Perlawanan november 2007

Page 1

Bangkit - Beroganisasi - Berjuang

Imperialisme AS dan Rejim Boneka Amerika SBY-Kalla : Biang Kejahatan Kemanusiaan, Kerusakan Lingkungan dan Bencana Alam di Dunia dan Indonesia Pelanggaran hak-hak asasi manusia seringkali terjadi. Kini, kerusakan lingkungan dan bencana alam juga terus melanda negeri ini. Siapakah yang paling bertanggung jawab atas persoalan ini?

H

ari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional akan diperingati 10 Desember 2007 nanti. Setiap tahunnya, peringatan Hari HAM Internasional selalu dirayakan dengan aksi-aksi massa dari masyarakat menuntut hak-hak demokratis, baik hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Hal ini menunjukkan, pemenuhan atas hak-hak dasar rakyat Indonesia belum dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah yang berkuasa. Meskipun aturan-aturan perlindungan HAM telah tercantum dalam Peraturan internasional—Piagam HAM Universal, Kovenan Hak Sipil & Politik, Kovenan Hak Ekonomi, Sosial Budaya—ataupun UUD 1945. Hal nyata bisa terlihat dari kemiskinan yang semakin meluas, penggangguran merajalela, sekolah mahal dan kesehatan yang semakin langka, hingga kebebasan berpendapat

dan berserikat yang masih dikekang. Itulah sebabnya kita menganggap bahwa negeri ini sesungguhnya belum merdeka, karena rakyat Indonesia belum berdaulat di negerinya sendiri. Di saat yang bersamaan, pemerintah Indonesia akan menjadi tuan rumah dari sebuah hajatan besar internasional yaitu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tentang Perubahan Iklim (Climate Change), 313 Desember 2007. Pertemuan ini sendiri akan dibuka oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan akan dihadiri perwakilanperwakilan kepala negara di dunia, dengan agenda utama tentang “Perdagangan Karbon” dalam rangka mengantisipasi perubahan iklim

dan pemanasan global (Global Warming). Lazimnya pertemuan internasional kepalakepala negara di Indonesia, pertemuan ini sesungguhnya tidak bertujuan membantu rakyat Indonesia lepas dari krisis kehancuran lingkungan dan bencana alam yang semakin akut, tetapi hanya akan menjadi ajang bagaimana sang pelayan (pemerintah Indonesia) memberikan layanan yang sepuaspuasnya bagi sang majikan yaitu imperialisme. Imperialisme AS, Biang Kerok : Pelanggaran HAM, Teroris Dunia, Kerusakan Lingkungan dan Bencana Alam Dunia Berbicara tentang HAM, tidak bisa dilepaskan dari imperialisme Amerika Serikat (AS). Negeri yang diagungagungkan sebagai “polisi dunia” ini, justru telah menebar terorisme negara demi nafsu kaum borjuasi monopoli AS untuk mengeruk sumber-sumber bahan mentah (utamanya energi), pasar yang luas bagi produk-produk komoditinya dan tenaga kerja murah dari negerinegeri jajahan dan negeri-negeri setengah jajahan di berbagai belahan dunia. Selain itu, kebijakan agresif imperialisme AS terutama dalam kampanye melawan terorisme, justru telah melanggar batas-batas kedaulatan sebuah negara, politik intervensi dalam negeri dan pelanggaran terhadap hak-hak sipil dan politik. Bahkan untuk hal ini, imperialis AS tidak segan melakukan perang agresi, sebagaimana yang ditunjukkan dalam perang barbar di Irak dan Afghanistan. Atas dalih senjata biokimia dan demokrasi, AS melancarkan perang dan telah mengakibatkan jutaan warga sipil menderita. Apa yang dilakukan imperialisme AS di Iraq dan Afghanistan adalah bukti nyata pelanggaran HAM. Kebijakan perang agresi dan perang terhadap teror adalah hal yang disiapkan untuk


Bangkit - Beroganisasi - Berjuang

Dari Redaksi

Daftar Isi :

Salam Demokrasi! Tentu kita semua belum lupa, di awal tahun 2007 berbagai bencana menghampiri negri kita tercinta, Indonesia. Mulai dari kecelakaan di seluruh moda transportasi hingga bencana banjir yang meluas hingga pelosok negri. Kini, di penghujung tahun yang sama, belum nampak ada perubahan berarti dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kehidupan masyarakat melalui pemenuhan hak-hak dasar rakyat ataupun jaminan terhadap hak dasar tersebut. Buletin PERLAWANAN yang kembali hadir kali ini akan menyajikan sebuah analisa tentang peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional 10 Desember, tentang masih belum dipenuhinya hak-hak dasar rakyat oleh negara. Bertepatan dengan peringatan hari HAM Internasional 2007, sebuah agenda besar berupa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Internasional tentang Perubahan Iklim (Climate Change) juga di gelar di Nusa Dua Bali. Acara yang akan dihadiri oleh kepala negara dari seluruh penjuru dunia merupakan momen istimewa bagi seluruh gerakan massa demokratis untuk tampil menggelorakan perjuangan massa melawan dominasi imperialisme AS dan melakukan pemblejetan terhadap rejim boneka SBY-Kalla sebagai pelayan setia imperialisme AS. Masih di bulan Desember, FMN akan berencana menghadiri “You Act Education and Employment”, sebuah acara Kamp Pemuda Regional dalam mengembangkan aktifisme, membangun gerakan dan memperkuat solidaritas untuk pendidikan dan lapangan pekerjaan di Asia Pasifik yang akan diselenggarakan di Kathmandu, Nepal 12-15 Desember 2007. Sebelum masuk bulan Desember, agenda internal Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FMN juga akan diselenggarakan di Wonosobo untuk melakukan penilaian dan merumuskan program organisasi selama enam bulan kedepan.

FOKUS UTAMA Hal 1 & 3 Imperialisme AS dan Rejim Boneka Amerika SBY-Kalla : Biang Kejahatan Kemanusiaan, Kerusakan Lingkungan dan Bencana Alam di Dunia dan Indonesia AGENDA Hal 6 Sukseskan Rapat Pleno IV DPP FMN dan Gelorakan Perjuangan Massa Menuju Puncak Peringatan Hari HAM Internasional, 10 Desember 2007 GELORA KAMPUS Hal 7 Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta Bergejolak : Mahasiswa Tuntut Pencabutan SK Rektor tentang Pembatasan Masa Kuliah SOLIDARITAS INTERNASIONAL Hal 9 YOU ACT ON EDUCATION AND EMPLOYMENT: Kamp Pemuda Regional dalam Mengembangkan Aktifisme, Membangun Gerakan dan Memperkuat Solidaritas untuk Pendidikan dan Lapangan Pekerjaan di Asia Pasifik, Kathmandu, Nepal 12-15 Desember 2007 BUDAYA Hal 11 Budaya Pasifisme : “Keterbelakangan Budaya yang Harus Diperangi”

Tidak ketinggalan, aksi-aksi massa yang terus bergelora di kampus dan berbagai kegiatan perjuangan massa turut mewarnai edisi ini. Juga tentang budaya pasifisme yang kini menggejala di kalangan anak muda Indonesia. Akhirnya, memperkuat konsolidasi organisasi untuk menutup tahun 2007 dengan perjuangan massa yang jauh lebih bergelora menjadi sebuah pekerjaan penting bagi organisasi, bagi seluruh gerakan massa demokratis tentunya. Selamat Membaca! Perkuat Konsolidasi, Perhebat Perjuangan Massa!

