1
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
2
PORTAL REDAKSI DR. H. HAMKA SIREGAR, M.AG MENILAI IAIN PONTIANAK AKAN BERKEMBANG PESAT Sejak perubahan status dari STAIN Pontianak menjadi IAIN Pontianak, antusias putra-putri terbaik Kalbar sangat besar mendaftar di IAIN Pontianak. Tahun akademik 2014-2015 jumlah pendaftar calon mahasiswa baru lebih dari 1.500 orang, karena terbatasnya daya tampung, kampus ini hanya menerima 1.100 mahasiswa baru. Terkait terbatasnya sarana belajar itu, Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag, mengatakan, jajaran yang dinamainya sebagai kabinet perjuangan terus bekerja maksimal. Pada tahun 2015 mendatang diberikan kepercayaan oleh pemerintah pusat untuk membangun 90 ruang kelas lengkap dengan prasarananya. “Insya Allah rencana pembangunan tower sebagai sarana perkuliahan itu akan kita bangun di lokasi yang sekarang masih berdiri masjid yang sudah sangat tua dan gedung yang ditempati oleh MA Syahid dan sisi kanan gedung rektorat IAIN. kami mohon doa kepada hadirin sekalian, semoga pembangunan tersebut yang rencananya dimulai awal tahun nanti bisa lancar dan sukses serta selesai dalam satu tahun pembangunannya�, ucap Hamka. Hamka melanjutkan, sekarang sedang dalam proses pembangunan gedung ibadah dan qira’ah yang dipersiapkan sebagai gedung auditorium dan masjid yang representatif. mudah-mudahan tahun depan atau paling lambat 2016 sudah bisa kita fungsikan. Selain itu, tak lupa pula dia mengatakan akan melanjutkan pembangunan sarana parkir dan sarana olah raga futsal tepat di samping rusuna. Hal ini tentu akan membuat suasana kampus IAIN Pontianak menjadi semakin baik. Kabar gembira lain yang sampaikan Hamka, IAIN Pontianak akan mendapatkan wakaf tanah untuk kampus II, di Kabupaten Kubu Raya. Sekarang pengurusan wakaf tersebut sedang dalam proses. Lokasinya lurus bujuran bandara Supadio sekitar 3 km dari ujung timur bandara. di samping itu, tambah Hamka, bidang akademik dan pengembangan lembaga, kami sudah memiliki puluhan doktor yang siap mengabdi. sekarang ada puluhan dosen pula yang sedang berjuang menempuh pendidikan S3 di luar Kalbar. Terkait program 1000 doktor oleh Kementerian Agama RI kami mengutus dosen-dosen senior untuk mengikuti program tersebut. ke depan dia juga akan mengembangkan program studi dan fakultas yang prospek di dunia kerja. ke depan, Hamka mengaku, sudah menjajaki kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi atau pun lembaga di luar negeri untuk melakukan pertukaran dosen dan mahasiswa maupun program pengabdian.
Buletin
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin Civitas Akademika IAIN Pontianak
SULUH Edisi 9 Okt - Des 2014
PENANGGUNG JAWAB Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag REDAKTUR Handes, M.I.Kom EDITOR Eka Hendry, Ar., M.Si Aspari, S.Pd.I KESEKRETARIATAN Suhardiman, M.Si LAYOUT Setia Purwadi, S.E.I TIM PENYUSUN Syamsul Kurniawan, M.S.I Dian Kartika Sari, S.Kom.I Khairul Muttaqin Ona Sutiono ALAMAT REDAKSI Kampus IAIN Pontianak Jalan Letjen Soeprapto No.19 Telp./Fax: 0561-734170, Pontianak 78121 Website: www.iainptk.ac.id email: humas.iain.pontianak@gmail.com
3
LAPORAN UTAMA
Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA JADIKAN INDONESIA KIBLAT STUDI ISLAM DUNIA
4
Contents Redaksi.................................................................................2
Syarif: Sejahtera Bersama IAIN Pontianak
18
Sambutan Rektor dalam Wisuda Pertama IAIN Pontianak ...........................................................................6 Pemkot Pontianak Sambut Baik Pertemuan Wakil Rektor I PTKIN Se-Indonesia ............................8 Dalam Mengimplementasikan SKP, Kabiro AUAK Komitmen Dorong Kerja Pegawai ...................................................................10 Galleri ...................................................................................12 BNPT Sambangi IAIN Pontianak .................................15 Mengkaji Nahjul Balaghah dan Syi'ah......................16
Era Baru Dewan Mahasiswa (DEMA)
20
Bupati KKR Jamu Pertemuan Warek II PTKIN Se-Indonesia .....................................................................17
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
4
LAPORAN UTAMA
Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA berbicara menyampaikan pandangan dan arah pengembangan pendidikan tinggi di bawah naungan Kementerian Agama RI Rektor IAIN Pontianak menyerahkan cendramata kepada Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA
PROF. DR. DEDE ROSYADA, MA:
JADIKAN INDONESIA KIBLAT STUDI ISLAM DUNIA
D
irektur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dede Rosyada, MA, untuk pertama kalinya menghadiri Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana, Magister, dan Pengukuhan Doktor IAIN Pontianak. Dalam kesempatan tersebut, Dede mengatakan, bahwa IAIN
Buletin
Pontianak sebagai salah satu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di Indonesia memiliki peran penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia Kalimantan Barat. “Pemerintah Republik Indonesia di zaman Susilo Bambang Yudhoyono telah menyusun grand design dalam rangka pembangunan
Humas IAIN Pontianak 2014
dan pengembangan bangsa Indonesia. Kedepannya Indonesia akan lebih banyak mengandalkan kekuatan Sumber Daya Manusia (SDM) daripada Sumber Daya Alam (SDA)” ujarnya. Dede menuturkan, hal ini tertuang dalam UU No. 17 tahun 2007 tentang RPJM yang mengatakan bahwa Indonesia akan menjadi negara yang ekonominya dibangun berdasarkan ilmu pengetahuan bukan SDA. Undang-undang tersebut menghendaki agar bangsa Indonesia lahir dan melahirkan orang-orang cerdas, jelas Dede. Oleh karena itu, pendidikan tinggi menargetkan 40% orang Indonesia menyelesaikan pendidikan strata 1. “Hal tersebut diperkuat dengan disepakatinya oleh 10 Negara ASEAN sebagai
