Identitas awal februari

Page 1

identitas

Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin

NO. 852 | TAHUN XLII | EDISI AWAL FEBRUARI 2016

Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Pemantik Gairah Menuju Kampus Global Unhas yang mencoba peruntungan me足nuju world class university, kini tertatih berbenah diri. Lanjut hal.7


2

identitas

wall facebook

NO. 852 | TAHUN XLII | EDISI AWAL FEBRUARI 2016

tajuk

Selamat pagi civitas akademika. Edisi Awal Februari. Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional yang jatuh 9 Februari nanti, kami mengangkat berita terkait eksistensi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Unhas. Pergerakan LPM semakin berkurang karena adanya masalah yang menghampiri lembaga. Seperti kurangnya dana untuk mencetak buletin ataupun tidak adanya regenerasi dalam lembaga ini. Bagaimana tanggapan Anda?

karikatur

Masihkah Mimpi Berkelas Dunia?

Fadly Al Fhadl Regenerasi merupakan kepastian dalam berlembaga. Namun ketika itu tidak jalan bisa dipastikan lembaga lambat laun akan punah dan ketika itu terjadi maka semestinya pengurus dan orang-orang yang terlibat dalam aktifitas lembaga semakin kreatif dalam mencitrakan lembaga yang bersangkutan. Karena bukankah orang-orang yang tertarik untuk berlembaga karena mereka melihat sesuatu yang unik dan berbeda dari suatu lembaga. Soal dana yang kurang itu kembali lagi tentang bagaimana memanfaatkan dan memaksimalkan potensi yang ada meski dalam keterbatasan. Intinya sudahkah kita membuat lembaga memiliki daya tarik!

KARIKATUR/\NUR RAMALIANI SAMSUL

dari redaksi

Silaturahmi: Kru Mozz FM dari Universitas Pejuang Republik Indonesia berkunjung ke rumah kecil identitas, Jumat (29/1). Dalam kunjungannya kru Mozz FM saling berbagi cerita terkait kegiatan jurnalistik dengan Redaktur Pelaksana PK identitas, Ramdha Mawaddah.

Aspuri

“TEMPAT ini lebih mirip aspuri (asrama putri) ketimbang lembaga pers mahasiswa,” adalah kata yang acap kali kami de­ngar dari orang-orang yang datang berkunjung ke identitas. Tak salah memang, mengingat jumlah kru yang didominasi oleh kaum hawa. Futurolog John Naisbitt dan Patricia Aburdens dalam Megatrend 2000 menyatakan bahwa pada abad 21 adalah abadnya kaum perempuan. Keterlibatan perempuan dalam kehidupan bermasyarakat bermula sejak wafatnya R.A Kartini. Beberapa organisasi dibuat bertujuan

untuk mencerdasakan kaum perempuan. Maka tak heran kini keterlibatan kaum hawa di berbagai organisasi tak terbantahkan. Termasuk di identitas, dimana kami mencoba me­ nyamakan ritme kerja sesuai dengan kinerja kaum adam. Februari ini, kami dikunjungi oleh Radio Kampus Mozz FM UPRI, sungguh sebuah kebahagiaan bagi kami bisa saling berbagi ilmu jurnalistik, sekaligus menjalin tali silaturahmi. Tidak sampai disitu, kami pun mendapatkan kunjungan istimewa dari Tomi Lebang mantan Wartawan Tempo yang juga penulis

buku Sahabat Lama Era Baru, yang berkesempatan memberikan kelas kepenulisan kepada kru identitas. Besarnya semangat kru untuk belajar berdampak pada semangat kami untuk segera menemui pembaca. Edisi awal Februari kali ini kami membahas tentang Unhas yang mencoba peruntungan me­ nuju world class university dalam laporan utama. Selain itu, kami membahas eksistensi dan perjuangan lembaga pers mahasiswa dalam civitas “pontang panting penyebar kabar”. Selamat membaca! n

IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST

MENJADI Word Class University (WCU) telah digemakan Unhas sejak kepemimpinan Prof Dr dr Idrus A Paturusi SpBO. Beragam misi pun telah digencarkan untuk mewujudkan kampus berkelas dunia tersebut. Dimulai dengan pembangunan fisik seperti jalan, Rumah Sakit, dan sejumlah laboratorium. Tak hanya itu, kerjasama internasional pun mulai digalakkan dan menjadi program andalan dua periode Idrus. Tak ingin patah arang, Kampus Merah yang kini dipimpin oleh Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA terus berusaha mewujudkan WCU. Tak hanya itu, Unhas juga kini berstatus Perguruan tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). Sehingga kampus ini juga harus mencapai otonomi yang berkelanjutan. Dari sebuah sumber dituliskan beberapa kriteria WCU. Diantaranya adalah 40% tenaga pendidik bergelar Ph D (gelar yang diberikan studi tingkat doktoral, red), publikasi internasional 2 paper/staff/ tahun, jumlah mahasiswa magister 40% dari total populasi mahasiswa (student body), anggaran riset minimal US$ 1300/staff/tahun, jumlah mahasiswa asing lebih dari 20%, dan Information Communication Technology (ICT) 10 kb/mahasiswa. Melihat syarat tersbut tentunya Unhas harus berbenah. Menurut Per Agustus 2015, terdapat 743 artikel ilmiah karya dosen Unhas yang terpublikasi di jurnal internasional terindeks Scopus. Dengan jumlah tersebut Unhas menduduki peringkat sembilan sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang memiliki publikasi internasional terindeks Scopus terbanyak di Indonesia. Prestasi ini tentu patut diapresiasi, namun jika dibandingkan dengan jumlah dosen 1695, berarti belum mencapai setengah dari dosen Unhas yang memiliki publikasi ilmiah. Sekelumit tantangan mesti dipecahkan oleh kampus ini. Gelora meneliti dosen perlu ditingkatkan. Legalitas kampus otonom telah dikantongi Unhas. Ini menjadi momentum kampus untuk lebih unjuk gigi tak hanya sarana dan prasarananya saja, namun kualitas tenaga pendidik maupun anak didik harus selalu dikembangkan. Harus mampu menyusun rencanan strategis untuk mewujudkannya. Melihat anggaran penelitian Unhas tahun 2015 mencapai 61,5 milyar rupiah. Anggaran ini jika dibagi rata keseluruhan dosen maka perorangnya bisa mendapat biaya sekitar 63 juta rupiah. Jumlah yang bisa dikata tak sedikit untuk sebuah penelitian. Menurut data capaian kinerja 2015, tingkat produktivitas penelitian dosen hingga petengahan 2015 mencapai 63%, capaian ini telah melampaui target renstra universitas. Jika kampus ini bermimpi mendunia harus mencapai target pulikasi sesuai dengan syarat menjadi WCU. Untuk itu Unhas masih memiliki pekerjaan rumah yang tak mudah, yakni menggenjot penelitian dosen. Bukannya tak ada usaha, hanya saja masih banyak perlu dibenahi kampus ini untuk berkelas dunia. Masih dengan masalah yang sama. Belum lagi citra negatif yang selama ini melekat sebagai kampus sering tawuran yang dapat menenggelamkan banyak citra baik yang dibangun universitas. n

Muh Ilham Enrekang Massenrempulu Permasalahan eksistensi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Unhas seharusnya bisa mengatur regenerasi serta pengurusnya agar semua program kerja yang dijalankan tidak amburadul dan terbengkakai. Kurangnya sumber daya manusia terlebih lagi sumber pendanaan (finansial) merupakan hal yang sangat lumrah dan sering dijumpai dalam setiap lembaga. Kurangnya partisipasi, komunikasi dan kreativitas mahasiswa bisa jadi menimbulkan rasa beban dalam dirinya. Untuk mengantisipasi, langkah yang paling mudah adalah setiap ada agenda. Bukan cuma percetakan buletin saja, tetapi UKM LPM Unhas memang dlm lingkungan kampus, tapi sebenarnya sebagian besar mengarah ke wilayah eksternal. Bisa juga kerjasama dgn media cetak di Makassar seperti Kompas, Tribun Timur, Sindo, atau Fajar jika kedepannya lembaga tersebut mngadakan agenda terkait pers dan media tanpa melibatkan pendanaan. Istilahnya kayak sponsor gitu.

Bila anda memiliki informasi, harapan, dan saran mengenai kondisi Unhas silahkan hubungi dan kunjungi kami di

identitasonline @identitasonline bukuidentitas@gmail. com

identitasunhas.com 082343555654 082349807920

identitas diterbitkan Universitas Hasanuddin berdasarkan STT Departemen Penerangan RI No: 012/SK/Dirjen PPG/SIT/1975/tanggal 20 Januari . ISSN:0851-8136. Beredar di lingkungan sendiri (non komersial) nKetua Pengarah: Dwia Aries Tina Pulubuhu nAnggota Pengarah: Junaedi Muhidong, Muhammad Ali, Abdul Rasyid Jalil, Budu n Penasehat Ahli : Anwar Arifin, Hamid Awaluddin, M. Akib Halide, Ishak Ngeljaratan, Razak Thaha, S.M. Noor, Aidir Amin Daud, M. Darwis, Nasaruddin Azis, Husain Abdullah, Sukriansyah S. Latif nKetua Penyunting: M. Dahlan Abubakar nKetua Penerbitan:Fajar S.Juanda nPenyunting Pelaksana: Akhmad Dani nKoordinator Liputan: Novianto Dwiputra Addi, Nur Alfianita N. nLitbang: Ermi Ulia Utami, Siti Atirah, Risky Wulandari nStaf Penyun­ting: Ramdha Mawaddha, Asmaul Husna Yasin, Fransiska Sabu Wolor nReporter: Khusnul Fadilah, Riyami, Nur Rismawati nFotografer: Nursari Syamsir (Koordinator), Kun Arfandi Akbar nArtistik dan Tata Letak: Radiah Annisa (Koordinator)nIklan/Promosi: Devika Saputri nTim Supervisor: Amran Razak, Maqbul Halim, Ibrahim Halim, Ahmad Bahar, Nasrullah Nara, Jupriadi, Nasrul Alam Azis, Tomi Lebang, Ikbal Latief, Abdul Haerah, Amiruddin PR, Muchlis Amans Hadi, Muh Ishak Zaenal, Zaenal Dalle, Sayid Alwi Fauzy, Arif Fuddin Usman, Gunawan Mashar, Rasyid Al Farizi, Ahmad Khatib Syamsuddin, Munandar Kasim, Supa Atha’na, Irmawati Puan Mawar n Alamat Penerbitan: Kampus Unhas Tamalanrea, Gedung UPT Perpustakaan Lt 1 Jl Perintis Kemerdekaan KM 10, Telp (0411) 589899, Fax 510088-Telex 71179, Makassar 90245. Website: www.identitasonline.net, E-mail: bukuidentitas@gmail.com nTarif Iklan: (Hitam/Putih) Rp 500 mm/kolom (Mahasiswa), Rp 1000,- mm/kolom (Umum), (Warna) Rp 1000,- mm/kolom (Mahasiswa), Rp 2000,- mm/kolom (Umum).

Redaksi identitas menerima tulisan berupa opini, esai, cerpen, puisi, ringkasan skripsi,/tesis/disertasi/penelitian & karikatur. Pihak redaksi identitas berhak mengedit naskah sepanjang tak mengubah nilai/makna tulisan. Tulisan yang termuat mendapat imbalan secukupnya (sebulan setelah terbit bisa diambil).

Sampul Edisi Awal Februari Foto Sampul: Nursari Syamsir Layouter: Irmayana


wansus

identitas

NO. 852 | TAHUN XLII | EDISI AWAL FEBRUARI 2016

Idealisme Tak Mungkin Hilang Husain Abdullah adalah dosen Hubungan Internasional Unhas yang kini mengabdikan dirinya sebagai Juru Bicara Wakil Presiden Jusuf Kalla. Meski di tengah kesibukan selaku Jubir ia tetap memenuhi tanggungjawab selaku dosen. Di tengah kedatangannya ke Unhas lelaki yang pernah menjadi reporter sebuah stasiun swasta menyempatkan diri pula berkunjung ke sekretariat identitas Unhas untuk berbagi kisah dan mengetahui perkembangan pers mahasiswa. Berikut petikan wawancara reporter Akhmad Dani dan fotografer identitas, Sriwidya Rosalina BST bersama Husain Abdullah di koridor, Fisip Unhas. Selasa (2/2). Bisa diceritakan awal Anda berkuliah di Unhas ? Saya kan dari awal ambil program studi Hubungan Internasional tahun 1983. Masa itu transisi masa Dewan Mahasiswa (Dema) ke NKK BKK. Prak­ tis Kegiatan kemahasiswaan yg sifatnya politik tidak banyak, Orasi-orasi dilar­ ang. Karena Dibatasi sehingga yang lebih banyak menonjol adalah kelom­ pok-kelompok studi. Kita dulu punya Kelompok Study Wa­ wasan Nusantara (Poswantara). Juga ada Posindra dan ini lebih ke Fisip. Tapi saya lebih suka ke Poswantara yang di Hukum karena kajian-kajiannya meru­ pakan kajian strategis. Kita lebih suka mengadakan seminar, diskusi, atau sekarang istilahnya FGD Saya suka buat diskusi setiap hari kamis setelah kuliah depan fakultas. Biasanya masalah yang diperdebat­ kan terkait masalah politik atau waca­ na yang lagi tren pada masa itu. Mengapa sebagai dosen memilih untuk tetap terlibat pada perjuangan mahasiswa? Yang diperjuangkan mahasiswa saat itu sama dengan visi saya menentang rezim yang tidak sesuai dengan nilainilai kebebasan, otoriter, menentang hak asasi manusia, politik dan ekono­ mi. Dan itu merupakan kelanjutan dari perjuangan dan hasil diskusi kami di kelompok studi dulu. Masa itu dosen dan mahasiswa bergabung untuk melawan pemerintah? Iya bergabung kekuatan dosen dan mahasiswa. Dosen-dosen reformis seperti pak Alwi Rachman semua ber­ gabung. Tapi tantangannya beda seka­ rang. Mahasiswa dan dosen sah-sah saja kooperatif saling bekerja sama. Dari perjuangan Anda dan mahasiswa dulu apa yang sampai saat ini masih bertahan? Sistem otonomi daerah yang berlaku sekarang. Itu sebenarnya dicetuskan oleh mahasiswa Unhas sebenarnya. Masalah ini tak ada yang usung, hanya

Unhas baru universitas lain menyusul. Sebenarnya konsep otonom saat ini salah. Seharusnya bukan otonom di tingkat dua tapi ditingkat satu. Cuma dipelintir Prof Ryas Rasyid dan kawankawan. Kalau tuntutan anak Unhas yang kita godok itu otonomi di tingkat satu. Karena yang membahas itu Pak Taslim, Mattudala, Arifin Salatan, saya hingga Alfian Mallarangeng yg mem­ beri ceramah dan memberi materi ke mahasiswa. Tantangan apa sekarang yang dihadapi oleh mahasiswa dalam kaitannya pergerakan dan perkuliahan? Tugas dosen makin mudah. Makanya saya kalau masuk itu lebih santai dari sebelumnya. Saya tidak harus terlalu banyak ini, karena semua sudah ada di smartphone, jadi saya mengarahkan mahasiswa untuk mempelajari satu dua defenisi yang ada. Paling valid me­ nyiapkan buku guide buat mahasiswa, buku ajar. Cuma pesan saya buat mahasiswa dan dosen, kita memang tetap harus saling menjaga jarak yang baik. Budi pekerti dan sopan satun itu harus tetap ada. Kelihatannya memang konven­ sional dan ketinggalan, tapi itu sangat penting. Di samping kita belajar untuk maju tapi kita tak boleh meninggalkan nilai-nilai kearifan dan moral seperti itu. Sebelum menjadi dosen Anda juga tercatat pernah menjadi Wartawan. Namun, Mengapa meninggalkannya? Wartawan kan sebenarnya memper­ juangkan masyarakat dari bawah juga. Kritis. Dia pilar keempat demokrasi. Saya memang di situ mainannya. Makanya saya masuk karena tertarik. Kemu­ dian saya dipang­ gil oleh ketua ju­ rusan HI untuk mengajar. Idealisme bagi saya tak mung­ kin hilang. Saya tidak pernah berubah, tempat nongkrong tetap di warung kopi dan pergaulan saya tidak banyak berubah. Saya bisa ditempatkan di tempat paling bawah, naik Pri­ vate Jet, naik pe­ sawat kepreside­ nan, semua biasa saja. Tidak meru­ bah gaya hidup saya. Tapi saat ini anda telah berada di lingkaran kekuasaan. Apa-

kah tidak pernah melanggar prinsip Anda saat kebijakan dikeluarkan pemerintah? Meskipun saya dimana, idealisme itu harus ada. Meskipun saya dalam kekua­ saan, itu tidak merubah mindset saya. Dan kebetulan saja, saya beruntung. Ka­ rena saya berada di bagian pemerinta­ han yang punya kepedulian yang tinggi kepada masyarakat tingkat bawah. Apa pesan Anda buat mahasiswa? Dunia sudah sangat flat. Apa yang dikatakan oleh Thomas Friedman itu sudah sangat nyata. Sudah datar. Dan mahasiswa harus berani melakukan lompatan. Karena informasi sudah ban­ yak. Proses kreativitas itu sudah banyak ditunjang oleh informasi. Karena kalau tidak kamu tidak akan mampu melom­ pati lubang yg besar. Lubang itu adalah jarak. Jarak ketertinggalan kita dengan peradaban lain. Karena kita tak bisa meminta orang menunggu kita. n

data diri Nama : Husain Abdullah Jenjang Karir : -Kontributor RCTI -Manager PSM Makassar -Koordinator Celebes Care Center -Direktur Celebes TV -Kini Juru Bicara Wakil Presiden Jusuf Kalla

3

kronik Tumpukan Sampah di Depan Rumah Sakit Unhas SEBAGAI salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat, rumah sakit seharusnya menunjukkan citra baik. Namun tidak dengan Rumah Sakit Pendi­ dikan Unhas. Banyak tumpukan sampah di sekitar area parkiran yang menimbulkan bau tak sedap tiap kali para pengguna jalan melintasi kawasan ini. Menurut tukang parkir ia tidak tau mengenai petugas yang membersihkan lokasi tempat penumpukan sampah, bahkan ia memang tidak pernah meli­ hat cleaning service yang membersih­ kan ditempat tersebut. Satpam yang menjaga di kawasan pintu II mengaku, bahwa memang selama ia bekerja se­ bagai satpam, tak pernah sekalipun ia melihat petugas cleaning service mem­ bersihkan tempat tersebut. Malahan tempat tersebut adalah lokasi yang su­ dah menjadi tempat khusus penumpu­ kan sampah rumah sakit oleh cleaning service. Satpam pun merasa terganggu dengan keberadaan tumpukan sampah. ”Jarang sekali saya melihat mobil pengangkut sampah mengangkut tum­ pukan sampah itu, yang ada hanya pe­ mulung yang mengotak-atik tumpukan sampah yang ada dalam kantong plas­ tik, itu pun mereka hanya mengambil sampah yang bernilai ekonomi,” Ujar Muhammad Rahmat Satpam Pos Pintu Dua, Kamis (20/1). Menurut pengawas Cleaning Ser­ vice Iwan, sampah rumah sakit berupa sampah non medis dan sampah medis. Sampah medis akan dihancurkan de­ ngan menggunakan mesin insenerator yang telah disediakan dari pihak rumah sakit dan sampah non medis akan di angkut oleh mobil pengangkut sampah milik pemerintah daerah. Mirisnya, jenis sampah medis se­ perti Bahan Beracun Berbahaya (B3) masih ditemukan dalam pembuangan di depan rumah sakit tersebut. Seperti masker, kantong infus, celemek, kapas bekas dan kaos tangan bekas. Lebih lanjut Iwan mengatakan, tem­ pat tersebut dijadikan tempat penum­ pukan sampah sementara. “Mengenai sampah medis yang ada di tempat terse­ but, semua karena kelalaian saya, nanti kami akan lebih mengawasi para Clea­ ning Service dan mengkordinir mereka agar tidak membuang sampah medis lagi di tempat tersebut,” tutupnya, Jum’at (22/1). n

IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST

Aktivitas: Lalu-lalang sepeda motor dan mobil di depan ramsis Unhas, Minggu malam (17/1). Hampir sepanjang jalan lampu jalan di area kampus Unhas tidak lagi berfungsi. Hal tersebut dapat memicu terjadinya kecelakaan dan tindak kriminal.


