Buletin Suluh Edisi 6

Page 1

1

Humas IAIN Pontianak 2014

Buletin


2

DARI REDAKSI SALAM hangat untuk pembaca Suluh

R

asa syukur tak terhingga kepada Allah SWT, IAIN Pontianak boleh berbangga dengan alih status dari STAIN ke IAIN Pontianak. Wakil Menteri Agama RI Prof. Dr. Nasaruddin Umar datang beserta rombongan untuk meresmikan IAIN Pontianak, dan membawa suka cita untuk kemajuan bersama. Tidak hanya civitas akademika IAIN Pontianak yang merasakannya, tapi juga masyarakat Kalimantan Barat pada umumnya. IAIN Pontianak – yang sebelumnya berstatus STAIN – tentu telah lama menantikan momentum peresmian tersebut. Peresmian membuka peluang bagi IAIN Pontianak untuk memajukan dan meningkatkan kualitas lembaga dan layanan pendidikan. Suluh edisi ini pun juga turut hadir membagikan dengan menulis sejarah moment tersebut. Selain informasi tentang peresmian IAIN Pontianak yang akan menjadi sejarah baru, liputan tentang launching draft terjemahan al-Quran dalam bahasa Dayak Kanayatn oleh LP2M IAIN Pontianak, juga menjadi informasi pertama di Indonesia, ini mempertegas kesungguhan bagi kemajuan IAIN Pontianak. Masih dalam moment peresmian IAIN Pontianak, Informasi lainnya juga menghadirkan pidato Plt Rektor sebagai momentum bersejarah, dan cerita dibalik lika-liku menjelang peresmian yang kami bungkus dengan judul Hamka Siregar dipercaya pimpin IAIN Pontianak. Selain itu, ada pula kegiatan MPR Goes to Campus, serta galleri foto tentu akan menambah sajian informasi suluh pada edisi pertama di tahun 2014. Seperti biasa, juga tidak luput redaksi Suluh sajikan liputan mahasiswa yang menyajikan geliat kegiatan UKK Pramuka, launching buku kampung riset LP2M IAIN Pontianak, dan tidak lengkap rasanya, tanpa menyajikan artikel singkat. Selain itu, juga ada ulasan kuliah umum tentang dasar-dasar studi al-Quran dan ekonomi Bersama Prof. Dr. Seyyed Mofid Hoseini Kauhsariy dari Iran yang melengkapi sajian redaksi dalam edisi ini. Pada edisi mendatang, redaksi Suluh mengundang pembaca setia untuk berpartisipasi menulis di buletin Suluh. Dengan begitu kami sangat menantikan tulisannya masuk di meja redaksi. Selamat membaca dan semoga memberikan banyak manfaat. Amin.

Salam Redaksi Buletin

Humas IAIN Pontianak 2014

Buletin Civitas Akademika IAIN Pontianak

SULUH Edisi 6 April - Mei 2014

PENANGGUNG JAWAB Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag REDAKTUR Handes, M.I.Kom EDITOR Eka Hendry, Ar., M.Si Aspari, S.Pd.I KESEKRETARIATAN Suhardiman, M.Si LAYOUT Setia Purwadi, S.E.I TIM PENYUSUN Syamsul Kurniwan, M.S.I Dian Kartika Sari, S.Kom.I Khairul Muttaqin Ona Sutiono ALAMAT REDAKSI Kampus IAIN Pontianak Jalan Letjen Soeprapto No.19 Telp./Fax: 0561-734170, Pontianak 78121 Website: www.iainptk.ac.id email: humas.iain.pontianak@gmail.com


3

LAPORAN UTAMA:

WAKIL MENTERI AGAMA RI RESMIKAN IAIN PONTIANAK

4

Contents Redaksi.................................................................................2

Sambutan Plt. Rektor IAIN Pontianak Pada Acara Peresmian IAIN Pontianak

Oleh: Drs. Rustam A, M.Pd

Wakil Menteri Agama RI Tetap Disambut Meriah .................................................6

7

Peresmian IAIN Pontianak oleh Wakil Menteri Agama RI ......................................8 Hamka Siregar, Dipercaya Pimpin IAIN Pontianak ..................................................................10 Gallery Foto........................................................................12 LP2M Launching Draft Al Quran Dalam Bahasa Dayak Kanayatn ..................................14 Dasar-dasar Studi Al Quran dan Ekonomi ..............17

Kampung Riset Launching Buku

22

MPR Goes to Campus (GTC) Hapus Diskriminasi Ras dan etnis, Bina Kerukunan Bangsa ................................................18 Geliat Pramuka IAIN Pontianak 2014 ......................20

Humas IAIN Pontianak 2014

Buletin


4

LAPORAN UTAMA

Prof. Dr. Nasaruddin Umar, Wamenag menerima cendramata khas daerah dari Drs. H. Rustam A., M.Pd, Plt. Rektor IAIN Pontianak

WAKIL MENTERI AGAMA RI

RESMIKAN

IAIN PONTIANAK

“Dengan memohon Ridho Allah SWT, pada hari selasa, tanggal 1 April 2014 atau pada tanggal 1 Jumadil Akhir 1435 Hijriah dengan bersama-sama kita membaca Bismillahirahmanirrahim. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak dengan ini kami nyatakan diresmikan”. Buletin

Humas IAIN Pontianak 2014


LAPORAN UTAMA

P

ada acara peresmian IAIN Pontianak, Wakil Menteri Agama RI Prof. Dr. Nasaruddin Umar mengajak hadirin untuk bersama-sama mengucapkan bismillah. “Dengan memohon Ridho Allah SWT, pada hari selasa, tanggal 1 April 2014 atau pada tanggal 1 jumadil akhir 1435 Hijriah dengan bersama-sama kita membaca Bismillahirahmanirrahim. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak dengan ini kami nyatakan diresmikan�. Tuturnya dan disambut meriah dan gembira hadirin yang memenuhi Gedung Sport Center. Prosesi acara Peresmian IAIN Pontianak secara simbolik juga ditandai dengan memukul rebana oleh Wamenag di gedung Sport Center IAIN Pontianak. Dengan penuh semangat Wamenag berdiri di atas podium mengucapkan selamat atas peralihan status, dan berharap IAIN Pontianak mampu memberikan kejutan dalam waktu yang tidak lama, mempersembahkan sesuatu yang sangat berharga bagi Kalimantan Barat dibidang keilmuan di negeri tercinta. Dengan status yang baru ini, Prof. Dr. Nasaruddin Umar menekankan kepada seluruh mahasiswa, semoga prestasi demi prestasi akan dicapai bersama IAIN Pontianak. Beliau juga berpesan kepada pimpinan, segenap civitas akademika, terutama kepada dosen, dan karyawan, agar dapat meningkatkan kualitas dan mutu, serta kinerja. Dengan demikian paparnya, bukan hanya status yang berubah, tetapi kinerja, perhatian, konsentrasi dan secara keseluruhan juga ikut berubah. Bagi Wamenag, momentum ini merupakan hari yang bersejarah untuk masyarakat Kalbar dan Negara Indonesia.

