Identifikasi Penyebab Belum Mantapnya Pengembangan Sektor Pertanian di Kecamatan Rancaekek

Page 1

PL 2209 Studio Proses Perencanaan

“Identifikasi Penyebab Belum Mantapnya Pengembangan Sektor Pertanian di Kecamatan Rancaekek� Studio Proses Perencanaan B


OUTLINE

7

2

1 Latar Belakang

Isu

3 Tujuan

4 Sasaran

5

6

Pertanyaan Metodologi Penelitian

7 Gambaran Umum

8 Analisis

9 Kesimpulan


1

Latar Belakang


Rancaekek sebagai kota satelit dari kota inti Kota Bandung dan Kota Cimahi. Fungsi pengembangan wilayah ini sebagai kawasan jasa dan perdagangan, pertanian, industri nonpolutif, perumahan, permukinan, serta perkebunan dan konservasi.

RTRW Prov Jawa Barat, RTRW Kab. Bandung RTR Cekungan Bandung

Kawasan pertanian lahan basah merupakan kawasan yang diarahkan sebagai kawasan pertanian pangan berkelanjutan. Namun, pertanian berubah menjadi guna lahan permukiman, perumahan, industri, dan yang lainnya.

Rupa Bumi Indonesia, 1999, 2004,2011, dan 2018

Air sungai sebagai sumber irigasi persawahan pun tercemar oleh limbah industri www.melawanlimbah.org,, 2016

Kerugian ekonomi akibat pencemaran mencapai angka Rp 11.385.847.532.188 (Âą 11,4 Triliun) Greenpeace Indonesia , 2016

Jumlah penduduk bermata pencaharian petani pun mengalami penurunan jumlah. BPS, 2017

1

Latar Belakang


RPJMD KABUPATEN BANDUNG 2016-2021 VISI Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan“

MISI M.5 Menciptakan pembangunan ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif M.6 Meningkatkan Kelestarian Hidup

RTRW Prov. Jabar 2009-2029, RTRW Kab. Bandung 2016-2036 WILAYAH PENGEMBANGAN

(WP)

CileunyiRancaekek, pusat Kota Cileunyi FUNGSI PENGEMBANGAN - Jasa dan perdagangan - Pertanian - Industri - Perumahan

ISU TRATEGIS IS 8 Belum mantapnya ketahanan dan kemandirian pangan IS 9 Belum efektifnya pengendalian pencemaran lingkungan dan masih terbatasnya luas RTH

1

Latar Belakang

- Permukiman

- Perkebunan dan konservasi

STRUKTUR RUANG KOTA SATELIT, kota inti di Kota Bandung dan Cimahi PKLp (Pusat Kegiatan Lokal promosi) perdagangan dan jasa, perumahan, permukiman, industri, pertanian, perkebunan dan konservasi

POLA RUANG KAWASAN LINDUNG Kawasan perlindungan setempat dan rawan bencana banjir KAWASAN BUDIDAYA -Pertanian tanaman pangan lahan basah. -Ternak kecil dan unggas -Pengolahan pendedelan ikan -Pertambangan batuan andesit -Industri -Pariwisata Candi Bojongmenje -Perumahan hunian vertikal -Perdagangan dan jasa -Kawasan pertanian lahan basah sebagai kawasan pertanian pangan berkelanjutan

RANCAEKEK DALAM DOKUMEN PERENCANAAN


PERBANDINGAN DATA PRODUKSI RATA-RATA KECAMATAN RANCAEKEK 2011-2016 67,42

662,52 (2011)

(2012)

415,7 (2012)

193,59 84,26 (2013)

1

1

Misi 5, RPJMD Kab. Bandung Menciptakan pembangunan ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif

1

66,05

(2015)

(2013)

63,59 (2016)

64,13

Misi 5, RPJMD Kabupaten Bandung (2011)

Kecamatan Rancaekek Dalam Angka

65,72 (2014)

64,82 (2015)

64,69 (2016)

Kabupaten Bandung Dalam Angka

Menciptakan ekonomimengalami penurunan Produksi rata-rata komoditaspembangunan padi di Kecamatan Rancaekek yang memiliki pada data Kabupaten Bandung keunggulan dalam Angka dankompetitif fluktuatif pada data Kecamatan Rancaekek dalam Angka Isu Strategis 8, RPJMD Kabupaten Bandung Belum mantapnya ketahanan dan kemandirian pangan Latar Belakang

RANCAEKEK DALAM DOKUMEN PERENCANAAN KONDISI IDEAL VS KONDISI FAKTUAL


PERBANDINGAN DATA PRODUKSI RATA-RATA KEcAMATAN RANcAEKEK 2011-2016 • 662,52 Sungai Cikijing & Sungai Cimande (2011) sebagai sumber irigasi, tercemar oleh

limbah industri. Air Sungai Cikijing 415,7 dijadikan air irigasi bagi areal (2012) 193,59 persawahan di Desa Linggar,

21 Misi 6, RPJMD Kab. Bandung Menignkatkan Kelestarian Hidup

1

67,42 (2012)

66,05 Misi 6. RPJMD Kabupaten Bandung, (2015) Misi 5, RPJMD Kabupaten Bandung(2013) Sukamulya, Jelegong, 1 84,26dan Bojongloa.Kelestarian Hidup Meningkatkan 63,59 (2013) (2016) 64,13 ekonomi PencemaranMenciptakan mengakibatkan kerugian pembangunan (2011) ekonomi multisektor. yang memiliki keunggulan kompetitif

1

PETA PENCEMARAN LIMBAH KECAMATAN RANCAEKEK

65,72 (2014)

64,82 (2015)

64,69 (2016)

TIDAK TERCEMAR TERCEMAR TERCEMAR BERAT

Sumber: Rupa Bumi Indonesia, 2018

Isu Strategis 8, RPJMD Bandung Isu Strategis 9. RPJMD Kab.Kabupaten Bandung: Belum efektifnya pengendalian pencemaran Belum mantapnya pangan lingkungan dan masih ketahanan terbatasnyadan luaskemandirian RTH Latar Belakang

