Gelora edisi juni 2010

Page 1


Dari Redaksi Salam Demokrasi! Terbitnya Gelora Edisi ke-XII kali ini, cukup istimewa karena menjelang 2 momentum besar yang akan di sambut dengan gelora perjuangan massa. Momen besar hari buruh sedunia (MayDay) tanggal 1 Mei yang akan di peringati oleh rakyat seluruh dunia khususnya klas buruh dan rakyat pekerja lainya serta Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) Tangal 2 Mei mendatang yang akan di peringati oleh seluruh element pemuda mahasiswa. Peringatan 2 moment kali ini cukup berbeda, karena berada di tengah krisis Imperialisme yang semakin tajam dan krisis kronis yang melanda Indonesia sehingga menyebabkan kesengsaraan yang begitu hebat dan mendalam yang harus di terima oleh rakyat. Gelora Edisi XII berusaha mengupas secara konprehensif tentang Krisis umum Imperialisme yang sedang menghebat sekarang ini, yang juga menunjukkan bahwa sistem Imperialisme (kapitalisme monopoli) semakin terkuak secara terang mengenai kerapuhan sistemnya dan kebusukannya. Sistem yang telah usang ini sepanjang sejarahnya terus menghambat kemajuan kekuatan produktif dan telah menyebabkan keterbelakangan yang demikian hebat bagi kekuatan produktif yang ada. Klas buruh, klas pekerja termasuk kaum tani dan rakyat tertindas lainnya terus dibelenggu dan didesak sampai tidak ada tempat lagi untuk mengembangkan kehidupannya. Sehingga menyebabkan kemerosotan penghidupan yang di alamai oleh rakyat di dunia saat ini. Selain analisis tentang krisi Umum imperialisme, kita juga berusaha mengupas secara mendalam tentang situasi pendidikan nasional, termasuk tentang pencabutan UU BHP yang pada hakekatnya tidak berdampak pada berahirnya komersialisasi pendidikan.

Daftar Isi : Fokus :

Hal 1—5

Songsong & Sukseskan May Day & Hari Pendidikan Nasional Agenda :

Hal 6—7

Songsong & Sukseskan May Day & Hari Pendidikan Nasional Gejolak Massa :

Hal 8 –9

Penindasan terus berlangsung, perjuangan massa terus berlanjut Internasional :

Hal 10—11

Tolak Kenaikan Biaya Kuliah Bebaskan Presiden Dewan Mahasiswa Polytechnic University of the Philippines (PUP) dan Pimpinan Organisasi Mahasiswa Kamus :

Hal 12

Borjuasi Komprador Budaya :

Hal 13—14

Kewajaran (Cerpen)

Gelora Edisi XII ini juga menyajikan agenda organisasi untuk menyikapi May Day dan HARDIKNAS. Karena sebagai organisasi massa mahasiswa, FMN juga mengambil bagian dalam penyambutan May Day dan HARDIKNAS. Tidak lupa pula, kita dari redaksi gelora ingin member kabar tentang gejolak massa dan gelora perjuangan yang ada di kampus-kampus. Selain itu, Gelora Edisi XII menyajikan berita tentang situasi Internasional, yang dimana telah terjadi pemogokan mahasiswa di Filipina yang menuntut di turunkannya biaya SPP. Aksi ini berbuntut pada penangkapan terhadap Presiden Dewan Mahasiswa Polytechnic University of the Philippines (PUP) dan Pimpinan Organisasi Mahasiswa Akhirnya dari Redaksi mengucapkan selamat menikmati, selamat membaca, selamat berdiskusi. Harapan kami terbitan ini berguna bagi anggota, massa dan para pendukung FMN.### Diterbitkan oleh Pimp inan Pusat Front Mahasiswa Nasional Penanggungjawab :Nur Shohib Anshary Pimpinan Redaksi : Catur Widi A Dewan Redaksi : Nur Shohib Anshary, Catur Widi A, A chmad Fredi PW, L. Muh.Hasan Harry sandy AME, Ummu Shonifah, Ika Amaliyah, M. Syaiful Design dan Layout : Ipul Marewo Koresponden : Julika A. Siregar (Medan), Kholisa Bara (Jambi), Iman (Palembang), M. Zainul (Bangka Belitung), Fredi Soni (Bandar Lampung), Rosidi (Jakarta), Asep Saefu din (Bandung), Helmi (Garut), Hari Kusuma (purwakerto), Ahmad Vicy (Tegal), M. Arif (Wonosobo), Yugo Daniyanto (Jo kjakarta), Re tno Suryani (Jombang), Ferdiandus Marambi (Malang), M. Isnaini (Surabaya), Dodi (Lamongan), Dedi S (Boj onegoro), Wahyudiantoro (Denpasar), Zuki Zuarman (Mataram), Lalu Ages (LOTIM), Aminudin (Makasar), Laode Alim (Palu), Surya Suparman (Bulu Kumba), Melky (Pontianak). Alamat Redaksi : Kp Jawa Raasari Gg. J RT 011 w 08 No 24 B Kecamatan Cempaka Putih-Jakarta Pusat Telpon : 081315606332Email : gelorafmn@gmail.com Rekening : No. Rek 0043487720 BNI Cabang Bojonegoro atas nama Triana Kurnia Wardani. Redaksi menerima saran, kritik, dan sumbanga n tulisan berupa naskah, artikel, berita serta foto jurnalistik yang tidak bertentangan dengan KONSTITUSI FMN. Tulisan ditulis pada kertas kwarto, spasi satu setengah, hurufverdana 9, di utamakan dalam bentuk mikrosof word. dan dikirim via email bulletin GELORAatau alamat redaksi GELORA.


FOKUS Songsong & Sukseskan May Day & Hari Pendidikan Nasional Di bawah dominasi sistem ekonomi dan politik setengah jajahan dan setengah feodal, rakyat Indonesia harus menerima penderitaan hidup yang begitu berat. Sehingga, May Day menjadi hari bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mengkonsolidasikan diri hancurkan dominasi Imperialisme dan feodalisme‌‌

Pada 1 Mei 2010 nanti, seluruh klas buruh dan rakyat pekerja di seluruh dunia termasuk di Indonesia sudah dipastikan akan merayakan satu peristiwa bersejarah dalam tradisi berjuang yang sengit terhadap klas penghisap dan penindas. Perayaan May Day pada masa sekarang ini memiliki keistimewaan dimana krisis yang semakin akut terjadi di tubuh Imperialisme telah berdampak pada kemerosotan penghidupan rakyat di dunia, baik rakyat di negeri Imperialisme sendiri maupun rakyat di negeri setengah jajahan dan setengah feodal. Krisis umum Imperialisme bergerak secara sistematis menghancurkan sendi perekonomian dunia. Dimulai dari krisis over produksi, krisis energi, krisis barang teknologi tinggi pada tahun 2000, sampai pada krisis financial terburuk sepanjang sejarah pada 2007. Krisis ini memaksa bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan milik Amerika, yang berimbas pada ambruknya beberapa lembaga keuangan di dunia. Kehancuran lembaga keuangan memaksa industri di berbagai dunia gulung tikar karena harus mengurangi produksi akibat

terhentinya modal. Beberapa diantaranya industri teknologi tinggi, elektronik, industri otomotif, industri produk tekstil, dan industri jasa. Dampak dari ambruknya industri yang paling dalam dirasakan oleh klas buruh dan rakyat pekerja lainnya. Mereka harus merasakan langsung pemutusan hubungan kerja akibat efisiensi yang diberlakukan oleh penggiat industri. Banyak dari kalangan buruh yang kemudian menjadi pengangguran baru ataupun pekerja serabutan dengan jenis usaha jasa dan distribusi. Selain itu situasi krisis juga diperparah dengan intensifikasi eksploitasi Sumber Daya Alam oleh Negara imperialis. Melalui praktek imperialis ini, jutaan kaum tani dipaksa meninggalkan lahan produksinya yaitu tanah karena proses monopoli tanah untuk tersedianya bahan tambang dan bahan baku produksi. Akibatnya lapisan pengangguran dari desa tidak terbendung dan terus meningkat. Sementara perangkat supra struktur masyarakat (politik, hukum, budaya, pendidikan, pemerintahan, militer) digerakkan untuk mendukung proses monopoli yang dijalankan imperialis AS. Rakyat di negeri jajahan dan setengah jajahan semakin terhimpit dalam jurang kemiskinan, akibatnya tindakan kriminalitas dan anti sosial meningkat pula. Inilah gambaran kenapa krisis harus disongsong rakyat dengan membangkitkan dirinya, mengorganisasikan dirinya dan bergerak bersama untuk lepas dari dominasi penindasan imperialisme beserta rezim boneka.

