FAJAR BALI Aktual, Tajam, dan Dinamis
SELASA, 13 AGUSTUS 2013 | TAHUN XIV
Reklamasi Berpotensi Serap Ribuan Tenaga Kerja
Ngacir dengan Sepeda Ontel
Pak Gubernur
Harga Eceran Rp. 3.000,-
Program Simantri Dipuji Petani Program-program Bali Mandara yang digulirkan Gubernur Made Mangku Pastika sangat mengena terutama untuk masyarakat kecil yang membutuhkan. Salah satu program yang digulirkan adalah program Sistem Pertanian TerinFB/AGUNG Ketut Widya tegrasi (Simantri). Program ini sangat dirasakan manfaatnya oleh para petani. Hal ini diungkapkan Ketut Widya, warga Br.Bugbugan, Batur Tengah, Batur, Kintamani, Bangli, belum lama ini. Ia mengatakan, program Simantri sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang memang membutuhkan.
Masyarakat Bali diajak untuk berpikir jernih dalam menanggapi rencana reklamasi Teluk Benoa. Termasuk memikirkan masa depan generasi dan pariwisata Bali. Karena reklamasi dan kehadiran pulau baru berpotensi menyerap ribuan tenaga kerja terutama bagi generasi muda Bali.
DENPASAR-Fajar Bali Hal itu disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam tulisannya yang dimuat beberapa hari lalu di Fajar Bali. Menurut Gubernur, ada beberapa keuntungan dari reklamasi dan kehadiran pulau baru di Teluk Benoa. Dalam hal lapangan kerja, dibangunnya akomodasi pariwisata dan fasilitas umum akan memberikan peluang lapangan kerja
ke hal. 11
Raffi Ahmad ‘Menghadap’ Kabid Propam Polda Bali
bagi masyarakat Bali dalam 5 sampai 10 tahun mendatang. Diperkirakan sekitar 200.000 lapangan kerja baru akan tersedia di kawasan ini. Saat ini, menurut Gubernur, jumlah angkatan kerja, khususnya lulusan perguruan tinggi, terus bertambah. Sementara lapangan kerja mengalami stagnasi, karena sangat bergantung pada kondisi dan ke hal. 11
FB/HENCE
Artis Raffi Ahmad foto bersama petugas Provost Bripka IB Astina dan Polwan Polda Bali Senin kemarin.
DENPASAR – Fajar Bali Artis Raffi Ahmad muncul di Mapolda Bali, pada Senin (12/08) siang. Ditemani dua managernya, presenter panggung musik Dahsyat itu bertemu selama 15 menit dengan Kabid Propam Polda Bali AKBP Drs. Anak Agung Made Sudana. ke hal. 11
POLITIK
Didoakan Pendukung, Suwirta Terharu
Acara Agni Hotra di Rumah Suwirta
FB/DIAH
SEMARAPURA-Fajar Bali Menjelang perhelatan Pilkada Klungkung, kediaman I Nyoman Suwirta, Kandidat Bupati dari Paket Suwasta (I Nyoman Suwirta-I Made Kasta) selalu ramai didatangi para pendukung dan tokoh-tokoh masyarakat. Tujuan kedatangan pendukung dan tokoh masyarakat ini pun beraneka ragam. Mulai dari sakadar ingin mengenal lebih dekat sosok Nyoman Suwirta hingga menyampaikan dukungan. Tentunya, mendukung Nyoman Suwirta menjadi Bupati Klungkung.
ke hal. 11
026/VI/FB/W-020
014/VI/FB/KTR
Soal Penundaan Pelantikan Gubernur
Sarana Kritik Terhadap Polusi Udara
Sekda dan Sekwan Cari Kepastian ke Mendagri
GIANYAR- Fajar Bali Sepeda Ontel merupakan sarana transportasi masa lalu, bahkan hingga kini masih banyak dipergunakan sebagai sarana transportasi warga. Sepeda Ontel juga banyak disimpan sebagai koleksi. Untuk mengenang kembali alat transportasi tersebut, Pemkab Gianyar mengadakan Lomba Sepeda Ontel Berpasangan di Stage Terbuka Balai Budaya Gianyar Senin, (12/8). Menurut Ketua Panitia Lomba Sepeda Ontel, A.A Marwati, Lomba Sepeda Ontel dilaksanakan serangkaian HUT RI ke 68. Lomba Sepeda Ontel juga merupakan ajang mengenal
DENPASAR-Fajar Bali Pelantikan Gubernur Bali yang direncanakan tanggal 28 Agustus mendatang akhirnya ditunda sehari menjadi 29 Agustus. Hal ini dikatakan Ketua Komisi I DPRD Bali, Made Arjaya, Senin (12/8) kemarin di Gedung Dewan. “Informasi yang saya dapat, pelantikan ditunda sehari. Hal ini tidak berkaitan dengan isu politik atau semacamnya, namun murni karena Mendagri tidak bisa melantik pada hari yang direncanakan,” jelas Made Arjaya.