Diterbitkan oleh Pimpinan Pusat Front Mahasiswa Nasional Penanggung Jawab: Ridwan Lukman Pimpinan Redaksi: Oki Firman Febrian Dewan Redaksi: Ridwan Lukman, Oki Firman Febrian, Catur Widi, M. Burhanuddin, Shohib Anshary, Ahmad Fredy, Aulia Agastani Koresponden: Eka Prasetya (Medan), Umi Syamsiatun (Jambi), Desmon S (Palembang), Merwanda Yusandi (Bandar Lampung), Ucok Irfan (Jakarta), Dewi Amelia Eka Putri (Bandung), Natilah Coriah (Garut), NN (Purwokerto), Lukman Aryo Wibowo (Wonosobo), Yogo Daniyanto (Jogjakarta), Heri Suprianto (Jombang), Triana Kurnia (Malang), Ayus (Surabaya), Afandi (Lamongan), Nandang (Denpasar), Mario Kulas (Mataram), Zainul Kirom (Lombok Timur), Iwan Lamangga (Palu), Robby (Kalbar) Alamat Redaksi : Kampung Jawa Rawasari No. 34 B RT 011/RW 09, Kelurahan Cempaka Putih-Jakarta Pusat, 10570 Telepon: 0815 5363 3082 Email: perlawananfmn@yahoo.com Rekening: No. Rek 0005485263 BNI Cab. UI Depok atas nama Seto Prawono. Redaksi menerima saran, kritik, masukan dan tulisan dari setiap pembaca. Dapat dikirim ke alamat atau via email. Redaksi menerima saran, kritik dan sumbangan tulisan berupa naskah, artikel, berita serta foto jurnalistik yang tidak bertentangan dengan Konstitusi FMN. Tulisan ditulis pada kertas kwarto, spasi satu setengah, huruf times New Roman 12, diutamakan dalam bentuk Microsoft Word, dan dikirim via email bulletin Perlawanan atau alamat Redaksi Perlawanan.


FOKUS UTAMA memperluas cengkraman imperialis AS terhadap suatu negeri, salah satunya dengan memperkuat industri militer dan memperluas pengaruh militernya. Tahun 2005, negara-negara dunia menghabiskan budget militer 1 triliun dollar AS. Imperialis AS menempati urutan teratas dengan pengeluaran sebesar 48% dari total pengeluaran sebesar 68% dari 6 negara urutan teratas (AS, Inggris, Prancis, Jepang, Cina dan Jerman). Tahun 2006, AS menghabiskan 537,6 miliar dollar AS. Jika dihitung sejak 1917-2003, imperialis AS telah menghabiskan dana untuk industri militer 7,009 miliar dollar AS. Selain itu, AS memiliki 9 unit komando di seluruh benua, dan menempatkan sekitar 1,36 juta personelnya. Imperialis AS juga membangun 860 instalasi militer asing di 43 negara, 40 diantaranya adalah pangkalan militer, kerjasama pertahanan dengan 56 negara, dan cadangan nuklir, serta senjata biologi dan kimia terbesar (termasuk 10.600 hulu ledak nuklir). Inilah yang digunakan imperialis AS untuk memperkuat dominasi di belahan dunia, utamanya di negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan. Selain itu, Imperialisme AS juga menggunakan segala dayanya untuk melakukan dominasi dengan menggunakan lembaga-lembaga internasional seperti Bank Dunia (World Bank), Dana Moneter Internasional (IMF) dan World Trade Organization (WTO) atau melalui kerjasama-kerjasama bilateral dan regional untuk menjalin kerjasama yang timpang. Dengan lembagalembaga ini, AS memaksakan pemberian kucuran hutang, kerjasama infrastruktur, pembukaan jasa dan perdagangan seluasluasnya untuk negeri-negeri imperialis. Salah satunya yang tekait dengan pendidikan adalah penerapan General Agreement on Trade and Services (GATS) WTO yang memberikan kesempatan investasi di bidang pendidikan dan penguasaan kekayaan intelektual melalui kebijakan Trade-Realeted Aspect of Intellectual Property Rights (TRIPS) WTO. Dan konsekuensi dari kerjasama-kerjasama yang dibangun adalah pembatasan pengeluaran untuk sektor publik (masyarakat), sehingga mengakibatkan kebutuhankebutuhan rakyat, seperti pendidikan, kesehatan, air bersih, transportasi dan lain sebagainya semakin sulit didapatkan.

Bangkit - Beroganisasi - Berjuang Berdasarkan beberapa hal di atas, pembangunan gedung–gedung tinggi imperialisme AS sesungguhnya di negara–negara besar/imperialis adalah Penjahat HAM dan Teroris inilah yang menjadi penyebab Nomor 1 di dunia. Dia bukan saja pemanasan global. Bagaimana telah mengakibatkan jurang terjadi perubahan iklim yang begitu kemiskinan yang semakin akut di extrim di seluruh dunia, musim yang dunia, atapupun pelanggaran HAM tidak lagi bisa ditebak dan musim lainnya seperti dalam tragedi kemarau serta panas yang lebih kemanusiaan di Irak dan Afghanistan panjang dari biasanya. Banjir dan dan upaya-upaya lain dalam selubung longsor yang menghantui setiap saat, kampanye global bernama perang gunung meletus, gempa dan tsunami terhadap terorisme. semakin sering terjadi, dampak dari Saat ini, dunia juga berhadapan itu adalah munculnya bencana dengan ancaman kerusakan kemanusiaan di berbagai belahan lingkungan dan bencana alam secara bumi terutama di negara–negara meluas akibat perubahan iklim dan miskin dan berkembang. Kelaparan pemanasan global. Hal inipun tidak dan kemiskinan sebagai akibat dari terlepas dari praktek keserakahan hancurnya kesuburan tanah dan imperialisme. Pemanasan Global kemarau yang berkepanjangan merupakan hasil dari pembuangan adalah bencana yang setiap saat emisi gas dan efek rumah kaca, hal menghantui, banjir dan tanah longsor ini disebabkan oleh proses menjadi bahaya berikutnya ketika peningkatan konsentrasi gas rumah musim hujan datang. Di eropa terjadi kaca karbon dioksida (Co2), nitrogen musim panas dengan suhu yang jauh oksida (NOx), metan (CH4), ozon lebih tinggi dan musim yang lebih troposferik (O3) dan uap air. Dalam panjang, penyakit dan kematian prosesnya, emisi gas menghasilkan menghantui akibat hal ini. gas nitrogen yang mengandung Efek dari pemanasan global asam, gas ini yang akan memenuhi sebagai akibat dari penggunaan emisi lapisan ozon. Efek rumah kaca gas dan efek rumah kaca inilah yang meningkatkan panas suhu di antara telah menginspirasi lahirnya KTT bumi dan lapisan ozon. Ketika hujan Bumi tahun 1992 yang hasilnya turun, air yang mengenai permukaan disepakati mulai tahun 1994. Inilah bumi mengandung asam yang yang mendorong lahirnya Protokol berakibat pada kerusakan alam. Tentu Kyoto di Rio de Jenairo Brasil, tentang saja, efek rumah kaca juga pembatasan penggunaan emisi gas mempengaruhi tidak stabilnya untuk menekan efek rumah kaca. keadaan iklim. Hal ini adalah dampak Tetapi hal ini tidak mau dilaksanakan dari industrialisasi serta oleh AS. Penolakan AS terhadap pembangunan gedung-gedung tinggi Protokol Kyoto, disebabkan secara besar-besaran, dengan kebutuhan AS yang begitu besar penggunaan bahan bakar fosil yang terhadap energi fosil (minyak) untuk begitu besar. menopang jalannya industri di negara Proses pemanasan global mulai mereka (AS adalah negeri yang terjadi sejak revolusi industri di Eropa menggunakan sekitar 20 persen total yang kemudian merambah ke cadangan minyak dunia). Menurut Amerika Serikat (AS), dimana catatan, warga AS menggunakan industrialisasi berlangsung secara pendapatan dan daya beli per kapita besar–besaran tanpa memperhatikan 8 kali lebih besar dan melepaskan keseimbangan lingkungan. Sejak proporsi karbondioksida, lebih tinggi revolusi industri, suhu rata-rata dibandingkan orang di tempat lain. permukaan meningkat +/- 0.6°C. Beberapa dampak lain adalah; Industrialisasi besar-besaran ini jutaan orang diperkirakan mengalami sebagai akibat perkembangan lebih kebanjiran tiap tahun akibat lanjut kapitalisme ke tahap permukaan laut naik pada 2080, kapitalisme monopoli (imperialisme) sebagian besar di Asia & Afrika. Pada yang selalu berupaya melakukan 2050 diperkirakan ada 200 juta produksi barang secara massal dan pengungsi iklim (IPCC, 2000). mengakibatkan anarkisme pasar Menurut perusahaan Asuransi Swiss guna mendapatkan untung besar Re, 90% dari bencana terkait iklim (super profit) dari pasar dan tentu saja terjadi di Asia. Cuaca panas sekali, buruh yang menjual tenaga kerjanya. gelombang panas dan hujan lebat Ekspoitasi alam besar–besaran di kemungkinan besar akan lebih sering. negara miskin dan berkembang (atau Ketersediaan air berkurang 10-30% lebih tepat negeri-negeri jajahan dan di beberapa kawasan, terutama setengah jajahan) serta proses daerah tropik kering. Diperkirakan pembangunan industri dan musim hujan lebih pendek, curah


