Perda nomor 09 tahun 2000 ttg retribusi izin trayek

Page 1

LEMBARAN DAERAH IGBT]PATEN PADANG PARIAMAN TAHT]N 2(}O() Nomor Urut

:9

Seri : B

PERATURAN DAERAH IGBUPATEN PADNG PARIAMAN

NOMOR

: 09 TAHUN 2000.

TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TT]HAN YANG MAHA f,SA

BI]PATI PADANG PARHMAN Menimbang

:

a.

bahwa dalam penyelenggaraan Otonomi Daerah dengan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab oleh Daerah secara profesional perlu pengaturan, pengehdalian dan pengawasan serta penvujudan sistem transportasi yang merata, aman, cepat, tertib, terafur dan efisien, maka " kepada pengusaha transportasi wajib memiliki izin trayek;

b.

bahwa dengan telah ditetapkannya Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 1998 tentang Ruang Lingkup dan Jenis-jenis Retribusi Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II, maka Retribusi Izin Trayek merupakan Jenis Retribusi Daerah Tingkat

c.

Mengingat

:

1.

II

;

bahwa untuk memungut retribusi sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu diatur dengan Peraturan Daerah.

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 204\ ;


2.

undang-undang Nomor 49 prp Tahun 1960 tentang panitia

Urusan

ty*S

Negara (iembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Zl04)

;

3. undang-undang Nomor g Tahun l gg l

tentang Hukunn

Acara Pidana (Lembaran Negara Repubrik Indonesia Tahun l98l Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Repubrik Indonesia Nomor 3Z0g)

4. undang-undang Nomor 14 Tahun lggztentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun lggz Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 34g0)

5.

;

undang-undang Nomor l g Tahun lggT tentang pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara n puutit Indonesia Tahun lg97 Nomor 76, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3209)

;

6. undang-undang Nomor 2g tahun lggT tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun lggT Nomor g l, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

7. undang-undang Nomor

iZtO)

;

zz Tahun lggg tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republi[ Indonesia Tahun 1999 Nomor 60)

;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun l9g0 tentang Perobahan Batas Wilayah Kodya padang

9.

Peraturan Pemerintah Nomor

;

27 Tahun 19g3 tentang

Pelaksanaan [Jndang-undang Nomor g rahun lggl tentan! pidana Hukum Acara (Lembaran Negara Republik _

Indonesia Republik Indonesia Tahun l9g3 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Republi[


J. t.{'

-t

10. Peraturan Pemerintah

Nomor zz rahun 1990 tentang

Penyerahan sebagian urusan pemerintahan dalam Bidan! Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada Daerah Tingkat I

dan Tingkat II (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3a l0) ; I I . Peraturan Pemerintah

Nomor 4l Tahun l9g3 tentang

Angkutan Jalan (lembaran Negara Republik Indonesii Tahun 1993 Nomor sg, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3527) 12. Peraturan Pemerintah

;

Nomor z0 Tahun lggT tentang

Retribusi Daerah (l*mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3692); 13. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor g4 Tahun lgg3 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan peraturan Daerah Perubahan; 14. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor

1996 tentang

KM 15 Tahun

Penyempurnaan Keputusan Menteri

Perhubungan Nomor KM 68 Tahun lgg3 tentang Penyelenggaraan Angkutan orang Jalan dengai Kendaraan Umum ;

di

15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor

tentang Penyidik Pegawai Negeri Pemerintah Daerah

4 Tahun lggT

sipil di

Lingkungan

;

16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor l7l rahun 1997 tentang Prosedur Pengesahan peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ; 17. Keputusan Menteri Dalarn Negeri Nomor 174 Tahu n 1997 tentang Pedoman Tatacara pemungutan Retribusi Daerah ;

18. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahu

tentang Tata cara Pemeriksaan Daerah:

n

1997

di Bidang Retribusi


19. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 1998

tentang Ruang Lingkup dan Jenis-jenis Retribusi Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II ;

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAEMH KABUPATf,N PADNG PARIAMAN

MEMUTUSKAN: Menetapkan

: PERATURAN DAERAH

KABUPATEN PARIAMAN TENTANG IZIN TRAYEK.

