Fakta dan Analisis Kabupaten Nganjuk Tahun 2019

Page 1

Fakta & Analisis

Kabupaten Nganjuk PL 4129 Studio Perencanaan Wilayah Program Studi Perencanaaan Wilayah dan Kota


Outline

1 Alur Berpikir

2 Tinjauan Kebijakan

3 Temuan & Analisis Aspek

4 Analisis Komprehensif

5 Konfirmasi Isu


• • • •

Kebijakan Dokumen Perencanaan Media Populer Jurnal ilmiah

Pemaparan Dinas PUPR Kab. Nganjuk

Gambaran Umum dan Potensi Masalah

Fakta dan Analisis

Survey

Alur Berpikir Perumusan Isu

Isu Aspek

Kebutuhan Data

Isu Studio

Tujuan

Sasaran dan Sub sasaran


Pengembangan Agribisnis, Pertanian Berkelanjutan dan Kesejahteraan Petani

Membangun sistem dan jaringan Transportasi yang terintegrasi untuk mendukung investasi pada: 1. Koridor Ekonomi 2. Kawasan Industri Khusus 3. Kompleks Industri 4. Pusat-pusat pertumbuhan

Tinjauan Kebijakan

Agrobisnis Tunggal Rogo Mandiri

Tempat pemasaran hasil pertanian secara terpadu berupa sentra pengembangan agribisnis, kawasan terpadu agropolitan dan agrowisata

Pembangunan Jalan Selingkar wilis, dan Pengembangan irigasi di Bendungan Ketandan, Semantok, Kuncir

Pembangunan Bendungan Semantok

Pembangunan Selingkar Wilis dan Bendungan Semantok Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh

Kabupaten Nganjuk

Sebagai PKL (Pusat Kawasan Lingkungan) yang mendukung WP Kediri Provinsi Jawa Timur

Kawasan Madiun sekitarnya dengan sektor unggulan pertanian, industri, perikanan, perkebunan, pariwisata, dan panas bumi Nasional


Fisik dan Lingkungan


FISIK DAN LINGKUNGAN – TUJUAN DAN SASARAN

Potensi serta tantangan fisik dan lingkungan dalam menunjang Agrobisnis dan Konektivitas untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Daya Saing Kabupaten Nganjuk Tujuan Penelitian Sasaran Penelitian

Potensi fisik dan lingkungan

Tantangan fisik dan lingkungan


FISIK DAN LINGKUNGAN - POTENSI

Satuan Kemampuan Lahan

SKL Morfologi

SKL Kemampuan Lahan

Morfologi rendah (57%)

Lahan kemudahan dikerjakan cukup dan tinggi (68%),

SKL Ketersediaan Air

Kemampuan ketersediaan air tinggi (47,7%) Sumber: Hasil Analisis, 2019

SKL Drainase

kemampuan drainase tinggi dan cukup (utara-selatan)

SKL Kestabilan Lereng

SKL Kestabilan Pondasi

Kestabilan lereng tinggi di bagian tengah

Kestabilan pondasi tinggi (49,8%)

SKL Terhadap Erosi

SKL Pembuangan Limbah

erosi yang sangat rendah dan tidak ada erosi (tengah & utara)

Kemampuan lahan terhadap pembuangan limbah cukup


FISIK DAN LINGKUNGAN - POTENSI

Kemampuan Lahan Didominasi kemampuan pengembangan lahan agak tinggi (61%) di bagian tengah kabupaten dan kemampuan pengembangan sedang di bagian utara dan selatan

Sumber: Hasil Analisis, 2019


FISIK DAN LINGKUNGAN - POTENSI

Potensi Komoditas SDA

Luasan komoditas paling unggul adalah cengkeh, cabai dan gandum. Lahan komoditas pertanian didominasi oleh lahan kelas 2 dan 3

Potensi Agrobisnis di Kabupaten Nganjuk dapat dikembangkan dengan melibatkan peran dari petani.

Sumber: Hasil Analisis, 2019


FISIK DAN LINGKUNGAN - POTENSI

Daya Dukung Lingkungan Kawasan terluas adalah level III dengan luasan sebesar 64.383 Ha (49,95%). Persentase

IV (Kurang sesuai) 1%

III (Cukup sesuai) 50%

II (Sesuai) 49%

g Lahan II (Sesuai)

III (Cukup sesuai)

Wilayah Kabupaten Nganjuk dapat dimanfaatkan bagi sektor pertanian dengan kemampuan lahan cukup baik dan terdapat beberapa hambatan yang perlu diatasi

Sumber: Hasil Analisis, 2019


FISIK DAN LINGKUNGAN - POTENSI

Daya Dukung Air Jika Kebutuhan Air 1600 m3/kapita/tahun

Supply Air (SA) Demand Air (DA)

C: Koefisien limpasan A: Luas Wilayah R: rata-rata curah hujan tahunan

+

Debit air permukaan (waduk, embung, sungai)

N: Jumlah Penduduk KLH: Kebutuhan air untuk hidup layak (1600 m3 air/kapita/tahun)

15 kecamatan

defisit

5 kecamatan

surplus

Hal ini dapat menjadi masalah keterjaminan

ketersediaan sumber daya air, sehingga Perlu dipertimbangkan sumber air alternatif Sumber: Hasil Analisis, 2019


FISIK DAN LINGKUNGAN - POTENSI

Daya Dukung Air (WS Brantas) Pembagian Sub DAS Kabupaten Nganjuk terletak di Sub Das Widas Debit air Widas Brantas Hilir

Widas

Terbesar Ke

2 di WS

Brantas

Catchment area Widas Terluas Ke

3

di WS Brantas Brantas Tengah

NgrowoNgasinan

Konto

(1,369

milyar m3/tahun)

(1.523 km2)

Brantas Hulu

Sumber: BBWS Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Brantas 2010

Berada di WS Brantas (Sub Das Widas) menjadi peluang Kabupaten Nganjuk untuk memenuhi kebutuhan air


FISIK DAN LINGKUNGAN - POTENSI

Arahan Kesesuaian Lahan PERBANDINGAN KECAMATAN SAWAHAN NGETOS BERBEK LOCERET PACE TANJUNGANOM PRAMBON NGRONGGOT KERTOSONO PATIANROWO BARON GONDANG SUKOMORO NGANJUK BAGOR WILANGAN REJOSO NGLUYU LENGKONG JATIKALEN Sumber: Hasil Analisis, 2019

2019 24,48 15,21 5,68 5,29 5,75 3,66 3,47 3,72 2,49 4,58 4,68 15,08 4,72 1,88 5,06 10,05 15,59 52,34 15,19 16,56

2024 23,71 14,74 5,51 5,13 5,57 3,54 3,36 3,60 2,42 4,44 4,53 14,61 4,57 1,82 4,90 9,73 15,10 50,70 14,72 16,04

2029 23,39 14,54 5,43 5,06 5,49 3,49 3,31 3,55 2,38 4,38 4,47 14,41 4,51 1,80 4,84 9,60 14,90 50,01 14,51 15,82

2034 23,47 14,59 5,45 5,07 5,51 3,51 3,32 3,56 2,39 4,39 4,49 14,46 4,53 1,80 4,85 9,64 14,95 50,19 14,57 15,88

2039 23,97 14,90 5,57 5,18 5,63 3,58 3,39 3,64 2,44 4,49 4,58 14,77 4,62 1,84 4,96 9,84 15,27 51,26 14,88 16,22

Daya Tampung Surplus namun Kertosono dan Nganjuk Cukup Padat

Kesesuaian Permukiman Luas dan Tersebar

Kabupaten Nganjuk masih mampu menampung penduduk dan permukiman sehingga dapat menjadi kekuatan untuk pengembangan wilayah


FISIK DAN LINGKUNGAN - TANTANGAN GUNA LAHAN 2018 Guna Lahan pertanian (80,29%) dan permukiman (14,57%) yang tersebar di bagian tengah hingga timur PERUBAHAN GUNA LAHAN Lahan Non Produktif

Lahan Produktif

Lahan Produktif

Lahan Terbangun

Diiringi dengan meningkatnya produktivitas lahan pertanian

POLA PEMANFAATAN LAHAN

Perubahan guna lahan menjadi permukiman cenderung terjadi di bagian tengah, dan perubahan menjadi lahan produktif terjadi di bagian selatan dan timur Sumber DinasAnalisis, Lingkungan Sumber::Hasil 2019Hidup, 2018


FISIK DAN LINGKUNGAN - TANTANGAN DAMPAK KONEKTIVITAS PADA PERUBAHAN GUNA LAHAN INDUSTRI DAN PERMUKIMAN KPI dan industri eksisting terletak di sekitar jalan arteri dan kolektor, menunjukan bahwa konektivitas berpengaruh

pada pemilihan lokasi industri Perkembangan permukiman terletak dekat dengan konektivitas.

Keberadaan konektivitas memicu pertumbuhan kawasan permukiman Permukiman baru cenderung berada dekat dengan industri.

