SPARKS '19 Magister Arsitektur FTUI

Page 1

A B S T R A C T. SPARKS

2019



SPARKS



S P A R K S 2019 Seminar Penelitian Arsitektur, Perumahan, Kota, Sustainabilitas, dan Sejarah

Daftar Isi - PERANCANGAN ARSITEKTUR Persinggungan Narasi dalam Spatial Trajectories: Penelusuran Pembentukan Ruang dalam Keseharian

10

NURSETO NUGROHO

- PERANCANGAN KOTA Urban Faith dalam Keteraturan (order) Ruang Kota: Penataan Kembali Kawasan Tebuireng, Jombang

11

HANIFA FIJRIAH

- PERUMAHAN & PERMUKIMAN PERKOTAAN Faktor Penentu Sustainabilitas Program Beautifikasi Pada Pemukiman Kumuh. Studi Kasus: Kampung Warna-warni Jodipan, Malang, Jawa Timur, Indonesia

12

Home-based Enterprises Sebagai Penghidupan Warga Kampung Muka, Jakarta Utara

14

ADINDA CHRISTINA

FARRAH ERISKA PUTRI


- TEORI & SEJARAH ARSITEKTUR Empati dan Arsitektur Indonesia Pada Awal Abad Ke-20

15

Place dan Non-Place dalam Arsitektur : Stasiun Kereta Api dan Ruang Kota Cianjur

16

Politik Beton dan Brutalisme pada Arsitektur Modern di Indonesia

17

ARGA PATRIA DRANIE P

KANI MUTHMAINNAH

NIA NAMIRAH HANUM

- ARSITEKTUR & SUSTAINABILITAS Efisiensi Energi Pada Masjid Berdasarkan Bentuk Ruang Utama Dan Pola Pencahayaan Buatan

18

Arsitektur Vernakular Aceh: Kajian Keandalan Konstruksi dan Material

19

Kinerja Kulit Bangunan Pada Hunian Tingkat Tinggi (Kenyamanan dan Kesehatan Penghuni)

20

AISYAH

CUT SANNAS SASKIA

DANIA SISKA OCTAVIANI


Gedung Hijau Sebagai Media Pembentukan Perilaku Berkelanjutan. Studi Kasus: Gedung Utama Kementrian PUPR

21

Material Komposit Berkelanjutan dari Serat Bambu dengan Matriks Miselium Jamur

22

Performa Mekanis Botol PET Bekas sebagai Panel Lantai Struktural

23

Pengaruh Biophilic Design Terhadap Daya Ingat Penduduk Lansia. Studi Kasus: Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, Cibubur.

24

ERINA ASYERA

INTAN FINDANAVY RIDZQO

MARIA BRIGITTA VIMALA DEWI

RIZKA FELLY

- PROPERTI Pengaruh Teknologi Properti (Property Technology) dalam Pengembangan Properti

25

Perumahan Model Komunitas Tergerbang Sebagai Mekanisme Dalam Menangkap Nilai Lahan oleh Para Pengembang

27

CARLA FITRIYANI MAUDUDY

EZRA BENJAMIN CHRISTIAN LUBIS


Perubahan Perilaku Pengembang Perumahan dalam Merespons Kebijakan Rasio Loan to Value (LTV) DYAR PARAMITHA

Pengaruh Campuran Penyewa (Tenant Mix) pada Harga Sewa Pusat Perbelanjaan

28 29

NADIA ZAFIRA

Millenials Consumers Preference towards Provided Neighborhood Facilities in Housing

30

- PROFIL PESERTA SPARKS 2019 -

31

NI PUTU WIDYA OKTAVYANI


ABSTRACT


Persinggungan Narasi dalam Spatial Trajectories: Penelusuran Pembentukan Ruang dalam Keseharian

N Nugroho1, YA Yatmo2 , P Atmodiwirjo2 1

Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

2

E-mail: nurseto.nugroho@gmail.com

Tesis ini membahas proses pembentukan ruang dalam keseharian dengan menggunakan kacamata narasi dalam arsitektur. Narasi dalam keseharian disebut sebagai spatial trajectories. Hasil penelusuran menyarankan bahwa yang perlu dilihat dalam proses pembentukan ruang adalah bridge yang terbentuk oleh spatial trajectories. Semakin banyak bridge yang hadir berarti spatial trajectories yang terlibat semakin banyak. Sehingga yang perlu diperhatikan adalah persinggungan antar spatial trajectories yang terjadi dalam ruang tersebut karena hal tersebut mengindikasikan berbagai macam narasi yang terlibat.

