Tentang
Penerbit Ininnawa Pendekatan dan penyebaran informasi yang berpusat di Jawa, langsung atau tidak, meminggirkan daerah lain berikut manusia dan budayanya. Salah satu kawasan yang mengalaminya adalah jazirah selatan pulau Sulawesi, yang meliputi dua provinsi yakni Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Padahal manusia-manusia yang berada di jazirah selatan Pulau Sulawesi ini adalah kelompok yang teramat dinamis. Indikasinya jelas: masyarakat di kawasan yang bergaris pantai panjang ini adalah komunitas pelayar, perantau, dan pedagang yang mengunjungi kawasan lain di Nusantara dan sekitarnya— bahkan menetap. Ini tentunya pula memungkinkan berlangsungnya pertukaran gagasan baru dengan masyarakat yang didatanginya. Dengan begitu pula, sangat membuka peluang bagi masyarakat di semenanjung ini terus bergerak, baik bentuk budaya dan kehidupan sehari-harinya, hingga pola pikir mereka.
Alamat : Jalan Abdullah Daeng Sirua 192E, Kompleks BTN CV Dewi (samping kantor Lurah Pandang), Panakkukang, Makassar, Sulawesi Selatan
Sementara pula zaman bergerak maju. Manusia-manusia yang kini hidup di jazirah tersebut nyaris tak mengenal banyak bagaimana kehidupan mereka sebelumnya. Ketersediaan bacaan terkait soal ini sangatlah kurang. Ini ditandai dengan banyaknya kajian tentang berbagai komunitas Sulawesi Selatan dan Barat yang masih dalam bentuk bahasa asing. Kenyataan-kenyataan inilah yang mendorong kami untuk menguak ruang yang selama ini perlu diisi, yakni pengembangan, penulisan, penerjemahan, merisalahkan, dan penerbitan literatur penting bagi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Penerbit Ininnawa adalah divisi publikasi Komunitas Ininnawa. Komunitas ini dibentuk pada tahun 2000 oleh sekumpulan mahasiswa dan alumni yang aktif mempelajari kebudayaan masyarakat yang mendiami semenanjung selatan Pulau Sulawesi.
Nomor Telepon : 0411-433775 Website : http://ininnawa.com/ Email : penerbitininnawa@gmail.com Twitter : @1ninnawa Facebook : penerbit.ininnawa
ISBN 979-98499-8-5 Penulis Enci’ Amin (Juru Tulis Sultan Hasanuddin) Editor C. Skinner Tahun terbit 2008 Halaman viii + 248 halaman Kategori Sastra, Sejarah Harga Rp 45.000,-
Katalog Buku
Penerbit Ininnawa Syair Perang Mengkasar
Kitab Ini berisi reportase sastrawi bergaya Melayu yang ditulis Enci’ Amin, juru tulis Raja Gowa Sultan Hasanuddin, tak lama setelah berakhirnya Perang Makassar. Karya ini dengan lancar dan penuh detail menuturkan kejadian-kejadian di sekitar perang yang menyebabkan runtuhnya kekuasaan Kerajaan Gowa. Karya sastra ini dilengkapi dengan pengantar dan catatan komprehensif yang sangat membantu pembaca memahami konteks dan tokoh-tokoh historis yang ada di dalamnya.
ISBN 978-979-98499-8-4 Penulis Thomas Gibson Tahun terbit 2009 Halaman x + 341 halaman Kategori Antropologi, Politik, Sejarah Harga Rp 67.000,-
Katalog Buku
Penerbit Ininnawa Kekuasaan Raja, Syeikh, dan Ambtenaar: Pengetahuan Simbolik & Kekuasaan Tradisional Makassar 1300-2000
Selama satu milenium, tahun 600-1600, Laut Jawa didominasi oleh lingkaran kerajaan-kerajaan maritim yang penguasanya terlibat penjarahan, perdagangan, dan pernikahan jarak jauh. Kekaisaran seperti Sriwijaya, Kediri, dan Melaka penggenggam hegemoni itu lalu memperkenalkan model-model baru kerajaan di wilayah pinggiran seperti Makassar di pesisir Sulawesi Selatan. Dalam Kekuasaan Raja, Syeikh, dan Ambtenaar kita diajak menjelajahi proses ekonomi, politik, dan simbolik tersebut—proses yang menggabungkan masyarakat Makassar ke dalam sistem regional. Penulisnya, Profesor Thomas Gibson, menggunakan demikian banyak sumber dari beragam disiplin akademik demi menguak tabir sejarah jazirah selatan Pulau Sulawesi yang selama ini kabur, terutama sejarah sebelum abad ke-17.
