7__

Page 1

laporan utama

identitas NO. 850 | TAHUN XLII | EDISI AWAL JANUARI 2016 identitas

NO. 850 | TAHUN XLII | EDISI AWAL JANUARI 2016

7

7

Cambuk Introspeksi Diri Pimpinan Lembaga Pemimpin lembaga mahasiswa Unhas bak macan ompong. Visi dan misi berlembaga yang mapan, tidak sejalan dengan visi misi diri untuk masa depan.

M

enurut Rosalynn Carter seorang pemimpin harus mampu membawa orang lain ke tempat yang ingin mereka tuju, sekalipun orang yang dipimpinnya tidak ingin. Seorang pemimpin sejatinya harus memiliki visi dan misi kedepan, itulah mengapa setiap organisasi harus memiliki pemimpin yang visioner. Leadership dan visioner berkaitan erat dengan kinerja dan keberhasilan pemimpin dalam menjalankan lembaganya. Selama ini, pemimpin dilihat dari sudut pandang yang keliru, mereka menganggap power dan jabatan yang berpengaruh. Padahal sejatinya yang paling berpengaruh adalah peran pemimpin itu sendiri. Sedang jiwa kepempinan adalah hal mutlak yang dimiliki oleh setiap orang. Jika tidak bisa memimpin orang lain, minimal mampu memimpin diri sendiri. Namun seiring perkembangan zaman, dialektika kehidupan kampus justru semakin mengalami pasang surut dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap sistem pengorganisasian mahasiswa. Hal inilah yang menjadikan

Dosen Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Unhas, Dr Muhammad Tamar MPsi tertarik untuk melakukan penelitian model pemberdayaan kepemimpinan mahasiswa berbasis leadership identity di kampus merah. Bersama Drs. Alwy Rahman, Dipl.TEFL dan beberapa dosen, Umniyah Saleh SPsi MPsi Psikolog, Ichlas Nanang Afandi SPsi MA, Ahmad Ridfah SPsi MPsi, Tamar melakukan riset ke 32 orang subjek yang terdiri dari pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa, Himpunan dan Unit Kegiatan Mahasiswa. Menurut Ketua Jurusan Psikologi ini, para pemangku jabatan lembaga kemahasiswaan, hanya terpaku pada organisasi yang tengah digelutinya saat itu saja, sedangkan rencana karir untuk masa depan belum dipikirkan. Padahal seharusnya, mereka sudah mampu merencanakan karir kedepan dan disaat yang sama pula mampu untuk menguatkan lembaga yang tengah dipimpinnya. “Memimpin dilembaga baiknya dijadikan sebagai batu loncatan pembinaan diri untuk karir kedepan, tetapi kebanyakan dari mereka masih belum memikir-

kan itu,” tegas Tamar. Dalam penelitianya, Tamar menggunakan beberapa faktor untuk melihat visoner tidaknya seorang pemimpin mahasiswa. Diantaranya pengaruh lingkungan dalam hidup setiap pemimpin, bagaimana bentuk pengembangan diri yang dilakukan, interaksi dengan sebuah kelompok, pemahaman akan konsep kepemimpinan. Penelitian yang diadakan pada 2014 ini melihat ada hal yang kurang tepat dari proses pengaderan di setiap lembaga mahasiswa. Mahasiswa yang awalnya memiliki niat baik menjadi pengurus lembaga, malah dijadikan robot yang hanya menjalankan skenario buku putih. Seharusnya, dalam pengaderan setiap lembaga melakukan pendekatan humanistik agar mahasiswa baru menemukan dirinya sendiri di tengah arena kebersamaan. “Orientasi model oleh pemikiran pemimpin lembaga sedikit banyak sama dengan tahun 70-an. Harusnya mencari model baru seperti memanfaatkan media sosial, memberi tugas pada kader pada saat kuliah dan melakukan follow up pada hari libur,” saran Tamar. Selain itu, kebiasaan berkon-

IDENTITAS/NURSARI SYAMSIR

sultasi masalah yang dihadapi dalam lembaga selama ini hanya bersama senior. Sebaiknya ini juga dilakukan bersama dosen, karena jika bersama senior itu menggunkan pendekan sebaya. Lembaga mahasiswa membutuhkan tim pendamping yang memang mempunyai kompetensi dasar dan diberi pelatihan khusus. Ada juga jarak sosial antara sesama lembaga mahasiswa dan lembaga dengan birokrat kampus. Hal ini membuat kerjakerja lembaga menjadi stagnan. Setiap lembaga sibuk mengurusi proses pengaderannya yang bersifat tertutup dan seakan benar

sendiri dan memiliki masingmasing buku putih. Teori Leadership Identity ini menginginkan adanya kerjasama dari pihak birokrat dan lembaga mahasiswa yang dinaunginya. “Seyogianya program studi atau jurusan itu harus membackup program kerja lembaga dibawahnya. Try out mengenai penelitian, eksperimen, dan penulisan karya ilmiah harusnya dilakukan, sehingga keilmuan berjalan sebagaimana mestinya. Pemimpin lembaga harusnya menyadari hal tersebut,” ucapnya, Sabtu (30/12).


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.