1
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
2
DARI REDAKSI Buletin Civitas Akademika IAIN Pontianak
SALAM hangat untuk pembaca Suluh.
S
ebagai mana kita ketahui bersama, edisi lalu menempatkan peresmian IAIN Pontianak sebagai topik utama. Kita pun masih larut dalam selimut kebahagian itu, karena moment tersebut adalah buah dari kerja keras bersama. Hanya saja metamorfosa ini bukan berarti tanpa tantangan. Tantangan untuk penyelenggaraan pendidikan yang maju dan berkualitas, tentu menjadi hal yang tak dapat ditampik. Kita bertekad, IAIN Pontianak ke depan harus lebih maju dan berkembang dari sebelumnya. Peningkatan kinerja dan kualitas layanan pendidikan serta administrasi di IAIN Pontianak menjadi suatu kebutuhan yang signifikan. Untuk menopang itu tidak hanya diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidangnya tapi juga mampu bekerja secara optimal. Sebagai awal yang baik, edisi kali ini menempatkan acara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan para wakil rektor, dekan, wakil dekan, ketua jurusan, sekretaris jurusan, kepala lembaga dan pejabat struktural di lingkungan IAIN Pontianak, sebagai topik utama. Kali ini, kami meletakkan artikel rektor untuk melengkapi topik utama, selain itu, tidak luput kami menyajikan liputan terbaru tentang akreditasi jurusan IAT, workshop sinematografi KPI, Festival Teater Rakyat KOMSAN, kolokium internasional kerjasama Pascasarjana IAIN Pontianak dan Universiti Kebangsaan Malaysia, serta liputan KKL integratif 2014. S ebagai penutup k ami mengharapk an masukan dan saran dari pembaca Suluh untuk kesempurnaan terbitan-terbitan suluh pada edisi-edisi berikutnya. Tidak lupa, kami selalu mengundang pembaca setia untuk berpartisipasi sebagai penulis artikel dalam buletin Suluh. Selamat membaca, semoga memberi manfaat bersama.
Salam Redaksi Buletin
Humas IAIN Pontianak 2014
SULUH Edisi 7 Juni - Juli 2014
PENANGGUNG JAWAB Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag REDAKTUR Handes, M.I.Kom EDITOR Eka Hendry, Ar., M.Si Aspari, S.Pd.I KESEKRETARIATAN Suhardiman, M.Si LAYOUT Setia Purwadi, S.E.I TIM PENYUSUN Syamsul Kurniwan, M.S.I Dian Kartika Sari, S.Kom.I Khairul Muttaqin Ona Sutiono ALAMAT REDAKSI Kampus IAIN Pontianak Jalan Letjen Soeprapto No.19 Telp./Fax: 0561-734170, Pontianak 78121 Website: www.iainptk.ac.id email: humas.iain.pontianak@gmail.com
3
LAPORAN UTAMA:
LANTIK 72 PEJABAT
REKTOR INGATKAN PEGAWAI BEKERJA SECARA PROFESIONAL
4
Contents Redaksi.................................................................................2
Perguruan Tinggi Agama Islam yang Berkemajuan dan Berkarakter di Era Global
10
Dekan Fakultas Ushuludin, Adab dan Dakwah Beri Sinyal Positif Pengembangan Sinematografis pada Jurusan KPI .............................................................6 Gallery Foto........................................................................12
oleh: Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag
Profil Rektor: Hijrah Pikul Amanah .......................................................14 Catatan Perjalanan Kolokium Internasional .................................................15 Dari Kampung Riset Hingga KKL Eksotis di Pulau “Bertuah”.....................................18 Seremoni Perpisahan Mahasiswa
Dr. Zaenuddin, MA, MA:
16
Identitas Kita Salah Satunya yang Sangat Penting adalah Budaya Lisan
KKL Integratif ....................................................................20
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
4
LAPORAN UTAMA
Foto bersama sesi pelantikan, pejabat IAIN Pontianak periode 2014-2018
LANTIK 72 PEJABAT
REKTOR INGATKAN PEGAWAI BEKERJA SECARA PROFESIONAL
R
ektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag mengucapkan selamat kepada pegawai yang dilantiknya. Hal itu ia sampaikan saat memberikan kata sambutan pada acara pelantikan/serah terima jabatan dan pengambilan sumpah/janji PNS pada 26 Mei dan 6 Juni 2014.
