Stereoskop

Page 1



PENERBIT

CV TIGAMEDIA PRATAMA NOVEMBER 2015 www. gamedia.co.id



Penulis: Agus Arika Purnomo Hadi Okka Sabryna Vina Amelia Novitasari Gilang Merapi Wulandari Annisa Mus kaning Putri Putri Suryaningtyas Ken Mo g Saraswa Mohamad Agus Riono M. Barry Budi Pima

Editor: Shofiyatul Haya Alifia Dian Farizha Intan Novita Kar ka Gelahara Ladita Putri

Desain sampul: Hasan Abdul Aziz

Desain gras konten: Intan Findanavy Ridzqo Vina Amelia Novitasari Okka Sabryna Desy Nurariyani Lolita Maharani Kumalasari

Cetakan pertama, November 2015 14,8 x 21 cm iii + 153 halaman Diterbitkan oleh: CV Tigamedia Pratama Jl. Prof Soedarto, SH - LPPU II no. 12 Tembalang, Semarang Indonesia www. gamedia.co.id


Pengantar Perjalanan arsitektur untuk menemui

Maya Lin per nah berk ata bahwa architecture is like a mythical fantasy; it has to be experienced; it can't be described; we can draw it up and we can make models of it, but it can only be experienced as a complet whole. Arsitektur, ia adalah sebuah benda mati, diam tak bergerak, diam tak bersuara. Ia justru dibuat untuk mengakomodasi manusia bergerak di dalamnya. Maka sudah seharusnya ia memerlukan seseorang untuk menjadi narator bagi apa yang ingin disampaikan si arsitektur. Sama seperti Sangeet Sharma membuat ketidaksetujuannya terhadap Maya Lin. Buildings must have a silent narrator. They must hold your hand and take you along the journey while narrating all those violent ushes of the heart that made the architecture of that building come alive.

karya-karya itu, berinteraksi langsung dengannya, memang hanya langsung dapat dirasakan penuh setiap sekuen pengalaman. Perjalanan ini merupakan sebuah keharusan sebagai mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip. Beragamnya tempat, beragamnya tujuan, tentu tidak dapat dilaksanakan semuanya pada waktu yang bersamaan. Tujuan yang berbedabeda ini pada akhirnya tentu semakin memperkaya pengalaman angkatan 2012 ini menemui arsitektur. Pasca kepulangan perjalananperjalanan ini kemudian membuahkan pertanyaan, bagaimana satu kelompok yang berbeda destinasi dapat ikut merasakan destinasi yang lain? Bagaimana kemudian menghidupkan kembali momen-momen perjalanan itu pada orang lain di luar sana yang tidak ikut di dalamnya? Buku ini kemudian hadir berkat inisiasi dari kami, mahasiswa Arsitektur

1


dedikasi luar biasanya.

angkatan 2012, sebagai bentuk implementasi keresahan akan kisah, pengalaman, dan wawasan yang

Dan di akhir, mahasiswa Arsitektur

sudah didapat, buah hasil dari proses

Universitas Diponegoro

Kuliah Kerja Lapangan 2015. Buku ini

mempersembahkan buku ini sebagai

layaknya sebuah media stereoskopis

representasi sebuah ekspresi

yang mampu menghadirkan

individual akan proses arsitektural

visualisasi yang berbeda, dari

yang kami rasakan melalui pendidikan

berbagai tempat, di setiap kedipan

formal dan informal. Sebuah bingkisan yang akan menjadi

mata penikmatnya.

apresiasi terbaik akan keberamaan Semoga benar saja, buku ini mampu

penuh rasa yang telah kami lewati

menjadi media yang menghadirkan

beberapa tahun terakhir.

visualisasi semu setiap pembaca akan apa yang telah kami rasakan, sebuah perjalanan arsitektural yang dirasa cukup terbatasi

Garda Ryan P.

segmentasinya, mampu tercurahkan

Ketua Pameran Paska KKL Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip 2015

secara jelas kepada semua kalangan pembaca. Te r i m a k a s i h k e p a d a J u r u s a n Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro beserta para dosen yang tiada lelah membimbing kami dalam proses kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) 2015. Dan ucapan terimakasih paling besar kepada diri kami sendiri, mahasiswa Arsitektur Universitas Diponegoro 2012 akan

2


Daftar Isi 1

Pengantar

3

Daftar Isi

4

Architettura Europea Eropa, Perjalanan Waktu Arsitektur Dunia

34

IETA Architecture, Technology, and The City

64

Singapore-Thailand Perjalanan dalam Pembangunan Berkelanjutan

94

Desa Vernakular Wae Rebo Arsitektur dalam Tradisi

124

Jakarta-Bandung House of Indonesian Architect

3


ARCHITETTURA

EUROPEA

EROPA, PERJALANAN WAKTU ARSITEKTUR DUNIA

Sambil menyelam minum air, perjalanan kami ke Eropa tidak hanya sekadar berusaha mengharumkan nama bangsa. Berjalan dalam ruangg waktu, menapaki tanah yang tidak kami kenal sebelumnya. Perjalanan waktu arsitektur dunia. Roma, Rimini, dan Amsterdam.

PURNOMO HADI | AGUS ARIKA | SHOFIYATUL H. | VINA AMELIA N.


BAGIAN I: KULIAH KERJA LAPANGAN, BELAJAR DARI MASA KE

LATAR BELAKANG Kuliah Kerja Lapangan karena sudah memenuhi syarat juga.Destinasinya adalah Schipol Airport di Amsterdam, Pantheon di Roma, Vatican di Rhoma, Colosseum di Roma, TheatreNovelli di Rimini

Perjalanan KKL kami dimulai pada tanggal 21 September 2014 hingga 1 Oktober 2014. Perjalanan kami awalnya untuk mengikuti kegiatan lomba Paduan Suara tingkat International di Rimini Italia yaitu Rimini Choir Competition. Kami yang merupakan anggota PSM UNDIP ikut serta dan dimulailah perjalanan kami. Sambil menyelam minum air, atau sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui itulah yang ada di pikiran kami saat kami memilikipeluang dan kesempatang untuk mengunjungi beberapa tempat yang biasa dikunjungi wisatawan. Nah berhubung yang kami kunjungi adalah bangunan-bangunan bersejarah di Eropa yang biasa disebut-sebut sebuah buku Sejarah Arsitektur da yang lainnya disitulah kami terpikir untuk menjadikan kunjungan kami menjadi sebuah destinasi

Dewasa ini, arsitektur sudah memperlihatkan kepesatannya dalam berkembang. Munculnya gaya-gaya arsitektur baru yang makin beragam macamnya menyebabkan timbulnya sebuah pertanyaan yang paling mendasar bagi banyak mahasiswa arsitektur di dunia, yakni asal dari sebuah pemikiran dalam berarsitektur. Oleh karena itu, diperlukan adanya pembelajaran lebih lanjut mengenai sejarah perkembangan arsitektur di dunia yang secara tidak langsung mempengaruhi pemikiran arsitek di masa kini.

5


Eropa merupakan salah satu benua yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan arsitektur dunia. Teori-teori dan gagasan yang di cetuskan oleh arsitek masa lalu Eropa banyak mempengaruhi gagasan maupun teori yang kemudian muncul di khalayak ramai hingga saat ini. Munculnya standar-standar baku dalam sebuah perancangan obyek arsitektur tidak dapat dipungkiri juga merupakan pengaruh dari segala sesuatu yang berkembang di benua Eropa pada masa lalu. Salah satu negara di Eropa yang berpengaruh adalah negara Italia, d i m a n a b a nya k b a n g u n a n - b a n g u n a n mahakarya arsitek masa lalu yang dijadikan acuan dalam penetapan standar maupun referensi dalam berarsitektur pada masa selanjutnya. Selain itu, hingga kini Italia masih mempertahankan sejarah arsitektur masa lalu tanpa mengubah bentuk maupun fungsi dari bangunan itu sendiri. Salah satu kota di Italia, yaitu Roma juga ikut andil dalam

mempengaruhi perkembangan arsitektur dunia. Oleh karena itu, mahasiswa membutuhkan adanya obyek arsitektural yang dapat dijadikan sebuah pembelajaran yang nantinya dapat dibandingkan dengan teori-teori yang pernah dicetuskan pada masanya. Adapun obyek arsitektur Kuliah Kerja Lapangan yang bertempatan di Roma, Italia, lebih menekankan pada bangunan konservasi yang memiliki nilai sejarah dan berpengaruh pada masanya. Sehingga mahasiswa mampu mengetahui fakta yang ada di lapangan dan tidak hanya mempelajari sejarah arsitektur dunia melalui buku maupun teori dan gagasan yang ada.



BAGIAN II: EROPA, PERJALANAN WAKTU ARSITEKTUR DUNIA pengaruh yang besar hingga berabad-abad sampai masa moderenisme diakhir abad ke-18. Dari banyaknya tempat bersejarah di eropa, kami memilih lima tempat sebagai destinasi dengan pertimbangan peran dari tempat atau bangunan tersebut bagi perkembangan arsitektur dunia. Berikut lima destinasi yang kami kunjungi beserta ulasan mengenai bangunan tersebut.

Arsitektur dapat dikatakan telah menjadi bagian dari kebudayaan manusia yang berkaitan dengan berbagai segi kehidupan seperti: seni, teknologi, geografi, dan sejarah. Dalam perkembangannya, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan arsitektur di Eropa sedikit banyak memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan arsitektur di dunia. Perkembangan arsitektur dari masa Yunani dan Romawi memberikan

AMPHITEATHER “HIPPODOME” CIRCUS ATAU COLOSSEUM

Domus Aurea

Colosseum Lokas i Col osseum (Sumber: www.google.com) Diakses pada tanggal 12 M aret 2015

keseluruhan bangunan Colosseum ini berukuran 76 m (panjang) dan 46 m (diameter yang pendek).

Colosseum adalah amphiteater terbesar yang pernah dibuat oleh peradaban Romawi. Sebenarnya amphitheatre adalah kelengkapan standar yang harus dimiliki oleh setiap kota Ro m a w i . N a m u n ka re n a u ku ra n d a n kapasitasnya yang besar, Colosseum atau Flavian Amphitheater, menjadi monumen bersejarah yang penting.

Bangunan ini terdiri dari dua lantai, dimana bagian utama terdiri dari tiga lantai berbentuk lorong beratap dengan lengkungan disetiap lantai, dan bagian kedua adalah lantai ke empat dengan lubang jendela yang cukup banyak. Terdapat 80 lengkungan pada setiap lantai yang terbagi oleh pilar-pilar yang kemudian dibagi lagi oleh lengkungan pada tiap pilarnya dengan lebar lengkungan sebesar 4.20 m dan tinggi 7.05 m.

Secara keseluruhan, bangunan colosseum memiliki bentuk elips dengan sumbu panjang berorientasi Barat – Barat laut dan Timur tenggara, berukuran 188 meter dan pendek satu 156. Koordinat letaknya 41 ° 53 '33 " Lintang Utara, 12 ° 29' 31" Bujur Timur dengan ketinggian bangunan 48,5 meter. Diameter 8


188.00

46.00 Barat - Barat Laut

76.00 156.00 Timur Tenggara

Timur Tenggara Denah Ukuran Colosseum (Sumber: www.google.com) Diakses pada tanggal 12 Maret 2015

Pilaster segi empat Corinthian

Lubang jendela ini setiap 2 Urutan pilaster ini menganut pada aturan klasik yunani kuno. Yaitu Doric

Pilaster Corinthian

diletakkan di paling bawah sebagai yang paling kokoh, menopang ionic yang lebih feminism (ramping) lalu

Pilaster Ionik

paling atas pilaster Corinthian yang dianggap paling muda Pilaster Doric Potongan Colosseum (Sumber: www.google.com) Diakses pada tanggal 12 Maret 2015

Penataan tempat duduk penonton pada bangunan Colosseum ini cukup rapi dan unik dengan jarak 3,60 m di atas aren dengan sudut kemiringan 37 °. Kapasitas penonton yang dapat memenuhi gesung ini antara 50.000 dan 75.000. Material utama sebagai penopang Colosseum berupa 300 ton besi kaku yang digunakan untuk menghubungkan blok batu dengan tebal balok batu kapur di lantai dasar rata – rata 90 cm. Dalam proses pembuatannya, lebih dari 100.000 meter kubik batu travertine (mineral batu kapur khusus dari sumber mata air panas) yang digunakan (45.000 untuk dinding luar saja).

