Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin
Sarjana Kilat Berburu Kualitas
Unhas mengeluarkan kebijakan percepatan masa studi. Dosen diminta memfasilitasi mahasiswa cepat selesai. Bagaimana kualitas alumni ke depannya?
Resensi Kalah pada Nasib, Hancur karena Aib. Lanjut hal 15
Civitas Inovasi yang Tak Dilirik. Lanjut hal 16
wansus Mengenal Anomali Iklim La Nina. Lanjut hal 20
Ipteks Hidroponik Murah Mahasiswa Pertanian. Lanjut hal 22
DARI REDAKSI
2 TAJUK
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
KARIKATUR
SOSIAL MEDIA
Masa Studi Vs Soft Skill REKTOR Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA mengimbau semua fakultas untuk memfasilitasi mahasiswa angkatan 2014 dan 2015 agar segera lulus. Hal ini tertuang dalam surat edaran rektor tertanggal 21 Oktober 2020, ditujukan kepada para dekan fakultas dan sekolah pascasarjana. Beberapa fasilitas yang dimaksud adalah memantau perkembangan mahasiswa, membantu apabila ada kendala administrasi ataupun keuangan, serta berkoordinasi dengan dosen pembimbing untuk menyelesaikan studi mahasiswa. Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof Dr Ir Muh Restu MP mengatakan masa studi lima tahun akan segera terealisasi. Walaupun, ia belum bisa memastikan kapan keluar regulasi resminya. “Kurikulum akademik Unhas memang dirancang untuk selesai dalam waktu empat tahun, bahkan bisa 3,5 tahun,” ujarnya. Selain untuk meningkatkan keseriusan mahasiswa dalam kuliah, kebijakan seperti ini dibuat agar rasio ideal jumlah dosen dan mahasiswa dapat terpenuhi. Menurut Prof Restu, saat ini rasio jumlah dosen dan mahasiswa cukup besar, yaitu 1:14, sedangkan idealnya 1:10. Lalu, apa dampak kebijakan ini bagi mahasiswa? Jika dilihat, kebijakan ini tentunya akan mempengaruhi masa untuk berorganisasi, sehingga kesempatan mahasiswa melatih soft skill-nya akan terbatas. Padahal menurut Subdirektorat Penyiapan Karir Direktorat Alumni dan Penyiapan Karir (DAPK) Unhas, Dr Ir A Amidah Amrawaty SPt MSi, soft skill merupakan aspek yang sangat menunjang setelah terjun di dunia kerja. “Jadi tidak hanya sekadar cepat selesai. Tak ada gunanya kita juga cepat selesai tapi hanya mengandalkan prestasi akademik saja. Mahasiswa harus dibekali dengan program-program penyiapan karir termasuk penggunaan soft skill tadi itu,” jelasnya. Melihat fenomena ini, Baso Alim Bahri SPsi MAdm SDA, General Manager Human Capital CPI Eastern Indonesia membenarkan hal tersebut. Menurutnya, dalam dunia kerja memproitaskan soft skill seperti kemampuan bekerja sama, memiliki komunikasi yang bagus, fleksibel, dapat bekerja dibawah tekanan, serta memiliki interpersonal skill yang bagus. Baso menganggap bahwa sebuah organisasi itu penting dalam melatih soft skill seseorang, namun kembali lagi bagaimana peran orang tersebut di dalamnya. “Berorganisasi itu penting, akan tetapi tergantung sejauh mana dia ketika berorganisasi benarbenar menunjukkan manfaat,”ujarnya. Jika memangkas masa studi menjadi langkah efektif memperkecil rasio dosen dan mahasiswa, akankah lulusan yang dihasilkan dapat lebih berkualitas dan bisa bersaing di dunia kerja? Mari menanti cerita yang akan terukir nantinya.
ILUSTRASI/FINSENSIUS
SURAT DARI REDAKSI
IDENTITAS/ARISAL
Kunjungan: Kru identitas mengunjungi percetakan PT Aksara Grafika di Parangloe Indah, Kompleks Pergudangan dan Industri, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Selasa (3/11).
Di Balik Edisi November
S
egenap kru identitas meminta maaf kepada pembaca yang budiman atas keterlambatan terbit koran edisi November. Selain menggarap edisi ini, kami juga disibukka dengan persiapan Dies Natalis ke-46 identitas. Agenda tahunan ini tidak sekedar hari jadi identitas saja, tetapi juga dirangkaikan dengan berbagai lomba nasional yang sebelumnya sudah kami umumkan di media sosial idenitas. Tak hanya itu, tugas kuliah yang menyerbu menjelang final turut menyibukkan pikiran kami, yang notabenenya masih mahasiswa baru dan semester menengah. Pekerjaan pun terasa berat karena hanya segelintir dari kami yang mendapatkan izin orang tua berkegiatan di kampus pada masa pandemi. Kendati kemudian, hal itu tidaklah
menjadi alasan kami untuk telat terbit, apa lagi menyajikan informasi asal-asalan. Kami akan berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik dan menyajikan infomasi aktual kepada pembaca setia identitas. Keterlambatan ini akan menjadi pelajaran penting bagi kami kedepannya, mulai dari memanajemen tugas kuliah, kepanitiaan, dan redaksi. Edisi kali ini, kami menyajikan laporan utama mengenai percepatan masa studi di Unhas, yang tentu menarik mahasiswa baca. Bagi pembaca yang senang dengan desain dan fotografi, bisa membaca kisah Imam Hidayat yang tentu akan membuat anda termotivasi dengan bidang tersebut. Selain itu kami tak lupa menyajikan informasi mengenai prodak Fakultas Farmasi yang tak dilirik Unhas. Selamat Membaca!
identitas diterbitkan Universitas Hasanuddin berdasarkan STT Departemen Penerangan RI No: 012/SK/Dirjen PPG/SIT/1975/tanggal 20 Januari . ISSN:0851-8136. Beredar di lingkungan sendiri (non komersial) Ketua Pengarah: Dwia Aries Tina Pulubuhu Anggota Pengarah: Muh. Restu, Sumbangan Baja, A. Arsunan Arsin, Muh. Nasrum Massi Penasehat Ahli : Anwar Arifin, M Dahlan Abubakar, SM Noor, Hamid Awaluddin, Aidir Amin Daud, Amran Razak, Sapri Pamulu, Tomi Lebang, Jupriadi, Abdullah Sanusi Ketua Penyunting: Ahmad Bahar Ketua Penerbitan: Fajar S.Juanda Penyunting Pelaksana: Wandi Janwar Koordinator Liputan: Urwatul Wutsqaa Litbang SDM: Arisal Litbang Online: Sri Hadriana Litbang Data: Hafis Dwi Fernando Staf Penyunting: Andi Ningsi, Ayu Lestari, Khintan, Fatyan Aulivia, Fitri Ramadhani Fotografer: Santi Kartini Artistik dan Tata Letak: Alfianny Maulina (tidak aktif), Badaria Iklan/Promosi: Muh. Irfan (tidak aktif) Reporter: Muh. Syahrir (tidak aktif), Melika Nur Jihan (tidak aktif) Tim Supervisor: Amran Razak, Nasruddin Azis, Nasrul Alam Azis, Muchlis Amans Hadi, Amiruddin PR, Nasrullah Nara, Supratman, Sayyid Alwi Fauzy, Gunawan wwMashar, Rasyid Al Farizi, Arifuddin Usman, Abdul Haerah, Ibrahim Halim, Ahmad Khatib Syamsuddin, Irmawati Puan Mawar, Abdul Chalid Bibbi Pariwa Alamat Penerbitan: Kampus Unhas Tamalanrea, Gedung UPT Perpustakaan Lt 1 Jl Perintis Kemerdekaan KM 10, Makassar 90245. Website: www.identitasunhas.com, E-mail: bukuidentitas@gmail.com Tarif Iklan: (Hitam/Putih) Rp 500 mm/kolom (Mahasiswa), Rp 1000,- mm/kolom (Umum), (Warna) Rp 1000,- mm/kolom (Mahasiswa), Rp 2000,- mm/kolom (Umum).
Redaksi identitas menerima tulisan berupa opini, esai, cerpen, puisi, ringkasan skripsi,/tesis/disertasi/penelitian & karikatur. Pihak redaksi identitas berhak mengedit naskah sepanjang tak mengubah nilai/makna tulisan. Tulisan yang termuat mendapat imbalan secukupnya (sebulan setelah terbit bisa diambil).
Sampul Edisi November 2020 Ilustrasi : Azzahra Nabila Layouter : Annur Nadia F. Denanda Badaria
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
RAMPAI
3
Hipmi PT Unhas,
Kembangkan Potensi Bisnis Mahasiswa
M
embawa Indonesia menjadi negara maju merupakan cita-cita yang selama ini didambakan. Namun, bukan hal mudah untuk mencapai itu, ada beberapa kriteria yang harus penuhi. Salah satunya adalah peningkatan mutu di bidang kewirausahaan. Berdasarkan siaran pers Kementerian Perindustrian pada Jumat, 23 November 2018, diperlukan 14 persen pengusaha dari rasio total jumIah penduduk yang mana Indonesia baru mencapai 3,1 persen. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk itu adalah mendongkrak pertumbuhan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Salah satunya dengan menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan para pemuda. Inilah yang menjadi visi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Universitas Hasanuddin (Hipmi PT Unhas). Hipmi PT Unhas merupakan wadah bagi mahasiswa yang bergelut dibidang bisnis dan kewirausahaan. Organisasi yang berdiri sejak 2014 ini, dipayungi oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) yang berkiprah di tingkat nasional. Ketua Badan Pengurus Pusat Hipmi periode 2008-2011, Erwin Aksa Mahmud adalah sosok yang menginisiasi dibentuknya Hipmi
di perguruan tinggi. Program ini kemudian ditindaklanjuti oleh Hipmi Cabang Kota Makassar untuk menginisiasi terbentuknya Hipmi perguruan tinggi. Hipmi PT Unhas merupakan cabang pertama yang terbentuk di Makassar, disusul pembentukan di sembilan perguruan tinggi lainnya. Ketika digagas, Hipmi PT Unhas saat itu diketuai oleh Ahmad Fauzi Ashari dan beranggotakan 30 orang. Saat ini, memasuki periode kelima yang diketuai oleh Muh Reza Rafsanjani dengan 400 alumni, dan 60 kader aktif yang sudah tersebar di 14 fakultas di Unhas. Untuk bergabung menjadi anggota Hipmi PT Unhas, setelah mengisi formulir dan melengkapi persyaratan, calon anggota akan diminta menuliskan usaha atau bisnis yang telah digeluti. Memiliki bisnis bukanlah kriteria yang diwajibkan. Calon anggota yang belum memiliki bisnis atau usaha cukup menyiapkan ide bisnis, agar dapat dibimbing sesuai yang ingin dijalani. Setelah itu, calon anggota mengikuti tahap wawancara, serta dibekali bimbingan dari pemateri profesional sebelum akhirnya dilantik menjadi anggota Hipmi PT Unhas. Tidak sampai di situ saja, saat berstatus anggota baru akan diklasifikasi berdasarkan bidang bisnis yang digeluti, kemudian mengikuti kelas coaching business
yang dibawakan oleh senior maupun pemateri sesuai bidang usaha tersebut. Setelah itu, anggota Hipmi PT Unhas akan berkolaborasi satu sama lain, dengan menggabungkan bidang usaha yang berbeda. Untuk meningkatkan usaha, para anggota Hipmi PT Unhas juga akan diperkenalkan dan didampingi dalam upaya memperoleh modal, baik dari pinjaman bank atau perusahaan, maupun mengikuti ajang pengembangan modal usaha seperti Program Mahasiswa Wirausaha. Selain kegiatan yang disebutkan di atas, masih banyak acara yang diadakan oleh Hipmi PT Unhas. Di antaranya, Visit Company atau kunjungan ke perusahan-perusahaan yang sudah auto pilot, Visit bank dengan mengunjungi salah satu bank milik pemerintah di Makassar pada 7 November 2019 lalu, serta berbagai pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan bisnis dan kewirausahaan. Reza berharap Hipmi PT Unhas dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk saling berkolaborasi mengembangkan potensi bisnis yang dimiliki. “Melihat potensi yang dimiliki mahasiswa Unhas, di sini Hipmi PT hadir menjadi wadah. Jadi Hipmi PT pelan-pelan membawa ‘virus’ wirausaha untuk para
mahasiswa. Saya harap dengan hadirnya Hipmi PT Unhas, teman-teman bisa membantu perekonomian pribadi, kota, bahkan negara,” harapnya. Untuk mengenal Hipmi PT Unhas lebih lanjut, kalian bisa cek
akun Instagram hipmiptunhas, atau mengunjungi sekretariat Hipmi PT Unhas di Jalan Palm Merah, Kassi-Kassi, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar. Risman Amala Fitra
DOKUMENTASI PRIBADI
4
WANSUS
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
Data Diri Nama lengkap : Risma Illa Maulany Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 17 Maret 1977 Bidang keahlian: Pengelolaan Satwa Liar Riwayat Pendidikan : S1 (Konservasi Hutan) Universitas Hasanuddin (2001) Master of Natural Resource Studies (Wildlife Management) The University of Queensland, Australia (2004) Doctor of Philosophy The University of Queensland, Australia (2013) Karier : Research Assistant for Environmental Consideration & Planning Japan International Cooperation Agency (JICA) Study Team of Mamminasata Area Project, (2005-2006) Vice Dean for Academic and Development in Forestry Faculty Hasanuddin University (2015-sekarang) Karya Ilmiah: Habitat Characteristics and Population of cave-dwelling bats in Mara Kallang Cave of Maros-Pangkep Karst Area of South Sulawesi, IOP Conference Series Earth and Environmental Sciences, Vol. 270, May 2019.
DOKUMENTASI PRIBADI
Mengenal Hak Hewan
T
anggal 4 Oktober lalu diperingati sebagai Hari Binatang Sedunia. Peringatan tersebut diartikan sebagai langkah untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang apa yang menjadi hak hewan. Di Indonesia, ada peraturan tentang perlindungan hewan yang dimuat dalam Undang Undang (UU) No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pasal 406 ayat 2 KUHP dan pasal 302 KUHP. Namun nyatanya, hingga saat ini masih banyak aktivitas manusia yang mengancam populasi hewan. Dilansir dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan, sejak tahun 2012 ditemukan 3.285 jerat dipasang untuk memburu satwa liar dilindungi. Selain itu, selama empat tahun terakhir,
Hari binatang sedunia diadakan untuk meningkatkan kesadaran terhadap hak hewan, menurut Anda apa saja yang menjadi hak hewan? Habitat yang bebas gangguan adalah hak dasar semua hewan. Oleh sebab itu, sebagai sesama mahkluk hidup, hal yang perlu dipahami manusia adalah bagaimana kita hidup berdampingan dengan hewan tanpa mengancam keberlangsungan hidupnya. Hal ini menjadi sangat penting sebab saat ini banyak kasus yang mengancam populasi hewan. Contohnya, banyak hewan laut memakan plastik, sampah yang dibuang manusia. Hal itu yang menjadi kekhawatiran dan perlu disadari. Selain itu, apakah masih ada aktivitas manusia yang mengancam populasi hewan terutama satwa liar? Saat ini masih marak aktivitas yang mengancam keberlangsungan hidup hewan, semisal aktivitas perburuan dan eksploitasi. Bahkan hal tersebut menjadi salah satu faktor penyebab terbesar
berkurangnya populasi hewan. Selain itu ada perubahan habitat yang disebabkan oleh manusia, perburuan dan penangkapan. Ada banyak motif yang mendalanginya seperti penangkapan untuk dikonsumsi. Nah itu yang sangat dikhawatirkan karena sampai saat ini perburuan masih menjadi masalah yang sulit untuk diatasi. Selain itu aktivitas memberi makan hewan terutama yang berada dialam liar itu juga memberikan dampak yang buruk bahkan berbahaya. Apa yang terjadi ketika manusia memberi makan hewan liar? Memberi makan hewan sebenarnya sangat tidak dianjurkan. Aktivitas tersebut dikhawatirkan memberikan pengaruh buruk, baik bagi hewan itu sendiri, manusia, bahkan lingkungan. Pada dasarnya hewan akan mencari makanan sendirinya. Jika diberi makan, belum tentu makanan itu mereka butuhkan dan bisa jadi malah mengancam kesehatannya. Apalagi makanan yang dibawa oleh manusia.
tercatat 633 kasus kejahatan lingkungan, 260 di antaranya terkait kejahatan tumbuhan dan satwa liar. Nilai transaksi kejahatan satwa liar diperkirakan mencapai Rp. 13 triliun pertahun menurut Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi keuangan. Selain itu, memberi makan satwa liar merupakan tindakan yang buruk bagi kelangsungan hidup hewan dan hutan. Siapa yang menyangka bahwa tindakan yang dianggap biasa tersebut ternyata menjadi ancaman! Simak wawancara khusus Azzahra Nabilah, Reporter identitas bersama Dr Risma Illa Maulany S Hut M Nat Res St Ph D Dosen sekaligus Wakil Dekan bidang Akademik dan Pengembangan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin.
Hewan yang terbiasa diberi makan juga menjadi lebih malas. Contohnya di Balai Taman Nasional Karaenta, monyet yang biasa mencari makannya sendiri, sekarang malah menunggu pengguna jalan yang lewat untuk meminta makanan. Biasanya hewan yang meminta makanan akan mendekati manusia secara agresif. Jika tak diberi makan, tak jarang mereka menyerang atau bahkan menggigit. Nah, banyak hal yang dikhawatirkan ketika terjadi interaksi antara manusia dan hewan yang seperti itu. Sedangkan untuk ekologi, tentu akan sangat mengancam proses regenerasi hutan. Beberapa hewan ada yang berperan sebagai agen penyebar biji ketika aktif mencari makan. Jika diberi makan, maka hutan akan kehilangan agen penyebar bijinya. Hal tersebut membuat vegetasi hutan menjadi kurang bervariasi. Terkait dengan hal tersebut, tindakan apa yang sebaiknya dilakukan oleh masayarakat? Kita perlu menerapkan sikap hormat-menghormati
sebagai sesama mahkluk hidup. Maksudnya harus paham interaksi antara manusia dan hewan itu tidak boleh sampai mengancam keberlangsungan hidupnya. Bahkan jika memang kita harus berinteraksi karena hidup berdampingan, kita sebaiknya melindungi diri, misalnya menggunakan sarung tangan. Kita perlu memahami bahwa memberi makan hewan itu sangat tidak dianjurkan. Bahkan di ekosistem buatan seperti kebun binatang, di sana memang ada pakan tersendiri yang diberikan secara rutin sesuai kebutuhan dan itu diatur jadwalnya. Hal-hal seperti inilah yang harus diedukasikan kepada masyarakat. Soal perburuan hewan, meskipun ada UU yang mengatur, tetapi aktivitas tersebut masih marak terjadi. Bagaimana tanggapan Anda? Untuk perburuan dan penangkapan sendiri itu masih marak karena sampai saat ini masih banyak permintaan sehingga pasar akan selalu terbuka. Entah itu permintaan untuk dijadikan
hewan peliharaan, dikonsumsi, atau mungkin diambil kulitnya. Hal yang sulit kita lacak itu karena sebagian transaksinya dilakukan secara daring. Selain itu, hukum yang mengikat juga kurang tegas sehingga masih terjadi pembiaran. Akhirnya aktivitas-aktivitas tersebut masih ada sampai sekarang. Di sini akar masalahnya adalah bagaimana permintaan akan satwa tersebut harusnya diberi batasan. Kalau permintaan berkurang, aktivitas seperti perburuan itu otomatis juga berkurang dengan sendirinya. Lantas apa pesan Anda untuk perlindungan hewan kedepannya? Menurut saya, yang paling penting adalah kita perlu meningkatkan kesadaran diri, bahwa apa yang kita lakukan itu akan berbalik kepada kita. Jadi sebisa mungkin kita melakukan langkah pelestarian lingkungan, sekecil apapun itu. Misalnya mulai memilah sampah di rumah, hal kecil seperti itu juga akan menunjang keberlangsungan hidup hewan di lingkungannya.