Lomba Sepeda Ontel digelar serangkaian HUT RI dan untuk mengenang sarana transportasi masa lalu.
alat transportasi masa lalu. Lomba diikuti 60 pasang dari SKPD yang ada di Lingkungan Pemkab Gianyar. Selain mengendarai Sepeda Ontel peserta juga diharuskan menggunakan pakaian tradisional Bali kuno (laki memakai saput di dada, perempuan meblebed). Lomba dilaksanakan dengan durasi waktu 4 menit mulai dari panggung terbuka Balai Budaya menuju ke selatan mengitari jalan setapak di Lapangan Astina. Teriakan penonton begitu semarak menyemangati peserta yang mengikuti lomba. Pasangan yang mengikuti lomba juga harus memiliki
FB/ARTAYASA
keselarasan antara pakaian, sepeda, penampilan, tidak jatuh atau menurunkan kaki saat berlomba, dan juga memiliki durasi waktu yang tepat. Pemenang disediakan piala, piagam dan hadiah menarik lainnya. “Lomba Sepeda Ontel juga diharapkan sebagai sarana kritikan terhadap polusi udara yang diakibatkan kendaraan bermotor”, terang AA Marwati. Juara I lomba Sepeda Ontel itu diperoleh Bappeda, Juara II Bagian Keuangan, Juara III PMD sedangkan Bagian Organisasi, Dinas PU, Dinas Peternakan masing-masing memperoleh Juara Harapan I, II, dan III. W-005
Made Arjaya
FB/DOK
ke hal. 11
Penghancuran Patung Wisnu Murti di Catus Pata Kediri Menyakiti Umat Hindu Bali
Kami sebagai umat Hindu betul-betul kaget dan sakit hati begitu membaca berita di suatu media lokal soal penghancuran patung Wisnu Murti yang dulunya berdiri tegap di Catus Pata (perempatan) kota Kediri. Patung yang cukup lama menghiasi kota ‘pendidikan angkatan bersenjata itu’ tiba-tiba berserakan terpampang pada koran, dan akan digantikan dengan patung Bung Karno yang sedang menuding itu. Sungguh suatu arogansi penguasa eksekutif Pemda Tabanan yang tidak tahu filsafat dan Etika Agama Hindu. Adanya tudingan mencari muka dari suatu partai mungkin ada benarnya, rela mengorbankan apa yang telah menjadi mitos sakti suatu kepercayaan, demi jabatannya. Sistem demokrasi dan otonomi daerah yang kebablasan telah menjadikan
manusia/penjabat menggunakan kesempatan seenak perut sendiri, tanpa menggunakan logika, visionary kedepan, apalagi ada kata-kata “Tabanan siapa yang punya”. Sistem bernegara sudah kacau! Masyarakat kini sudah saatnya berani menilai kearogansian para pemimpin daerah-daerah, baik menyangkut infrastruktur pembangunan, kebijakan-kebijakan, seni budaya, politik yang tidak membawa kemajuan. Sepanjang sejarah Agama Hindu di Bali, Catus Pata adalah merupakan titik keramat yang disakralkan
Oleh:
Dr. Nyoman Gunarsa FB/IST
masyarakat Bali sejak dulu kala. Maka di titik keramat tersebut biasanya didirikan patung-patung Dewa ataupun pelinggih Sang Hyang Wenang, bisa berwujud Pa-
tung Dewa Wisnu, Brahma, Çiwa, Ganesa ataupun figur para tokoh pewayangan seperti Yudistira, Bima, Hanoman, Ramadewa, Kresna yang dianggap memiliki filosofi kekuatan yang cocok dari Desa Pekraman yang mengelilinginya. Juga berupa pelinggih atau Sanggah Taksu, rong tiga, rong empat, yang setiap saat dihormati dan disajeni oleh masyarakat sekitarnya. Kebudayaan ini sudah lama berkembang di Bali, dan bukti-bukti bahwa disetiap perempatan atau pertigaan ada patung atau pelinggih bisa kita saksikan pada buku-buku langka yang terbit pada masa penjajahan di negeri kita ini. Bali Bumi Banten adalah suatu nama, karena dimana-mana ada sesajen termasuk pada Catus Pata itu. Apa yang tersirat dari keunikan Bali, menempatkan patung Dewa
atau pelinggih di setiap persimpangan adalah mencari keselamatan dan kedamaian, pemeliharaan alam lingkungan, keharmonisan Desa Adat yang memiliki Pura Kahyangan Tiga, Pura Banjar, Pura Prajapati yang hingga kini menjadi kekaguman dunia. Sebaiknya kita sebagai penerus bangsa dalam melestarikan alam lingkungan, tetap berpatokan pada nilai-nilai yang telah mengakar itu, dan bukan main bongkar dan menghancurkan. Sasonggan Bali mengatakan: “Lagasan tindak, kuangan daya!!” Ingatlah kita ini sebagai orang Bali dikaruniai alam lingkungan, seni budaya, agama yang begitu dikagumi dunia dan jelas sudah berdampak positif dengan mengalirnya dolar ke Bali, harus mensyukuri.
ke hal. 11
001/VI/FB/BGS
ONLINE: www.fajarbali.com
join facebook.com/fajar.bali