Buletin
Pada kesempatan tersebut, dia mengatakan IAIN Pontianak adalah lembaga pemerintah, karenanya ia menghimbau agar pegawai bisa bersikap dalam mengambil langkah dan sesuai dengan aturan-aturan yang telah digariskan. Sebagai aparatur negara tidak boleh bersikap atau mengambil
Humas IAIN Pontianak 2014
tindakan di luar aturan yang ada, menurutnya hal itu sangat riskan terhadap status sebagai PNS. Dia berpendapat, jabatan PNS ada aturan-aturan kepegawaian yang punya konsekuensi, dan penilaian tertentu. Oleh karena itu, imbuhnya, mohon disadari supaya kita tidak menempatkan
LAPORAN UTAMA
diri seolah-olah tidak menjadi bagian dari pegawai negeri sipil. “Tentu pekerjaan semakin banyak dan beragam, tantangan pun begitu, untuk itu harus dipahami” serunya. Diserukannya, agar pejabat yang dilantik dapat menjalankan tugas dan fungsinya. Terlepas dari itu, dirinya tidak menampik ada gesekangesekan atau tarikan, ia berharap pegawai tetap bekerja sesuai dengan jabatan barunya, dan bisa melaksanakan tugas dengan baik ditempat masingmasing. Namun demikian, dia menyadari akan banyak tantangan, suka-duka dalam melaksanakan tugas selalu ada. Menurutnya, pegawai
harus sering berkoordinasi dengan leading sector yang ada, tidak semua permasalahanpermasalahan yang ada ditumpuhkan kepada rektor. “Jika ada ide segera dikoordinasikan, jangan pula ada ide ingin cepat, menerobos, tiba-tiba mengambil keputusan masing-masing, tentu akan tidak elok, ide itu perlu dibicarakan dengan atasannya kecuali tidak ditanggapi dibicarakan diatasannya lagi, dan seterusnya sampailah kepada rektor” paparnya. Terkait dengan tugas baru, Hamka meminta, pada masa-masa mendatang semua jajarannya semakin profesional, dan mengambil peran. “Lembaga ini bukan milik
seorang, tapi ini adalah milik kita semua, ayo sama-sama kita memulainya. Tentu ini tidak mudah, tantangan ke depan pasti akan banyak”, cetusnya. Selain itu, ia juga menyampaikan keinginannya, untuk menjadikan IAIN Pontianak menjadi IAIN yang besar, berkelas, dan punya nama. Selain itu, ia juga menyebut jajarannya dengan "Kabinet Perjuangan". “Kepada pegawai yang sampai saat ini telah melaksanakan tugas, namun belum diangkat, dirinya mengucapkan terima kasih atas dharma bhaktinya selama ini yang telah diberikan ke IAIN Pontianak”, tambah dia.
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
5
6
LIPUTAN KHUSUS
Dr. Samsul Hidayat, Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah memberikan kata sambutan pada acara workshop sinematografi di Gedung UPT IAIN Pontianak
DEKAN FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH
BERI SINYAL POSITIF PENGEMBANGAN SINEMATOGRAFIS PADA JURUSAN KPI
D
ekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, Dr. Samsul Hidayat punya keinginan dalam mengembangkan ilmu-ilmu agama melalui media. Kegiatan W o r k s h o p S i n e m a t o g r a fi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Selasa, 6 Juni 2014, diharapkannya menjadi aplikasi bagaimana sebuah
Buletin
dakwah dapat berjalan secara transformatif dan komunikatif. Transformatif dalam persepsinya adalah kegiatankegiatan pengembangan Islam terutama dakwah, tidak lagi hanya dalam bentuk sebuah penyampaian pesan agama di mimbar-mimbar, atau tempat-tempat ibadah, tapi jauh lebih utama jelas Samsul
Humas IAIN Pontianak 2014
Hidayat, adalah bagaimana kita melakukan sebuah proses transformasi atau perubahan baik dalam bentuk pola berpikir atau berperilaku. “Perubahan yang kita harapkan dari cara berpikir dan berperilaku, harus dikongkritisasi pada sebuah kemasan, dan strategi yang sesuai dengan kebutuhan
LIPUTAN KHUSUS pasar atau objek dakwah�, seru Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah di depan peserta workshop dari berbagai perwakilan pelajar, mahasiswa, umum dan komunitas film. Dia berpendapat, siapa pun yang akan melakukan transformasi dakwah harus mengetahui betul strategi apa yang mereka terapkan, sehingga bisa masuk ke dalam sebuah lingkungan global dimana sebuah dakwah atau penyebaran agama Islam tetap harus dikedepankan. Dikatakannya, transformasi ini akan mengkristal di dalam workshop sinematologi yang diadakan jurusan KPI, sehingga ia meyakini mahasiswa setelah mengikuti workshop singkat itu, dapat membuat komitmen atau pun keinginan untuk mengaplikasikan hasil dari
kegiatan tersebut. Dr. Samsul juga menilai bahwa mahasiswa KPI dihadapkan pada tantangan besar pada masa mendatang, bagaimana bisa eksis dan menunjukkan kemampuan dakwahnya ke dalam sebuah kemasan modern dan komodifikatif? Ia membayangkan mahasiswa semester dua mendatang, s u d a h b i s a b e r m a i n fi l m atau memainkan peran yang menarik. Dengan begitu, dirinya mengaku siap memfasilitasi mahasiswa dalam pembuatan fi l m d e n g a n c e r i t a y a n g sederhana dikemas secara menarik, membuat sebuah film dokumenter yang berhubungan dengan potensi daerah, khasanah Islam dan budaya lokal, atau untuk menjadi seorang aktor dapat bermula
dari IAIN Pontianak. Dekan Fakultas Ushuludin, Adab dan Dakwah menyebut "ini adalah peluang besar yang belum tergarap, kalian adalah pelakunya� tegasnya kepada mahasiswa KPI. Dirinya juga berharap dalam tiga bulan ke depan mahasiswa sudah dapat membuat film produksi mahasiswa KPI. Selain itu, melalui kegiatan workshop tersebut dirinya berharap dapat melahirkan calon-calon penulis naskah, sutradara, dan aktor yang betulbetul siap untuk berdakwah dalam konteks lebih luas dan komodifikatif. Lebih lanjut, dia juga menuturkan dalam empat tahun ke depan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah dapat sejajar dengan fakultas lainnya.