RANCAEKEK DALAM DOKUMEN PERENCANAAN KONDISI IDEAL VS KONDISI FAKTUAL


Tabel Perubahan Guna Lahan Kecamatan Rancaekek TAHUN 1999

TAHUN 2004

TAHUN 2011

TAHUN 2018

Industri

21.256846 Ha

69.558497 Ha

88.66696 Ha

101.992604 Ha

Institusi

-

7.829514 Ha

11.256759 Ha

13.127187 Ha

616.949225 Ha

661.340936 Ha

756.012839 Ha

902.582952 Ha

3653.989551 Ha

3559.71017 Ha

3433.289825 Ha

3426.48135 Ha

Pola Ruang RTRW Kab. Bandung

3 2

Permukiman Sawah

Pola Ruang RTRW Kab. Bandung Kawasan Budidaya Pertanian tanaman pangan lahan basah sebagai kawasan pertanian pangan berkelanjutan

1

GUNA LAHAN

Kawasan Budidaya Pertanian tanaman pangan lahan basah sebagai Rupa Bumi Indonesia, 1999, 2004, 2011, 2018 kawasan pertanian pangan berkelanjutan Semak

13.344881 Ha

0.757367 Ha

0.785402 Ha

87.214593 Ha

TOTAL

4524.693065 Ha

4524.785588 Ha

4524.785588 Ha

4524.7909 Ha

Lahan Pertanian dalam kurun 20 tahun terakhir mengalami penurunan dari 3653 Ha, menjadi 3426 Ha pada tahun 2018

Latar Belakang

RANCAEKEK DALAM DOKUMEN PERENCANAAN KONDISI IDEAL VS KONDISI FAKTUAL


2

Isu Strategis

Belum Mantapnya Pengembangan Sektor Pertanian di Kecamatan Rancaekek


3

Rumusan Masalah

Apa saja penyebabpenyebab belum mantapnya pengembangan sektor pertanian di Kecamatan Rancaekek?


4 Tujuan

Mengidentifikasi penyebab belum mantapnya pengembangan sektor pertanian di Kecamatan Rancaekek


Mengidentifikasi kondisi fisik lingkungan dan perubahan guna lahan pertanian di Kecamatan Rancaekek

Mengidentifikasi kegiatan ekonomi pada sektor pertanian di Kecamatan Rancaekek 1.

5 Sasaran

Mengidentifikasi kapasitas penduduk dalam mendukung sektor pertanian di Kecamatan Rancaekek

Mengidentifikasi kondisi eksisting sarana dan prasarana sektor pertanian di Kecamatan Rancaekek

1.

Mengidentifikasi kelembagaan sektor pertanian di Kecamatan Rancaekek


6

Kuisioner 372 Pekerja tani 41 Masyarakat umum

Data Primer

Traffic Counting

Metodologi Penelitian

Observasi Sarana prasarana kebutuhan dasar Kondisi eksisting lahan pertanian

Traffic Counting dilakukan untuk mengukur kapasitas dan volume kendaraan sehingga dapat menentukan tingkat pelayanan jalan

Drone Batas antara guna lahan terbangun dan pertanian

1)Pertigaan jalan Solokanjeruk 2)Pertigaan jalan Dangdeur 3)Pertigaan jalan CicalengkaRancaekek

Wawancara 1) BPBD 2) DLH 3) Walhi 4) BAPPEDA 5) Camat 6) Kepala Desa 7) Ketua Gapoktan 8) Pedagang 9) Industri Pengolahan

Focus Group Discussion

22 Maret 2018

Aula Kelurahan Rancaekek Kencana

6 Gapoktan

1. Desa Nanjung mekar 2.Desa Rancaekek Kulon 3.Desa Rancaekek Wetan 4.Desa Sukamanah 5.Desa Sukamulya 6.Desa Tegalsumedang

Dokumen

Data Sekunder


TABEL KEBUTUHAN KUESIONER

6

No

Kuisioner 372 Pekerja tani 41 Masyarakat umum

Metodelogi Desa/Kelurahan Penelitian

1 Sukamanah 2 Tegalsumedang 3 Rancaekek Kulon 4 Rancaekek Wetan 5 Bojongloa 6 Jelegong 7 Linggar 8 Sukamulya 9 Haurpungur 10 Sangiang Observasi 11 Bojongsalam Sarana 12 Cangkuang prasarana 13 Nanjungmekar kebutuhan 14 Rancaekek Kencana dasar Total

Jumlah KK 2109 1355 4702 6323 6070 7950 3466 2751 2548 2142 2069 3503 Drone 3499 Batas antara 5683 54170 guna

Jumlah Keluarga Pertanian 376 223 839 131 1149 218 287 947 188 265 315 235 86 47 5306

Proporsi KK Tiap Desa

Proporsi Petani Per Jumlah Sample Sample Non Jumlah Sample Jumlah Sample Total Keluarga Total Petani Tiap Petani Tiap Petani Non Petani Petani Sample Desa Desa

0,038932989 0,070863174 0,025013845 0,042027893 0,086800812 0,15812288 0,116725125 0,024689031 0,112054643 0,216547305 0,146760199 0,041085564 0,063983755 0,05408971 Wawancara 400 0,050784567 0,178477196 1) BPBD 0,047037105 0,035431587 2) DLH 0,039542182 0,04994346 3) Walhi Traffic Counting 0,038194573 0,059366755 4) BAPPEDA 1)Pertigaan jalan 0,044289484 0,06466679 5) Camat Solokanjeruk 0,064592948 0,016208066 6) Kepala Desa 2)Pertigaan jalan 0,008857897 0,104910467 1 7) 1Ketua Gapoktan 400 Dangdeur