Keberadaan industri mendorong pertumbuhan permukiman baru di sekitarnya

Konektivitas berdampak pada pertumbuhan industri dan kawasan permukiman di sekitar lokasi industri tersebut. Sumber : Dinas Lingkungan Hidup 2018, Hasil Observasi 2019


FISIK DAN LINGKUNGAN - TANTANGAN

Banjir banyak terjadi di kawasan permukiman terutama di sekitar sungai

Sumber: Hasil Analisis, 2019

Limitasi Lahan

Kekeringan menjadi salah satu faktor utama penghambat pertanian

Kawasan rawan longsor dapat menghambat pengembangan pariwisata di Gn. Wilis

Kabupaten Nganjuk aman dari gempa

Kebakaran hutan banyak merugikan kegiatan hutan dan perkebunan


FISIK DAN LINGKUNGAN - TANTANGAN

Limitasi Lahan Resiko Bencana keseluruhan Sedang-Tinggi

Bencana sangat berpengaruh terhadap pengembangan agrobisnis

Upaya penyelesaian bencana belum efektif dan tidak berkelanjutan

Sumber: Hasil Analisis, 2019


FISIK DAN LINGKUNGAN - TANTANGAN

Limitasi Lahan Kawasan Lindung

Resiko Bencana Agak Tinggi - Tinggi

Meskipun masih rawan bencana, Kabupaten Nganjuk masih memiliki banyak lahan yang dapat dikembangkan apabila mitigasi yang dilakukan tepat sasaran

Sumber: Hasil Analisis, 2019


FISIK DAN LINGKUNGAN - SINTESIS

Potensi serta tantangan fisik dan lingkungan dalam menunjang agrobisnis dan Konektivitas untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Daya Saing Kabupaten Nganjuk

Potensi fisik dan lingkungan dalam menunjang agrobisnis dan konektivitas untuk meningkatkan kesejahteraan dan daya saing Kabupaten Nganjuk

Kabupaten Nganjuk memiliki daya dukung dan daya tampung lingkungan yang baik sehingga berpotensi untuk dikembangkan untuk Agrobisnis walaupun mayoritas lahan masih perlu diintervensi (Intervensi rendah) terutama dalam pengelolaan sumber daya air untuk pertanian

Tantangan fisik dan lingkungan dalam menunjang agrobisnis dan konektivitas untuk meningkatkan kesejahteraan dan daya saing Kabupaten Nganjuk

Kabupaten Nganjuk memiliki tantangan yang perlu diselesaikan, khususnya dalam aspek kebencanaan yang sangat berpengaruh pada pengembangan agrobisnis dan permukiman yakni banjir dan kekeringan, selain itu juga ada indikasi perubahan guna lahan akibat pengembangan infrastruktur konektivitas dan industri walaupun saat ini masih cenderung tidak signifikan


FISIK DAN LINGKUNGAN - SINTESIS

Sintesis

Berdasarkan kondisi fisik dan lingkungan, Kabupaten Nganjuk memiliki potensi kemampuan lahan yang berpotensi untuk pengembangan agrobisnis, di lain sisi masih memiliki tantangan berupa Limitasi lahan (Selatan), banjir (tengah) dan kekeringan (utara) yang perlu diselesaikan


Sosial Kependudukan


SOSIAL KEPENDUDUKAN – TUJUAN DAN SASARAN

Karakteristik kependudukan dan sosial budaya serta pemanfaatan konektivitas dalam pengelolaan agribisnis untuk meningkatkan kesejahteraan dan daya saing Kabupaten Nganjuk

Tujuan Penelitian Sasaran Penelitian

Karakteristik kependudukan dan sosial budaya serta pemanfaatan konektivitas untuk meningkatkan kesejahteraan Kabupaten Nganjuk

Karakteristik kependudukan dan sosial budaya serta pemanfaatan konektivitas untuk meningkatkan daya saing Kabupaten Nganjuk

Karakteristik kependudukan dan sosial budaya serta pemanfaatan konektivitas dalam agrobisnis di Kabupaten Nganjuk


SOSIAL KEPENDUDUKAN – DEMOGRAFI

Demografi Proyeksi Kepadatan Penduduk Non Business as Usual

Kertosono dan Nganjuk hingga 20 tahun mendatang

Patianrowo, Rejoso, Kertosono, Lengkong, Nganjuk, Jatikalen, dan Pace mengalami peningkatan kategori kepadatan penduduk dalam 20 tahun ke depan

Analisis Migrasi

Surabaya dan Sidoarjo menjadi tujuan utama dan disusul oleh Mojokerto, Jombang, dan Kediri. Dengan tujuan migrasi untuk bekerja


SOSIAL KEPENDUDUKAN – KESEJAHTERAAN KEMISKINAN

Kesejahteraan IPM

Kantong Kemiskinan Kabupaten Nganjuk 2015

IPM Kab. Nganjuk dalam Konstelasi Regional Tahun 2018 100 80 60 40 20 0

71,23 70,77

Kota Kediri

Tulungagung

Nganjuk

Kab/Kota di Jawa Timur

Kediri

Persentase penduduk miskin tinggi. • Nganjuk : 11,18%, • Jawa Timur: 10,85% • Nasional: 9,82%

Trenggalek

Jawa Timur

Nilai IPM berada di peringkat ke-3 dalam WP Kediri dan berada di atas Provinsi Jawa Timur, di dukung oleh tingginya pengeluaran dan konsumsi Terhambat oleh rendahnya tingkat PENDIDIKAN & KESEHATAN • •

Partisipasi pendidikan masih rendah Belum mencapai wajib belajar 12 tahun (dilihat dari RLS dan wawancara)

Sumber: Hasil Analisis,2019

• • •

AHH rendah AKI dan AKB tinggi Masalah kesehatan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang kurang baik seperti diare karena BABS, Stunting dan DBD

• •

Kemiskinan disebabkan oleh terganggunya aktivitas pertanian (tengkulak dan bencana yang pengaruhi hasil panen) Ngluyu merupakan kecamatan dengan penduduk miskin terbanyak karena sulitnya akses transportasi ke kecamatan tersebut Sumber: Hasil Analisis,2019


SOSIAL KEPENDUDUKAN – KETENAGAKERJAAN

Ketenagakerjaan Umum Penduduk Usia Kerja yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama

68% penduduk merupakan angkatan kerja Perbandingan TPT* Kabupaten Nganjuk dan Jawa Timur Tahun 20112018

72

7

70

6

68

5

66 64

4 3

62

2

60

1

58

0 2011 2012 2013 2014 2015 2017 2018 Kabupaten Nganjuk

Jawa Timur

Tingkat Partisipasi fluktuatif karena banyak usia bekerja yang sekolah

50 40 30

Persen

Perbandingan TPAK* Kabupaten Nganjuk dengan Jawa Timur Tahun 2011-2018

20 10 0 2013

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Kabupaten Nganjuk

Jawa Timur

Tingkat Pengangguran Terbuka menurun setiap tahunnya, didukung dengan masuknya industri

2014

2015

2017

2018

Pertanian industri Perdagangan, rumah makan dan akomodasi Jasa kemasyarakatan,sosial Sektor lainnya

Dominansi tenaga kerja ada di sektor pertanian dalam 5 tahun terakhir

Sekitar 2-3 tahun terakhir industri mulai masuk, terjadi peningkatan penyerapan tenaga pekerja industri. Alokasi tenaga kerja Kab. Nganjuk mayoritas sebagai tenaga operasional. Tenaga kerja di Kabupaten Nganjuk dirasa menjadi daya tarik industri masuk sebab rasional bagi perusahaan. Sumber: Hasil Wawancara Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan Usaha Mikro, 2019


SOSIAL KEPENDUDUKAN – KETENAGAKERJAAN

Ketenagakerjaan Umum Jumlah Pekerja Industri Kabupaten Nganjuk

Sawahan Ngetos Berbek Loceret Pace Tanjunganom Prambon Ngronggor Kertosono Patianrowo Baron Gondang Sukomoro Nganjuk Bagor Wilangan Rejoso Ngluyu Lengkong Jatikalen

2500 2000 1500 1000 500 0

2016

2017

2018

Tiga tahun terakhir Bagor, Kertosono, dan Nganjuk adalah kecamatan yang memiliki tenaga kerja industri paling tinggi


SOSIAL KEPENDUDUKAN – KETENAGAKERJAAN

Ketenagakerjaan Sektoral Pendidikan Tertinggi Pertanian

Status Pekerjaan Pertanian 4% 20% 27%

43%

Berusaha sendiri Berusaaha dibantu buruh tak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Pekerja bebas di pertanian Buruh Pekerja keluarga/tak dibayar

43% SD 22% SMP 17% tidak sekolah

Dominansi status pekerjaan pertanian adalah sebagai usaha sendiri dengan dibantu buruh tak tetap dengan tingkat pendidikan terakhir terbanyak SD

Sumber: Kab. Nganjuk dalam Angka, 2019

4% 2% Sumber: Kab. Nganjuk dalam Angka, 2019

Status Pekerjaan Industri Pengolahan Berusaha sendiri 7% Berusaaha dibantu buruh tak tetap Berusaha dibantu buruh tetap 12% Pekerja bebas di pertanian 26% Buruh Pekerja keluarga/tak dibayar

Pendidikan Tertinggi Industri Pengolahan 6% 6%

43%

Sumber: Kab. Nganjuk dalam Angka, 2019

34% SD 26% SMP 17% SMA 17% SMK Sumber: Kab. Nganjuk dalam Angka, 2019

Dominansi status pekerjaan tenaga kerja industri adalah sebagai buruh dengan tingkat pendidikan terbanyak terakhir SD