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
5
RESENSI
Menikmati Perjalanan Mencari Kerja
S
etelah menyelesaikan studi, tibalah seseorang melangkah ke dunia kerja. Dunia di mana perjuangan hidup yang sebenarnya baru dimulai. Hanya saja tidak semua beruntung mendapatkan pekerjaan yang tepat sesuai dengan keinginannya. Bagi Anda yang sedang mencari kerja, terutama fresh graduate buku yang ditulis oleh Samuel Ray wajib dibaca. Lagi Probation, begitulah judul buku Samuel. Dalam buku berjumlah 260 halaman ini, penulis membeberkan cara mencari kerja. Mulai dari halhal yang perlu kamu persiapkan sebelum mencari kerja, cara menjual diri melalui CV, tips dan trik saat wawancara, hingga nasehat dan dorongan penulis saat mengalami kegagalan. Buku itu ditulis berdasarkan pengalaman pribadinya sebagai professional Human Resources Development (HRD), di berbagai perusahaan penyedia jasa keuangan di Indonesia. “Mencari kerja memang gak gampang, tapi gue percaya selalu ada alasan untuk bangkit dan mencoba lagi,” tulis Samuel di halaman 14. Buku yang diterbitkan pada tahun 2020 tersebut, ditulis
dengan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami oleh pembaca. Bahkan, dalam buku tersebut penulis dengan sengaja menggaris bawahi nasehatnya serta menyertakan halaman ekstra untuk kesimpulan disetiap chapter-nya. Di awal buku, Samuel tidak serta merta membahas proses mencari kerja, melainkan menceritakan sedikit pengalamannya selama menjalani masa “Probation” yang Ia lalui sewaktu kecil. Kemudian mencari caranya untuk melalui semua itu, hingga mendapatkan pesan moral yang didapatkan melalui pengalamannya tersebut, dan menceritakan alasannya untuk mulai mencari pekerjaan. Bagi Samuel, masa Probation bukan hanya tentang seorang karyawan diuji kualitas pekerjaannya sebelum diterima bekerja, tetapi tentang memberanikan diri mencoba pengalaman baru di tempat yang belum kamu pahami. Melalui buku ini penulis berusaha menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan yang akan timbul di benak sesorang saat mencari kerja, meyakinkan keraguan dan ketakutan atas kegagalan, serta membeberkan hal-hal yang dapat dilakukan untuk menarik mata para recruiter. Hal menarik dari buku yang
diterbitkan oleh PT Grahamedia Pustaka Utama tersebut ialah saat penulis menyelipkan jawaban dari teman-temannya yang kompeten di bidangnya untuk menjawab pertanyaan yang biasanya menjadi sumber kebingungan para calon karyawan. Seperti jawaban yang dilontarkan oleh Ade Mayasari Nasution terkait apakah penampilan seseorang penting saat wawancara? pada halaman 141. Senior Recruitmen Specialist MAP Active tersebut menjawab bahwa setiap perusahaan punya standar yang berbeda dalam menetapkan kriteria karyawan untuk menduduki posisi tertentu. Tetapi ia juga menekankan bahwa dalam dunia professional, penampilan merupakan faktor penting untuk bekerja. “This is the reality, bagaimana orang memandang dan melihat kita akan berkaitan dengan seberapa besar keinginan mereka untuk bekerja sama dengan kita,” jawab Ade. Selain itu, penulis menyelipkan contoh-contah kasus yang biasanya terjadi, kemudian mengajak para pembaca berkomunikasi dengan menanyakan pendapat mereka terkait kasus yang ia sertakan. Ia juga menggunkan perumpamaan yang terkesan lucu
Data Buku Penulis Samuel Ray Judul Lagi Probation Tebal 260 halaman Tahun Terbit 2020 Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
tetapi tepat sasaran, sehingga para pembaca tidak merasa bosan saat membacanya. Satu hal yang paling berkesan dari buku ini ialah bagaimana Samuel menggambarkan dirinya yang optimis, meyakini bahwa kesempatan pasti akan selalu terbuka. Jika mengalami kegagalan dalam proses mencari kerja, jangan berkecil hati, merasa kurang, apalagi kehilangan rasa percaya diri. Coba lagi, karena ada banyak perusahaan lain. “Ketika gagal, hadapilah sebagai keniscayaan. Semua orang bisa gagal. Lekas maafkan dirimu sendiri dan gunakan kegagalan
untuk melangkah maju, sebagai batu loncatan untuk percoban berikutnya,” tulis Samuel di halaman 256. Hanya saja, karena buku ini sepenuhnya berasal dari pengalaman pribadi Samuel, dan pure dituliskan berdasarkan perspektif pribadinya. Sehingga tak harus mengikuti setiap hal yang tertera dalam buku ini saat mencari kerja. Bisa jadi, tips dan trik yang dipaparkan dalam buku tersebut tidak sepenuhnya cocok dalam perjalanan karier seseorang. Annur Nadia F. Denanda
Dilema Cinta dan Persahabatan Antara sahabat, kasih sayang dan cinta menyatu dalam dilema.
K
DaFtailm
Judul Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi Sutradara Lasja F. Susatyo Penyunting Wawan I. Wibowo Durasi 86 Menit
etika seseorang menjadikan sahabatnya tempat curahan hati, sandaran untuk mengeluarkan keluh kesah sulitnya kehidupan, pendidikan, hingga problema asmara, maka sahabatnya pun harus selalu ada. Namun, apa jadinya jika sahabatnya tersebut sebenarnya jatuh cinta kepadanya, tetapi takut menyatakan perasaan karena khawatir akan ditinggalkan. Seperti itulah film besutan Lasja F. Susatyo yang diadaptasi dari novel best seller Boy Candra, Seperti Hujan yang Turun Ke Bumi. Film ini menceritakan Kevin (Jefri Nichol) yang berjanji menjadi best friend forever dengan Nara Senja (Aurora Ribero). Namun, Kevin ternyata menyimpan perasaan dengan Nara yang tak pernah bisa dia ungkapkan. “Saat kita jatuh hati, apapun akan kita lakukan pada orang yang membuat kita jatuh hati,” ucap Kevin di awal film. Kevin selalu ada menemani Nara untuk menghadapi masamasa sulit dalam percintaannya. Seperti saat putus dengan Arman, Nara akan langsung mencari Kevin sebagai tempat curahan hatinya.
Saat hubungannya tidak berjalan baik dengan Bimo, lagi-lagi dia akan mencari Kevin sebagai tempat sandarannya. Hingga akhirnya Nara mulai menaruh hati pada Juned (Axel Matthew Thomas), yang bersifat dingin dan memiliki hobi memanjat tebing. Kevin merasa hubungannya dengan Nara memang hanya ditak dirkan sebagai sahabat selamanya. Ditambah lagi Kevin yang selalu berusaha menahan perasaan ketika Nara meminta tolong kepadanya untuk sesuatu yang berhubungan dengan Juned, seperti membelikan kado di hari ulang tahun menjadi sesuatu yang membuat kita tertarik menonton film ini hingga habis. Lalu, Tiara (Nadya Arina), mahasiswi yang tergabung dalam komunitas pecinta alam, di mana Kevin juga berada di dalamnya. Meskipun film ini tidak menampilkan secara langsung bagaimana perasaan Tiara terhadap Kevin, tetapi sikap Nara yang sebisa mungkin membuat mereka jadian menjadikan konflik film ini sebagai hiburan tersendiri. “Pohon akan selalu bertahan di tempat ia tumbuh. Ia akan menikmati panas matahari, walau
matahari begitu jauh dari dirinya. Tapi pohon akan selalu percaya, cinta matahari akan membuatnya hidup lebih lama lagi,” ucap Tiara pada Kevin. Meski membawakan cerita sederhana dan sudah sering ditemui dalam film-film Indonesia lainnya, drama romantis ini masih tetap menarik untuk dinikmati dan menjadi tontonan seru bagi para remaja. Dengan konflik cinta segitiga yang disajikan mampu memunculkan emosi penonton, membuat film ini mendapatkan skor 6,4 di situs IMDb sejak penayangannya di Netflix pada 15 Oktober kemarin. Namun, film seakan dibuat berakhir secara terpaksa dengan adegan Juned meninggal dalam kecelakaan panjat tebing. Terlebih lagi, adegan di mana Nara yang menari di bawah hujan meluapkan kekesalan, kesedihan, dan kemarahan menampilkan akting yang terkesan tidak natural. Akankah Kevin menyatakan cinta kepada Nara? Temukan jawabannya dalam film tersebut. Selamat menonton! Muh. Rifqi Al Farizi
SASTRA
6
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
ILUSTRASI/ HANNA KANAYA
Perenggut Bahagia Bahagia itu berada di dekat kita. Namun, apa jadinya jika kebahagiaan dihilangkan oleh lingkungan sendiri.
A
ku perempuan yang selalu merasa terbebani dengan berbagai macam keadaan pelik yang menghampiri. Hanya berbekal keyakinan bahwa, Takdir Tuhan adalah hadiah terindah, hingga terus bertahan sampai detik ini. Terlahir dari kedua insan manusia yang mungkin masih saling mencintai, dengan perekonomian keluarga biasa-biasa saja. Kegiatan sekolah berjalan lancar, meskipun tidak ada yang menarik. Aku hanya mempunyai beberapa teman, mungkin bisa dibilang juga bukan seorang teman, entah. Tak punya segudang prestasi seperti kebanyakan siswa lainya. Semua keadaan mulai menjadi tidak biasa, kala naik kelas 3 SMA. Aku mulai paham tentang bagaimana seharusnya kehidupan ini terjadi, hingga pikiran liarku menjadi-jadi. Apalagi rasa terbebani semakin tak terkontrol, rasanya setiap hal terjadi di luar keinginan justru menjadi beban tersendiri. Selama hampir 12 tahun ini, jarang tinggal bersama kedua orang tua, dikarenakan mereka ingin anaknya menempuh sekolah ternama nan jauh dari rumah. Suasana rumah, nyaman dengan candaan orang tua tidak kerap kudapatkan. Sosok pendiam
dalam diri, akibat dari minimnya pendidikan yang diberikan di rumah. Kenyataan memang tidak tinggal dengan orang tua, namun pengekangan itu sangat jelas dirasakan. Apalagi menjadi anak yang tidak punya pergaulan, anti sosial, dan kadang tidak bisa membuat keputusan sendiri. Di akhir pekan, kadang orang tua meminta anaknya pulang ke rumah. Melihat wajah mereka membuat ku senang sekaligus menyakitkan. “Apa kabar sayang,” ucap Bunda sambil memeluk. Pelukkannya hanya bisa membuatku, terdiam, entah kenapa tubuhku tidak merespon apapun. Malam pun tiba, dan yaa….makan malam bersama tidak ada. Padahal momen itu yang paling kunantikan. Sejak tiba, tidak ada percakapan panjang antara anak dan orang tua. Aku diam lebih-lebih mereka hanya sibuk dengan urusan sendiri. Kadang kala aku berpikir untuk tidak lagi pulang setiap pekan, tetapi rasa rinduku sungguh besar. Meskipun canda tawa tak tercipta di antara kami, tetapi melihat mereka saja itu sangat cukup. *** Malam ini aku duduk di kamarku menyelesaikan tugas-tugas sekolah yang akan dikumpulkan esok hari.
Setelah pulang dari rumah orang tuaku, waktu menunjukkan pukul 23.00 malam, dan aku bergegas untuk menemui rasa kantukku. 30 menit berlalu, tetap saja aku masih terjaga karena pikiran-pikiran liarku mulai beraksi. Aku terus berusaha menghalau akal-akal itu, agar tak melakukan apapun diluar kendali. Di sekolah kali ini terasa berbeda, aku mulai sering memperhatikan seseorang. Berjalan beberapa waktu, ia pun mulai merespon. Terasa kembali menemukan semangat untuk pergi ke sekolah setiap harinya. Lelaki tersebut sering mengajak cerita ketika jam istirahat berlangsung. Tibalah satu hari ia mulai bicara serius. “Yon, ada yang ingin aku bicarakan” ucapnya dengan nada rendah. “Iya, kenapa?” “Yon, kamu tidak anggap kita punya hubungan to?” Aku tetap diam, ia pun melanjutkan ucapannya. “Begini, aku mau kita tidak perlu saling kenal lagi, takutnya ia menjauhiku” ucapnya. “Aku juga tidak anggap lebih karena aku tahu orang sepertiku tak pantas dipedulikan oleh siapa pun.” Setelah mengucap kalimat itu, mata ini tidak lagi melihatnya.
Kehadiranku hanya memberi luka. Aku butuh orang yang menyayangi, terlebih aku belum merasakan kasih sayang tulus, entah orang tua maupun diriku sendiri. Ingin menemui orang yang bisa menguatkan argumenku “Segala sesuatu ada waktu terbaiknya.” *** Waktu terus berlanjut, berbagai masalah menjadi bahan bakar atas kekacauan-kekacauan dalam hidupku. Ujian sekolah segera tiba dan semakin dekat menentukan tujuan kedepannya. Begitu banyak masalah, entah kapan bisa mereda. Keinginan menjadi mayoritas tetapi selalu menjadi minoritas. Di saat semua berlomba-lomba menceritakan mimpi-mimpinya. Aku justru kembali harus bungkam, tidak punya kuasa atas diri sendiri, semuanya dikontrol orang tua. Tidak masalah. Aku berusaha damai dengan keputusan mereka, meskipun aku tahu bahwa jalan hidup tidak bisa ditentukan oleh sebuah ikatan. Sebab, yang paling bertanggung jawab adalah diri sendiri. Tetapi hal ini sangat mustahil terjadi dalam hidupku. Aku kembali harus menjadi si penurut yang tahunya menjalankan sesuatu tanpa pernah bisa merancang.
Seperti kerja kelompok, terpaksa harus kerja sendirian karena tidak diberikan kesempatan untuk bertemu dengan teman-teman. Ketika berdiskusi tentang masa depan, mereka justru langsung menolak tanpa berpikir atau sekadar mendengarkan argumen anaknya. Konflik batin hampir setiap hari terjadi, mereka terlalu seenaknya terhadap hidupku. Padahal anaknya bukanlah robot yang tak punya nurani, jujur ini sangat melukai akal budi, kacau yang tak bisa lagi teratasi Tak satu pun yang mengerti atas diriku. Jujur kali ini keberadaan Tuhan pun tidak terpikirkan, pikiran kacau ini mendominasi diriku. Aku menyandarkan kepala pada tembok kamar. Membenturbenturkan kepalaku pada dinding, rasa sakit sangat membantuku dalam menetralkan kekacauan ini dan akan sangat membantu bila aku kambuh lagi, begitu pikirku. Setiap harinya aku datang ke sekolah dengan keadaan bercampur aduk, dan tak ada satu pun orang yang peduli hingga masa SMA berakhir.
Penulis: Winona Vanesa HN, merupakan mahasiswa Kehutanan, angkatan 2020.
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
OPINI
7
Revolusi Mental ala Covid-19
S
eorang pemenang dan pecundang terletak pada mental dan cara berpikir. Mental seorang pemenang memandang setiap masalah, termasuk Covid-19, sebagai batu loncatan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik untuk menuju kesuksesan, sementara mental seorang pecundang, masalah adalah beban yang membelenggu langkah dan semangatnya. Oleh karena itu, pasca Covid-19, agar kehidupan individu, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara dapat melangkah pada pencapaian kesuksesan yang sesungguhnya maka diperlukan semua pihak mewujudkan revolusi mental secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Efek Covid-19 sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang wajib memakai masker dan putusnya interaksi langsung dengan orang lain. Hal ini betul-betul mendobrak semua tatanan dan etika sosial yang sudah mapan. Memusnahkan kebiasaan berjabat-tangan apalagi cipikacipiki. Menahan diri untuk tidak menghadiri pertemuan, menziarahi sanak saudara tak boleh, dan mengunjungi kekasih hati tak lagi dizinkan serta menjenguk orang sakit jadi terlarang. Kondisi ini menyebabkan banyak orang menghabiskan seluruh waktunya di rumah, sisi lain mengarahkan orang untuk memperoleh keterampilan dan hobi seperti membaca, melukis, main musik, menjahit, memasak, memelihara bunga dan lainlain. Dengan begitu Covid-19 ini juga banyak orang terbantu untuk menemukan kembali bakat yang tersembunyi atau memulai kebiasaan baru lainnya yang aman dari infeksi virus. Selain itu, praktik kehidupan baru berupa biososial dalam
ILUSTRASI/ HAFIS DWIFERNANDO
konteks jaringan dan dunia maya meningkat drastis. Semua orang, dari seluruh tingkatan umur, jejang pendidikan, jenis profesi dapat dipastikan menggunakan jejaring dan dunia maya. Saat ini, masyarakat merasakan dunia maya dalam rangka memanifestasikan diri dalam percakapan, pertemuan hingga sampai pada dialog keilmuan maupun transaksi ekonomi. Walau demikian tetap saja Covid-19 telah menghalangi sebagian besar kegiatan perdagangan, transportasi, budaya, keagamaan, olahraga, ďŹ lm, teater sepanjang tahun 2020. Hal itu juga terjadi pada program percetakan dan penerbitan buku dalam jumlah yang besar, serta penyelenggaraan program ilmiah dan budaya ditunda atau dibatalkan karena pembatasan kerumunan massa dan lockdown di wilayah tertentu. Covid-19 juga menghalangi manusia untuk sering makan di restoran dan sebagai gantinya manusia kembali memasak di rumah dengan menghidupkan masakan tradisional serta mengembalikan tradisi makan bersama dengan keluarga. Bersamaan dengan itu menghidupkan kembali komunikasi, interaksi, dan pertemuan keluarga. Beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa dialog dan interaksi verbal di antara anggota keluarga sangat jarang terjadi yang disebabkan oleh banyak alasan dan faktor. Dengan pandemi Covid-19 meningkatkan dialog, interaksi, dan toleransi dalam keluarga. Perspektif ini menggambarkan kembalinya nilai-nilai dasar dan penting dalam sebuah keluarga yakni kebersamaan dan komunikasi verbal maupun batin. Menghabiskan waktu dengan cara terbaik dan berkualitas bersama keluarga menjadi lebih banyak.