LAPORAN UTAMA open market sejak tahun 2003. Artinya, para lulusan sarjana Indonesia bisa dengan bebas mencari pekerjaan di negaranegara ASEAN, dimulai pada tahun 2015 mendatang”, jelas Dede. Para ilmuwan yang berbasis SDM, lanjutnya, memprediksi bahwa Sumber Daya Alam Indonesia akan menipis di tahun 2030 karena terus dieksplorasi hingga saat ini. Apabila SDA sudah habis dan SDM yang ada tidak mumpuni untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka bisa jadi bangsa Indonesia akan terpuruk. Karenanya, dia menegaskan, lulusan PTKI adalah orangorang yang kreatif, inovatif, dan pintar. Secara khusus, Dede juga menyatakan, bahwa IAIN Pontianak harus meningkatkan kualitas akademik melalui para tenaga pendidik. Selain itu, Direktur Diktis Kemenag RI menyambut baik rencana pembangunan 90 lokal di IAIN Pontianak. Tidak bisa dipungkiri bahwa lokasi IAIN Pontianak saat ini sangat sempit. Tidak ada lokasi untuk kegiatan outdoor seperti sepakbola atau basket, ruang kelas dan ruang dosen pas-pasan. Pada tahun 2016 rencananya akan dibangun 8000 ruang kerja dosen di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri yang berada di bawah naungan
Kementerian Agama RI. “Ruang kerja tersebut harus ditata dengan nyaman dan dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap, memiliki pendingin ruangan dan personal computer. Sehingga para tenaga pendidik tersebut akan merasa nyaman berada di ruangannya dan menghasilkan banyak karyakarya akademik”, katanya. Dede menghimbau, para dosen harus bekerja dengan baik untuk memintarkan mahasiswa, menjadikan mengajar sebagai pekerjaan utama dan pekerjaan lain diluar itu sebagai pekerjaan sampingan, bukan malah sebaiknya. Peningkatan kualitas di perguruan tinggi dimulai dengan peningkatan kualitas dosen sehingga layanan akademik akan semakin baik. Untuk mendorong hal tersebut, Direktur Diktis Kemenag RI melalui Program 1000 Doktor dalam rangka membesarkan perguruan tinggi. Targetnya di tahun 2020 akan ada 8000 Doktor di Kementerian Agama dan 2000 orang dari 8000 itu merupakan tamatan luar negeri baik itu dari negara-negara di Timur Tengah, Amerika Utara, Eropa, maupun Australia. Sebelum mengakhiri sambutannya, Dede menegaskan tujuan yang ingin dicapai Ditjen Diktis Kemenag RI adalah menjadikan Indonesia sebagai
Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA sesekali bercanda menyemangati wisudawan IAIN Pontianak
5
Pusat Studi Islam di dunia. Prospek dari pengembangan pendidikan tinggi Islam adalah mengembangkan studi Islam dengan baik. Islam Indonesia sudah sangat populer di dunia. Menurutnya, para pembelajar Islam yang tersebar di dunia ini beranggapan bahwa cara berpikir keislaman di Indonesia sangat pluralis, inklusif, dan toleran. Islam yang pluralis, inklusif, dan toleran akan terus dikembangkan di kalangan PTKIN dengan cara mengundang para akademisi dan peneliti dari luar Indonesia untuk belajar studi Islam di Indonesia. “Tujuannya adalah mengenalkan kepada dunia bahwa Islam Indonesia membawa kedamaian. Indonesia akan menjadi kiblat studi Islam di dunia. Untuk menghadapi tantangan tersebut karenanya para dosen harus mengembangkan kapasitas keilmuannya”, ungkapnya. Selain itu, pungkasnya, IAIN Pontianak sebagai bagian dari pelaksana tugas besar Ditjen Diktis harus giat melakukan pengembangan-pengembangan kajian keislaman. Sehingga IAIN Pontianak akan menjadi destinasi mahasiswa-mahasiswa dari luar negeri untuk belajar keislaman di Pontianak.
Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA didampingi panitia ketika akan meninggalkan area wisuda
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
6
LIPUTAN KHUSUS
SAMBUTAN REKTOR DALAM WISUDA PERTAMA IAIN PONTIANAK Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag
K
ita bersyukur kepada Allah SWT, dengan anugerah-Nya kita masih diberi kekuatan dan kesehatan, shalawat dan salam kita persembahkan kehadapan ikutan kita Muhammad Rasulullah Saw. Pada hari Kamis, 27 November 2014, kita dipertemukan untuk menghadiri wisuda program sarjana (S1) dan pascasarjana (S2) yang berjumlah 426 orang. Wisuda kali ini adalah wisuda yang pertama kalinya juga kita laksanakan di kampus IAIN Pontianak. Wisuda ini juga untuk pertama kalinya dihadiri oleh Direktur Diktis Kemenag RI. ini tentu saja menjadi sejarah yang berharga bagi kita semua. Pada kesempatan yang berbahagia ini, atas nama civitas akademika IAIN Pontianak, kami mengucapkan selamat dan sukses kepada para wisudawan-wisudawati yang telah menyelesaikan studi strata satu (S1) dan strata dua (S2) di IAIN Pontianak. Ucapan selamat juga
Buletin
dihaturkan kepada para orang tua dari para wisudawan/ wisudawati karena telah berhasil membimbing dan mendukung anak-anak mereka hingga tercapai tujuannya mencapai gelar kesarjanaan di lembaga pendidikan IAIN Pontianak. Keberhasilan ini merupakan perpaduan antara kesungguhan dan dukungan orang tua dan semua yang terlibat dalam proses yang panjang dan berliku. Sehingga, setelah kalian bersyukur dan sujud syukur kepada Allah, kalian sangat wajib berterima kasih kepada kedua orang tua kalian. Kalau boleh saya berharap, dengan dicapainya prestise baru dalam kehidupan kalian yaitu “gelar kesarjanaan”, yang menandakan dan membuktikan naiknya kualitas kependidikan kalian, hendaklah harus kalian iringi dengan membaiknya kualitas perilaku kalian dalam keseharian hidup. Sebab hari ini bermodalkan ijazah dan kepintaran saja tidak cukup. Hari ini anak-anakku
Humas IAIN Pontianak 2014