10

Kata kunci: Narasi, spatial trajectories, bridge


Urban Faith dalam Keteraturan (order) Ruang Kota: Penataan Kembali Kawasan Tebuireng, Jombang

H Fijriah1, E Ellisa2 , AH Fuad2 1

Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

2

E-mail: hatterfiri@gmail.com / hanifafijriah@yahoo.co.id

Kepercayaan, dalam bentuk apapun, merupakan hal fundamental yang dimiliki oleh setiap makhluk berakal. Dalam kaitannya dengan manusia sebagai penghuni kota, tesis ini membahas kepercayaan para penghuni kota atau urban faith sebagai hal yang berpengaruh pada bagaimana ruang-ruang kota digunakan. Penggunaan tersebut secara sadar maupun tidak kemudian membentuk suatu keteraturan (order) spasial. Pengamatan selanjutnya mengarah pada bagaimana keteraturan atas dasar kepercayaan terwujud dalam ruang kota. Tebuireng – Jombang merupakan salah satu kawasan pendidikan dan wisata religi yang terbentuk dengan sangat kuat atas dasar kepercayaan sekelompok manusia. Dalam studi kasus pada kawasan tersebut, perwujudan urban faith dalam ruang kota dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap suatu pemahaman keagamaan, serta penghormatan kepada sosok kiai yang berstatus sebagai pemimpin dengan pemahaman agama tertinggi. Analisis menunjukkan bahwa mekanisme spasial konvergensi-subduksi serta pola tingkah laku kiai-santri ditemukan sebagai perwujudan fisik urban faith dalam ruang kota. Temuan ini kemudian mengantarkan pada metode merancang kota berbasis mekanisme swelling space (dari efek konvergensi-subduksi) dan bowing (dari pola tingkah laku kiai-santri).

Kata kunci: Urban Faith (kepercayaan); Order (keteraturan); Ruang kota

11


Faktor Penentu Sustainabilitas Program Beautifikasi Pada Pemukiman Kumuh Studi Kasus: Kampung Warna-warni Jodipan, Malang, Jawa Timur, Indonesia A Christina1, J Adianto2 , TY Harjoko2 1

Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

2

E-mail: adinda.0711@gmail.com

Paper ini menjelaskan bagaimana kampung padat kumuh di tengah kota dapat menjadi kampung wisata yang berkelanjutan. Penelitian ini menekankan pada respon penduduk dalam menyikapi program perbaikan kampung dimana hasil perbaikan dapat bertahan dan dikembangakan secara mandiri di kampung Jodipan, Malang. Strategi penerapan program perbaikan kampung kumuh yang dapat berkelanjutan merupakan topik penting di Indonesia, merespon semakin banyak kampung kumuh padat di tengah kota. Salah satu bentuk perbaikan tersebut ialah proses beautifikasi kampung dengan membuat fisik bangunan kampung berwarna-warni. Strategi ini semakin marak diaplikasikan di berbagai wilayah di Indonesia, namun terdapat hasil yang beragam terhadap keberlangsungannya. Tanpa adanya kesadaran dari penduduk kampung untuk mempertahankan perbaikan yang dilakukan, pemukiman tersebut dapat kembali ke kondisi awal atau menjadi lebih kumuh.

12


Terdapat kasus unik pada kampung Jodipan, dimana penduduk lokal menjadikan fisik kampung hasil beautifikasi sebagai objek wisata. Penduduk lokal merespon perbaikan fisik tersebut sebagai kesempatan untuk perbaikan ekonomi dan sosial kampungnya. Bagaimana perilaku penduduk dalam meruang berubah dan berkembang sebagai respon kampung Jodipan yang menjadi objek wisata. Dengan melakukan observasi, penelitian ini bertujuan untuk menemukan perilaku meruang penduduk dalam kegiatan domestik dan ekonomi, serta bagaimana sistem sosial baru terbentuk. Hasil dari penelitian ini untuk memhami bagaimana penduduk menentukan posisinya agar kampung wisata Jodipan dapat berkelanjutan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagaimana program perbaikan pada kampung kumuh dapat diterapkan dan berkelanjutan.

Kata Kunci: Beautifikasi kampung, kampung wisata, komunitas kampung, sustainability

