Presentasi Gabungan
Studio Infrastruktur dan Transportasi Kota Kediri
Outline Gambaran Umum Penurunan Isu Konsep Pengembangan IKM
Fakta dan Analisis Infrastuktur Rencana Infrastruktur
Kesimpulan
Gambaran Umum
Gambaran Umum Luas Wilayah
3 Kecamatan
64,4 Km2 Kec. Mojoroto
Ketinggian
67 Mdpl Kemiringan
0-40%
Kec. Kota
Kec. Pesantren
Fisik dan Lingkungan SKL MORFOLOGI
SKL KESTABILAN LERENG
Morfologi didominasi oleh morfologi kurang dan rendah, cocok difungsikan sebagai permukiman ataupun budi daya. Sumber: Hasil Analisis, 2019
SKL KEMUDAHAN DIKERJAKAN
Kestabilan lereng didominasi kestabilan lereng sedang, menunjukan kondisi lahan yang direncakan dapat dilakukan dengan cukup baik.
Kemudahan dikerjakan cukup mudah, disebabkan oleh jenis tanah regosol dan alluvial, serta kelerengan yang mencapai 0-8%.
Fisik dan Lingkungan Guna Lahan Kota Kediri Tahun 2019 Kawasan Lindung
Peta Guna Lahan Kota Kediri Tahun 2019
7%
5% 1%
43%
6% 1%
3%
Ruang Terbuka Hijau Budidaya Khusus Perdagangan dan Jasa Perkantoran SPU Perumahan
3%
31%
Industri dan Pergudangan Peruntukan Lainnya
Guna lahan di Kota Kediri didominasi Peruntukan Lainnya (Pertanian) dan Perumahan
Sosial Kependudukan Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk (Jiwa)
290.147
292.768
286.682
Proyeksi Penduduk Linear Exponensial Logaritmik Power
282.023 278.764
0.9919 0.9912 0.9573 0.9594 Sumber: Hasil Analisis, 2019
2014
2015
2016
2017
2018
Tahun Jumlah Penduduk Kota Kediri mengalami peningkatan jumlah penduduk selama lima tahun terakhir.
Proyeksi Penduduk di Kota Kediri menggunakan metode Linear karena menghasilkan r² yang paling mendekati 1 dibandingkan metode lainnya
Sosial Kependudukan
Kepadatan penduduk di Kota Kediri berdasar proyeksi semakin padat. Kepadatan penduduk terkonsentrasi di sekitar Kecamatan Kota dan mulai menyebar ke kelurahan di sekitarnya.
Jumlah Penduduk Kediri Tahun 2018-2039 330000 320000 310000 300000
Jumlah Penduduk
290000 280000 270000 2018
2024
2029
2034
2039
Hingga tahun 2039 jumlah penduduk di Kota Kediri sebesar 327000 jiwa
2039
Ekonomi Perbandingan PDRB (ADHK) Kota Kediri dengan Kabupaten/Kota Sekitarnya
PDRB Kota Kediri 400000
5,6
250000
5,4
200000
5,2
150000
40000000
5
100000
20000000
4,8
0
4,6
PDRB berdasarkan harga konstan dan harga berlaku cenderung mengalami kenaikan dari tahun 20142017 namun laju pertumbuhannya bersifat fluktuatif Sumber: Kota Kediri Dalam Angka 2018
PDRB ADHK Kota Kediri termasuk tinggi dibanding kabupaten/kota sekitarnya, seperti Kabupaten Nganjuk, Kab. Blitar, Tulungangung, Kab.Kediri, dan Kota Blitar.
Sidoarjo
Gresik
Malang
Jember
Tuban
Mojokerto
PDRB Harga Konstan PDRB Harga Berlaku Laju Pertumbuhan
Jombang
2017
Tulungagung
2016
Blitar
2015
0
Lumajang
2014
50000 Nganjuk
60000000
Ponorogo
5,14
Bondowoso
80000000
Magetan
5,36
Kota Blitar
100000000
300000
Trenggalek
5,8 5,54
Kota Batu
120000000
350000
Kota Madiun
6
5,85
Kota Pasuruan
140000000
Ekonomi Penyumbang Terbesar PDRB Kota Kediri
Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum menunjukkan trend kenaikan kontribusi bagi PDRB Kota Kediri
Industri Pengolahan masih mendominasi sebagai penyumbang terbesar PDRB Kota Kediri sebesar 80,99% di tahun 2017
Sumber: BPS Kota Kediri, 2018
Penurunan Isu
Penurunan Isu Publikasi Akademik
Dokumen Kebijakan
Arah Pengembangan Infrastruktur Penunjang Sektor
Media Populer
Kondisi Eksisting dan Rencana Infrastruktur
Sektor Utama Potensial
Isu Strategis
Tujuan Sasaran
Penurunan Isu RPJMN, RTRWN, RTR Pulau
RPJP Jatim, RPJM Jatim, RTRWP
Sintesa Skala Nasional PKW dengan sektor unggulan di bidang pertanian, perkebunan, industri, perikanan, serta pariwisata.
Sintesa Skala Provinsi Fungsi WP yaitu pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, pertambangan, pendidikan, kesehatan, pariwisata, perikanan, dan industri.
• Sektor basis adalah industri pengolahan dengan nilai LQ baik secara provinsi maupun nasional di atas 1. (Hasil Analisis data BPS)
Sektor pengembangan Kota Kediri adalah sektor pariwisata dan industri
RPJP Kota, RPJM Kota, RTRW Kota, RKPD Kota Sintesa Skala Kota PKW sekunder memiliki arah pengembangan: infrastruktur, pariwisata, industri, tata kelola pemerintahan, penanggulangan kemiskinan, perubahan iklim, globalisasi, kerjasama daerah
• Pertumbuhan IKM yang signifikan, menjadikan perekonomian di Kota Kediri lebih berkembang. (https://jatim.antaranews.com, 2018)
• PT. GG menyumbang 68,9% pada PDRB total Kota Kediri Tahun 2010 (BPS) • Kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB berasal dari sektor industri pengolahan (> 81% sejak tahun 2012) (RKPD Kota Kediri 2018)
Sektor utama pengembangan Kota Kediri adalah sektor industri
• Adanya program pengembangan IKM untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan kapasitas produksinya. (https://www.kedirikota.go.id, 2014) • Perwujudan kawasan strategis ekonomi adalah mengembangkan sentra industri kecil (RTRW Kota)
Sektor industri potensial yang akan didorong di Kota Kediri adalah Sektor IKM
Sektor industri potensial yang akan didorong di Kota Kediri adalah Sektor IKM Isu: Perlunya peningkatan infrastruktur dalam menunjang pengembangan IKM yang berdaya saing di Kota Kediri
Kurangnya sarana dan prasarana dalam pengembangan sentra IKM (Dokumen Kemenkeu berdasarkan UU 3/2014 tentang
Belum terwujudnya IKM yang mampu berperan signifikan dalam berdaya saing (UU 3/2014 tentang Perindustrian)
Perindustrian)
Kurang baiknya sistem pengelolaan air limbah domestik maupun industri yang memenuhi standar Belum Meratanya Jangkauan Infrastruktur Telekomunikasi Belum tercapainya kualitas, kuantitas, dan kapasitas infrastruktur transportasi
Masih perlunya Penambahan Pasokan/Supply Energi Listrik Masih kurangnya sarana pengelolaan persampahan Belum tercapainya target akses air bersih yang terjamin Belum terpenuhinya kuantitas dan kualitas drainase secara ideal
Belum terdapat sistem rantai pasok suplai IKM yang terintegrasi Belum terdapat pengembangan teknologi digital untuk IKM Belum terwujudnya sistem drainase terpadu berwawasan lingkungan dalam meningkatkan daya saing IKM
Belum terdapat sistem transportasi yang terintegrasi untuk menunjang IKM Belum adanya keterjaminan sumber air bersih secara kuantitas, kualitas, dan kapasitas dalam menunjang kegiatan IKM