Menurutnya saat ini sudah ada 17 IAIN di seluruh Indonesia, maka perubahan status ini mengandung konsekuensi yang mendalam, bukan sekedar perubahan simbolik dari STAIN menjadi IAIN Pontianak. Menurutnya, Wamenag secara simbolik menandatangani Kalimantan Barat launching draft al-Quran Bahasa Dayak Kanayatn patut bersyukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena sudah cukup Paling tidak model teaching lama menanti perubahan. Pada university dikombinasikan atau hari ini akhirnya bisa terwujud berkembang menjadi model p e r u b a h a n m e n j a d i I A I N research university. Tujuannya Pontianak. Wamenag mengajak, u n t u k m e n c i p t a k a n i l m u untuk mewujudkan syukur pengetahuan baru melalui riset tersebut dengan perubahan yang mendalam. sikap mental, cara pandang Untuk pengembangan dan harus menjawab tantangan selanjutnya adalah bagaimana ini dengan kerja keras. Jangan menjadi model entrepreneur sampai nanti, statusnya berubah university, model ini bertujuan tetapi sikap mental dan cara menciptakan inovasi, dan pandang tidak berubah. produk yang dikonsumsi global. L e b i h l a n j u t W a m e n a g Kaitan dengan pengembangan menegaskan, masih banyak sejumlah perguruan tinggi yang persoalan masyarakat yang ada di lingkungan Kementerian menjadi tanggung jawab kita. Agama saat ini adalah tidak boleh IAIN Pontianak secara bersamaan ada alumni yang menganggur, harus mampu menjadi solusi paparnya. masyarakat saat ini, hadir untuk Prof. Dr. Nasaruddin Umar menciptakan konsep baru, dan memberikan tantangan kepada jangan kalah dengan IAIN yang IAIN Pontianak untuk mampu sudah mendahului. meningkatkan levelnya menjadi Dalam k e r a n g k a Universitas Islam Negeri (UIN) pengembangan perguruan Pontianak. Menurutnya civitas tinggi, Prof. Dr. Nasaruddin akademika IAIN Pontianak U m a r p u n y a p a n d a n g a n harus bekerja dan tidak boleh tersendiri. Perguruan tinggi kita menunda untuk menjadi UIN saat ini terangnya, didominasi Pontianak. Dia juga berharap model Teaching University yang kepada pemerintah daerah atau lebih bertujuan pada proses stakeholders,bahu membahu transfer ilmu pengetahuan untuk mewujudkan IAIN U n t u k s a t u l a n g k a h menjadi UIN Pontianak dalam k e d e p a n y a n g h a r u s masa lima tahun mendatang. dipersiapkan adalah research university. Dijelaskan Wamenag,

Humas IAIN Pontianak 2014

Buletin

5


6

LIPUTAN KHUSUS

Suasana dalam gedung Sport Center IAIN Pontianak ketika sedang menyanyikan lagu Indonesia Raya

WAKIL MENTERI AGAMA RI DISAMBUT MERIAH

M

enteri Agama RI DR. Surya Dharma Ali untuk kali keempatnya berhalangan hadir meresmikan IAIN Pontianak. Informasi yang didapat pihak protokoler Menteri pada H-1 menyampaikan bahwa Menteri berhalangan hadir dan selanjutnya akan digantikan oleh Wakil Menteri Agama RI. Wakil Menteri Agama RI, Prof. Dr. Nasaruddin Umar yang dijadwalkan untuk meresmikan IAIN Pontianak di gedung Sport Center, selasa pagi, 1 April 2014, terlihat tidak mengurangi kemeriahan acara peresmian tersebut. Kehadiran Wamenag didampingi Dirjen Pendis Prof. Dr. Nur Syam, Sesditjen Pendis Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A, Direktur Diktis Prof. Dr. Dede Rosyada, dan Kapuslitbang Dr. Choirul Fuad Yusuf, MA tiba dilokasi acara pukul 10.00 WIB.

Buletin

Selain rombongan Kementerian Agama RI, sejumlah pejabat daerah juga turut menyambut meriah dan menghadiri acara peresmian IAIN Pontianak. Mereka diantaranya, pejabat Pemda Provinsi mewakili Gubernur Kalbar, dan sejumlah pejabat yang mewakili Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FORKOMPIMDA), Walikota, MUI, DPRD Provinsi dan Kota. Kakanwil Kemenag Kalbar, Kakanmenag se-Kalbar, guruguru dan kepala madrasah se-kota Pontianak, serta tokohtokoh agama dan masyarakat, civitas akademik, perwakilan UKM IAIN Pontianak dan undangan lainnya. Setibanya di lokasi acara, Wakil Menteri Agama RI dan rombongan langsung menuju tempat duduk VVIP dan disambut sejumlah tamu kehormatan. Diantaranya

Humas IAIN Pontianak 2014

Pelaksana Tugas Rektor IAIN Pontianak Drs. Rustam, M.Pd. dan mantan Ketua STAIN Pontianak Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag keduanya saling bersalaman dan menyapa selanjutnya mempersilahkan dengan hormat pada Wamenag untuk duduk di kursi VVIP. Selain itu, kelihatan juga mantan Ketua STAIN Pontianak lainnya duduk dibangku VVIP dan sejumlah mahasiswa IAIN Pontianak yang memenuhi tribune Gedung Sport Center menyambut antusias moment peresmian Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak yang sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak. Acara yang berlangsung se la ma du a se te n g a h ja m tersebut berjalan lancar, diakhiri dengan makan siang bersama dan konferensi pers terbuka bagi sejumlah wartawan.


LIPUTAN KHUSUS

SAMBUTAN PLT. REKTOR IAIN PONTIANAK PADA ACARA PERESMIAN IAIN PONTIANAK Oleh: Drs. H. Rustam A., M.Pd.