Selain itu, pada sekeliling bagian atas ada soket untuk 240 balok kayu yang didukung tenda (velarium).

Potonga n Tempat Duduk Pada Col osseum (Sumber: www .googl e.com) Diakses pada tanggal 12 Mar et 2015

9


Agar lebih jelas, berikut ulasan mengenai pelatakan dan fungsi dari area tempat duduk penonton pada bangunan Colosseum : 1. Tribun, tempat dimana penonton bisa menikmati pertunjukkan. Karena susunan tribun colosseum yang menyerupai lereng, kualitas suara maupun visual yang dirasakan penonton akan terasa sama. 2. Arena merupakan pusat orientasi dari Colosseum. Di atas Arena ini lah dahulu berlangsung perang para gladiator, manusia melawan manusia, manusia melawan hewan buas, bahkan skenario perang laut yang berlangsung diatas

terbuat dari lempung yang dicampur dengan pasir dan dipanggang hingga 800 derajat celcius. 3. Lorong ini difungsikan sebagai area sirkulasi utama untuk penonton. Lorong ini mampu dilewati oleh 50.000 penonton keluar masuk dengan cepat. 4. Di sini penampil (para gladiator, hewan buas, dsb) mempersiapkan diri untuk masuk ke arena. Letaknya lebih dekat dengan arena dan lorongnya lebih besar. 5. Lorong bawah tanah ini berfungsi sebagai sistem drainase Colosseum

daratan (Naumachia ). Lantai arena ini

1. Tribun

2. Arena 3. Lorong penonton

4. Lorong untuk sirkulasi pertunjukkan

5. Lorong bawah tanah

Potonga n Tempat Dud uk Pada Col osseum (Sumber: ww w.google.com) Diakses pada tanggal 12 Maret 2015


Ruang amphitheatre dan theater sebenarnya warisan peradaban Yunani Kuno yang dipertahankan dan dikembangkan. Bentuk aphitheater dimaksudkan untuk mendukung fungsinya sebagai tempat pertunjukkan yang memungkinkan penonton mendapatkan pandangan dan suara terbaik dari panggung. Untuk itu, bangsa Yunani Kuno membangun amphitheatre dengan memanfaatkan lereng bukit yang digarap hingga berbentuk undakan – undakan teras yang melingkar. Colosseum dibangun pada tahun 72 SM pada tapak kekuasaan Nero Claudius Caesar Augustus Germanicus (penguasa Roma saat itu) yang disebut “Domus Aurea” atau dalam bahasa inggris Goldenn House. Kemudian diresmikan oleh Titus Flavius Caesar Vespasianus Augustus (anak dari Nero) pada tahun 80 SM. Perayaan pembukaan Colosseum berlangsung selama 100 hari, selama perayaan diadakan pertarungan ribuan gladiator, perburuan hewan buas (diperkirakan hingga 5000 hewan buas) dan juga Naumachie (Pertarungan air tiruan). Lantai 4 (tingkat terakhir) diselesaikan oleh domitian (81 – 96 SM). Colosseum pernah mengalami gempa bumi pada tahun 442, 1231, 1255, 1349, dan beberapa kali diperbaiki pd tahun 1740 – 1758. Paus Benediktus XIV menjadikan Colosseum sebagai tempat suci.

A mphi teather “Hippo dome” Circus atau Col os seum (Sumber: ww w.googl e.com)


PANTHEON, ROMA, ITALIA Dalam bahasa Latin dan Yunani, pantheon berarti “kuil semua dewa”. Marcus Vipsanius Agrippa, seorang diplomat dan jenderal, membangun Pantheon pada tahun 27 SM. Pantheon dibangun untuk memperingati kemenangan tentara Octavianus dalam Pertempuran Actium yang berlangsung pada tanggal 2 September 31 SM. Pertempuran ini terjadi antara tentara Oktavianus melawan pasukan gabungan Mark Antony dan Cleopatra. Pantheon yang dibangun oleh Agrippa hancur pada tahun 80 M akibat kebakaran besar. Pantheon yang masih bertahan hingga kini merupakan struktur yang dibangun kembali pada tahun 125 M oleh Kaisar Hadrian. Arsitek Hadrian mengikuti desain Pantheon persis seperti prasasti yang ditinggalkan oleh Marcus Vipsanius Agrippa. Hadrian memberikan kredit kepada Marcus Agrippa dengan ukiran “Dibuat oleh Marcus Agrippa, anak Lucius, pada masa jabatan konsul ketiga” di pintu masuk Pantheon. Sejarawan menganggap Pantheon adalah tempat pemujaan karena merupakan tempat semua dewa dan dewi Romawi kuno. 12

Pembangunan kuil ini diselesaikan pada masa pemerintahan Kaisar Hadrian (118 SM-28 M) pada tahun 126 M Hadrian membangun kuil ini untuk penyembahan terhadap dewa-dewa Romawi. Nama Pantheon berasal dari bahasa Yunani yang berarti Rumah Semua Dewa. Kuil ini digunakan sebagai gereja dari tahun 609 sampai 1885 dan kemudian menjadi gereja dan tempat pemakaman bagi pahlawan nasional Italia. Tokoh-tokoh terkenal yang dimakamkan di sini adalah R aj a Em m anue l I dan pe luk is Renaissance, Raphael.


Bangunan ini telah digunakan selama lebih dari 2000 tahun. Pantheon merupakan struktur melingkar yang dibuat dari batu bata. Fitur yang paling menakjubkan dari monumen ini adalah adanya kubah besar yang terbuat dari b e t o n . K e b u d a y a a n Yu n a n i s a n g a t mempengaruhi seni dan arsitektur Romawi. Kubah hemispherical Pantheon menunjukkan pengaruh arsitektur Yunani dan juga ide GrecoRoman mengenai “Cosmos”. Terdapat celah di tengah kubah yang dikenal sebagai “mata besar” yang membuka ke langit. Kubah ini memiliki rancangan rumit dan dihiasi dekorasi perunggu dengan berat sekitar 4.535 ton. Para sejarawan percaya bahwa “mata besar” melambangkan bahwa kerajaan langit menjaga seluruh Kekaisaran Romawi. “Mata besar” juga digunakan sebagai lubang ventilasi sekaligus tempat masuknya cahaya matahari. Saat turun salju atau hujan, terdapat saluran air yang membantu mengalirkan air yang masuk melalui “mata besar ”. Phocas, Kaisar Bizantium, mempersembahkan Pantheon kepada Paus Bonifasius IV untuk

menyelamatkannya dari kehancuran dan penjarahan. Pada tahun 609 Masehi, Pantheon diubah menjadi “Chiesa di Santa Maria ad Martyres”, sebuah gereja Katolik. Antara tahun 1 6 9 1 - 1 7 6 5 M , G i ova n n i Pa o l o Pa n i n i membangun kembali interior Pantheon. Selama pemerintahan Kepausan, Pantheon digunakan sebagai tempat pemakaman untuk raja dan orang-orang terkenal lainnya termasuk pelukis yang telah memeluk agama Kristen. Beberapa bangunan modern yang dibangun mengambil inspirasi dari Pantheon diantaranya adalah The Rotunda – University of Virginia, Low Memorial Library – Columbia University, Grand Auditorium – Universitas Tsinghua, Jefferson Memorial – Washington DC, dan Duomo – Florence. Satu hal yang menarik adalah bentuk Rotunda dari Pantheon di Roma. Rotunda adalah bentuk bangunan yang membentuk lingkaran atau berbentuk kubah (dome).



Struktur Pantheon terdiri dari beberapa bangunan utama yakni, Portico (serambi depan), Rotunda (bangunan bulat) serta kubah dan dilengkapi tempat pemandian dan taman air. Banyak bangunan lain yang mengikuti rancangan Pantheon antara lain University of Virginia, Low Memorial Library - Columbia University, Grand Auditorium - Universitas Tsinghua, Jefferson Memorial- Washington D.C, State Library of Victoria di Melbourne, Australia dan sebagainya. -Portico Portico adalah serambi depan yang masih asli dirancang oleh Agrippa sebelum musibah kebakaran. Pintu perunggu Pantheon masih asli walau mengalami beberapa kali restorasi. Di depan portico terdapat 16 buah tiang berwarna merah yang terbuat dari granit yang menyokong atap. Tiang-tiang bergaya Corynthian ini masing-masing tingginya 11,8 meter, diameter 1,5 meter dan berat 60 ton dan berasal dari Alexandria, Mesir. Hadrian membangun kembali Pantheon berdasarkan catatan Agrippa pada tahun 125 dan ia menuliskan jasa Agrippa di portico dengan tulisan MAGRIPPALFCOSTERTIUMFECIT yang artinya Didirikan oleh Marcus Agrippa, Putra Lucius pada masa Jenderalnya yang Ketiga.

-Rotunda Rotunda adalah bangunan interior berbentuk bulat yang memiliki diameter 145 kaki dan dibuat dari pualam. Di ruangan ini terdapat 7 buah ceruk yang masing-masing berbentuk bulat dan setengah bulat. Rotunda dilengkapi oleh kubah besar setinggi 140 kaki yang disebut juga kubah langit. Kubah ini terbuat dari sambungan potongan batu, dengan jarak basis kubah dengan lantai adalah 71 kaki. Kubah ini dibuat dari bahan ringan untuk mengurangi beban, yakni dari semen pumice dan pozzolanik yang terbuat dari debu vulkanik. Sampai tahun 1436, kubah Pantheon masih merupakan kubah yang terbesar di barat setelah Katedral Florence dibangun oleh Brunelleschi. Diperkirakan berat total kubah ini adalah 4.535 metrik ton dengan ketebalan di basis mencapai 21 kaki dan dekat lubang ventilasi (oculus) menipis menjadi 1,2 meter. Sebuah lobang ventilasi yang terbuka di puncak kubah dinamakan oculus. Oculus disebut juga Mata Besar karena terbuka ke langit. Oculus memiliki diameter 7,8 meter dan berfungsi sebagai ventilator dan sumber cahaya. Jika hujan atau salju masuk dari sini, maka akan dialirkan ke saluran pembuangan. Lobang ini disimbolkan sebagai perlindungan para dewa selalu menyertai Kekaisaran Romawi.


GEREJA SANTO PETRUS, VATIKAN, ITALIA Basilika Santo Petrus (bahasa Italia: San Pietro in Vaticano) adalah sebuah basilika utama Katolik di Kota Vatikan, dikelilingi oleh Kota Roma. Bangunan ini digambarkan sebagai gereja terbesar yang pernah dibangun (meliputi area 23.000 m² dan memiliki kapasitas lebih dari 60.000) dan salah satu situs tersuci dalam Kekristenan. Konstruksi basilika ini dimulai pada tahun 1506 dan selesai pada tahun 1626. Basilika Santo Petrus dibangun atas perintah Kaisar Kristen pertama Konstantin I, pada tahun 326 di tempat Santo Petrus menjadi martir. Seribu tiga ratus tahun kemudian bangunan ini mulai runtuh perlahan-lahan, dan oleh karena itu Paus Nikolas V memerintahkan agar dibangun sebuah basilika yang baru. Tetapi pembangunannya baru dimulai pada tahun 1506 pada masa jabatan Paus Julius II. Basilika ini merupakan basilika terbesar di dunia dengan panjang 193 meter dan tinggi 132 meter.

16

Bagian yang menjadi inspirasi dari arsitektur bangunan basilika untuk gereja adalah susunan ruangnya, seperti ruang tengah, barisan tiangtiangnya, tempat masuk nya cahaya dan peninggian lantai. Di dalam bentuk gereja basilika juga dibuat atrium, berupa ruang terbuka di dalam gedung yang banyak dibuat pada rumah-rumah kaum bangsawan Roma, ini juga seperti Toko Buku Selexyz Dominicanen yang terletak di kota Maastricht, provinsi Limburg, Belanda ini merupakan sebuah bekas gereja kuno yang dibangun pada tahun 1294.


