2 serantau edisi september 2015

Page 1

Edisi September 2015 Buletin Serantau, merupakan media informasi yang terbit setiap bulan. Buletin ini dibuat oleh beberapa Pekerja Indonesia di Malaysia sebagai ruang untuk saling belajar dan berbagi informasi antar sesama pekerja migran Indonesia di Malaysia. Informasi versi online bisa diakses diakses di www.buruhmigran.or.id

Berita Utama Ruwetnya Pelayanan Perpanjangan Paspor di KBRI Kuala Lumpur Oleh: Desi Lastati Suasana antrian panjang pengurusan paspor di KBRI Kuala Lumpur.

Semenjak menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKim), pelayanan perpanjangan paspor di KBRI sedikit tersendat. Sistem baru tersebut membuat buruh migran merasa sukar mengikuti skema pelayanan dalam pembaharuan paspor. Sistem dulu dan sekarang memang masih memakai nomor giliran, tetapi untuk sekarang nomor giliran pun tak banyak dipakai. Abdi, buruh migran sektor konstruksi di Malaysia, menilai banyak orang yang kecewa karena nomor giliran ini. “Petugas tidak memanggil nomor giliran, hanya memanggil nama yang tak sesuai nomor giliran. Jadi apa gunanya nomor giliran, kalau datangnya di awal, tapi baliknya terakhir,�ujar Abdi. Dino Nurwahyudin, Koordinator Konsuler KBRI Kuala Lumpur mengatakan bahwa yang memberikan verifikasi cetak paspor adalah Dirjen Imigrasi Pusat, sehingga keluar nama-nama yang diluluskan. Petugas menginput data, tetapi setelah itu imigrasi pusat yang memberikan verifikasi atas paspor. Itu yang membuat nomor antrian tidak terpakai. Abdi membantah pernyataan Dino, karena nomor antrian masih harus dibawa waktu pengambilan paspor.

Halaman 1 | Buletin Serantau | Edisi September 2015

Menurutnya kalau hanya menyerahkan berkas saja sebenarnya tak perlu nomor giliran. Tempat pelayanan paspor di KBRI dinilai Abdi juga kurang papan petunjuk. “Saat ini banyak yang sedang membuat SPLP dan banyak keliru karena kurangnya papan petunjuk atau pedoman. Banyak yang tanya, tetapi yang ditanya juga tidak tahu,�ungkap Abdi. Tarif perpanjangan paspor dahulu dan sekarang juga berubah, jika dulu tarifnya RM21 sekarang menjadi RM47. Mengenai petugas pelayanan, Abdi menilai jika petugas pelayanan tak ramah pada buruh migran. Petugas seharusnya melayani dengan sabar, bukan membentak bentak. Melalui klarifikasi di website lapor.go.id, atase imigrasi KBRI Kuala Lumpur menyampaikan kendala dalam pelaksanaan SIMKIM adalah keterbatasan sumber daya, baik manusia maupun sarana/prasarana/peralatan. Dengan sumber daya yang ada, fungsi KBRI hanya mampu menyelesaikan sebanyak 250 permohonan paspor dan 250 permohonan SPLP, sedangkan jumlah permohonan paspor rata-rata per hari adalah 450;


Salam Redaksi

Persoalan pekerja asing tanpa dokumen selalu menjadi bahasan utama yang tak kunjung ditemukan solusi pasti dalam hubungan bilateral Malaysia dan Indonesia. Alih-alih memulihkan status Pekerja Asing Tanpa Izin (PATI), program-program yang digulirkan Kementrian Dalam Negeri (KDN) Malaysia terkait pemutihan dan pengurusan dokumen permit bagi PATI asal Indonesia masih menyisakan kesan memposisikan TKI berstatus PATI sebagai objek bagi keuntungan pihak tertentu. Program 6P alhasil melahirkan persoalan baru yakni maraknya penipuan pengurusan permit. Menjelang akhir tahun ini, KDN Malaysia bersama Pemerintah Indonesia kembali mempersiapkan program (Rehiring) untuk mengatasi persoalan dokumen bagi buruh migran di Malaysia. Program 6P dulu dikhususkan kepada PATI, artinya TKI yang tidak pernah memiliki permit kerja sama sekali selama di Malaysia. Sementara rehiring ini untuk TKI yang dulunya pernah memiliki permit tapi tidak diperpanjang, akhirnya direkrut kembali oleh majikannya. Sekadar catatan, program re-hiring pada pelaksanaanya masih akan diserahkan ke pihak swasta (IMAN Sdn.Bhd) yang jelas bersifat komersil. Beberapa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia juga masih mempertanyakan mengapa Pemerintah Indonesia tidak memiliki daya tawar dengan Pemerintah Malaysia dengan tetap membiarkan keterlibatan pihak swasta yang notabenenya mengambil keuntungan dari TKI. Pada edisi Serantau kali ini, redaksi akan menyoroti pelbagai persoalan re-hiring. Salam Serantau.