Tujuan dan Sasaran Tujuan Merencanakan pengembangan infrastruktur penunjang IKM guna mewujudkan IKM yang berdaya saing di Kota Kediri
Sasaran 1: Tersedianya infrastruktur dasar yang memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Kediri
Sasaran 2: Tersedianya infrastruktur penunjang pengembangan IKM (Industri Kecil dan Menengah) di Kota Kediri
Sasaran 3: Tersedianya infrastruktur penunjang IKM dalam rangka mewujudkan IKM yang berdaya saing di Kota Kediri
Memenuhi kebutuhan infrastruktur dasar masyarakat (supply-demand)
Memenuhi kebutuhan infrastruktur IKM (supply-demand)
Mencapai IKM berdaya saing melalui cost effectiveness, pembedaan produk (diffrentiation), dan secara berkelanjutan
Konsep Pengembangan IKM
Kegiatan mengubah barang dasar menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya Jenis
Tenaga Kerja
Nilai Investasi
Industri Kecil
5-19 orang
5 Juta – 200 Juta
Industri Menengah
20-99 orang
Infrastruktur Industri Sanitasi
Telekomunikasi
Energi & Kelistrikan
Sumber Daya Air
200 Juta – 10 M
Transportasi Sumber: BPS dan Kementerian Perindustrian
Sumber: UU 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
Batik Tulis Jenis IKM Pilihan: Makanan dan Minuman, Tekstil, Kulit, Kayu, Percetakan
5
Komoditas Pilihan
384
Jumlah IKM
Komoditas Unggulan lainnya: Gerabah Kriya, Grafir, Sulak Bulu Ayam, Keripik Singkong, Getuk Pisang, Anyaman Bambu
3678
Tenaga Kerja
254
Makanan dan Minuman
36
51
Kayu
Tekstil
Tenun Ikat
5
38
Kulit Percetakan Sumber: Disperindag Kota Kediri, 2019 dan Booklet Produk Unggulan Kota Kediri, 2018
Batik Tulis
Tahu
Jenis IKM Pilihan: Makanan dan Minuman, Tekstil, Kulit, Kayu, Percetakan
384 36
Jumlah 51 IKM
Komoditas Unggulan lainnya: Gerabah Kriya, Grafir, Sulak Bulu Ayam, Keripik Singkong, Getuk Pisang, Anyaman Bambu
Sepatu Kulit Tenun Ikat Kayu Lapis
Sumber: Disperindag Kota Kediri, 2019 dan Booklet Produk Unggulan Kota Kediri, 2018
Menurut UU 3/2014 Pemberdayaan IKM dilakukan untuk mewujudkan IKM Berdaya Saing
15 Cluster IKM 7 Industri Kecil menjadi industri menengah melalui peningkatan target produksi IKM
Industri Kecil menjadi industri menengah melalui peningkatan target produksi IKM
348 industri kecil menjadi industri menengah Target Target Produksi IKM (Ton)
Cluster IKM sesuai masing-masing komoditas
Makanan dan Minuman 37231
Tekstil
128
Percetakan 178 Sumber: Hasil Analisis Geoda dan ArcMap, 2019
Kulit Kayu
634
3969
Cluster IKM sesuai masing-masing komoditas
Industri Kecil menjadi Peta Clusterindustri IKM menengah melalui peningkatan target produksi IKM
15 Cluster IKM
348 industri kecil menjadi industri menengah
Target 7 Makanan dan Minuman
3
Industri Kecil menjadi Tekstil industri menengah melalui peningkatan target produksi IKM
2 Percetakan
0
Cluster IKM sesuai Kulit masing-masing komoditas
3 Kayu
Sumber: Hasil Analisis Geoda dan ArcMap, 2019
Target Produksi IKM (Ton)
Makanan dan Minuman 37231
Tekstil
128
Percetakan 178
Kulit Kayu
634
3969
Menerapkan sistem manajemen industri ramah lingkungan
Minimasi limbah yang dihasilkan (Limbah, persampahan) Efisiensi penggunaan energi
Berkelanjutan
Penurunan harga barang baku
Adanya service dengan Pemanfaatan era digital Pengembangan media komunikasi digital dan media promosi melalui pemanfaatan platform digital (Telekomunikasi)
Pembedaan Produk (Differentiation)
Strategi IKM Berdaya Saing Cost Effectiveness
Penentuan lokasi input barang dan akses barang distribusi (Transportasi)
Pembangunan fasilitas produksi yang efisien (Listrik, Air Bersih)
Adanya inovasi penggunaan sumber daya dalam Proses produksi melalui infrastruktur
Adanya pemanfaatan kembali limbah produksi (Limbah, persampahan)
Adanya pengurangan biaya Pendistribusian
Adanya pemanfaatan air hujan dalam proses produksi (Drainase)
Mengembangkan jaringan Pemasaran dengan biaya murah
Tidak terhambatnya proses distribusi dari segi infrastruktur jalan (Transportasi)
Tidak terhambatnya proses distribusi karena hambatan bencana / banjir (Drainase)
Kondisi Eksisting, Analisis, dan Rencana Infrastruktur
INFRASTRUKTUR
Transportasi
Outline Aspek Transportasi Jaringan jalan dan Pola Pergerakan
Simpul Transportasi Moda Preferensi Masyarakat Preferensi Industri Kecil dan Menengah
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Kondisi Jalan Kota Kediri Berdasarkan Hasil Observasi
Kondisi Ruas Jalan Jalan nasional (21,95 km) Sedang (68%) Baik (32%)
7%3% Jalan Wates Kediri
10%
24%
56%
Normal Berlubang Erosi Bergelombang Retak Buaya
Jalan P.K. Sudirman
-
Jalan Provinsi (111,56 m) Sedang (60%) Baik (40%)
-
Jalan Kota (280,51 km) Baik (80%) Sedang (9%) Buruk (3%)
Sumber: Data Sekunder Dinas PUPR Kota Kediri, 2019
Lebih dari 50% jalan di Kota Kediri sudah dalam keadaan Normal. Kerusakan Jalan di dominasi dengan jalan berlubang sebanyak 24%.
Umumnya jalan sudah dilapisi aspal dan kerusakan jalan cenderung di jalan kota Jalan Tugurejo
TRANSPORTASI – Jaringan Jalan
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Peta Kondisi Jalan Eksisting TRANSPORTASI – Jaringan Jalan
Rencana
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana Lokasi Traffic Counting ada 9 Lokasi: 1. Alun-Alun Kota Kediri 2. Jalan Kapten Tendean 3. Persimpangan Letjend Suparman 4. Jalan Raya Gampeng 5. Persimpangan Tugurejo 6. Jalan Semeru 7. Jalan Sersan Bahrun 8. Sersan Suharmaji 9. Persimpangan Kediri Mall
Jalan internal (Jalan Bandar Ngalim, Jalan Selatan Alun-Alun, menuju Jalan Raya Kediri-Pare, dan Jalan Hayam Wuruk) saat weekday mengalami kemacetan karena merupakan jalur kegiatan kota hingga menuju Jalan Kapten Tendean sebagai jalur keluar menuju Blitar
Sementara karakteristik masyarakat Kota Kediri saat weekend cenderung tidak melakukan pergerakan atau pergerakannya kecil (kepadatan hanya berada di jalan Bandar Ngalim dan Alun-Alun), sehingga arus tidak sepadat weekday
TRANSPORTASI – JARINGAN JALAN
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Perbedaan dari tahun 2019 untuk LOS Weekday dan Weekend setelah diproyeksikan adalah jumlah trip rate semakin banyak khususnya kendaraan bermotor. Sedangkan karakteristik pergerakan jalan naik namun beberapa jalan masih terkendali
TRANSPORTASI – JARINGAN JALAN
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Pergerakan terbesar zona eksternal berasal dari Kecamatan Pare menuju Kecamatan Kota sedangkan Pergerakan terbesar zona internal yaitu berasal dari dan menuju Kec.Mojoroto.