sekalian tidak bisa hanya menjajakkan kepintaran kita, karena hari ini sudah sangat banyak orang pintar. Sertailah kesuksesan kalian dalam mencapai gelar kesarjanaan itu dengan bersedianya kalian untuk bersikap “tawadhu’-rendah hati”, karena seperti pesan Rasul “tidak akan menjadi hina orang yang merendahkan hatinya, kecuali akan ditinggikan derajatnya oleh Allah”. Memanfaatkan keberhasilan mencapai gelar kesarjanaan ini tidak harus dengan menjadi PNS, dan tidak harus pula menunggu menjadi PNS baru berperan serta dalam pembangunan bangsa. Kesarjanaan ini jangan menimbulkan kegalauan atau kegelisahan baru, tataplah masa depan dengan penuh percaya diri, optimis, kembangkan segenap potensi diri dan kreativitas kalian. Lulusan perguruan tinggi sudah tidak zamannya menunggu peluang kerja, tetapi mesti mencari
LIPUTAN KHUSUS
Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag menyampaikan pidato Rektor IAIN Pontianak dalam rangka wisuda mahasiswa IAIN Pontianak
dan menciptakan peluang kerja tanpa memilah-memilih pekerjaan. Apalagi lulusan IAIN Pontianak ini begitu besar lahan pengabdian kepada masyarakat yang bisa dikembangkan. Itu artinya tak ada istilah lulusan IAIN Pontianak menjadi pengangguran. Jangan melekat lagi gelar “lulusan IAIN hanya menjadi sekedar pembaca doa�, menunggu diundang baca doa baru berkarya. Masih banyak pilihan yang mesti diambil. Anda bisa mencari peluang beasiswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi baik di dalam negeri (termasuk S2 di IAIN
Pontianak) maupun kuliah di luar negeri. Kepada para orang tua, wali, dan keluarga wisudawanwisudawati, saya mengucapkan terima kasih yang sedalamdalamnya atas kepercayaan yang telah diberikan kepada IAIN Pontianak sebagai tempat pendidikan. Mereka telah kami bina dengan semampu kami selama ini, sekuat tenaga kami mengarahkan dalam lingkup kurikulum yang ada. Kami juga menyampaikan permohonan maaf bila selama menempuh pendidikan di kampus IAIN Pontianak ada hal-hal yang tidak berkenan di hati. Setelah prosesi wisuda ini,
kami serahkan kembali putraputri bapak/ibu . Kiranya apa-apa yang mereka timba dan peroleh di IAIN Pontianak ini ada manfaatnya untuk menunjang jalan kehidupan mereka di masa mendatang serta dapat pula membanggakan bapak/ibu sekalian sebagai orang tuannya. Kepada pemerintah daerah, pemerintah kota/kabupaten se-Kalimantan Barat, para donatur, penyedia beasiswa dan seluruh stakeholeders tak lupa kami ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas bantuan dan kerjasamanya dalam mendidik anak bangsa ini.
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
7
8
LIPUTAN KHUSUS
Wakil Walikota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menyerahkan cendramata kepada Dr. Muhammad Zaenuddin Sekretaris Forum Wakil Rektor dan Pembantu Ketua I PTKIN
PEMKOT PONTIANAK
SAMBUT BAIK PERTEMUAN WAKIL REKTOR I PTKIN SE-INDONESIA
F
orum Wakil Rektor dan Pembantu Ketua I PTKIN se-Indonesia menggelar pertemuan lanjutan di IAIN Pontianak pada tanggal 13-15 Oktober 2014. Pada pertemuan tersebut mengagendakan pembicaraan mengenai kurikulum KKNI, dan persoalan internasionalisasi lembaga. Dr. Muhammad Zaenuddin, Sekretaris Forum Wakil Rektor I PTKIN se-Indonesia, mengatakan, Forum ini dibentuk dalam rangka untuk menyelesaikan persoalanpersoalan yang terkait dengan
Buletin
akademik baik itu pengajaran, pendidikan, dan penelitian serta kelembagaan. Menurutnya, Forum Wakil Rektor I punya tanggung jawab untuk merespon persoalan yang berhubungan dengan akademik, dan kelembagaan. Pada masingmasing Warek dan Puket I PTKIN selalu menterjemahkan apa yang menjadi kebijakan dari Kementerian Agama RI. “Untuk lebih menyatukan pemikiran dalam menyelesaikan berbagai masalah di tingkat perguruan tinggi, para Wakil Rektor yang tergabung dalam
Humas IAIN Pontianak 2014
Paguyuban Wakil Rektor ini, selalu mengagendakan rapat koordinasi yang berpindahpindah dari satu perguruan tinggi ke perguruan tinggi lainnya�, ungkap Muhammad Zaenuddin. Melalui pertemuan ini antara PTKIN dapat saling memberikan informasi penting dan membincangkan persoalanpersoalan yang dihadapi. Peserta akan duduk bersama guna menyatukan pandangan seputar isu-isu terbaru di bidang pendidikan, pengajaran dan penelitian, selanjutnya akan
LIPUTAN KHUSUS
Dr. H. Hermansyah, M.Ag sekaligus sebagai Ketua Panitia pertemuan Forum Wakil Rektor dan Pembantu Ketua I PTKIN sedang memberikan kata sambutan
disampaikan sebagai bahan masukan ke Direktur Diktis Kemenag RI. Pada pertemuan kali ini, IAIN Pontianak didaulat selaku tuan rumah. Acara pembukaan yang dilaksanakan di rumah dinas Wakil Walikoto Pontianak, Edi Kamtono, mengucapkan selamat datang kepada para Wakil Rektor dan Pembantu Ketua I PTKIN seIndonesia. Dalam kesempatan tersebut, Edi Kamtono berbagi cerita tentang banyak hal mengenai Kota Pontianak, tidak terkecuali wisata kuliner dan warung kopi yang menjadi ciri khas kota ini. Terkait dengan keberadaan IAIN Pontianak, Edi Kamtono, mengilustrasikan, apa bila suatu kota banyak terdapat perguruan tingginya, maka kota tersebut akan maju dan berkembang dengan cepat, kampus IAIN Pontianak, menurutnya, menjadi bagian penting itu. Sebagaimana diketahui, paparnya, Kota Pontianak memiliki penduduk sebanyak 587 ribu jiwa, 70% diantaranya beragama Islam, sehingga hampir semua jalan terdapat masjid atau musholla. Dengan jumlah masjid sebanyak 234 buah dan 460 musholla telah
menghidupkan suasana Islami. Dapat didengar ketika suara azan saling bersahut-sahutan. Selain itu, lanjut Edi Kamtono, setiap tahunnya di kota Pontianak selalu terjadi titik kulminasi Khatulistiwa dimana mata hari tepat berada di atas Kota Pontianak. Tepat pada tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September, matahari tepat di atas kepala sehingga apabila kita berdiri pada saat itu tidak ada bayangan.