13


Home-based Enterprises Sebagai Penghidupan Warga Kampung Muka, Jakarta Utara

FE Putri1, J Adianto2 , TY Harjoko2 1

Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

2

E-mail: eriskafarrah@gmail.com

Home-Based Enterprise (HBE) bukanlah hal yang jarang ditemukan pada permukiman di negara berkembang. Terbatasnya dana untuk menjalankan usaha, membuat HBE sebagai satu cara paling umum yang dilakukan warga berpenghasilan rendah memenuhi kebutuhan ekonominya. Dengan bermodalkan ruang hunian sebagai lokasi usaha berbagai kegiatan ekonomi informal dapat dimulai warga. Bagaimana HBE masuk kedalam sebuah hunian telah banyak di bahas dalam studi, pendapat umum menyatakan bahwa HBE merupakan cara warga membantu menambah penghasilan keluarganya. Studi lainnya juga telah mengkaji cara warga beradaptasi dengan ruang HBE di Indonesia. Namun, fakta di Kampung Muka, Jakarta Utara bisa jadi berbeda. Studi ini akan mengungkap peran HBE dalam ekonomi warga dan cara warga beradaptasi dengan memanfaatkan ruang hunian sebagai ruang ekonomi. Melalui proses observasi lapangan dan pengumpulan data empiris secara langsung studi ini menunjukkan bahwa posisi HBE dalam ekonomi warga Kampung Muka ternyata bukan hanya sebagai penambah penghasilan, namun bahkan merupakan sumber utama penghidupan. Pada akhirnya juga akan terlihat cara warga Kampung Muka beradaptasi dengan ruang hunian yang sangat terbatas dan berbeda dengan studi yang pernah dilakukan sebelumnya di Indonesia.

14

Kata kunci : Home-based enterprise, adaptasi ruang, domestik, ekonomi.


Empati dan Arsitektur Indonesia Pada Awal Abad Ke-20

AP Dranie P1, KR Kurniawan2, YN Lukito2 1

Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

2

E-mail: argadranie@outlook.com

Awal abad ke 20 dapat dikatakan sebagai sebuah titik yang mengawali pergeseran budaya dan keterbangunan di Indonesia menuju modernitas. Sedikit banyak perubahan ini hadir bersama perubahan paradigma Kolonialisasi yang terjadi di hindia-belanda, hadir tokoh-tokoh berkebangsaan belanda yang dieluhkan telah berempati dan lebih memihak kepada penduduk hindia-belanda. Multatuli dengan Max Havelar, Wilhelmina dengan Politik Etis, Tillema dengan Kromoblanda, serta sederet nama Arsitek belanda yang dianggap telah berjasa terhadap keterbangunan di indonesia. Meski begitu, muncul ragam penolakan dari penduduk hindiabelanda terhadap usaha pembangunan ini. Kesulitan kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan bersama hadir berkat ketidak mampuan dalam memahami satu sama lain. Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan : ‘apa bangsa Belanda telah berempati kepada penduduk Hindia?’ Empati dapat dipahami sebagai kemampuan seseorang untuk dapat memahami serta merasakan apa yang dirasakan manusia lain, bila benar begitu seharusnya tak lagi sulit untuk memahami satu sama lain. Riset ini berusaha untuk mengelaborasi diskursi terkait empati, untuk kemudian menjadi kerangka kerja dalam memahami dinamika keterbangunan yang terjadi di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20. Penelitian dilakukan melalui studi preseden, eksplorasi lapangan, serta wawancara terhadap narasumber. Kata kunci: Empati, Arsitektur, Modern, Indonesia, Kolonialisme

15


Place dan Non-Place dalam Arsitektur : Stasiun Kereta Api dan Ruang Kota Cianjur

K Muthmainnah1, TH Panjaitan2 , OC Dewi2 1

Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

2

E-mail: muthmainnah.kani@gmail.com

Stasiun kereta api dalam suatu teori modern merupakan salah satu ruang antropologis yang termasuk dalam kategori non-place, yaitu suatu tempat transit atau sementara dengan orang terkumpul bukan untuk tujuan sosial melainkan berdasarkan kesamaan kebutuhan. Stasiun merupakan bagian rangkaian suatu kereta yang menjadi titik pemberhentian, tentunya dibangun bukan hanya untuk sekedar suatu tempat transit biasa, tetapi setiap pembangunan stasiun akan mempunyai tujuan yang khusus yang dipelajari secara historis. Stasiun Kereta Api Cianjur beserta rangkainnya merupakan stasiun bersejarah yang dibangun pada akhir abad ke-19 telah menjadi eleman baru dan gerbang kemajuan bagi kotanya. Cianjur, yang pada saat itu merupakan ibukota Priangan, telah terbebas dari keterisolasiannya dari kondisi alam dan mengalami peningkatan pesat di sektor agroindustri semenjak kehadiran stasiun kereta api dan rangkaiannya. Keterbukaan ini pada dasarnya memudahkan bangsa koloni untuk mengeksploitasi dan mengawasi Cianjur. Isu penelitian ini adalah peran stasiun pada ruang kota kolonial menjadi tumpang tindih karena bukan hanya sebagai tempat transit tetapi juga sebagai pusat baru dari kegiatan kota untuk bangsa koloni. Tesis ini berusaha mengungkap non-place dalam arsitektur dari stasiun pada masa colonial di Cianjur. Fokus studinya mencakup bagaimana peran Stasiun Kereta Api Cianjur dalam ruang kota pada masa kolonial Hindia Belanda.

