1
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
2
PORTAL REDAKSI Buletin Civitas Akademika IAIN Pontianak
HAMKA SIREGAR: PENAMAAN IAIN PONTIANAK, SYAIKH AHMAD KHATIB A L - S A M B A S S Y L AYA K U N T U K K I TA PERJUANGKAN
SULUH Edisi 8 Agt - Sept 2014
R
ektor IAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag, mengatakan, IAIN Pontianak akan terus membangun, termasuk dalam mewujudkan mimpi IAIN Pontianak menjadi kampus Islam yang ulung dan terkemuka dalam riset dan keilmuan budaya Borneo, Senin, 8/9/2014 dalam Raker di Gardenia Kubu Raya. Hamka menyebut, sudah sejak lama memimpikan kampus IAIN Pontianak menjadi pusat kajian Islam Borneo. Dari sisi penamaan IAIN Pontianak ingin menambahkan kata Khatulistiwa, sehingga diusulkan nama IAIN Khatulistiwa Pontianak, yang mana dalam Bahasa Arab Khat al-Istiwa. Dia berpendapat, mengingat di Indonesia lebih lazim menggunakan nama tokoh, maka nama IAIN Khatulistiwa menjadi mentah. Karena itu, dapat diusulkan nama tokoh lokal yang bisa digandeng ke nama IAIN Pontianak”, tuturnya. “Dari sisi penamaan IAIN Pontianak, nama Syaikh Ahmad Khatib al-Sambassy layak untuk kita perjuangkan. Kita semua bangga dengan tokoh ini, karena tidak hanya terkenal di masyarakat lokal atau nasional, bahkan namanya cukup harum di dunia Internasional”, tuturnya. Menurut Hamka, nama Syaikh Ahmad Khatib al-Sambasy adalah putra daerah Kalbar yang tercatat sebagai ulama non Arab yang satusatunya pernah menjadi imam Masjid al-Haram. Selain itu, terkait dengan nama, IAIN Pontianak harus bisa menjadi pusat perhatian masyarakat Kalimantan Barat ke depan. “IAIN Pontianak ke depan akan terus membangun dan mewujudkan mimpinya sebagai kampus Islam yang ulung dan terkemuka di Kalimantan Barat dengan sarana dan prasarana yang representatif baik dari sisi penamaan maupun arah kebijakan strategis”, tambahnya. Buletin Humas IAIN Pontianak 2014
PENANGGUNG JAWAB Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag REDAKTUR Handes, M.I.Kom EDITOR Eka Hendry, Ar., M.Si Aspari, S.Pd.I KESEKRETARIATAN Suhardiman, M.Si LAYOUT Setia Purwadi, S.E.I TIM PENYUSUN Syamsul Kurniawan, M.S.I Dian Kartika Sari, S.Kom.I Khairul Muttaqin Ona Sutiono ALAMAT REDAKSI Kampus IAIN Pontianak Jalan Letjen Soeprapto No.19 Telp./Fax: 0561-734170, Pontianak 78121 Website: www.iainptk.ac.id email: humas.iain.pontianak@gmail.com
3
LAPORAN UTAMA
Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA DIREKTUR DIKTIS MOTIVASI MAHASISWA BARU
4
Contents Redaksi.................................................................................2
17
Arah Kebijakan Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Pontianak
Antusiasme Calon Mahasiswa Mendaftar Ke IAIN Pontianak Meningkat .....................................6 IAIN Pontianak Siap Salurkan Ratusan Beasiswa Bagi Mahasiswa Berprestasi .........................................................................8 LPM Mengelaborasi Standar Mutu Internal ...........10 Galleri ...................................................................................12 Dr. H. Hermansyah, M.Ag: Dari Akademisi ke Birokrasi .........................................15 Babak Baru Kurikulum KKNI Tantangan
18
KHALIMAH: Kebutuhan Perencanaan Anggaran 2015 Didasari Pada Aspek Prioritas Utama dan Pendukung
untuk Menciptakan Peluang .......................................16 UKK Komsan Jaga Tradisi Juara Selalu Tampil di Pentas Nasional ...............................20
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
4
LAPORAN UTAMA
Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA.
DIREKTUR DIKTIS MOTIVASI MAHASISWA BARU S
alah satu momentum penting bagi mahasiswa baru FTIK (Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan) tahun ini adalah bisa bertemu dengan Direktur Diktis Kemenag RI, Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA., dalam acara Studium General II pada Senin, (22/9/2014) Gedung Rektorat lantai 4 IAIN Pontianak. Dalam sebuah Perguruan Tinggi pembentukan sumber daya manusia menjadi faktor yang sangat menentukan, dan pembangunan kreativitas mahasiswa menjadi sebuah keniscayaan. Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA., yang diundang secara khusus memberikan materi FTIK yang Unggul Berkualitas untuk SDM Berdaya Saing Global. Dalam kesempatan tersebut, dia mengatakan, mulai Januari 2015 mahasiswa sudah dihadapkan pada Asean Economic Community (AEC) dimana negara-negara di Asia Tenggara telah menyepakati “One Single Market on Services”.