Bangkit - Beroganisasi - Berjuang hujan lebih intensif, meningkatkan cadangan yang besar, ramah boneka Amerika. Sebagaimana risiko banjir. Cekaman kekurangan air lingkungan dan murah. Inilah juga dengan tuannya, rejim boneka akan menimpa jutaan orang di Asia yang mendorong kenapa harga amerika SBY-Kalla juga penuh Pasifik. Produktivitas pertanian turun minyak dunia meningkat hingga dengan catatan pelanggaran HAM, di daerah tropik bahkan jika mencapai 98 dollar AS per barel. baik terhadap soal-soal hak sipil, perubahan suhu kecil: risiko Dalam pertemuan G-8 (8 negara– politik, ekonomi, sosial dan budaya. kelaparan, 65 negara berkembang negara industri besar) di Jerman Kasus-kasus pelanggaran HAM akan kehilangan sekitar 280 juta ton tahun ini, isu yang paling panas berat di masa lalu seperti tragedi potensi produksi sereal, 16% dari dibicarakan adalah persoalan global massal 1965, peristiwa Tanjung Priok, hasil pertanian (FAO) dan setiap warming dan perubahan iklim global, Talangsari, tragedi trisakti dan Mei peningkatan suhu 1 derajat akan dan bagaimana mencegah serta 1998, Semanggi I dan II ataupun terjadi panen padi turun 10% (IRRI). mengurangi dampaknya terhadap kasus Munir hingga kini tetap Perubahan iklim dan kerusakan kemanusiaan. Tidak heran jika salah dibiarkan mengambang oleh lingkungan akan menyebabkan satu hasilnya adalah penggunaan pemerintah. Di lapangan ekonomi, peningkatan kemunculan penyakit energi yang ramah lingkungan, sosial, budaya apalagi, kemiskinan lama dan penyebaran penyakit baru. lahirlah kesepakatan untuk yang semakin meninggi, sekolah Akibat perubahan iklim, 6,8 juta pengembangan biofuel (minyak dari yang semakin mahal, pengangguran kematian di dunia per tahun. sumber hayati) yang berasal dari merajalela, biaya kesehatan yang sulit Kematian dan penyakit meningkat tanaman jarak dan kelapa sawit, serta terjangkau, mahal dan langkanya terkait cuaca panas. proyek penghijauan kembali harga-harga barang kebutuhan Global Warming juga (perdagangan karbon). pokok, menjadi bukti pelanggaran menyibakkan krisis energi di tubuh Bisa d tebak pada akhirnya adalah rejim SBY-Kalla terhadap hak-hak imperialisme sebagai cerminan krisis pengembangan bahan mentah untuk dasar rakyat Indonesia. umum imperialisme. Eropa biofuel yaitu jarak dan kelapa sawit Pemuda dan mahasiswa di dihadapkan dengan ancaman dilakukan di negara–negara jajahan Indonesia, juga merasakan lingkungan yang semakin serius, mereka. Penanaman tanaman jarak bagaimana rejim ini telah mencairnya gletser atau es di kutub dan kelapa sawit dilakukan oleh menelantarkan masa depan generasi utara yang akan semakin menaikan rejim–rejim boneka secara besar– penerus bangsa ini. Tugas untuk permukaan air laut dan mengancam besaran, tentu saja yang dikorbankan mencerdaskan bangsa telah timbulnya gelombang tinggi dan badai adalah tanah serta hutan rakyat yang dilanggar oleh rejim boneka ini. Rejim yang efek jangka panjangnya adalah sedianya sebagai sandaran ekonomi ini tidak memberikan dana pendidikan daratan yang sebagaimana b i s a a m a n a t tenggelam. konstitusi A p a l a g i sebesar 20 b a n y a k persen, bahkan daerah di u n t u k Eropa lebih peningkatan rendah dari anggaran permukaan air s e c a r a laut. Itulah bertahap saja sebabnya Uni t i d a k Eropa melalui dijalankan. Jerman begitu Rejim SBYk e n c a n g Kalla juga mengecam membiarkan kebijakan arus privatisasi industri AS. pendidikan Sementara s e m a k i n perkembangan m e l u a s , p o l i t i k t e r u t a m a internasional dengan upaya Aksi menolak global warming : Industrialisasi besar-besaran Imperialisme salah satu penyebab pemanasan global dan perubahan iklim. juga begitu mengesahkan cepat, menipisnya cadangan minyak rakyat (kaum tani). Atau dengan cara Rancangan Undang-Undang Badan dunia serta kebijakan negara “cuci dosa” imperialisme dengan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Di penghasil minyak terbesar dunia (Iran pembelian karbon dengan sisi yang lain, rejim ini juga dan Venezuela) yang anti AS mengembangkan pemulihan hutan. membungkam kebebasan menyebabkan suplai minyak AS berpendapat dan berorganisasi di menjadi terhambat, sementara Rejim Boneka, SBY-Kalla : Si kampus-kampus. Sementara hak kebijakan invasi/perang imperialis AS Pelayan Setia Imperialisme AS untuk mendapatkan lapangan seperti yang dilakukan kepada Iraq Bagaimana dengan kedudukan pekerjaan yang layak masih jauh dari dan Afganistan tidak lagi populis. pemerintah Indonesia? Pemerintah harapan. Banyak lulusan sekolah dan Sementara negara imperialis lainnya saat ini tidak lain adalah perguruan tinggi di negeri ini yang (terutama Rusia dan China) mulai pemerintahan boneka imperialisme. menganggur atau sekedar bekerja mengembangkan potensi energi dari Karena imperialisme saat ini berada dengan upah pas-pasan dan rentan gas, batubara dan energi alternatif di bawah dominasi imperialisme AS, terhadap PHK akibat sistem kontrak. lainnya yang lebih menjanjikan karena rejim di dalam negeri adalah rejim Dengan demikian, rejim SBY-Kalla


adalah Pelanggar HAM No. 1 di Indonesia! Terkait dengan KTT Internasional tentang perubahan Iklim di Indonesia, kita pun akan menyaksikan panggung transaksi antara tuan dan pelayan-nya. Selama ini pula, rejim juga berperan besar terhadap kerusakan lingkungan di Indonesia, hutan–hutan Indonesia dibabat dan dibakar demi suplai kayu untuk tuan imperialisnya. Petani pinggir hutan diusir dengan dalih perambah hutan. Tanah dan tambang dieksploitasi habis–habisan demi memuaskan nafsu serakah kebutuhan suplai energi dan kekayaan tuan imperialis mereka, sementara rakyat di sekitarnya hidup dalam garis kemiskinan. Sebagai catatan, sekitar 2 juta Hektar (Ha) hutan tropis Indonesia telah terbakar. Kerusakan lingkungan yang berdampak pada iklim juga berdampak pada pertanian yang tidak dapat lagi diandalkan. Musim kemarau yang lebih panjang menimbulkan hilangnya kesuburan tanah, kemudian banjir dan longsor saat musim hujan, mengakibatkan gagal panen yang sering tejadi. Diperkirakan pada tahun 2080, sebagian Sumatera dan Kalimantan 10-30% lebih basah pada musim hujan; Jawa dan Bali 15% lebih kering. Variasi musiman dan cuaca ekstrim seperti El Nino diduga meningkatkan resiko kebakaran hutan dan lahan, terutama di Selatan Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Kemungkinan hujan terlambat 30 hari sekarang mencapai 9-18% dan tahun 2050 mencapai 30-40%. Pada akhirnya, urbanisasi ke kota–kota besar dengan harapan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik walaupun harus menjadi buruh dengan upah murah disertai kondisi kerja memprihatinkan dan rentan terhadap PHK menjadi pilihan kebanyakan pemuda desa saat ini. Sementara penggenjotan pembangunan infrastruktur perkotaan, gedung-gedung pencakar langit, perumahan mewah ataupun mall-mall juga mengancam. Diperkirakan, 160 km2 dari kota Jakarta akan terendam air, termasuk Kelapa Gading, Bandara Sukarno-Hatta dan Ancol (Susandi, Jakarta Post, 7 Maret 2007). Dimana, tinggi air Teluk Jakarta naik 57 mm tiap tahun. Di Bali, kerusakan Ekosistem 140 titik abrasi dari sekitar 450 bentangan garis pantai, + perubahan iklim = air laut naik 6 m, Kuta dan Sanur tergenang pada 2030 (Bali post 16 Agustus 2007). Ketika ada kebijakan negara imperialis untuk pengembangan energi alternatif (biofuel), rejim boneka imperialis di Indonesia pun menuruti. Ketika Bush berkunjung di Indonesia tahun lalu, salah satu kerjasama yang disepakati antara AS dan Indonesia adalah tentang pengembangan bioenergi. Di Indonesia, ribuan hektar hutan dikonversi menjadi perkebunan sawit dan jarak, tanah yang seharusnya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rakyat dipaksa untuk mengikuti komoditas pasar dengan ditanami jarak dan kelapa sawit. Sementara proyek penghijauan hutan pun lebih banyak di gunakan untuk mendapatkan hutang baru dengan dalih untuk biaya penghijauan (reboisasi) hutan kembali, yang ujung–ujungnya digunakan oleh kapitalis birokrat untuk memperkaya diri dan menjalankan tender penanaman jarak dan kelapa sawit. Pemerintah Indonesia merencanakan untuk melakukan Ekspansi seluas 20 juta ha sampai tahun 2020, saat ini luas lahan kelapa sawit di Indonesia mencapai 7,238,063 Ha. Penggunaan kelapa sawit sebagai bahan energi alternatif juga telah menyebabkan mahal dan langkanya minyak goreng di pasaran, karena mahalnya harga CPO (bahan dasar minyak sawit). Ataupun statemen SBY berikut ini ; “Jika suara Indonesia semakin didengar, kata Presiden, Negara ini akan