16

Kata kunci: arsitektur, Cianjur, kota, non-place, stasiun


Politik Beton dan Brutalisme pada Arsitektur Modern di Indonesia

NN Hanum1, KR Kurniawan2, YN Lukito2 1

Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

2

E-mail: nianamirahanum@gmail.com

Di era modern, kehadiran beton tidak hanya sebagai sebuah material. Eksistensinya memicu para kritikus untuk menggali bagaimana sebuah inovasi teknologi mempengaruhi peradaban, khususnya dalam wacana arsitektural. Beton dipandang tidak memiliki prinsip dan bentukan yang baku jika kita bersedia membuka pikiran lebih jauh bahwa beton merupakan turunan dari berbagai parameter yaitu kultural, politikal, sosial, dan ekonomi. Tulisan ini memiliki tujuan untuk melihat beton tidak hanya sebagai suatu ‘technical property’, namun bagaimana beton berpengaruh dalam pembentukan sebuah kota modern dengan tatanan politik yang berlaku di suatu negara, sehingga menghasilkan bentukan purwarupa baik dalam falsafah maupun fisiknya. Metode historis melalui langkah heuristik sampai interpretasi digunakan untuk menelisik pengaruh beton dalam pembangunan arsitektur modern di Indonesia. Tahun 1960-an adalah titik dimana Indonesia mulai menginginkan suatu kekuatan baru, maka dari itu Indonesia berusaha merumuskan formula modernitas. Penggunaan beton menjadi sokongan teknologi dan dipandang monumental, dan hasilnya; intervensi para aktor, pengaruh teknologi, dan perkembangan industri menjadikannya sebuah representasi modern dengan indikasi Brutalisme. Dalam diskursus material, beton telah banyak diteliti, diinterpretasikan, dan diinovasikan di bidang teknik maupun kimia; maka tulisan ini dapat mengisi ceruk kekosongan dalam interpretasi beton yang lebih luas. Kata kunci: arsitektur modern Indonesia, politik beton, Brutalisme

17


Efisiensi Energi Pada Masjid Berdasarkan Bentuk Ruang Utama Dan Pola Pencahayaan Buatan

Aisyah1, TH Panjaitan2 , OC Dewi2 1

Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

2

E-mail: beneranais@gmail.com

Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia, sebesar 87.2% dari total penduduknya adalah pemeluk agama islam. Masjid memiliki peran fisik maupun sosial yang penting sebagai pusat aktivitas umat muslim. Hal ini menyebabkan pertumbuhan jumlah bangunan masjid di Indonesia yang meningkat secara pesat. Masjid secara umum dibangun dengan ukuran ruang yang besar dan megah sehingga meningkatkan kemungkinan penggunaan pencahayaan buatan yang berlebih. Studi ini mengeksplorasi pola titik lampu serta tipe lampu yang berbeda yang diaplikasikan pada bangunan masjid beserta kaitannya dengan efisiensi energi. Studi ini menggunakan tiga bentuk plafon masjid yang berbeda sebagai studi kasus, yaitu masjid dengan plafon kubah, limas dan datar. Ketiga bentuk tersebut merepresentasikan bentuk plafon masjid yang secara umum digunakan pada masjid di Indonesia. Menggunakan simulasi software DIALux, studi ini bertujuan untuk menemukan tipe dan konfigurasi pencahayaan buatan yang paling efisien dari sisi distribusi lux dan lux uniformity. Studi ini menghasilkan panduan dasar mengenai konfigurasi pencahayaan yang efisien pada bentuk plafon masjid yang berbeda-beda.

18

Kata kunci: Pencahayaan buatan, masjid, bentuk plafon, DIALux, efisiensi energi


Arsitektur Vernakular Aceh: Kajian Keandalan Konstruksi dan Material

CS Saskia1, D Susanto2 , E Suganda2 1

Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

2

E-mail: cutsannas@gmail.com

Struktur bawah merupakan bagian yang sangat penting pada bangunan vernakular terutama jika dikaitkan dengan wilayah gempa. Ketahanan struktur bawah dibuktikan dengan rumah vernakular Aceh yang masih bertahan tanpa kegagalan struktur saat rumah modern runtuh akibat gempa berkekuatan 9.3 SR tahun 2004. Tipologi struktur bawah rumah vernakular Aceh khususnya di wilayah Aceh Besar memiliki karakteristik rumah panggung dengan konstruksi tiang menapak diatas batu. Rumah Aceh memiliki tiang bulat berdiameter 20 cm dan menggunakan sistem sambungan balok rok dan balok thoi yang dihubungkan dengan pasak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui performa konstruksi dan material rumah Aceh yang bertahan terhadap beban khususnya gempa. Pengujian dilakukan menggunakan metode monotonic untuk mengukur beban yang diterima sambungan sampai mengalami kegagalan, data beban kemudian dianalisis agar diketahui koefisien gempa yang dapat diterima oleh bangunan. Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap kelembaban kayu pada tiang bangunan menggunakan alat ukur Building Materials Wood Moisture Detector MD818. Hasil pengujian monotonic menunjukan pada bangunan vernakular Aceh mengalami kegagalan sambungan kayu didahului oleh patahnya rusuk kayu pada beban 170kg, dapat disimpulkan bahwa pada rumah vernakular Aceh kegagalan sambungan diawali dengan patahnya balok kayu bukan karena lepasnya sambungan. Kata kunci : Acehnese, vernakular, konstruksi, material, gempa