9
Dia menjelaskan, pada peristiwa tersebut selalu diadakan acara dan perayaan di tempat terjadinya titik kulminasi agar memberikan suasana khas, dan edukasi serta penelitian bagi masyarakat dan orang yang ingin berpartisipasi ingin meningkatkan keberadaan Kota Pontianak. Edi Kamtono juga menyampaikan, dalam lima tahun terakhir Kota Pontianak giat dalam melaksanakan pembangunan. Kota Pontianak ingin sejajar dan lebih maju seperti kota-kota lainnya di Indonesia, pada infrastruktur, sektor pendidikan dengan memberikan pendidikan gratis S DN, S MP N, S M A N, d a n membebaskan biaya kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit. “Kota Pontianak didominasi Suku Melayu, namun demikian kota khatulistiwa ini dapat dikatakan sebagai kota terbuka dan heterogen yang terdiri dari banyak suku yang hidup saling berdampingan�, simpul Edi Kamtono.
Dr. Muhammad Zaenuddin sedang menyampaikan pendapat dalam Forum Wakil Rektor dan Pembantu Ketua I PTKIN
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
10 KEGIATAN KAMPUS
Rektor IAIN Pontianak didampingi para Wakil Rektor dan Kabiro AUAK ketika menyampaikan kata sambutan
DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN SKP, KABIRO AUAK KOMITMEN DORONG KERJA PEGAWAI
D
alam pelaksanaan reformasi birokrasi yang dilakukan pemerintah, terkait dengan pengembangan karier dan tunjangan kinerja PNS. Pemerintah sudah menetapkan dan memberlakukan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS. Pelaksanaan PP Nomor 46 tahun 2011 sebagai pengganti Draf Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) yang mengutamakan penilaian perilaku dalam bentuk daftar
Buletin
penilaian perilaku pegawai. DP3 tersebut dinilai dari kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan. Khairunas, SH, MH, Kabiro AUAK IAIN Pontianak, mengatakan, SKP adalah rencana dan target kerja yang akan dicapai oleh seorang PNS. SKP memuat kegiatan tugas pokok jabatan dan target atau jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap pelaksanaan tugas jabatan. Dalam penerapan SKP, dia
Humas IAIN Pontianak 2014
menegaskan, apapun pekerjaan yang dilakukan pegawai harus terdokumentasi dengan baik. Hal tersebut menjadi bagian dari kinerja pegawai dan dapat dijadikan bukti kinerja dan bukti untuk menerima tunjangan kinerja. “Tidak ada lagi alasan bagi pegawai untuk tidak mendokumentasikan, mereview, dan mencatat kinerja setiap harinya. Ini merupakan tugas tambahan yang harus dilakukan sebelum pulang kerja setiap harinya atas tunjangan
KEGIATAN KAMPUS 11
Foto bersama pejabat IAIN Pontianak
yang diterima”, terang Khairunas. Dengan begitu, lanjutnya, penilaian prestasi kerja PNS merupakan proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja PNS dengan tujuan untuk menjamin obyektifitas dalam pembinaan PNS berdasarkan sistem prestasi kerja dan jenjang karir. Menurutnya, SKP bagian dari program kerja yang terukur realisasinya. Dengan demikian, SKP akan menjadi bagian dari penilaian prestasi kerja pegawai. Prestasi kerja tersebut dapat dibagi dua yakni sasaran kerja dan perilaku kerja yang dinilai atasan terhadap bawahan. SKP yang telah disusun dan disetujui bersama antara atasan langsung dengan PNS yang bersangkutan ditetapkan sebagai kontrak prestasi kerja, selanjutnya SKP tersebut digunakan sebagai standar/ ukuran penilaian prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja berdasarkan SKP ini lebih bersifat objektif, terukur, akuntabel, partisipatif dan
transparan. Khairunas memberi contoh, seperti dosen yang sudah menerima tunjangan kinerja, tunjangan kinerja dosen diberikan dalam bentuk sertifikasi dosen. Tunjangan s e r t i fi k a s i d o s e n i t u b i s a dibayarkan manakala sudah terpenuhi beban kerja dosen, jika belum ada bukti dokumen atas beban kerja dosen maka tunjangan tersebut belum bisa dibayarkan. “Sebuah kekeliruan jika tunjangan sertifikasi dosen dibayarkan jika kinerjanya tidak sesuai dengan beban kerja dosen”, ujar dia. Selain itu, hal yang terpenting baginya adalah bagaimana pekerjaan itu dilakukan dalam rangka memberikan pelayanan dan pengabdian kepada lembaga IAIN Pontianak untuk menunjang Tridharma Perguruan Tinggi. Mengenai tugasnya, Khairunas mengaku, masih banyak keluhan yang diterima dari fakultas sebagai pelaksana teknis pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Biro AUAK sebagai penyokong dan pendukung kinerja fakultas dan dosen, dia berkomitmen untuk membenahi dan menelusuri satu persatu dan mendorong semua komponen administrasi yang ada di IAIN Pontianak untuk bekerja secara lebih baik. Dalam kesempatan itu, Khairunas mengajak, pegawai bawahannya untuk bersemangat dalam melakukan pekerjaan. Berupaya untuk meningkatkan kualitas kerja, bekerja secara profesional, penuh dengan integritas, dan mampu menjalin kebersamaan dalam bekerjasama. Baginya bekerja secara profesional adalah tuntutan dari kewajiban, dan kewajiban itu melekat pada setiap pegawai. Di samping itu, ia mengingatkan, jika pegawai lalai dan tidak disiplin dari tuntutan kewajiban itu yang merasa rugi tentunya diri sendiri. “Terpenting, jangan sampai melakukan pekerjaan melampaui dari kewenangan yang ada atau mengurangi dari kewajiban yang ada”, pungkas Khairunas.
