Perda nomor 08 tahun 2000 ttg pajak hotel dan restoran

Page 1

TEMBARAN DAARAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN 2OO() Seri : A

Nomor Urut : 08

PERATURAN DAERAII KABUPATEN PADANG PARIAMAN

NOMOR

: 08 TAHUN 2000.

TENTANG PAJAK HOTET DAN RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG PARIAMAN Menimbang

: a. bahwa hotel dan restouran merupakan usaha komersial yang membutuhkan pengunjung sebagai konsumennya.

b.

bahwa pengunjung adalah merupakan wisatawan baik lokal, regional dan Manca Negara yang datang "berkunjung dalam rangka berbagai macam urusan.

c.

bahwa banyak pengunjung yang datang tergantung pada sarana dan prasarana, komediti dan akomodasi yang memberikan kemudahan serta cita rasa dan keramahan masyarakat setempat.

d.

bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor l8 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Pajak Pembangunan I diubah menjadi Pajak Hotel dan Restoran.

e.

bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Padang Pariaman Nomor 02 Tahun 1981 tentang Pemungutan Pajak Pembangunan I perlu disesuaikan.


bahwa untuk melaksanakan penyesuaian sebagaimana dirnaksud huruf 'od dan e'o perlu mengatur kembali Pajak Hotel dan Restoran yang. ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat

: l.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam

Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 2043).

2.

lJndang-Undang Nomor

I

7 Tahun 1997 tentang

Badan

Penyelesaian Sengketa Pajak (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor

e684). n

J.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara RI

Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3685). 4.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3686 ).

5.

Undang-Undang Nomor

22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3 83e). 6.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tentang Perobahan Batas Wilayah Kota Madya Daerah Tingkat

II 7.

Padang.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor

54, Tambahan Lernbaran Negara RI Nomor 3691 Tahun 1997).


8.

Keputusan Meteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan.

9. Keputusan Meteri Dalam Negeri Nomor 170 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Carc Pungutan Pajak Daerah.

Meteri Dalam Negeri Nomor lT2Tahun 1997 tentang Kriteria Wajib Pajak yang Wajib Menyelenggarakan Pembukuan dan Tata Cara

10. Keputusam

Pembukuan. I

l. Keputusan Meteri Dalam Negeri Nomor 173 Tahun 1997 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pajak Daerah.

Dengan persetujuan,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN

MEMUTUSKAN Menetapkan: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN TENTANG PAJAK HOTEL DAN RESTORAN.

BAB I KETENTUAN T]MUM

Pasal I Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan

:

a.

Daerah adalah Kabupaten Padang Pariaman.

b

Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman.

c.

Bupati adalah Bupati Padang Pariaman.


d.

Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas pendapatan Daerah Kabupaten padang pariaman.

e. Pajak Hotel dan Rerstoran yang selanjutnya

disebut Pajak adalah pungutan Daerah atas pelayan Hotel dan Restoran.

Hotel adalah Bangunan yang khusus disecriakan bagi orang untuk dapat menginap / istirahat, memperoleh pelayanan, dan atau pasiritas rainya crengan dipungut I bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yung sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran. g

Restoran atau Rumah Makan adalah Tempat menyantap makanan dan minuman yang disediafan dengan dipungut bayaran, tidak termasui usaha jasa boga atau katering.

h.

Pengusaha Hotel dan Restoran adalah perorangan atau

Badan yang menyelenggarakan usiha Hoter dan Restoran untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak yang menjadi tanggungannya.

lain

i.

Surat Pemberitahuan pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SPPD adalah Surat yang digunakan oleh

wajib pajak untuk melaporkan perhitungkan

dan

pembayaran Pajak yang terutang menurut peraturan Perundang- undangan perpajakan Daerah.

j.

Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat ssPD, adalah Surat yang digunakan oieh wajib ri;at<

untuk melakukan Pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kas Daerah atau ketempat lain yang ditetapkan oleh Bupati.

k. Surat Ketetapan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD, adalah Surat Keputusan

yang


l.

Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat dengan SKPDKB adalah surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak

yang terhutang, jumlah kredit pajak,

Jumlah

Kekurangan Pemb ayarunPokok Pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.

m. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang selanjutnya disingkat SKPDKBT adalah Surat Keputusan yang menentukan Tambahan atas jumlah Pajak yang telah ditetapkan;

n.

Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang

selanjutnya disingkat SKPDLB adalah

Surat

Keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran Pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari Pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang;

o.

Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yang selanjutnya disingkat SKPDN adalah Surat Keputusan yang

menentukan

jumlah Pajak yang terutang

sama

besarnya dengan jumlah kredit Pajak, atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit Pajak;

p. Surat Tagihan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat STPD, adalah Surat melakukan tagihan Pajak dan atau sanksi Administrasi berupa bunga dan atau denda.

BAB N NAMA, OBJEK DAN SUBJEK PAJAK Pasal

2

(1) Dengan nama Pajak Hotel dan Restoran dipungut Pajak atas setiap pelayanan di Hotel dan Restoran. (2) Objek Pajak adalah setiap Pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di Hotel dan Restoran.


6

F H

(3) Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (Z) meliputi :

a. Fasilitas penginapan dan fasilitas tinggal jangka pendek, pariwisata (cottage), motel,

wisma

pariwisata, pesanggrahan (hoste ), Iosmen dan rumah penginapan tennasuk rumah kos dengan jumlah

kamar

l5 atau lebih yang menyediakan

fasilitas

seperti rumah penginapan. b.

F

Pelayan penunjang antara lain telepon, faximil, telex, foto copy, pelayanan cuci, strika, taksi dan pengangkutan lainya yang disediakan atau dikelola hotel. Fasilitas olah raga dan hiburan, antara lain : pusat kebugaran ( fitnes center ), kolam renang, tenis, golf, keroke, pub, diskotik, yang disediakan atau dikelola hotel.

d. Jasa persewaan ruangan untuk

kegiatan acaraatau

pertemuan dihotel. e.

Penjualan makanan dan atau minuman ditempat yang disertai dengan fasilitas penyatapannnya. Pasal

3

Dikecualikan dari Objek Pajak adalah

:

a. Penyewaaan rumah atau kamar, apartemen dan fasilitas tempat tinggal lainnya yang tidak menyatu dengan hotel.

b. Asrama dan pesantren. c. Fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan di hotel yang dipergunakan oleh bukan tamu hotel

dengan

pembayaran.

d. Pertokoan, perkantoran, perbankan, salon yang dipakai

r i i

I

'


e.

f.

Pelayanan perjalanan wisatawan yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat dimanfaatkan oleh umum. Pelayanan jasa boga/katering.

Pasal 4

(1).Subjek Pajak Hotel dan Restoran adalah .rang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan hotel dan atau restoran. (2).

wajib Pajak Hotel dan Restoran adalah pengusaha hotel dan atau restoran. BAB III DASAR PENGENAAN DAN TARIF PAJAK

Pasal

5

Dasar pengenaan Pajak adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel dan atau restoran. Pasal

Tarif Pajak ditetapkan

6

sebagai sebesar

l0 % ( sepuluh

persen)

dari jumlah pembayaran.

BAB IV WILAYAH PEMUNGUTAN DAN TATA CARA PENHITI]NGAN PAJAK Pasal 7

(l).Pajak yang terutang dipungut

di

Wilayah Daerah

Kabupaten Padang Pariaman.

i L B &

(2). Besarnya pajak terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 dengan dasar pengenaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5.


BAB V MASA PAJAK, SAAT PAJAK TERHUTANG DAN SURATPEMBERITAHUAN PAJAK DAERAH Pasal

I

Masa Pajak adalah jangka waktu tertentu yang lamanya ditetapkan oleh Kepala Daerah sebagai dasar untuk menghitung besarnya pajak terutang.

Pasal 9 Pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pelayanan dihotel dan restoran.

Pasal l0

(l).

Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SpTpD;

(2). SPTPD sebagaimana dimaksud ayat (l) harus diisi dengan jelas benar dan lengkap serta ditanda tangani oleh wa'jiu Pajak atau kuasannya;

"

(3). Bentuk, Isi dan tata cara pengisian SprpD ditetapkan oleh Bupati.

