6 minute read
Garasi
from INDOMEDIA APRIL 2020
by Indo Media
2020 BMW 2 SERIES GRAN COUPE COUPE PREMIUM BERMESIN TURBO
Advertisement
BMW 2 Series Gran Coupe merupakan sedan empat pintu, yang secara teknis bukan turunan dari coupe 2 Series dua pintu berpenggerak belakang. Ini juga bukan seperti model 2 Series Active Tourer. Pada dasarnya, mobil ini merupakan turunan dari hatchback 1 Series dalam bentuk sedan, dengan pengaturan mesin melintang dan penggerak depan yang baru saja diadopsi. Menurut BMW Australia, 2 Series Gran Coupe adalah ‘mata rantai yang hilang’ di antara 1 dan 3 Series, dan sebagai model yang benar-benar baru.
2020 BMW 2 Series Gran Coupe memiliki panjang dan tinggi 4526mm/1420mm dengan wheelbase 2670mm, yang mana hanya satu milimeter lebih lebar (1800mm) dari 1 Series. Menariknya, sedan ini sangat mirip dengan generasi E46 yang lahir dari 3 Series. Dengan banderol mulai AU$47.990 (before on-roads) untuk model paling standar (218i), ini bisa menjadi alternatif bagi kamu yang tidak terlalu suka dengan SUV seri X1 atau X2. Sementara itu, model high-end M235i xDrive dilego AU$69.990.
Pada varian M Sport terdapat tambahan body kit, perbedaan ukuran roda, kursi, dan kemudi. Ditambah fitur active safety dan driver-assistance. Pada varian entry level bahkan telah dilengkapi instrumentasi pengemudi ganda berukuran 10,25 inci, sistem infotainment penumpang, dan teknologi BMW Connected Package Professional menggunakan sistem operasi versi 7.0 - mencakup Apple CarPlay dan Android Auto - juga terdapat pengisian daya smartphone nirkabel induktif.
Kabin dan Bagasi
Versi M235i memiliki ruang kabin yang terlihat luas, dengan kursi M Sport yang lebih rumit dengan penyesuaian listrik dan trim kulit asli di seluruh kabin. Terlepas dari dentuman suara yang berasal dari 16-speaker Harman Kardon, interiornya terlihat sangat identik sehingga nyaman untuk perjalanan jauh. Di kedua varian, sektor di baris pertama, suasana BMW-nya terasa sangat kental dan premium. Sementara baris kedua terkesan lebih kompromi dalam hal pengemasan dan eksekusi.
Ruang kaki dan kepala agak sesak, terlebih alas dan sandaran bangku belakang datar. Namun, cukup nyaman bagi penumpang yang memiliki tinggi badan 180cm. Untuk penumpang orang dewasa, bisa dibilang tak bisa dibandingkan dengan 3 Series, mengingat di varian 218i tidak ada ventilasi udara belakang. Mengutip laman Drive.com.au, bagasinya sendiri cukup luas, dengan kapasitas 430 liter. Cukup proporsional, dengan menawarkan komposisi pemuatan 40:20:40 yang praktis. Ini juga berukuran lebih besar dari versi 1 Series hatchback yang hanya berkapasitas 380 liter.
Mesin Tiga Silinder
Beberapa orang mungkin berpendapat kalau mesin tiga silinder turbocharged yang hanya berkasitas 1.5-liter tidak cukup untuk membuat coupe empat pintu premium melesat di atas aspal. Namun secara mengejutkan, mesinnya mampu menyemburkan daya 103kW dan torsi 220Nm, sehingga bobot 218i yang mencapai 1375kg bisa bergerak dengan cepat. Apalagi, ruang pacunya dipasangkan dengan gearbox dualclutch tujuh kecepatan yang lebih bersih, halus, dan responsif.
Dengan mesin tersebut, 218i mampu berlari dari 0 hingga 100 km/jam dalam waktu 8,7 detik. Meskipun kurang memuaskan, pencapaian ini membuktikan bahwa BMW mampu merajai ‘permainan powertrain’ berkapasitas kecil. Untuk versi M235i xDrive sebenarnya memiliki karakteristik mesin serupa, hanya saja dijejalkan lebih banyak polesan. Mesin turbo four 2.0-liter yang tertanam di bawah kap mampu menghasilkan lebih dari dua kali lipat daya 218i, di mana menyemburkan output 225kW dan torsi 450Nm. [IM]
Untung Rugi Fenomena Pesan-Antar Makanan Online
Sebagai konsumen, aplikasi pesan-antar makanan online cukup membantu, apalagi di masa COVID-19 seperti ini. Tidak sama halnya dengan konsumen, pihak restoran mendapatkan benefit berbeda dari adanya aplikasi semacam ini.