May Day Sejarah Panjang Perjuangan Buruh Klas buruh telah mencatat sejarah dalam perjuangannya. Demonstrasi besar, sekitar 250 ribu buruh yang berlangsung sejak April 1886. Hanya dalam jangka waktu dua minggu konsolidasi meningkat sampai 350 ribu buruh. Kota Chicago menjadi jantung gerakan buruh, sekitar 90 ribu buruh terlibat dalam demonstrasi besar. New York-pun tidak tinggal diam, buruh di mobilisasi sekitas 10 ribu buruh. dan aksi-aksi ini, merembet keberbagai kota, sampai pada 1 Mei 1886 menjalar dari Maineke texas, dari New Jersey ke Albana yang diikuti oleh setengah juta rakyat tersebut. Aksi demonstrasi besar-besaran ini dilakukan oleh buruh untuk menuntut dikuranginya jam kerja, dari 12 jam kerja menjadi 8 jam kerja se-hari. Reaksi dari pemerintah setempat-pun sangat membabi buta, melalui Chicago’s Comercial Club, dana dikeluarkan sekitar US$ 2.000 untuk membeli senjata guna menghadang gerakan yang dilakukan oleh buruh. Korban berjatuhan di pihak klas buruh, setelah ada provokasi bom yang jatuh di depan polisi, para demonstran di tembaki, 3 Mei 1886 empat orang buruh tewas dan lainya luka-luka. Sedangkan buruh yang dituduh melempar bom di tangkap dan di penjara. Aksi semacam ini tidak hanya terjadi di Amerika Serikat, tapi sebelumnya juga terjadi di Australia dan Eropa. Dari gejolak perjuangan buruh yang terjadi, telah menyatukan aspirasi persatuan perjuangan klas buruh. Kongres Buruh Internasional tahun 1889 yang dihadiri oleh ratusan delegasi dari berbagai negara, dan seorang delegasi dari Amerika mengusulkan pemogokan umum pada 1 Mei 1890 untuk menuntut pengurangan jam kerja dengan menjadikan tanggal 1 Mei G

E L O

R

A

1


FOKUS menjadi hari buruh se-dunia. Delapan jam per-hari atau 40 jam per -minggu (lima hari kerja) telah ditetapkan menjadi standart perburuhan internasional oleh ILO melalui Konvensi ILO No. 01 tahun 1919 dan Konvensi No. 47 tahun 1935. Khususnya untuk Konvensi no. 47 tahun 1935. Ditetapkannya konvensi tersebut merupakan suatu pengakuan internasional yang secara tidak langsung merupakan buah dari perjuangan klas buruh se-dunia untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Namun, hari ini banyak dari klas buruh harus menerima jam kerja lebih dari 8 jam. Hal ini diakibatkan semakin terjerembabnya Imperialisme dalam krisis yang semakin tajam dan akut, sehingga mereka harus mengefisiensikan alat produksi (perbaharui mesin, memperbaiki manajemen kerja buruh dan menambah bahan baku) untuk mempercepat produksi dengan menekan buruh untuk menyesuaikan tenaganya dengan kecepatan alat kerja baru dan memperpanjang jam kerja dengan kedok lembur untuk menambah penghisapan nilai lebih dari hasil kerja buruh. Sedangkan peningkatan jumlah produksi kerja buruh tidak diikuti dengan kenaikan upah. Imperialisme AS, Tetap Berdominasi Imperialisme AS masih belum lepas dari krisis di tubuhnya. Sejak Desember 2007 hingga September 2009 saja, jumlah pengangguran di negeri Imperialisme AS saja, meledak dari 7,6 juta orang menjadi 15,1 juta orang (Bureau of Labor Statistics U.S. Department of Labor, News Release: The Employment Situation – September 2009). Sejak pemerintahan Obama dimulai, AS mengalami defisit APBN hingga US$ 1,4 trilyun. Jumlah hutang pemerintah AS pun bertambah US$ 2,75 trilyun sejak Desember 2007. Di Bulan Desember 2007 hutang AS mencapai US$ 9,15 trilyun dan kini sudah menyentuh US$ 11,90 trilyun (treasurydirect.gov). Akibatnya beban pembayaran bunga juga bertambah besar tiga kali lebih banyak dari anggaran pendidikan AS. Kondisi ini G

E L O

R

A

2

menyebabkan hegemoni AS di bidang ekonomi kian melemah. Fakta lain korban terkini dari krisis imperialisme ini adalah diambang bangkrutnya ekonomi Yunani di Zona Eropa, Defisit anggaran Yunani diproyeksikan sebesar 12,7 persen dari Produksi Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut jauh di atas ketentuan Uni Eropa yang menegaskan defisit harus berada di bawah 3 persen dari PDB. Dengan tingkat pengangguran yang tinggi dan masih lemahnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010. Biro statistik Yunani mengumumkan tingkat pengangguran naik menjadi 9,8 persen pada Oktober 2009 dari 9,1 persen satu bulan sebelumnya. Kondisi perekonomian di zona Euro pada tahun 2010 ini memang benar-benar terancam mengalami krisis utang. Sebagai contoh lain Jerman yang terkenal sebagai negara dengan tindakan disiplin dalam menjaga stabilitas fiskalnya akan mengalami kenaikan utang publik menjadi 78 persen dari PDB tahun ini. Sementara Perancis, negara dengan ekonomi terbesar kedua di zona Euro, utang publiknya mencapai rekor sebesar 75,8 persen dari PDB pada kuartal ketiga 2008. Pinjaman pemerintah yang besarbesaran membawa 16 negara pengguna mata uang Euro itu untuk melawan krisis tahun lalu. Tingkat utang sudah hampir melewati batasan yang dipergunakan oleh Uni Eropa menurut Fakta Stabilitas dan Pertumbuhan. Berdasarkan laporan dari Uni Eropa yang dipublikasikan meningkatnya defisit anggaran dan pertumbuhan yang rendah mendukung semakin tingginya utang publik. Rata-rata utang publik dapat mencapai 84 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2010. Angka itu berarti kenaikan sebesar 18 persen pada 2007, sedangkan batas maksimal utang publik menurut fakta adalah sebesar 60 persen.

Bagaimana tentang ekonomi Rusia dan China? Cina dan Rusia marak di beritakan bahwa ekonominya telah bangkit dan menjadi “penyeimbang” kekuasaan tunggal AS adalah merupakan ilusi dan bualan semata. Sebab bagaimana pun kemajuan ekonomi yang berhasil dicapai oleh kedua negeri eks sosialis tersebut tidak lepas dari hutang dan investasi yang dipasok oleh Imperialis AS. Karena pada kenyataannya barang-barang berharga murah yang berhasil diproduksi oleh China adalah “berkat” import suku cadang utama hingga 50-70% dari AS dan negeri imperialis lainnya. Sedangkan negeri jajahan dan setengah jajahan yang kaya sumber daya alam, pasar yang melimpah dan tenaga kerja yang sangat murah adalah sumber hidup yang utama dan dewa penyelamat bagi sistem Imperialisme. China, India, Indonesia, Brazil, Vietnam adalah tempat subur bagi perkembangan kapital milik imperialis. Maka tidaklah mengherankan apabila AS dengan licik memanipulasi kedudukan G-20 untuk memastikan kepentingannya tidak terancam dan meningkatkan dominasinya di negeri kaya sumber daya alam dan populatif seperti China, India, Indonesia dan Brazil. Harapan Kosong di Bawah Rezim Boneka Imperialisme AS Konsolidasi negara-negara di dunia oleh Imperialisme melalui skema G-20, adalah wujud konsolidasi kepentingan negara-negara Imperialisme AS. Negara-negara Imperialisme memindahkan beban krisis ke


FOKUS negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan seperti Indonesia. Namun, Krisis yang terjadi di Indonesia bukan hanya kiriman dari Imperialisme, tapi akibat persoalan pokok di dalam negeri sendiri. Krisis ekonomi terjadi karena rezim berkuasa banyak mengedepankan perbaikan ekonomi makro yang tidak menyentuh langsung perbaikan kesejahteraan rakyat. Akibatnya borjuasi besar dan birokrat korup yang menikmati kebijakan pemerintah. Semua kekayaan alam terus dimonopoli kepemilikannya oleh segelintir orang dan disediakan untuk penyediaan komoditas bagi industri kapitali. Minyak bumi, gas alam, batubara, timah, emas, kayu, dan berbagai bahan mineral lainnya, telah dikuasai oleh perusahaan imperialis. Proses monopoli menciptakan kontrol atas produksi dan pasar komoditas. Mendesak rakyat di Indonesia untuk menjadi tenaga kerja murah dan konsumen dari produk perusahaan imperialis. Sebagai contoh rakyat harus membeli BBM lebih mahal, padahal Indonesia kaya akan minyak bumi. Rakyat Indonesia harus membeli Air Mineral, padahal alam Indonesia menyediakan jutaan ton liter air dari sumber-sumber mata air. Rakyat Indonesia kesulitan untuk membangun rumah, padahal jutaan hektar lahan Indonesia menyediakan kayu. Dan masih banyak hal lagi yang terjadi kepada rakyat Indonesia karena monopoli yang dilakukan oleh imperialisme. Perampokan sumber bahan mentah telah mengakibatkan jutaan kaum tani kehilangan sumber penghidupan utamanya yaitu tanah. Perampasan tanah dilakukan atas nama kepentingan negara melalui PTPN, Perhutani, perkebunan swasta, HPH dan lembaga militer atau pemerintah sendiri. Tanah-tanah tersebut kemudian ditanami dengan tanaman komoditas ekspor (sawit, jarak, jagung dan sebagainya). Selain itu

juga digunakan untuk pembangunan waduk, bandara, kompleks latihan militer, objek pariwisata, villa-villa, hingga perumahan-perumahan mewah yang lebih banyak mendatangkan petaka bagi kaum tani dan rakyat secara umum. Sehingga produk asing beredar luas di pasar dalam negeri mulai dari bahan baku, beras, jagung, gula, telur, daging, susu, garmen, tekstil, sepatu, pakaian, elektronik, dan lain sebagainya. Produkproduk asing leluasa beroperasi karena pemerintah memberikan keringanan tarif dan pajak sampai dengan 0% bahkan disubsidi. Akhirnya, produksi dalam negeri mati perlahanlahan karena kalah bersaing dengan produk asing. Industri kecil dan menengah banyak gulung tikar dan menambah deretan jumlah pengangguran (akibat PHK) dan kemiskinan di Indonesia. Sepanjang tahun 2009 saja, jumlah buruh yang di PHK dan dirumahkan berdasarkan data resmi dari Departemen Tenaga Kerja