Focus Group Discussion 372

30

22 Maret 2018

Aula Kelurahan Rancaekek Kencana

6 Gapoktan

372 Nanjung mekar 30 1. Desa 2.Desa Rancaekek Kulon 8) Pedagang Kondisi 3)Pertigaan jalan lahan 3.Desa Rancaekek Wetan 1) METODE DISPROPORSIONAL: perbandingan SLOVIN SLOVIN 9) Industri eksisting Cicalengkaterbangun Sukamanah jumlah KK tiapPengolahan desa dengan jumlah KK4.Desa total dan PENDUDUK : PETANI: lahan pertanian Rancaekek dan pertanian 5.Desa Sukamulya perbandingan jumlah keluarga petani tiap desa n = N/(1+(N*e*e)) n = N/(1+(N*e*e)) 6.Desa Tegalsumedang

n=397,068 n=400 e=0,05 N=54170

n=371,9593 N=372 e=0,05 N=5306

1 1 3 4 3 4 2 2 1 1 1 2 2 3 30

POPULASI

54170 KK Total, Dokumen 5306 KK Petani

SAMPLE

372 Petani, 30 Masyarakat

dengan jumlah keluarga petani total

2) Tingkat kepercayaan 95% 3) Nilai sampling error 5%

26 16 59 9 81 15 20 66 13 19 22 16 6 3 372

Sumber: Hasil Analisis, 2018

Data Primer

Data Sekunder


Metodelogi Penelitian Cakupan Observasi

6

Seluruh desa di Rancaekek Objek observasi 1. Lahan Pertanian (41) 2. Irigasi (13) Observasi Sarana prasarana kebutuhan dasar Kuisioner Kondisi 372 Pekerja tani eksisting 41 Masyarakat lahan pertanian umum

3. Jalan (43) 4. Drainase (42)

5. 6.

Drone Sarana Kesehatan (11) Batas antara guna Sarana Pendidikan lahan (1 SMA, 1 SMK, 4 SMP, 38 SD) terbangun dan pertanian

7. Sarana Persampahan (14)

Waktu Weekend: Weekdays: Selasa, 20 Maret 2018 Minggu, 18 Maret 2018 08.00-10.00 (Pagi) 06.00-08.00 (Pagi) 15.00-17.00 (Sore) 13.00-15.00 (Siang) Lokasi: 1) Pertigaan jalan Solokanjeruk Focus Group jalan Dangdeur, Wawancara2) Pertigaan Discussion 1) BPBD 3) Pertigaan jalan Cicalengka22 Maret 2018 2) DLH AulaRancaekek Kelurahan 3) Walhi 4) BAPPEDA 5) Camat 6) Kepala Desa 7) Ketua Gapoktan 8) Pedagang 9) Industri Pengolahan

Rancaekek Kencana

6 Gapoktan

1. Desa Nanjung mekar 2.Desa Rancaekek Kulon 3.Desa Rancaekek Wetan 4.Desa Sukamanah 5.Desa Sukamulya 6.Desa Tegalsumedang

Traffic Counting 1)Pertigaan jalan Solokanjeruk 2)Pertigaan jalan Dangdeur 3)Pertigaan jalan CicalengkaRancaekek Dokumen

8. MCK Komunal (4) 9. Pasar (2) 10. Signage Kebencanaan (tidak ada) Data Primer

Data Sekunder


7

Gambaran Umum Batas Barat: Kec. Cileunyi

Luas 4524,85 Ha 13 desa dan 1 kelurahan

Ketinggian: 660-675 km Curah Hujan: 2.500-3.000 mm/tahun Temperatur: 19 ĚŠC -29 ĚŠC

Batas Selatan: Kec. Solokan Jeruk

Batas Timur: Kec. Cicalengka

Sumber: Statistik daerah kecamatan Rancaekek, 2014 Kabupaten Bandung dalam Angka, BPS, 2017


7

Gambaran Umum

Jumlah penduduk

184.406 jiwa ..

Laju .. pertumbuhan penduduk pada tahun 2016

1,76%.

kepadatan penduduk 4075 jiwa/km2 (Sedang), . Mayoritas usia produktif dengan mayoritas lulusan SMA Mayoritas bekerja sebagai buruh pabrik


Jumlah Penduduk Kecamatan Rancaekek Berdasarkan Usia

Grafik Jumlah Penduduk

190 185

184,406

180

180,884 177,998

175 175,193 170

• 165 .. 160

170,325 163,022

164,633

155 150 2009

7

2010

Gambaran Umum

3500

2011

171,929

Dependency ratio = 40,189 Artinya jadi setiap 100 orang usia produktif menanggung beban 40 orang 2012 2013 2014 2015 2016 penduduk non produktif

Piramida penduduk muda (Expansive) dimana mayoritas penduduk kecamatan rancaekek adalah usia Data Migrasi produktif.

>75 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4

2017 2016 2015 2014 2013

50.16%

0

49.84%

5000

10000

15000

20000

25000

3000 Pindah

2500

Datang 2000 1500 1000

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2018

500 0 2013

2014

2015

2016

2017


7

Gambaran Umum

PDRB Sektor Pertanian Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha 70000000 60000000

50000000 40000000 30000000 20000000 10000000

4844584,24

5235226

5650497,97

6098523,61

2013

2014

2015

2016

0

Sumber: Kabupaten Bandung dalam Angka, BPS, 2014-2017

PDRB Kabupaten Bandung dalam sektor pertanian, Peternakan, dan Perhutanan cenderung mengalami peningkatan sedangkan untuk distribusi presentase produk sektor tersebut cenderung mengalami penurunan hal ini menyebabkan dua kemungkinan : 1. Produk pertanian, peternakan, dan perhutanan bukan pengaruh utama pada PDRB sektor tersebut hal ini ada kemungkinan dari sektor primer (mendayagunakan alam secara langsung) dan sektor sekunder (pengolahan sektor tersebut). 2. Tidakdapat diketahui manakah diantara pertanian, peternakan, dan perhutanan yang mengalami penurunan produksi sehingga menurunka presentase distribusi produksi terhadap PDRB


7

Gambaran Umum

Kontribusi Produksi Pertanian Kecamatan Rancaekek terhadap Produksi Pertanian di Kabupaten Bandung (%) Kontribusi (proporsi) produksi pertanian Rancaekek terhadap Kabupaten Bandung meningkat

setiap tahunnya. Hal

Sumber:Kabupaten Bandung dalam Angka Tahun 2011-2016

ini sejalan dengan proporsi PDRB setor pertanian pada Kabupaten Bandung yang meningkat setiap tahunnya.


7

Gambaran Umum

81% responden PETA PERSEBARAN SARANA KESEHATAN

menggunakan puskesmas.