TRANSPORTASI – JARINGAN JALAN
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Untuk rencana 2039, diberlakukan penerapan pembatasan kendaraan pribadi (meningkatkan trip load)
2024 Pemberlakuan jam operasional untuk Kendaraan Berat dan Perbaikan Jalan Lokal yang ada di Kediri
2029 Perbaikan jalan nasional agar mengurangi hambatan dan meningkatkan fasilitas
2034 Perkerasan jalan di Kawasan Industri dan Perbaikan Jalan Pusat Kota
Rencana Simulasi Jalan: Penambahan rute dan halte bus yang melayani Kota Kediri
Pengembangan angkutan masal
Pembatasan kendaraan barang pada koridor/kawasan tertentu - Jalan Dhoho, Alun-Alun Kota Kediri, Jalan Kapten Tendean, Jalan Raya Kediri-Pare, Persimpangan Tugurejo, Jalan Sersan Bahrun, Jalan Sersan Suharmaji
Penggunaan minimal 14 bus dengan jam kerja 05.00 – 22.00 wib/hari
Pembatasan kendaraan pribadi pada Kawasan Alun-alun Kota Kediri, Persimpangan Kediri Mall
Larangan mobil barang masuk kota pada waktu dan jalan tertentu (peak hour) - Alun-Alun Bandung, Persimpangan Kediri Mall, Jalan Dhoho, Jalan Kapten Tendean, Jalan Semeru
2039 Perawatan dan perbaikan rutin 100% Sudah dalam kondisi baik
Alokasi on street parking - Persimpangan Letjend Suparman
Penerapan kebijakan tarif parkir berdasarkan zona - Alun-Alun Kota Kediri, Persimpangan Kediri Mall
Penerapan retribusi pengendalian lalu lintas di jalan-jalan besar
TRANSPORTASI – JARINGAN JALAN DAN POLA PERGERAKAN
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
TRANSPORTASI – SIMPUL TRANSPORTASI
Rencana
Kondisi Eksisting Stasiun Kota Kediri
Hasil Analisis
Keterangan
Ketersediaan
Tempat parkir kendaraan Informasi jelas Fasilitas layanan penumpang
Loket Ruang tunggu Ruang boarding Tempat ibadah
ADA
Ruang ibu menyusui
Toilet Fasilitas disabilitas Fasilitas kesehatan Fasilitas keamanan dan keselamatan
TRANSPORTASI – SIMPUL TRANSPORTASI
Rencana
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Terminal Angkutan Barang Tosaren Tersedia Jalur kedatangan Tempat parkir kendaraan Fasilitas pengelolaan kualitas LH Perlengkapan jalan Media informasi Kantor Penyelenggara terminal Loket Fasilitas bongkar muat Fasilitas peribadatan Toilet Tempat makan Fasilitas telekomunikasi Tempat istirahat awak Fasilitas Perdagangan Fasilitas penginapan Fasilitas peribadatan
Tidak Tersedia
Alat pemantau kualitas udara Fasilitas pereduksi pencemaran Pos Polisi Fasiltias Kesehatan Fasilitas penimbangan Fasilitas Pengepakan barang Fasilitas pergudangan Fasilitas Penyimpanan barang
TRANSPORTASI – SIMPUL TRANSPORTASI
Rencana
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Terminal Penumpang Tamanan Tersedia
Tidak Tersedia
Jalur pejalan kaki Rambu keselamatan Pos keamanan Petugas keamanan Informasi trayek angkutan Loket tiket Kantor penyelenggara terminal Petugas operasional Ruang tunggu Toilet Fasilitas peribadatan RTH Rumah Makan Fasilitas kebersihan Area merokok Jalur keberangkatan jalur Kedatangan Informasi pelayanan Informasi angkutan lanjutan Tempat naik turun penumpang Tempat parker Jalur khusus difabel
Jalur evakuasi Alat pemadam kebakaran Fasilitas kesehatan Fasilitas pemeriksaan kelaikan kendaraan umum Fasilitas perbaikan ringan kendaraan umum Fasilitas pemeriksaan dan perbaikan ringan kendaraan bermotor Kamera pengawas Informasi media pengaduan Informasi jadwal dan tarif angkutan Tempat istirahat awak Drainase Area hotspot Ruang baca Terminal pentitipan barang Fasilitas pengisian baterai Toilet Difabel Kursi roda Ruang ibu menyusui
TRANSPORTASI – SIMPUL TRANSPORTASI
Rencana
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Terminal Penumpang Tempurejo Tidak Tersedia
Tidak Tersedia
Tersedia
Ruang tunggu Rumah Makan Tempat istirahat awak Area merokok Area hotspot Ruang baca Informasi pelayanan Informasi angkutan lanjutan Terminal pentitipan barang Fasilitas pengisian baterai Jalur khusus difabel Toilet Difabel Kursi roda Ruang ibu menyusui
Jalur pejalan kaki Rambu keselamatan Jalur evakuasi Alat pemadam kebakaran Fasilitas Kesehatan Fasilitas pemeriksaan kelaikan kendaraan umum Fasilitas perbaikan ringan kendaraan umum Fasilitas pemeriksaan dan perbaikan ringan kendaraan bermotor Kamera pengawas Petugas keamanan Informasi media pengaduan Informasi jadwal dan tarif angkutan Informasi trayek angkutan Loket tiket Petugas operasional
Pos keamanan Kantor penyelenggara terminal Toilet Fasilitas peribadatan RTH Fasilitas kebersihan Drainase Jalur keberangkatan jalur Kedatangan Tempat naik turun penumpang Tempat parkir
TRANSPORTASI – SIMPUL TRANSPORTASI
Rencana
Kondisi Eksisting
2024
Hasil Analisis
Rencana
Tersedianya 40% fasilitas di Terminal Penumpang Tamanan Tersedianya 25% fasilitas di Terminal Angkutan Barang Tosaren dan Terminal Penumpang Tempurejo
2029
Tersedianya 60% fasilitas di Terminal Penumpang Tamanan Tersedianya 45% fasilitas di Terminal Angkutan Barang Tosaren dan Terminal Penumpang Tempurejo
2034
Tersedianya 80% fasilitas di Terminal Penumpang Tamanan Tersedianya 75% fasilitas di Terminal Angkutan Barang Tosaren dan Terminal Penumpang Tempurejo
2039
Tersedianya 100% fasilitas di Terminal Penumpang Tamanan, Terminal Penumpang Tempurejo, dan Terminal Angkutan Barang Tosaren
TRANSPORTASI – SIMPUL TRANSPORTASI
Kondisi Eksisting Jenis Moda yang Digunakan Masyarakat Untuk Bepergian
Hasil Analisis Alasan Tidak Memilih Angkutan Umum Kota Sebagai Transportasi Utama
Rencana Persepsi Masyarakat dalam Pemilihan Moda
2% 3% 6%
10%
Kendaraan Pribadi Bermotor
17%
Kendaraan Pribadi Tidak Bermotor
77%
Kendaraan Umum
5%
Lebih Nyaman
30%
Ngetem
20% 65%
Lebih Murah
Lebih Mahal
Lebih Cepat Tidak Sampai Tujuan
45%
Angkutan Kota Jarang Lewat
20%
77% masyarakat Kota Kediri menggunakan kendaraan pribadi bermotor sebagai moda utama untuk bepergian. Lokasi masyarakat tersebut cenderung menyebar di Kota Kediri. Selanjutnya, alasan tidak menggunakan angkutan umum sebagai moda utama mayoritas angkutan umum jarang lewat sebanyak 65%.
TRANSPORTASI – PREFERENSI MASYARAKAT
Lebih Aman Sampai Tepat ke Tujuan
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Jumlah Kendaraan Pribadi Bermotor Kota Kediri tahun 2017 10%
Hasil Proyeksi Jumlah Moda Angkutan Pribadi Hasil Proyeksi Jumlah Moda Angkutan Pribadi
0%
Mobil Penumpang
Tahun Bus
Mobil Barang
Mobil Penumpang
Sepeda Motor
Gabungan Mobil Barang dan Mobil Penumpang
Seluruh Moda
2019
1060
6.400
16085
228435
22485
194249
2024
1171
6.498
18105
331072
24604
227758
2029
1282
6.597
20125
479823
26722
261267
2034
1393
6.695
22145
695410
28840
294776
2039
1503
6.794
24165
1007860
30959
328285
4% Bus Mobil Barang 86%
Rencana
Sepeda Motor
Sumber : Kota Kediri Dalam Angka, 2018
Kota Kediri didominasi oleh sepeda motor sebagai moda transportasi sehari-hari.
Sumber: Hasil Analisis, 2019
TRANSPORTASI - MODA
Kondisi Eksisting Preferensi Masyarakat Terkait Keterjangkauan Jarak Angkutan Umum
Hasil Analisis Ketersediaan Moda Angkutan Umum
31% 37%
18% 21%
Peta Alasan Masyarakat terkait Angkutan Umum di Kota Kediri
1%
6% 18%
Rencana
21% 17%
30%
Sangkat Mudah Terjangkau
Sangat Banyak Tersedia
Terjangkau
Banyak
Cukup Terjangkau
Cukup Tersedia
Kurang
Kurang
Sangat Kurang Terjangkau
Sangat Kurang Tersedia
Persepsi masyarakat terkait ketersediaan moda angkutan umum mayoritas sangat kurang tersedia, yaitu sebanyak 31%. Selain itu, persepsi masyarakat terkait ketersediaan moda angkutan bus mayoritas sangat banyak tersedia, yaitu sebanyak 32%.
