![](https://assets.isu.pub/document-structure/200427014606-f0c28091f660e192a5e870caf4756838/v1/fd53c544d5aa32a224068655e9977890.jpg?width=720&quality=85%2C50)
3 minute read
Cloze Up
from INDOMEDIA APRIL 2020
by Indo Media
Setelah melakukan petualangan panjang sebagai agen 007, Craig akhirnya siap untuk move on. No Time To Die resmi menjadi film Bond terakhirnya.
Sesaat sebelum rilis Spectre (2015), Daniel Craig mengatakan kepada Time Out London, “Jika saya membuat film Bond lain, itu hanya untuk uang.” Kenyataannya, No Time To Die menjadi pemberhentian terakhir Craig sebagai James Bond. Apakah ia melakukannya untuk uang atau bukan, tidak ada yang tahu. Hal yang pasti, Craig telah siap melepas atribut Bond setelah film ini.
Advertisement
Trauma Spectre
Alasan Craig tidak mau terlibat lagi dalam waralaba James Bond tampaknya cukup jelas, ia tidak mau pulang dalam keadaan cidera lagi. Mungkin hal ini juga yang membuatnya sesumbar tidak akan berperan lagi dalam film Bond. “Saya menyelesaikan film itu (Spectre) dengan patah kaki,” ujar Craig. Ia sampai harus menjalani operasi arthroscopic setelah melukai lututnya dalam perkelahian dengan Dave Bautista. “Saya harus bertanya pada diri sendiri: Apakah saya secara fisik mampu melakukan yang lain? Karena menelepon istri dan mengatakan, ‘Kakiku patah’ itu tidak menyenangkan.”
Meski sempat mengeluarkan pernyataan yang cukup kontroversial, Craig memutuskan untuk kembali menghadapi tantangan fisik lainnya sebagai Bond. Dengan dorongan dari produser Barbara Broccoli, Craig akhirnya luluh. “Saya berkata kepadanya, ‘Saya tidak berpikir begitu, saya pikir masih ada lebih banyak kisah tentangmu untuk diceritakan’. Untungnya dia datang dan setuju untuk bermain,” ujar Broccoli.
Pensiunan Bond
Dalam No Time to Die, Bond pensiun dan tinggal di Jamaika, tetapi seperti yang disiratkan Broccoli, ia tidak lagi bergaul dengan kekasihnya yang dulu. “Dia memutuskan untuk pergi dengannya dan mencoba untuk memiliki kehidupan normal,” kata produser. “Yang, tentu saja, kita benar-benar membuat lubang di awal yang ini. Dia memulai perjalanan romantis dengan Madeleine dan kemudian percaya
karakter yang dimainkannya. “Seks dan kematian menjadi elemen dalam ceritacerita Bond, mengacu dari buku aslinya, di mana semua orang menikmati keduanya. Itu bukan hal yang ingin saya tampilkan. Saya ingin sedikit puntiran: ia jatuh cinta, ia patah hati, ia memaksa seseorang. Semua harus ada maknanya,” cerita Craig.
Cidera Lagi
Pengambilan gambar No Time to Die dimulai pada akhir April 2019 di Jamaika. Pulau ini memiliki romantisme khusus untuk waralaba 007: di sinilah penulis Ian Fleming mulai menulis novel tentang mata-mata super di perkebunannya, Goldeneye. Sebagian dari adegan Dr. No dan Live and Let Die difilmkan di pulau itu.
Dalam proses pengambilan gambar kali ini, Craig kembali mengalami cidera. “Saya berlari menuruni dermaga apung, dan itu basah, dan saya terpeleset, dan saya terjatuh, dan pergelangan kaki saya rasanya seperti mau meledak,” kata Craig. Cedera Craig membutuhkan operasi dan perubahan jadwal untuk pemotretan. Untungnya, ia memiliki kenalan ahli bedah yang memungkinkan masa pemulihan lebih cepat.
“Saya punya ahli bedah hebat di London yang mengatakan, Anda akan siap untuk berlari dalam 10 minggu.’ Kalian tahu, 10 minggu kadang-kadang merupakan waktu panjang dari pembuatan film. Bukan di film Bond. Itu hanya sebagian kecil saja. Jadi saya berkata, ‘Oke, ayo kita lakukan ini.’ Saya kembali bekerja dalam dua minggu, dan dalam 10 minggu saya membuat diri saya seperti orang bodoh lagi,” cerita Craig.
Bond Termahal
Tampaknya, bayaran yang ditawarkan untuk No Time to Die memang cukup menggiurkan untuk membuat Craig kembali berakting. Aktor Inggris ini memperoleh bayaran $25 juta untuk film yang disutradarai Cary Joji Fukunaga itu, Variety melaporkan pada 2018. Melihat harga ini, tidak heran jika Craig menjadi salah satu aktor Hollywood dengan bayaran tertinggi.
bahwa dia telah dikhianati olehnya. Bond terpikat kembali ke permainan mata-mata oleh sahabatnya CIA Felix Leiter (Jeffrey Wright), yang meminta bantuannya menyelamatkan seorang ilmuwan yang diculik (David Dencik). Peristiwa ini akhirnya membawa Bond ke Kuba dan menuju jejak Safin misterius yang diperankan oleh Rami Malek.
Bond Rasa Craig
Waralaba film James Bond cukup identik dengan karakter wanita yang datang dan pergi dalam hidup Bond. Craig sendiri cukup menyadari label Bond yang terlanjur melekat sepanjang waralaba. Ia tidak mau kehadiran wanita dalam cerita Bond cenderung dipandang sebagai hiburan belaka. “Saya ingin karakter-karakter wanita memiliki makna lebih,” terang Craig. Tidak heran jika karakter Bond yang Craig mainkan memiliki kehidupan percintaan tersendiri.
Di samping bayaran Craig yang selangit, No Time To Die dilaporkan sebagai film Bond termahal yang pernah ada. Film ini menelan biaya $250 juta untuk proses produksi. Angka itu melampaui Spectre yang mencapai $245 juta. Spectre sendiri meraup $880 juta di box office di seluruh dunia. Para pengamat film meramalkan, No Time to Die akan mendapatkan respon baik lagi, tentu saja karena ini adalah momen terakhir Craig sebagai Bond.
Tapi sayangnya kita harus menunggu lebih lama untuk menonton penampilan terakhir dari Craig. Film yang dijadwalkan tayang di bulan April ini harus ditunda hingga November 2020 akibat wabah virus Corona yang melanda dunia saat ini. Harap sabar yah! [IM]
DANIEL CRAIG Siap Move On
![](https://assets.isu.pub/document-structure/200427014606-f0c28091f660e192a5e870caf4756838/v1/d231e868f4a160024006e9171ebf970a.jpg?width=720&quality=85%2C50)