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
12
GALLERY
1
2
3 5
4
Buletin
Humas IAIN Pontianak 2014
6
GALLERY
7
13
8
9
10
11 Keterangan Foto:
12
1. Direktur Diktis Kemenag RI, Prof. Dr. Dede Rosyada, memberikan sambutan dalam momen wisuda pertama IAIN Pontianak. 2. Peserta wisuda IAIN Pontianak sedang khidmat menyayikan lagu Indonesia Raya 3. Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag brersemangat menyampaikan kata sambutan pada acara wisuda. 4. Para Wakil Rektor dan Pembantu Ketua I PTKIN bersama membahas persoalan strategis 5. Wakil Rektor I IAIN Pontianak, bersama Ketua dan Sekretaris Forum Wakil Rektor dan Pembantu Ketua I PTKIN memimpin pertemuan. 6. Acara pembukaan dan ramah tamah Forum Wakil Rektor dan Pembantu Ketua I PTKIN di rumah dinas Wakil Walikota Pontianak. 7. Kabiro AUAK IAIN Pontianak, Khairunas, SH,. MH menyampaikan kata sambutan 8. Khairunas, SH,. MH memberikan pengarahan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) IAIN Pontianak 9. Foto bersama mahasiswa IAIN Pontianak dikader sebagai ToT Anti Radikalisme Teroris. 10. Wakil Rektor III, Dr. Zaenuddin, MA,.MA. berkesempatan membuka acara bedah buku Nahjul Balaghah 11. Antusiasme mahasiswa yang tinggi hadir dalam bedah bukuNahjul Balaghah 12. Presiden Mahasiswa Fahrur Rizal (tengah) duduk mendampingi Warek III IAIN Pontianak
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
14
PROFIL
Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Ya'qub saat menjadi pemateri ToT
Buletin
Humas IAIN Pontianak 2014
PROFIL 15
BNPT SAMBANGI IAIN PONTIANAK
BERI EDUKASI ANTI RADIKALISME TERORIS BAGI MAHASISWA
W
akil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, dan Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) bersama menggelar Training of Trainers anti radikal terorisme bagi mahasiswa di IAIN Pontianak pada tanggal 19-21 November 2014. Kegiatan ini adalah bagian dari program nasional pencegahan terorisme yang pelaksanaannya di Perguruan Tinggi umum dan PTKI di seluruh Indonesia. Amiruddin Kuba, Koordinator kegiatan Training of Trainers (ToT), mengatakan, pelaksanaan ToT di Perguruan Tinggi dibagi menjadi dua, yakni khusus untuk pimpinan dan dosen, dan bagi mahasiswa. Khusus untuk pimpinan dan dosen sudah dilaksanakan di tiga tempat yaitu di Bandung, Lampung, dan Kendari. Selanjutnya ToT diperuntukkan bagi mahasiswa juga dilaksanakan pada tiga tempat diantaranya di Makassar, Pontianak, dan selanjutnya di Palu. Ketika ditanya alasan ToT Anti Radikal Terorisme dipilihnya kampus sebagai tempat kegiatan, secara gamblang Amir mengungkapkan, kegiatan tersebut tidak dimaksudkan untuk meniadakan tempat lain, akan tetapi lebih kepada alasan bahwa De Nusa Institut sebagai mitra yang diberi kepercayaan oleh BNPT untuk mengelola kegiatan di perguruan tinggi.
Program ToT terbagi beberapa bagian, Amir menyebut, ada ToT untuk majlis taklim, para napi, lembaga pemasyarakatan, ormas, pesantren, masyarakat umum dan dialog damai dengan menghadirkan ulama dari dalam dan luar negeri. Sehingga program ToT secara bersamaan berjalan di tempat dan provinsi lain dan dikelola oleh mitra yang lain. Mengenai output dari kegiatan ini, Amiruddin menegaskan, pimpinan dan dosen punya peran khususnya di kampus menjadi pelopor bagi mahasiswa secara umum untuk menyampaikan informasi selanjutnya tentang anti radikalisme teroris. Dia tidak menampik terlepas dari terdeteksi atau tidaknya sebuah kampus terhadap gerakan radikalisme teroris. Kampus ilmiah harus steril dari hal tersebut. Dengan ikutnya mahasiswa dalam kegiatan ToT dapat menjadi agen bagi kampusnya sendiri untuk meminimalisir pengaruh yang ditimbulkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Pada kesempatan yang sama redaktur Suluh berkesempatan mewawancarai Ali Fauzi, mantan anggota Jamaah Islamiyyah, berikut obrolan singkat dengan adik Amrozi–terpidana mati bom Bali I–seputar bahaya radikalisme teroris di dunia kampus. Bagi Ali Fauzi keterlibatan
mahawasiswa dalam jaringan terorisme sangat berbahaya, karena kemampuan intelektual mahasiswa cukup dibanggakan. Ketika mereka masuk bukan menjadi anggota biasa tetapi menjadi anggota luar biasa, tentu kebijakan akan lebih bagus ketimbang kebijakan diambil anggota biasa. Menurutnya, mahasiswa cukup rentan terhadap jaringan terorisme, kelompok ini sangat ingin membidik mereka, dan akan diajarkan perilaku-perilaku instruktif yang mengedepankan prinsip dalam pertemanan dan persahabatan. Selanjutnya akan ditanamkan metode tarbiyah yang membuat orang merasa simpati dan mendalam untuk bergabung. Ali Fauzi berpendapat, paling tidak ada dua metode yang diajarkan dalam menarik simpati dan pemahaman yang mendalam dalam kelompok ini, yaitu; pertama, Pendidikan agama digunakan untuk menstimulasi dalam merekrut mahasiswa; kedua, isu internal sunnah yang terkait dengan permusuhahan Islam dan Barat. Dengan begitu akan mudah mengajak kelingkaran tersebut. Untuk mengantisipasi gerakan tersebut, agar tidak masuk ke dunia kampus, Ali Fauzi memberi cara, yakni dengan pendekatan persuasif, adanya kebijakan dari lembaga, dan pembinaan yang intensif.