TRANSPORTASI – ANGKUTAN UMUM
Kondisi Eksisting
Pertambahan cakupan permukiman 52.26366 Ha
Hasil Analisis
Rencana
Permukiman Lama : 2540.418803 Ha
Kawasan permukiman yang belum terlayani oleh trayek angkutan umum tambahan, dapat diterapkan sistem feeder dengan moda seperti becak, sepeda, dll. Sumber: Hasil analisis, 2019
Kondisi Eksisting
4% 6%
Distribusi Luar Negeri
Jawa Timur Jawa Tengah Jawa Barat
11%
Rencana Lokasi Distribusi Barang Hasil IKM
Distribusi Dalam Negeri
14%
Hasil Analisis
Asia
8%
Eropa
17%
Afrika
65%
DKI Jakarta Luar Pulau Jawa
8%
75%
3% Dalam Negeri Dalam Negeri, Luar Negeri 89%
Luar Negeri
Lokasi pemasaran/distribusi barang hasil IKM Kota Kediri sebanyak 89% berada di Indonesia, 8% berada di dalam dan luar Indonesia, dan 3% melakukan pemasaran ke luar Indonesia. Jika dilihat pada diagram yang lebih rincinya, pada umumnya pemasaran IKM di Kota Kediri masih dalam skala regional yaitu Provinsi Jawa Timur sebanyak 65% dan selebihnya dapat dilihat pada digram dan peta berikut.
TRANSPORTASI – INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Moda Transportasi untuk Distribusi Barang Hasil IKM 2%
Rencana
Persepsi Pelaku IKM Terhadap Pemilihan Moda Transportasi untuk Distribusi Barang
Transportasi Online Motor
2%
Transportasi Online Motor, Kendaraan Pribadi Kendaraan Pribadi
32%
Murah 30%
35%
45% 4%
Kendaraan Pribadi, Truk Barang
12%
Kendaraan Pribadi, Lainnya
1% 2%
18%
Murah, Mudah didapatkan, Pelayanan baik Murah, Lainnya
1% 3%
Moda Transportasi Ideal yang Diinginkan Pelaku IKM
3%3% 26%
Sudah cukup dengan moda yang sekarang Penambahan Moda dan Armada (Motor, Mobil, Mobil Pick Up, Truk Barang) Bekerjasama dengan Ekspedisi
68%
9% 1% 2% 1%
Murah, Mudah didapatkan
Yang murah, cepat, aman
68% pelaku IKM memberikan persepsi mereka bahwa akan lebih ideal apabila mereka bisa menambahkan jenis moda transportasi selain yang mereka miliki saat ini atau juga menambah armada/jumlah moda transportasi yang sudah ada saat ini. Sebanyak 26% mengatakan bahwa mereka sudah merasa cukup dengan transportasi yang mereka gunakan saat ini untuk mendsitribusikan barang.
TRANSPORTASI – INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana IKM-IKM melakukan distribusi hasil produksi secara komunal melalui pusat sentra IKM. Produk didistribusikan dari sentra IKM menuju lokasi pemasaran yang berada di Kota Kediri maupun luar Kota Kediri.
Sentra IKM
Metode ini dapat mengurangi biaya angkut produk IKM sebesar 60%.
TRANSPORTASI – INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Infrastruktur: Transportasi IKM Strategi Pengembangan
Pada umumnya pelaku IKM Kota Kediri memilih kendaraan pribadi untuk moda transportasi distribusi barang hasil IKM mereka.
Konsep City Logistic : Adanya cluster dan sentra untuk IKM di Kota Kediri.
Moda transportasi distribusi yang nantinya bisa join untuk memaksimalkan delivery trip load
Program
Tolok Ukur
Lokasi
Eksisting 2018
• Eksisting
• Analisis
• Rencana
Menaikkan delivery trip loads untuk menurunkan delivery trip rate
Ketercapaian Program 2024
2029
Maksimal Maksimal Dengan trip load dan Belum trip load dan diberlakukannya rute Seluruh Cluster minimal trip Sistem distribusi terdapat minimal trip pengangkutan IKM di Kota rate IKM komunal sistem rate IKM produk ke sentra Kediri Kertas di distribusi Kulit di Kota distribusi Kota Kediri Kediri (25%) (25%)
Penerapan Menggunakan moda sistem Penyediaan moda Belum ada Sistem distribusi yang komunal untuk Seluruh Cluster distribusi komunal untuk sistem terintegrasi dalam mendistribusikan IKM di Kota komunal distribusi produk distribusi satu cluster produk mentah kediri pada 25% IKM komunal maupun produk jadi IKM di Kota Kediri Belum 25% IKM di Melakukan Melakukan sosialisasi Sosialisasi Seluruh lokasi terdapat Kota Kediri sosialisasi kepada kepada pelaku IKM program IKM IKM sosialisas dilakukan 100% pelaku IKM i program sosialisasi
Penerapan sistem distribusi komunal pada 50% IKM di Kota Kediri 50% IKM di Kota Kediri dilakukan sosialisasi
2034 Maksimal trip load dan minimal trip rate IKM Kayu di Kota Kediri (25%) Penerapan sistem distribusi komunal pada 75% IKM di Kota Kediri 75% IKM di Kota Kediri dilakukan sosialisasi
Belum Pada masing Penimbanga Penimbangan Penimbanga Memberlakukan sistem terdapat Pelayanan Melayani 70% moda masing simpul n pada moda pada moda n pada moda penimbangan untuk penimban distribusi barang distribusi IKM untuk gudang pada distribusi distribusi distribusi truk distribusi barang gan pada dengan moda distribusi barang cluster IKM di untuk IKM untuk IKM untuk IKM IKM produk Kota Kediri Kulit Kertas Kayu IKM
TRANSPORTASI
Stakeholder 2039 Maksimal trip load dan minimal trip rate IKM Makanan dan Minuman di Kota Kediri (25%) Penerapan sistem distribusi komunal pada 100% IKM di Kota Kediri 100% IKM di Kota Kediri dilakukan sosialisasi
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Penimbangan pada moda Dinas distribusi Perindustrian untuk IKM dan Tekstil dan Perdagangan Makanan Minuman
Air Bersih
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Infrastruktur Skema Sistem Penyediaan Air
01 80% dari hasil kuesioner menggunakan Sumber sumur galian
02
03
0 unit pengolahan Pengolahan
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Dhaha Kota Kediri
Sarana dan prasarana perpipaan yang Distribusi buruk.
Pengelolaan oleh Masyarakat
AIR BERSIH
Kondisi Eksisting Infrastruktur
Hasil Analisis
Jaringan Air PDAM Eksisting
Sumber: Hasil Analisis, 2019.
AIR BERSIH
Rencana
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Analisis Kebutuhan Dasar Kebutuhan Air - Supply Sungai Brantas 1800 1600 1400
Liter/detik
1200 1000 800 600 400 200 0
Tahun Supply Sungai Brantas
Kebutuhan air total
Sumber: Hasil Analisis, 2019.
AIR BERSIH
Kebutuhan air PDAM
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Analisis Kebutuhan Dasar Demand PDAM Tahun 2019
Demand PDAM Tahun 2039
Sumber: Hasil Analisis, 2019.
AIR BERSIH
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Analisis Kebutuhan Dasar Demand Penduduk Tahun 2019
Demand Penduduk Tahun 2039
Sumber: Hasil Analisis, 2019.