4

opini

identitas

NO. 852 | TAHUN XLII | EDISI AWAL FEBRUARI 2016

Menyongsong 2016 di bawah Jokowi-JK

agenda TOEFL & Scholarship Workshop BEM FKM bekerjasama dengan BRITON International English School mengadakan TOEFL & Scholarship Workshop Waktu : Sabtu, 20 Februari 2016 pukul 08:00 – selesai Tempat : Auditorium Prof. Amiruddin FK UNHAS CP : 0411 – 584700 (Briton Perintis) 085298322000 (Dicky) 085242888079 (Nurfadilah) 088804025745 (Daniel) Physics Competition 2016 HIMAFI FMIPA UNHAS mempersembahkan: Lomba FISIKA tingkat SMA sederajat dan SMP sederajat se-Indonesia Waktu : 18-21 Februari 2016 CP : 081245334530 (Dedy) 085656623835 (Iqlal) Seminar Nasional “Penataan Dana Desa Menuju Tansparansi dan Akuntabilitas dari Alokasi yang Adil Merata” oleh Ikatan Mahasiswa Akuntansi UNHAS Waktu : 13 Februari 2016 pukul 08:00 WITA - Selesai Tempat : Auditorium Prof. Amiruddin FK UNHAS CP : 085397649620 (Risna) 085656896910 (Feny) 087840563700 (Safi) Run For Kidney Dalam rangka meningkatkan kesadaran untuk menjaga kesehatan ­ginjal, Edukidney Project by Aiesec UNHAS bersama Indorunner Makassar me­ngadakan event lari 5 km Waktu : Minggu, 21 Februari 2016 Tempat : Car Free Day Sudirman Makassar CP : 089637369133 (Surya) Mathematics Event XVI Himpunan Mahasiswa Matematika Fakultas MIPA UNHAS mempersembahkan Mathematics Event XVI Waktu : 06 februari 2016 (Regional I dan II) CP : 085341006723 (A. Hary) 089668801163 (Kurnia) 08115401547 (Arnei) Agri-Festival 2016 Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (MISEKTA) Tempat pendaftaran: Sekretariat Misekta Waktu : 25 Januari – 8 Februari (Penerimaan proposal bisnis via email dan cop pos) 9 – 26 Februari (Seleksi administrasi dan naskah) Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Molekuler Guna Menyongsong Era Global di Masa Depan” Himpunan Mahasiswa Kimia Fakultas MIPA UNHAS menyelenggarakan Seminar Nasional Waktu : Sabtu, 13 Februari 2016 Tempat : Baruga A.P. Pettarani UNHAS Ralat Pada terbitan No.851 Tahun XLII Edisi Akhir Januari terjadi kesalahan penulisan pada rubrik Agenda. Tertulis Pelaksana kegiatan TOEFL & Scholarship Workshop yang bekerjasama dengan BRITON Internatio­nal English School oleh BEM Farmasi. Penyelenggara sebenarnya a­dalah BEM FKM. Atas ketidaknyamanan tersebut kami memohon maaf.

Oleh: Mukh. Yusuf Kadir Pole USIANYA mungkin masih seumur jagung. Setahun lebih sejak dilantik pada, 20 Oktober 2014 silam, perla­ han mulai menampakkan kinerja dari apa yang telah menjadi janji politiknya. Jargon ‘Revolusi Mental’ sewaktu kampanye pun, menjadi salah satu tolak ukur kinerja terse­ but. Setahun berlalu, setidaknya harus menjadi moment evaluasi yang dilakukan untuk menyongsong tahun 2016. Sehingga, 54,7 persen ketidak puasan masyarakat dalam survei yang dilakukan oleh Kelom­ pok Diskusi dan Kajian Opini Publik dan dilansir dalam harian Kompas (18/10/2015), bisa diatasi. Harapan penuh yang diberikan oleh masyarakat terhadap pemerin­ tahan ini, ternyata belum membuah­ kan hasil yang diinginkan. Pasalnya kesenjangan semakin terasa dalam lingkup kehidupan warga negara. Sejak tahun 2014/2015 ketimpangan ini semakin meningkat, konsumsi 10 persen orang kaya menjadi setara dengan total konsumsi 54 persen orang miskin Indonesia. Pengangguran juga sama, kea­ daan ekonomi yang terjadi selama tahun 2015 mengakibatkan tingkat pe­ ngangguran meningkat menca­ pai 0,11 persen jika dibandingkan dengan tahun 2014 (BPS). Demikian halnya, jumlah PHK yang mencapai 67.000 tenaga kerja, dirilis dalam Kompas Ekonomi (2/9/2015). Kemiskinan juga menghasilkan pencapaian yang hampir sama. Pada tahun 2015 lalu, tingkat kemiski­ nan di Indonesia melonjak naik se­ cara signifikan, hal ini dibuktikan dalam dokumen yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kemiskinan Indonesia pada tahun 2015 mencapai angka 28,95 juta jiwa. Meningakat 1,5 persen dari ta­ hun 2014.

Sasaran Evaluasi

Setidaknya dalam setahun tera­ khir, ada beberapa aspek yang menjadi pertimbangan dalam me­ nyongsong 2016. Berbagai peristiwa

ekonomi, sosial, hingga politik yang terjadi setahun terakhir, harusnya menjadi bahah evaluasi masyarakat secara umum dan pemerintah se­ cara khusus. Pertama, dalam bidang Ekonomi. Permasalahan stabilitas nilai tukar rupiah, masih menjadi topik menarik yang diperbincangkan hingga akhir tahun 2016. Menurut Bank Indone­ sia, sampai pada tahun 2016, nilai tukar rupiah masih akan mengalami pelemahan hingga level Rp 13.400 per dollar AS. Ketiadaan stabilitas nilai tukar rupiah ini, mengakibat­ kan harga pasar pada perdagangan dalam dan luar negeri menjadi tidak menentu. Selain itu, pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) kini telah dimulai. Ajang persaingan Ekonomi di kawasan Asean ini, m ­ elihat In­ donesia sebagai pasar empuk de­ ngan jumlah penduduk 48 persen dari seluruh total penduduk Asean. Ketidakberdayaan Indonesia dalam menghadapi persaingan dengan be­ berapa negara Asean lainnya, dilihat dalam tingkat pembangunan dalam negeri yang berjalan sangat lambat. Rancangan APBNP 2016 yang ada, juga masih mengandalkan peneri­ maan pajak dalam negeri, yakni se­ banyak Rp 1.546,6 Triliun atau seki­ tar 84,8 persen dari angggaran APBN 2016, sedangkan sisanya masih bertumpuk pada Utang Luar Negeri (ULN), dengan Surat Berharga Ne­ gara (SBN) yang digunakan sebagai jaminan peminjaman. Kedua, pada bidang Sosial. Seti­ danya ada dua aspek penting yang perlu diperhatikan dalam hal ini yaitu, pendidikan dan kesehatan. Fenomena kependudukan atau yang sering diistilahkan sebagai ‘Bonus Demografi’ sangat tergantung pada kedua aspek ini. Tingkat pendidikan yang baik akan menghasilkan ke­ hidupan sosial yang baik pula. Hal ini ditunjang karena, pengembangan ilmu pengatahuan dan teknologi, akan mengutamakan pada pro­ ses pengelolahan potensi yang ada dalam negeri dengan baik dan benar. Sehingga jika terjadi peningkatan kemiskinan serta kesenjangan so­ sial yang semakin bertambah. Maka kedua aspek inilah yang akan men­ jadi sasaran evaluasi dalam bidang sosial. Ketiga, pada bidang Politik. Sistem pemerintahan ‘Demokrasi Formal’ yang dianut pasca-Reformasi 1998 hingga kini, menjadikan Indone­

sia sebagai salah satu negara yang tampil di belakang Amerika Serikat. Tantangannya adalah bagaimana sis­ tem yang dianut ini, dapat memberi­ kan harapan dan cita-cita yang di­ inginkan oleh seluruh warga negara. Dalam setahun terakhir paling tidak ada beberapa fenomena yang nampak pada bidang polotik dalam negeri. Di antaranya, hubungan tak sedap antara pemerintah dan parle­ men, kisruh KPK-Polri yang menam­ bah panjang catatan hitam perpoli­ tikan dalam negeri, perpanjangan kontrak PT Freeport, serta Pilkada serentak yang dilakukan pada 269 daerah pemilihan.

Harus Berbenah

Setahun lebih telah berlalu, dan kini memasuki tahun kedua peme­ rintahan Jokowi-JK. Problematika yang terjadi selama setahun, se­ harusnya dapat menjadi kritikan moral bagi para pemengang kebija­ kan, tidak hanya pada penguasa na­ mun juga bagi semua jajarannya. Cita-cita ‘Indonesia Hebat’ yang diusung sejak kampanye, seharus­ nya menjadi keseriusan dalam me­ nangani semua permasalahan yang ada. Tidak hanya masalah ekonomi, namun semua masalah yang kini membelit kehidupan warga negara. Baik itu permasalahan politik, sosial budaya, hingga permasalahan siste­ mik yang kini tak karu-karuan. Persentase kemiskinan yang me­ ningkat setiap tahunnya, hingga ta­ hun kemarin mencapai 28,95 juta jiwa dari total penduduk Indonesia, kesenjangan sosial yang kian ber­ tambah, utang luar negeri yang sam­ pai saat ini tak kunjung terselesaikan, perpanjangan kontrak PT Freeport yang menuai polemik di semua kalangan, hingga kasus politik dalam negeri yang kian menambah raport merah perpolitikan dalam negeri. Semua masalah ini, seharunya menjadi bahan pembenahan yang membutuhkan penanganan serius. Sehingga ‘Revolusi Mental’ yang jauh-jauh hari diteriakkan tidak hanya bersifat jargon dan slogan saat kampanye. Tapi membuktikan kepantasan akan kedudukan yang kini dipegang, agar salam dua jari, tak berubah menjadi salam gigit jari. n Penulis adalah Mahasiswa Kedokteran Hewan, 2013 Anggota LK-Uswah

dari pembaca ATM Mandiri Mahasiswa Bidikmisi Hilang

ASSALAMUALAIKUM. Saya mau tahu bagaimana mengurus kartu ATM bank mandiri bidikmisi yang hilang? Mahasiswa Fakultas Sastra Angkatan 2015 Tanggapan : WAALAIKUMSALAM. Pertama, Anda urus Surat Keterangan Hilang dari keke­ polisian. Kemudian, Anda pergi ke Bank

Mandiri membawa KTP, KTM, Buku Tabungan, dan Surat Keterangan Hilang. Nurul Aliah Customer Service Bank Mandiri

Mahasiswa Bidikmisi tidak bisa isi KRS

SALAM HANGAT. Saya mau bertanya kenapa masih ada mahasiswa penerima Bidikmisi yang belum bisa isi KRS ? Mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan

dan Perikanan Angkatan 2013 Tanggapan: TERIMA KASIH atas petanyaannya. Alasan utama kenapa masih ada maha­ siswa Bidikmisi belum bisa isi KRS ialah keterlambatan mereka mengumpul Kartu Hasil Studi (KHS). Sehingga, portal mere­ ka belum diverifikasi. Beberapa kemung­ kinan kenapa belum kumpul ialah nilai

mereka diportal belum keluar. Hal ini di­ karenakan ketidakdisiplinan Dosen yang terlambat memasukkan nilai. Apalagi, mereka yang IPS nya kurang dari 2,75 yang menjadi syarat minimum maha­ siswa bidikmisi tetap bisa menerima bea­ siswa. Esan Lamban, S.Sos., M.Si Kepala Sub Bagian Kesejahteraan Mahasiswa


kolom

identitas

NO. 852 | TAHUN XLII | EDISI AWAL FEBRUARI 2016

5

Anomali Digitalisasi Di Indonesia

Oleh: Anwar Arifn Andi Pate Kemajuan ilmu dan teknologi telah mendorong lahirnya teknologi digital yang disebut media sosial (social media) atau media-siber (cyber-media) yang berbasis jagat-jembar atau internet (international networking). Jagat-jembar adalah sistem jaringan dari jaringan komputer yang terhubung ke seluruh dunia, sebagai kolaborasi teknis antara komputer, telepon, dan televisi. Jagat-jembar melahirkan “dunia maya” dan masyarakat maya (cyberspace community) atau masyarakat internet (internet community). Dunia maya adalah realitas yang terhubung secara global, didukung komputer, berakses komputer, multidimensi, artifisial, atau ‘virtual’. Dalam realitas itu terlihat bahwa setiap komputer merupakan sebuah “jendela”, terlihat atau terdengar objek-objek yang bukan bersifat fisik, namun lebih merupakan gaya, karakter, dan aksi pembuatan data, dan pembuatan informasi murni.

Jurnalistik digital

Istilah dunia maya mengacu kepada dunia metaforis dengan menggunakan banyak bentuk komunikasi digital, yang dipakai di jagat jembar (internet). Dunia maya menawarkan kesempatan membentuk komunitas yang sebenarnya, dimana orang yang memiliki ketertarikan yang sama dan dipertemukan oleh elektronik. Teknologi digital itu telah membuat perubahan besar dalam masyarakat dengan segala dampak positif dan negatifnya. Dunia maya itu kemudian melahirkan sebuah masyarakat baru yang disebut “masyarakat maya” (cybersspace community) atau “masyarakat internet” (internet community). Warga masyarakat baru itu tersebar diseluruh dunia dan setiap hari bertambah lebih 10.000 orang, sangat bebas melakukan diskusi dan tukar menukar informasi secara interaktif. Itulah sebabnya internet dinamakan sebagai media sosial, karena setiap orang bisa mengakses (mengunduh) pesan melalui jagat jembar tanpa hambatan dan tanpa mengenal batas negara dan tanpa dapat dikontrol oleh negara. Media sosial yang berbasis teknologi digital itu kemudian melahirkan sebuah jurnalistik baru, yang disebut jurnalistik jagat jembar (jurnalistik internet) atau dotcom journalism, yang dikenal juga sebagai media on line, web site atau situs dalam cyberspace. Jika penerbitan pers konvensional dilengkapi dengan nama dan alamat para pengelolanya (mashead), maka para penerbit pers dotcom dapat mengunakan situs-situs yang bersifat anonim (tanpa nama). Demikian juga

para wartawan, penulis, dan fotografer dapat juga bersifat anonim, sehingga dapat mirip dengan “selebaran gelap”. Jelas bahwa media-sosial atau mediadigital itu berbeda dengan media massa, meskipun sasaran yang disentuhnya berjumlah besar, namun tidak bersifat “massal”. Media massa mendorong terjadinya massifikasi, sebagai ciri masyarakat industri. Sebaliknya media-sosial itu lebih banyak bersifat individual, sehingga terjadi individuasi dan demassifikasi, sebagai ciri masyarakat informasi. Jurnalistik intenet itu dapat juga disebut jurnalistik digital yang berbeda dengan jurnalistik cetak. Bahkan jurnalsitik digital itu, kini semakin menggeser peran jurnalistik cetak, sebagai ciri abad ke-21. Jurnalsitik digital itu telah terbukti efektif dalam komunikasi manusia, yang diakses melalui ponsel (telepon seluler) atau telepon genggam (telgam). Bahkan telah muncul spekulasi tentang “senjakala” jurnalistik cetak yang menggunakan kertas. Artinya media cetak dan jurnalistik cetak diramalkan “akan punah” di masa depan dan akan digantikan jurnalistik digital yang dapat diakses melalui gawai, yaitu perangkat yang digunakan dalam mediasosial berbasis teknologi digital, yang mencakup komputer genggam, komputer tablet, telepon pintar, dan smat tv yang bersifat mobile.

