P-HOUSE BUDI PRADONO

Page 1

P HOUSE merupakan sebuah rumah karya Budi Pradono yang dipersembahkan untuk kedua orang tuanya, yakni Eliana Rosalina Pradono dan Wahyu Pradono. Semangat berkesenian yang hidup sejak Budi Pradono kecil hingga saat ini menjadi kekuatan baginya dalam berkarya. Sebagai hadiah yang manis, Budi Pradono akhirnya membangunkan rumah ini, yang selain sebagai wujud arsitektur yang indah juga merupakan transformasi dari nilai-nilai hidup yang tertanam dalam dirinya. Nilai, sejatinya merupakan hal yang abstrak menjadi konkrit, terwujudkan dan dapat dirasakan oleh orang lain.

bagian dunia yang lain. Hal ini tentunya akan memberikan kesempatan sekaligus tantangan. Dalam “Pameran Borderless Home�, sebenarnya Budi Pradono ingin membangun semangat bahwa Desa Tetep Argomulyo bisa sejajar dengan kota lain di dunia, misalnya Berlin, London, ataupun Temanggung.

Ruang makan adalah ruang favorit pemilik rumah, Ibu Eliana Rosalina

Rumah ini tidak berdinding pasangan bata di bagian fasad depannya layaknya rumah-rumah pada umumnya, namun berdinding jendela kaca sehingga seluruh kegiatan penghuninya tentu akan terekpos begitu banyak.

Borderless Home Jarang ditemui sebuah konstruksi yang juga berperan sebagai identitas sebuah rumah. Tatkala itu terjadi, salah satunya berada di Desa Tetep Argomulyo, Salatiga. TEKS INTAN FINDANAVY FOTO INTAN FINDANAVY ARSITEK BUDI PRADONO LOKASI P-HOUSE, SALATIGA

Referensi: Borderless Home, Contemporary Art & Design Exhibition in conjunction with OPEN P-HOUSE Salatiga, Feb 21st - March 1st 2015

IDE DASAR Nilai dan semangat local wisdom begitu kuat terasa dengan material bambu yang sering dipinggirkan sebagai material non permanen menjadi sebuah material modern. Kemudian imej gunung sebagai

Atap kampung yang terinspirasi dari Joglo dipotong bagian atasnya sehingga cahaya matahari dapat menerobos masuk ke dalam kamar tidur.

atap, sebuah sikap mendekonstruksi rumah kampung yang biasanya mengandalkan rupa atap Joglo (secara tradisional di struktur masyarakat berkasta tinggi di Jawa) dan digantinya dengan bentuk dinamis skulptural bersegi banyak. Setelah era post modern serta era dekonstruksi, saat ini adalah era neodekonstruksi, yakni di mana kita bisa berkarya di daerah terpencil di mana pun di dunia dan memberikan gaung dengan efek domino di

Pradono. Kehangatan yang terasa saat berada di dalam rumah diciptakan KERUANGAN oleh warna-warna tanah, yaitu coklat yang secara alami muncul dari material bambu,batu-bata merah, kayu, dan lampu-lampu kuning sebagai Rumah yang terbilang penerang utamadi dalam rumah ini. besar ini dibagi menjadi foyer, 4 buah kamar tidur yang masingmasing dilengkapi dengan kamar mandi privat, ruang keluarga, ruang makan, dapur, ruang santai, dan kamar mandi tamu. KonďŹ gurasi ruang linier tanpa sekat-sekat antar ruang-ruangnya (bahkan antara kamar dan kamar Ruang-ruang luar dan ruang-ruang dalam terasa sangat menyatu tanpa mandinya hanya disekat oleh sekat yang menghalangi visual untuk melihat ke luar dan ke dalam, begitupun sebaliknya. jendela-jendela berkaca bening) kemudian menjadi tajuk saat pameran rumah ini, yakni borderless home. Borderless home juga berlaku pada transisi ruang-ruang dalamnya terhadap ruang-ruang luarnya, yaitu dengan sekat jendela-jendela kaca yang menghiasi fasad depan rumah. Dari ruang-ruang dalam, kita dapat melihat taman yang terhampar di depan rumah. Fasad dengan jendela kaca ini juga memudahkan aliran udara dan cahaya masuk ke dalam rumah secara alami. Setiap kamar tidur dalam rumah ini dilengkapi dengan kamar mandi privat. Tidak ada batasan visual antara kamar dengan kamar tidur karena sekat yang hanya berupa jendela-jendela kaca bening. Pemilihan material alami menimbulkan kesan hangat, baik di dalam kamar maupun kamar mandi. Pemilihan bahan penutup atap pun membiarkan banyak cahaya matahari masuk ke dalam ruang pada siang hari.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.