adalah mencapai 100.000 orang, jumlah ini tentu saja akan jauh lebih besar lagi jika ditambah dengan PHK yang terselubung (tidak terdaftar). Sedangkan tahun 2010 diperkirakan PHK akan terjadi lebih “buas� lagi akibat dari diberlakukannya C-AFTA. Dan di sahkannya UU No. 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai tindak lanjut dari UU no. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, merupakan salah satu pintu gerbang bagi berjalannya FTA. Sementara pemerintah dan pengusaha terus cuci tangan atas

soal ini dengan alasan krisis ekonomi global, bahkan lebih ironis lagi ketika pemerintah dengan ambisiusnya mengajak masyarakat untuk bersama -sama mengantisipasi dampak dari pemberlakuan C-AFTA. Sedangkan Upah buruh selama ini juga banyak yang dibayarkan tidak sesuai ketentuan upah minimum (UMK/UMP) sebagaimana yang dialami oleh buruh buruh di beberapa pabrik ataupun perusahaan di Indonesia. Contohnya : di PT. Daelim yang sudah 2 tahun upahnya tidak sesuai dengan UMK, di PT. KMIL PT. Busana Prima Global (PT. BPG), di tahun 2010 ini. Upah buruh yang semakin rendah dan murah masih saja di rampas dengan harus membayar pajak penghasilan sebesar 5-6 % akibat dari diberlakukannya PPH21, belum lagi potongan-potongan lainnya yang harus dibayarkan buruh seperti asuransi, Jamsostek dan dana pensiun, di berlakukannya Undang-Undang no. 40 tahun 2004 tentang SJSN dan Rancangan Undang-undang BPJS serta Rancangan Amandemen Undang-Undang JAMSOSTEK adalah merupakan bentuk perampasan upah buruh yang di legalkan, sehingga dapat kita pastikan upah buruh rata-rata tiap bulannya di rampas oleh rezim yang berkuasa hari ini sebesar 9.34% bagi buruh lajang dan 12.24% bagi buruh yang sudah berkeluarga. Dari nilai tersebut jika RUU BPJS dan Amandemen UUJAMSOSTEK ini di syahkan maka nilai perampasan upah buruh akan mengalami kenaikan sebesar 41,66% bagi buruh lajang dan 45,66% bagi buruh yang sudah berkeluarga. UU BHP di Cabut, Komersialisasi Pendidikan Tetap Jalan Dalam berbagai kesepakatan perjanjian kerjasama internasional yang dilakukan pemerintah Indonesia, pendidikan, sains dan teknologi salah satu prioritas utama dalam kesepakatan. Hal ini bertujuan G

E L O

R

A

3


FOKUS untuk menancapkan interfensi imperialis dibidang pendidikan, sehingga kurikulum dan sistem pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan dan kehendak mereka. Misalkan penerapan program entrepreneurship, pengadaan World Class University, Research University dan Kelas Internasional. Kenyataan ini terbukti dibeberapa perguruan tinggi yang menerapkan kelas internasional dengan uang pangkal dan uang SPP per semester yang berkali lipat dengan kelas regular. Misalnya di UI kelas internasional di buka di fakultas kedokteran (uang pangkal 70 juta dengan biaya per semester 35 juta), fakultas teknik (uang pangkal 25 juta dengan biaya persemester 15 juta) dan fakultas ekonomi (uang pangkal 26 juta dan per semester 45 juta), atau di UNS menetapkan biaya pengembangan institusi hingga Rp 100 juta untuk fakultas kedokteran, dan di UNHAS yang mempunyai jalur nonsubsidi (JNS) dengan biaya rata-rata Rp 20 juta per semester. Sementara anggaran untuk pendidikan yang diamanatkan dalam UUD 1945 yang memuat minimal 20% APBN dan APBD, hanya tinggal menjadi retorika oleh pemerintah. Pada tahun anggaran 2009, SBY menyebutkan bahwa 20% APBN untuk anggaran pendidikan telah dipenuhi namun memasukkan anggaran gaji untuk guru dan dosen di dalamnya. Untuk 2010 ini, anggaran untuk sektor pendidikan yang diberikan masih dengan pola yang sama, bahkan jika dihitung, anggaran untuk pendidikan murni hanya mencapai 10% dari APBN. Dengan kondisi pendidikan yang demikian, mustahil dapat diraih oleh anak buruh dan anak kaum tani. Dalam program 100 hari SBY -Boediono paska dilantik tanggal 20 November 2009 lalu, terdapat 8 program andalan Mendiknas (M. Nuh) dibidang Pendidikan yang tidak ubahnya seperti kemasan program usang yang telah gagal dengan kemasan yang baru, yaitu: 1). Penyediaan G

E L O

R

A

4

Internet secara massal di sekolah, 2). Penguatan kemampuan kepala dan pengawas sekolah, 3). Besiswa PTN untuk siswa SMA/SMK/MA berprestasi dan kurang mampu, 4). Penyusunan Kebijakan Khusus bagi guru yang bertugas di daerah terdepan dan terpencil, 5). Penyusunan dan Penyempurnaan Renstra 2010-2014, 6). Pengembangan budaya dan karakter bangsa, 7). Pengembangan Metodologi Pembelajaran, 8). Pengembangan Entrepreneurship. Kenyataannya, Penyediaan internet disekolah-sekolah yang dulu pernah dicanangkan hanya meninggalkan utang tagihan yang belum bisa dilunasi sampai dengan sekarang.

Penguatan dan kemampan kepala dan pengawas sekolah, yang melibatkan 30.000 orang dari dua unsure tersebut tidak lebih dari upaya penguatan implementasi manajemen berbasis sekolah. Beasiswa 105 PTN yang diberikan untuk siswa SMA/ SMK/MA berprestasi dan kurang mampu hanya melibatkan 20.000 siswa dengan nominal Rp 5.000.000 per tahun, bandingkan dengan jutaan siswa lainnya yang juga tidak mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi dan mahalnya biaya pendidikan di perguruan tinggi sekarang ini, apalagi kebijakan pengembangan entrepreneurship yang hanya menguatkan posisi negara untuk lepas tanggung jawab kepada rakyatnya atas lapangan pekerjaan. Rendahnya anggaran pendidikan tanpa diimbangi dengan tingkat pendapatan dan peran serta ne-

gara berujung pada mahalnya biaya pendidikan akibat krisis yang terjadi di Indonesia mulai akhir 2008 lalu berbanding lurus dengan rendahnya akses rakyat untuk menikmati pendidikan dan tingginya angka putus Sekolah. Pada tahun 2003, terdapat 6 juta anak tertelantar, 50.000 anak jalanan di 12 kota provinsi, sedikitnya 1 juta anak putus sekolah setiap tahunnya di Indonesia dan saat ini ada sekitar 2,2 juta anak usia SD yang tidak dapat mengenyam pendidikan dasar, Selain itu terdapat 2,1 juta pekerja anak usia 10-14 tahun yang Sebagian besar adalah anak-anak putus sekolah dan bahkan tidak mengenyam pendidikan, Sebanyak 11,7 juta anak tidak pernah sekolah dan putus sekolah berumur antara 10-14 tahun serta 5,2 juta anak usia sekolah yang tidak mampu membaca, menulis, dan berhitung. Dana bantuan operasional sekolah di SD-SMP jauh dari ideal dan hanya terserap untuk gaji guru dan tenaga sekolah honorer. Jumlah angka drop out (DO) disekolah dan perguruan tinggi mengalami kenaikan. Pada tahun akademik 2007/2008 saja sudah mendekati angka 20% dari total mahasiswa yang ada. Kebijakan ujian nasional, yang menuai kontroversi dan kemudian diajukan ke mahkamah agung oleh beberapa guru, ternyata tidak mengubah pendirian pemerintah untuk mengevaluasi dan menggantinya dengan sistem yang lebih adil dan mendidik. Ujian Nasional (UN) yang pada perkembangan telah menyebabkan kasus kecurangan sekolah hingga bunuh diri siswa yang tidak lulus, justru menjadi program 100 hari mendiknas dan tetap dijalankan di tahun 2010 ini. Kenyataan-kenyatan ini adalah bukti kongkrit terjadinya komersialisai pendidikan di Indonesia. Meskipun tanggal 30 Maret 2010 kemarin Mahkamah Konstitusi telah mencabut Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP) tapi kebijakan tersebut tidak sama sekali bertujuan untuk menhentikan prak-


FOKUS tek komersialisai pendidikan di Indonesia. Dicabutnya Undang-undang Badan Hukum Pendidikan ini bukanlah semata-mata atas dasar niat baik pemerintah untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi rakyat untuk mengenyam pendidikan dan memajukan budaya Masyarakat Indonesia, tapi kebijakan pencabutan UU BHP selain karena bertentangan dengan konstitusi (UUD 1945) juga merupakan bagian dari kemenangan kecil yang diraih oleh rakyat sebagai hasil dari perjuangan yang dengan gigih tiada hentinya menolak dan menuntut pencabutan Undangundang tersebut. Meskipun dalam prosesnya seringkali rakyat dihadapkan dengan tindakan represif (Ancaman akademis, Ancaman Teror, Penangkapan, bahkan pemukulan) baik oleh preman, Pol-PP, Aparat Kepolisian, Tentara dan satuan petugas keamanan lainnya. Kemenangan ini harus terus diakumulasikan dan harus mampu dijadikan sebagai inspirasi yang mampu mendorong motivasi kita untuk berjuang semakin gigih kedepannya.