Kapitalisme Digital

“Senjakala jurnalsitik cetak” dan media cetak, serta akan dominannya jurnalistik digital dalam “masyarakat maya”, juga dibentuk oleh kapitalisme digital. Produksi, distribusi, pemasaran, kompitisi, dan meluasnya khalayak hadir seperti media digital sendiri, dengan kapasitasnya menundukkan ruang dan waktu, sebagai ciri revolusi informasi. Dengan demikian “kapitalisme cetak” yang selama dua abad lamanya membetuk jurnalistik cetak dan media cetak akan berubah. Mungkin pada suatu saat, media cetak hanya merupakan sebuah kenangan saja. Pemasaran gawai digerakkan juga oleh “kapitalisme digital” di seluruh dunia. Bahkan jumlah gawai di Indonesia telah mencapai lebih dari 250 juta unit, sehingga melebih jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 247 juta jiwa (2015). Pertumbuhan gawai tahun 2016 ini akan diperkirakan lebih besar lagi, karena gawai terbukti efektif dalam mengirim pesan singkat (SMS), twitter, facebook, youtube, dan istagram. Indonesia dikenal sebagai “ibu kota media-sosial dunia” yang mampu mengirim sekitar satu miliar tweet perbulan. Bahkan Jakarta adalah kota dengan pengguna twitter paling aktif di dunia, dan Bandung diposisi keenam. Data Kominfo (2014) menunjukkan 92,9% pengguna internet di Indonesia mengakses facebook, dan 75% facebook itu menggunakan perangkat mobile. Diperkirakan pengguna internet di Indonesia tahun 2016 ini akan mencapai 159 juta orang. “Kapitalisme digital” secara aktif menggerakkan pelaku dunia-maya yang terbentuk melalui jejaring komputer di seluruh dunia itu, setiap harinya bertambah sekitar 10.000 orang dan tahun ini akan mencapai lebih tiga miliar orang. Tahun 2018 diperkirakan men-

capai 3,6 miliar. Pengguna internet di Indonesia 2015 telah mencapai 63 juta orang, dan 95 persennya aktif. Lembaga riset pasar e-Marketer mencatat pengguna internet di Indonesia (2014), justru mencapai 83,7 juta orang (urutan ke-6 dunia). Hal itu memiliki dampak positif dan negatif.

Anomali

Ada anomali terhadap digitalisasi (penggunaan teknologi digital) di Indonesia terhadap kesejahteraan rakyat, terutama pemakaian gawai yang digerakkan kapitalisme digital tersebut justru tidak mampu mengatasi masalah sosial-ekonomi. Bahkan teknologi digital itu menurut Freddi H.Latulung (Kominfo), “Kehilangan peran dalam memecahkan masalah sosial dan ekonomi”. Gawai sebagai perangkat media-sosial, justeru tampil sebagai “bagian dari masalah” yang memerlukan pemcahan serius. Lebih 40% atau sekitar 30 juta pengguna jagat-jembar (internet) berusia di bawah usia 24 tahun (remaja dan anak-anak). Media-digital menjadi pilihan utama saluran komunikasi yang digunakan. Tidak sedikit diantara mereka menjadi korban kejahatan internet (cyber crime). Bahkan facebook dijadikan ajang transaksi prostitusi (anak), judi, kekerasan, narkoba, dan penipuan. Facebook, twitter, Path dan blackberry messenger, tampil sebagai modus baru dalam perdagangan seks anak dan praktik eskplotasi seksual lainnya. Di Jakarta misalnya, dikabarkan adanya sejumlah kasus anak-anak menjadi korban kejahatan seksual, setelah lebih dahulu melakukan chatting. Bahkan Jakarta dan Yogyakarta diberitakan sebagai kota pengases pornografi tertinggi di

Indonesia. Kasus-kasus kekerasan seksual daring (online) pada anak, telah ramai diberitakan sejak tahun 2005, 2007, hingga 2009. Data GSM Association, 2014 menunjukkan 67% anak Indonesia sudah menggunakan gawai yang berbasis teknologi digital. Selain masalah-masalah sosial tersebut, juga berkembang penyebaran ideologi (faham) radikalis melalui internet. Banyak orang-muda belajar radikalisme melalui gawai. Ketua PB Nahdatul Ulama – Dr.Aqil Siraj pernah menyerukan agar mewaspadai penyebaran radikalisme di media-sosial. Konflik sosial, agama, dan suku di Indonesia dapat juga dipicu SMS dan facebook. Anomali digitalisasi terlihat juga pada “ketidakmampuan media-digital” itu, mendorong peningkatan IPM (indeks pembangunan manusia) Indonesia. Aktivitas kapitalisme digital yang memicu perluasan penggunaan gawai, ternyata tidak berbanding lurus dengan peningkatan IPM. Artinya pembangunan infrastruktur teknologi digital, tidak diiringi oleh isi (countent) yang positif. Bahkan perhatian terhadap konten (isi) sangat terabaikan. Proporsi konten (isi) mediadigital di Indonesia adalah 67% hiburan, 27% informasi, dan 6% lainnya. Media penyiaran lebih menitikberatkan pada fungsi hiburan dengan alasan komersial, sehingga fungsi edukasi kurang mendapat perhatian.(*). n Jakarta, 5 Februari 2016 Penulis adalah Profesor Komunikasi Politik Anggota DPR/MPR-RI 1999/2004 dan 2004/2009


6

rampai

identitas

NO. 852 | TAHUN XLII | EDISI AWAL FEBRUARI 2016

Mahasiswa Butuh Berwirausaha

mana saja, maka pemasarannya dilakukan melalui sosial media marketing. Sedangkan usaha untuk menghadirkan kesejahteraan ataupun kebutuhan untuk semua anggota merupakan tugas dari litbang pemberdayaan anggota. Misalnya saja memfasilitasi pelatihan yang diperlukan anggota. Terakhir, Kabid Adminstrasi Umum dan Personalia mengurus bagian rekrutmen dan pengembangan karyawan. Masing-masing Kabid mempunyai dua orang staf. UKM ini merekrut anggota tiap dua kali setahun. Setiap penerimaan anggota, dilaksanakan pendidikan dasar sebagai syaratnya. Setelah itu anggotapun dapat terlibat aktif dalam kepanitiaan. Jika mempunyai usaha, anggota dapat mengembangkan di koperasi mahasiswa. Selanjutnya untuk menjadi pengurus di Kopma, anggota wajib mengikuti pendidikan lanjutan. “Bergabung di UKM Kopma sangat menyenangkan. Di sini diajarkan bagaimana mahasiswa berkreasi sesuai minatnya dan menghasilkan sebuah produk bernilai jual,� ujar Ahmad Akbar, Sabtu (23/1). n Rasmilawanti Rustam

DOK. PRIBADI

Rajin pangkal pandai, Hemat pangkal kaya. Peribahasa di atas mengajak untuk rajin menabung demi masa depan yang lebih cerah. Sebagai seorang mahasiswa, tentu identik dengan tugas kuliah dan kegiatan organisasi. Tetapi tidak sedikit yang tertarik dengan dunia bisnis. Berorganisasi sekaligus berwirausaha, hal ini yang dilakukan mahasiswa yang bergerak di Koperasi Mahasiswa (Kopma) Unhas. UKM ini berdiri sejak 8 Agustus 1981 yang disahkan Kepala Kantor Wilayah Koperasi Sulawesi Selatan 16 September 1981. Awal terbentuknya dari surat presiden yang menginstruksikan ada koperasi mahasiswa di tingkat Universitas. Hingga akhirnya dosen kumpulkan mahasiswanya untuk dirikan koperasi mahasiswa Unhas Pendirinya saat itu sebanyak 32 orang dengan mengelolah unit usaha. Organisasi yang berusia 34 tahun ini menyediakan seluruh kebutuhan mahasiswa sesuai dengan visinya. Kopma mewadahi minat mahasiswa menjadi pengusaha. Sehingga tempat inilah yang tepat untuk mahasiswa mengeluarkan idenya dalam berwirausaha. Di Kopma selalu ada pemikirkan bisnis apa yang akan dilakukan. Contohnya saja kebutuhan sivitas akademika Unhas, seperti Alat Tulis Kerja (ATK), toga dan almamater. Sejatinya Kopma menyediakan kebutuhan seluruh mahasiswa di Unhas. Jadi sewaktuwaktu kebutuhan mahasiswa ini bertambah, maka kopma bergerak menyediakan kebutuhan mahasiswa itu. Unit usaha yang dijalankan Kopma antara lain kopma ATK, Laundry, merchandise, toga, bakery, mart dan almamater. Selama terbentuk, Kopma pernah meraih prestasi. Diantaranya ada peraih dana Gerakan Kewirausahaan Nasional, peraih hibah 300 juta Kementerian Pendidikan dan Olahraga 2015, juara 1 pekan administrasi Indonesia 2015 dan juara 1 lomba debat manajemen Asean Economic Community (AEC) 2015. Dalam mengawal organisasinya, Kopma juga butuh pemimpin. Struktur kepengurusan yang dimiliki tak sebanyak Unit Kegiatan Mahasiswa lainnya. Hanya ada ketua umum dengan empat Kepala Bidang (Kabid) serta tiga orang pengawas. Keempat Kabid itu antara lain Kabid Pemasaran, Keuangan, Litbang dan Pemberdayaan Anggota serta Administrasi Umum dan Personalia. Kabid Pemasaran tugasnya mempromosikan semua unit usaha yang ada. Memanejemen dan melihat peluang pemasaran serta memberdayakan karyawan untuk memasarkan jualannya. Kabid keuangan, yang akan mengatur arus keuangan kopma. Baik itu pemasukan ataupun pengeluaran produk. Bentuk pemasarannya tergantung dari usahanya sendiri. Jika konsumen dari usaha itu hanya untuk sekitar penjualan, maka dilakukan teknik pembagian pamflet. Tetapi, jika usahanya dapat memasarkan dari daerah


laporan utama

identitas NO. 852 | TAHUN XLII | EDISI AWAL FEBRUARI 2016 identitas NO. 852 | TAHUN XLII | EDISI AWAL FEBRUARI 2016

7

7

bundel mEdisi awal Februari 1999

Bayar SPP Dua Kali, Salah Siapa?

Fokus Menuju Kampus Internasional Sejak 2013 Unhas memantapkan diri menuju World Class University (WCU). Hingga tahun ini, Unhas semakin sibuk berbenah diri.

R

uang rapat rektor lantai delapan Gedung Rektorat dipenuhi oleh wartawan lokal dan nasional, Selasa (19/1). Mereka berkumpul guna memenuhi undangan rektor dalam breakfast meeting dalam rangka pemaparan kinerja capaian Unhas selama tahun 2015 dan program kerja tahun 2016. Rencana Strategis (Renstra) Unhas 2011-2015 telah dipaparkan oleh Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA. Adapun pencapaian Unhas tahun lalu yakni pembelajaran Student Center Learning (SCL) berstandart internasional, riset berkualitas internasional, komitmen tanggung dan jawab sosial universitas serta organisasi efektif dan efisien. Untuk tahun ini, rencana kinerja merupakan bagian awal Renstra 2016-2020 yang diturunkan dari Renstra Kementrian Riset dan Teknologi 2015-2019. Memasuki tahun kedua kepemimpinan Dwia, tahun ini pekerjaan utama yakni transformasi Perguruan Tinggi Berbadan Hukum Negeri (PTNBH) dan mewujudkan visi menjadi World Class University (WCU). Dalam mewujudakan visi WCU, ada sepuluh agenda yang menjadi fokus yakni publikasi internasional, akreditasi internasional, prestasi mahasiswa tingkat internasional, seminar berskala internasional, Hak Kekayaan Intelektual (Haki), paten dan hilirisasi industri, kerjasama internasional,

peranan alumni, mutu pembelajaran, afirmasi masyarakat miskin dan aset bisnis. Unhas yang juga PTNBH memasang target menjadi kampus yang mendunia. “Sebagai badan hukum targetnya memang kesana (WCU, red). Target utamanya kita masuk peringkat 500 dunia yang selama ini di Indonesia baru satu universitas yang masuk peringkat 500,” ucap Dwia, Kamis (4/2). Rasa optimis dari rektor wanita pertama ini muncul bahwa Unhas mampu menjadi WCU. Alasannya karena saat ini Unhas memiliki guru besar lebih dari 300 orang dan sekarang Unhas lagi berbenah terkait fasilitas seperti laboratorium guna mendukung penelitian dosen dalam menghasilkan sebuah karya yang layak dipublikasikan dan dibuat produk untuk dikenalkan ke masyarakat. Keinginan Unhas menjadi kampus global sudah ada sejak kepemimpinan Prof Dr dr Idrus A Paturusi SpBO. Menurutnya, untuk menjadi WCU ada banyak rambu-rambu dan kriteria yang harus Unhas penuhi. Seperti meningkatkan hak paten, banyak dosen luar negeri yang mengajar di Unhas, banyak mahasiswa asing yang kuliah di Unhas. Namun, tak semudah membalikkan telapak tangan. Unhas juga harus fokus dalam mewujudkan kriteria itu. Banyak hal yang harus ditingkatkan seperti kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) maupun fasilitas Unhas

sendiri. “Bagaimana supaya kita punya kualitas yang lebih baik. Ini satu yang pernah saya usulkan pada rapat senat baru-baru bahwa website kita harus berbahasa Inggris,” ucap Idrus, Kamis, (28/1). Untuk menuju kampus global ditargertkan 2030 sesuai dengan Rencana pembangunan Jangka Panjang Nasional. Tapi Idrus mengatakan targetnya sendiri untuk Unhas menjadi kampus global belum bisa dipastikan. “Nah rektor sekarang dengan pimpinan kapan dia mulai, Kalau saya tidak salah sekarangkan universitas sudah mulai, setelah memang amanah itu diberikan oleh kementrian Kapan selesainya iu kita tidak tau kalau misalnya kriteria itu cepat dipenuhi yah mudah-mudahan bisa,” tambahnya. Namun, Dwia mulai menargetkan untuk tahun ini sebagai tahun rencana kerja dengan fokus kerja bertaraf internasional diharapkan mampu menjadi penyokong kampus merah untuk mewujudkan visi sebagai WCU. Seperti yang diharap oleh Idrus sebagai rektor periode sebelumnya yang telah menggagas agar Unhas menjadi kampus yang mendunia. “Harapannya memang tentu cita-cita sebuah universitas yang terbesar di Indonesia timur dan juga termasuk universitas yang disegani. Nah bagaimana caranya satu langkah atau dua langkah untuk menuju WCU. Karena kalau kita tidak world class yah sudah kita cuma jago kandang aja,” tutup Guru Besar Fakultas Kedokteran Unhas ini. n

PEMBAYARAN seorang mahasiswi dinyatakan tidak cukup oleh panitia pembayaran akademik Unhas. Seorang lagi dianggap tidak membayar sumbangan pembangunan pendidikan (SPP) meski telah mengaku membayarnya. Terpaksa mereka harus membayar tambahan SPP pada semester akhir tahun ajaran 1998/1999 karena kuatir buntut berkepanjangan jika tak melunasinya. Ilmiyah, Mahasiswi semester IV Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra Unhas kaget karena tiba-tiba dimintai tambahan pembayaran SPP oleh pihak akademik fakultas. Ilmiyah diberitahukan hanya membayar 100.000 dari 180.000 rupiah seperti yang tercatat dalam BNI 46 capem Tamalanrea. Karena merasa telah membayar SPP, Ilmiyah tak terima begitu saja. Ia lalu melaporkan hal ini. “Loh kok mesti tambah, padahal saya membayar cukup, gak salah nih bu?” ujuarnya saat melapor kepada staf akademik Unhas. Karena tetap dinyatakan harus menambah pembayaran Ia lalu menguhubungi pihak BNI Unhas dan biro keuangan Unhas. Ia tetap dinyatakan bersalah karena blanko yang tertulis 100.000 meskipun ia menyatakan membayar 180.000 pada teller. Lain halnya dengan Sutriani yang membayar SPP menggunakan kartu Drop Out ( yang dinyatakan sah oleh pihak bank saat itu. Namun namanya tak terdaftar sebagai mahasiswi yang telah membayar SPP oleh pihak akademik sehingga harus membayar untuk yang kedua kalinya. Kedua masalah ini dinyatakan akibat kelalaian pihak akademik fakultas bersangkutan. Namun pihak akedemik menyangkal, “Kasus ini terjadi karena kurangnya komunikasi antara petugas dan mahasiswa, mahasiswa malas bertanya sedang petugas akademik tidak melayani sebagaimana mestinya, juga mahasiswa yang tidak sabar. Jangan ingin terburu-buru cepat ingin selesai makanya ia mengambil jalan pintas untuk menulis blangkonya sendiri,” kata seorang staf Sub Bagian Pendidikan Fakultas Sastra Unhas. Pembantu Dekan III Fakultas Sastra Unhas menyatakan bahwa kasus ini sulit untuk ditelusuri. Hal ini di­sebabkan karena bukti-bukti yang diketahui bukan bukti yang kuat, sedangkan pihak pegawai BNI mengaku bahwa pihaknya akan mengambil uang sesuai dengan jumlah yang tertera diblangko. Apabila jumlah uang yang diberikan berlebihan, maka sisanya akan dikembalikan. n

mEdisi awal Februari 2005

Surat Edaran Tak Bernyali

SEJAK 2004 lalu pihak universitas mengeluarkan kebijaksanaan untuk menyulap danau Unhas menjadi sebuah lapangan penelitian bagi mahasiswa dan dosen. “Dilarang menangkap ikan, danau ini tempat penelitian dosen dan mahasiswa.” Kurang lebih seperti itu tulisan papan pengumuman di setiap sudut danau Unhas. Namun, maniak memancing tampaknya tak menghiraukan hal tersebut. Bahkan pengunjung danau Unhas makin meningkat setelah beberapa bagian danau itu direkonstruksi. Menanggapi hal tersebut, bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga selaku biro yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan danau mengeluarkan surat edaran yang berisikan tentang pemungutan biaya senilai sepuluh ribu bagi orang yang akan memancing. Surat ini disebarkan sejak Desember 2004 dan dioptimalkan pada Januari 2005. Kepala Satpam saat itu Drs Bambang mengatakan bahwa dengan adanya surat edaran tersebut para pemancing dapat pergi. Tapi, tampaknya hanya sebagian yang mengindahkan surat edaran tersebut. Sebagian pemancing mengeluh harus membayar untuk memancing ikan yang bahkan masih kecil. Sebagiannya lagi yang sangat menyukai kegiatan ini tidak mempermasalahkan surat edaran dan bersedia membayar. Namun ketika ditegur dan di­ tagih oleh satpam, diantara mereka malah tak membayar dan mengaku sebagai anggota tentara dan bertugas di Kavaleri. Tampaknya aturan ini akan sulit direalisasikan. Betapa tidak, pihak pengelola terkesan setengah hati dan terkesan tidak bernyali di rumah sendiri. n


8

8

identitas NO. 852 | TAHUN XLII | EDISI AWAL FEBRUARI 2016 identitas

NO. 852 | TAHUN XLII | EDISI AWAL FEBRUARI 2016

laporan utama

Akreditasi Internasional Demi Kampus Global Salah satu cara menuju world class university dengan terakreditasi internasional. Saat ini Unhas berbenah agar memeroleh status tersebut.