Tanpa perlu ditanya lagi, konsumen mendapatkan kenyamanan pengiriman makanan, terutama setelah ada aplikasi pesan-antar makanan online. Seperti yang dilansir situs berita ABC, diperkirakan orang Australia membelanjakan $2,6 miliar setiap tahunnya untuk pengiriman makanan. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Sepanjang tahun 2018, tercatat Rp28 triliun transaksi lewat aplikasi pesan-antar makanan Go-Food. Dengan transaksi sebesar itu, berbagai pihak diuntungkan. Apakah aplikasi pesan-antar menguntungkan semua pihak, termasuk restoran?
Belum Ada Kendali yang Jelas
Uber Eats merupakan salah satu pemain utama di pasar aplikasi pesan-antar makanan di Australia, sejak diperkenalkan pada 2016. Untuk bergabung menjadi rekanan Uber Eats, pemilik restoran harus menandatangani beberapa persyaratan kontrak. Untuk menjadi mitra, restoran mesti berbagi komisi 35 persen untuk setiap pengiriman melalui aplikasi Uber Eats.
Jika melihat jasa yang dilakukan oleh Uber Eats, komisi sebesar 35 persen ini cukup membingungkan. Salah satu syarat dalam kontrak mengatakan, Uber hanya berlaku sebagai penyedia layanan teknologi, bukan layanan pengiriman logistik atau sejenisnya. Secara tidak langsung, pihak restoran dan kurir mesti bertanggungjawab jika terjadi masalah berkaitan dengan pengiriman.
Beberapa pemilik restoran sempat mengeluh pada ABC, bahwa mereka tidak memiliki kendali atas pengemudi Uber, yang beban kerja dan upahnya diatur lewat aplikasi. Pasalnya, untuk menjadi pengemudi Uber, pelamar harus menyetujui bahwa mereka bukan karyawan, subkontraktor atau agen Uber. Mereka dinamai sebagai mitra yang memakai teknologi Uber untuk bekerja. Permasalahan akan muncul ketika makanan tiba dalam kondisi dingin atau tidak sesuai pesanan.
Pengembalian Uang Ditanggung Restoran
Dalam kontrak yang dibuat Uber dengan para pemilik usaha, sebisa mungkin mereka berupaya meminimalisir kewajiban. Mereka ingin menunjukkan pemilik restoran memiliki andil atas keseluruhan proses pengiriman. Padahal, kenyataannya restoran hanya berperan dalam menyediakan makanan. Mereka tidak punya kendali atas kurir mitra Uber Eats.
Ketika pelanggan mengeluh tentang makanan yang di bawah standar, Uber - lewat aplikasinya - memiliki kekuatan untuk meminta pengembalian uang dari pihak restoran. Di samping itu, jika pengemudi terlalu lama mengantar makanan, Uber juga bisa memaksa pemilik restoran untuk membayar pengembalian dana. Pihak Uber yang memutuskan apakah akan mengembalikan uang kepada pelanggan.
Menurut situs ABC, dari semua persoalan yang ada, keterlambatan pengiriman adalah keluhan paling umum tentang pengiriman Uber Eats. Makanan dan minuman yang harusnya tiba dalam kondisi hangat, justru sudah dingin ketika diantarkan. Selain itu, ada pula kasus pesanan yang salah yang pada akhirnya dibebankan kepada restoran.
Sebagai konsumen, kita dapat merasakan kenyamanan dan efek positif lainnya dari aplikasi pesan-antar makanan. Di sisi lain, masih banyak persoalan yang justru dibebankan kepada pihak restoran. Tiap-tiap perusahaan penyedia teknologi memiliki kebijakan berbeda dalam menangani persoalan. Jika berbicara siapa pihak yang diuntungkan, tentu saja perusahaan yang menang banyak, bukan kita sebagai konsumen ataupun restoran. [IM]
1499 Botany Road, Botany NSW 2019 p. 9666 9900 | f. 9666 9911
ACN. 081 561 328
• Semua perbaikan mekanik • Wheel
Balancing
• Ganti Kopling • Full Service • Tune Up • Knalpot • Rem
MENERIMA PENGURUSAN ‘PINK SLIP’ ONLINE
OPEN 7 DAYS
LICENSE NO: MVRL 51206
ALL MECHANICAL REPAIRS
• LPG Pink Slip, Pink Slip & Blue Slip • Battery • Radiator • Tyres & Wheel Balance • M anufactures Log Book Servicing • Brake & Clutch Servicing • Air Conditioning Servicing • Alternator & Starter Motor • EFI Service & Repairs • S uspension Repairs & Modification • E-Safety Check