TIM Redaksi Serantau >> Koordinator: Nasrikah, Keuangan: Ayu, Sekretaris: Emmawati, Abdi, Tim Redaksi: Tyas Maulita, Andik, Desi, Editor: Ridwan Wahyudi Email: serantau@buruhmigran.or.id Website: www.buruhmigran.or.id

Siapapun bisa mengutip, menyalin, dan menyebarluaskan sebagian atau keseluruhan tulisan dengan menyebutkan sumber tulisan dan jenis lisensi yang sama, kecuali untuk kepentingan komersil.

Buletin ini diterbitkan oleh Pekerja Indonesia di Malaysia atas dukungan program Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM), kerja sama Infest Yogyakarta dan Yayasan Tifa.

Halaman 2 | Buletin Serantau | Edisi September 2015


Berita Utama

Datuk Wan Zulkiflee Wan Ariffin, Pejabat Kementerian Sumber Manusia (Malaysia) hadir dalam Binational Meeting yang diselenggarakan ILO mengungkapkan jika penempatan G to G tidak melalui agensi atau PPTKIS.

Indonesia Ditantang Malaysia untuk Melakukan Penempatan TKI G TO G Oleh: Anwar “Bobi” Ma'arif Dalam rangka efisiensi biaya, Pemerintah Malaysia menantang Pemerintah Indonesia untuk menempatkan buruh migran PRT melalui mekanisme Government to Government (G to G). Wan Zulkifli, dari Kementerian Sumber Manusia (Malaysia) hadir dalam Binational Meeting yang diselenggarakan ILO mengungkapkan jika penempatan G to G tidak melalui agensi atau PPTKIS. Menurut Wan Zulkifli, tawaran penempatan G to G dari Pemerintah Malaysia tersebut selalu ditolak oleh pemerintah Indonesia dengan alasan melanggar norma hukum yang berlaku. Norma hukum di Indonesia tidak boleh menghilangkan peran swasta dalam penempatan. “Kami tidak butuh MOU yang bagus-bagus di atas kertas, tapi tidak implementatif. Melalui program G to G, biaya bisa ditekan lebih murah, seperti yang dilakukan oleh Bangladesh dan Malaysia. Dari 13.000 Ringgit menjadi 1300 Ringgit,”ungkapnya. Bobi AM, Sekjen SBMI, mengatakan bahwa pada praktiknya Indonesia juga menerapkan mekanisme G to G dalam penempatan buruh migran seperti ke Korea Selatan dan Jepang. Halaman 3 | Buletin Serantau | Edisi September 2015

“Katanya Pemerintah Indonesia juga punya tujuan yang sama menurunkan biaya penempatan, lalu kenapa tantangan ini diabaikan dan mewacanakan kebijakan pemberhentian lagi,”ujar Bobi. Terkait dengan upah minimum, Wan Zulkifli mengatakan akan memperjuangkannya melalui regulasi. Pada prinsipnya majikan berani membayar mahal buruh migran Philipina hingga 400 dolar, karena yang direkrut minimal pendidikannya adalah diploma. Berbeda dengan pemerintah Indonesia, ibarat membuang anaknya sendiri. “Gagasan penempatan TKI ke Malaysia melalui mekanisme G to G layak diperjuangkan, karena selama ini akar masalah TKI di Malaysia banyak disebabkan karena peran swasta yang terlalu besar dalam tata kelola migrasi ketenagakerjaan, jika G to G terwujud diharapkan peran negara untuk melindungi warganya kembali hadir, apa salahnya gagasan ini mulai diwujudkan, apalagi tawaran ini hadir dari pihak Malaysia” tutur Ridwan Wahyudi, Pegiat SBMI di Malaysia.


Wawancara

Herman Prayitno : Kita Tidak Pernah Perintahkan Orang ke IMAN, Kita Hanya Menghimbau. Oleh: Nasrikah Sarah Kuala Lumpur,- Bertempat di taman Tasik Titiwangsa (06/09), di sela-sela hiruk pikuk warga yang memeriahkan hari keluarga, Nasrikah dari Tim Serantau mewawancarai Herman Prayitno, Duta Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur.

Dubes Herman : Agenda yang penting adalah tentang re-hiring, sehingga buruh migran yang ilegal itu tidak perlu dipulangkan, tapi langsung bisa dipekerjakan kembali dan tentu saja dengan seleksi.

Serantau: Kegiatan acara keluarga yang setiap tahun di adakan oleh KBRI selain untuk memperingati hari Kemerdekaan Indonesia, apalagi tujuannya?

Serantau: Sampai saat ini sampai dimana pembahasan mengenai re-hiring tersebut?

Dubes Herman: Ingin bersilaturahmi dan mempererat hubungan dengan masyarakat Indonesia yang ada di Malaysia. Dengan paguyuban-paguyuban, para Mahasiswa, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan yang lebih penting adalah memberikan lebih rasa cinta kepada tanah air.

Serantau: Apakah akan kembali memakai jasa IMAN?