“M

anfaatnya banyak sekali seperti halnya fasilitas bintang lima,” ujar Prof Dr dr Idrus A Paturusi SpBO. Seperti itulah manfaat yang diperoleh Unhas ketika meraih akreditasi A. Suatu kebanggaan tersendiri bagi Unhas, karena tak mudah bagi sebuah universitas untuk bisa meraih akreditasi. Dengan status ini perguruan tinggi seharusnya lebih mementingkan kualitas pendidikan. Sudah hampir tiga tahun Unhas berakreditasi A, kini di kepemimpinan rektor baru status akreditasi akan ditingkatkan menjadi kampus dengan akreditasi internasional. Inilah salah satu program bertaraf internasional yang dirancang oleh Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA. Bak mendaki gunung tertinggi, hal ini tentulah tidak mudah bagi Unhas. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Seperti dengan pembuktian karya-karya sivitas akademika, peralatan dan fasilitas, kemampuan tenaga pendidik dan mahasiswa. Selain itu, dibuktikan dengan suasana akademik yang kondusif. Menjadi kampus dengan status akreditasi internasional semakin memudahkan Unhas untuk menjadi kampus mendunia. Begitulah yang dikatakan Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa, M Sc ketika di-

mintai pendapatnya. “Akreditasi Internasional kan hanya salah satu cara untuk menuju ke World Class University. Ketika kita sudah berkualitas maka tidak perlu lagi khawatir bahwa kita pasti bisa terakreditasi internasional,” katanya, Selasa (2/2). Sejauh ini, Ketua Lembaga Kajian Pengembangan Pendidikan yang dinahkodai oleh Dr Ir Nasaruddin Salam, MT telah menyiapkan berbagai hal untuk menuju akreditasi internasional. Seperti peningkatan akreditasi nasional setiap Program Studi (Prodi). Data terakhir jumlah Prodi yang telah berstatus akreditasi A berjumlah 52 prodi. Menurut Nasaruddin hal ini meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Namun, untuk bisa mencapai akreditasi internasional, seluruh prodi harus berstatus akreditasi A. “Akreditasi A itulah yang akan diusahakan untuk mencapai akreditasi internasional,” ujarnya, Senin (4/2). Saat ini, sudah ada juga beberapa fakultas yang akan menuju ke akreditasi internasional. Seperti Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi. Dokumen terkait itupun sudah dibuat. “Baru-baru ini morannya sudah dibikin. Jadi diusahakan tahun ini sudah ada satu yang akreditasi internasional,” tambahnya. Hal ini didukung oleh Rektor Unhas, untuk mencapai akreditasi internasional sekarang sudah diupayakan. “Kemarin

sudah masuk tiga tinggal tunggu visitasi, sekarang akan disiapkan lagi 5 prodi,” ujar Dwia, Kamis (4/4). Selain itu, untuk mencapai status akreditasi internasional dibutuhkan guru besar sebanyak 40 persen dan meningkatkan publikasi. Dwia mengatakan saat ini jumlah guru besar sudah mencapai angka 30 persen dan merupakan kebanggaan bagi Unhas, karena Unhas menduduki peringkat tiga tertinggi penambahan guru besar se Indonesia. Untuk itu langkah yang akan ditempuh Rektor yakni menggenjot doktor Unhas yang berjumlah 877 dosen untuk bisa meneliti dan mempublikasikan karyanya.” Kita kejar sekarang, yang sudah doktor

cepat lengkapi publikasi hasil risetnya, cepat melakukan presentasi dimana-mana. Makanya kita alokasikan anggran yang banyak untuk kesempatan mereka mempromosi hasil penelitiannya di forum-forum internasional,” tutur Dwia. Masih banyak Unhas yang harus benahi agar program kerja bertaraf internasional bisa segera terealisasi. Publikasi harus lebih ditingkatkan minimal karya setiap dosen pertahunnya dua paper, meningkatan prestasi Unhas, baik itu prestasi yang berasal dari dosen ataupun mahasiswa. Sehingga Unhas dapat dikatakan layak dicap sebagai universitas berakreditasi internasional. n

Publikasi Tak Terakomodasi

“Sepertinya sejak saya mahasiswa sampai sekarang alat labnya belum pernah terganti,” ungkap Wakil Dekan II Fakultas MIPA Prof Dr Ivan Azis MSc Tahun 2015, menjadi awal yang baik bagi Unhas dengan perintisannya menjadi World Class University. Bagaimana tidak, diawal tahun 2016 Unhas naik satu peringkat tingkat ke peringkat VI sebagai Universitas dengan kegiatan penelitian dan ilmiah tertinggi di Indonesia. Dengan peningkatan peringkat di bidang riset, Unhas berencana meningkatkan pretasi dibidang publikasi. Publikasi merupakan salah satu luaran yang dihasilkan oleh dosen pada setiap penelitian. Misalnya Dr Indah Raya MSi telah salah satu dosen yang aktif meneliti. Wanita yang juga Ketua Jurusan Kimia ini telah menghasilkan beberapa publikasi internasional. “Untuk menghasilkan sebuah publikasi, maka seorang dosen harus melakukan penelitian, tidak ada sebuah publikasi tanpa sebuah riset,” ungkapnya, Jumat (29/2). Dosen Kimia Organik ini selalu berusaha untuk mempublikasikan penelitian-

nya pada jurnal yang memiliki indeks yang baik seperti Scopus. Untuk mencapai jurnal internasional yang memiliki indeks yang baik diperlukan data akurat dari sebuah penelitian. “Untuk satu publikasi di Scopus, pernah sampai tiga kali dikembalikan dari reviewer karena datanya kurang akurat, ” tambahnya. Sebuah jurnal yang dipublikasi dihasilkan dari penelitian yang diteliti di laboratorium. Dukungan fasilitas laboratorium yang baik akan menghasilkan hasil penelitian dan publikasi yang baik karena didukung dengan data yang akurat. Selain fasilitas laboratorium, lembaga publikasi juga dibutuhkan untuk membantu dalam publikasi penelitian. “Selama ini untuk publikasi, saya melakukan sendiri,” ungkapnya. Tahun ini Unhas telah membentuk suatu lembaga khusus yang menangani publikasi. Pusat Manajemen Publikasi Unhas, bertujuan untuk membatu dosen dalam mempublikasi setiap penelitian-

nya. “Kami mengawalinya dengan Indonesian Journal of Agricultural Sciences (IJAS), selanjutnya akan dibentuk disetiap fakultas,” ungkap Muhammad Arsyad SP MSi PhD selaku Sekretaris Pusat Manajemen Publikasi Unhas, Selasa (2/2). Sarana Penunjang Penelitian Belum Memadai Untuk mendukung suatu publikasi, dibutuhkan fasilitas laboratorium serta suatu lembaga pendukung. Dari 14 fakultas di Unhas, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) adalah salah satu fakultas yang memiliki jumlah laboratorium terbanyak. Dengan jumlah Kepala Laboratoum hingga 30 orang, ternyata tidak mendukung perbaikan fasilitas laboratorium baik fasilitas maupun gedung. Pembangunan Science Builiding sebenarnya memadai untuk penelitian yang akan dilakukan oleh dosen FMIPA. Namun, masih dibutuhkan alat-alat pendukung sehingga menghasilkan data yang akurat, seperti alat untuk menentukan struktur kimia.

Menanggapi hal ini Prof Dr Ivan Azis MSc selaku Wakil Dekan II FMIPA Unhas menyatakan untuk mencapai World Class University sebuah laboratorium harus terakreditasi dengan fasilitas yang mendukung. Namun, FMIPA sendiri belum memenuhi hal tersebut. “Fasilitas laboratorium di FMIPA harus mendapatkan perhatian, baik dari segi alat maupun gedung. Sepertinya sejak saya mahasiswa sampai sekarang belum terganti,” ungkapnya Selasa (2/2). n

tim laput Koordinator : Asmaul Husna Yasin, Wadi Opsima Anggota: Khusnul Fadilah, Sriwidiah Rosalina, Rasmilawanti Rustam, Hartina Sapa, Sri Hadriana


laporan utama

potret

Mematenkan Butuh Waktu Menahun Unhas telah banyak memiliki paten, namun hingga saat ini belum ada lembaga khusus yang menangani pemasaran produk hasil paten tersebut.

IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST

Unhas mencanangkan untuk menjadi universitas dengan World Class University. Salah satu rencana usaha yang dilakukan pada 2016 adalah mendorong hak paten pada setiap penelitian dosen. Hak Paten adalah salah satu bagian dari Hak Kekayaan Intelektual (HaKI), dimana HaKI terdiri atas hak cipta dan hak industri. Selain itu juga, paten menjadi nilai tertinggi dari sebuah penelitian. Dalam berbagai jenis HaKI, selama ini Unhas baru memiliki dua jenis, yaitu paten dan merek. Kini Unhas telah memiliki 120 paten dan 26 merek. Hal ini menggambarkan dari banyaknya penelitian yang dilakukan yang tidak berpotensi paten. Nyatanya, banyak hal yang melatarbelakangi kurangnya paten yang dimiliki oleh Unhas. Salah satunya adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hak paten. Hal inilah yang dialami oleh Prof Dr Ir Amran Laga MS, Empat tahun adalah waktu yang cukup lama untuk menunggu sebuah hak paten dari beberapa penelitiannya. Selama ini ia mendapatkan hak paten bantuan dari Dikti. Walaupun sebenarnya di Unhas sendiri juga mewadahi untuk pengajuan hak paten.

Menurut dosen Fakultas Pertanian ini, pengurusan paten bukanlah hal yang mudah, beberapa persyaratan harus dipenuhi. Penelitian yang akan dipatenkan sebaiknya bernilai komersil, produk yang dihasilkan pun belum pernah di publikasikan sebelumnya. “Sekalipun penetilian tersebut belum pernah dilakukan di Indonesia, namun telah ada di luar luar negeri, maka penelitian tersebut tidak dapat dipatenkan, karena produk harus inovatif” ungkap Amran, Selasa (2/2). Tidak sampai disitu saja, produk yang dihasilkan dosen belum dimanfaatkan oleh industri. Produk yang dihasilkan hanya diproduksi skala laboratorium dengan jumlah yang tidak banyak, sehingga dibutuhkan suatu unit pemasaran produk yang dihasilkan dari penelitian dosen. Adanya lembaga pemasaran diharapkan mampu memacu dosen untuk mengusulkan hak paten, disamping Unhas PTNBH akan meningkatkan pemasukkan universitas. “Seorang dosen hanya sebatas menjadi seorang peneliti, bukan pengusaha, jadi dibutuhkan lembaga yang memasarkan produk yang juga akan meningkatkan pendapatan Unhas,” ungkap Amran, Selasa (2/2). S e j a k 2011 Unhas telah memiliki s ebuah lembaga yang bertugas untuk meningkatkan perolehan HAKI terutama paten bagi para dosen yaitu Pusat Diseminasi dan HAKI yang merupakan salah satu Pusat Penelitian dan Pengemb a n -

gan (Puslitbang) Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM). Tahun ini akan diadakan program percepatan paten untuk dosen yang aktif meneliti. “Setiap penelitian yang dinilai berpotensi untuk mendapatkan paten, maka kami akan usulkan untuk membuat draft paten,” ungkap Ketua Pusat Diseminasi dan HaKI Prof Dr Ir Abu Bakar Tawali, Selasa (2/2). Menurut Abu Bakar saat ditemui di ruangannya untuk mengusulkan sebuah paten, hal utama yang harus diperhatikan adalah kebaruan dan potensi paten yang dimiliki oleh penelitian tersebut. Selain itu, paten biasanya berorientasi untuk menghasilkan suatu produk. Tahapan pertama yang harus dilakukan seorang dosen adalah merencanakan suatu penelitian yang baru yang kemudian akan dinilai memiliki nilai paten atau tidak. Mendapatkan hak paten bukanlah hal yang mudah, Direktorat Jendral HaKI yang berwenang untuk mengeluarkan paten biasanya lebih cenderung kepada paten yang diajukan oleh industri dibandingkan paten yang diajukan oleh dosen. “Memang tidak mudah bisa sampai empat atau lima tahun, karena Dirjen HaKI menilai dosen tidak terlalu membutuhkan hak paten,” ungkapnya Selasa (2/2). Hal menarik lainnya adalah setiap paten yang dihasilkan oleh dosen belum mendapat perhatian khusus pada proses pemasaran. Dosen selaku peneliti hanya bergerak pada penelitian bukan menjadi seorang pengusaha. Hal inilah yang menyebabkan banyak penelitian dosen yang telah memiliki hak paten namun belum di pasarkan ke masyarakat. “Kami telah berusaha untuk mengusulkan adanya unit bisnis, namun hingga saat ini belum terealisasi,” ungkap Prof Dr Ir Amran Laga MSi, Selasa (2/2). Ditemui di tempat yang berbeda, Prof Prof Dr Ir Sudirman MP selaku ketua Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat mengungkapkan tahun ini Unhas akan mengadakan unit bisnis untuk memasarkan produk hasil penelitian. “Unit bisnis akan diadakan tahun ini, mengingat universitas besar seperti ITB dan IPB sudah punya,” ungkapnya Jumat (29/1). n

identitas NO. 852 | TAHUN XLII | EDISI AWAL FEBRUARI 2016 identitas NO. 852 | TAHUN XLII | EDISI AWAL FEBRUARI 2016

9

9

parade pendapat Tahun ini Rencana kerja Unhas berfokus pada kerja internasional sesuai dengan visi Unhas yang akan menuju ke kampus World Class University. Salah satu caranya ialah yakni dengan memeroleh akreditasi interasional. Bagaimana pendapat Anda terkait hal itu? Sekretaris Senat, Prof Dr Ir Muh Restu MP Saya kira visi itu sangat wajar. Cuma kan harus memang kalau mengusung visi itu harus diikuti dengan langkah-langkah strategis dan program-program yang memang mengarah kepada pencapaian itu. Langkah strategis yang dimaksud pasti berkaitan dengan tridarma perguruan tinggi untuk mensupport pencapain Unhas sebagai World Class University karena banyak indikator-indikator yang dibutuhkan untuk itu. Makanya saya kira Unhas dengan Rencana yang dibuat sampai tahun 2030 itu memang sebenarnya didalamnya program-programnya mengarah ke internasionalisasi, Mulai dari program studi yang ada beberapa untuk mendapatkan akreditasi internasional, riset-riset internasional nah itu yang harus didorong supaya tiba masanya Unhas memang berada pada tataran World Class University. Mudah-mudahan kedepannya mendapat peringkat-peringkat yang bagus dan masuk pada top university. Dekan Fakultas Kehutanan, Prof Dr Yusran, S Hut, M Si Kalau saya kira itu bagus sekali. Kan sudah ada tiga fakultas yang sudah mengajukan akreditasi internasional. Cuman di Unhas ini belum tentu semua program studi siap. Itu yang sudah mengajukan, studi banding kemana-mana itu, jadi butuh proses yang lama untuk mendapatkan akreditasi internasional. Beberapa program studi yang sudah mengajukan akreditasi internasional, nanti ditentukan apakah ia lolos atau tidak. Biasanya sebelum diakreditasi oleh pihak eksternal, ada kontrol dari internal universitas sendiri dulu. Kalau dari pihak internal merasa sudah bagus, disuruh lagi pihak luar.Kemudian mengenai fasilitas yang ada, unhas sudah bisa. Tapi sekali lagi, belum semua program studi. Kalau saya sih, jangan menunggu semua siap baru jalan. Yang belum siap perlu memepersiapkan diri. Asalkan ada kemauan. Dan biasanya kalau sudah ada satu lulus maka kita juga perlu belajar dari dia. Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa, M Sc Rencana Unhas untuk World Class Univerisity itu tidak terbatas. Sekarang ini ditahun 2016, kita terus-menerus memperbaiki. Jadi WCU tidak perlu diberi batas, jadi sekarang ini menuju perbaikan. Istilahnya itu perbaikan secara terus-menerus. Tidak boleh surut, harus terus berjuang menuju World Class University. kita terus memalukan perbaikan. Tapi, Boleh jadi tidak bisa tercapai dalam waktu. Emban Ibnu Rusyd Mas’ud, SHut MP, Dosen Fakultas Kehutanan Unhas Ada sisi positif dan sisi negatifnya, tergantung pada lembaga akreditasi internasional tersebut, dan saya belum tau dan belum ada kesepakatan bersama, yang mana lembaga akreditasi yang betul-betul disepakati. Jadi, pertama kita belum sepakati lembaga akreditasi seperti apa. Sisi positifnya ada standar-standar yang harus dipenuhi, pendidikannya, kelembagaannya, yang professional dimana itu mempunyai indikator dan saya belum tau indikator yang dimaksud. Faiz Wahid, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Alam (BEM FMIPA) Menurut saya Bagus, tapi sebelum melakukan rencana itu, harusnya Unhas evaluasi diri. Apakah sudah siap atau tidak? Unhas belum Siap. Mau world class tapi sudah mampu tidak tenaga pengajarnya? Intinya ternyata tenaga pengajar juga belum siap. Sumber daya di kampus belum siap untuk world class. Jangan sampai ini membuat Indonesia malu. Belum lagi jika melirik fasilitas di kampus. Fasilitasnya juga belum memadai. Intinya rencana untuk world class sangat bagus, tetapi apakah Unhas sendiri sudah siap. Kami akan bangga jika kampus sendiri berakreditas Internasional, dan jika Unhas malu kami pun malu. Jadi Unhas harus berbenah diri. Kami sempat mengadakan lomba science competition dan salah satu peserta berkomentar bahwa alat-alat laboratorium di sekolahnya lebih canggih dari alat laboratorium kampus. Intinya evaluasi diri dahulu, berbenah dulu. Ahmad Tojiwa Ram, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Hukum Pertama perbaiki dulu birokratnya sebelum menuju ke mahasiswa. Bagaimana mau menuju akreditasi internasional jika dosen-dosen dan fasililtas-fasilitas belum sanggup sebelum ke mahasiswa. Apakah birokrat sudah paham? apakah universitas mengajarkan saja, dan tidak mengajarkan nilai. Sekarang saya melihatnya seperti itu. Jangan sampai nilai yang dimaksud nilai internasional, nilai barat yang dibawa kesini dengan PTN-BH itu. Jangan sampai kita jadi pabrik disini.