BAB W TATA CARA PENGHITUNGN DAN PENETAPAN PAJAK Pasal I I

(l).

Berdasarkan SPTPD sebagaimana dimaksud dalam pasal ayat (1), Bupati menetapkan pajak terutang dengan

ll

menerbitkan SKPD;

(2).Apabila SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (l) Tidak atau kurang dibayar setelah rewat waktu-paling

lama 30 (tiga puluh) hari sejak sKpD diterima dikenakan sanksi adnimistrasi bunga sebesar z% (dua persen) sebulan dan ditagih dengan menerbitkan


Pasal 12

(l)

Wajib Pajak yang membayar sendiri, SPTPD sebagaigman'' dimaksud dalam pasal 1l ayat (l) digunakan untuk menghitung, memperhitungkan dan menetapkan pajak sendiri yang terutang

(2) Dalam jangka waktu

5

(lima) tahun

terutangnya pajak, Bupati dapat menerbitkan

sesudah :

a. SKPDKB;

b. SKPDKBT; c. SKPDN. (3). SKPDKB sebagaimana dimaksud ayat

diterbitkan a.

(2) huruf

a

:

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan

atau

keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang

dibayar dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen ) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutang pajak. b. Apabila STPD tidak disampaikan dalam jangka waktu

yang ditentukan dan setelah ditegur secara tertulis,

dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua Persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat)

bulan dihitung sejak saat terhutangnya pajak. c.

Apabila kewajiban mengisi STPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang dihitung secara jabatan, dan dikenakaf,,sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang

kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terhutangnya pajak.


IU

(4)' SKPDKBT sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf b diterbitkan apabiia ditemukan data atau data yang semura berum terungkap yang menyebabk*

u*

penambahan jumlatr

:rr*#g,"-;ffi

qajak j,*g

dikenakan sanksi adminisil"i 100 % (seratus persen) dari jumrurt

ufia

r

tersebut.

kenaikan sebesar

trturangan pajak

(5) sKpDN sebagaimana

dimaksud pada ayat (2)huruf c diterbitkan. apabila jumtah plj;k sama besarnva dengan jumrah pri.[-?,au pajak tidak -.-.1,t.iii terutang dan tidak ada kredit pajak.

t;;j,t *t*g

J

(6). Apabila kewajiban membayar pajak terutang daram

SK'DKB dan sKpDKBr'*uuiui**u dimaksud pada ayat Q) huruf "a" dan "b; dduk atau tidak sepenuhnya dibayar dararn jangka *ur,tu yang telah

ditentukan,_

ditagih dengan menerbitkan sTpD

ditambah dengan sanksi idminirt usi berupa bunga 2% (duapersen) sebulan.

rArA ..oii3r#^yARAN pasal l3 (

1) Pembayaran pajak dilakukan di Kas Daerah arau tempat lainnya yrg. ditunjuk oreh bupati ,rruJ- waktu yang {r' ditentukan daram spTpD, srpp, sxpii<ri,

srpDKB

(2) Apabila pemb

pajak d'akukan dirempat rain prnrii*uan pajak harus disetor

lyar.ln yang_ditunjuk,.hasir

ke Kas Daerah selambai_lambatnya't Zqjam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Bupati. ".'---

i

(3) Pembayaran.pajak sebagaimina dimaksu ayat (2) dilakukan denean

d ayat(r) dan


Pasal

(l)

14

Pembayaran Pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas.

(2) Bupati dapat meberikan persetujuan

kepada Wajib Pajak untuk mengansur Pajak terutang dalam kurun waktu tertentu, setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan.

(3) Angsuran pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2),, harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga 2% (dua persen) sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang dibayar.

(4) Bupati

dapat meberikan persetujuan kepada Wajib

Pajak untuk menunda pembayaran Pajak sampai batas waktu yang ditentukan setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dengan dikenakan bunga 2% (dua persen) sebulan dari jumlah Pajak yang belum atau kurang dibayar.

(5) Persyaratan untuk dapat mengansur dan menunda pernbayaran serta tata cara pembayaran angsuran dan penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4), ditetapkan oleh Bupati.