P

ertama-tama marilah kita bersyukur kepada Allah SWT, atas karunia-Nya, kita bersama-sama dapat menghadiri momentum yang bersejarah dan membahagiakan ini, yakni peresmian IAIN Pontianak yang telah lama dinantinantikan. Semoga kegiatan ini mendapatkan berkah kemuliaan dari Allah SWT. Shalawat dan salam kita haturkan kepada nabi Muhammad Saw, sahabat, keluarga dan pengikutnya yang setia. Mudah-mudahan kita dapat meneladani beliau dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin! Bapak Wakil Menteri Agama yang kami muliakan dan hadirin yang berbahagia. Melalui kesempatan ini saya mewakili seluruh civitas akademika IAIN Pontianak, mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya atas kesediaan Bapak Wakil Menteri Agama, untuk meresmikan IAIN Pontianak. Kehadiran Bapak Wakil Menteri Agama merupakan sebuah kebanggaan bagi kami dan akan menjadi kenangan terindah bagi kami masyarakat kampus khususnya dan masyarakat Kalimantan Barat pada umumnya. Terima kasih yang dalam juga perlu kami sampaikan kepada seluruh hadirin para undangan yang berkenan menghadiri dan menjadi saksi atas peresmian IAIN Pontianak ini. Bapak Wakil Menteri Agama yang kami hormati dan hadirin yang berbahagia. Masyarakat Kalimantan Barat sudah lama mendambakan alih status STAIN menjadi IAIN Pontianak. Kini mimpi tersebut telah terwujud dengan terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia, Nomor 53 Tahun 2013, tanggal 30 Juli 2013 tentang Perubahan

STAIN Pontianak menjadi IAIN Pontianak. Alhamdulillah rasa syukur dan kebahagiaan tersebut semakin bertambah dengan peresmian IAIN Pontianak oleh Bapak Wakil Menteri Agama pada hari ini, dirangkaikan dengan peresmian gedung Sport Center IAIN Pontianak, launching terjemahan al-Qur’an dalam bahasa Dayak Kanayatn kerjasama Puslitbang Lektur dan Khazanah Kementerian Agama RI dengan IAIN Pontianak dan launching buku karya dosen IAIN Pontianak. Perjalanan STAIN Pontianak menjadi IAIN Pontianak begitu panjang. Dirintis tahun 1965 yang diketuai oleh A. Muin Sanusi sebagai Walikotamadia Pontianak dan dewan kurator yang diketuai Brigjend Ryacudu Pangdam XII Tanjungpura. Dilanjutkan oleh Gubernur Brigjen Kadarusno, terbentuklah Fakultas Tarbiyah Cabang IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 6 Agustus 1969. Dua puluh delapan (28) tahun kemudian melalui Keputusan Presiden RI No. 11 tanggal 21 Maret 1997, Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta di Pontianak, bersama-sama 32 Fakultas jauh IAIN lainnya se-Indonesia, berubah menjadi STAIN. Sejak itu STAIN Pontianak memperoleh kesempatan untuk mandiri dan tidak lagi bergantung kepada IAIN induk. Alih status STAIN menjadi IAIN Pontianak diperjuangkan hampir 10 tahun. Upaya tersebut sudah dimulai sejak kepemimpinan Dr. H. Moh. Haitami Salim, M.Ag sebagai Ketua STAIN Pontianak. Ketika itu, dukungan secara tertulis dari Gubernur Kalbar Usman Ja’far, seluruh Walikota/Bupati se-Kalbar, DPRD se-Kalbar dan seluruh stakeholders sepakat

IAIN mesti s e g e r a diperjuang­ kan dan diwujudkan. Alhamdulillah pada kepemimpinan Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag, mimpi yang sudah lama itu dapat terwujud. Adanya dukungan dari Walikota Pontianak, H. Sutarmidji, SH.M.Hum, yang memberikan bantuan penyediaan tanah untuk lahan kampus 2, visitasi dari Kementerian Agama hingga audiensi Forum Pimpinan PTAIN se-Indonesia dengan Presiden RI, pada tanggal 23 Juli 2013 di Istana Negara mempermudah jalan tersebut. Forum mendesak agar Presiden RI segera menyetujui peningkatan status PTAIN dari STAIN menjadi IAIN dan IAIN menjadi UIN. Seminggu berikutnya, Presiden RI menyetujui lima STAIN menjadi IAIN, yaitu IAIN Tulungagung, IAIN Palu, IAIN Padang Sidempuan, IAIN Pontianak, dan IAIN Ternate, dan perubahan IAIN Aceh dan IAIN Surabaya menjadi UIN. Kami sadari, prestasi sejarah perubahan STAIN Pontianak menjadi IAIN Pontianak dapat terwujud berkat dukungan semua pihak; Presiden RI, Menteri Agama, Pemerintah Daerah, Pemerintah Kota Pontianak, Pemerintah Kabupaten se-Kalbar, ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, tim visitasi Kementerian Agama, dan panitia alih status. Untuk itu melalui kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan dan kerjasama semua pihak yang telah berkontribusi mewujudkan mimpi dan harapan masyarakat Kalimantan Barat ini. Semoga semua yang telah kita lakukan mendapatkan nilai ibadah di sisi Allah SWT. Aamiin!

Humas IAIN Pontianak 2014

Buletin

7


8

LIPUTAN KHUSUS

WUJUDKAN MIMPI MASYARAKAT KALIMANTAN BARAT

Peresmian IAIN Pontianak oleh Wakil Menteri Agama RI

M

asyarakat Kalimantan Barat (Kalbar) sudah lama mendambakan perubahan status Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Kini mimpi tersebut telah terwujud dengan terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, Nomor 53 Tahun 2013, tanggal 30 Juli 2013 tentang Perubahan STAIN Pontianak menjadi IAIN Pontianak. Perjalanan STAIN Pontianak menjadi IAIN Pontianak begitu panjang. Adanya dukungan dari Walikota Pontianak, Sutarmidji, SH.M.Hum yang memberikan bantuan penyediaan tanah

Buletin

untuk kampus IAIN, visitasi dari Kementerian Agama hingga audiensi Forum Pimpinan PTAIN se-Indonesia dengan Presiden RI, 23 Juli 2013 di Istana Negara mempermudah jalan tersebut. Forum mendesak agar Presiden RI segera menyetujui peningkatan status PTAIN dari STAIN menjadi IAIN dan IAIN menjadi UIN. Seminggu berikutnya, Presiden RI menyetujui lima STAIN menjadi IAIN, yaitu IAIN Tulungagung, IAIN Palu, IAIN Padangsidempuan, IAIN Pontianak, dan IAIN Ternate. Sejarah STAIN Pontianak bermula dengan dibentuknya Yayasan Sadar pada tahun 1965 yang diketui oleh A.