SARANA KESEHATAN

Sumber: Hasil observasi, 2018

Jumlah puskesmas sudah memenuhi standar, walaupun pelayanan dan kualitas belum terpenuhi Terdapat

Cakupan pelayanan (500m) : SNI 03-1733-2004 Sumber: Hasil observasi, 2018

13

Puskesmas di Kecamatan Rancaekek


7

Gambaran Umum

56

SD Negeri di Kec. Rancaekek

PETA SARANA PENDIDIKAN SDN

SDN Kencana Indah 01

SDN Kencana Indah 01 (Nilai Tertinggi) SDN Cangkuang 2 (Nilai Terendah) SDN Cangkuang 2

SARANA PENDIDIKAN

Sumber: Hasil observasi, 2018

SMPN Rancaekek 2

PETA SARANA PENDIDIKAN SMPN

Cakupan pelayanan SD dan

4

SMP Negeri di Kec. Rancaekek

belum

SMP bisa melayani seluruh masyrakat

SMPN Rancaekek 3

Cakupan pelayanan (1000m) : SNI 03-1733-2004 Kualitas : Hasil observasi, 2018 Sumber: Hasil observasi, 2018


PETA SARANA PENDIDIKAN SMA

7

100 % kondisi bangunan SMA dan SMK sudah memadai

Sumber: Hasil observasi, 2018

PETA SARANA PENDIDIKAN SMK

1

SMA Negeri di Kec. Rancaekek

SARANA PENDIDIKAN Cakupan pelayanan SMA dan

belum

SMK bisa melayani seluruh masyrakat

Sumber: Hasil observasi, 2018

Gambaran Umum

1

SMK Negeri di Kec. Rancaekek Jurusan: bengkel, busana/tekstil, otomotif, dan komputer

*Cakupan pelayanan (3000m) : SNI 03-1733-2004 Kualitas : Hasil observasi, 2018


7

Gambaran Umum

95% 2.9%

89.33% sampel menyatakan kekeringan terjadi saat bulan juli-september.

Sampel menggunakan air tanah

Sampel menggunakan air PDAM

2.9% sampel yang menggunakan air bersih dari PDAM memiliki rata-rata kebutuhan adalah 107,583 liter/hari/orang

Sumber: Hasil kuesioner, 2018

PETA PELAYANAN PDAM

50%

4,7% Menggunakan PDAM

AIR BERSIH

Menggunakan PDAM

1,4% Menggunakan PDAM

Demand air bersih: 575329,57 liter/hari Supply air bersih oleh PDAM: 329184 liter/hari

*Standar: SNI 03-1733-2004 Kualitas : Hasil observasi, 2018

Sumber: Hasil Kuesioner, 2018

Dapat disimpulkan bahwa PDAM masih perlu menyediakan debit air untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk Kecamatan Rancaekek.


7

Gambaran Umum

Gardu Listrik Eksisting Rancaekek Gardu Induk

Tegangan (KV)

Jumlah Trafo

Kapasitas Listrik (MVA)

GI Rancaekek

150/20

4

240

Sumber:RUPTL, 2018

Proyeksi Kebutuhan Listrik Jawa Barat

Sumber: Google Street View, 2018 *Standar: SNI 03-1733-2004

Sumber:RUPTL, 2018

Kualitas : Hasil observasi, 2018

Rencana Pengembangan Gardu Listrik Gardu Induk

Tegangan (KV)

Kapasitas Listrik

Status - Target

Rancaekek

150

2 LB

Rencana - 2020

Rancaekek II

150/20

120

Rencana - 2024

Sumber:RUPTL, 2018

Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Transmi si dari

Transmisi ke

Tegangan (KV)

Pekerjaan

Status - Target

Rancaek ek

Sunyaragi

150

New, SUTT

Rencana - 2020

Rancaek ek

Cikasunga

150

New, SUTT

Rencana - 2024

Sumber:RUPTL, 2018

LISTRIK PLN berencana meningkatkan penjualan dan memperluas cakupan layanan di Jawa Barat, termasuk Kec. Rancaekek dengan mengembangkan gardu listrik dan jaringan transmisi baru


7

PETA PELAYANAN LISTRIK

Gambaran Umum

5,33% Proyeksi pertumbuhan ekonomi hingga tahun 2027

Sumber: Google Street View, 2018 *Standar: SNI 03-1733-2004

Proyeksi pertumbuhan pelanggan hingga tahun 2027

Kualitas : Hasil observasi, 2018

Eksisting dan Rencana Gardu Listrik Eksisting

Rencana

Gardu Induk Rancaekek 240 MVA

Gardu Listrik Rancaekek 2 LB

LISTRIK

Gardu Listrik Rancaekek II 120 MVA Sumber:RUPTL, 2018

Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Transmi si dari

Transmisi ke

Tegangan (KV)

Pekerjaan

Status - Target

Rancaek ek

Sunyaragi

150

New, SUTT

Rencana - 2020

Rancaek ek

Cikasunga

150

New, SUTT

Rencana - 2024

Sumber:RUPTL, 2018

5,58%

PLN berencana meningkatkan penjualan dan memperluas cakupan layanan di Jawa Barat, termasuk Kec. Rancaekek dengan mengembangkan gardu listrik dan jaringan transmisi baru


7

Gambaran Umum

PETA PELAYANAN LISTRIK

Daya Listrik tiap Rumah di Kecamatan Rancaekek

jumlah masyarakat yang menggunakan listrik 900 watt sebesar 45% dan 44% masyarakat menggunakan 450 watt.

1% 10% 44% 45%

450 watt

900 watt

1300 watt

2200 watt

Sumber: Hasil Kuesioner 2018

Sumber: Google Street View, 2018 *Standar: SNI 03-1733-2004

Kualitas : Hasil observasi, 2018

LISTRIK

2 kali

Sumber: Hasil Kuesioner 2018

250

Rata-rata pemadaman listrik di Kecamatan Rancaekek

masyarakat mengalami pemadaman listrik setiap bulannya.

1

kali setiap bulannya, dan Desa Bojongloa mengalami 2 kali setiap bulannya

Setiap rumah di Kecamatan Rancaekek telah dialiri listrik oleh PLN, maka kebutuhan dasar listrik sudah terpenuhi namun, setiap bulannya masih terjadi pemadaman.