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
16
KAJIAN
MENGKAJI NAHJUL BALAGHAH DAN SYI'AH
B
edah buku Nahjul Balaghah, bersama Prof. Dr. Ibrahimian, disambut baik dan diapresiasi Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Dr. Zaenuddin, MA., MA. Zaenuddin, mengatakan, kegiatan bedah buku Nahjul Balaghah yang diadakan di IAIN Pontianak ini sesuai dengan misi IAIN Pontianak lebih terbuka terhadap nilai keagamaan Islam. “Diskusi ini merupakan cara bagi kita bersama-sama dalam meningkatkan pengetahuan kita, khususnya dalam menyelami isi kandungan buku Nahjul Balaghah karya Sayyidina Ali ra dan membuka perspektif kita tentang ajaran Syiah”, ucapnya. Dr. Hujjat Ibrahimian, narasumber kegiatan ini menyampaikan bahwa mengkaji Nahjul Balaghah karya Sayyidina Ali ra penting dilakukan oleh umat Islam. Dalam mengkaji kitab ini, idealnya tidak ubah mempersoalkan perbedaan mazhab. “Saya punya keyakinan, Islam yang dipeluk di Iran sama dengan Islam yang dipeluk di Indonesia. Hal ini karena baik muslim Iran atau Indonesia, sama-sama toleran dan berlogika dalam memahami ajaran agama. Tuhan kita adalah satu, Al-Quran kita juga sama, Nabi kita juga Nabi Muhammad bin Abdullah”, seru Hujjat Ibrahimian. Menurutnya, Bagi penganut mazhab Ahlul Bait, imam yang merupakan ahlul bait, adalah orang-orang yang ma’shum. Tentu ada perbedaan antara mazhab Syafi‘iyah dengan ahlul
Buletin
bait dalam hal ini, tapi perbedaan tidaklah mencolok. Dia melihat ada kesamaannya, yaitu baik mazhab ahlul bait maupun mazhab Ahlussunnah Waljamaah yaitu as-Syafiiyah, sama-sama mencintai nabi dan keluarganya (Ahlul Bait). Dalam konteks mencintai keluarga nabi tentu tidak ada perbedaan di kalangan umat Islam. “Orang-orang Syiah punya kepercayaan bahwa Sayyidina Ali ra., merupakan ahlul bait, bukanlah manusia sembarangan. Ali ra. adalah manusia sempurna, ma’shum dan istimewa sepeninggal Rasulullah”, ujarnya. Demikian pula umat Islam di luar Syiah, dia mengakui keistimewaan sejumlah khalifah, yaitu Abu Bakar, Umar, Usman, selanjutnya Ali. Karenanya, perbedaan mazhab hendaknya jangan dipandang sebagai sumber perpecahan. Dia berharap, perbedaan yang ada diantara kita hendaknya saling membuka ruang untuk berdialog dan berbagi pendapat. Perbedaan pendapat itu jangan menjadi sumber konflik. Hujjat Ibrahimian menyebut, Sayyidina Ali ra. meninggalkan suatu kitab, yaitu Nahjul Balaghah yang berbahasa Arab. Kitab ini sudah diterjemahkan dalam banyak bahasa termasuk Indonesia. “Kitab Nahjul Balaghah, terdiri atas tiga bagian: pertama, membahas kumpulan khutbah Sayyidina Ali; kedua, Surat-surat Ali yang dikirim ke berbagai kalangan, saat beliau menjabat sebagai Khalifah; dan ketiga,
Humas IAIN Pontianak 2014
kata-kata bijak dari Sayyidina Ali”, tutur Hujjat Ibrahimian. Beberapa kali, Hujjat Ibrahim juga membacakan petikan kata mutiara dari Sayyidina Ali yang ada dalam kitab Nahjul Balaghah, diantaranya, “Wahai dunia, barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai alat yang lebih tinggi ia akan mendapatkan penglihatan yang terang, namun barangsiapa yang melihat dunia sebagai sasarannya, ia akan dibutakan oleh dunia”. Narasumber kedua dalam seminar ini adalah Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Pontianak, Dr. Samsul Hidayat, MA. Dalam penjelasannya, Dr. Samsul Hidayat menjelaskan dalam kepercayaan Syiah, iman itu serupa satu mata rantai dari realita bathiniah Rasulullah. Imam dalam perspektif Syiah menjadi manifestasi dari cahaya Rasul. Inilah filosofi ahlul bait. Samsul Hidayat juga menguraikan, bahwa Syiah sesungguhnya sama dengan Ahlussunnah wal Jamaah, yang mempunyai aliran-aliran. Paling tidak ada tiga aliran yang terkenal dalam ajaran Syiah dan masing-masing punya konsep ajaran yang berbeda, yaitu Kaisaniyah, Zaidiyah, Imamiyah, dan Ghuluw/Ghulat. Sejauh referensi yang ia dapatkan, tidak menggunakan ijma’. Landasan Syiah adalah al-Quran, as-Sunnah, dan Imam. “Imam dalam pemahaman Syiah adalah salah satu rangkaian atau satu paket tentang bagaimana Islam digambarkan oleh orang Syiah”, ucapnya.
KEGIATAN
BUPATI KKR
17
JAMU PERTEMUAN WAREK II PTKIN SE-INDONESIA
Foto bersama Bupati Kubu Raya, H. Rusman Ali SH bersama dengan para Wakil Rektor dan Pembantu Ketua II PTKIN
P
ertemuan Forum Wakil Rektor/Ketua II bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) seIndonesia digelar di IAIN Pontianak. Berkesempatan menerima para tamu yang bertandang ke Kalimantan Barat, Bupati Kabupaten Kubu Raya (KKR), H. Rusman Ali, SH, mengadakan jamuan makan malam sekaligus menggelar acara pembukaan di rumah pribadinya.