AIR BERSIH
Kondisi Eksisting Analisis Kebutuhan IKM
Hasil Analisis IKM PERCETAKAN
IKM GERABAH
914.792,09
21.595
LITER/HARI
IKM KONVEKSI & GARMEN
267.220,36 LITER/HARI
IKM FLORIST
7.916,05
LITER/HARI
Rencana IKM KAYU
11.178,02
PDAM
LITER/HARI
Biaya/liter golongan R2 Rp4.000/liter
Rata-Rata Air Bersih untuk IKM
IKM LOGAM
23.727,64 LITER/HARI
IKM ANYAM
7.198,36
LITER/HARI
LITER/HARI IKM KRIYA NON KAIN
10.437,62
IKM MAKAN/MINUM
35.803,15 LITER/HARI
IKM TEKSTIL
18.938,88
IKM BAHAN BANGUNAN
LITER/HARI
12.047,34 LITER/HARI
LITER/HARI
AIR BERSIH
POMPA 40% BIAYA LISTRIK Rp1.476,28/kWh Input/output Sanyo
250/125 kWh (33liter/menit)
Kondisi Eksisting Analisis Kebutuhan IKM
Target Kebutuhan Air IKM Yang Diprioritaskan
Hasil Analisis 33
Rencana
3.969.240
550.136.664
USAHA
KG/TAHUN
LITER/TAHUN
43
128.070,6 KG/TAHUN
25.717.852
USAHA
LITER/TAHUN
231 37.231.425 178.710.840 USAHA
KG/TAHUN
4 USAHA
633.600 KG/TAHUN
125.453 LITER/TAHUN
37
177.600
27.336.192
KG/TAHUN
LITER/TAHUN
USAHA AIR BERSIH
LITER/TAHUN
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Analisis Kebutuhan IKM
KEBUTUHAN TOTAL AIR BERSIH IKM PRIORITAS
331,43 LITER/DETIK
SUPPLY & DEMAND AIR BERSIH 2039
KEBUTUHAN MASYARAKAT
DEBIT AIR SUNGAI BRANTAS
887,65 LITER/DETIK
1.650 LITER/DETIK
KEBUTUHAN IKM DIPRIORITASKAN + MASYARAKAT
1219,08 LITER/DETIK AIR BERSIH
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana Kebutuhan Dasar
2039
Penurunan tingkat kebocoran distribusi
2034 2029
2024 25,5% 1.058.019 m続
17% 705.346 m続
8,5% 352.673 m続
AIR BERSIH
0% 0 m続
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana Kebutuhan Dasar
2039
Penurunan tingkat kehilangan air
2034 2029
2024 26,99% 1.105.110 m続
24,66% 1.009.708 m続
22,33% 914.306 m続
AIR BERSIH
20% 818.903 m続
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana Kebutuhan Dasar
2039
Pemanfaatan Sungai Brantas sebagai intake sumber air alternatif
2034 2029
2024 0% 0 l/det
24,54% 406,36 l/det
49,08% 812,73 l/det
AIR BERSIH
73,62% 1219,09 l/det
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana Kebutuhan Dasar
2039
Peralihan pengguna PDAM sebagai target Water Treatment Plant
2034 2029
2024 0% 0 jiwa
25% 40.875 jiwa
75% 122.625 jiwa
AIR BERSIH
100% 163.500 jiwa
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana Kebutuhan IKM
2039
Pembangunan 3 unit Water Treatment Plant
2034
2029 2024 Feasibility Study dan wacana pembangunan
Perencanaan pembangunan
Masa peralihan pengguna IKM
AIR BERSIH
Melayani 100% kebutuhan air total IKM – IKM Prioritas
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana Kebutuhan IKM
Sumber: Skyfi Labs, 2019. Sumber: Hasil Analisis, 2019.
AIR BERSIH
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana IKM Berdaya Saing
Pemanfaatan kembali air limbah menjadi sumber air bersih
2039 2034 2029
2024 0 l/det
4,20 l/det
12,60 l/det AIR BERSIH
16,80 l/det
Air Limbah
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Lokasi Eksisting Infrastruktur Air Limbah
Infrastruktur
1. Kondisi Eksisting MCK Umum ❑ Terdapat 24 MCK Umum yang tersebar di 3 Kecamatan, dengan rincian: • Kecamatan Pesantren: 4 MCK Umum • Kecamatan Mojoroto: 11 MCK Umum • Kecamatan Kota: 9 MCK Umum
IPLT Kombinasi MCK & IPAL Komunal
IPAL Komunal
Sumber: Masterplan Air Limbah Kota Kediri, 2014
Sumber: Hasil Observasi, 2019
AIR LIMBAH
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Lokasi Eksisting Infrastruktur Air Limbah
Infrastruktur
2. Kondisi Eksisting IPAL Kecamatan
Nama Desa
Pesantren
Mojoroto
Kota
Ketami
Lirboyo
Mrican
Dandangan
-
max. 7.50010.000 L/Hari
-
120 L
Luas Lahan IPAL
48 m2
30 m2
98 m2
4 m2
Ukuran IPAL
85 m3
90 m3
98 m3
15 m3
-
100 KK / 300 jiwa
70 KK
4 KK
tidak berbau
tidak berbau
tidak berbau
berbau
0
0
0
15.000/bulan
Biaya Pengurasan
0
Rp. 300.000 – Rp. 400.000 / tahun
Rp. 500.000
0
Intensitas Pengurasan
1 kali setahun
1 kali setahun
1 kali per 5 tahun
4
Sistem Pembuangan
-
ke resapan dan untuk pengairan sawah
dialirkan ke sungai/bada n air lainnya
dialiri ke IPAL komunal yang lebih besar
Bentuk Pengelolaan
-
RT
KPP RW
Komunitas / Kelompok swadaya
Kapasitas IPAL
Jangkauan Pelayanan Bau yang Tercium Iuran Warga
Sumber: Hasil Observasi, 2019
IPLT Kombinasi MCK & IPAL Komunal
IPAL Komunal
Terdapat 3 IPAL Komunal dan 19 Kombinasi MCK & IPAL Komunal
AIR LIMBAH
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Lokasi Eksisting Infrastruktur Air Limbah
Infrastruktur
3. Kondisi Eksisting IPLT ❑ Kuantitas dan Kapasitas “Tidak terdapat IPLT di Kota Kediri dikarenakan adanya kendala lahan. Saat ini sedang dilakukan negosiasi namun belum final. IPLT yang lama sudah ada, namun tidak berfungsi.” Sumber: Hasil Wawancara Dinas PU & PR, 2019
❑ Kualitas “kondisi eksisting IPLT Kota Kediri saat ini sudah terurug sampah, karena lokasi IPLT Kota Kediri berdekatan dengan lokasi TPA Kota Kediri.”
IPLT Kombinasi MCK & IPAL Komunal
IPAL Komunal
Sumber: Masterplan Air Limbah Kota Kediri, 2014 Sumber: Masterplan Air Limbah Kota Kediri, 2014
AIR LIMBAH
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Analisis Kebutuhan Dasar
Rencana
Analisis Kebutuhan IKM
2019
2039
2019-2039
Produksi limbah : 44748 m³/hari Produksi tinja : 147,94 m³/hari
Produksi limbah : 46130 m³/hari Produksi tinja : 163 m³/hari
Total Konsumsi Air Bersih IKM : 28636,2 m³/hari
IPAL : 224 unit IPLT : 3 unit Truk Tinja : 37 unit
IPAL : 231 unit IPLT : 4 unit Truk Tinja : 41 unit
Secara Eksisting, baru tersedia 13 IPAL Komunal di Kota Kediri. Untuk IPLT, Kota Kediri memiliki 1 IPLT namun tidak berfungsi. Sumber: Daftar Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS), 2018 & Wanwancara PUPR, 2019
AIR LIMBAH
Produksi Limbah : 22908,9 m³/hari
Jumlah Kebutuhan IPAL IKM: 55 unit Sumber: Hasil Analisis, 2019
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana Kebutuhan Dasar Strategi pengembangan: Memenuhi kebutuhan infrastruktur pengelolan air limbah domestik (supply-demand) Tolak Ukur: Terlayaninya 100% infrastruktur air limbah (IPAL, IPLT dan truk tinja) di Kota Kediri.