Oleh: Supratman Di segmen pendidikan juga membuat perubahan drastis. Selama ini pengajaran hanya di maknai dengan pertemuan tatap muka. Efeknya memaksa proses pendidikan baik tradisional, modern, keagamaan harus menggunakan teknologi komunikasi di dunia maya. Namun, bukan sekadar adanya himbauan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim untuk kemungkinan adanya pertemuan tatap muka dalam sistem pengajaran tetapi memang ada banyak keluhan dari berbagai tingkat pendidikan yang mengeluhkan pengajaran dengan cara online. Tampaknya para penuntut ilmu pengetahuan merasakan pembelajaran tatap muka di luar jaringan lebih baik dan efektif dari proses belajar mengar dalam jaringan. Covid-19 juga punya efek positif pada turunnya polusi dan pencemaran lingkungan. Pembatasan aktivitas manusia sehari-hari telah menciptakan kesempatan bagi lingkungan untuk bernafas dan memperbahurui dirinya sendiri. Pemulihan spesies hewan dan tumbuhan, pengurangan pencemaran lingkungan adalah contoh nyata dari dampak positif
fenomena ini terhadap lingkungan dan makhluk hidup lainnya. Hal itu terjadi karena minimnya pengguna kendaraan di jalan raya maupun beroperasinya pesawat dan juga pabrik yang berkonsekuensi pada penggunaan bahar bakar yang sangat minimal. Plus-minus efek Covid-19 juga dapat dibaca lewat keputusasaan dan ketidakmampuan negara adidaya, khususnya Amerika Serikat dan Eropa dalam menghadapi Covid-19. Corona membuka tabir dengan sangat jelas bahwa negara yang dibanggakan dan ditakuti oleh nyaris semua negara di dunia ternyata juga tak berdaya dalam menghadapi Covid-19. Kenyataan dari Covid-19 seharusnya mampu memantik tekad yang kuat bagi rakyat Indonesia untuk melakukan revolusi mental untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan yang adil dan merata. Dengan mengandalkan kekuataan dan kemampuan yang dimiliki baik berupa sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya sendiri. Tak perlu ada rasa rendah diri dan merasa terbelakang dari negara lainnya. Sesungguhnya istilah kategorisasi negara berkembang, terbelakang dan maju serta kategori lainnya adalah stigma dengan sengaja diciptakan untuk menjajah pikiran dan mental. Semua dengan tujuan menjadikan dirinya sebagai penguasa dunia dan yang lain sebagai negara yang harus menjadi follower saja dari mereka. Mereka melakukan politisasi mental agar terpatri dalam diri kita untuk mengakui dan menerima mereka sebagai bangsa dan negara yang superior. Padahal sesungguhnya, sekali lagi, semua itu hanya rekayasa semata dari bangsa imprealis. Itu hanya ďŹ ksi dan ilusi yang disebarkan lewat program dan
gerakan kapitalisme global. Oleh karena itu, sejak awal diingatkan sedianya ada pencerahan baru dan revolusi mental lebih nyata implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga agenda yang disusun dan aktivitas yang dilakukan adalah sesuatu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan, pola hidup, budaya, sejarah dan tradisi serta lingkungan di negara kita sendiri. Terutama sekali dilingkungan akademik agar tidak lagi memproduksi wacana dan keilmuan yang berbasis pada narasi dan teori dari luar. Semestinya diyakini bahwa ilmu yang mencerahkan adalah ilmu yang berbasis pada budaya, tradisi, sejarah dan lingkungan di mana sebuah keilmuan diproduksi. Tak ada lagi agenda globalisasi dan instruksi negara adidaya atas apa yang berlaku dan diprogramkan di negeri ini. Sebab ternyata telah terbukti bahwa mereka sendiri pada akhirnya menunjukkan hasil dari perilaku dan kebiasaan mereka mengarah pada titik nadir yang kritis. Sebuah harapan besar bahwa pasca Covid-19 semestinya memberikan injeksi yang kuat bagi bangsa dan negeri ini untuk mewujudkan revolusi mental secara nyata di mana tidak lagi mengharap dan juga takut pada bangsa dan negara lain. Kemudian menggantinya dengan sebuah situasi dan kondisi keyakinan mental yang baru dengan kekuatan dan kebersamaan. Persatuan dan kesatuan anak bangsa maka segala masalah yang ada akan bisa diselesaikan. Semua cita-cita ideal yang diinginkan pasti, insya Allah, akan tercapai.ď Ž Penulis adalah Dosen Departemen Sastra Asia Barat, FIB-UNHAS
RAMPAI
8
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
Ciptakan Rasa Aman Tebarkan Perdamaian “Berbeda tetapi tetap satu.”
B
egitulah arti dari Bhinneka Tunggal Ika, bahasa Sanskerta yang menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dalam menciptakan perdamaian antara ras, suku, kebudayaan, bahasa daerah, agama dan kepercayaan. Semboyang itu pun dijadikan nama sebuah yayasan oleh sekelompok anak muda yang punya misi menciptakan perdamaian. Kita Bhinneka Tunggal Ika, begitulah namanya. Salah satu
pendirinya, Therry Alghifary menceritakan berdiri yayasan tersebut setelah ia mengabdi sebagai pengajar di Kabupaten Bengkalis, Riau pada 2015. Ia mulai jatuh cinta dengan dunia pendidikan. Adapun alasan mendirikan yayasan pendidikan bertajuk perdamaian berangkat dari kisah masa kecil Therry. Pria asal Makassar itu menyaksikan Ayah dan ibunya berpisah karena adanya kekerasan dalam rumah tangga. Hingga Therry duduk di bangku SMA, kekerasan itu lagi-lagi nyata
terjadi di depan matanya. Di tambah lagi ketika menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Therry yang masuk sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Unhas sering kali mendapati tindakan kekerasan. “Teknik itu sangat terkenal dengan pengaderan yang menjurus kepada kekerasan,” cerita Therry kepada identitas. Therry tidak mengindahkan praktek kekerasan dalam pengaderan tersebut. Saat Pada 2011-2012, ia menduduki jabatan sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik. Sejak saat itu, Therry menyuarakan perdamaian dan anti kekerasan dalam pengaderan. “Tapi rasanya sulit mengubah kultur pengaderan yang ada di Fakultas Teknik,” keluh Therry. Deretan kisah kekerasan yang Therry alami semakin mengobarkan semangatnya mendirikan yayasan. Latar belakang keilmuannya sebagai lulusan Teknik Elektro tidak menjadi persoalan. Jiwa sosialnya membara diikuti
dengan kecintaannya dengan dunia pendidikan. Bersama Widi Nugraha dan Sinta Wulan Sari, Yayasan Kita Bhinneka Tunggal Ika kemudian dikukuhkan pada 14 Mei 2015. Kedua rekannya merupakan lulusan Akuntansi. Widi kini bekerja sebagai Manager Konsultan IP, semenetara Sinta adalah pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dengan misi yang sama ketiganya berkomitmen menyuarakan persatuan. Sejak didirikan, Yayasan Kita Bhinneka Tunggal Ika berkontribusi menghadirkan perdamaian yang berkelanjutan. Salah satu semangat perdamaian yang digaungkan adalah diskriminasi orang Papua di Indonesia atau kelompokkelompok minoritas. Menurut Therry, tidak terciptanya kedamaian salah satu faktornya adalah lingkungan. “Data dari Habibie Center, Sulsel menjadi provinsi yang tertinggi kekerasan identitas,” papar Therry. Dalam dunia pendidikan, Kita Bhinneka Tungga Ika punya konsep pengaderan yang anti kekerasan. Caranya dengan menyasar para pendidik. Kita Bhinneka Tunggal Ika melatih guru, dosen, dan komunitaskomunitas. Tujuannya supaya mereka mengajarkan kembali nilai perdamaian di lingkungannya. Ada juga kelas edukasi untuk pemuda-pemuda yang juga mempunyai semangat perdamaian dan jiwa kepemimpinan. Sebelum mengikuti kelas, peserta diseleksi terlebih dahulu kemudian diberi pelatihan. Selama kelas, peserta diarahkan membuat program bernama Guardian of Peace. Intinya, dalam kelas
Kita Bhinneka Tunggal Ika konsep berpikirnya bagaimana membangun perdamaian. Yayasan ini juga menginisiasi forum bernama Aliansi Perdamaian dan Forum Barani Bejalar (Belajar Anak Milenial). Forum ini fokus pada isu toleransi dan ruang ekspresi anak muda. “Aliansi Perdamaian sejak 2018 sedangkan Forum Barani baru terbentuk 2020,” Therry menjelaskan. DOKUMENTASI Selama berdirinya, Kita PRIBADI Bhinneka Tunggal Ika fokud hadir untuk anak-anak yang rentan dengan tindakan kekerasan. Misalnya anak-anak jalanan yang putus sekolah. Anak-anak itu dihimpun dan diberi pendidikan di kantor Kita Bhinneka Tunggal Ika yang terletak Jln. AP Pettarani Makassar. Sejauh ini, Yayasan Kita Bhinneka Tunggal Ika masih melakukan edukasi perdamaian di Kota Makassar. Selama 2020, program Penguatan Kepemimpinan dan Perdamaian Guardian of Peace juga diikuti peserta dari Medan, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Hal ini berkat pembelajaran jarak jauh yang menjangkau wilayah di luar Kota Makassar. “Education for peace kepada pendidik itu pesertanya jadi makin luas. Sampai Jakarta, Sumatera, bahkan Papua,” ucap Therry. Therry berharap, tahun depan edukasi anti kekerasan bisa menyasar wilayah kampus. Kita Bhinneka Tunggal Ika akan terus menyuarakan semangat perdamaian. “Karena kalau damai, yang rasakan dampaknya adalah kita semua. Jadi kita harus gotong royong untuk mewujudkan itu,” harapnya. Vivi Asjuhamdayani
DOKUMENTASI PRIBADI
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
CIVITAS
9
IDENTITAS/ SANTI KARTINI
Belajar daring: Mahasiswa mendapatkan pesan bantuan kuota internet pendidikan dari Kemendikbud, Jumat (28/11).
Bantuan Kuota Data Tak Tertata Kemendikbud mendukung pembelajaran dalam jaringan (daring) dengan memberi bantuan kuota data. Banyak mahasiswa Unhas belum terdata sebagai penerima. Pagi hari, grup Whatsapp kelas mulai riuh. Dosen menginformasikan kuliah dimulai 30 menit lagi. Mahasiswa diminta membaca bahan ajar sebelum kelas berlangsung agar pembelajaran melalui Zoom berjalan efektif. Begitulah gambaran kelas daring selama masa pandemi Covid-19. Pembelajaran mengandalkan jaringan internet yang bisa dilakukan di mana saja. Namun, harus memiliki kuota data untuk hadir di kelas. Kemendikbud berinisiatif memberikan bantuan kuota data kepada semua lembaga pendidikan, termasuk universitas. Para dosen juga mahasiswa akan diberi kuota sebanyak 50 Gb. Ada 5 Gb kuota umum dan sisanya khusus untuk mengakses Zoom, Google Meeting serta aplikasi belajar lainnya. Pencairan bantuan ini dilakukan selama empat bulan, mulai dari September.
Sayangnya saat diterapkan, banyak mahasiswa Unhas yang tidak mendapatkan bantuan kuota data. Mirisnya, ada alumni yang masih masuk dalam daftar penerima bantuan pemerintah. Gloria Tiara Solon, mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan mengatakan ia telah melakukan semua prosedur untuk mendapat bantuan kuota data. Namun, hingga kini tak menuai hasil.“Saya dapat informasi ada bantuan kuota lewat grup angkatan. Lalu, mendaftar di jurusan dan update Neosia. Nyatanya, sampai sekarang belum dapat,” ujar mahasiswa angkatan 2019, Kamis (29/10). Hal yang sama dirasakan oleh Lutfiah Humairo, Mahasiswa angkatan 2019 Sastra Jepang ini juga telah mengikuti prosedur. Tapi, hasilnya nihil. Kisah lain datang dari Risal mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan. Ia sempat kecewa tidak mendapat bantuan kuota
data di September. Padahal, sudah mengikuti semua alur pendaftaran. “Alhamdulilah. Bantuan kuota datanya masuk di Oktober. Pembagian bulan pertama belum rezeki,” katanya, Kamis (29/10). Kejadian yang unik terjadi pada alumni Unhas yang telah menyelesaikan studi S2-nya Ramdha Mawaddha SSi MLing. Meski telah lulus dari Jurusan Pengelolaan Lingkungan Hidup Juni lalu, ia masih dapat bantuan kuota data. “Saya heran kenapa bisa dapat bantuan kuota. Padahal, sudah bukan mahasiswa dan tidak pernah mendaftar juga perbarui data di neosia,” tuturnya, Jumat (6/11). Beragam permasalahan mendapat tanggapan dari pihak jurusan. Ketua Jurusan Ilmu Teknologi dan Pangan Februadi Bastian STP MSi menyatakan bahwa ia telah mendengar keluhan dari mahasiswa.
“Minggu lalu ada beberapa mahasiswa yang menghadap karena belum dapat bantuan. Saya sudah teruskan informasi ini ke pihak rektorat. Namun, solusinya hanya diminta update Neosia saja,” ungkapnya, Rabu (11/11). Penyataan lain datang dari Ashury ST MT selaku Sekretaris Jurusan Teknik Kelautan. “Di jurusan kami belum ada mahasiwa yang komplain. Ini kan hak mahasiswa untuk menerima bantuan, harusnya kalau tidak dapat mesti disampaikan,” terangnya, Kamis (12/11). Sedangkan di Sastra Jepang, Sekretaris Jurusan Yunita El Risman SS MA menyatakan ia telah mendengar keluhan dari mahasiswa.“Saya sudah laporkan ke fakultas. Hanya disuruh untuk menunggu saja,” tuturnya, Selasa (3/11). Melihat banyaknya keluhan yang ada, Dr Eng Muhammad Niswar ST
Minfo Tech angkat bicara. Direktur dan Kepala sub-direktori Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi Unhas ini menjelaskan alur data bantuan kuota yang dikumpul di jurusan. Niswar menjelaskan, data yang telah ada di Neosia diteruskan ke Dikti. Kemudian, nomor para mahasiswa dikirimkan ke provider agar mendapat bantuan kuota. Jika ada perubahan data, pihak Unhas tidak bisa memastikan Dikti akan mengubahnya juga. “Jika mahasiswa salah memasukkan data, misalnya nomor provider tidak ada jaminan data yang diperbaharui juga diubah oleh Dikti. Selain itu, alumni yang baru lulus tahun ini juga mungkin dapat bantuan karena masih ada di Neosia. Kita tidak tau bagaimana pendataan dari Dikti,” ucapnya, Senin (16/11). Dar, Rsm, M108/Ask
10
Rektor membuka acara
POTRET
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
Di Balik Penamaan Gor Foto dan naskah: Santi Kartini
S
ejak peletakan batu pertama pada 2011, akhirnya Gelanggang Olahraga (Gor) Unhas rampung dan diresmikan Ketua Ikatan Alumni Unhas, Dr (HC) Drs H Muhammad Jusuf Kalla, Kamis (12/11). Peresmian ditandai dengan penandatangan prasasti dan pengguntingan pita. Kegiatan dilakukan secara luring terbatas dan disiarkan melalui YouTube resmi Unhas.
Sambutan JK
Menandatangani Prasasti
Pemotongan Pita
Saat membuka acara, Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA mengatakan, gedung serbaguna itu diberi nama JK Arenatorium. Dari pemberian nama tersebut, Dwia mengharapkan semangat JK dalam menempuh pendidikan menjadi cerminan pemuda terutama mahasiswa Unhas. Berikut ini, sajiaan potret peresmian JK Arenatorium.
identitas NO.identitas 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020 NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
LAPORAN UTAMA
11
Lima Tahun agar Ideal? Isu percepatan masa studi kini tersiar lagi, dari tujuh ke lima tahun. Demi memuluskan realisasi wacana tersebut, mahasiswa angkatan 2014 dan 2015 pun diminta segera lulus.
R
ektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA memanggil perwakilan 15 fakultas pada Kamis, (24/9). Mereka duduk bersama seraya merembukkan rencana memangkas masa studi mahasiswa dari tujuh ke lima tahun. Hingga muncul suatu imbauan dari Dwia, semua fakultas diharapkan memfasilitasi mahasiswa angkatan 2014 dan 2015 agar segera lulus. Angkatan tersebut terhitung sudah menjalani masa studi enam dan lima tahun. Semua fakultas dengan sigap menanggapi imbauan Dwia. Rerata mereka menyurvei mahasiswa terlebih dahulu untuk mengetahui kendala menyelesaikan tugas akhir. Tanpa terkecuali Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan serta Fakultas Kehutanan. Dua fakultas ini menggunakan metode survei berupa kuesioner dalam jaringan yang disebar ke mahasiswa, baik angkatan 2014 dan 2015 maupun angkatan di bawahnya. Penilikan berfokus pada kendala mahasiswa melakukan penelitian hingga menulis skripsi, juga menelusuri kemungkinan adanya faktor eksternal yang menghambat pelaksanaan ujian sarjana, seperti proses bimbingan, biaya pendidikan,
pelayanan akademik, kegiatan non akademik, dan sebagainya. Bukti keseriusan universitas dalam menerapkan masa studi lima tahun disusul dengan dikeluarkannya surat edaran bubuhan tanda tangan Dwia. Tertanggal 21 Oktober 2020, surat tersebut ditujukan kepada para dekan fakultas dan sekolah pascasarjana. Imbauan itu berisi, program sarjana tahun masuk 2014 dan 2015, program magister tahun masuk 2017 dan 2018, program doktor tahun masuk 2016 dan 2017 agar diwisuda pada periode Desember 2020. Lebih lanjut, dalam surat tersebut dijelaskan secara rinci pelbagai cara memfasilitasi mahasiswa segera memeroleh ijazah. Caranya, memantau perkembangan mahasiswa, membantu apabila ada kendala administrasi ataupun keuangan, serta memfasilitasi dan berkoordinasi dengan dosen pembimbing untuk menyelesaikan studi mahasiswa. Walaupun demikian, mahasiswa angkatan 2014 dan 2015 tetap diberi kesempatan menyelesaikan masa studi maksimal tujuh tahun. Kasubdit Humas dan Informasi Publik Unhas, Ishaq Rahman mengatakan, imbauan mendorong dua angkatan tersebut agar
segera selesai hanyalah kebijakan operasional. Selain itu, tambah Ishaq, pihak fakultas dapat lebih intens memantau dan memfasilitasi mahasiswa agar tidak menunda penyelesaian studinya. “Mahasiswa angkatan 2014 masih diberi kesempatan untuk evaluasi 14 semester pada tahun 2021, begitu pula untuk angkatan 2015 pada tahun 2022,” jelas Dosen Hubungan Internasional tersebut saat dihubungi via pesan WhatsApp, (30/10). Meski hingga kini masih berlaku tujuh tahun, Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof Dr Ir Muh Restu MP mengatakan bahwa masa studi lima tahun sudah akan segera terealisasi. Walaupun, ia belum bisa memastikan kapan keluar regulasi resminya. Alasannya, tambah Restu, kurikulum akademik Unhas memang dirancang untuk selesai dalam waktu 4 tahun, bahkan bisa 3,5 tahun. Wacana percepatan masa studi dengan alasan serupa pernah terjadi pada 16. Saat itu, isu percepatan masa kuliah dari tujuh ke enam tahun bergulir setelah berlangsung rapat koordinasi pada 20-21 Februari 2004. Tujuannya, mahasiswa bisa lebih serius mengejar kelulusan. Apalagi setelah
melihat banyak mahasiswa yang mampu menyelesaikan tugas akhir dalam waktu 3,5 tahun. Salain itu bisa menghemat subsidi kampus. Namun, rencana kebijakan ini mendapat penolakan dari berbagai pihak utamanya para lembaga mahasiswa. Dikutip dari terbitan identitas edisi awal April 2004, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Dewi Hastuty mengatakan, pengembangan keterampilan mahasiswa juga butuh diasah melalui beroganisasi, ikut lomba, dan sebagainya. Menurutnya, aktif di berbagai kegiatan tersebut biasanya membutuhkan waktu lebih banyak. Lambat laun, wacana memangkas waktu studi tidak terealisasi pada tahun tersebut. Bukan hanya itu, alasan utama Unhas gencar memperpendek masa studi ialah ingin mencapai rasio ideal jumlah dosen dan mahasiswa. Restu mengaku, rasio jumlah dosen dan mahasiswa saat ini cukup besar, yaitu 1:14, sedang idealnya 1:10. “Rasio ideal paling maksimal 1:12. Perbandingan ini merupakan rasio universitas yang banyak digunakan lembaga-lembaga untuk melihat kenormalan rasio,” tambah Restu, (13/11). Sedangkan rasio dalam
persyaratan akreditasi sebenarnya sudah dipenuhi Unhas. Berdasarkan terbitan Badan Akreditas Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Nomor 1041 /BAN–PT/LL/2020, rasio dosen mahasiswa paling tinggi 1 : 60 untuk Strata 1 dan Diploma; 1 : 20 untuk Strata 2. Selain alasan akreditasi, memperkecil rasio mahasiswa dan dosen memang akan membuat proses perkuliahan dapat lebih efektif. Jumlah mahasiswa dalam satu kelas akan lebih sedikit. Akibatnya, dosen bisa lebih mudah mengatur, memantau, dan intensif dalam menyampaikan materi kuliah. Meski demikian, hal itu kembali lagi kepada metode pembelajaran dosen tersebut. Melihat progres Unhas dalam mewujudkan masa studi lima tahun, sepertinya tinggal menghitung hari regulasinya akan diterbitkan. Namun sebelum itu terjadi, tentu perlu mempertimbangkan segala aspek. Kurikulum misalnya, mesti disusun sebaik-baiknya bukan hanya fokus dalam mempercepat mahasiswa memenuhi satuan kredit semester mata kuliah, tapi juga memperhatikan pengembangan keterampilan mahasiswa. Tim Laput
IDENTITAS/SANTI KARTINI
12
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
LAPORAN UTAMA
Gencar Fasilitasi Kelulusan Mahasiswa Berbagai strategi dilakukan Unhas agar segera merealisasikan kebijakan masa studi lima tahun. Salah satunya meniadakan seminar proposal dalam proses penyelesaian tugas akhir.