7

Gambaran Umum

Belum Memadai

85,34% Menggunakan sistem IPAL individu

PETA PERSEBARAN MCK KOMUNAL

10,10% Masih membuang Limbah ke lingkungan bebas

Sudah Memadai

94,23% Menggunakan MCK individu

5,77% Menggunakan MCK komunal Namun, masih ada beberapa yang belum sesuai standar SNI

SARANA IPAL DOMESTIK & MCK

Sumber: Hasil observasi, 2018

Belum Memadai Tidak Memadai

*SNI 03-1733-2004 Kualitas : Hasil observasi, 2018


7

Gambaran Umum

SARANA PERSAMPAHAN

Terdapat sampah yang menggunung hingga

4-5 Meter

81%

TPS belum memiliki kapasistas sesuai dengan standar SNI

di TPS desa Rancaekek Kulon

PETA PERSEBARAN TPS DI KECAMATAN RANCAEKEK

Sumber: Hasil observasi, 2018

*SNI 03-1733-2004 Kualitas : Hasil observasi, 2018

*SNI 03-1733-2004 Kualitas : Hasil observasi, 2018


8

Pengolahan Data & Analisis


8 Pengolahan Data & Analisis Cangkupan

Kompetensi

Minat

Ketenagakerjaan

Pencemaran Lahan

Bencana Alam Irigasi

Alam

Nilai tambah

Aktor

Faktor Produksi

Proses

Pelatihan dan Penyuluhan Pengolahan

Rantai pasok pertanian

Faktor Distribusi

Alat pengolahan

Nilai Tambah

Alat Pertanian Bibit

Pupuk

Modal

Pasar

Jalan

Rantai Distribusi

Kelembagaan dan Pembiayaan

Faktor Pengolahan


8

Pengolahan Data & Analisis

ALAM ALAM

Regulasi Lahan  RTRW Kab. Bandung 2016-2021 Pasal 46 ayat 3 kawasan yang diarahkan sebagai kawasan LP2B yang salah

satunya tersebar di Kecamatan Rancaekek.

 UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan LP2B Setiap orang yang memiliki hak atas tanah yang ditetapkan sebagai LP2B Memanfaatkan, melindungi dan menjamin

tanah sesuai peruntukan LP2B.  Perda Kabupaten Bandung No. 27 Tahun 2016 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2016-2036 Pasal 46 ayat 4 : Pemerintah dan Pemda wajib menyusun Sistem Informasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Hal Sumber: Permentan No 79 tahun 2013

ini sesuai dengan Pasal 60 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.


Tahun

1999

2004

2009

2014

2018

21,26 Ha

69,56 Ha

61,03 Ha

80,58 Ha

83,68 Ha

616,95 Ha

672,05 Ha

821,03 Ha

878,29 Ha

Sawah Semak Belukar

3857,62 Ha

3669,73 Ha

3566,15 Ha

3456,26 Ha

13,45 Ha

4,14 Ha

77,1 Ha

110,2 Ha

Total

4509,28 Ha

4415,47 Ha

4525,3 Ha

4525,3 Ha

Industri

Permukiman

Sumber: BIG, 1999, 2004, 2014 Google earth 2014, 2018

Sumber: Hasil Foto Udara Desa cangkuang , 2018

4524,89 Ha

ALIH FUNGSI LAHAN

8 Foto kondisi eksisting

Sumber: 929,91Ha BIG, 1999, 2004, 2014 3425,25 Ha Google 86,04 Ha earth 2014, 2018

Regulasi/kelembagaan


Lahan

Perubahan Luas Lahan Pertanian Menurut Petani 22%

Perbandingan Luas Lahan Pertanian Sebelum dan Sesudah Alih Guna Lahan (KM2) 1000000 800000 600000

Sumber: BIG, 1999, 2004, 2014

200000 0

Terdapat Perubahan

Google earth 2014, 2018

Foto kondisi eksisting

Sumber : observasi, 2018

400000

78%

Tidak Terdapat Perubahan

Luas Lahan Pertanian Sebelum Alih Guna Lahan Luas Lahan Pertanian Setelah Alih Guna Lahan

Sumber : Kusioner, 2018

Peta Kemampuan Lahan Pertanian

UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan LP2B Setiap orang yang memiliki hak atas tanah yang ditetapkan sebagai LP2B wajib memanfaatkan, melindungi dan menjamin tanah sesuai peruntukan LP2B. (Pasal 34 ayat 1) Distanbunhut, Kementrian pertanian, Kementrian ATR Pemerintah dapat memberi sanksi kepada pelanggar LP2B dan mengawasi tindakan alih guna lahan

Kementrian pertanian menerima laporan atas pelanggaran LP2B dari pengadu maupun dinas petanian serta berkoordinasi dengan kementrian ATR untuk penataan dan pengadaan lahan serta urusan agararia dan administrasi.

8


Pencemaran Lingkungan Peta Pencemaran Limbah Kecamatan Rancaekek • Sungai Cikijing & Cimande sebagai sumber irigasi, tercemar limbah industri. Air Sungai Cikijing dijadikan air irigasi Desa Linggar, Sukamulya, Jelegong, dan Bojongloa.

Air Irigasi Citarik, Cikijing, Cimande

3

Kandungan Unsur Kimia

Total Pencemaran Mikrobiologi 50000000 40000000 30000000 20000000 10000000 0

2,5 2 1,5

FECAL COLIFORM

1 0,5 0

TOTAL COLIFORM

ideal

citarik hulu

cikeruh hulu

cimande hilir

cikijing hilir ideal

citarik hulu

cikeruh hulu

cimande hilir

cikijing hilir

Sumber : DLH, 2018

UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Limbah Industri harus diolah sebelum dibuang (Pasal 21 ayat 3) PERDA KABUPATEN BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGENDALIAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR ATAU SUMBER AIR Orang yang akan melakukan pembuangan air limbah ke air atau sumber air terlebih dahulu wajib melakukan pengelolaan air limbahnya (Pasal 5 ayat 1)

LH (pengontrol propinsi), DLH (pengontrol Kabupaten), UPTD Pertanian (Penyedia Kec), Walhi (advokator).

Sumber : dokumentasi pribadi, 2018

Belum optimal karena isu pencemaran lintas administratif.