ISBN 978-979-98499-6-0 Penulis Muhlis Hadrawi Tahun terbit 2010 cetakan IV Halaman viii + 190 halaman Kategori Seksualitas Bugis, Naskah Kuno Harga Rp 55.000,-
Katalog Buku
Penerbit Ininnawa Assikalaibineng: Kitab Persetubuhan Bugis Assikalaibineng, pengetahuan seks yang dipraktikkan masyarakat Bugis sejak lama, yang diabadikan dalam teks lontara’ dan tersebar di banyak pelosok Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, kini hadir dalam bentuk buku yang ada di hadapan Anda. Inti dari sekian banyak teks itu mencakup konsep hubungan seks, pengetahuan alat reproduksi, tahap hubungan seks, teknik rangsangan, doa dan mantra seks, gaya persetubuhan, teknik sentuhan titik sensual perempuan, penentuan jenis kelamin anak, pengendalian kehamilan, waktu baik dan buruk dalam berhubungan, tata cara pembersihan tubuh, hingga pengobatan kelamin. Semua itu menjadi rangkaian laku mewujudkan hubungan seks yang indah dan anggun. Di dalam kitab inilah segalanya dirinci!
ISBN 978-979-98499-7-7 Editor Roger Tol, Kees van Dijk, Greg Acciaioli Tahun terbit 2009 Halaman vii + 376 halaman Kategori Ekonomi Politik, Sejarah, Sosiologi Harga Rp 67.000,-
Katalog Buku
Penerbit Ininnawa Kuasa dan Usaha di Masyarakat Sulawesi Selatan Beragam citra dan stereotip yang tersebar luas ditujukan untuk orang Bugis, Makassar, juga suku-suku lain di Sulawesi Selatan. Banyak di antaranya yang berlawanan satu sama lain. Penduduk Sulsel dilukiskan sebagai pelaut yang berani, perantau yang lihai, bangsawan feodal dan para pengikutnya, penganut paham kebebasan demokratis yang hanya mengakui pemerintahan yang dibentuk berdasarkan kontrak sosial, pemeluk agama Islam yang fanatik, pemuja benda-benda pusaka kerajaan tradisional dan pelaksana upacara-upacara ritual bagi para leluhur dan dewa yang turun ke bumi. Kesan dan stereotip itu tentu masih memerlukan pembahasan lebih lanjut. Semua topik itu berhubungan dengan transaksi, tradisi, dan teks—berhubungan dengan penguasa dan pengusaha— yang akan dibahas secara luas dalam buku ini oleh peneliti kawakan, antara lain Christian Pelras, Anthony Reid, J Noorduyn, Roger Tol, Heather Sutherland, dan peneliti Sulsel lainnya.
ISBN 978-602-95231-3-3 Penulis Susan Bolyard Millar Tahun terbit 2009 Halaman xxv + 288 halaman Kategori Antropologi Harga Rp 59.000,-
Katalog Buku
Penerbit Ininnawa Perkawinan Bugis: Refleksi Status Sosial dan Budaya di Baliknya Buku ini merupakan satu-satunya penelitian serius, mendalam, dan menyeluruh tentang pesta pernikahan Bugis. Beragam makna di balik pesta megah, ritus-ritus yang mengiringi ritual panjang pernikahan, serta segala prilaku dan bentuk negosiasi antar-aktor dalam prosesi tersebut digeledah. Di dalam pembahasannya pula dibentangkan lukisan rinci tentang ruang, adegan hingga percakapan. Buku ini mendedah tata ruang aula pesta, ritual, hingga teks undangan pernikahan Bugis yang penuh dengan simbolsimbol politis yang berjalin di alam pikiran orang Bugis. Susan B. Millar berhasil mengangkat makna-makna yang melekat dalam pernik pernikahan yang sering dilewatkan begitu saja. Dia mengamati posisi duduk, cara menempatkan nama dalam teks undangan, orang-orang yang diundang melakukan ritus tertentu dalam serangkaian ritus panjang pernikahan, dan terutama pula detail ruang belakang, ruang domestik yang secara tradisional menjadi daerah kekuasaan perempuan, dan membawanya ke ruang publik.