Sambut May Day Dan Hari Pendidikan Nasional Dengan Gelora Perjuangan Massa Dengan adanya dua momentum besar (May day dan HARDIKNAS) yang jatuh pada tanggal 1 dan 2 Mei seluruh rakyat harus menggerakkan barisannya untuk memperjuangkan hak-haknya yang telah dirampas. Kenyataan tentang kondisi penghidupan yang semakin memburuk dengan minimnya perbaikan dari pemerintah telah menyebabkan menurunnya kepercayaan rakyat pada pemerintah dan system yang dijalankannya. Rakyat semakin tidak punya pilihan selain melakukan desakan politis kepada pemerintah untuk merealisasikan segala hak hidupnya sebagai warga Negara. Sebab dengan langkah perjuangan rakyatlah kenyataan sejarah telah berubah. Tentu di tengah dominasi sistem politik dan ekonomi setengah jajahan dan setengah feodalisme, gerakan massa Demokratis Nasional harus berperan aktif dalam meluaskan perjuangan menghancurkan dominasi Imperialisme dan feodalisme, karena mayoritas perla-

wanan rakyat saat ini masih di dominasi oleh gerakan spontanitas. Gerakan spontanitas tentu akan mudah dipatahkan, selain gerakan spontanitas sangat berpotensi untuk ditunggangi dan di setir pihak-pihak yang oportunis mencari keuntungan semata. Dalam keadaan seperti ini sangat penting bagi pemuda mahasiswa untuk tampil aktif mengambarkan persoalan-persoalan rakyat dan berjuang ber-samanya, karena bagaimana pun yang paling memiliki peran menentukan adalah gerakan rakyat, yang dilandasi aliansi dasar buruh dan tani, bukan gerakan pemuda mahasiswa. Pe-muda mahasiswa tugasnya adalah bergabung dengan gerakan rakyat. Yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kita memandang bahwa penyebab krisis yang telah membuat rakyat Indonesia terhisap dan tertindas adalah akibat ulah dari Imperialisme, yang mendomi-nasi kebijakan negara lewat rejim komprador SBY-Boediono yang berkolaborasi dengan tuan tanah besar dan kapitalisme birokrat.###

Cara Berlangganan Bulletin Gelora

Untuk mendapatka dan berlangganan ulletin GELORA dapat menghubungi alamat Rdaksi, dengan memesan via-Email atau bisa dating lansung ke alamat Redaksi. Buletin GELORA juga bisa didapatkan di FMN Cabang atau kampus terdekat. Untuk Berlangganan, Silahkan isi Formulir Berikut: Kepada Redaksi Bulletin GELORA Kp. Jawa,Rawasari Gg J RT 11 RW 09 No. 34 B Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Telp : 081315606332 (Catur idi A) , Email : gelorafmn@gmail.com Nama

: ………………………………………………………………………………………..

Alamat

: ………………………………………………………………………………………..

Kode Pos

: ………………………………………………………………………………………..

Telp/Fax

: ………………………………………………………………………………………..

Email

: ………………………………………………………………………………………..

Saya tertarik untuk berlangganan Bulletin GELORA, Mohon untuk dikirimkan ke Alamat diatas mu-lai bulan depan. Pembayaran Melalui :

A. Tunai

B. Transfer Bank

Biaya berlangganan GELORA Rp 10.000/ Eksemplar (Untuk luar Jakarta ditambah Ongkos kirim) Redaksi juga menyediakan CD Repackage (Berisi Bulletin Perlawanan edisi 4-19)

G

E L O

R

A

5


AGENDA Songsong dan Sukseskan May day dan HarDikNas Jika Pemuda-Mahasiswa percaya perubahan sejati akan lahir, maka menjadi bagian dari barisan Buruh dan Tani adalah Jawabanya. Jika ilmu picik Imperialis akan sirna, maka ditangan rakyatlah semua itu tertumpu!

Tidak lama lagi, Hari Buruh Sedunia (May Day) setiap 1 Mei kembali hadir, peristiwa penting yang menjadi tonggak kebangkitan perjuangan buruh. Rakyat di seluruh dunia akan merayakan peristiwa ini, tak terkecuali di Indonesia. Sehari setelah itu, seluruh rakyat juga akan memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Sudah menjadi tradisi dalam Gerakan massa di Indonesia, May Day dan Hardiknas selalu diperingati dengan gelombang aksi-aksi massa guna menyuarakan aspirasi sejati dan tuntutan rakyat atas persoalan sektor dan golongan rakyat. Dengan demikian, kedua peristiwa ini menjadi agenda pokok FMN secara Nasional. Kaum buruh adalah status sosial yang diciptakan pada kondisi ketika masyarakat dibagi ke dalam dua kutub besar berdasar pada kepemilikan atas modal sebagai alat produksi. Kaum yang bermilik menjadi pihak yang mendominasi dari kaum yang tidak bermilik. Dominasi ini dibangun dalam susunan sosial di mana kaum yang tidak bermilik menjadi buruh yang terpaksa menjual tenaganya untuk memperoleh upah guna menyambung penghidupan dan mempertahankan kelangsungan umat manusia. Jika memahami dengan benar semangat MayDay, maka peringatan peristiwa tersebut bukanlah perayaan atau ceremonial sakral belaka. Perjuangan panjang kaum buruh sesungguhkan lahir atas dasar kesadaran penuh atas kedudukan klasnya yang terus ditindas dan dihisap tanpa henti, dalam sebuah produksi sosial atau massal namun dibawah kepemilikan individual. Karenanya FMN sebagai Organisasi Massa Mahasiswa sejati harus menempatkan segala rangkaian kegiatan menuju kampanye puncak tersebut dengan G

E L O

R

A

6

mendidik massa sebanyak-banyaknya melalui berbagai bentuk propaganda, mengorganisasikannya dengan baik dan memobilisasi dalam aksi puncak MayDay dan HarDikNas. Arti Penting Hari Buruh Internasional (Mayday) Hari buruh internasional (Mayday) mempunyai arti penting bagi seluruh sektor dan golongan dalam masyarakat. Perjuangan tanpa kenal menyerah yang dilakukan jutaan kaum buruh saat itu telah memberikan inspirasi yang tiada terkira. Keteguhan sikap, pengorbanan serta disiplin dalam perjuangan yang bergelora membuahkan hasil yang hingga saat ini dapat dinikmati oleh rakyat di

seluruh penjuru dunia. Salah satu kemenangan besar yang diraih adalah penetapan jam kerja bagi kaum buruh, 8 jam sehari dan 40 jam seminggu (lima hari kerja). Mengakhiri segala bentuk kerja paksa dan perbudakan yang dalam jangka waktu tersebut terselebung dalam kedok hubungan industrial. Kaum buruh tidak lagi harus bekerja dengan jam kerja yang panjang 12-16 jam bahkan bisa mencapai 18 jam sehari, namun cukup bekerja 8 jam sehari dan mempunyai banyak waktu yang lebih banyak bagi keluarga serta mengembangkan kebudayaannya. Namun apakah perjuangan tersebut cukup dan berhenti? Tentu saja tidak. Saat ini, ditengah situasi

krisis, sistem busuk imperialis terus berusaha menggenjot produksi tanpa memperhatikan kebutuhan untuk menghasilkan akumulasi keuntungan yang berlipat ganda. Kaum buruh dan rakyat pekerja lainnya kemudian menjadi korban dari keserakahan kaum imperialis ini. Kaum buruh dipaksa bekerja lebih keras, ditindas dan dihisap tanpa dipedulikan kesejahteraannya. Upah kerja yang rendah termasuk yang dialami buruh tani dipedesaan, faktanya tidak akan pernah sanggup untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya, ancaman PHK massal yang datang sewaktu-waktu, jam kerja yang panjang yang dialami buruh migrant dan pembantu rumah tangga, larangan untuk berorganisasi atau berserikat kembali mengemuka dan menjadi masalah utama bagi kaum buruh. Semua masalah tersebut tidak lepas dari dominasi kepentingan imperialism atas negerinegeri setengah jajahan seperti Indonesia. Hal ini diperkuat oleh kedudukan pemerintah yang lebih memilih menjadi rejim boneka, pelayan kepentingan tuan imperialis daripada melayani kepentingan rakyat Indonesia sendiri. Sehingga, menjadi sebuah keharusan bagi seluruh rakyat Indonesia, baik kaum buruh, kaum tani, pemuda dan mahasiswa, perempuan dan seluruh sektor yang ada untuk menggalang persatuan dan menggelorakan perjuangan merebut hak-hak yang selama ini dirampas oleh penguasa. Mengkampanyekan lebih luas, melakukan pemblejetan kepada rejim, bahwa mereka yang saat ini berkuasa adalah akar persoalan bagi jutaan rakyat di Indonesia. Pengalaman perjuangan kaum buruh yang terjadi ratusan tahun silam, penting untuk menjadi inspirasi,


