4 minute read
Nabung di Celengan, Dibelikan Sapi lalu Diniatkan ke Tanah Suci
Anggota Bawaslu RI Puadi bersama komisioner Bawaslu Jatim.
Bawaslu Jatim
Advertisement
Diminta Profesional Awasi Pencalegan
Surabaya, Memorandum
Pengawas pemilu se-Jatim dituntut profesional dalam menangani setiap dugaan pelanggaran dalam pencalegan. Hal ini disampaikan anggota Bawaslu Republik Indonesia, Puadi di Kantor Bawaslu Jatim. Karena itu, pengawas pemilu harus berpegang pada aturan.
Pada pertemuan itu, tampak Komisioner Bawaslu Jawa Timur, Muh Ikhwanudin Alfianto, Purnomo Satrio Pringgodigdo, Abdul Quddus Salam, Nur Elya Anggraini dan Sapni Syahril.
Bersambung ke halaman 10
Surabaya, Memorandum Sedikit demi sedikit, lama-lama bisa buat ongkos ibadah haji. Ini menjadi gambaran penjual tahu asal Lumajang, Kasan Solin (48). Bersama istri, ia akhirnya dapat mewujudkan impiannya.
Menunaikan Rukun Islam kelima, pergi haji ke Tanah Suci. Kasan harus melalui serangkaian perjuangan yang tak mudah.
Warga Dusun Karangsukup, Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir, Lumajang tidak pergi haji sendirian. Dia didampingi istrinya, Susiana. Bagi Kasan, bisa berhaji ke Baitullah sudah menjadi cita-cita yang diidam-idamkan sejak ia masih remaja.
“Sejak saya masih bujang (belum menikah), saya sudah kepingin sekali bisa berangkat haji. Sedikit demi sedikit, waktu itu sekitar tahun 1983 saya mulai menyisihkan setiap pendapatan yang saya terima,” tuturnya sambil mengenang awal mula perjuangannya untuk berhaji.
Dia menuturkan, pertama kali me- nabung untuk haji dengan menyisihkan uangnya di celengan yang ia simpan dalam lemari bajunya. “ 50 rupiah, 100 rupiah saya berusaha sisihkan dengan diniati dalam hati ingin pergi berhaji,” terang dia.
Waktu itu, Kasan masih menjadi
Termasuk Keluarga yang Ditinggalkan di Tanah Air buruh tahu yang membantu usaha produksi tahu pamannya. Setelah dirasa mampu berusaha sendiri, Kasan mulai merintis usaha produksi tahunya sendiri. Tak hanya produksi sendiri, dia juga yang menjajakan tahunya dari kampung ke kampung sambal naik motor ini.
Setelah uang dalam celengan dirasa penuh, Kasan pun memecahnya dan ia pergunakan untuk membeli seekor sapi.
“Dari seekor sapi itu, saya rawat baik-baik sehingga berkembang menjadi 4 ekor sapi. Pada tahun 2011, saya jual semua sapi yang saya punya untuk daftar naik haji dan dijadwalkan berangkat tahun 2021,” jelasnya. Kini, setiap hari dia memproduksi tahu dari sekitar 30 kg kedelai. Selama Kasan berhaji, usaha tahunya tetap berjalan dengan dibantu anak-anaknya. Ia mengaku tidak memiliki karyawan lain selain istri dan anak-anaknya yang telah ia ajari produksi tahu.
Kasan dan istri sangat berbahagia, setelah sempat tertunda karena pandemi Covid-19, tahun ini mereka bisa menyempurnakan Rukun Islam ke-5. “Doa yang dipanjatkan nanti semoga hidup makmur dan sehat serta anak-anak kami juga bisa naik haji semua,” pungkasnya. (day/ono)
Gerindra Perjuangkan Nasib Pahlawan Devisa
Surabaya, Memorandum
Fraksi Gerindra DPRD Jatim konsisten memperjuangkan nasib Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ada di luar negeri. Bukan hanya bagi PMI saja, melainkan keluarga yang ada di Indonesia juga diperhatikan.
Perjuangan fraksi partai besutan Prabowo Subianto kepada para PMI agar sejahtera ini bukan hanya desakan kepada pemerintah semata.
Melainkan menemui langsung para PMI yang ada di Malaysia.
Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim, Muhammad Fawait ini sengaja hadir dan mendengarkan langsung keluh kesah para PMI yang ada di Selangor, Malaysia. “Dalam P-APBD 2023 dan APBD 2024, kami akan memperjuangkan agar ada perhatian khusus yang diberikan bagi calon PMI dan bagi
PMI di sana termasuk keluarga yang ada di kampung halamannya untuk mendapatkan perhatian Pemprov Jatim,” katanya.