U
nhas semakin serius ingin segera meluluskan mahasiswa dalam batas waktu lima tahun. Pelbagai upaya telah dilakukan termasuk mengeluarkan kebijakan memfasilitasi mahasiswa segera menyelesaikan skripsi. Caranya dengan meniadakan proposal dan seminar hasil dalam tahap mengerjakan tugas akhir. Regulasi itu tertuang dalam peraturan rektor Unhas nomor 2781/UN4.1/KEP/2018 tentang Penyelenggaraan Program Sarjana Universitas Hasanuddin. Dalam aturan itu, bagian 14 pasal 18 disebutkan bahwa, seminar proposal penelitian dan seminar hasil penelitian bersifat pilihan dan tata cara pelaksanaannya ditetapkan dengan surat keputusan dekan. Adanya regulasi tersebut, memungkinkan pengerjaan tugas
akhir hanya satu tahap yaitu ujian sarjana. Seperti yang diterapkan Program Studi Sastra Inggris. Mulai angkatan 2016, mahasiswa tidak diperkenankan lagi proposal dan seminar hasil, melainkan langsung ujian sarjana. Adapun pengajuan judul, penentuan metode penelitian, hingga penulisan skripsi berlangsung dalam proses bimbingan antara mahasiswa dengan dosen. Selain memperpendek proses penyelesaian tugas akhir, Unhas melalui Surat Edaran Rektor Oktober 2020 juga memfasilitasi mahasiswa yang telah menjalani masa studi lima dan enam tahun, atau tahun masuk 2015 dan 2014 agar bisa lulus pada Desember 2020. Fakultas Kehutanan merespon edaran tersebut dengan menyebar kuesioner untuk mengetahui kendala para mahasiswa menyelesaikan tugas akhir. Wakil Dekan Bidang
Akademik Fakultas Kehutanan, Dr Risma Illa Maulany S Hut M NatResSt menuturkan penyebaran kuisioner merupakan salah satu langkah strategis dalam mendorong penyelesaian studi mahasiswa. “Kami mau tahu permasalahannya dari sisi mana, kalau memang dari sisi manajemen dari kami tentu perlu tindakan,” ujar Risma, Selasa (27/10). Hasil survei kemudian berlanjut dengan memanggil para mahasiswa angkatan 2014 dan 2015. Risma menuturkan bahwa mereka dipertemukan dengan pembimbing untuk mengerjakan apa yang menjadi kendala dalam proses penyusunan tugas akhir. Pendataan juga dilakukan di Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Kedokteran. “Saya mengumpulkan semua pimpinan departemen untuk
mendeteksi siapa mahasiswa yang masih tinggal itu”, ujar Wakil Dekan Bidang Akademik FIB, Fathur Rahman, Rabu (18/11). Sedangkan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam punya cara berbeda dalam merespon imbauan edaran rektor tersebut. Fakultas ini mengeluarkan kebijakan berupa penyelesaian tugas akhir dan kerja praktik bisa dikerjakan sekaligus. Sebelumnya, mahasiswa harus menyelesaikan kerja praktik dulu kemudian menyelesaikan tugas akhir. Selain itu, juga dengan meningkatkan pembimbingan. Pelbagai strategi tampaknya akan terus dilakukan demi memuluskan realisasi percepatan masa studi menjadi lima tahun. Dalam proses itu, universitas diharapkan melibatkan mahasiswa supaya bukan hanya fokus penyelesaian
studi. Akan tetapi memperhatikan pula kualitas mahasiswa sebagai bekal berkarier ke depan setelah lulus. Tim Laput
Tim Laput Koordinator Urwatul Wutsqaa Risman Amala Fitrah Anggota Sri Hadriana Santi Kartini Finsensius Ainun Nur Afiah Nurul Hikmah Friskila Ningrum Yusuf
IDENTITAS/HAFIS DWIFERNANDO
LAPORAN UTAMA
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
Utamakan Kualitas
13 9
IDENTITAS/SANTI KARTINI
Aspek utama yang harusnya menjadi perhatian dalam menentukan masa studi mahasiswa adalah kualitas alumni.
T
atkala palu sidang di Baruga AP Pettarani Unhas diketuk, ratusan bahkan ribuan mahasiswa resmi menyandang gelar sarjana. Gelar itu menjadi pertanda seseorang pernah menyelesaikan studi di Unhas. Terhitung sudah ratusan ribu alumni kampus merah sejak berdiri 64 tahun lalu. Ada yang lulus dalam waktu tiga, empat, lima bahkan tujuh tahun. Semua pilihan itu ada di tangan masing-masing mahasiswa. Namun yang perlu disoroti adalah kualitas lulusan Unhas saat berkarier ke depannya. Ada banyak aspek yang memengaruhi kualitas seorang alumni. Mulai dari prestasi akademik hingga softskill yang harus diperkaya. Wacana percepatan masa studi lima tahun diharapkan dapat memperkecil rasio antara dosen dan mahasiswa agar proses perkuliahan dapat menjadi lebih efektif. Namun, kemampuan di bidang akademik saja tidak menjamin kualitas alumni ketika lulus nantinya, apalagi persaingan dalam dunia kerja semakin ketat. Kepala Subdirektorat Penyiapan Karier Direktorat Alumni dan Penyiapan Karier (DAPK) Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unhas, Dr Ir A Amidah Amrawaty SPt M Si berpendapat bahwa softskill
merupakan aspek yang sangat menunjang setelah terjun di pasar kerja. “Kan tidak ada gunanya juga cepat selesai tapi hanya mengandalkan prestasi akademik. Mahasiswa harus dibekali keterampilan yang diperlukan dalam pasar kerja,” jelas Dosen Fakultas Peternakan tersebut ketika diwawancarai, Senin (16/11). Lebih lanjut, Amidah menjelaskan bahwa kebijakan percepatan masa studi harus mempertimbangkan program penyiapan karier. Artinya, bukan hanya berfokus pada kegiatan akademik, tetapi juga meningkatkan kompetensi mahasiswa. “Sekarang kegiatan akademik sangat padat, ditambah aktivitas untuk mengembangkan keterampilan. Konsekuensinya, mahasiswa harus bisa mengatur waktunya sebaik mungin,” terang Amidah. Meskipun belum merancang strategi khusus untuk kebijakan ini, Amidah menerangkan bahwa DAPK akan menyesuaikan program penyiapan karier agar relevan dengan percepatan masa studi. Salah satunya melalui program kampus merdeka berupa magang yang diberikan nilai satuan kredit semester (SKS). Di mana mahasiswa akan menjalankan program magang dengan tetap memeroleh 20 SKS.
Dengan demikian, selain memenuhi syarat akademik, mahasiswa juga bisa mengasah softskill melalui pengalaman magang. Manfaat mengasah keterampilan sejak mahasiswa pun dirasakan alumni Unhas. Salah satunya, lulusan Agroteknoogi, Andri. Ia yang kini fokus merintis usaha bunga hias sangat merasakan dampak dari aktif di pelbagai organisasi semasa kuliah. Selama hampir lima tahun menempuh pendidikan tinggi, ia aktif di beberapa unit kegiatan mahasiswa seperti UKM Keilmuan dan Penalaran Ilmiah (KPI), Ikatan Keluarga Bidikmisi (IKAB), Kerukunan Keluarga Mahasiswa Bulukumba (KKMB), beberapa organisasi intra kampus dan keagamaan. “Menggeluti bidang usaha butuh mental pemimpin tangguh, bukan mental kerupuk. Dan juga bagaimana mengatur usaha sehingga bisa berkembang dan omset terus meningkat. Semua itu saya dapatkan saat aktif organisasi waktu kuliah,” jelas Andri, Selasa (25/11). Mengasah keterampilan mahasiswa memang aspek penting dan tentunya harus menjadi fokus Unhas. Lebih dari sekadar mempercepat masa studi lantaran ingin rasio mahasiswa dan dosen ideal. Berdasarkan data tracer study
tahun 2019 DAPK, kompetensi yang dikuasai alumni Unhas masih rendah jika dibandingkan standar perusahaan. Dari 29 keterampilan, rata-rata lulusan Unhas 2016 hanya memenuhi empat poin. Di antaranya, loyalitas, keterampilan riset, pengetahuan di bidang ilmu, dan kemampuan adaptasi. Beberapa kemampuan lain yang belum menyentuh standar perusahaan yaitu bekerja dalam tim, manajemen waktu, bekerja di bawah tekanan, kemampuan berkomunikasi, negosiasi, kepemimpinan, inisiatif, dan sebagainya. “Perusahaan akan memprioritaskan lulusan perguruan tinggi yang memiliki softskill seperti mampu bekerja sama, memiliki kemampuan komunikasi yang bagus, fleksibel, dapat bekerja di bawah tekanan, serta memiliki kemampuan interpersonal yang bagus,” jelas Baso Alim Bahri S Psi M Adm SDA, General Manager Human Capital PT Charoen Pokphand Indonesia, Eastern Indonesia saat diwawancarai melalui WhatsApp, Senin (23/11). Kompetensi-kompetensi tersebut nyatanya bisa diasah saat aktif berorganisasi atau bergabung dalam komunitas tertentu. Keaktifan, menurut Alim, dilihat dari sejauh mana seseorang memberikan
manfaat dalam suatu perkumpulan. “Ada orang yang sebenarnya banyak mengikuti organisasi akan tetapi ketika ditanya apa yang dilakukan, mereka tidak bisa membuktikan apa-apa. Atau mereka tidak bisa menunjukkan keterlibatan secara aktif dalam organisasi tersebut,” katanya. Adapun mengenai masa studi, Alim mengaku belum pernah mengukur kinerja karyawannya berdasarkan masa studi. Walaupun demikian, alasan masa studi kerap jadi pertanyaan. Cepat lambatnya memeroleh ijazah, butuh penjelasan aktivitas apa saja yang dilakukan selama itu. “Bila tidak ada alasan kuat, maka akan menjadi suatu poin yang akan kita perhatikan,” tutupnya. Unhas harus benar-benar memikirkan secara matang sebelum memutuskan perubahan masa studi mahasiswa. Lebih dari sekadar memperkecil rasio jumlah mahasiswa dan dosen, pertimbangan kualitas alumni harusnya menjadi fokus utama. Kampus harus mengatur sistem pendidikan berdasar pada mengasah keilmuwan dan keterampilan mahasiswa. Tim Laput
14 14
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
LAPORAN UTAMA
Perbanyak Asah Keterampilan Berstatus alumni bukan perkara mudah. Itulah sebabnya rata-rata mahasiswa membekali diri tidak hanya fokus belajar di kelas, tapi belajar mandiri di luar seperti berorganisasi. Tak ayal setelah keluarnya surat edaran Rektor Unhas mempengaruhi nasib organisasi dan peminatnya. Surat tersebut berisi upaya penyelesaian studi mahasiswa angkatan 2014 dan 2015 sebagai langkah awal perubahan masa studi yang normalnya tujuh tahun jadi lima tahun. Bagaimana nasib organisasi sebagai salah satu wadah mengasah keterampilan mahasiswa? Apakah soft skill mahasiswa tetapi bias terasa dengan penerapan masa studi lima tahun? Berikut wawancara khusus Reporter PK identitas Unhas, Urwatul Wutsqaa adengan Dosen Hubungan Internasional Unhas, Aswin Baharuddin SIP MA di Laboratorium Hubungan Internasional, Rabu (18/11). Bagaimana Anda melihat minat mahasiswa berorganisasi dari dulu sampai sekarang? Saya rasa minatnya tetap tinggi, hanya jenis organisasi yang diminati terus berubah setiap waktu. Variabel yang mempengaruhi tidak tunggal. Apalagi organisasi di perguruan tinggi, itu pilihan mandiri mahasiswa, karena mereka sejatinya pembelajar aktif. Di tahun 2000-an sampai 2010, minat mahasiswa di himpunan dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sangat tinggi. Tapi sekarang menurun. Hal itu terjadi banyaknya pilihan tempat organisasi yang sesuai dengan minat bakat seseorang baik di dalam kampus atau di luar. Situasi ini juga terjadi tidak hanya di organisasi secara umum, termasuk organisasi non formal. Kemudian, kalau ada organisasi yang sepi peminat, yah evaluasi diri. Kalau organisasinya sedang ramai-ramainya, terus berpikir bagaimana mempertahankan.
Belakangan isu percepatan studi sedang hangat dibahas. Menurut Anda apakah itu memengaruhi minat mahasiswa berorganisasi? Cepat atau lambat selesai idealnya pilihan mahasiswa. Tugas institusi terutama program studi atau departemen adalah memastikan dalam proses pendidikan mutu mahasiswa berjalan. Kalau saya tangkapnya kebijakan ini bukan memaksa cepat selesai, tapi memastikan apakah mahasiswa ada kendala
menyelesaikan studi. Berdasarkan kurikulum normalnya tiga setengah tahun. Jadi kalau lewat tujuh semester, harus ditanya sebabnya. Kalau sedang berorganisasi, tetap harus dicek kenapa terlambat. Penanganan mutu yang baik, harus saling mengingatkan. Bagaimana dengan mahasiswa yang hanya memilih fokus kuliah? Artinya organisasi yang berkembang saat ini belum menjanjikan. Keterampilan dalam organisasi penting, seperti bekerja dalam tim. Itu menjadi kebutuhan wajib sekarang, di manapun kalian mau bekerja. Tapi kalau ada mahasiswa tidak ikut organisasi karena ingin fokus kuliah, berarti belum ada hal luar biasa yang menarik dia peroleh saat berorganisasi. Sekarang banyak didiskusikan soal kuliah terlalu padat, sehingga tidak bias berorganisasi. Saya pribadi melihat, kita memang perlu ada perubahan soal padatnya perkuliahan. Beban belajar mahasiswa harus sesuai dengan kebutuhan. Jadi bagaimana lima hari 24 SKS,
mahasiswa maksimal. Butuh sinkronisasi antara capaian belajar, dengan metodenya. Kalau semua sudah sinkron, nanti mahasiswa mestinya sudah bisa melihat perkuliahan itu betul-betul tempat belajar, dan harus diisi dengan belajar mandiri. Belajar mandiri ini bisa di organisasi dan bisa dimana saja, tergantung gaya belajar. Cuman apakah beban kuliah mahasiswa ini terlalu berat atau masih kurang? Itu yang perlu diteliti lebih lanjut.
masyarakat, karena cerminan alumni perguruan tinggi yang sebenarnya adalah mereka yang berpikiran terbuka. Kalau kita berpikiran terbuka, kita tidak akan gampang menyerah karena kita tahu dunia ini tidak berdasarkan satu sudut pandang saja, tapi banyak sudut pandang yang harus dipahami.
Apakah soft skill yang diperoleh selama menempuh pendidikan tinggi berpengaruh terhadap kinerja alumni ketika berkarier kedepannya?
Universitas perannya memfasilitasi, menyediakan ruang mahasiswa untuk belajar dan berkembang sesuai dengan keluaran yang dipilih. Misalnya mahasiswa pilih jurusan HI, outputnya ilmu berdiplomat. Kampus juga harus menyiapkan mahasiswa atau alumni untuk bias menjadi pengabdi. Dimana pun itu. Apa lagi setelah selesai, alumni selalu dituntut bertindak dan berpikir secara ilmiah. Maksudnya, semua bisa dia jelaskan, kenapa sesuatu hal itu penting dan tidak.
Menurut riset Tracer Study Jurusan Hubungan Internasional (HI), yang kami lakukan sejak 2015 hasilnya berpengaruh. Sebaiknya kurikulum didesain agar keluarannya juga berupa kompetensi. Karena yang dibutuhkan di dunia kerja adalah keterampilan. Mulai dari kerjasama, adaptasi, kemampuan berbahasa asing, penguasaan teknologi. Makanya di kampus itu semuanya harus dipertajam. Menurut Anda bekal seperti apa yang dibutuhkan mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja? Mereka butuh integritas, tanggung jawab, kemampuan menulis, mengajukan pendapat, public speaking, internet, bahasa asing dan lain-lain. Perlu juga bekal terjun ke
Bagaimana peran perguruan tinggi menyiapkan alumninya sehingga siap masuk pasar kerja?
Bagaimana peran dosen menyiapkan mahasiswa agar siap turun ke pasar kerja? Dosen tugasnya sebagai konsiliatornya, bukan sematamata sumber pengetahuan. Selain memberikan transformasi pengetahuan, mendidik dengan nilai-nilai, dosen juga memfasilitasi mahasiswa untuk mencapai keterampilan dari ilmu pengetahuan yang mereka inginkan.