Serantau: Sering terjadi kerusuhan ataupun bentrokan di acara seperti ini, kiat apa yang dilakukan KBRI supaya kejadian tidak terulang kembali? Dubes Herman: Memastikan tempat yang aman, agak tertutup dan agak jauh dari jalan besar. Meminta bantuan pengamanan dari Polisi Diraja Malaysia (PDRM), ada patrol berkuda juga sehingga bias dicegah secara dini dan terdeteksi. Halaman 4 | Buletin Serantau | Edisi September 2015

Dubes Herman: Masih dalam kajian.

Dubes Herman: Kita tidak pernah perintahkan orang untuk proses ikut IMAN. Mereka kesana atau tidak itu bukan urusan kita, kita tidak pernah perintahkan orang, kita hanya menghimbau. Serantau: Untuk info tentang re-hiring memang sudah resmi atau belum? Dubes Herman : Belum, tapi kalau dari pihak Malaysia mungkin sudah. Kita perlu tahu prosedurnya seperti apa, bayarnya berapa, dan untuk mereka tidak perlu persetujuan daripada kita.


Wawancara Serantau : Pengalaman dari proses 6P beberapa waktu lalu banyak TKI yang kena tipu oleh calo-calo. Usaha apa dari pihak KBRI supaya tidak berulang kembali? Dubes Herman : Itu yang kita kaji. Serantau: Berapa lama waktu yang perlu diambil? Dubes Herman: Dalam 2 minggu hingga satu bulan, tim saya yang menggarap itu sudah ada. Artinya begini, alurnya jangan sama seperti 6P. Serantau : Sosialisasi seperti apa yang KBRI perlu buat untuk proses pemulangan para TKI illegal , karena para banyak yang tidak mengetahui dan tidak tahu prosedurnya. Mereka juga ditakut-takuti oleh para calo bahwa akan di blacklist, dan karena kebutuhan ekonomi para TKI tersebut masih perlu untuk kembali bekerja di Malaysia, akhirnya banyak yang mengambil jalan lewat belakang Dubes Herman : Kita sudah sebarkan lewat radio, lewat selebaran, lewat KBRI. Tiap bulan kita terbitkan buletin, tapi kita kan tahu berapa luasnya Malaysia, yang di pedalaman mungkin tidak terjangkau. Calocalo itu kan tidak mau menyerah juga, berebut mencari makan. Padahal mereka bayar sampai RM 1,300 kepada kapal. Serantau: Kita baru mendapat musibah yaitu adanya kawan-kawan kita yang jadi korban kapal tenggelam, menurut Bapak apa yang salah?

Dubes Herman : Itu dari awal memang sudah salah, namanya ilegal kan salah. Makanya saya minta jangan sampai ilegal. Serantau: Kadang mereka para ilegal itu datang kesini bukan atas kemauan mereka, tapi karena mereka ditipu. Dubes: Kalau ditipu berarti di hulu, jadi harus dicegah dari hulu dari mana dia berangkat. Kalau kejadian di sini kita cegah disini. Kan saya tidak bisa mencegah yang di hulu, kita jangan saling menyalahkan. Jadi jangan sampai ditipu, masuk sini (Malaysia) harus legal itu titik tidak ada kompromi. Serantau: Kadang para TKI itu di Indonesia dijanjikan legal akan tetapi banyak yang tertipu. Dubes: Makanya jangan mau ditipu. Kasih tahu oleh Camat, Bupati supaya rakyatnya kalau mau kesini harus yang legal. Serantau: Sering kita menerima aduan adanya teman-teman yang kena tipu, bagaimana tanggapan bapak? Dubes Herman: Yang merasa ditipu langsung melapor, tolong dicatat yang ditipu dan kapan ditipu. Kita menanggulangi yang tertipu dan yang kena musibah. Kalau yang lancar-lancar tidak usah ambil pusing.

Jejak Kasus Direkrut Pihak Sekolah, BMI Cirebon Dipekerjakan Tidak Sesuai Kontrak Oleh: Nasrikah Sarah AN, Warga Cirebon, Jawa Barat direkrut oleh pihak sekolah (almamaternya) untuk bekerja pada pabrik elektronik di Malaysia dengan tawaran gaji RM1800/bulan atau sekitar 5,6 juta rupiah. Ia berangkat bersama 31 orang dari Semarang menuju Jakarta, lalu diberangkatkan ke Malaysia (30/7/2015). Sehari sebelum berangkat, pihak PJTKI/PPTKIS menyuruh calon buruh migran menandatangani kontrak dengan perusahaan yang berbeda dari informasi saat perekrutan. Sesampai di Malaysia, AN ternyata dipekerjakan di perusahaan pengolah sarang burung walet di kawasan Kuantan, Negeri Pahang, Malaysia. Pekerjanya adalah mencabut bulu-bulu walet. Merasa tak sesuai dengan perjanjian awal, AN meminta pada agensi untuk menguruskan job kerjanya. Agensi justru memarahi AN dan memindahkanmya ke Klang. Agensi mengancam, Halaman 5 | Buletin Serantau | Edisi September 2015