2039 2034 2029 2024 25% pembangunan IPAL dan penyediaan truk tinja serta 1 IPLT di setiap Kecamatan
AIR LIMBAH
50% pembangunan IPAL dan penyediaan truk tinja serta 2 IPLT di setiap Kecamatan
75% pembangunan IPAL dan penyediaan truk tinja serta 3 IPLT di setiap Kecamatan
100% pembangunan IPAL dan penyediaan truk tinja serta 4 IPLT di setiap Kecamatan
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana Kebutuhan Dasar Pembangunan IPLT Tahun 2039
Pembangunan IPAL Tahun 2039
IPAL*
IPLT
* Titik tidak menggambarkan jumlah yang sebenarnya
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Sumber: Hasil Analisis, 2019
AIR LIMBAH
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana Kebutuhan IKM Peta Rencana IPAL IKM
Strategi Pengembangan: Memenuhi kebutuhan infrastruktur pengolahan air limbah IKM
2039
Tolak Ukur:
2034
Terlayaninya 100% IKM Kediri oleh IPAL/WWTP
2029 Pembangunan total 55 IPAL untuk IKM di Kota Kediri
3 IPAL untuk IKM Tekstil
3 IPAL untuk IKM Kayu
1 IPAL untuk IKM Kulit
3 IPAL untuk IKM Percetakan
45 IPAL IKM Makanan dan Minuman Sumber: Hasil Analisis, 2019
2024 Terlayaninya 30% kebutuhan infrastruktur air limbah IPAL IKM (10 IKM makanan, 1 kulit, 1 kayu, 2 percetakan, 2 tekstil)
Terlayaninya 55% kebutuhan infrastruktur air limbah IPAL IKM (10 IKM makanan, 1 tekstil, 2 kayu, 1 percetakan)
Terlayaninya 82% kebutuhan infrastruktur air limbah IPAL IKM (15 IKM makanan)
Terlayaninya 100% kebutuhan infrastruktur air limbah IPAL IKM (10 IKM makanan)
Sumber: Hasil Analisis, 2019
AIR LIMBAH
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana IKM Berdaya Saing 2039 Strategi Pengembangan: 1. Pemanfaatan Kembali Limbah Produksi 2. Penerapan Industri Hijau
2034 2029
Tolak Ukur: 1. Pembangunan WWTP sebanyak 30unit atau pelayanan seluruh cluster (100%) IKM di Kota Kediri 2. Meminimalisir total produksi limbah IKM sebesar 30% pada tahun 2039 (preseden: Global Lessons on WaterReuse for Industrial Applications in Alberta, Canada)
2024 Pembangunan WWTP pada Pengurangan 25%produksi bagian total dari seluruh limbah IKM cluster IKM sebesar 7.5%
AIR LIMBAH
Pembangunan Pengurangan WWTP pada total 50%produksi bagian dari limbah seluruh IKM sebesar cluster IKM 15%
Pembangunan Pengurangan WWTP pada total 75%produksi bagian limbah IKM dari seluruh sebesar cluster22.5% IKM
Pembangunan WWTP pada Pengurangan 100%produksi bagian total dari seluruh limbah IKM cluster IKM sebesar 30%
Persampahan
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Infrastruktur
46 TPS • •
PERSAMPAHAN
Dalam bentuk container dan bangunan semipermanen Terdapat rencana pengembangan TPS Eksisting menjadi TPS 3R
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Infrastruktur
5 TPS 3R • • • • •
PERSAMPAHAN
Kelurahan Banjaran Kelurahan Tempurejo Kelurahan Banjarmlati Kelurahan Ngronggo Kelurahan Kaliombo
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Infrastruktur
1 TPA
Sistem controlled landfill • •
PERSAMPAHAN
Kondisi sudah overload Terdapat rencana untuk relokasi 40 makam yang nantinya lahan tersebut akan dijadikan lokasi TPA baru
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Analisis Kebutuhan Dasar
2019
2039 Timbulan Sampah : 912, 34 mÂł/hari
Timbulan Sampah: 821,56 mÂł/hari
450 400 350 300 250 200 150 100 50 0
Kebutuhan Sarana Persampahan 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0
Jumlah
Jumlah
Kebutuhan Sarana Persampahan
TPS
Gerobak Sampah
Truk Sampah
TPS
Gerobak Sampah
Truk Sampah
1
2
3
1
2
3
Ketersediaan
46
385
60
Ketersediaan
46
385
60
Kebutuhan
44
97
77
Kebutuhan
50
102
90
Pada tahun 2018, ketersediaan gerobak sampah dan TPS sudah mencukupi, namun diperlukan penambahan jumlah truk sampah sebanyak 17 unit
Pada tahun 2039, ketersediaan gerobak sampah sudah mencukupi, namun diperlukan penambahan jumlah truk sampah sebanyak 30 unit dan TPS sebanyak 5 unit
PERSAMPAHAN
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Analisis Kebutuhan IKM
Timbulan Sampah IKM Sampah Organik IKM Makanan & Minuman (Sisa Makanan) dan IKM Kayu
Sampah Anorganik IKM Makanan & Minuman (Plastik, Logam), Kertas
Sampah Anorganik IKM Makanan & Minuman (Plastik), Kayu, Kulit , dan Kertas
Diolah menjadi pupuk kompos
Diolah menjadi bricket
Produk Kreatif lainnya
Membutuhkan 1 unit bunker RDF untuk mengolahnya
Membutuhkan penyuluhan terkait pengurangan, pengolahan dan pemanfaatan kembali sampah
Membutuhkan sarana komposter komunal sejumlah 16 unit
PERSAMPAHAN
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana Kebutuhan Dasar
Rencana Peta Persebaran TPS Tahun 2039
Strategi pengembangan: Memenuhi kebutuhan infrastruktur persampahan (supply-demand) Tolak Ukur: 100% masyarakat Kota Kediri sudah terlayani infrastruktur persampahan (TPS dan Armada Pengangkutan).
2018 Awal Terdapat 44 TPS, 365 gerobak sampah, dan 60 truk sampah. Tambahan 17 truk sampah
2024 25% Tambahan 1 unit TPS dan 5 truk sampah.
2029 50% Tambahan 1 TPS dan 2 truk sampah.
2034 75% Tambahan 1 TPS dan truk sampah.
2039 100% Penamba han TPS sebanyak 1 unit dan truk sampah sebanyak 1 unit Sumber: Hasil Analisis, 2019
PERSAMPAHAN
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana Kebutuhan Dasar
Rencana Peta Persebaran TPS 3R Tahun 2039
Strategi pengembangan: Memenuhi kebutuhan infrastruktur persampahan (supply-demand) Tolak Ukur: 100% sampah kota terolah melalui sarana TPS 3R
2039 2034 2029 2024 2018 Awal Terdapat 5 TPS 3R
25% Tambahan 40 unit TPS 3R
50% Tambahan TPS 3R sebanyak 13 unit
75% Tambahan TPS 3R sebanyak 18 unit
100% Tambahan TPS 3R sebanyak 13 unit
Sumber: Hasil Analisis, 2019
PERSAMPAHAN
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana IKM Berdaya Saing
Peta Persebaran Sarana Komposter Komunal Tahun 2039
Strategi pengembangan: Penerapan konsep clean technology dengan mereduksi sampah melalu 3R (reduce, reuse, dan recycle) Tolak Ukur: 100% IKM penghasil sampah organik terlayani sarana komposter komunal untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk organik
2019 - 2024 25% Mulai dbangun sarana komposter komunal yang dapat melayani 25% IKM penghasil sampah organik dengan jumlah 4 unit.
Pembangunan Sarana Komposter Komunal
2024 - 2029 50% Melayani 50% IKM penghasil sampah organik dengan jumlah 8 unit.
Rencana
2029 - 2034
2034 - 2039
75% Melayani 75% IKM penghasil sampah organik dengan jumlah 12 unit.
100% Melayani 100% IKM penghasil sampah organik dengan jumlah 16 unit.
14 unit di 7 kluster IKM Makanan dan Minuman (Sampah sisa makanan) 2 unit di 2 kluster IKM Kayu (Sampah kayu dan ranting)
Sumber: Hasil Analisis, 2019
PERSAMPAHAN
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana IKM Berdaya Saing
Rencana Peta Rencana Lokasi Bunker RDF
Strategi pengembangan: Penerapan konsep clean technology dengan mereduksi sampah melalu 3R (reduce, reuse, dan recycle) Tolak Ukur: 100% IKM penghasil sampah organik dan anorganik terlayani bunker RDF (pengolahan sampah anorganik menjadi bahan bakar dalam bentuk bricket)
2024
2029
Penetuan lokasi area pembangunan , studi kelayakan dan proses pembangunan
Pembangunan selesai dan bunker RDF sudah dapat melayani 25% IKM dengan jumlah 1 unit
2034 •
•
Bunker RDF dapat melayani 50% IKM Kemudian, Bricket hasil pengolahan mulai disalurkan ke PLTSa
2039 Bunker RDF melayani 100% IKM penghasil sampah logam dan plastik. Sumber: Hasil Analisis, 2019
PERSAMPAHAN
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana IKM Berdaya Saing
Rencana Strategi pengembangan: Penerapan konsep clean technology dengan mereduksi sampah melalu 3R (reduce, reuse, dan recycle) Tolak Ukur: 100% IKM mendapatkan penyuluhan terkait 3R untuk mengolah dan memanfaatkan kembali sampah
2024 25% IKM mendapatkan penyuluhan terkait 3R untuk mengolah dan memanfaatkan kembali sampah
2029 50% IKM mendapatkan penyuluhan terkait 3R untuk mengolah dan memanfaatkan kembali sampah
PERSAMPAHAN
2034
2039
75% IKM mendapatkan penyuluhan terkait 3R untuk mengolah dan memanfaatkan kembali sampah
100% IKM mendapatkan penyuluhan terkait 3R untuk mengolah dan memanfaatkan kembali sampah
Drainase
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Jaringan Drainase Terdapat 17 subsistem yang melayani Kota Kediri. 9 di antaranya tidak mencukupi. Aliran air dari saluran drainase mengalir ke Sungai Brantas.