Data Diri Nama : Aswin Baharuddin SIP MA. Tempat, Tanggal Lahir :Pinrang, 3 Juli 1986 Pendidikan :
SI Hubungan Internasional Unhas 2004 S2 Hubungan Internasional UGM 2010 Organisasi :
Ketua Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional 2006-2007 Pegiat Komunitas Literasi Kedai Buku Jenny 2020-sekarang Sekretaris Departemen HI 2020- sekarang Pembina Program Kreativitas Mahasiswa dan Ekskul Fisip 2015- sekarang Pekerjaan : Dosen Unhas 2014- sekarang IDENTITAS/SANTI KARTINI
RESENSI
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
15
Kalah pada Nasib, Hancur karena Aib
D
Data Buku Penulis : Minanto Judul Buku : Aib dan Nasib Penerbit : CV. Marjin Kiri Terbitan : 2020
esa sering kali dianggap sebagai tempat hidup harmonis, damai dan tentram. Orang-orang desa digambarkan hidup dengan rukun, kerap bergotong royong dan saling bantu satu sama lain. Apalagi bila dibandingkan dengan kota, desa kerap disandingkan sebagai air yang tenang, dan kota sebagai api yang panas. Kehidupan desa yang tenang dan perbandingannya dengan kota, sering dijumpai dalam karya-karya Ahmad Tohari. Misalnya, dalam novel ‘Orang-orang Proyek’ (2002). Dalam novel ini, orang-orang desa yang menjadi objek pembangunan, dipaksa untuk berkompromi dengan permainan culas dari orang kota. Orang-orang desa mesti ‘berkonflik’ dengan entitas yang berasal dari luar kelompoknya. Lantas, apakah orang-orang desa tidak pernah berkonflik satu sama lain? Bagaimanakah wujud konflik itu? Tentu saja, sebagai mahluk sosial, orang-orang desa juga kerap terlibat konflik satu sama lain. Wujud konflik itu, tergambar jelas dalam novel berjudul ‘Aib dan
Nasib’ karya Minanto. Novel yang menjadi pemenang sayembara Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 2019 ini, membuyarkan pandangan kehidupan desa yang dianggap harmonis, damai dan tentram. Novel ini berisi fragmen-fragmen pendek yang bercerita tentang orang-orang desa yang kalah pada nasib. Pada bab awal, lima tokoh berbeda yang memiliki kisah masing-masing, menjadi pengantar untuk menyelami kehidupan Desa Tegalurung dan Tegalsembadra. Kisah lima tokoh itu awalnya memang sedikit membingungkan, sebab saya kira masing-masing tokoh punya kisah sendiri. Apalagi teknik penceritaannya menggunakan alur maju mundur. Tetapi, memasuki bab-bab selanjutnya, para tokoh itu mulai saling bersinggungan dan mulai menampakkan benang merah cerita. Lewat kelima tokoh itu, Minanto mengangkat berbagai persoalan, seperti hubungan anak dan orang tua, hubungan antar tetangga, hingga hubungan asmara. Semua persoalan itu, dibalut dalam satu tema besar, yakni kemiskinan!
Tema besar itu dapat dilihat dari nasib yang menimpa tokoh bernama Mang Sota, yang mesti merelakan gubuknya dihimpit oleh pembangunan parit dan rumah ibadah. Ada pula tokoh lain, seorang remaja bernama Boled Boleng, yang hampir membunuh ibunya dan rela melakukan apa saja demi bisa bermain gawai. Kemalangan lain menimpa Eni, seorang istri yang harus merantau ke Brunei, untuk menjadi Tenaga Kerja Wanita. Gambaran kemiskinan itu diceritakan secara wajar, dengan latar pengisahan yang logis. Sehingga tidak menimbulkan kesan melodramatis. Gaya bercerita Minanto yang ringan membuat pembaca mudah untuk merasakan pengalaman para tokohnya. Novel setebal 263 halaman ini, bukan saja mengulas hidup orangorang desa yang kalah pada nasib. Tetapi, Minanto juga menampilkan hidup orang-orang yang hancur karena aib. Sosok Gulabia, Kicong dan Kartono, adalah tokohtokoh yang mengalami hal itu. Sebagaimana fenomena kiwari, Minanto menyelipkan kisah
mengenai aib yang tersebar di media sosial. Gegara Aib itu, hidup Gulabia seketika berubah. Begitu pun dengan Kicong dan Kartono. Fenomena menarik yang diangkat Minanto juga tersaji dalam sosok Kaji Basuki, seorang Caleg dan pria kaya di Desa Tegalsembadra. Ia menanggung aib sebagai Caleg gagal, sehingga berimbas pada hidup orangorang di sekitarnya. Minanto sungguh cerdik menyampaikan dampak kegiatan politik yang dirasakan orang-orang desa. Pada bagian ini, saya teringat dengan fragmen di karya Ahmad Tohari, yang menggambarkan orang desa hanya sebagai penggembira saat ada kegiatan politik. Sungguh, keduanya amat cerdik menyampaikan kritik. Pada bab-bab terakhir, pembaca akan menemukan kisah-kisah tragis yang terjalin oleh satu benang merah. Mereka yang kalah pada nasib, pada akhirnya harus memilih, lari dari kenyataan atau memilih hancur bersama aib. Selamat membaca! Musthain Asbar Hamzah
Pahit Manis Perjuangan Revolusi Uruguay Dikurung 12 tahun dalam penjara karena melawan pemerintah.
P
otret kekelaman rezim diktator Uruguay tahun 1973 tergambar nyata dalam film ini. A Twelve Year Night mengisahkan perjuangan kelompok gerilyawan Tupamaro yang disandera karena dianggap melawan pemerintah. Bertahun-tahun silam, negara yang menggunakan Bahasa Spanyol ini menganut sistem demokrasi. Sayangnya, bak kejatuhan meteor tiba-tiba sistem pemerintahan digulingkan oleh kediktatoran yang dipimpin oleh Presiden Juan Maria Bordaberry. Saat itu, segalanya berubah. Kelompok yang dianggap membahayakan pemerintah ditangkap untuk mematikan gerakannya. Termasuk Jose Mujica, Mauricio Rosencof dan Eleuterio Nato Fernandez yang tergabung dalam Tupamaro. Film yang diangkat dari kisah nyata ini membagikan bagaimana kehidupan ketiga tokoh selama 12 tahun di penjara. Sejak awal
dimasukkan dalam sel, kepala mereka ditutupi oleh kain yang basah oleh bensin. Tanpa melihat, mereka tidak tahu mau dibawa kemana. Perlakuan dalam penjara sangat tidak manusiawi. Mereka dimasukkan di sel yang terpisah dan hanya seorang diri. Kadang harus merintih agar diberi makan. Untuk buang air sangat sulit. Penggalan kisah yang sama hadir jika kita merefleksikan apa yang terjadi di Indonesia saat Orde Baru (Orba) berkuasa. Selama 32 tahun, kelompok yang pro demokrasi diculik, diungsikan juga dibunuh. Mereka disiksa dalam tahanan tanpa kontak dengan dunia luar. Hingga para keluarga bingung harus mencari di mana kerabatnya berada. Hidup dalam pengungsian menuntun pada dua pilihan, tetap hidup atau mati. Beruntungnya dalam film yang diambil dari buku Prison Memoirs (Memorias del Calabozo, 1987) ini, para tokoh masih diperbolehkan ketemu dengan keluarga. Tekad
untuk bertahan hidup yang besar datang saat Pepe melihat neneknya. “Hanya orang yang sudah kalah yang berhenti melawan,” pesan sang nenek mencambuk semangat Pepe untuk terus berjuang melawan halusinasi yang menghantui pikirannya. Bukan pejuang namanya jika ketiga tokoh langsung menyerah. Dalam keterbatasan, Rosencof menemukan cara berkomunikasi dengan Nato melalui ketukan tembok. Aturannya, setiap bunyi ketukan sama dengan huruf pada alfabet. Setali tiga uang dengan Orba yang berhasil lengser di Indonesia dan membawa pulang beberapa orang yang ditahan, seperti Nezar Patria yang menjadi jurnalis, Desmond J Mahesa juga Pius Lustrilanang jadi politisi. Film ini pun diakhiri dengan runtuhnya kediktatoran dan kembali berganti dengan demokrasi tahun 1985. Kabar baik datang untuk tiga sekawan. Suasana haru hadir saat mereka menghirup udara bebas dan
berjumpa dengan keluarga. Adegan manis menjadi akhir dari film yang tayang tahun 2018. Setelah itu, Pepe Mujica menjadi presiden Uruguay termiskin tahun 2010, Rosencof menjadi penulis terkenal juga Direktur Kebudayaan Kota Montevideo dan Nato menjadi politikus serta menteri pertahanan Uruguay. Saat menonton film berdurasi 122 menit ini penonton perlu fokus menyaksikan pergantian adegan. Penyajian cerita yang menggunakan alur maju mundur sesuai dengan latar sejarah, akan membingungkan
Data Buku Judul A Twelve Year Night Genre Sejarah, Drama Politik dan Militer Sutradara Álvaro Brechner Durasi 122 menit
saat fokus teralihkan. Di luar semua itu, film yang menanyangkan secara lengkap cuplikan rezim diktator Uruguay ini sangat bagus untuk ditonton. Álvaro Brechner sang sutradara kembali menyadarkan kita bahwa tidak ada perjuangan yang sia-sia, apalagi untuk bangsa. Suara rakyat bisa jadi dibungkam oleh kuasa pemimpin negara. Namun, jika rakyat bersatu siapa yang bisa mengalahkan? Fransiska Sabu Wolor
16
CIVITAS
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
IDENTITAS/ SANTI KARTINI
Cairan pencuci tangan: Seorang mahasiswa mengunakan hand sanitizer di Pelataran Perikanan, FIKP Unhas, Senin (23/11).
Inovasi yang Tak Dilirik Unhas memiliki produk hand sanitizer, dibuat Fakultas Farmasi. Sayang dalam pemakaiannya di lingkup kampus jauh dari harapan.
H
adirnya virus corona di Indonesia memicu kebutuhan baru, seperti cairan pembersih tangan atau umum disebut hand sanitizer. Sakin banyak digunakan, cairan itu sempat langka di pasaran. Merespon situasi tersebut, Fakultas Farmasi dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unhas tergerak memproduksi hand sanitizer. Kedua fakultas ini menggunakan dana pengabdian masyarakat, yang dialokasikan di lingkup kampus. Dekan Fakultas Farmasi Unhas, Subehan SSi MPharm Sc PhD Apt mengaku berusaha menjangkau dan membagikan gratis ke semua fakultas, ketika terjadi kelangkaan hand sanitizer. “Salah satu wujud tanggung jawab menanggulangi Covid-19, kami gunakan dana dari pengabdian fakultas, untuk membuat hand sanitizer dan membagikannya ke masyarakat Unhas,” jelasnya, Selasa (27/10). Tak berlangsung lama, saat hand sanitizer kembali tersedia, FMIPA tak lagi membagikan pruduknya tetapi hanya memproduksi untuk
kebutuhan internal fakultasnya. Sedangkan Fakultas Farmasi tetap membuat untuk diperjual-belikan di lingkungan kampus. Namun, hampir semua fakultas memilih menggunakan produk luar kampus. Wakil Dekan II Fakultas Farmasi, Dr Sartini MSi Apt meyebutkan, tinggal Fakultas Peternakan dan Fakultas Pertanian yang menggunakan produk buatan mereka. Jauh berbeda saat produk ini langka, bahkan Rumah Sakit Pendidikan, Rumah Sakit Gigi dan Mulut Unhas ikut menggunakan buatan Fakultas Farmasi. “Dulu rumah sakit Unhas pesan sama kami. Kita satu kali produksi 1 drum atau setara 200 liter. Sekarang tidak lagi, tinggal peternakan dan pertanian yang pakai,” ungkapnya Rabu, (11/11). Berdasarkan telusuran identitas di semua gedung utama fakultas dan Rektorat Unhas, menemukan berbagai merek hand sanitizer. Seperti Nuvo di Fakultas Kehutanan, Aseptic Gel di Fakultas Ilmu Budaya, Prima Protect di Fakultas Kedokteran, dan Micro Bio di Fakultas Kedokteran Gigi. Di
gedung rektorat sendiri menemukan beberapa merek, salah satunya Aseptan di lantai 1 dan produk Fakultas Farmasi, Diakui Fadly Kepala Bagian TU Rumah Tangga, penggunaan produk luar tersebut saat farmasi kehabisan stok.“Kadang-kadang kita ambil dari luar kalau terdesak, misalnya saat Fakultas Farmasi kehabisan bahan,” ujarnya. Memang dalam proses pembuatan produk berbahan dasar ethanol itu, Subehan membeberkan sempat mengalami kesulitan mencari bahan baku dan wadah penyimpanan. Tapi itupun hanya saat awal pandemi. “Kami di awal pembuatan pernah kehabisan stok, seperti alkohol dan wadahnya yang sempat langka sehingga permintaan tidak bisa dipenuhi,” bebernya. Lain halnya dengan Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan (FIKP), Kata Rahmawati, Kepala Bagian Perlengkapan FIKP, pemakaian produk luar lantaran ia tak tahumenahu adanya buatan farmasi. “Awal ada Corona kami susah dapat hand sanitizer. Seandainya
kita tahu ada buatan Farmasi Unhas, untuk apa beli di luar. Sudah setengah mati carinya, mahal lagi,” ungkapnya. Ia pun menyayangkan tidak dilakukannya sosialisasi di setiap fakultas. Rahmawati mengatakan produk luar yang dibelinya sudah habis 10 jergen, setara 5 liter hand sanitizer per jergennya. Mengetahui hal tersebut, Sartini yang juga Ketua Center of Excellent Fakultas Farmasi, menerangkan selama ini menawarkan hand sanitizer ke wakil dekan dua di masing-masing fakultas, melalui chat pribadi dan menyebarkannya di grup WhatsApp. Melihat fakta tersebut, sangat disayangkan bila hampir semua fakultas memilih menggunakan produk luar ketimbang buatan sendiri, terlebih Dekan Fakultas Farmasi berkomitmen memproduksi bila ada permintaan. “Idealnya begitu, fakultas pake produk kita. Kami siap distribusikan jika ada permintaan dari fakultas di Unhas,” ujarnya. Fakultas Farmasi sendiri memiliki Center of Excellent, tempat
memproduksi berbagai macam produk inovasi hasil penelitian dosen. Di situ pula hand sanitizer dibuat. Cairan yang diproduksi ada liquid dan gel. Untuk pembuatan hand sanitizer berjenis liquid, dibutuhkan waktu beberapa jam, sedangkan gel menghabiskan waktu sampai 24 jam. Sedangkan ukuran dan harga yang ditawarkan farmasi hampir sama dengan di pasaran. Mulai ukuran 500 ml, dijual seharga 70 ribu, ukuran 5 liter dalam bentuk cair 350 ribu, dan gel 400 ribu. Ke depan, farmasi berencana menjual bebas produknya, namun saat ini dikatakan Subehan, masih terkendala izin. Pasalnya untuk memasarkan, farmasi harus melewati berbagai uji kelayakan. “Kita ingin komersialisasi, tapi itukan butuh izin. Syaratnya perlu bangunan khusus yang memenuhi standar. Alur produksinya harus jelas, supaya tidak terkontaminasi bahan satu dan lainnya,” pungkasnya. Nad,M103,M124
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
17
JEKLANG
Tunjukkan Diri Lewat Desain Grafis Jika desain visual tidak bisa dapatkan ‘mata’ orang, maka tidak bisa pula dapat perhatiannya.
D
DOKUMENTASI PRIBADI
ewasa ini, era digital telah nyata melejitkan perkembangan teknologi. Salah satunya di dunia desain grafis yang kini ikut tumbuh pesat. Kebutuhan akan desain grafis sebagai media penyampai pesan yang menarik juga semakin tinggi. Tanpa desain yang menarik, akan sulit untuk mendapatkan perhatian orangorang. Begitulah pandangan Imam Hidayat, seorang desainer grafis dengan segudang prestasi.
Imam, demikian ia disapa, mulai berkenalan dengan dunia desain grafis ketika masih menjadi fotografer di Penerbitan Kampus identitas Unhas tahun 2012. Posisinya sebagai seorang fotografer membuatnya kerap berurusan dengan layout (penata letak koran). Ketertarikannya terhadap desain semakin tinggi ketika melihat salah satu rekannya, Sita Nurazmi M yang kini telah menjadi istrinya, dengan lihai menata letak pada koran. Imam kemudian penasaran dan mempelajari beberapa teknik desain grafis dari Sita. Potensi yang dimiliki pria kelahiran Wonomulyo, 17 Desember 1992 itu semakin menonjol ketika lolos mengikuti salah satu lomba internasional di Jerman tentang pembakaran sampah ramah lingkungan, yang mengharuskannya membuat sebuah poster untuk dipresentasikan. “Itu adalah poster pertama yang saya buat selama hidup saya dan itu langsung disaksikan oleh beberapa peserta lain yang ada di seluruh dunia di Jerman tahun 2012,” kenangnya. Peristiwa tersebut lantas
menjadi salah satu pengalaman yang paling berkesan dalam hidupnya. Imam terus belajar, mengombinasikan kemampuan fotografi, videografi, serta desainnya. Menurutnya, ide yang ingin ia miliki jauh lebih bisa disampaikan melalui desain visual dibanding sebatas lisan. Baginya, salah satu tantangan yang perlu dihadapi dalam dunia desain adalah sulitnya mencari ide yang orisinil. Ketekunannya dalam mendalami dunia desain grafis juga memberinya kesempatan bekerja sebagai pengurus konten digital harian di oranganisasi dan beberapa perusahaan, seperti PCI Nahdatul Ulama Cabang Belanda 2018-2019, Pik Kripik by Sang Pisang 2019, Pamona. id 2019, serta perusahaan game VNG Unicorn Vietnam pada tahun 2020. VNG juga merupakan satu-satunya perusahaan e-commerce di Vietnam. “ Waktu saya dapat beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan kan saya kursus di Bandung, setelah kursus itu saya coba mengisi waktu luang. Jadi satu tahun sebelum kuliah di Belanda, saya ingin punya
pengalaman kerja, saya lihat ada pembukaan pendaftaran di perusahaan VNG Vietnam. Saya daftar dan diterima,” rincinya. Berkat pengalaman Imam di dunia desain grafis, memudahkan langkahnya dalam meraih prestasi lain. Diantaranya menjadi lulusan program non gelar University of Hawai’i Honolulu, USA 2013 dan Kochi University, serta beberapa program beasiswa internasional lainnya. Sebagai salah satu lulusan S1 Agroteknologi, memiliki kemampuan sebagai desainer grafis adalah sesuatu yang sangat berharga. Bagi Imam, ilmu yang didapatkan di kelas cukup untuk mengembangkan ilmu yang diambil sesuai dengan jurusan, selebihnya adalah waktu untuk mengasah kemampuan lainnya. Mahasiswa juga harus pandai dalam memilih kemampuan yang akan didalami. Imam menyarankan agar para mahasiswa tidak hanya fokus pada jurusan yang dipilih, tetapi juga mempelajari keterampilan yang akan dibutuhkan dunia di masa depan. Kedepannya, Imam bercitacita menjadi pengajar yang dapat memanfaatkan teknologi
secara efisien, terutama desain grafis. Seiring perkembangan zaman, metode memperoleh ilmu juga harus dilakukan dengan cara yang elegan. Imam berencana untuk membangun persepsi bahwa dosen adalah orang yang paling update mengenai teknologi. Menurutnya, masih banyak dosen yang kurang bagus dalam membuat slide presentasi, sehingga terkesan membosankan dan kurang komunikatif. Padahal seharusnya dosen lebih paham bahwa ilmunya akan lebih tersampaikan jika dikemas dalam bentuk video edukatif. Di akhir wawancara, Imam berpesan kepada para mahasiswa untuk selalu semangat dalam mengembangkan diri, agar dapat mengejar ketertinggalan dari negara lain. “Kembangkan dirimu dengan perbanyak keterampilan. Selain itu harus melek teknologi juga. Bukan cuma melek, tapi juga harus punya kemampuan digital. Kalau tidak ya kalian hanya jadi penonton saja,” tutupnya. Risman Amala Fitra
Merajut Asa Meniti Karier
H
al itulah yang berhasil dibuktikan Dosen Program Studi Teknik Geologi Unhas, Dr Ir Musri MT, sosok jejak langkah identitas kali ini. Ia baru saja terpilih jadi anggota Dewan Energi Nasional (DEN), mewakili kalangan akademisi. Semua berawal dari keinginannya memberi sumbangan pemikiran, untuk menciptakan jalan keluar dalam mengatasi persoalan energi di Indonesia. Melihat pengumuman info perekrutan, ia pun memutuskan mendaftar. Nasib baik memihaknya, ia dinyatakan lolos uji kelayakan dan kepatutan di Komisi VII DPR RI. Dosen kelahiran 1961 tersebut, mengaku tak mempersiapkan diri dengan baik mengikuti seleksi. Bahkan ia tak menyangka bisa terpilih, dari sekian banyak pendaftar. Bukan tanpa alasan, lulusan 88 geologi tersebut melewati serangkaian seleksi ketat, sebelum dinyatakan layak jadi anggota DEN masa jabatan 20202025. Saat berbincang melalui Zoom Meeting, Musri mengaku dulunya asing dengan ilmu geologi. Justru
“Asal ada niat dan kemauan, di situ pasti ada jalan.”
