identitas edisi Akhir Juli 2014

Page 1


2

B

tajuk

identitas

NO 818| TAHUN XL | EDISI AKHIR JULI 2014

Kampus Mulai Lelah Dipenuhi Orang Miskin

eberapa jalur masuk menjadi mahasiswa Unhas telah digelar. Jalur SNMPTN dan SBMPTN sudah mengumumkan siapa yang berhak memakai almamater merah. Siswa yang menempuh kedua jalur yang disubsidi pemerintah menyadari benar ketidakmampuannya untuk mengikuti jalur mandiri, yang kenyataannya sangat mahal. Harapan terbentur fakta. Kampus sudah merayap memberlakukan Uang Kuliah Tunggal sejak tahun 2013 hingga tahun ini. Keluhan berdatangan, terkait penentuan biaya pendidikan yang harus dibayarkan mahasiswa baru (maba). Pesan singkat yang masuk di redaksi berbuah gunjang-ganjing di kalangan anak-anak baru. “Apa UKT yang ditentukan bisa dipertimbangkan kembali? Memang gaji orang tua sebesar Rp 6 juta per bulan, tapi keduanya menghabiskan dana untuk membiayai pengobatan atas sakit keras yang diidapnya”, “Apa UKT saya tidak bisa diubah, karena orang tua akan pensiun bulan depan”, “Saudara saya banyak”, adalah sekian upaya permintaan kompromi UKT yang dilontarkan maba. Justru hal itu yang belum difasilitasi universitas. Maba yang bertekad meminta pertimbangan kembali dari universitas mengharuskan mereka ke rektorat. Tapi, mereka kembali dengan air muka yang kalut dengan pikiran, kemana mereka akan mendapatkan biaya pendidikan sekian mahalnya. Lalu, untuk apa maba harus berkejaran dengan pengurusan berkas yang sebelumnya dikatakan kampus untuk pertimbangan biaya pendidikan atau UKT? Ah, kampus. Kenapa anda menjadi semakin lelah bertindak adil. Kau semakin tidak peduli dengan indikator kemiskinan yang lain. Wakil Rektor III periode sebelumnya, Dr Ir Nasaruddin Salam MT dalam diskusi khusus menjelaskan indikator kemiskinan tidak hanya dilihat dari penghasilan, tetapi hal lain misalnya jumlah saudara, jumlah aset orang tua, jumlah penghasilan orang tua. Namun, keadilan pertimbangan dari indikator itu yang kemudian hilang dalam penentuan UKT maba kali ini. Mereka pun harus gigit jari. Berkas-berkas yang menjadi harapan bahan pertimbangan tidak dipedulikan. Sistem yang belum mapan diterapkan membuat pelaksanaannya amburadul. Padahal, beberapa kampus lain di Indonesia dengan sistem serupa terdengar lebih manusiawi. Indikator kemiskinan seperti yang dijelaskan wakil rektor sebelumnya menjadi satu bagian yang dipertimbangkan, seperti di Universitas Haluoleo. Tidak seperti kampus kita. Cerminan pelaksanaan UKT yang belum baik dapat dilihat beberapa universitas negeri lainnya. Misal Universitas Syiah Kuala Aceh. Beberapa mahasiswa terpaksa mengundurkan diri karena UKT terlampau mahal. Kampus swasta dipikir menjadi alternatif terbaik menjawab ketidakmampuan mereka. Padahal, selain dari jumlah biaya pendidikan yang dibayar mahasiswa, banyak cara bagi kampus untuk meraup dana. Dengan menjalin kerjasama, pemberdayaan aset universitas, anggaran dari pemerintah dan beberapa cara lain di mana kampus sangat tahu caracara seperti itu. Akhirnya, bukan tidak mungkin, ini akan terjadi di kampus merah tercinta. Kala, mahasiswa yang tidak mampu harus mengenyahkan dirinya sendiri dari kampus berakreditasi A, berlabel perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia Timur ini. Kampus terlihat semakin lelah dipenuhi orang-orang miskin. Ketidakbaikan sistem tanpa solusi cepat mungkin pula malah mematahkan harapan dan mengaburkan sumberdaya potensial yang bisa dicetak kampus. Lantas, akankah tujuan pendidikan demi mencerdaskan kehidupan bangsa bisa tercapai?. n

karikatur

twitter KKN Internasional Jepang telah berlangsung sejak tahun 2011. Dalam dua tahun terakhir penyelenggaraannya, ada dua nama ‘siluman’ yang lolos mengikuti KKN ini. Apa komentar anda ? #rubrikasi

KAriKAtur/rAdiAH

sufriyadi @uphy_ lavey666 • Kalau pesertanya ada yang “siluman”, kira-kira penyelenggaranya termasuk golongan apa @identitasonline #kknsiluman Krtini nrdn �@nyotini @identitasonline siluman aja pgn k jepang apalgi aii -_-

dari redaksi

Wahyu effendi �@kickwahyu @identitasonline biasalah jalur orang dalam, sudah bukan rahasia lagi. Dwi Ahrisa Putri �@ dwiahrisaputri Yah itu betul, aturan memang menyatakan bahwa mahasiswa agrokompleks saja @identitasonline

identitAS/nurSAri SyAmSir

makan siang: Kru dan senior identitas makan siang di rumah makan Paotere, menyambut kedatangan Wahyudin Jalil, redaktur Pelaksana identitas tahun 1995, Jumat (9/8).

Pulang saTu per satu mulai beranjak dari singgasana kampus. Beranjak men­ uju rumah, dengan lintasan yang mereka inginkan. Semuanya men­ uju asalnya. Berkumpul, kembali, untuk merajut tali kekeluargaan yang rapuh. Kembali mengisi rasa sepi dengan keramaian sanak. Dan datang memenuhi panggilan fitrahwi. Menjawab kerinduan batin dan menunaikan kesyukuran. Ke sana untuk bersama. Ke sana untuk sebuah kenikmatan hidup. Usai melalui perjuangan dan penaklukan atas godaan duniawi. Kerelaan untuk menjalaninya se­ bagai suatu kenangan. Kenangan yang berharga untuk suatu keber­ samaan, bukan sekadar ingatan tapi sejumlah amal. Amalan untuk memenangkan akhirat. Demikianlah ibaratnya, bahwa keberadaan kita dalam tugas­tugas

keredaksian ini adalah sebagai nilai ibadah. Bahwa ‘tuhan’ kita adalah pembaca. Merekalah yang bakal menimbang gagasan yang kita sam­ paikan. Bahwa dalam ribuan kata yang tercetak, terbaca dan berpen­ garuh adalah amalan. Bahwa kam­ pung halaman kita adalah pem­ baca. Ke mana pun kita berada kini, kita tetap akan rindu ke seseorang pembaca. Yang mempercayakan kebenaran itu dalam ingatannya. Akhirnya, kenyataan itulah yang menjadi kemenangan untuk mereka yang tetap menjalankan tu­ gasnya sebagai insan yang bertang­ gungjawab. Kemenangan itu ada­ lah kebahagiaan. Kinilah saatnya kita rebut kembali kebahagiaan itu dengan pulang. Dan kepulangan ini, semoga menjadi berkah un­ tuk kita semua. Minal ‘aidin wal faizin.n

Mata Panda �@mata_panda77 Ah.. paling nepotisme (lagi) RT @identitasonline Dalam dua tahun terakhir penyelenggaraannya, ada (cont) http://tl.gd/nff8ni

Kunjungi Grup ‘Identitasonline’ dan Follow Twitter @identitasonline Untuk Berbagi Informasi, dan Diskusi.

sms inbox Assalamualaikum. Kenapa bank Btn di kampus tidak bisa digunakan. Padahal kami ingin bayar SPP? 089605081xxx Bila Anda memiliki informasi, harapan, dan saran mengenai kondisi Unhas silahkan kirim sms ke 087840904325.

identitas diterbitkan Universitas Hasanuddin berdasarkan STT Departemen Penerangan RI No: 012/SK/Dirjen PPG/SIT/1975/tanggal 20 Januari . ISSN:08518136. Beredar di lingkungan sendiri (non komersial) nKetua Pengarah: Idrus A. Paturusi nAnggota Pengarah: Dadang Ahmad Suriamiharja, A. Wardihan Sinrang, Nasaruddin Salam, Dwia Aries Tina Pulubuhu n Penasehat Ahli : Anwar Arifin, M Akib Halede, Ishak Ngeljaratan, Razak Thaha, SM Noor, Hamid Awaluddin, Aidir Amin Daud, M Darwis, Nasaruddin Azis, Husain Abdullah nKetua Penyunting: M. Dahlan Abubakar nKetua Penerbitan:Fajar S.Juanda nPenyunting Pelaksana: Waode Asnini Rahayoe nKoordinator Liputan: Sita Nurazmi M, Esa Ramadana, nLitbang: Rasdiana Sinala, Nur Alfianita N nStaf Penyunting: Akhmad Dani, Ermi Ulia Utami, Cita Surya Elisa nReporter: Devika Saputri , Ramdha Mawaddha, Asmaul Husna Yasin, Fransiska Sabu Wolor, Kharisma nFotografer: Siti Atirah (Koordinator), Nursari Syamsir, nArtistik dan Tata Letak: Novianto Dwiputra Addi (Koordinator), Benny Suhardi Wiranata, Radiah Annisa, nIklan/Promosi: Risky WulandarinTim Supervisor: Supratman, Maqbul Halim, Ibrahim Halim, Ahmad Bahar, Jupriadi, Darwis, Ikbal Latief, Abdul Haerah, Amiruddin PR, Muchlis Amans Hadi, Muh. Ishak Zaenal, Zaenal Dalle, Sayid Alwi Fauzy, Arifuddin Usman, Gunawan Mashar, Rasyid Al Farizi, Ahmad Khatib Syamsuddin, Munandar Kasim, Irmawati Puan Mawar n Alamat Penerbitan: Kampus Unhas Tamalanrea, Gedung UPT Perpustakaan Lt 1 Jl Perintis Kemerdekaan KM 10, Telp (0411) 589899, Fax 510088-Telex 71179, Makassar 90245. Website: www.identitasonline.net, E-mail: bukuidentitas@gmail.com nTarif Iklan: (Hitam/Putih) Rp 500 mm/kolom (Mahasiswa), Rp 1000,- mm/kolom (Umum), (Warna) Rp 1000,- mm/kolom (Mahasiswa), Rp 2000,- mm/kolom (Umum). Redaksi identitas menerima tulisan berupa opini, esai, cerpen, puisi, ringkasan skripsi/tesis/disertasi/penelitian & karikatur. Pihak redaksi identitas berhak mengedit naskah sepanjang tak mengubah nilai/makna tulisan. Tulisan yang termuat mendapat imbalan secukupnya (sebulan setelah terbit bisa diambil).

Sampul edisi akhir Juli 2014 Foto : esa ramadhana desain: radiah Annisa


dari pembaca

identitas

NO 818| TAHUN XL | EDISI AKHIR JULI 2014

3

wall facebook

Setelah munculnya aturan nomor 58 tahun 2012 tentang penetapan tarif Uang Kuliah Tunggal (UKT), kini UKT sudah memasuki tahun kedua di Unhas. Dengan sistem yang beda dengan tahun sebelumnya. Kini melihat berdasarkan penghasilan orang tua. Kini, mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi mengalami perubahan dari UKT II ke UKT IV. Bagaimana tanggapan Anda?

identitAS/Nursari Syamsir

Pesan Keamanan: Petugas Satuan Pengamanan Kampus Unhas membaca pesan singkat via telepon genggam di Pelataran Gedung Rektorat, Jumat (9/8). Satpam yang diberi tugas tiga shift tidak diberi gaji atas kerja lemburnya.

Pertimbangan UKT

Terima kasih identitas telah memuat pertanyaan saya. Apa­ kah UKT untuk mahasiswa baru dapat dipertimbangkan jikalau nantinya ada masalah dalam keuangan keluarga? Mahasiswa Baru Fakultas Farmasi Tanggapan Terima kasih atas perta­ nyaan. Bisa saja kalau memang itu terjadi dan berkas akan di­ verifikasi ulang dan akan ditin­ daklanjuti secara langsung bagi mahasiswa tersebut. Panitia se­ leksi bakal turun langsung meli­ hat kondisi mahasiswa tersebut. Drs Mukmin SE MAk Kepala Biro Keuangan

Minta Pertolongan

Assalamualaikum identitas, 17 Juli lalu, saya kecurian di depan jalan Sahabat dan telah mengejar hingga ke pintu 2 Un­ has dan melewati beberapa pos Satpam. Saya sudah berteriak minta tolong dan tak ada yang ikut membantu. Bagaimana un­ tuk dapatkan bantuan ke Sat­ pam di saat seperti ini? Alumni Unhas Angkatan 2008 Tanggapan Waalaikumsalam. Masa Satpam lihat kemudian tidak dibantu. Sebenarnya yang pada saat merampok itu mereka sudah siap dengan segala ke­ mungkinan terburuk jika mere­ ka gagal merampok. Bahkan mereka juga sudah siap dengan senjata tajamnya termasuk bu­ sur jikalau dihalau oleh petu­ gas. Namun, sampai saat ini belum ada laporan dari personil Satpam ketika hal tersebut ter­ jadi. Mungkin personil tidak dengar dan saya tidak yakin petugas tidak bergerak kalau ada perampok. M Said Kepala Satpam Unhas

Daftar JNS

Terima kasih identitas telah memuat pertanyaan saya. Bi­ sakah mahasiswa yang lulus SBMPTN dari universitas lain mendaftar di Unhas? Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Angkatan 2011 Tanggapan Terima kasih atas pertanyaannya. Tidak bisa karena persyaratan buat mahasiswa yang akan ikut JNS ialah maha­ siswa yang tidak lulus SBMPTN dan untuk penginputan nilai dari universitas lain sangat su­ sah untuk dilakukan. Dr Ir Junaedi Muhidong MSc Wakil Rektor I Bidang Akademik

Pengumpulan KHS

Assalamualaikum. Se­ belumnya terimakasih untuk identitas sudah mau menang­ gapi pertanyaan ini. Saya ingin bertanya kapan pengumpu­ lan KHS (Kartu Hasil Studi) bagi siswa Bidik Misi semester genap? Mahasiswa Fakultas MIPA Angkatan 2012 Tanggapan Waalaikumsalam. Pengumpulan KHS untuk ma­ hasiswa Bidik Misi semester genap saat ini telah dapat di­ kumpulkan di bagian kemaha­ siswaan kalau nilainya semua sudah keluar. Hasanuddin Bakaring Kepala Sub Bagian Kesejahteraan Kemahasiswaan

POSK Daftar Bidik Misi dan Pengumuman

Assalamualaikum identitas terimakasih telah memuat pertanyaan saya. Apakah ma­ hasiswa POSK bisa daftar bea­ siswa Bidik Misi dan kapan penetapan beasiswa Bidik Misi 2014? Mahasiswa Kehutanan Angkatan 2013 Tanggapan Waalaikumsalam. Untuk jalur POSK belum ada kepas­ tian dari wakil rektor bidang kemahasiswaan dan alumni dan untuk penetapan beasiswa Bidik Misi 2014 akan diumum­ kan di awal perkuliahan saat mahasiswa baru telah memiliki nomor stambuk. Hasanuddin Bakaring Kepala Sub Bagian Kesejahteraan Kemahasiswaan

Pilihan Jalur Non Subsidi

Terima kasih identitas. Saya mau bertanya, kenapa Fakultas Ekonomi tidak masuk dalam pilihan Jalur Non Subsidi? Calon Mahasiswa Baru Tanggapan Semua fakultas masuk dalam jalur non subsidi dan saat ini di database bagian akademik sudah 400 orang yang telah mendaftar di jalur ini, Jumat (25/7). Dra Bett y E Duma MEd Kepala Bagian Pendidikan

Kelebihan Jam Satpam

Terima kasih identitas. Saya mau bertanya kenapa kelebihan jam satpam dihapuskan atau dihilangkan sedangkan petu­ gas pemadam kebakaran yang sama-sama non struktural diba­ yar kelebihan jamnya? Petugas Satpam Unhas Tanggapan Tidak ada perubahan bagi Satpam tetap 3 shift, kecuali pemadam bukan lagi SK yang digunakan melainkan jam lem­ bur dan lemburnya itu yang dibayar. Drs Haeruddin Kepala Sub Bagian Rumah Tangga

PKMR Termasuk SKS

Assalamualaikum identitas, sebelumnya terima kasih telah memuat pertanyaan saya. Apakah Perkemahan Kerja dan Malam Rimbawan (PKMR) un­ tuk kehutanan terhitung dan termasuk dalam SKS (Sistem Kredit Semester)? Mahasiswa Kehutanan Angkatan 2013 Tanggapan Waalaikumsalam. Untuk tahun ini PKMR belum termasuk SKS namun kami dari BEM mengupayakan untuk menjadi­ kan PKMR ini sebagai pembi­ naan mahasiswa yang memiliki SKS untuk tahun depannya. Andi Khalid Muhammad Wakil Ketua BEM Sylva PC Kehutanan

Alumni Unhas Belum Terdaftar di Dikti

Terimakasih identitas. Saya

mau bertanya, saya mau daftar program Pascasarjana dan ingin urus beasiswa Dikti. Namun, persyaratannya harus di website Dikti sebagai alumni. Namun status saya di Dikti masih se­ bagi mahasiswa. Bagaimana hal ini? Alumni Unhas Fakutas Hukum Angkatan 2008 Tanggapan Permasalahan website memang kurang update karena kami kekurangan tenaga kerja ahli dan hal ini akan diperbaiki secepatnya. Dr Ir Junaedi Muhidong MSc Wakil Rektor I bidang Akademik