Buletin
Melalui komitmen Bali Concord II (2003), Action Free Flow of Good telah dimulai secara bertahap sejak 2007, dan Action Free Flow of Service (2013-dalam bidang trasportasi udara, kesehatan dan tourism). Pada tahun depan, tentu seluruh sumber daya dan potensi yang dimiliki untuk digali, dimodifikasi, dan ditingkatkan kualitas untuk memberikan nilai tambah dalam mendorong potensi lokal. “Seluruh kota-kota besar yang ada di 11 negara Asia Tenggara akan menjadi market bagi lulusan guru, praktisi medis, dokter, perawat, pengacara, arsitektur, profesional pariwisata, surveying qualifications, jasa akuntansi dan sektor jasa lainnya akan bersaing menjadi yang terbaik”, jelasnya. Dede Rosyada memberikan pandangan, bahwa kesepakatan Bali Concord II tersebut, ketika diterapkan pada tahun mendatang, tentu juga akan menciptakan persaingan dalam
Humas IAIN Pontianak 2014
mencari tempat bekerja yang terbaik. Menurutnya, mahasiswa FTIK sekalipun kuliah di Pontianak punya kesempatan (kans) untuk berdaya saing global, boleh melamar kerja di Malaysia, Singapura atau di Brunei Darussalam, untuk melamar kerja, bersaing dengan sarjana dari luar negeri lainnya, dan keluar sebagai pemenang (the winner). Kesempatan tersebut tentu akan menjadi motivasi tersendiri bagi mahasiswa baru untuk memupuk kemampuan akademik untuk mengelaborasi dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki guna mendapatkan kesempatan terbaik. Dia menyebut, dari saat ini mahasiswa harus mengubah mindset dari localizing society menjadi globalizing society, mengingat persaingan akan semakin ketat jika tidak ingin ketinggalan. Mulai berpikir ketika lulus dari FTIK tidak hanya bercita-cita mengajar di Pontianak atau sekitarnya,
LAPORAN UTAMA
5
Dr. H. Hamka Siregar,M.Ag Rektor IAIN Pontianak menyerahkan cendramata kepada Prof.Dr. H. Dede Rosyada, MA
akan tetapi mencoba untuk berorientasi pada pasar global se-Asia Tenggara. Dikemukakannya, pendidikan harus mampu mempersiapkan generasi baru dengan perubahan paradigma, dari orientasi lokal, menjadi regional dan global. Dari eksklusif menjadi inklusif pluralis, dan bisa bekerjasama dengan siapa saja di dunia, tanpa membedakan agama, ras dan budaya. Dari pekerja yang siap melaksanakan pekerjaan secara profesional, menjadi pekerja yang kreatif dan inovatif. Karena itu, Dede Rosyada meminta, kepada mahasiswa FTIK, mulai menempuh pendidikan dengan belajar lebih serius, selain mempertajam bidang keilmuan dan keahlian pada bidangnya, juga harus sering melakukan praktek mengajar menggunakan bahasa Inggris, agar bisa berdaya saing
global. Dalam analisanya, pada tahun-tahun mendatang dari sisi kesejahteraan, dia mengutip Hatta Rajasa dalam Republika yang menyatakan bahwa Indonesia akan menjadi upper middle income countries, dengan perkapita US $15.000, pada tahun 2025. Sementara menyadur Raoul Oberman, dari McKinsey Global Institute, dia menegaskan, bahwa Indonesia berpotensi menjadi negara maju di tahun 2030. Demikian juga merujuk pada media Kompas, Ekonomi Indonesia paling stabil, pertumbuhan merata ke luar jawa, ekspor komiditas non migas, dan pertumbuhan ditopang oleh peningkatan produktifitas. Masih pada pendapat Raoul Oberman yang memprediksikan Indonesia will be number seven front the best country on the world
atau Indonesia menjadi negara terkaya ke tujuh di dunia, dengan alasan bahwa Indonesia adalah negara yang paling tertib dalam bidang pembangunan ekonomi. RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) yang dituangkan dalam undang-undang nomor 17 tahun 2005 mengatakan bahwa Indonesia pada tahun 2025 akan menjadi negara maju, mandiri dan sejahtera. Maju, pungkas Dede Rosyada, perkeluarga mampu menghasilkan pendapatan perkapita rata-rata US $18.000 pertahun, dan mandiri dimaksudkan tidak lagi bergantung pada negara asing, sedangkan sejahtera adalah pemerataan antara satu keluarga satu sama lainnya.
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
6
LIPUTAN KHUSUS
Peserta SPMB melihat pengumaman hasil UM-PTAIN 2014
ANTUSIASME
CALON MAHASISWA MENDAFTAR KE IAIN PONTIANAK MENINGKAT
IAIN Pontianak (tahun ajaran 2014-2015) membuka program pendidikan S1 dan Pascasarjana. Untuk pendidikan S1 terdapat tiga Fakultas yang menjadi andalan setiap tahunnya. Tiga Fakultas tersebut memiliki dua belas jurusan yang dapat dipilih calon mahasiswa baru.
P
ada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan terdapat empat pilihan jurusan yaitu Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan Guru Madrasah
Buletin
Ibtidaiyah, dan Pendidikan Guru Raudhatul Athfal. Sementara Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah menerima mahasiswa di empat jurusan yaitu
Humas IAIN Pontianak 2014
Bimbingan Konseling Islam, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Manajemen Dakwah, dan Ilmu al-Quran dan Tafsir. Sedangkan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam,
LIPUTAN KHUSUS siap menampung mahasiswa baru pada empat jurusan yaitu Ekonomi Islam, Muamalah, Ahwal asy Syakhsiyyah, dan Perbankan Syariah. Untuk program pendidikan (S2) atau Pascasarjana, IAIN Pontianak masih membuka satu program studi yaitu Pendidikan Agama Islam. Kasubbag Akademik dan Kemahasiswaan, Nuriahman, M.Ag mengatakan, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, antusias calon mahasiswa baru mendaftar ke IAIN Pontianak tahun ini luar biasa. Menurut Nuriahman, hal ini bisa jadi karena disebabkan gencarnya panitia promosi dan berbagai pihak di IAIN Pontianak yang tidak hentihentinya mengkomunikasikan IAIN Pontianak kepada masyarakat. Dia menyebutkan, alih status dari STAIN menjadi IAIN Pontianak, menjadi motivasi tersendiri bagi masyarakat dan orangtua, untuk mendaftarkan anak mereka kuliah di IAIN Pontianak cenderung meningkat. Nuriahman pun meyakini, masyarakat sudah menaruh kepercayaan yang kuat pada IAIN Pontianak bahwa kuliah di IAIN mempunyai nilai lebih, tidak hanya mahasiswa dibekali dengan pengetahuan agama Islam yang mumpuni, alumninya juga terbukti mampu bersaing, di masyarakat. Lebih detail Nuriahman menjelaskan, mekanisme penerimaan mahasiswa baru dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: Pertama, jalur SPAN-PTAIN. Pendaftaran melalui jalur ini dimulai dari tanggal 18 Februari sampai dengan 30 April 2014. Seleksi jalur SPAN-PTAIN dilaksanakan pada tanggal 1-31 Mei 2014,