Dalam sebuah sayembara yang diadakan dalam rangka redesain Gereja Santo Petrus, terpilihlah denah rancangan arsitek Bramante terpilih sebagai denah baru Gereja Santo Petrus. Denahnya berbentuk persegi dengan pengembangan dari bentuk Salib Yunani. Dikarenakan Paus Paulus II terburu wafat, perencanaan gereja kebesaran ini kemudian dikembangkan lagi. Sekitar enam orang arsitek telah ikut turun tangan merancang Gereja Santo Petrus, sebelum arsitek terkenal zaman renaissance, Michelangelo, mengubah denahnya. Sebagian besar rancangan Santo Petrus dikerjakan oleh Michelangelo dari tahun 1545 s.d. 1564, yang denahnya dikembangkan dari Salib Romawi. Setelah Michelangelo melakukan perubahan rancangan, masih dilakukan perubahan lagi sebanyak dua kali oleh 2 orang arsitek, sampai mendapatkan bentuk Gereja Santo Petrus yang sekarang. Sedangkan rancangan beranda dan halaman muka Gereja Santo Petrus dikerjakan oleh Lorenzo Bernini (1598-1680). Kubah dari Gereja Santo Petrus baru dibangun sesudah meninggalnya Michelangelo.

dengan diameter interior (hampir sama besar dengan Pantheon) 120 meter (394 kaki) di atas lantai. Pada pertengahan abad ke-18, retakan muncul, sehingga dipasang empat rantai besi antara dua kerangka sebagai pengikat. Dapat dilihat saat melalui tangga spiral, terdapat empat dermaga penyeberangan yang mendukung kubah tersebut, masing-masing tingginya 18 meter (59 kaki). Ketinggian gereja dari lantai hinggga ke puncak salib adalah 136,57 m atau 448,06 ft. Kubah Michelangelo tidak berbentuk belahan bola, melainkan parabola. Bukaan melengkung yang besar memungkinkan akses (tapi tidak untuk umum). Di atas kubah ditutup dengan puncak menara. Kubah dirancang oleh Donato Bramante di awal tahun 1503 direncanakan akan dibuat dari shell batu tunggal, namun tidak layak. San Gallo merencanakan akan dibuat dengan shell ganda, dimanan Michelangelo kemudian memperbaikinya. Kubah tersebut melalui proses perancangan yang cukup lama agar dirancang agar mendapatkan hasil yang memuaskan.

Bagian-Bagian Gedung Gereja St. Petrus ¡ Kubah. Kubah dirancang oleh Michelangelo dan diselesaikan oleh Giacomo della Porta tahun 1590. Kubah dirancang oleh Michelangelo, yang menjadi kepala arsitek pada tahun 1546. Pada saat kematiannya (1564), kubah selesai hingga berbentuk tabung. Kubah itu selesai antara tahun 1585 dan 1590 oleh arsitek Giacomo Dela Porta degan bantuan Dominico Montana. Kubah ganda bata pada bangunan ini memiliki ketinggian 42,3 meter (138,8 ft)

Kubah Gereja Santo Petrus (Sumber: www.google.com ) Diakses pada tanggal 12 Maret 2015 17


Ÿ

Fasad Gereja St. Petrus

Prasasti (tinggi 1meter) menyatakan: "Paul V Borghese, Paus Roma, pada tahun 1612 pada tahun ketujuh masa kepausannya, didirikan untuk menghormati Pangeran Rasul". Diatas struktur utama ada sebuah loteng, dengan delapan jendela persegi dihiasi dengan pilaster kecil, dibatasi oleh pagar dan 13 patung-patung di travertine. Patung-patung di pagar mewakili Kristus Penebus (19 meter), St Yohanes Pembaptis dan 11 Rasul. St. Mathias disertakan karena ia dikaitkan dengan yang lain "Sebelas" dalam kesaksian untuk Kebangkitan Kristus. Diperbaiki pada tahun 1790 oleh Giuseppe Valadier. Terdapat delapan kolom raksasa pada fasad dengan lebar hampir 10 kaki sepanjang 90 meter. Pemulihan fasad dan 13 patung, dimulai pada April 1985, telah dilakukan pada tanggal 30 November 1986. Campuran tembaga asli (1613) dalam patung Penebus, diganti dengan yang baru selama pengerjaan, diberikan kepada Knights of Columbus sebagai pengakuan atas dukungan mereka untuk restorasi. 18


basilika, ada beberapa monumen penting dan

ke-17, yang terhormat berdampingan di gereja paling penting dalam agama Katolik. Akhirnya, tepat sebelum akhir gereja, adalah Baptis.

p e r i n g a t a n . Ya n g p e r t a m a a d a l a h

Pada bagian sisi kanan berisi tiga altar yaitu,

¡Interior. Saat kita berjalan di sepanjang lorong kanan

Michelangelo Pieta, terletak di sebelah kanan

St Wenceslas, St Processo dan St Martiniano,

pintu masuk ditempatkan di belakang kaca

dan St Erasmus. Sisi kiri juga mengandung tiga

pelindung. Kemudian monumen Ratu

altar, yaitu St Petrus Penyaliban, St Joseph dan

Christina dari Swedia, yang diturunkan dari

St Thomas. Pada altar utama berdiri baldachin

tahta pada 1654

dengan tinggi 30 meter (98 kaki) ditopang oleh

Berjalan menyusuri lorong kiri ada Altar Transfigurasi. Berjalan ke bawah menuju pintu masuk merupakan monumen untuk Leo XI dan XI Innocent diikuti oleh Kapel Perawan Maria Tak Berdosa. Setelah itu ada monumen untuk Pius X dan VIII Innocent, kemudian monumen John XXIII dan Benediktus XV, dan Kapel Penyajian. Setelah itu ada Monumen Royal Stuart, tepat di seberang Maria Clementina Sobieska. Simetris, dua raja yang menyerahkan takhtanya untuk iman Katolik mereka di abad

empat pilar besar, dirancang oleh Bernini antara 1624 dan 1632. Baldachin ini dibangun untuk mengisi ruang di bawah kubah, dan dikatakan bahwa perunggu yang digunakan untuk membuatnya diambil dari Pantheon. Representasi kursi, bagian dari patung, yang disebut berisi sisa-sisa kursi milik Saint Peter (juga dikatakan bahwa itu adalah bagian perunggu terbesar di dunia.) Di bawah baldachin adalah makam St Peter.




TEATER ERMETTE NOVELLI, RIMINI Teater Novelli merupakan tempat pusat penyelenggaraan acara seni yang ada di kota Rimini. Lokasi teater terletak di dekat garis pantai Via Alfredo Cappellini, 3 47921 Rimini, Italia. Banyak acara seni ternama yang sudah diselenggarakan di teater ini seperti; paduan suara, teater, sinema, komedi hingga orkestra. Dalam satu tahun kalender terdapat banyak acara seni yang rutin diselenggarakan di teater Novelli. Teater yang mempunyai kapasitas 639 kursi ini

sudah mengalami beberapa kali renovasi dan pembangunan ulang sejak awal pembangunan pada tahun 1895. Hingga pada saat ini bangunan teater yang berdiri kokoh sudah memakai konsep bangunan modern dan elegan. Saat ini teater Novelli disewakan untuk segala acara pertunjukan seni dan bagi penonton yang ingin melihat pertunjukan seni teater dibuka untuk publik. Berikut beberapa pertunjukan yang pernah diselenggarakan di Teater Novelli :

Beberapa pertunukan pada Theatre Novelli (Sumber: www.google.com) Diakses pada tanggal 12 Maret 2015 22



Pada tanggal 27 Maret 1895 Dewan Kota memutuskan untuk membangun sebuah panggung batu bata di tengah pusat kota Racetrack, diantara pantai dan pelabuhan. Nama awal bangunan ini adalah “Arena al Lido” kemudian berganti nama menjadi “Theatre Ermete Novelli” sampai dengan saat ini. Selama lebih dari satu dekade ini Teater Novelli atau yang biasa dikenal “Friendly Fairground Booth“ menjadi salah satu tempat yang sangat penting untuk kota Rimini. Terdapat persaingan penonton antara dua titik fokus hiburan di kota Rimini ; Kursaal dan Dermaga. Teater Novelli dimiliki oleh Dewan Kota, tetapi seperti tempat lainnya di Rimini, teater Rimini dijalankan oleh “Societa Anonima Bagni” perusahaan yang dikelola oleh suatu instansi di Rimini. Pada tahun 1911 Arena al Lido terancam mengalami penutupan karena tidak memiliki standar keselamatan dan keamanan publik. Setelah bertahun-tahun terlantar Arena al Lido akhirnya diambil alih kepemilikannya oleh Ermete Novelli. Artis bintang besar ini melakukan serangkaian renovasi dan restorasi untuk pemulihan kembali bangunan Arena al Lido yang rusak dan usang. Pada tanggal 10 Agustus koran “Momento” mengkomentari pekerjaan yang dilakukan oleh Ermete Novelli yang telah bekerja luar biasa dengan memberikan kehidupan baru bagi struktur yang sudah usang dan tua. Penduduk di Rimini sangat berterima kasih atas jasanya, dan beberapa hari setelah berita koran Memento tersebar para penduduk Rimini memutuskan untuk memberi nama Teater Novelli sebagai bentuk apresiasi penduduk kepada Emerte Novelli.

24


dilapisi dengan dengan karpet dan busa agar kualitas suara yang dihasilkan bisa maksimal. Pintu masuk ruang pertunjukan menggunakan gordeng agar suara yang dihasilkan pementas tidak sampai keluar dari ruangan.

Sejak tahun 1895 teater dibangun hingga sekarang teater sudah mengalami beberapa kali renovasi dan pembangunan ulang akibat perang maupun tidak adanya kepengurusan yang pasti. Namun pada tahun 1925, teater ini dibangun ulang dengan dinding permanen dan konsep desain elegan dan modern. Meskipun sudah mengalami beberapa kali renovasi, hingga saat ini desain modern dan elegan tidak lepas dari konsep Teater Novelli. Kapasitas teater pun di maksimalkan dengan adanya peminat acara seni yang semakin meningkat

Terdapat 639 kursi di teater novelli yang dibagi menjadi 2 lantai agar kapasitas penonton bisa dimaksimalkan. Selain untuk menambah kapasitas desain dua lantai juga bertujuan agar suara yang dihasilkan bisa terdengar oleh seluruh penonton dengan jangkauan yang cukup.

Kesan elegan sangat kental saat pertama kali masuk ke ruang lobby dari teater Novelli. Pemilihan marmer sebagai lantai dan kolom kolom yang dilapisi oleh sejenis alumunium menambah kesan mengkilat dan elegan pada bagian lobby. .

Dinding pada interior ruang pertunjukan tidak dibuat sejajar agar kualitas suara yang dihasilkan tidak mengalami cacat akustik. Plafon di ruang pertunjukan pun tidak dibuat sejajar agar kekuatan kualitas suara yang dihasilkan peformer bisa sampai ke penonton yang duduk terjauh dari panggung.

Pada bagian ruangan pertunjukan, dinding

25


AMSTERDAM AIRPORT SCHIPHOL, AMSTERDAM, BELANDA Bandar Udara Internasional Schiphol dengan kode IATA AMS dan ICAO EHAM adalah bandara utama di Belanda yang terletak di selatan Amsterdam, persisnya di Gemeente Haarlemmermeer. Schiphol adalah salah satu dari bandara di Eropa yang bersaing menjadi 'pintu masuk utama' menuju benua tersebut bersama Bandara London Heathrow di London, Britania Raya; Bandara Internasional Frankfurt di Frankfurt am Main, Jerman; dan Bandara Internasional Charles de Gaulle di Paris (Roissy), Perancis. Pada tahun 2004, Schiphol meraih urutan ke-4 jumlah penumpang terpadat di Eropa dengan penumpang sebanyak 42.541.000 orang, setelah bandara-bandara tersebut. Schiphol juga mendapatkan peringkat ke-14 bandar udara tersibuk di dunia berdasarkan lalu lintas penumpang sejumlah 52.569.000 penumpang pada tahun 2013, jumlah tersebut meningkat 3% dari tahun sebelumnya. Schiphol dibangun sebagai sebuah terminal besar (a single-terminal concept) yang kemudian dibagi menjadi tiga hall kedatangan yang terhubung dengan landasan

penerbangan. Bangunan tersebut selesai dibangun pada tahun 1994, dan kemudian mengadakan ekspansi pada tahun 2007 dengan penambahan sebuah terminal yang biasa disebut “Terminal 4�, walau terminal tersebut bukanlah sebuah bangunan terpisah. Schiphol dilengkapi dengan 18 buah gerbang landasan pacu ganda yang sedang disiapkan untuk maskapai penerbangan memperkenalkan Airbus A380.