jika AN tak puas dengan pekerjaannya sekarang, ia akan dipindahkan ke Puchong dan dipekerjakan sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK). Selama bekerja AN hanya digaji RM900 dan masih dikenai potongan gaji untuk levi RM1800/tahun. Biaya akomodasi yang dihabiskan AN selama sebulan sebanyak RM50 dan untuk makan sebanyak RM200/bulan. AN bekerja melebihi jam kerja standar, dimulai pada pukul 08.30-23.00, dan kadang sampai pukul 02.00 pagi. Ia tidak diperbolehkan memegang paspor atau fotokopiannya. AN juga tak diberikan akses keluar dan hanya boleh berada di lingkup kilang serta asrama yang dijaga ketat oleh majikan dan juga penjaga asrama. Kasus AN kemudian dilaporkan pada KBRI Kuala Lumpur, KBRI hanya mempertemukan AN dengan PT Sofia Sukses Sejati (PJTKI di Indonesia) dan dipulangkan saat itu juga (12/10/15).


Opini Rantau

Jimat, Kyai dan Buruh Migran

Oleh: Ridwan Wahyudi Bagi masyarakat Indonesia, jimat (azimat) dan kyai/ustadz, sudah tak asing lagi mewarnai hubungan antara manusia dan alam. Jimat dan kyai bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Mereka dipercaya sebagai media yang menjembatani antara kekuatan realistis dan kekuatan magis/abstrak. Beberapa pihak percaya bahwa kedua-duanya mampu memberikan ketenangan, keselamatan dan keamanan bagi manusia yang mempercayainya. Fenomena jimat sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi seseorang yang hendak bepergian. Orang-orang Iran yang hendak mencari suaka ke negara-negara utara, membawa jimat yang mereka sebut sebagai Nazrs. Orang-orang Mexico yang bermigrasi ke Amerika Serikat, selalu menyimpan jimat yang disebut Promesa pada sakunya. Tentu saja ada banyak benda yang memiliki fungsi sama dengan jimat. Suatu benda yang memiliki kekuatan sakti dan menghindarkan dari pelbagai macam godaan, kesialan, penyakit dan bala (bahaya yang mengancam) bagi yang memilikinya. Hasib, Buruh Migran Malaysia, selalu mengalungkan tasbih yang diperolehnya dari Kyai nya. Dia membeli tasbih tersebut dengan harga RM100. Sang Kyai tidak hanya membawakan tasbih saja, ada minyak wangi dan bungkusan-bungkusan kertas yang dilaminasi dengan rapat. Masing-masing harganya RM50. Bendabenda tersebut menurutnya sudah diberikan mantra dan doa-doa oleh Kyai. Hasib juga diminta menjualkan segerombol benda-benda tersebut kepada buruh migran lainnya di Malaysia. Hasib mengatakan jika Pak Kyai tersebut rutin datang ke Malaysia setiap tiga atau lima bulan sekali. Halaman 6 | Buletin Serantau | Edisi September 2015

Menggelar pengajian dari kongsi satu ke kongsi lainnya dan tidak lupa mengelilingkan surbannya. Hal tersebut tak hanya terjadi di Malaysia, kehadiran Kyai atau ustadz ke negara penempatan buruh migran juga terjadi di Hong Kong, Macau dan Taiwan. Nur Halimah, mantan Ketua Koalisi Organisasi Tenaga Kerja Indonesia Hong Kong (KOTKIHO) mengingatkan kepada rekan-rekan buruh migran di Hong Kong, agar tidak terjebak penipuan oleh oknum ustadz, kyai atau motivator. Yosa dari Indonesian Migrant Workers Unioun (IMWU) Macau, juga menyerukan agar kawan-kawan buruh migran selalu ingat tujuan mereka pergi ke luar negeri dan keluarga di rumah lebih penting. Kekonyolan pun bertambah ketika buruh migran mengorganisir kelompoknya untuk mendatangkan artis atau selebriti dari Indonesia. Perilaku hedonis mulai tumbuh subur dan berkembang pesat seiring dengan makin tumbuhnya berbagai iklan yang mengepung buruh migran. Buruh migran yang tak kuat menahan keinginannya akhirnya terjebak pada perilaku hedon. Terkadang mereka merasakan ego apa yang menurut mereka tidak baik dengan kebiasaannya di negara asal (pertanggungjawaban sosial moral). Tetapi di sisi lain mereka merasa ingin menebusnya melalui ungkapan kebaikan yang dibawa oleh aktor/kyai (pertanggungjawaban transendental/spiritual).