Humas IAIN Pontianak 2014

Muin Sanusi, Walikotamadia Pontianak dimasa itu. Selain yayasan, dibentuk pula Dewan Kurator yang diketuai Brigjend Ryacudu, Pangdam XII Tanjungpura. Dalam yayasan dan dewan kurator itulah para ulama, aparatur pemerintah daerah dan masyarakat Kalbar merajut asa dan mewujudkan cita-cita agar daerah ini berdiri sebuah lembaga pendidikan tinggi agama Islam. Terbentuklah Fakultas Tarbiyah Cabang IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan SK Menteri Agama No. 26 tahun 1969, pada tanggal 6 Agustus 1969. Delapan tahun kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No.65 tahun 1982


LIPUTAN KHUSUS

Dr. Nasarudddin Umar, Wamenag RI memberikan kata sambutan sekaligus meresmikan IAIN Pontianak

istilah cabang dihilangkan menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Pontianak. Mulai saat itu, memiliki kewenangan untuk menghasilkan sarjana penuh, yang sebelumnya hanya diperkenankan melahirkan Sarjana Muda. Lima belas tahun kemudian, melalui Keputusan Presiden RI No. 11 tanggal 21 Maret 1997, Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta di Pontianak, bersama-sama 32 Fakultas Jauh IAIN lainnya se-Indonesia, berubah menjadi STAIN. Sejak itu STAIN Pontianak memperoleh kesempatan untuk mandiri dan tidak lagi bergantung kepada IAIN induk. Ikhtiar perubahan STAIN

Pontianak menjadi IAIN Pontianak sudah ditancapkan sejak kepemimpinan Dr. H. Moh. Haitami Salim, M.Ag sebagai Ketua STAIN Pontianak. Dukungan dari Gubernur Kalbar Usman Ja’far dan seluruh Walikota/Bupati se-Kalbar dan seluruh stakeholder sepakat IAIN mesti segera diperjuangkan dan diwujudkan. Ketika itu proposal usulan STAIN Pontianak menjadi IAIN “Khatulistiwa” Pontianak sudah diajukan ke Departemen Agama sejak tahun 2005. Estafet kepemimpinan Dr. H. Moh. Haitami Salim, M.Ag berakhir dan dilanjutkan Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. Saat dilantik menjadi Ketua STAIN Pontianak pada tanggal 12

Maret 2010 di Jakarta, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag bertekad untuk mewujudkan cita-cita kepemimpinan sebelumnya yang belum tercapai. Cita-cita tersebut yaitu; Pembukaan Program Pascasarjana, Pembangunan gedung asrama mahasiswa (Ma’had Ali) dan Perubahan STAIN Pontianak menjadi IAIN Pontianak. Berkat dukungan semua pihak, alhamdulillah ketiga mimpi besar tersebut terwujud di masa kepemimpinan Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag. Peresmian IAIN Pontianak dilaksanakan hari Selasa, 1 April 2014 oleh Wakil Menteri Agama RI, Prof. Dr. Nasaruddin Umar di kampus IAIN Pontianak.

Humas IAIN Pontianak 2014

Buletin

9


10

LIPUTAN KHUSUS

HAMKA SIREGAR DIPERCAYA PIMPIN IAIN PONTIANAK S

ecara yuridis perubahan STAIN Pontianak menjadi IAIN terwujud dengan terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2013 tentang Perubahan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak menjadi Institut Agama Islam Negeri Pontianak. Pada tanggal 30 Juli 2013 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 6 Agustus 2013 pada Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2013 nomor 123. Dari lima Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang beralih status STAIN menjadi IAIN, yaitu STAIN Padang Sidempuan, STAIN Tulungagung, STAIN Palu, STAIN Ternate, dan STAIN Pontianak. Pontianak satusatunya mengalami kendala pengunduran peresmian IAIN hingga pelantikan Rektor. Sejatinya peresmian dan pelantikan rektor tersebut akan dilakukan pada akhir tahun 2013, kemudian diundur awal Januari 2014, hingga April 2014. Pelantikan dan peresmian IAIN Pontianak mengalami empat kali pengunduran, karena kesibukan Menteri Agama RI. STAIN Pontianak satu-

Buletin

satunya yang mengalami pengunduran peresmian. Baru pada 1 April 2014 Wakil Menteri Agama (Wamenag), Nasaruddin Umar meresmikan IAIN Pontianak. Pada saat sesi jumpa pers acara peresmian IAIN Pontianak, Wamenag memberikan klarifikasi mengenai pengunduran tersebut. Dia menjelaskan beberapa alasan kesibukan Menteri, dan peresmian STAIN menjadi IAIN tidak secara otomatis atau dibarengi dengan acara pelantikan rektor. Secara internal diakuinya ada tahapan-tahapan atau pembahasan-pembahasan tersendiri dalam menentukan rektor. Ia menambahkan, IAIN Pontianak yang mengalami hal tersebut tidak ada kendala, ini hanya persoalan waktu dalam menentukan peresmian IAIN dan pelantikan rektor. Dr. Hamka Siregar, M.Ag Rektor IAIN Pontianak yang dilantik pada 30 April 2014, saat ditemui di ruang kerjanya membenarkan hal tersebut,dia mengatakan, bahwa proses peralihan status yang terjadi di IAIN Pontianak ini termasuk “unik” dibanding STAIN lainnya

Humas IAIN Pontianak 2014

dalam hal perubahan status. Dia menuturkan, IAIN Pontianak yang dijadwalkan mendapat urutan pertama untuk peresmian IAIN dan pelantikan Rektor. Namun karena satu dan lain hal pelantikan akhirnya diundur sampai empat kali. Tidak ingin menjelaskan lebih detil permasalahan dan hambatan yang muncul di tengah-tengah perjalanan alih status, Hamka Siregar lebih senang bercerita tentang pelantikan dirinya sebagai Rektor IAIN Pontianak untuk periode 2014-2018. Sama halnya dengan peresmian dan pelantikan rektor, “satu-satunya yang berbeda peresmian dan pelatikannya adalah IAIN Pontianak. Peresmian dulu di kampus, baru kemudian pelantikan rektor di Jakarta, sementara empat IAIN lainnya peresmian sekaligus pelantikan rektor” ujar Hamka Siregar. Dia menerangkan, saat ke Jakarta dia ditemani Istri, Dr. Syarif, MA, dan Eka Hendry. AR, M.Si selaku ketua panitia alih status, kemudian hadir pula beberapa rekan serta sahabat lain datang untuk memberikan dukungan secara moral.