LPJ Individu

Assalamualaikum identitas. Sebelumnya terima kasih sudah memuat pertan­ yaan saya. Saya mau bertanya bagaimana syarat memasukkan laporan pertanggungjawaban (LPJ) di bagian kemahasiswaan jika atas nama individu? Mahasiswa Biologi Angkatan 2012 Tanggapan Waalaikumsalam, indi­ vidu bisa memasukkan proposal dengan syarat melampirkan laporan proposal kegiatan apa yang diikuti. Misalnya perjala­ nan dinas atau perwakilan pen­ didikan dan pelatihan. Awaluddin DM SP MM Bendahara Kemahasiswaan Unhas

Bila Anda mempunyai pertanyaan yang membutuhkan jawaban terkait Universitas Hasanuddin, silakan ke sekretariat identitas di Gedung Lantai I Perpustakaan Unhas atau hubungi 087840904325. email: bukuidentitas@gmail.com

Andry Setiawan Penentuan UKT berdasarkan penghasilan org tua adalh kebijakan yg cukup bagus karena dpt mengurangi beban org tua maba khususnya bagi yg kurang mampu. Tp disisi lain berdampak pada mahasiswa baru yg mendapat bidikmisi. Harusnya tetap pada UKT II. Kalo dipindahkan lagi ke UKT IV malah menambah beban buat mahasiswa bidikmisi yg bersangkutan. Bukan malah memutus mata rantai kemiskinan lagi tp justru menambah beban buat mereka “kasian” Agus Herdianto Yah mahasiswa unhas tidak bisa diam saja Kandhie Jaya Bguslah kalo penentuan UKT gak brdsarkan jalur tpi dsesuaikan dgn pendptan org tua. Kayak tahun lalu UKT untk POSK beda dgn yg lain apalgi POSK yg jg bidikmisi, kasian. Tapi klo yg JNS biarkan sj kan mrka rata2 dri org kaya ji yg ambil jlur ini Abdul Wahid Kaimuddin Jika menilai secara seksama, kita semua tahu bahwa UKT hanya berlaku sampai semester 8.. Jika kuliah mahasiswa sampai semester 9 keatas, mereka akan dikenakan SPI... Sementara beberapa jurusan di unhas masih memiliki banyak mahasiswa semester 9 keatas.. Inilah soft war yg tanpa kita sadari memaksa mahasiswa menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah perpus)... Organisasi..?? Ntar dulu, saya cm mau kulia sampe semester 8 bro.. Riszky Muhammad Ini mungkin dapat menjadi “cobaan” bagi sebagian besar masyarakat. Pemerintah berasumsi bahwa sistem UKT akan membuat pendidikan tinggi menjadi lebih terjangkau, namun bagi sebagian masyarakat malah justru menjadi “cobaan”. Biaya awal yang bagi masyarakat umum sering tidak dianggap sebagai biaya pendidikan, dan terkadang logika masyarakat sering kali berbeda dengan logika para pengelola PTN.. Apakah kita juga berpikiran demikian ?? Fawaid Afif Ya semoga survey nya benar..jgn sampe org mampu di tulis kurang mampu br tdk na survey Zulfikar Putera Gowa Kawal setiap kebijakan kampus kawand2. Ini indikasi unhas akan meniru sistem yg di Pake UI yaitu PTNBH. Dan hal2 yg akan terjadi adalah naiknya biaya SPP untuk adek2 yg baru. Sungguh kasian biaya pendidikan semakin mahal. Kebijakan yg tak memihak di awal pemerintahan rektor baru. Semoga mahasiswa kurang mampu mendapat perhatian untuk tetap diperhatikan bukan untuk disingkirkan dari kampus terbaik di Indonesia timur ini.


4

opini

identitas

NO 818| TAHUN XL | EDISI AKHIR JULI 2014

Oleh : Dhihram Tenrisau

L

ebaran di Indonesia me­ mang klise. Menyajikan menu pemandangan ribuan orang berbondong­ bondong berdiri di depan termi­ nal kendaraan antar daerah, para calon penumpang yang berd­ esakan memadati bandara dan pelabuhan, bahkan kecelakaan­ kecelakaan di jalur­jalur antar dae­ rah. Tiap tahun, dan demi tahun terus sama adanya. Mudik, itulah namanya. Muluh Idik atau perjala­ nan sementara. Kerinduan akan keluarga dan asal menjadi alasan utama. Mudik adalah sebuah ruti­ nitas pulang sementara ke rumah di tanah asal yang sudah membu­ daya. Berbicara budaya memang tak lepas dari landasan filosofi, dan mudik adalah salah satunya.

Seorang Dante Alighieri menu­ liskan karya terbaiknya Divine Comedy sebagai ‘mudik’ spiritu­ alnya dari inferno (neraka), purgatorio (penyucian), dan paradiso (surga). Dante sepertinya hendak ingin menjelaskan betapa perjala­ nan senantiasa menuju pada ke­ baikan (paradiso) yang tentunya tidak mudah dimana dia harus melewati berbagai tingkatan­ tingkatan dari mengerikannya neraka (inferno) yang menyimpan kengerian hawa nafsu manusia hingga penyuciannya (purgatorio). Bukankah fase Ramadhan sampai Lebaran adalah seperti itu? Di­ awali sebelum Ramadhan dimana kita masih berlumuran dosa­dosa dan hawa nafsu kita, dan di Ram­ adhan yang kemudian kita diberi ruang untuk menyucikannya. Hinggga dimulainya sebuah lem­ baran baru di Lebaran. Lebaran adalah sebuah per­ ayaan, sebuah pembukaan lem­ baran baru kehidupan manusia. Secara terminologi Id al-Fithri (Idul Fitri) terdiri atas dua kata yaitu Id yang berarti ulangan dan Fithr yang sama artinya Fitrah. Fitrah secara kata berhubungan dengan

Mudik

suci dan bersih seperti lahir, dan hal ini berhubungan dengan sifat manusia yang senantiasa bersi­ fat hanif (senantiasa merindukan kebaikan). Inilah mudik yang sesungguhnya, ketika manusia mulai merindukan “Rumah” yang menjadi sifat asal, dan berusaha untuk kembali walau sedetik. Purgatorio dilalui melalui puasa Ram­ adhan dan saatnya kita kembali sebagai manusia yang “fitrah”. Mudik inilah merupakan sebuah proses pengingat kembalinya se­ orang manusia akan “Rumah” sesungguhnya, “Rumah” yang melebihi kokohnya tembok dan mewahnya perabotan. Terlebih dari itu “Rumah” ini adalah sifat­ sifat ke­Ilahi­an, pancaran­pan­ caran kebaikan pada diri manusia agar mereka dapat lebih dekat kepada­Nya. Salah satu proses dalam pencapaian yang disebut Murtadha Muttahari yaitu kesem­ purnaan manusia (Insan Kamil). Mungkin masih terlintas diin­ gatan kita betapa mudik memang selalu dirindukan, bahkan para pendahulu kita. Sebut saja Musa yang menapaki Gunung Thursi­ na, Rasulullah SAW dengan buraq,

Salman Al­Farisi, sahabat Rasu­ lullah yang menempuh Hijaz dari Tanah Parsi. Hal yang serupa juga mungkin dialami oleh Sidharta Gautama, Yesus dari Nazareth, Zarathustra, dan lainnya. Inilah pencarian akan “Rumah” yang se­ benarnya, pencarian menjadi fitrah, pencarian menuju kedekatan dengan Ilahi, pencarian akan keg­ etiran spiritual, pencarian akan kebermaknaan asali manusia. Takbir kemenangan telah berla­ lu, Beduk lebaran telah bergaung. Idul Fitri telah dilewati, para pe­ mudik siap kembali, lembaran baru telah menanti. Namun apa­ kah makna telah didapati? Apa­ kah kita siap berganti? Siapkah kita menjadi pribadi berbeda dari yang lalu? Saya selalu percaya Idul Fitri adalah sebuah kemenangan rahmatan lil-alamin, bukan saja ke­ menangan orang Islam, namun ia kemenangan untuk Budha, kemenangan untuk Katolik, ke­ menangan untuk Protestan, kemenangan untuk Hindu, ke­ menangan untuk Agnostik, kemenangan untuk presiden, kemenangan untuk rakyat, keme­

nangan untuk buruh, kemenangan untuk petani, kemenangan untuk pemulung, kemenangan untuk nasionalis, kemenangan untuk he­ donis, kemenangan untuk West­ ernis ,yang jelasnya kemenangan untuk semua yang bertobat se­ cara nashuha. Yang memanfaatkan waktu untuk senantiasa “mudik” spiritualitas agar senantiasa lebih baik baik ke depannya. Ramad­ han dan Idul Fitri adalah sebuah momen untuk menyucikan diri dengan lebih belajar melaksana­ kan kebaikan­kebaikan dan lebih menghindar atas segala keburu­ kan­keburukan. Semoga kita semua dapat me­ mahami makna mudik. Bukan sebatas ritual, namun lebih pent­ ingnya merupakan jalan spiritual. Mudik itu memang sementara, namun kebermaknaannya se­ lamanya. Tergantung siapa yang memaknanya. Semoga kita men­ jadi salah satunya. Amin n Penulis adalah mahasiswa Fakultas kedokteran Gigi unhas & Pengurus hmi Badko sulselbar

Refleksi Pendidikan Orang Muda

J

Oleh Nurul Fajri

ika pendidikan hanyalah persoalan membangun ge­ dung, menambah jumlah kelas, mengadakan bangku, memaksa membeli buku, masuk sekolah terkenal, lulus dengan nilai tinggi, kita bisa lega. Jika pendidikan adalah proses trans­ formasi menjadi pembelajar yang bisa mengarahkan diri, kritis dan mampu berpikir secara otonom (Mezirow, 2003), tampaknya kita harus merenung sejenak. Per­ nahkah kita memikirkan akan jadi apa bangsa ini tanpa pendidikan? Ataukah menganalisa hubungan antara pendidikan dan orang muda? Lalu pendidikan seperti apa yang dibutuhkan orang muda? Orang muda (Youth) adalah sebutan bagi mereka yang berusia 19­24 tahun. Penyebutan orang muda dipisahkan dari istilah pe­ muda yang maknanya politis. Di Indonesia, mereka menjadi kelompok usia pelajar serta peker­ ja. Dari kelompok usia ini, hanya 18,4 persen atau 4,8 juta saja yang berada di bangku kuliah (Kompas). Lulusan sekolah menengah tidak seluruhnya terserap untuk melan­ jutkan pendidikan secara formal. Indonesia tidak sedang mengu­ lang masa kolonial ketika akses pendidikan hanya ditujukan pada kalangan Eropa dan bangsawan.

Pendidikan bukanlah proses alienasi seseorang dari lingkungannya, atau dari potensi alamiah dan bakat bawaannya, melainkan proses pemberdayaan potensi dasar yang alamiah bawaan untuk menjadi benarbenar aktual secara positif bagi dirinya dan sesamanya. (Butet Manurung, Sokola Rimba) Iklim hierarki ekonomi sangat terasa. Abraham Samad, Ketua KPK RI juga melayangkan kritik bagi keluaran sistem pendidikan Indonesia. Pendapatnya dilan­ sir Kompas (26/12/2013) ketika menjadi pembicara dalam diskusi di FKUI tahun 2013. Ia menilai pendidikan lebih menitikberat­ kan pada kecerdasan kognitif dan melupakan kecerdasan emo­ sional. Tolak ukur kecerdasan pada hasil ujian masih menjadi ‘dewa’ bagi praktik pendidikan. Sejak seleksi calon mahasiswa hingga calon lulusan universitas. Lantas, apa yang bisa dibanggakan oleh penyeleng­ gara pendidikan? Mengapa mereka butuh menyelamatkan reputasi dengan mengorban­ kan proses pendidikan yang seharusnya dikawal baik?

Peran Negara bagi Orang Muda

insTiTusi pendidikan perlu berbenah diri. Orang muda ada­ lah generasi bangsa yang haram hukumnya dijadikan uji coba atau sekadar pengejawantahan proyek donor. Mereka akan men­ emukan dunia yang berbeda sejak dalam pikiran. Jika mereka ber­ pikir bahwa tujuan pendidikan hanya untuk meraup kekayaan,

status sosial, atau jabatan, maka hidup orang muda diambang kehancuran. Orang muda akan terjebak bahwa karya bukan hal utama, kesadaran akan kehidu­ pan sosial jadi urutan sekian. Mereka akan fokus pada kom­ petisi. Bukankah ini akan men­ yakitkan kita sebagai bangsa? Sepertinya negara perlu mere­ fleksi kembali perannya dalam memberi sumbangsih pendidikan bagi orang muda. Pelaksanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN­BH) adalah bukti nyata diskriminasi pendidikan. Jika tujuan negara mencerdas­ kan kehidupan bangsa, apakah pilar penyanggahnya harus men­ jual diri? Bagaimana mungkin kualitas pendidikan dibangun untuk mencekik orang kecil? Mungkinkah praktik PTN­BH menggiring pendidikan menjadi kapitalistis? Jika tidak, mengapa masih ada riak mahasiswa ber­ suara melakukan penolakan? Jiwa muda adalah jiwa yang senantiasa melakukan pencarian. Gemar pada tantangan, memiliki rasa ingin tahu, serta empati yang tinggi. Instrumen pembelajaran tidak tepat akan mengganggu stabilnya daya adaptasi mereka pada lingkungan. Bukankah orang muda adalah bagian dari

masyarakat? Bukankah sucinya ilmu pengetahuan akan terasa ketika bersama masyarakat?

Pembelajaran bagi orang muda

Tim Youth Camp Rumah Baca Philosophia (RBP) pernah mel­ akukan penelitian pada orang muda menggunakan metode auto-etnografi. Ruang lingkup penelitiannya adalah Fakultas Ekonomi Universitas Hasanud­ din dan Politeknik Negeri Ujung Pandang sejak tahun 2013­2014. Tim kemudian melibatkan ob­ servasi diri dan penelitian reflektif. Tujuannya untuk mencapai pemahaman budaya orang muda. Mereka mencatat detail temuan yang dialami orang muda dalam mengambil keputusan pendidi­ kan, peran keluarga, serta ekspek­ tasi masa depan. Tim peneliti ke­ mudian memberikan kesimpulan bahwa orang muda membutuh­ kan pembelajaran transformatif. Pembelajaran ini mengarahkan pembelajar mengalami perubahan kerangka acuan berpikir (frame of reference). Dalam prosesnya, mereka mampu merefleksi kritis atas asumsi, keyakinan, nilai,

serta cara pandang individu dan diri mereka sendiri. Selain keterli­ batan aspek kognitif, aspek emo­ sional juga menjadi poin penting. Sedang pada praktiknya, kita cenderung mengikuti pola milit­ eris guna merekrut peserta didik. Relasi paternalistik yang disebut Saya Sasaki Shiraishi dalam buku Pahlawan­Pahlawan Belia, men­ jelaskan bahwa ruang intervensi itu mengakar hingga institusi terkecil, keluarga. Inilah mal-education di Indonesia, sebuah ke­ salahan terbesar sekaligus dosa sosial bagi anak bangsa. Mereka dipandang sebagai bejana kosong yang harus diisi. Efeknya, mereka akan mencari pelarian diri dan terjebak pada modernitas hidup. Metode pembelajaran instrumental, emansipatoris, dan komunikatif adalah solusi tepat. Wajah pendidikan harus melepas topeng tiran yang dikenakannya. Pendidikan akan membawa pe­ rubahan pada manusia. Hidup di dunia hakikatnya sebagai proses belajar, mengejar misteriusnya pengetahuan, mencari kebe­ naran dan melawan kezaliman. Menjunjung nilai kemanu­ siaan di atas segalanya. Jika ke­ benaran tak dikenalkan, maka penindasan akan dilanggeng­ kan. Jika ilmu tidak lagi men­ jadi sandaran, manusia berkhi­ anat pada penciptanya. n Penulis adalah mantan Fungsionaris Departemen aksi advokasi sema Fakultas ekonomi unhas dan anggota Tim Peneliti Youth Camp rumah Baca Philosophia


civitas

identitas

NO 818| TAHUN XL | EDISI AKHIR JULI 2014

5

bundel Edisi Akhir Juli 2002

Berdalih SPP Tidak Naik

U

identitAS/esa ramadana

Unjuk Prestasi: Nur Adim Ramdani Iswan, menunjukkan pialanya, dalam meraih juara pertama pada International Tennis Federation saat mengikuti seleksi jalur prestasi olahraga, seni dan keilmuan di Baruga Pettarani Unhas, Senin (4/8). Sejumlah fakultas menolak mahasiswa di jalur tersebut.

Jalur Berprestasi Menanti Ajal Unhas menolak mahasiswa program sarjana di jalur berprestasi. Keberadaannya terancam untuk ditutup?