Opini Rantau Akhirnya buruh migran mengambil cara-cara pragmatis tersebut. Inilah yang mungkin bisa menggambarkan sisi lain kehidupan buruh migran di negara penempatan.Masih hangat dalam ingatan kita tentang perdebatan antara oknum ustadz dan buruh migran Hong Kong beberapa waktu lalu. Perdebatan tersebut menghiasi pelbagai media cetak dan elektronik nasional. Percekcokan itu pada intinya terletak pada niat yang tidak sesuai dengan harapan masing-masing pihak. Hal inilah yang menyebabkan pergeseran nilai antara oknum ustadz dan buruh migran. Memang, para buruh migran jauh dari keluarganya. Mereka pergi ke luar negeri untuk sebuah visi. Berharap agar kehidupannya menjadi lebih baik pada masa mendatang (ekonomi). Kehidupan yang jauh dari keluarganya dan memiliki uang, membuat kawan-kawan buruh migran mencari pelbagai cara untuk mengurangi rasa rindu dengan keluarga. Sekaligus juga aji mumpung. Misalnya mumpung mempunyai uang, mereka menghendaki suatu barang dan jasa yang diinginkan bukan yang dibutuhkan. Situasi ini nampaknya ditangkap dan betul-betul dimanfaatkan oleh pihak-pihak atau aktor yang memiliki sumber daya melekat pada dirinya, untuk menjual sumber daya tersebut. Di sisi lain, kita tidak menolak kehadiran peran jimat, kyai dan ustadz, karena semuanya bagian dari kearifan lokal bangsa Indonesia. Mereka juga sangat berpengaruh dalam hubungan sosial kemasyarakatan.

Tapi lebih baik kita mulai berpikir ulang dan mempertimbangkan kembali antara kesadaran magis dan kesadaran kritis yang dimiliki oleh setiap orang. Jika ada pihak atau aktor yang menawarkan sumber daya atau jasanya kemudian ditukar dengan nilai nominal dan fasilitas tertentu, maka hal ini perlu dihindari. Karena situasi ini sebenarnya hendak mengksploitasi atau memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh buruh migran di perantauan. Apalagi di luar negeri. Sang aktor pun pasti mematok harga yang fantastis. Mengingat jauhnya perjalanan, aura dan ketenaran yang dimiliki oleh sang aktor sebagai harga premium yang mesti dibayar oleh buruh migran. Sekarang kita tanya pada diri kita sendiri, apakah pola-pola di atas sesuai dengan jati diri ustadz atau kyai yang kita harapkan? Ketahuilah kawan-kawan buruh migran, oknum kyai/ustadz datang ke luar negeri bukanlah ingin mendoakan keselamatan kalian dengan ikhlas, akan tetapi menginginkan uang kalian. Pribadi kyai atau ustadz yang sesungguhnya pastilah mempunyai tanda-tanda kebaikan dan kemuliaan, baik secara tutur-kata maupun tingkah laku. Mereka juga selalu menjaga hubungan antara sesama manusia dan sang pencipta. Bukannya malah menyebabkan kemungkaran dan kedzaliman di antara umat. Inilah yang penulis maksud sebagai kesadaran kritisnya.

Bapak/Ibu WNI, perlu diklarifikasi bahwa biaya pengurusan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) di KJRI Johor Bahru tetap RM 15 dan selesai dalam satu hari kerja. Jangan percaya apabila ada yang mengatakan borang/formulir habis, karena tidak ada kuota untuk pengurusan SPLP. Pelayanan terus diberikan selama jam kantor yaitu pukul 09.00 - 16.30. Informasi yang menyebutkan biaya SPLP lebih dari RM 15 merupakan praktik percaloan dan tidak ada hubungannya dengan KJRI Johor Bahru. Silakan laporkan apabila mengetahui adanya keterlibatan staf KJRI Johor Bahru dalam praktik percaloan. Kerja sama Bapak/Ibu untuk tidak menggunakan jasa calo sangat membantu upaya KJRI Johor Bahru menghilangkan praktik percaloan. Halaman 7 | Buletin Serantau | Edisi September 2015


Inspirasi Rantau

Mantan Buruh Migran Malaysia Aktif Menjadi Relawan Panti Asuhan

Oleh: Tyas Maulita

Kembali ke tanah air setelah bertahun-tahun merantau di negeri orang memang memerlukan keberanian. Betapa tidak, bagi sebagian Buruh Migran Indonesia (BMI) ancaman menjadi pengangguran di negeri sendiri jadi momok menakutkan. Namun demikian, bagi sebagian buruh migran lain, pulang ke tanah air justru menjadi langkah awal untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki. Sebut saja, Dani Cahaya Romadoni, gadis asal Kalisube, Banyumas yang mengakhiri perjuangannya sebagai pekerja di sektor industri di Malaysia pada 2012. Dani, begitu ia akrab disapa, kini berstatus sebagai mahasiswi Amikom Purwokerto. Ia juga ikut aktif mengurus sebuah panti asuhan yang dikelola oleh kerabatnya, yakni Panti Asuhan Putri Asruri Kalisube, di Jalan Jaya Sirayu No. 23, Kalisube, Banyumas. Panti asuhan tersebut didirikan tahun 2010 oleh Siti Badriyah yang merupakan kerabat Dani. Awalnya, Siti merawat seorang jompo yang hidup sebatang kara dan menderita penyakit kanker stadium 3.