dan telah diumumkan hasilnya pada tanggal 31 Mei 2014. Dari hasil seleksi, sebanyak 335 calon mahasiswa yang dinyatakan lulus. Prosedur yang kedua adalah melalui jalur UM-PTAIN, yaitu jalur ujian tertulis (disingkat UT). Pendaftaran jalur ujian tertulis (UT) ini, 6 Mei – 20 Juni 2014. Ujian jalur UM-PTAIN diselenggarakan tanggal 2425 Juni 2014, dan hasilnya diumumkan pada tanggal 22 Juli 2014. Melalui UM-PTAIN ini dari 448 calon mahasiswa yang mendaftar, dan dinyatakan lulus berjumlah 384 calon mahasiswa. Mengantisipasi banyaknya calon mahasiswa yang tidak diterima melalui jalur SPANPTAIN & UM-PTAIN, sementara animo yang ingin kuliah di IAIN cukup tinggi, maka IAIN Pontianak menyiapkan jalur yang ketiga, yaitu jalur SPMB IAIN Pontianak lokal. Masa pendaftarannya dari tanggal 7 Juli-29 Agustus 2014. Hingga tanggal 20 Agustus, lebih kurang 526 orang telah mendaftar. Seleksi SPMB IAIN Pontianak akan diadakan pada tanggal 1-2 September 2014. Sementara itu ditempat terpisah, Pascasarjana IAIN Pontianak membuka satu Program Studi yaitu Pendidikan Agama Islam, seperti dikonfirmasikan Dr.Misdah, M.Pd yang juga merupakan wakil direktur Pascasarjana IAIN Pontianak, pendaftaran dilakukan pada tanggal 7 Juli s.d. 29 Agustus 2014. Ujian masuk gelombang pertama dilakukan pada tanggal 2021 Agustus 2014, dan untuk gelombang kedua akan dilakukan setelahnya. Materi tes seputar tes potensi akademik, tes kebahasaan (Bahasa Arab dan Inggris), dan wawancara. Misdah mengungkapkan,
sosialisasi dan promosi Pascasarjana terus dilakukan, sasarannya terutama pada Kemenag, Kabupaten/Kota, dan kegiatan-kegiatan profesi guru seperti KKM, KKG, MGMP, dan semacamnya. Dia menilai, sosialisasi dan promosi Pascasarjana IAIN Pontianak tersebut, menyebabkan antusias calon mahasiswa Pascasarjana terus mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. “Untuk penerimaan mahasiswa baru tahun ini, gelombang pertama saja, tercatat ada 22 calon mahasiswa yang mendaftar, yang berasal dari berbagai daerah di Kalimantan Barat seperti Pontianak, Ketapang, Kubu Raya, Singkawang, dan Mempawah�, paparnya. Selain itu menurutnya, antusias masyarakat untuk kuliah di pascasarjana sangat tinggi bisa disebabkan karena Pascasarjana IAIN Pontianak adalah satu-satunya Pascasarjana yang membuka Program Studi Pendidikan Agama Islam di Kalimantan Barat. "Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi guru-guru agama, demikian pula bagi guru yang sedang sertifikasi, ingin melanjutkan studinya dapat melanjutkan di pascasarjana IAIN Pontianak" ucap Misdah. Namun demikian, dia berharap ke depan akan ada prodi-prodi baru di Pascasarjana IAIN Pontianak. Secara internal Pascasarjana akan terus berbenah, karena harapannya ke depan Pascasarjana tidak hanya meningkat jumlah mahasiswanya secara kuantitas, tapi juga berbanding lurus dengan peningkatan pelayanan dan kualitas mutu pembelajaran, serta output mahasiswa yang baik dan berkualitas.
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
7
8
LIPUTAN KHUSUS
Penandatanganan MoU beasiswa BI yang dilakukan oleh Kepala Kantor BI Wilayah Kalbar bersama Rektor IAIN Pontianak
IAIN PONTIANAK SIAP SALURKAN
RATUSAN BEASISWA BAGI MAHASISWA BERPRESTASI
S
ejak tahun 2012 STAIN sebelum beralih status menjadi IAIN Pontianak, menjadi salah satu Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang terlibat aktif dalam membantu siswa miskin yang berprestasi untuk bisa melanjutkan studi di Perguruan Tinggi khususnya melalui jalur bidik misi. Beasiswa bidik misi selalu menjadi pilihan bagi siswa berprestasi ketika akan melanjutkan studi ke IAIN Pontianak, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Iain
Buletin
Pontianak, Dr. Zaenuddin, MA.MA., mengatakan, bahwa pada tahun 2012 tersedia kuota 15 orang, tahun 2013 sejumlah 29 orang dan pada tahun ini yakni tahun 2014 sejumlah 18 orang. Kuota tersebut, menurutnya, memang tidak banyak karena ketika kuota tersebut ditetapkan, masih dalam status STAIN Pontianak. Namun, setelah beralih status menjadi IAIN untuk tahun 2015 mendatang diusulkan kuota minimal 50 orang mahasiswa. Hal tersebut harus berbanding lurus dengan perhitungan jumlah mahasiswa
Humas IAIN Pontianak 2014
yang akan kita terima. “Beasiswa bidik misi ini kita harapkan dapat membantu mahasiswa kita untuk tetap berpreastasi dan sekaligus meringankan orang tua dalam pembiayaan pendidikan anaknya, sebab setiap penerima bidik misi mendapatkan sejumlah 6 juta rupiah per semester selama 8 semester, artinya setiap mahasiswa penerima beasiswa bidik misi menerima sejumlah 48 juta selama 4 tahun masa studi atau selama 8 semester�, ungkap Zaenuddin.
LIPUTAN KHUSUS Namun demikian, dia menyebut, penerima beasiswa tersebut tetap akan kita evaluasi setiap semesternya terutama berkaitan dengan prestasi nilai yang diperoleh. Sebab penerima bidik misi memiliki kewajiban untuk tetap berprestasi. Zaenuddin menyampaikan, hasil pertemuan terbaru Warek III dan Puket III se-indonesia pada tanggal 16 s.d. 18 Juni 2014 di Bandung tentang pembinaan bidang kemahasiswaan dengan Dirjen Pendidikan Islam kementerian Agama Republik Indonesia, merumuskan syarat dan kriteria khusus untuk beasiswa bidik misi tahun 2014. Syarat tersebut adalah penerima beasiswa bidik misi adalah lulusan tahun 2013 atau 2014 yang memiliki kemampuan akademik memadai serta tergolong sebagai masayarakat kurang mampu. Kurang mampu secara ekonomi diterjemahkan memiliki rata rata pendapatan kotor perbulan orang tua (Ayah dan Ibu) atau wali maksimal 3 juta rupiah atau total penghasilan orang tua/ wali apabila dibagi jumlah tanggungan tidak melebihi 75 ribu per kepala. Selain itu juga harus mendapatkan rekomendasi dari kepala sekolah serta masih banyak syarat lainnya. “IAIN Pontianak sebenarnya memiliki banyak beasiswa selain Bidik Misi diantaranya beasiswa Miskin yang Berprestasi sejumlah 559 orang, Bank Indonesia sejumlah 40 Orang, Beasiswa Bank Mandiri Prestasi sejumlah 20 Orang, Supersemar sejumlah 9 orang, Beasiswa Tahfidz Qur’an RSB Jeumpa 5 orang, SKSS BAZNAS sejumlah 10 orang”, tambahnya. Selain itu, IAIN Pontianak juga memberikan beasiswa DIPA yang ditujukan untuk
mahasiswa kurang mampu namun berprestasi. Anggaran ini akan diprioritaskan untuk meningkatkan akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan melalui peningkatan mutu dan pemerataan layanan pendidikan. Ketua Panitia Beasiswa Miskin Berprestasi, Aspari, S.Pd.I, menuturkan, pada tahun ini kuota beasiswa miskin berprestasi tidak sebanyak pada tahun lalu. Tahun 2013 kuota sejumlah 631 orang mahasiswa dengan bantuan sejumlah 2 juta per orang, sementara tahun ini sejumlah 559 orang dengan jumlah bantuan 1.200 ribu per mahasiswa. Hal ini mungkin dampak dari pemotongan anggaran untuk pelaksanaan pilpres dan pemilu legislatif. Dia menjelaskan, Beasiswa Miskin Berprestasi tahun 2014 dibagi dalam 10 kategori, diantaranya Kategori Aktivis, Prestasi Akademis, Prestasi Non
akademis, Skripsi, Miskin, dan Klub akademik, klub akademik sendiri dibagi dalam 5 klub, yaitu klub Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Klub Qur’an, Klub Menulis dan Klub Riset (sebelumnya Klub Naskah Klasik). “Meskipun terbagi dalam beberapa kategori namun karena beasiswa ini sifatnya bansos mahasiswa, penerima beasiswa tersebut tetap harus dalam kerangka sebagai mahasiswa tidak mampu yang berprestasi”, kata Aspari. “Sampai saat ini, total pendaftar 739 orang sedangkan kuota 559 orang, sehingga kita harus menyisihkan 180 orang. “Secara pribadi saya berharap mahasiswa bisa memaksimalkan bantuan beasiswa tersebut untuk studi mereka, baik itu pembayaran daftar ulang ataupun kebutuhan lain yang berhubungan dengan studi”, tambah Aspari.