Bangkit - Beroganisasi - Berjuang mendapatkan keuntungan yang konkret dalam kerjasama global, misalnya dalam bentuk fund (dana) ataupun transfer teknologi untuk mengelola dampak perubahan iklim.” (Kompas 25/9/2007) Artinya, pertemuan KTT Internasional tentang Perubahan Iklim tidak lebih dari pertemuan yang akan digunakan negara-negara imperialis untuk memaksakan kehendaknya akan kebutuhan dan keserakahan mereka. Agenda utama yang akan dibahas adalah terkait “Perdagangan Karbon”, yaitu upaya dari negeri-negeri imperialis untuk beralih dari tanggung jawabnya mengurangi emisi karbon, tetapi dia akan membeli hutan (konservasi hutan) untuk menyerap kadar karbon yang dilepaskan. Siasat jahat ini bisa disebut sebagai upaya cuci tangan dari imperialisme. Semua itu karena, mereka akan terus memproduksi secara besar-besaran, sehingga mereka akan terus membutuhkan pasokan energi dari negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan. Kebijakan tersebut akan dilaksanakan rejim negara boneka, tak terkecuali di Indonesia. Bagi pemerintah Indonesia, momen ini tidak lebih dari usaha untuk mendapatkan hutang baru, dengan dalih demi penghijauan hutan kembali (konservasi) di Indonesia. Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global tidak lebih dari hasil pekerjaan dari negara–negara imperialis sebagai akibat dari proses industrialisasi yang tidak memperhatikan aspek lingkungan hidup dan lebih banyak mengikuti nafsu serakah mereka. Sementara rejim SBY– Kalla hari ini yang berkedudukan sebagai boneka imperialisme AS adalah pelayan setia yang akan selalu melaksanakan segala kebijakan dan perintah dari tuan imperialisnya dan tidak akan pernah memperhitungkan penderitaan rakyat, sebagai akibat kebijakan yang dikeluarkannya selama itu menguntungkan mereka. Dengan begitu, kita akan melihat bahwa isu–isu lingkungan ini juga tidak terlepas dari strategi dan kepentingan imperialisme untuk melanggengkan kekuasaan serta melakukan penindasan yang lebih hebat kepada rakyat bersama dengan “mitra lokal”-nya yaitu Rejim Boneka Imperialisme AS, SBY-Kalla yang merupakan kekuasaan bersama Borjuasi Besar Komprador, Tuan Tanah Besar dan Kapitalisme Birokrat. Terus Perjuangkan HAM, Tolak KTT Internasional Perubahan Iklim Berangkat dari paparan di atas, tindakan yang harus di ambil oleh rakyat Indonesia termasuk pemuda dan mahasiswa adalah terus memperjuangkan HAM. Bukan semata-mata soal kewajiban negara terhadap rakyat, lebih dari itu untuk menunjukkan bahwa kedaulatan sesungguhnya berada di tangan rakyat. Jika hak-hak dasar rakyat tidak dipenuhi, maka tidak ada kemajuan bagi bangsa dan rakyat Indonesia. Terkait dengan KTT Internasional Perubahan Iklim, sudah sepatutnya pertemuan tersebut di tolak, karena tidak akan memberikan sesuatu yang berarti bagi rakyat Indonesia. Untuk itu, seluruh kekuatan rakyat dari berbagai sektor; klas buruh, kaum tani, pemuda dan mahasiswa, kaum perempuan, dan berbagai kelompok demokratis harus menggelorakan aksi-aksi sektoralnya menuntut hakhaknya dan bersatu dalam sebuah front perjuangan untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia secara bersama. Berkaitan dengan KTT Internasional tentang Perubahan Iklim, hal ini pun harus disikapi secara bersama, sebagai sebuah bukti bahwa rakyat Indonesia tidak membutuhkan kehadiran forum picisan tersebut, apalagi hasil-hasilnya.#


AGENDA

Bangkit - Beroganisasi - Berjuang

Sukseskan Rapat Pleno IV DPP FMN dan Gelorakan Perjuangan Massa Menuju Puncak Peringatan Hari HAM Internasional, 10 Desember 2007

S

atu tahun lebih telah dilewati oleh Front Mahasiswa Nasional (FMN) sejak Kongres II di Bandung diselenggarakan pada bulan September 2006. Buah keberhasilan serta berbagai torehan kegagalan tentu saja mewarnai perjalanan organisasi yang terus berupaya untuk meningkatkan kualitasnya menuju organisasi massa mahasiswa yang sejati. Ormas mahasiswa yang benar-benar mampu hadir menjadi alat perjuangan sekaligus sebagai pelayan setia bagi massa, rakyat Indonesia.