PADANG

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal

1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan

:

a, Daerah adalah Kabupaten Padang Pariaman ; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman.

c. Bupati adalah Bupati Padang Pariaman ; d.

Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang retribusi sesuai dengan peraturan perudangundangan yang berlaku ;

e.

Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan benfuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta badan-badan usaha lainnya

;


Angkutan Penumpang umum adalah kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan

dipungut

bayaran;

._

Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus mobil penumpang

dan angkutan khusus yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal dalam wilayah daerah ; h.

Mobil

Penumpang adalah adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk, tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi

t.

;

Mobil bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat duduk, tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi

J.

;

Angkutan khusus adalah kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum mengangkut orang untuk keperluan khusus atau untuk mengangkut barang-barang khusus ; Retribusi Perizinan Tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam pemberian izin kepada

orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu

guna melindungi kepentingan umum dan kelestarian lingkungan

menjaga

;

Retribusi Izin Trayek yang selanjutnya dapat disebut retribusi adalah pembayaran atas pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu pada wilayah daerah

;


m. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan rehibusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertenfu

;

n. Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan

;

0. Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SPdORD, adalah surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk melaporkan data

objek retribusi dan wajib retribusi sebagai

dasar

penghitungan dan pembayaran retribusi yang terutang menurut peraturan perundang-undangan retribusi daerah ;

p. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang ;

q. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang

Bayar

Tambahan, untuk selanjutnya disingkat SKRDKBT, adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan ;

r.

Surat Ketetapan Retribusi Lebih Bayar, untuk selanjutnya

disingkat SKRDLB, adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang

s.

Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda

t.

;

;

Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDBT dan SKRDLB yang diajukan oleh Waiib Retribusi


u.

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengelola data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan

kewajiban retribusi daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan retribusi daerah V.

Penyidikan tindak pidana

di

;

bidang retribusi daerah

adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik

Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan

bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB II NAMA, OBIEK DAN SUBIEK RETRIBUSI Pasal 2

Dengan nama Retribusi Izin Trayek dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pemberian izin trayek kepada orang pribdi

atau badan untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang

umum pada suatu atau

beberapa trayek tertentu

dalam Wilayah Daerah Kabupaten Padang Pariaman. Pasal 3

Objek Retribusi adalah pemberian izin trayek

untuk

menyediakan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu. Pasal 4

Subjek Retribusi adalah setiap orang pribadi atau badan yang mendapat izin trayek.

BAB M GOTONGN RETRIBUSI Pasal 5

Retribusi Izin Trayek digolongkan sebagai Retribusi Perizinan Tertentu.


cARA MENGuTffR

rifr?<rTprNc

cuNAAN rAsA

Pasal 6

Tingkat penggu*un jasa diukur berdasarkan jumrah izin yang diberikan dan jenis angkutan umum penumpang.

BAB V PRINSIP DAN SASARAI{ DATAM PENETAPAN STRUKTTIR DAN BESARNIYA TARIF

-

pasal 7

(l) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan

besarnya

tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau sama dengan biaya penyerenggaraan pemberian lzin

trayek.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (r) meliputi biaya survey rapangan dan biaya transportasi daram ,rrgl; pengendalian dan pengawasan.

BAB VI STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

"

pasal

g

(1) struktur tarif digorongkan berdasarkan jenis dan relnDusl.

macam

(2) Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud ayat

(l)

ditetapkan dalam Keputusan Bupatl padang pariaman dengan persetujuan DpRD Kibupaten padang pariaman.

BAB VII WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 9

Retribusi yalg terutang dipunfut izin hayek diberikan.

di

wilayat/daerah tempat


BAB VIII MASA Rf,TRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI

TIRUTANG Pasal

l0

(l) Retribusi Izin Trayek dikenakan setiap penerbitan kartu pengawasan atau disebut KP.

(2) Kartu pengawasan yang merupakan turunan izin trayek, berlaku untuk jangka waktu I (satu) tahun. Pasal

ll

Saat retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB IX SUMT PENDAFTARAN Pasal 12

(l)

Wajib Retribusi wajib mengisi SPd0RD.

(2) SPdORD

sebagaimana dimaksud pada ayat

(l)

harus diisi

dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh

Wajib Retribusi atau kuasanya.