J

alur Penelusuran Prestasi Olahraga, Seni dan Keil­ muan (POSK) telah hadir di Unhas sejak tahun 2009. Jalur penerimaan Mahasiswa Baru (Maba) program sarjana, yang diadakan untuk menjaring potensi-potensi prestasi siswa ketika berada di bangku kuliah kelak. Pada awalnya, kelahiran jalur ini, setelah mengganti­ kan jalur Ujian Masuk Bersama (UMB) dan Penerimaan Maha­ siswa Susulan (PMS) di tahun yang sama. Kini beberapa program studi (prodi) di Unhas tak lagi me­ nerima mahasiswa di jalur masuk tersebut. Seperti, prodi Kesehatan Masyarakat, Ilmu Gizi, Teknik Pertambangan, Teknik Geologi, dan beberapa prodi sosial seperti, Arkeologi dan Ilmu Sejarah. Penutupan tersebut telah didahului oleh sejumlah prodi, misalnya Pen­ didikan Dokter, Keperawatan, Kedokteran Hewan, Fisioterapi dan Pendidikan Dokter Gigi pada tahun sebelumnya. Alasan penutupan pun be­ ragam. Salah satu prodi berang­ gapan bahwa penutupan jalur penerimaan, karena keputusan sepihak oleh universitas. “Kami sebenarnya telah mengusulkan tapi kemudian muncul kebi­

jakan yang baru,” kata Sekre­ taris Jurusan Arkeologi Yadi Mulyadi. Ia pun sendiri merasa membutuhkan mahasiswa di jalur ini, dengan prestasi untuk mengembangkan konsentrasi bidang ilmu tersebut. Selain itu, penutupan ini di­ karenakan pihak prodi yang tak mengusulkan ke universitas untuk pembukaan penerimaan mahasiswa melalui jalur presta­ si. “Kami tak pernah mengusul­ kan, dan baru mengetahui kalau tahun ini gizi tak terima POSK,” kata Ketua Prodi Ilmu Gizi Dr dra Nurhaedar Jafar Apt MKes. Hal senada pula disampaikan oleh Wakil Dekan bidang Ke­ mahasiswaan Fakultas Teknik Ir Anshar Suyuti MT terhadap penutupan penerimaan Maba di prodi Teknik Geologi dan Teknik Pertambangan. “Tidak mengusulkan karena informasi pembukaan jalur ini kurang jelas. Terlebih lagi, kami me­ nimbang tentang rasio jumlah dosen dan mahasiswa saat ini dan dengan kebutuhan kelas,” katanya. Penutupan akses tersebut mengundang reaksi ke maha­ siswa yang lulus di jalur ini dan kini telah berkuliah di Un­ has. Sebut saja, mahasiswa dari Fakultas Pertanian angkatan

jian Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) telah usai. Bagi mahasiswa baru yang lulus di Unhas, harus bersiap dengan kebijakan menyangkut pembayaran. Karena mulai tahun ini, selain membayar SPP, juga dikenakan biaya belanja mata kuliah dengan biaya 10 ribu per SKS untuk mahasiswa non eksakta dan 15 ribu untuk eksakta. Kebijakan ini diambil lantaran biaya SPP tidak mengalami kenaikan. Kebijakan ini terkait dengan kemandirian Unhas dalam persoalan anggaran pasca pengurangan subsidi dari pusat. Setiap tahun anggaran, penyelenggaraan pendidikan Unhas terus membengkak hingga saldo Unhas mengalami defisit. Untuk mengatasi kondisi tersebut maka konsekuensinya, mahasiswa baru tetap membayar 360 ribu rupiah per semester bagi eksakta. Ditambah lagi jika rata-rata setiap semester mengambil 20 kredit maka setiap semester harus merogoh kocek 660 ribu. Sedangkan non eksakta harus mengeluarkan biaya 470 ribu rupiah untuk biaya SPP dan biaya rata-rata 20 kredit. Meskipun keputusan pemberlakuan kebijakan ini belum final, namun telah terjadi pro kontra di kalangan mahasiswa. Sebagian mahasiswa bisa memaklumi perlunya dikeluarkan kebijakan tersebut sebagai dampak otonomisasi kampus. Asalkan ada peningkatan efisiensi fasilitas kampus. Sebagian mahasiswa juga ada yang keberatan dengan kebijakan ini. Pasalnya tak ada transparansi pengalokasian dana. Ada juga yang menilai terlalu mahal bagi bagi mahasiswa yang mempunyai tingkat ekonomi menengah ke bawah. n

Edisi Akhir Juli 2003

Menata Ulang Rambu Akademik

2012 Nurhidayat. Ia berpanda­ ngan bahwa Unhas seharusnya lebih fokus dalam tahap tes ke­ terampilan dalam seleksi jalur penerimaan ini. Bukan pada pe­ nutupan penerimaan. “Seperti tahap seleksi yang saya alami pada saat masuk melalui jalur ini,” katanya yang memiliki sertifikat juara II lomba band seAjatappareng. Dukungan itu pun disampai­ kan oleh St Khadjirah. Salah se­ orang yang lulus di jalur POSK melalui sertifikat Juara I Ran­ dori Kempo Pekan Olahraga kota Makassar, menyatakan bahwa penutupan jalur ini bisa membuang secara cuma-cuma mahasiswa yang berprestasi. Pihak universitas melalui

Wakil Rektor bidang Akademik Dr Ir Junaedi Muhidong MSc menganggap penutupan ini ter­ jadi karena kouta untuk jalur ini telah penuh dan usai rapat bersama rektor akhirnya kepu­ tusan untuk beberapa prodi me­ nutup jalur ini telah bulat. Hal tersebut didukung pula oleh pernyataan dari Kepala Biro Akademik Dr Betty E Duma MEd. “Tahun ini kuota POSK dikurangi karena banyak prodi tak lagi menginginkan maha­ siswa melalui jalur ini. Namun, tetap dibuka karena untuk me­ nepati janji Wakil Rek­tor III pe­ riode 2006-2014, ” katanya saat ditemui di ruangannya Jum­ at, (18/7).n (Ask/Ain)

Menuju rambu-rambu empat tahun ke depan membuat petinggi universitas berpikir keras merevisi peraturan akademik. Rapat yang dilakukan oleh komisi I yang khusus membahas masalah akademik bahkan berjalan hampir lima bulan. Hal yang bakal direvisi adalah permohonan cuti dan pengisian Kartu Rencana Studi (KRS). Menanggapi hal tersebut Drs Alimin Bado, salah seorang anggota rapat Komisi I, mengungkapkan bahwa mulai semester depan mahasiswa diperbolehkan mengambil cuti pada pertengahan semester. Khusus untuk pengisian KRS, telah diantisipasi oleh Prof Syamsuddin Hasan MSi, Pembantu Dekan I Peternakan. Menurutnya, hal ini bisa diantisipasi dengan mengeluarkan kartu nilai sementara. Kebijakan baru yang telah disahkan dalam rapat paripurna 21 Juli 2003, diharapkan memberikan atmosfer baru di Unhas. Walau nantinya akan menemui banyak kendala dalam pelaksanaannya. Namun kita berharap aturan tersebut tak hanya di atas kertas saja. n


6

wansus

identitas

NO 818| TAHUN XL | EDISI AKHIR JULI 2014

Media Harus Independen! Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2014, keberpihakan media, khususnya jurnalistik televisi di tanah air terang-terangan terlihat. Dalam hal pemuatan informasi yang disiarkan ke publik pembaca. Pemuatan berita ke salah satu calon tak lagi mengedepankan unsur etika jurnalistik yang berlaku. Media telah berpaling ke rakyat pembacanya, berpihak ke pihak-pihak tertentu. Wacana kebenaran yang dibangun ke masyarakat pun menjadi bias. Independensi yang telah tercederai oleh kepentingan pemilik modal yang berafiliasi ke pasangan calon presiden tertentu. Akhirnya, pembaca harus menyantap menu berita dengan cita rasa hambar dengan kualitas jurnalistik yang buruk. Lantas, bagaimanakah masa depan indenpendensi media seusai Pilpres? Berikut kutipan wawancara reporter identitas Fransiska Sabu Wolor bersama Ketua Aliansi Jurnalis Indenpenden (AJI) Kota Makassar Gunawan Mashar yang ditemui di Rumah Makan Woodsygab Makassar, ketika pelaksanaan diskusi Masa Depan Indenpendensi Media, Sabtu (19/7). Bagaimana hakikat peran media massa dalam pemberitaan? Dalam pemberitaan, media harus memenuhi kaidah-kaidah jurnalisme. Misalnya sederhana, cover both side, artinya harus ada dua pihak harus seimbang (balancing), sumber berita harus kredibel, harus ada pengecekan terhadap fakta dan data-data yang ada, kemudian wartawan juga harus proporsional dalam artian punya porsi yang sama. Apa yang menjadi pembeda antara netralitas dan independesi media? Banyak anggapan bahwa media itu bisa saja tidak netral tapi harus independen, dalam artian tidak ada intervensi dan tetap memen­ uhi kaidah-kaidah jurnalisme. Seharusnya media harus berpi­ hak pada publik secara universal contohnya dalam pemberitaan seperti kemanusiaan. Dalam Pil­ pres kemarin, ada beberapa me­ dia yang berani terang-terangan mendukung salah satu calon presiden karena ada kepentingan besar. Tapi yang penting adalah newsroom itu harus bersih dari kepen­ tingan apapun termasuk kepentingan pemilik modal. Banyak orang beranggapan bahwa newsroom yang bersih itu tidak mungkin. Bagaimanakah media yang berpihak itu? Bolehkah media berpihak pada politik? Kalau saya melihat media harus independen apalagi menyang­ kut dengan kepentingan-kepen­ tingan politik praktis karena itu bisa merugikan publik. Misalnya dalam kasus lumpur lapindo, dalam kondisi ini banyak orang tenggelam rumahnya, jadi harus berpihak pada rakyat. Selain itu, contohnya kasus perang di Gaza media harus berpihak pada korban-korban ini pada anakanak dan ibu-ibu yang ditembak kepalanya. Untuk hal-hal sosial media memang harus berpi­ hak. Namun, untuk kepentingan politik apalagi Pilpres menurut saya media tidak wajar memi­

hak. Fenomena ini merupakan salah satu bentuk titik terendah independensi wartawan dalam 16 tahun reformasi. Dalam hal ini, Pilpres kemarin media sudah sampai ke tahap melempar black campaign tanpa ada cek dan ricek terlebih dahulu. Contoh kasus, ke­ marin ada stasiun TV yang gam­ blang menghubungkan ke salah satu pasangan calon presiden dengan komunis hanya dengan data sepotong-potong. Padahal ada fakta-fakta lain yang juga masuk dalam peristiwa tersebut namun dihilangkan. Bagaimana batasan keberpihakan media? Ke mana seharusnya media berpihak? Batasan seharusnya media pada momen pilpres kemarin tidak memihak sama sekali. Karena kenapa? Pada momen Pilpres itu besar ketika media larut dalam keberpihakan seperti yang terjadi sekarang. Terjadi gesekan yang semakin keras dan mengarah ke pendukung, karena media turut serta dan punya andil dalam gese­ kan itu. Ini juga berdampak dalam kerja wartawan di lapangan, makin banyak juga warga yang antipati dengan kerja-kerja jurna­ lis. Mereka menganggap bahwa wartawan itu kerja-kerja pesanan. Akhirnya yang menjadi korban ialah wartawan di lapangan. Saya yakin wartawan-wartawan di lapangan juga memiliki ideologi lain namun bergantung lagi pada bos yang menggajinya. Jadi apa boleh buat? Jika sudah tak indenpenden, siapa yang berhak memberi sanksi kepada media? Menurut saya pastinya warga akan memberi sanksi terhadap ke­ berpihakan media hari ini. Entah itu akan dirasakan saat ini atau akan datang. Yang jelas bahwa keberpihakan media pada momen ini akan berdampak lama pada ke­ hidupan media kita ke depan. Ka­ rena yakin saja, orang mulai dan telah mengkotak-kotakkan media. Selain itu, membuat masyarakat menjadi bingung dalam hal me­

IDENTITAS/ESA RAMADANA

milih media yang dipercayainya. Bagaimana masa depan indenpedensi media setelah Pilpres? Yakin saja setelah Pilpres ini TV yang dulunya mendukung calon A mencoba untuk netral setelah Pilpres sudah tidak bisa karena orang sudah memiliki pandangan bahwa ini TV-nya ini TVnya ini. Kedua, keberpihakan ini juga berdampak pada psikologi media-media lokal untuk ting­ katan momen-momen pemilihan kepala-kepala daerah. Mediamedia lokal yang cenderung me­ miliki politisi juga kelak akan lebih vulgar pemberitaannya ka­ rena nasional saja sudah berpihak. Ketiga, ini mempunyai dampak psikologi terhadap mental-mental wartawan yang dulunya mempu­ nyai idealisme, tapi beberapa di antaranya akan apatis dan men­ jadi pragmatis. Karena berpikir buat apa saya jaga-jaga idealisme saya sementara akhirnya saya di­ arahkan oleh pemilik modal saya. Akhirnya karena itu jadilah mere­ ka apatis dan pragmatis. Bagaimana pandangan Aliansi Jurnalis Independen terhadap kasus tersebut? Kalau dilihat fenomena di In­ donesia, ada tiga stadium ke­ berpihakan di Indonesia. Pada stadium terendah ada beberapa media yang berpihak berdasarkan porsi pemberitaannya yang lebih dibanding ide, tapi kaidah jurnal­ isme tetap ada, seperti beritanya tetap wawancara, konfirmasi ke narasumber yang kredibel, kedua mulai ada pengarahan dalam ar­ tian mulai ada pemilihan angle berita yang menguntungkan bagi calon tertentu, dan stadium ketiga media bukan hanya berpihak na­

mun juga terlibat dalam melem­ par black campaign. Jika melihat media sosial yang juga turut beserta dalam keberpihakan bagaimana tanggapan anda? Ini merupakan keniscayaan ka­ rena dengan kemajuan teknologi membantu orang untuk berani ngomong. Menurut saya salah satu yang akan menghakimi media-media mainstream ialah media-media sosial. Media sosial mempunyai andil besar dalam membentuk gesekan hebat antar penduduk di media sosial itu, ka­ rena media massa yang berpihak. Namun, yang menarik ialah mun­ culnya media-media online yang memaparkan fakta yang datanya hanya dari status-status twitter di­ jadikan berita, dan orang yang se­

makin terkotak-kotak mengambil link-nya hanya karena membantu orang yang ia dukung. Kadang kita menjadi tak tahu membeda­ kan yang benar yang tidak. Menurut anda, bagaimana seharusnya jurnalis bersikap agar ia tetap memegang teguh ideologinya? Jurnalis dalam artian yang ker­ ja di lapangan terkadang dalam posisi tak berdaya karena bu­ kan mereka pemilik modal. Ide­ ologinya muncul ketika ia keluar dari medianya namun tak semua orang bisa buat media. Sekarang adalah tugas lembaga-lembaga negara untuk menetralkan ini dan juga tugas LSM-LSM yang memi­ nimalkan keberpihakan-keberpi­ hakan tersebut. n

Data Diri: Nama : Gunawan Mashar Tempat/tanggal lahir : Makassar, 17 Januari 1980 Riwayat Pendidikan : Fakultas Hukum Unhas tahun 1997 Karier Jurnalistik : - Penerbitan Kampus identitas tahun 1998-2000 - Ketua Lembaga Penerbitan Mahasiswa Hukum (LPMH) Unhas tahun 1999 - Radio Smart FM tahun 2001 - Majalah Masa tahun 2003 - Media online Detik.com tahun 2004-2013 - Media online KlikMakassar.com tahun 2014 - Ketua AJI Makassar tahun 2013-2016


lipsus

identitas

NO 818| TAHUN XL | EDISI AKHIR JULI 2014

RINCIAN DANA UKT UNHAS 2014 UANG KULIAH TUNGGAL

PROGRAM STUDI

BIAYA KULIAH TUNGGAL

KELOMPOK I

KELOMPOK II

KELOMPOK III

KELOMPOK IV

KELOMPOK V

AKUNTANSI

10,481,605

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

5,000,000

ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

10,481,605

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

5,000,000

MANAJEMEN

8,062,773

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

5,000,000

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

7,442,560

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

5,000,000

ILMU HUKUM

8,062,773

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

5,000,000

FISIOTERAPI

19,381,667

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

6,500,000

ILMU KEPERAWATAN

19,381,667

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

6,500,000

KEDOKTERAN HEWAN

25,666,958

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

4,500,000

PENDIDIKAN DOKTER

27,805,871

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

20,000,000

PSIKOLOGI

11,908,096

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

6,500,000

TEKNIK ARSITEKTUR

12,911,638

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

5,500,000

TEKNIK PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA

12,415,036

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

5,500,000

TEKNIK ELEKTRO

12,911,638

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

5,500,000

TEKNIK GEOLOGI

12,415,036

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

5,500,000

TEKNIK INDUSTRI

11,663,044

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

5,500,000

TEKNIK INFORMATIKA

11,663,044

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

5,500,000

TEKNIK KELAUTAN

13,954,800

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

5,500,000

TEKNIK LINGKUNGAN

12,415,036

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

5,500,000

TEKNIK MESIN

13,954,800

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

5,500,000

TEKNIK PERKAPALAN

13,954,800

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

5,500,000

TEKNIK PERTAMBANGAN

13,396,608

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

5,500,000

TEKNIK SIPIL

12,911,638

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

5,500,000

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

13,396,608

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

5,500,000

ILMU KOMPUTER

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

4,500,000

ANTROPOLOGI

8,062,773

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

3,500,000

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

7,752,667

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

3,500,000

HUBUNGAN INTERNASIONAL

7,752,667

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

5,000,000

ILMU KOMUNIKASI

7,752,667

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

4,500,000

ILMU PEMERINTAHAN

7,752,667

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

4,000,000

ILMU POLITIK

8,062,773

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

3,500,000

SOSIOLOGI

7,752,667

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

3,500,000

ARKEOLOGI

10,078,467

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

3,000,000

ILMU SEJARAH

7,752,667

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

3,000,000

SASTRA ARAB

9,272,189

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

3,000,000

SASTRA DAERAH

8,558,944

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

3,000,000

SASTRA INDONESIA

8,915,567

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

3,000,000

SASTRA INGGRIS

8,915,567

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

4,000,000

SASTRA JEPANG

8,915,567

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

4,000,000

SASTRA PERANCIS

8,915,567

500,000

600,000

1,750,000

2,400,000

3,000,000

AGRIBISNIS

11,454,141

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

4,000,000

AGROTEKNOLOGI

12,094,160

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

4,000,000

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

11,629,000

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

4,000,000

KETEKNIKAN PERTANIAN

11,629,000

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

4,000,000

BIOLOGI

12,900,437

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

4,500,000

FISIKA

12,404,267

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

4,500,000

GEOFISIKA

11,629,000

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

4,500,000

KIMIA

12,900,437

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

4,500,000

MATEMATIKA

11,013,597

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

4,500,000

STATISTIKA

11,013,597

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

4,500,000

NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK

12,094,160

PRODUKSI TERNAK

11,629,000

SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

12,094,160

PETERNAKAN

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

4,000,000

PENDIDIKAN DOKTER GIGI

27,805,871

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

10,000,000 6,000,000

ILMU GIZI

12,900,437

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

KESEHATAN MASYARAKAT

12,900,437

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

6,000,000

BUDIDAYA PERAIRAN

12,094,160

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

4,000,000

ILMU KELAUTAN

11,663,044

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

4,000,000

MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

11,013,597

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

4,000,000

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

11,454,141

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

4,000,000

SOSIAL EKONOMI PERIKANAN

11,454,141

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

4,000,000

KEHUTANAN

11,629,000

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

4,000,000

FARMASI

20,156,933

500,000

750,000

2,000,000

2,400,000

10,000,000

sumber: surat keputusan rektor unhas nomor 20999/un4/ku.19/2014

kronik

Uang Kuliah Kini?