dari seluruh penjuru dunia. Konferensi yang akan dibuka oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ini membahas agenda utama tentang “Perdagangan Karbon� dalam rangka mengantisipasi perubahan iklim dan pemanasan global (Global Warming) Momen ini adalah saat yang tepat untuk menggelorakan perjuangan massa, untuk terus meningkatkan kadar perjuangan massa ke tingkat yang lebih maju sekaligus ajang untuk memperkuat konsolidasi serta memperluas pengaruh politik di kalangan massa dan gerakan massa terkait dengan garis umum perjuangan Songsong dan Sukseskan Pleno IV DPP Demokrasi Nasional. Bersamaan dengan di gelarnya Akhir November ini, organisasi kembali menggelar acara ini, kita juga meresponnya dengan melakukan aksi hajatan besar Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat (DPP) nasional serentak pada tanggal 10 Desember 2007 di IV, sebagai media penilaian, kritik-oto kritik atas kinerja Denpasar, Jakarta dan kota-kota besar lainnya di organisasi enam Indonesia. b u l a n Sebelum sebelumnya dan aksi puncak 10 m e n y u s u n Desember pekerjaan politik 2007, penting dan organisasi kiranya di enam bulan k a m p u s kedepan. Tentu k a m p u s saja, seluruh dikobarkan pemeriksaan ini perjuangan dilakukan dalam massa dalam rangka upaya berbagai variasi besar organisasi sebagai upaya untuk terus u n t u k belajar dan memperluas Gelorakan gerakan massa, lahirkan aktifis-aktifis massa. memperbaiki diri propaganda di atas praktek. Terus berusaha untuk mengembangkan kalangan massa mahasiswa, untuk menarik dukungan kemampuan dalam kerangka membangun serta mereka dalam puncak kampanye massa. Untuk itu, kerjamemperluas gerakan massa demokratis di Indonesia. kerja propaganda massa dan pengorganisasian massa Mengingat kedudukannya yang begitu penting, harap dipersiapkan dengan terencana. Kampus-kampus partisipasi dari seluruh anggota organisasi khususnya besar dan kampus-kampus negeri yang mempunyai anggota DPP FMN untuk mendukung dan mensukseskan pengaruh luas secara politik harus dijadikan sasaran agenda ini harus menjadi perhatian. Partisipasi aktif propaganda dan perjuangan massa dengan mengangkat seluruh jajaran organisasi tentu akan sangat menentukan tuntutan-tuntutan konkret di masing-masing kampus. keberhasilan agenda ini. Harapan besar dari hajatan ini Upaya yang tidak kalah penting untuk dilakukan adalah adalah, penilaian komprehensif atas seluruh pekerjaan mempersiapkan semaksimal mungkin kekuatan internal sehingga dapat melahirkan rangkaian program yang organisasi dengan memperkaya metode-metode untuk benar-benar mampu menjawab serta memecahkan mengkonsolidasikan anggota dan massa. Semakin massif problem-problem mendasar yang tengah dihadapi oleh tingkat konsolidasi yang dilakukan, kekuatan internal yang massa. terbangun dipastikan juga akan semakin besar. Gerakkan Forum ini sekaligus sebagai media konsolidasi seluruh potensi dan kemampuan organisasi yang dimiliki organisasi, memperkuat barisan untuk kemudian kembali untuk menyongsong dan memeriahkan puncak kampanye tampil dalam gelora perjuangan massa yang lebih hebat. massa ini. Mari dengan segala upaya, kita sukseskan Pleno IV DPP Pekerjaan penggalangan front juga tidak dapat di sebagai langkah konsisten meningkatkan kapasitas tinggalkan sebagai upaya memperbesar kekuatan dan organisasi, sebagai usaha nyata memperjuangkan hak- mengucilkan lawan. Tentu saja harus tetap bersandar pada hak demokratis pemuda mahasiswa Indonesia. prinsip-prinsip front yang telah digariskan oleh organisasi. Pun demikian dalam pelaksanaan puncak kampanye Gelorakan Perjuangan Massa Menuju Puncak massa di lapangan. Rencana setting aksi yang mantap Kampanye Peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) disertai dengan perangkat aksi yang handal dan didukung Internasional, 10 Desember 2007 dengan atribut serta perlengkapan aksi yang menarik akan Hari HAM Internasional akan segera kita songsong membuat kampanye yang dilakukan mendapat sambutan tanggal 10 Desember 2007 nanti. Bertepatan dengan positif dari massa dan memenuhi target yang telah kita peringatan ini, di Nusa Dua Bali 3-13 Desember juga akan rencanakan. diselenggarakan sebuah forum internasional Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tentang Perubahan Iklim (Climate Selamat Bekerja! Change) yang akan di hadiri oleh kepala-kepala negara Majukan Terus Perjuangan Massa!


GELORA KAMPUS

Bangkit - Beroganisasi - Berjuang

Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta Bergejolak : Mahasiswa Tuntut Pencabutan SK Rektor tentang Pembatasan Masa Kuliah Hak untuk mendapatkan suasana belajar yang demokratis dan bebas tekanan dari pihak manapun adalah satu dari sekian hak demokratis pemuda mahasiswa yang harus dijamin keberadaannya. Akan tetapi hal ini menjadi sesuatu yang berharga mahal di kampus–kampus Indonesia.

K

ebebasan yang menjadi hak kita bersama untuk memajukan taraf berfikir dan berpraktek di tengah-tengah masyarakat, sebagai upaya mendapatkan gagasan-gagasan baru untuk mengenali persoalan, merumuskan akar persoalan, mencari tahu penyebabnya, menggali potensi-potensi penyelesaiannya sampai berupaya dengan keras mendapatkan jawaban dari persoalan yang ada. Sehingga upaya memajukan tindakan dengan menyediakan ruang berekspresi dan berorganisasi harus terus di wujudkan. Akan tetapi, demokratisasi di kampus tidak berlaku di Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta. Awal Agustus 2007, pihak Rektorat telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Rektor ISI No.1029 tentang Batas Akhir Masa Studi hingga 30 Agustus 2007 bagi mahasiswa angkatan 2000. Membatasi masa studi mahasiswa angkatan 2000 dari 15 semester menjadi hanya 14 semester, sehingga bila mahasiswa tidak menyelesaikan studi selama batas waktu yang telah ditentukan akan dinyatakan mengundurkan diri secara sepihak oleh kampus. Pengambilan keputusan ini, menurut mahasiswa dilakukan secara sepihak oleh rektor karena tidak melibatkan mahasiswa dalam pengambilan kebijakan. Akibatnya, pada awal kuliah banyak mahasiswa yang di paksa untuk mengundurkan diri dari kampus, sebuah praktek yang menggambarkan secara jelas wajah asli pendidikan Indonesia yang

represif dan tidak mengedepankan proses demokrasi. Mahasiswa Tidak Tinggal Diam, Aksi Terus Dilakukan Menanggapi SK Rektor tersebut, mahasiswa ISI berupaya melakukan protes. Aksi protes pertama dilakukan selama satu minggu dari tanggal 13-17 Agustus 2007 bertempat di kampus ISI Jogjakarta, di ikuti oleh 30 orang massa aksi yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa ISI (GEMAS). Aksi juga di dukung oleh Front mahasiswa Nasional (FMN) dan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), yang turut membantu memperluas dukungan solidaritas perjuangan mahasiswa ISI. Aksi yang di mulai dari student center Parangtritis ini disertai happening art, menuntut untuk bertemu dengan rektor ISI untuk dimintai pertanggung jawaban. Akan tetapi rektor hanya mau bertemu dengan perwakilan mahasiswa yang tentu hal tersebut di tolak oleh massa aksi. Massa aksi akhirnya memutuskan menginap di rektorat selama tiga hari, sedangkan rektor tetap tidak mau menemui massa aksi. Aksi lanjutan dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2007. Rektor yang sudah berjanji untuk bertemu dengan massa aksi ternyata mengingkari kesepakatan tersebut dengan alasan akan meninjau lokasi KKN. Pembantu Rektor (PR) III yang kemudian menemui mahasiswa malah mengatakan pertemuan batal dan mahasiswa yang akan berakhir massa studinya akan di stagnasi dan diselesaikan dengan jalur hukum.

Aksi kemudian dilanjutkan pada tanggal 23 Agustus 2007, massa yang bergabung dengan Forum Mahasiswa Kosong-kosong ISI berjumlah 30 orang, didukung oleh FMN, SMI serta SEKBER LBH Jogjakarta. Massa aksi langsung masuk kedalam ruangan rektor, tetapi lagi–lagi hasilnya nihil karena rektor tidak ada di tempat. Akhirnya aksi di lanjutkan dengan keliling ke fakultas–fakultas yang ada serta melakukan dialog dengan dekan terkait pelarangan registrasi untuk mahasiswa angkatan 2000, namun dekan-pun tetap keras pada pendiriannya dengan alasan sudah menjadi bagian dari putusan rektor. Massa aksi kemudian sempat melakukan aksi ke DPRD DIY sebanyak dua kali untuk menyampaikan aspirasinya, meminta DPRD mau memfasilitasi pertemuan antara mahasiswa dengan pihak rektorat. Sekali lagi hal ini tidak mendapat tanggapan, begitu juga ketika massa aksi mengadukan persoalan ini ke dinas pendidikan DIY. Jawaban yang sama didapat oleh mahasiswa, menunjukan betapa tidak pedulinya birokrat pemerintahan terhadap persoalan yang tengah dihadapi oleh mahasiswa. Terus Melangkah, Menggalang Kekuatan Pemuda (termasuk di dalamnya mahasiswa) adalah golongan yang memiliki energi luar biasa dan pantang menyerah, demikian juga mahasiswa ISI. Setelah sekian kali aksi dengan berbagai cara untuk mendapatkan keadilan akibat


