menjadi -sedikit banyak akan sangat penting untuk mempengaruhi diperhatikan pelemahan dimensi dalam pembangunan? sensitivitas sosial Sila kelima saja masyarakat sudah jelas toh, sosial Pola interaksi masyarakat keadilan bagi seluruh tersebutakan berubah, rakyat Indonesia. Seluruh. seakan menabrakkan Tetapi, bisa jadi proletar miskin lusuh karena mayoritas penghuni Pogung dengan elit necis adalah mahasiswa dalam satu arena ya? Jadi… ya, bebas lah. Paling pertarungan” 4/5 tahun saja

14

NEIGHBOURHOOD | #1 HMT PWK UGM

Foto: urbanindo.com hidup di Pogung? Hmmm, menarik. Pembangunan kawasan perumahan eksklusif dengan akses tunggal, dan dikelilingi tembok tinggi, sedikit banyak akan mempengaruhi pelemahan dimensi sensitivitas sosial masyarakat. Pola interaksi masyarakat tersebut akan berubah, seakan menabrakan proletar miskin lusuh dengan elit necis dalam satu arena pertarungan. Menurut Blakely dan Snyder (1997), penyebab munculnya perumahan eksklusif ada beberapa aspek. Pertama, adalah aspek prestise, yakni tinggal di kawasan eksklusif merupakan media untuk menaikan status sosial. Kedua, adalah aspek ekonomi, dimana, dalam sudut pandang developer, kawasan eksklusif dinilai mampu menaikan nilai lahan dan mudah untuk dijual. Terakhir adalah aspek keterpaksaan, karena mungkin area perencanaan yang berada pada kawasan rawan kriminalitas. Umberto Eco pernah mengatakan bahwa wujud arsitektur selain menjadi objek fungsional, juga sering dijadikan manusia sebagai objek simbolik. Karena itulah, apartemen, perumahan eksklusif gated community banyak menjamur di kota – kota Indonesia, karena sering dikaitkan dengan kasta sosial kelas atas, lalu mengkambing hitamkan keterjangkauan fasilitas dan keterbatasan lahan. Banyak yang terlena, tergiur dan akhirnya terkena bualan, sementara disisi lain tidak sadar bahwa hal tersebut terus melemahkan sensitivitas sosial bagi lingkungan sekitarnya. Memangnya, solusi lain tidak ada ya? Beginikah perencanaan? Seperti itukah pembangunan? Melihat pembangunan apartemen ini menjadi tamparan telak bagi saya pribadi, karena ketika masterplan studio rencana kawasan yang kelompok saya buat hanya mampu menjadi peserta lomba apresiasi studio perencanaan ASPI, sementara Pogung tiap malam terus dibisingkan dengan lalu lalang truk pengembang dan pembangunan yang mengancam keberlanjutan.


SELAMAT DATANG PERENCANA MUDA Oleh : Nafiari/Neighbourhood

Rasanya kuliah di PWK Absurd. Hehehehe. Karena aku belajar ilmu teknik yang tidak ada “teknik”nya. Menurut aku, tinggal di Jogja sudah cukup nyaman, tetapi reklamenya banyak dan gajelas banget, pengendara motornya juga lamban. Di lampu merah, kalau lampunya sudah berganti menjadi hijau, pengendara motor tidak akan langsung jalan, menunggu beberapa detik dahulu. Berbeda sekali dengan kota asalku! Foto: Ririn/Neighborhood

NOVITA AINI PUTRI Surabaya

PWK? Absurd. Aku masih belum mengerti tugas-tugasnya, karena tidak pasti, tidak ada yang benar atau salah. Menjadi anak kuliahan lelah juga sih, karena jarak kampus dengan rumahku kira-kira 16 km, apalagi kalau harus pulang malam. Suasana kuliah juga berbeda sekali dengan SMA, karena teman-teman berasal dari berbagai penjuru Indonesia. Foto: Ririn/Neighborhood

ALFA DEHA PUTRA Yogyakarta

Foto: Ririn/Neighborhood

WULANSARI P Padang

Asik! Karena akan sering survei dan tugas-tugasnya tidak sesulit jurusan teknik yang lain. Aku memilih PWK sebagai pilihan pertamaku, karena prospek kerjanya bagus. Tapi, aku belum nyaman sih sama Jogja, karena belum cocok dengan makanannya. Kotanya juga macet, banyak lampu merah, dan jalannya tidak selebar jalan di Padang.

Jujur saja, kuliah di PWK ini bukan pilihan pertamaku. Tapi katanya sih bagus karena ini jurusan favorit dan kuliahnya akan susah karena materinya kebanyakan sosial. Tapi, aku belum merasa susah sih, malah ngerasa agak capek karena belum bisa membagi waktu antara kuliah dan kepanitiaan. Foto: Otto

EUGENEUS OTTO Yogyakarta

Berbeda sekali dengan yang aku bayangkan. Aku pikir, aku akan belajar halhal yang “jelas”, tapi sekarang masih bingung dengan tugas-tugasnya. Aku belum paham dengan cara menganalisis karena presepsi tiap orang berbeda-beda. Katanya sih, PWK tidak akan lebih susah dari teknik yang lain, tetapi ternyata sibuk juga ya hehehe. Foto: Ririn/Neighborhood

CHINTIA EKA Pekanbaru

#1 | NEIGHBOURHOOD HMT PWK UGM

15


Oktober

November

Desember

Januari

Keterangan: Peringatan Internasional Acara HMTPWK UGM

16

NEIGHBOURHOOD | #1 HMT PWK UGM


Man In This Neighbourhood

D A N I E L

F U T U C H A T A F A L A C H I

“Jangan menjadi pribadi yang Instruktif karena bukan orang lain yang menentukan hidup kita, berpikirlah Inisiatif karena kita yang menentukan jalan hidup kita sendiri.�

VOLUME ONE

Interviewed by Dwi Ichsan and Deano Damario Photographed by Farah Fithri

Ketua HMT PWK UGM 2016/2017


GALERI FOTO

18

NEIGHBOURHOOD | #1 HMT PWK UGM


HMT PWK UGM

#1 | NEIGHBOURHOOD HMT PWK UGM

19


HMT PWK “Pramukya Arcapada”UGM www.hmtpwk.ft.ugm.ac.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.