LIPUTAN KHUSUS

11

Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag menandatangani berkas pelantikan Rektor IAIN Pontianak

Setelah resmi berganti nama menjadi IAIN Pontianak, Hamka Siregar berharap, institusi ini bisa menjadi ujung tombak pengembangan pendidikan Islam bagi masyarakat. “Setelah perubahan status ini diharapkan akan ada peningkatan keilmuan yang signifikan baik itu ilmu-ilmu umum maupun ilmu-ilmu agama. Kami juga akan mendorong tenaga-tenaga pendidik disini untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, ke tingkat doktoral�, kata dia. Selain itu, tambahnya, dari segi fisik kita sudah bisa lihat ada perubahan besar yang terjadi di kampus ini dalam beberapa tahun terakhir. Pembicaraan untuk mengadakan kampus II

juga sudah dilakukan. Walikota Pontianak, Sutarmidji, M.Hum, sudah menawarkan lahan seluas kurang lebih 10 hektar di Pontianak Utara. P e r l u a s a n i n i dimaksudkannya karena seiring dengan pergantian status maka IAIN juga akan menerima lebih banyak mahasiswa sedangkan lokal kelas yang tersedia jumlahnya masih kurang. Oleh karena itu, dirinya secara pribadi berharap kepada semua pihak dapat membantu proses peningkatan kualitas IAIN Pontianak sebagai garda terdepan pendidikan Islam dan kajian sosial keagamaan di Kalimantan Barat.

Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag bersama pejabat lainnya ketika diambil sumpah jabatan

Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag dan Sejumlah pejabat melakukan doa bersama sebelum mengakhiri prosesi acara pelantikan.

Humas IAIN Pontianak 2014

Buletin


12

GALLERY

Eka Hendry AR., M.Si Ketua Panitia Alih Status & peresmian IAIN Pontianak.

Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag mantan Ketua STAIN Pontianak & Rektor pertama IAIN Pontianak

Panitia alih status yang secara maraton menggelar pertemuan demi pertemuan

Ketua tim visitasi Dr. Shaman Sitompul sedang menyampaikan arahan dihadapan dosen dan panitia alih status Tim visitasi alih status tiba di STAIN Pontianak

Foto bersama ketua tim visitasi, ketua STAIN, dosen, dan panitia alih status STAIN Pontianak

Buletin

Humas IAIN Pontianak 2014

Pertemuan Walikota Pontianak dan tokoh-tokoh Kalbar bersama ketua tim visitasi, dan ketua STAIN Pontianak membahas alih status STAIN ke IAIN Pontianak


GALLERY

Forum Pimpinan PTAIN se-Indonesia bertemua Prisiden RI mengusulkan agar perubahan alih status STAIN ke IAIN, dan IAIN ke UIN, usulan tersebut disetujui Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sedang memberikan arahan kepada pimpinan PTAIN seIndonesia

Panitia menggelar IAIN Bersholawat dan berdoa agar peresmian IAIN dan pelantikan rektor segera terlaksana

Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag memberikan ceramah pada kegiatan bersholawat di kampus IAIN Pontianak.

Rombongan pejabat Kemenag RI tiba di lokasi peresmian IAIN Pontianak

Wamenag dan Plt. Rektor menunjukkan cendramata dihadapan wartawan.

Seusai acara peresmian IAIN Pontianak, Wamenag melakukan konferensi pers.tawan

Wamenag dan rombongan hendak berangkat pulang ke Jakarta

Humas IAIN Pontianak 2014

Buletin

13


14 LIPUTAN KHUSUS

Tim penerjemah al-Quran ke dalam Bahasa Dayak Kanatn

LP2M LAUNCHING DRAFT AL-QURAN

Dalam Bahasa Dayak Kanayatn

M

omen peresmian alih status STAIN menjadi IAIN Pontianak yang dilakukan oleh Prof. Dr. Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama RI tidak hanya menandai sebuah perubahan status pada lembaga tersebut. Pada kesempatan yang sama LP2M IAIN Pontianak me-launching al-Quran dan Terjemahan dalam Bahasa Dayak Kanayatn bekerjasama

Buletin

dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur dan Khasanah Keagamaan Kemenag RI. Dengan diterbitkannya terjemahan al-Quran Bahasa Dayak Kanayatn ini, Kepala LP2M IAIN Pontianak Luqman Abdul Jabbar berharap dapat memberikan perubahan positif dalam pengembangan syiar Islam di Kalimantan Barat, dan dapat menambah khazanah

Humas IAIN Pontianak 2014

Islam pada pendekatan budaya dan bahasa serta sebagai bentuk pelestarian bahasa Dayak Kanayatn. Terlebih mengingat banyaknya muallaf dari suku Kanayatn yang memerlukan pembinaan dan mempelajari al-Quran dalam bahasa Dayak Kanayatn. Selain itu, menurut Luqman Abdul Jabbar, bahasa Dayak Kanayatn dipilih dalam terjemahan ini


LIPUTAN KHUSUS 15

lebih dipertimbangkan pada kemiripan kata dan mudah dimengerti dalam Bahasa Dayak lainnya. Generalisasi bahasa Dayak Kanayatn lebih mudah dipahami oleh suku dayak lainnya. Suku Dayak Kanayatn secara geografis juga tersebar di berbagai daerah di Kalimantan Barat. Dia menjelaskan, di dalam proses penerjemahan terdapat banyak kesulitan satu diantaranya adalah belum terstruktur bahasa dayak secara baku. Maka selama proses penerjemahan tersebut harus mengundang tokoh yang berkompeten untuk menyesuaikan kosakata, pilihan kata dan simbol yang tepat, penentuan aksara, dan lain-lain. Namun demikian, Luqman mengakui tim penerjemah yang dibentuknya bekerja

dengan penuh semangat dan antusias yang tinggi. Menurutnya ini merupakan terobosan penting yang harus dimaknai secara positif. Dia berpendapat, proses penerjemahan merupakan kerja keras yang menguras tenaga dan pikiran tim penerjemah. Selama dua tahun timnya yang terdiri dari Ahmad Zakaria, Syarif, Udi Yulianto, Damanhuri, dan Ahmad Antony, dan dibantu oleh Albertus, Marianus serta Amandus yang bekerja untuk menyelesaikan terjemahan tersebut. Lebih lanjut ia menuturkan dengan ekspresi gembira, dirinya mengucapkan terima kasih kepada tim penerjemah, Rektor IAIN Pontianak, Pusat