Bangkit - Beroganisasi - Berjuang keputusan rektor yang sepihak dalam pembatasan masa pihak rektorat yang hadir ternyata tidak hanya rektor studi tidak berhasil, namun mereka tidak menyerah. tetapi juga ada Pembantu rektor dan Dekan fakultas seni Kegagalan-kegagalan yang dihadapi tidak kemudian rupa. Pertemuan ini pun akhirnya juga tidak menyurutkan perjuangan massa, malah sebaliknya menghasilkan kesepakatan apapun. semakin menambah semangat dengan melakukan Sadar perjuangan yang dilakukan belum menemui penggalangan kekuatan untuk memperluas dukungan. hasil, mahasiswa kembali melakukan aksi menduduki Tetap percaya dengan perjuangan massa, hari Kamis rektorat pada tanggal 18 September 2007. Dalam aksi 13 September 2007 massa yang tergabung dalam kali ini GEMAS mendapat tambahan dukungan dari GEMAS (Gerakan Mahasiswa ISI) yang di dukung oleh FMKI-ISI dan HMI. Setelah membuka aksi di student FMN dan SMI bergerak kembali ke Rektorat. Massa yang center, dilanjutkan dengan penyegelan kembali gedung berjumlah 30 orang orang menyegel dan menggembok rektorat dan pelemparan tomat ke gedung simbol gedung Rektorat ISI dengan rantai serta menuntut keangkuhan birokrat tersebut. Bahkan massa aksi yang dicabutnya SK Rektor No. 1029 tentang Pembatasan melakukan sweeping di gedung rektorat berhasil Masa Studi. Tidak menemukan rektor Tuntutan Perjuangan Mahasiswa ISI Jogjakarta : hanya melakukan dan pembantunya penyegelan, aksi yang di sembunyikan 1. Berlakukan kembali masa studi 15 semester sesuai dengan surat dilanjutkan dengan oleh satpam untuk perjanjian menjadi mahasiswa isi yang ditanda tangani diatas masuk ke dalam diminta keluar. materai. 2. Berlakukan peraturan sesuai dalam buku akademik bahwa cuti tidak gedung untuk Rektor bahkan dihitung sebagai masa studi. m e l a k u k a n sempat akan 3. Memberikan dispensasi perpanjangan masa studi selama 2 penyisiran, tetapi memukul anggota semester terutama angkatan 2000 untuk menyelesaikan ta seperti yang diberikan kepada angkatan 1998-1999. tidak ada birokrat FMN dan SMI. 4. Kembalikan hak studi mahasiswa yang terpaksa mengundurkan diri yang di temui. Setelah berhasil akibat SK batas masa studi. Setelah semua menyegel dan 5. Berlakukan pembayaran spp sesuai dalam buku panduan akademik 6. Libatkan mahasiswa dalam setiap pengambilan kebijakan kampus. karyawan keluar menutup gedung pintu di tutup dengan rektorat, massa bangku dan lemari. PR III sempat menemui mahasiswa melanjutkan aksi dengan menyampaikan orasi–orasi dan adu argumentasi dengan mahasiswa, namun tetap politik. Tidak lama berselang datang polisi dengan tidak ada titik temu yang di hasilkan. berseragam dan berpakaian sipil sebanyak 5 mobil patroli Pendudukan rektorat oleh mahasiswa di lakukan dan 3 truk polisi. sampai hari Senin tanggal 17 September 2007. Selama Bersamaan dengan kedatangan aparat kepolisian, pendudukan, perluasan dukungan terus dilakukan, pihak kampus juga mendatangkan FAKI (Front Anti tercatat selain FMN dan SMI, BEM APMD dan AMP Komunis), sebuah ormas yang selalu membubarkan (Aliansi Mahasiswa Papua) juga turut memberikan aksi-aksi massa yang dianggap berbau komunis dengan dukungan, disusul kemudian oleh GMNI. Upaya tindakan anarkhis. FAKI bahkan menuduh pendudukan konsolidasi barisan juga terus di lakukan, apalagi dengan tersebut sama dengan gerakan “komunis�, serta adanya provokasi–provokasi dan isu yang beredar menuduh mahasiswa yang kuliahnya lama adalah seperti aksi yang akan di bubarkan dan kuasa hukum mahasiswa bodoh. Sebuah tindakan dan tuduhan picik Rektor (PKBH UGM) yang meminta Polda DIY untuk yang tidak berdasar, cerminan birokrasi yang putus asa membersihkan kampus dari segala macam atribut aksi. karena tidak mampu menyelesaikan masalah dengan Sehari sebelumnya, 16 September 2007 rektor mau kongkret dan kemudian mengambil langkah represif. menemui mahasiswa dengan syarat semua atribut aksi FAKI bahkan mengancam akan membubarkan paksa dilepaskan. Dalam negosiasi di putuskan hanya aksi dan mendatangkan lebih banyak massa lagi, perwakilan mahasiswa sebanyak lima orang yang boleh sementara diketahui salah satu mobil yang dibawa FAKI menemui rektor, sementara dari pihak birokrasi hanya berisi senjata. Akhirnya massa aksi memilih rektor yang akan menemui mahasiswa selain pihak membubarkan aksi secara tertib untuk menggalang mediator. Rencana pertemuan akan di lakukan hari Senin kekuatan yang lebih besar dan kembali meneruskan tanggal 17 September 2007, di Gedung Rektorat. perjuangan pencabutan SK Rektor tentang Pembatasan Masa Studi. Tembok Tebal Anti Demokrasi Bernama Rektor Pada akhirnya, kita melihat bahwa kampus selama Dalam perkembangannya, aksi-aksi ini kemudian ini masih menjadi sarang preman berdasi yang dengan harus berhadapan dengan rektor yang tidak konsisten segala cara akan memberangus suara kritis mahasiswa dengan janji-janjinya. karena pertemuan yang digelar dan pihak-pihak lain yang ingin memperjuangkan justru untuk melakukan penghakiman terhadap demokrastisasi di kampus. Selama gerakan mahasiswa mahasiswa terkait persolan akademik, beberapa tidak berupaya memperbesa kekuatan dan mampu mahasiswa malah disuruh untuk pindah kuliah. Bahkan mengorganisasikan massa yang lebih kuat dan solid mahasiswa tidak diberikan kesempatan untuk melakukan maka tembok tebal anti demokrasi di kampus akan sulit diskusi dan mengemukakan argumentasi. Selain itu, dari kita tembus.#


SOLIDARITA S I N T E R N A S I O N AL

Bangkit - Beroganisasi - Berjuang

YOU ACT ON EDUCATION AND EMPLOYMENT : Kamp Pemuda Regional dalam Mengembangkan Aktifisme, Membangun Gerakan dan Memperkuat Solidaritas untuk Pendidikan dan Lapangan Pekerjaan di Asia Pasifik Kathmandu, Nepal 12-15 Desember 2007 Bulan Desember mendatang, Asian Student Asociation (ASA) berencana menggelar sebuah acara “Kamp Pemuda” di Kathmandu Nepal. Front Mahasiswa Nasional (FMN) sebagai salah satu anggota ASA direncanakan akan hadir untuk ikut mempresentasikan kondisi dan perkembangan pendidikan di Indonesia, termasuk situasi pemuda mahasiswa yang ada di Indonesia.

A

cara ini di gelar untuk melihat situasi nyata mahasiswa –apakah mereka memiliki akses lebih terhadap pendidikan, apakah mereka memiliki kebebasan akademik, apakah kebijakan pemerintahan mereka pada persoalan pendidikan, apakah sekolahsekolah menerima subsidi negara yang mencukupi, bagaimanakah globalisasi neoliberal berdampak pada pendidikan, apakah mahasiswa menerima pendidikan yang berkualitas, dimanakah pemuda “luar sekolah/dikeluarkan dari sekolah”,dll. Kita akan melihat situasi nyata pekerja –apakah para lulusan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan gelar mereka, apakah mereka mudah untuk mendapatkan pekerjaan atau secara cepat masuk ke barisan pengangguran, apakah kebijakan dan hukum pemerintah tentang pekerjaan, apakah terdapat fenomena ekspor tenaga kerja yang dipaksakan (dikenal sebagai migrasi tenaga kerja, pengosongan otak (brain drain), dll), seperti apakah lingkungan pekerjaan pada abad 21, apakah kontraktualisasi benar-benar efektif, dll. Dasar Pikir dan Latar Belakang Delapan tahun lagi menuju 2015 dan setting pemerintah Targetan Pembangunan Millenium akan dijalankan. Dalam lapangan pendidikan dan pekerjaan, dua kebutuhan dan hak sektor pemuda ini di Asia Pasifik terus menurun, jika tidak secara total ditiadakan. Berdasarkan kepada Area 1 Program Aksi Dunia untuk Pemuda (WPAY), pemerintah setuju untuk “meningkatkan level pendidikan dasar, training skill dan bacaan diantara pemuda” melalui: a) Menjamin kebutuhan belajar seluruh orang pemuda dan dewasa terpenuhi melalui akses yang setara terhadap pembelajaran yang dituju dan program skill hidup, dan b) Mengeliminasi disparitas gender dalam pendidikan primer dan sekunder ditahun 2005, dan meraih kesetaraan gender dalam pendidikan tahun 2015 dengan fokus pada menjamin akses penuh dan setara perempuan dan prestasi dalam pendidikan dasar berkualitas bagus. (Kerangka Kerja Dakar untuk Aksi Pendidikan untuk Semua, April 2000) Bagaimanapun juga, rasio pendidikan 100:3 terus benar: bahwa untuk setiap 100 siswa yang memasuki sekolah primer, hanya tiga orang yang bisa sampai universitas dan lulus. Statistik seperti ini bersumber dari biaya kuliah dan bayaran sekolah yang lebih tinggi, pemotongan anggaran pendidikan dan privatisasi sekolah, seluruh karakter sistem pendidikan badan hukum/korporasi. Sepertinya, apa yang dikatakan ASA tentang sistem pendidikan di Asia Pasifik 22 tahun yang lalu masih

Tujuan dan Target Kamp Pemuda ASA : 1.