Kecelakaan Tunggal, Mahasiswa Akuntansi Unhas Meninggal Dunia

Penentuan harga Uang Kuliah Tunggal mahasiswa program sarjana Unhas mengalami perubahan. Besarannya ditakar melalui gaji orang tua.

C

alon mahasiswa baru ramai, ber­ lalu­lalang di Ge­ dung Rektorat. Mereka hendak memveri­ fikasi berkas Uang Kuliah Tunggal (UKT)­nya ke pihak panitia penerimaan mahasiswa baru di Un­ has, Selasa (8/7). Di antara mereka terdapat Diana As­ tuti. Ia adalah siswa yang lulus di jalur Seleksi Na­ sional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Di sana untuk menghadap ke panitia verifikasi untuk meminta perubahan tarif UKT yang akan dibayar­ kan. Dalam proses verifikasi UKT, ia dimasukkan pada pilihan kelompok III (lihat tabel). Biaya kuliah per se­ mester yang berjumlah Rp 2 Juta. Besaran biaya yang terbilang besar baginya yang kerap disapa Diana. Anak kedua dari empat bersaudara ini memiliki orang tua yang berpeng­ hasilan enam juta rupiah per bulan. Orang tua juga punya beban untuk mem­ biayai kakek, nenek serta sepupunya. Berikut, berse­ lang dua tahun lagi, peker­ jaan ayah Diana sebagai pegawai pertambangan memasuki masa pensiun dan kini kondisinya sedang sakit­sakitan seperti yang dialami oleh ibunya kini. Demikianlah kondisi dari keluarga siswa asal Kalim­ antan Timur tersebut. Den­ gan latar keluarga untuk menjangkau pendidikan di perguruan tinggi. Selain itu, meskipun telah membawa

berkas seperti slip pemba­ yaran rekening listrik dan air, serta slip gaji orang tu­ anya pada saat wawancara UKT. Namun, ke semua hal tersebut tak berlaku agar ia bisa mendapatkan uang kuliah di kelompok yang terjangkau. “Saat memilih UKT saya memilih kelompok II tapi saya dipindahkan ke UKT III hanya karena orang tua berpenghasilan di atas tiga juta rupiah tanpa memper­ timbangkan kondisi ekono­ mi dan orang­orang yang menjadi tanggungan dalam keluarga saya. Jadi saya meminta agar ini diper­ timbangkan kembali,” kata siswa yang lulus di pro­ gram studi Farmasi yang te­lah membayarkan UKT sejumlah Rp 2 Juta ke Bank BTN, saat diwawancarai, Jumat (18/7). Pengelompokkan UKT yang berbeda dengan ta­ hun sebelumnya yang berpatokan pada jalur masuk penerimaan ma­ hasiswa baru. Kini, pen­ gelompokan terbagi atas penghasilan orang tua, yang berdasarkan SK Rek­ tor Unhas nomor 20999/ UN4/KU.19/2014 tentang pengenaan uang kuliah tunggal bagi mahasiswa angkatan tahun 2014, ter­ tanggal 24 Juni 2014. Berkas­berkas yang harus disediakan saat verifikasi masih sebatas formalitas semata dan tak dipandang substantif bagi pihak pe­ nyelenggara. “Terserah, mau bulan depan, atau dua bulan depan pen­

7

siun, UKT tetap berdasar­ kan slip gaji penghasilan orang tua. Yang dilihat hanya gaji orang tuanya. Mau dia beranak berapa itu tidak dipertimbangkan dan ini sudah seperti yang seharusnya. Sulit juga bila panitia harus mendata­ ngi rumah mereka masing­ masing sebelum harga UKT itu ditentukan,” kata Kepa­ la Biro Keuangan Dr Muk­ min SE MAK. Hal serupa dinyatakan oleh Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Keuangan dan Sumber Daya Manusia Prof Dr Muh Ali SE MS bahwa sulit untuk mengkaji satu per satu bukti yang disetor oleh calon Maba tersebut. Seperti pula tanggungan keluarga mereka. Sulit ka­ rena dengan jumlah mere­ ka banyak. Dan jumlah tim verifikasi yang terbatas. Biaya UKT yang sedi­ anya untuk membantu meringankan beban kuliah mahasiswa masih sulit ter­ wujud. Dengan mahasiswa yang sedianya tidak lagi membayar uang pangkal saat mendaftarkan diri ke perguruan tinggi. Biaya tersebut telah digabung­ kan dengan pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), uang wisuda, Kuliah Kerja Nya­ ta, dan biaya laboratorium yang dikalkulasi untuk selama delapan semester. Meskipun, nyatanya masih ada saja biaya lain yang harus dikeluarkan saat telah berstatus sebagai ma­ hasiswa. n

Catatan tabel: uKt kelompok i dikhususkan bagi mereka yang mempunyai penghasilan orang tua/wali kurang dari rp 2 Juta per bulan dan bukan penerima beasiswa Bidik misi. Kelompok ii kurang dari rp 4 Juta per bulan dan bukan penerima beasiswa Bidik misi. Kelompok iii lebih dari rp 4 Juta sampai dengan rp 10 Juta per bulan. Kelompok iV lebih dari rp 10 Juta sampai dengan rp 15 Juta per bulan. Kelompok V dikhususkan mahasiswa baru yang diterima melalui jalur mandiri (POSK-JnS), kecuali ditetapkan sendiri dan atau penghasilan orang tua/wali mahasiswa lebih dari rp 15 Juta per bulan.

SeORAng mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unhas, bernama Mutmainnah SM mengalami kecelakan motor di jalanan sekitar depan Gedung Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M). Kecelakaan terjadi sekira pukul 19.00 Wita. Kecelakaan merenggut nyawa pengendara motor tersebut. Berdasarkan olah Tempat Kejadian Peristiwa (TKP) dari Polrestabes Kota Makassar. “Untuk sementara, simpulan kami bahwa kematian ini adalah kecelakaan tunggal, out of control. Keterangan lainnya, bahwa tidak ada saksi mata dan bekas kecelakaan sudah ditemukan,” kata Aiptu Subaidi yang berada di lokasi kejadian, Senin (30/6). Ketika kejadian, sang korban mengendarai sendiri motornya dengan nomor kendaraan DD 2562 UN. Dalam barang bukti, helm motor korban ditemukan banyak bekas ceceran darah, begitupun di lokasi TKP. Korban mengalami luka di bagian kepala. Ketika ditemukan oleh kelompok satuan pengamanan (Satpam) dan beberapa mahasiswa, korban langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Wahidin Sudirohusodo. n

Geng Motor Bergerak, Mobil Satpam Rusak KAMPuS Unhas pun menjadi sasaran kebrutalan geng motor, Minggu (29/6). Mobil patroli petugas Satpam Unhas dirusak oleh segerombolan geng motor. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 05.30 Wita di Lapangan PKM. Selepas shalat subuh, petugas Satpam melakukan patroli dan mendapati ada segerombolan geng motor yang berkeliaran di area kampus. Petugas pun menghalau geng motor tersebut dan mendapatkan perlawanan. Tidak hanya melawan, kelompok geng motor juga melempari mobil patroli kampus yang terparkir dengan batu.” Dari kejadian ini, mobil mengalami kerusakan, semua kacanya pecah, satu kaca spion kanan juga dirusak, dan kunci mobil dibawa oleh pelaku pengrusakan. Petugas hanya berhasil menangkap satu orang anggota geng motor. Pelaku langsung diboyong oleh Satpam ke Polsek Tamalanrea, Makassar. Adapun barang bukti yang diamankan yaitu tiga anak busur dan satu buah ketapel. “Semoga tidak ada lagi kejadian seperti ini, dan kami pun akan berusaha untuk memperketat keamanan kampus. Petugas yang tidak jaga rutin pun akan saya turunkan untuk membantu pengamanan, utamanya di waktu subuh,” jelas Kepala Satpam Unhas, M Said. n

Tim Lipsus Editor: Nur Alfianita Reporter: Ramdha Mawaddah Asmaul Husna Yasin

identitAS/ nurSAri SyAmSir

tukang cetak musiman: Puluhan mahasiswa baru mengantre untuk mencetak berkas registrasi ulang, Selasa (5/8).


8

identitas

lipsus

NO 818 | TAHUN XL | EDISI AKHIR JULI 2014

Jatah Bidik Misi Kian Tipis

Trial and Error Tarif Uang Kuliah ‘Kampus Merah’ merugi dengan tarif Uang Kuliah Tunggal berdasar jalur penerimaan mahasiswa. Berdasarkan penghasilan orang tua dijadikan solusi.

identitAS/ eSA rAmAdAnA

Mahasiswa Bidik Misi tahun ini harus gigit jari. Uang kuliah mereka naik tanpa permisi.

P

emberlakuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk mahasiswa pro­ gram sarjana Unhas memasuki tahun kedua. Ter­ masuk untuk penerima Bea­ siswa Bidik Misi yang tercatat sebagai mahasiswa. Tahun 2013, mereka pen­ erima beasiswa mendapatkan bantuan Rp 6 juta per semester. Dari total tersebut satu maha­ siswa dikenakan tarif UKT se­ jumlah 750 ribu per semester. Sisanya sejumlah Rp 4,9 juta. Kini, pembayaran UKT mere­ ka bertambah Rp 1,3 juta dari tarif uang kuliah sebelumnya. Demikianlah jika mereka di­ terima sebagai mahasiswa dan lulus sebagai penerima Bidik Misi tahun ini. Mereka akan dikelompokkan dalam pen­ gelompokkan UKT golongan 4, bertarif Rp 2,4 Juta per se­ mesternya. Pembayaran terse­ but dengan rincian rencananya dipakai untuk pembayaran bi­ aya SPP, buku, praktikum, dan pelatihan. Ini menjadi ironi. Justru ma­ hasiswa yang tergolong miskin harus membayar lebih mahal dan cenderung untuk mensub­ sidi mahasiswa dari golongan yang berbeda. Padahal, Bidik Misi adalah program bantuan biaya pendidikan untuk lulu­ san SMA dan sederajat yang memiliki potensi akademik baik dan tidak mampu secara ekonomi untuk belajar di per­

guruan tinggi negeri. Salah satu program 100 hari kerja dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan justru jauh dari cita­cita awalnya untuk mer­ ingankan beban biaya kuliah mahasiswa. Pemilihan tarif yang terbi­ lang mahal untuk sang pen­ erima bantuan biaya pendidi­ kan ini dinilai berdasarkan keputusan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). “Pembayaran itu sesuai dari kementerian. Seperti itu bahwa penerima Bidik Misi masuk dalam UKT kelompok empat,” kata Kepala Biro Keuangan Drs Mukmin SE MAk, Senin (21/7). Hal yang dipertegas oleh Wakil Rektor bidang Admi­ nistrasi Umum, Keuangan dan Sumber Daya Prof Dr Muhammad Ali SE MS. “UKT kelompok empat bagi maha­ siswa Bidik Misi sudah wajar, penerima juga memiliki uang dari penghasilan orang tu­

identitAS/ eSA rAmAdAnA

anya maupun walinya. Kalau ditambah beasiswa dengan penghasilan apa tidak cukup,” katanya. Namun, dalam acuan pedoman penyelenggaraan bantuan biaya pendidikan Bidik Misi tahun 2014 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud diuraikan pada bab pendanaan bahwa ban­ tuan biaya penyelenggaraan yang dikelola oleh perguruan tinggi maksimal Rp 2,4 juta per semester per mahasiswa. Yang di dalamnya mencakup tarif UKT. Dalam artian, bahwa UKT untuk penerima beasiswa Bidik Misi di Unhas tahun ini bisa dipatok lebih murah dari yang telah tertera. Tahun ini, penerima bea­ siswa Bidik Misi ditargetkan berjumlah 1500 orang. Dalam sistem pembayaran UKT yang baru, mereka disetarakan se­ bagai mahasiswa yang punya orang tua yang berpenghasilan

lebih dari Rp 10­15 juta. Mereka bahkan tak menge­ nal tentang tarif harga yang bakal dibayarkan. “Tak tahu juga dengan apa yang akan saya bayarkan ini. Tapi tak masalah karena semua itu dibayar sama pemerintah,” kata calon penerima Beasiswa Bidik Misi dari Fakultas Far­ masi, Nurun Nahda. Lain halnya dengan Mariani Nur Meylani yang mengeluh pengelompokkan Bidik Misi ke UKT IV. “Bidik Misi me­ mang pemerintah yang bayar­ kan. Namun, menurut saya Rp 2,4 juta kemahalan dan akan membuat tanggungan negara akan bertambah untuk salur­ kan bantuan ke program ini,” ujarnya sebagai mahasiswa Fakultas Peternakan yang juga mencalonkan diri sebagai pen­ erima beasiswa, Rabu (23/7). Selain itu, di tahun ini, ada pengubahan jadwal peneri­ maan mahasiswa yang dinya­ takan sebagai mahasiswa yang menyandang Bidik Misi. Pen­ gumuman orang­orang yang dinyatakan lulus sebagai pen­ erima beasiswa, setelah mere­ ka aktif berkuliah. “Sementara ini, belum ada mahasiswa baru yang dinya­ takan sebagai penerima bea­ siswa Bidik Misi. Jadi, untuk sementara dikelompokkan dalam UKT Rp 0. Namun, jika setelah ada pengumuman ke­ luar dan dia dinyatakan tidak lulus maka UKT­nya adalah UKT berdasarkan penghasilan orang tuanya,” kata Staf Ke­ mahasiswaan Unhas bagian beasiswa, Hasanuddin Bakar­ ing SE, Jumat (25/7).n

Purnama Isti Khaerani, memasuki tahun keduanya mengecap pendidikan di Un­ has. Yang berarti juga sudah melakukan pembayaran uang kuliah selama dua semester lamanya. Saat awalnya menjadi mahasiswa dan lulus di jalur peneri­ maan mahasiswa bahwa Unhas akan menerapkan tarif harga Uang Kuliah Tunggal (UKT). Dalam informasi yang ia ketahui bersama kawannya itu bahwa pembayaran biaya kuliah yang harus dikeluarkan berdasarkan kemampuan ekonomi orang tuanya. Akan tetapi, ke­ tika melakukan pembayaran uang yang harus ia keluarkan berdasarkan jalur kelulusannya. “Kami tak tahu dengan ada pemba­ yaran seperti itu. Tidak ada sosialisasi, hanya diberi tahu kelulusan dan disuruh bayar uang kuliah lewat Bank BTN,” kata mahasiswa Fakultas Peternakan, Minggu (20/7). UKT yang seharusnya mempertim­ bangkan kondisi kemampuan ekonomi dari keluarga mahasiswa. ”Bagus ji, tapi kayak tidak adil karena UKT setiap ma­ hasiswa disamakan padahal gaji orang tua berbeda. Begitu pun kondisi kemam­ puan ekonominya,” sambungnya. Tahun 2014, ‘kampus merah’ menera­ pkan tarif harga UKT berdasarkan peng­ hasilan orang tua per mahasiswa per semester. Berbeda dengan tahun sebel­ umnya. Hal ini diakibatkan oleh adanya gejolak keuangan berupa berkurangnya jumlah pendapatan uang masuk ke kas keuangan universitas. Akibat, salah penafsiran terhadap penggolongan UKT pada kelompok 1 dan 2, yang memberi­ kan kuota dengan besaran 5 persen. “Dalam pemberlakuannya tahun 2013, jumlah mahasiswa yang menerima UKT dalam kelompok ini berkisar 75 persen. Terjadi kesalahan dalam menafsirkan pemberlakuan UKT minimal 5 persen itu di tahun lalu. Sehingga, target pen­ erimaan melalui tarif UKT tersebut tidak tercapai,” kata Kepala Biro Keuangan Unhas Drs Mukmin SE MAk. Hal tersebut diiyakan oleh Kepala bagian Anggaran Masyarakat, Mardani SH MSi. Target penerimaan Unhas setiap tahunnya sekira Rp 280 miliar dan itu tidak tercapai pada tahun lalu. Untuk rinciannya masih sementara dievaluasi oleh pihak keuangan Unhas,” katanya. Dengan kejadian demikian, Unhas pun melakukan inisiatif untuk merom­ bak tarif besaran UKT yang berlaku pada pengelompokkan tahun lalu. Perubahannya cukup signifikan. Yang awalnya berdasar pada jalur masuk, kini berdasar jumlah penghasilan orang tua. Selain itu, tahun ini juga masih terdapat pengecualian tertentu yang berlaku. Seperti, khusus mahasiswa yang lulus di jalur prestasi dan jalur non subsidi. Berikut, mereka yang berstatus sebagai mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi. Ketetapan kebijakan melalui surat keputusan yang baru ini, menjadi bagian dari otonomisasi kampus dalam membuat suatu kebijakan atau pun memodifikasi peraturan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. n


potret

identitas

NO 818 | TAHUN XL| EDISI AKHIR JULI 2014

9

FOtO dAn nASKAH nurSyAri SyAmSir

Jalan Berliku Menuju Maba siaPa yang tak kenal, tak ingin, dan tak pernah bermimpi untuk masuk Unhas. Uni­ versitas terbesar di kawasan Indonesia Timur, berakreditasi A, dan sementara menuju status world class university. Kampus yang diresmikan pada 10 September 1959, mampu menampung hingga 22 ribu mahasiswa dari program sarjana hingga pasca sarjana. Dengan daya tarik demikian, maka tidak mengherankan jika dari tahun ke tahun jum­ lah siswa yang berminat untuk kuliah di ‘kampus merah’ meningkat. Untuk mendapat status sebagai mahasiswa bukanlah hal yang mudah. Mereka harus berjuang dalam proses seleksi yang berlaku. Mempersiapkan diri, belajar berlatih soal, ikut mendaftar di jalur masuk yang tersedia, menjalani tes, hingga harus berdesak­desa­ kan antre untuk mengikuti registrasi ulang dan membayar uang kuliah.