ISBN 978-602-95231-5-7 Editor Andi Faisal Bakti Tahun terbit 2010 Halaman iv + 320 halaman Kategori Ekonomi, Politik, Islam Harga Rp 69.000,-
Katalog Buku
Penerbit Ininnawa Diaspora Bugis di Alam Melayu Nusantara Perpindahan besar-besaran orang “Bugis� ke luar kampungnya di Sulawesi Selatan dimulai pada paruh kedua abad ke-17, utamanya karena perang yang berujung pada labilnya keadaan politik. Awalnya eksodus ini diwarnai para pengungsi yang meninggalkan kampungnya yang kalah perang demi menyelamatkan diri dari tindak balas dendam. Cerita tentang pengungsi ini memang lebih sering tragis, namun di balik itu ada juga cerita sukses yang spektakuler. Buku yang ada di tangan pembaca ini merupakan kompilasi esai peneliti seperti Ahmad Sahur, Andi Faisal Bakti, Arief Subhan, Badrus Soleh, Barbara W Andaya, Christian Pelras, Fauzan Saleh, Greg Acciaioli, Hendro Prabowo, Leonard Y Andaya, Mashadi Said, Muhammad Fahri Yasin, dan Tonang Mallongi. Lembaran-lembaran buku ini hadir untuk menjelaskan perihal diaspora Bugis di alam Melayu Nusantara. Atas keinginan sendiri mereka pindah dan hidup damai dengan membentuk komunitas yang memiliki ikatan kuat ke mana pun mereka pergi. Pendidikan dan pengajaran Islam formal dan non-formal mereka bentuk dan dirikan.
ISBN 978-602-95231-2-6 Penulis Kees Buijs Tahun terbit 2009 Halaman vi + 337 halaman Kategori Antropologi Harga Rp 57.000,-
Katalog Buku
Penerbit Ininnawa Kuasa Berkat dari Belantara dan Langit: Struktur dan Transformasi Agama Orang Toraja di Mamasa, Sulawesi Barat. Para perempuan berlari dari kampungnya malam itu, masuk hutan seraya berteriak dan menanggalkan pakaian. Dalam keadaan kerasukan roh-roh hutan belantara, mereka naik pohon beringin, barana’, dan menari di atas dahannya hingga dini hari. Ritual perempuan itu menjadi salah satu ritual sangat menarik yang diberi perhatian dalam buku ini. Orang Toraja hidup di kawasan pegunungan di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Akar-akar agama tua mereka, aluk toyolo, berasal dari masa sebelum agama Hindu dan Buddha masuk di Indonesia sekitar 1500 tahun lalu. Penulisnya, Kees Buijs (1944) pernah bekerja di Sulawesi dalam bidang pembinaan warga Gereja Toraja Mamasa. Di samping melaksanakan tugas di gereja, dia juga mengumpulkan banyak data antropologi agar kebudayaan Toraja Mamasa dapat disimpan dan dianalisa. Sebagai hasil studi antropologi tesisnya dipertahankan di Universitas Leiden, Belanda, pada tahun 2004 dengan judul Power of Blessing from the Wilderness and from Heaven.
ISBN 978-602-95231-7-1 Editor Anwar J Rachman, M Aan Mansyur, Nurhady Sirimorok Tahun terbit 2011cetakan II (revisi) Halaman xviii + 255 halaman Kategori Kajian Perkotaan Harga Rp 62.500,-
Katalog Buku
Penerbit Ininnawa Makassar Nol Kilometer Berisi 48 tulisan tentang fenomena, komunitas, kuliner, dan ruang yang ada di Kota Makassar. Kota yang berkembang menjadi metropolitan yang membesar dan melebar itu kini menyimpan beragam kebiasaan dan kebudayaan warganya pada kurun waktu 2005, kala buku ini mulai disusun pertama kali. Masa penulisan itu menjadikan buku ini kian ‘politis’. Ini berkaitan dengan perubahan terjadi setiap saat di Kota Daeng ini. Contoh: Lapangan Karebosi, sebagai titik kilometer nol Makassar—titik pijak penulisan buku ini, telah berubah ketika penulis dan peneliti proyek buku ini meninggalkan lokasi. Karebosi versi buku ini adalah tempat warga kota berpelesir dan melepas penat, bertransaksi ekonomi, dan kegiatan lain. Karebosi versi 2012, kala cetakan kedua buku ini diluncurkan, adalah Karebosi yang pernah dikupas oleh pengembang demi membangun pusat perbelanjaan di bawah tanah, dan tak lupa, lapangan yang telah menjadi ruang bagi pihak swasta. Buku ini upaya mengusung parade atau karnaval ke Lapangan Karebosi, sebuah perayaan di titik nol kilometer Makassar.