Sejarah Singkat Amsterdam Airport Schiphol Nama Schiphol diambil dari seorang mantan anggota kubu Stelling van Amsterdam bagian pertahanan yang bernama Fort Schiphol. Sebelum tahun 1852, Polder Haarlemmermeer yang mana merupakan tempat bandara Schiphol sekarang berada merupakan sebuah danau yang besar dengan beberapa area dangkal. Dalam Bahasa Inggris, Schiphol memiliki arti 'Ship Grave' atau kuburan kapal, dan dapat diartikan bahwa banyak kapal yang memang hilang di danau tersebut Asal-usul yang lain adalah berasal dari kata 'scheepshaal'. Scheepshaal merupakan sebuah selokan atau kanal kecil yang mana kapal dapat diseret dari satu danau ke danau yang lain. Adapun penjelasan ketiga mengenai nama 'Schiphol' berasal dari kata 'scip hol', yaitu sebuah dataran rendah (hol, seperti nama Holland) dimana kayu didapat untuk membuat sebuah kapal. Schiphol dibuka pada tanggal 16 September 1916 sebagai landasan udara militer, dengan sedikit barak dan lapangan yang dijadikan podium dan landasan pacu. Ketika penerbangan sipil mulai menggunakan lapangan ini (17 Desember 1920) kemudian bandara ini lebih sering disebut sebagai Schiphol-les-bains. Akhir perang dunia ke-1, bandara ini akhirnya digunakan untuk penerbangan sipil dan sudah tidak digunakan dalam kepentingan militer lagi.

28

Ford Schiphol (Sumber: Internet) Diakses pada tanggal 12 Maret 2015

Landasan Pacu Amsterdam Airport Schiphol (Sumber: www.google.com) Diakses pada tanggal 12 Maret 2015


Seiring berjalannya waktu, Bandara Schiphol memiliki 6 buah landasan pacu, antara lain Polderbaan, Kaagbaan, Buitenveldertbaan, Aalsmeerbaan, Zwanenburgbaan, dan Oostbaan. Bangunan terminal baru selesai pada tahun 1949 dan Pada tahun 1949 telah diputuskan bahwa Schiphol akan menjadi bandara utama Belanda. Perluasan dimulai dari sebuah kota kecil bernama Rijk, yang dihancurkan untuk dibuat tempat bagi bandara yang sedang berkembang ini. Konstruksi dari bangunan Air Traffic Control Tower yang baru selesai pada tahun 1991 dikarenakan tower sebelumnya tidak lagi dapat mengawasi bandara secara menyeluruh. Memiliki tinggi 101 m dan merupakan bangunan tertinggi di dunia ketika dibangun pada tahun 1991. Schiphol merupakan satu dari bandara komersial terendah didunia.

No

Arah Landasan/ Kode

Panjang (meter)

Nama

Sumber Nama

Bahan

Aspal

Aspal

1

18R/36L

3.800 m

Polderbaan

Diputuskan berdasarkan kompetisi. 'Polder' berasal dari bahasa Belanda yaitu tanah reklamasi. Schiphol terletak di sebuah polder.

2

24-Jun

3.500 m

Kaagbaan

Berasal dari Kagerplassen terletak di ujung l andasan pacu

3

27-Sep

3.453 m

4

18L/36R

3.400 m

5

18C/36C

3.300 m

6

22-Apr

2.014 m

Buitenvelder Berasal dari Buitenveldert, bagian tbaan dari Amsterdam Aalsmeerbaa Berasal dari Aalsmeer n Zwanenburg Berasal dari nama baan desa Zwanenburg Oostbaan

Landasan pacu paling timur (Oost)

Landasan Pacu Amsterdam Airport Schiphol (Sumber : www.google.com) Diakses pada tanggal 12 Maret 2015

29

Aspal Aspal Aspal Aspal


Konsep Terminal Schiphol menggunakan konsep 'one terminal', dimana seluruh fasilitas berada dalam satu atap, menyebar dari the central 'plaza'. Bandara tersebut, terbagi menjadi 3 bagian atau hall yang menunjuk pada hall 1, 2 dan 3. Semua hall ini, terminal atau ruang terbuka pada bandara terhubung satu sama lain. Bagaimanapun, memungkinkan pada kedua sisi dari keamanan atau border inspection, untuk berjalan diantara terminal, walaupun diataranya terhubung dengan hall yang berbeda. Pengecualian ada pada terminal M low-cost: once airside (past security), penumpang tidak dapat mengakses area yang lain. Border control memisahkan area penumpang Schengen dari area non-Schengen. Bandar Udara Schiphol memiliki 165 pintu boarding.


sebuah slot untuk penerbangan General Aviation dalam maupun luar negeri, dengan pengecualian keperluan kenegaraan, penerbangan darurat, dan penerbangan kemanusiaan.

1. Departure Hall 1 Departure Hall 1 terdiri dari terminal B dan C, keduanya merupakan area Schengen. Terminal B memiliki 14 pintu masuk dan terminal C memiliki 21 pintu masuk. 2. Departure Hall 2

5. Schiphol Plaza Shopping Centre

Departure Hall 2 terdiri dari terminal D dan E. Terminal D merupakan terminal terbesar dan memiliki 2 tingkat. Lantai dasar ditujukan kepada penumpang penerbangan nonSchengen, dan lantai atas digunakan untuk penerbangan Schengen. Pintu masuk penumpang Schengen dimulai pada penomoran D-59, pintu masuk nonSchengen berada pada nomor D-1 hingga D57. Sedangkan Terminal E, yang merupakan area non-Schengen memiliki 14 pintu masuk. Ditujukan kepada maskapai anggota maupun yang berkaitan dengan SkyTeam. 3. Departure Hall 3 Departure Hall 3 terdiri dari terminal F, G, H dan M. Terminal F memiliki 8 pintu masuk dan didominasi oleh maskapai anggota SkyTeam, seperti KLM, Kenya Airways, dan lain sebagainya. Terminal G memiliki 13 pintu masuk dan merupakan satu-satunya terminal yang menangani layanan pesawat Airbus A380 oleh Emirates. Terminal H dan M memiliki 7 pintu masuk dan digunakan untuk penerbangan low-cost carrier. Terminals F, G dan H merupakan area non-Schengen. Terminal M digunakan untuk area Schengen. 4. General Aviation Terminal Terminal baru, yaitu General Aviation Terminal dibuka pada tahun 2011 pada bagian timur bandara, dioperasikan sebagai KLM Jet Center. Bangunan terminal baru ini memiliki luas lantai 6,000 m2 ; 1,000 m2 untuk terminal dan lounge, 4,000 m2 untuk perkantoran dan 1,000 m2 untuk parkir. Dikarenakan tingginya lalu lintas bandara Schiphol dan disekitarnya, telah ditetapkan 31


Struktur dan Konstruksi Space Frame dan Space Truss Salah satu struktur yang dominan digunakan dalam bangunan Amsterdam Airport Schiphol adalah space frame. Hal tersebut terlihat dari penggunaan material baja dalam struktur atap dan diperlihatkan baik di dalam maupun luar bangunan. Namun, 'Truss' tidak hanya dimanfaatkan dalam penyelesaian konstruksi atap saja, namun dalam bangunan ini juga dimanfaatkan sebagai elemen desain. Hal tersebut terlihat pada dinding dan jembatan yang ada pada bandara. Kolom struktur yang digunakan dalam bangunan ini berbentuk 'V' yang mana biasa digunakan dalam bangunan berbentang lebar. Kolom cenderung miring dalam menyokong beban atapnya. Bentuk rangka atap yang terlihat dari dalam bangunan berbentuk V dengan 3-4 buah kaki yang menyokong beban di atasnya. Struktur atap lipat juga digunakan dalam

bangunan Amsterdam Airport Schiphol ini. Hal tersebut selain digunakan sebagai estetika juga dimanfaatkan untuk memasukkan cahaya matahari kedalam bangunan bandara. I tulah penjelasan mengenai beberapa bangunan arsitektur di Eropa yang kami kunjungi, dimana bangunan-bangunan tersebut cukup berperan dalam perkembangan arsitektur dunia. Mungkin bangunan-bangunan tersebut dapat menjadi inspirasi kita saat mendesain sebuah rancangan gedung tanpa meninggalkan nilai-nilai tropis yang mungkin tidak terdapat dalam konsep bangunan di Eropa. “Italian cities have long been held up as ideals, not least by New Yorkers and Londoners enthralled by the ways their architecture gives beauty and meaning to everyday acts.� ― Rebecca Solnit, Wanderlust: A History of Walking



PERJALANAN DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

“Di antara permasalahan pembangunan di Indonesia, dakkah kita perlukan sebuah contoh untuk belajar? Berjalan di negeri tetangga, di sana kami mencoba mempelajari pembangunan berkelanjutan. ”

PERJALANAN KULIAH KERJA LAPANGAN

SINGAPURA - THAILAND Annisa MP | Wulandari GM | Intan Novita | Desy Nurariyani


1 Svarnabhumi Airport, Thailand

BAGIAN I:

Kuliah Kerja Lapangan, Belajar Dari Negeri Tetangga Singkat cerita, setelah beberapa kali melakukan diskusi bersama angkatan, akhirnya muncul empat des nasi utama, salah satunya yaitu Singapura-Thailand, sebagai des nasi KKL kami ini. Tujuan dari KKL des nasi kami, SingapuraThailand yaitu mengetahui implementasi prinsip pengembangan berkelanjutan dalam konsep kota dalam taman di Singapura dan implementasi p r i n s i p ko n s e r va s i kawa s a n sebagai bagian dari pengembangan kota berkelanjutan di Thailand.

Kuliah Kerja Lapangan atau yang biasa kami sebut dengan KKL, merupakan salah satu mata kuliah yang selalu dinan kan oleh mahasiswa. Bagaimana dak? Dalam mata kuliah ini mahasiswa melakukan studi ekskursi yang mana kami belajar memahami atau menganalisa keadaan di luar lingkungan kampus dengan ilmu yang telah kami dapat sebelumnya. Memang hal-hal seper ini yang terkadang memompa semangat kami sebagai mahasiswa “tua� yang jenuh akan suasana belajar di dalam ruangan.