25/102 masyarakat (24,51%) terkena bencana banjir di lingkungan sekitar rumahnya. Sumber: Hasil Analisis Kuesioner Masyarakat, 2019.
DRAINASE
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Analisis Kebutuhan Dasar Eksisting
Proyeksi
KECAMATAN MOJOROTO
KECAMATAN MOJOROTO
KECAMATAN KOTA
Keterangan
KECAMATAN KOTA
KECAMATAN PESANTREN
Mencukupi
Keterangan Mencukupi
Tidak mencukupi
KECAMATAN PESANTREN
Tidak mencukupi
Secara Eksisting, hanya 8 subsistem yang kapasitasnya mencukupi di Kota Kediri.
Untuk proyeksi pada 2039, semua subsistem kapasitasnya sudah tidak mencukupi.
DRAINASE
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Analisis Kebutuhan IKM
Demand dari IKM di Kota Kediri telah tercukupi dengan supply dari subsistem yang ada.
DRAINASE
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana Kebutuhan Dasar dan IKM Rencana
Rencana
Rencana
Pembangunan SRAH Tahun 2039
2039 Strategi pengembangan: Memenuhi kebutuhan drainase untuk mencegah banjir dengan drainase vertikal (SRAH). Tolok Ukur: Q supply = Q demand pada drainase setiap subsistem dengan penambahan 137 Sumur Resapan Air Hujan.
2034 2029 2024 2024: Seluruh titik genangan Kota Kediri telah terlayani SRAH
2029: Seluruh titik pertemuan saluran telah terlayani SRAH
DRAINASE
2034: Seluruh cluster IKM telah terlayani SRAH sesuai kebutuhan subsistem
2039: Telah dilakukan evaluasi dan maintenance dari sarana SRAH
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana IKM Berdaya Saing 2039
Rencana Strategi pengembangan: Memenuhi kebutuhan drainase untuk meningkatkan daya saing IKM dengan: - Adanya pemanfaatan air hujan dalam proses produksi (PAH) - Tidak terhambatnya proses pendistribusian dari hambatan bencana/banjir (SRAH) - Industri ramah lingkungan (SRAH dan PAH) Tolok Ukur: SRAH: Q supply = Q demand pada drainase setiap subsistem dengan penambahan 137 Sumur Resapan Air Hujan. PAH: 100% tersedia PAH pada seluruh IKM
2034 2029
2024 Seluruh titik genangan Kota Kediri telah terlayani SRAH PAH 25% pada seluruh IKM. Kecamatan Kota 44 IKM, Mojoroto 28 IKM, Pesantren23 IKM.
DRAINASE
Seluruh titik pertemuan saluran telah terlayani SRAH PAH 50% pada seluruh IKM. Kecamatan Kota 89 IKM, Mojoroto 56 IKM, Pesantren46 IKM.
Seluruh cluster IKM telah terlayani SRAH sesuai kebutuhan subsistem PAH 75% pada seluruh IKM. Kecamatan Kota 133 IKM, Mojoroto 85 IKM, Pesantren70 IKM.
Telah dilakukan evaluasi dan maintenance dari sarana SRAH PAH 100% pada seluruh IKM. Kecamatan Kota 178 IKM, Mojoroto 113 IKM, Pesantren 93 IKM.
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana IKM Berdaya Saing
Keterangan
Keterangan
PAH Jaringan drainase
SRAH Jaringan drainase
Peta Rencana PAH
Peta Rencana SRAH
DRAINASE
Listrik
Kondisi Eksisting Infrastruktur
Hasil Analisis
Rencana
Sumber Listrik Eksisting
SUMBER LISTRIK 1. Pembangkit Listrik PLTU Paiton, Jawa Timur. Dari PLTU listrik disalurkan ke Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET )Kediri.
2. Transmisi -
Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) kediri
-
Gardu Induk (GI) Banaran
-
Kapasitas Gardu Induk : 180.000.000 VA
3. Distribusi Listrik dikelola secara langsung oleh PLN UP3 Area Kediri Sumber: Hasil Wawancara PLN Kediri, 2019 Sumber: Hasil Observasi, 2019
LISTRIK
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Infrastruktur Persebaran Lokasi Gardu
•
Jumlah gardu listrik di Kota Kediri 558 unit (di seluruh kecamatan)
•
Panjang Jaringan Transmisi Menengah Kota Kediri (JTM) 205,171 ms
•
Panjang Jaringan Transmisi Rendah Kota Kediri (JTR) 319,757 ms
•
Cakupan pelayanan listrik Kota Kediri sudah cukup melayani seluruh wilayah Kota Kediri terlihat dari persebaran gardu listrik dan rasio elektrifikasi 99,21 % Sumber: Hasil Wawancara PLN Kediri, 2019
Sumber: PLN Kediri, 2019
LISTRIK
Kondisi Eksisting Infrastruktur
Hasil Analisis
Rencana
Lokasi Pemadaman
Penyebab pemadaman pada listrik: gangguan (hujan deras, badai, pohon tumbang, dsb) pemeliharaan (penambahan jaringan) Sumber: Hasil Wawancara PLN Kediri, 2019
Sumber: Hasil Analisis, 2019
LISTRIK
Kondisi Eksisting Analisis Kebutuhan Dasar
Hasil Analisis Supply & Demand Listrik
Kebutuhan Listrik 2019: 90.150 KVA
Rencana Analisis Kebutuhan IKM Supply Listrik 2019: 180.000 KVA Supply tidak mencukupi
Kebutuhan Listrik 2039: 99.632 KVA
Kebutuhan Listrik IKM 2019 – 2039 : 1.504.204 KVA
Supply Listrik 2019: 180.000 KVA Masih mencukupi hingga 2039
GAP : 1.324.204 KVA Sumber: Hasil Analisis, 2019
Sumber: Hasil Analisis, 2019
LISTRIK
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana Kebutuhan Dasar Strategi pengembangan: Memenuhi kebutuhan infrastruktur listrik rumah tangga dan IKM Kota Kediri
2039
2034 Tolok Ukur: 100% masyarakat Kota Kediri terlayani listrik
2029 2024 25% Penambahan jaringan listrik untuk melayani kebutuhan dasar & IKM
LISTRIK
50% Penambahan jaringan listrik untuk melayani kebutuhan dasar & IKM
75% Penambahan jaringan listrik untuk melayani kebutuhan dasar & IKM
100% Penambahan jaringan listrik untuk melayani kebutuhan dasar & IKM
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana Kebutuhan IKM Strategi pengembangan: Pemanfaatan Sungai Brantas untuk PLTM (Mikrohidro) sebagai energi baru penambah supply energi listrik
2039
2034
Tolok Ukur: Pembuatan dua PLTM di Kediri
2029 2024 Pembangunan PLTM
LISTRIK
Pendistribusian energi listrik ke 50% Kota Kediri sebanyak 23 kelurahan
Pendistribusian energi listrik ke 75% Kota Kediri sebanyak 35 kelurahan
Pendistribusian energi listrik ke 100% Kota Kediri 46 kelurahan
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana Kebutuhan IKM Strategi Pemanfaatan sampah untuk PLTSa
2039
Tolok Ukur: PLTsa dapat mendistribusikan energy listrik ke seluruh Kota Kediri
2034 2029 2024 Pembangunan PLTSampah di Lokasi TPA II Klotok
LISTRIK
Pendistribusian energi listrik ke 50% Kota Kediri
Pendistribusian energi listrik ke 75% Kota Kediri
Pendistribusian energi listrik ke 100% Kota Kediri
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana Kebutuhan IKM Strategi Pemanfaatan tenaga surya untuk PLTS
2039
Tolok Ukur: Daya yang dapat dihasilkan sebesar 500-1000W tergantung cuaca per rumah atau IKM. 100% IKM menerapkan PLTS.