Pasal

(l)

15

Setiap pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 diberikan tanda bukti pembayaran dan dicatat dalam buku penerirnaan.

(2)

Bentuk, jenis, isi, ukuran tanda bukti pembayaran dan buku penerimaan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (l), ditetapkan oleh BuPati.


rArA cARf$il^tt#r* pArAK Pasal

(l)

16

surat Teguran atau surat peringatan atau Surat rain yang sejenis sebagai awar tindakariperaksanu* prnugihan

pajak dikeruarkan

7

(tujuh) hari

tempo pembayaran.

G;k

saat jatuh

(2) Daram jangka waktu 7 ( tujuh ) seterah tanggar Surat Teguran utur1.,Sulai peiingatan atau Surat lain yang sejenis, Wajib pajak haius melunasi pajak yang terhutang.

(3) Surat Teguran, Surat peringatan atau surat lain yang sejenis sebagaijmana dimaksud puJu- ayat (r) dikeluarkan oleh pejabat.

Pasal l7

(1) Apabila jumlah.Pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi daram jangka-*u[tu *uuguirana ditentukan dalam surat Teguran atau Surut prrindn atau surat lain yang sejenis, jumrah pajak yung rrurus dibayar ditagih dengan Surat paksa. (2) Pejabat menerbitkan surat paksa segera seterah rewat 21 ( dua puluh satu hari sejaka ) tang"gar surat Teguran atau surat peringatan atau iurat hil y;rg sejenis.

Pasal l8

Apabila Pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam sesudah tanggar s*ut paksa, Pejabat segera menerbitkan Surat perintahMelaksanakan Penyitaan


Pasal

19

Setelah dilakukan penyitaan dan Wajib Pajak belurn juga melunasi hutang pajaknya, setelah lewat 10 ( sepuluh ) hari sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Pejabat mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada Kantor Lelang Negara.

Pasal 20 Setelah Kantor Lelang Negara menetapkan hari, tanggal jam dan tempat pelaksanaan lelang, Juru Sita memberitahukan dengan segera secara tertulis kepada Wajib Pajak.

Pasal

21

Bentuk, Jenis dan isi Formulir yang dipergunakan untuk pelaksanaan penagihan Pajak Daerah ditetapkan oleh Bupati.

BAB IX PENGURANGAN, KERINGNAN DAN PEMBEBASN PAJAK Pasal 22

(1). Bupati berdasarkan pennohonan Wajib Pajak dapat memberikan pengurangan' keringanan dan pembebasan Pajak.

(2). Tata cara pemberian pengurangan, keringanan

dan

pembebasan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat ( ditetapkan oleh Bupati melalui Dewan

1)

pertimbangan Pajak.


BAB X

TATA CARA PEMBETULAN, PEMBATALN, PENGURANGAN KETETAPAN DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI Pasal 23

(l)

Bupati karena jabatan atau atas permohonan Wajib

Pajak dapar

a.

:

Membetulkan SKPD

atau SKPDKB

arau

SKPDKBT atau STPD yangdalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis, [esalahan hitung, dan atau kekeliruan dalam penerapan peraturan Perundang-undangan perpajut un Daerah; b.

Membatalkan atau mengurangkan ketetapan pajak yang tidak benar;

Mengurangkan atau menghapuskan sanksi admi_ nistrasi berupa bunga, Oenaa dan kenait un nu;ut terutang dalam har sanksi tersebut dikenakan Iung karena kekhilafan wajib pajak atau bukan karena

kesalahannya.

(2) Permohonan pembeturan, pembataran, pengurangan ketetapan dan penghapusan' dan prnguruigun sanksi adminisrrasi aras sKpD, sKpDKB, sebagaimana,dimaksud pada ayat (r)

srpirnr

dan

srpD

harus disampaikan secara terturis. oreh wajib pajak kepada Bupati, atau Pejabat yang ditunjuk serambat-rambatnya:o ltigu puruh) hari sejak tanggal diterima sKpD,

sKpbKB,

atau STPD dengan memberikan alasan yung;rlur. 'K'DKBT

(3) Bupati

atau Pejabat

yang ditunjuk paling lama 3 (tiga)

bulan sejak Surat Permohonan sebagairiana dimaksud pada ayat (2) diterima sudah harus memberikan

keputusan.