Berita terkait dapat dilihat di website www.iainptk.ac.id > Tips Sederhana Membuat Skenario Film bersama Faldin Marta > Faldin Marta: Riset Mutlak dalam Membuat Sebuah Film
Faldin Marta (penulis naskah film) dan Rico Dewantoro (sutradara), menerangkan bahwa menulis naskah film tidak dibutuhkan trick khusus, semuanya bermula dari ide cerita, dan memilih ide mana yang akan ditulis menjadi sebuah cerita
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
7
8
KEGIATAN KAMPUS
Rektor IAIN Pontianak sedang menerima catatan dari asesor, dalam kegiatan akreditasi Jurusan IAT dari Dr. Hasan Asyari
Buletin
Humas IAIN Pontianak 2014
KEGIATAN KAMPUS
DR. AMIR MALIKI:
Pekerjaan Ini Lagi-lagi Perlu Anggaran Hebat
D
r. Amir Maliki (21/5) mengatakan tujuannya visitasi ke IAIN Pontianak adalah untuk ikut mengembangkan Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT). Mengingat IAT masih sangat baru, dia mengaku senang Jurusan IAT dapat menghadirkan dosen-dosen tetap untuk melakukan sharing. “Kita akan melihat dari yang sudah ada dan aspek mana saja yang perlu untuk dikembangkan,saya dan Dr. Hasan Asyari punya pengalaman berbeda yang bisa dibawa kesini, di IAT apa saja materi-materi yang perlu untuk dipahami, proyeksi jurusannya apa? terpenting adalah manajemen. Laksanakan proses akademik dengan baik dan mahasiswa sebagai objek”, kata dia, Rabu, 21 Mei 2014 di ruang pertemuan Warek II. Menurut Amir, manajemen administrasi itu substansinya kontrak, jadi visi misi jurusan ini kontrak, kemudian dijual. “Kontraknya dengan siapa?” Tanya Dr. Amir. “Kontraknya dengan stakeholders”, terangnya tegas. Amir menyebut, apa yang dilakukan jurusan untuk mengembangkan umat Islam inilah saatnya, dan itulah hal pokok dan itulah yang dijual. “Ia mengingatkan kalau kita
sungguh-sungguh serius, kita berani benar-benar ingin besar di depan restoran dan kantin yang panning practice melakukan kerja tafsir kuliah di IAIN Pontianak”, ujarnya memberi tantangan. Lebih jauh, Amir menerangkan jurusan ini perlu dikembangkan bersamasama, dan itu memerlukan pengorbanan luar biasa. Jadi harus ada penetrasi dari dosen dan jurusan yang lebih terampil dalam mengelola anggaran. Proses kreatif saja untuk mengembangkan jurusan ini tidak cukup, diperlukan komitmen luar biasa, papar Amir. Visi misi dalam rumusan borang itu adalah mimpi, tapi mimpi yang bisa dicapai, jelas rumus dan tahapannya, lanjutnya. Dirinya berharap output angkatan pertama bisa hafiz Quran 30 juz, lima tahun berikutnya sudah harus berbeda, basis inputnya adalah calon mahasiswa yang sudah hafal Quran. “Jadi kedepannya jika ada dibutuhkan hafiz-hafiz Quran yang bisa melakukan kerja tafsir ya di IAIN Pontianak, itu baru hebat”, ungkapnya optimis. Tidak hanya itu, menurut Amir yang terpenting dibutuhkan kerja holistik dari pimpinan sampai ke bawah. Apa lagi diakuinya, jurusan
IAT bagi sebagian mahasiswa adalah jurusan yang “susah untuk merumuskan cita-cita”, candanya sambil tertawa dihadapan mahasiswa dan dosen. sehingga itu dianggapnya tidak populer. Amir mencontohkan mahasiswa Jurusan PAI jelas tamat menjadi guru, sementara IAT pintar melakukan istimbal hukum, dan mampu berijtihad. Ia menilai ini saja tidak cukup, karena nanti di masyarakat sarjana kita dapat dipakai apabila punya keberanian. Ia menekankan mahasiswa harus dibekalkan soft skill, tidak cukup dengan ilmunya saja. Untuk menyokong hal tersebut, Amir menilai pekerjaan ini lagi-lagi perlu anggaran hebat, karena menyangkut anggaran harus ada nawaitu yang sungguh-sungguh dari manajemen; rektor, fakultas, sampai dengan jurusan, katanya. Dia berpendapat Pengembangan Jurusan IAT tidak cukup dengan proses kuliah gratis, tapi menuntut kerjasama manajemen IAIN dalam mengembangkan prestasi. “Seperti universitas Al-Hikam, mahasiswanya harus hafal al-Quran, punya kompetensi yang sangat baik dalam memahami literatur arab, dan sering berlatih melakukan kerja tafsir”, sarannya.