65


2 Esplanade, Singapura


3 Esplanade, Singapura


4 Esplanade, Singapura Interior


5 Garden By The Bay, Singapura

BAGIAN II:

Perjalanan Dalam Pembangunan Berkelanjutan 6 Esplanade, Singapura

Berbagai macam persiapan untuk KKL pun telah kami lewa bersama, sampai akhirnya kami ba di negara tujuan, yaitu Singapura –Thailand. Di Singapura dan Thailand, kami banyak menemukan berbagai pengetahuan baru tentang penataan kota yang cukup berbeda dari negara kita, Indonesia. Pasalnya, di Singapura sendiri dak memiliki unsur kebudayaan yang kental seper di Indonesia, sehingga perilaku pada masyarakatnya pun sudah sangat berbeda. Selain itu, ap negara telah melalui perjalanan sejarah yang berbeda pula. 7 URA, Singapura

8 Singapura


9 Marina Bay Sand, Singapura


PEMBANGUNAN PARTISIPATIF Berjuang dari keterbatasan lahan dan infrastruktur yang buruk, pada awalnya Singapura adalah kota yang sangat berbeda dari keadaanya sekarang. Proyek pembaharuan perkotaan yang luas yang dilakukan untuk mengatasi masalah bangsa seper pertumbuhan penduduk, infrastruktur yang dak memadai, dan kurangnya perumahan yang layak merupakan tugas pen ng bagi pemerintah Singapura untuk membersihkan daerah kumuh, menyediakan perumahan publik, dan mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan ruang untuk industri. U R A yaitu singkatan dari Urban Redevelopment Authority adalah Otoritas Perencanaan Penggunaan L ahan negara S ingapura. U R A berusaha untuk membuat kota yang hidup dan berkelanjutan dengan perencanaanya dan memfasilitasi pembangunan ďŹ sik Singapura dengan tetap bermitra dengan masyarakat. Kemitraan ini termasuk didalamnya pelibatan masyarakat mulai dari tahap perencanaan-pelaksanaanmonitoring-evaluasi pembangunan. Perencanaan jangka panjang juga tentunya pen ng dilaksanakan, dalam rencananya, URA ingin mempertahankan dan meningkatkan karakter perkotaan tempat melalui pedoman desain perkotaannya. Perencanaan lansekap kota yang menyeimbangkan permintaan untuk perumahan, rekreasi, dan bisnis di negara yang terbatas,

11 Concept Plan, URA, Singapura 12 Subway, Singapura

sekaligus menciptakan ruang lansekap perkotaan yang dapat dinikma dan digunakan masyarakat. Untuk memaksimalkan efek ďŹ tas lahan yang di miliki Singapura, dak hanya pembangunan secara ver kal ke atas saja tetapi juga pembangunan di bawah tanah (Underground City) juga dilakukan sebagai solusi. Seper Singapura, masyarakat Thailand juga berpar sipasi ak f dalam pembangunan negara mereka. Mereka memanfaatkan sungai Chao Praya untuk kegiatan pariwisata dengan membangun sarana wisata waterfront city, sehingga penataan bangunan yang memiliki potensi wisata seper rumah makan, mall dan candi menghadap ke sungai dan memanfaatkan sungai sebagai sarana transportasi alterna ve, yaitu kapal yang dapat digunakan untuk mengelilingi Bangkok dan kemudian menjadi daya tarik wisatawan.

71


13 Chao Phraya, Thailand 14 Sungai Chao Phraya, Thailand 15 Sungai Chao Phraya, Thailand (malam) 16 URA, Singapura

17 URA, Singapura 18 URA, Singapura 19 URA, Singapura

16

13

14

17

15

18

19


KOTA DAN TAMAN Melestarikan memori ja diri melalui konservasi akan semakin pen ng bagi Singapura, karena semakin banyak area kota yang dibangun dan diremajakan untuk menunjang kebutuhan yang lebih besar. Konsep pokok dari Revised Concept Plan pada tahun 2011 adalah mewujudkan Singapura menjadi “Garden city in the Tropics�. Dimana konsep Ring city diubah menjadi pola konstelasi Downtown atau pusat kota, hierarki regional, sub-regional, dan jaringan pinggiran-pusat. Garden City in the Tropics diwujudkan dengan menciptakan iden tas sebagai pulau dan meningkatkan penghijauan. Tanah reklamasi lebih banyak dimanfaatkan untuk pantai, marina, resort tepi laut. Sedangkan, kawasan tepian air didekatkan, tata hijau dan air dijalin di dalam pola perencanaan kota. (URA, Introduc on to Concept Plan, 2015) Singapura yang sudah sadar akan masalah kepadatan dan lingkungan, memasukan balkon sebagai luas lantai yang harus diperhitungkan sehingga mengurangi jatah luas bangunan yang bisa dinikma pengguna. Di lain pihak, Singapura juga terus 'mengejar' ruang terbuka hijau serta area hijau untuk memberi dampak posi f bagi lingkungan dan manusia. Salah satu solusi hijau secara ver kal yang ditawarkan adalah atap hijau, dinding hijau, hingga balkon hijau, sehingga area tertutup hijau semakin banyak. Pemerintah Singapura merespon posi f upaya tersebut dan memberikan insen f dengan menanggung

20

Garden By The Bay, Singapura

lima puluh persen biaya retroďŹ t penghijauan bangunan. Dalam langkah selanjutnya, Singapura mencanangkan untuk menambah ruang hijau dari 2500 ha menjadi 4500 ha, yang kemudian tercetus lah gagasan City in a Garden. Peran pemerintah yang mendukung ga ga s a n i n i j u ga d i b u k ka n o l e h keberadaan URA (Urban Redevelopment Authority) yang terbuka dalam merencanakan pembangunan negara. URA turut berperan dalam penyusunan Concept Plan dan Master Plan , yang bersama-sama membentuk kerangka kerja untuk memandu pembangunan ďŹ sik keseluruhan Singapura dalam jangka waktu menengah dan jangka waktu panjang. Concept Plan tersebut adalah Blue Print yang mencakup arah kedepan dan strategi keseluruhan, sementara Master Plan adalah dokumen yang menerjemahkan visi dari rencana konsep dan menjadikannya menjadi pedoman yang lebih rinci. 73


21 Marina Waterfront, Singapura

22 Maket Singapura oleh URA, Singapura

23 Maket Singapura oleh URA, Singapura


24

NUS , Singapura


Konsep City in a Garden dak hanya dikembangkan oleh kalangan pemerintahan, namun juga pada para mahasiswa dan generasi muda. Hal ini dibuk kan dengan par sipasi Na onal University of Singapura (NUS) mengenai konsep a City in a Garden dalam bidang akademik berupa penanaman konsep tersebut pada ap perkuliahan di jurusan

25 Esplanade, Singapura

Arsitekturnya. Penanaman konsep a City in a Garden dan materi-materi lainnya di dalam perkuliahan bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para mahasiswa tentang bagaimana penerapan konsep a City in a Garden pada sebuah bangunan. Karena pada dasarnya, pembangunan di Singapura menerapkan metode tersebut, karena seorang arsitek harus mampu menyesuaikan ciri khas kota serta membantu proses p e m b a n g u n a n b e r ke l a n j u ta n d i Singapura.

26 Parkroyal on Pickering, Singapura

27 Marina Bay Sands, Singapura

28 NUS, Singapura

29 Garden By The Bay, Singapura


WATERFRONT CITY Selain fokus pada penghijauan di lahannya yang sempit, di Singapura juga dak lupa akan potensi lain dari wilayahnya, yaitu perairan. Singapura memiliki beberapa tempat wisata yang sengaja dipusatkan kegiatannya di teluk bagian ujung selatan Singapura, yaitu teluk Marina (Marina Bay). URA (Urban Redevelopment Authority) membuat masterplan untuk Marina Bay sebagai fungsi mixed used untuk kegiatan komersial, tempat nggal, hotel, dan pusat hiburan. Saat kami berada di kawasan ini, kami merasa tenang meskipun kami sebenarnya berada di kawasan kota yang padat lalu lintas dan ak vitas. Gemercik suara air dari ak vitas teluk serta pancuran air dari patung merlion itulah yang mempengaruhi ketenangan ha di ap pengunjungnya.

32 Marina

Bay Watefront, Singapura

34 Marina Bay Sands, Singapura

30 Marina

Bay Watefront, Singapura

31 Marina Bay Sands, Singapura

33 Marina

Bay Watefront, Singapura

35 Marina

Bay Watefront, Singapura


36 Marina

Bay Watefront, Singapura


Sama halnya dengan Singapura, di Thailand juga terdapat ak vitas kota yang dipusatkan di dekat perairan yaitu, sungai Chao-Phraya. Sungai tersebut merupakan salah satu ďŹ tur geograďŹ s yang paling tersohor di Kota Bangkok. Sungai sepanjang 372 km tersebut membentang dari Kota Bangkok hingga berakhir di Teluk Thailand. Sungai Chao Phraya menjadi salah satu penggerak perkembangan wilayah baik itu dari segi ekonomi, sosial, dan budaya. Bahkan, dikatakan bahwa sungai Chao Phraya menjadi salah satu sumber pendapatan paling pen ng di Thailand yaitu dengan berkembangnya sektor perdagangan dan pariwisata. Di kawasan sungai Chao Pharaya dapat kami temukan transportasi air untuk menuju suatu tempat yang letaknya masih di sekitar tepi sungai. Sepanjang sungai tersebut terdapat berbagai bangunan yang difungsikan sebagai penunjang kawasan pariwisata, seper foodcourt, s o u v e n i r s h o p , h i n g ga b a n g u n a n konservasi seper Wat Arun, Wat Pho, Wat Sawe a Chat, Wat Thong Noppakum, serta yang paling terkenal yaitu tentu saja keberadaan Royal Grand Palace yang berdiri megah dak jauh dari bantaran sungai Chao Phraya.

37 Sungai Chao Phraya, Thailand 36 Sungai Chao Phraya, Thailand



KONSERVASI ARSITEKTUR

38

Melalui perjalanan K K L , kami mendapatkan pengetahuan baru mengenai konservasi sebuah kawasan yang dimana banyak terdapat benda cagar budaya yang kaya akan rekaman sejarah akan suatu Negara, seper Thailand. Di Thailand, kami mengunjungi berbagai bangunan cagar budaya seper Grand Palace, Wat Arun, dan Sanctuary of Truth. Grand Palace merupakan komplek istana kerajaan yang berfungsi sebagai tempat kegiaatn-kegiatan kenegaraan seper upacara kenegaraan, upacara agama, kunjungan kenegaraan dan objek wisata. Tujuan konservasi k a wa s a n G ra n d Pa l a c e s e b a ga i landmark Kota Bangkok, sekaligus ikon Thailand yang merupakan tempat nggal keluarga kerajaan selama kurang lebih 300 tahun. Thailand merupakan negara Monarki Absolute. Saat berada di Grand Palace, kami merasakan hal yang berbeda ke ka kami berada di bangunan konservasi di Indonesia, seper candi Borobudur misalnya. Secara umum, tentu saja rasa itu hadir karena kebudayaan yang kita miliki jelas berbeda dengan kebudayaan di Thailand. Namun, terdapat persamaan diantara keduanya, yaitu ke ka kami memasuki kawasan Grand Palace, kami dak diperkenankan memakai pakaian yang terbuka karena banguan tersebut merupakan bangunan sakral akan agama dan budaya.

Grand Palace, Thailand

39 Gate Grand Palace, Thailand

81


40 Grand Palace, Thailand



41 Grand Palace, Thailand


42 Detail Wat Arun, Thailand

Selain Grand Palace, kami mengujungi bangunan-bangunan konservasi lainnya seper Wat Arun dan Sanctuary of Truth. Kedua bangunan ini merupakan bangunan cagar budaya yang menjadi ikon negara sekaligus objek wisata. Namun, keduanya memiliki ciri khas bangunan yang sangat berbeda, yaitu pada material in bangunannya. Wat Arun memiiki ciri warna keramik yang beragam, sedangkan Sanctuary of Truth dengan material kayu di seluruh bagian bangunannya. Tak hanya menerapkan prinsip restorasi sebagai ndakan pemeliharan dengan mengembalikan atau membuat objek cagar budaya sama seper aslinya candi (konservasi). Negara Thailand juga menerapkan prinsip revitalisasi pada objek cagar budaya. Seper contoh, Asia que, sebuah bangunan tua yang direkonstruksi menjadi pusat

43

Wat Arun, Thailand

perbelanjaan dan ruang komunal bagi masyarakat Thailand. Tindakan – ndakan tersebut juga dak lepas oleh keinginan Thailand untuk mempertahakan budaya yang telah tercipta sejak lama. 85


44 Sanctuary of Truth, Thailand


45

Detail Sanctuary of Truth, Thailand


46 Detail Sanctuary of Truth, Thailand


53

89

Ruko Titje, Singapura


KONSERVASI BAGIAN DARI KONSEP SUSTAINABILTY Bentuk awal upaya pelestarian budaya di Singapura adalah pendataan bangunanbangunan keagamaan yang memiliki nilai sejarah sebagai monumen historis oleh Preserva on of Monuments Board yang dibentuk pada tahun 1971. Dalam perkembangannya, objek pelestarian meluas menjadi kawasan, jaringan jalan, dan taman-taman yang memiliki nilai historis dan alami. Upaya-upaya lain juga d i l a k u ka n o l e h s a l a h s a t u U r b a n Redevelopment Authority (URA) Focus Group Commi ee, yang melakukan rekomendasi terhadap Iden ty versus I nte nsive L and U se . M aksud dari rekomendasi ini yaitu apabila suatu kawasan memiliki iden tas yang kental, maka semakin unik dan khas kawasan tersebut, tetapi jika iden tas kawasannya dak menonjol maka kawasan tersebut dak akan menjadi perha an orang banyak. ( M inister for N a onal Development, 2001)

47

48

47 48 49 50

49 52

50

51

Masjid lama, Singapura

Masjid Sultan, Singapura

51 52

Singapura

Maket URA, Singapura

Bugis Street, Singapura

Bangunan Tua, Singapura


54

Nilai-nilai kearifan lokal yang masih dipertahankan pada beberapa bangunan yang masuk dalam kategori kawasan bersejarah di Singapura bisa dilihat dari peran arsitek dalam rangka melestarikan kawasan bersejarah. Arsitek dituntut untuk merubah fungsi bangunan bersejarah tersebut, tetapi dak menutup kemungkinan jika Arsitek tersebut merubah makna dari bangunan bersejarah tersebut. Pada perjalanan kami sempat singgah untuk melaksanakan ibadah di Masjid Sultan yang lokasinya berada di Kampong Glam. Kampong Glam adalah kawasan warisan budaya melayu yang diwariskan dari generasi ke generasi, dimana bangunan-bangunannya masih terjaga seper bentuk aslinya. Untuk mendukung pembangunan b e r ke l a n j u ta n , m a ka b a n g u n a n konservasi ini dialih fungsikan menjadi tempat pariwisata.

