Observasi Perumahan MBR di RW 07 Kelurahan Braga, Kota Bandung

Page 1

PL 2211 SISTEM PERUMAHAN

LAPORAN OBSERVASI PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI RW 07 KELURAHAN BRAGA KOTA BANDUNG Muhammad Ihsan Yudanto 15416004 Agyta Yana Perdija 15416032 Faiq Yahya Hidayah 15416036 Imelda Shafira Sirony Putri 15416076 Manik Pramdani 15416082 Muhammad Habibi 15416088


Peta Lokasi RW 07 Braga

PEMILIHAN RW 07 BRAGA

Sumber: google maps, 2018

• Termasuk ke dalam 5 Besar Kategori Kawasan Kumuh Tinggi • Belum termasuk ke dalam kelurahan yang penataannya sudah terealisasi

• Belum tertata sampai saat ini


RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana keadaan keluarga yang tinggal bersama keluarga lain (lebih dari 2 keluarga) dalam satu rumah sederhana? 2. Bagaimana keadaan fisik rumah-rumah keluarga tersebut?

3. Bagaimana keadaan lingkungan sekitar rumah-rumah tersebut?

PEMILIHAN LOKASI Pemilihan lokasi observasi dilakukan dengan meninjau data sekunder dan tindak lanjut dari pemilihan lokasi tersebut, dicari 3 rumah sederhana yang dihuni lebih dari 3 KK


DASAR TEORI

Teori Perumahan dan Permukiman

Teori Permukiman Kumuh Teori Livelihood


TEORI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Menurut UU. No 1 Tahun 2011, Definisi rumah yaitu: Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.


• Penduduk sangat padat antara 250-400 jiwa/ha.

TEORI PERMUKI MAN KUMUH (Sinulingga,2005)

• Jalan-jalan sempit tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat, karena sempitnya, kadang-kadang jalan ini sudah tersembunyi dibalik atap-atap rumah yang sudah bersinggungan satu sama lain. • Fasilitas drainase sangat tidak memadai, dan malahan biasa terdapat jalan-jalan tanpa drainase, sehingga apabila hujan kawasan ini dengan mudah akan tergenang oleh air. • Fasilitas pembuangan air kotor/tinja sangat minim sekali. Ada diantaranya yang langsung membuang tinjanya ke saluran yang dekat dengan rumah, ataupun ada juga yang membuangnya ke sungai yang terdekat. • Fasilitas penyediaan air bersih sangat minim, memanfaatkan air sumur dangkal, air hujan atau membeli secara kalengan.


TEORI LIVELIHOOD

KONSEP SUSTAINALE LIVELIHOOD • Natural Capital Adalah segala sumber daya alam yang dapat digunakan oleh manusia untuk memenuhi penghidupan. Contohnya adalah udara, hutan, air dan lahan. • Human Capital

Aset yang Termasuk ke dalam Livehood

• Economic and Financial Capital

Natural Capital Socical Capital

Human Capital Physical Capital

Physical Capital

Sumber : DFID, 1999

Contohnya adalah pengetahuan, kemampuan bekerja, keterampilan dan kesehatan yang baik.

Economic and Financial Capital

Contoh dari economic and financial capital adalah upah, tabungan, dana pensiun dan hutang / kredit. • Physical Capital Yaitu infrastruktur dasar yang dapat digunakan oleh manusia untuk melakukan kegiatan sehari- hari. Contohnya adalah sistem transportasi, sistem sanitasi air, dan teknologi. • Social Capital Faktor sosial yang dapat mempengaruhi manusia dalam kehidupan mereka. Contohnya adalah relasi, peraturan yang berlaku serta organisasi.


ANALISIS RUMAH ASPEK FISIK ASPEK SOSIAL

ASPEK EKONOMI


Kecamatan

Tinjauan Data Sekunder: Kategori permukiman kumuh di Kota Bandung tahun 2013

Sumber data : Profil kawasan permukiman kumuh Kota Bandung. Kementrian PUPR. 2013

Kelurahan

Kategori Kumuh

Bandung Kulon

Cigondewa Rahayu

Berat

Bandung Kulon

Cigondewah Kaler

Sedang

Bandung Kulon

Cigondewah Kidul

Sedang

Cibeunying Kidul Cibeunying Kidul Cibeunying Kidul Sumur Bandung Sumur Bandung Andir Andir Andir Cicendo Cicendo Cicendo Cicendo

Cikutra Sukapada Cicadas Braga Babakan Ciamis Ciroyom Maleber Cempaka Pajajaran Sukaraja Arjuna Husein Sastranegara

Sedang Sedang Berat Sedang Sedang Berat Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Astana Anyar Astana Anyar Bandung Wetan Ujung Berung Bojongloa Kidul Batuunggul Cibeunying Kaler Kiara Condong

Nyengseret Panjunan Taman Sari Cigending Cibaduyut Wetan Binong Jati Cihargeulis Babakan Surabaya

Berat Sedang Berat Sedang Sedang Sedang Ringan Berat

Sukajadi Cinambo Babakan Ciparai Antapani Arcamanik Bojongloa Kaler

Sukabunga Cisantren Wetan Babakan Antapani Wetan Cisaranten Kulon Jamika

Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang


Tinjauan Data Sekunder

Menurut Data Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Tahun 2014: Ada 194 permukiman kumuh dari 1556 RW, 29 RW kumuh tinggi, 88 kumuh sedang, 77 kumuh rendah. Terdapat 5 Kelurahan dengan kategori Kumuh Tinggi, yaitu: • Kecamatan Astanaanyar Kelurahan Nyengseret. • Kecamatan Bandung Wetan Kelurahan Tamansari. • Kecamatan Surabaya.