AGENDA pelecut semangat bagi seluruh tenaga penggerak perubaha untuk melakukan perjuangan yang lebih sengit, luas dan besar. Sejarah telah memberikan pelajaran penuh makna, bahwa konsistensi dalam perjuangan, kerja keras yang tak kenal lelah, akan memberikan buah manis terhadap kondisi jutaan rakyat diseluruh negeri. Mayday harus menjadi sebuah spirit dan prakarsa, bagi bangkitnya gerakan rakyat, menggelorakan aspirasi sejati perjuangan rakyat atas Upah, Tanah dan Kerja, sekaligus menjadi arena yang baik bagi propaganda massa secara luas serta pengorganisasian massa secara massal pula. Organisasikan Pekerjaan dengan baik, raih Target propaganda dan Mobilisasi. Peringatan MayDay tidak hanya milik kaum buruh semata, tapi merupakan milik seluruh rakyat. Namun bukan berarti secara otomatis massa akan tergerak untuk ambil bagian dalam kampanye, maka disinilah peranan propaganda menemukan dasar yang tak tergantikan. Sebagai organisasinya massa mahasiswa, propaganda yang dijalankan harus sanggup menjangkau berbagai lapisan massa, dengan berbagai kegiatan yang menarik. Organisasi harus memecahkan aktivitas yang digemari massa tapi tetap tidak mengurangi ketajaman dari isi yang akan disampaikan, mengubah kerumunan massa yang belum mengerti persoalannya, menjadi derap-derap massa yang penuh antusias terhadap perjuangan rakyat. Jadi perencanaan dan pengorganisasian pekerjaan juga semestinya disusun secara sistematis beserta penetapan waktu yang detail dan target yang rigit. Propaganda yang akan kita siarkan, tidak hanya berisi paparan umum dalam brosur nasional, namun juga mengait erat dengan situasi tingkat kota, maupun hasil temuan yang telah disimpulkan dalam pekerjaan investigasi dan Analisi klas di kampus yang sudah dirumuskan. Sehingga massa akan lebih mudah

memahami apa yang kita sampaikan, karena berhubungan langsung dengan kedaannya dan situasi di sekitarnya. Ketepatan dan kedalaman propaganda tersebut yang menjadi tugas pokok dari tim propaganda, salain itu juga memastikan berbagai bentuk variasi propaganda terselenggara secara renyah dan meriah. Kegiatan propaganda massa yang akan dilakukan adalah dengan menggelar Panggung Rakyat, Seminar, Diskusidiskusi terbuka luas di kampus, pemutaran film, acara cultural, graffiti dan sebagianya yang memadukan Tema dan isi propaganda yang telah disebutkan diatas. Kesuksesan kampanye MayDay, akan ditentukan oleh pesiapan yang maksimal. Sehingga seluruh pimpinan dan anggota terbagi dalam pekerjaan-pekerjaan yang telah ditetapkan dalam program, pekerjaan yang hanya terkonsentrasi pada pimpinan saja, sudah saatnya untuk dibasmi. Pimpinan harus dengan cepat memberikan jalan keluar atas pekerjaan yang mengalami kemacetan, demikian juga memberikan bimbingan yang efektif bagi tim dan anggota yang kesulitan menjalankan tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Jadi seluruh perangkat dari pusat sampai ranting akan bekerja dengan rapi dan produktif, tidak ada yang nganggur, buntu dalam bekerja atau bekerja secara serampangan. Dalam pleno DPP ke III di Purwokerto, Jawa tengah yang lalu telah ditetapkan bahwa MayDay dan HarDikNas menjadi Puncak Kampanye massa. Karenanya mandat pleno tersebut harus kita sukseskan sebaik mungkin sesuai dengan target yang ditetapkan, maka seluruh jajaran organisasi mulai dari pusat sampai ranting harus mengambil inisiatif yang maju sesuai rencana kerja serta serta menggerakkan bedan-badan pimpinan, tim-tim kerja yang ditentukan. Sekali lagi, dengan seluruh anggota tanpa tekecuali juga harus mendapatkan pekerjaan yang sistematis sesuai potensi dan

kemampuannya, sehingga baik pimpinan maupun anggota tersatukan dalam gairah kerja yang tinggi. Yang Pasti untuk aksi massa puncak peringatan May Day dan Hardiknas, kita harus mempersiapkan barisan massa yang akan dimobilisasi FMN secara maksimal melalui kerja-kerja propaganda dan mobilisasi di kalangan massa di kampus. Kemudian berjuang keras di dalam kerja-kerja penggalangan aliansi untuk mendorong persatuan klas buruh dan kaum tani serta Sokongan yang besar dari sektor dan golongan lain termasuk Mahasiswa. Untuk itu tugas kita adalah mengalang dukungan yang luas mulai dari kampus, maupun organisasi mahasiswa tingkat cabang. Untuk kekuatan mobilisasi massa akan kita maksimalkan dari mobilisasi anggota dan massa mahasiswa di kampus sekaligus dari mobilisasi massa kekuatan buruh dan kaum tani yang merupakan bagian dari hasil proses integrasi di basis-basis buruh di perkotaan dan di basis-basis tani di pedesaan yang dijalankan oleh Tim Brigade Pelayanan Rakyat (BPR), Termasuk kekuatan unsur-unsur Mahasiswa dari aliansi yang kita libatkan untuk pekerjaan tersebut. Untuk aksi massanya sendiri harus kita Pastika untuk dikemas sebaik mungkin dan semarak mungkin sebagai wujud bahwa aksi tersebut memang merupakan perayaan puncak bagi kita. Poster, spanduk, bendera, sound sistem, drama jalanan, seni instalasasi, dan berbagai atribut yang membuat aksi tersebut layaknya sebuah parade Rakyat. Tak terlupa adalah soal-soal slogan aksi dan lagulagu juga harus mulai kita latih bersama dengan massa dan anggota, sehingga aksi-aksi kita akan meningkatkan moral dan kepercayaan diri massa. Kita jadikan aksi MayDay sebagai aksi yang tak pernah terlupakan oleh anggota dan Massa, Aksi yang semakin mempertebal keyakinan massa dan menguak watak busuk rejim SBYBoediono.### G

E L O

R

A

7


GEJOLAK MASSA Penindasan terus berlangsung, perjuangan massa terus berlanjut Penderitaan rakyat akan berahir, ketika dominasi Imperialisme dan feodalisme musnah di negeri ini. Begitu juga dengan perjuangan massa, yang tidak akan pernah berhenti selama negeri ini masih tertindas di bawah dominasi sistem setengah jajahan dan setengah feodalisme‌‌..

Mendiknas Datang, Mahasiswa Desak Hentikan Komersialisasi Pendidikan Makasar (23/2), - Kedatangan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh ke Universitas Hasanuddin Makassar menuai protes dari mahasiswa. Puluhan mahasiswa dari berbagai perwakilan organisasi menggelar aksi unjuk rasa di depan kampus UNHAS. Aksi diantaranya diikuti oleh perwakilan dari FMN PR UNHAS, BEM MIPA UH, SEMA FIB UH, SEMA Ekonomi UH, BEM Poltek, BEM FK UH, BEM Kehutanan UH, BEM FKM UH, BEM Pertanian UH, BEM FBS UNM, LMDN, MALCOM STIMIK, LMND PRM, SEMA Teknik, dan SEMA Peternakan UH. Dalam Aksi kali ini massa aksi mendesak Menteri Pendidikan Nasional dan pemerintah untuk Menghentikan Komersialisasi Pendidikan dan segala bentuk kesenjangan Pendidikan. Komersialisasi pendidikan menjadi praktek nyata dalam aktivitas kita di kampus. Bisa dilihat dari kenaikan biaya kuliah yang sampai menembus angka puluhan juta rupiah ,sebuah angka yang menciptakan kesenjangan pendidikan bagi anak buruh dan kaum tani, Ungkap Amin (koord FMN Makassar). Kedepan kami akan terus melakukan aksi menolak praktek komersialisasi dalam dunia pendidikan dan mendesak pemerintah untuk bertanggung jawab terhadap pengelolaan pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, ungkap Amin. Aksi berjalan dengan damai dan atraktif, meskipun beberapa kali pihak keamanan berusaha membubarkan massa aksi. Hari Perempuan Internasional, Hari Bangkitnya Kaum Perempuan Untuk Berjuang Melawan Penindasan Peringatan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 8 Maret setiap tahunnya diperingati G

E L O

R

A

8

dengan berbagai kegiatan di berbagai kota. Di Jakarta ratusan orang dari FPR (GSBI, AGRA, ATKI, FMN, KPC, PC) yang mayoritas adalah perempuan menggelar aksi long murch dari bundaran HI menuju Istana Negara dan Mahkamah Agung. Di Bandung puluhan orang orang yang tergabung dalam FPR Bandung (SP-Farkes, FMN, FAMU, dan HMR) menggelar aksi di depan gedung sate Bandung. Di Purwokerto, aksi atraktif dengan mengambil bentuk panggung budaya rakyat yang di isi dengan teaterikal, puisi, dan orasi politik dilakukan oleh anggota FMN. Selain itu aksi juga dilakukan di Jogjakarta, Surabaya, Malang, Mataram, Palembang, Pontianak, Palu, Kupang, Lombok Timur dan Wonosobo. Pada peringatan HPI 2010 ini kaum perempuan Indonesia mendesak pemerintah untuk merealisasikan tuntutan penghentian perampasan dan diskriminasi atas tanah, pekerjaan dan upah perempuan, serta memberikan jaminan atas pen-

didikan, kesehatan dan perumahan layak bagi keluarga miskin. Tuntutan ini didasarkan atas kondisi perempuan Indonesia yang terpuruk dalam diskriminasi dan ketidak adilan akibat perampasan atas tanah di pedesaan dan ancaman PHK serta upah murah yang merebak di perkotaan. Konsolidasi Aksi Menolak UU BHP Disahkannya UU BHP No.09 tahun 2008 telah menuai protes dari berbagai kalangan. Protes dilakukan baik oleh kalangan akademisi pendidikan, persatuan guru dan dosen, dan tentunya dari pemuda mahasiswa di berbagai kampus. Beberapa aksi penolakan sebenarnya sudah bergulir sejak UU BHP baru dalam tahap perencanaan pada tahun 2005. Dimana pada prosesnya banyak kalangan yang memandang bahwa UU BHP mensyaratkan terjadinya praktek komersialisasi dalam dunia pendidikan. Berbagai langkah perjuangan telah dilakukan, dari cara yang persuasif dengan dialog dan