Tingkat pendidikan tenaga kerja industri lebih baik dari pertanian, sementara pekerjaan pertanian status usaha sendiri berarti sebagai pemilik sementara tenaga kerja industri dominan sebagai buruh


SOSIAL KEPENDUDUKAN – KETENAGAKERJAAN

Ketenagakerjaan Sektoral Analisis Kompetensi Petani KOMPETENSI BELUM TERPENUHI Pengetahuan terkait iklim dan cuaca Pengetahuan terkait fisiologi tanaman Pengetahuan terkait kesesuaian lahan Pengetahuan terkait permintaan pasar

74% kompetensi terpenuhi dengan Kecamatan Jatikalen memiliki kompetensi paling rendah


SOSIAL KEPENDUDUKAN – KETENAGAKERJAAN

Ketenagakerjaan Sektoral Analisis Kompetensi Usaha Mikro KOMPETENSI BELUM TERPENUHI Pengetahuan ketepatan lahan produksi Pengetahuan terkait pembukuan Pengetahuan terkait kajian bauran hutang Pengetahuan terkait rencana promosi

Analisis riset pasar & benchmarking Pengetahuan standar lingkungan an prediksi iklim Pengetahuan ekspansi bisnis dan ekspor Audit

Penilaian Statistik

75% kompetensi terpenuhi dengan Kecamatan Gondang memiliki kompetensi paling rendah


SOSIAL KEPENDUDUKAN – KETENAGAKERJAAN

Ketenagakerjaan Sektoral Analisis Kompetensi Usaha Industri KOMPETENSI BELUM TERPENUHI Analisis riset pasar & benchmarking Pengetahuan standar lingkungan dan prediksi iklim Pengetahuan ekspansi bisnis dan ekspor Analisis riset pasar & benchmarking Pengelolaan Keselamatan Kerja

75% kompetensi terpenuhi di industri pengolahan bidang agrobisnis dengan nilai investasi terbesar. Nilai SKKNI terkecil ada pada Kecamatan Nganjuk.


SOSIAL KEPENDUDUKAN – SOSIAL BUDAYA

Karakteristik Masyarakat Masyarakat Kab. Nganjuk termasuk karakteristik masyarakat transisi yang ditinjau dari ciri-ciri nya yaitu (Soerjono Soekanto, 1990) : - Ada pergeseran bidang - Ada pergeseran pada tingkat pendidikan - Mengalami perubahan ke arah kemajuan - Masyarakat mulai terbuka dengan perubahan dan kemajuan zaman - Tingkat mobilitas masyarakat tinggi - Sudah adanya akses ke kota Dilihat bahwa masyarakat Kabupaten Nganjuk bersifat terbuka terhadap perubahan sehingga karakterisik sosial masyarakat Nganjuk menjadi potensi untuk setiap perubahan yang masuk seperti investor, dsb

Karakteristik sosial masyarakat Nganjuk secara umum. Berakarakteristik Masyarakat Transisi dan bersifat terbuka, Melestarikan budaya adat istiadat dan memiliki budaya gotong royong. Setiap kecamatan di Kabupaten Nganjuk sudah memiliki Poktan, Karang Taruna, Ibu PKK dan sudah terdapat kelompok sosial tertentu di tiap kecamatannya.

= Kelompok UMKM/BUMDes = Kelompok Pesilat = Kelompok Agama

= Masih Melestarikan Budaya

= Kelompok Jasa

= Gotong royong yang kuat = Keduanya

= Gotong Royong Bersih Desa

= Kelompok Kesenian = Ormas / LSM


SOSIAL KEPENDUDUKAN – SOSIAL BUDAYA

Produk Budaya

Pawai Alegoris

Terdapat 4 produk budaya yang sekaligus menjadi daya Tarik wisata budaya di antara 71 daya Tarik wisata di Kabupaten Nganjuk

JUNI Tradisi Nyadran

APRIL Pawai Alegoris

Gembyangan Waranggono

Siraman Sedudo

AGUSTUS

Gembyangan Waranggono

MUHARRAM Siraman Sedudo Tradisi Nyadran Sumber : Buku profil dinas pariwisata, kepemudaan, olahraga dan kebudayaan kabupaten nganjuk


SOSIAL KEPENDUDUKAN - SINTESIS Karakteristik kependudukan dan sosial budaya serta pemanfaatan konektivitas untuk meningkatkan kesejahteraan Kab. Nganjuk

Karakteristik kependudukan dan sosial budaya serta pemanfaatan konektivitas dalam pengelolaan agribisnis untuk meningkatkan kesejahteraan dan daya saing Kabupaten Nganjuk

Tingkat kesejahteraan di Kabupaten Nganjuk belum terpenuhi. Pemanfaatan konektivitas untuk peningkatan kesejahteraan dapat dilihat dari alasan bermigrasi untuk bekerja dengan tarikan ke Surabaya dan Sidoarjo, disusul dengan Mojokerto, Jombang, dan Kediri

Karakteristik kependudukan dan sosial budaya serta pemanfaatan konektivitas untuk meningkatkan daya saing Kab. Nganjuk

Kapasitas yang dimiliki Kabupaten Nganjuk (penyerapan tenaga kerja, tingkat pendidikan, standar SKKNI tenaga kerja, pengelolaan budaya) belum mampu membawa Kabupaten Nganjuk pada posisi unggul dalam konstelasi regional. Maka saat ini Kabupaten Nganjuk belum berdaya saing.

Karakteristik kependudukan dan sosial budaya serta pemanfaatan konektivitas dalam agrobisnis di Kab. Nganjuk

Masyarakat Nganjuk sangat bergantung dengan kegiatan agrobisnis, dilihat dari karakteristik dan beberapa produk budaya. Namun pekerja agrobisnis belum memenuhi standar SKKNI sementara konektivitas belum dimanfaatkan dengan optimal untuk pengembangan kapasitas tenaga kerja agrobisnis.


SOSIAL KEPENDUDUKAN - SINTESIS

Sintesis

Kabupaten Nganjuk perlu meningkatkan pengelolaan agrobisnis dengan memanfaatkan konektivitas di tengah kondisi masyarakat transisi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan daya saing, serta mengoptimalkan kapasitas yang dimiliki Kabupaten Nganjuk.


Sarana & Prasarana


SARANA DAN PRASARANA – TUJUAN DAN SASARAN

Tingkat pelayanan sarana dan prasarana dalam memenuhi kebutuhan dasar maupun menunjang pengelolaan agrobisnis dan pemanfaatan konektivitas wilayah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing Kabupaten Nganjuk. Tujuan Penelitian

Sasaran Penelitian Tingkat pelayanan sarana dan prasarana kebutuhan dasar

Tingkat pelayanan sarana dan prasarana agrobisnis dalam meningkatkan daya saing

Konektivitas wilayah beserta dampaknya terhadap pola pergerakan


SARANA DAN PRASARANA – SARANA DAN PRASARANA DASAR

Tingkat Pelayanan Sarana dan Prasarana Kebutuhan Dasar Kesehatan

Jumlah SPU sudah ideal Jumlah SPU belum ideal

SD

SMP

SMA

Peribadatan

Jumlah SPU sudah ideal Jumlah SPU belum ideal

Sarana pendidikan, kesehatan dan peribadatan sudah tersebar merata dengan kualitas yang sudah baik. Namun ketercukupannya belum memenuhi semua kecamatan hingga 20 tahun kedepan. Sumber: Hasil Analisis, 2019


SARANA DAN PRASARANA – SARANA DAN PRASARANA DASAR

Tingkat Pelayanan Sarana dan Prasarana Kebutuhan Dasar Drainase

Air Bersih

78% aliran terhambat bahkan kering

Kebutuhan air eksisting mencukupi. Tahun 2019 lebih sebanyak +1.757 L/detik

GAP Supply-Demand 2019 16 m3/s

Supply air tinggi

Sawah tadah hujan mencukupi

Supply air sedang Supply air rendah

Sawah tadah hujan tidak mencukupi

Air Limbah Domestik

Persampahan TPA Bendil merupakan TPA dengan gap terendah ( sampah belum memenuhi TPA)

TPA Bendul

TPA Sugihwaras Belum Terlayani TPA

GAP Supply-Demand 2019 199.208 m3/hari

Gap Supply-Demand 2019: 4.223,20 m3

TPA Kedungdowo TPA Pandatoyo

10,26% masyarakat masih BABS

GAP Supply-Demand 2039 4.209,91 m3

Produksi ALD tinggi

GAP Supply-Demand 2039 246.558 m3/hari

Produksi ALD sedang Produksi ALD rendah

Sumber: Hasil Analisis, 2019


SARANA DAN PRASARANA – SARANA DAN PRASARANA DASAR

Tingkat Pelayanan Sarana dan Prasarana Kebutuhan Dasar Perumahan

Telekomunikasi

Backlog tinggi Backlog sedang

Terdapat blank spot pada daerah pegunungan

Backlog rendah

Fenomena backlog masih terjadi di Kabupaten Nganjuk dan dominan di bagian tenggara. Sumber:SSK Nganjuk 2016, Disperkim Kab Nganjuk 2019

Listrik

Rasio elektrifikasi 99%, lebih tinggi dari rasio nasional

GAP Supply-Demand 2019 -93 Menara Bersama

Listrik 2019 Oversupply +16 MVA Listrik 2039 gap - 34 MVA

GAP Supply-Demand 2039 -153 Menara Bersama


SARANA DAN PRASARANA – SARANA DAN PRASARANA AGROBISNIS

Tingkat Pelayanan Sarana dan Prasarana Pendukung Agrobisnis Sarpras Pertanian

Pasar

Irigasi

Irigasi mencukupi Jumlah SPU sudah ideal Jumlah SPU belum ideal

Terdapat 1 pasar bawang yang mendistribusi secara nasional GAP Supply-Demand Pasar 2019: 5 unit GAP Supply-Demand Pasar 2039: 5 unit Sumber: Hasil Analisis, 2019

Irigasi tidak mencukupi

Kurang Baik Cukup Baik Sangat Baik

Ketersediaan sarana pendukung pertanian dari mulai prapanen hingga pascaproduksi (penakaran benih, mesin tani, gudang, dll) belum mencukupi di setiap kecamatan.