Kiaracondong

Kelurahan

Babakan

• Kecamatan Sumur Bandung Kelurahan Braga • Kecamatan Bojongloa Kidul Kelurahan Situsaeur.


Tinjauan Data Sekunder

Dari data penataan permukiman kumuh di Kota Bandung pada Tahun 2014-2015 oleh Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung yang telah terealisasi. Ada 10 kawasan permukiman kumuh di Kota Bandung yang telah ditata, dari target 13 kawasan permukiman kumuh di Kota Bandung. 10 kawasan yang telah terealisasi tersebut adalah kawasan: • Kelurahan Ciroyom 1 Kecamatan Andir • Kelurahan Ciroyom 8 Kecamatan Andir • Kelurahan Babakan Ciparay 6 Kecamatan Babakan Ciparay • Kelurahan Taman Sari 6 Kecamatan Bandung Wetan • Kelurahan Taman Sari 11 Kecamatan Bandung Wetan • Kelurahan Cikutra 6 Kecamatan Cibeuying Kidul • Kelurahan Kebon Jayanti 2 Kecamatan Kiara Condong • Kelurahan Babakan 4 Kecamatan Babakan Ciparay • Kelurahan Babakan Surabaya 5 Kecamatan Kiara Condong • Kelurahan Babakan Surabaya 6 Kecamatan Kiara Condong.


Hasil wawancara dan observasi


Rumah 1 (Ibu Etty) a.

b

c

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018

a. b. c.

Ruang tamu & tengah rumah Bagian Kamar Denah rumah


Pemilihan

lokasi

rumah

Bu

Etty

hanya

didasarkan atas warisan dari orang tuanya, dengan kondisi memiliki 3 anak yang sudah berkeluarga namun belum memiliki rumah sendiri, dikarenakan kondisi ekonomi. Mengingat luasan rumah yang tidak memenuhi standar untuk ditinggali oleh banyak orang, tentunya rumah tersebut tidak layak untuk ditinggali banyak

Rumah 1 (Ibu Etty)

keluarga. Menurut Ibu Ety, keadaan tersebut tidak menjadi masalah dikarenakan Beliau sudah nyaman dan akan tetap tinggal di rumahnya yang sekarang hingga akhir hayatnya.


Rumah 2 (Bu Imas) Kamar Mandi

a

Ruang Tamu

Meja dan lemari bawah

6 m

Kamar Tidur

Pintu

Dapur

b

Jendela

3m

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018

a. b. c.

Sekat yang dibuat dari papan Kondisi ruang depan Denah rumah


Pemilihan lokasi yang dilakukan oleh Bu Imas adalah karena berdasarkan jaraknya dengan tempat

bekerja

yaitu

PAUD

tempat

beliau

mengajar. Selain itu juga tinggal dengan keluarga dari

saudara-

saudaranya

mengindikasikan

backlog yang dialami oleh keluarga Bu Imas. Kondisi tersebut dikarenakan keadaan finansial yang tidak memungkinkan untuk membeli rumah

Rumah 2 (Ibu Imas)

yang lebih baik yang disebabkan oleh harga

rumah yang semakin mahal dan juga terbatasnya lahan yang ada di Kota Bandung khususnya di daerah Braga, tempat dimana Bu Imas tinggal.


Rumah 3 (Bu Emehyati) Jendela

Dapur

Lemari

4 m

Kamar Tidur

Kamar Mandi

TV Ruang Tamu dan Kamar Tidur Jendela

b

3m

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018

a. b. c.

Rumah yang langsung kamar tidur Kondisi penerangan rumah Denah rumah


Lokasi

rumah

Bu

Emehyati

yang

dikarenakan dekat dengan tempat bekerja dan juga karena rumah tersebut merupakan rumah peninggalan dari suaminya. Alasan tidak mencari rumah yang lebih baik dikarena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan sehingga

Rumah 3 (Ibu Emehyati)

mengharuskan untuk tinggal bersama keluarga anak- anaknya dan menyebabkan backlog.


Kesimpulan • Sebagian besar kondisi keluarga yang mengalami backlog adalah sudah terbiasa sehingga merasa nyaman dan tidak terlalu menjadi masalah. Hampir semua narasumber bersedia jika pemerintah melakukan relokasi terhadap mereka untuk dipindahkan ke tempat yang lebih baik.

• Kondisi fisik dari rumah yang ditinggali oleh keluarga tersebut sebagian besar sudah terlayani fasilitas penunjang dasar seperti air dan listrik dengan baik namun memang ada beberapa rumah yang terletak di dalam gang yang sangat sempit sehingga menyulitkan akses untuk menuju kesana. • Kondsi lingkungan rumah telah menunjang kehidupan masyarakat yang tinggal disana namun memang keberadaan backlog yang ada akan menimbulkan dampak bagi masyarakatnya itu sendiri maupun bagi lingkungan sekitar.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.