2034 2029 2024 Penerapan PLTSurya pada 25% IKM di Kota Kediri sebanyak 87 IKM
LISTRIK
Penerapan PLTSurya pada 50% IKM di Kota Kediri sebanyak 174 IKM
Penerapan PLTSurya pada 75% IKM di Kota Kediri sebanyak 261 IKM
Penerapan PLTSurya pada 100% IKM di Kota Kediri sebanyak 348 IKM
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana Kebutuhan Dasar
Rencana Rencana Kebutuhan IKM Rencana Lokasi PLTM
Rencana Jaringan Listrik
LISTRIK
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana Kebutuhan IKM Rencana PLTsampah
LISTRIK
Rencana PLTS
Telekomunikasi
Kondisi Eksisting Infrastruktur
Hasil Analisis
Rencana
Lokasi : Jalan Veteran RT 14 RW 15, Kelurahan Mojoroto Kecamatan Mojoroto Guna Lahan Sekitar : • Utara : Perkantoran • Timur : Perumahan • Selatan : Perumahan • Barat : Perumahan Tinggi : 70 meter Halaman dan Pagar : ADA Fungsi Menara : Radio dan BTS
Peta Titik Lokasi Menara BTS Eksisting
Kebutuhan 166
Ketersediaan 83
Selisih 83
BTS
Mojoroto
Kebutuhan 46 Kelurahan
Pesantren Kota
Public Wi-fi
Sumber: Hasil Analisis, 2019
TELEKOMUNIKASI
Selisih 28 Kelurahan
Ketersediaan 18 Kelurahan
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Analisis Kebutuhan Dasar
Rencana
Kapasitas Menara BTS Kebutuhan per Pengguna=0,04 Erlang
Peta Buffer BTS terhadap Permukiman
Kapasitas Menara BTS = 65,7 Erlang = 1642 Pengguna
Kota
Sumber: Hasil Analisis, 2019
166
Pesantren
170
175
180
Mojoroto
183
PROYEKSI KEBUTUHAN BTS KOTA KEDIRI 2019-2039
2019
TELEKOMUNIKASI
2024
2029
2035
2039
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Analisis Kebutuhan IKM Peta Sebaran Menara BTS Terhadap IKM
Kapasitas Menara BTS = 65,7 Erlang = 1642 Pengguna 1 Erlang = 43,92 Mbps
Mojoroto
Jenis
Pesantren Kota
Rencana
Makanan dan Minuman Tekstil Barang Kulit Barang Kayu dan Hasil Hutan Kertas / Percetakan
Marketing Labor = 0,25 x Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah IKM
Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah Tenaga Kerja Marketing (jiwa)
Kapasitas Jaringan IKM (Erlang)
254
2524
631
2,51
51 5
595 43
149 11
0,6 0,04
36
271
68
0,27
38
245
61
0,25
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Asumsi Urusan Marketing: Web/Pemakaian Email dan VoIP (Voice over Internet Protocol). Kapasitas Jaringan untuk IKM masih tercukupi.
TELEKOMUNIKASI
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana Kebutuhan Dasar
Rencana
Strategi pengembangan: Memenuhi kebutuhan infrastruktur telekomunikasi (supplydemand) Tolak Ukur: Terlayaninya 100% masyarakat Kota Kediri oleh Menara BTS
Peta Rencana Menara BTS
Mojoroto
2039 2034 2029 Pesantren Kota
Sumber: Hasil Analisis, 2019
2024 121.464 jiwa (40%) terlayani infrastruktur Menara BTS pada setiap kecamatan
TELEKOMUNIKASI
186.864 jiwa (60%) terlayani infrastruktur Menara BTS pada setiap kecamatan
255.376 jiwa (80%) terlayani infrastruktur Menara BTS pada setiap kecamatan
327.000 jiwa (100%) terlayani infrastruktur Menara BTS pada setiap kecamatan
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana Kebutuhan IKM Strategi pengembangan: Memenuhi kebutuhan infrastruktur telekomunikasi untuk IKM (supply-demand) Tolak Ukur: Terlayaninya 100% IKM yang memanfaatkan infrastuktur telekomunikasi
2039 2034 2029 2024 154 IKM (40%) terlayani infrastruktur Menara BTS pada setiap kecamatan
230 IKM (60%) terlayani infrastruktur Menara BTS pada setiap kecamatan
307 IKM (80%) terlayani infrastruktur Menara BTS pada setiap kecamatan
384 IKM (100%) terlayani infrastruktur Menara BTS pada setiap kecamatan
Makanan dan Minuman 254 IKM
Tekstil 51 IKM Barang Kulit 5 IKM Barang Kayu dan Hasil Hutan 36 IKM Kertas/Percetakan 38 IKM
Sumber: Hasil Analisis, 2019
TELEKOMUNIKASI
Total 384 IKM
Kondisi Eksisting
Hasil Analisis
Rencana
Rencana IKM Berdaya Saing 2024 Strategi pengembangan: Adanya pemanfaatan media online sebagai media pemasaran (Kediri Marketplace) Tolak Ukur: 1. Penggunaan Media Online sebagai media pemasaran oleh IKM mencapai 100% 2. Menciptakan satu platform Marketplace untuk Produk IKM Strategi pengembangan: Adanya penerapan financial technology terkait transaksi Produk IKM (QR-Code) Tolak Ukur: Mengaplikasikan QR-Code sebagai alternative metode pembayaran untuk Produk IKM
2029
2034
2039
1. 154 IKM menggunkan media online sebagai media pemasaran 2. Tercipta Platform Marketplace
1. 230 IKM menggunkan media online sebagai media pemasaran 2. Platform Marketplace berkembang
1. 307 IKM menggunkan media online sebagai media pemasaran 2. Platform Marketplace berkembang
1. 384 IKM menggunkan media online sebagai media pemasaran 2. Platform Marketplace berkembang
Diterapkan transaksi QRCode pada Cluster IKM yang paling dominan sebagai percontohan
Diterapkan QRCode pada Cluster IKM lainnya
Pengembangan dan Optimalisasi transaksi QRCode
Pengembangan dan Optimalisasi transaksi QRCode
Ketercapaian Sumber: Hasil Analisis, 2019
TELEKOMUNIKASI
Kesimpulan
KESIMPULAN Transportasi •
•
Untuk pemenuhan aspek transportasi untuk kebutuhan dasar bagi masyarakat Kota Kediri, akan diberlakukan manajemen lalu lintas untuk menaikkan nilai LoS. Dan penambahan trayek angkutan umum. Untuk pemenuhan daya saing Industri Kecil Menengah di Kota Kediri, akan diberlakukan sistem distribusi komunal.
Telekomunikasi • Jaringan BTS menjangkau 100% penduduk dan IKM • 100% IKM berdaya saing dengan memasukkan produknya ke dalam Marketplace serta sudah menerapkan QR-Code dalam transaksinya.
Listrik •
100% Kota Kediri terlayani jaringan listrik yang di distribusikan dari PLN Kota Kediri berpotensi dalam pengadaan energi terbarukan (PLTM, PLTSa, dan PLTS) untuk mencukupi kebutuhan listrik.
•
Air Limbah • • •
Pembangunan 55 unit IPAL Terpadu IKM Pembangunan WWTP sebanyak 30 unit pada seti ap cluster industri Penerapan konsep Industrial Wastewater Reuse and Recycle dan meminimalisir limbah hingga 30%
Persampahan • • •
Penambahan 4 unit TPS, 36 unit armada truk, dan 79 unit TPS 3R 16 unit Komposter komunal di sekitar IKM Mamin dan Kayu, 1 unit bunker RDF untuk mengolah sampah anorganik menjadi bricket yang nantinya dijadikan sumber tenaga listrik.
Bunker RDF
Air Bersih • •
Pembuatan Water Treatment Plant Facilities untuk penyediaan air bersih berkelanjutan Perbaikan pipa distribusi dalam rangka meningkatkan efisiensi debit air bersih
Drainase •
137 SRAH secara merata dan seluruh IKM memanfaatkan PAH
Sumber: Peace River, 2019.
Terima Kasih