10

civitas

identitas

NO. 852 | TAHUN XLII | EDISI AWAL FEBRUARI 2016

Tak Melulu Turun Ke Jalan

koridor Catatan kegiatan Seminar International dengan tema “ Agricultural and Aquaculture Development in Indonesia” yang bertempat di Gedung Iptek Unhas lantai 2, Sabtu (23/1). Menghadirkan pembicara Prof. Mou-Chien Lee, Ph.D, Prof.Dr.Ir. Jamaluddin Jompa, Ir.Fitriani,M.P., Dr.Ir. Amir Yassi,M.Si., Prof. Yung-fu Yen, Ph.D, Dr, Chi-Luan Wen, Ph.D, Dr.Ir. Novaty Eny Dungga, M.P

Permasalahan Pangan yang Tak Kunjung Usai PANGAN merupakan kebutuhan yang strategis dan mutlak yang harus dapat dipenuhi oleh suatu Negara atau wilayah. Hal tersebut dikarenakan pangan merupakan kebutuhan yang sangat esensial bagi kehidupan manusia. Bagi Bangsa bahan pangan yang paling pokok adalah bras atau padi. Begitu pentingnya masalah pangan maka merupakan persoalan fundamental bagi suatu bangsa.Cukup tidaknya ketersediaan pangan (beras) bahkan bisa berpengaruh pada aspek politik. Jika terjadi kekurangan pangan maka dapat mengganggu stabilitas masyarakat. Berdasarkan latar belakang dan pertimbangan diatas, maka pengembangan komoditas pangan seharusnya menjadi prioritas pembangunan. Pemerintah Republik Indonesia pun telah menerapkan kebijakan baru yaitu keanekaragaman konsumsi pangan harus ditingkatkan. Hal itu bertujuan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi pangan yang bergantung pada beras dan mengubah paradigma konsumsi masyarakat agar mau mengonsumsi lebih beraneka ragam lagi pangan dan memiliki kandungan zat gizi yang lebih baik. Alasan pemerintah membuat kebijakan itu yaitu sebab di Indonesia masih banyak jenis tanaman lain selain padi yang dapat dijadikan makanan pokok misalnya jagung, ubi dan sagu. Namun kebijakan tersebut masih sulit untuk diterapkan didaerah-daerah tertentu karena pola konsumsi mayoritas masyarakat yang sangat bergantung kepada beras sulit diubah. Banyak yang menganggap bahwa sebenar-benarnya makan yaitu makan nasi. Sehingga meskipun terdapat jenis makanan lainnya, masayarakat tetap bergantung pada padi. Olehnya itu pada tahun 2013, pemerintah telah menargetkan produksi padi sebesar 72.063.735 ton GKG dengan produktivitas 53,57 ku.ha-1. Akan tetapi, hingga kini target tersebut tidak tercapai karena tiga hal. Pertama, adanya perubahan iklim secara global yang menyebabkan berkurangnya produksi pangan karena beberapa faktor penghambat seperti kekeringan dan gagal panen yang mengakibatkan meningkatnya harga pangan. Kedua, kerusakan beberapa jaringan irigasi yang menimbulkan beberapa dampak seperti turunnya produktivitas pangan dan melemahnya komitmen petani untuk mempertahankan ekosistem sawah. Hal tersebut dikarenakan kerusakan jaringan irigasi mengakibatkan lahan kurang kondusif untuk bertani. Ketiga, banyaknya konversi lahan sawah menjadi lahan non sawah, atau dengan kata lain alih fungsi lahan yang mengakibatkan terjadinya ketimpangan dalam penguasaan lahan yang lebih didominasi oleh pihak kapitalis Semua masalah tersebut pun seharusnya lebih serius oleh pemerintah. Tantangan yang akan terjadi dengan peribahan iklim sebaiknya telah dicarikan solusi dengan cara belajar dari pengalaman sebelumnya. Selain itu jaringan irigasi di yang rusak diberikan perhatian lebih oleh pemerintah dan disiapkan dana khusus untuk perbaikannya. Dan terakhir yang paling penting adalah jangan sampai izin dari pemerintah untuk mendirikan bangunan dilahan pertanian masih diberikan sehingga semakin berkurang lahan yang digunakan untuk bertani. Kendala lain yang sering dijumpai menurut penelitian terbaru yaitu tidak tersedianya tenaga kerja usia muda sehingga tenaga kerja menjadi faktor pembatas bagi usahatani padi terutama tenaga kerja kegiatan tanam bibit dan panen karena kedua kegiatan tersebut memerlukan curahan waktu kerja yang lebih banyak.Terbatasnya jumlah tenaga kerja tersebut menyebabkan jadwal tanam menjadi tidak serempak yang berdampak pada menurunnya produksi padi. Hal tersebut menunjukkan bahwa permasalahan pangan di Indonesia tidak hanya bergantung pada pemerintah, melainkan juga ditentukan oleh pemudanya. Semua pihak harusnya introspeksi diri Ni’mawati

IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST

Rapat Evaluasi: Kru Education Broadcasting Station (EBS) FM Unhas berdiskusi dalam rapat evaluasi kinera di Sekretariat EBS FM, Senin (1/2). Meskipun terkendala dana namun sejumlah Lembaga Pers Mahasiswa Unhas tetap menunjukkan eksistensinya dalam menyampaikan berita.

Lembaga mahasiswa tak hanya mampu unjuk rasa dan diskusi sana sini, berbagai kegiatan kemanusiaan sebagai bentuk kepekaan sosial pun mereka jabani.

P

uluhan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) tampak memadati ruang ICU Rumah Sakit Awal Bros, Sabtu (2/1). Secara bergantian, mereka melihat jenazah Muballigh. Muballigh adalah mahasiswa Jurusan Geofisika angkatan 2014 yang merupakan korban tabrak lari 30 Desember lalu. Sejak hari pertama kecelakaan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) MIPA terus mengawal kondisi Muballigh. “Muballig adalah keluarga, kami punya hubungan emosional yang erat dengan semua anggota mahasiswa, lagi pula almarhum membutuhkan bantuan dalam sisi kemanusiaan,” ujar Presiden BEM MIPA, Fais Wahid saat ditemui, Kamis (14/01) Tak hanya itu, ketika mengetahui Muballig membutuhkan biaya besar untuk tetap menjalani perawatan di rumah sakit, BEM MIPA pun melakukan inisiatif untuk melakukan pencarian dana, dengan memanfaatkan media sosial. Tak disangka, respon mahasiswa sangat besar, bahkan berasal dari luar Sulawesi. Alhasil, dana sebesar Rp. 273.912.425 mampu dikumpulkan, untuk biaya pengobatan dan selebihnya diberikan kepada keluarga. Aksi sosial yang dilakukan BEM MIPA pun tak sekedar pada kejadian insedentil seperti yang dialami oleh Muballig, BEM MIPA dan Lembaga kemahasiswaan lainnya pun memiliki program kerja berbasis kegiatan sosial. Tengok saja BEM Fakultas Keseha-

tan Masyarakat (FKM), yang memiliki desa binaan yaitu Desa Manuba di Kabupaten Barru. Sasarannya adalah masyarakat desa yang diberi penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan. “Kami berikan pelatihan dan penyuluhan mengenai pentingnya ASI, rokok, dan pemeriksaan kesehatan, selain itu kami mengadakan kegiatan konseling,” ujar Menteri Kemahasiswaan BEM FKM Laksmi Trisasmita, Kamis (14/01). Cerita yang berbeda datang dari BEM Fakultas Kehutanan. Kegiatan pengaderan yang tahun ini diadakan di Hutan Pendidikan Unhas, Bengo-bengo dirangkaikan dengan penanaman pohon di daerah hutan yang terbakar. Setelah itu, berkunjung kemasyarakat sekitar untuk mendengar keluhan dan memberi solusi di sekitar bekas hutan terbakar tersebut. “Kami melihat kehidupan masyarakat di sekitar hutan pendidikan Bengo-bengo tidak terlalu menonjol jadi kami berinisiatif untuk itu,” ucap Presiden BEM Fakultas Kehutanan Rabiul Hardika. Kamis (14/01) Saat ini pun, mayoritas semua BEM dan Himpunan Mahasiswa Jurusan di Unhas memiliki program kerja yang bersifat sosial. Itu artinya mahasiswa pun berusaha menjalankan tri darma perguruan tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat. Mengenai kegiatan yang dilakukan oleh lembaga mahasiswa tersebut, Wakil Dekan III MIPA lalu an-

gkat bicara. Contoh kecil misalnya pada kasus yang dialami Muballig memperlihatkan kepekaan sosial lembaga mahasiswa. “Mereka memanfaatkan media sosial dan mendapatkan bantuan dana yang begitu besar menunjukkan betapa besarnya kekuatan mahasiswa, padahal selama ini mereka dianggap brutal dan anarkis,” kata Dr A Ilham Latunra MSi Jumat (15/01) Ia pun menambahkan bahwa apa yang dilakukan mahasiswa sekarang, harus betul-betul diperhatikan. Menurutnya mahasiswa sebagai penyuara keseimbangan kehidupan sosial yang patut untuk diberikan jempol karena merekalah yang berada di garda terdepan untuk memperjuangkan hak-hak sosial masyarakat. Jadi jika masih ada yang menganggap bahwa mahasiswa hanya identik dengan unjuk rasa yang bahkan selalu berujung bentrok, berarti ia hanya memandang mahasiswa dari satu sisi saja. Anggapan negatif yang seringkali ditujukan kepada mahasiswa atau lembaga mahasiswa di Unhas hal itu pula yang dikatakan oleh Wakil Rektor III Unhas Dr Ir Abdul Rasyid J MSi. “Tanggapan jika mahasiswa hanya suka bentrok itu adalah tanggapan yang salah, dan yang berpendapat seperti itu bisa jadi datang dari orang-orang yang tidak pernah berorganisasi,” ungkapnya saat dihubungi via sms, Kamis (28/01). Kfd/Vit


civitas

identitas

NO. 852 | TAHUN XLII | EDISI AWAL FEBRUARI 2016

Pontang-Panting Penyebar Kabar

11

akademika Pereka Cipta Pesawat Tanpa Awak

IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST

Rapat Evaluasi: Kru Education Broadcasting Station (EBS) FM Unhas berdiskusi dalam rapat evaluasi kinerja di Sekretariat EBS FM, Senin (1/2). Meskipun terkendala dana namun sejumlah Lembaga Pers Mahasiswa Unhas tetap menunjukkan eksistensinya dalam menyampaikan berita.

D

i tengah hiruk-pikuk menyambut hari pers nasional, sembilan Februari mendatang, lembaga pers mahasiswa justru harus berjuang menjaga eksistensi karya dan lembaga. Pers Indonesia lahir dengan semangat menentang penindasan dan pembelaan rakyat. Tirto Adi Soerjo, sang pelopor jurnalistik di Indonesia, menerbitkan Medan Prijaji yang membedah peraturan hukum Hindia Belanda yang menindas rakyat miskin, juga pemuatan karya sastra. Pers mahasiswa lahir bertahuntahun setelah itu, membawa sebuah semangat anti penindasan kolonialis dan menyeru perjuangan demi kemerdekaan. Kelahiran Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) memang tidak bisa dipisahkan dari dari semangat perjuangan, di Unhas sendiri tercatat duabelas lembaga pers yang ada, namun harus tertatih untuk tetap eksis dengan segala problematikanya. Salah satunya adalah Media Komunikasi (Medkom) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas yang tetap mencoba eksis meski pendanaan untuk percetakan buletin dan majalahnya belum memadai. Untuk mencetak buletin dan majalah yang diterbitkan dua kali sebulan saja, mereka harus menghabiskan banyak dana, sedangkan dana yang diberika oleh Senat Mahasiswa Ekonomi hanya sebesar lima ratus ribu rupiah. Maka dari itu Medkom biasanya melakukan pencairan dana, untuk dapat tetap menerbitkan karyanya. ”Untuk membiayai percetakan dan kegiatan lain, kami biasanya menjual kue dan baju,” ujar Salah Satu Reporter Medkom, Ahmad Muhammad saat ditemui Minggu (24/1) Setali tiga uang dengan medkom, LPM Sinovia pun mendapatkan kendala yang sama, lembaga pers yang satu ini aktif menerbitkan majalah dan tabloid. Namun pendanaan beberapa tahun terakhir sulit

didapatkan sehingga untuk mencetak majalah masih sering tertunda, mengingat dana yang dibutuhkan adalah sebesar empat juta rupiah per sekali terbit. Walhasil anggota Sinovia hanya rutin menerbitkan buletin yang dicetak dengan biaya mandiri ditambah dengan dana dari fakultas. Kini Sinovia fokus ke buletin dan liputan berita online via official account dan line. “Kami sudah sering minta bantuan dari pihak fakultas, hanya tidak direspon baik, mungkin karena kegiatan kemahasiswaan di fakultas cukup banyak, sehingga kami berinisitaif sendiri dengan berbagai cara yang lebih murah,” Ujar Sekertaris Umum Sinovia, Safitri saat diwawancarai, Jumat (29/1) Selain pendanaan, masalah yang kerap kali dihadapi oleh berbagai LPM adalah kurangnya sumber daya manusia yang berminat “nyemplung” kedalam dunia pers. Permasalahan yang dialami Channel 09 Fakultas Teknik misalnya, pemutusan jenjang kader pasca pemindahan mahasiswa baru ke kampus Gowa. Menyebabkan penerbitan ini harus vakum sejak tahun 2014 lalu.

“Bahkan semua kegiatan lembaga menjadi tidak terurus karena sudah tidak ada kader, tidak heran jika Channel 09 vakum, karena sudah tidak ada lagi yang mengurus” Ucap Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik, Muhammad Fujianto Manati, Minggu (24/1) Lain halnya dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Education Broadcasting Station (EBS) Meski tidak bermasalah di pendanaan maupun keberlanjutan kader, mereka sempat terkendala dengan rusaknya alat pemancar sehingga tidak bisa mengudara selama beberapa waktu, namun informasi seputar kampus, masih bisa dijumpai di media sosial. “Rusaknya alat pemancar bukan alasan untuk vakum, kami tetap menyebarkan berita itu lewat Line, Twitter, Facebook dan Instagram,” Ucap Station Manager EBS Risky Amelia Wati, Senin (25/1) Bila dahulu LPM berjuang untuk menjaga fungsinya sebagai fungsi edukasi, sumber informasi, hiburan bahkan kontrol sosial. Kini, sekali lagi LPM harus berjuang, untuk tetap menjaga keeksistensian lembaganya. M25/M26/Vit

ARCHIBALD Montgomery Low atau yang lebih dikenal dengan A. M Low dijuluki “Father of Radio Guidance System”. Julukan tersebut didapatkannya atas konstribusinya dalam bidang roket kendali, torpedo, hingga pesawat. Archibald M. Low adalah insinyur konsultasi Inggris, peneliti dan penemu fisika, dan penulis buku. M Low lahir pada tahun 1888 di Purley, London. Merupakan putra kedua dari John dan Gertrude Low. Pada Mei 1914. Low memberikan kontribusi pertama untuk cikal bakal terbentuknya elevise, yang disebut “Televista”. Penemuan ini diberikan kepada Institute of Automobile Engineers dengan judul “Seeing By Wireless”. Namun, penemuan Low itu hanya sebatas ide dan belum matang karena memiliki kekurangan utama yaitu Selenium sel digunakan untuk mengonversi gelombang cahaya menjadi impuls listrik yang merespons terlalu lambat sehingga merusak efek. Pada saat perang dunia pecah, Low mengikuti pelatihan dan penerimaan anggota baru militer dan mulai bergabung di bidang militer pada saat Perang Dunia I. Tak lama kemudian ia dipromosikan menjadi kapten oleh Royal Flying Corps. Setelah menjadi kapten, ia membantu penelitian, dan hasil penelitiannya di bidang militer ialah menemukan bagaimana cara untuk mengontrol pesawat dengan jarak jauh. Bersama timnya yang Archibald sendiri menjadi ketua ditemani Kapten Poole beserta Letnan Bowen merancang sebuah proyek besar, yang disebut dengan Proyek Aerial Target (AT). Low melakukan uji terbang pada 21 Maret 1917 terhadap AT (pesawat tanpa pengemudi) di Upavon Central Flying School di dekat Salisbury Plain, yang diawasi oleh kepala Eksperimental Pekerjaan (organisasi militer yang bertanggung jawab atas proyek) dan dihadiri oleh 30-40 Jenderal sekutu. AT mulai diluncurkan dari belakang sebuah truk dengan udara terkompresi. Low dan timnya berhasil menunjukkan kemampuan mereka untuk mengontrol pesawat tanpa pengemudi tersebut meskipun hanya beberapa saat karena kegagalan mesin menyebabkan kecelakaan pendaratan yang sempat dikendalikan oleh perancang pesawat tersebut meskipun hanya sebentar. Dia pun meningkatkan kualitas kendaraan uji coba pada 6 Juli 1917 dengan menambahkan giroskop yang digerakkan oleh tenaga listrik. Namun proyek “Aerial Target” tidak ditindaklanjuti setelah perang, karena kepicikan perencana militer. Pada tahun 1917 Low dan timnya juga menemukan roket ­elektrik pertama yang digunakan oleh Jerman pada tahun 1942 untuk pengiriman bagi pedagang. Penemuan Low selama perang dunia I terlalu maju untuk dihargai oleh pemerintah sendiri dan berkat prestasinya di masa perang Archibald Low dijuluki “Father of Radio Gui­dance System”. Jerman juga sadar seberapa efektif penemuan itu untuk dijadikan senjata dimana pada tahun 1915 dilakukan dua upaya untuk membunuhnya, namun upaya tersebut gagal. Prinsip Low itu diadopsi oleh Kementerian Udara untuk Larynx “Long Range Gun with Lynx Engine”. Setelah Perang Dunia I, Archibald Low mendirikan Low Engineering Company Ltd yang bekerjasama dengan Hon. C. N. Bruce (Later Lord Aberdare), dan menghasilkan beberapa penemuan di tahun 1920-an dan 1930-an. Pada pecahnya Perang Dunia II, Low awalnya bergabung dengan Departemen Air dalam kapasitas sipil. Tugas Low untuk kali ini yaitu untuk memeriksa pesawat Jerman yang ditangkap dan menyiapkan laporan untuk pilot Inggris yang memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi titik-titik lemah dari pesawat musuh tersebut. Kemudian ia bergabung dengan Kerajaan Pioneer Corps dan dipromosikan menjadi Mayor. Low juga seorang penulis buku tentang ilmu pengetahuan, ia menulis untuk masyarakat umum, dengan harapan agar minat baca masyarakat terhadap sains dan teknik semakin me­ningkat. Tahun 1916 sampai 1954, ia menulis empat puluh buku, empat diantaranya adalah karya fiksi ilmiah untuk anak-anak. Archibald Montgomery meninggal pada September 1956. n Ni’mawati


12

iptek

identitas

NO. 852 | TAHUN XLII | EDISI AWAL FEBRUARI 2016

Pakan Probiotik, Hasilkan Ayam Rendah Kolesterol Ayam sehat, Anda pun sehat. APA yang anda makan, sudah pasti akan berdampak pada kesehatan anda. Alihalih memenuhi kebutuhan nutrisi, konsumsi Ayam Broiler secara kontinu dapat menyumbang peningkatan kolesterol dan beberapa penyakit lain pada tubuh. Betapa tidak, sifat-sifat ekonomi yang me­ nguntungkan ayam pedaging ini, membuat permintaannya meningkat dan berimbas buruk pada proses produksinya. Penyuntikan hormon tumbuh dan penggunaan antibotika yang kadang berlebihan, menyebabkan bobot ayam makin kurang terkontrol dan meninggalkan endapan antibiotik pada daging ayam. Bahayanya, endapan itu akan menyebabkan bakteri patogen yang tahan terhadap antibiotika. Kalau sudah begini, niat makan sehat malah penyakit yang didapat. Masalah inilah yang kemudian mendorong Muh. Muslih Akram Nur Aslam, untuk meneliti pengaruh pemberian probiotik dalam bentuk mirip kapsul pada pakan Ayam Broiler Strain SR 707 terhadap kualitas daging dan perubahan pemberian pakan pada ayam. Penelitian ini, bertujuan untuk menghasilkan kualitas daging Ayam Broiler yang rendah kolesterol dan perbaikan pemberian pakan yang lebih baik. Ayam rendah kolesterol ini, hasil dari perlakuan pemberian pakan dengan tambahan probiotik. Probiotik yang ditambahkan ialah bakteri baik yang diperoleh dari usus bebek. “Ada dua jenis bakteri yag digunakan, yakni: Lactobacillus para plantarum dan Enterococcus faecalis,” ungkap mahasiswa Jurusan Biologi Unhas ini.