Sumber: Panitia Beasiswa Miskin Berprestasi, 2014
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
9
10 KEGIATAN KAMPUS
Rektor IAIN Pontianak sedang memberikan kata sambutan, sekaligus membuka secara resmi Pelatihan Sertifikasi Auditor Mutu Internal LPM
LPM MENYIAPKAN CALON AUDITOR MUTU INTERNAL
P
enjaminan mutu perguruan tinggi adalah proses perencanaan, pemenuhan, pengendalian, pengembangan standar pendidikan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan sehingga stakeholders memperoleh kepuasan atas kinerja dan keluaran perguruan tinggi.
Buletin
Untuk sampai pada tujuan penjaminan mutu perguruan tinggi, LPM (Lembaga Penjaminan Mutu) IAIN Pontianak mengelaborasi standar mutu internal dengan menggelar pelatihan sertifikasi auditor mutu internal di Hotel Gajahmada Pontianak 19-20 Agusutus 2014, dan praktik di kampus selama 1 hari.
Humas IAIN Pontianak 2014
Kegiatan pelatihan yang dirancang LPM IAIN Pontianak untuk memberikan pemahaman menyeluruh dan keterampilan teknis untuk menjadi auditor, khususnya Auditor Mutu Internal. Peserta akan dibekali dengan konsep, keterampilan, dan teknis Audit Mutu Internal serta pemahaman dan persyaratan dari sudut pandang
KEGIATAN KAMPUS 11
Peserta Pelatihan Sertifikasi Auditor Mutu Internal LPM tampak serius mengikuti materi
seorang auditor. Program pelatihan disusun oleh LPM secara interaktif mencakup latihan kelompok dan studi kasus untuk memaksimalkan sistem belajar mengajar, dan dilengkapi role play simulasi audit. Peserta akan melakukan kegiatan audit secara aktual, dari persiapan, pelaksanaan, hingga pelaporan audit secara efektif. Audit Mutu Internal nantinya berlangsung secara berkala dan merupakan persyaratan yang perlu dilaksanakan IAIN Pontianak. Hal ini dilakukan untuk lebih memastikan standar sistem manajemen mutu yang diterapkan dapat berjalan secara efektif dan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran mutu. Pemateri pelatihan, Dr. Wonny Ahmad Ridwan, MM yang merupakan Asesor Penjaminan Mutu IPB, mengatakan, kegiatan pelatihan lebih dimaksudkan untuk menyiapkan sumber daya manusia paham tentang mutu perguruan tinggi atau disebut dengan SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal), dan taat patuh pada kebijakan pemerintah. Wonny menilai, salah
satu siklus mutu setelah ada dokumen dan diaudit adalah menyiapkan SDM yang mampu melakukan sistem penjaminan mutu. Secara teknis nantinya pelaksanaan audit mutu internal yang efektif dapat dilakukan oleh tim audit yang telah menguasai materi dan teknik dengan baik. Bagi Wonny, poin terpenting adalah menyiapkan standar asesor yang bisa praktik dengan baik dan benar. Secara kumulatif penilaian peserta harus punya nilai 70 untuk penguasaan materi, dan 80 untuk nilai praktik. Adapun praktik yang dinilai adalah keseriusan dan pemahaman tentang audit dan etika sebagai auditor. Dia berpendapat, Sistem penjaminan mutu berjalan sesuai dengan UU nomor 12 tahun 2012 bab III tentang sistem penjaminan mutu dan PP nomor 4 tahun 2012 tentang pengelolaan penyelenggaraan pendidikan tinggi. Sebagai pengampu materi, Wonny berujar, audit merupakan kegiatan yang terpenting untuk kemajuan dan peningkatan kinerja Perguruan Tinggi. Dari hasil audit yang baik, dapat mengetahui kondisi
proses-proses di organisasi dan bisa melakukan perbaikanperbaikan serta pengembangan secara terus menerus. Lebih jauh, ia menuturkan, pelaksanaan audit mutu internal yang intensif akan mendorong Perguruan Tinggi untuk mengetahui secara lebih dini setiap penyimpangan yang terjadi dan menuntut upaya mengantisipasi dan perbaikan dapat segera dilakukan. Adapun target dihasilkan dari kegiatan tersebut adalah memiliki asesor atau auditor mutu internal yang dapat menguji apakah Sistem Penjaminan Mutu Internal di Fakultas dan Jurusan sudah berjalan dengan baik dan benar. Sementara target lain yang diharapkan dari kegiatan tersebut adalah dapat meningkatkan nilai akreditasi IAIN Pontianak. Untuk sampai pada target tersebut, Wonny menyebut bahwa LPM harus punya komitmen yang kuat dari pimpinan untuk mengembangkan mutu. Jika tidak akan menjadi sia-sia. Komitmen tersebut dapat berupa pemberian anggaran, dukungan dan motivasi, tambah asesor.