Industri kerap melanggar pembuangan limbah kendati telah dikondisikan

Rencana akan membentuk badan pengendali lingkungan dari DLH untuk warga


8

37,58%

Pengolahan Data & Analisis

luasan sawah yang terlayani oleh daerah irigasi sistem pengairan lahan sawah di Kecamatan Rancaekek menggunakan sistem irigasi, yakni sebanyak Sumber: Hasil Kuesioner, 2018 Sumber: Hasil Observasi dan Data UPTD, 2018

Lokasi: Desa Rancaekek Kulon

Terdapat benda hanyut dan terjadi penyumbatan pada aliran. Aliran sungai terhenti.

72.04%.

IRIGASI

PP No 20 / 2006 dan Perda No 10 /2011 tentang Irigasi

Kualitas irigasi di Kecamatan Rancaekek masih kurang baik karena pada salurannya masih terdapat benda hanyut sehingga terkadang menyebabkan terjadinya penyumbatan dan kecepatan aliran airnya melambat .

Irigasi berfungsi mendukung pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat (petani) Instansi pemerintah bidang irigasi, perkumpulan petani pemakai air (P3A) dan komisi irigasi. Fungsi P3A penyedia dan pengelola air dan menjaga air untuk tani Pemerintah dapat memberi bantuan kepada P3A dalam melaksanakan pemberdayaan. Irigasi primer dan sekunder (Pemerintah) Iirigasi tersier (P3A)


Sumber : Kuesioner dan Wawancara GAPOKTAN, 2018

KEBENCANAAN Banjir

Kemarau

Januari -Maret

AgustusDesember

Produksi pertanian saat musim hujan menurun hingga angka 10.662 – 23.778 kw per sekali masa panen, sedangkan produksi dalam kondisi cuaca normal adalah 159.5436 – 32.188415 kw per sekali masa panen. Pengolahan Data & Analisis

Air hujan meluap dari sungai dan sawah terendam air hujan

Produksi padi menurun sehingga petani mengalami kerugian

Saat kemarau petani mengandalkan air buangan limbah yang mengalir dari sungai

Keberadaan Penyuluhan Kebencanaan Menurut Petani 11%

89%

1.

UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

2.

PP No 21 Tahun 2008: Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

3.

Perda Prov. Jabar No: 2 Tahun 2010: Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

4.

Perda Kab. Bandung No. 2 Tahun 2013: Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Di Kabupaten Bandung

Ada Tidak Ada

Rata-rata produksi padi saat terjadi bencana adalah 10.662 – 23.778 kw

Kesiapsiagaan meliputi penyuluhan, pelatihan, dan mekanisme tanggap darurat. Kegiatan mitigasi meliputi pendidikan, penyuluhan dan pelatihan.

REGULASI


75,61 % drainase di Kecamatan Rancaekek memiliki tipe tidak terpadu yang artinya mayoritas drainase yang ada hanya menampung air hujan dari DAMAJA (Daerah Manfaat Jalan), bukan seluruh kawasan permukiman.

DRAINASE

Sumber: Hasil observasi, 2018

DRAINASE BURUK

BERKUALITAS

DRAINASE BERKUALITAS BAIK

Drainase Bojongloa 3 tergolong buruk karena memiliki lebar yang tidak sesuai SNI dan memiliki aliran yang tidak lancar.

Drainase Sangiang 1 tergolong baik karena memiliki lebar yang sesuai SNI dan memiliki aliran yang lancar.

Drainase ini juga tergolong sebagai drainase tidak terpadu yang hanya menampung air hujan dari DAMAJA.

Drainase ini juga tergolong sebagai drainase terpadu yang menampung air hujan dari DAMAJA dan seluruh kawasan pada permukiman.

Drainase yang tergolong baik 40% nya terdapat pada daerah kawasan banjir sedang dan 60% nya pada kawasan rendah. Namun jumlah drainase yang tergolong buruk 58% nya terdapat pada daerah kawasan rendah dan 42% nya terdapat pada kawasan sedang.

Pengolahan Data & Analisis


DEMOGRAFI JUMLAH PENDUDUK BERMATA PENCAHARIAN DI KECAMATAN RANCAEKEK TAHUN 1993 DAN 2016 40000 35000 30000 25000 20000 15000

1993

10000

2016

5000 0

8

Jumlah Penduduk Mata Pencaharian Industri di Kecamatan Rancaekek 40.000

14000

Jumlah Penduduk Mata Pencaharian Petani di Kecamatan Rancaekek 12239

12239

12000

35.000

10000

30.000 25.000 27.553 27.746 28.011 28.011 28.011 20.000

33.873

15.000

8212

8365

2013

2016

8000 6000

5338

4000

10.000

1915 2000

5.000

0

0 2009 2010 2011 2012 2013 2016

Sumber : Kabupaten Bandung dalam Angka, 2018

2009

2010

2011

2012

Sumber : Kabupaten Bandung dalam Angka, 2018


250

• • •

200 150

• •

100 50

0 D3

S1

SD

SMP

SMA

SMK

Regulasi Pemberdayaan Petani • UU No 16 Tahun 2006: Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan Program Penyuluhan • UU No 19 Tahun 2013: Perlindungan Dan Pemberdayaan Petani Strategi Pemberdayaan Petani melalui penyuluhan & pelatihan • Perbup Bandung: Standar Pelayanan Minimal (SPM) Urusan Pertanian Di Kabupaten Bandung. Dinas Pertanian Kabupaten membuat kebijakan program penyuluhan • UU No 19 Tahun 2013: Perlindungan & pemberdayaan Petani. Kegiatan pemberdayaan petani dibiayai APBN dan APBD

Pengolahan Data & Analisis


MINAT MASYARAKAT

FAKTOR MASYARAKAT TIDAK MAU MENJADI PETANI Pendapatan Rendah 3%

Lainnya 16%

Tidak memiliki latar belakang petani 19%

Tidak Ada Lahan 62%

Minat masyarakat di Kecamatan Rancaekek untuk menjadi petani masih sangat rendah karena kebanyakan masyarakat tidak memiliki lahan untuk bertani. Sedangkan para petani memilih untuk bertani karena tidak ada lagi pekerjaan lain sehingga kualitas petani sangat rendah yang mengakibatkan regenerasi petani di Kecamatan Rancaekek sangat rendah. Pendapatan rata – rata petani di Kecamatan Rancaekek adalah di bawah Rp.2.700.000. Dengan UMK Kabupaten Bandung yaitu Rp.2.678.098. Pendapatan petani ini masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan UMR.