10

civitas

identitas

NO 818| TAHUN XL | EDISI AKHIR JULI 2014

kolom Kegembiraan Idul Fitri Oleh: Laparoki

identitas/ ESA RAMADANa

Koper Pengabdian: Peserta program mata kuliah Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unhas menarik koper yang berisi bekal untuk menuju lokasi pengabdian, Jumat (11/7) . Dua mahasiswa di luar bidang Agrokompleks ditemukan lolos sebagai peserta KKN ke Jepang walaupun telah menyalahi aturan yang sebelumnya berlaku.

Nama ‘Siluman’ di Negeri Sakura

Dua mahasiswa di luar bidang Agrokompleks lolos sebagai peserta Kuliah Kerja Nyata ke Jepang. Toleransi menjadi penyebabnya.

P

rogram Kuliah Kerja Nyata (KKN) tujuan ke Jepang terbentuk mela­ lui forum kerjasama antara Unhas bersama Six University Initiative Japan Indonesia (SUIJI). Enam universitas, yang terdiri dari Universi­ tas Ehime, Universitas Ka­ gawa, Universitas Kochi, Universitas Gadja Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Unhas. Tel­ ah berlangsung sejak tahun 2011. Tahun 2011, peserta dari Unhas berjumlah 9 orang. Tahun 2012, 10 orang, ta­ hun 2013 berjumlah 10 orang dan 2014 berjumlah 12 orang. Mereka yang lulus dan tercatat sebagai peserta merupakan hasil seleksi dari pihak penyelengga­ ra, Unit Pelaksana Teknis (UPT) KKN. Syarat yang ditentukan, adalah ter­ catat sebagai mahasiswa aktif berkuliah di bidang Agrokompleks, meliputi Fakultas Pertanian, Fakultas Kehutanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, dan Fakultas Peternakan. Syarat lainnya, harus me­ lulusi sejumlah 90-110 SKS, memiliki minimal 3,2 skor IPK, memiliki kemampuan berbahasa Inggris, memen­

uhi kelengkapan berkas, bersedia menanggung biya tiket pergi-pulang Makas­ sar-Matsuyama dan lulus seleksi wawancara. Selain persyaratan ter­ tulis dari pihak pelak­ sana dari Unhas. Adapula persyaratan dari tim pe­ nyeleksi KKN dari Jepang. Yang mensyaratkan, setiap fakultas dan jurusan dari Agrokompleks harus me­ miliki perwakilan. Namun selama dua ta­ hun terakhir pelaksanaan program pengabdian ke masyakarat Jepang terse­ but berlangsung, teriden­ tifikasi penyimpangan terhadap syarat yang telah ditentukan sebelumnya. Pe­ nelusuran yang dilakukan identitas menemukan ma­ hasiswa yang lolos di pro­ gram ini, meskipun berasal dari luar syarat yang telah ditentukan. Mereka berjumlah dua orang dari tahun yang berbeda. Tahun 2013 satu orang, bernama Ahmad Fir­ daus Hasrullah dari jurusan Hubungan Internasional. Sedangkan tahun ini, be­ rasal dari program studi Kedokteran Hewan, Meybe Eka Putri. Mereka lolos ke Jepang walaupun bukan berasal dari Agrokompleks. Keduanya, mengakui

juga tentang keberadaan aturan tersebut. Namun, tekad keduanya untuk ke Jepang, menjadikan­ nya tetap mendaftar di jalur tersebut. “Saya hanya ingin ke Jepang sebagai perantara belajar budaya Jepang dan membandingkannya den­ gan kebudayaan Indone­ sia,” kata mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang kerap disapa Daus. Serupa dengan yang dialami oleh mahasiswa angkatan 2010 dari Kedok­ teran Hewan. “Saya tertarik mengikuti KKN ke Jepang ini, karena mengetahui bahwa teman saya dari prodi yang sama di UGM dan IPB juga ikut sebagai peserta. Saya coba-coba dan lulus,” kata Meybe yang juga punya hasrat untuk ke Jepang seperti impian Daus. Namun, itu tak berlaku bagi Yusran. Ia salah satu mahasiswa dari Fakultas Ilmu Kelautan dan Peri­ kanan (FIKP). Keinginan besarnya agar dapat KKN ke Jepang harus pupus. Sebagai mahasiswa dari Agrokompleks, dia be­ lum berkesempatan untuk mengabdi di negeri Sakura. “Saya telah mengikuti kese­ luruhan tes dari UPT KKN. Namun, saat diumumkan namaku tak ku temui,” ka­ tanya dengan sedih. Kondisi tersebut oleh pihak panitia penyelengga­

Hal ini tidak menyalahi syarat karena ada proses seleksi dan mahasiswa tersebut lulus akan seleksi tersebut. Dr Hasrullah MA

Kepala UPT KKN Unhas

ra dianggap sebagai suatu kewajaran. “Hal ini tidak menyalahi syarat karena ada proses seleksi dan ma­ hasiswa tersebut lulus akan seleksi tersebut. Seperti mereka yang berasal dari Kedokteran Hewan itu,” kata Kepala UPT KKN Un­ has Dr Hasrullah MA. Namun, itu tak serta merta berterima penuh oleh penyeleksi. Seperti yang diungkapkan oleh Prof Dr Ir Musrizal Muin MSc dari Fakultas Kehutanan. “Saya awalnya tidak ingin me­ nyeleksi anak itu, karena menyalahi aturan teknis. Namun, tetap diseleksi ka­ rena ini adalah hasil pem­ bicaraan bahwa mahasiswa dari Kedokteran Hewan yang lulus tahun ini dikat­ egorikan ke Fakultas Pe­ ternakan. Namanya juga justifikasi selalu ada. Tapi terminologi umum menga­ takan bahwa Kedokteran Hewan termasuk dalam Fakultas Peternakan,” je­ lasnya, Rabu (23/7). n (Ahy/Ian)

Hal terpenting yang harus dirayakan pada momentum Idul Fitri sebagai hari kemenangan adalah merealisasikan pesan moral dari puasa Ramadan antara lain adalah pembentukan masyarakat taat hukum, memiliki kesalehan sosial, toleransi, perlindungan dan pertolongan kepada kaum dhuafa, reformasi tingkah laku untuk membentuk perilaku jujur dan disiplin serta saling menghargai, dan seterusnya. Pesan tersebuat menjadi modal utama dalam membangun bangsa. Hal yang tidak kalah penting adalah warga dituntut untuk tidak berperilaku yang berpotensi merusak tatanan yang sudah ada. Sikap saling menghargai, terutama antarumat beragama, merupakan elemen terpenting bagi persatuan Indonesia. Sebagai negara dengan tingkat keberagaman (agama, suku, adat-istiadat bahasa) yang sangat tinggi, saling menghargai merupakan kebutuhan mutlak. Negara telah ditakdirkan majemuk dalam berbagi dimensi. Kendati sejumlah ahli teori politik mengatakan keberagaman merupakan ancaman besar demokrasi, akan tetapi, sebagian lainnya, berhasil pula membuktikan keberagaman (diversitas) bukan sesuatu yang melukai demokrasi. Kedua pemikiran yang sama penting. Pertama, dapat dijadikan pelajaran untuk mencegah berubahnya keberagaman menjadi bencana keamanan dan kenyamanan. Yang kedua dapat dijadikan panduan bahwa keberagaman mesti diterima sebagai realitas yang mesti dikelola sehingga tercipta kenyamanan, keamanan bagi seluruh warga bangsa. Itulah perspektif yang mesti menjiwai pola pikir dan tindak kita sehari-hari. Ketika seluruh anak manusia lahir dalam keadaan fitrah, suci, maka tidak ada alasan berubahnya fitrah itu menjadi sesuatu yang melahirkan bencana bagi yang lain. Seluruh persoalan dapat diselesaikan dengan jalan dialog dan musyawarah. Kita termasuk bangsa yang beruntung, sebab ins­trumen untuk mengaktualkan dialog dan musyawarah itu sudah ada, yakni apa yang disebut demokrasi. Kita bahkan memiliki sesuatu yang tidak dimiliki bangsa lain, yakni Pancasila, yang di dalamnya terkandung perintah untuk saling menghargai dan menyayangi. Kita bahkan hidup di sebuah negara yang menjadi laboratorium kemajemukan dan keberagaman dalam berbagai dimensi. Idul Fitri, sebagai puncak dari pelaksanaan ibadah Ramadan, tidak hanya penting bagi umat Islam, melainkan seluruh rakyat Indonesia, bahkan seluruh dunia. Sebab, di dalam tubuh Idul Fitri terkandung berbagai nilai yang sangat penting bagi umat manusia. Pesan moral dan kemanusiaan yang dikandungnya bersifat universal. Salah satu adalah revolusi mental untuk diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, termasuk hubungan antarumat ber­agama, dengan berbasis bangunan kultur suci, setelah satu bulan menjalani puasa Ramadhan yang sarat dengan kedisiplinan, kesabaran dan jauh dari kerakusan. Bahaya rakus salah satunya dapat dilihat pada pernyataan Mahatma Gandhi, ‘‘dunia cukup untuk menghidupi setiap orang, tetapi tak cukup untuk melayani si rakus.” Dengan spirit Ramadhan ini diharapkan kerakusan akan dapat dihapus dalam jiwa setiap manusia Indonesia. Gayung bersambut dengan terpilihnya Jokowi-JK sebagai presiden dalam Pemilu yang baru saja ditunaikan. Dengan melihat kedua sosok tersebut kita berharap banyak untuk bangkit menjadi bangsa yang betul-betul merayakan kemenangan baik sebagai umat Islam maupun sebagai umat dari negara republik Indonesia. Sebagaimana kita tahu bahwa Jokowi-JK telah mengajarkan pada kita untuk menjadikan momentum politik sebagai masa kegembiraan rakyat. Bukan kegembiraan elit saja dan serba kamuflase dalam bingkai kepentingan kekuasaan kelompok semata. Selain itu, kemenangan Jokowi-JK juga menunjukkan bahwa rakyat tidak diprovokasi oleh isu perbedaan. Dan pada kenyataannya juga bahwa yang patut kita bergembira pada Idul Fitri kali ini bahwa masih banyak rakyat Indonesia masih terus setia dan mengawal nuraninya untuk berpihak pada apa yang dipandangnya benar. Sikap dari setiap lapisan masyarakat; seniman, artis, intelektual, agamawan dan juga politisi akhirnya tampil di depan khalayak menunjukkan kemenangan nuraninya sebagai manusia yang memiliki fitrah pada kebenaran ketimbang kekuasaan dan tawaran materi serta jabatan. Saatnya bangsa Indonesia merayakan kegembiraan fitrahnya dengan penuh semangat mempersembahkan yang terbaik dengan kreasi yang inovatif dan jauh dari unsur manipulasi dan korupsi. Juga harus tetap kritis untuk bisa menjaga dan mengawal kegembiraan fitrawi manusia sehingga tidak membelok ke arah kegembiraan semu yang pada akhirnya bisa melumpuhkan masyarakat dan bangsa Indonesia untuk terus bergerak maju menjadi negara yang sejajar dengan negara lain di dunia. Hidup Indonesia dan selamat hari raya Idul Fitri; minal aidin wal faizin.n


civitas

identitas

NO 818| TAHUN XL | EDISI AKHIR JULI 2014

Pilih Pendidikan Atau Pelayanan

11

koridor Catatan Training Workshop Hypno-Learning for Student “Mudah dan Efektif Meningkatkan Cara Belajar Mahasiswa” yang digelar Universitas Hasanuddin bekerjasama dengan Indonesian Hypnosis Association (IHA). Hadir sebagai pemateri dalam kegiatan, Ir M Riri Fithriadi MSc Cht CHI, Dr Ir Vien Sartika Dewi MSi Cht, Prof Dr Ir Sylvia Syam MS, Zulfitriany D Mustaka SP MP, Retno Kristiani SE, Agus Yulianto SE MM dan Dwi Prasetyo SKG di Gedung Pertemuan Ilmiah Unhas, Rabu-Kamis (10-11/6).

Cakap Belajar Melalui Hipnosis

identitas/ NURSARI SYAMSIR

Rumah sakit: Bangunan Rumah Sakit Pendidikan Unhas berdiri kokoh di dekat pintu dua Unhas, Selasa (5/8). Juni lalu telah ditandatangani persetujuan penggabungan antara Rumah Sakit Pendidikan Unhas dengan Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo menjadi Academic Healt Centre.

Rumah sakit milik Unhas resmi berganti nama menjadi Rumah Sakit Unhas Dr Wahidin Sudirohusodo. Perbedaan orientasi masih menjadi sekat.

R

ektor Unhas periode 2010-2014, Prof Dr dr Idrus A Paturusi SpB SpBO terlihat berbin­ cang lepas dengan Dirjen Pendidikan Tinggi Prof Dr Ir Djoko Santoso MSc dan Dirjen Pelayanan Medik Kemente­ rian Kesehatan Prof Dr dr Ak­ mal Taher Sp U(K) di Rumah Sakit (RS) Unhas, Rabu (24/4) siang. Pertemuan itu mem­ bahas penyatuan manajemen antar dua rumah sakit di ling­ kungan Kementerian Pendidi­ kan dan Kebudayaan dengan Kementerian Kesehatan un­ tuk dapat direalisasikan. Pen­ yatuan yang bertujuan agar keduanya bisa saling meleng­ kapi dalam memaksimalkan rumah sakit dan pelaksanaan pendidikan dokter. Unhas dimandatkan untuk menjadi pusat akademik kesehatan di Indonesia. Peresmian RS Unhas dan RS Dr Wahidin Sudirohusodo dilakukan setelah penanda­ tanganan kerjasama, Senin (28/4). Persetujuan tersebut ditandatangani oleh pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Kementerian Kesehatan (Kemenkes), juga Rektor Un­ has, Dekan Fakultas Kedok­ teran (FK), Direktur RS Unhas dan RS Wahidin Sudirohu­ sodo (WS). Kini, untuk pergantian nama menjadi “Rumah Sakit Unhas Dr Wahidin Sudirohu­ sodo” menanti Surat Kepu­ tusan (SK) dari kementerian

terkait. Perkembangan ker­ jasama masih dalam tahap fungsional. Fungsional atas beberapa jabatan. Seperti Ket­ ua Komite Medik, Komite Etik dan Hukum dan akan menyu­ sul lainnya. “Penyatuan sebagai pusat akademik kesehatan masih pada ranah fungsional tapi belum secara struktural,” kata Direktur Administrasi Umum, Keuangan dan Sum­ ber Daya Manusia RS Unhas, Dr dr Syahrir A Pasinringi. Penyatuan akan berlang­ sung selama tiga tahap inte­ grasi. Kegiatan jangka pen­ dek, menengah dan jangka panjang. Sejak April-Juli telah dilakukan sosialisasi tentang pembentukan RS Unhas-Dr Wahidin Sudirohusodo. Beri­ kutnya, akan ada Surat Izin Praktek (SIP) bersama dalam pelaksanaan tugas di kedua rumah sakit tersebut. Rencana, selanjutnya akan dibentuk Board of Management yang terdiri dari Dirjen Dikti, Kemenkes, FK Unhas, Unhas, perwakilan RSWS dan RS Un­ has. Board of Management ini yang akan berfungsi untuk mengharmonisasikan dan mengkoordinasikan kedua RS ini. Sedangkan, untuk jangka menengah, membahas pro­ gram penyusunan Rencana Strategis (Renstra) bersama, pengintegrasian beberapa infrastruktur pelayanan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Terakhir, ta­

hap jangka panjang tersebut fokus pada integrasi SDM dan mengembangkan model Academic Health Centre yang tepat. Perihal kerjasama medis antar dua instansi ini bukan­ lah hal pertama. Dahulunya, hadir sejak awal pembentu­ kan FK Unhas. Yang waktu itu bermitra dengan RSWS tentang pendidikan keseha­ tan, melalui tenaga medis coassistant. Selanjutnya, ketika FK Un­ has memutuskan untuk pin­ dah ke kampus Tamalanrea tahun 1998. Unhas kemudian menghibahkan lahan seluas 13,5 hektare untuk pemban­ gunan RSWS. Belasan tahun berselang, Unhas punya ru­ mah sakit sebagai sarana pendidikan bagi calon dokter yang telah berguru di univer­ sitas.