54

Masjid Sultan, Singapura

Interior Masjid Sultan, Singapura

Alasan utama banyak bangunan di Singapura yang menerapkan desain yang berkelanjutan adalah lahan dan sumber daya yang terbatas. Melalui keterbatasan tersebut, Singapura harus merancang suatu kota bahkan suatu Negara dengan dampak pembangunan yang sangat minim dan berkontribusi dalam kelangsungan hidup negara itu sendiri. 91


55

Detail Quarkee, Singapura


56

Sedikit berbeda dengan Singapura, di Negara Thailand kami menjumpai bangunan konservasi berupa kuil, kerajaan dan bangunan kuno. The Grand Palace salah satu contohnya, adalah istana raja yang berfungsi sebagai tempat nggal resmi Raja-Raja Thailand dari abad ke-18. Meski kini dak lagi dihuni oleh raja, ap tahun istana ini masih digunakan sebagai tempat menggelar upacara dan ritual kerajaan. Upacara yang digelar di istana ini antara lain; penobatan, pemakaman, pernikahan, dan jamuan kerajaan. (Wikipedia, 2015)

Grand Palace, Thailand


EKSPEDISI ARSITEKTURAL NUSA TENGGARA TIMUR

ARSITEKTUR DALAM TRADISI:

DESA VERNAKULAR WAE REBO

“Karena menurut kami, arsitektur vernakular punya peluang menjadi katalis menuju evolusi arsitektur Indonesia modern yang tetap arif, berjati diri, serta berakar pada tradisi.”

M Agus Riono l Barry Budi Prima l Ladita Putri S l Kumalasari


Wa e Re b o : A r s i t e k t u r D a l a m Tr a d i s i

1 Beberapa Mahasiswa JAFT yang sedang merenungkan KKL 2015

S

LATAR BELAKANG

2

Mahasiswa JAFT yang berangkat ke NTT

uatu hari di bulan November 2014, kami sekelompok besar mahasiswa tingkat tiga Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro berkumpul untuk m e m b a h a s s e b u a h m ata kuliah dengan bobot dua sks yaitu Kuliah Kerja Lapangan atau yang biasa kami sebut sebagai KKL. KKL menjadi topik utama nan hangat dari kumpul guyub angkatan kami saat itu. Sedikit berbeda dengan mata kuliah yang lain, KKL menjadi

sebuah mata kuliah yang istimewa karena di kampus kami mata kuliah ini identik dengan belajar sambil "jalanjalan� atau ekskursi. Ya, kami rindu dengan ekskursi yang dahulu pernah kami rasakan saat masih menjadi mahasiswa bau kencur. Mungkin karena kami mulai menua dan semakin jenuh berada di kampus.


Singkat cerita, setelah berkalikali melakukan kumpul angkatan di Open Theatre kampus tercinta, akhirnya lahir empat destinasi utama mata kuliah KKL, yaitu Jepang, Singapore-Thailand, Nusa Tenggara Timur dan JakartaBandung. Namun seiring berjalannya waktu, bertambah satu lagi destinasi yaitu Eropa, yang sudah lebih dulu menjalankan KKL karena beberapa alasan. Dari ke empat destinasi di atas, kemudian dua diantaranya memilih untuk tetap berjalan di Ibu Pertiwi. kedua destinasi tersebut yaitu JakartaBandung dan Nusa Tenggara Timur. Keempat varian destinasi tersebut akhirnya "membelah d i r i " m e n j a d i ke l o m p o kkelompok kecil yang menyusun substansi perjalanannya masing-masing. Saat itu, yang terpenting bagi kami adalah bagaimana agar kami berhasil berangkat ke destinasi pilihan dan kembali pulang dengan selamat. Salah satu hasil dari proses “membelah diri� adalah kami yang "lain". Kami memutuskan untuk tetap berjalan di Ibu

Pertiwi dan melangkah menuju Timur saat yang lain memilih beranjak ke Utara dan Barat. Kami merupakan sekelompok mahasiswa yang b e r m a k s u d m e n ga d a ka n sebuah ekspedisi arsitektural menuju Nusa Tenggara Timur. Perjalanan tersebut bagi kami bukan hanya sebuah perjalanan studi ekskursi, t e ta p i s e b u a h e k s p e d i s i arsitektural yang membawa misi dan rasa percaya diri atas arsitektur Indonesia. Lebih dari sekedar keinginan untuk berkunjung dan belajar dari Timur Indonesia, ide perjalanan tersebut berawal dari isu Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang dibahas oleh salah seorang alumni saat malam Dies Natalis kampus Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNDIP. Saat itu beliau mengatakan bahwa yang dapat menjadi 'senjata' arsitek maupun calon sarjana a rs i te k I n d o n e s i a d a l a m menghadapi MEA adalah pengetahuan mereka tentang jati diri arsitektur nusantara, yaitu arsitektur vernakular. Oleh karena itu, alangkah lebih baik apabila senjata tersebut disiapkan sejak dini.


3 Kunjungan ke Han Awal and Partners

sarjana arsitek untuk menyiapkan bekal. Ya, kita masih bisa menemui perwujudan mahakarya arsitektur vernakular di pelosokpelosok negeri.

Bisa dibilang nenek moyang kita sudah bersifat eklektik dalam menanggapi persoalan kontekstual daerahnya. Mereka berhasil mendirikan gudang senjata bagi para calon

“Lalu, apakah kita mau mengunjungi gudang senjata itu?� Wildan, Hasan dan Giri, pun mengunjungi Han Awal and Partners (HAP) di Bintaro, Tanggerang. Berbekal kisah kegamangan serta keingintahuan tentang sebuah negeri di atas awan, Wae Rebo, Nusa Tenggara Timur. Kini, dialog kami bukan lagi dengan diri kami sendiri atau dosen. Kami berdialog dengan Sang Pendekar Arsitektur Nusantara

Pertanyaan itu akhirnya menyadarkan sekelompok kecil mahasiswa yang sedang gamang akan tujuan KKL-nya. Singkat cerita, kami pun masing-masing mulai bergerily a pada banyak literatur dan juga berdialog dengan dosen tentunya. Suatu ketika, kami sampai pada cerita Yori Antar dengan Wae Rebo-nya. Kami tergugah, kami ingin tahu lebih banyak. Empat orang dari kami, Eko,

97


Pak Yori, membuka mata kami melalui empat teman kami tadi. Dari kisah yang beliau paparkan mengenai Wae Rebo, kami ditawarkan pada perjalanan yang berbeda dari biasanya. Perjalanan yang akan memberikan banyak pelajaran, bukan hanya dalam bidang arsitektur tapi lebih dari itu. Perjalanan yang akan mencetak pengalaman yang membekas sampai mati. Beliau bukan hanya merekomendasikan Wae Rebo sebagai “sekolah� kami nanti, tapi juga mengenalkan Todo yang juga sedang bergerak bangkit. D a l a m ke y a k i n a n ka m i , b e s a r h a ra p a n ka m i

semoga perjalanan ini akanmampu mengirimkan pesan kepada orang-orang di sekitar kami paling tidak warga ka m p u s , b a h w a K K L b i s a disikapi berbeda, bukan tentang dengan siapa, bukan tentang habis berapa, tetapi tentang bagaimana dan apa dampaknya nanti. Baik untuk pribadi maupun orang banyak. Mulai hari itu, bagi kami, KKL bukan lagi semata-mata checklist pada formulir calon lulusan arsitektur. Dan, ya, jalan-jalan kami harus esensial. Lebih dari itu, jalan-jalan kami harus bermakna dan berdampak positif.

Akhirnya kami putuskan untuk berangkat menuju Nusa Tenggara Timur, menuju Desa Wae Rebo. 4 Foto Sebelum Berangkat ke NTT


Wae Rebo, Dahulu

ASAL-USUL : DESA WAE REBO Asal usul Desa Wae Rebo dimulai dari nenek moyang yang bernama Maro, yang d i y a k i n i b e ra s a l d a r i M i n a n g ka b a u . Berdasarkan riwayat sejarah yang sudah menjadi turun-temurun, sebelum menetap di Wae Rebo, leluhur mereka, Maro, berpindahpindah dari satu tempat ketempat lain sebanyak kurang lebih 10 kali. Semula Maro tinggal di Wriloka, ujung barat Pulau Flores, pindah ke Pa'ang, lalu bergeser ke daerah pegunungan, Todo. Setelah itu mereka berpindah lagi ke Popo. Para warga pengikut Maro tidak berani untuk menyakiti, apalagi memakan daging kula yang biasa kita kenal dengan musang. Bagi masyarakat setempat, daging musang pantang dimakan karena dianggap berjasa menyelamatkan moyang WaeRebo.

5

6

99

Rumah Adat Waerebo

Rumah Adat Waerebo


7 Rumah Adat Waerebo

berbeda. Tanpa mengetahui asal mulanya, keluarga dari sang ibu salah paham dan tidak terima dengan kenyataan, sehingga mereka menyusun strategi untuk melakukan penyerangan kepada sekumpulan warga dari Maro. Namun, di malam sebelum rencana penyerangan, muncul seekor musang di rumah Maro. Musang itu mengeluarkan suara yang menjadi penunjuk jalan ketempat yang aman bagi Maro dan p ara warga lainnya. Ketika mereka sudah berada ditempat aman, terhindar dari rencana penyerangan, musang itu pun menghilang saat sesampainya mereka di Liho.

Cerita bermula dari sepasang suami-istri yang merupakan sekumpulan dari Maro. Sang istri sudah lebih dari sembilan bulan mengandung, akan tetapi, belum juga muncul tanda-tanda akan adanya kelahiran seorang cabang bayi. Sehingga para warga memutuskan untuk membelah perut sang ibu, dengan harap, si bayi dan ibu dapat selamat. Beruntung, seorang bayi laki-laki berhasil terlahir dengan kondisi yang sehat, namun tidak untuk sang ibu, ia telah pergi meninggalkan sang cabang bayi. Alih-alih, sampailah kabar duka tersebut kepada keluarga sang ibu yang berasal dari desa yang

100


Dari Liho, Maro dan warganya melanjutkan perjalanan ke Ndara, Golo Damu, dan Golo Pandu. Di Golo Pandu, lewat mimpinya, Maro bertemu sesosok ruh yang memberi petunjuk bahwa mereka harus pindah ke suatu tempat yang memiliki sumber mata air serta tanah yang subur dan menetap disana. Ada tempat yang letaknya tidak jauh dari Golo Pandu, dan di sana terdapat sungai dan mata air, itulah Wae Rebo. Warga Wae Rebo meyakini bahwa daerah yang mereka tinggali dilindungi oleh tujuh kekuatan alam yang berperan sebagai penjaga desa mereka. Tujuh titik itu adalah Polo, Ponto Nao, Regang, Ulu Wae Rebo, Golo Ponto, Golo Mehe, dan Hembel. Semenjak saat itu, hingga saat ini mereka tinggal disebuah Mbaru Niang, yang mana Mbaru artinya rumah sementara Niang artinya tinggi dan bulat. Mbaru Niang tersebut terdiri dari lima lantai, dengan tinggi 15 m. Di dalamnya terdapat 5 - 8 keluarga. Sampai sekarang, Mbaru Niang dilihat dari aspek fungsi, sosial budaya, dan material masih sama.