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
12
GALLERY
1
2
5 3
4
Buletin
Humas IAIN Pontianak 2014
6
GALLERY
7
13
8
9
10
11
12 Keterangan Foto: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
13
Salah satu kelompok peserta tampak riang gembira mengikuti kegiatan Opak Mahasiswa baru sedang mengikuti kegiatan Opak 2014 Penyematan tanda peserta secara simbolik oleh Rektor IAIN Pontianak Peserta SPMB sedang mengikuti UM-PTAIN Calon mahasiswa baru sedang melihat pengumuman hasil UM-PTAIN Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag memberikan hadiah berupa buletin Suluh kepada peserta yang berhasil menjawab pertanyaannya. 7. Ketua LPM memberikan kata sambutan pada pelatihan Auditor Mutu Internal 8. Peserta pelatihan Auditor Mutu Internal cikal bakal menjadi Asesor Mutu Internal 9. Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA., menyampaikan materi Studium General II dengan tema FTIK Unggul Berkukalitas untuk SDM Berdaya Saing Global. 10. Mahasiswa baru FTIK peserta Studium General II bersama Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA. 11. Kabiro AUK IAIN Pontianak berkesempatan membuka acara Pelatihan penguatan data perencanaan dan implementasi data dukung IAIN Pontianak 12. Salah satu pemateri pelatihan Pelatihan penguatan data perencanaan dan implementasi data dukung IAIN Pontianak menyampaikan materi 13. Peserta seminar dan penandatangan MoU beasiswa BI yang diikuti oleh mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah IAIN Pontianak.
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
14
PROFIL
W
Dr. H. Hermansyah, M.Ag Wakil Rektor I IAIN Pontianak
Buletin
Humas IAIN Pontianak 2014
akil Rektor I bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Pontianak, Dr. H. Hermansyah, M. Ag, tak pernah berpikir akan berada di posisinya yang sekarang ini. Secara pribadi, Herman nama panggilannya, menuturkan, bahwa ia tidak pernah menargetkan sesuatu yang bernuansa keduniawian. “Saya tidak pernah menargetkan sesuatu untuk diraih, terutama dalam hal keduniawian. Hanya saja ketika mengerjakan sesuatu, saya harus melakukannya dengan sungguh-sungguh�, tuturnya. Pria kelahiran Jongkong, 1 Juli 1973 ini termasuk salah satu akademisi dan peneliti yang produktif di IAIN Pontianak. Terbukti puluhan karya tulisan yang telah dihasilkan baik itu berupa artikel, makalah, penelitian, jurnal, maupun buku. Herman juga aktif menjadi pembicara dalam seminarseminar di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Pencapaiannya di bidang akademis tersebut membuat ia dinobatkan menjadi Pemuda Emas Kalimantan Barat pada tahun 2007, penghargaan yang diberikan oleh KNPI Kalbar dan LP2ES. Dia begitu menikmati, perannya sebagai akademisi dan peneliti di IAIN Pontianak. Dia juga tidak menutup diri untuk berada di dalam lingkungan birokrasi perguruan tinggi. Prinsip ayah tiga anak ini adalah bagaimana menjalani sesuatu
PROFIL 15
Dr. H. Hermansyah, M.Ag
Dari Akademisi ke Birokrasi dengan sungguh-sungguh dan punya visi misi yang jelas selama menjabat. “Birokrasi di perguruan tinggi bukanlah birokrasi murni seperti di institusi-institusi pemerintahan lain, karenanya kapanpun saya dibutuhkan lembaga maka saya harus siap menjalankannya, asal sungguhsungguh dan punya visi misi yang jelas”, ujarnya. Menurut Herman, dirinya pernah menjadi Pembantu Ketua III bidang Kemahasiswaan dan Wakil Rektor I bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga merupakan suatu pengalaman yang bisa jadi pelajaran dalam hidup. Herman menyelisik, pembagian tugas kerja pasti berbeda antara Puket III dan Warek I. Di Warek I ia menemukan tantangan yang lebih besar, hal itu disadarinya karena selama ini hanya bergelut pada rutinitas. Oleh sebab itu, dalam rangka pengembangan lembaga dan akademik, dia menginginkan, setiap pekerjaan yang dilakukan
pada semua lini harus sesuai dengan standar akreditasi, minimal standar BAN-PT. Terkait standarisasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan akreditasi, Herman mengaku, bahwa kinerja dosen sebagai salah satu SDM yang berpengaruh dalam pengembangan lembaga dan akademik harus dioptimalkan. Dia berpendapat, selama ini belum pernah melakukan audit kepada para dosen. Apakah mereka telah mengajar sesuai dengan kompetensi atau tidak. Kedepan dia berkeinginan setiap tahun para dosen memiliki kesempatan untuk membuat karya secara ilmiah bergantian, baik itu penelitian maupun buku. Selain itu, Herman juga menilai, pekerjaan di kampus ini masih sangat panjang, setelah alih status banyak lini yang harus dibenahi terutama terkait sumber daya manusia. Dosendosen yang ada akan didorong untuk menjadi lebih disiplin, bukan hanya soal absensi tapi juga soal mengumpulkan nilai, SAP, silabus, dan sebagainya.
“Apabila dosen telah diberi kesempatan untuk berkarya lebih banyak maka mereka juga harus menjalankan pekerjaannya dengan benar. Kedepan saya ingin pengembangan programprogram studi berbasis pada keinginan bersama lembaga ini”, cetusnya. “Pada masa mendatang IAIN Pontianak akan lebih berkembang, terutama dalam penerapan sistem kerja. Oleh karena itu, kerja sama semua pihak sangat dibutuhkan untuk membantu proses pengembangan lembaga ini ke arah yang lebih baik”, lanjut dia. Ada kesan yang ingin dia timbulkan, dalam membangun sistem yang baik di lingkungan kampus. Baginya, sistem tidak memandang posisi apapun, siapapun yang tak bekerja sesuai standar sistem, maka sistem itu sendiri yang akan "menegur". “Kerja sama dari seluruh pihak yang ada di IAIN Pontianak ini sangat diharapkan untuk menjadikan lembaga ini lebih baik di masa yang akan datang”, tambahnya.