19


Kinerja Kulit Bangunan Pada Hunian Tingkat Tinggi (Kenyamanan Penghuni)

DS Octaviani1, D Susanto2 , E Suganda2 1

Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

2

E-mail: dania.siska@gmail.com

Kenyamanan penghuni di dalam ruangan pada hunian tingkat tinggi di Jakarta sangat penting untuk diperhatikan. Terutama terkait masalah termal dan suara dari kebisingan. Hunian tingkat tinggi umumnya lebih minim proteksi terhadap radiasi dan cahaya matahari, serta lokasinya yang strategis menjadi rawan terhadap kebisingan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja kulit bangunan pada hunian tingkat tinggi, terutama pengaruh penggunaan material dan bukaan transparannya dalam menjaga kenyamanan penghuni di dalam ruangan terkait permasalahan tersebut. Metode yang digunakan adalah observasi dan pengukuran lapangan pada hunian tingkat tinggi yang menggunakan material beton pracetak bertulang dan yang menggunakan material beton pracetak bertulang dengan lapisan EPS (Expanded Polystyrene Foam). Penggunaan material yang berbeda dilihat pengaruhnya terhadap kenyamanan dan kesehatan termal serta suara dari kebisingan. Kondisi outdoor dan indoor pada unit hunian diukur menggunakan alat ukur berupa data logger. Software Ansys juga digunakan untuk mensimulasikan heat transfer material. Hasil penelitian menunjukkan bahwa material beton bertulang pracetak dengan lapisan EPS dapat menjaga temperatur di dalam ruangan dengan lebih baik. Sedangkan beton bertulang pracetak biasa memiliki kemampuan untuk mereduksi suara bising lebih banyak.

20

Kata kunci: hunian tingkat tinggi, kulit bangunan, precast concrete, precast concrete EPS


Gedung Hijau Sebagai Media Pembentukan Perilaku Berkelanjutan. Studi Kasus: Gedung Utama Kementrian PUPR E Asyera1, A Gamal2 , TH Panjaitan2 1

Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

2

E-mail: erina.asyera@gmail.com

Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana sebuah bangunan berkelanjutan yang telah mendapatkan sertifikasi dari Green Building Council Indonesia (GBCI) dapat membina perilaku berkelanjutan pada pengguna atau penyewa gedung. Gedung yang telah mendapatkan sertifikasi dari GBCI pada umumnya telah dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan adanya efisiensi energi dan air serta sistem pengolohan sampah dan air limbah yang memadai. Pada umumnya pengguna yang baru pertama kali menempati bangunan berkelanjutan belum memiliki perilaku keberlanjutan sehingga dibutuhkan waktu agar mereka dapat beradaptasi dengan sistem yang ada di bangunan tersebut. Input aktif dan pasif dari gedung serta adanya umpan balik mengenai perilaku pengguna akan membentuk perilaku berkelanjutan. Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus tunggal pada gedung bersertifikasi GBCI dengan menggunakan metode observasi serta melakukan wawancara kepada pihak pengelola gedung dan menyebarkan kuesioner kepada pengguna gedung dalam kaitannya dengan penghematan listrik. Peneliti akan mengkaji ruang kerja pengguna bangunan serta sistem kerja dan peraturan yang berlaku.

Kata Kunci: arsitektur berkelanjutan, perilaku berkelanjutan, psikologi arsitektur, efisiensi energi

21


Material Komposit Berkelanjutan dari Serat Bambu dengan Matriks Miselium Jamur

IF Ridzqo1, D Susanto2 , TH Panjaitan2 1

Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

2

E-mail: intan.findanavy@gmail.com

Batang bambu telah banyak diolah untuk menghasilkan produk material komposit. Namun, serat sebagai komponen penyusun terkecil yang menyokong kekuatan dan kelenturan batang, belum banyak diolah sebagai bahan baku. Sifat yang kuat dan lentur, ditambah dengan proses pemanenan yang mudah dan cepat, sebenarnya membuat bambu berpotensi besar menjadi bahan baku material komposit yang berkelanjutan. Sayangnya, proses pengolahan bambu melalui mekanisme kimiawi sintesis menjadikan bambu tidak lagi ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan kandungan lignoselulosa, riset ini mengeksplorasi pembuatan material bangunan komposit berbasis serat bambu melalui mekanisme pengikatan secara biologis menggunakan miselium jamur. Batang bambu diekstraksi ke dalam tiga macam serat: serat panjang, serat pendek, dan serbuk. Kemudian, terhadap serat bambu ditumbuhkan miselium jamur. Hasil pengujian menunjukkan sifat material komposit yang berpotensi untuk absorpsi termal dan akustik.