GEJOLAK MASSA pengajuan yudicial review sampai cara yang keras dengan bentrokan. Namun BHP tetap menjadi tameng legal hukum komersialisasi pendidikan. Bersikerasnya pemerintah untuk tetap menjalankan UU BHP menuai protes dari masyarakat. DI Jakarta pada bulan Maret 2010, sebanyak ratusan orang yang tergabung dalam Aliansi Masyrakat dan Mahasiswa Tolak UU BHP (FMN, BEM UI, FAM UI, LBH Jakarta, LAPAM, PRP, Education Forum) menggelar aksi di depan gedung Mahkamah Konstitusi. Massa aksi menuntut kepada pemerintah untuk mencabut UU BHP. Langkah perjuangan BHP yang dilakukan oleh berbagai kalangan memperoleh kemenangan kecilnya. Pemerintah melalui Mahkamah Konstitusi mencabut UU BHP setelah memperoleh gugatan dari masyarakat melalui Yudicial Review. Pencabutan dilakukan karena dalam putusan MK bahwa UU BHP memberikan syarat yang leluasa bagi praktek komersialisasi di dunia pendidikan. Semangat otonomi kampus dengan membuka lebar-lebar pintu kerjasama dengan berbagai pihak telah mendorong peningkatan biaya pendidikan seperti halnya praktek BHMN

bagi 8 Perguruan Tinggi di Indonesia. Salut untuk perjuangan massa pemuda mahasiswa bersama rakyat yang sanggup memberikan asa sedikit atas perbaikan pendidikan Indonesia. Sehingga jika pendidikan tetap dijadikan sebagai ladang bisnis, disitu pula gerakan rakyat akan mengambil prakarsa perjuangannya. Rencana Kedatangan Obama Diwarnai Demostrasi Presiden Amerika Serikat Husein Barack Obama direncanakan akan datang ke Indonesia pada bulan Maret akhir bulan. Kedatangannya berkaitan dengan rencana liburan presiden bersama keluarga, sekaligus aktivitas ceremonial mengenang masa kecil Obama di Indonesia. Beberapa tempat akan dikunjungi, diantaranya Jakarta dan Denpasar. Selain itu kunjungan obama juga akan membahas beberapa isu strategis terkait kerjasama bilateral yang sudah disepakati bersama pasca pertemuan APEC di Singapura. Dipastikan kedatangan Obama ke Indonesia akan membawa kebijakan baru bagi rakyat yang lebih tinggi derajat penindasannya. Kedatangan pimpinan Imperialis No. 1 dunia telah mendorong

aksi protes dari rakyat. Di Jakarta ratusan orang yang tergabung dalam FPR (GSBI, AGRA, ATKI, LPB, KPC, PC, FMN, CGM UBK, FMN Jakarta, PMKRI, GRI, INDIES dan berbagai organisasi lainnya) menggelar aksi protes bertempat di Bundaran Hotel Indonesia sebanyak dua kali. Aksi pertama dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2010, dan Aksi kedua diselenggarakan pada 18 Maret 2010. Dalam aksinya FPR menyatakan menolak kedatangan Obama ke Indonesia karena menjadi pimpinan imperialisme AS sebagai musuh rakyat di dunia. Selain itu FPR menyatakan bahwa SBY – Boediono adalah rezim boneka imperialisme AS yang menjalankan kebijakan ekonomi politik imeprialisme. Aksi penolakan serupa terjadi juga di Surabaya. Gerakan Pendidikan Nasional Melalui TOT Pada bulan Maret 2010 seluruh jajaran anggota Front Mahasiswa Nasional menggelar kegiatan pendidikan serentak seluruh nasional. Gerakan ini dikenal dengan Training of Trainer (TOT), yaitu gerakan pendidikan untuk menghasilkan tenaga trainer di Organisasi. Acara TOT merupakan tindak lanjut dari hasil Konferensi Pendidikan FMN di Purwokerto pada bulan November 2009. Acara sendiri dilaksanakan dari tanggal 15 Maret sampai tanggal 10 juli 2010, di sejumlah daerah. Kegiatan TOT pertama dilaksankan si wilayah Jawa Timur, tepatnya di Surabaya pada tanggal 15 – 18 Maret 2010. Dilanjutkan pada tanggal 24 Maret – 28 Maret 2010 di wilayah NTB dan Denpasar yang berlokasi di Mataram. Selanjutnya pada tanggal 31 Maret – 3 April 2010 di wilayah Jawa Tengah yang berlokasi di Wonosobo. Kelanjutan TOT dilakukan di wilayah Sumatra yang bertempat di Jambi pada tanggal 4 – 9 April 2010. Dilanjutkan wilayah Pontianak pada tanggal 7 – 10 April 2010. Selanjutnya yang terakhir wilayah Sulawesi pada tanggal 7 – 10 April 2010, bertempat di Makasar. Dengan TOT yang dijalankan oleh FMN, langkah perjuangan pemuda.### G

E L O

R

A

9


INTERNASIONAL Tolak Kenaikan Biaya Kuliah Bebaskan Presiden Dewan Mahasiswa Polytechnic University of the Philippines (PUP) dan Pimpinan Organisasi Mahasiswa Cheyser Soriano, Presiden Dewan Mahasiswa PUP dan Judy Anne Fabito, Pimpinan Liga Mahasiswa Filipina (LFS) adalah dua diantara lima mahasiswa yang ditangkap oleh petugas keamanan ketika melakukan aksi protes menolak kenaikan biaya kuliah (SPP) di Commission on Higher Education (CHED) Komisi Pendidikan Tinggi. Mereka kemudian dibawa kekantor Kepolisian daerah. Mahasiswa memprotes kenaikan biaya pendidikan yang sebelumnya diusulkan oleh Birokrat Kampus Universitas Politeknik Philipina ke Komisi Pendidikan Tinggi hingga 1666%. Kebijakan yang diambil oleh Komisi Pendidikan Tinggi dan Birokrat kampus tersebut oleh Mahasiswa Politeknik Philipina dinilai sebagai tindakan yang tidak demkratis, sebab sebelumnya Birokrat tidak pernah mensosialisasikan dan mengajak Mahasiswa mendiskusikan rencana kenaikan biaya pendidikan tersebut, kenaikan biaya kuliah tersebut malah hanya diumumkan lewat situs Internet. Kenaikan biaya kuliah tersebut akan mulai diberlakukan bulan Juni mendatang. Untuk Mahasiswa Baru dikenakan biaya $200 AS/ $ 1= 45 peso per Semester, Sebelumnya mahasiswa dibebankan 12 peso per Semester. Menurut Cheyser Soriano Presiden Dewan Mahasiswa, Universitas Politeknik Philipina adalah salah satu Perguruan tinggi yang terbaik di Philipina yang semestinya dapat diakses rakyat dengan biaya yang murah, akibat kenaikan biaya kuliah yang sangat tinggi ini menyebabkan banyak Mahasiswa terancam tidak dapat menyelesaikan kuliahnya, karena dikampus tersebut mayoritas Mahasiswa berasal dari keluarga miskin. Aksi protes ini dilakukan untuk mengutuk kebijakan pemerintah yang sudah mengabaikan keadaan pendidikan di PUP dan G