Penyerahan Draft terjemahan al-Quran bahasa Dayak Kanayatn oleh Pejabat Mewakili Gubernur Kalbar dan diterima oleh Kapuslitbang Kemenag RI, Dr. Choirul Fuad Yusuf, MA

Penelitian dan Pengembangan Lektur dan Khasanah Keagamaan Kemenag RI, dan pihak lain yang terlibat serta mendukung diterbitnya terjemahan al-Quran bahasa Dayak Kanayatn. Dia juga berharap apa yang dihasilkan dari terjemahan tersebut dapat menjadi bagian kekayaan khazanah Islam di Kalimantan Barat.

Humas IAIN Pontianak 2014

Buletin


16

ORASI ILMIAH

Tampak dari samping Abdullah Beik, MA dari samping, selaku penerjemah

Prof. Dr. Seyyed Mofid Hoseini kauhsariy

Buletin

Humas IAIN Pontianak 2014


ORASI ILMIAH 17

DASAR-DASAR STUDI AL-QURAN DAN EKONOMI Bersama Prof. Dr. Seyyed Mofid Hoseini Kauhsariy

M

Pidatonya diterjemahkan oleh Abdullah Beik, MA

embaca al-Quran tidak cukup jika kita hanya ingin mendapat pahala. Kalau pun kita berusaha untuk mengetahui apa yang ada di dalam al-Quran hanya sekedar terjemahannya saja. Sangat jarang ada yang duduk dan menyiapkan waktu untuk mencari jawaban dari al-Quran atas berbagai problema umat. Benar adanya al-Quran adalah berisi ayat-ayat yang menjelaskan, namun ayat penjelas bagi yang bertanya. Kalau kita tidak punya pertanyaan maka kita tidak akan memperoleh jawaban. Karena itu kita perlu memperbaharui hubungan kita dengan al-Quran, keyakinan kita dengan al-Quran, tidak cukup kita meyakini bahwa al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan Tuhan sebagai mukjizat dan selesai. Di dalam persoalan ekonomi, kita tidak mengatakan bahwa perubahan budaya, ekonomi, sosial dan politik tidak penting, namun semua itu adalah akibat dari sebuah ilmu dari dalam al-Quran. Sangat disayangkan banyak dari kita yang tidak meyakini bahwa al-Quran adalah referensi ilmu pengetahuan dan pemikiran, perlu digarisbawahi bahwa ekonomi adalah penting, dan pondasi kehidupan yang berkelanjutan. Di dalam al-Quran disebutkan bahwa ekonomi merupakan bagian dari latar

belakang/tujuan diutusnya para nabi, dalam surah al-Hadid ayat 25, “… Liyaquumann nasu bil qisth”. Telah kami utus kepada kalian para nabi dengan berbagai keterangan (kitab) untuk menegakkan keadilan di tengah manusia. Terjemahan harfiyahnya adalah agar manusia itu dapat menegakkan keadilan, artinya yang memegang peran penting adalah manusianya, nabi hanya mendorong mereka. Dalam ayat lain seperti surah al-Ma’un mensejajarkan mas ala h e k o n omi d e n g a n agama, ketiadaan sangat sensitif pada kemiskinan dan kelaparan, sama dengan menolak dan mendustakan agama artinya jika kita mengabaikan hal itu, maka kita tidak layak untuk mengklaim diri kita sebagai orang yang beragama. Karena mereka meyakini adanya rasisme yang memandang bahwa diri mereka adalah lebih mulia dari yang lain, sehingga bisa melakukan segala sesuatu. Mereka mengklaim bahwa mereka adalah anakanak Tuhan dan kekasihnya. Sementara yang lainnya adalah orang-orang buta huruf (umi). Di ayat lain Allah menegaskan bahwa mereka memiliki kebencian yang sangat pada kaum muslimin. Dalam al-Quran disebutkan akan keharusan pemerataan ekonomi dan tidak boleh

hanya ekslusif dikalangan elit saja karena ekonomi dalam pandangan Islam/al-Quran berhubungan dengan politik, sosial kemasyarakatan dan keluarga untuk meminimalisir perceraian. Misalnya dalam ayat 6 surah at-Thalaq, Jika suami istri telah bercerai, maka seorang mantan suami tidak boleh mengusir mantan istrinya dari rumahnya tetap harus diberi nafkah pangan dan papan. Walaupun sudah bukan muhrim lagi. Rahasianya, bisa saja terjadinya perceraian karena emosi, namun dengan perlakuan yang baik dan perintah Tuhan untuk memberi nafkah, disaat itu sangat mungkin muncul kembali kasih dan sayang di antara mereka. Artinya Allah SWT menjadikan masalah ekonomi sebagai media untuk mempersatukan dan membangun rumah tangga. Ekonomi dalam pandangan Islam berhubungan juga dengan para pemuka agama. Ulama dan para pemikir memiliki tanggungjawab atas apa yang dilakukan oleh masyarakat “Labi’sa maa kanuu yash na’un” jika sebuah masyarakat melakukan berbagai transaksi ilegal maka yang disalahkan adalah para pemimpin/ulama yang tidak melakukan pelarangan dan perbaikan. Jadi ekonomi sangat berhubungan dengan politik, sosial, pendidikan dan spiritualitas.