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
9
10
ARTIKEL
PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM YANG BERKEMAJUAN DAN BERKARAKTER DI ERA GLOBAL
M
Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag
endiskusikan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) hari ini sebagai sebuah lembaga pendidikan cukup menarik. Melihat dan menyikapi perkembangan PTAI saat ini tentulah ada semacam kebanggaan atau apresiasi. Awalnya, sebagaimana jamak dipersepsikan oleh orang awam, PTAI adalah perguruan tinggi yang kurang berkualitas. Sering dipercakapkan bahwa PTAI adalah Perguruan Tinggi kelas dua. Sudah barang tentu, mahasiswanya pun adalah orang-orang yang berasal dari kalangan dan segmen tertentu. Tetapi, saat ini, persepsi seperti itu, sudah harus diralat karena sudah tidak sesuai dengan faktanya. Sekarang PTAI telah berkembang sedemikian rupa yang, dalam ukuran tertentu, melampaui harapan. Cukup banyak dari PTAI sekarang ini yang kualitasnya tidak kalah dengan perguruan tinggi lainnya di tanah air. Sisi kualitas ini, sebagaimana disebutkan di atas, berkembang seiring dengan perubahan waktu. Perubahan ini tentu menggembirakan dan membanggakan kita semua, khususnya umat Islam Indonesia. Pandangan atau persepsi masyarakat, sebagaimana dikemukan di atas, secara perlahan juga
Buletin
mengalami pergeseran. Bahkan, beberapa di antara PTAI saat ini, menjadi perguruan tinggi favorit yang banyak diminati oleh mahasiswa-mahasiswa baru. Sebut saja seperti Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, UIN Yogyakarta, UIN Malang, --dulu masih berstatus IAIN dan STAIN---merupakan kampus idola baru. Tidak mengherankan jika kampus-kampus ini juga saat ini menjadi pilihan banyak mahasiswa dari berbagai negara, khususnya dari negara-negara Islam. Satu hal yang perlu digarisbawahi bahwa perkembangan PTAI di Indonesia hari ini, tidak terlepas dari perubahan kelembagaan. Perubahan yang dimaksud adalah perguruan tinggi agama, dulunya semata-mata menekuni ilmu-ilmu keagamaan, menjadi perguruan tinggi yang juga menekuni ilmu-ilmu umum. Universitas-universitas Islam di bawah payung PTAI telah membuka fakultas-fakultas umum, seperti kedokteran, komunikasi dan cabang ilmuilmu sains lainnya. Pembukaan fakultas-fakultas tersebut menjadi momentum, berakhirnya dikotomi keilmuan yang selama ini menjadi hambatan dan sering diperdebatkan. Dalam perspektif Islam, Muhammad Ali berpendapat bahwa integrasi ini setidaknya
Humas IAIN Pontianak 2014
memuat dua hal penting: Pertama, secara akademik perlu dikembangkan sikap saling memahami atau mutual understanding untuk memperkuat tukar menukar informasi yang substantif dan relevan antara sains dan agama. Pertukaran informasi dimaksud untuk menghasilkan bangunan atau kontruksi filosofis tentang konsepsi-konsepsi rasionalitas dan terhadap arah bagi keputusan-keputusan praktis. Kedua, tidak hanya sekedar perbincangan akademik tetapi juga diharapkan secara kultural bahwa integrasi ini menjadi kesadaran bersama. Dikotomi antara ilmu-ilmu umum dan ilmu-ilmu agama sudah tidak relevan untuk dipraktekkan sebagaimana pernah terjadi pada lembaga pendidikan Islam (PTAI). Perubahan kelembagaan ini, otomatis mendorong PTAI melakukan perubahan, baik pada sisi fisik--sarana dan prasarana pendidikan---maupun sisi manajemen. Dengan demikian, orientasi PTAI pun mengalami pergeseran. Tetapi, pergeseran tersebut, bukan berarti PTAI meninggalkan ciri khasnya sebagai perguruan tinggi keagamaan. Justru, PTAI harus tetap setia pada fitrahnya sebagai perguruan tinggi agama, meskipun mendalami sains. Momentum perkembangan
ARTIKEL 11 PTAI saat ini harus dimanfaatkan secara maksimal. PTAI tidak boleh berhenti berbenah. Era globalisasi adalah era yang menghadirkan berbagai tantangan. Oleh karena itu, harus disadari bahwa era globalisasi menuntut adanya kesiapan untuk menghadapi tantangan dan persaingan yang semakin kompetitif. Sejatinya, era globalisasi telah merubah peta ruang dan waktu. Sejalan dengan itu, PTAI harus terus meningkatkan kualitas diri agar dapat melahirkan lulusanlulusan yang berkualitas. Mengutip pendapat Hujair AH. Sanaky yang menyebutkan bahwa tujuan pendidikan sebagai sistem dan cara untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan. Selain itu, PTAI idealnya tidak hanya unggul dalam penguasaan sains-sains modern, tetapi juga dapat melahirkan pribadi-pribadi yang berkarakter. Hal ini relevan dengan tujuan Pendidikan Nasional. Pasal I Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 yang memuat bahwa tujuan pendidikan nasioanl adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk mempunyai kecerdasan, kepribadian, dan akhlak yang mulia. Untuk tujuan ini, hal yang penting dikerjakan dalam konteks ini adalah: pertama, merumuskan kembali tujuan pendidikan ke arah pendidikan karakter; kedua, menyusun kurikulum PTAI yang berbasis pendidikan karakter; dan ketiga, menerapkan model pembelajaran yang berkarakter. Versi lengkap tulisan ini dipresentasikan pada koloqium internasional, 24 Juni 2014, di Bilik Wacana ATMA Universiti Kebangsaan Malaysia dan dapat dibaca di website www.iainptk.ac.id
Dr. H. Hamka Siregar,M.Ag Rektor IAIN Pontianak
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
12
GALLERY PELANTIKAN
1
2
5 3
4
Buletin
Humas IAIN Pontianak 2014
6
GALLERY KEEGIATAN KAMPUS
7
8
9
10
11
12
13
Keterangan Foto: 1) Sejumlah pejabat yang akan dilantik oleh Rektor IAIN Pontianak 2) Penandatanganan berkas dihadapan Rektor, KABIRO AUK, dan saksi 3) Dr. Hasan sedang menandatangani berkas pelantikan jabatan baru 4) Rektor didampingi KABIRO AUK menyalami dan mengucapkan selamat kepada pejabat yang dilantik 5) Rektor membacakan ikrar dan sumpah pejabat 6) Eka Hendry AR, M.Si dan Dr. Rahmatullah tampak dari dekat pada upacara pelantikan pejabat IAIN Pontianak 7) Mulyadi Ketua FORKOPIS memberikan kata sambutan 8) Plt. Rektor IAIN Pontianak memberikan pengarahan. 9) Foto bersama Asesor, Rektor, dan Dosen Tetap Jurusan Ilmu AlQuran dan Tafsir (IAT) IAIN Pontianak 10) Dr. Amir Maliki bersama Dr. Hasan Asyari didampingi H. Dulhadi, M.Ag pada acara pembukaan kegiatan Akreditasi IAT 11) Pemenang sebagai aktris terbaik FTR menerima penghargaan dan ucapan selamat dari Dr. Syarif Warek II IAIN Pontianak 12) Senyum kegembiraan foto bersama pemenang FTR Komsan 13) Kunjungan promosi pascasarjana UNISBA disambut oleh Rektor IAIN Pontianak