22

Kata kunci: material berkelanjutan, komposit, bambu, mekanisme pengikatan biologis


Performa Mekanis Botol PET Bekas sebagai Panel Lantai Struktural

MBV Dewi1, D Susanto2 , OC Dewi2 1

Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

2

E-mail: mbvimaladewi100@gmail.com

Eksperimen dalam menggunakan kembali botol PET sebagai bahan bangunan telah banyak dilakukan, di antaranya adalah kuat tekan botol PET sebagai bata dinding eksterior (Mansour, et.al., 2015); konsumsi energi botol PET sebagai insulasi atap (Racolta, et.al., 2016); kuat tekan dan kuat lentur botol PET sebagai dinding interior (Santana, 2016); dan kuat tekan botol PET sebagai dinding dan slab (Oyinlola, et.al., 2018).Paper ini membahas mengenai hasil eksperimen dari kuat tekan dan kuat lentur rangkaian botol PET sebagai panel lantai struktural. Rangkaian botol PET akan dieksplorasi dari aspek posisi, pengikat, pola susunan, pengisi, ukuran, dan posisi tumpuan. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa rangkaian botol PET lebih baik dibanding posisi, pengikat, dan pengisi lainnya. Kemudian rangkaian botol PET dengan pola dimana lebih banyak botol menghadap bawah memiliki kuat tekan lebih baik sementara rangkaian botol PET dengan pola dimana lebih banyak botol menghadap atas memiliki kuat lentur terbaik dibanding pola susunan lainnya. Sementara itu, semakin kecil ukuran dan semakin banyak penumpu rangkaian botol PET, semakin besar kuat lenturnya.

Keywords: Penggunaan Kembali, Botol PET, Panel Lantai Struktural

23


Pengaruh Biophilic Design Terhadap Daya Ingat Penduduk Lansia. Studi Kasus: Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, Cibubur. R Felly1, D Susanto2, OC Dewi2 1

Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

2

E-mail: rizka.felly@gmail.com

Penurunan fungsi kognitif (daya ingat) merupakan salah satu gejala kepikunan. Lansia yang berusia diatas 60 tahun memiliki tingkat resiko yang lebih besar untuk mengidap gangguan kesehatan ini. Pendekatan desain yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut adalah biophilic design. Biophilic Design memberikan sebuah strategi desain berkelanjutan (sustainable design) yang melihat hubungan manusia dengan lingkungan alami. Biophilic Design bertujuan untuk menciptakan habitat yang berbasis hubungan alam, dengan cara mengintegrasikan alam, baik dengan material alami maupun bentuk-bentuk alami kedalam ruang. Biophilic Design mampu mengurangi tingkat stress, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan umum (well-being), dan juga meningkatkan fungsi kognitif (daya ingat) dan kreatifitas seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana biophilic design membantu meningkatkan daya ingat lansia di sebuah sasana tresna werdha. Sasana tresna werdha yang diteliti dalam penelitian ini adalah sasana werdha milik swasta yang berada di Kota Jakarta. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 43 poin instrumen asesmen biophilic design yang dikembangkan berdasarkan 14 pola Biophilic Design untuk mengidentifikasi keberadaan biophilic design secara kuantitatif. Untuk mengukur daya ingat lansia digunakan tabel Clinical Dementia Rating (CDR) dan Memory Card Games. Pengukuran CDR dilakukan setiap hari dengan melihat perubahan perilaku lansia. Sedangkan, Memory card games dilakukan saat sebelum diterapkan intervensi dan saat tiga kali tahapan masa intervensi. Penelitian ini dilakukan selama 1,5 bulan. 24

Kata kunci: Biophilia, biophilic design, daya ingat, lansia, panti werdha.


Pengaruh Teknologi Properti Dalam Pengembangan Properti

CF Maududy1, A Gamal2 , AA Krisnadhi2 1

Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

2

E-mail: carla.fitriyani71@ui.ac.id

Studi akan menjelaskan mengenai dampak teknologi properti yang mengubah fase pra-konstruksi pada pengembangan properti. Teknologi properti merupakan salah satu inovasi yang merevolusi proses pengembangan properti. Pengembang properti yang tidak mengetahui teknologi properti mungkin tidak akan dapat bersaing dalam sektor properti karena tidak memahami perubahan yang terjadi karena adanya teknologi ini. Terbatasnya pengetahuan mengenai teknologi properti belum dapat mengedukasi para pengembang pemula yang ingin bergabung dalam sektor properti. Studi eksploratoris ini menggunakan metode wawancara dalam pengambilan data terhadap delapan pengembang properti. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui proses pengembangan properti saat ini dengan adanya teknologi properti. Studi komparasi dilakukan dengan membandingkan proses pengembangan konvensional dari studi literatur dengan proses pengembangan properti studi kasus. Tujuan studi komparasi ini adalah mengidentifikasi adanya revolusi proses pengembangan properti khususnya di fase pra-konstruksi. Penelitian menunjukkan adanya perubahan terkait dengan rantai tahapan pengembangan properti karena adanya adopsi teknologi properti.