(a) Apabila setelah lewat waktu 3 ( tiga ) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk tidak memberikan keputusan, permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dianggap dikabulkan.

BAB XI KEBERATAN DAN BNDING Pasal 24

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya

kepada

Bupati atau Pejabat yang ditunjuk atas suatu :

A,

SKPD;

b.

SKPDKB;

c.

SKPDKBT;

d.

SKPDLB;

e.

SKPDN;

f

. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku.

(2) Permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan secara tertulis dalam bahasa Indonesia paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPLDB, dan SKPDN diterima

oleh Wajib Pajak, atau tanggal pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan alasan yang jelas, kecuali apabila Wajib Pajak

dapat menunjuk bahwa jangka waktu

itu tidak

dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.

dapat


I6

F ffi

(3) Bupati atau pejabat yang ditunjuk daram jangka wakru paling lama rz (dua beras) buran sejak tanggar Permohonan keberatan sebagaimana dimaksudJad (2) diterima sudah memberikan keputusan.

surat

a ayat

(4) Apabila setelah lewat waktu 12 (dua belas) bulan sebagaiamana dimaksud pada ayat (3) Bupati ataupejabai

tidak memberikan keputusan, permohonun,

keberatan

dianggap dikabulkan.

(5) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat tidak menunda kewajiban membayar pajak.

r

(l)

Pasal 25

(l)

wajib Pajak dapat mengajukan banding kepada

Badan Penyelesaian Sengketa pajak dalam jangfa *uktu 3 (tiga) bulan setelah diterimanya keputusan keberatan.

(2). Pengajuan banding sebagaiamana dimaksud pada ayat (r) tidak menunda kewajiban membayar pajak.

Pasal 26 Apabila pengajuan keberatan sebagimana dimaksud pasal 25 banding sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 111u dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga ,.brru, 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 2a (dua puluh empat) bulan.

BAB XII PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK Pasal 27

(1) wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak kepada


(2) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 12 ( dua belas ) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (l) harus memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampaui Bupati atau Pejabat tidak memberikan keputusan, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dianggap dikabulkan dan SKPDLB harus diterbit ,kan dalam waktu paling lama I ( satu ) bulan.

(a) Apabila Wajib Pajak mempunyai hutang pajak lainnya, kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) lansung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu hutang Pajak dimaksud.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan dalam waktu paling lama 2 ( dua ) bulan sejak diterbitkan SKPDLB dengan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak ( SPMKP ).

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah lewat waktu 2 (dua) bulan sejak d]'erbitkanya SKPDLB, Bupati atau pejabat yang ditunjuk memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelabihan pajak. Pasal 28

Apabila kelebihan pembayaran Pajak diperhimungkan dengan utang pajak lainya, sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 ayat (4), pembayaran dilakukan dengan cara pemindah bukuan dan bukti pemindah bukuan jugu berlaku sebagai bukti pembayaran.


ro

BAB XITI KEDALUWARSA Pasal 29

(1) Hak untuk melakukan penagihan pajak, kedarluwarsa setelah melampauijangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak, kecuali apabila wajib paja[ melakukan tindak pidana dibidang perpajakan Daerah.

(2) Kedaluwarsa penagihan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat

a.

b.

(l) tertangguh apabila :

Diterbitkan surat Teguran dan surat paksa, atau

;

Ada pengakuan utang pajak dari wajib pajak baik lansung maupun tidak langsung

BAB

XTV

KETENTUAN PIDANA asal 30

(l) wajib Pajak yang karena

kearpaannya tidak

menyampaikan sPTpD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau merampirkan kiterangan yang

tidak benar sehingga merugikan keuangan Daeiah iapui dipidana dengan pidana kurungan paling lama I (satu) tahun dan atau denda paring banyak 2 (Jua) kali jumlah Pajak yang terutang.