Halaman 8 | Buletin Serantau | Edisi September 2015

Tak lama berselang, beliau didatangi dua orang anak yatim piatu yang meminta untuk diasuh. Setelah tercapai kesepakatan dengan keluarga, maka didirikan sebuah panti di rumah kosong peninggalan orang tuanya. Panti asuhan ini kemudian bergabung dengan Yayasan Insan Mulia karena keterbatasan tenaga dan biaya. Aaat ini, Panti Asuhan Putri Asruri mengurus 25 anak, dengan usia pendidikan SD hingga SMA. “Sekembali dari Malaysia saya tinggal di panti dan membantu bulek saya menjaga anak-anak,� tutur Dani melalui wawancara via Facebook. Perempuan berusia 24 tahun ini kini mulai mengupayakan untuk mendirikan yayasan baru yang terpisah dengan Yayasan Insan Mulia demi kemudahan pengurusan panti asuhan di kemudian hari. Bagi pembaca Serantau yang ingin mengetahui lebih dekat tentang Panti Asuhan Putri Asruri Kalisube, dapat bergabung di grup Facebook ‘Donasi Panti Asuhan Putri Asruri Banyumas’. Bagi yang ingin memberikan donasi dapat disalurkan melalui pengelola panti, Siti Badriyah, dengan nomor rekening BRI 3110-01024964-53-5 atau menghubungi beliau di nomor hp +6285869674577.


Jalan-Jalan

Taman Botani Shah Alam, Tempat Murah Melepas Lelah

Oleh: Tyas Maulita

Jadwal kerja padat, isi dompet sekarat, olahraga tak sempat, bukan halangan untuk menjaga badan tetap sehat. Salah satunya mengisi hari libur dengan aktivitas fisik sekaligus jalan-jalan menyegarkan pikiran. Ada beberapa pilihan wisata alam di Kuala Lumpur dan sekitarnya seperti Taman Botani Perdana, FRIM Kepong dan Taman Botani Negara Shah Alam yang dikelola oleh Kementrian Pertanian dan Industri Asas Tani Malaysia. Destinasi terakhir menjadi pilihan penulis untuk mengisi liburan akhir pekan beberapa waktu lalu. Taman Botani Negara Shah Alam (TBNSA) berlokasi di Bukit Cahaya Seri Alam, Shah Alam atau lebih popular dengan sebutan Bukit Caraka. Untuk menuju ke tempat ini, dari Kuala Lumpur atau KL Sentral, dapat menaiki KTM Komuter ke arah Pelabuhan Klang. Turun di stesen Shah Alam, dapat menaiki taksi langsung ke lokasi dengan tarif sekitar RM15.00. Jangan lupa meminta nomor telepon sopir taksi untuk menjemput kembali dari lokasi. Kita cukup membayar tiket masuk senilai RM3.00 per orang untuk masuk ke dalam kawasan taman ini. Dibuka mulai pukul 8.30 pagi, TNBSA menawarkan daya tarik berupa lahan hijau dengan aneka tanaman tropis yang dipetakan menurut jenis-jenisnya. Seperti taman rempahrempah, taman buah-buahan, taman padi dan taman hiasan. Juga terdapat taman hewan dan camar rimba. Halaman 9 | Buletin Serantau | Edisi September 2015

Untuk mengelilingi taman botani seluas 817 hektar ini, pengunjung dapat menyewa sepeda seharga RM10.00 untuk satu jam pertama dan tambahan RM 1.00 untuk tiap jam berikutnya. Pengelola juga menyediakan bus yang beroperasi di dalam taman tanpa bayaran alias gratis. Bagi pengunjung yang menyukai kegiatan olahraga ekstrim, ada skytrex yang menawarkan tantangan outbond dengan harga mulai RM 35.00 per orang. Satu lagi yang menjadi daya tarik pengunjung di sini adalah rumah sederhana empat musim.

Dengan harga tiket masuk RM3.00 yang bisa dibeli di loket masuk utama, pengunjung dapat menikmati suasana seakan di negara yang memiliki empat musim. Akan tetapi, jangan kecewa dulu ya, karena musim yang disuguhkan akan berganti tiap tiga bulan sesuai musim di negara aslinya. Puas bersepeda, foto-foto narsis, dan jalan-jalan mengelilingi taman, pengunjung bisa beristirahat di kafe-kafe yang terletak di area taman. Ada juga beberapa rumah-rumah kampung dan wakaf (pondok) tempat beristirahat. Untuk fasilitas, di tempat ini terbilang lengkap. Toilet dan surau yang bersih terdapat di beberapa titik tumpuan membuat pengunjung dapat berekreasi dengan nyaman.