ia bercita-cita jadi ahli fisika sejak SMA. Ia senang membaca buku yang membahas ahli fisika, seperti Einstein dan Ernest Rutherford. Ketika menjalani kuliah dua semester di Unhas, nilai fisikanya rendah. Akhirnya saat penjurusan ia ditempatkan di Prodi Kimia. Namun ia meminta pindah ke Prodi Geologi yang saat itu berada di bawah Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi (sekarang FMIPA). Ketertarikannya masuk di Prodi tersebut, muncul seiring dirinya sering berdiskusi dengan senior di geologi. Saat itu, Prodi Geologi tergolong baru di Unhas. Musri merupakan angkatan ke empat. Dosen penerima Satya lencana Karya Satya di tahun 2018 dan 2020 dari Presiden ini, sejak SD, SMP, hingga SMA telah menunjukkan prestasinya dengan menjadi lulusan terbaik. Bahkan ketika kuliah, selain sibuk organisasi dan jadi asisten di beberapa mata kuliah. ia aktif mengikuti
lomba riset nasional dan pernah menyabet juara. Atas berbagai prestasi yang diperoleh, tak heran ia mendapat predikat mahasiswa teladan Fakultas Teknik. “Di tahun 1985, saya menjadi mahasiswa teladan Fakultas Teknik Unhas. Juga pernah berturutturut menang lomba karya tulis ilmiah dan juara satu WA lomba ME I
IST
riset nasional di Manado,” kenangnya. Tujuh tahun meraih gelar sarjana, Musri sempat mengalami masa sulit mencari kerja, pasalnya waktu itu terjadi moratorium eksplorasi terutama di sektor minyak dan gas bumi. Sehingga lapangan kerja lulusan geologi terhambat. Beruntung ia mendapat tawaran kerja dari Gubernur Sulawesi Tenggara, Ir H Alala. Waktu itu, ia diminta bekerja di Pemerintah Daerah Kendari. Semua persyaratan administasi dilengkapinya, termasuk ijazah. Di waktu yang sama, saat hendak mengurus ijazah di fakultas, Unhas membuka penerimaan dosen untuk Prodi Geologi. Kesempatan inilah dimanfaatkan oleh pria kelahiran Lagundi dalam berkarier di dunia geologi. “Bukannya saya mendapat ijazah untuk pulang ke Kendari. Justru saya direkomendasikan menjadi dosen geologi melalui proses tes,” ujar penggemar Mochtar Lubis tersebut. Walau diterima, dosen penyuka filsafat ini belum
bisa digaji karena belum memiliki SK Dosen. Ia harus bekerja sampingan di beberapa tempat, salah satunya di Tambang Batu Bara Maros. Kader HMI tersebut juga sempat bekerja di Perusahaan Tambang besar di Kalimantan Selatan. “Saya belum mendapat SK Dosen, jadi belum mendapat gaji. Hanya biaya transportasi Rp. 25.000 yang dibayar dua bulan sekali,” ujarnya Semenjak meniti karier, dosen yang pernah aktif di UKM Kopma Unhas ini, pernah menjadi peneliti tamu di luar negeri. Tepatnya di Autralian National University tahun 2012-2015 dan Akita University, Jepang tahun 2017. mUSberharap dapat menjalankan tugas dengan baik, serta dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara. Terakhir ia berpesan apapun yang ingin diraih nantinya, kita tidak boleh kehilangan jati diri. “Kita boleh berprestasi, kita boleh maju, kita boleh mengejar karier. Tetapi jangan sampai kita menginjak bangkai orang. Lebih baik tidak mendapatkannya, dari pada harus mengorbankan orang lain,” tutupnya. Nur Ainun Afiah
18
KAMPUSIANA
Analisis Wacana melalui Paradigma Kritis
Peringati Hari Sumpah Pemuda, FH Gelar Webinar Kepemudaan BIDANG Kemahasiswaan dan Alumni bekerjasama Fakultas Hukum Universitas Hasanauddin menyelenggarakan Webinar Nasional Kepemudaan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda. Kegiatan ini bertema “Membangun Semangat Kepeloporan dan Kepemimpinan Pemuda dalam Memperkokoh NKRI,” via Zoom Meeting, Selasa (27/10). Ketua Panitia Pelaksana, Dr Syarif Saddam Rivanie Parawansa SH MH menjelaskan kegiatan ini merupakan upaya untuk membangkitkan semangat pemuda, “Kegiatan ini bertujuan membangkitkan semangat pemuda untuk terus maju dan memberikan kontribusi bagi
kemajuan Indonesia pada umumnya dan kemajuan daerah pada khususnya,” ujar dosen Fakultas Hukum itu. Acara dimoderatori oleh Presiden BEM FH Unhas dan menghadirkan Deputi Pemberdayaan Pemuda Kementrian Pemuda dan Olahraga RI, Prof Dr Faisal Abdullah SH MSi, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman ST, dan Dekan Fakultas Hukum Unhas, Prof Dr Farida Patittingi SH MHum sebagai narasumber. Dalam pembahasannya, Farida menjelaskan mengenai ciri pembangunan kepemimpinan pemuda ialah pemuda yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain
itu, perlu pula akhlak mulia, demoktratis, bertanggung jawab, berjiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, kebangsaan, serta berdaya saing. “Kepemimpinan pemuda yang ideal memprioritaskan kepentingan negara, mampu mengedepankan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi maupun kelompok atau keluarganya,” tambahnya. Kegiatan ini diikuti oleh 232 partisipan dari berbagai profesi dan instansi yang tersebar di seluruh Indonesia. Seluruh agenda kegiatan akhirnya selesai pada pukul 17.30 Wita. M124
Upaya Tingkatkan Swasembada dan Ketahanan Pangan HIMPUNAN Mahasiswa Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (Himsena Fepet Unhas) menggelar Webinar Nasional, Sabtu (14/11). Kegiatan yang berlangsung via Zoom Meeting ini digelar dengan tema “Prospek Usaha Peternakan Sebagai Pilar Swasembada Pangan.” Webinar ini menghadirkan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Kementerian Pertanian RI, Dr drh Agus Susanto M Si sebagai keynote speaker. Dan beberapa pembicara, antara lain Dr Reza Abdul Jabbar M App Sc (Owner Large Scale Dairy Farm Rural Practice Trus), Dr Ir Aslina Asnawi S Pt M Si IPM
(Ketua Departemen Sosial Ekonomi Peternakan Unhas), dan Dr Ir Abdul Muas M Si IPU ASEAN Eng (Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan). Dalam sambutannya, Agus menyampaikan bahwa dalam meningkatkan swasembada pangan, Sumber Daya Manusia harus punya ketahanan yang baik, apalagi melihat Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan gudang pangan dunia. “Selain itu, saat pandemi seperti ini, subsektor peternakan dan pertanian adalah usaha yang tidak mengalami krisis. Malah sektor ini berpesan penting dalam
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
menggerakkan roda ekonomi karena petani masih terus aktif memproduksi,” jelasnya. Namun, ia juga tak menutupi bahwa masih banyak tantangan yang dihadapi di subsektor peternakan. Salah satunya daging sapi dan susu yang masih impor karena produksi yang masih kurang. “Selain itu keterbatasan lahan, pemanasan global dan penyakit-penyakit ternak masih menjadi masalah sampai sekarang,” tegasnya. Kedepannya, Agus mengharapkan para peneliti terus membuat inovasi, agar hasil penelitian tidak hanya berakhir di etalase, tetapi juga dapat diterapkan. M127
IDENTITAS/ SANTIKA
Wisuda : Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA membawakan pidato pada wisuda periode II. Acara kelulusan kali ini digelar dalam jaringan dan luar jaringan, Selasa (17/11).
GERAKAN Radikal Anti Tindak Pidana Korupsi (Garda Tipikor) Fakultas Hukum Unhas gelar Garda Intellectual Forum dengan tema “Membentuk Kader yang Kritis dan Berintelektual Menuju Garda Tipikor yang Berkompeten.” Kegiatan ini dilaksanakan virtual melalui Google Meet, Sabtu (31/10). Pada kesempatannya Imannul Yakin SH, alumni Fakultas Hukum Unhas sebagai salah satu pemateri membawakan Analisis Wacana Kritis. Imannul mengenai definisi dari analisis wacana kritis, ia menyampaikan bahwa analisis wacana kritis harus dilakukan dalam bentuk suatu penyelidikan yang objektif. Baik itu suatu karangan, perbuatan, atau hal lain yang bisa dijadikan objek untuk dianalisis. Selain itu, wacana juga komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik kepercayaan, nilai dan kategori. Termasuk di dalamnya kepercayaan yang artinya mewakili pandangan dunia sebuah representasi dari pengalaman. Kata Imannul, analisis wacana adalah suatu kegiatan di mana seseorang memilki suatu wacana atau suatu informasi, baik itu secara verbal maupun tertulis.
Lebih lanjut, Imannul juga menyinggung wacana yang berhubungan dengan studi kebahasaan. Terdapat beberapa paradigma yang umumnya diketahui dalam suatu analisis wacana. Pertama adalah positivisempiris, yaitu suatu wacana yang di analisis bukan karena muatan substansinya, melainkan muatan struktur kebahasaannya. “Apabila suatu wacana atau kalimat tidak berdasarkan suatu substansi atau tata bahasa yang baik menurut kaidah berbahasa yang baik, maka wacana itu adalah suatu kesalahan menurut positivisempiris,” jelas Imannul. Paradigma yang kedua adalah paradigma konstruktivisme yang memandang wacana sebagai sesuatu yang terpisah dengan subjek. Dalam konstruktivisme dapat di lihat lebih ke alam substansinya dari suatu pengarang. Jadi antara pengarang dan karangannya merupakan satu kesatuan dan dianalisa secara bersamaan. Selain itu, pengujar dan apa yang diujarkannya adalah suatu kesatuan. “Jadi dianalisa satu kesatuannya sehingga apa yang ditulis merupakan suatu representasi pengarang,” tutupnya. M121
Rektor Mononutu dapat Gelar Pahlawan Nasional REKTOR Universitas Hasanuddin (Unhas) periode 1960-1965, Ir Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko widodo. Penganugerahan Mononutu dan 5 tokoh lainnya berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Selasa (12/11). Ia diberikan penganugerahan berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 117/TK Tahun 2020 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, yang ditandatangani Presiden tanggal 6 November 2020. Dalam Kepres, disebutkan bahwa penganugerahan adalah bentuk penghormatan yang tinggi atas jasa-jasa yang luar biasa para tokoh, yang semasa hidupnya pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata, perjuangan politik atau dalam bidang lain untuk mencapai, merebut, dan mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. Sebelumnya, Mantan Pejabat Gubernur Sulawesi Utara periode 2015-2016, Dr Soni Sumarsono MDM memang pernah mengusulkan Mononutu dan pejuang Indonesia lainnya, Bataha Santiago menjadi pahlawan nasional. Pengusulan mereka
sempat dibahas dalam seminar nasional yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Minut bersama DPP Korps Pembangunan Merah Putih di Aula Pemkab Minut pada 24 April 2015. Mononutu bukan sekadar tokoh daerah, ia bahkan pernah tiga kali menjabat menteri pada tiga kabinet. Mulai dari Kabinet Republik Indonesia Serikat (19491950), Kabinet Sukiman Suwirjo (1951-1952), dan Kabinet Wilopo (1952-1953). Selain itu, Mononutu juga pernah menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk RRT, anggota delegasi PBB, Direktur Perguruan Rakyat di Batavia, serta Wakil Ketua Organisasi Perhimpunan Indonesia Cabang Paris. Sewaktu menjabat sebagai Rektor, Mononutu berperan aktif dalam pembukaan beberapa fakultas di Unhas, yakni Fakultas Teknik, Fakultas Sastra, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Arnold Manonutu wafat di Jakarta pada 5 September 1983. M113
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
19
KAMPUSIANA
Kembangkan Produk Lokal, Bantu Masyarakat Pesisir HIMPUNAN Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (HMPWK FT Unhas) menggelar Seminar Nasional. Kegiatan yang berlangsung via Zoom Meeting ini, terselenggara dengan tema “Pasang Surut Wilayah Pesisir dan Ruang Laut Indonesia,” Sabtu (14/11). Kegiatan ini menghadirkan Guru Besar Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Unhas, Prof Dr Ir Slamet Trisutomo M S dan Wakil Ketua Bidang Perencanaan Pesisir dan Kelautan IAP Pusat, Adjie Pamungkas ST M Sc Ph D sebagai pemateri. Dalam penyampainnya, Adjie mengatakan terdapat enam tahap untuk membangun produk lokal pesisir melalui pemberdayaan masyarakat. Di antaranya, identifikasi komoditas perikanan unggulan, identifikasi daya dukung lingkungan dan identifikasi faktor berpengaruh dalam pengembangan. Selain itu, memahami karakteristik kegiatan ekonomi pada komoditas unggulan, identifikasi rantai
produksi komuditas unggulan dan aplikasi teknologi tepat guna untuk pengembangan ekonomi lokal. “Secondary analysis dapat menjadi proses penentuan komoditas unggulan. Dalam studi kasus dari pembangunan ekonomi lokal Pulau Poteran, Jawa Timur ditemukan beberapa komoditas unggulan. Mulai dari rumput laut, ikan teri nasi hingga rajungan. Lalu komoditas potensial ada ikan karang dan ikan tongkol,” jelasnya. Untuk mengidentitfikasi daya dukung lingkungan untuk pengembangan komoditas perikanan unggulan, juga terdapat beberapa langkah. Mulai dari mengidentifikasi tingkat pemanfaatan wilayah pesisir, mengidentifikasi daya dukung lingkungan sampai analisis kemampuan lahan. Adapun aplikasi teknologi tepat guna yang dapat digunakan untuk pengembangan ekonomi lokal antara lain, alat untuk pengasapan ikan, crackers slicers, bakso rumput laut, serta pembuatan dendeng ikan dan rumput laut. M113
Berantas Stunting di Tengah Pandemi SUSTAINABLE Development Goals (SDGs) Center Unhas bersama dengan Sekolah Pascasarjana Unhas menyelenggarakan webinar pada Sabtu-Minggu (7-8/11). Kegiatan tersebut dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Sekolah Pascasarjana Unhas. Acara yang mengangkat tema “Tantangan dan Peluang Pencapaian Target Stunting (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024 di Era Pandemi Covid-19” ini merupakan rangkaian dari Annual Conference 2020. Agenda diawali dengan sambutan oleh Rektor Universitas Hasanuddin, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA. Dalam sambutannya, Rektor Dwia mengungkapkan terima kasihnya kepada Fakultas Pascasarjana Unhas dan SDGs Unhas karena telah menginisiasi serta mendukung terselenggaranya webinar tersebut. Ia juga sangat mengapresiasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPNRI/Bappenas RI) karena telah bersedia menjadi mitra dalam kegiatan kali ini. Wanita kelahiran Lampung itu juga menjelaskan tentang target Unhas untuk meningkatkan nilai kemanusiaan, kebangsaan, dan kerakyatan sangat relevan dengan percepatan penanggulangan stunting yang akan dibahas.
“Saya berharap webinar ini dapat melahirkan pemikiran tajam tentang bagaimana permasalahan stunting dapat diselesaikan di era pandemi saat ini” ujar Rektor Dwia. Deputi Sumber Daya Manusia Kementerian PPN/Bappenas Republik Indonesia, Dr Ir Subandi MSc juga memberikan sambutannya. Menurutnya, upaya percepatan penurunan kasus stunting di Indonesia harus digencarkan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing di masa depan. Subandi juga menjelaskan bahwa upaya percepatan penurunan stunting di masa pandemi Covid-19 saat ini tentu tidak mudah. Berbagai tantangan harus dihadapi sebagai akibat dari pandemi, seperti tertundanya beberapa program karena penghentian tatap muka dan efisiensi anggaran hingga peningkatan kebutuhan masyarakat. “Permasalahan stunting yang multidimensional memerlukan upaya berbagai sektor yang berinteraksi, melalui koordinasi serta konsolidasi program dan kegiatan pusat, daerah, dan desa,” rinci Subandi. Di akhir sambutannya, Subandi mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Unhas khususnya SDGs dan Sekolah Pascasarjana Unhas karena menjalankan usaha-usaha untuk percepatan penurunan stunting. M118
IDENTITAS/ AINUN AFIAH
Peresmian: Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA meresmikan gedung baru Fakultas Keperawatan (FKep yang sekaligus merupakan rangkaian dari Dies Natalis ketiga FKep, Rabu (18/11).