Beda Orientasi

Penyatuan kedua RS ini masih mengalami hambatan. Lantaran, memiliki orientasi yang beda. RS Unhas ingin menciptakan tenaga profesional yang memiliki standar international dalam bidang pendidikan kedokteran. Se­ dangkan, RSWS fokus ke pe­ layanan kesehatan yang ber­ mutu. “Memang masih sulit menyatukan keduanya karena memiliki orientasi organisasi yang berbeda,” kata Syahrir A Pasinringi yang juga berstatus sebagai dosen di Unhas. Akan tetapi, Direktur RSWS, Prof Dr dr Abdul Kadir memiliki anggapan lain bahwa hal ini tidak akan terja­ di. Ia mengakui bahwa fungsi pendidikan selama ini tetap dijalankan. Selain dari pada itu, ter­

Saya berharap RS Unhas Dr Wahidin Sudirohusodo ini mampu memberikan pelayanan makin paripurna dengan standar yang terus meningkat

Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA Rektor Unhas

dapat pula perbedaan pada manajemen pengelolaan keuangan. Status RS Unhas masih terikat pada Kemendik­ bud. Sementara itu, RSWS tel­ ah berstatus mandiri. RSWS menjalankan ben­ tuk Badan Layanan Umum (BLU) dengan menggunakan pendapatannya secara lang­ sung untuk kegiatan opera­ sional. Sementara, RS Unhas juga berstatus BLU namun pada kenyataannya penda­ patan RS Unhas dimasukkan dalam Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). “Jadi, untuk sementara, pengelolaan keuangan dari kedua pihak belum disatukan. Namun, ke depan ada kemungkinan un­ tuk berubah,” kata Kadir. Di sisi lain, Unhas berharap penggabungan ini, menjadi se­ buah prestasi. “Saya berharap RS Unhas Dr Wahidin Sudiro­ husodo ini mampu memberi­ kan pelayanan makin paripur­ na dengan standar yang terus meningkat,” kata Rektor Unhas periode 2014-2018 Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA, Ju­ mat (18/7). n (Rdh/Eha)

Rendahnya nilai ujian siswa dalam beberapa studi bisa dipengaruhi kurangnya kecakapan belajar. Kecakapan belajar, yang dikenal study skill atau study strategis selalu dikaitkan dengan kemampuan siswa untuk menyerap pelajaran, dan mengingat atau menjelaskannya kembali pada saat ujian. HypnoLearning dianggap bisa menjadi satu cara dalam meningkatkan kecakapan belajar tersebut. Dalam kajian US Departement of Education, Human Services Division, hipnosis merupakan penembusan filter pikiran sadar diikuti tertanamnya pemikiran dan sugesti. Sebenarnya kondisi hipnosis adalah kondisi relaksasi pikiran yang biasa disertai relaksasi tubuh seperti ketika merilekskan tubuh menuju tidur di malam hari. Dalam kondisi hipnosis seseorang tetap sadar, atau merasa sadar tetapi sebenarnya telah terhipnosis. Konsep pemikiran menurut Ilmu Hipnosis diibaratkan seperti bawang yang berlapis-lapis. Manusia mempunyai tiga tingkat kesadaran yang bekerja secara bersamaan serta saling mempengaruhi dan membentuk sebuah pikiran manusia yang utuh. Tingkatan tersebut adalah pikiran sadar, alam bawah sadar, dan pikiran tidak sadar. Pikiran sadar merupakan proses mental yang dikendalikan dengan sengaja. Pikiran ini mempunyai empat fungsi utama yaitu mengenali informasi yang masuk dari panca indra, membandingkan dengan memori kita, menganalisis, dan kemudian memutuskan respon spesifik terhadap informasi tersebut. Pikiran bawah sadar adalah proses mental yang berfungsi otomatis sehingga sulit dikendalikan. Pikiran ini adalah bagian dari otak yang mengendalikan sistem biologis dan dorongan-dorongan naluriah yang secara alami ada sejak lahir. Misalnya pernafasan, detak jantung, produksi darah, dorongan untuk makan, dan dorongan untuk melestarikan keturunan. Pikiran tidak sadar adalah bagian dari otak yang mengendalikan sistem biologis dan dorongandorongan naluriah yang secara alami ada sejak lahir, misalnya pernafasan, detak jantung, produksi darah, dorongan untuk makan, dan dorongan untuk melestarikan keturunan. Hipnosis adalah ilmu untuk mengeksplorasi pikiran, yang bisa berperan hampir di semua bidang kehidupan. Hypno-learning merupakan cabang hipnosis yang dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan pola pikir pelajar. Dalam keadaan ini mahasiswa dapat memilih sugesti, yang dinilai dapat menambah kecakapan dalam proses belajar. Diantaranya termotivasi belajar, lebih disiplin, lebih fokus dan berkonsentrasi dalam belajar, lebih mudah mengingat, lebih efektif membaca, lebih efektif mencatat, lebih siap menulis skripsi, lebih siap memberikan presentasi, lebih tertarik belajar bahasa baru, dan tenang saat menghadapi ujian. Keberhasilan hypno-learning sendiri bergantung pada induksi yang diberikan. Biasanya disebut cara menghipnotis. Ada empat teknik dasar yang harus dipahami yaitu relaksasi, membingungkan, mengagetkan, dan salah persepsi. Keseluruhan teknik akan membawa seseorang ke dalam kondisi yang nyaman dan dapat memanfaatkan alam bawah sadar yang dimiliki. Pemanfaatan hipnosis merupakan satu cara untuk memudahkan pelajar dalam proses pembelajaran. Hipnosis yang sering diartikan sebagai satu motif kejahatan kini dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar. Sehingga ke depannya anggapan masyarakat dapat diminimalisir lewat pemberdayaan hypno-learning dalam lingkup pendidikan siswa maupun mahasiswa. Muh Muslih Akram


12

cermin

identitas

NO 818| TAHUN XL | EDISI AKHIR JULI 2014

bias

Jangan Tanya Mengapa Aku Berbeda

‘Cabe-Cabean’, Taruhan Kesehatan di Arena Balapan

Oleh Tria Afina Jika tipikal gadis ‘cabe­cabean’ hanya terlihat ngetrend di ibukota, bukan be­ rarti di daerah lainnya tak ada. Bahkan, di Makassar yang terkenal dengan bu­ daya siri` nya, tidaklah sulit menemui geng motor komplet dengan ‘cabe­ca­ bean’­nya, itu jika anda rela untuk me­ nyusuri jalanan­jalanan di kota Makas­ sar, di tengah dinginnya angin malam. Istilah ‘cabe­cabean’, yang mulai ngetrend sejak awal tahun 2014, telah menjadi tren kehidupan remaja zaman sekarang. ‘Cabe­cabean yang menu­ rut info kebanyakan adalah akronim dari Cewek Alay Bisa Ehem, menjadi fenomena baru sebagai indikasi se­ makin rusaknya moral bangsa Indo­ nesia terutama pada generasi muda. ‘Cabe­cabean’ merujuk pada kelompok remaja putri belia berpenampilan hot layaknya cita rasa cabe, yang berkeli­ aran di arena balapan liar dan menjadi “hadiah” semacam piala bergilir bagi pemenang balapan, yang tentunya bukan bersifat sukarela alias tanpa ba­ yaran. Di arena balapan liar, tak hanya “kehormatan” yang dipertaruhkan, kesehatan para ‘cabe­cabean’ pun men­ jadi taruhan. Munculnya fenomena ‘cabe­cabean’ tentu tak lepas dari berbagai faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan sosial. Teori pemodelan oleh Albert Bandura terbukti, manusia dalam kon­ teks perilaku sosial, akan cenderung meniru tingkah laku yang dominan di lingkungan mereka. Fenomena ‘cabe­ cabean’ adalah bukti nyata semakin bervariasinya penamaan­penamaan deviasi seksual di kalangan remaja, se­ belumnya sempat menjadi istilah tren seperti pecun, bisyar, groupie, dan seba­ gainya. Salah satu penyebab utama mun­ culnya ‘cabe­cabean’ adalah semakin bergesernya budaya sosial masyarakat ke arah negatif, budaya ketimuran In­ donesia tak lagi dijunjung tinggi. Seks sebelum nikah tak lagi dianggap tabu, tayangan­tayangan media baik media massa ataupun elektronik pun tak lagi mendidik dan justru mengarah ke ek­ sploitasi seksual demi mendapatkan rating yang tinggi. Kondisi sosial yang seperti itulah yang akan mudah masuk ke kalangan remaja dan akhirnya men­ jadi standar gaya hidup mereka.

Fenomena ‘cabe­cabean’ sebagai salah satu jenis kenakalan remaja yang berkaitan dengan deviasi perilaku seks tentunya berisiko terhadap kesehatan reproduksi remaja. Penyakit dan In­ feksi Menular Seksual adalah resiko yang akan diderita oleh mereka yang melakukan hubungan seks bebas dan tak aman. Penyakit Menular Seksual (PMS) (kadang disebut Infeksi Menular Seksual atau penyakit kelamin) adalah sekelompok infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kebanyakan PMS dapat ditular­ kan melalui hubungan seksual antara penis, vagina, anus dan/atau mulut, (Katrina Smith, 2005). Contoh PMS dan IMS adalah HIV/AIDS, Gonore, Sifilis, Kamidiasis, dan sebagainya. Data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional hingga Juni 2013 menunjuk­ kan ada 1.996 kasus infeksi HIV baru pada kelompok usia 15­24 tahun. Data tersebut menunjukkan bahwa kelompok usia remaja termasuk kelompok rawan tertular PMS, ditambah lagi kecende­ rungan perilaku remaja dewasa ini yang berisiko terjadinya deviasi seksual. Problematika deviasi seksual pada kelompok usia remaja sudah seharusnya menjadi salah satu prioritas masalah so­ sial yang perlu diatasi. Bagaimanapun juga, remaja adalah tunas­tunas ge­ nerasi pelanjut bangsa. Dalam konteks ‘cabe­cabean’, untuk mencari solusinya, kita harus benar­benar mengetahui akar masalah fenomenanya. Seperti yang te­ lah saya paparkan di atas bahwa faktor utama adalah kondisi lingkungan sosial yang kurang baik. Seluruh elemen bangsa harus ber­ sinergi untuk menciptakan lingkungan sosial yang ramah dan tepat bagi gen­ erasi remaja Indonesia, terlebih kon­ trol terhadap sajian­sajian media harus diperketat. Pemberdayaan menjadi alternatif untuk menciptakan generasi muda yang produktif, melalui upaya­ upaya pemberdayaan oleh tenaga ahli Promosi Kesehatan, diharapkan dapat merangkul generasi muda Indonesia untuk selalu berkontribusi, entah dalam bidang kesehatan, budaya, pendidikan, kewirausahaan, dan sebagainya. Pemanfaatan waktu luang secara positif setidaknya menjadi hal yang bisa mencegah remaja untuk melakukan perilaku negatif. Arus globalisasi me­ mang tak bisa dicegah, namun dengan adanya filter yang baik tentunya kita bisa meminimalisir dampak­dampak negatif era globalisasi. Salah satunya adalah masuknya budaya barat yang tidak sesuai dengan nilai­nilai budaya ketimuran Indonesia. Pekerjaan mem­ perbaiki moral bangsa memang bukan pekerjaan instan, dibutuhkan waktu dan strategi yang tepat. n Penulis adalah mahasiswa Jurusan Promosi kesehatan unhas angkatan 2011

Oleh:

Fransiska Sabu Wolor “BunDA, saya tidak mau ada siswa bodoh dapat nilai bagus. Kalau pemimpinnya orang bodoh, nanti Indonesia bisa roboh,” kata Siswa SDN 06 Petang Pesanggrahan Jakarta Selatan, Muhammad Abrary Pulungan. Ia termasuk salah satu anak yang berani bercerita terhadap tekanan yang dialami saat menghadapi Ujian Nasional (UN), tahun 2011 lalu. Cerita ini lahir dari adanya paksaan dari seorang guru, agar ia berjanji untuk memberikan sontekan jawaban soal UN-nya ke teman-temannya. Namun, kejujurannya tak membuat ia takut untuk mengingkari permintaan dari gurunya. Dan akhirnya ia tak memberikan sontekan itu. Perlawanan tersebut pun ia bagikan ke ibunya Irma Winda Lubis. Ia yang disapa Abrar, melakukan tindakan tersebut atas desakan kejujuran terhadap apa yang ia tidak kehendaki dan berlaku saat ini pada pendidikan di Indonesia. Ditemani ibunya ia melakukan perjuangan untuk memprotes hal tersebut ke sekolah dan pihak kepolisian. Tempat mereka mengadu tak mendapatkan respon yang berarti. Hingga meminta perlindungan ke Komisi Nasional Perlindungan Anak dan lembaga ini memberi wadah ke Abrar dan kasus tersebut. Oleh karena kisah ini, seorang sutradara pun tertarik dan mengangkatnya melalui film dokumenter dengan judul “Temani Aku Bunda”.

Jangan pernah meremehkan orang yang terlihat kecil di matamu hanya karena nilai yang diberikan sang pendidik kepadanya.

Telusur terhadap masalah tersebut, kemudian aku mulai refleksikan seperti yang telah ku alami. Harus melewati UN Sekolah Menengah Atas (SMA). Ketika itu nilai UN mata pelajaran Fisika mendapatkan hasil yang buruk di bawah standar. Untung saja, ada akumulasi nilai rapor yang ikut membantu. Tentunya, hasil buruk ini bukan keinginan orang tuaku dan akhirnya memarahiku. Pikiran itu tentang hasil akhir yang tertera di rapor. Dan itulah yang bisa ku perlihatkan. Akan tetapi, ku tetap bangga dengan perjuangan yang telah ku hasilkan. Tekanan yang dialami oleh Abrar saat itu, juga telah kulalui. Hingga, tersadar bahwa nilai bukan segalanya. Kejadian buruk lain juga tetap ku alami saat telah berada di bangku kuliah, ketika itu Indeks Prestasi akademik yang ku hasilkan menurun dari semester sebelumnya. Dan membuatku gundah. Hingga tekanan itu masing terkenang. Bahwa nilai akademik bukanlah segalanya. Meski banyak anggapan dari orang di sekelilingku yang buruk terhadap apa yang ku pilih kini. Itu karena wawasan mereka terhadap pendidikan itu belum utuh. Wawasan belum terjangkau untuk mereka. Perbedaaan itu tentang wawasan. Wawasan itu pula itu membuat diriku beda dengan mereka. Tentang anggapan berkuliah sambil berorganisasi. Anggapan buruk terhadap orang yang bergelut di bidang organisasi tak lagi harus dipandang sebelah mata. Permasalahan ini harus diluruskan dan disosialisasikan dengan baik dan utuh. Pilihan terhadap kejujuran dan pengembangan kapasitas diri. Kejadian tersebut tak membuatku jera, ku tetap memilih menjadi beda. tetap mengandalkan kekuatan ‘kurakura’ dalam melawan sistem yang ada. Dengan rutinitas yang dikatakan sibuk oleh temanku, saya mencoba ajak mereka melawan sistem ini. Bagiku, apapun yang ku pikirkan apa yang ku ketahui yah itulah yang layak tertulis di lembar evaluasi. Bukan pemikiran orang apalagi kutipan indah penulis buku. Bagai peribahasa “kecil teranja-anja besar terbawabawa”. Kebohongan kecil yang dimulai dari tak jujur terhadap masa depan sendiri akan berbuah kepada kebohongan yang juga menjulur kepada masa depan. Jangan pernah meremehkan orang yang terlihat kecil di matamu hanya karena nilai yang diberikan sang pendidik kepadanya. Jangan jauhi orang yang ingin jujur itu, jangan dekati dia hanya karena butuh otaknya. Jangan pernah lakukan itu, hidup hanya sekali nilai bukan segalanya. Saya juga ingin negaraku tidak menekan sang generasi pejuang dengan orientasi nilai untuk masa depannya melainkan orientasi keterampilan. Jangan tanyakan mengapa aku berbeda karena kalian harus sadar, kejujuran segalanya.n Penulis adalah mahasiswa Fakultas Kehutanan Angkatan 2013 Reporter PK identitas


cerpen

identitas

NO 818| TAHUN XL | EDISI AKHIR JULI 2014

13

puisi Puisi Untuk Malam Hujan di tirai malam, di sudut sunyi Masih terlalu lama untuk berpikir tidak Senja masih menanti dengan sabar dalam persembunyian syahdunya

Angin Kencang

Lelaki gembel itu masih saja tersenyum menatap langit, Tak ada bntang di malam ini dan mash terlalu lama untuk segelas kopi dan sebatang rokok Gadis cilik bersua dengan kubangan air Masih dengan nyamannya menepis-nepis uang seribu Tetap saja mash terlalu lama untk ongkangongkang kaki

Oleh: Habibah

Hujan di sudut malam, di sudut kota, di sudut orang-orang yang tak pernah terlihat cahaya dengan lelap, dengan cinta, dengan tulus dan kasih..