Dalam sambutannya, di depan Wakil Rektor dan pembantu Ketua II PTKIN se-Indonesia, Rusman Ali menyampaikan harapannya agar ke depan IAIN Pontianak membuka kampus II di Kabupaten Kubu Raya. “Saya berharap kampus IAIN Pontianak bisa dibuka di wilayah Kubu Raya. Paling tidak 2 tahun kedepan kami siap membantu lahan untuk pembangunan kampus II IAIN Pontianak di Kubu Raya�, ujarnya. Sedangkan untuk biayanya,
terangnya, bisa diusahakan bantuan dari International Development Bank (IDB). Dengan adanya kampus berbasis agama di daerah Kubu Raya tentunya bisa membantu pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kubu Raya. Dia mengungkapkan, Kubu Raya merupakan wajahnya Kalbar, karena setiap orang yang datang ke Kalbar pintu masuknya lewat Kubu Raya, karena Bandara Supadio Bersambung ke hal. ....................22
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
18
PROFIL
SYA R IF :
SEJAHTERA BERSAMA IAIN PONTIANAK
W
akil Rektor II IAIN Pontianak bidang Administrasi, Perencanaan, dan Keuangan, Dr. Syarif, MA, mengungkapkan awalnya ia hanya berniat membantu tugas rektor saat pertama kali ditunjuk sebagai wakil rektor. Namun setelah masuk dan bekerja di awalawal periodenya, pria kelahiran Ketapang, 24 Mei 1971 tersebut ingin mengabdi di IAIN Pontianak dengan visi dan misi yang jelas sebagai pembantu tugas rektor. “Dari awal saya sudah bicara dengan rektor sejak ditunjuk sebagai Warek II bahwa saya siap membantu dan menerjemahkan visi misi Rektor menjadi program kerja. Visi saya sederhana saja yaitu, sejahtera, tertib, unggul, maju, dan berprestasi. Sejahtera bukan semata-mata urusan financial, tapi sejahtera secara lahir batin�, ucap Syarif. Kedepan, dia berencana membangun sebuah klinik kesehatan di IAIN Pontianak. Selain klinik kesehatan, ia memaparkan bahwa hal
Buletin
pertama yang ingin dibenahinya sejak menjabat sebagai Warek II adalah bagian keuangan. Selain kesejahteraan secara fisik, Syarif berupaya untuk para pegawai di IAIN Pontianak juga sejahtera secara ekonomi. Oleh karena itu, hal pertama yang saya lakukan dengan jabatan ini adalah mengefektifkan tata kelola keuangan yang baik. Segala sesuatunya harus terencana dan terinci dengan baik sehingga setiap pekerjaan bisa dibayarkan tepat pada waktunya. Dia memberi contoh, pengurusan kenaikan pangkat, pembayaran sertifikasi dosen, pembayaran tunjangan, akurasi pembayaran setiap kegiatan. Jadi, terang Syarif, pertama secara teknis yang saya dilakukannya adalah membenahi tenaga keuangan. Dia sudah mengusahakan jumlah formasi tenaga keuangan untuk CPNS sesuai dengan kebutuhan, namun disayangkan yang disetujui oleh Kemenpan RB hanya dua orang. Kemudian langkah selanjutnya, untuk meningkatkan kesejahteraan
Humas IAIN Pontianak 2014
para pegawai, dia akan menaikkan gaji pegawai kontrak minimal kenaikan Rp. 500.000 per orang tahun 2015 mendatang. Namun, hal terpenting dari aspek kesejahteraan ini adalah pembinaan para pegawai baik yang PNS maupun honorer. Baginya, selain untuk mensejahterakan PNS dan tenaga kontrak, satu hal yang menjadi tantangan dalam pekerjaannya adalah mewujudkan ketertiban dan kebersihan di lingkungan IAIN Pontianak. Doktor di bidang tafsir yang juga menjabat sebagai Direktur Institut for Indonesian Quranic Studies (IIQS) ini memandang ketertiban dalam segala hal seperti tertib kehadiran, berpakaian, kebersihan, parkir, dan keamanan adalah sangat penting. Khusus kebersihan gedung dan taman, dia punya rencana untuk melakukan outsourcing dan merekrut orang-orang yang profesional dengan peralatan yang profesional juga. Sehingga kebersihan di lingkungan IAIN Pontianak ini bisa terjaga dengan baik.
PROFIL Untuk mewujudkan dua hal tersebut, dia berpendapat, perlu ada upaya untuk menumbuhkan kesadaran dalam menjaga kampus yang kita cintai ini secara baik, meskipun belum keluar kebijakan kampus secara tertulis. Setelah berbicara tentang kesejahteraan dan ketertiban, pria yang menamatkan program magister dan doktoral di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini berkeinginan menjadikan IAIN Pontianak sebagai kampus yang unggul, maju, dan berprestasi. Dia berpendapat, apabila kesejahteraan dan ketertiban telah terwujud di kampus ini, barulah kita bisa berbicara tentang unggul, maju, dan berprestasi. Unggul dari segi sarana prasarana, dan kepribadian. “Apabila terwujud tahun depan insyaallah akan dibangun gedung perkuliahan 5 lantai. Kementerian Agama Pusat juga sudah menyetujui dan akan membantu proses pembangunan tersebut. Rencananya gedung 5 lantai tersebut akan jadi pilot project kelas modern yang dilengkapi pendingin ruangan dan LCD Proyektor”, jelas Syarif. Sedangkan unggul dari sisi kepribadian menurutnya, pegawai kontrak maupun PNS yang berada di bawah naungan Warek II bisa bekerja dengan baik. Kepribadian disini mencakup kejujuran dan keikhlasan dalam bekerja. Apabila kesemua aspek mulai dari sejahtera, tertib, maju, dan unggul bisa terpatri dalam diri masing-masing pegawai IAIN Pontianak, bukan tidak mungkin kedepan IAIN Pontianak bisa menjadi perguruan tinggi yang berprestasi dan “besar” di Kalimantan Barat.