81.8% Sawah Irigasi kekurangan jaringan irigasi.

75% aliran terhambat bahkan kering GAP Supply-Demand 2019 -219 m3/s


SARANA DAN PRASARANA – SARANA DAN PRASARANA AGROBISNIS

Tingkat Pelayanan Sarana dan Prasarana Pendukung Agrobisnis Pergerakan Komoditas

Sampah dan Limbah Agribisnis

Trayek angkudes Penghasil sampah/limbah agribisnis terbanyak

Proses pembuangan sampah pertanian (organik): dibuang langsung TPS, dibakar, dan menjadi pakan ternak. Proses pembuangan limbah industri: ada yang dibuang langsung ke selokan dan ada yang diolah di TPS Non B3 sendiri

Kecamatan Nganjuk merupakan pergerakan komoditas agribisnis.

tujuan

dari

Sumber: Hasil Analisis, 2019


SARANA DAN PRASARANA – KONEKTIVITAS

MODAL SHARE

Konektivitas Internal

Motorcycle Light Vehicle

64%

Indeks aksesibilitas (2019) 0.94 minimal 0,50 km/km2

Indeks mobilitas (2019) 1,10 minimal 0,60 km/seribu penduduk

IDEAL

BAIK

Indeks aksesibilitas (2039) 0.94 minimal 1,50 km/km2

Indeks mobilitas (2039) 0,94 minimal 0,60 km/seribu penduduk

TIDAK IDEAL

Terminal Tipe A

Stasiun

Terminal Tipe B

Proyek Angkudes

Heavy Vehicle

KURANG BAIK Sumber: Analisis, 2019


SARANA DAN PRASARANA – KONEKTIVITAS Pergerakan Antar Wilayah Pergerakan wilayah didominasi arus timur ke barat dan kemudian arus barat ke timur (indikasi through traffic). Untuk bagian selatan dan utara, arus masuk dan keluar cenderung seimbang (indikasi commuting). Pergerakan wilayah dari dan ke utara paling lemah.

Konektivitas Wilayah 297 trip

383 trip

980 trip

Meningkatnya Konektivitas Wilayah 939 trip

1158 trip

1123 trip

Pemerintah Kabupaten Nganjuk berencana untuk mewujudkan konektivitas antar wilayah dengan tiga proyek strategisnya adalah double track kereta api, rencana jalan tol Nganjuk-Kediri, dan rencana jalan lingkar Wilis.

Pemanfaatan Konektivitas Wilayah KWS. LINGKAR WILIS

702 trip

741 trip

Sumber: Tatralok, 2015 FGD dan Wawancara Dishub, 2019

Untuk menghadapi pengembangan tersebut, Kabupaten Nganjuk membangun Terminal Anjuk Ladang (Tipe A) dekat pintu tol, Stasiun Baron untuk mengatasi frekuensi kereta api yang meningkat, serta angkutan perintis untuk melayani pariwisata ke Kawasan Lingkar Wilis.


SARANA DAN PRASARANA – SINTESIS Tingkat pelayanan sarana dan prasarana kebutuhan dasar

Tingkat pelayanan sarana dan prasarana dalam memenuhi kebutuhan dasar maupun menunjang pengelolaan agrobisnis dan pemanfaatan konektivitas wilayah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing Kabupaten Nganjuk.

Tingkat pelayanan sarana dan prasarana agrobisnis dalam meningkatkan daya saing

Konektivitas wilayah beserta dampaknya terhadap pola pergerakan

Sarana prasarana dasar belum menjangkau semua wilayah di Kabupaten Nganjuk, diindikasikan dengan adanya gap antara supply dan demand. Sarana prasarana dasar belum menjangkau daerah yang jauh dari pusat kabupaten dan jauh dari jalan nasional.

Ketersediaan sarana pendukung agribisnis belum merata di seluruh lahan pertanian, sarana prasarana transportasi pun belum sepenuhnya mendukung pertanian dan industri di dalam kabupaten tetapi sudah mendukung keluar Kabupaten Nganjuk (tersedianya jalan nasional, terminal, KA). Proyek-proyek strategis nasional yang meningkatkan konektivitas wilayah Kabupaten Nganjuk didukung juga dengan pengadaan sarana prasarana dalam kabupaten berupa terminal tipe A, stasiun kereta api, dan angkutan perintis. Akan tetapi perlu adanya pengembangan kapasitas jaringan jalan akibat meningkatnya volume dan beban pergerakan dalam kabupaten


SARANA DAN PRASARANA – SINTESIS

Sintesis Tingkat pelayanan sarana prasarana di Kabupaten Nganjuk saat ini belum optimal. Sarana prasarana dasar untuk menunjang kesejahteraan masyarakat masih belum dapat menjangkau seluruh masyarakat. Adapun tingkat pelayanan sarana prasarana pendukung agribisnis di Kabupaten Nganjuk sudah mendukung, namun masih perlu ditingkatkan. Dan sarana prasarana penunjang konektivitas di Kabupaten Nganjuk saat ini sudah baik yang juga didukung dengan proyek-proyek strategis nasional untuk meningkatkan konektivitas wilayah.


Ekonomi Wilayah


EKONOMI WILAYAH – TUJUAN DAN SASARAN

Pengelolaan perekonomian dalam meningkatkan kesejahteraan dan daya saing skala regional Tujuan Penelitian Sasaran Penelitian

Karakteristik perekonomian Kabuputan Nganjuk

Pengelolaan agrobisnis di Kabupaten Nganjuk dalam meningkatkan kesejahteraan dan daya saing

Pemanfaatan konektivitas di Kabupaten Nganjuk dalam meningkatkan kesejahteraan dan daya saing


EKONOMI WILAYAH – STRUKTUR EKONOMI Kontribusi PDRB ADHK 2014

Struktur Ekonomi LAPANGAN USAHA

LQ 2014

LQ 2018

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan RERATA LQ

HASIL

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

2,60

2,68

2,631193

SEKTOR BASIS

Industri Pengolahan

0,44

0,46

0,449978

SEKTOR NON BASIS

Konstruksi

1,00

1,10

1,034079

SEKTOR BASIS

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1,03

1,10

1,062962

SEKTOR BASIS

Jasa lainnya

2,09

2,12

2,108295

SEKTOR BASIS

Industri Pengolahan

13% 4% 5% 5%

32%

19% 9%

13%

Konstruksi

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Informasi dan Komunikasi

Kontribusi PDRB ADHK 2018 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Industri Pengolahan

Sektor basis di Kabupaten Nganjuk adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi PDRB tertinggi dari 20142018

Sumber: Hasil analisis berdasarkan Kabupaten Nganjuk dalam Angka, 2019

13%

29%

4% 5% 4%

14%

20% 11%

Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Informasi dan Komunikasi


EKONOMI WILAYAH – STRUKTUR EKONOMI

Struktur Ekonomi No

Sektor

(rij-rin)

Keunggulan Kompetitif

(Yij – Yíj)

Spesialisasi

1

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

0,005

KOMPETITIF

2956,3

TERSPESIALISASI

2

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

0,004

KOMPETITIF

2,6

TERSPESIALISASI

3

Konstruksi

0,023

KOMPETITIF

53,0

TERSPESIALISASI

4

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

0,014

KOMPETITIF

186,9

TERSPESIALISASI

Sektor basis di Kabupaten Nganjuk adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi PDRB tertinggi dari 2014-2018

Sumber: Hasil analisis berdasarkan Kabupaten Nganjuk dalam Angka, 2019

PB ++

PB --

LQ > 1

LQ < 1

Sektor maju dan tumbuh Pesat: 1. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 2. Konstruksi 3. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 4. Real Estat 5. Jasa Pendidikan 6. Jasa Lainnya

Sektor potensial: 1. Industri Pengolahan 2. Transportasi dan Pergudangan 3. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4. Informasi dan Komunikasi 5. Jasa Keuangan dan Asuransi 6. Jasa Perusahaan 7. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Sektor maju tertekan (jenuh): 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib

Sektor relatif tertinggal: 1. Pertambangan dan Penggalian 2. Pengadaan Listrik dan Gas


EKONOMI WILAYAH – STRUKTUR EKONOMI

Investasi

Struktur Ekonomi 35,00%

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Nganjuk Menurut Lapangan Usaha (%) Tahun 2014-2018