2.

3.

4.

5.

Mengumpulkan pengetahuan yang dalam dan menganalisa situasi pendidikan dan lapangan pekerjaan melalui diskusi konseptual dan situasional, seperti WTO dan GATS, dll. Memperkenalkan organisasi pemuda dan mahasiswa kepada kebijakan nasional dan internasional yang ada tentang pendidikan dan lapangan pekerjaan. Mengadakan pelatihan untuk pembangunan kapasitas organisasi pemuda dan mahasiswa dalam menilai kebijakan yang ada, melobi pemerintah dan institusi internasional untuk kampanye dan posisi khusus yang berhubungan Mengembangkan sebuah platform aksi yang bisa dilaksanakan oleh seluruh peserta untuk keuntungan tindak lanjut dan melanjutkan kampanye pendidikan dan lapangan pekerjaan di region. Menciptakan sebuah jaringan kampanye organisasi pemuda dan mahasiswa untuk melanjutkan pertukaran, memastikan platform aksi dan membantu mereka berhubungan dengan platform regional dan internasional, seperti ILO dan UNESCO.

mungkin benar : bahwa sistem pendidikan yang selektif, elitis dan melayani sedikit orang. Dalam lapangan pekerjaan, inilah yang kita ketahui. Diseluruh dunia, 41% dari penggangguran adalah pemuda. Di Asia Pasifik, pemuda pengangguran berjumlah 85 juta, atau sekitar 14,8% ditahun 2005 (ILO). Situasi pekerjaan ini mendesak orang-orang muda menjadi enterprenership dan wiraswasta di sektor informal, yang memiliki sedikit keuntungan dari bisnis besar yang mendominasi perdagangan dunia. Fenomena migrasi tenaga kerja membawa orang-orang muda tidak hanya di negara-negara berkembang akan tetapi juga dari Negara kaya seperti Selandia Baru dan Hong Kong. Kamp Pemuda Regional bertujuan menjadikan dua konsern besar ini, diantara banyak isu pemuda lainnya. Kita bertujuan mempertanyakan situasi kita saat ini serta menemukan jawabannya. Bagaimana kita mendefinisikan pendidikan hari ini? Bagaimana seharusnya sistem pendidikan bekerja? Bagaimana seharusnya dia membantu pemuda dalam jaminan lapangan pekerjaan? Lingkungan seperti apa yang seharusnya dimiliki oleh mahasiswa di kampus? Apa itu kebebasan akademik? Apa pengalaman kita dalam mencapai kemenangan untuk para Mahasiswa dan tujuan kita atas pendidikan untuk semua? Bagaimana kita memaksimalkan institusi internasional seperti UNESCO untuk memajukan lebih jauh hal-hal ini? Apa yang dimaksud dengan kesempatan kerja? Bagaimana situasi pekerja dan tempat kerja saat ini? Apa alasan dibalik masifnya pengangguran di wilayah? Apa tuntutan para pekerja muda yang mereka tuntut? Bagaimanakah sikap pemerintah dan institusi lainnya


terhadap tuntutan-tuntutan ini? Apa yang bisa mereka lakukan? Apa yang bisa kita lakukan? Pada kamp pemuda ini, kita akan mendefinisikan pendidikan dan lapangan pekerjaan pada abad 21. Kita akan mendefinisikan apa yang kita butuhkan dan apa yang kita inginkan. Kita akan menyuarakan penilaianpenilaian kita ini pada tahun-tahun awal abad ini dengan menyuarakan posisi, agenda dan aksi dari pemuda dan mahasiswa Asia Pasifik tentang pendidikan dan lapangan pekerjaan. Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, Forum Pemuda Eropa dan Asosiasi Mahasiswa Asia memulai sebuah konferensi kampanye pendidikan dan lap angan pekerjaan. Sekarang, melalui konferensi ini, kita bertujuan untuk menanyakan pertanyaan: apakah ada kebutuhan pemuda dan mahasiswa yang berkembang dalam hal pendidikan dan lapangan pekerjaan? Apakah tuntutan pemuda Asia Pasifik saat ini, dalam hubungan fokus yang telah disebutkan, berubah, atau masih sama? Gambaran Mengenai Kamp Pemuda Kamp pemuda regional YOU ACT akan mengumpulkan 40 peserta dari seluruh wilayah untuk mendiskusikan situasi pendidikan dan lapangan pekerjaan dengan berbagi s i t u a s i d a n k a m pa n y e mereka, mentakel dan menganalisa kebijakan nasional dan internasional, perjanjian dan kovenan, lebih jauh mempelajari spesifikasi kapasitas baru dalam lapangan advokasi dan lobi, manajemen proyek dan meluncurkan kampanye diantara yang lain. YOU ACT akan memfokuskan utamanya pada isu pendidikan dan lapangan pekerjaan, diantara yang lainnya. Melalui kamp ini, kita bertujuan untuk melihat dan menganalisa kearah mana dua focus utama ini akan mengarah, bagaimana k i ta p a d a s e k t o r pemuda dan mahasiswa berpikir mengenai jalur yang benar yang harus kita ambil, dan bagaimana kita akan meratakan jalur itu. Disini, kita berdiskusi dengan organisasi nonpemerintah dan bahkan organisasi pemerintahan dan pa r a a h l i d a l a m lapangan pendidikan dan lapangan pekerjaan. K i ta

Bangkit - Beroganisasi - Berjuang akan melakukan workshop untuk lebih memeriksa secara teliti situasi dan kebijakan yang berhubungan dengan pendidikan dan lapangan pekerjaan dan membangun kapasitas peserta dan organisasi mereka dalam berhubungan dengan institusi pada tingkat nasional dan internasional pada focus yang telah disebutkan. Khususnya, kita berharap untuk mentakel isu G ATS, trend korporasi kemana pendidikan kita mengarah, peningkatan r a ta - r a t a jumlah pengangguran, kondisi pekerja pada sistem kerja kontrak, informal, departemen industrial dan pelayanan, realitas buruh migrant, diantara lainnya. Melalui YOU ACT, kita bertujuan untuk me-rilis sebuah kompilasi realitas pendidikan dan lapangan pekerjaan di Asia Pasifik dengan resolusi dan rekomendasi yang berhubungan. Serta, kita akan menggambarkan platform aksi, dalam jangka waktu panjang dan pendek, pada tingkat nasional dan internasional, yang akan dijalankan oleh peserta. Jaringan kampanye juga akan diciptakan untuk memastikan plat form aksi diikuti dan dibangun sebagaimana hubungan dengan institusi tingkat regional dan internasional. Dalam jangka panjang, YOU ACT bertujuan sebagai aktifitas pembangunan untuk mengumpulkan organisasi pemuda dan mahasiswa diseluruh region sebagaimana ASA terus melanjutkan proses transformasinya menjadi platform pemuda dan mahasiswa regional.#


B U D AYA

Bangkit - Beroganisasi - Berjuang

Budaya Pasifisme : “Keterbelakangan Budaya yang Harus Diperangi”

