HALAMAN 1
PAYO-PAYO
kabar pertanian dan pembangunan dari warga Edisi VII November 2014
Mengusahakan Kembali Kerja Kolektif Foto: Dokumentasi Payo-Payo
REDAKSI PAYO-PAYO
Dalam tujuh tahun terakhir ini, Sekolah Rakyat Petani Payo-Payo berupaya melakukan pengorganisasian di beberapa desa. Selama proses tersebut, para pekerja lapangan kesulitan untuk mengajak warga desa melakukan kerja-kerja kolektif secara rapi dan bertahan lama, terutama jika melibatkan kerja rutin yang dikelola secara berkelompok. Ketika berhasil hingga taraf tertentu, upaya itu memakan waktu cukup lama. Sebagian yang berhasil pun bisa dengan cepat menguap, sebagian lagi tetap bertahan namun dalam lingkup yang tetap kecil sehingga kurang memberikan dampak luas bagi masyarakat sekitar, setidaknya hingga sekarang. Pengorganisasian yang dilakukan SRP PayoPayo biasanya dimulai dengan memperkenalkan sesuatu yang baru, yang sebagian memang dibutuhkan oleh warga, seperti pengenalan System of Rice Intentification (SRI), pupuk organik, pembuatan instalasi biogas, sekolah
lapang, dan semacamnya. Sebagian upaya ini dilakukan dengan dukungan penuh pemerintah desa. Sebagian lagi tidak didukung atau secara diam-diam ditentang. Di seluruh tempat, keberhasilan membentuk kegiatan kolektif yang dapat bertahan lama, dan berdampak lebih luas (di luar partisipan atau anggota SRP sendiri) nyaris tidak terlihat. Pengecualian bisa ditemukan di satu dusun bagian dari Desa Tompobulu. Sementara di Desa Soga kita masih harus menunggu apakah kerja-kerja kolektif yang kini telah terbangun dalam kerangka kerja SRP Payo-Payo