19
Dr. H. Syarif, M.Ag (Wakil Rektor II IAIN Pontianak)
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
20
KOMPETISI
Rektor IAIN Pontianak sedang membacakan sumpah jabatan pengurus DEMA IAIN Pontianak
ERA BARU DEWAN MAHASISWA (DEMA) Fachrur Rizal, Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak, dengan antusias mengatakan bahwa perubahan alih status STAIN menjadi IAIN menuntut perubahan restrukturisasi organisasi kemahasiswaan. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menjadi Dewan Mahasiswa (DEMA). Buletin
Humas IAIN Pontianak 2014
F
achrur Rizal, Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak, dengan antusias mengatakan bahwa perubahan alih status STAIN menjadi IAIN menuntut perubahan organisasi kemahasiswaan. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), menjadi Dewan Mahasiswa (DEMA). Menurut Presma yang baru dilantik 8 Oktober 2014, perubahan DEMA tidak hanya mengikuti alih status IAIN Pontianak, akan tetapi substansi yang terkandung dalam nama ini. Oleh karenanya tidak hanya ditingkat mahasiswa saja yang menyambut baik era baru status DEMA, akan tetapi lembaga juga diminta untuk bersama-sama dan saling memberikan pengaruh guna menjalin sinergisitas yang baik dalam membangun IAIN ke depan. Terkait dengan perubahan
KOMPETISI
Foto bersama Pengurus DEMA 2014-2015
status DEMA, Fahri menuturkan, hal tersebut sudah jelas diatur dalam Peraturan Dirjen Pendis Nomor: Dj.I/253/2007. Sesuai dengan AD/ART maupun Tata Tertib Organisasi Kemahasiswaan. Saat ini beberapa regulasi telah terbit berupaya disosialisasikan kepada mahasiswa dan semua pihak yang berkepentingan. Namun demikian, dia menyadari, dengan peralihan status DEMA banyak pihak belum mengenal istilah dan nama baru yang ada mengikuti pada organisasi kemahasiswaan. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri dalam bekerja sekaligus mensosialisasi status baru organisasi kemahasiswa yang ada di IAIN Pontianak. Restrukturisasi organisasi kemahasiswaan juga menuntut pengurus-pengurus baru yang ada untuk berbenah dan lebih giat melakukan banyak hal secara bersama dengan lembaga dalam membangun IAIN Pontianak, terutama melakukan publikasi ke masyarakat tentang status baru IAIN Pontianak dan
organisasi kemahasiswaan. Terkait program kerja DEMA pada periode sekarang, Fahri menyampaikan, beberapa waktu lalu menyelenggarakan kegiatan Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) dilakukan secara bersama dengan pihak akademik. Pada tahun ini tercatat sejarah baru dengan jumlah mahasiswa baru terbesar yakni diikuti sebanyak 1020 mahasiswa baru. Dalam kegiatan tersebut DEMA dan organisasi kemahasiswaan dibawahnya banyak memberikan edukasi dan sosialisasi berkenaan dengan pengenalan dunia akademik secara baik, dan memberikan pandangan positif tentang kegiatan kemahasiswaan yang ada di IAIN Pontianak. Disamping itu, Fahri mengatakan, dalam waktu dekat DEMA akan menggelar Pekan Bakti Mahasiswa (PBM) sebagai agenda penutup dari serangkaian kegiatan OPAK bagi mahasiswa baru IAIN Pontianak. “Dalam rangka membangun sinergisitas antara lembaga dan
DEMA, proses restrukturisasi DEMA IAIN Pontianak perlu juga memberdayakan peran alumni yang tersebar di seluruh penjuru daerah Kalimantan Barat. Dengan begitu kampus y a n g k ita cin ta i in i ak a n membumi di seluruh lapisan masyarakat�, terang Fahri. Selain itu, Reza Prananda Furiansyah, Wapresma, menambahkan, koordinasi yang baik antar unit kerja Keluarga Besar Mahasiswa (KBM), dimulai dari SEMA, DEMA, DEMA Fakultas, dan UKK, serta HMJ di tingkat Jurusan agar semua pihak memiliki tujuan dan misi yang sama sebagai turunan untuk mewujudkan visi dan misi IAIN Pontianak. Dengan begitu, simpul Fahri, perubahan yang terjadi di kampus ini, tidak hanya perubahan status IAIN dan organisasi kemahasiswaan, akan tetapi dharma bakti sebagai wujud kerja nyata pengurus organisasi kemahasiswaan menjadi contoh yang baik dan berguna untuk masa mendatang.
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
21
22
ARTIKEL
Tampak akrab Rektor IAIN Pontianak dan Bupati Kubu Raya saat duduk doa bersama
Sambungan dari hal. ..................17 yang menjadi kebanggaan masyarakat ada disana. Selain itu, lanjut Rusman Ali, di tahun 2016 Insyaallah Kubu Raya akan menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ). Paling tidak dengan adanya IAIN di Kubu Raya kelak bisa membantu pembinaan keagamaan di Kabupaten Kubu Raya. “Saya pribadi berharap Kubu Raya bisa menjadi Juara Umum dalam acara MTQ tersebut”, pungkas Rusman Ali. Rektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M. Ag, mengapresiasi dengan baik keinginan Bupati KKR untuk menghadirkan kampus IAIN di Kabupaten Kubu Raya, menurut Hamka hal tersebut sangat menguntungkan kedua belah pihak. “Dengan adanya IAIN di Kabupaten Kubu Raya tentu saja akan menguntungkan
Buletin
kedua belah pihak. IAIN sebagai satu-satunya perguruan tinggi keagamaan Islam negeri di Kalimantan Barat akan semakin dinamis menghadapi masyarakat Kubu Raya yang juga memiliki varian kemajemukan yang kurang lebih sama dengan masyarakat Kota Pontianak”, ucap Hamka. Terlebih lagi dengan adanya tawaran lahan di Kubu Raya, imbuhnya, dalam beberapa waktu ke depan IAIN bisa semakin berkembang dan bekerjasama dengan pemerintah untuk membangun pendidikan Kalimantan Barat menjadi lebih baik. Dalam kesempatan tersebut, Forum Wakil Rektor dan Pembantu Ketua II yang diketuai Prof. Dr. H. Nizar Ali, MA akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan usulan naskah akademik tenaga pendidik dan kependidikan.
Humas IAIN Pontianak 2014
Menurut Nizar Ali, belum ada aturan baku dari Kementerian Agama Republik Indonesia terkait dengan naskah akademik seperti tugas belajar dan izin belajar. Idealnya, jika sudah ada SK tugas belajar sesuai dengan aturan pada bulan ketujuh akan dihentikan tunjangan profesi fungsional dan kemudian digantikan dengan tunjangan belajar. Akan tetapi di kalangan Kementerian Agama tidak ada aturan tentang tunjangan belajar tersebut, sementara di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ada aturan yang mengatur tunjangan belajar. “Beberapa persoalan inilah yang gencar dibicarakan dalam forum Wakil Rektor dan Pembantu Ketua II untuk kemudian diperjuangkan di tingkat elit Kementerian Agama RI”, tambahnya.
KOLOM
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
23
24
Buletin
Humas IAIN Pontianak 2014