Kedua bakteri itu, tak serta merta ditambahkan ke dalam pakan. Melainkan harus melalui tahap isolasi dan pe­ remajaan. Kemudian dikapsulkan hingga membentuk bubuk dengan menggunakan metode spray drying yang berfungsi untuk mempertahankan sel bakteri dalam bentuk mikrokapsul yang tahan pada kondisi yang ekstrim. Hingga pada akhirnya, ditambahkan ke dalam pakan unggas yang terdiri dari campuran jagung, dedak dan tepung ikan. Penelitian yang dilakukan sejak September hingga November lalu ini, me­ nerapkan lima perlakuan pemberian pakan, yang diberikan sebanyak empat kali sehari. Pertama, pemberian pakan buatan ditambah probiotic strain Enterococcus faecalis. Kedua, perlakuan pakan buatan tanpa probiotik (kontrol negatif). Ketiga, pemberian pakan buatan ditambah probiotic strain Lactobacillus para plantarum. Keempat, pakan buatan dicampur kedua strain probiotic. Terakhir, perlakuan pemberian pakan pabrikan sebagai kontrol positif. Kedua strain probiotic yang dima­ sukkan kedalam pakan ini berfungsi untuk meningkatkan reaksi baik dalam usus. Alhasil, Akram sapaan akrabnya menyimpulkan bahwa pemberian probiotik dapat meningkatkan jumlah mikroba di dalam saluran pencernaan. Sehingga mampu menghambat pencampuran kolesterol dalam sel daging. Penurunan kadar kolesterol daging Ayam Broiler tertinggi diperoleh melalui perlakuan keempat, dengan kadar kolesterol sebesar 0,020 mg/g dan dan kadar protein seba­ nyak 17,33 %. Pemberian probiotik ini, selain dapat

ILUSTRASI /IRMAYANA

menurunkan kadar kolesterol pada da­ ging ayam juga menunjukkan pengaruh nyata dalam meningkatkan berat badan pada ayam, memperkecil perbandingan jumlah pakan yang diberikan persatuan ternak dan mempengaruhi penampilan ayam. Tak langsung berhasil, lelaki kelahiran 23 September 1994 silam ini menemui beberapa kegagalan dan memulai kembali. “Kendala yang dialami itu macammacam, mulai dari bibit yang tak sesuai sampai kematian ayam-ayam karena dimangsa tikus, karena masalah pada kandangnya,” keluh mahasiswa Fakultas Mipa ini. Keberhasilan tak akan jauh dari orang yang mau berusaha. Penelitian ini pun mendapat kesempatan dipresentasikan pada seminar internasional ISCMS (In-

ternational Student Conference on Science and Mathematic) 2015 pada 21 November lalu di Fakultas MIPA Unhas. Melalui penelitian ini pula, Akram akan diwisuda pada bulan Maret. Kedepannya, ia berharap agar penelitian ini akan bermanfaat bagi para peternak. Sehingga tak lagi menggunakan cara tak sehat untuk meningkatkan kualitas ayam konsumsi. Adanya pakan berprobiotik ini adalah cara yang tepat untuk menghasilkan ayam yang baik. Sehingga tak perlu lagi menghawatirkan kolesterol naik saat mengkonsumsi Ayam Broiler. “Mudah-mudahan produk ini dapat dipatenkan, agar dapat ditawarkan kepada peternak untuk perbaikan kualitas ternak ayamnya,” harapnya saat mengakhiri wawancara, Kamis (28/1). n Hartina Sapa

ragam

Cerita Tentang Hujan Tak ada yang lebih tabah Dari hujan bulan Juni Dirahasiakannya rintik rindunya Kepada pohon berbunga itu Tak ada yang lebih bijak Dari hujan bulan Juni Dihapuskannya jejak-jejak kakinya Yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif Dari hujan bulan Juni Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu PENGGALAN puisi ini mengantarkan kita pada bagaimana cara memaknai hujan. Lewat buku Hujan di Bulan Juni, Sapardi Djoko Damono mengajak pembacanya untuk bersyukur saat hujan turun. Begitu panjang proses yang dilalui agar karunia Tuhan ini bisa membasahi bumi, hingga hujan diibaratkan sesuatu yang tabah, bijak dan arif. Hujan terjadi lewat serangkaian proses

ilmiah, mulai dari air di laut, sungai dan danau yang menguap naik dan tersimpan ke dalam awan. Kemudian ketika berat akan ditumpahkan turun. Ada proses transpirasi dan evaporasi di dalamnya yang menarik untuk dikaji. Namun, tak semua orang fokus di titik itu. Banyak orang yang lebih suka menyoalkan apa yang dilakukan saat hujan. Setiap orang memiliki watak yang berbeda dalam menyambut hujan. Ada yang senang juga sedih. Sebuah perumpamaan mengatakan “Banyak Kenangan saat Hujan”. Seolah ketika hujan turun semua memori akan kenangan bersama orang tercinta kembali terputar. Seharusnya “Banyak Genangan saat Hujan” malah diubah jadi kenangan. Seperti yang dirasakan oleh Najmawati Muchsin. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil ini punya kenangan bersama orang yang dikasihinya saat hujan turun. Kala itu, mereka jalan bersama untuk pergi menjenguk seorang kawan. Namun bagi Najma, hujan tak selamanya soal kena­

ngan. Ia memaknai hujan sebagai sebuah syukur. Kini saat mendapati hujan, ia mengisi waktu dengan memainkan telepon pintar. “Hujan itu membuat jiwa menjadi bebas, waktu diskusi yang baik. Kedatangannya harus disyukuri karena setelahnya akan ada kebahagiaan seperti pelangi,” katanya, Jumat (29/1). Kenangan yang sama dialami oleh Salmiah Supardi. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat ini refleks mengi­ ngat momen bersama sahabatnya saat hujan turun. “Ingatan soal sahabat sontak muncul saat hujan turun. Kini saya hanya berdoa saat hujan turun,” ucapnya saat diwawancarai, Minggu (24/1). Lain halnya dengan salah seorang Mahasiswa Pencinta Alam Greenfish Jurusan Perikanan. Agus merasa hujan memberikan banyak manfaat bagi makhluk hidup. Sebagai penggiat alam bebas, ia melihat kedatangan hujan akan membuat tanaman menjadi subur. Selain itu, air hujan sebagai salah satu sumber mata air saat berada di lapangan. Sayangnya, dirinya

kesal jika hujan turun tiba-tiba. “Saat hujan tiba-tiba, barang bawaan pasti basah dan beban kian berat. Belum lagi kalau medan yang becek membuat makin susah dilewati,” ujarnya, Kamis (28/1). Beda halnya dengan Annisa Fitriyanti, mahasiswa Fakultas Pertanian ini melihat hujan sebagai anugerah yang harus disyukuri seperti yang tertulis dalam AlQuran. Nisa sapaan akrabnya menikmati hujan lewat basah-basahan. Sepanjang hujan, ia keluar rumah untuk bermain. Tapi terkadang ia hanya mampu memandang lewat jendela saja. Bercerita tentang hujan tidak akan ada habisnya jika belum muncul pelangi yang indah. Momen inilah yang sering ditunggu. Banyak yang mengibaratkan hujan sebagai cobaan yang datang dan jika mampu dilalui akan ada pelangi kebahagiaan yang menanti. Seperti apapun kisah kita saat hujan datang, yakinlah akan ada bahagia setelahnya. n Rasmilawanti Rustam


cerpen

identitas

NO. 852 | TAHUN XLII | EDISI AWAL FEBRUARI 2016

cer Oleh: Firda Amalia H DI bawah pohon beringin kusandarkan tubuhku yang siap melepas beban. Makalah telah selesai. Kini saatnya bersantai memandang birunya langit dengan awan putih menggoda mata. Hembusan angin menyapa lembut rambutku. Merpati itu beterbangan bebas. Sesekali hinggap kemudian pergi lagi. Sama seperti gadis-gadis yang pernah singgah di hatiku, kecuali dia yang berada di sampingku saat ini. Anggun, begitu ia disapa. Seanggun namanya. Sabit kecil yang terbentuk dari bibirnya memberi kesejukan pada setiap mata yang memandang. Tutur kata dan sapaan lembutnya membuat semua orang ingin bersahabat dengannya. Kami berbeda dari jenis kelamin, suku, agama, ras dan budaya. Perbedaan itu yang membuat kami kuat. Bukankah pelangi itu indah karena warna di dalamnya berbeda-beda? Ya. Anggun, mengajariku makna persahabatan yang sesungguhnya. Bukan dari landasan teori, melainkan praktek nyata dalam kehidupan kami. Aliran sungai mencerminkan derasnya persahabatan yang terjalin diantara kami. Setiap menit sepanjang jam sekolah selalu kuluangkan dengan berbagi cerita dengannya. Mulai dari tetesan embun hingga rumitnya gelora asmara masa remaja tak alihnya kami ulas. Kegelisahan enggan mendekat. Ketentraman tak segan menyapa. Gelap terang kehidupan telah kami telaah bersama. Berawal dari masa putih abu-abu. Ketidak disiplinanku membuahkan perkenalan dengan seorang siswa baru yang membuatku percaya akan love at first sight. Ke-

Seanggun Mawar Berduri

bodohan yang membuatku beruntung. Aku yang dikenal Playboy dibuat bertekuk lutut padanya. Bagaikan langit dan bumi, kita jauh berbeda. Tujuh kali aku memeras otak demi mendapatkan cintanya. Sampai pada suatu ketika, aku bertanya padanya, ‘Bagaimana cara memetik mawar tanpa tersentuh durinya? Atau bagaimana cara memeluk landak?’ Sialnya ia bertanya balik, ‘Apakah kamu tahu jawabannya? Jika ia tolong beri tahu aku. Aku akan melakukan hal itu’. Pertanyaan sederhana yang membuat ia hari-hari menemuiku untuk mencari tahu jawabannya. Begitulah awal dari kedekatan kami. Aku memutuskan ia tuk jadi kekasihku tepat pada 11 Januari. Hubungan itu tak berlangsung lama. Hanya lima bulan kami merajut cinta. Benang-benang kusut sulit diluruskan hingga akhirnya harus terputus. Problematika remaja yang sulit ditangkap. Pertengkaran hebat yang terjadi di antara kami hanya karena hal sepele yang tak dapat dilawan oleh ego masing-masing. Duri mawar itu membentuk goresan kecil yang amat perih. Itulah umpamaan hatiku kala itu. Gengsi memaksa kami untuk memutuskan tali silaturrahmi. Tak ada sapaan. Ia berlalu bak orang asing yang sama sekali tak ku kenal. Kemunafikan menjelma dalam diri. Rasa sayang itu masih ada, namun sulit diungkapkan. Gadis itu menyimpan amarahnya padaku. Berkata ‘Hai’ saja sulit, bagaimana dengan ‘Apa kabar?’. Setahun berlalu tanpa ada saling sapa. Manusia dan kehidupannya banyak yang berevolusi. Namun tidak dengan hatiku yang masih saja terikat dengan masa lalu. Walaupun banyak yang sempat mengisi dan membuat

bahagia, rasanya tak senyaman dan bahagia yang lalu. Tapi tidak dengan dia yang sudah dapat penggantiku. Takdir rupanya berpihak kepadaku. Sampai kita dipertemukan kembali di suatu workshop. Ia duduk tepat di sampingku. Dunia berhenti berputar seketika. Saat dimana aku tak ingin sedetik pun melewatinya. Ia menyapaku. Kebahagiaan luar biasa seketika itu pula menghampiriku. Seseorang yang sedari dulu ingin kujak bercakap akhirnya menyapaku lembut. Matanya memancarkan sinar persahabatan. Tatapan sinis penuh amarah itu tak lagi nampak. Perjumpaan yang membuka kembali lembaran baru hubungan kami pun dimulai. Bak buku baru, halaman pertamanya mulai diisi goresan kecil. Sikap manis dan ramahnya perlahan mendarat. Semut yang merindukan gulanya. Manisnya hidup dapat kukecap kembali. Sosok gadis yang menjadi lenteraku mengajak tuk hidup bersama dalam jalinan persahabatan. Awalnya aku merasa kecewa karena ini tak selaras dengan bisikan hatiku. Namun, inilah cara tuhan dan aku percaya rencana besarnya. You and me? Impossible! Ungkapan yang sering kuucapkan pada batinku. Perbedaan itu tak bisa kami satukan. Indah namun tetap saja berbeda. Terlalu banyak hal yang tak bisa dihubungkan, namun kami memaksa. Bukannya hal yang dipaksa itu hasilnya tidak akan baik? Ya. Ini cerita antara aku dan kamu yang tak akan pernah menjadi kita dalam satu hubungan asmara. Tuhan memang satu, kita yang berbeda. Gagal dalam asmara bukan berarti kita menyerah

untuk mencobanya dalam persahabatan. Cinta sejatiku adalah sahabatku. Terdengar aneh tapi unik. Persahabatan dan cinta dua hal yang tak bisa terpisahkan. Aku mencintainya dan memilikinya sebagai sahabat. Persahabatan yang awalnya sulit kuterka. Di benakku hanya kejenuhan saat mendengar kata sahabat. Anggun, gadis yang memiliki begitu banyak perbedaan denganku, memusnahkan segala pandangan mirisku terhadap persahabatan. Cintanya memberi kesejukan hati. Persahabatan kami bahkan lebih anggun dibanding saat dulu kami menjalin cinta. Inilah takdir indah Tuhan yang tak dapat kusangkal. Setahun sudah kami merajut indahnya persahabatan. Segala cerita tentang duka dan lara mengalun di telingaku. Bibirnya banyak berucap. Dengan dendangannya yang tersiur bak angin. Menghempaskan tubuhku di udara. Melambung tinggi bersama merpati putih. Kisah indah tak berjudul ini menjadi anugerah terbesar di hidupku. Ini persahabatan yang akan terus kami rawat. Selama jantung berdetak dan sepanjang nafas berhembus. Mengalir tiada henti. Mengalun dengan simfoni merdu. Gadis anggun seanggun mawar yang berduri. Indah merona serta wangi menawan. Durinya menjadikan siapapun tak mudah meraihnya. Anggun, mawar yang berduri, butuh perjuangan untuk menggapai keanggunannya. Penulis adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas Angkatan 2015

puisi

resensi

Roman Nuansa Pluralisme dan Keyakinan PERSELISIHAN nyatanya tak hanya terjadi antar-agama. Sebab yang se-agama, pun masih berselisih karena beda aliran. Seperti itulah maksud yang hendak dilayangkan Mahfud Ikhwan, kepada pembaca novel ini. Dari sampulnya kita mungkin bertanya-tanya, ada apa dibalik gambar sebotol susu dengan tulisan “Kambing dan Hujan”?. Ya, sama seperti minuman ringan karya nutrisi itu. Karya lelaki kelahiran 7 Mei 1980 ini, punya aliran kata yang amat sederhana dan mudah dicerna. Kisahnya yang setebal 374 halaman, akan menuntun pembaca untuk mengulik rahasia dibalik kedua keluarga yang berbenturan. Tak hanya itu, kita akan disuguhkan sejarah perkembangan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah di sebuah kampung antah-berantah bernama Centong yang dibumbui persahabatan, mitos, budaya, adat, dunia pesantren Indonesia, tak lupa sedikit ruang sejarah mengenai PKI, dan politik Indonesia. Hubungan asmara antara dua insan, yang berbenturan dengan adat kedua pihak keluarga, menjadi benang merah dari novel fiksi Pemenang I Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2014 ini. Nah, yang membendung hubungan cinta tokoh Mif dan Fauzia adalah, bahwa meskipun keduanya sama-sama Islam, Mif berasal dari keluarga Muhammadiyah, sedangkan keluarga Fauzia beraliran NU. Alkisah diawali dengan cerita Mif yang hendak kawin lari dengan Fauzia karena sudah tidak tahan dengan tekanan batin yang berasal dari keluarga dan nafsu untuk segera nikah. Namun Mif, tidak yakin kawin lari sebagai jalan keluarnya, dan masih berpikir bisa jadi justru akan memperumit masalah. Seagama tidak mem-