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
13
14
PROFIL
BERHIJRAH PIKUL AMANAH
P
erubahan status STAIN Pontianak menjadi IAIN Pontianak tentu akan menjadi kebanggaan masyarakat Kalimantan Barat, tidak terkecuali bagi civitas akademika. Bagi pembaca Suluh tentu ingin mengetahui lebih jauh sosok orang nomor satu di IAIN Pontianak, berikut hasil wawancaranya bersama Dian Kartika Sari. Tak ada yang menyangka pria kelahiran Simangambat, Medan, ini akan menjadi seorang tokoh di Kalimantan Barat. Jauh-jauh dari Medan, Sumatera Utara, Hamka Siregar memulai proses hijrah ke tanah Jawa, tepatnya di Yogyakarta. Setelah menamatkan pendidikan di sekolah menengah, pria kelahiran 20 Agustus 50 tahun silam ini memutuskan untuk meneruskan studi strata 1 Jurusan Syari’ah di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hamka tidak lantas menjadi mahasiswa yang hanya menghabiskan waktu dengan dunia perkuliahan. Ia juga aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus. Beberapa tahun menghabiskan waktu di Yogyakarta, Hamka kembali memutuskan untuk berhijrah, kali ini ke pulau Kalimantan. Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah di Pontianak menjadi destinasinya. Perguruan tinggi yang masih menginduk pada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menjadi tempat pria berdarah Batak ini memulai ekspansi untuk menebar ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Memulai jenjang karir sebagai dosen. Pria yang gemar bermain tenis lapangan ini terus berusaha
Buletin
Dr. H. Hamka Siregar,M.Ag
untuk mengembangkan institusi tempatnya berkarir, hingga pada tahun 1997, Fakultas Tarbiyah cabang IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta berubah menjadi STAIN Pontianak dan menjadi satusatunya perguruan tinggi Islam negeri di Kalimantan Barat. Aktif menghidupkan forumforum ilmiah di lingkungan STAIN Pontianak, Hamka menelurkan banyak karya. Diantaranya adalah buku-buku yang diterbitkan STAIN Press: Metode Hukum dan Pemikiran Tokoh Lintas Zaman (2011), Pernikahan Endogami: Titik Temu Agama dan Budaya (2011) – merupakan pengembangan disertasi program doktoral beliau – dan Replika Grameen Bank (Metode Pengentasan Kemiskinan Kaum Perempuan di Kubu Raya) (2012) – yang ditulis bersama Dr. Syarif, MA dan Rasiam, MA. Beberapa tulisan yang merupakan buah pemikirannya juga dimuat di media surat kabar, jurnal dan media lainnya. Dia merupakan sosok yang memiliki pengaruh di dalam dan di luar kampus. Bisa dibilang seorang akademisi yang produktif dan pemimpin yang visioner. Oleh karena itu, tak heran bila kemudian pria yang meraih gelar
Humas IAIN Pontianak 2014
master dan doktor di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu dipercaya menjadi Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan selama dua periode. Selanjutnya, dia juga dipercaya menjadi sekretaris Forum Rektor PTAIN se-Indonesia, terpilih menjadi Ketua Tim Seleksi KPU Kalbar tahun 2013, dan aktif di beberapa organisasi keagamaan dan kemasyarakatan seperti Korps Alumni HMI (KAHMI) dan Muhammadiyah. Hidup telah menempanya untuk menjadi manusia yang lebih baik, pada puncak karirnya, Hamka Siregar didaulat menjadi pimpinan tertinggi di STAIN Pontianak untuk periode 20102014. Selama periode tersebut, ia terus berjuang untuk menjadikan STAIN Pontianak sebagai kiblat kajian-kajian sosial keagamaan dan budaya di Kalimantan Barat. Pengembangan programprogram studi terus dilakukan, peningkatan sumber daya manusia dan tenaga kependidikan dimaksimalkan, serta programprogram pemberdayaan di masyarakat dioptimalkan dengan baik. Hasilnya, pada 1 April 2014, setelah melalui proses dan dinamika yang panjang STAIN Pontianak resmi beralih status menjadi IAIN Pontianak, dan kemudian pada 30 April 2014, Dr. H. Hamka Siregar, M. Ag, diamanahi jabatan sebagai Rektor IAIN Pontianak periode 20142018. Sebuah amanah yang berasal dari proses hijrah yang panjang. Visinya setelah dilantik sebagai Rektor, adalah meningkatkan mutu pendidikan dan mengembangkan cabang keilmuan yang ada di IAIN Pontianak.
KEGIATAN INTERNASIONAL 15
Foto bersama peserta Kolokium Internasional setibanya di Malaysia
CATATAN PERJALANAN KOLOKIUM INTERNASIONAL
P
erguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) pada dasarnya bukan se mata-mata lembaga pendidikan, tetapi juga lembaga keilmuan. IAIN Pontianak juga demikian tentunya. Sebagai Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) terbesar di Kalimantan Barat, IAIN Pontianak harus sadar akan besarnya tanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan yang maju dan berkarakter, termasuk mencetak sumber daya manusia-sumber daya manusia yang punya keunggulan dan daya saing dalam konteks global. IAIN Pontianak sadar akan pentingnya tri dharma perguruan tinggi, yaitu selain menyelenggarakan pendidikan,
juga mempunyai tanggung jawab mengadakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (dalam artian menerapkan hasil penelitian itu untuk kemaslahatan masyarakat). Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag saat memberikan kata sambutan pada acara pembukaan Kolokium Internasional, mengatakan, kegiatan tersebut adalah salah satu terobosan penting. Hal ini disampaikannya di Bilik Wacana ATMA Universiti Kebangsaan Malaysia, 24 Juni 2014. Kolokium Internasional bertemakan Khazanah Pendidikan di Alam Melayu, menurut Hamka Siregar, dalam tema ini terkandung keprihatinan.