E L O

R

A

1 0

perguruan tinggi lainnya di Philipina. Mahasiswa juga mengkritik kebijakan pemerintah yang melepaskan tanggung jawabnya dengan penurunan anggaran pendidikan, sehingga sebagian besar perguruan tinggi-perguruan tinggi negeri menaikkan biaya pendidikannya, seperti juga dikampus Universitas Philipina (UP) yang sejak dua tahun lalu menaikkkan biaya pendidikannya hingga 300% . Dikampus PUP sendiri, meskipun dengan total jumlah Mahasiswa kurang lebih 60.000, 21 kampus mengalami penurunan anggaran hingga 43 juta Peso, disisi lain PUP dikenal sebagai kampus yang menjadi sandaran bagi mayoritas keluarga miskin untuk mengkuliahkan anak-anaknya. Menanggapi aksi protes tersebut, Rektor PUP Dr. Dante Guevara tetap akan mempertahankan kebijakan kenaikan biaya kuliah tersebut, Dia menegaskan bahwa karena angaran pendidikan turun maka mahasiswa

harus berkontribusi lebih dengan membayar kuliah lebih tinggi. Penangkapan atas Mahasiswa tersebut tidak menyurutkan semangat massa aksi lainnya untuk terus melakukan Aksi protes atas kebijakan birokrat yang dinilai tergesa-gesa dan tidak adil tersebut, Massa aksi juga bertekad untuk terus melakukan aksi dan menginap di depan kantor Komisi Pendidikan Tinggi tersebut untuk menunjukkan kepada seluruh rakyat bahwa kebijakan tersebt menunjukkan ketidak berpihakan pemerintah terhadap rakyat. Pertemuan Pemuda internasional di Turki Melawan Komersialisasi Pendidikan! Pendidikan adalah salah satu dari berbagai sektor yang terhujam sebagai dampak krisis global yang makin kronis ditubuh imperialis pimpinan AS saat ini, Komersialisai penidikan adalah salah satu wujud produksi Imperialisme dalam situasi


krisis, sehingga kesempatan rakyat untuk dapat mengenyam pendidikan akan semakin sempit, peluang untuk mendapatkan pekerjaan akan semakin terbatas. Dengan situasi yang demikian maka perjuanganpun harus mampu ditingkatkan secara kualitas dan kuantitas dengan cara dan metode yang lebih maju dan dijalankan secara konsisten.. Penyelesaian atas komersialisasi pendidikan serta berbagai persoalan lain didunia pendidikan tidak bisa dipandang sebagai perjuangan sektoral semata, tapi perjuangan Pemuda dan Mahasiswa melawan komersialisai pendidikan harus mampu disatukan dengan gerakan rakyat disektor lainnya terutama Buruh dan tani. Selain itu, persatuan gerakan rakyat secara Internasional juga memiliki peranan yang cukup penting, karena adanya kesamaan kepentingan atas ketertindasan akibat sistem busuk imperilaisme saat ini. Demikian dasar undangan pertemuan mahasiswa internasional yang akan di selenggarakan di Istambul, Turki. Inisiatif dari gerakan Pemuda Demokratik Baru-Turki (New Demokratic Youth) untuk mengkoordinasikan gerakan pemuda dan Mahasiswa diseluruh dunia adalah merupakan inisistif yang maju. Atas dasar pentingnya untuk melakukan pembelajaran bersama dan bertukar pendapat dan pengalaman dalam menjalankan pekerjaan organisasi (Pemuda dan Mahasiswa) diseluruh dunia sebagai langkah awal untuk menyatukan gerakan diseluruh dunia sehingga terdapat kesatuan pandangan, sikap dan tindakan secara Internasional dalam melakukan perjuangan, terutama perjuangan melawan Komersialisasi pendidikan, Pemuda Demokratik Baru-Turki mengadakan Simposium Internasional tentang Komersialisasi Pendidikan. Dalam symposium tersebut, seluruh peserta akan diajak untuk mendiskusikan dampak dari kebijakan imperialisme terhadap Pemuda, Mahasiswa, Buruh dan Sektor lainnya di Negara masing-masing. Setiap perwakilan Organisasi disetiap sektor dari setiap negara akan diminta untuk mempresentasikan situasi

umum dalam negeri, pengalaman perjuangan organisasi masing-masing disetiap negara, sehingga dapat melakukan penyimpulan bersama tentang situasi umum Nasional dan Internasional serta membentuk rancangan bersama. Kegiatan ini bagian dari usaha pemuda sedunia melawan komersialisasi Pendidikan. Bebaskan DR. SUNIL MANDIWAL, Seorang Akademisi Pembela Rakyat Dr. Sunil Mandiwal Seorang Profesor di Universitas Delhi ditangkap dalam suatu operasi gabungan militer di New Delhi, dia ada salah satu akademisi yang gigih dan konsisten memperjuangan hak rakyat. Pemerintahan india secara agresif telah melakukan

penangkapan secara besar besaran terhadap aktivis, tanpa dasar yang secara semena-mena telah memberi cap survesif bagi siapa saja menolak perampasan tanah dalam skala luas untuk kepentingan investasi. Sebagai Asisten Profesor Dayal Singh College, Dr. Sunil Mandiwal dikenal dengan sangat baik dan pekerja keras, dengan kampanyekampanye yang dilakukan atas segala

persoalan rakyat, dia selalu tampil dan berada digaris terdepan dalam setiap pertemuan dan kampanye untuk melawan segala bentuk kekejaman pemerintahan india terhadap rakyat. tindakan fasis pemerintah telah secara nyata terbukti dalam operasi Green Hunt, rejim telah berfihak terhadap perusahaan-perusahaan yang telah melakukan perampasan tanah terbesar dalam sejarah umat manusia setelah Cristoporus Columbus. Atas dasar tersebut Committee For The Release Of Political Prisoners (CRPP) Mendesak pemerintah untuk segera membebaskan Dr. Sunil Mandiwal tanpa syarat, disinyalir Dr. Sunil akan dipaksa dengan Intimidasi-

intimidasi dan penyiksaan untuk membuat suatu pengakuan yang kemudian digunakan untuk memukul balik Dia dipengadilan. CRPP juga menuntut kepada pihak kepolisian agar meminta maaf kepada keluarganya dan para pendukungnya setara terbuka, bahwa Dokter Sunil tidak melakukan kejahatan sama sekali.### G

E L O

R

A

1 1


KAMUS Borjuasi Besar Komprador Musuh Rakyat‌‌‌‌..

Di negeri Setengah Jaja- katkan keuntungan BBK, aspek masyarakat Indonesia dihamhan dan Setengah Feodal, ber- budaya dikonsolidasikan bat oleh kepentingan BBK unjalan dua hubungan produksi menurut sistem mereka, agar tuk mendapatkan ilmuwan kermenindas masyarakat, yaitu menghasilkan sarjana robot bau yang dapat digerakkan unhubungan produksi kapitalis kepentingan mereka. Ditangan tuk kepentingannya. Karena dan hubungan produksi feoda- BBK inilah imperialisme men- melihat kepentingan ekonomi lis. Dua hubungan produksi ini dapatkan bonekanya. dan politik BBK, maka BBK tertelah melahirkan klas borjuasi Karena hidup dari mo- masuk musuh dari aspirasi yang secara langsung ber- dal imperialisme, BBK anti ter- rakyat tertindas di Indonesia. hubungan dengan imperialUntuk mengetahui siapa isme. klas ini hidup dari sok- Borjuasi Besar Komprador BBK di Indonesia, kita bisa ongan modal imperialisme mengidentivikasinya dari menjadi klas penindas sehingga dia bisa melipat bagaima seseorang penrakyat gandakan modalnya dengan gusaha menjalankan promenjadi boneka bagi keduksinya. Dari mana topanpentingan imperialisme. Dia hadap aspirasi rakyat di negeri gan modal utamanya sehingga menjadi penyedia bagi kebutu- SJSF. Aspirasi rakyat untuk dia bisa menjalankan praktek han hidup imperialisme di In- mendapatkan perubahan se- produksi di Indonesia. Jika todonesia yaitu Sumber Daya cara ekonomi dan politik di pangannya dari imperialisme Alam, Tenaga Kerja Murah dan hambat oleh kepentingan eko- dan menjalankan kepentingan Pasar barang komoditas. Klas nomi dan politik BBK. Ke- imperilisme atas SDA, Tenaga inilah yang selanjutnya disebut pentingan tani mendapatkan kerja murah dan penyediaan sebagai Borjuasi Besar Kom- tanah bertentangan dengan pasar, maka orang demikian prador (BBK). monopoli yang dijalankan oleh bisa dikategorikan sebagai Dalam perkemban- BBK. Demikian juga kepentin- BBK. ### gannya BBK menjadi klas pen- gan buruh untuk indas rakyat. Hubungan BBK mendapatkan dan Imperialisme telah upah bertentanmenghasilkan banyak keuntun- gan dengan kegan dengan menjalankan prak- pentingan BBK tek kapitalis birokrat dan juga mendapatkan kemonopoli atas tanah. Pengua- untungan sebesarsaan supra struktur masyara- besarnya dari prokat ini telah mendesak seluruh duksi buruh. sektor mendukung kepentin- Demikian juga kegan imperialisme, meskipun pentingan pemuda BBK yang menjadi pelaksana. mahasiswa untuk Akibat monopoli tanah telah mendapatkan kemenyebabkan meluasnya pen- bebasan berekgangguran di pedesaan, yang spresinya untuk menjadi dasar bagi imperial- menembangkan isme untuk menciptakan pasar ilmu pengetahuan tenaga kerja murah yang berli- yang berguna bagi pat. Selain itu untuk mening- dirinya dan G