25


Adaptasi teknologi properti hanya membantu proses pengembangan namun rantai tahapan lebih terfragmentasi. Skala pengembangan properti bukan menjadi faktor yang mendorong penggunaan teknologi properti. Pengembang masih memiliki ruang untuk meningkatkan fungsi teknologi properti dengan mengadopsi teknologi properti yang dapat digunakan oleh aktor internal maupun eksternal perusahaan sehingga membentuk lingkungan yang lebih luas.

26

Kata kunci : Teknologi; Pengembangan; Properti; Real estat; Internet of Things; Inovasi


Perumahan Model Komunitas Tergerbang Sebagai Mekanisme Dalam Menangkap Nilai Lahan oleh Para Pengembang EB Christian L1, A Gamal2, J Adianto2 1

Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

2

E-mail: ezraben.lubis@gmail.com

Penelitian ini bertujuan untuk memahami rasional ekonomi pengembang dalam membangun perumahan tapak model komunitas tergerbang (Gated Community Housing). Penelitian – penelitian sebelumnya mengenai Gated Community Housing di Indonesia lebih banyak menekankan pada permasalahan aspek sosial ekonomi masyarakat dalam bertempat tinggal, keseimbangan membangun ruang perkotaan dan tipologi model perumahan. Belum ada penelitian yang secara spesifik melihat bagaimana perumahan model Gated Community dapat membantu para pengembang melakukan Land Value Capture di kawasan Jakarta dan sekitarnya. Desain penelitian ini menggunakan studi kasus jamak bersifat terpancang. Pendekatan penelitian tahap awal, saya melakukan wawancara dengan 7 pengembang yang membangun 7 proyek perumahan model tergerbang di beberapa lokasi di kawasan Jakarta Metropolitan. Tahap berikutnya saya membuat perhitungan dengan model persamaan matematis untuk mencari perbandingan nilai indikatif lahan dari 2 proyek perumahan yang telah dibangun pengembang tersebut. Saya menemukan bahwa pembangunan perumahan tapak model tergerbang dapat mendongkrak nilai jual lahan perumahan setidaknya 1,68 kali lipat hingga 4,21 kali dari nilai lahan perumahan sebelumnya pada area yang sama. Penelitian saya bermanfaat bagi para pihak penyedia dan pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan dimensi lain dari model pembangunan perumahan agar penghadiran perumahan dapat lebih terjangkau. Kata Kunci: Gated Community, Land Value Capture, Pengembang, Perumahan, Real Estate

27


Perubahan Perilaku Pengembang Perumahan dalam Merespons Kebijakan Rasio Loan to Value (LTV)

D Paramitha1, A Gamal2, AH Ramli2 1

Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

2

E-mail: dyarparamitha@gmail.com

Penelitian ini mengkaji perubahan perilaku pengembang dalam menyediakan produk perumahan yang disediakan sebelum dan sesudah kebijakan pelonggaran rasio loan to value (LTV). Perubahan kebijakan Bank Indonesia Nomor 20/8/PBI/2018 yang salah satunya mengatur tentang pembebasan rasio kredit terhadap nilai (LTV) untuk pembelian rumah pertama dengan luasan lebih dari tujuh puluh meter persegi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan properti perumahan. Hal ini dikarenakan adanya kesulitan masyarakat khususnya pembeli rumah pertama dalam membayar uang muka. Desain penelitian ini menggunakan studi kasus multiple case holistic design dengan metode analisis kualitatif untuk mengetahui perubahan perilaku pengembang yang diakibatkan adanya perubahan kebijakan pelonggaran LTV. Pengumpulan data kualitatif didapat dari wawancara mendalam kepada sembilan pengembang. Temuan dalam penelitian ini adalah sebagian besar pengembang menyatakan akan mengubah strategi pengembangan dengan mengubah segmentasi pasar yang lebih rendah untuk meningkatkan penjualan.