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
16
KEGIATAN KAMPUS
BABAK BARU KURIKULUM KKNI
TANTANGAN UNTUK MENCIPTAKAN PELUANG Beberapa waktu lalu, Direktur Diktis Kemenag RI, Prof. Dr. Dede Rosyada, dalam acara Studium General II FTIK, Senin, (22/9/2014), menuturkan, Kurikulum KKNI yang mengacu pada (IQF – International Qualification Framework), dalam melaksanakan proses pembelajaran, fakultas mampu memberi jaminan untuk menghasilkan lulusan berdaya saing global. Dengan begitu orientasi kurikulum untuk mengisi pasar regional dan global, tidak hanya skil keilmuan, keguruan, tapi juga skill komunikasi regional dan global, serta cross culture understanding yang baik. IAIN Pontianak saat ini dihadapkan pada pekerjaan rumah yang besar dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya. Kurikulum KKNI kini menjadi acuan utama dalam kerangka proses pengembangan akademik. Kurikulum berbasis KKNI ini menitikberatkan pada aspek pendidikan, profesionalitas, dan pengalaman praktik di lapangan. Para lulusan dengan kurikulum KKNI ini diharapkan mampu bersaing secara profesional di dunia kerja kelak. Terkait dengan Kurikulum KKNI yang mulai diterapkan di semua Fakultas yang ada di IAIN Pontianak, berikut keterangan atau pernyataan dari masingmasing dekan Fakultas berkenaan dengan kesiapannya. Dekat Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Dr. Lailial Muhtifah, M.Pd, mengatakan, implementasi kurikulum KKNI pada FTIK menyesuaikan PP
Buletin
Nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan. Untuk Pendidikan Tinggi yang menjadi acuan dalam menyusun kurikulum/mata kuliah dan pelaksanaan pembelajaran, terkait dengan 10 Standar Nasional Pendidikan Tinggi, 8 standar nasional dan standar penelitian serta pengabdian masyarakat. Sementara Dekan Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), Dr. Samsul Hidayat, mengaku telah siap menerapkan kurikulum baru tersebut. Beberapa persiapan telah dilakukan seperti mengadakan workshop kurikulum di tingkat fakultas, dimana sebelumnya para pimpinan mendapatkan pengarahan pada acara workshop kurikulum tingkat lembaga yang diadakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Pontianak. Menurutnya, Kegiatan tersebut menjadi modal utama dan panduan untuk melaksanakan kurikulum KKNI. Pada semester ini, proses akademik semua jurusan di Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah sudah mengarah pada kurikulum berbasis KKNI. Sedangkan Dekan Fakultas Syariah, dan Ekonomi Islam (FSEI), Dr. Ihsan Iqbal, MM, mengungkapkan bahwa kesiapan fakultas yang dipimpinnya sudah sampai pada tahap menjalin kerjasama dengan pihak luar. Dia menuturkan, bahwa dalam rangka penerapan kurikulum berbasis KKNI, saat ini kami sedang menjajaki kerjasama dengan beberapa lembaga di luar seperti institusi perbankan, zakat, lembaga yang berhubungan
Humas IAIN Pontianak 2014
dengan produk-produk, dan lembaga-lembaga hukum. “Kedepannya, adanya MoU dengan stakeholders diharapkan mampu mengimplementasikan kurikulum berbasis KKNI sekaligus membangun mitra sehingga para alumni bisa langsung terserap di dunia kerja. Belum lagi kita akan dihadapkan pada agenda Asean Economic Community (AEC) 2015 sehingga para lulusan IAIN ini akan bisa bersaing tidak hanya di tingkat lokal, regional, tapi juga internasional�, pungkasnya. Kurikulum KKNI yang menjadi acuan untuk membangun sumber daya manusia dan tenaga kerja merupakan kerangka p e n j e n j a n g a n k u a l i fi k a s i kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan, dan bidang pelatihan kerja dalam rangka pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan diberbagai sektor. Beberapa aspek ilmu pengetahuan, pengetahuan, pengetahuan praktis, keterampilan, afeksi, dan kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau pengalaman kerja, menjadi kunci kurikulum KKNI. Dengan demikian, akan menjadi tantangan besar bagi IAIN Pontianak dan sekaligus menjadi peluang untuk menciptakan sumber daya manusia yang andal dengan visi yang lebih baik. Seperti apa output dan outcomenya nanti, tentu akan menarik kita ikuti bersama.
ARTIKEL
ARAH KEBIJAKAN
WAKIL REKTOR I BIDANG AKADEMIK DAN PENGEMBANGAN LEMBAGA IAIN PONTIANAK 2014-2018 Oleh: Dr. H. Hermansyah, M.Ag
LATAR BELAKANG Perubahan bentuk Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak yang menjadi harapan masyarakat Kalimantan Barat sudah terwujud. Perubahan bentuk itu secara hukum ditandai dengan dikeluarkanya Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2013. Perubahan tersebut tentu disambut gembira oleh masyarakat Kalimantan Barat, terlebih bagi keluarga besar IAIN Pontianak. Kegembiraan menyambut alih status tentu saja tidak boleh berhenti pada sekedar kebanggaan memiliki nama yang besar sejalan dengan semakin luasnya kewenangan itu. Banyak pekerjaan besar baik itu menyangkut kewajibankewajiban formal maupun
pekerjaan yang berada di wilayah kreativitas dan inovasi. Menurut hemat penulis, sebuah perguruan tinggi keagamaan khususnya yang bercirikan keislaman di Indonesia s etidak n y a me milik i mis i mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional berbasis nilai keilmuan, keislaman dan keindonesiaan. Nilai keilmuan sudah sewajarnya menjadi basis pengembangan sebuah perguruan tinggi. Dari sini pola pembelajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarkat harus bertumpu. Nilai keislaman menjadi ciri pembeda antara perguruan tinggi keagamaan (Islam) dengan perguruan tinggi non-keagamaan. Perguruan tinggi Islam di Indonesia selain menjadi tempat mempelajari dan mentransformasikan nilai-
nilai Islam universal tentu harus membumikan Islam dengan nuansa keindonesaan. IAIN Pontianak berkeinginan untuk membawa misi tersebut menjadi ruh setiap langkah dan kiprah lembaga ini. Untuk sampai ke sana, IAIN bersamasama seluruh kekuatannya dan dukungan dari berbagai pihak menyusun program dan langkah-langkah untuk mencapainya. IAIN Pontianak t e l a h m e r u m u s k a n p r o fi l lulusan yang diharapkan seperti menguasai ilmu-ilmu warisan keislaman klasik dan kontemporer, memiliki bekal kemampuan dan keterampilan sebagai seorang Muslim, serta kemampuan beradaptasi dan menerapkan ilmu pengetahuan Bersambung ke hal. ....................22