B

etapa luar biasa tingkat produksi film horor, sinetron dengan unsur-unsur religi ataupun dongeng masa lalu yang tengah berkembang luas di tengah masyarakat. Film Horor seperti Kuntilanak yang dibintangi artis muda jelita, Julia Estelle, dalam setahun bahkan merilis 2 sekuel film sekaligus. Di sisi lain, lagu-lagu cinta dengan nuansa merdu, seputar kisah-kisah percintaan, perselingkuhan, keputusaan hidup, terus saja membanjiri pasaran musik dalam negeri. Ada apa dengan semua ini? Pendidikan yang Membelenggu Setiap hari berhadapan dengan dosen yang wajahnya kurang bersahabat, kelas yang penuh sesak, fasilitas yang terbatas, biaya mahal, tugas kuliah yang numpuk telah membuat mahasiswa jenuh dengan sistem perkuliahan. Belum lagi, jika ada persoalan sedang “ribut” dengan pacar, ada masalah di rumah, tagihan kost, uang bulanan mulai tipis, semakin membuat pening kepala rasanya. Hal ini sesungguhnya mencerminkan situasi umum dari masyarakat setiap hari, yang semakin frusrasi akibat kebijakan pemerintah yang tidak bisa membawa rakyat negeri ini keluar dari krisis seperti kemiskinan, pengangguran, mahalnya harga-harga barang kebutuhan pokok dan sebagainya. Di sisi lain, ilmu pengetahun seolah tidak memiliki makna apa-apa. Mata kuliah lebih sering dipelajari hanya ketika menjelang ujian. Wajar saja, tradisi kepe’an terus terjadi, karena kuliah hanya untuk mengejar nilai. Ini akibat orientasi pendidikan kita yang h a n y a menghasilkan sarjana dengan skill terbatas yang bisa dibayar murah di pasar tenaga kerja. Bisa d i l i h a t bagaimana banyak sarjana lulusan A, ternyata bekerja di tempat B yang tidak sesuai dengan disiplin ilmunya di bangku kuliah. Kuliah hanya rutinitas untuk ngisi presensi, ngerjain tugas dan ujian biar dapat nilai. Teori mah urusan belakangan. Di samping itu, teori-teori yang dipelajari di kampus telah berubah menjadi

firman yang tidak bisa diganggu gugat. Ilmu-ilmu di kampus justru menjadi “sakral”, tidak menjadi sesuatu yang ilmiah. ilmu pengetahun di Indonesia telah kehilangan tradisi ilmiahnya. Dalam PP 61/1999 tentang Perguruan Tinggi, kebebasan akademik hanya menjadi milik dosen dan guru besar. Mahasiswa hanya menjadi objek dari perkuliahan tersebut. Lebih tepat untuk menyerap dana SPP dan mencuri pengetahuan dari kerja keras mahasiswa dalam menghasilkan penelitian yang diserahkan kepada perusahaan-perusahan yang mendanai riset tersebut. Di kampus saat ini, berdiri tegak aliran positifisme ilmu. Semua tersekat-sekat dalam disiplin ilmu, tidak ada upaya menjadikan ilmu pengetahuan sebuah kajian yang luas. Ilmu ekonomi berdiri sendiri dari politik, hukum, sosial dan atau psikologi bahkan ilmu pasti. Padahal untuk mengkaji perubahan alam saja, bisa menyangkut segala aspek yang luas. Ini semakin diperparah dengan tiadanya kebebasan mimbar akademik. Kajian sosial tentang kemiskinan, keterbelakangan rakyat negeri ini seperti tidak mendapat tempat dalam kampus. Jika ada yang menungkap hal tersebut, dia bisa saja dikatakan “kiri” atau “Komunis”. Organisasi-organisasi mahasiswa yang konsisten memperjuangkan hak-hak mahasiswa di kampus, selalu diintimidasi dan direpresi oleh birokrat kampus. Imbasnya, tradisi ilmiah tidak berkembang dan mahasiswa dijauhkan dari realitas sosial kampus ataupun masyarakat. Budaya-budaya individualisme yang dibawa lewat kemasan generasi MTV’s yang sangat marak saat ini, menambah persoalan bagi lahirnya tradisi kritis di kalangan mahasiswa. Kampus telah berubah menjadi menara gading yang congkak. Hal inilah yang telah mengakibatkan ilmu pengetahuan kehilangan objektifitas, membuat mahasiswa menjadi sosok pragmatis dan penat dengan berbagai beban kuliah.

Pasifisme : Menumpulkan daya kreasi manusia.

Budaya “Nina Bobo” Kepenatan mahasiswa akan perkuliahan yang menjemukan, difasilitasi dengan baik oleh borjuasiberjuasi komprador dalam negeri dengan dukungan pemerintah untuk meredam bangkitnya kesadaran kritis mahasiswa. Lihatlah, bandband musik saat ini bersliweran mendendangkan lagu-lagu picisan seputar cinta dua sejoli, perselingkuhan dan sebagainya. Membuat lupa anak muda (pelajar dan mahasiswa) akan mahalnya biaya sekolah dan kuliah. Layar televisi saban hari menayangkannya, bahkan konser-konser musik dengan dukungan sponsorship perusahaan


besar digelar untuk itu semua. Film-film horor dibuat dengan tata artistik modern disertai artis-artis cantik, untuk membawa alam pikir anak muda pada hal-hal yang tidak nyata atau non ilmiah. CafĂŠ-cafĂŠ dan clubclub malam terus dibuka dan anak muda Indonesia dicekoki Jack Daniels, Red Wine, dan sejenisnya yang mahal harganya. Belum lagi terjerat shabu (SS), inex, dan sebagainya. Akibatnya, wanita muda pun menggadaikan tubuhnya dan uang kuliah pun raib. Kenapa itu semua terjadi? Rejim yang berkuasa sadar, krisis sosial ini akan berdampak bagi bangkitnya kemarahan rakyat akibat hidupnya yang terus digencet kebijakan penguasa, tak terkecuali bagi mahasiswa atas problem-problem kampus yang dihadapi. Untuk itu, rejim penguasa berupaya mempert ahankan kebudayaan terbelakang dalam masyarakat yang mengagung-agungkan mistis, takhayul ataupun kebebasan individualis seluas-luasnya. Ini adalah perpaduan budaya feodal dan masyarakat induvidualisme ala Amerika yang terus mengakar kuat hingga kini. Inti dari itu semua adalah menjadikan mahasiswa dan rakyat Indonesia secara umum berada dalam budaya pasifisme. Budaya pasifisme adalah budaya yang tidak bertujuan memajukan taraf berpikir dan prilaku, tetapi sebuah budaya yang anti kemajuan, menumpulkan daya kreasi manusia untuk memecahkan soal-soal kehidupan sosial ataupun gejala alam. Budaya yang satu sisi melahirkan kepasrahan diri, di sisi lain mengagung-agung invidualisme tak terbatas. Rejim penguasa akan berupaya sekuat tenaga menghambat budaya maju yang bertujuan mengembangkan taraf berpikir rakyat dan tindakannya untuk melawan segala

Bangkit - Beroganisasi - Berjuang penindasan dan penghisapan di negeri ini. Inilah budaya ‘nina bobo� Giatkan Tradisi Ilmiah Ilmu pengetahuan adalah salah satu instrumen yang bertujuan untuk kemajuan berpikir manusia. Sejarah telah membuktikan, bagaimana kemajuan filsafat alam Yunani Kuno telah berhasil meruntuhkan mitologi Yunani. Kemajuan ilmu pasti telah yang mendorong penemuanpenemuan modern seperti telpon, listrik, pesawat, mobil dan lain-lainnya. Saatnya kita mengembalikan kedudukan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk memecahkan problem-problem rakyat dengan menggiatkan kembali tradisi ilmiah. Tradisi ilmiah adalah sebuah tradisi yang mengedepankan penggunaan ilmu dalam pemecahan soal-soal yang terjadi. Tradisi ini tidak menutup diri dari aliran-aliran ilmu tertentu ataupun fakultas-isme, tetapi mengembangkan kebebasan akademik dengan membuka ruang-ruang perdebatan dan kajian ilmiah seluas mungkin. Tradisi ilmiah ditujukan untuk mengembalikan ilmu sebagai suatu objektifitas. Artinya ilmu harus mencerminkan keterujiannya di tengah-tengah kenyataan masyarakat dan soal-soal alam. Dengan demikian, ilmu akan bermanfaat bagi khalayak banyak. Sebagai insan kampus, mahasiswa harus mengembalikan tradisi ilmiah untuk mewujudkan kehidupan kampus yang ilmiah. Kampus yang berani membuka perdebatan ilmiah profesor dan mahasiswa. Kita harus mampu membongkar tradisi palsu bertopeng ilmiah di kampus. Mari runtuhkan menara gading di kampus, bangun benteng pertahanan ilmiah rakyat di Kampus!


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.