Sumber : Kuesioner masyarakat, 2018

Sumber : Kuesioner masyarakat, 2018

Pendapatan Masyarakat Non-Petani di Kecamatan Rancaekek

Pendapatan Masyarakat Petani di Kecamatan Rancaekek

171

25 121 13

55

<2.700.000

2.700.000 5.000.000

1

1

1

5.000.000 7.000.000

7.000.000 10.000.000

> 10.000.000

Sumber : Survey Kuesioner , 2018

20 < 1.000.000

1.000.000-2.700.000

2.700.000-5.000.000

>5.000.000

Sumber : Survey Kuesioner , 2018


Kompetensi

8 • • •


8

Pengolahan Data & Analisis

MODAL MODAL

PERSENTASE PETANI YANG MENDAPAT BANTUAN ya

tidak

Dana Pupuk

4% 3%

2%

8%

16%

19%

Benih 29%

71% Sumber : Hasil Kuesioner, 2018

CI = 0.71 ± 1.96 √ (0.71(0.29))÷ 372 = 0.71 ±0.04611 0.66389 < CI < 0.75611 66.389 % < CI < 75.611 % Sebagian besar petani, tidak mendapat bantuan, dengan 71% responden (petani) menyatakan tidak. Dan untuk 1 kecamatan Rancaekek jumlah petani yang tidak mendapat bantuan sebesar 66.389 % hingga 75.611 % dari semua total petani

PERSENTASE SUMBER BANTUAN

JENIS BANTUAN

Alat Pertanian Pendidikan/pela tihan 50% Pembasmi Hama Sumber : Hasil Kuesioner, 2018

CI = 0.5 ± 1.96 √ (0.5(0.5))÷ 372 = 0.5 ±0.05081 0.55081< CI < 0.44919 44.919 % < CI < 55.081 % Jenis bantuan yang paling banyak diberikan pada petani di Rancaekek yaitu bantuan benih dengan

persentase 44.919 % hingga 55.081 %

2%

2% 29%

Koperasi

Gapoktan Pemerintah CSR

Donatur

65% Sumber : Hasil Kuesioner, 2018

CI = 0.65 ± 1.96 √ (0.65(0.35))÷ 372 = 0.65 ±0.048471 0.601529 < CI < 0.698471 60.1529 % < CI < 69.8471 % Sebagian besar bantuan yang didapatkan bersumber dari pemerintah dengan persentase 60.1529 % hingga 69.8471 % dari total petani yang mendapat bantuan se Kecamatan Rancaekek


8

Sumber : Hasil Kuesioner, Wawancara GAPOKTAN 2018

Presentasi Pupuk yang Digunakan Petani

Pengolahan Data & Analisis Kebanyakan petani menggunakan pupuk anorganik, khususnya pupuk urea, yaitu sebanyak 50%. Berdasarkan literature review, penggunaan pupuk anorganik dapat mengurangi kesuburan tanah yang akan mengakibatkan penurunan produksi padi.

Ya

Alat pertanian yang paling banyak digunakan adalah tractor dan tradisional

Traktor Tradisional Mesin Pengupas Alat Panen Otomatis 100

200 300

Modal Benih

400

12%

Urea 14% 50%

24%

TS

Modal Lain-lain Pupuk Posca

98%

Sumber : Hasil Kuesioner, Wawancara GAPOKTAN 2018

responden menyatakan masih bagus dan bisa digunakan.

Petani tidak menggunakan listrik selama proses produksi

Modal Alat


8

Pengolahan Data & Analisis •

REGULASI PUPUK

• PP RI No.15 Thn 2011: Penetapan Pupuk Bersubsidi Sebagai Barang Dalam Pengawasan REGULASI BENIH 

Permenkeu No. 129/PMK.02/2010 Tentang Tata Cara Penyediaan , Pencairan, dan Pertanggung Jawaban Dana Subsidi Benih Padi Non Hibrida, Jagung Komposit, Jagung Hibrida, Dan Kedelai Bersertifikat •Subsidi Benih dan Profit Margin yang dialokasikan dalam APBN

Pergub Jabar No 50 Thn 2010 Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Di Lingkungan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

• Pupuk Bersubsidi ditetapkan sebagai barang dalam pengawasan

REGULASI ALAT PERTANIAN

UU No 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan • Permen Perdagangan RI No.15 Thn 2013: Pemberdayaan Petani Pengadaan Dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian • Pemerintah bertanggung jawab menyediakan sarana produksi Pertanian • Penugasan Distribusi dan Pengecer sebagai (alat dan mesin pertanian). penyalur pupuk bersubsidi Perda No 7 Tahun 2002 tentang Kewenangan • Permen Pertanian No 1 Thn 2012: Komponen Kabupaten Bandung Harga Pokok Penjualan Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian • Perencanaan, Rekomendasi, Pembinaan dan Pengawasan pengadaan alat dan • Ada biaya Tidak Langsung yang dapat mesin pertanian. dibebankan dalam Harga pupuk bersubsidi. Aktor: Distanbunhut (Penyedia Kab), UPTDPertanian (Penyedia Kec), Gapoktan (Penyalur), Petani (Penerima).

.

•Fungsi Balai Pengembangan Benih Padi

• Pergub Jabar No 115 Thn 2009: Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Dan Perikanan Perbup Bandung No 23 Thn 2010: Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian, Perkebunan Perternakan Dan Perikanan •

Keberjalanan: Penyaluran bantuan benih, pupuk, dan alat pertanian masih kurang, tidak semua petani mendapat bantuan

Alokasi pupuk bersubsidi


8

Pengolahan Data & Analisis

PETA PERSEBARAN BANTUAN PEMERINTAH

Implementasi regulasi bantuan benih, bantuan pupuk, dan bantuan alat pertanian belum berjalan dengan optimal, karena pada keberjalanannya bantuan tersebut masih kurang belum mencangkup seluruh petani.

Sumber : Hasil Kuesioner, 2018


Proses Penambahan Nilai Pak Wira, Pengusaha Industri Pengolahan Padi

Sumber : Hasil Wawancara, 2018

“Dioven dulu memakai diesel selama 3 hari tergantung kokndisi gabah baru digiling. Soalnya kalo ngandelin cuaca lama.”