Berantas Kota dari Kekumuhan HIMPUNAN Mahasiswa Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Humanis FISIP Unhas) menggelar Diskusi Ilmiah dengan tema “Grand Design ‘Kotaku’ di Kota Makassar secara daring melal zoom pada Rabu, (4/11). Kegiatan yang dimoderatori oleh Nur Wahida ini menghadirkan alumni Humanis, Alfiana SAP, sebagai pemateri. Acara yang berlangsung selama tiga jam ini, dihadiri oleh kurang lebih 30 partisipan. Pengurus Departemen Keilmuan dan Penalaran, Naylawati Bahtiar, mengatakan bahwa diskusi ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh Humanis setiap dua kali sebulan. “Program diskusi ilmiah ini adalah salah satu program kerja Humanis FISIP Unhas khususnya Departemen Keilmuan dan Penalaran, dan sudah menjadi program
rutin yang sering diadakan di Humanis,” ungkapnya. Lebih lanjut, Naylawati berharap dengan adanya diskusi ini, mampu menambah wawasan dan meningkatkan kepekaan terhadap isu sosial para peserta diskusi. Beralih ke sesi materi, dalam menjelaskan tentang Kotaku (Kota Tanpa Kumuh), Alfiana mengatakan bahwa Kotaku merupakan program berskala nasional yang diadopsi dan dilaksanakan di beberapa daerah, yang berangkat dari adanya amanat UUD 1945, terkait kesempatan kepada setiap masyarakat untuk bisa hidup sejahtera. “Tujuan akhirnya adalah meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di kawasan kumuh perkotaan. Jadi kalau bisa kita lihat, bahwa kunci utama yang menjadi kata kunci dari program ini adalah diharapkan adanya pemerataan
(pembangunan),” ungkapnya. Berkaitan dengan Kotaku di Makassar, Alfiana kembali menjelaskan, terdapat 143 kelurahan yang menjadi sasaran program ini. Pada tahun 2017, kelurahan mendapatkan Bantuan Dana Investasi (BDI) untuk penanganan permukiman kumuh sebanyak 38 kelurahan dengan alokasi dana Rp. 18,4 miliar. “Sebenarnya program Kotaku itu ada beberapa komponen yang sebenarnya ingin disasar, tapi yang paling utama adalah bagaimana infrastruktur yang dibangun dengan penganggaran daerah yang berkolaborasi dengan swasta dan dana hibah. Diharapkan ini dapat mendukung adanya perubahan-perubahan signifikan dari masyarakat, utamanya terkait dengan sosial-ekonomi,” papar Alfiana. M112
UKM Foto Unhas Adakan Pameran Virtual UNIT Kegiatan Mahasiswa Fotografi Unhas menyelenggarakan Pameran Pojok Diksar XXIX dengan mengangkat tema “Retouch” yang diisi dengan Webinar secara virtual. Senin (16/11). Pembukaan kegiatan yang dimulai pukul 11.00 Wita ini dihadiri Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unhas, Prof Dr drg A Arsunan Arsin MKes, para Ketua Umum UKM, dan 100 partisipan melalui aplikasi Zoom Meeting. Ketua Panitia Pameran Pojok Diksar XXIX, Muhammad
Aryadin dalam sambutannya mengatakan bahwa pandemi tidak menghalangi pelaku Diksar XXIX mengadakan pameran pojok, “UKM Fotografi pertama kalinya mengadakan pameran secara virtual yang berbentuk authentic reality,” jelasnya. Pameran ini diikuti oleh 46 paramedis dengan memamerkan sekitar 150 karya. Dalam sambutannya, Arsunan mengatakan, lembaga fotografi menyediakan ruang untuk mempelajari seni fotografi, “Teknologi fotografi semakin hari semakin mempermudah masyarakat dalam pemenuhan
kebutuhan terhadap foto yang berkualitas,” rincinya. Ia menambahkan bahwa fotografi memberikan nuansa foto yang dapat memberikan informasi yang akurat, serta memperluas pandangan cakrawala dan pandangan intelektual setiap orang. Agenda ini ditutup dengan Touring Exhibition sebagai upaya memperjelas konsep pameran pojok yang diadakan secara virtual. M126
WANSUS
20
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
Mengenal Anomali Iklim La Nina
B
adan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis hasil pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator. Hingga akhir September 2020, BMKG menyatakan La Nina akan berlangsung. Persitiwa La Nina dapat menyebabkan peningkatan curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40%. Hal ini akan menimbulkan dampak dalam berbagai aspek kehidupan. Lalu dari mana datangnya La Nina? Apa yang harus dipersipkan untuk mencegah dampak buruk dari La Nina? Untuk menjawab hal tersebut, Reporter PK identitas Unhas, Wandi Janwar mendatangi Guru Besar Hidrometeorologi Unhas, Prof Dr Halmar Halide MSc di kediamannya, Sabtu (21/11). Berikut hasil wawancaranya :
Lalu, mengapa La Nina terjadi di akhir tahun? Pada keadaan normal, hujan terjadi pada Desember hingga Februari. Awan konveksi berkumpul di daerah pasifik barat, yaitu Indonesia Timur termasuk Papua dan sekitarnya. La Nina akan lebih kuat karena ada peran angin pasang dan air yang mengalami tarikan serta dorongan dari barat ke timur. Fenomena ini dapat digambarkan seperti siklus, jadi makin kuat pemanasan maka energi dari timur ke barat makin besar dari keadaan normal. Penurunan suhu inilah yang akan memicu terjadinya fenomena La Nina. Jika di Indonesia terjadi La Nina, fenomena apa yang terjadi di negara lain? Fenomenanya dikenal dengan istilah El Nino, kalau di Indonesia orang sering menyebutnya musim kering. Jika La Nina awan berkumpul di dekat Papua, maka El Nino sebaliknya. Hal ini dikarenakan kekuatan angin yang membawa perpindahan panas tadi. Kekuatan anginnya lemah sehingga tidak bisa mendorong permukaan. Inilah yang memicu musim kering terjadi. Apa yang harus dilakukan untuk memitigasi La Nina di Indonesia? La Nina sudah pasti akan berdampak pada sektor peternakan, pertanian,
kesehatan, transportasi dan bidang lainnya. Karena sudah ada peringatan dari BMKG, kita bisa melakukan mitigasi untuk mencegah dampak yang besar. Misalnya dengan cara memperbanyak sumur bioporik, gali lubang dan masukkan sisa makanan organik hingga di datangi cacing. Ketika cacing datang, maka akan membentuk lubang sebagai jalur menuju ke sumur. Alhasil, ketika hujan tiba, air meresap kedalam sumur dan merembes ke poripori tanah melalui jalur yang dibuat oleh cacing. Selain itu, dari segi transportasi saat musim hujan di jalan tol perlu dibuat aturan kecepatan yang baru karena jalanan licin. La Nina dapat menyebabkan tanah longsor, hal itu sering terjadi di Sulawesi Selatan, lantas kebijakan apa yang mesti dilakukan untuk meminimalisir dampak tersebut? Dalam kasus ini, kita ambil contoh yang urus kehutanan dan infratuktur. Seharusnya pemerintah memanggil banyak menteri, khususnya kehutanan untuk menjelaskan dampak yang akan terjadi. Perlu ada rapat koordinasi untuk mencari solusi dari dampak yang akan ditimbulkan dari La Nina. Selain itu, juga harus ada kerjasama antara daerah. Jika dilihat secara ilmiah, terdapat perbedaan antara pantai di barat dan timur wilayah Sulawesi Selatan. Sehingga, salah satu upayanya adalah melakukan sosialisasi kemasyarakat mengenai bahaya membuang sampah sembarangan. Selain itu, pemerintah juga harus memiliki kesiagaan membangun proyek yang mampu mengurangi dampak dari La Nina. Mestinya ada peta untuk kota yang rawan bencana. Dari sini kita bisa merancang daerah mana
saja yang bisa ditanam pohon berakar kuat. Jadi ada penghijauan di daerah rawan. Langkah apa yang harus diambil agar banyak orang mengenal istilah La Nina? Nah itu tugas BMKG, saya rasa hal ini sudah banyak mendapat perhatian dari masyarakat sehingga selalu ada informasi mengenai cuaca atau fenomena yang terjadi. BMKG sudah menggunakan alat yang canggih seperti komputer dan yang lainnya, agar kita bisa mengetahui dan waspada dengan fenomena La Nina. Di tingkat pemerintahan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana juga sering melakukan sosialisasi mengenai hal ini, mereka biasanya melakukan kerjasama dengan BMKG untuk mitigasi bencana. Jika tidak berhasil dicegah, apa dampak yang bisa muncul dari fenomena La Nina? Berbicara tentang dampak tentu ada. Akan timbul bencana hidrometeorologi dari La Nina ini, seperti banjir dan tanah longsor. Selain itu juga ada dampak dari segi transportasi, misalnya di musim hujan jumlah kecelakaan lalu lintas meningkat akibat jalanan licin. Olehnya itu, dengan adanya rilis yang disampaikan BMKG, pemerintah seharusnya sudah bisa mengantisipasi kejadiankejadian seperti ini. Sebagai ahli hidrometeorologi, apa saran yang ingin disampaikan kepemerintah mengenai hal ini? Harus selalu pantau perkembangan anomali cuaca, agar pemerintah tahu apa yang terjadi ke depannya. Serta perlu ada diskusi sesuai prediksi yang ada, baik itu dua atau lima bulan kedepan agar ada antisipasi untuk bidang pertanian dan lainnya.
IDENTITAS/WANDI JANWAR
Apa yang menyebabkan fenomena La Nina bisa terjadi? Fenomena itu terjadi karena adanya interaksi atmosfer dengan laut. Ketika laut panas, maka air akan menguap dan muncul awan konveksi. Hal ini mengakibatkan keadaan yang tadinya panas, membuat atmosfer mendingin pada titik tertentu. Kejadian ini terjadi di daerah tropis, sehingga hanya Samudra Pasifik yang mengalaminya.
Data Diri
Nama: Prof Dr Halmar Halide MSc TTL: Makassar , 15 Maret 1963 Riwayat pendidikan: - S1 Intitut Teknologi Bandung 1987 - S2 Memorial University of Newfoundland 1992 - S3 James Cook University 2001 Pekerjaan: Dosen Hidrometereologi di Unhas
21
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
CERMIN
Moralitas dan Pelajaran Hidup
M
ungkin Anda yang sedang membaca Cermin ini masih sering atau suka menonton kartun. Tenang, Anda tidak sendiri. Banyak orang yang bahkan telah dewasa masih suka menonton kartun, salah satunya saya. Menurut Cambridge Dictionary, kartun adalah gambar di surat kabar atau majalah yang menceritakan lelucon maupun kritik politik secara humor. Kartun sebagai komunikasi grafis mengintrepretasikan suatu pesan. Ada beberapa jenis kartun yang saya ketahui, yaitu kartun karikatur, kartun editorial, komik kartun hingga kartun animasi. Seiring perkembangan zaman, kartun banyak mengalami perubahan. Dari segi visual, kartun di abad 20 ini sudah sangat berkualitas. Terbukti dengan teknologi yang dipakai seperti tiga dimensi hingga Computer Generated Imagery (CGI). Selain itu, banyaknya pilihan kartun
saat ini membuat dunia animasi semakin diminati semua kalangan. Sejak kecil, saya disuguhi tontonan film kartun oleh orang tua. Saat itu, Winnie The Pooh & Mickey Mouse menjadi film favorit. Setiap sore, saya selalu menunggu tayangan tersebut di televisi. Hingga di umur yang ke 20 tahun ini, saya masih menyukai dan selalu menunggu film kartun terbaru Disney, salah satu perusahaan hiburan terbesar di dunia dan bersifat universal. Sebagai salah seorang yang menggemari kartun sedari kecil, banyak dampak positif dirasakan dengan menonton animasi. Kartun berfungsi sebagai media pembelajaran, di samping memberikan stimulus visual yang lucu, menarik dan menghibur. Misalkan film Toy Story empat, ketika Woody dan Buzz akhirnya berpisah, juga pada saat Andy mengucapkan selamat tinggal kepada mainannya dalam Toy Story tiga. Kedua adegan itu cukup membuat terharu. Saya belajar dari
Oleh : Finsensius T Sesa film ini, bahwa persahabatan dan kekeluargaan jauh lebih penting dari materi. Materi hanyalah kenyamanan yang semu dan bersifat fisik, namun persahabatan dan kekeluargaan memberikan kenyamanan sesungguhnya karena muncul dari dalam hati. Menonton kartun juga dapat mengontrol emosi. Kebanyakan permasalahan dalam film kartun sangat sederhana dan tidak begitu kompleks. Permasalahan terselesaikan dengan sentuhan humor dan pemikiran sederhana.
KRONIK
Secara tidak sadar dapat membantu kita lebih tenang saat menghadapi masalah dengan cara sederhana. Anda pasti tau salah satu film animasi besutan Disney berjudul Inside Out. Film ini menceritakan seorang anak bernama Riley. Ia harus pindah rumah bersama orang tuanya karena urusan pekerjaan. Namun, dari situlah Riley mulai merasakan senang, sedih, marah, takut dan sebagainya. Ia harus menyesuaikan diri dengan hal baru. Dari film ini, mengajarkan pentingnya emosi dalam kehidupan. Tubuh dan raga kitalah yang mampu mengendalikan emosi itu. Kartun memberikan banyak nilai-nilai moral. Umumnya, cerita pada kartun sangat dekat dan relevan dengan kehidupan manusia seperti saling menolong dan menyayangi. Selain itu juga, memiliki nilai sosial yang tinggi seperti dasar-dasar kemanusiaan dan mengejar mimpi. Dengan cara ini setiap orang diingatkan bahwa
mereka hidup bersama orang lain dan menuntut adanya toleransi antar sesama. Bukan hanya itu, menonton kartun khususnya Disney bisa dijadikan salah satu media belajar bahasa Inggris. Hal itu saya lakukan sejak di bangku SMP hingga sekarang. Dengan menonton film berbahasa Inggris, saya memperhatikan bagaimana pengucapan dan pelafalan suatu kata. Nah, ternyata menonton kartun bisa mendapatkan banyak manfaat. Setelah membaca ini, apakah Anda tertarik untuk menonton film kartun atau animasi? Namun kembali lagi pada pribadi masingmasing. Ada orang yang memang tidak menyukai genre ini, mungkin menurutnya sudah tidak cocok dengan umurnya. Segala sesuatu pasti memiliki sisi positif dan negatif. Penulis merupakan mahasiswa Manajemen, angkatan 2018.
Wisuda Luring Era Pandemi, Unhas Adakan Dua Tahap
IDENTITAS/ SANTI KARTINI
Wisuda terbatas: Wisudawan berdiri memperlihatkan ijazah saat namanya disebut. Penyelenggaraan wisuda Periode II TA 2020/2021 ini digelar terbatas dan menerapkan protokol kesehatan Covid-19, Selasa (17/11).
UNIVERSITAS Hasanuddin (Unhas) menggelar Wisuda Periode II Tahun Ajaran 2020/2021 dalam dua tahap. Hal ini dilakukan demi mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Dalam pelaksanaannya, wisuda tahap pertama berlangsung pada 17 November 2020 secara luar jaringan (luring) terbatas dan tahap ke dua pada 15 Desember 2020. Saat dihubungi melalui WhatsApp, Senin (9/11), Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof Dr Ir Muhammad Restu MP membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, sampai tadi siang sudah lebih dari 600 peserta yang mendaftar untuk wisuda tahap 1, sedangkan 200 peserta sedang diproses. “Dari jumlah peserta wisuda tahap 1 yang terkumpul, akan dibagi menjadi dua sesi, pagi dan siang hari,” jelas Restu, Senin (9/11). Dari rilis yang diterima identitas, pelaksanaan wisuda tetap akan mematuhi protokol kesehatan yang ketat, mulai dari pengukuran suhu tubuh, memakai
masker dan mencuci tangan sebelum masuk ruangan. Kata Restu, meskipun dilaksanakan secara luring, wali mahasiswa hanya diperkenankan ikut secara daring dan tak ada prosesi jabat tangan. “Tak ada prosesi jabat tangan. Saat disebut namanya, wisudawan hanya akan berdiri saja,” tegasnya. Menanggapi kabar tersebut, salah satu calon wisudawati, Nurnaningsih merasa bersyukur dimana ia bisa wisuda luring. ”Bersyukur sih, soalnya ada teman seangkatan yang wisuda daring bulan lalu. Tidak bisa saya bayangan jika harus wisuda dari rumah. Nama dipanggil munculnya cuma di layar,” keluh mahasiswa Sastra Inggris 2016 itu. Ia berharap meskipun orang tua atau wali tidak diundang, wisuda bisa terlaksana dengan khidmat dan lancar. “Saya juga berharap wisudawan bisa menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan dari pihak kampus,” akhirnya. Hafis Dwi Fernando
22
identitas
IPTEKS
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
Hidroponik Murah Mahasiswa Pertanian
T
ren budidaya hidroponik terus berkembang, namun proses dan instalasi budidaya terbilang cukup menguras kantong. Tak perlu khawarir, bagi Anda yang ingin budidaya hidroponik, kelompok bisnis mahasiswa pertanian Unhas ini membuat gebrakan hidroponik murah. Budidaya tanaman hidroponik belakangan ini terus berkembang. Teknik budidaya yang memanfaatkan air sebagai media tanam ini menjadi solusi pertanian di lahan sempit perkotaan. Selain itu, budidaya hidroponik memiliki keuntungan lain seperti tidak bergantung dengan musim, bahkan di wilayah yang memiliki iklim panas sekalipun. Hanya saja untuk budidaya hidroponik juga memiliki beberapa kendala seperti biaya instalasi yang terbilang cukup tinggi. Sehingga pembudidaya hidroponik terbatas pada kalangan tertentu saja. Berdasarkan hal tersebut mahasiswa Fakultas Pertanian, Program Studi Agroteknologi membuat rancangan produk instalasi hidroponik yang
memiliki harga relatif terjangkau. Produk itu diberi nama Low Cost And Portable Hydroponic with Smart Technology (Lacapro S+), digagas oleh tiga mahasiswa angkatan 2018 yakni Muhammad Azriel Ikhlasul Amal, Muh. Dzulfikar Syam, Kemal Abdul Syakur, dan Tasya Saphira Trimulya. Lacapro S+ mengombinasikan model hidroponik Deep Flow Technique (DFT) sistem sumbu, model DFT dan aerator, serta menerapkan budidaya tanaman hidroponik dan budidaya ikan konsumsi secara bersamaan yang diintegrasikan dengan model aquaponik. Saat ini, perancangan untuk teknologi sementara dikembangkan oleh Amal dan timnya. “Sementara ini kami masih mendalami teknologinya dan dibantu oleh mahasiswa ilmu komputer,” jelas Amal, saat diwawancara melalui Whatsapp, Sabtu (24/10). Adapun rencana yang sedang dikembangkan berupa teknologi dengan sistem digitalisasi penggunaan air dan nutrisi
tanaman hidroponik. Sehingga pembudidaya hidroponik nantinya lebih mudah mengetahui jumlah air dan nutrisi yang diperlukan sehingga dapat diperoleh hasil tanaman yang lebih optimal. Hal ini tentu berbeda dengan instalasi hidroponik yang lain karena rata-rata hidroponik yang tersedia saat ini belum terintegrasi dengan penerapan teknologi yang dapat membantu
penggunanya untuk memastikan jumlah ketersediaan air dan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Selain terkait dengan instalasi teknologi, Lacapros S+ juga telah memerhatikan strategi pemasaran dari produk yang dihasilkan. Berbekal dari hasil pembelajaran dan pengalaman di bangku kuliah, Amal dan tim menerapkan Customer Relationship Management (CRM). Metode ini merupakan pengenalan produk dilingkup keluarga, kerabat, dan teman. Tak hanya itu Amal dan tim juga aktif membangun jejaring dengan mengikuti berbagai forum bisnis diantaranya seminar daring, kompetisi wirausaha, dan pameran, sehingga hidroponik