ISBN 978-602-95645-9-4 Penulis Thomas Gibson Tahun terbit 2012 Halaman v + 288 halaman Kategori Antropologi Agama Harga Rp 72.000,-
Katalog Buku
Penerbit Ininnawa Narasi Islam dan Otoritas di Asia Tenggara dari Abad ke-16 hingga Abad ke-21 Buku ini adalah hasil penyigian Thomas Gibson di Desa Ara, Bulukumba, Sulawesi Selatan—sebuah desa Makassar di ujung selatan jazirah Sulawesi. Penelitian ini membentangkan hasil studi apik tentang komunitaskomunitas kompleks di Asia Tenggara Kepulauan yang memeluk Islam sejak kurun waktu 1300-1600. Gibson memaparkan tentang gagasan kosmologikal kerajaan-kerajaan, kosmopolitan mistisisme dan hukum Islam, serta gagasan global pada negara birokratik modern. Buku ini merupakan buku kedua profesor antropologi University of Rochester ini, setelah menulis Kekuasaan Raja, Syeikh, dan Ambtenaar: Pengetahuan Simbolik dan Kekuasaan Tradisional Makassar 1300-2000 (Ininnawa, 2009). Hasil penelitian ini mendapat anugerah Clifford Geertz Prize tahun 2008 untuk kategori antropologi agama.
ISBN 978-602-19636-2-3 Penulis Imam Mujahidin Fahmid Tahun terbit 2012 Halaman vi + 343 halaman Kategori Sosiologi, Politik Harga Rp 82.000,-
Katalog Buku
Penerbit Ininnawa Identitas dalam Kekuasaan: Hibriditas Kuasa, Uang, dan Makna dalam Pembentukan Elite Bugis & Makassar Masyarakat Bugis dan Makassar sama-sama percaya bahwa asal-usul elite politik mereka bermula dari mitos Tomanurung (pemimpin yang turun dari langit). Keduanya menginginkan pola hubungan antara penguasa dan masyarakat bersifat kontraktual. Ini berarti bahwa kendati secara simbolik masyarakat memberi otoritas yang besar kepada si pemimpin, namun di waktu yang bersamaan, pemimpin harus taat dengan kesepakatan yang diberikan sang pemberi simbol, yakni Tomanurung. Kontrak politik ini mulai berlangsung pada abad ke-13 di jazirah selatan Pulau Sulawesi, yang tentu menyadarkan kita bahwa ini merupakan sebuah pencapaian yang mendahului teori Thomas Hobbes, yang hidup pada abad XVI-XVII dan Montesquieu seabad setelahnya, tentang kontrak sosial. Tapi di luar dari pandangan itu, pola perilaku mereka dalam berpolitik sangat berbeda. Bagaimana dua suku ini menyikapi siri (harga diri) dan pacce (rasa senasib) dalam dunia politik? Seperti apa cara menggunakannya dalam konteks masa kini? Imam Muhajidin Fahmid memindai semua itu di dalam buku ini.
ISBN 978-602-19636-4-7 Penulis Darmawan Salman Tahun terbit 2012 Halaman viii + 188 halaman Kategori Sosiologi Harga Rp 47.500,-
Katalog Buku
Penerbit Ininnawa Sosiologi Desa: Revolusi Senyap dan Tarian Kompleksitas Revolusi sebagai perubahan sosial tidaklah selalu melibatkan konflik kelas, seperti ketika ia meniscayakan satu rezim atau kelompok borjuis ditumbangkan. Revolusi sebagai perubahan sosial dapat berlangsung senyap dan bukan selalu karena konflik kelas atau gerakan sosial. Buku ini membahas jagad desa Indonesia berikut dinamikanya. Desa menjadi entitas yang eksis dalam paradoks independensi. Karena terkait kenyataan akademik bahwa desa selama ini lebih banyak ditulis dalam ontologinya sebagai statika. Darmawan Salman dengan sadar memilih fokus pada ontologi desa sebagai dinamika. Dinamika itu dilihat pada periode berlangsungnya berbagai revolusi senyap di Indonesia. Karena itu, buku ini menganggap bahwa pelajaran darinya bisa menjadi alasan untuk berharap bagi perkembangan desa di masa depan.