Bu Tintin, Pengusaha Industri Pengolahan Padi “Dari gabah basah dijemur habis itu digiling jadi beras. Ada tahapannya pengupasan kulit, gilingan pertama kasar, lalu digiling lagi sampe bulirnya putih. Prosesnya sekitar 3 hari kalo gabah udah kering. Kalo dari gabah basah itu 1 minggu. Bagusnya diistirahatkan dulu 1 atau 2 hari.”

8 Oven Gabah Basah Rp. 4944 / Kg s.d. Rp 5119/ Kg

Penggilingan

Penjemuran

Rp. 9888 / Kg s.d. Rp 10238 / Kg

Terjadi penyusutan kuantitas gabah sebesar 20% – 50%

Beras Rp 10.00012500 / Kg

Pengolahan Data & Analisis

Pada proses penggilingan, terjadi penambahan nilai sebesar Rp. 7612 / Kg s.d. Rp 7262 / Kg


Alur Distribusi petani

8

pengolahan

bandar/agen

Sumber: Wawancara Industri Pengolahan dan Gapoktan, 2018

pengepul

4-7 Hari

waktu 1 Hari harga 5000/kg 500 Ribu / kwintal

pasar

2-4 Hari 6250 – 10.000/kg 500 Ribu / 50 kg – 80 kg

1-2 Hari

10.000-12.500 /kg 250 Ribu – 300 Ribu / 25 kg


Dalam alur distribusi, jalan merupakan komponen utama. Berdasarkan hasil wawancara dengan industri pengolahan, cakupan distribusi pertanian dikirim hingga ke 3 kota Jakarta, Sumedang dan Garut.

PRASARANA JALAN


Namun, di Kecamatan Rancaekek sendiri hasil tani didistribusikan juga ke pasarpasar seperti pasar wahana karya dan pasar dangdeur

PRASARANA JALAN

Tiga titik traffic counting ditentukan berdasarkan asumsi titik tersebut merupakan jalur arah cakupan distribusi pertanian ke pasar di dalam Kecamatan Rancaekek dan keluar Kecamatan Sebagai komponen distribusi, dilakukan analisis pelayanan jalan untuk distribusi hasil pertanian dengan menggunakan traffic counting

LOS INDEKS A-B LOS INDEKS C-D LOS INDEKS E-F

*Standar dari MKJI


Arah Sumedang

Arah Garut

Arah Bandung dan Jakarta

*Standar dari MKJI

LOS INDEKS A-B

LOS INDEKS C-D LOS INDEKS E-F

Arah Garut Arah Dangdeur


(+) - Kelengkapan pasar yang ada di Kecamatan Rancaekek sudah memenuhi SNI

(-) - Jumlah pasar yang berada di Kecamatan Rancaekek belum bisa melayani satu kecamatan

SARANA PASAR

Sumber: Hasil observasi, 2018

Pasar Dangdeur

Pasar Wahana Karya

*SNI 03-1733-2004


PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN


Alokasi dana untuk pertanian di Kabupaten Bandung sebesar 69,9 miliar pada tahun 2017 Sumber dana diperoleh dari •

Pendapatan asli daerah

•

Dana Perimbangan

•

Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

Sumber pembiayaan dari Dinas pertanian Kabupaten Bandung dan umumnya dana dialokasikan untuk alsintan Alokasi pembiayaan untuk pengembangan sektor pertanian di beberapa desa.

Linggar Pelatihan Teknologi Tepat Guna 170 juta untuk 25 orang.

Nanjung Mekar Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Tepat Guna (Pompa Air Pertanian)10 Juta

Sangiang Rehab Talang Air Pertanian (10 Juta) Saluran Irigasi Pertanian (1050m3) (455 Juta) Terdapat pula penyelenggaran pembiayaan pertanian melalui kerjasama antara bank Mandiri, Pupuk Indonesia dan desa dengan program Kartu Tani Sumber: Pemerintah Kabupaten Bandung, 2017

sumber: Infografis Pemerintah Kabupaten Bandung, 2017 Wawancara dengan UPTD pertanian, 2018


HUBUNGAN ANTAR HUBUNGAN ANTAR STAKEHOLDER STAKEHOLDER


Hubungan Antar Stakeholder

Pemerintah Terdapat tiga aktor yang berperan dalam alur pertanian, yaitu pemerintah, komunitas dan pelaku bisnis. Peran pemerintah kepada komunitas yaitu sebagai pengawas regulasi dan pemberi bantuan. Peran pemerintah kepada pelaku bisnis yaitu sebagai pengawas regulasi khususnya kepada pasar. Dan peran komunitas kepada pelaku bisnis yaitu sebagai supplier.

Komunitas

supplier

Bisnis

Sumber: Hasil Analisis, 2018


Hubungan Antar Stakeholder Kementerian Pertanian DLH

BAPPEDA

koordinasi

Kementrian Perdagangan

komando kerjasama

Distanbunhut Kabupaten komando UPTD Pertanian

koordinasi

komando

Alur Distribusi Pengepul

WALHI

P3A

Gapoktan kerjasama

Pemerintah Komunitas Bisnis

penyalur

Petani

Penggilingan padi/Industri Pengolahan

Pasar

Bandar

Koordinasi Langsung Koordinasi Tidak Langsung

Sumber: Hasil Analisis, 2018


KESIMPULAN KESIMPULAN 9 Kesimpulan


Jumlah penduduk bermata pencaharian petani pun benar mengalami penurunan jumlah. Alasan petani memilih bertani karena tidak ada pekerjaan lain. Masyarakat tidak berminat menjadi petani karena tidak adanya lahan pertanian. Jumlah lahan pertanian benar mengalami penurunan luasan. Adanya pencemaran lingkungan pada sebagian lahan pertanian. Lahan pertanian di Kecamatan Rancaekek memiliki kemampuan tanam baik. Adanya factor cuaca dan factor kebencanaan berpengaruh pada pertanian. Bencana banjir dan kekeringan menyebabkan penurunan produktivitas.

Kondisi cuaca berpengaruh pada opsi proses penjemuran gabah. Pengadaan benih, pupuk, dan alat pertanian masih mengandalkan bantuan pemerintah Pihak pemerintah dinilai kurang memberi bantuan

9

Kesimpulan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.