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
17
18
KEGIATAN KAMPUS
KHALIMAH:
KEBUTUHAN PERENCANAAN ANGGARAN 2015 DIDASARI PADA ASPEK PRIORITAS UTAMA DAN PENDUKUNG
P
LTKabag Perencanaan dan Keuangan IAIN Pontianak menggelar kegiatan pelatihan Penguatan Data Perencanaan dan Implementasi Data Dukung, pada tanggal 21 s.d. 23 Juli 2014, di Hotel Gajahmada Pontianak. Kegiatan yang diselenggarakan atas inisiasi Subbag Perencanaan IAIN Pontianak ini bertujuan menciptakan sumber daya tenaga administrasi yang profesional di fakultas, dan lembaga pada unit kerja lainnya, dengan menggagas tema “Akurasi dan Akuntabilitas Data Dukung Sebagai Penguatan Merencanakan Kesuksesan Sistem Budgeting”. Kasubbag Perencanaan IAIN Pontianak, Suhaimi, M.Pd. mengatakan, melalui penganggaran secara bottom up (unit kerja sebagai pengusul kegiatan), unit kerja mempunyai peran penting dan mengambil peran awal dalam perencanaan. Keliru memahami arah kebijakan maka potensi pintu kegagalan dalam menyusun perencanaan dan data dukung akan terbuka lebar. “Selama ini data dukung yang disampaikan melalui Satuan Kerja senantiasa berubah-ubah, random (acak) tanpa didasari data konkrit di lapangan. Di samping itu format yang digunakan bervariasi tanpa
Buletin
Hj. Khalimah Barozah, SE., MM. menggunakan standarisasi yang ditetapkan”, kata Suhaimi. Dengan kondisi seperti ini, paparnya, sangat sulit untuk melakukan rasionalisasi serta dipertanggungjawabkan. Karena akan berimplikasi pada kelebihan dan bahkan kekurangan anggaran yang akan dialokasikan bagi Satuan Kerja dan ini menjadi stigma negatif bagi Kementerian Agama secara umum. Dia menyebut, Subbag Perencanaan IAIN Pontianak berupaya untuk melakukan langkah konkrit perubahan dengan menggagas penguatan data perencanaan melalui penguatan data dukung KAK/ TOR dan RAB dalam pengusulan
Humas IAIN Pontianak 2014
anggaran bagi unit-unit kerja di Satuan Kerja IAIN Pontianak. Untuk itu, tuturnya, Urgensi dari kegiatan yang diselenggarakan ini akan memberikan cara mudah memahami arah kebijakan (renstra), cerdas menentukan kegiatan prioritas dan pendukung, kemudahan dalam pertanggungjawaban penggunaan anggaran, rasionalisasi yang tepat, akurasi data yang terukur dan terarsip. Secara terpisah dilokasi kegiatan, Ketua Panitia dan juga sebagai Kabag Perencanaan dan Keuangan Hj. Khalimah Barozah, SE., MM, mengungkapkan pelatihan serupa telah dilaksanakan Unit Perencanaan
KEGIATAN KAMPUS
Peserta Pelatihan Penguatan Data Perencanaan dan Implementasi Data Dukung IAIN Pontianak
pada tahun sebelumnya, akan tetapi dari perubahan alih status STAIN ke IAIN menjadi alasan utama, selain itu terdapat juga beberapa tenaga baru yang ditugaskan untuk membuat TOR dan RAB pada masing-masing fakultas dan lembaga. Meski demikian, Khalimah berharap untuk memenuhi kebutuhan Subbag Perencanaan dan Keuangan bergerak cepat untuk memenuhi kebutuhan perencanaan anggaran pada tahun 2015 mendatang yang didasari pada aspek prioritas utama dan aspek pendukung. Agar perencanaan dapat dilakukan dengan baik, dia menuturkan, dari masingmasing fakultas, bagian, dan lembaga dapat menyampaikan rencana kegiatan dan program yang akan dilaksanakan harus
didasari data. Menurutnya, hasil dari kegiatan tersebut memberikan gambaran bagi peserta akan pentingnya data dukung berupa data kualitatif yang biasa disebut dengan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) atau TOR yang berisi tentang gambaran mengenai gambaran pencapaian output kegiatan, dan RAB sebagai data kuantitatif berkaitan dengan perkiraan besaran biaya diperlukan. Ia menambahkan, setelah mengikuti pelatihan, peserta dapat mengetahui bagaimana menyusun program berdasarkan identifikasi kebutuhan fakultas dan lembaga di lingkungan IAIN Pontianak. Dia menyebut, Kegiatan yang diikuti sebanyak 41 peserta mewakili unit masing-masing,
dengan harapan unit kerja dapat dengan mudah melakukan penyusunan TOR dan RAB untuk tahun anggaran 2015 mendatang. Demikian juga sebaliknya, Subbag Perencanaan dan Keuangan merasa dimudahkan dalam merencanakan anggaran, karena kedua bagian tersebut membutuhkan data dukung berupa data kualitatif dan kuantitatif. Kegiatan pelatihan secara resmi dibuka oleh Kepala Biro AUK, H. Abdul Halim H. Ahmad, Lc, MM. Dalam sambutannya, dia mengatakan data sangat penting dalam merencanakan kegiatan, jika datanya tidak jelas maka perencanaan tidak akan maksimal. Data tersebut digunakan dalam penghimpunan anggaran.
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
19
20
KOMPETISI
Arif Faturrahman Juara I lomba Membaca Puisi Putra PEKSIMIDA 2014
UKK KOMSAN JAGA TRADISI JUARA SELALU TAMPIL DI PENTAS NASIONAL
C
atatan berturut-turut sebagai juara I monolog sejak dari tahun 2008 s.d. 2014 diajang seleksi PEKSIMIDA (Pekan Seni Mahasiswa Daerah) yang diikuti perwakilan kampus se-Kalimantan Barat, membuat UKK (Unit Kegiatan Khusus) KOMSAN IAIN Pontianak selalu mengirimkan perwakilannya ke pentas seni mahasiswa nasional atau PEKSIMINAS (Pekan Seni Mahasiswa Nasional). Keberhasilan UKK Komsan pada tahun ini terbilang luar biasa, selain mendapat
Buletin
kesempatan mengirim 2 cabang sekaligus yakni cabang monolog dan lomba membaca puisi dipentas PEKSIMINAS, selain tradisi juara tetap dipertahankan. Dengan terpilihnya Yuyuk Purwati dari UKK Komsan IAIN Pontianak sebagai juara I cabang Monolog, keberhasilan ini memperpanjang tradisi juara monolog dalam event bergensi antar mahasiswa pencinta karya seni se-Kalbar atau PEKSIMIDA sejak tahun 2008 s.d. 2014. Mahasiswi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Humas IAIN Pontianak 2014
(KPI) merasa begitu bahagia setelah dirinya dinobatkan sebagai juara I monolog. Berkesempatan mewakili Kalbar menuju pentas nasional atau PEKSIMINAS (Pekan Seni Mahasiswa Nasional) di Palangkaraya pada tanggal 1418 September 2014 lalu tentu menjadi kenangan tersendiri baginya. Meskipun pada ajang PEKSIMINAS, Yuyuk belum berhasil meraih juara, namun dia mengaku tak menyangka