Selama di Malaysia, Gus Fawait berusaha menggali masalah atas keluhan yang dirasakan Pahlawan Devisa. “Mereka (PMI) ini banyak berasal dari pedesaan. Itu selaras data dari BPS bahwa mayoritas orang miskin di Jatim itu rata-rata ada di desa. Maka, tidak heran kalau PMI itu juga mayoritas dari pedesaan,” jelasnya. Oleh karenya, kata dia, campur tangan Pemprov Jatim sangat diperlukan guna mengentas kemiskinan.
“Sebagai Pahlawan Devisa kita, tentu nasib dari PMI ini, baik sebelum berangkat hingga sudah berangkat dan kembali tentu harus mendapatkan perhatian dari pemerintah khususnya, Pemprov Jatim,” pinta Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) ini. Kemiskinan di Jatim, kata Gus Fawait, tentu tidak hanya bisa dipecahkan oleh Pemprov Jatim meski PMI ini sebagai penyumbang devisa ke negara. Melainkan juga adanya keterlibatan dari berbagai sektor terkait termasuk pemerintah yang ada di desa hingga pesantren.
“Maka, saya sebagai ketua Fraksi Gerindra tentu yang pertama saya berterimakasih kepada kawan-kawan PMI karena mereka pahlawan negara. Kemudian, saya sebagai bagian Pemprov Jatim akan mendesak lewat
Fraksi Gerindra sesuai arahan Ketum kami bahwa kami harus hadir di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan solusi ketika masyarakat menghadapi masalah,” bebernya.
“Kami akan mendesak bagaimana Pemprov Jatim bisa memberikan perhatian lebih lewat Dinas Tenaga Kerja salah satunya melalui pelatihan hingga masuk ke desa. Sehingga ketika ada orang pedesaan ingin menjadi PMI perlu dilatih dahulu dengan keterampilan agar mereka tidak hanya menjadi pekerja kasar di luar negeri,” tambahnya.
Gus Fawiat menegaskan bahwa, permasalahan ini menjadi PR terbesarnya sebagai bagian dari Pemprov Jatim. “Satu sisi kita prihatin melihat PMI kita bekerja di sektor kasar. Tapi, di satu sisi kita tidak bisa menghalangi karena memang kita belum bisa menangani kemiskinan, khususnya di pedesaan,” terangnya.
Pihaknya pun berharap, kalaupun para PMI ini tidak terlalu lama di bekerja di luar negeri guna mengentas kemiskinan di keluarganya. Maka, sebelum berangkat ke luar negeri harus tersentuh dengan pelatihan dan kete- rampilan tertentu dari Pemprov Jatim.
“Kami yakin mereka bukan hanya bisa di sektor kasar tapi juga bisa sambil lalu berjualan dan masuk ke sektor UMKM. Seperti menjadi koki di sana. Kenapa kami mendesak adanya pelatihan, karena kami yakin kalau mereka dibekali keterampilan yang baik maka mereka akan mendapatkan penghasilan yang jauh lebih besar dibanding menjadi pekerja kasar,” ujarnya.
Selanjutnya, perlu adanya pendataan di saat para PMI ini pulang ke kampung halamannya. Sebab, disaat itulah Pemprov Jatim bisa memberikan pelatihan dan keterampilan.
“Kita tahu hubungan Gubernur sangat dekat dengan dunia pesantren. Jadi, mungkin juga pesantren ini juga dilibatkan. Pesantren ini bisa digandengkan dengan dinas terkait. Pesantren juga menjadi garda terdepan membantu pemprov Jatim untuk memberikan pelatihan bagi calon PMI,” tuturnya.
Pahlawan Devisi yang mereka curhatkan kepada Gus Fawait adalah kondisi keluarga dirumah. Pasalnya, PMI yang belum bisa mendapatkan penghasilan akan menjadi beban keluarga yang ditinggalkan.
Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim, Muhammad Fawait bersama pekerja migran Indonesia.
“Sudah seharusnya kita bisa membantu keluarga mereka, anak mereka terutama terkait masalah pendidikan. Jangan sampai keluarga dari PMI ini karena masih menunggu kiriman yang belum ada, nasib keluarganya menambah beban lagi,” katanya. “Disinilah peran pesantren bisa membantu anak-anak PMI ini dengan support yang lebih dari Pemprov Jatim,” imbuhnya. (day/ono)
KAMIS PAHING,15 JUNI 2023