(2) wajib pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak Iengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan atau

denda paling banyak

4 (empat) kali jumlah pajak yang


Pasal 31 Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pasal 3l tidak dituntut setelah melampauijangka waktu l0 (sepuluh) tahun sejak saat

terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak atau berakhirnya Bagian Tahun Pajak atau berakhirnya Tahun Pajak.

BAB XV

PENYIDIKAN Pasal 32

(l)

Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

(2) Wewenang Penyidikan

(l)

adalah

sebagaimana dimaksud pada ayat

:

a. Menerima, mencari, mengumpulkan

dan meneliti

keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Perpajakan Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

b.

Meneliti, mencari dan mengumpulkan

keterangan

mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang diakukan sehubungan dengan tindak pidana Perpajakan Daerah tersebut;

c.

Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah;


d.

Merneriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-

dokumen

lain

berkenaan dengan tindak pidana

dibidang perpaj akan Daerah;

e.

Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, penca tatandan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f.

Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang

ffi ffi *ii. B-'.."

fft.':,

ffil''

Perpajakan Daerah;

$jt'I &,

g.

Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang

ffi

berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dirnaksud padahuruf e;

ffi'l

ffit

hi ffi g?.i.-t

f.r,

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana perpajakan

i. j.

Daerah;

t il ;,

|l- '

Memanggil.orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sbbagai tersangka atau saksi; Menghentikanpenyidikan;

i_ :

t

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

il ffi $*;i F,

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (l) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampai-kan

hasil penyidikannya kepada penuntut umum,

sesuai

dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Nomor 8 Tahun l98l tentang Hukum Acara pidana.

ffi &l ffii

ffi m'

ffi,'

ffii F!..


BAB XVI KETENTUN PEN]TUP Pasal 33

Dengan berlakunya peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Nomor : 02 tahun 1997 tentang Pengusahaan Rumah Makan dan Restoran dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi termasuk Paraturan yangtelah ada sebelumnya yang berkaitan dengan Peraturan Daerah ini..

Pasal 34

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Keputusan Bupati Padang Pariaman. Pasal 35

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Padang Pariaman.

Ditetapkan Pada

di : Pariaman

tanegal : 19 Juli 2000

BUPATI PADANG PARIAMAN

dto MUSLIM KASIM Diundangkan di Pariaman Pada tanegal. l9 Juli 2000 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN

dto Drs. H.A. AMRAN ABAS Nip. 41 0002605


PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN Nomor : 08 Tahun 2000 Tentang

PAJAK HOTf,t I}AN RESTORAN

f.

Penjelasan Umum Salah satu tujuan dikeluarkannya undang-undang Nomor

: lg

Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah irttu peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun lggl tentang Pajak Daerah adalah

:

melakukan penyederhanaan dan perbaikan atas Sistirn Perpajakan Daerah 'dan

hingga diharapkan dapat meningkatkan efektifitas

pemungutan dalam rangka peningkatan penerimaan pajak daerah.

efisiensi

Berdasarkan Undang-Undang tersebut telah ditetapkan jenis-jenis pajak baik untuk Daerah Propinsi maupun Daerah Kabupaten dimana Pajak Penerangan Jalan termasuk dalam jinis pajak daerah Kabupaten. Pengaturan tentang Pajak Hotel dan Restoran telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Padang Pariaman Ferda Nomor : 2 tahun 1981 tentang pemungutan pajak lembangunan I, yang kemudian telah beberapa kali dirobah dan terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Padang Pariarnan Nomor : 2 tahun tggl tentang pengusaha Rumah Makan di Kabupaten padang pariaman, dimana pJngaturannya masih didasarkan situasi dan kondisi pada waktu itu.

Mengingat tujuan dari dikeruarkannya peraturan per undangundangan perpajakan Daerah yang baru yaiiu undang-undiang Nomor : 18 tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah dan W Nom or : 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka dirasa perlu unfuk menyesuaikan Materi dan Pengafurannya dari Pengusaha Rumah Makan tentang Nomor : 2 tahun 1997 kedalam suatu Peratuian Daerah Kabupaten Padang Pariaman Nomor : 08 tahun 2000.

II. Penjelasan Pasal Demi pasal Pasal

I

s.d 35 : Cukup Jelas


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.