Lapangan Usaha

2017

32,09% 30,00%

28,03%

20,35%

20,00% 18,78% 15,00%

13,88%

12,98%

5,00%

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian

25,00%

10,00%

10,20%

9,25%

4,92%

4,79%

3,06%

3,02%

2015

2016

2017

2018

Investasi 2018

Laju Pertumbuhan 2018 (g)

ICOR

7,01684E+12 7,23906E+12 7,991E+11 3,37

3,3829524

4,66997E+11 5,13605E+11 7,556E+10 1,60

10,124454

2,99243E+12 3,39395E+12 3,459E+10 6,14

0,1883713

Industri Pengolahan Perdagangan Besar dan Eceran; 4,49056E+12 5,02644E+12 3,302E+12 4,71 Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Penyediaan Akomodasi dan 4,43452E+11 4,81155E+11 3,002E+09 6,07 Makan Minum Jasa Kesehatan dan Kegiatan 1,37821E+11 1,48254E+11 2,165E+09 9,24 Sosial Jasa lainnya

0,00% 2014

PDRB ADHK

6,42161E+11 6,96555E+11 2,173E+10 10,70

15,623097

0,1115977 0,1700351 0,3162171

2018

Pertanian Industri pengolahan Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Administrasi pemerintahan,pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa Lainnya

Sumber: Hasil analisis berdasarkan Kabupaten Nganjuk dalam Angka, 2019

Sektor pertanian mengalami stagnansi sedangkan sektor industri pengolahan dan jasa akomodasi mengalami kenaikan dan juga merupakan sektor dengan investasi yang efisien


EKONOMI WILAYAH – STRUKTUR EKONOMI Komoditas

LQ

Klassen

Keunggulan kompetitif

Spesialisasi

Laju pertumbuhan PDRB

ICOR

Tenaga kerja

Pertanian

Basis

Maju tertekan

Kompetitif

Sangat terspesialisasi

Stagnan

Tidak efisien

Sangat tinggi

Industri pengolahan

NonBasis

Potensial

Kompetitif

Tidak terspesialisasi

Naik

Efisien

Tinggi

Perdagangan

Basis

Maju pesat

Kompetitif

Terspesialisasi

Naik

Tidak efisien

Rendah

Konstruksi

Basis

Maju pesat

Kompetitif

Terspesialisasi

Naik

Tidak efisien

Rendah

Penyediaan akomodasi

NonBasis

Potensial

Kompetitif

Tidak terspesialisasi

Naik

Efisien

Rendah

Terdapat indikasi pergeseran namun tidak signifikan dari sektor unggulan pertanian ke sektor potensial dan berprospek yaitu industri pengolahan dan penyediaan jasa akomodasi


EKONOMI WILAYAH – KEUNGGULAN SEKTOR, SUBSEKTOR, DAN KOMODITAS Peta Sebaran Komoditas Potensial

Keunggulan Komoditas Hasil analisis Klassen Produktivitas dan Laju Pertumbuhan Produksi Komoditas

WP Kediri

Jawa Timur

Nasional

potensial

potensial

potensial

potensial

Tembakau

potensial

potensial

Kacang panjang

potensial

Kacang hijau

potensial

Cabai rawit Cengkeh

Kelapa

potensial

potensial

Mangga

potensial

Pepaya

potensial

potensial NGETO S

Ayam petelur

potensial

Kerbau

potensial

potensial

potensial potensial

Ayam pedaging

potensial Hasil analisis Potensi Agrobisnis

Komoditas

Industri pendukung

Agrowisata

Kakao

Cokelat

-

Buah naga

-

Baron

Melon

-

Lengkong

Sumber: Hasil analisisobservasi guna lahan, wawancara petani, wawancaara gapoktan, wawancara kecamatan,2019

Terdapat 14 komoditas potensial di Kab. Nganjuk dengan komoditas potensial utama ialah cengkeh dan ayam petelur


EKONOMI WILAYAH – KEUNGGULAN SEKTOR, SUBSEKTOR, DAN KOMODITAS

Keunggulan Komoditas

Peta Sebaran Komoditas Berprestasi

Perbandingan Demand dan Supply Komoditas 5.000.000

4.000.000 3.000.000 2.000.000 1.000.000

0 Padi Surplus

Demand Jatim

Perbandingan Demand dan Supply Komoditas 800.000

NGETOS

Supply>Demand

600.000 400.000

200.000 0 Bawang Merah

Kedelai Surplus

Demand Jatim

Sumber: Hasil analisisobservasi guna lahan, wawancara petani, wawancaara gapoktan, wawancara kecamatan,2019

Jagung

Terdapat 4 komoditas yang surplus di Kab. Nganjuk yaitu bawang merah, padi, jagung, kedelai dengan persebaran di seluruh kecamatan


EKONOMI WILAYAH – KEUNGGULAN SEKTOR, SUBSEKTOR, DAN KOMODITAS

Keunggulan Komoditas Peta Ekspor Komoditas Bawang Merah

Jawa Timur Sulawesi Kalimantan Filipina Jawa Tengah Jawa Barat

Rp.7.000/kg Bawang Merah

Rp.7.000/kg

Rp.7.000/kg Bibit

Minyak Rp.350.000 /kg

Acar

Umbi

Tepung

Rp.60.000 /kg

Agrobisnis Nganjuk Sumber: Hasil analisisobservasi guna lahan, wawancara petani, wawancaara gapoktan, wawancara kecamatan,2019

Bubuk

Rp.100.000 /kg

Bawang Merah Goreng Rp.80.000/kg

Komoditas bawang merah memiliki skala ekspor internasional dan berpotensi untuk diolah

Kompetitor: Brebes Produksi Nganjuk/Produksi Kompetitor=1/2


EKONOMI WILAYAH – KEUNGGULAN SEKTOR, SUBSEKTOR, DAN KOMODITAS

Keunggulan Komoditas Peta Ekspor Komoditas Jagung

Jawa Timur Sumatera Jawa Tengah Jawa Barat

Rp.3.800/kg Jagung

Rp.5.000/ kg

Tongkol

Pipilan

Minyak Jagung

Rp58.000/kg

Daun

Batang

Buah

Rambut

Tepung Jagung

Rp30.000/kg

Agrobisnis Nganjuk Sumber: Hasil analisisobservasi guna lahan, wawancara petani, wawancaara gapoktan, wawancara kecamatan,2019

Kulit

Rokok Klobot Rp.11.000/pcs

Pakan Ternak

Komoditas jagung memiliki skala ekspor nasional dan berpotensi untuk diolah

Kompetitor: Tuban Produksi Nganjuk/Produksi Kompetitor=1/3


EKONOMI WILAYAH – KEUNGGULAN SEKTOR, SUBSEKTOR, DAN KOMODITAS

Keunggulan Komoditas Peta Ekspor Komoditas Padi

Jawa Timur Sumatera Jawa Tengah Jawa Barat

Rp.4.000/kg Padi

Rp.5.800/kg Jerami

Gabah

Pakan Ternak Rp.4.500/kg

Beras Rp.9.200/kg

Dedak Rp.4.500/kg

Agrobisnis Nganjuk Sumber: Hasil analisisobservasi guna lahan, wawancara petani, wawancaara gapoktan, wawancara kecamatan,2019

Sekam Rp.6.000/kg

Komoditas padi memiliki skala ekspor nasional dan tidak berpotensi untuk diolah kecuali menjadi beras

Kompetitor: Jember Produksi Nganjuk/Produksi Kompetitor=1/1,8


EKONOMI WILAYAH – KEUNGGULAN SEKTOR, SUBSEKTOR, DAN KOMODITAS

Keunggulan Komoditas Peta Ekspor Komoditas Kedelai

Rp.8.500/kg

Jawa Timur Sumatera Jawa Tengah Jawa Barat

Kedelai

Rp.9.200/kg

Rp.50.000/kg

Pangan fermentasi

Pangan non-fermentasi

Tahu Rp.15.000/kg

Susu kedelai

Tempe

Kecap Rp.40.000/kg

Rp.61.250/kg

Keripik Tempe Rp.10.000/pcs

Agrobisnis Nganjuk Sumber: wawancara petani, wawancaara gapoktan, wawancara kecamatan, wawancara dinas pertanian 2019

Natto Rp.170.000/k g

Komoditas kedelai memiliki skala ekspor nasional sangat berpotensi untuk diolah menjadi produk

Kompetitor: Banyuwangi Produksi Nganjuk/Produksi Kompetitor=1/3


EKONOMI WILAYAH – KEUNGGULAN SEKTOR, SUBSEKTOR, DAN KOMODITAS

Keunggulan Komoditas PORANG/KONNYAKU Harga jual: Rp.50.000,- (domestic); Rp.300.000,- (ekspor) Pasar: internasional (Jepang, USA) Kelebihan: Sudah pernah sempat berkembang di Kab. Nganjuk, bisa diolah menjadi produk bernilai tinggi

KAMBING ETAWA Harga jual: 3.000.000/ekor Pasar: Seluruh Indonesia Kelebihan: Sama-sama menguntungkan sebagai kambing pedaging maupun perah

Sumber: Hasil analisis pasar, wawancara dinas pertanian, wawancara disperindag 2019

CENGKEH Harga jual: Rp.800.000,-/kg daun Pasar: Pulau Jawa, Sulawesi Kelebihan: Demand industri besar rokok di Nganjuk dan luar Nganjuk