identitAS/rAdiAH AnniSA

“TiDak ada doa yang masuk voicemail Sam, semua doa dibaca Tuhan. Hanya saja Tuhan sedang menunggu. Menunggu waktu yang tepat kapan menjawab doa kamu. Atau bisa saja Tuhan punya rencana yang lebih besar dari rencana kamu. Rencana yang lebih baik” Rambutnya beter­ bangan dipermainkan angin. Sangat dramatis. *** Tidak ada yang lebih dekat kepada tuhan selain maha­ siswa tingkat akhir, sebentar­ sebentar berdoa. Berdoa cepat seminar proposal, berdoa cepat seminar hasil, berdoa cepat ujian meja. Berdoa segera sarjana. Mungkin, Tu­ han kadang­kadang disibuk­ kan dengan jutaan doa para mahasiswa tingkat akhir saat musim wisuda hampir tiba. Seperti sore itu, Rere sedang menghibur Sam sahabatnya yang skripsinya tak jelas kabarnya dari meja antah berantah sang pembimbing skripsi. “Tau nggak Re, kadang gue gemetaran gitu saat konsul­ tasi ke pembimbing skripsi” curhat si Sam, mahasiswa tingkat akhir, semester dua digit, tiap hari orang tuanya menelpon bertanya pertan­ yaan sejuta umat “kapan sarjana?” “Halaaah…kenapa mesti takut sama pembimbing skripsi Sam, mereka juga ma­ nusia, takutlah pada Tuhan si pencipta pembimbing skripsi” Rere menimpali sambil makan bakso. “Pembimbing skripsi gue Killer masyaalloh Re, lo nggak kenal dia sih, coba dia pembimbing kamu, kamu bisa

kena serangan jantung di tem­ pat, baru di pintu ruangann­ ya, gue sudah kena gertak Re” balas Si Sam yang matanya berair, entah karena hidupnya terlalu suram gara­gara skripsi atau karena pedasnya sambal Bang Bakso, penjual bakso depan kampus. Bang Bakso yang mende­ ngarkan percakapan mereka sesekali senyum­senyum sendiri. Mungkin dia men­ gira kehidupan mahasiswa itu aneh. Saat dia disibukkan luntang lantang dengan uru­ san perut anak istri yang tiap hari mesti diisi, mahasiswa­ mahasiswa yang tiap hari makan bakso di warungnya terlalu sering mengeluh ten­ tang hidup mereka. Tampak jelas dari ekspresi mahasiswa­ mahasiswa tingkat akhir itu saat berbicara, meringis. Tidak pernah mahasiswa itu tau kalau kata “kuliah” adalah suatu hal yang seperti “mimpi” bagi anak Bang Bak­ so. Kuliah adalah kemewahan yang tidak akan pernah dida­ patkan oleh anak­anak Bang Bakso. Kecuali jika presiden kita nanti adalah orang yang murah hati. “murah hati” versi Bang Bakso”. Murah hati cukup dengan menyekolah­ kan anak­anaknya sampai jenjang kuliah. Mana ada?. Duaaaarrrrrrr…. Lamunan Bang Bakso buyar. “Aduhh….maaf Bang, tangan saya keseleo, ini kebanyakan ngetik kerja revisi skripsi kali Bang, jadi kaku kayak gini, saya juga begadang semalaman… maaf Bang” Sam meminta maaf sambil memungut pecahan piring kaca yang terjatuh.

“Halllaahh..alay bener nih anak, baru aja ngetik semala­ man, tangan udah sampe K.O gitu” Rere tertawa sambil membantu memungut peca­ han kaca.“Nggak apa­apa, biar saya yang bersihkan Dek, tidak boleh putus asa seperti itu. Kata almarhum Bapak saya dulu, kalau tidak mau diinjak­injak, maka janganlah kita mau menjadi rumput teki, kita harus menjadi pohon. Cuma, menjadi pohon itu susah, semakin tinggi pohon, semakin berat cobaannya, semakin kencang angin yang menerpa. Cuma, saya ini ma­ lang orangnya, tidak pernah dapat angin kencang, dapa­ tnya angin sepoi­sepoi ‘mulu’, walhasil, liatlah abang ini, berakhir jadi rumput teki, jadi abang bakso penarik gerobak, yang kadang­kadang diinjak­ injak penguasa tapi nggak sadar-sadar. Tenang saja Dek, galau skripsi adalah salah satu tahap, salah satu angin kencang yang harus menerpa dalam proses menjadi pohon besar. Supaya nanti Adek ini tidak diinjak seperti rumput teki.” Ulas si Abang Bakso cengar­cengir Dua mahasiswa pelang­ gan tetap si Abang Bakso itu melongo. Mereka menerka­ nerka, menengok kanan kiri, jangan­jangan ini ada kamera tersembunyi dan mereka sedang dalam acara TV tersembunyi, dan tukang Bakso itu adalah pembawa acara TV lulusan universitas ternama di Indonesia tapi sedang menyamar. Mereka menunggu hingga teguk tera­ khir air mineral terteguk, tapi tak ada kamera yang tiba­tiba muncul bersama kru acara. Ini

dunia nyata, Abang bakso ini benar­benar bijak. *** Hari ini Sam akhirnya wisu­ da. Masih ada si Abang Bakso menggelar stan baksonya di depan baruga. Sehabis acara wisuda Sam dan Rere, makan bersama di stan Abang Bakso. “Bang…ini kenang­ kenangan dari saya” sapa si Sam dari balik gerobak. “apa ini dek?” tanya si Bang Bakso membuka bungkusan pipih persegi itu “skripsi saya Bang, makasih ya Bang, kalau bukan abang saya nggak bakalan sarjana” Sam nyengir. *** Terima kasih sebesar-besarnya kepada Bang Bakso depan Kampus, atas wejangan-wejangannya saat saya merasa putus asa, dan jika suatu hari kita berpikir untuk menyerah dan mundur. Maka ingatlah, kita sudah berjalan sejauh ini, malu rasanya untuk kembali lagi. Ingatlah jalan-jalan panjang yang telah kita lalui. setiap tetes air mata yang kita tahan di pelupuk mata, setiap sakit hati yang berusaha kita bendung agar tak meledak. bukankah jika kita menyerah sekarang, maka semuanya akan menjadi sia-sia? Jangan menyerah. kita telah dekat dengan tempat tujuan. Selangkah lagi, bendung saja semua rasa sakit itu. Karena, kita telah hampir sampai. Ini hanya “angin kencang” yang suatu hari akan berlalu. Sebuah ucapan terima kasih di halaman­halaman depan skripsi yang epik. n Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Profesi apoteker Fakultas Farmasi unhas

Rahmaniar Mahasiswi teknologi Pertanian angkatan 2010

Alhambra berdiri di kaki bani ahmar sang raja raja kerajaan islam yang gagah di Andalusia berbaring megah di bukit La Sabica, Granada istana merah megah, di Spanyol Afrika Utara berhias taman bungabunga harum jelita mengelilingi hausyus sibb, si taman singa di kelilingi 128 tiang marmer penyangga berpondasi keramik dan ribuan batu bata tempat terukirnya ayat kaligrafi, suku Moria lengkap dengan permadani anyaman sutera yang dihias oleh kerlip perak dan logam mulia ditopang 8 pilar menggantikan abdi penjaga berbaju kaligrafi tiada tanding keindahannya inilah Alhambra, istana merah megah beraroma delima dimana air mancur dijaga 12 patung singa memancarkan air, melingkar setiap sisinya lambang kedigjaya islam di Andalusia Jepara, 27 Mei 2014 Kinanthi Anggraini Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Sains unS

Bagi pembaca identitas yang ingin memasukkan Cerpen dapat memenuhi syarat penulisan:  Panjang Naskah 2 Halaman  Spasi satu  Ukuran font 12  Font tipe: Times New Roman Tulisan anda boleh dikirim melalui e-mail resmi identitas Dengan syarat : Melampirkan foto diri dan kartu identitas

Alamat:

LT1 Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin. Email: bukuidentitas@gmail.com


14

kampusiana

identitas

NO 818| TAHUN XL | EDISI AKHIR JULI 2014

Unhas Lantik Empat Wakil Rektor uPaCara pelantikan dan se­ rah terima jabatan Wakil Rektor Universitas Hasanuddin periode 2014­2018 digelar di Ruang Senat Gedung rektorat, Kamis (3/7). Mereka tersebut yang berturut­ turut dari Dr Ir Junaedi Muhi­ dong MSc, Prof Dr Muhammad Ali SE MS, Prof Dr Musakkir SH MH dan yang menempati posisi Dwia Aries Tina yang kini men­ jabat Rektor Unhas adalah Prof dr Budu PhD SpM (K) M Med Ed. “Kepada pejabat baru, sebagai rektor saya berharap kita bisa se­ bagai tim kerja yang solid, yang mengedepankan kepentingan lembaga masyarakat, negara tan­ pa terlepas dari sumpah jabatan,” ungkap Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina MA dalam pida­ tonya pada upacara pelantikan. (m02,m14)

M Nuh Resmikan Gedung Farmasi Unhas Senilai 130 Miliar

menTeri Pendidikan dan Ke­ budayaan (Mendikbud) Repub­ lik Indonesia Mohammad Nuh meresmikan gedung Fakultas Farmasi Unhas, Rabu (25/6). Gedung baru senilai 130 Miliar Rupiah. “Anggaran pembangu­ nannya bersumber penuh dari APBN yang dimiliki Universitas Hasanuddin,” kata Dekan Fakul­ tas Farmasi Unhas Prof Dr Elly Wahyudin DEA Apt. Pembangunan gedung sejak tahun 2012. Gedung ini terdiri dari Ruang Dekanat, Ruang Pe­ layanan, Ruang Perkuliahan. Ge­ dung yang baru diresmikan ini terpisah dengan gedung laborato­ rium. “Untuk sementara gedung lab tersebut belum dibangun. Jadi mahasiswa masih menggunakan gedung yang lama,” kata Elly Wahyudin. (m01)

UKM Kopma Pererat Tali Silaturahmi

uniT Kegiatan Mahasiswa (UKM) Koperasi Mahasiswa (Kopma) mengadakan tausyiah sekaligus buka puasa bersama anak asuh dari UKM Lembaga Dakwah Kampus Mahasiswa Pecinta Musholla Unhas. Kegiatan bagian dari program

agenda Upacara penerimaan mahasiswa baru Unhas 18 Agustus di Baruga AP Pettarani Kuliah perdana semester awal tahun 2014/2015 25 Agustus Wisuda sarjana dan pascasarjana Unhas 9-10 September di Baruga AP Pettarani

kerja, bertujuan mempererat tali silaturahmi antar mahasiswa dari lintas UKM­UKM, antar pengu­ rus Kopma di Unhas dan Kopma se­kota Makassar. “Semoga terjalin ukhuwah is­ lamiyah yang bagus dan kita da­ pat saling mengenal,” ujar Sriya­ ni Windarti selaku Ketua Umum Kopma Unhas saat diwawancarai di Gedung Pusat Kegiatan Maha­ siswa, Kamis (3/6). (m02,m07)

KKN Miangas Berdayakan Masyarakat Berdasarkan SDA mahasisWa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Miangas mengadakan pelatihan dan pe­ nyuluan pembuatan abon, keru­ puk laluga dan kerajinan dari batok kelapa sebagai upaya pemberdayaan masyarakat mela­ lui pelatihan pengelolaan produk berdasarkan potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di Pulau Miangas. Kegiatan berlangsung di pon­ dopo, salah satu gedung perte­ muan di Pulau Miangas wilayah perbatasan paling Utara Indone­ sia dengan Filipina, Jumat (21/7). Dalam pelatihan, seluruh warga terutama kepada ibu rumah tang­ ga dari 188 kepala keluarga diun­ dang untuk menghadiri pelatihan tersebut. Kepala Desa Pulau Mingas Su­ wardi Timpa Pade mengatakan bahwa dia sangat bangga kepada mahasiswa yang telah memberi­ kan pengetahuan­pengetahuan kepada masyarakat agar lebih kreatif mengelolah sumber daya alamnya. “Pelatihan pembuatan abon ikan, kerupuk laluga dan batok kelapa itu sangat tepat ka­ rena dari ketiga bahan pokoknya adalah kekayaan sumber daya alam yang dimiliki oleh Pulau Mingas,” jelasnya, Senin (22/7). (ara)

Penerimaan Mahasiswa KKN Sebatik di Nunukan BerTemPaT di Kantor Bupati Nunukan, Kalimantan Utara, Bupati Nunukan Drs Basri me­ nyambut kedatangan mahasiswa KKN Tematik Unhas Gelombang 87, Senin (21/7). Dengan mengu­ sung tema “Meniti Tapal Batas dengan Semangat Merah Putih”. Peserta yang berjumlah 40 orang akan mengabdi selama sebulan. Mereka dilepas di kecamatan Sebatik Utara, Sebatik Tengah, Sebatik Induk, Sebatik Timur dan Sebatik Barat. “Semoga dengan KKN ini, Unhas dapat memberi­ kan perubahan pada masyarakat. Khususnya di bidang pendidi­ kan, kesehatan dan pergaulan be­ bas,” ujar Basri. (eta)

Kemenpan Perkenalkan Sistem Baru Seleksi CPNS Pihak Kementerian Pendaya­ gunaan Aparatur Negara (Ke­ menpan) mengadakan Sosialisasi Seleksi CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) 2014 di Baruga Andi Pangerang Pettarani Un­ has, Jumat (18/07). Bekerjasama dengan JobsDB dan dibantu oleh United States Agency International Developmment, Badan Kepegawai­ an Negara, dan Management Systems International. Sosialisasi ber­

identitAS/eSA rAmAdAnA

Salam Rektor: Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina MA disalami oleh civitas akademika saat Halal bi Halal di Aula Prof Amiruddin, Senin (4/8). Hadir Prof Dr Basri Hasanuddin MA, Prof Dr dr Idrus A Paturusi SpBO yang pernah menjabat sebagai rektor Unhas.

tujuan memperkenalkan sistem CAT (Computer Assisted Test) dan sistem rekrutmen CPNS untuk para lulusan sekolah di seluruh Indonesia. Kegiatan berlangsung sehari. Jumlah peserta sekira 2000­an orang. “Saya harap teman­teman yang akan nanti mengikuti tes CPNS di bulan September nanti mereka sudah tidak kaget lagi ka­ rena sudah memiliki bayangan, lebih familiar mengenai proses tes yang menggunakan sistem CAT dan mempunyai persiapan yang matang serta lebih konsen­ trasi dalam mengikuti ujian,” kata Bayu J. Wirjoatmodjo seba­ gai head of marketing JobsDB yang juga sebagai pihak panitia. (m33)

DMMA dan HMA Fakultas Teknik Lantik Ketua Baru BerTemPaT di Lantai Dasar Gedung Rektorat Unhas, Dewan Musyawarah Mahasiswa Arsitek­ tur (DMMA) dan Himpunan Ma­ hasiswa Arsitektur (HMA) me­ lantik ketua baru untuk periode 2014/2015, Kamis (25/6). Pelantikan ini dihadiri oleh Ketua DMMA terpilih Angga Armansyah, Ketua HMA ter­ pilih Andi Firman Muhibuddin, Ketua lembaga Organisasi Kema­ hasiswaan Fakultas Teknik Uni­ versitas Hasanuddin (OKFT­UH) serta mahasiswa Jurusan Arsitek­ tur. “Sebagai pengurus baru kita harus kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas, serta mengabdi untuk negeri,” ungkap Andi Fir­ man Muhibuddin selaku ketua HMA dalam sambutannya. (m07)

1087 Mahasiswa Unhas Diwisuda lulusan Program Sarjana Un­ has Periode IV Tahun Akademik 2013/2014, total sebanyak 1087 mahasiswa yang diwisuda di Ba­ ruga Pettarani, Rabu (25/6). Dari jumlah tersebut, kategori sebagai wisudawan terbaik jatuh kepada

Hudriani Jamal dari Fakultas Kesehatan Masyarakat dengan IPK 3,86 dan Bani Perdatawati Hasanuddin dari Fakultas Hu­ kum dengan IPK 3,93. “Lulusan periode ini, 88 persen lulus dengan IPK lebih dari ang­ ka 3 dan 10,3 persen lulus dengan angka IPK 2.75­3, serta 3,38 per­ sen lulus dengan angka IPK ber­ skor 4,” kata Rektor Unhas Dwia Aries Tina saat menyampaikan pidato depan wisudawan. Selain itu, ia menyampaikan bahwa sebanyak 93 orang wisu­ dawan merupakan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Spesial bagi wisudawan peneri­ ma Bidikmisi, mereka beramah­ tamah dengan Menteri Pen­ didikan dan Kebudayaan seusai wisuda. (m07/m06)

Kepala BASARNAS Beri Kuliah Umum di Unhas BaDan Search and Rescue Na­ sional (BASARNAS) memberi­ kan kuliah umum, Senin (23/6) di Gedung Ipteks. Pemberian kuliah umum ini merupakan rangkaian dalam penutupan pen­ didikan dan latihan (diklat) SAR ke 24. Dalam kuliah umum ini, hadir kepala BASARNAS Marsekal Madya TNI F. Henry Bambang Sulistyo, S.Sos. Materi yang dibawakan berisi penjelasan mengenai visi misi BASARNAS, organisasi BASARNAS, tugas kantor SAR, sarana dan prasa­ rana SAR, serta information network SAR. Dalam kegiatan hadir anggota dan alumni BASARNAS, mahasiswa Unhas, anggota dari SAR Unhas, serta SAR dari Uni­ versitas lainnya sebagai peserta. “SAR ini merupakan pekerjaan yang mulia, dan juga merupakan bentuk kepedulian dari maha­ siswa Unhas serta merupakan pekerjaan yang baik,” ujar Prof. Dr. Dadang A. Suriamiharja, M.Eng sebagai Wakil Rektor I Unhas yang menjadi moderator dalam kuliah umum. (m07)

UPT JPC Ajak Mahasiswa Kenali Dunia Kerja

uniT Pelaksana Teknis (UPT) Job Placement Center (JPC) me­ ngadakan pelatihan persiapan dini memasuki dunia kerja, Rabu­ Kamis (18­19/6). Bertempat di Ge­ dung Pertemuan Ilmiah (GPI). Kegiatan ini rutin dilaksanakan oleh UPT JPC dengan tujuan mem­ berikan pengenalan tentang dunia kerja dan kesiapan lainnya seperti aspek psikologis yang berkaitan dengan kepercayaan diri dan ori­ entasi karir yang dibawakan oleh mitra kerja. Pelatihan yang dikhususkan untuk mahasiswa tingkat akhir dan alumni ini disertai pelatihan Tes Potensi Akademik (TPA) dan ujian TOEFL. “Semoga maha­ siswa dan alumni memanfaatkan kesempatan yang baik ini untuk meningkatkan kapasitas dirinya, khususnya yang berkaitan dengan aspek non akademik,” harap Prof Dr Farida Patittingi SH MH selaku kepala UPT JPC. (m02)

Unhas Siapkan Ambulans Siaga SBMPTN PemanDanGan unik terli­ hat di Gedung Rekrorat Unhas, Selasa (17/6). Tak biasanya ada ambulans terparkir di sana. Ter­ nyata, pengadaan ambulans me­ rupakan bentuk kerjasama Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unhas dan pihak rektorat untuk siaga jika ada peserta SBMPTN 2014 yang sakit dan memerlukan pertolongan per­ tama. Dalam siaga ini disiapkan lima tim medis yang terdiri dari dua orang dokter, dua orang perawat, dan seorang supir Ambulans. Kali ini dalam antisipasinya tim me­ dis menyiapkan peralatan berupa tabung oksigen dan obat­obatan. “Semoga tidak ada masalah yang terjadi dan semua peserta sehat selama menghadapi ujian SBMPTN ini,” harap dr Aslim Ta­ slim, selaku Dokter Umum RS Un­ has. (m06) n


iptek

identitas

NO 818| TAHUN XL | EDISI AKHIR JULI 2014

Rumput Laut Alternatif Bahan Bakar Kapal Pilihan bahan bakar yang mudah dibudidayan dan diolah sendiri. Cocok untuk kapal nelayan.