Humas IAIN Pontianak 2014

Buletin


18

KEGIATAN KAMPUS

Kegiatan Talk Show MPR goes to Campus menghadirkan anggota dewan, tokoh masyarakat Kalbar, dan akademisi IAIN Pontianak sebagai pembicara dan diikuti oleh mahasiswa IAIN sebagai peserta

MPR GOES TO CAMPUS (GTC)

HAPUS DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS, BINA KERUKUNAN BANGSA

K

egiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang dilakukan MPR RI melalui program Goes To Campus (GTC) sebagai program sosialisasi Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan, dan Bhineka Tunggal Ika. Rencananya akan digelar di empat puluh kampus atau di dua puluh provinsi di seluruh Indonesia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan

Buletin

spirit kebangsaan pada segenap masyarakat Indonesia khususnya kalangan mahasiswa. Dalam rangkaian 4 pilar GTC di IAIN Pontianak, acara GTC dikemas dengan konsep talkshow komedi yang menghadirkan komedian Jamil, Jaim, Dibyo dan dipandu oleh Cinthya Sari dan Yana Indrawan. Selain itu, juga menghadirkan pembicara dari anggota MPR RI yang diwakili

Humas IAIN Pontianak 2014

oleh Eddy Sadeli dari Fraksi Partai Demokrat, Sutadi, SH mewakili tokoh masyarakat Kalbar, dan Dr. Zaenuddin, MA., MA dari akademisi IAIN Pontianak. Acara GTC yang menyajikan nilai-nilai kebangsaan, di Gedung Rektorat IAIN Pontianak lantai empat berlangsung selama tiga jam mengangkat tema Hapus Diskriminasi Ras dan Etnis, Bina


KEGIATAN KAMPUS

19

Plt Rektor IAIN Pontianak, Drs. H. Rustam A., M.Pd menerima cendramata dari Anggota MPR RI, Eddy Sadeli

Kerukunan Bangsa, berjalan tertib dan dihadiri sebanyak 200 mahasiswa IAIN Pontianak sebagai peserta dari Fakultas Tarbiyah, Dakwah, dan Syariah. Sebagaimana yang dimaksud dalam kegiatan ini, pendidikan politik berbangsa dan bernegara tidak hanya terbatas pada keempat pilar tersebut, melainkan masih banyak aspek lainnya yang penting, antaralain, negara hukum, kedaulatan rakyat, wawasan nusantara, ketahanan nasional, dan lain sebagainya. Dalam melakukan pendidikan politik, partai politik harus juga melakukan pendidikan politik terhadap berbagai aspek penting dalam berbangsa dan bernegara tersebut. Terkait dengan tema yang digelar di IAIN Pontianak, Eddy Sadeli mengungkapkan diskriminasi untuk sekarang ini sudah jarang terjadi. Dirinya tidak melihat diskriminasi baik di lingkungan senayan sebagai

tempatnya mengabdi, maupun dimasyarakat. Menurutnya diskriminasi merupakan bentuk peninggalan Belanda yang telah memisahkan tiga kelompok masyarakat, yakni warga Belanda, Cina dan penduduk Pribumi. Dia berkesimpulan bahwa Empat pilar tersebut merupakan pendekatan kultural, edukatif, hukum, dan struktural guna menanamkan kembali nilainilai luhur yang perlu dijadikan acuan dan pedoman bagi setiap warga Negara terlebih untuk meningkatkan rasa nasionalisme kalangan mahasiswa. Sementara Sutadi ketika ditanya host GTC mengenai diskriminasi ras dan etnis di Kalbar. Ia berpendapat bahwa diskriminasi ras dan etnis dapat terjadi akibat dari kecemburuan sosial ekonomi yang mengarah pada perlakuan yang berbeda. Diakuinya fenomena kelam pernah terjadi dalam masyarakat

Plt Rektor IAIN Pontianak, Drs. H. Rustam A., M.Pd memberikan kata sambutan

Kalbar. Menurutnya untuk saat ini dan masa mendatang mengenai hal tersebut perlu disikapi secara arif dan bijaksana serta penuh kehatihatian agar tidak terjadi kembali diskriminasi ras dan etnis di tengah masyarakat. Sedangkan Dr. Zaenuddin, MA.,MA. Pakar Sosiologi dan Budaya IAIN Pontianak menjelaskan bahwa diskriminasi terhadap ras dan etnis dapat terjadi karena beberapa sikap yang negatif seperti etnosentrisme dan stereotype. Ia kemudian mengusulkan bahwa hukum harus menjadi panglima dalam penyelenggaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kasus-kasus pertikaian yang melibatkan kelompok etnis selama ini cenderung memperlihatkan law empowerment yang kurang sehingga perselisihan antar individu meluas dan melibatkan sentiment ras dan etnisitas.

kegiatan MPR goes to Campus yang dikemas dalam konsep Talk Show Komedi menghadirkan sejumlah komedian Nasional

Humas IAIN Pontianak 2014

Buletin


20

RUANG MAHASISWA

GELIAT PRAMUKA

IAIN PONTIANAK 2014 P ramuka adalah Organisasi singkatan dari Praja Muda Karana atau biasa dikenal orang muda yang suka berkarya. Racana Abu Nuwas dan Racana Rabiatul Adawiyah adalah racana yang dimiliki UKK Pramuka IAIN Pontianak. Dalam beberapa bulan terakhir UKK ini terlihat bersemangat dan menggeliat dengan berbagai macam kegiatan pramuka. Racana yang dipimpin oleh Sulaiman dan Niyah, membuka lembaran awal tahun cukup baik dan menarik perhatian. Sulaiman selaku ketua Racana Abu nuwas mengatakan pada bulan Februari lalu kami sukses menggelar Pawai Obor se-kota Pontianak. Kegiatan tersebut terselenggara untuk memperingati Bapak Pandu Pramuka se-dunia. Diakuinya, UKK Pramuka

Buletin

belum lama ini juga mengadakan kegiatan Perjusami se-kota Pontianak. Kegiatan yang melibatkan siswa-siswi SMP dan SMA sederajat ini dilaksanakan untuk memunculkan semangat patriotisme, dan pengembangan kreativitas pembinaan bagi anggota pramuka. Perjusami singkatan dari Perkemahan Jumat, Sabtu, Minggu merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya oleh Unit Kegiatan Khusus (UKK) Pramuka IAIN Pontianak. Pada tahun ini merupakan gelaran ke delapan, ungkap Sulaiman yang akrap disapa dengan Eman. Ketua Racana Abu Nuwas ini juga mengungkapkan, dirinya dan rekan-rekannya sedang mempersiapkan diri untuk kegiatan Perkemahan Wirakarya