(3) Bentuk, isi, serta tata cara pengisian dan penyampaian SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati.

BAB X PENETAPAN RNTRIBUSI Pasal (

13

1) Berdasarkan SPdORD sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat ditetapkan retribusi terutang dengan

(l)

menerbitkan SKRD dipersamakan.

atau dokumen lain

yang


J/ (2) Bentuk, isi

dan tata cara penerbian SKRD atau dokumen

lain sebagaimana dimaksud pada ayat (l) ditetapkan oleh Bupati.

BAB XI TATA CARA PEMI]NGUTAN Pasal 14

Retribusi yang dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan dan SKRDKBT.

BAB XII SANKSI ADMIMSTRASI Pasal 15

Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.

BAB TM TATA CARA PEMBAYAMN Pasal 16

(l)

Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus.;

(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan STRD.

(3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat retribusi diatur dengan keputusan Bupati.

pembayaran


BA B XIV TATACAM PENAGIHAN Pasal 17

(l)

Retribusi yang terutang berdasarkan SKRD atau dokumen

lain yang

dipersamakan, SKRDKBT, STRD, Surat keputusan keberatan yang menyebabkan jumlah retribusi yang harus dibayar bertambah, yang tidak atau kurang dibayar oleh Wajib Retribusi dapat ditagih melalui Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN).

(2)

Penagihan retribusi melalui BLJPLN dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XV KEBERATAN Pasal 18

(l) Wajib Retribusi dapat mengajukan

keberatan hanya

kepada Bupati atau Pejabat atas SKRD atau dokumen lain

yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB.

(2) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.

(3) Dalam hal Wajib Rehibusi mengajukan keberatan

atas

ketetapan retribusi secara jabatan, Wajib Retribusi harus

dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan retribusi tersebut.

(4) Keberatan

harus diajukan dalam jangka waktu paling lama

2 (dua) bulan sejak tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB diterbitkan, kecuali apabila Wajib Rehibusi tertentu dapat

menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.


(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang dimaksud pada ayat(2) dan (3) dalam Pasal ini tidak

dianggap sebagai surat keberatan sehingga tidak dipertimbangkan.

(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi. Pasal 19

(l)

Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.

(2) Keputusan Bupati

atas keberatan dapat berupa menerima

sepenuhnya atau sebahagian, menolak atau menambah besarnya retribusi yang terutang.

(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana yang dimaksud pada ayat (l) telah lewat dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

BAB XYI PENGEMBATI.AN KELEBIHAN PEMBAYARAN

?tst\10

(l)

Atas kelebihan pembayaran retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupati.

(2)

Bupati dalam jangka waktu paling lama 5 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) harus memberikan keputusan.

(3)

Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampaui dan Bupati tidak memberikan keputusan,

permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dianggap dikabulkin dan SKRDLB harus diterbitkan dalam wahu paling lama

I

(satu) bulan.


(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (l) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang retribusi yang dimaksud.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan

dalam waktu paling lama

2 (dua) bulan sejak

diterbitkannya SKRDLB.

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan retribusi.

Pasal 21

(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi diajukan secara tertulis kepada Bupati dengan sekurang-kurangnya menyebutkan

a.

:

Nama dan alamat Wajib Retribusi

;

b. Masa retribusi ; c. Besarnya kelebihan pembayaran ; d. Alasan yang singkat dan jelas. (2) Permohonan pengembalian kelebihan

pembayaran

retribusi disampaikan secara langsung atau melalui pos tercatat.

(3) Buku penerimaan oleh Pejabat Daerah atau bukti penerimaan pos tercatat merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Bupati.

Pasal22

(l)

Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan

menerbitkan Surat Perintah Membavar Kelebihan Retribusi.


(2) Apabila kelebihan pembayaran rehibusi diperhitungkan dengan utang retribusi lainnya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (4), pembayaran dilakukan dengan cara pemindah bukuan dan bukti pemindahbukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.

BAB XVII PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 23

(l) Bupati dapat memberikan

pengurangan, keringanan dan

pembebasan retribusi.

(2) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi, antara lain untuk mengangsur.