E L O

R

A

1 2


BUDAYA

Kewajaran Oleh : Mugianto

Dibawah pohon asam dipinggir sawah, Baruni sedang merenungi nasib yang sekian tahun mendampratnya dalam lubang kemiskinan. Ada sebuah kebimbangan mengintari hidupnya. Matanya nampak lelah setelah enam jam tersengat terik matahari. Belum lagi bekal dari istrinya untuk makan siang tidak juga datang. Demi mengobati rasa letihnya, ia mencoba menenangkan diri dengan bersandar pada batang pohon. Pikirannya menerawang jauh memahami nasib yang merenggut kebahagiannya. Karena hidupnya dihabiskan hanya berpacu mempertahankan kelangsungan hidup keluarganya. Tiga puluh lima tahun pasca kawin dengan Sumini, Ia langsung terjun sebagai buruh tani. Hidup serba kekurangan, hutang, ketiadaan, ejekan, tangisan, kecemburuan sosial menjadi makanan sehari-hari Baruni. Hingga mencetak tubuhnya seperti sebatang lidi. Kurus kering. Hiburannya cuma ada satu: Mendengarkan ceramah haji Toyib tiap ba’da isya dimasjid dengan kusyu. Haji itu selalu mengajarkan bahwa kemiskinan itu suatu takdir Tuhan. Miskin itu hal yang wajar. Katanya bilamana didunia ini tidak ada orang miskin, semua kaya, nanti bentuk amal sadaqah tidak ada. Siapa yang mau dikasih karena pada kaya? Untuk itulah orang miskin harus senatiasa sabar dan menerima keadaan, diakherat nanti mungkin akan mendapat balasan lebih baik. Bulan purnama menyinari sebagian pekarangan rumah Baruni. Cahanya bersaing dengan lampu kunangkunang yang sedang berlarian. Ma-

lam itu Baruni sedang memperbincangkan suatu hal bersama istrinya di teras rumah. Sesuatu yang sekian lama bersemayam disanubarinya. “ Bule, apa bener miskin itu ketetapan Tuhan?” “Lho.. Pakle itu bagaimana to? Ndak baik berpikiran seperti itu.” “Ndak baik kepiye Bule?” “Mempertanyakan sesuatu yang sudah semestinya diajarkan agama. Apa Pakle ndak pernah mendengarkan cermah Pak haji.” “ Gini Bule..kalau kita berpikir miskin

itu ketetapan Tuhan, artinya sama halnya kita itu mempertahankan kemiskinan itu sendiri. Karena kita selalu beranggapan bahwa miskin sebagai kewajaran, harus memang ada, sudah digariskan Tuhan. Bukannya orang miskin itu pasti ada sebabnya. Jika malas misalnya, ‘kan gak mungkin wong pakle kerja tiap hari. Kita sekarang harus berpikir kedepan Bule. Entah apalah yang menyebabkan kita miskin.” “He-he, Pakle..Pekle. Dapat pikiran darimana itu.” “Pakle ‘kan sering ikut rembugan

kumpulan (organisasi) Tani didesa sebelah yang baru didirikan kemarin.” “Bener juga Pakle, bag-bigbug Pakle kerja tapi hidup kita bukannya tambah enak. Malahan kian mencekik sakit sampai ubun-ubun.” Hari-harinya kini Baruni jalani dengan penuh semangat bekerja. Ia tahu bahwa nasibnya bisa dirubah. Tidak lagi seperti katak dalam tempurung. Ia lebih aktif untuk menghadiri perkumpulan tani dan urun rembug untuk kemaslahatan kaum tani. Ia sangat percaya bahwa Tuhan tidak akan merubah suatu kaum, jika bukan kaum itu sendiri yang merubahnya. Hidup dibawah kekuasaan tuan tanah dengan upah yang rendah merupakan permasalahan, bukan hal yang wajar. Dengan uang lima belas ribu per hari dihajar dengan harga kebutuhan pokok yang melangit, belum lagi biaya sekolah ketiga anaknya adalah topan yang menerpa kehidupan Baruni beserta keluarganya. Disisi lain, Ia pun mengamati haji Toyib selaku pemilik lahan makin hari kekayaannya kian bertambah. Kemarin saja sudah mendaftarkan diri lagi untuk naik haji tahun depan yang kedua kalinya. Usaha dagangnya semakin laris dikunjungi pembeli. Sedangkan Baruni sendiri sebagai abdi dalemnya cuma dijejali kehidupan akherat yang mewah nantinya jika mau bersabar dan menerima keadaan. Bagi haji Toyib, ini merupakan ancaman terhadap penumpukan kekayaannya. Karena makin hari Baruni bertambah cerdas semenjak G

E L O

R

A

1 3


aktif diorganisasi tani. Pernah beberapa kali Baruni meminta kenaikkan upah atas kerja yang dilakukannya seharian. Penambahan uang makan dan tunjangan keluarga. Tapi, semua itu hanya ditanggapi dengan senyum manis Pak haji. Katanya upah lima belas ribu sudah termasuk tinggi. Bila ditambah dengan uang makan dan tunjangan keluarga segala nanti keluarganya makan apa. Luluhlah hati Baruni waktu itu. Seperti biasa habis ba’da isya Pak haji memberikan ceramah barang lima belas menit. Raut muka Baruni nampak berbeda kali ini. Tidak terlalu antusias menyimak ceramah Pak haji. Apalagi beberapa kalimat sempat menyindir perasaan Baruni. “ Jadi yang perlu diperhatikan para Ibu Bapak jam’ah shalat isya. Kita itu harus bersyukur atas apa yang kita miliki dan hidup ini. Kita miskin, ya harus bersabar dan nrimo. Jangan malah nuntut yang enggak-enggak, merasa bahwa dirinya harus sekaya orang lain. Ini namanya tidak...bersyukur. Orang yang tidak bersyukur mendapat dosa.” Baruni merasa telinganya panas. Ia pun pulang terlebih dahulu sebelum ceramah selesai. Hatinya sedikit dongkol mendengarkan perkataan haji Toyib. Kenapa harus sampai dibawa-bawa di pengajian segala perseteruan dirinya dengannya garagara masalah sosial-ekonomi. Apa perlu orang sekampung tahu bahwa Baruni sedang menuntut kenaikkan upah dan kesejahteraan. Sungguh tidak etis jika yang terjadi seperti itu. Menggunakan payung agama dari hujatan demi mempertahankan kekayaan dan kekuasaan. Tengah malam saat penduduk tertidur pulas. Sekelompok perampok masuk rumah haji Toyib. Tuntutannya sederhana, mengambil segepok uang simpanan haji Toyib. Sudah jadi rahasia umum akal perampok itu lain daripada yang lain. DijeG

E L O

R

A

1 4

bolah atap rumah yang dapat mengantarkan mereka tepat dikamar haji Toyib. Mata maling adalah mata kucing. Dimana ada ikan asin diburunya tanpa kenal sekitar. Digasaknya brangkas berukuran empat kali lima meter. Yang sedang hamil uang senilai dua milyar. Telepati perampok itu sedang ampuh rupanya. Sambil tertawa kecil berlalulah mereka. Jam dinding memberitakan pingsan akut haji Toyib memakan waktu 120 menit. Gara-gara rumahnya digarong semalam tanpa ada sisa uang sedikitpun. Ludes. Baik uang modal dagang, ongkos haji, uang beli pupuk, bahkan upah Baruni. Prestasi maling yang hebat. Dipagi yang seharusnya para ibu rumah tangga sibuk menyiapkan sarapan untuk putra/putrinya malah berbondong-bondong nonton kasus perampokan terkejam. Hingga banyak anak harus merelakan diri berangkat sekolah tidak sarapan. Kini rumah haji Toyib dipasang police line. Para warga perlahan ditertibkan oleh polisi. Burung kutilang diteras rumah hanya berjingkrak-jingkrak. Resah dirinya pagi ini belum disapa oleh pemilik rumah. Istri haji Toyib masih sibuk membersihkan air mata yang sulit untuk dihentikan. Wartawan dari berbagai media mulai berdatangan, takut ketinggalan berita. Ada hal yang cukup menggelikan dalam peristiwa tersebut. Rupanya merampok pun butuh keamanan pribadi. Sebab ditemukan kotoran manusia berbentuk cair disamping pagar halaman. Polisi sulit mengidentifikasikan, apakah kotoran itu buangan perampok atau orang sengaja iseng. Perkiraan awal, itu kotoran salah seorang perampok. Didukung letaknya dekat dengan kran ledeng. Sangat memungkinkan itu digunakan buat cebok perampok. Kasus perampokan yang menjarah uang dengan jumlah fantastis tersebut terus diselidiki polisi guna menemukan jejak pelaku.

Malam ini masjid nampak lengang. Biasanya habis isya ada ceramah haji Toyib, namun ditetapkan libur. Disebabkan kondisi pak Haji masih labil. Baruni sedang khawatir upah seminggu ini tidak dibayarkan. Karena perampokan malam kemarin yang menimpa haji Toyib. Setelah berunding sama isterinya, diputuskan untuk menemui haji Toyib dirumahnya. Sampai disana, Pak haji sedang duduk termenung diruang tamu. Segelas kopi nampak kemebul diatas meja. “ Selamat malam Pak haji.” “Malam..silahkan masuk,” suaranya lirih. “Bagaimana kondisi Bapak, sudah agak tenang.” “Belum.” “Lho…kenapa Pak haji?” “Saya takut miskin Bar. Harta simpananku sekarang sudah ludes. Hanya sisa rumah, toko, dan sawah yang kau garap.” “ Ya..gak mungkinlah Bapak jatuh miskin. ‘kan bisa dibangun kembali. Sabar. Lagian miskin itu sudah ditakdirkan dan kewajaran. Kenapa harus takut?” “Gundulmu! Apakah kau tidak takut jika tidak bisa makan, berobat ke rumah sakit, plesiran, kerestoran, fitness, menyekolahkan anak, miliki mobil, sawah, pembantu, perhiasan bahkan kekuasaan. Enak saja dibilang wajar kalau miskin itu. Saya gak mau jadi orang miskin. Kalau toh saya miskin, saya harus perangi penyebab miskinnya saya.” “ ‘Kan Pak haji yang bilang sendiri tiap ceramah dimasjid ba’da isya. Miskin itu ya gak apa-apa. Harus bersabar dan menerima bahwa ini takdir Tuhan. Pak Toyib itu bagaimana!” “Ya..jangan disamakan dong. Masjid..masjid. Urusan rumah, rumah.” “Sungguh lebih hina daripada pencuri yang mencuri untuk makan,” bisik dalam hati Baruni. ***


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.