murah ini dapat dipercaya dengan baik. Pemanfaatan media sosial pun turut digencarakan agar produk ini dikenal luas di masyarakat. Produk Lacapro S+ juga menawarkan jasa pemasangan dan pendampingan dalam budidaya hidroponik kepada penggunanya. Tak sebatas itu, edukasi berkala pun pemenuhan kebutuhan pangan yang mandiri dengan kualitas yang dijamin bebas dari paparan bahan kimia sehingga aman dikonsumsi. Namun saat ini, kesempatan untuk berkumpul bersama tim dan pembimbing menjadi kendala utama akibat pandemi Covid-19, serta dana bantuan belum cair untuk pengembangan usaha Lacapro S+. Amal berharap Lacapro S+ ini mampu memenuhi kebutuhan pangan dan meringankan ekonomi penggunanya, “Harapan kami produk ini mampu bersaing dengan produk hidroponik lainnya serta menjadi pilihan utama dalam membantu masyarakat,” tutupnya. Nur Ainun Afiah
IDENTITAS/HAFIS DWIFERNANDO
RAGAM
Mahasiswa Kpopers juga Kritis
P
embahasan tentang Kpop (Korean pop) di Indonesia seperti tak ada habisnya. Sejak beberapa tahun terakhir, jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan tersebut mendapat tempat yang cukup istimewa di berbagai kalangan, termasuk di kalangan mahasiswa. Bisa dilihat dari trending di sosial media hampir setiap hari diantaranya ada tentang Kpop. Di Youtube saja misalnya, jika ada musik video baru dari boygroup atau girlgroup Kpop, sangat mudah masuk di top tiga trending. Apalagi di Twitter, para penggemar atau lebih sering disebut Kpopers sangatlah mudah untuk membuat idolanya trending hanya dalam hitungan menit. Meski mengidolakan orang korea, namun para Kpopers ini tidak serta merta tidak peduli dengan isuisu yang terjadi di negara sendiri. Seperti disahkannya UU Cipta Kerja Omnibus Law oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyita perhatian masyarakat, juga menjadi fokus Kpopers. “Ava Korea juga mahasiswa,” “negara nomor satu, oppa nomor
dua.” “cuti nonton drama Korea karena DPR lebih banyak drama,” “Ava boleh Korea tapi jiwa Indonesia,” “Indonesia Darurat, sampai Kpopers ikut aksi.” Kalimat-kalimat yang sempat viral itu adalah tulisan di poster para Kpopers yang ikut melakukan demonstrasi menolak Omnibus Law. Di sosial media sendiri, khususnya di Twitter, Kpopers berhasil menaikkan tagar tentang isu tersebut hingga trending berhari-hari. Alya, salah satu mahasiswa Unhas yang juga Kpopers mengatakan bahwa Kpopers jangan dipandang sebelah mata. Kpopers juga banyak mahasiswa yang ingin berjuang seperti yang lainnya. “Menyukai idol Korea bukan berarti tidak melek politik. Kami juga menginginkan kebijakan yang pro rakyat. Saat itu kami memilih tidak menaikkan tagar saat idola kami ulang tahun, rilis lagu dan lain-lain, padahal bisa saja menjadikannya trending dalam waktu singkat. Hal itu dilakukan agar tagar yang trending tetap isu Omnibus Law agar tetap jadi perhatian,” jelasnya, Senin (9/10). KPopers berasal dari lintas
generasi dan latar belakang. Dari anak SD hingga mahasiswa, profesi pun bermacam-macam, bahkan ada yang bekerja di bidang hukum. Pada umumnya setiap Kpopers memiliki grup chat. Di grup itulah mereka saling berbagi informasi. Jadi Kpopers melek akan isu-isu nasional dan gerakan bukan lagi hal yang baru. Pendiri Drone Emprit, sebuah sistem yang berfungsi memonitor serta menganalisa media sosial dan platform online berbasis teknologi big data, Ismail Fahmi membagikan catatan kontribusi Kpopers di media sosial dalam isu politik. “Akun Kpopers setahun lalu mencuri perhatian karena ikut menolak revisi UU KPK. Mereka menggaungkan dukungan ILUSTRASI/ AZZAHRAH kepada mahasiswa yang menolak pelumpuhan KPK melalui UU. Setahun berselang mereka kembali turun gunung. Kali ini kompak menolak Omnibus Law. Tak hanya itu, gerakan menggaungkan Black Lives Matter pun mereka ikut berkontribusi,” ujarnya. Selain itu, para Kpopers Indonesia pun mendapat pujian dari masyarakat selama masa pandemi ini. Banyak Fanbase yang
berbondong-bondong menggalang dana untuk membantu melawan virus corona dan juga bagi yang terdampak. Dalam waktu singkat ratusan juta dana terkumpul. Asti, salah satu mahasiswa Unhas yang ikut dalam penggalangan dana tersebut termotivasi dari EXO, boygroup papan atas Korea yang anggotanya telah terbiasa memberikan donasi ataupun aksi sosial lainnya sejak sebelum debut dan sukses seperti sekarang. “Saya banyak belajar dari EXO, mereka mengajarkan bahwa berbuat baik itu bukan hanya dilihat dari seberapa banyak materi yang bisa kita sumbangkan, tapi niat dan waktu yang ikhlas diluangkan juga sangat berharga,” katanya, Selasa (10/10). Disisi lain, meski sering melakukan hal positif, masih ada yang tak menyukai Kpop dengan berbagai alasan. Salah satu alasannya, Kpopers dianggap bersikap terlalu fanatik dan alay. Fanwar atau saling serang antar fans seringkali terjadi dengan alasan membela idol masingmasing. Penghargaan, chart musik, dan konsep comeback adalah alasan
yang paling sering menimbulkan perdebatan panjang. Hingga memakai foto profil korea di media sosial mendapatkan cemohan oleh non Kpopers. Irna, yang seorang Kpopers mengaku bahwa fanwar memang sering terjadi. “Itu adalah bentuk kecintaan terhadap sang idola. Jika fanwar dengan alasan sepele saya pun tidak setuju. Tapi hanya karena hal itu, sangat tidak tepat kalau semua disamaratakan dianggap buruk. Sangat banyak dari kami justru melakukan hal positif baru karena menyukai idol korea,” terangnya, Selasa (10/10). Mahasiswa Fakultas Farmasi tersebut sejak menyukai Girlgroup Blackpink, mempunyai hobi baru yaitu belajar bahasa korea. Ia kini bisa menulis dan membaca bahasa Korea meskipun belum mengerti artinya secara keseluruhan. Jadi pada intinya, menjadi Kpopers membuat kita melakukan hal positif atau negatif kembali ke pribadi masing-masing. Khusnul Fadilah
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
23
BUNDEL AKADEMIKA Abdul Malik Fadjar, Tokoh Pendidikan Sekaligus Negarawan
IDENTITAS/ BUNDEL 2017
Jalan Panjang
Pembangunan
JK Arenatorium
D
emi meningkatkan pelayanan dan kualitas, suatu perguruan tinggi menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang kenyamanan civitas akademika. Begitu pun dengan Universitas Hasanuddin (Unhas). Salah satu yang dibangun adalah Gelanggang Olahraga (Gor) yang baru saja rampung pada 12 November 2020. Gedung yang diberi nama JK Arenatorium ini menyediakan berbagai fasilitas, mulai dari tribun berkapasitas 4.000 - 5.000 orang, lapangan dalam ruangan, tempat pameran karya dan seni hingga lapangan dengan rumput sintesis di depannya. Di balik kemegahannya itu, Gor Unhas tidak serta merta jadi, tetapi harus melewati tiga tahap pembangunan yang memakan waktu dan biaya besar. Gagasan awal pembangunan Gor dimulai saat Prof Dr Idrus Paturusi Sp BO menjabat sebagai rektor ke-11. Peletakan batu pertama dilakukan pada tahun 2011 oleh Idrus dengan pihak PT Pertamina sebagai sponsor tunggal. Anggaran awal pembangunan gedung ini sebesar 10 milliar. Berdasarkan Bundel identitas tahun 2013, sumbangan dana diuangkan dalam empat tahap. Tahap pertama sejumlah 20 persen, tahap kedua 40 persen, tahap ketiga 35 persen dan 5 persen untuk tahap terakhir. Gor dibangun di atas lahan seluas 4.200 meter tepat di samping
Gedung Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Tamalanrea. Saat pembangunan pertamanya, Gor Unhas ditaksirkan menampung sekitar 4.500 orang. Namun pembangunan tahap pertama ini tidak selesai sesuai target. Mengakibatkan beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) menyelenggarakan kejuaraan di luar kampus yang saat itu menargetkan berkegiatan di Gor. Seperti yang dialami UKM Sepak Bola, saat itu menyewa Gor Sudiang. Pada terbitan yang sama menjelaskan bahwa terhambatnya pembangunan ini karena perubahan rancangan luas bangunan. Awalnya 30 x 50 meter persegi dianggap kurang memadai, Idrus menginginkan lebih luas yakni 55 x 80 meter persegi dan bisa menampung 5.000 mahasiswa. Faktor lain, kucuran dana tahap kedua dan tahap selanjutnya belum juga dicairkan oleh perusahaan. “Tahap kedua belum semua masuk rekening rektor. Pun sampai saat ini pembangunan masih dalam tahap penimbunan untuk menahan tanah yang diatasnya nanti didirikan Gedung,” kata Ketua Pelelangan Gor saat itu, Ir Ali Mantung M Si. Hingga tahun 2015, pembangunan lagi-lagi belum selesai. Banyak UKM yang kesulitan mencari tempat untuk berlatih seperti UKM Pencak Silat. Bukan hanya itu, Kejuaraan Nasional Rektor Unhas Cup VIII digelar dalam keterbatasan Gor yang belum memadai dan rampung.
“Gangguan sinar matahari, angin, banyak debu dan lantai yang tidak memadai. Coba diakali dengan kain, tapi tetap tidak bisa karena kondisi yang masih terbuka,” keluh salah satu anggota UKM Pencak Silat, Hanu Rohani pada terbitan identitas akhir Oktober 2015. Pembangunan Gor tahap kedua dilanjutkan pada September 2017 dengan kuncuran dana mencapai 4,5 miliar. Saat itu, pembangunan diburu karena Unhas menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional 2017. Gedung itu menjadi tempat upacara pembukaan dan tempat pertandingan berbagai cabang olahraga. Meski Gor sudah bisa digunakan tetapi masih ada satu tahap lagi untuk merampungkannya. Pembangunan tahap tiga dimulai pada akhir 2019 dengan kucuran dana mencapai 9,6 dari Pertamina, Kalla Group 5 miliar, Badan Pertahanan Nasional 2 miliar dan Pemerintah Provinsi 9,6 miliar. Tahap ini rampung pada Kamis, (12/11/2020), ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Ketua Ikatan Alumni Unhas, Dr (HC) Drs H Muhammad Jusuf Kalla. JK Arenatorium tidak hanya digunakan untuk kegiatan olahraga, tapi juga pentas seni, pertemuan ilmiah, eksibisi pameran karya, konser seni, pentas promosi ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya serta penyelenggaraan lainya. Finsensius T Sesa
PROF Drs H Abdul Malif Fadjar MSc lahir di Yogyakarta, 22 Februari 1939. Ia dikenal sebagai sosok yang mengabdikan dirinya untuk dunia pendidikan. Sejak kecil ia telah dididik oleh sang ayah untuk bersikap percaya diri dan memiliki keberanian yang semuanya berpangkal dari iman. Jiwa kepemimpinan sang ayah yang merupakan guru agama, juga aktivis Muhammadiyah ini pun ia warisi, terbukti saat mengenyam pendidikan pernah menjadi ketua OSIS, hingga akhirnya menduduki jabatan penting di bidang pendidikan maupun pemerintahan. Latar belakang pendidikannya yang kental dengan nuansa ke islaman sangat melekat pada beliau, sosoknya dikenal sebagai pribadi yang religius. Setelah tamat Sekolah Rakyat Negeri tahun 1952, ia lanjut ke Pendidikan Guru Agama Pertama Negeri (PGAPN) Magelang, dan Pendidikan Guru Agama Atas Negeri (PGAAN) Yogyakarta. Setelah lulus tahun 1959, ia mengikuti jejak sang Ayah menjadi seorang guru agama. Ia mengabdikan diri mengajar di daerah terpencil di Sekolah Rakyat Negeri Taliwang, Nusa Tenggara Barat (NTB). Setelah itu ia mengajar di Sekolah Guru Bantu Negeri, dan Sekolah Menengah Pertama Sumbawa Besar NTB. Putra dari pasangan Fadjar Martodiharjo dan Salamah ini kemudian melanjutkan pendidikannya di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, dan berhasil meraih gelar sarjana Pendidikan Kemayarakatan Islam tahun 1972. Lalu menjadi Dosen IAIN Sunan Ampel Malang dan dipercayai menjabat sebagai Sekretaris Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel (1972-1979). Masa itu, melalui Lembaga Pendidikan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M), ia berhasil membuat Fakultas Tarbiyah dikategorikan sebagai Pilot Projek Fakultas Tarbiyah di lingkungan IAIN seIndonesia. Tahun 1981, ia meraih gelar Master of Science di Department of Educational Research, Florida State University, Amerika Serikat. Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
ISTIMEWA
pun memintanya mengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, lalu diangkat menjadi Dekan. Kemudian tahun 1983, Malik Fadjar diangkat menjadi Rektor Universitas UMM. Dimasa jabatannya, ia berhasil menjadikan UMM sebagai salah satu kampus swasta terbaik di Malang. Ia juga mendirikan Pusat Studi Keislaman dengan harapan agar orang luar negeri tertarik mempelajari Islam terutama di Asia Tenggara. Saat menjabat sebagai Rektor UMM, ia juga dipercayakan menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Solo tahun 1994-1995. Hingga usianya menginjak 67 tahun, ia masih menikmati profesinya sebagai pengajar. Ia aktif mengajar di Universitas Islam Negeri Jakarta dan UMM. Selain aktif dalam dunia pendidikan, ia juga dikenal sebagai seorang negarawan. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2009 tersebut pernah diberikan amanah menduduki jabatan penting di pemerintahan. Pengalaman pertamanya yaitu ketika tergabung dalam Kementerian Agama Republik Indonesia sebagai Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam tahun 1996. Puncak karir Malik Fadjar saat menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional pada Kabinet Gotong Royong periode 2001-2004. Selain itu, ia pernah menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat hingga oktober 2004 (ad-interim karena menggantikan Jusuf Kalla yang kala itu maju untuk pemilihan presiden). Dan di masa pemerintahan Joko Widodo, ia sempat menjadi Dewan Pertimbangan Presiden periode pertama kepemimpinannya, tepatnya pada tahun 2015. Di usia 81 tahun, Malik Fadjar tutup usia tepat hari Senin, 7 September 2020. Ia meninggal di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan. Namun jasa dan prestasi cendekiawan muslim tersebut mulai dari praktisi pendidikan paling dasar, birokrat pendidikan, serta negarawan akan tetap abadi. Azzahra Nabilah
24
LINTAS
identitas
NO. 917, TAHUN XLVI, EDISI NOVEMBER 2020
Kerajaan Kutai, Tenggelam di Balik Kejayaan Masa Lalu
A
wal tahun 1990-an, penduduk di Muara Kaman, Kalimantan Timur dihebohkan dengan ditemukannya porselin baik utuh maupun pecahan di pinggiran sungai. Benda-benda itu ditemukan tak sengaja setelah bibir sungai tergerus dari waktu ke waktu yang mengakibatkan erosi. Dalam sekejap ribuan masyarakat berdatangan membongkar dan menggali tanah hingga tak tersisa. Siang malam diramaikan para pencari harta karun dan berpeti-peti barang temuan di kapalkan ke luar. Penggalian harta karun bukan semata-mata karena temuan berbagai macam benda kuno. Misteri Muara Kaman sebagai pusat kerajaan tertua di Indonesia merawat mimpi akan pencarian benda-benda kuno. Nah, cerita bermula dari sini. Penetapan Kutai sebagai pusat kekuasaan politik pertama-tama di Indonesia diselimuti dengan mitos akan besarannya warisan yang terpendam. Oleh karena itu, awal Oktober 2020, aku berangkat bersama rombongan tim peneliti dari
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin. Mengunjungi warisan yang terpendam dari kerajaan tertua di Indonesia ini. Tiba di sana, kami bergabung dengan tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Kalimantan Timur. Dari Kota Samarinda, kami menyusuri Sungai Mahakam sejauh 89 kilometer menuju Kecamatan Muara Kaman. Dahulu masyarakat di sana berinteraksi dengan dunia luar menempuh aliran Sungai ini. Muara Kaman diyakini sebagai bekas kota Kerajaan Kutai yang diperkirakan berdiri pada abad ke-4 Masehi. Dikenal sebagai Kutai (kutei) oleh penduduk setempat, kemudian ditambahkan kata Martapura atau Martadi pura di belakangnya, merujuk Gunung Marta pura sebagai pusat dari “istana” kerajaan. Satu yang pasti, konstruksi masa silam Kerajaan Kutai di Muara Kaman ditentukan oleh peran Sungai Mahakam dalam berdiri, berkembang, dan mundurnya kerajaan itu. Hingga kini, peran sungai tetap dominan sebagai penghubung tempat satu dengan yang lainnya. Di mana
menggunakan kapal untuk sarana angkutan jarak jauh, sedangkan perahu ketinting (ces) untuk rute pendek dan menengah, taksi (perahu penghubungan tarkampung) dan ferry (kapal penyeberangan orang, barang dan kendaraan). Hal itu menunjukkan Kerajaan Kutai terus berlanjut dari abad ke abad, di mana menjadi perlintasan budaya hingga masuknya Islam di Kalimantan Timur. Meski tidak banyak bukti tercatat untuk menjelaskan periode itu, tersisa beberapa cerita lisan yang diwariskan turun-temurun seperti legenda Ikan Baung maupun Danau Lipan. Legenda itu menuturkan kehidupan penduduk setempat yang tergantung dari limpahan air Sungai Mahakam, mata pencaharian penduduk, hubungan dengan orangorang asing, hingga perlawanan atas ekspansi kekuatan luar. Jika menengok dari jendela hari ini, sangat terasa pengabaian atas situs-situs kerajaan tertua di Indonesia. Walaupun segenap anak negeri mengenal bahkan bangga akan kebesaran Kutai. Tapi kebanggan itu pasti akan
berkurang bahkan sirna jika berkunjung secara langsung di Muara Kaman. Bangunan utama untuk menandai “pusat” kerajaan itu hanya sebuah museum yang tidak terurus. Pusat kota raja di Benua Lawas atau Bukit Berubus tidak dikonversi menjadi kawasan “ibu kota” tertua Indonesia. Apalagi pemerintah pusat dengan narasi sejarah nasionalnya memproklamirkan kawasan ini sebagai pusat kekuasaan pertama di Indonesia, namun tidak bertanggung jawab merawat dan membina ingatan itu. Tidak hanya perhatian pada revitalisasi secara fisik dan lingkungan saja, tapi narasi pun harus dijaga dengan aktivitas yang mendukung. Seperti “ekspedisi negeri tertua” dengan menyusuri Sungai Mahakam dari hilir ke hulu dan kegiatan semacamnya. Tanpa perhatian seperti itu, negeri ini tetaplah bangsa yang kerdil, membangun kejayaan masa lalunya hanya di atas kertas dengan cerita sejarah semata. Tetapi tidak pernah meresapi dan menyelami makna yang dibangun dan dikonstruksinya sendiri.
Di wilayah pertemuan tiga sungai, kami menghela nafas untuk meninggalkan negeri indah ini. Berharap ada penelitian yang komprehensif atau multidisiplin di kawasan ini. Beriring dengan penataan dan pembangunan fisik untuk memperlihatkan kebesarannya, sebagaimana yang tercatat dalam buku-buku teks pelajaran sekolah. Tanpa itu kebanggaan, kecintaan, bahkan kepercayaan akan narasi besar itu akan tergerus tak tersisa di masa mendatang. Maka dengan itu mengunjungi Kutai, orang dapat mengenal seluruh Bangsa Indonesia, sebagai kerajaan pertama di bumi Nusantara. Selain destinasi yang sangat menarik juga mencakup tinggalan arkeologi dan sejarah yang kaya. Serta pengalaman melalui landscape kalimantan yang menantang, baik melalui jalur sungai, darat, hingga berjalan kaki. Penulis Ilham Daeng Makkelo, Dosen Departemen Ilmu Sejarah, FIB Unhas.
DOKUMENTASI PRIBADI