KOMPETISI
Yuyuk Purwati Juara I Lomba Monolog PEKSIMIDA 2014
telah memenangkan perhelatan seleksi daerah itu, dan bisa tampil di pentas nasional sudah cukup untuk memberikan pengalaman tersendiri. meskipun begitu ia merasa telah tampil secara maksimal, ia pun tidak kecewa dan berterima kasih atas dukungan dari teman-temannya di Komsan. Menyelisik kebelakang, Yuyuk menceritakan keinginannya sangat kuat untuk menjadi juara monolog sudah ada sejak dua tahun lalu, ia termotivasi berkat dukungan almarhum Daeng, seniornya di Komsan. Dengan begitu ia bisa mempersiapkan diri dan semangat berlatih memainkan peran cukup lama menjelang perlombaan. Selama di UKK (Unit Kegiatan Khusus) Komsan, Yuyuk mulai aktif dalam berbagai perlombaan dan kegiatan seni antar mahasiswa. Berkat keuletannya, ia berhasil menyabet penghargaan pada lomba monolog antar Perguruan Tinggi se-Kalbar. Bagi dirinya, keberhasilannya meraih juara I saat ini punya keistimewaan tersendiri. Pasalnya, sejak dari tahun 2008
hingga 2014 UKK Komsan selalu keluar sebagai juara I cabang monolog, namun tidak satu pun dari kalangan perempuan, jadi dia merupakan yang pertama. Perempuan yang aktif di kegiatan mahasiswa dan gemar bermain alat musik ini pun berharap, prestasi yang diraihnya dapat menjadikan ia lebih bermanfaat bagi banyak orang dan teman-teman mahasiswa. Selain Yuyuk, pada ajang yang sama, UKK Komsan IAIN Pontianak juga memiliki Arif Faturrahman yang berhasil meraih jura I pada cabang lomba membaca puisi putra. Keberhasilan Arif ini tidak terlepas dari motivasinya untuk memberikan yang terbaik bagi juniornya. Arif mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) yang tidak lama lagi akan melakukan sidang skripsi, ketika ditanya keberhasilannya menjuarai lomba baca puisi putra adalah anugerah. Dia merasa bangga dan mengaku senang bisa meraih juara satu lomba baca puisi putra. Berbeda dengan rekannya, ia menanggapi hal lain yang berkaitan dengan kegiatan
PEKSIMIDA. BPSMI (Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia) Kalbar selaku penyelenggara, kegiatan Peksimida masih tergolong seremoni seleksi daerah. Bukan tanpa alasan, menurut dia, BPSMI Kalbar yang dipercayakan selaku penyelenggara kegiatan, tidak memberikan hadiah kepada para pemenang lomba baik dalam bentuk dana pembinaan, piala ataupun piagam. Selain itu, “PEKSIMINAS rencananya akan digelar pada bulan Oktober mendatang, biaya keberangkatan masih harus dibebankan kepada pemenang sebesar 1.7 juta dan biaya pakaian kontingen 65 ribu rupiah. Peserta hanya digratiskan biaya makan dan penginapan�, tutur Arif. Walaupun demikian, Arif menyebut telah berkonsultasi dengan pihak IAIN Pontianak, dan telah menemukan jalan keluarnya setelah bertemu dengan Wakil Rektor III. “saya akan berusaha semaksimal mungkin, dengan melihat peluang selalu ada untuk menjadi juara, dan saya tidak ingin melewatkan kesempatan tersebut begitu saja�, tambahnya.
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
21
22
ARTIKEL
Wakil Rektor I IAIN Pontianak, Dr. H. Hermansyah, M.Ag
Sambungan dari hal. ..................17 dan keterampilannya dalam konteks kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. PROGRAM KERJA Penulis yang mendapat amanah untuk mengawal arah institusi ini di bidang akademik akan bekerja dengan arah kebijakan prioritas. Secara umum kebijakan prioritas adalah penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat berbasis akreditasi. Arah kebijakan tersebut diturunkan dalam program-program kerja prioritas seperti standarisasi penyelenggaraan perkuliahan minimal standar BAN-PT, standarisasi penyelenggaraan praktikum, layanan akademik, penyelenggaraan penelitian mahasiswa dan dosen, perluasan akses pengabdian bagi setiap dosen, perintisan Kopertais, dan lain sebagainya. Selain itu, dalam rangka pengembangan lembaga, IAIN memastikan mengawal izin seluruh jurusan/program studi dan akreditasi. Untuk jurusanjurusan yang potensial didorong untuk segera meningkatkan akreditasinya. Dalam waktu tidak lebih dari 15 tahun yang akan datang, IAIN Pontianak
Buletin
sudah harus berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Oleh karenanya, pembukaan jurusan/prodi baru sudah diarahkan untuk usaha tersebut. Misalnya sesuai dengan kewenangan IAIN yang dapat membuka prodi dari beberapa rumpun ilmu, maka sudah saatnya untuk merintis prodi-prodi umum dan eksak yang merupakan syarat untuk perubahan bentuk IAIN menjadi UIN. Tentu saja dengan harus tetap memperkuat core business IAIN dalam mengelola prodiprodi agama.
itu, harus ada rencana dan program untuk mengatasinya. Maka mulai tahun akademik 2014/2015, diadakan program penguatan yang berupa standarisasi kemampuan baca tulis al-Quran. Pelaksanaan program itu diserahkan kepada masing-masing fakultas. Untuk mendukung program tersebut diharapkan semua dosen dapat mendukung dengan sebelum memulai materi perkuliahan jam pertama dengan mengajak mahasiswa untuk membaca alQuran selama kurang lebih 20 menit.
PROGRAM PENGUATAN Dalam berbagai kesempatan pertemuan dengan orang tua mahasiswa, pengguna alumni IAIN, dan pihak-pihak yang memiliki kepedulian kepada lembaga ini—selain penulis mendengar apresiasi terhadap berbagai prestasi yang sudah dicapai juga ada sejumlah kritik. Diantara kritikan tersebut yang paling mengena adalah kapasitas lulusan IAIN Pontianak sebagai seorang sarjana agama. Sejatinya lembaga yang baik adalah lembaga yang dapat memproses input yang kurang baik menjadi out put yang berkualitas. Oleh karena
PENUTUP Semua rencana dan program kerja yang banyak di atas hanya mungkin terwujud jika seluruh warga IAIN, berfikir dan bekerja untuk itu. Semua sumber daya dan kegiatan harus dirancang untuk mewujudkan harapan dan cita-cita tersebut. Jika tidak semuanya hanya tinggal cita-cita. Namun demikian, sumber daya yang terbatas maka program kerja di atas akan dilaksanakan secara bertahap.
Humas IAIN Pontianak 2014
Versi tulisan lengkap artikel ini dapat dibaca kolom artikel di www. iain.ptk atau www.hermansyah. iainptk.ac.id
KOLOM
Humas IAIN Pontianak 2014
Buletin
23
24
Buletin
Humas IAIN Pontianak 2014