ISBN 978-602-19636-5-4 Penulis Agung Prabowo, dkk Tahun terbit 2013 Halaman xx + 240 halaman Kategori Ekonomi Rakyat, Kebijakan Kota Harga Rp 70.000,-
Katalog Buku
Penerbit Ininnawa Pasar Terong Makassar: Dunia dalam Kota Nama pasar ini akrab bagi telinga pendengar Radio Republik Indonesia mulai akhir dekade 1960-an. Selama 44 tahun, setiap hari dan selalu pukul 05.00 Wita, penyiar Syahril Sidik menyebut namanya sebagai salah satu dari empat pasar rujukan harga bahan pokok Indonesia. Setelah Pasar Kramat Jati Jakarta, Pasar Turi Surabaya, Pasar Medan Kota di Sumatra Utara, nama pasar di Kota Makassar ini disebut. Kenalkan, namanya: Pasar Terong. Pasar Terong menjadi muara pertemuan aliran komoditas dari 11 provinsi di Indonesia. Tidak kurang sejuta petani yang ada di jazirah Sulawesi Selatan mengirim beragam bahan pokok ke sana. Sepuluh ribuan pedagang dan pekerja di dalam pasar di Jalan Terong itu bekerja dari pukul 03.00 hingga 18.00 Wita setiap hari, menyalurkan komoditas-komoditas tadi menuju 18 provinsi dan sejumlah negara, serta tentu juga berkaitan dengan menu yang tersaji di meja makan kita. Buku ini buku pertama yang merekam denyut manusiamanusia yang menghidupkan pasar terpenting di Sulawesi Selatan.
ISBN 978-602-19636-6-1 Penulis R Anderson Sutton Tahun terbit 2013 Halaman xx + 338 halaman Kategori Musik dan Tari Harga Rp 75.000,-
Katalog Buku
Penerbit Ininnawa Pakkurru Sumange’: Musik, Tari, dan Politik Kebudayaan Sulawesi Selatan Salah satu buku perintis di bidangnya. Ia menelusuri tradisi di luar arus utama musik Indonesia (Jawa/Bali) ‌ Sutton jelas tengah merintis bidang kajian baru. Sean Williams, profesor musik Pakkurru Sumange’ melacak sejarah seni pertunjukan Sulawesi Selatan mulai 1940-an hingga tahun-tahun menjelang pergantian milenium, sekaligus menceritakan pada kita bagaimana tradisi musik dan tari itu berkembang dan praktik-praktik ritual masa lampau sampai menjadi acuan dalam seni avant garde. Sang penulis, Anderson Sutton, pun menuntun pembaca menuju sebuah kaleidoskop sejumlah acara pertunjukan di Sulawesi Selatan, menelusuri kedalaman bunyi-bunyian, struktur-struktur, dan kekuatan simbolik dari sinrilik (lagu dan syair epos berbahasa Makassar), lagu-lagu liris yang diiringi kacaping, dan permainan gendang, sekaligus melacak perkembangan musik pop di kawasan ini.
ISBN 979-98499-0-X Penulis Leonard W Andaya Tahun terbit Cetakan III Juni 2013 Halaman xvi + 432 hl + peta 10 halaman Harga Rp 110.000,-
Katalog Buku
Penerbit Ininnawa
Warisan Arung Palakka: Sejarah Sulawesi Selatan Abad ke-17 Arung Palakka bukan sekadar nama, dia adalah sebuah pengertian. Sosok yang merupakan maujud dari panngadereng atau bentuk kebudayaan orang Bugis/ Makassar, Sulawesi Selatan. JJ. Rizal, sejarawan Buku ini sebuah bacaan alternatif sejarah terkait isu kontroversial dengan gaungnya yang besar. Siapakah sang pahlawan: Sultan Hasanuddin atau Arung Palakka? Siapa yang menunggangi atau ditunggangi dalam usaha penyerangan Kerajaan Gowa: Arung Palakka atau VOC? Begitu pula isu penting lainnya yang belum banyak dikenal publik seperti perbedaan konsep hukum Eropa dan Sulawesi Selatan yang punya andil besar menimbulkan konflik terbuka VOC dan Gowa. Latar belakang pribadi Arung Palakka dan Speelman yang mendorong mereka ‘menafsir ulang’ perintah Batavia, lalu mengadakan serangan total ke Makassar. Apa yang terjadi pada rakyat Gowa setelah jatuhnya Somba Opu, efeknya terhadap Nusantara dan tentang dinamika perpindahan persekutuan kerajaan-kerajaan di masa peralihan kekuasaan yang berubah drastis menjelang dan setelah kejatuhan ini.