Keprihatinan yang dimaksud adalah keprihatinan kurangnya kajian-kajian pendidikan dalam konteks alam melayu. Padahal masih banyak lahan-lahan kajian pendidikan yang belum tersentuh di alam melayu. Dalam konteks Kalimantan Barat misalnya, ungkap dia, belum banyak kajian yang berani merumuskan secara pasti kapan mula-mula berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan Islam di Kalimantan Barat. Hal ini baru dalam konteks kesejarahannya saja, belum kita coba membahas konteks sosiologinya, antropologinya, manajemen kelembagaannya, tipologi khas kelembagaan Bersambung ke hal. ....................22
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
16
RUANG MAHASISWA
Pemenang FTR Komsan foto bersama dengan Dr. Rully Nasrullah, M.Si dan Dr. Syarif sebagai Ketua Dewan Juri FTR dan Warek II IAIN Pontianak
DR. ZAENUDDIN, MA, MA:
IDENTITAS KITA SALAH SATUNYA YANG SANGAT PENTING ADALAH BUDAYA LISAN
M
alam penutupan, Festival Teater Rakyat (FTR) Komsan IAIN Pontianak, Selasa, 24 Juni 2014 berlangsung meriah. Sebelumnya kegiatan ini telah dimulai dari tanggal 23-26 Juni 2014 dan diikuti sebanyak 12 sanggar, komunitas teater, dan penggiat seni di Kalimantan Barat, baik dari pelajar, umum, dan mahasiswa. Berkesempatan hadir untuk menutup acara tersebut, Warek III Dr. Zaenuddin, MA, MA. Ia mengatakan Festival Teater Rakyat merupakan salah satu kegiatan budaya yang sangat penting, karena teater rakyat mengangkat budaya lisan, dan salah satu bentuk usaha
Buletin
revitalisasi buah kebudayaan yang menjadi identitas bangsa kita. “Identitas kita salah satunya yang sangat penting adalah budaya lisan, Festival Teater Rakyat adalah kreativitas yang menumbuhkan budaya lisan yang salama ini sudah lama tidak didengar”, jelas dia. Menurut Zaenuddin, kita mesti memperkuat identitas lokal, sehingga identitas bangsa Indonesia khususnya Kalimantan Barat menjadi tampak dan kita punya kesempatan untuk berpartisipasi dalam global village. “Dalam global village ini, kita mampu menjadi satu warga dunia, dengan identitas budaya lisan di Kalimantan Barat, dan ini
Humas IAIN Pontianak 2014
telah disemarak oleh komunitas santri IAIN Pontianak”, tandasnya. Dia berpendapat, mahasiswa adalah pembelajar semuanya, belajar dibangku kuliah dibidang akademik, kehidupan sosial di masyarakat, berlatih untuk menempa diri dalam kegiatan berorganisasi. “Mahasiswa tulen adalah mahasiswa yang melakukan kegiatan pembelajaran akademik, dan non akademik, kedua-duanya saling mengisi satu sama lain”, tambahnya menegaskan. Selanjutnya, panitia juga menghadirkan pendiri Komsan, Dr. Rully Nasrullah, M.Si pada acara tersebut bertindak sebagai Ketua Dewan Juri. Sebelum
RUANG MAHASISWA menyampaikan hasil penilaian peserta, pria yang biasa disapa dengan Aa’ sudah diminta untuk menyampaikan testimoni tentang Komsan. Ia hanya mengatakan “good”. Rully mengaku bahagia bisa hadir pada Festival Teater Rakyat oleh Komsan IAIN Pontianak 2014. Dia juga menceritakan, “ada dua alasan penting, mengapa Komsan didirikan pada 18 tahun yang lalu, pertama saya tidak punya kontrakan atau pun kost sehingga saya bisa nginap di sanggar lebih dari 4 tahun”, ungkap Rully. Kedua, paparnya melanjutkan, melalui kerja seni bisa menyampaikan banyak hal. “kalau kita berbicara secara akademisi, kita berteater, berpuisi, dan melakukan banyak hal yang berkaitan dengan seni merupakan salah satu cara untuk menyampaikan sesuatu secara tidak langsung”, ungkapnya menjelaskan. Rully menganggap Teater Rakyat, mengutip kajian dramaturgi Erving Goffman (dramaturgical approach) 1956, adalah upaya merepresentasikan backstage (panggung belakang) menjadi sesuatu realitas yang baru bagi panggung yang di depan (frontstage) dengan cara yang berbeda. “Jika kita memarahi anak atau tetangga dilakukan secara langsung bisa menjadi pertengkaran. Melalui teater rakyat, pementasan, pertunjukanpertunjukan seni bisa menyampaikan sesuatu dengan cara yang lebih halus”, kata dia. Dalam pertemuan singkat ini, Rully, juga membakar semangat penggiat seni dikalangan pelajar, mahasiswa dan komunitas untuk tetap berkarya pada masa mendatang.