Panduan Rantau

Pengalaman Berkendara dan Ujian SIM di Malaysia

Oleh: Desi

Sudah lama, mendapat permintaan untuk menulis tentang berkendaraan di Malaysia setelah mendapatkan tautan (link) dari blog seseroang yang memiliki pengalaman mengendarai motor di Brisbane. Lain Negara, tentu lain cerita. Di Indonesia, alat transportasi seperti air hujan yang tumpah dari langit sehingga menyebabkan macet di mana-mana. Lain lagi dengan Jerman maupun negara eropa lainnya, di mana memiliki kendaraan pribadi diharuskan membayar pajak yang tinggi juga kesusahan mencari lahan parkir yang bikin kantong terkuras sehingga warga negaranya lebih memilih untuk menggunakan alat transportasi umum. Pun, kondisi jalanan di Malaysia yang sama macetnya seperti di Jakarta pada jam-jam tertentu meski tidak separah kondisi jalanan di Jakarta. Pada tahun 2011, ketika saya masih menyandang status Tenaga Kerja Indonesia (TKI) tanpa dokumen (illegal) di Malaysia dan belum bisa menyetir, pilihan transportasi saya sangat terbatas. Meski angkutan umum atau lebih dikenal sebagai kendaraan awam di sini serba canggih, namun tidak semua daerah bisa dijangkau oleh satu alat transportasi. Lelah sekali rasanya jika harus berpindah dari satu alat transportasi ke alat transportasi lainnya. Saya tinggal di Shah Alam. Tata letak kota di Malaysia itu sangat bagus. Tidak meletakkan semuanya dalam satu kota. Misalnya, untuk urusan kerajaan ada di Putrajaya, untuk perdagangan ada di Kuala lumpur, perindustrian ada di Petailing Jaya dan kawasan hunian ada di Shah Alam. Itu kenapa ketika tinggal di Shah alam meski lingkungannya sangat nyaman, namun tidak asyik karena jauh dari kawasan untuk berlibur. Halaman 10 | Buletin Serantau | Edisi September 2015

Setidaknya saya harus pergi ke Kuala Lumpur maupun di Subang jaya untuk bisa jalan-jalan ke mall besar maupun sekedar nonton bioskop bareng teman-teman ketika cuti kerja. Nah, saya sering kesal karena tidak semua bus melintasi kawasan tempat tinggal. Untuk pergi ke Kuala Lumpur, saya harus naik Bus U603 dari puncak alam menuju UITM, di PKNS saya harus turun lalu berganti dengan Bus No 80 jurusan pasar seni. Bis memang pilihan yang paling murah, saya hanya perlu mengeluarkan uang 1.00 uuntuk bis pertama dan RM 2.50 untuk bis ke dua. Jadi, untuk pergi ke KL hanya memerlukan uang transportasi sebanyak RM 3.50, jauh lebih murah dari pada naik Taksi, hanya saja waktu menunggu bis terlalu lama. Saya pernah menunggu hingga setengah jam, sangat membuang-buang waktu hanya untuk mendapatkan transportasi yang murah. Selain bis, kawasan rumah juga dekat dengan Komuter atau kereta api. Alat transportasi ini lebih banyak diminati penumpang, karena jangkauannya yang luas dan anti macet. Namun, untuk ke stasion kereta api, saya harus naik Taksi terlebih dahulu dengan biaya RM 8.00, lalu biaya kereta api sebesar RM 2.10 dari batu tiga menuju KL sentral. Mahal sekali kan ? jika dibandingkan dengan ongkos naik bis. Untuk waktu menunggu kereta api tidak terlalu lama, di masing-masing stasion sudah ada papan pendanda waktu, pukul berapa kereta api akan sampai. Atau kita bisa menghitung sendiri karena jeda dari satu kereta api satu ke kereta api selanjutnya adalah selama setengah jam.


Panduan Rantau Setelah dua tahun dan saya sudah mendapatkan permit kerja (dokumen visa kerja), saya didaftarkan kursus menyetir mobil oleh majikan. Belajar menyetir di sini tidak sembarangan, harus melalui berbagai ujian ketat dengan biaya mahal. Warga Negara Malaysia mendapatkan SIM dengan biaya RM 900 sampai lulus, sementara bagi pemegang paspor harganya berbeda, yaitu RM 1400. Untung saya majikan yang membayar, semua biaya pengurusan SIM. Untuk mendapatkan SIM, pertama sekali adalah mengikuti kelas ceramah selama satu hari full. Selama kelas, saya akan diberi gambarangambaran bagaimana etika memandu mobil di jalanan, bagaimana cara mendahului, aturan di persimpangan dan segala gambaran risiko jika kita tidak memiliki etika memandu. Selain mendengar ceramah, saya juga diajari bagaimana untuk mengganti ban mobil yang kempes. Setelah ikut kelas ceramah, saya lanjut untuk mengikuti ujian komputer. Sebelum ujian, saya mendapatkan buku/modul untuk dipelajari. Yakinlah, buku ini hanya akan saya abaca sekali dan tidak mau ulangi lagi karena bahasanya yang njlimet dan melayu banget. Susah sekali untuk paham apalagi saya orang Indonesia, meski sudah sering membaca novel berbahasa Malaysia bukan berarti cepat paham dengan bahasa Malaysia baku. Syarat untuk mendapatkan kelulusan ujian komputer minimal 43 poin dari 50 soal. Ujian pertama, saya gagal karena hanya mendapatkan 42 point. Saya harus membayar uang ujian lagi dengan biaya sebesar RM 50 untuk mengkuti ujian ke dua. Saran dari guru saya, tidak boleh melakukan ujian ulang di hari yang sama, karena konsentrasi kita tentu sudah pecah, daripada buang uang lebih baik menunggu minggu berikutnya untuk ujian ulang. Setelah lulus ujian komputer, maka saya mendapatkan lessen L. saya sudah diperbolehkan mengendai mobil asalkan ada seorang pendamping di sebelah. Saya memiliki 12 jam untuk latihan sebelum ujian dengan JPJ(jabatan pengangkutan jalan). Setiap hari belajar selama dua jam. Diantaranya adalah belajar naik bukit, parkir dan praktek di jalan raya. Pandai-pandai saja memilih guru, khusunya bagi perempuan. Terkadang terjadi pelecehan seksual saat belajar, tangan kita diraba-raba dan sebagainya. Ada juga guru yang hanya memberi tulisan kode-kode bagaimana langkah-langkah untuk bisa cepat paham. Halaman 11 | Buletin Serantau | Edisi September 2015