T

eksturnya kenyal dan biasa sebagai olahan un­ tuk membuat agar­agar. Rumput laut atau dikenal sebagai gulma laut terdapat di wilayah pesisir dan laut. Mereka banyak ditemui hidup di atas karang­karang terjal yang melin­ dungi pantai dari deburan om­ bak. Tak heran, kita dapat dengan mudah menjumpainya jika bera­ da di Indonesia. Tumbuhan yang berperan ganda. Selain dapat di­ jadikan sebagai bahan makanan. Dapat pula dimanfaatkan sebagai bahan bakar minyak pada kapal nelayan. Untuk rumput laut, ketiga mahasiswa dari jurusan Teknik Perkapalan Unhas menjadikan­ nya sebagai bahan penelitian. Mereka adalah Zet Halim, Widya

Novianti dan Zeid Rizaldy. Awalnya, ketertarikan itu mun­ cul ketika usai menelusuri infor­ masi­informasi seputar rumput laut. Kemudian ide itu berkem­ bangkan untuk dijadikan sebagai bahan penelitian. Dalam dugaan, ditemukan bahwa tumbuhan laut tersebut memiliki kandungan se­ lulosa yang dapat diproses menja­ di etanol. Selanjutnya, ditemuke­ nali bahwa lamun tersebut, dapat bernilai tambah sebagai Bahan Bakar Minyak (BBM). Etanol merupakan salah satu sumber energi terbaharui. Ini di­ dapatkan dari energi matahari.

Pembuatan etanol terjadi pada tanaman rumput laut yang me­ lakukan fotosintesis. Sehingga bertumbuh hingga besar. Beri­ kutnya, tanaman diproses men­ jadi etanol. Etanol seringkali di­ jadikan bahan tambahan bensin untuk menjadi biofuel. Etanol se­ lulosa menawarkan prospek yang menjanjikan karena serat selu­ losa. Komponen utama produksi etanol berada pada dinding sel di tumbuhan tersebut. Meskipun telah banyak muncul perdebatan, apakah etanol yang dihasilkan dari tumbuhan akan mengganti­ kan yang ada saat ini.

Kekhawatiran men­ genai produksi terham­ bat oleh ketersediaan lahan yang ada saat ini. Kekhawatiran lain­ nya terhadap naiknya harga makanan. Belum lagi tentang energi dan polusi yang dihasil­ kan dari keseluruhan produksi etanol. Dari karya ini, rumput laut sendiri memiliki kandungan selulosa yang dapat di­ hidrolisis terlebih dahulu menjadi glukosa. Kemudian glukosa terse­ but bisa difermentasikan menjadi bioetanol. Selanjutnya bioetanol dimurnikan dengan destilasi. Terakhir, dilakukan penyulingan dan penguapan sehingga menjadi etanol yang bisa dijadikan sebagai bahan bakar minyak. Dengan menggunakan bahan bakar dari rumput laut dapat le­ bih efisien mengurangi emisi gas buang, karena terbuat dari bahan alam. Alami dan bisa lebih hemat dengan pembudidayaan dan pe­ ngolahan sendiri. BBM yang saat

15

ini telah menipis dan harganya semakin meningkat membuat ba­ han bakar minyak dari rumput laut ini dapat dijadikan sebagai alternatif. Walau karya tulis ilmiah mere­ ka yang berjudul “Pemanfaatan Rumput Laut Sebagai Alternatif Energi Pengganti Bahan Bakar Penangkap Ikan (Kapal Nelayan) sehingga lebih Ekonomis” hanya bisa sampai pada tahap presen­ tasi Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTM) yang diadakan Unhas Bulan Juni kemarin, membuatnya tak berhenti putus asa. “Saya berharap karya tu­ lis ilmiah ini dapat bermanfaat dan semoga di masa yang akan datang energi terbarukan dari rumput laut dapat dijadikan al­ ternatif yang baik sebagai bahan bakar. Bisa menggunakan potensi laut yang kita miliki. Semoga masyarakat pesisir bisa menggu­ nakan alternatif ini dengan baik agar mereka bisa mengembang­ kannya,” kata Widya Novianti selaku anggota tim. n nur rismawati

resensi

Proklamator Penyambung Lidah Rakyat

“anakku, engkau sedang me­ mandangi matahari terbit. Dan engkau anakku, kelak akan men­ jadi orang yang mulia, pemimpin besar dari rakyatmu, karena ibu melahirkanmu di saat fajar me­ nyingsing. Kita orang Jawa me­ miliki suatu kepercayaan, bahwa seseorang yang dilahirkan saat matahari terbit, nasibnya telah digariskan sebelumnya. Jangan sekali­kali kau lupakan, nak, bahwa engkau adalah putra sang

fajar.” Inilah ungkapan seorang ibu terhadap putranya Soekarno. Idayu, seorang keturunan bang­ sawan Bali menikah dengan se­ orang yang memiliki keturunan Jawa, Raden Sukemi Sosrodihojo. Mereka memiliki dua orang anak, Soekarno dan seorang kakak per­ empuan. Saat beranjak dewasa, Soekarno bersekolah di Hogere Burger School (HBS) yang terletak di Surabaya. Saat di Surabaya, proklamator ini menetap di kediaman Cokroam­ inoto. Setelah tamat, ia melan­ jutkan pendidikan di Bandung, mengambil Jurusan Teknik Sipil. “Sebagai anak muda, aku mula­mula meresapkan apa yang pernah diucapkan para negarawan besar di dunia. Lalu, aku menyerap ucapan para pemimpin besar, kami sendiri dan semuanya ku godok dalam fal­ safah dasar yang digali dari hati Marhaen (read: petani). Soekarno, penampung keluh kesah rakyat dan akhirnya menjadi Bung Kar­ no penyambung lidah rakyat.” Kutipan di atas adalah peng­ galan dari novel ini. Kalimat tersebut menggambarkan bahwa perjuangan Soekarno untuk terlepas dari penjajah tidaklah mudah. Perlu perjuangan yang panjang hingga akhirnya Prokla­

masi dapat dibacakan di depan rakyat Indonesia. Ia memulai kehidupannya sebagai politikus, dan itu membuat dirinya sangat dibenci Belanda. Ia pun diasing­ kan, dipenjara bahkan dibuang ke tempat yang terpencil. Selain menceritakan kehidupan berpolitik Soekarno, buku ini juga merangkum kehidupan pribadi sang tokoh, yang dikelilingi oleh berbagai wanita. Mulai dari Utari, Inggit hingga Fatmawati. Serta kehidupan keluarganya. Buku ini pun merekam kisah meninggalnya Bung Karno, pada 21 Juni 1970. Saat meninggal, Bung Karno diantar oleh beribu rakyat Indonesia ke tempat peristiraha­ tan terakhirnya. Sebelum wafat Bung Karno berpesan. Bahwa ia tidak ingin dalam batu nisannya dituliskan Doktor Insinyur Haji raden Sukarno, Presiden pertama Republik Indonesia, Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, Pemimpin Besar Revolusi, Per­ dana Menteri, Mandataris MPRS, Ketua Dewan Pertimbangan Agung, Pemimpin Tertinggi Front Nasional dan sebagainya. Bung Karno ingin, dalam nisann­ ya dituliskan “Di sini beristirahat Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.” Novel yang bergenre nasiona­ lis ini lebih banyak mengangkat kisah mengenai Soekarno sebagai

penyambung lidah rakyat. Penu­ lis yang merupakan seorang Jur­ nalis, Cindy Adams melakukan wawancara dengan Soekarno pada tahun 1964. Cindy menuliskan ceritakan Bung Karno ini dalam sebuah au­ tobiografi yang menarik. Sebab ia menuliskan dalam bentuk novel. Selain itu sang jurnalis juga men­ uliskannya dengan memakai kata ganti “aku”. Sehingga pembaca dapat merasakan betul apa yang dialami soekarno saat itu. Selain itu penulis juga menu­ liskan cerita ini secara menyelu­ ruh. Ia menyebut pelaku­pelaku sejarah yang berada di sekelil­ ing Bung Karno saat itu. Secara tidak langsung pembaca pun da­ pat mengetahui pejuang­pejuang yang turut serta dalam merampas kemerdekaan Indonesia kala itu. Buku ini merupakan edisi revisi yang ketiga. Autobiografi yang diterjemahkan oleh Syamsu Hadi. Ia berhasil menerjemahkannya

dengan baik setelah beberapa re­ visi sebelumnya yang menemui berbagai kejanggalan. Seperti edi­ si revisi tahun 1966 pada halaman 341 Soekarno mengatakan tidak butuh Hatta dan Syahrir bahkan ia sempat berkata “Peranan Hatta dalam sejarah tidak ada”. Dalam teks asli bahasa inggrisnya dis­ ebutkan bahwa Soekarno saat itu dalam keadaan sakit. Namun ia masih bisa mengendalikan diri dan ia tidak mau mengucapkan proklamasi jikalau Hatta tidak ada. Novel ini sangat layak dibaca bagi kawula muda saat ini. Buku ini dapat membuka cakrawala pengetahuan kita tentang per­ juangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Sehingga kita sebagai pemuda Indonesia dapat meneruskan cita­cita dan idealisme para pejuang yang telah memerdekakan Indonesia. Sela­ mat membaca!n asmaul husna Yasin

Judul Buku : Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia Penulis : Cindy Adams Penerbit : Media Pressindo Tebal : x + 432 Halaman


s

identitas

a lint

Kupang, Kota Komodo Beralunan Sasando

P

erjalanan ke Nusa Tenggara Timur (NTT) ku tempuh melalui tiga pelabuhan udara (bandara). Pertama Bandara Kuala Namu di Medan, Bandara Hang Nadim di Batam, Bandara Juanda di Surabaya dan akhirnya tiba di Kupang, sekitar jam sepuluh malam. Suasana di Bandara El Tari begitu sepi. Tepat 1 Juni, kami menjadi penumpang terakhir. Meletusnya Gunung Sangeang Api di Nusa Tenggara Barat sehari sebelumnya menyebabkan pembatalan penerbangan sejumlah maskapai. Kedatangan ke kota berikon Komodo untuk mengikuti Leadership Conference (LC) selama enam hari terpaksa dibatalkan. Para peserta dan pemateri dari Jakarta dan berbagai kota di luar Pulau Nusa Tenggara pun tidak bisa datang. Pesawat mereka tidak bisa terbang ke Kupang karena padatnya abu vulkanik mengudara. Pembatalan kegiatan yang terlambat ku terima akhirnya memberikan ku kesempatan mengunjungi potensipotensi wisata Kupang. Kupang adalah kota yang eksotis dan pantas disebut ‘Gerbang Selatan Asia Pasifik’. Dikelilingi oleh panjangnya bibir pantai dan karang-karang. Sejauh mata memandang, tak ada gunung, maupun bukit, sehingga sekalipun kotanya panas selalu dielus-elus angin yang cukup kencang. Orang-orang di Kupang menyebutnya angin timur. Pantai Kepala Satu menjadi lokasi pertama perjalanan, yang digapai dengan menggunakan kendaraaan warga sekitar, akibat ketiadaan angkutan umum yang lewat di area tersebut. Pantai berpasir putih, dengan airnya hijau kebiru-biruan, menjadi nilai tambah bagi pantai ini. Dari jauh kita bisa melihat sebuah pulau kecil bernama Semau. Hanya ada suara kami

NO 818 | TAHUN XL | EDISI AKHIR JULI 2014

Oleh: Nur Alfianita N yang menikmati angin beraroma asin. Serasa pantai pribadi. Berjalan kaki sekitar satu kilometer dari pantai terdapat Gua Monyet. Sesuai namanya, di gua ini berseliweran monyet-monyet, yang dengan cepatnya berkerumun di tempat kami melempar kue pia, roti dan jagung. Mereka makan dengan lahapnya, sesekali melirik kami dengan harap-harap cemas. Perjalanan dilanjutkan dengan menumpang truk pengangkut batu yang lewat hingga sampai di jalan raya. Lalu mengambil angkutan kota (angkot). Kaget juga melihat angkot di sini yang badannya penuh stiker, dan lebih pantas disebut diskotik berjalan. Musiknya diputar dengan sangat keras. Anehnya, setiap penumpang yang memukul tempat pegangan (tanda ada penumpang yang ingin turun), sopirnya pasti bisa tahu. Kalau tidak tahan dengan kebisingan sebaiknya jangan coba-coba naik angkot. Akhirnya, aku merogoh kocek 1500 rupiah untuk membayar angkot. Tarif yang murah bila dibanding dengan angkot di Kota Makassar. Kelebihan lain, anak kecil dan sekolah dasar tidak perlu bayar angkot, gratis. Eksotisme Kupang hadir dalam pantaipantai lain yang dimilikinya. Dari sekian banyak pantai, aku sempat mengunjungi beberapa pantai lain seperti Pantai Ketapang Satu, Pantai Tedis, Pantai Lasiana. Pantai Tedis adalah pantai yang paling ramai karena terletak di pusat kota dan dekat pasar. Di sepanjang pantai berjejer penjual jagung dan pisang bakar. Aku menghabiskan senja pertamaku di Pantai Tedis sambil menyeruput kopi dan menikmati matahari terbenam. Hal menarik lainnya dari NTT adalah Sasando. Sasando adalah alat musik petik asli Pulau Rote yang memiliki 10

sampai 56 senar dan terbuat dari bambu dan daun lontar. Nama alat musik ini melambung setelah anak kecil bernama Berto Pah memainkannya di ajang pecarian bakat Indonesia. Agar bisa mengunjungi tempat pembuatan Sasando, kita harus menempuh perjalanan sekitar 40 menit dari Kota Kupang menggunakan mobil pribadi, atau bisa menggunakan angkot, lalu berhenti di Oebelo dan ambil angkot lagi. Di tempat inilah tinggal seorang maestro pembuat Sasando bernama Jeremias Pah, ayah dari Berto Pah. Jeremias mewariskan cara memainkan Sasando kepada sepuluh anaknya karena khawatir alat musik ini akan punah. Juga, ia mengajarkan anak lelakinya cara membuatnya. Rumah Jeremias dipenuhi Sasando dalam berbagai ukuran, dari yang kecil sampai yang paling besar. Sasandosasando itu hanya diletakkan di teras rumah. Sasando ukuran kecil disimpan di lemari kayu dan khusus untuk dijual. Kami beruntung bertemu salah satu anak Jemerias Pah yang kami sapa Jack. Dia amat mahir memainkan Sasando. Musik yang dihasilkan Sasando terdengar sederhana dan nyaman. Kata Jack, biasanya ada yang datang minta belajar. Namun mempelajari Sasando cukup rumit. Kita harus menggunakan sepuluh jari seperti harpa, dan ada banyak senar. Hanya untuk tahu dasar permainan Sasando, kita bahkan butuh waktu sekitar satu minggu. Sebelum pamit kami mengisi buku tamu dan melihat deretan nama pengunjung yang pernah datang. Rupanya banyak turis yang datang dari Eropa, bahkan Asia berkunjung di sini dan menuliskan pesan dan kesannya tentang Sasando. Aku menyukai sebuah komen-

tar pendek dan “Music more beautiful with Sasando”.n

16


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.