13

buat mereka tampak baik-baik saja. Perbedaan ibadah dan perbedaan hari raya menjadi pagar pembatas bagi keduanya. Termasuk rencana manis pernikahan mereka. Pada akhirnya, keduanya memutuskan untuk mencari tahu penyebab mengapa keluarga mereka tidak bisa bersatu. Dari sini lah, sebuah surat bertulis tangan lusuh membuka sekelumit rahasia yang ditutup rapat dan dikubur oleh ribuan prasangka. Awalnya mereka mengira restu dari kedua keluarga terhalang dari perbedaan pandangan soal organisasi Islam. Lebih jauh dari itu, faktanya ayah mereka dulunya sahabat karib, bak tinta dengan kertas. Judul “Kambing dan Hujan,” jelas dianalogikan pada kedua sahabat ini, bukan maskot Desa Centong. Kambing tidak suka air, apalagi dengan hujan. Berarti bahwa kambing dan hujan tidak bakal bersatu, hampir mustahil untuk dipertemukan. Sama seperti kedua ayah itu. Bagaimana keduanya menemukan perbedaan satu sama lain. Bagaimana keduanya saling menjauh dan makin menjauh. Bagaimana dampak dari tingkah keduanya bagi anak-anak mereka. Bagaimana keduanya berdamai dengan keadaan dan perbedaan, adalah bagian paling menarik secara keseluruhan, dari novel sastra yang sedikit nge-pop ini. Beberapa cerita islami biasanya berkutat pada isu-isu urban sentris dan jika bukan terbelit dengan nuansa perkotaan yang khas, akan berfokus pada isu-isu ekstrem, seperti makna jihad dan terorisme. Namun cerita yang disajikan Mahfud lain, Anda akan menemukan cita rasa pedesaan yang eksklusif. Secara keseluruhan, ini adalah karya sastra yang bisa dibilang miniatur

perselisihan yang terjadi ketika islam yang sudah ada di Indonesia dianggap masih menyimpang. Konflik-konflik yang terjadi antara kelompok tetua di desa dan anak muda pembaharu diceritakan dengan ringan namun mengena. Dialogdialog, guyonan, dan sindiran ala NUMU disajikan dengan ciamik. Tidak berat dan menegangkan, seperti perdebatan-perdebatan yang terjadi di media sosial. Terlepas dari alur waktu cerita yang njelimet, buku ini sangat direkomendasikan kepada Anda yang suka kisah roman kontemporer. Yakinlah, buku ini sungguh berbeda dari kisan roman yang terbit sekarang ini. Di balik tidak adanya catatan kaki untuk beberapa kata dan istilah yang sulit dimengerti, novel ini membawa isu yang kini (bahkan mungkin sampai kapanpun) menjadi permasalahan sensitif di Indonesia: pluralisme dan keyakinan. Dan pria yang juga penulis buku Ulid Tak Ingin ke Malaysia ini, mampu m e n a m p i l ka n perbedaan itu dalam porsi yang cukup adil. Selamat menyeruput “susu” racikan Mahfud!. Sri Hadriana

Judul Buku Penulis Penerbit Cetakan Tebal

: Kambing dan Hujan : Mahfud Ikhwan : Bentang Pustaka : Mei 2015 : vi + 374 halaman

Isak Negeri Ras Narasyid Suara isak itu terdengar lagi Bahkan semakin nyaring menjadi-jadi Para cilik rintih meniti Tangisnya banjiri negeri Mengadu di pangkuan Ibu Pertiwi Tembok keadilan sudah roboh Semakin roboh dihancurkan para pembodoh Yang wajahnya terpampang di baliho-baliho Tersenyum sinis di TV, bicara manis di radio Menempel di kulit – kulit kering menjelma lintah Isap darah – darah tanpa dosa Kemudian menjelma gurita Merampok penuh serakah Bahkan lebih cepat dari kilat Mereka berebut kursi panas Panasnya menjalar keotak – otak Dan bakar asas – asas tanpa batas Keterpurukan menggurita Melilit dari sisi mana saja Remukkan tulang belulang manusia Pecah kan hati, tumbahkan darah Kami hanya bisa, menganga, menengadah Penuh harapan hampa Dari para dewa – dewa Yang tak lagi punya indera Penulis adalah mahasiswa Fakultas Sastra angkatan 2012 Bagi pembaca identitas yang ingin memasukkan Cerpen dapat memenuhi syarat penulisan: Panjang Naskah 2 Halaman Spasi satu Ukuran font 12 Font tipe: Times New Roman Tulisan anda boleh dikirim melalui e-mail resmi identitas di bukuidentitas@gmail.com Dengan syarat : Melampirkan foto diri dan kartu identitas Alamat: LT1 Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin.


14

kolom

identitas

NO. 852 | TAHUN XLII | EDISI AWAL FEBRUARI 2016

Musim DBD dan Waspada Virus Zika Oleh: Chunank Curah hujan dengan intensitas tinggi potensial menciptakan genangan ‘breeding’ air sebagai tempat berkembangbiaknya nyamuk ‘vektor’ Seiring dengan pergantian musim dari kemarau masuk musim hujan, curah hujan yang tinggi disertai selingan cahaya matahari yang terik, adalah kondisi yang disukai nyamuk Aedes aegypti (perkotaan) dan Aedes albopictus (pedalaman), nyamuk Ae.aegypty dan Ae.albopictus yang infektif secara naluriah mencari ‘darah’ manusia untuk mematangkan sel telur dalam ovarium dan seekor nyamuk infektif dapat mengisap darah lebih dari satu orang, artinya seekor nyamuk aedes dapat menginfeksi virus ke lebih dari satu orang.

Virus Dengue

Virus ini mempunyai empat serotipe, yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4, artinya penduduk yang bermukim di daerah endemik (menetap di suatu wilayah), dapat terjangkit infeksi DBD lebih dari satu kali. virus dengue akan cepat menurunkan trombosit darah yang berlanjut pada pec-

cermin

Oleh: Asmaul Husna Yasin “Kenangan akan lebih indah jika sudah tersimpan lama.” Petikan drama Korea She Was Pretty yang terakhir kutonton ini, tak sadar mengingatkanku kejadian tempo hari. Ketika itu, saya ingin menjual laptop rusak di sebuah gerai. Tetapi, semua file harus kuambil. Setidaknya sudah hampir lima tahun saya tak melihat kenangan yang lama tersimpan , isinya berupa foto sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Bisa dikatakan saya adalah perawat kenangan. Mengapa? Semua foto, video dan rekaman masih tersimpan apik di hardisk laptop yang rusak. Seketika semua bayangan kenangan masa lalu itu muncul satu persatu ketika ku coba membukanya. Tak hanya bayangan bahagia, kesedihan pun berseliweran dalam benakku. Ketika kubuka folder foto, ribuan foto bermunculan dan memberikan cerita masing-masing. Tapi, jemari saya ter-

ahnya pembuluh darah.Penyakit ini masuk ke Indonesia pertamakali dilaporkan di Surabaya tahun 1968, sejak itu penyakit ini menyebar luas ke pelbagai wilayah di Indonesia termasuk Sulawesi Selatan. Virus ini terkonfirmasi ditularkan nyamuk Ae. aegypty dan nyamuk Ae.albopictus. Penyakit ini masuk kategori penyakit yang bisa sembuh sendiri ‘self limiting disease’ asalkan penderita dapat pertolongan segera dan pelayanan kesehatan secepat mungkin, menjadi fatal kalau terlambat ditangani. Pada musim hujan di daerah endemik DBD, penduduk diharapkan waspada, kalau ada penduduk mengalami demam tinggi, sebaiknya orang tersebut ke tempat pelayanan kesehatan untuk dirawat, sebab lebih baik dicurigai DBD tapi nyatanya bukan, dari pada dianggap bukan tapi ternyata DBD, keterlambatan penanganan penyakit ini bisa fatal dan mematikan. Salah satu faktor yang berpotensi menyebabkan kefatalan penyakit, dikarenakan gejala umum DBD pada tahap awal sangat mirip dengan penyakit lainnya (seperti typhoid). Faktor lainnya adalah gejala awal penyakit sering tidak seperti biasanya, artinya fase demam dan muncul bintik ‘ merah Masalah lain juga muncul karena bintik ‘petechiae’ merah di permukaan kulit penderita biasa tidak kelihatan, dan langsung ke fase perdarahan.

Virus Zika

Lembaga Eiykman mulai mendeteksi

virus zika di Indonesia sejak tahun lalu (2015), meskipun sebelumnya ada laporan peneliti Australia, bahwa telah dideteksi virus zika pada penderita yang telah bepergian ke Indonesia (1981) dan kembali dilaporkan warga Australia mengidap virus zika setelah bepergian ke Jakarta (2013). Informasi ini telah memberikan gambaran bahwa virus ini telah berjangkit di Indonesia. Kekhawatiran masyarakat cukup beralasan, karena pola penularan virus zika mirip pola penularan virus dengue, ke dua jenis virus ini ditularkan oleh nyamuk yang sama dan model penularan yang relatif sama. Gejala penderita yang terinfeksi virus zika (CDC), adalah demam, sakit kepala, nyeri sendi/otot, ruam di kulit dan konjunktivitis. Virus ini menarik dan menjadi pembicaraan dunia setelah di Brazil ditemukan sekitar setengah juta orang tertular virus ini, selanjutnya berkembang menjadi satu setengah juta terinfeksi, pada kondisi tersebut ditemukan empat ribuan anak lahir dengan mikrocefali (kepala mengecil) dari ibu yang terinfeksi virus zika (2015). Peningkatan jumlah mikrocefali menimbulkan dugaan cukup kuat, bahwa fakta ini dihubungkan infeksi virus zika pada ibu hamil berpotensi melahirkan anak mikrocefali. Hipotesa ini perlu pembuktian lebih lanjut dan tantangan bagi peneliti bidang biomolekuler dan ilmu terkait, pertanyaan pertama harus dijawab, mengapa virus zika bisa meny-

erang ‘kepala’ janin di kandungan ibu? Dan pertanyaan selanjutnya, bagaimana mekanisme virus zika sehingga dapat menyebabkan kepala mengecil (mikrocefali)?

Penularan

Penularan kedua virus ini (dengue dan zika) telah terkonfirmasi nyamuk Ae.aegypty mentransmisikan virus dari penderita yang satu ke penderita lainnya. Upaya pencegahan Hingga kini, belum ditemukan vaksin anti virus dan obat yang efektif Tindakan paling efektif untuk menekan berjangkitnya kedua virus ini di masyarakat adalah mengontrol vektor nyamuk dengan 3 M (menguras, menutup dan menimbun) disertai PSN (pemberantasan sarang nyamuk) seperti menyikat tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan wadah lainnya setidaknya seminggu sekali, karena nyamuk ini berkembang biak dari telur sampai nyamuk dewasa dalam kurun waktu 7 – 10 hari. Selain memastikan kondisi luar rumah tanpa genangan air, juga kondisi dalam rumah dengan sirkulasi udara dan pencahayaan supaya tidak lembab. Upaya lainnya tindakan fogging untuk mematikan nyamuk dewasa, serentak dengan abatisasi untuk mematikan jentik. Penulis adalah Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Klasik henti untuk memandangi foto kebersamaan dengan sahabat beberapa tahun yang lalu. Memori saya kembali ke enam tahun silam. Waktu itu, ada seorang siswa baru dalam kelas, jarak antara bangku ku dengan dia terbilang cukup jauh. Namun, saya sering menyambanginya. Lama kelamaan kami akrab, kami tak hanya berdua namun berempat. Dia mengundang kami ke rumahnya, kami pun mengiyakan ajakan tersebut. Tak sengaja janji pun terdeklarasi, setelah saling curhat tentang ketidaksukaan kami dalam sebuah hal. “Kita tidak akan saling menceritakan satu sama lain di belakang,” itulah yang kuingat. Bak sebuah drama klasik, persahabatan kami tak berjalan mulus. Hanya berjalan setahun, keegoisan satu sama lain muncul. Akhirnya salah satu dari kami mulai menjauh, namun tetap komunikasi layaknya teman sekolah, namun tak seintim dulu. Hal ini berlangsung hingga hampir tamat sekolah menengah atas, namun ceritanya belum sampai situ. Kelasku yang diberi nama Luckyseven karena kami merupakan kelas ujung, namun akan selalu beruntung, mengadakan ajang curhat. Karena tak hanya kami berempat yang memiliki dilema demikian. Hampir semua teman dalam

kelas mengalaminya. Baik laki-laki maupun perempuan. Ajang curhat pun dimulai, ketua kelas mengurutnya dari absen. Tibalah giliranku karena kebetulan saya memiliki nama awalan ‘A’, namun saya tak bicara banyak. Namun, salah satu dari kami berempat memulai untuk membahas. Sedikit berlebihan karena kami sampai menangis mendengar pengakuan satu sama lain yang intinya hanya keegoisan sesaat. Akhirnya kami saling berpelukan satu sama lain dengan mata yang sembab. Tak hanya kami berempat, bahkan kami semua dalam sekelas kompak. Kejadian ini tak lantas membuat kami berempat seintim dulu. Namun, kami tetap berusaha agar bisa membangun puing-puing yang telah kami goyahkan. Alhasil saat ini, walaupun terpisah jarak fakultas, namun masih satu almamater. Kami berempat masih berkomunikasi dengan baik hingga kini memburu gelar yang akan mengikuti nama kami masing-masing. Kisah ini hanya sekelimut kisah klasik dalam hidupku. Cerita akan muncul satu per satu jika ku lihat kembali foto yang tersimpan rapi kini di notebook yang kugunakan. Saya yakin kalian yang membaca ini pun demikian, memiliki kisah klasik baik itu dalam dunia persahabatan, cinta ataupun yang lainnya.

Cerita yang cukup panjang ini mengingatkanku pada sebuah lagu karya Sheila On Seven. “Bersenang-senanglah karena hari ini yang ‘kan kita rindukan, di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan, bersenang-senanglah karna waktu yang kan kita banggakan di hari tua.” Inilah kisah senang dan sedih yang akan diceritakan, jika sewaktu sepuluh atau dua puluh tahun kedepan kita bertemu dengan membawa masing-masing anak. Buatlah banyak kisah dalam hidupmu yang singkat. Karena itu akan menjadi sebuah kisah klasik yang akan dikenang. Masih ada yang ingin kusampaikan dalam kisah klasikku ini. Rawat dan pupuklah persahabatan kalian. Jangan pernah menyia-nyiakannya, dan bersyukurlah karena kita masih diberi kesempatan untuk mengecup indahnya persahabatan. Begitulah yang disampaikan dalam sebuah pesan yang diriwayatkan oleh Sayyidina Ali mengatakan “Selemahlemahnya manusia ialah orang yang tidak boleh mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yang menyia-nyiakan sahabat yang telah dicari.” Penulis adalah Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian angkatan 2012 & Litbang Web Online dan Data PK identitas Unhas 2016


kampusiana

identitas

NO. 852 | TAHUN XLII | EDISI AWAL FEBRUARI 2016

Seminar Kupas Tuntas Keajaiban Tubuh Manusia

LEMBAGA Dakwah Asy-Syifaa’ Fakultas Kedokteran Unhas dan Lembaga Dakwah Mahasiswa Al-Adab Fakultas Sastra menyelenggarakan Seminar Kesehatan Muslimah dengan tema “Amazing You” karena banyak orang yang masih belum bersyukur atas apa yang telah diciptakan oleh Allah ditubuhnya, karena sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya. Seminar ini diikuti oleh peserta umum seperti siswa dan mahasiswa yang ada di Makassar, menghadirkan dr Muhyina Nur selaku pemateri dalam acara ini. Seminar ini diselenggarakan di Aula Prof Mattulada Fakultas Sastra Unhas, Sabtu(16/1). Dalam materi yang disampaikan oleh Muhyina, manusia merupakan makhluk sempurna yang telah diciptakan. Selain itu, Tuhan lebih memuliakan manusia dibanding dengan makhluk lainnya. Kegiatan ini bisa mengajarkan manusia agar lebih bersyukur atas pemberian Allah, “Karena penciptaan manusia yang sebaik-baik mungkin, betapa sempurna ciptaan Allah yang bisa kita lihat dari dalam tubuh kita sendiri. Allah menciptakan tubuh manusia dengan sempurna dan seimbang tanpa cela dan cacat,” tutur Rika Damayanti Djafar selaku ketua panitia. (M25)

Derry Kurniawan Terpilih Menjadi Ketua BK-PLAT

BIRO Khusus Peduli Lingkungan Alam dan Tanah (BK-PLAT) merupakan lembaga yang berdiri di bawah naungan Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah Indonesia (Himti). BK-PLAT baru-barui ini mengadakan pemilihan ketua baru (17/1). Lembaga yang akan berumur 20 tahun pada Juni nanti merupakan lembaga yang bergerak di bidang pengembangan keprofesian ilmu tanah. Dari tujuh kandidat, Derry Kurniawan terpilih sebagai ketua selanjutnya. Adapun visi misi yang dipaparkan terkait menjadikan BK-PLAT sebagai wadah anggota untuk mengembangkan keprofesian serta menjalin keharmonisan antar lembaga. Derry memperoleh 12 suara dari seluruh jumlah peserta pemilihan yang berjumlah 19. Pelantikan selanjutnya akan dilakukan oleh Presiden HIMTI setelah melalui beberapa persiapan. Hadirnya lembaga ini membantu mahasiswa untuk mengembangkan dan me­ ngasah bidang keprofesiannya. Terpilih­ nya Derry sebagai ketua tidak terlepas dari keinginan untuk membangun BKPLAT menjadi lebih baik dan memiliki daya tarik bagi mahasiswa. “Karena beberapa kendala yang dialami lembaga ini, saya berharap BK-PLAT tidak dipandang sebelah mata sebab sumber daya anggota di dalamnya adalah orang-orang yang berintegritas,” harap Derry. (M21)

BEM Farmasi Adakan Ajang Kreatifitas

BADAN Eksekutif Mahasiswa (BEM) Farmasi gelar kegiatan tahunan bernama Ajang Kreatifitas Mahasiswa Farmasi (Aktimasi). Bertempat di Pusat Kegiatan Mahasiswa dan pelataran Farmasi, kegiatan ini akan diselenggarakan selama sepuluh hari, Rabu-Sabtu, (20-30/01). Mengusung tema “Karena olahraga bukan sekedar otot, seni bukan berbicara hanya sekedar nada.” Sesuai dengan temanya, kegiatan ini berupa ajang kompetisi di bidang olahraga dan seni. Dalih mengubah paradigma masyarakat

IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST

Beri Sambutan: Wakil Dekan I Dr H Baharuddin MSi memberikan sambutan dalam seminar bertajuk Inspi­ ring Leadership Program yang berlangsung di Aula Prof Syukur Abdullah Fisip Unhas, Senin (1/2). Seminar ini dihadiri diantaranya oleh Bupati Wajo, A Burhanuddin, Bupati Maros Hatta Rahman, dan Ketua DPRD Maros Cahidir Syam.

bahwa mahasiswa Fakultas Farmasi ha­ nya sibuk dengan akademik menjadi tujuan diselenggarakannya kegiatan ini. “Mahasiswa farmasi selama ini hanya dikenal dengan kesibukannaya di bidang akademik, hal itu tidak benar. Kami juga bisa berkreatifitas salah satunya di bidang olahraga dan seni,” ujar Tisar Tumari Effendi selaku ketua panitia. Selain itu, ke­ giatan seperti ini menjadi ajang hiburan sekaligus membina keakraban setiap ang­ katan. Kegiatan internal ini, hanya diperuntukkan bagi mahasiswa farmasi. Adapun perlombaan yang akan dilombakan dibagi menjadi dua kategori yaitu modern dan tradisional. Kategori modern, seperti Foto kontes, fotografi, menyanyi, dan sebagai­ nya. Adapun kategori tradisional, se­perti permainan geboy, asing-asing, bakiak, dan permainan lainnya. (M24)

Naskah Film Emha Ainun Nadjib “Rayya” Didiskusikan Himti

BERTEMPAT di Cafe Dialektika Panitia Pelaksana Orientasi Pengenalan Lapa­ ngan (Opel) XVIII adakan Bazar dan Diskusi Film, Selasa, (19/01). Tujuan diadakannya kegiatan ini ialah pencarian dana OPEL XVIII yang sudah memasuki tahap kedua pengaderan. Selain itu, membina keakraban baik antara warga Himti, mahasiswa baru, maupun pengunjung. Kegiatan yang terbuka untuk umum ini akan mendiskusikan suatu film yang berjudul Rayya “Cahaya diatas Cahaya”. Sebuah naskah film drama yang ditulis oleh Emha Ainun Nadjib ini bercerita tentang kehidupan Rayya yang glamor selaku seorang aktris, penyanyi dan model. Sampai suatu ketika ia bertemu Arya seorang fotografer. Keduanya berproses untuk menemukan cahaya di atas cahaya. Alasan pihak panitia memilih film ini ialah mengangkat kisah percintaan yang religius. “Film ini biasa-biasa saja, hal yang membuatnya menarik ialah mengangkat kisah percintaan yang religius, tidak ada hal-hal yang melanggar syariat Islam se­ perti pegangan tangan,” ujar Syahrul selaku fasilitator. Adapun rangakaian acaranya akan dimulai dengan pemutaran film. Kemudian, akan dijelaskan oleh fasilitator intiinti filmnya. Setelah itu, fasilitator akan me­ ngarahkan para pengunjung untuk mengemukakan pendapatnya tentang

film ini dalam sesi diskusi umum. Harapan terucap dari panitia pelaksana me­ ngenai kegiatan ini. “Selain mendapatkan dana guna pelaksanaan OPEL XVIII, adanya kegiatan ini tamu-tamu atau pengunjung yang datang bisa mendapatkan ilmu baru,” ucap Aman Darmawansyah selaku ketua panitia. (M24)

Kerjasama Unhas dan Taiwan di Bidang Pertanian

BERTEMPAT di ruang rapat rektor lantai 8, Unhas mengadakan pertemuan de­ngan delegasi asal Taiwan. Pertemuan ini di­ pimpin langsung oleh Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Palubuhu, MA. Sebanyak 24 perusahaan dan instansi yang bergerak di bidang agricultural hadir dalam pertemuan ini, Jumat, (22/01). Hadir pula Agricultural Consultant yaitu Prof Lee Ching, William H L Fan Taipei selaku Economic and Trade Office Indonesia First Secretary dan Ismail Mae sebagai Director Press Information Division. Pertemuan ini membahas seputar kerjasama Unhas dengan delegasi asal Taiwan. Unhas diminta agar memfasilitasi kerjasama ini terkhusus di bidang kemaritiman dan pertanian di wilayah Sulawesi Selatan. Saat ini Unhas telah menjalin kerjasama dengan Taiwan dalam pertukaran pelajar. Adapun produk yang ditawarkan oleh pihak unhas kepada perusahaan yang hadir yakni rumput laut, coklat, beras lokal. Namun, saat ini pihak delegasi asal Taiwan akan melakukan peninjauan terlebih dahulu tentang apa-apa saja yang paling diminati di pasar internasional. Saat ini Unhas akan melakukan komunikasi dengan pihak pemerintah Provinsi Sulsel dan daerah terkait bisnis yang akan dibangunnya dengan pihak delegasi Taiwan. “Kita akan manfaatkan kerjasama ini karena ini adalah peluang bagi kita semua dan jika nanti mereka tertarik pada salah satu produk kita mereka nantinya akan membuka industri sehingga dapat menyerap tenaga kerja kita nantinya,” ujar Dwia, Jum’at (22/1). (M21)

Kembangkan Kreativitas Menulis dengan Misekta Ilmiah Camp

MAHASISWA Peminat Sosial Ekonomi Pertanian (Misekta) mengadakan Misekta Ilmiah Camp (MIC) untuk pertama kali­nya. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Sabtu-Ahad (23-24/1) di rumah

15

adat Sinjai Benteng Somba Opu. Namun, sebelum berangkat ke lokasi kegiatan, terlebih dahulu MIC ini dibuka secara resmi Dr Muh Hatta Jamil, SP MSi selaku Ketua Jurusan di himpunan Misekta, Sabtu (23/1). Ketua Jurusan pun sangat mendukung kegiatan ini. Output nya agar peserta dapat memahami cara membuat karya ilmiah, esai dan proyek sosial yang mampu direalisasikan dalam lomba Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), dan lombalomba karya tulis lainnya. Dengan me­ ngangkat tema “Kembangkan Kreativitas dan Tuangkan Idemu dengan Menulis” MIC diikuti 38 peserta. Ummu Sa’ad Sam selaku Koordinator Kegiatan mengharapkan agar peserta bisa termotivasi untuk mengikuti lomba. “Semoga peserta bisa memahami dan mengetahui materi yang diberikan. Serta kader-kader Misekta dalam kegiatan ini lebih aktif dan termotivasi untuk mengikuti lomba ilmiah kedepannya,” harapnya, Sabtu (23/1). (M26)

Usung Tema Karnaval di Inaugurasi Ilmu Keperawatan

HIMPUNAN Mahasiswa Ilmu Keperawatan (Himika) Unhas mengadakan Inaugurasi Mahasiswa Baru Ners A 2015, Senin (25/01). Bertempat di Gedung Baruga Andi Pangerang Pettarani, kegiatan ini diusung berbeda dari tahun sebelumnya yang mengangkat konsep horor, tahun ini memiliki konsep karnaval yang lebih berwarna. Berdasarkan konsep ini diusung tema “Let’s Show Your Expression and Color Your Day With Enthusiastic of Happiness”. Tujuan diadakannya kegiatan ini ialah supaya Pogram Studi Ilmu Keperawatan lebih dikenal lagi baik di fakultas maupun di universitas. Selain itu, sebagai pembuktian kepada orang-orang. “Walaupun program studi atau tingkat jurusan, ke­ perawatan dapat juga adakan inaugurasi bukan saja dari fakultas,” ujar Swastika Fadia Amalina selaku Steering Committee. Kemudian, mahasiswa keperawatan angkatan 2014 ini mengatakan bahwa program studi yang pertama kali adakan inaugurasi ialah ilmu keperawatan. Adapun rentetan dari inaugurasi ini yakni acara formal dan informal. Rangkaian formal berupa pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan Saritilawah, laporan ketua panitia, paduan suara formal, sambutan-sambutan, pembacaan doa dan penutupan. Sedangkan untuk acara informal yakni launching nama angkatan dan pengukuhan, pemutaran video angkatan, flashmob pembuka, fashion show, persembahan dosen, tari medley, flag spinning, persembahan ang­ katan 2011, 2012, 2013, dan 2014, blaze star, anonymous dance, tari empat etnis, serta dance angkatan. Hadir dalam inaugurasi yakni Kepala Biro Kesejahteraan Mahasiswa, Esan Lambang, ketua prodi Ilmu Keperawatan, dosen, alumni Keperawatan, serta mahasiswa yang tidak hanya dari Unhas. Adapula dari Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Islam Negeri (UIN) dan Universitas Indonesia Timur (UIT). Swastika mengharapkan inaugurasi keperawatan dapat terus berjalan di tahun-tahun mendatang. Selain itu, ke­ giatan ini bukan ajang pamer, akan tetapi agar program studi keperawatan lebih dikenal. “Ada keinginan saya agar program studi keperawatan bisa jadi fakultas.” ucapnya, Senin (25/1). (M24)


16

identitas

NO. 852 | TAHUN XLII | EDISI AWAL FEBRUARI 2016

lintas jejak langkah

Kacang Tak Lupa Kulit DR Ing Faizal A Samman ST MT nampak sumringah saat menyapa reporter identitas, ketika ditemui diruangannya, Rabu (25/11). Sosok jeklang kali ini memang terkenal dengan sikap ramahnya.

Lelaki yang karib di sapa Faizal ini merupakan dosen Jurusan Teknik Elektro yang berhasil menyelesaikan studi doktoralnya di Institut Mikroelektronika TU Darmstadt dan Fraunhofer Institut LBF dan bahkan mendapatkan pekerjaan disana. Namun, keinginan mengabdi di negara sendiri, membuat dirinya kembali ke Indonesia. Bermula dari mengirim tulisan ke dinas pertukaran akademik Jerman, Deutscher Akademischer Au s t au s c h d i e n s t (DAD) lelaki kelahiran Makassar ini akhirnya mendapat rekomendasi lanjut studi di Jerman. “Saya punya keuntungan sering membaca referensi penelitian dari Jerman,” tuturnya, Rabu (25/11). Demi kelancaran

komunikasinya, Laki-laki kelahiran 1975 ini mengikuti kursus Bahasa Jerman selama satu tahun. Enam bulan pertama di Goethe Institut Jakarta dan selanjutnya intensif di Marburg Jerman. Disela waktu kursus, Faizal pun aktif menulis dan belajar bahasa asing lain baik itu Perancis ataupun Belanda. Ayah tiga anak ini berhasil menyelesaikan program doktoralnya selama empat tahun, lalu aktif bekerja sebagai postdoctoral research (postdoc) di di bidang penelitian atau akademik. untuk Institut Mikroelektronika TU Darmstadt dan Fraunhofer Institut LBF. Meskipun telah mendapatkan penghasilan yang cukup melalui postdoc, namun Faizal memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Menurutnya bekerja tidak hanya sekedar untuk mendapatkan upah, tapi ada tantangan. “Diluar negeri sudah keenakan, kita harus keluar dari zona nyaman agar ada tantangan,” tuturnya, Rabu (25/11). Faizal pun memutuskan kembali ke Makassar tahun 2012 dan melanjutkan pekerjaannya menjadi dosen di Jurusan Teknik Elektro. Lelaki yang hobi berkebun ini pulang tidak dengan tangan kosong, ada harapan besar yang dibawanya. Faizal mempunyai keingian untuk menjadikan kampus punya akses langsung ke perusahaan, agar

mahasiswa yang selesai studi mudah mendapatkan lapangan pekerjaan. Selain itu baginya, selama ini mahasiswa khususnya alumni teknik, seringkali bekerja tidak sesuai dengan disiplin ilmunya. Berdasarkan hal itu, ia akhirnya membentuk sebuah gugus kerja mahasiswa Teknologi Informasi dan Ilmu-Ilmu Tehnika (Trensilica) Trensilica adalah wadah bagi mahasiswa teknik untuk mengembangkan keahliannya. Harapannya agar mereka mampu mengembangkan hasil-hasil riset untuk berwirausaha yang kelak akan menjadi agen yang menjambatani antara industri dengan akademik. Hal ini diadaptasi dari pengalamannya selama menuntut ilmu di negeri Baverian. Ia seringkali menegaskan kepada mahasiswanya untuk menguasai skill teknik dan ilmu terapannya yang merupakan modal dasar lahirnya inovasi. Sampai akhirnya mereka ini mampu membuat perusahaan sendiri “Saya melihat mahasiswa di sini kelebihan energi, kalau berlebihan energi lalu tidak di sinkronisasi baik-baik, akan terjadi tawuran atau melakukan hal-hal negatif” tutur Faizal mendirikan organisasi ini, Rabu (25/11). n Rasmilawanti

ISTIMEWA

Berkarya Lewat Video membuat video lelaki yang tengah dalam tahap revisi skripsi ini lebih banyak diskusi dengan teman-temannya yang lebih berpengalaman termasuk di komunitas Makassar Vidgram. Selain itu selalu belajar dari youtube. “Bagi saya Makassar Vidgram itu sekolah tempat saya belajar dan Youtube adalah dosen yang mengajari saya banyak hal,” katanya. Buah dari banyaknya followers yang dimilikinya yaitu ada perusahaan yang meminta beriklan di akun instagramnya dan diminta mengajar di kelas pembuatan video yang diadakan oleh Telkomsel. Selain itu, ia ditawari untuk ikut dalam salah satu program sebuah stasiun televisi. Bahkan dimintai untuk menjadi pemateri dalam kegiatan yang diadakan oleh beberapa lembaga mahasiswa. “Alhamdulillah yang awalnya Cuma hobi bikin video akhirnya bisa jadi penghasilan, alhamdulillah bisa buat bayar SPP,” ucapnya sambil tertawa. Alasan pemilik akun instagram @Saldiali tersebut memilih yang video yang bergenre komedi yaitu idenya bisa lebih mudah ia dapatkan dan menurutnya orang lebih banyak yang tertarik ke komedi dibanding yang lain, sebab orang rata-rata mau mencari hiburan. Dibalik keseriusannya dalam membuat video bergenre komedi tersebut, alumni SMA I8 Makassar tersebut memiliki dua cita-cita yang besar. Pertama, Ia ingin mengikuti jejak idolanya yaitu Chandra Liow, seorang youtuber yang sudah suskes. “Dia itu awalnya juga upload video komedi di instagram, makin lama banyak yang tertarik sama videonya dan kini followersnya sudah ratusan ribu dan tahun ini dia main film sama Raditya Dika,

maunya sih bisa jadi seperti itu juga,” katanya. Kedua yaitu ingin memperkenalkan kota Makassar melalui video yang dibuatnya. Ia sering mendengar bahwa Makassar itu Kota Kreatif, jadi ia ingin melakukan sesuatu yang kreatif dengan keterampilan yang dimilikinya. Menurutnya di Makassar belum ada yang fokus ke dunia youtube, kebanyakan lebih kearah penikmat youtube. Memang banyak yang sering upload, akan tetapi belum dibuat secara profesional dan yang bagus pun belum konsisten. “Jadi nanti kalau vidgram saya makin banyak yang lirik, youtube yang saya buat akan saya promosikan disitu. Kan nantinya konten dari youtube yang sedang saya dan teman-teman buat sekarang yaitu video tempat wisata dan kuliner di Makassar serta hal-hal kreatif yang dimiliki kota Makassar,” jelasnya. Anak pasangan dari Zainal Abidin dan Salma ini berharap agar nantinya seseorang yang berkunjung ke Makassar dan ingin mengetahui tentang Makassar maka cukup dengan membuka channel nya di youtube. “Mungkin cita-cita saya tersebut terlalu tinggi tapi bagi saya tidak apa-apa bermimpi yang penting disertai usaha,” katanya. Tak hanya sekedar cita-cita, setiap jadi pemateri disuatu kegiatan, lelaki yang sangat suka makan tongseng kambing tersebut pun selalu mengajak dan memotivasi peserta kegia-

tan untuk membuat anak Makasar lebih kreatif lagi. “Sekarang kan era digital, kita tunjukkan bahwa orang Makassar juga kreatif dalam videografi, jadi bukan hanya sekedar penikmat video di youtube ataupun instagram,” jelasnya. Keinginan mahasiswa kelahiran Ambon 16 Mei 1991 itu pun juga didukung oleh komunitas Makassar Vidgram jadi ia semakin bersemangat dengn cita-citanya. “Kita harus memberikan bukti bahwa memang ada hasil karya anak makassar yang kreatif,” tutupnya. n Khusnul Fadilah

IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST

EKSPRESI yang terlihat sedang mencari seseorang tergambar dari raut wajahnya ketika masuk di Kafe Coffee Toffee . Reporter identitas yang telah lebih dahulu menunggunya langsung mengenali dan menyapanya. Dialah Saldi Nidal Ali, sosok yang saat ini mulai dikenal publik melalui akun media sosial instagramnya. Saldi sapaan akrabnya, terinspirasi membuat video komedi dari video Chandra Liow di instagram. Menurutnya videonya tersebut singkat tapi bisa dimengerti dan lucu. Akhirnya ia pun bergabung dengan komunitas Makassar Vidgram dengan maksud untuk lebih banyak belajar tentang video instagram. “Di Makassar Vidgram saya banyak mendengar pengalaman orang-orang dalam membuat video, cara editing dan tentunya menambah banyak teman,” katanya. Menjadi seseorang yang dikenal karena videonya tak didapatkan begitu saja oleh mahasiswa jurusan Ilmu Kelautan ini. Ia butuh waktu yang lama dan usaha keras untuk berkreativitas memunculkan sesuatu yang lucu namun tidak mainstream dalam durasi 15 detik. “Awal bisa dikenal itu tidak lantas begitu saja, kan awalnya saya cuman pake hp jadi kualitasnya tidak terlalu bagus. Tapi setelah ada kamera, video nya lebih berkulitas. Dari situlah banyak yang repost dan akhirnya banyak yang follow, komen dan like,” ujarnya. Melihat perkembangan followersnya yang semakin banyak, lelaki yang hobi menyelam ini berusaha agar tak pernah kehabisan ide. Jadi dimanapun dan apapun yang sedang dilakukannya, ia akan selalu mencatatnya sebagai stok ide. Untuk memperdalam keterampilannya dalam


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.