7 8 Rumah Adat Waerebo

8 9

Bagian Depan Rumah Adat Waerebo

9 Dalam Mbaru Niang terdapat pembagian lantai sebagai berikut: a. Lantai 1 (Lutur) Fungsi lantai dibagi 3, bagian depan untuk ruang bersama, semacam ruang keluarga. Bagian tengah berfungsi sebagai dapur, sementara kamar-kamar diletakkan dibagian belakang. Pembagian kamar disekat menggunakan papan. b. Lantai 2 (Lobo) Fungsi lantai untuk menyimpan bahan makanan dan barang-barang sehari-hari. c. Lantai 3 (Lentar) Fungsi lantai untuk menyimpan benih-benih 101

9

Bagian Depan Rumah Adat Waerebo

tanaman pangan, seperti benih jagung, padi, dan kacang-kacangan d. Lantai 4 (Lempa Rae) Fungsi lantai untuk stok pangan apabila terjadi kekeringan. e. Lantai 5 (Hekang Kode) Fungsi lantai untuk tempat sesajian persembahan kepada leluhur. Setiap rumah ada dua pintu, di depan, di belakang, serta empat jendela kecil. Setiap Pintu (pintu depan) tiap rumah a d a t d i b a n g u n m e n g h a d a p ke Compang.


10 Rumah Adat Waerebo


INDONESIA MENEMUKAN DESA WAE REBO

11 Sambutan dari Rumah Asuh

Ketika itu, Pak Yori Antar beserta arsitek muda pun datang. Singkat cerita, setelah Pak Yori mengobrol banyak dengan warga Wae Re b o, i a te r ta r i k u nt u k m e m b a nt u membangun kembali ke-3 Niang yang sudah hilang. Warga mengaku bahwa sulitnya pengadaan material untuk membangun ke3 Niang akan memakan waktu yang lama serta dapat menyebabkan warga kelaparan karena tidak bisa bekerja dikebun untuk menanam jagung, padi, dsb. Pak Yori sempat pulang ke Jakarta untuk memperlihatkan foto-foto Wae Rebo, lalu ia mencari donatur agar dapat membantu membiayai pembangunan kembali Mbaru Niang. Tidak sia-sia usaha Yori Antar, pada tahun 2009 terbangunlah Niang Gena Ndorom, Gena Jekong tahun 2010, serta Gena Mandok, Jintam, dan Maro di tahun 2011, sementara tahun 2013 dilakukan renovasi kembali untuk Niang Utama dan juga Gena Pirung. Sehingga lengkap sudah, ke-7 Mbaru Niang.

Pada tahun 2008, tepatnya tanggal 18 agustus pukul 3 sore, pertama kali, terdapat kelompok domestik yang menginjakkan kaki di Wae Rebo, yaitu sekelompok arsitek muda dan Yori Antar. Saat itu bersisa empat buah Mbaru Niang, yang seharusnya tujuh buah. dua Niang masih utuh yaitu Niang Gendang (Utama) dan Gena Pirung, karena baru dibangun tahun 1999. Sementara dua Niang lainnya, Gena Ndorom dan Gena Jekong kondisinya sudah agak miring, atap bolong, tiang keropos bahkan terancam roboh. Mulanya, Wae Rebo lebih dulu dikenal diranah Internasional karena rumah Niangnya oleh seorang antropolog jepang pada tahun 1985. Semenjak itu banyak turisturis asing yang datang. Hingga tahun 2008, Wae Rebo dikunjungi oleh 13 mahasiswa Taiwan dari jurusan antropolog dibawa oleh dosen asal Jepang yang mengajar di Taiwan dan juga antropolog dari Amerika, Ibu Jenen. Mereka mendanai warga Wae Rebo untuk pengadaan material, untuk merenovasi atap Mbaru Niang Utama. 103


12 Nama Rumah Adat Waerebo

13 Persiapan Upacara 17 Agustus

Sejak saat itu, masyarakat Wae Rebo, mengetahui bagaimana langkah-langkah membuat rumah baru, bagaimana cara pemilihan kayu yang baik untuk sebuah rumah, dan perlunya melakukan ritual-ritual untuk membangun sebuah Niang, yang mana dapat menghidupkan kembali nilainilai budaya masyarakat Wae Rebo. Lalu muncul sebuah

slogan yang sering di pekikkan oleh warga Wae Rebo dengan Grup Yori Antar yaitu “Mohe Wae Rebo� yang berarti Hidup Wae Rebo.


Berhubung malam semakin larut, kentongan pun dibunyikan oleh penjaga gubuk sebagai tanda bahwa akan ada tamu yang datang sehingga para penduduk desa dapat b e rs i a p m e l a ku ka n upacara adat, sebagai bentuk penyambutan terhadap tamu. Ya, pada akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan tanpa kehadiran Pak Budi di dalam rombongan besar. Kami, sekelompok rombongan besar, tiba pada malam hari sekitar p u k u l 1 9 . 3 0 W I TA .

Wa k t u ke d a t a n g a n kami tidak lumrah, karena umumnya pengunjung tiba di Desa Wae Rebo ketika hari masih terjamah cahaya matahari. Saat itu, peluh kami terbayar. Tujuh sosok Mbaru Niang ditemani ribuan taburan bintang, yang tadinya hanya bisa kami lihat melalui internet, sekarang ada di depan mata kami. Selain itu, setibanya disana, sekelompok mahasiswa arsitek ini pun ternyata sudah ditunggu oleh rombongan Pak Yori.

“Kami datang, Disambut di Mbaru Gendang, Dengan sajian wedang�

14

15

16 14 Belajar sambil berkeliling Waerebo 15 Sharing Bersama Kelapa Suku 16 Dosen Pembimbing KKL NTT 2015

17

Sharing Bersama Warga Waerebo


Waerebo

Kini

19

TIBA DI DESA WAE REBO

18 Waerebo pada waktu senja 19 Suasana Malam di Tanah Waerebo 20 Keseharian Masyarakat menjemur Kopi

Kabut dan gerimis mengantar kami beranjak menjauhi senja menuju malam sunyi nan dingin, tibalah kami di pos terakhir, sebuah gubuk panggung sederhana bernama Rumah Kasih Ibu. Kami bersyukur masih sempat berselonjor kaki dan merebahkan badan, sembari bertukar pasta coklat yang jumlahnya semakin menipis karena lebih sering membaginya kepada bocah kecil selama perjalanan dari Ruteng menuju Denge. Energi kami

20

pun terisi kembali, sebelum menapaki langkah terakhir menuju Desa Wae Rebo. Disana, kami masih menunggu “kepala suku� rombongan kami, Pak Budi yang berjalan di barisan belakang. Pak Budi merupakan dosen pembimbing kami selama KKL, beliau bersama Pak Agung Dwi berperan sebagai tetua rombongan sekelompok mahasiswa yang datang dari tengah Jawa ini.

21


21 Sketsa OTS mahasiswa JAFT UNDIP

WAE REBO SEBAGAI DESA EKO-WISATA Agustus 2012, semakin banyak lembaga yang ingin turut serta membantu perkembangan Wae Rebo sebagai desa wisata. Dalam proses restorasi desa, masyarakat Wae Rebo melibatkan beberapa organisasi besar seperti Tirto Foundation, Yayasan Rumah Asuh, INDECON (Indonesian Ecotourism Network), serta Uni Eropa. Awalnya kami, bahkan mungkin orang-orang awam lainnya yang belum pernah datang berkunjung ke Wae Rebo, khawatir akan minimnya pencahayaan serta sarana MCK yang layak pakai. Namun, kekhawatiran kami pun sirna, setelah kami menginjakkan kaki disana. Wae Rebo telah bermetamorfosis menjadi sebuah desa wisata yang berkembang untuk melayani dan mengakomodasi para wisatawan lokal maupun asing.

17 Agustus 2015 pukul 06.30 WITA kala itu, nampak tepat dihadapan kami sebuah pemandangan, yang mungkin tidak akan pernah terlupakan dari memori kami. Sebuah desa nanindah di lembah yang sunyi, diselimuti oleh embun dan matahari yang seolah mengintip dari celah-celah perbukitan. Desa Wae Rebo, lengkap dengan ketujuh Mbaru Niang, kokoh berdiri dengan gagahnya yang beberapa tahun silam, sempat terancam punah dengan hanya menyisakan empat Mbaru Niang. Kini Wae Rebo telah kembali bangkit seperti dulu, ketika Maro, sang leluhur tinggal dan mewariskan ke-tujuh buah rumah adat kepada desa ini. Dengan dianugerahinya Wae Rebo sebagai peraih Award of Excellence pada UNESCO Asia-Pacific Awards for Cultural Heritage Conservation pada 27 107


22 Kegiatan Belajar dengan para Sesepuh Desa

23 Sharing Bersama Sesepuh Desa 24 Wisatawan Asing di Waerebo


Saat ini telah tersedia sumber listrik dari genset dan panel surya untuk membantu penerangan di malam hari dan juga MCK yang layak pakai. Penduduk lokal pun mampu berkomunikasi dengan bahasa inggris agar dapat memandu para wisatawan asing yang berkunjung. Wa e Re b o m e ny u g u h ka n sebuah wisata yang terbilang lengkap, mulai dari wisata edukatif mengenai kebudayaan manggarai serta arsitektur nusantara lewat rumah adat Mbaru Niang. Disini kami merasakan

pemandangan yang begitu berbeda, sebuah desa yang dikelilingi oleh bukitbukit yang sunyi dan masih sangat asri, mempelajari kehidupan masyarakat, yang bisa dibilang masih sangat jauh dari kata modernisasi. Mereka masih menggantungkan kehidupan dari kekayaan alam, hubungan interaksi antara manusia dengan alam yang masih terjalin sangat intim.

“UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Cultural Heritage Conservation 2012 memberi penghargaan kepada Desa Wae Rebo berupa Award of Excellence sebagai pengakuan atas upaya masyarakat dalam mengembalikan dan melestarikan keunikan struktur bangunan rumah Mbaru Niang.�

25 Foto Bersama dengan Warga Waerebo


26 Kehidupan Warga yang Memanfaatkan kekayaan Alam


KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA WAE REBO

27 Para Tetua Waerebo 28 Kepala Suku Waerebo

Dengan kondisi Geografis yang ada, membuat kehidupan m a s y a r a k a t Wa e R e b o memiliki perbedaan dengan masyarakat desa pada umumnya. Kondisi ladang di dataran tinggi membuat masyarakat wae rebo mengandalkan mata pencaharian dengan cara berkebun. Komoditas yang utama adalah kopi dan beberapa jenis tanaman lain, seperti labu dan ubi untuk mereka konsumsi seharihari. Namun dengan berkembangnya Wae Rebo sebagai desa eko wisata, membuat masyarakat Wae Rebo memiliki mata pencaharian lain, yaitu mengelola desa wisata, yakni menjadi pemandu wisata dan porter (pembawa barang). Masyarakat yang tinggal di desa adat Wae Rebo adalah mereka yang telah dewasa dan telah 111

m e n y e l e s a i k a n pendidikannya. Sedangkan bagi anak-anak usia sekolah, harus tinggal di Kombo karena dekat dengan sekolah. Kombo merupakan desa kedua masyarakat Wae Rebo, dengan kata lain setiap m a s y a r a k a t Wa e R e b o memiliki dua rumah yaitu di desa Wae Rebo dan juga Kombo. Namun biasanya anak-anak yang mengenyam pendidikan di Kombo, selalu menyempatkan diri untuk kembali ke Desa Wae Rebo, menghabiskan hari libur mereka, di saat akhir pekan. Masyarakat Wae Rebo pun s e b a g i a n b e s a r, s e t i a p harinya pergi ke Desa Kombo untuk menggarap sawah, menemui sanak saudara, atau bahkan pergi ke pasar untuk membeli persediaan pangan mereka, serta menjual kopi yang menjadi ciri dari Desa Wae Rebo.