Dr. Zaenuddin, MA,MA, Warek III memberikan kata sambutan sekaligus menutup acara FTR Komsan 2014
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
17
18
KEGIATAN KAMPUS
Salah satu pemandangan eksotis di Kabupaten Kayong Utara
DARI KAMPUNG RISET HINGGA KKL EKSOTIS DI PULAU "BERTUAH" P
ada bulan Oktober tahun lalu, P3M yang sekarang berganti nama menjadi LP2M IAIN Pontianak, pernah menggelar kegiatan Kampung Riset. Selanjutnya diawal tahun pada bulan Januari 2014 LP2M melaunching buku hasil karya mahasiswa dan dosen dalam kegiatan tersebut. Dari kacamata LP2M dan Pemerintah Daerah Kayong Utara, kegiatan tersebut cukup berhasil. Mengutip liputan Suluh pada edisi 6 tahun 2014, dari hasil laporan dan karya buku yang dihasilkan. Kegiatan Kampung Riset dapat dijadikan referensi strategis bagi pemerintah Kayong Utara dalam melakukan pemetaan pembangunan bidang budaya dan pariwisata. Tahun ini LP2M melanjutkan program sebelumnya dengan melakukan kegiatan KKL
Buletin
Integratif di Kabupaten Kayong Utara pada empat kecamatan yakni Simpang Hillir, Sukadana, Sampit dan Pulau Maya atau Kepulauan Karimata. Gawai ini diikuti sebanyak 413 mahasiswa dari tiga fakultas yaitu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, dan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah yang dibagi dalam 30 kelompok. Menurut Kepala LP2M Luqman Abdul Jabbar (23/6), K a bu p a te n K a y on g U ta ra dulu cukup dikenal dengan pulau bertuah. Berkembang opini publik akan hal-hal gaib, sakti, dan keramat, dan lain sebagainya, tapi persepsi sebagian masyarakat itu berbalik seratus delapan puluh derajat bagi sebagian mahasiswa IAIN Pontianak yang sedang melakukan KKL Integratif, yakni
Humas IAIN Pontianak 2014
dengan menjadikan Kayong Utara sebagai pulau eksotis yang menakjubkan kaya akan pemandangan alam, budaya, sejarah, dan khazanah Islam. Luqman menjelaskan, jika ditempuh perjalanan darat dan air daerah ini memiliki hutan yang menghijau, mengalir sungai Kapuas yang memanjang berkelok dan lebar, memiliki pantai menghampar dari selatan ke utara. Pemandangan matahari pagi dan sore hari melengkapi keindahan alam yang dimiliki Kayong Utara. Dengan pemandangan eksotis membentang sepanjang perjalanan air dan darat. Dirinya mengaku, setibanya di dermaga banyak mahasiswa kagum akan takjubnya Kayong Utara. Mereka disambut baik oleh pemerintah dan masyarakat setempat yang seketika menghilangkan rasa
KEGIATAN KAMPUS
Foto mahasiswa di atas kapal pada saat perjalanan menuju lokasi KKL di Kayong Utara
lelah selama diperjalanan. Terlebih untuk kecamatan Pulau Maya atau Kepulauan Karimata, Luqman punya persepsi yang berbeda terhadap pulau-pulau yang ada di kecamatan Pulau Karimata sering dikatakan sebagai pulau terluar. Terminologi ini perlu ditarik, ia mengatakan pulau yang ada di Karimata adalah pulau yang terdepan. Dia berpendapat jika dikatakan pulau terluar, maka wajar sampai hari ini pulau tersebut tidak terjamahkan masyarakat dari luar. Pulau tersebut diakuinya memiliki pesona panorama luar biasa. Secara geografis jelasnya, jika ditempuh perjalanan laut pulau Jawa atau pulau-pulau lain menuju ke Kalimantan Barat
atau dari arah selatan, pulau ini terlebih dahulu dilewati sebelum sampai di Kalimantan. “Maka sudah sewajarnyalah Pulau Karimata dapat dikatakan pulau terdepan, dan pemerintah daerah perlu memperhatikan dan prioritaskan untuk mempromosikan dan mengembangkan potensi pariwisata�, tegasnya. Namun demikian, pemandangan diutarakan tadi baru sisi luar dari kekayaan alam dari Kabupaten Kayong Utara. Pemandangan eksotis nan luar biasa hanya dapat dinikmati oleh mahasiswa yang ditempatkan di dua kecamatan yakni Sampit dan Pulau Maya atau Kepulauan Karimata, ungkap Luqman. Selain menggambarkan sisi keindahan yang terdapat di
Kayong Utara, lanjut Luqman, misi utama mahasiswa adalah melakukan KKL Integratif dan program kerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebuyaan. Mahasiswa bisa membantu dibidang pendidikan dan keagamaan yakni mengentaskan atau meminimilisir tingkat buta aksara yang masih terdapat dibeberapa desa terpencil disana. Masih pada konteks KKL Integratif, mahasiswa dapat mengembangkan kompetensinya dibidang masing-masing sesuai dengan bidang keahliannya. “Membaur, bersinergi dengan tokoh masyarakat dan agama di sana jauh lebih penting, dalam membuat dan mengelola program yang baik untuk penduduk setempat�, tambahnya.