(3) Pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (l) antara lain diberikan kepada Wajib Retribusi dalam rangka pengangkutan khusus korban bencana alam dan atau kerusuhan.

(4) Tatacara pemberian pengurangan, keringanan

dan

pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (I)

ditetapkan dengan Keputusan Bupati melalui Dewan

Pertimbangan Retribusi.

.

BAB XVIII KEDATUWARSAPENAGIHAN Pasal 24

(l)

Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi daerah.


(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila

a. Diterbitkannya b.

:

Surat Teguran atau

;

Ada pengakuan utang pajak dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung.

BAB XD( KETENTUAN PIDANA

Pasal 25

(l) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kalijumlah retribusi terutang. (2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat

(l)

adalah

pelanggaran.

BAB XX

PENYIDIKAN Pasal 26

(l)

Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan pemerintah daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

(2)

;

Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah:


menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas ; b.

meneliti mencari dan mengumpulkan

keterangan

mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah

;

meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah ; d.

memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

e.

melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen

lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

meminta" bantuan tenaga

ahli dalam rangka

pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang

retribusi daerah

;

menyuruh berhenti atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e ; h.

memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah

l.

;

memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagaitersangka atau saksi ;


j.

menghentikan penyidikan

;

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di hidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungj awabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (l) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut lJmum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undangundang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XXI KETENTUN PENUTUP Pasal2l Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Retribusi Izin Usaha Angkutan Jalan Raya dengan Kendaraan Bermotor Umum dan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1955 tentang Retribusi

Kendaraan Umum untuk Pengangkutan Orang dan Barang dalam Kabupaten Dati II Padang Pariaman dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi termasuk Peraturan Daerah yang telah ada sebelumnya yang berkaitan dengan Peraturan Daerah ini.

Pasal 28

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. Pasal 29

Peraturan Daerah ini mulaiberlaku pada tanggal diundangkan.


.tu

Agar setiap orang dapat mengetahuinya,

memerintr

P:**lul Daerah ini Arngun penem flsjid*gn dalam Lembaran Daerah Kabupaten faOanf

;;;;d;;:

di

: pariaman

Ditetapkan

BUPATI PADANG PARIAMAN dto

MUSLIM KASIM Diundangkan di pariaman Pada

taneeal l9 Juli 2000.

SEKRETARIS DAERAH IGBUPATEN PADANG P.dRIAIUAN dto

DTs.H.A.AMRAN ABAS NrP. 410002605

LEMBARAN DAERAH IGBUPATEN PADANG PARIAMAN


4l F

&

harff,

PENJf,TASAN ATAS PERATURAN DAERAII KABUPATIN PADANG PARIAMAN Nomor : 09 Tahun 2000

tr,$.

ft ft

Tentang Fr ffii:

Rf,TRIBUSI IZIN

s:

R

TMYEK

sl &

,NH Kr

Penjelasan Umum

$. B

Izin trayek diberikan kepada orang pribadi atau badan,

$ fr K

disamping berfungsi untuk pengaturan, pengendalian dan pengawasan,

H

K

tr

F K s 3l

E

$' s

r !. s,

ri

s

r $

juga berfungsi sebagai salah satu sumber yang cukup memberikan andil terhadap pemasukan pada pendapatan asli daerah yang mana sesuai dengan UU Nomor : 18 tahun 1997 tidak termasuk sumber pendapatan yang dipangkas.

Untuk itu sesuai dengan UU Nomor : 18 tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah dan W Nom or : 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka Peraturan Daerah yang telah ada selama ini yaitu Peraturan Daerah Nomor : 6 tahun 1988 tentang Retribusi

Izin Usaha Angkutan Jalan Raya dengan Kendaraan Bermotor Umum dan Peraturan Daerah Nomor : 5 tahun 1995 tentang Izin Usaha Angkutan dengan Kendaraan Umum, perlu diubah guna disesuaikan dengan peraturan baru dengan maksud Peraturan Daerah Induk yang baru, yaitu Peraturan Daerah Nomor : 9 tahun 2000 tentang Retribusi Izin Trayek.

I II. Penjelasan r

r

I b

Pasal

I

Pasal Demi Pasal

s.d 29 : Cukup Jelas


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.