Humas IAIN Pontianak 2014

Nasional (PWN) di Bengkulu yang digelar pada 14-20 Mei 2014 dan selanjutnya Kemah Ramadhan (KEMRA) yang ke delapan pada bulan 2-8 Juli di desa Kuala II Kubu Raya. Menurutnya, kegiatan Perkemahan Wirakarya Nasional adalah program kerja Kementerian Agama RI yang diikuti perwakilan mahasiswa PTAIN se-Indonesia. Sudah hampir dipastikan 53 PTAIN dibawah Kemenag RI menjadi kontingen untuk mengikuti PWN ke XII yang diselenggarakan di kampus IAIN Bengkulu. UKK Pramuka IAIN Pontianak papar Sulaiman, akan mengirim kontingen sebanyak 16 mahasiswa yang terdiri dari 8 dari Racana Abu Nuwas dan 8 dari Racana Rabiatul Adawiyah, serta didampingi 4 orang dari


RUANG MAHASISWA

Foto bersama aktivis UKK Pramuka IAIN Pontianak

pihak akademik 2 diantaranya Kusnan dan Ria Hidayatunnur Taqwa, M.Si selaku Pembina, dan Drs. H. Rustam, M.Ag selaku Plt Rektor dan Dr. Hermansyah pejabat bidang kemahasiswaan. Ia tidak menampik bahwa dari rangkaian kegiatan sejak awal tahun 2014 yang telah dilaksanakan UKK Pramuka, adalah program kerja yang sudah dilaksanakan untuk satu periode setahun mendatang. Sebagai ketua racana dirinya merasa bahagia, semakin banyak kegiatan yang dilaksanakan UKK Pramuka, tentu akan menambah kawan, ilmu pengetahuan, dan hubungan baik sesama anggota pramuka atau dengan lingkungan sekitarnya. Baginya program prioritas pramuka adalah bakti masyarakat. Pelaksanaan

kegiatan yang ada dalam pramuka perguruan tinggi diarahkan sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi yang selaras dengan Tri Bina gerakan Pramuka. Dengan adanya persamaan tersebut diharapkan UKK Pramuka mempunyai nilai lebih yang berorientasi pada pengembangan diri dan pengabdian masyarakat. Disamping itu, memberikan pelatihan administrasi bagi anggota pramuka, anggota dapat bersosialisasi antar UKK IAIN Pontianak, pengembangan keahlian dari bidang masingmasing anggota seperti Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD), pengompasan, pemetaan, pendidikan kepramukaan lainnya yang tidak terlepas dari dasar pramuka. Pengajaran, dan bakti sosial

adalah bagian dari kegiatan untuk membaur dengan masyarakat. UKK Pramuka IAIN Pontianak sendiri memiliki program tersebut seperti kemah Ramadhan, dan kemah bakti desa yang lebih memberikan pengalaman yang ada di masyarakat, kegiatan ini dilaksanakan pada desa-desa yang masih terpencil. “Dari sekian banyak kegiatan yang dilakukan atau akan dilaksanakan, UKK Pramuka IAIN Pontianak dapat bermanfaat bagi anggota dan orang lain, dan harapannya dapat bekerjasama dengan semua orang adalah hal yang paling membanggakan�, ujar ketua racana Abu Nuwas sambil tersenyum.

Humas IAIN Pontianak 2014

Buletin

21


22

KEGIATAN KAMPUS

KAMPUNG RISET LAUNCHING BUKU K

egiatan Kampung Riset yang diadakan pada tanggal 17-23 Oktober 2013 oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dinilai berhasil. Tidak tanggungtanggung melalui Kampung Riset tersebut dosen bersama mahasiswa menghasilkan lima buah karya buku, empat diantaranya sudah dilaunching pada awal tahun 2014. Menurut Luqman Abdul Jabbar, kegiatan tersebut selain untuk melakukan riset lapangan (field research), juga untuk menggali potensi yang dimiliki daerah dan melihat kondisi lebih jauh secara langsung sebagai bentuk program pengabdian masyarakat. Dengan dihasilkannya buku-buku karya mahasiswa tersebut, Luqman mengingatkan bahwa melalui kampung riset dirinya berharap dapat mendorong mahasiswa untuk intens menulis dan menerbitkan karya-karyanya. Di LP2M ada bidang penerbitan yang bisa memfasilitasi, tambahnya. “Empat buku karya

Buletin

mahasiswa tersebut, materinya bersifat field mood yakni berupa catatan perjalanan, menceritakan pengalaman, suasana, dan perasaan yang dialami mereka tuangkan� ujarnya. Luqman berjanji akan ada satu karya buku dibuat dalam sebuah karya ilmiah bersifat analitis dari data-data maupun hasil observasi selama di lapangan yang ditulis oleh dosen, ujarnya. Mengenai buku karya mahasiswa yang dihasilkan itu, dirinya mengaku buku tersebut dapat dijadikan gambaran dan rekomendasi baik sebagai destinasi perjalanan wisata maupun rekomendasi penelitian kebudayaan dan kekayaan alam yang dimiliki Kabupaten Kayong Utara. Dia berharap, tidak menutup kemungkinan kedepannya, dapat direkomendasikan bentuk kegiatan atau program kerjasama antara pemerintah Kayong Utara dan IAIN Pontianak. Sementara, melalui Staff Ahli Bupati Bidang Pendidikan dan Sosial, Drs. H. Gunawan, mewakili Bupati Kayong

Humas IAIN Pontianak 2014

Utara, menyambut positif dan mendukung hasil dari kegiatan kampung riset di lapangan, terhadap keberadaan masyarakat dan potensi daerah yang ditemukan. Dari hasil penelitian (riset) yang terlaksana tersebut, Bupati Kayong Utara berharap dapat dijadikan bahan tambahan, distribusi, dan dokumen dalam melakukan pemetaan dan pembangunan agar tepat sasaran. Kayong Utara sebagai kabupaten termuda, ujarnya. Terletak di pesisir pantai banyak memiliki pulau. Dengan kondisi geografis tersebut maka pelaksanaan pembangunan terasa kurang lancar, ditambah lagi pemukiman masyarakat yang terpencar antar pulau. Bagi H. Gunawan, ini merupakan tantangan yang harus diatasi, sehingga beberapa langkah strategis perlu untuk direncanakan agar ada tindak lanjut dari hasil paparan penelitian guna mewujudkan harapan masyarakat Kepulauan Karimata dan Pulau Maya.


KOLOM

Humas IAIN Pontianak 2014

Buletin

Panitia Alih Status STAIN menjadi IAIN Pontianak

23


24

Buletin

Humas IAIN Pontianak 2014


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.