Sebagian besar masyarakat Wae Rebo merupakan penganut agama katolik. Tetapi pada dasarnya, masyarakat Wae Rebo adalah penganut animisme yang m a s i h s a n gat ku at d e n ga n upacara adat serta sesembahan se bagai pe nghorm atannya. Mereka percaya bahwa terdapat 3 kekuatan besar disekitarnya yaitu Tuhan, Alam, dan leluhur. Menurut mereka, ketiga hal ini memiliki posisi yang sejajar dan tidak ada yang lebih mereka yakini ataupun yang kurang mereka yakini. Masyarakat Desa Wae Rebo dipimpin oleh seorang ketua adat, yang saat ini di amanahi kepada Pak Alex. Ketua adat bertempat

tinggal di Niang Gendang, yaitu Niang terbesar dan terletak ditengah-tengah. Pemilihan ketua adat, ditentukan berdasar pada garis keturunan murni dari Maro yang dituakan dan dipercaya oleh masyarakatnya memilki “kekuatan� tersendiri. Selain itu untuk menjadi seorang ketua adat di Wae Rebo, mereka haruslah seorang laki-laki yang merupakan anak sulung, dan telah memiliki cucu. Kewajiban seorang ketua adat yaitu menjadi pemimpin dalam bermasyarakat dan juga dalam upacara-upacara adat.

29 Para Tetua Waerebo Waktu Sharing


29 Denah Skematik Rumah Adat Mbaru Niang

maksud tertentu. Pada saat kita berdiri atau duduk di dalam, di depan tiang bongkok yang ada pada setiap rumah Niang, kita akan tetap dapat melihat compang secara langsung tanpa terhalang tiang atau apapun. Ini menunjukkan adanya penghormatan masyarakat terhadap leluhur mereka. Saat masyarakat akan keluar rumah atau sekedar melihat keluar, mereka akan selalu melihat compang dan teringat akan leluhur mereka.

Pada Desa pun demikian, pola susunan rumah berbentuk melingkar dengan compang sebagai pusatnya. Compang merupakan tempat masyarakat dalam melakukan upacara adat serta sesembahan terhadap Tuhan dan Leluhur. S e te l a h m e l i h at p e ra n bongkok sebagai pusat rumah (mikro) dan compang sebagai pusat rumah (makro), tampak jelas suatu kearifan lokal yang ditunjukkan oleh masyarakat Wae Rebo. Kedua hal diatas pun dilakukan bukan tanpa

113


30 Rumah Adat Mbaru Niang


31 Kegiatan Masyarakat, menjemur Kopi

115


MASYARAKAT-RUMAH-DESA-LADANG masyarakat duduk melingkar untuk bermusyawarah memecahkan solusi, bahkan pada aktivitas lain di dalam rumah Niang, juga dilakukan dengan pola duduk melingkar. Bentuk denah rumah Mbaru Niang di desain mengikuti pola lingkaran, serta susunan rumah pada desa dan bentuk ladang seperti sarang lebah yang juga merupakan pola lingkaran. Rumah adat Mbaru Niang , dengan denah lingkaran memiliki 9 tiang yang berpusat pada 1 tiang utama bernama bongkok dengan pembagian zona yaitu lutur, molang dan kamar.

Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri Arsitektur Vernakular yang relatif spesifik, yang tidak jarang berasal dari tradisi. Namun, di sisi lain tetap berinteraksi dengan konteks wilayahnya. Begitu juga pada Desa Wae Rebo, terjadi suatu hubungan yang tak terpisahkan antara masyarakat, rumah, desa dan ladang. Tergambar jelas pada ciri pola lingkaran berpusat. Pola ini tercermin pada kehidupan seharihari masyarakat Wae Rebo. Pada saat terjadi perbedaan pendapat atau pun permasalahan,

32 Zonasi Rumah Mbaru Niang

116


Jika kita amati Lebih dalam lagi tentang rumah Adat Mbaru Niang, material dominan yang digunakan Mbaru Niang adalah kayu dan bambu. Kayu dan bambu yang tidak dirawat dengan baik akan mudah lapuk dan dapat dipastikan umur bangunan tidak bertahan lama. Untuk mengatasi pelapukan, Mbaru Niang memiliki sistem perawatannya sendiri. Mbaru Niang memanfaatkan pengasapan kayu pada dapur untuk memperpanjang umur bangunan. Letak dapur (tungku) yang berada ditengah bangunan, menyebabkan menyebarnya asap d a r i t u n g k u ke k a y u p a d a bangunan. Selama rumah itu dihuni, maka kegiatan memasak akan terus dilakukan sehingga setiap hari pula perawatan pada kayu rumah berlangsung. Seiring dengan kehidupan penghuninya, Mbaru Niang pun akan terus hidup. Pengasapan hanya mampu menjangkau kayu yang terletak dibagian atas. Sementara untuk pondasi, ada cara tersendiri untuk mencegah pelapukan. Kayu pada pondasi, yang dekat dengan permukaan tanah, memiliki resiko lapuk yang lebih besar. Maka pada kayu yang terletak di dekat permukaan tanah dibungkus dengan plastik. Lalu lapisan plastik tersebut dililit dengan ijuk ya n g m e n j a d i p e m b u n g ku s terluar. Hal tersebut mampu menjaga kayu pondasi tetap kuat.

33

34

35

33 Rumah adat Mbaru Niang yang didominasi Kayu 34 Kayu Pondasi yang dibungkus Plastik 35 Struktur Panggung Rumah Mbaru Niang 36 Struktur Penyangga Atap Rumah Mbaru Niang

36


Beberapa hal diatas, menjadi bukti nyata kekayaan d a n ke a r i f a n l o k a l d a r i masyarakat Wae Rebo dengan skematik yang indah, menjadikan alam sebagai pendamping hidup dan berusaha untuk hidup berdampingan dengannya, serta penghormatan yang dilakukan kepada Tuhan dan Leluhur yang meresap pada tiap sudut kehidupan seharihari masyarakat. Sebenarnya masih sangat banyak sudut kecil, yang dalam kesempatan ini tidak dapat kami jelaskan secara menyeluruh satu per satu. Seperti setiap detail dari Mbaru Niang yang memiliki sebutan yang beragam dan filosofi tersendiri untuk tiap bagian-bagianya. Hal ini kembali menjadi bukti nyata harta karun tersembunyi mengenai “Arsitektur dalam Tradisi� di negeri ini, yang seakan tanpa batas dan masih menunggu untuk digali.

37 Tangga yang Terbuat dari Bambu 38 Rumah Adat Mbaru Niang


Waerebo, Akan Datang

39 Detil Struktur Ikat Pada Rumah Mbaru Niang

& ADAPTASI

TRADISI

“Karena pada hakikatnya, tradisi bukan hanya tentang melanjutkan warisan, namun tetap beradaptasi dengan ruang dan waktu yang tidak berhenti bergerak�

Pada akhirnya ekspedisi arsitektural ini mengantarkan kami kepada pemahaman tajuk Arsitektur dalam Tradisi. Meskipun sedikit naif, kami berusaha memaparkan interpretasi kami, hasil dari pengalaman tiga malam, menempati ruang tinggal yang sama dengan para pelaku tradisi setempat. B a g i k a m i , penduduk Wae Rebo bersikap sangat arif dalam memaknai hidup mereka. Mengambil secukupnya dari alam dan tidak lupa “mengucapkan� terima ka s i h ke pa da a l a m . Ke p e rcaya a n m e re ka terhadap tradisi yang diwariskan oleh leluhur, mengajarkan kami bahwa manusia tidak akan p e r n a h b e n a r- b e n a r berada di dalam 119

kekurangan apabila kita tidak menuntut lebih serta terus bersyukur dengan apa yang ada. K a m i r a s a , masyarakat Wae Rebo sadar apabila masa depan mereka bergantung pada diri mereka sendiri. Keberadaan mereka sekarang adalah buah dari perjuangan mereka yang tetap bertahan pada tradisi, meskipun saat ini, ruang waktu di sekitar m e r e k a s u d a h berinteraksi dengan m o d e r n i t a s . M e r e ka beradaptasi tapi tetap siap mengantisipasi, serta tidak menutup mata akan kemungkinan terjadinya enkulturasi. Mereka telah m e n ga n t a r ka n ka m i , menuju sebuah pemahaman yang mendasar mengenai tradisi.


Di Wae Rebo, Arsitektur, bagi kami, menjadi efek samping dari tradisi yang mereka pegang erat. Sebagai pengingat kembali, bidang lantai pada Mbaru Niang yang berbentuk lingkaran merupakan ekspresi arsitektural yang mereka pilih akibat kebiasaan duduk melingkar dan bermusyawarah dalam menyelesaikan berbagai persoalan adat. Setiap detail konstruksi pun seolah berbisik pada kami. Syarat dengan adaptasi. Rumah Niang didominasi oleh struktur ikat dan goyang yang menurut kami, lagi-lagi kontekstual terhadap kondisi alam sekitar yang tidak jarang dilanda bencana alam, seperti gempa. Sehingga jelas dalam hal ini, Wae Rebo berhasil menyajikan home schooling bagi kami, mahasiswa arsitektur Undip. Nilai-nilai tradisi yang kuat, nyatanya lebih dari mampu mempengaruhi sebuah hajat hidup manusia, sampai ke wadahnya.

40 Detil Struktur Atap Mbaru Niang

41 Detil Struktur Rumah Panggung (Mbaru Niang)

42 Detil Struktur Atap Rumah Mbaru Niang


ANGAN, PESAN & DOA

43 Acara Perpisahan di Rumah Mbaru Niang

Berangkat jauh dari Jawa, menyebrang sampai Bali, kemudian terbang melintasi Nusa Tenggara Barat untuk s a m p a i ke g u g u s a n pulau lainnya yang lebih dekat dengan tempat matahari terbit, Nusa Tenggara Timur. Setelah satu ming gu penuh makna, kami pun pulang ke Semarang. Kami pulang bukan hanya dengan pengetahuan dan pengalaman, tapi juga dengan angan. Angan kami tentang Wae Rebo, angan kami tentang arsitektur vernakular. Kami sadar, bahwa saat ini kami tidak ingin kehilangan wujud peradaban. Kami tidak

ingin kehilangan wujud sejarah. Kami ingin arsitektur memberikan ke s e m p a t a n l e b i h , untuk hidup dan berkembangnya tradisi, atau bahkan dibentuk olehnya. Mbaru Niang di Wae Rebo adalah bukti sahih bahwa arsitektur vernakular tidak hanya eksis. Ia berinteraksi dengan budaya, sehingga manusia sebagai pelakunya d a p a t t e t a p melanjutkan hajat hidup tanpa takut mengalami enkulturasi.


45 Kebersamaan dengan para Wisatawan di Waerebo

44 Kebersamaan dengan Anak anak di Waerebo

Keadaan dimana, setiap mahasiswa arsitektur di Indonesia peka terhadap jati diri mereka adalah ketika mereka mulai membuka mata, bahwa arsitektur tidak hanya ada di kota. Di samping itu, kesadaran akan pelestarian arsitektur vernakular menjadi penting, melihat kondisi pendidikan arsitektur di Indonesia yang umumnya berkiblat kepada modernitas ala Eropa. Hal ini bukan hanya angan kami, namun juga pesan untuk teman-teman kami, mahasiswa arsitektur, di seluruh Indonesia.

46 Rumah Mbaru Niang yang Dipasang Bendera

47 Kebersamaan Mahasiswa JAFT dengan Anak Waerebo

48 Kegiatan Menumbuk Kopi


“Lestari atau tidaknya arsitektur vernakular kita, bukan hanya menjadi tanggung jawab pendidik, tapi bagaimana kepekaan mahasiswa sebagai yang terdidik untuk terus mencari tahu, merekam, serta menceritakan.�

Mohe Wae Rebo! Mohe!

49 Rumah Mbaru Niang



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.