Penerbit Tanahindie Press – Makassar Nol Kilometer Dotcom ISBN 978-602-99866-2-4 Penulis A Zulfajrin et.al Editor Anwar Jimpe Rachman Tahun terbit 2014 Halaman x + 404 hl Harga Rp 50.000,-
Katalog Buku
Penerbit Ininnawa Makassar Nol Kilometer (Dotcom): Jurnalisme Plat Kuning Buku ini menyusun tujuh puluhan reportase dari 43 jurnalis warga yang menulis sejumlah fenomena di Makassar dan sekitarnya, yang tersiar sejak tahun 2012 hingga 2014 di website http://makassarnolkm.com. Naras-narasi yang diketengahkan dalam buku ini meliputi perihal perkembangan kota—di antaranya merambah mulai sejarah terbentuknya beberapa kampung di Makassar, hubungan kebudayaan kuliner dengan etnik, ruang-ruang yang menjadi bagian penting hidup mereka semisal pasar-pasar lokal, fenomena sampah visual, suara kaum berkebutuhan khusus, sampai riuh musik kota.
ISBN 978-602-71651-2-0 Penulis Sarkawi B Husain Editor Anwar Jimpe Rachman Tahun terbit Cetakan Pertama, April 2015 Halaman viii + 195 hl Harga Rp 61.000,-
Katalog Buku
Penerbit Ininnawa Sejarah Sekolah Makassar: Di Tengah Kolonialisme, Pertumbuhan Pers, dan Pembentukan Elite Baru (Periode 1876-1942) Sebuah organisasi pendidikan dan dakwah berdiri di Sulawesi Selatan, disebut-sebut berdiri tiga tahun sebelum Muhammadiyah cabang Makassar dibentuk pada tahun 1926. Organisasi ini merupakan perkumpulan lokal pertama di Sulawesi Selatan, sebuah hal yang menunjukkan bahwa betapa besar pengaruh perkembangan dunia pendidikan di Makassar dalam menggerakkan inisiatif warga kota untuk berserikat dan berpendapat. Cerita ini merupakan secuil data yang dibeberkan dua ratusan lembar buku ini. Penulisnya, Sarkawi B Husain, melakukan studi ini yang kemudian menjelma sebagai sumber tertulis yang mengurai kehadiran pendidikan pertama di Kota Makassar yang diupayakan oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada akhir abad ke-19, serta perkembangannya hingga era Penjajahan Jepang pada awal dasawarsa 1940-an. Pengkajian Sarkawi terhadap kehadiran dan aktivitas di gedung-gedung sekolah pertama itu memperlihatkan pengaruhnya yang demikian besar terhadap kehidupan masyarakat Makassar dan sekitarnya. Kemunculan sekolahsekolah pertama itu, setidaknya, tampak dalam tiga hal: sosial keagamaan, perkembangan pertama dunia pers di Sulawesi Selatan dan sekitarnya, dan terjadinya mobilitas sosial yang ditandai dengan munculnya elite baru. Telusuri jawaban-jawabannya dalam buku ini!
ISBN 978-602-71651-5-1 Penulis Gene Ammarell Tahun terbit Maret 2016, Edisi Revisi Halaman 327 hl + 4 peta navigasi sisipan Kategori Antropologi Harga Rp 110.000,-
Katalog Buku
Penerbit Ininnawa Navigasi Bugis Kajian etnografi Gene Ammarell, antropolog Ohio University, mencatat pengetahuan dan praktik navigasi komunitas pelaut Bugis yang bermukim di sebuah pulau di Laut Flores, simpang jalan antara Sulawesi Selatan dan Sumbawa. Tanda-tanda alam yang digunakan para nakhoda, mulai letak dan pola bintang, arah angin, makhluk-makhluk laut, lanskap pesisir hingga gerak permukaan laut dipaparkan Ammarell secara rinci lewat penelitian lapangannya yang panjang. Lukisan historis tentang perubahan teknologi perahu yang membawa perubahan sosial, ekonomi, dan politik masyarakat tempatan juga terurai dalam buku ini.