GANDUM TROPIS Harga jual: Rp.65.000,-/kg Pasar: Seluruh Indonesia Kelebihan: Cocok dikembangkan di Jawa Timur, berpotensi memenuhi demand nasional


EKONOMI WILAYAH – KEUNGGULAN SEKTOR, SUBSEKTOR, DAN KOMODITAS

Keunggulan Komoditas Komoditas

Klassen

Surplus

Kontribusi terhadap Jawa Timur

Pemasaran

Harga jual

Pengolahan

Eksisting

Padi

Maju

Ya

Sedang

Nasional

Rendah

-

V

Jagung

Potensial

Ya

Rendah

Nasional

Rendah

Tepung jagung

V

Bawang Merah

Maju tertekan

Ya

Sangat tinggi

Internasional

Sedang

Bawang merah goreng

V

Kedelai

Maju

Ya

Sangat rendah

Nasional

Tinggi

Keripik tempe

V

Porang

-

-

-

Potensi internasional

Sangat tinggi

Beras dan mi

X

Kambing etawa

-

-

-

Potensi internasional

Tinggi

Susu kambing

X

Cengkeh

Potensial

Tidak

-

Potensi nasional

Sangat tinggi

Minyak cengkeh

V

Gandum tropis

-

-

-

Potensi internasional

Sedang

Cereal

X

Ayam petelur

Potensial

Tidak

-

Potensi nasional

Sedang

-

V

Komoditas unggul dan potensial adalah bawang merah, komoditas potensial adalah padi, jagung, kedelai, cengkeh, ayam petelur; komoditas berprospek adalah porang, kambing etawa, cengkeh, gandum tropis


EKONOMI WILAYAH – PENGELOLAAN AGROBISNIS

Aliran Barang dan Jasa Pertanian Aktor*

Subsistem* Bahan input

Pengolahan dan Produksi

Pupuk, Bibit, Alat, Pestisida

Komoditas

Rerata biaya produksi Rp.2.500.000 /kg

Hasil pertanian

Distribusi

Petani, Gapoktan, KTNA

Pemerintah

Produk

Dalam dan luar Kabupaten

Petani dan Gapoktan

Tengkulak Pasar dan Pedagang Besar

Rata-rata Farmer’s Share dari komoditas di Kab. Nganjuk adalah

46,67%* pada harga pasar normal

Pengepul Industri pengolah an

Konsumen

Farmer’s share rendah dikarenakan rantai

pemasaran yang cukup panjang

Dalam Kabupaten Sumber: wawancara petani, wawancaara gapoktan, wawancara kecamatan, wawancara dinas pertanian 2019

*Merupakan kesimpulan rerata dari 9 jenis komoditas yang didapatkan datanya


EKONOMI WILAYAH – KARAKTERISTIK PEREKONOMIAN

Keunggulan Komoditas

LOKASI SENTRA

Peta UMKM Potensial Jawa Timur: Keripik tempe, bawang merah goreng, batik Bali: Bawang merah goreng Jawa Tengah: Bawang merah goreng, keripik tempe

NGETOS

Bawang merah goreng

Jumlah produksi 600 kg/industri/ hari

Keripik tempe

Jumlah produksi 30 kg/industri/ hari

Batik

Jumlah produksi

200.000 potong/industri/ hari

Sumber: Hasil analisis wawancara UMKM, wawancara industri, wawancara disperindag, 2019

Bawang merah goreng sudah memiliki skala ekspor nasional sedangkan keripik tempe dan batik masih terbatas di Jawa Timur


EKONOMI WILAYAH – PENGELOLAAN AGROBISNIS

Keunggulan Komoditas Peta Industri Menengah

LOKASI SENTRA

Papua Nugini: Jamu Sulawesi: Shuttlecock Kalimantan: Shuttlecock Sumatera: Shuttlecock

Jawa Tengah: Minyak Cengkeh, Ayam Jawa Barat: Minyak Cengkeh, Ayam Jakarta: Minyak Cengkeh, Ayam

Minyak cengkeh NGETOS

Jumlah produksi 1 ton

minyak/industri/ hari Jamu tradisional

Jumlah produksi

15 kg/industri/ hari

Shuttlecock

Jumlah produksi 200 slop/industri/ hari

Bibit ayam broiler

Jumlah produksi

1.734.000 anak ayam/industri/ bulan

Sumber: Hasil analisis wawancara UMKM, wawancara industri, wawancara disperindag, 2019

Industri jamu dan shuttlecock sudah berskala nasional sedangkan minyak cengkeh dan ayam berskala pulau Jawa


EKONOMI WILAYAH – PEMANFAATAN KONEKTIVITAS

Potensi Sektor

Terdapat potensi pemanfaatan

jalan

toll untuk supply chain industri besar melalui rencana pembangunan KPI yang juga diikuti oleh pembangunan industriindustri baru di Kabupaten Nganjuk

Sumber: Hasil Observasi Guna Lahan Kabupaten Nganjuk, 2019, data industri besar Disperindag Kabupaten Nganjuk tahun 2018, rencana pengembangan KPI Kabupaten nganjuk 2019

Pintu keluar toll

Industri baru


EKONOMI WILAYAH – PEMANFAATAN KONEKTIVITAS

Potensi Sektor

Terdapat potensi pemanfaatan

rencana Jalan Selingkar Wilis guna meningkatkan aksesibilitas

pariwisata di Kabupaten Nganjuk yang selanjutnya dapat meningkatkan attraction dan amenities-nya juga NGETOS

Wisata alam

Sumber: Hasil analisis dan hasil wawancara Disperindag , Dinas Pawiista dan DPMPTSP Kab. Nganjuk, 2019

Attraction

Selingkar Wilis

Amenities

Wisata budaya


EKONOMI WILAYAH - SINTESIS Karakteristik perekonomian Kabuputan Nganjuk

Pengelolaan pekonomian dalam meningkatkan kesejahteraan dan daya saing skala regional

Sektor unggulan: pertanian Sektor berprospek dan potensial: industri pengolahan, jasa akomodasi Ada indikasi pergeseran dari sektor pertanian ke industry pengolahan tapi tidak signifikan. Ada 6 komoditas pertanian potensial dan 7 komoditas industri potensial di Kab. Nganjuk

Pengelolaan agrobisnis dalam meningkatkan kesejahteraan dan daya saing

Pengelolaan agrobisnis masih belum optimal dalam meningkatkan kesejahteraan dan daya saing. Komoditas berprospek adalah porang, gandum tropis, kambing etawa.

Pemanfaatan konektivitas dalam meningkatkan kesejahteraan dan daya saing

Pemanfaatan belum terjadi tetapi ada potensi pemanfaatan ketika infrastruktur konektivitas sudah terbangun di sektor industry pengolahan dan pariwisata


EKONOMI WILAYAH - SINTESIS

Sintesis

Kabupaten Nganjuk masih perlu meningkatkan pengelolaan agrobisnis dengan mengembangkan sektor pertanian dan industri pengolahan serta melakukan pemanfaatan terhadap potensi konektivitas dengan mengembangkan sektor industri pengolahan dan sektor pariwisata yang didukung jasa akomodasi


Kelembagaan dan Pembiayaan


KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN – TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan Penelitian Sasaran Penelitian

Kapasitas kelembagaan dan pembiayaan dalam pengelolaan agrobisnis dan pemanfaatan konektivitas wilayah guna meningkatkan kesejahteraan dan daya saing Kabupaten Nganjuk

Kapasitas kelembagaan daerah dalam pengelolaan agrobisnis dan pemanfaatan konektivitas wilayah guna meningkatkan kesejahteraan dan daya saing Kabupaten Nganjuk

Pembiayaan daerah dalam pengelolaan agrobisnis dan pemanfaatan konektivitas wilayah guna meningkatkan kesejahteraan dan daya saing Kabupaten Nganjuk


KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN – KAPASITAS KELEMBAGAAN DAERAH

Manajemen Organisasi Kinerja SKPD Pemerintah Daerah Kab. Nganjuk Dinkes Diskominfo LKJIP Kab Disperindag Disnaker Disdukcapil PMD Dinas… Kecamatan… BKD Inspektorat Sekda Dinas PUPR Ketahanan… Satpol PP Bapenda Dinas PPKB 0%

Pendidikan Terakhir PNS Kab. Nganjuk

Kriteria Fungsi SOP 400 350

7% 0% 10%

300 250 11%

200 150

9%

Target

20%

40% 60% 80% Realisasi Nilai Pencapaian Target

Capaian besar berasal dari dinas berdasarkan sektor: 1. Kesehatan 2. Pariwisata 3. Pertanian Sumber : LKjIP (Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) Setiap Dinas dan Badan, 2019

100%

100

63 %

50

63%

0

SLTP atau Kurang

Sekolah Lanjutan Atas

Sarjana Muda / Diploma

Sarjana / S1

Pasca Sarjana / S2

Doktor / S3

Pendidikan ASN rata-rata S1 sehingga dapat meningkatkan kualitas manajemen pemerintahan.

Data Elektronik

Pengelolaan Barang Daerah

Kearsipan Daerah

Pengendalian dan Pelaporan

Kepegawaian

Penyusunan Produk Hukum

Penanganan Ketentraman dan Ketertiban

Perencanaan Daerah Pelaksanaan Program

26 dari 32 dinas sudah tercakup fungsinya dalam SOP, sehingga manajemen pemerintahan sudah baik, dengan fokus pelaksanaan program untuk internal.


KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN – KAPASITAS KELEMBAGAAN DAERAH

Analisis Stakeholder:

MEDIUM LOW

POWER

HIGH

PENGEMBANGAN WILAYAH

• Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan Usaha Mikro

• Dinas Pertanian • DPMPTSP • Dinas Perhubungan,

• Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah • Dinas Lingkungan Hidup • Dinas Komunikasi dan Informatika • BPBD • • • •

Satuan Polisi Pamong Praja Disdukcapil Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak • Dinas PPKB • Dinas Kesehatan • BKD

LOW

BAPPEDA Dinas Permukiman Dinas PUPR Dinas Perindustrian dan Perdagangan • Dinas PMD • Sekretariat Daerah • Disparporbud

• Badan Pendapatan Daerah • Dinas Pendidikan

MEDIUM

INTEREST Sumber: Hasil Analisis, 2019.

• • • •

HIGH

Terdapat 564 Dinas seperti berikut yang berperan penting dalam pemanfaatan pengembangan pengelolaan wilayah Kabupaten konektivitas agrobisnis diwilayah di Nganjuk. Nganjuk. Kabupaten


KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN – KAPASITAS KELEMBAGAAN DAERAH

Analisis Stakeholder:

HIGH

PENGELOLAAN AGROBISNIS

• Dinas PMD • Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang • Dinas Tenaga Kerja

MEDIUM LOW

POWER

• BPBD • Dinas PUPR

• BPKAD • Dinas Lingkungan Hidup • • • • • • • • • •

MEDIUM

INTEREST Sumber: Hasil Analisis, 2019.

• • • •

Dinas Pendidikan Dinas Perkim Disdukcapil Disparporbud Dinas Sosial Dinas PPKB Dinas Kesehatan Dinas Perhubungan BKD Sekretariat Daerah

LOW

• • •

BAPPEDA Dinas Pertanian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Badan Pendapatan Daerah Dinas Komunikasi dan Informatika DPMPTSP Gapoktan

HIGH

Terdapat 64 Dinas seperti berikut yang berperan penting dalam pengembangan pengelolaan wilayah Kabupaten agrobisnis di Nganjuk. Kabupaten Nganjuk.


KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN – KAPASITAS KELEMBAGAAN DAERAH

Analisis Stakeholder:

PEMANFAATAN KONEKTIVITAS WILAYAH

HIGH

• • • •

MEDIUM LOW

POWER

• • • • • •

Dinas Lingkungan Hidup Dinas Pendidikan Dinas PMD BPBD Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak • Dinas PPKB • Dinas Kesehatan • BKD

LOW

• Dinas Komunikasi dan Informatika • Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan Usaha Mikro • Disparporbud • • • •

Bapenda BPKAD Dinas Pertanian Disdukcapil

MEDIUM

INTEREST Sumber: Hasil Analisis, 2019.

BAPPEDA Dinas Perhubungan Dinas PUPR Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sekretariat Daerah

• Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan • DPMPTSP

HIGH

Terdapat 564 Dinas seperti berikut yang berperan penting dalam pemanfaatan pengembangan pengelolaan wilayah Kabupaten konektivitas agrobisnis diwilayah di Nganjuk. Nganjuk. Kabupaten


KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN – KAPASITAS KELEMBAGAAN DAERAH

Analisis Stakeholder: PENGEMBANGAN INDUSTRI

HIGH

• • •

MEDIUM LOW

POWER

BAPPEDA DPMPTSP Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan Usaha Mikro

Terdapat Terdapat 564 Dinas Dinas seperti berikut yang berperan berperan penting penting dalam pemanfaatan pengembangan pengelolaan pengembangan wilayah Kabupaten konektivitas wilayah di agrobisnis industri di di Kabupaten Nganjuk. Nganjuk. Kabupaten

• Dinas Komunikasi dan Informatika • Disparporbud • • • • • • • • • •

Dinas Lingkungan Hidup Dinas Pendidikan Dinas PMD BPBD Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKB Dinas Kesehatan BKD Sekretariat Daerah

LOW

• • • • •

Bapenda BPKAD Dinas Pertanian Disdukcapil Dishub

MEDIUM

INTEREST Sumber: Hasil Analisis, 2019.

• Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan

HIGH

Belum terlihat peran serta dari lembaga eksternal maupun lembaga non pemerintah di Kab. Nganjuk.


KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN – KAPASITAS KELEMBAGAAN DAERAH

Koordinasi Antar Stakeholder Pengelolaan Agrobsinis: BAPPEDA

Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Dinas Pertanian

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Dalam pengelolaan agrobisnis, masih diperlukan kerjasama horizontal antar OPD yang lebih intensif dan industri serta BUMDes untuk pengolahan pascapanen.

BPP a

PPL Gapoktan

Industri pengolahan

Petani

Tengkulak BUMDes

Eksisting

b

Ideal

Koordinasi kurang intensif

Pasar

Koordinasi intensif

Keterangan Kerjasama: a. Penyaluran bantuan dan pelatihan b. Pemasaran Sumber: Hasil Analisis, 2019.


KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN – KAPASITAS KELEMBAGAAN DAERAH

Koordinasi Antar Stakeholder Pemanfaatan Konektivitas Wilayah: Dalam pemanfaatan konektivitas wilayah, masih diperlukan kerjasama OPD dalam KawasanTunggal Rogo Mandiri yang lebih intensif.

Setda Kabupaten dalam Tunggal Rogo Mandiri

Bappeda Kabupaten dalam Tunggal Rogo Mandiri

Sekretariat Daerah

BAPPEDA

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Dinas PUPR b

Dinas Perhubungan Perum Damri

a

Dinas Perhubungan Tunggal Rogo Mandiri Eksisting

Ideal

Koordinasi kurang intensif

Koordinasi intensif

Keterangan Kerjasama: a. Penyediaan angkutan perintis selingkar wilis b. Pembangunan infrastruktur transportasi dan penyediaan moda

Sumber: Hasil Analisis, 2019.


KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN – KAPASITAS KELEMBAGAAN DAERAH

Koordinasi Antar Stakeholder Pengembangan Industri: Dalam pengembangan industri, masih diperlukan kerjasama yang lebih intensif serta komitmen setiap OPD untuk mengembangkan sektor industri.

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Mikro

BAPPEDA

Koordinasi dan kerjasama dalam pengelolaan agrobisnis, pemanfaatan konektivitas wilayah, dan pengembangan industri di Kab. Nganjuk masih perlu ditingkatkan lagi, baik dengan lembaga yang berinteraksi di tingkat masyarakat, maupun dengan lembaga eksternal.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

DPMPTSP

Eksisting

Pelaku Industri

Ideal

Koordinasi kurang intensif

Koordinasi intensif

Sumber: Hasil Analisis, 2019.


KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN – KAPASITAS KELEMBAGAAN DAERAH

Pembangunan Desa Klasifikasi Desa

Indeks Pembangunan Desa Kabupaten di Jawa Timur 100% 90% IPD Kab. Nganjuk berada di peringkat 19/30. 80% 66,16 Jawa Timur 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%

Banyuwangi Batu Sidoarjo Gresik Malang Jember Magetan Jombang Kediri Ngawi Mojokerto Madiun Tulungagung Lamongan Blitar Trenggalek Bojonegoro Tuban Nganjuk Situbondo Pacitan Pamekasan Pasuruan Ponorogo Lumajang Bondowoso Probolinggo Sumenep Sampang Bangkalan

74 72 70 68 66 64 62 60 58 56

Desa Tertinggal

Desa Berkembang

Desa Mandiri

Besar Dana Desa Tiap Desa (Juta Rupiah) Rata-rata dana desa Kab. Nganjuk berada di peringkat 10/30. Jawa Timur

Batu Sampang Jember Bangkalan Probolinggo Pamekasan Bondowoso Pasuruan Banyuwangi Nganjuk Sumenep Situbondo Trenggalek Malang Lumajang Sidoarjo Jombang Tulungagung Kediri Ngawi Ponorogo Bojonegoro Pacitan Gresik Blitar Tuban Madiun Magetan Lamongan Mojokerto

1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0

BUMDes di Kab. Nganjuk masih bergerak di bidang simpan pinjam. Hanya sebagian kecil yang telah melakukan usaha pemasaran atau pengolahan pertanian. Klasifikasi desa didominasi desa berkembang, dan indeks terendah pada sektor pelayanan umum sebesar 51,7. Sehingga, daya saing desa di Kab. Nganjuk belum begitu baik dan pengelolaan dana desanya belum optimal. Sumber: Hasil Analisis dan Buku Indeks Pembangunan Desa, 2019.


KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN – PEMBIAYAAN DAERAH

Belanja Daerah

Milyar

Sumber PAD di Kabupaten Nganjuk IDR 300

Pajak Daerah

IDR 250 IDR 200

Retribusi Daerah

Lumajang

Bangkalan

Situbondo

IDR 150

Pacitan

Magetan

Sampang

Bondowoso

Trenggalek

Sumenep

Ponorogo

Nganjuk

Probolinggo

Mojokerto

Tulungagung

Jombang

Lamongan

Gresik

Banyuwangi

Pasuruan

Bojonegoro

Malang

Belanja dan Pendapatan Daerah Kabupaten di Jawa Timur 2018 IDR 5,00 IDR 4,50 IDR 4,00 IDR 3,50 IDR 3,00 IDR 2,50 IDR 2,00 IDR 1,50 IDR 1,00 IDR 0,50 IDR Sidoarjo

Triliun

Pembiayaan Daerah Secara Eksternal

IDR 100

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

IDR 50

Lain-lain PAD yang Sah

Pendapatan Daerah IDR 0

Realisasi Belanja Pemerintah Tahun 2018

Disdik; 807.899.540. 926; 42%

Dinkes; 10%

PUPR; 12%

BPKAD; 23%

2014

2015

2016

2017

2018

Kabupaten Nganjuk dapat meningkatkan daya saing karena PAD yang semakin meningkat walaupun posisi pendapatan dan belanja berada di peringkat 14/22. Belanja terbanyak dialokasikan kepada Dinas Pendidikan untuk meningkatkan prasarana sekolah dan mendukung wajib belajar nasional, yaitu 12 tahun. Sumber : APBD Setiap Kabupaten Tahun 2018, Laporan Pertanggungjawaban Tahun Anggaran 2014-2018 dan media populer


KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN – PEMBIAYAAN DAERAH

Potensi Pembiayaan Daerah Potensi Sumber Dana Skala

Sumber Dana

Peruntukkan

Internasional

SDGs (Dana perubahan iklim)

Kondisi Alam

Nasional

BPDLH (Badan Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup)

Persampahan dan Lingkungan

Provinsi

Bank Jatim MoU dengan PT SMF

Perumahan

Bentuk Kerjasama dan Bantuan Eksisting Bentuk Bantuan

Sumber Dana

Peruntukkan

CSR

Bank Jatim

Taman bermain anak di Alun-alun

PPP

Kemenhub-Swasta

Jembatan Timbang

Terdapat potensi

pembiayaan daerah untuk menyelesaikan permasalahan alam, lingkungan, dan perumahan. Terkait bentuk kerjasama dan bantuan terdapat CSR dan PPP sehingga Kabupaten Nganjuk dapat meningkatkan kebutuhan melalui skema tersebut.

Sumber : APBD Setiap Kabupaten Tahun 2018, Laporan Pertanggung Jawaban Tahun Anggaran 2014-2018


KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN – PEMBIAYAAN DAERAH

Mekanisme Perizinan Pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB)

Pengurusan Izin Usaha

Pengesahan Gambar dari PU

Kesesuaian Teknis melalui Dinas Pertanahan

Kesesuaian Tata Ruang berdasarkan TKPRD

Izin Lokasi

Izin

Lama Waktu

Izin Mendirikan Bangunan

1 hari untuk Survey dan 1 hari untuk lainnya

Surat Izin Usaha Perdagangan

2 hari untuk Survey dan 1 hari untuk lainnya

Tanda Daftar Perusahaan

5 hari untuk Survey dan 1 hari untuk lainnya

IPPT

1 hari untuk Survey dan 1 hari untuk lainnya

Online Single Submission

15 menit hingga 5 hari (Akumulasi dari seluruh izin dan lebih cepat)

Pengurusan Komitmen

KHUSUS USAHA BESAR Pelaksanaan Kegiatan operasional Sumber: Hasil Analisis, 2019.

Mekanisme perizinan di Kab. Nganjuk menggunakan OSS lebih efisien dibanding sebelumnya dalam mendukung kegiatan investasi dan usaha.


KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN – SINTESIS

Kapasitas kelembagaan dan pembiayaan dalam pengelolaan agrobisnis dan pemanfaatan konektivitas wilayah guna meningkatkan kesejahteraan dan daya saing Kabupaten Nganjuk

Kapasitas kelembagaan daerah dalam pengelolaan agrobisnis dan pemanfaatan konektivitas wilayah guna meningkatkan kesejahteraan dan daya saing Kabupaten Nganjuk

Manajemen organisasi Kabupaten Nganjuk baik, namun masih dibutuhkan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga masyarakat dan eksternal, serta pembangunan desanya masih belum berdaya saing, sehingga kapasitas kelembagaan daerah secara keseluruhan masih perlu ditingkatkan lagi.

Pembiayaan daerah dalam pengelolaan agrobisnis dan pemanfaatan konektivitas wilayah guna meningkatkan kesejahteraan dan daya saing Kabupaten Nganjuk

Pendapatan daerah didominasi dari Lain-lain PAD yang Sah dan dialokasikan sebagian besar untuk pendidikan, sehingga fokus pembangunan terdapat di sektor pendidikan, serta dalam mendukung pembiayaan terdapat potensi sumber dana dan investasi.


KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN – SINTESIS

Sintesis Kapasitas kelembagaan daerah dalam mendukung agrobisnis dan pemanfaatan konektivitas wilayah sudah baik dari segi manajemen organisasi, namun perlu koordinasi dan kerjasama dengan lembaga lain, serta peningkatan daya saing desa, sedangkan pembiayaan daerah trennya meningkat dengan dominasi alokasi untuk pendidikan dan pendapatan dari Lain-lain PAD yang sah serta dapat dibantu dengan potensi pembiayaan daerah maupun investasi.


Analisis Komprehensif


ANALISIS KOMPREHENSIF

STRENGTH

1 Kabupaten Nganjuk memiliki sektor unggulan pertanian dengan komoditas berdaya saing, yang produksinya didukung oleh daya dukung lahan, regulasi, dan keaktifan kelompok tani, serta pemasaran yang didukung oleh aksesibilitas yang baik.

2 Kabupaten Nganjuk memiliki daya tampung lahan yang baik karena dapat menampung penduduk dan pendatang sampai tahun 2039, sehingga berpotensi untuk mendukung pembangunan sektor industri pengolahan dan sektor pariwisata budaya dan alam yang potensial

3 Pengembangan industri di Kabupaten Nganjuk potensial dilakukan karena adanya KPI dan investasi yang paling efisien


ANALISIS KOMPREHENSIF Oversupply produk bawang merah dari Kabupaten Nganjuk menyebabkan harga komoditas terhadap pasar di Kabupaten Nganjuk cenderung fluktuatif turun

WEAKNESS

2 Kesejahteraan masyarakat Kabupaten Nganjuk masih rendah dilihat dari pendidikan, kesehatan, kebutuhan dan sarpras perumahan.

3

Tingkat pendidikan formal masyarakat Kabupaten Nganjuk rendah, disertai masuknya industri yang masuk, memungkinkan tenaga kerja Kabupaten Nganjuk kalah dalam bersaing.

4

Kontribusi sektor pertanian pada PDRB pada sektor pertanian stagnan disebabkan oleh daya saing masyarakat di sektor agrobisnis yang masih kurang, keahlian masyarakat yang rendah, rendahnya minat masyarakat dalam sektor pertanian, kurangnya jaringan irigasi, serta kurangnya koordinasi formal antar lembaga pemerintahan.

5

Kabupaten Nganjuk masih belum bisa memenuhi kebutuhan industri dalam hal penyediaan bahan baku olahan produk sehingga masih bergantung dengan daerah lain

1


ANALISIS KOMPREHENSIF

OPPORTUNITY Tersedianya potensi sumber daya air baik dari sumber alami yaitu CAT Brantas dan Sub DAS Widas ataupun infrastruktur buatan dengan adanya rencana pembangunan Bendungan Semantok berpotensi mendukung pemenuhan kebutuhan air Kabupaten Nganjuk. Selain itu banyaknya potensi sumber daya air ini juga merupakan nilai tambah bagi Kabupaten Nganjuk dalam menghadapi ancaman kekeringan

1

Rencana pembangunan Jalan Lingkar Wilis berpotensi meningkatkan aksesibilitas manusia dan barang juga berpotensi membangkitkan kegiatan ekonomi sektor pariwisata bagi Kabupaten Nganjuk dan sekitarnya khususnya untuk pariwisata seni budaya

2


ANALISIS KOMPREHENSIF

THREAT

1 Curah hujan tinggi di kawasan Jawa Timur memicu terjadinya banjir

2 Pembangunan jalan tol dan rel kereta mengancam lahan pertanian produktif


Isu Studio -

Kondisi fisik dan lingkungan regional yang tidak terbatas wilayah administrasi Potensi pengembangan perekonomian akibat perkembangan konektivitas

-

Potensi dan tantangan bentang alam dalam menunjang agrobisnis Potensi pengembangan agrobisnis di Kabupaten Nganjuk Rendahnya pemenuhan sarana prasarana penunjang agrobisnis Rendahnya pengembangan sektor unggulan pertanian dan perkebunan

Belum Optimalnya Pengelolaan Agrobisnis dan Pemanfaatan Konektivitas Wilayah dalam Meningkatkan Kesejahteraan dan Daya Saing Kabupaten Nganjuk - Rendahnya pemenuhan sarana prasarana penunjang kegiatan dasar masyarakat - Kesejahteraan masyarakat Kab. Nganjuk masih rendah

-

-

PDRB Kabupaten Nganjuk relatif tertinggal dibandingkan daerah sekitarnya Daya saing belum optimal karena subsistem agrobisnis juga belum optimal Daya saing berpotensi ditingkatkan melalui pengelolaan agribisnis dan konektivitas


TERIMA KASIH


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.