Dead Day, begitu sebutannnya jika harus berhadapan dengan petugas JPJ. Ujian langsung untuk mendapatkan kelayakan memandu di Malaysia. Ujian ini juga tidak selalu dilakukan, ada jadwalnya sendiri dan dalam sekali ujian bisa berpuluh-puluh. kesan pertama kali ketika akan mengahadapi ujian tentu saja takut, apalagi mendengar pengalaman orang lain. Kataya, mereka sangat tegas, apalagi yang perempuan, tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun, tidak boleh melanggar garis. Satu kesalahan, berarti gagal dan harus mengulangi di ujian berikutnya dan memerlukan waktu yang agak lama. Ya‌ dan saya gagal lagi, meski sudah latihan muter-muter kawasan stadium sebagai latihan awal sebelum ujian. Saya lulus pada bagian naik ke bukit dan berhenti di atasnya, namun gagal saat di jalan raya karena melewati sedikit garis putih. Belum ada satu menit saya harus putar balik. Kecewa sih, yah‌begitulah pengalaman pahit manis untuk mendapatkan SIM di Malaysia. Apakah setelah lulus bisa langsung ngebutngebutan di jalan ? enggak man‌., lulus dan mendapatkan SIM memandu itu seperti baru mendapatkan ijin untuk bisa memandu di jalan raya, perjuangan yang lebih nyata adalah ketika kita benar-benar hidup di jalan besar, berdampingan dnegan truk dan mobil lain yang lajunya, Naudzubillah. Apalagi mobil-mobil mentereng dengan harga yang fantastis mahal. Bukan hanya harganya saja yang bikin minder, mereka terkadang menyetir seperti kerasukan hantu, kecepatan tinggi. Sebagai pemula, maka tidak asing lagi dengan bunyi hon memanjang karena saya tidak berani memandu melebihi 40km/jam. Di Malaysia harus memiliki toleransi yang tinggi ketika di jalan raya. Terdapat empat jalur di jalan raya, maka jika kita tidak mau memandu terlalu cepat, toleransilah dengan berjalan di jalur ke dua, maupun ke tiga di sebelah kiri. Ketika memasuki bundaran, jangan sesekali berada di sebelah kiri jika kita tidak terlalu berani menembus kepadatan mobil karena orang di belakang kita pasti marah karena menunggu terlalu lama. Jangan melintasi lorong darurat yang khusus digunakan jika dalam keadaan darurat saja karena bisa jadi di depan ada polisi lalu lintas sedang beroperasi tanpa kita tahu, bisa-bisa kena tilang. Nah, selain mobil pribadi, ada juga LRT dan monorail. Dua pengangkutan awam ini sangat memudahkan untuk pergi ke kawasan-kawasan yang tidak dilewati oeh kereta api. LRT ada dua laluan, yaitu setiawangsa-kelana jaya. Untuk monorail, dari KL sentral-titiwangsa.


TTS Serantau

Pertanyaan TTS Serantau Edisi September 2015 Menurun

Mendatar

2. Perdagangan manusia (Inggris) 3. Perjanjian antara TKI atau BMI dengan majikan atau perusahaan 5. Sekolah Indonesia Kuala Lumpur 7. Taman kanak-kanak di Malaysia 10. Konsulat Jendral Republik Indonesia 11. Nota Kesepahaman 13. Sebutan lain calo

1. Program baru pengganti 6P 4. Satu wilayah di pinggiran luar Kuala Lumpur lokasi gedung Istana Budaya 6. Wilayah transit TKI tanpa dokumen yang akan ke Malaysia melalui jalur laut 8. Dokumen identitas diri di luar negeri 9. Salah satu wilayah perkebunan Kelapa Sawit di Malaysia 12. Dipulangkan paksa karena tidak memiliki izin tinggal di luar negeri 14. TKW Malaysia asal NTT yang bebas dari hukuman mati 15. Kantor Perwakilan RI di Sabah

Kawan-kawan TKI di Malaysia dapat mengirim jawaban TTS dengan memberi judul “Jawaban TTS Serantau Edisi September 2015�, menyertakan nama, nomor telepon, serta alamat di Malaysia lalu kirim ke alamat email redaksi di serantau@buruhmigran.or.id . Redaksi akan mengundi 3 pemenang yang akan memperoleh hadiah menarik dari Redaksi Serantau.

Halaman 12 | Buletin Serantau | Edisi September 2015


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.