28

Kata Kunci: Kredit, Properti, Strategi, Perumahan, Uang Muka


Pengaruh Campuran Penyewa (Tenant Mix) pada Harga Sewa Pusat Perbelanjaan

N Zafira1, A Gamal2 , J Adianto2 1

Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

2

E-mail: nadiazafira22@gmail.com

Penelitian ini membahas tentang mekanisme perhitungan pengalaman berbelanja pusat perbelanjaan yang dapat digambarkan oleh variabel campuran penyewa (tenant mix) terhadap harga sewa pusat perbelanjaan. Pengalaman berbelanja terpengaruh oleh seberapa berbaurnya penyewa dalam sebuah pusat perbelanjaan, dapat disebut dengan campuran penyewa. Penelitian saya mempelajari bagaimana efek dari campuran penyewa tersebut pada harga sewa antar pusat perbelanjaan di Indonesia. Campuran penyewa belum pernah diteliti sebelumnya di negara Indonesia. Penelitian mengenai campuran penyewa terdahulu menggunakan kategori yang hanya berlaku pada negara-negara non ASEAN. Pusat perbelanjaan di Indonesia belum memiliki metode perhitungan harga sewa berdasarkan campuran penyewanya. Tujuan penelitian ini ialah untuk menciptakan dan mensimulasikan instrumen pengukuran campuran penyewa untuk pusat perbelanjaan pada konteks Indonesia, dan mengestimasi seberapa besar campuran penyewa memengaruhi penentuan harga sewa pada pusat perbelanjaan di Indonesia. Strategi penelitian ini adalah transformatif bertahap dengan tahapan penelitian diawali dengan metode kualitatif kemudian dilanjutkan dengan metode kuantitatif. Metode kualitatif pada penelitian saya perlu mengonfirmasi variabel yang akan digunakan pada metode kuantitatif. Metode kualitatif mencakup studi literatur, wawancara, survei telepon, dan studi dokumen. Penelitian saya kemudian dilanjutkan dengan metode kuantitatif yang terdiri atas akuisisi, pengolahan, dan evaluasi data. Kata kunci: Real Estat, Ritel, Harga Sewa, Campuran Penyewa, Pusat Perbelanjaan

29


Preferensi Konsumen Milenial terhadap Fasilitas Umum di Perumahan

NPW Oktavyani1, D Susanto2 , AH Ramli2 1

Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

2

E-mail: widaoktavyani@gmail.com

Generasi Y yang akrab disapa dengan generasi milenial adalah orang-orang yang lahir antara tahun 1980 dan 2000. Generasi Millenial cenderung memiliki aktivitas yang energik dan memberi kepuasan terhadap diri sendiri seperti olahraga dan bepergian. Preferensi konsumsi mereka cenderung berbasis pengalaman, tren saat ini banyak pengeluaran untuk gaya hidup dan leisure. Generasi milenial sedang menginjak dewasa muda saat ini, oleh karena itu mereka adalah target konsumen besar berikutnya termasuk di pasar perumahan. Dalam proses pembelian perumahan, konsumen mempertimbangkan lebih dari satu hal, kegiatan pengambilan keputusan yang sangat kompleks. Salah satu pertimbangannya adalah faktor fisik, khususnya fasilitas lingkungan. Juga, faktor-faktor dalam ekonomi dan gaya hidup memiliki pengaruh di dalamnya. Di sisi lain, beberapa data menunjukkan bahwa mereka memiliki pendapatan lebih sedikit dibandingkan dengan rata-rata. Dan harga rumah dianggap terlalu tinggi untuk kemampuan mereka saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji preferensi konsumen milenial terhadap fasilitas umum yang disediakan pengembang, dan mengidentifikasi jenis fasilitas lingkungan yang sangat diprioritaskan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pengumpulan data penyebaran kuesioner. Pendistribusian kuesioner menggunakan teknik snowball sampling. Penelitian ini nantinya dapat digunakan untuk menentukan fasilitas lingkungan di perumahan real estat saat perencanaan masterplan. 30

Kata Kunci: preferensi, konsumen millenial, fasilitas umum, perumahan, real estat.


PROFIL PESERTA


Nurseto Nugroho

Hanifa Fijriah

nurseto.nugroho@gmail.com

hatterfiri@gmail.com

Adinda Christina

Farrah Eriska Putri

adinda.0711@gmail.com

Arga Patria D P

argadranie@outlook.com

Kani Muthmainnah

eriskafarrah@gmail.com

muthmainnah.kani@gmail.com

Nia Namirah Hanum

nianamirahanum@gmail.com


Aisyah

beneranais@gmail.com

Cut Sannas Saskia cutsannas@gmail.com

Erina Asyera

erina.asyera@gmail.com

Maria Brigitta V D

mbvimaladewi100@gmail.com

Dania Siska Octaviani daniasiska.dast@gmail.com

Intan Findanavy R

intan.findanavy@gmail.com

Rizka Felly

rizka.felly@gmail.com


Carla Fitriyani Maududy carla.fitriyani71@ui.ac.id

Dyar Paramitha

dyarparamitha@gmail.com

Ezra Benjamin Christian L.

Nadia Zafira

ezraben.lubis@gmail.com

nadiazafira22@gmail.com

Ni Putu Widya Octavyani widaoktavyani@gmail.com


SPARKS



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook

Articles inside

Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.