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
19
20
KEGIATAN KAMPUS
Dr. Hermansyah, Warek I IAIN Pontianak menyerahkan cendramata KKL Integratif kepada Pemda Kayong Utara diwakili oleh Syarif Muzahar
SEREMONI PERPISAHAN MAHASISWA KKL INTEGRATIF
K
etua panitia KKL Integratif IAIN Pontianak, Sapendi, M.Pd, melaporkan kegiatan KKL yang dimulai pada 27 April hingga 16 Juni 2014 berjalan dengan baik, tidak terdapat kekurangan sesuatu apa pun selama pelaksanaan tersebut (16/6). Dia bersyukur selama kegiatan KKL integratif yang bekerjasama
Buletin
dengan Dinas Pendidikan Kayong Utara, khususnya pada Dikjar Pendidikan Formal dan Informal. Pada Kegiatan KKL 2014 yang diintegrasikan dengan pendataan keaksaraan fungsional atau pendataan warga buta aksara yang ada di Kayong Utara. Bahkan, kata Sapendi, berdasarkan hasil pemantauan
Humas IAIN Pontianak 2014
yang dilakukan panitia selama kegiatan KKL, pendataan tersebut sudah selesai dilaksanakan. Hanya saja diakuinya beberapa desa yang memang diluar jangkauan mahasiswa KKL tidak dapat dilaksanakan. Ia menyebut sebanyak 413 mahasiswa KKL Integratif yang tersebar di 29 Kelompok pada empat kecamatan, yaitu Simpang Hilir, Sukadana, Kepulauan Maya, dan Karimata. “Karena keterbatasan jumlah mahasiswa kami tidak dapat menjangkau disemua lokasi Kayong Utara�, paparnya. Namun demikian, dirinya merasa berbahagia karena selama kegiatan KKL mahasiswa dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Kayong Utara� katanya sebelum mengakhiri kata sambutan pada acara pelepasan
KEGIATAN KAMPUS
21
Foto bersama pejabat Pemda Kayong Utara, H. Nazril Hijar, Dr. Hermansyah, M.Ag, Syarif Muzahar, dan Sapendi, M.Pd
mahasiswa KKL bersama pemda di Masjid Melano Kayong Utara. Sementara itu, Warek I Dr. Hermasyah, M.Ag, “menambahkan laporan ketua panitia KKL” ucapnya, Ia menyampaikan ucapan terima kasih atas penerimaan, bantuan dan kerjasama yang telah diberikan oleh pemerintah dan beserta seluruh masyarakat Kayong Utara. Dia menyebut, banyak sekali bantuan yang diberikan kepada mahasiswa KKL Integratif, sehingga tidak bisa dihitung dengan materi dalam rangka menyukseskan kegiatan ini,
Dr. Hermansyah, M.Ag Wakil Rektor I IAIN Pontianak
dan “semoga Allah membalas kebaikan masyarakat Kayong Utara” tambah Hermansyah. “Masyarakat Kayong Utara telah menjadi guru bagi mahasiswa KKL selama disini, jadi bukanlah mahasiswa KKL yang menjadi guru karena mereka sedang mengambil pelajaran yang tidak ternilai selama pelaksanaan disini” cetus Dr. Hermansyah. Lebih dari itu ia pun merasa sangat beruntung, pasalnya ada kelompok KKL yang dibuatkan seragam batik kelompok, ada juga disaat acara pelepasan kelompok dimana mereka
bernyanyi bersama dengan kepala dusun setempat dan menurutnya, banyak sekali kenangan-kenangan lain dibawa pulang oleh mahasiswa KKL. Sebelum menutup sambutannya, Warek I berpesan kepada Bupati Kayong Utara untuk mendorong generasi muda di Kayong Utara untuk kuliah di IAIN Pontianak. “Sekarang banyak sekali jurusanjurusan yang dapat diambil di IAIN Pontianak, dari perubahan bentuk STAIN menjadi IAIN”, sambung dia.
Sapendi, S.Pd.I.,M.Pd Selaku ketua Panitia
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
22
KEGIATAN INTERNASIONAL
Foto bersama peserta Kolokium Internasional antara Pascasarjana IAIN Pontianak dan ATMA Universiti Kebangsaan Malaysia
Sambungan dari hal. ..................15 pendidikannya, dan seterusnya. Menurutnya, dalam konteks kajian tentang hubungan antara ideologi, politik, budaya lokal dengan pendidikan juga masih minim. Juga masih banyak tokoh-tokoh pendidikan lokal yang belum dikaji secara utuh dan mendalam, sehingga tidak banyak generasi muda saat ini mengenal kiprah mereka akibat minimnya kajian dalam hal tersebut. “Semuanya memberikan peluang bagi kita bersama untuk mendiskusikan dan melakukan penelitian mendalam akan halhal tersebut� tambah Hamka Siregar. Hal ini diamini oleh Pengarah ATMA Universiti Kebangsaan Malaysia yaitu Prof. Norhasimah Jalaluddin yang turut
Buletin
menyampaikan kata sambutan dalam acara pembukaan Kolokium Internasional. Norhasimah Jalaluddin berharap kegiatan kolokium ini dapat dilakukan secara berkelanjutan dari tahun ke tahun sebagai bentuk perjanjian kesepahaman (MoU) antara Pascasarjana IAIN Pontianak dan ATMA UKM. Kegiatan Kolokium Internasional ini melibatkan pembentang makalah dari kedua perguruan tinggi dalam dan luar negeri yaitu Indonesia dan Malaysia, dan diadakan berkat kerjasama antara Pascasarjana IAIN Pontianak dan ATMA UKM dari tanggal 24-26 Juni 2014. Rombongan IAIN Pontianak bertolak menuju Kuching pada tanggal 22 Juni 2014 malam hari
Humas IAIN Pontianak 2014
menggunakan bus Asia dan melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur menggunakan pesawat udara. Rombongan IAIN Pontianak tiba di Kuala Lumpur International Airport pada 23 Juni 2014. Perjalanan pulang ke Pontianak menggunakan bus Asia pada 27 Juni 2014.
KOLOM
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
23
24
Buletin
Humas IAIN Pontianak 2014